Anda di halaman 1dari 10

pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Page 1440 of 10

EVALUASI PROGRAM PROMOSI KESEHATAN MENGENAI RUMAH TANGGA


BER-PHBS DENGAN INDIKATOR TIDAK MEROKOK DALAM RUMAH TANGGA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP KEDATON PADA BULAN
JANUARI-SEPTEMBER TAHUN 2022

Akhmad Kheru Dharmawan1, Neno Fitriani Hasbie2*, Aswan Jhonet3

Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati


1,3
2
Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

*)Email Korespondensi: akmadkheru@gmail.com


__________________________________________________________________

Abstract: Evaluation of Health Promotion Program Regarding Households


With PHBS with No Smoking Indicators in Households in The Working Area
of Kedaton Inpatient Puskesmas in January-September 2022. Understanding
the process of evaluating health promotion programs on Clean and Healthy Living
Behavior (PHBS) activities in household settings with indicators of family members
who smoke is considered very important so as to improve the quality and range of
services to the community and achieve optimal health status. Evaluation of the Health
Promotion Program on Household Activities with PHBS (Clean and Healthy Living
Behavior) with Indicators that no family member smokes in the Kedaton Inpatient
Health Center Working Area in 2022 shows the achievement of the percentage
evaluation of household programs with PHBS with indicators that no family member
smokes only 43% calculated from January to September 2022 from the specified
target of 80%.detected the main cause and there are 4 alternative problem solving.
Keywords : Evaluation, PHBS, Health Promotion Program

Abstrak: Evaluasi Program Promosi Kesehatan Mengenai Rumah Tangga


Ber-Phbs Dengan Indikator Tidak Merokok Dalam Rumah Tangga Di Wilayah
Kerja Puskesmas Rawat Inap Kedaton Pada Bulan Januari-September Tahun
2022. Memahami proses evaluasi program promosi kesehatan pada kegiatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam tatanan rumah tangga dengan
indikator anggota keluarga yang merokok dipandang sangat penting sehingga dapat
meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan pada masyarakat serta tercapainya
derajat kesehatan yang optimal. Evaluasi Program Promosi Kesehatan pada Kegiatan
rumah tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dengan Indikator anggota
keluarga tidak ada yang merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kedaton
tahun 2022 menunjukan Pencapaian persentase evaluasi program rumah tangga ber-
PHBS dengan indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok hanya sebesar
43% dihitung dari bulan Januari hingga September 2022 dari target yang ditentukan
yaitu 80%.terdeteksi penyebab utama dan terdapat 4 alternatif pemecahan masalah.
Kata Kunci : Evaluasi, PHBS, Program Promosi Kesehatan

PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi masing-masing orang. Untuk
manusia dan salah satu unsur meningkatkan perilaku hidup seseorang
kesejahteraan bagi masyarakat dibutuhkan peran promosi kesehatan
Indonesia. Setiap masalah kesehatan (Susilowati, 2016).
yang muncul disebabkan oleh tiga faktor, Promosi kesehatan memiliki
yaitu bibit penyakit, lingkungan, dan sasaran penerapan yang dapat dilihat
perilaku hidup manusia yang tidak peduli dari tatanan promosi kesehatan yaitu di
dengan bibit penyakit dan rumah/tempat tinggal (where we live), di
lingkungannya. Kondisi sehat dan sakit sekolah (where we learn), di tempat
seseorang ditentukan oleh perilaku hidup kerja (where we work), di tempat-

