Anda di halaman 1dari 41

JOURNAL READING

“GENETIC SIGNATURES OF

HEROIN ADDICTION”
SHAW-JI CHEN, MDA,B, DING-LIEH LIAO, MDC, TSU-WANG SHEN, PHDA, HSIN-CHOU YANG,

PHDD, KUANG-CHI CHEN, PHDA, CHIA-HSIANG CHEN, MD, PHD

M. Ade Wijaya Gebry Nadira

M Azharan Alwi Irfiani Nurrachmawati

Neti Kurniawati Maulana Hafiez Rambe


INTRODUCTION
 Heroin disintesis sebagai obat legal tahun 1985.

 Diketahui sebagai obat yang sangat adiktif pada awal abad ke-20 dan

disalahgunakan pada pertengahan abad 20.

 Pengguna heroin memiliki toleransi terhadap heroin sangat cepat, dan


mengalami kondisi withdrawal yang berat, hal inilah yang membuat angka
relaps heroin yang tinggi

 Ketergantungan heroin merupakan kelainan yang kompleks yang dihasilkan


dari kerentanan genetik dan faktor lingkungan.

 Banyak gen yang terlibat dalam ketergantungan heroin, yang dilaporkan


dengan berbagai macam pendekatan, namun masih terdapat celah dalam
mengaplikasi ilmu genetik terhadap ketergantungan tersebut dalam
mengobati pasien secara klinis
INTRODUCTION

 Studi ini bertujuan untuk menemukan, sekelompok gen yang dapat


memprediksi seseorang dengan kecenderungan tinggi terhadap
ketergantungan heroin

 Gen tersebut diimplementasikan , dan diuji di laboratorium dan


dikombinasikan dengan faktor lingkungan dan keluarga untuk mencegah
angka relaps.
MATERIAL AND METHODS

 Penelitian ini disetujui oleh Komite Ethic Bali Psychiatric


Center dan dituliskan informed consent
METHODS AND MATERIALS

Laki-laki dewasa lebih dari 20 tahun, yang didiagnosis


penyalahgunaan heroin

Anamnesis terstruktur oleh psikiater untuk menentukan


pasien yang tergolong penyalahgunaan heroin pada
DSM 5.
METHODS AND MATERIALS

Kriteria inklusi : pasien dengan penyalahgunaan heroin


Kriteria eksklusi : pasien dengan kelainan psikiatri lain yang
berat seperti skizofrenia spektrum, gangguan bipolar, gangguan
deprsi, gangguan neurokognitif.

Kontrol pada penelitian ini adalah laki-laki lebih dari 20 tahun


yang mendapat pengobatan pada local medical center.
METHODS AND MATERIALS

 Diambil 8 ml darah vena lalu dikumpulkan untuk mencari limfoblastoid cell


lines (LCL), kemudian diekstraksi dan diambil RNA, lalu diukur cDNA
 LCL subjek diperoleh dengan cara mengubah bentuk limfosit dengan
Epstein Barr Virus mengikuti prosedur dari protocol
 Setelah LCL didapatkan, RNA dari LCL diekstraksi oleh total RNA isolation
reagen dari perusahaan in vitro life technologies
 cDNA dipersiapkan menggunakan superscript II RNaseH- reversed
transcriptase mengikuti intruksi dari perusahaan tersebut
 Pengukuran level transcript genetic pada LCL
METHOD AND MATERIALS

 13 gen RASA1,PRKCB,PDK1,JUN,CEBPG,CD74,CEBBP,
AUTS, IMPDH2, HAT1, MBD1, dan RGS3 diukur pada studi
ini dengan RTQ PCR
ANALISA DATA

 Three statistical methods : multiple logistic regression analysis, support factor


machine method, BIASLESS program.

