ABSTRAK
pendidikan dan tempat-tempat umum lainnya Ternyata definisi ini hanya mempersoalkan
(Kemenkes RI, 2009). satu metode yaitu wawancara terbuka,
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang sedang yang penting dari definisi ini
RI No.36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal mempersoalkan apa yang diteliti yaitu upaya
115 ayat (1) yang menyatakan bahwa KTR memahami sikap, pandangan, perasaan dan
antara lain :Fasilitas pelayanan kesehatan; perilaku baik individu maupun sekelompok
Tempat proses belajar mengajar; Tempat orang.
anak bermain; Tempat ibadah; Angkutan Peneliti memilih metode kualitatif di
umum; Tempat kerja; dan Tempat umum dan karenakan masalah belum diketahuinya hasil
tempat lain yang di tetapkan. dari penerapan KTR di SMP dan SMA,
Ayat 2 yang menyatakan “Pemerintah untuk memastikan kebenaran data sehingga
daerah wajib menetapkan kawasan tanpa dengan metode penelitian kualitatif lebih bisa
rokok didaerah- nya”. Kawasan tanpa rokok menggali informasi secara mendalam dan
adalah ruangan atau area yang dinyatakan rinci tentang apa yang diinginkan oleh
dilarang untuk merokok atau kegiatan peneliti. Metode penelitian kualitatif untuk
memproduksi, menjual, mengiklankan, dan meneliti topik tentang penerapan kawasan
atau mempromosikan produk tembakau. tanpa rokok pada SMPN 4 dan SMAN 24
KTR yang dimaksud antara lain fasilitas Kota Bandung.
pelayanan kesehatan, tempat proses belajar
mengajar, tempat anak bermain, tempat Hasil Penelitian
ibadah, angkutan umum, tempat kerja, dan Pembahasan ini merupakan hasil
tempat umum serta tempat lain yang penelitian yang didapatkan oleh peneliti
ditetapkan(Kemenkes RI, 2009). selama observasi di lapangan dan hal ini
Sesuai dengan Undang-Undang RI disesuaikan dengan teori yang digunakan
No.36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal oleh peneliti.
115 ayat (1). Dinas Kesehatan Kota Bandung
melalui Seksi Promosi Kesehatan telah Input
melakukan program pelatihan Satgas KTR di Berdasarkan hasil wawancara dengan
SMP dan SMA di Kota Bandung yang telah informan terkait input kawasan tanpa rokok
di lakukan selama 2 tahun yaitu tahun 2012 di lingkungan sekolah, adalah sebagai
melatih 10 sekolah yang terdiri dari 10 SMP berikut:
dan pada tahun 2013 melatih 40 sekolah yang ” ayo keseminar.. itu suka diadain
terdiri dari 20 SMP dan 20 SMA. Adapun diatas di lab fisika kataya ayo ikutan
yang dilatih sebagai Satgas KTR adalah 8 terus ada 2 orang dari kelas yang ikutan
orang siswa san 2 orang guru (guru UKS dan jadi Satgas KTR” (1B)
BP). “mereka diminta 40 kalo ga salah da di
Tujuan penelitian ini adalah untuk beri seragam dan di beri pelatihannya
mengetahui penerapan Kawasan Tanpa langsung waktu itu di SMP 4 kalo ga
Rokok (KTR) di Kota Bandung. salah. di gabung dengan yang lain…
nah terus mereka udah di latih terus
Metode sudah di beri tugas, jadi mereka itu
Jenis penelitian yang di gunakan adalah sebagai Satgas itu ya” (3A)
penelitian kualitatif. Menurut lexy J. “tiap kelas ada perwakilannya, jadi
Moleong (2012) bahwa penelitian kualitatif disini ada 50 orang KTR. Iya, heuh itu
merupakan penelitian yang memanfaatkan perwakilan dari tiap kelas, jadi euh
wawancara terbuka untuk menelaah dan apanamanya mereka jadi Satgas KTR
memahami sikap, pandangan, perasaan, dan yang 50- orang itu terus kita juga
perilaku individu atau sekelompok orang. melibatkan guru juga Satpam yah
semuah terlibat selain siswa semuah ikut di sisihkan untuk kegiatan lomba yang di
semua terlibat dalam program KTR” dapatkan dari iuran OSIS. Dan untuk
(3B) kegiatan yang bersifat keluar kota dan lomba
Dari informasi tersebut peneliti PMR itu merupakan tanggung jawab dari
menyimpulkan bahwa menurut informan (1B) pihak sekolah dikarenakan kegiatan yang
bahwa pada kegiatan KTR ada kegiatan bersifat besar dan menyangkut semua aspek
seminar yang di adakan di ruang fisika yang seperti lomba KKR (kelompok Kesehatan
di hadiri oleh perwakilan kelas sebanyak 2 Remaja) yang di dalamnya terdapat KTR.