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Januari 2023 1440
tempatumum (where we play and do Penerapan program PHBS dalam
everything) dan di sarana kesehatan rumah tangga dikatakan berhasil bila
(where we get health services). seluruh indikator telah mencapai target.
Pembangunan kesehatan merupakan Merokok merupakan salah satu faktor
upaya yang dilaksanakan oleh semua risiko bersama yang menyebabkan
komponen bangsa Indonesia yang terjadinya Penyakit Tidak Menular (PTM),
bertujuan meningkatkan kesadaran, sehingga dengan menurunkan prevalensi
kemauan, dan kemampuan hidup sehat merokok diharapkan pula 3 dapat
bagi setiap orang agar terwujud derajat menurunkan prevalensi PTM. Prevalensi
kesehatan masyarakat yang merokok di Indonesia usia sepuluh tahun
setinggitingginya. Masyarakat keatas mengalami kenaikan dari tahun
diharapkan mampu berperan sebagai 2013 ke 2021. Prevalensi merokok di
pelaku pembangunan kesehatan dalam Indonesia tahun 2013 sebesar 7,2%,
menjaga, memelihara dan meningkatkan sedangkan tahun 2021 sebesar 33,8%,
derajatkesehatannya sendiri serta dengan provinsi Lampung sebagai
berperan aktif dalam mewujudkan Provinsi dengan prevalensi merokok
kesehatan masyarakat. Harapan paling tinggi yaitu sebesar 34,08% pada
tersebut dapat terwujud apabila tahun 2021 (Kementerian Kesehatan RI,
masyarakatdiberdayakan sepenuhnya 2021).
dengan sumber daya dimilikinya untuk Asap rokok dari keluarga yang
dapat menerapkan PHBS dalam merokok di rumah dapat menyebabkan
kehidupannya sehari-hari, baik di rumah, pencemaran udara dalam rumah yang
di sekolah, dan di tempat kerja dapat merusak mekanisme paru-paru.
(Kemenkes, 2016). Pajanan yang terus menerus dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berlangsung lama dengan asap rokok
adalah sekumpulan perilaku yang dapat menyebabkan gangguan dan
dipraktikkan atas dasar kesadaran perubahan mukosa jalan napas salah
sebagai hasil pembelajaran yang satunya Penyakit Paru Obstruktif Kronis
menjadikan seseorang, keluarga, yang merupakan salah satu penyebab
kelompok, atau masyarakat mandiri utama kesakitan dan kematian di seluruh
dalam mewujudkan kesehatan. dunia dan diperkirakan pada tahun 2030
Penerapan PHBS dapat dilakukan di PPOK akan menjadi penyebab ke-3
lingkungan rumah tangga, tempat kerja, kematian diseluruh dunia setelah
institusi pendidikan, tempat umum, dan penyakit jantung dan stroke dan 45%
fasilitas pelayanan kesehatan. Program perokok berisiko untuk terkena PPOK
PHBS termasuk kedalam program (WHO, 2015).
promosi kesehatan yang ada di Kebiasaan merokok masyarakat
puskesmas (Kementerian Kesehatan RI, merupakan masalah kesehatan yang
2016). membuat tidak tercapainya target
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di program PHBS rumah tangga dan
rumah tangga memiliki 10 indikator, menimbulkan beban kesehatan, sosial,
meliputi: ekonomi, dan lingkungan. Dampak dari
1. Persalinan ditolong tenaga kesehatan kebiasaan merokok anggota keluarga di
2. Menimbang bayi dan balita rumah juga terlihat pada anak- anak,
3. Pemberian ASI eksklusif dimana dari penelitian World Bank 2018,
4. Menggunakan air bersih dampak merokok bagi anak yaitu
5. Mencuci tangan menggunakan air menghambat pertumbuhan tinggi dan
bersih dan sabun berat badan yang dapat memperburuk
6. Memberantas jentik nyamuk epidemi stunting di Indonesia. Bahaya
7. Menggunakan jamban sehat merokok sudah diketahui oleh
8. Mengkonsumsi buah dan sayur setiap masyarakat secara umum, namun
hari; kebiasaan merokok sulit untuk 4
9. Aktivitas fisik setiap hari dihilangkan. Beberapa hal yang
10. Tidak merokok di dalam rumah memengaruhi adalah faktor sosial
(Indriastuti, 2021). budaya, faktor psikis anggapan bahwa

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Januari 2023 1441
rokok dapat menimbulkan inspirasi dan dan menemukan prioritas cara
menghilangkan stress, dan kandungan pemecahan masalah.
zat nikotin yang menyebabkan
kecanduan bagi perokok (WHO, 2015). HASIL
Puskesmas Rawat Inap Kedaton A. Identifikasi Masalah dan
memiliki program promosi Menetapkan Tolak Ukur yang
kesehatanmengenai Perilaku Hidup Digunakan
Bersih dan Sehat (PHBS) pada beberapa Suatu masalah ditetapkan jika
tatanan diantaranya rumah tangga, terdapat kesenjangan antara tolak ukur
institusi pendidikan, sarana kesehatan, dengan pencapaian (output). Proses
tempat kerja, dan tempat ibadah. identifikasi masalah dilakukan secara
Persentase rumah tangga ber-PHBS di bertahap, mulai dari pencapaian
Puskesmas Rawat Inap Kedaton tahun program kerja puskesmas, kemudian bila
2022 belum mencapai target (80%). terdapat kesenjangan antara tolak ukur
Terdapat sepuluh indikator rumah dan pencapaian, maka harus dicari
tangga ber-PHBS, dan indikator anggota kemungkinan penyebab masalah pada
keluarga tidak ada yang merokok dalam unsur masukan (input, proses, atau
rumah belum mencapai target pada lingkungan). Setelah identifikasi
tahun 2022 yaitu sebesar 43%. Oleh masalah, selanjutnya menentukan tolak
karena itu penulis tertarik untuk ukur dari masalah. Dalam penelitian ini,
melakukan evaluasi program promosi ditetapkan tolak ukur dari target yang
kesehatan mengenai PHBS di rumah telah ditetapkan puskesmas, yaitu target
tangga di Puskesmas Rawat Inap indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Kedaton Tahun 2022. pada Rumah Tangga dalam Program
Promosi Kesehatan, yaitu 80%.
METODE B. Membandingkan Pencapaian
Metode evaluasi dimulai dengan Program dengan Tolak Ukur
pengumpulan data primer dan data Keluaran
sekunder. Evaluasi program PHBS Pada program Promosi Kesehatan
dilakukan dengan menetapkan indikator yang dijalankan di wilayah kerja
tidak merokok di dalam ruangan, Puskesmas Rawat Inap Kedaton,
membandingkan pencapaian dan terdapat beberapa masalah yang
menetapkan prioritas masalah. ditemukan. Berikut data hasil
Sementara metode pemecahan masalah pencapaian Program Promosi Kesehatan
menggunakan Urgency, Seriousness dan di Puskesmas Rawat Inap Kedaton pada
Growth (USG). Untuk menyusun bulan januari-semptember tahun 2022,
prioritas masalah menggunakan perbandingan antara pencapaian dengan
indikator;inportancy, Technical tolak ukur atau target
feasibility, resource availability,
membuat alternatif pemecahan masalah

Tabel 1. Hasil Pencapaian Program Promosi Kesehatan Dalam Rumah


Tangga di Puskesmas Rawat Inap Kedaton bulan Januari –September 2022
dengan indikator gabungan
No Nama Kelurahan Jumlah Jumlah RT Jumlah RT % RT yang
Seluruh RT dipantau ber-PHBS ber-PHBS
1 Kedaton 2806 400 312 78
2 Surabaya 2433 400 289 72
3 Sidodadi 2416 440 356 81
4 Sukamenanti 755 260 203 78
5 Sukamenanti Baru 856 275 216 79
6 Penengahan 729 360 200 77
7 Penengahan Raya 926 315 299 95
Jumlah 10921 2350 1875 80

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Januari 2023 1442
Tabel 2. Hasil Pencapaian Program Promosi Kesehatan Dalam Rumah
Tangga di Puskesmas Rawat Inap Kedaton bulan Januari –September
tahun 2022 dengan indikator tunggal
No Indikator Target Pencapaian Masalah
Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS
Persalinan ditolong tenaga 80% 100% (-)
1
kesehatan
2 Bayi diberi ASI eksklusif 80% 44% (+)
Menimbag bayi dan balita setiap 80% 44% (-)
3
bulan
4 Menggunakan air bersih 80% 100% (-)
Mencuci tangan dengan air bersih 80% 100% (-)
5
dan sabun
6 Menggunakan jamban sehat 80% 90% (-)
Memberantas jentik nyamuk di 80% 100% (-)
7
rumah
8 Makan buah dan sayur setiap hari 80% 100% (-)
Melakukan aktivitas fisik setiap 80% 100% (-)
9
hari
10 Tidak merokok 80% 43% (+)

Berdasarkan tabel di atas, adapun 2. Persentase menimbang bayi dan


kegiatan program Perilaku Hidup Bersih balita tiap bulan di Puskesmas Rawat
dan Sehat Dalam Rumah Tangga di Inap Kedaton belum mencapai target
Puskesmas Rawat Inap Kedaton tahun 80% yaitu sebesar 44%
2022 yang belum tercapai sebagai 3. Persentase tidak merokok
berikut: belum mencapai target 80% yaitu
1. Persentase bayi yang diberi ASI sebesar 43%
Eksklusif di Puskesmas Rawat Inap
belum mencapai target 80% yaitu
sebesar 44%

Gambar 1. sebaran PHBS tidak merokok di dalam rumah tangga di


wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kedaton

C. Menetapkan Prioritas Masalah empat masalah yang ditemukan.


Pada evaluasi program perilaku Masalah ini ditegakkan karena adanya
hidup bersih dan sehat setelah perbedaan antara target sasaran dengan
membandingkan pencapaian program capaian. Berdasarkan tabel, masalah
dan target sasaran program, terdapat pada rumah tangga ber-PHBS dengan

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Januari 2023 1443
indikator merokok di Puskesmas Rwat dalam laporan ini adalah mengenai
Inap Kedaton memiliki skor tertinggi rumah tangga ber-PHBS dengan
yaitu 14, sehingga masalah yang indikator tidak merokok.
menjadi prioritas untuk diselesaikan

Tabel 3. Penentuan Prioritas Masalah Dengan Menggunakan Metode


USG
No Masalah Urgency Seriousness Growth total
1 Bayi diberi ASI Eksklusif 4 4 3 8
2 Persentase menimbang bayi
4 5 4 13
dan balita tiap bulan
3 Tidak merokok di dalam rumah 4 5 5 14
*Skala 1-5
Ket: 1 (sangat kecil), 2 (kecil), 3 (sedang), 4 (besar), 5 (sangat besar).

D. Kerangka Konsep Masalah yang indikator anggota keluarga tidak ada


Diprioritaskan yang merokok di Puskesmas Rawat Inap
Untuk mempermudah identifikasi Kedaton bulan januari-september tahun
faktor penyebab masalah pada program 2022 menggunakan pendekatan input,
rumah tangga ber-PHBS dengan proses dan output.

Gambar 2. Kerangka Konsep Pedoman Pembinaan PHBS.


Kemenkes (2011)

E. Identifikasi Penyebab Masalah


Persentase program promosi Rawat Inap Kedaton belum mencapai
kesehatan pada dalam tatanan rumah target. Setelah mengetahui faktor atau
tangga ber-PHBS dengan indikator masalah yang dominan, langkah
anggota keluarga tidak ada yang berikutnya adalah mencari akar
merokok di wilayah kerja Puskesmas permasalahan dalam hal ini penulis
menggunakan diagram fishbone.

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Januari 2023 1444
Gambar 3. Diagram Fishbone

F. Penetapan Prioritas Penyebab Masalah


Dengan menggunakan model dapat dipilih masalah yang paling
teknik kriteria matriks pemilihan prioritas dominan sebagai berikut:

Tabel 4. Matriks penentuan prioritas penyebab masalah

No Daftar Masalah I T R Jumlah


P S RI DU SB PB PC IxTxR

1 Money
- - - - - - - - - - -
2 Material
Kemudahan akses 3 4 3 3 3 4 3 4 3 276
penyediaan rokok
Kurang tersedianya 2 2 3 3 3 4 3 3 2 120
konten media promosi
kesehatan
3 Man
Pembinaan kader yang 2 3 2 3 4 4 4 3 3 198
belum dilakukan rutin
ke masyarakat
Tidak mudahnya 4 4 3 4 4 3 2 4 4 384
menghilangkan
perilaku merokok di
masyarakat
4 Machine
Kurangnya dukungan 3 3 3 3 2 2 2 3 2 108
tokoh masyarakat
tentang bahaya
merokok di dalam
rumah

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Januari 2023 1445
Kurangnyarasa 4 5 3 3 4 4 3 3 4 312
kepedulian antar
anggota keluarga
dalam hal mengingat
kan untuk berhenti
merokok
5 Method
Penyuluhan tentang 4 5 3 3 4 3 2 3 2 144
bahaya merokok
kurang rutin dilakukan
Pemantauan belum 4 2 2 1 4 3 3 2 3 132
dilakukan pada seluruh
rumah tangga
Keterangan :
P = Prevalence
S = Severity
RI = Rate of increase
DU = Degree of unmeet need
SB = Social benefit
PB = Public concern
PC = Political climate
T = Technical feasiability
R = Resources availability

Setelah dilakukan pemilihan pemecahan masalah untuk mengatasi


prioritas penyebab masalah, didapatkan penyebab masalah tersebut.
beberapa masalah yang menyebabkan
belum tercapainya program secara G. Menyusun Alternatif
maksimal yaitu tidak mudahnya Pemecahan Masalah
menghilangkan perilaku merokok di Setelah dilakukan pencarian
masyarakat. Faktor tersebut dapat masalah utama dengan teknik matriks
berdampak negatif terhadap perilaku pada bab sebelumnya, didapatkan
hidup bersih dan sehat, sehingga dapat permasalahan utama yaitu sulitnya
menjawab penyebab sebab belum menghilangkan perilaku merokok di
tercapainya program kesehatan dalam masyarakat. Adapun penyusunan
rumah tangga dengan indikator anggota alternatif pemecahan masalah sebagai
keluarga tidak ada yang merokok. Oleh berikut:
karena itu dibutuhkan alternatif

Tabel 5. Alternatif pemecahan masalah

Masalah Penyebab Alternatif

Tidak tercapainya program Sulitnya menghilangkan 1. Melakukan program rutin


rumah tangga ber-PHBS perilaku merokok di konseling Upaya Berhenti
dengan indikator anggota masyarakat Merokok (UBM)
keluarga tidak ada yang 2. Membentuk tim GEMAR
merokok di dalam rumah (Generasi Muda Anti Rokok)
dengan merekrut pemuda
dimulai dari siswa Sekolah
Dasar yang didampingi oleh
tenaga kesehatan maupun
kader untuk membuat
agenda konseling dan
penyuluhan rutin baik secara
langsung maupun tidak
langsung.
3. Memberikan informasi
mengenai bahaya merokok

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Januari 2023 1446
secara kontinyu melalui
media penyuluhan seperti
baliho, papan penanda atau
stiker, dan poster.
4. Memberikan stiker bagi
rumah yang telah memenuhi
indikator PHBS

H. Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah


Berikut adalah matriks yang mana yang paling efektif untuk
digunakan untuk memilih alternatif diterapkan.

Tabel 6. Matriks pemilihan alternatif pemecahan masalah


Efisiens Jumlah
Efektivitas
No Alternatif Pemecahan Masalah i MIV/C
M I V C
1 Melakukan pelatihan bagi kader untuk 4 5 3 3 20
melaksanakan konseling Upaya Berhenti
Merokok (UBM).
2 Membentuk tim GEMAR (Generasi Muda 5 4 3 2 30
Anti Rokok) dengan merekrut pemuda
dimulai dari siswa Sekolah Dasar yang
didampingi oleh tenaga kesehatan
maupun kader untuk membuat agenda
konseling dan penyuluhan rutin baik
secara langsung maupun tidak langsung
3 Pemberian informasi tentang bahaya 3 3 2 1 18
merokok secara kontinyu dengan media
promosi yang menarik.
4 Memberikan stiker bagi rumah yang 2 5 4 2 20
telah memenuhi indikator PHBS
*dalam skala 1 sampai 5
Keterangan:
M: Magnitude (Besarnya masalah yang dapat diselesaikan)
I: Importance (Pentingnya jalan keluar)
V: Vulnerability (Sensitivitas jalan keluar)
C: Cost (Efisiensi jalan keluar)