 Logistic regression analysis  SPSS

 Support factor machine method paket LIBSVM oleh Chang and Liem

 BIASLESS  merupakan software yang dibentuk untuk analisis single


nucleated polymorphism, and gen expression
RESULT
SUBJEK

• Semua subjek merupakan ras Cina Han dari Taiwan


• Terdiri dari 124 pria dewasa (rerata usia 37,5 tahun) yang
memenuhi kriteria pengguna heroin dari DSM-5 dan 124
pria dewasa tanpa riwayat penggunaan zat maupun gangguan
psikiatri direkrut ke dalam grup kontrol
• Subjek diperiksakan kadar LCL dan cDNA subjek
dipersiapkan untuk penilaian genetik
PENILAIAN GENETIK

• Tiap subjek diukur melalui 13 tingkat transkripsi genetik dan dinormalisasi


oleh jumlah total rRNA 18S subjek
• Dari 13 gen, 7 di antaranya mengalami ekspresi diferensial yang signifikan di
antara 2 kelompok, yakni gen JUN, CEBP, dan CEBPG yang mengalami
peningkatan (upregulated) dan gen ENO2, PRKCB, HAT1 dan PDK1
mengalami penurunan (downregulated) pada kelompok pengguna heroin
dibanding kelompok kontrol
• Gen RASA1, CD47, dan IMPDH2 secara nominal mengalami penurunan
(downregulated) pada pengguna heroin, tetapi tidak mencapai signifikan secara
statistik setelah dikoreksi
• Tidak ada perbedaan yang signifikan pada gen AUTS2, MBD1, dan RGS3 yang
diobservasi di antara kedua kelompok
ANALISA REGRESI LOGISTIK

• Pada subjek pengguna heroin maupun kontrol, dilakukan


regresi dengan kombinasi linear dari tingkat ekspresi gen
• Dari regresi logistik didapatkan 4 model gen dengan tingkat
akurasi prediksi adiksi heroin sebesar 85,5% yakni gen JUN,
CEBPB, ENO2, dan PRKCB
ANALISA SVM

• Pada analisa SVM, didapatkan kombinasi 4 gen (JUN, ENO2,


CEBPG, dan PRKCB) memiliki tingkat akurasi tertinggi
sebesar 84%
ANALISA BIASLESS