siswa yang terdaftar sebagai Satgas KTR, Fasilitas yang sekolah sediakan untuk
serta menurut informan (3A) perwakilan kegiatan KTR adalah sebagai berikut:
sebanyak 40 siswa dari SMP 4 yang setelah ” Belum ada fasilitas, masih setengah
dilatih sebagai Satgas KTR lalu di berikan jangankan di sekolah yah di Kota
tugas untuk melaksanakan tugasnya, dan Bandung saja masih setengah hati, ini
menurut informan (3B) terdapatnya kenyataan bukan idealism kalau
perwakilan kelas yang berjumlah 50 siswa idealisme yah bisa saja ngomong tuh
yang bertugas sebagai Satgas KTR tidak harus… ini kan kenyataan, seperti
hanya siswa tetapi guru dan Satpam juga kemarin kan yang merokok di tempat
ikut andil dalam mengawasi lingkungan umum akan di denda, tapikan sampai
sekolah sebagai Satgas KTR. saat ini tidak ada jadi masih setengah
Selanjutnya untuk dana yang di hati, kalau menurut saat di Kota
keluarkan oleh sekolah adalah sebagai Bandung harus membebaskan minimal
berikut: seperti di Singapore ada di tempat-
“selama ini tidak ada dana khusus” tempat tertentu tidak bisa sambil jalan-
(4A) jalan.” (4A)
“untuk dana khusus tidak ada hanya “Fasilitas yang di berikan oleh kami
kita sisihkan dari OSIS karena OSIS dan ada ruang PMR ruang KTR, KKR itu
PMR itu dan PMR itu kan eskul di kita bersatu aja dulu di UKS yah di usaha
dan itu bagian kalau ada kegiatan untuk kesehatan sekolah nah di sana PMR
lomba apah itu tetep biayanya dari OSIS yang terpisah karena itu eskul, jadi yang
karena yang ada itu iuran OSIS dan sakit bagaimanapun juga kita tanya
kemudian sekolah juga bantuan kalau “kamu sakit apa? Nah ngarokonya?”
sidfatnya lomba keluar kota, nah itu nah itu kan kalau dia sakitnya dari
kalau KTR khusus itu tidak ada nah merokok akhirnya kita kasih nasihat
kemarin itu kan di PMR nah itu saja terus “kamu pura pura buta kan
tanggung jawab sekolah karena itukan disana juga disebutkan merokok dapat
menyangkut semua aspek bukan hanya mengakibatkan kok ga di baca?”,”tapi
KTR saja karena tidak ada lomba KTR kan pak itu membunuhmu bukan
khusus tetapi lomba sekolah sehat yang membunuhku!” jadi anak teh ada weh
di dalamnya ada KKR dan KTR”.(4B) yang becanda tapi kan bapak ge ehh
Dari informasi tersebut peneliti heeuh oge.”(4B)
menyimpulkan bahwa terdapat kesamaan Berdasarkan informasi yang di dapat
antara informan (4A) dan (4B) yaitu tidak dari kedua informan terdapat perbedaan
terdapatnya dana khusus yang sekolah informan (4A) sekolah belum memberikan
keluarkan untuk kegiatan KTR namun pada fasilitas kepada Satgas KTR dikarenakan
informan (4B) menyatakan meski tidak menurut informan tersebut kebijakan di Kota
adanya dana khusus yag sekolah keluarkan Bandung juga masih setengah-setengah
untuk kegiatan KTR namun program tetap belum ada penegakan sanksi yang tegas.