PEMBAHASAN Tindak Lanjut yang dilakukan oleh dokter


Berdasarkan pemilihan prioritas atau tenaga kesehatan di puskesmas
jalan keluar menggunakan Criteria dapat pula dilakukan kegiatan rutin
Matrix Technic dengan memperhatikan berupa konseling Upaya Berhenti
efektifitas jalan keluar seperti besarnya Merokok (UBM).
masalah yang 50 dapat diselesaikan Untuk meningkatkan inovasi
(magnitude), pentingnya jalan keluar petugas dalam melakukan penyuluhan
(importancy), sensitivitas jalan keluar yang efektif kepada masyarakat.
(vulnerability), dan efisiensi jalan keluar Memberikan stiker bagi rumah yang
maka didapatkan prioritas jalan keluar telah memenuhi indikator PHBS berupa
yang pertama adalah pembentukan tim pujian maupun penghargaan. Hal ini
GEMAR (Generasi Muda Anti Rokok) dapat meningkatkan semangat
dengan merekrut pemuda dimulai dari masyarakat agar memiliki semangat
siswa Sekolah Dasar yang didampingi dalam melaksanakan program Perilaku
oleh tenaga kesehatan maupun kader Hidup Bersih dan Sehat. Selain itu,
untuk membuat agenda konseling dan alternatif lain bisa dilakukan dengan cara
penyuluhan rutin baik secara langsung pemberian informasi tentang bahaya
maupun tidak langsung. Program ini merokok secara kontinyu dengan media
dapat menggunakan pendekatan 4T promosi yang menarik dan mudah
berupa Tanyakan, Telaah, Tolong, dan dipahami. Dianjurkan dilakukan kerja