• Dari analisa klasifikasi, diidentifikasi bahwa JUN, CEBPG,


ENO2, dan PRKCB sebagai gen kunci diagnosis
ketergantungan heroin
DISKUSI

• dari penelitian ini didapatkan 924 transkripsi ekspresi gen


yang berbeda, di antaranya 279 gen yang mengalami
peningkatan (upregulated) dan 645 gen mengalami
penurunan (downregulated) pada subjek pengguna heroin
dibandingkan subjek kontrol.
• penelitian ini melanjutkan penelitian sebelumnya, studi
komparatif analisa profil ekspresi gen LCLs pada sampel 20
pria pengguna heroin dan 20 pria subjek kontrol.
• Di antara 13 gen tersebut, peneliti menemukan 7 gen
mengalami ekspresi berbeda yang signifikan secara statistik.
Dari 7 gen tersebut dilakukan analisis mendalam dan
didapatkan 4 gen yang dapat memprediksi diagnosis adiksi
heroin dengan tingkat akurasi 85%, yaitu gen JUN, CEBPB,
ENO2, dan PRKCB.
• JUN merupakan proto-onkogen dan merupakan faktor transkripsi
yang mengatur ekspresi dari gen targetnya. Penelitian terbaru
menyatakan bahwa peningkatan ekspresi c-Jun pada serebelum
tikus dengan pemberian heroin jangka panjang dikaitkan dengan
salah satu mekanisme penyebab kerusakan neuronal serebelum
yang diinduksi oleh heroin
• CEBPB dan CEBPG mengandung domain leucine zipper yang dapat
saling membentuk homodimer dan heterodimer antara satu sama
lain, yang mana kedua faktor transkripsi ini terlibat dalam berbagai
kondisi fisiologis maupun patologis pada manusia
• PRKCB merupakan bagian dari famili protein kinase C
(PRKC) yang merupakan threonine-specific protein kinase, yang
berperan penting dalam transduksi sinyal, pengaturan
ekspresi gen, dan mengontrol pembelahan dan diferensiasi
sel. Penelitian lain melaporkan bahwa PRKCB memainkan
peranan penting dalam diferensiasi sel dendritik dan terlibat
dalam patogenesis autisme. Namun hubungan antara PRKCB
dan gangguan penyalahgunaan zat masih diteliti.
• Enolase terlibat di dalam jalur glikolisis dan glukoneogenesis.
Human enolase merupakan kompleks protein homodimer
yang terdiri dari 2 sub unit dan 3 isoform yang dikodekan
sebagai ENO1, ENO3, dan ENO2. Tannu et al melaporkan
bahwa peningkatan enolase gamma dikodekan sebagai
ENO2, yang ditemukan di nukleus akumbens pada pasien
overdosis kokain dibandingkan dengan subjek kontrol,
sehingga ENO2 diduga terlibat dalam patofisiologi
ketergantungan heroin.
• Gen-gen tersebut mungkin tidak secara langsung
berhubungan dengan adiksi heroin pada awalnya, tetapi gen-
gen tersebut dapat merepresentasikan jalur genetik
kompleks dibalik disposisi genetik pada adiksi heroin.
Namun, kombinasi dari ekspresi gen-gen tersebut diyakini
dapat membedakan adiksi heroin dibandingkan dengan
subjek kontrol dengan tingkat akurasi yang tinggi.
• keterbatasan penelitian: sumber yang terbatas, peneliti tidak dapat mengukur
lebih banyak transkrip gen untuk menemukan gen yang memiliki tingkat
akurasi lebih tinggi dibanding gen yang sudah ditemukan pada penelitian ini
• ukuran sampel yang relatif kecil dapat mempengaruhi kekuatan prediksi
terhadap model pada penelitian ini.
• Saran: gen-gen yang ditemukan pada penelitian ini mungkin tidak spesifik untuk
adiksi heroin. Namun, spesifisitas dari penelitian ini sebaiknya diuji pada
penelitian terhadap zat selain heroin. Dan juga penelitian ini hanya mengukur
ekspresi gen pada tingkat mRNA, yang mungkin tidak merepresentasikan
ekspresi gen pada tingkat protein. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan terhadap
perubahan dari gen-gen tersebut di tingkat protein pada otak post mortem
pengguna heroin atau otak tikus dengan pemberian heroin jangka panjang.
• Adiksi heroin merupakan akibat dari interaksi antara
kerentanan genetik dan faktor lingkungan. Untuk mengurangi
faktor perancu (lingkungan), peneliti menggunakan LCL
(lymphoblastoid cell line) karena LCL dikultur dalam
periode yang lama di dalam medium, sehingga pengaruh
faktor lingkungan dapat dikontrol hingga minimum.
• Kesimpulannya, penelitian ini menyatakan adanya
kemungkinan untuk mendeteksi beberapa kumpulan genetik
dari jaringan perifer yang dapat mendiagnosis adiksi heroin
dengan tingkat akurasi yang baik. Pendekatan yang dilakukan
di penelitian ini dapat memfasilitasi penelitian terhadap
marker dan biomarker genetik pada adiksi heroin, dan
memulai penelitian translasional adiksi heroin secara klinis.
CRITICAL APPRAISAL
Observational study
CRITICAL APPRAISAL
CRITICAL APPRAISAL
CRITICAL APPRAISAL
CRITICAL APPRAISAL
CRITICAL APPRAISAL
CRITICAL APPRAISAL
CRITICAL APPRAISAL
CRITICAL APPRAISAL
CRITICAL APPRAISAL

Socio-economic
CRITICAL APPRAISAL

significant
CRITICAL APPRAISAL
CRITICAL APPRAISAL
CRITICAL APPRAISAL
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai