Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

F2. Upaya Kesehatan Lingkungan

Penyuluhan Bahaya Asap Rokok dan Kawasan Tanpa Rokok

Oleh:
dr. Eko Aprilianto H

Pendamping :
dr. Agus Widjaja

Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Tambakrejo


Jombang
LATAR BELAKANG Dewasa ini rokok semakin gencar meluas di berbagai
tempat. Banyak negara– negara industri yang menilai bahwa
merokok telah menjadi perilaku yang secara sosial dianggap
kurang biasa untuk diterima. Hal ini adalah hasil penyuluhan
yang intensif, bukan saja dilaksanakan oleh pemerintah,
melainkan oleh pihak lembaga swadaya masyarakat dan juga
pihak perusahaan – perusahaan.
Di negara berkembang, penyuluhan tentang bahaya
merokok belum dilaksanakan secara intensif. Hal ini selain
karena industri rokok merupakan sumber pemasukan bagi negara
dan sumber kesempatan kerja, juga karena di sebagian besar
negara – negara sedang berkembang, dana untuk ini walaupun
ada, sangat kecil dibandingkan dengan dana yang dipergunakan
oleh perusahaan –
perusahaan rokok untuk memasarkan rokok. Industri rokok
melaksanakan secara agresif dan dengan mengaitkan merokok
dengan gaya hidup modern, masyarakat terutama remaja yang
paling sangat terpengaruh.
Sebagian besar orang bisa meninggal dikarenakan
mengkonsumsi rokok dengan berlebih. Awalnya memang tidak
terasa sakit, tetapi semakin lama seseorang mengkonsumsi
rokok, maka akan banyak timbul berbagai penyakit dalam
tubuhnya. Sebagian besar penyakit yang akan diderita oleh orang
yang merokok adalah penyakit yang umumnya tidak dapat
disembuhkan.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok,
dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak
didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida
(CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping
daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali.
Bahanbahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya
dalam ruang setelah rokok berhenti.
PERMASALAHAN Rokok merupakan faktor risiko untuk sekurang – kurangnya
25 jenis penyakit, diantaranya adalah kanker pundi kencing,
kanker perut, kanker usus dan rahim, kanker mulut, kanker
esophagus, kanker tekak, kanker pancreas, kanker payudara,
kanker paru, penyakit saluran pernapasa kronik, strok,
osteoporosis, jantung, kemandulan, putus haid awal, melahirkan
bayi yang cacat, keguguran bayi, bronchitis, batuk, penyakit
ulser peptic, emfisima, otot lemah, penyakit mulut, dan
kerusakan mata.

PERENCANAAN Kebiasan merokok memang sulit untuk dihentikan. Sudah


DAN PEMILIHAN seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi
INTERVENSI tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat.
Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya di kalangan
generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha
penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan
penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya. Tokoh-tokoh
panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin agama,
guru, petugas kesehatan, artis, dan olahragawan, sudah
sepatutnya menjadi teladan dengan tidak merokok. Profesi
kesehatan, terutama para dokter, berperan sangat penting dalam
penyuluhan dan menjadi contoh bagi masyarakat. Kebiasaan
merokok pada dokter harus segera dihentikan. Perlu pula
pembatasan kesempatan merokok di tempat-tempat umum,
sekolah, kendaraan umum, tempat kerja, pengaturan dan
penertiban iklan promosi rokok, memasang peringatan kesehatan
pada bungkus rokok dan iklan rokok. Iklim tidak merokok harus
diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak oleh kita semua,
yang menginginkan tercapainya negara dan bangsa Indonesia
yang sehat dan makmur.
Dari pemaparan diatas, maka puskesmas melakukan
intervensi dengan kegiatan penyuluhan tentang bahaya asap
rokok dan juga penjelasan tentang kawasan tanpa asap rokok
yang dibantu oleh pihak dinas kesehatan. Karena ini merupakan
program awal tahun maka rencananya akan dilakukan
penyuluhan secara bertahap dari para kader kesehatan dan tokoh
masyarakat diantaranya kepala desa, kepala dusun. Selanjutnya
penyuluhan akan langsung ke masyarakat dan para pemuda dan
pelajar. Banyak keuntungan yang didapat dengan member
penyuluhan kepada para kader dan tokoh masyarakat, dimana
mereka merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri, dan juga
mereka dekat dengan anggota masyarakat yang lain selain itu
juga disegani, oleh karena itu dengan memberi pemahaman pada
para kader dan tokoh masyarakat ini diharapkan seluruh anggota
lapisan masyarakat akan dapat diberi informasi yang cukup
mengenai bahaya asap rokok dan kawasan tanpa rokok ini.
PELAKSANAAN Untuk pelaksanaan acara penyuluhan ini, dilakukan pada
hari Selasa, tanggal 22 April 2014, dijadwalkan acara dimulai
pukul 08.00 WIB, tetapi karena peserta banyak yang datang
terlambat akhirnya acara dimulai pukul 09.00 sampai dengan
12.00 WIB. Acara dimulai dengan pembukaan dari bapak kepala
camat jombang, dan selanjutnya pembukaan dari ibu kepala
puskesmas tambakrejo, sekaligus membuka acara penyuluhan
tentang bahaya asap rokok.
Setelah acara pembukaan selesai, maka dilanjutkan
dengan pemberian materi yang pertama mengenai kandungan
dan bahaya asap rokok, adapun beberapa materi yang
tersampaikan diantaranya :
- Pengertian napza
- Pengertian dan definisi rokok
- Epidemiology dan permasalahan rokok di dunia dan
Indonesia
- Kandungan berbahaya pada rokok dan asapnya
- Dampak rokok terhadap berbagai organ di tubuh
manusia
- Resiko pada perokok pasif
- Upaya – upaya agar dapat berhenti merokok

Setelah pemberian materi pertama, maka dilanjutkan pemberian


materi kedua yakni tentang kawasan tanpa rokok (KTR), materi
ini banyak berisi tentang peraturan bupati, dan dinas mengenai
kawasan – kawasan yang harus bebas dari asap rokok.
Selanjutnya acara diteruskan dengan dilakukan diskusi tentang
upaya, dan peran masyarakat serta pemerintah dalam memerangi
asap rokok ini, diskusi berjalan dengan lancar tetap pada kondisi
yang kondusif tanpa tegang saraf.

MONITORING DAN Untuk monitor kegiatan penyuluhan ini, secara keseluruhan


EVALUASI acara berjalan dengan lancar, tidak ada masalah ataupun kendala
yang cukup berarti yang terjadi, mungkin hanya masalah waktu
mulai acara yang agak molor, sound system yang kurang baik,
tempat balai desa yang tidak terlalu bersih.
Untuk evaluasi, memang tidak bisa langsung kita lihat
evaluasi hasil seperti yang diharapkan dimana semua atau terjadi
penerununan jumlah masyarakat perokok yang nantinya
kawasan bebas asap rokok akan tergalakkan, karena evaluasi
hasil ini butuh waktu. Tetapi untuk evaluasi proses kegiatan
tetap dapat kita lihat dari lancarnya acara, antusiasme tinggi dari
pada kader kesehatan dan tokoh masyarakat, serta bisa diliat
dari perbandingan nilai pre tes dan post tes yang mengalami
kenaikan dari rata-rata 60 menjadi rata-rata 90.
Namun tetap ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki
kedepan, diantaranya : materi tentang bahaya asap rokok yang
belum tercetak untuk para peserta, molornya acara, suasana
gedung yang belum dibersihkan menjadikan suasana kurang
nyaman.
Komentar/Umpan balik:

Peserta, Pendamping,

dr. Eko Aprilianto H dr.Agus Widjaja

Anda mungkin juga menyukai