mendapatkan dana dari OSIS dan PMR yang Sedangkan menurut informan (4B) fasilitas
yang sekolah beri untuk Satgas KTR berupa kurang tau, seperti ini kan sekolah sehat
ruangan meski masih bergabung dengan kan jaraknya sampai 300 meter dari
KKR di ruangan UKS. sekolah sudah tidak mungkin atuh orang
Selanjutnya kegiatan KTR mendapat depan aja pasar” (4A)
dukungan dari berbagai pihak seperti yang di “program KTR yang kemarin sudah
dapatkan dari informan yang di wawancarai berjalan yang tadi dengan sosialisasi
sebagai berikut: melalui selogan-selogan juga tetap kita
“dukungan dari sekolah sekolah mengkapanyekan anak-anak yang masuk
ngedukung banget ya sekolah buat Satgas KTR itu sambil keliling-keliling
program KTR ini jadi ehh guru-gurunya tiap kelas atau ke kantin nah biasanya
ngedukung kepala sekolahnya itu kan merokok di kantin saat orang-
ngedukung kita juga siswa siswa dan orang belajar dia pura-pura ijun ke
ligkungan ngedukung gitu.” (2A) belakang di kantin makan, ngarokok…
“untuk akhir akhir kelas 2 kelas 3 ini namanya juga anak da sedangkan kita
tapi sekolah cukup mendukung salah kan kalau sedang jam-jam belajar kan
satunya kan waktu seminar di bolehkan di kelas fokus ngajar, paling Satpam
dispen kan salah satunya itu….” (2B) suka laporan.” (4B)
“yahh bukan mendukung, akhirnya “penempelan spanduk, terus kalo
harus dan sekarang kelihatannya misalkan ada kegiatan, misalnya
perokok perokok di sekolah sudah di penerima tamu mereka itu sudah punya
persempit ruang geraknya semakin sulit seragamnya, melalui KKR melalui PMR
memang harus siap bukan mendukung itu suka di tayangkan video dari cd yang
lagi tapi harus siap.” (4A) khusus dari dinas kesehatan… ya mudah
“iya kami sangat mendukung karena ini mudahan sih melekat gitu” (3A)
juga dalam rangka menciptakan “pelaksanaan KTR euhh untuk siswanya
Bandung sehat, Bandung masagi kita sudah, Alhamdulillah tidak ada
kesininya itu karena bandung sudah yang merokok disini kemudian tidak ada
menjadi kota metropolitan” (4B) tidak diperbolehkan untuk merokok
Berdasarkan informasi yang tersebut dilingkungan sekolah, adapun misalnya
dukungan yang didapatkan untuk program kalau itu ada tamu atau apa nah kita
KTR oleh pihak sekolah sangat baik, juga melarang untuk merokok dan
dukungan ini dinilai menjadi suatu keharusan misalkan di Satpam itu sampai situ dan
bagi pihak sekolah karena dukungan terhadap kedalam lingkungan sekolah tidak ada
program KTR diharapkan dapat mendukung lagi yang merokok” (3B)
program pemerintah seperti Bandung sehat, “jadi biasanya kegiatannya itu
Bandung Masagi. ngawasin orang-orang yang lagi
1. Proses ngerokok terus suka ngasih tau ke orang
Berdasarkan informasi yang didapat itu bahwa di sekolah ini ga boleh
oleh Peneliti terkait proses kawasan tanpa merokok karena di sekolah ini udah
rokok di lingkungan sekolah masuk ke kawasan tanpa rokok.” (2A)
“yah di antaranya kalo saya selama ini “kegiatannya itu … yah
begitu aja yah kalau ke anak mah mengkampanyekan terus mengingatkan
sebenernya sudah jelas dalam aturan juga terus mengedukasi juga seperti apa
tata tertib sudah jelas, dari guru juga rokok itu kan emmm… banyak di
hanya bersifat himbauan atau Indonesia itu masih awam seperti rokok
menyarankan untuk tidak merokok di itu kategorinya gitu terus yang bahan-
lingkungan sekolah, cuman pengertian bahannya apa saja kadang orang itu
lingkungan sekolah itu berapa meter meng edukasi.” (2B)
“iya jadi kalau ada yang keliling kaya didapatkan dari Dinas Kesehatan melalui
yang mantau gitu kak terus tiap upacara PMR dan KKR dengan harapan melalui
suka ada yang jaga di belakang terus video terseput dapat melekat kepada
dulu pernah dulu di kenalin pas upacara siswa.
tapi ga tau KTR gatau KKR.” (1A) Menurut informan (3B) pelaksanaan
“udah lama juga yah, waktu kelas 10 ya KTR untuk siswa sudah tidak ada yang
jadi paling itu aja paling ada seminar merokok di lingkungan sekolah serta
ada beberapa orang juga(petugas) itu larangan merokok untuk tamu yang
yang paling tahu mah bikin mading itu datang ke lingkungan sekolah biasanya
tentang bahaya merokok. Itu, ya mereka batas untuk merokok itu sampai Satpam
ngasih taunya lewat madding” (1B) gerbang saja untuk kedalam sekolah sudah
Dari informasi tersebut peneliti tidak ada lagi yang merokok.
menyimpulkan bahwa menurut informan Menurut informan (2A) kegiatan
(4A) untuk aturan kepada siswa tentang KTR itu mengawasi orang-orang yang
larangan merokok sudah jelas terdapat sedang merokok dan memberikan
dalam tata tertib sekolah sedangkan untuk informasi kepada perokok bahwa di
guru hanya bersifat himbauan atau sekolah tersebut tidak boleh ada yang
menyarankan untuk tidak merokok di merokok karena sudah masuk kedalam
lingkungan sekolah, namun informan KTR.
sendiri tidak tahu pengertian cakupan Menurut informan (2B) kegiatan
lingkungan sekolah itu berapa meter, KTR di sekolah seperti kampanye,
karena dalam aturan sekolah sehat yang di mengingatkan serta memberikan edukasi
maksud cakupan lingkungan sekolah itu seperti apa itu rokok, karena di Indonesia
adalah sampai 300 meter dari sekolah itu masih awam tentang kategori,
sehingga tidak mungkin karena depan kandungan, dan bahan bahan rokok
sekolah tersebut pasar. sehingga diadakan kegiatan edukasi.
Menurut informan (4B) program Menurut informan (1A) kegiatan
program KTR sudah berjalan seperti KTR di sekolah tersebut yaitu kegiatan
sosialisasi melalui selogan-selogan dan pemantauan keliling sekolah serta
kampanye keliling kelas dan kantin menjaga kegiatan upacara, dan dahulu
mengenai KTR oleh Satgas KTR, karena pernah di kenalkan ketika upacara tapi
biasanya ada siswa yang merokok di tidak tahu KTR atau KKR.
kantin ketika kegiatan pembelajaran Menurut informan (1B) kegiatan
sedang berlangsung dengan alasan ijin ke KTR sudah lama ketika informan kelas 10
toilet sedangkan guru dan Satgas tidak kegiatan tesebut seminar dan yang paling
dapat mengawasi lingkungan sekolah informan ingat itu kegiatan membuat
karena guru sedang fokus mengajar, tetapi madding tentang bahaya merokok.
ada Satpam yang laporan kepada pembina 2. Output
Satgas jika ada siswa yang merokok Berdasarkan hasil wawancara dengan
ketika kegiatan pembelajaran sedang informan terkait output kawasan tanpa
berlangsung. rokok di lingkungan sekolah, adalah
Menurut informan (3A) kegiatan sebagai berikut:
KTR yang berlangsung seperti “Iya jelas KTR ini harusnya yah
penempelan spanduk, dan jika ada semua warga sekolah, Guru, kemudian
kegiatan penerimaan tamu Satgas sudah Kepala Sekolah, penjaga termasuk siswa
memiliki seragam khusus untuk di cuman yah kalo di sekolah sekolah
gunakan. Dan program lainnya yaitu
menurun lah kalau di bandingkan dulu,
penayangan video tentang rokok yang
5 tahun 10 tahun yang lalu masih ada KTR menjadi salahsatu indikator
Guru yang merokok.” (4A) penilaian.