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Januari 2023 1447
sama antara puskesmas dan bidan desa bagi rumah yang telah memenuhi
ataupun kader untuk meningkatkan indikator PHBS.
pengetahuan dan kesadaran
masyarakat. DAFTAR PUSTAKA
Melalui sistem pengawasan yang Adistie, F., Pahria, T., Prawesti, A., &
baik dapat diketahui kekurangan dan Safariah, T. D. 2015. “Faktor-
hambatan yang terjadi pada praktiknya Faktor Yang Mendukung Perilaku
dilapangan. Sistem ini dilakukan untuk Merokok Mahasiswa.” Jurnal
mengetahui program yang telah berjalan Keperawatan Aisyiyah.
sesuai dengan rencana dan memberikan Aswin, D. A. 2017. “Hubungan Antara
hasil serta dampak sesuai yang Persepsi Terhadap Gambar Dikotak
diharapkan. Dengan demikian, Rokok Dengan Intensi Merokok
diharapkan perilaku hidup bersih dan Pada Perokok Pemula Di Kota
sehat dalam rumah tangga terutama Samarinda.” ejournal Psikologi.
dalam hal merokok dapat berkurang atau Binita, A. M., Istiarti, T., & WiMdagdo, L.
bahkan tidak ada. Sehingga program ini 2016. “Hubungan Persepsi Merokok
dapat mencapai target Dengan Tipe Perilaku Merokok Pada
Siswa SMK ‘X’ Di Kota Semarang.”
KESIMPULAN Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Kesimpulan evaluasi Program Etrawati, F. 2014. “Perilaku Merokok
Promosi Kesehatan pada Kegiatan rumah Pada Remaja: Kajian Faktor Sosio
tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih Psikologis.” Junal Ilmu Kesehatan
dan Sehat) dengan Indikator anggota Masyarakat.
keluarga tidak ada yang merokok di Hasanah, H. 2014. “Baby Smoker:
Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Perilaku Konsumsi Rokok Pada
Kedaton tahun 2022 yaitu pencapaian Anak Dan Strategi Dakwahnya.”
persentase evaluasi program rumah Journal Walisongo.
tangga ber-PHBS dengan indikator Indriastuti, D. R., & SE, M.2021. Buku
anggota keluarga tidak ada yang Saku Membangun Kepedulian
merokok hanya sebesar 43% dihitung Masyarakat Untuk Berperilaku Pola
dari bulan Januari hingga September Hidup Bersih Sehat. Unisri Press.
2022 dari target yang ditentukan yaitu Kementerian Kesehatan RI. 2016.
80%. Penyebab utama masalah dari Panduan Promosi Kesehatan.
program adalah tidak mudahnya Jakarta: Pusat PromosiKesehatan
menghilangkan perilaku merokok di Kementerian KesehatanRepublik
masyarakat. Terdapat 4 alternatif Indonesia.
pemecahan masalah berdasarkan Kementerian Kesehatan RI. 2011.
prioritas penyebab tidak tercapainya Peraturan Menteri
target program rumah tangga ber-PHBS KesehatanRepublik Indonesia
di Puskesmas Rawat Inap Kedaton, Nomor
diantaranya melakukan program rutin 2269/MENKES/PER/XI/2011
konseling Upaya Berhenti Merokok tentang Pedoman Pembinaan
(UBM), membentuk tim GEMAR Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(Generasi Muda Anti Rokok) dengan (PHBS). Jakarta: Kementerian
merekrut pemuda dimulai dari siswa Kesehatan Republik Indonesia.
Sekolah Dasar yang didampingi oleh Kementerian Kesehatan RI. 2015. Pusat
tenaga kesehatan maupun kader untuk Data dan Informasi Kementerian
membuat agenda konseling dan Kesehatan Republik Indonesia:
penyuluhan rutin baik secara langsung Situasi Kesehatan Kerja. Jakarta:
maupun tidak langsung, memberikan Kementerian Kesehatan Republik
informasi mengenai bahaya merokok Indonesia.
secara kontinyu melalui media Kementrian Kesehatan RI. 2019.
penyuluhan seperti baliho, papan 52 Peraturan Kementrian Kesehatan
penanda, dan poster, memberikan stiker Nomor 43 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Januari 2023 1448
Kementrian Kesehatan Republik Journal of Guidance and
Indonesia. Counseling: Theory and
Komalasari, D & Helmi A F.2000. Faktor- Application.
Faktor Penyebab Perilaku Merokok Susilowati, D., & Susilowati, D. 2016.
Pada Remaja. Jurnal Psikologi. Promosi kesehatan.
Machini, F. N., Nafikadini, I., & Gani, H. https://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/
A. 2015. “Self Esteem Pada Remaja 821/1/2_pengantar%20promosi%
Perokok (Studi Kualitatif Di SMA 20kesehatan_2.pdf
Islam Lumajang).” E-journal Wijayanti, E., Dewi, C., &
Universitas Jember. Rifqatussa’adah. 2017. “Faktor-
Nasution, H. A. 2017. “Faktor-Faktor Faktor Yang Berhubungan
Yang Berhubungan Dengan Dengan Perilaku Merokok Pada
Tindakan Merokok Kepala Keluarga Remaja Kampung Bojong
Di Kelurahan Ujung Padang Kota Rawalele, Jatimakmur, Bekasi.”
Padang Sidimpuan Tahun 2017.” Journal Global Medical and
Jurnal Ilmiah Kohesi. Health Communication.
Notoatmodjo S. 2015. Promosi World and Health Organization. 2015.
Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. “Global Youth Tobacco Survey
Ottawa Charter. 1986. Promosi (GYTS): Indonesia Report
Kesehatan. 2014.” World and Health
Saminan. 2016. “Efek Perilaku Merokok Organization.
Terhadap Saluran Pernapasan.” Yuliarti, R., Karim, D., & Sabrian, F.
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2015. “Hubungan Perilaku
Setiaji, G. D., Supriyo, & Nusantoro, E. Merokok Dengan Prestasi
2014. “Pengaruh Layanan Belajar Pada Mahasiswa
Bimbingan Kelompok Terhadap Program Studi Ilmu
Kebiasaan Merokok Pada Penerima Keperawatan Universitas Riau.”
Manfaat Di Balai Rehabilitasi Jurnal Keperawatan.
Mandiri Semarang.” Indonesian

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Januari 2023 1449

Anda mungkin juga menyukai