“nak kebetulan karena kita yah itu
tadi kita ikut lomba sekolah sehat 3. Outcome
Berdasarkan hasil wawancara dengan
makanya salah satunya indikator
informan terkait output kawasan tanpa
sekolah sehat itu harus di jadikan
rokok di lingkungan sekolah, adalah
sekolah kawasan tanpa rokok, bebas
dari asap rokok, nah itu salah satu sebagai berikut:
bagian yang emmmm.” (4B) ” terus terang saja lingkungan bersih
dan udara menjadi segar. Kan kalau ada
” tahun 2015 itu boomingnya 2016
yang merokok mah pasti ada calacah dan
mah rada tidak ada lagi pelatihan, pas
puntung di mana mana, kalaupun ada
2015 ibu ingat sampai ada deklarasi,
pemasangan spanduk langsung di beri yang merokok kan paling malam hari, kan
suka ada yang memanfaat kan peraturan,
dari dinkes.” (3A)
penjaga itu memanfaatkannya gini
“kalau ga salah itu pas aku kelas 8 “dilarang merokok di sekolah” kan
tahun 2014” (2A) mereka kalo sekolah itu tempat belajarnya
“2014 untuk angkatan saya cuman sekolah kalo ga ada yang belajar bukan
untuk angkatan sebelumnya itu kurang sekolah kalau ga ada mah yah cuman
tahu soalnya waktu angkatan…. Maaf bangunan saja, jadi mereka beranggapan
maksudnya 2014 itu sudah di bentuk, tidak boleh merokok itu kalau ada anak
udah seperti ini di bentuk.” (2B) kalu malam mah merokok sambil kerja itu
kenyataannya seperti itu.”(4A)
“wahhhh udah lama kayanya kak
kalau ga salah mah pas aku kelas itu “iya manfaat sekolah menerapkan
tahun 2015.” (1A) KTR yah pertama kita dalam rangka
menjunjung program pemerintah untuk
“waktu aku kelas 10 deh soalnya sekolah sehat bisa tercapai karena
udah lama banget dengernya, 2014 tapi semakin menurunnya anak anak yang
itukan pas baru masuk, nah waktu udah terlibat merokok di sekolah yah dalam
semester 2 juga masih kadang suka artian dengan adanya teguran dengan
denger-denger.” (1B) adanya sosialisai dari masing-masing
Berdasarkan informasi tersebut temannya walikelas juga selalu
peneliti menyimpulkan bahwa Penerapan mengingatkan saya juga dalam upacara
KTR menurut informan (2A, 2B, 1B) selalu mengingatkan akhirnya munsecara
berpendapat bahwa penerapan KTR itu grafikmah menurun dan tidak naik, yah
pada tahun 2014, sedangkan menurut manfaat lainya sekolah sehat terwujud,
informan (3A, 1A) penerapan KTR itu konsep kawasan wiyata mandaka juga
pada tahun 2015. Dan pelaksanaan KTR terwujud kalaupun kita nanti ada lomba-
menurut informan (4A) itu seharusnya lomba dengan sekolah hijau makanya tiap
seluruh warga sekolah melaksanakan sekolah sekarang makanya ada taman.”
sehingga terdapat penurunan dari 5 (4B)
sampai 10 tahun kebelakang bahwa di ” lingkungan sekolah sebelum ada
sekolah guru tidak ada lagi yang merokok. KTR itu kadang suka menemukan di pot-
Sedangkan menurut informan (4B) pot putung,asbak kita tidak menyediakan,
penerapan KTR itu sejalan dengan di pot, disini juga meja kalo ada pot ada
program lomba sekolah sehat yang mana aja yah” (3A)
dalam lomba sekolah sehat ini program
“tidak keliatan polusi. sekolah juga buat lingkungan sekolah sama tetem yang
masuk adiwiyata, kemarin siswa SMP 4 ada di sekolah.” (1A)
KKR nya itu mewakili tingkat kecamatan
“kalau menurut aku, iyah emmhh
batu nunggal juara masuk 3 besar tahun jadi, kalau dulu kan di daerah-daerah sini
2015 tahun 2016 juga masuk 10 besar
apalagi di kantin kurang adanya menu-
kota bandung biasanya satu kecamatan
menu makanan sama nilai-nilai gizinya
satu sekolah.” (3A)
gitu terus kalau setau aku setelah ada itu
“kalau manfaatnya sih banyak, kalau jadi ada. Tapi gak tau berhubungan apa
misalnya anaknya tidak merokok mereka nggak, terus ada tulisan juga dilarang
jadi sehat, dalam belajar juga mereka merokok, karena sebelumnya belum ada
lebih focus, lebih konsentrasi, dan kayak gitu. Aku tapi kalau dari awal disini
lingkungan kesehtan mereka lebih memang gak pernah liat ada yang
segalanya jadi lebih baik kemudian tidak merokok siswa.” (1B)
meruksak lingkungan terus jadi tidak
“bagus banget, maksudnya kan
memikirkan hal-hal yang negative salah
minimal disekolah dulu deh, jangan ada
satunya itu. Kemudian dari merokok bisa kan, gak tau yah orang di luar, karena
jadi ken ke narkoba berkembang ke situ,
saya sama temen-temen yang lain juga
jadi pertama sih dari kesehtannya sendiri suka alergi sama asap rokok, ya minimal
dan lingkungannya yang paling penting
di sekolah dulu deh. Sukur-sukur di luar
itu.” (3B) juga nggak!” (1B)
“sekolah kita itu jadi sekolah yang Berdasarkan informasi tersebut
lebih baik dari sebelumnya mungkin
peneliti menyimpulkan bahwa Banyak
sebelunya masih ada yang pada merokok
Manfaat sekolah menerapkan program
terus dengan adanya KTR ini euh.. KTR agar perokok sadar bahaya merokok
udaranya jadi lebih segar gitu terus pada
itu seperti apa sehingga dengan tidak
sehat gitu ka kan ga enak juga masa buat adanya kegiatan merokok udara dan
dirinya sendiri ga ada gunannya apalagi
lingkungan menjadi bersih dan segar,
buat orang lain.” (2A) dengan demikian kegiatan belajar
“Nah itu sangat penting sekali mengajar akan lebih focus dan lebih
diadakan KTR khususnya agar orang itu konsentrasi. Manfaat lainnya program
sadar lah bahaya rokok itu, mereka sadar KTR ini mendukung program pemerintah
misalkan kita tidak bisa menghentikan untuk sekolah sehat Karena semakin
rokok mereka yang sudah terlanjur akut menurunnya anak-anak yang terlibat
secara langsung sekaligus gitu… bisa saja merokok di sekolah
dia berfikir setidaknya berfikir lagi untuk
merokok ohhh rokok itu seperti ini lebih Simpulan
banyak mudorotnya dari pada Faktor strategi dukungan sosial yang
manfaatnya, jadi KTR itu sangat penting berhubungan dengan cakupan dana sehat
yang terutama untuk rokok yang marak.” adalah status social, peran, dan kegiatan.
(2B) Faktor yang tidak berhubungan dengan
“wah bagus sih kak jadi ga ada yang cakupan dana sehat adalah umur, pendidikan,
ngerokok di sekolah, jadi seger gitu pengetahuan, dan sikap. Faktor peran yang
ditambah banyak pohon pohon di sekolah berhubungan dengan cakupan dana sehat
kalau bisa sih di aktifin lagi Satgas nya. dalam strategi advokasi adalah sebagai
fasilitator, sebagai katalistator, sebagai
jadi kalau ada yang ngerokokmah kan
biasanya ada polusi jadi ga baik juga penghubung lintas sektoral, dan sebagai
pembuat keputusan. Faktor kegiatan yang