Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERENCANAAN PROGRAM PROMKES


KEGIATAN DESA TANGGUH COVID-19
DI KECAMATAN RANCAH 2020

UAS SEMESTER GANJIL


MATA KULIAH PERENCANAAN DAN EVALUASI
PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT

Disusun Oleh :

ENI DESI KANIAWATI

NIM BMR0190016

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

TH 2020

BAB I
PENDAHULUAN

Puskesmas sebagai penanggungjawab upaya kesehatan terdekat,


kehadirannya tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, namun juga sebagai pusat komunikasi masyarakat. Puskesmas
juga sebagai lembaga yang memberikan upaya-upaya inovatif dalam
pembangunan kesehatan sesuai kondisi di wilayahnya. Puskesmas
diharapkan menjadi agen perubahan yang mendorong timbulnya gerakan-
gerakan upaya kesehatan yang berbasis kesehatan.
Dalam pelaksanaan upaya kesehatan wajib, Puskesmas memerlukan
tenaga fungsional penyuluh kesehatan masyarakat untuk mengelola promosi
kesehatan di Puskesmas yang lebih dikenal dengan Promkes (Promosi
Kesehatan). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, promosi
kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong diri sendiri serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat
dan didukung kebijakan public yang berwawasan kesehatan.
Strategi Promosi Kesehatan adalah Pemberdayaan, Bina Suasana,
Advokasi dan Kemitraan. Pemberdayaan terbagi menjadi tiga yaitu
pemberdayaan individu, pemberdayaan keluarga dan pemberdayaan
masyarakat. Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau
lingkungan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatannya serta
menciptakan lingkungan sehat dan berperan aktif dalam setiap upaya
penyelenggaraan kesehatan. Advokasi merupakan upaya atau proses yang
terencana untuk mendapatkan komitmen, dukungan dan kebijakan dari pihak-
pihak terkait dalm upaya penciptaan masyarakat dan lingkungan yang sehat.
Kemitraan merupakan suatu prinsip dalam promosi kesehatan dimana
promkes mengedepankan kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan.
Dalam rangkaian kegiatannya, pengelola program promkes memulai
dengan pengumpulan dan analisa data capaian, merumuskan perencanaan,
pelaksanaan kegiatan, monitoring, evaluasi dan rencana tindak lanjut. Begitu
seterusnya siklus program promkes. Pada situasi pandemic COVID-19, peran
tenaga promosi kesehatan dituntut lebih aktif dan melebarkan cakupan tugas
tidak terbatass pada kesehatan namun juga dampak dari gangguan
kesehatan seperti kondisi social dan ekonomi. Pandemi COVID-19 telah
merubah pola kehidupan manusia, cara bekerja, sekolah, belanja,
komunikasi, silaturahim, peribadahan dan lain sebagainya. Hal tersebut
berdampak pada kondisi social, ekonomi dan budaya masyarakat. Sebagian
besar dampak tersebut bersifat negative.
Penanganan pandemic di Indonesia tidak dapat disamakan dengan
penanganan di Negara lain yang sudah maju. Kondisi ekonomi, budaya,
pendidikan dan geografis di Indonesia tentu berbeda dengan Negara lain.
Penanganan COVID-19 di Indonesia yang paling tepat adalah dengan
pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut merupakan salah satu strategi
Promosi Kesehatan sehingga dalam kegiatannya promosi kesehatan
ditempatkan dalam peran yang penting.
Dalam makalah ini akan diangkat perencanaan sebuah program dalam
promkes Puskesmas Rancah yaitu Desa Tangguh COVID-19 dimana
program tersebut didesain untuk memicu pemberdayaan masyarakat dalam
pandemic COVID-19 baik bidang kesehatan, social maupun ekonomi.

BAB II
PERENCANAAN PROGRAM
I. Perencanaan
A. Batasan Perencanaan
1. Tujuan yang jelas yaitu masyarakat mandiri dalam menghadapi
pandemic COVID-19
2. Uraian kegiatan yang lengkap akan dimasukan ke dalam rencana
kegiatan triwulan IV th 2020, rencana kegiatan bulanan dan rencana
kegiatan tahunan 2021 baik program promkes maupun Pokja Desa
Siaga Aktif.
3. Penetapan jangka waktu pelaksanaan adalah September 2020 sampai
dicabutnya status pandemi atau ada kebijakan lain dalam penanganan
pandemi.
4. Arahan bagi organisasi pelaksana yaitu Pokja Desa Siaga Aktif berupa
pertemuan koordinasi rutin setiap bulan, triwulan dan melalui media
Whats Ap Grup.
5. Factor penghambat dan pendukung dibicarakan dengan Pokja Desa
Siaga Aktif dalam setiap kesempatan 9pertemuan, diskusi dan lain-
lain)
6. Kegiatan perencanaan ini tidak terlepas dari system yang ada yaitu
satuan tugas percepatan penanganan COVID-19.
7. Perencanaan menggunakan standar perencanaan dan ada
kemudahan dalam mekanime kontrol
B. Fungsi Perencanaan
Dalam kegiatan Desa tangguh COVID-19 perencanaan berfungsi sebagai
pengarah dimana terdapat empat poin deklarasi desa tangguh COVID-19
sebagai patokan implementasi di setiap desa. Perencanaan digunakan
untuk meminimalisasi ketiakpastian, dimana kasus COVID-19 di setiap
desa tidak bisa dipastikan baik untuk konfirmasi positif, kontak erat,
probable, discarder maupun meninggal begitupun dampaknya bisa
bermacam-macam dan tidak dapat diprediksikan dengan tepat. Oleh
karena itu perencanaan ini berfungsi sebagai sarana meminimalisasi
ketidakpastian. Perencanaan ini juga berfungsi untuk menetapkan sumber
daya agar efektif dan efisien, tidak terjadi pemborosan sumber daya. Pada
akhirnya perencanaan ini berfungsi sebagai standar untuk pengawasan
kegiatan-kegiatan Desa Tangguh COVID-19 di setiap desa.
C. Persyaratan Perencanaan
1. Faktual dan realistis
Pada Rencana Pelaksanaan Kegiatan tahun 2020 dalam program
Promkes tidak terdapat poin kegiatan Desa Tangguh Covid-19.
Begitupula walaupun sudah terjadi pandemic mulai Maret 2020, dalam
perencanaan tidak kajian Desa Tangguh COVID-19. Namun setelah
dilaksanakan SWAB masiv bulan September awal dan diperoleh 2
orang positif, disusul 2 orang paraji meninggal dunia dengan diagnose
COVID-19 serta disusul oleh timbulnya kasus-kasus baru dan dampak
di masyarakat semakin banyak berita bohong yang menyesatkan maka
fakta-fakta tersebut mendorong munculnya Desa Tangguh COVID-19.
Hal ini juga realistis karena di kondisi pandemi sekarang menuntut
semua pihak melakukan tindakan.
2. Logis dan rasional
Desa Tangguh COVID-19 merupakan kegiatan yang logis mengingat
seluruh wilayah kecamatan Rancah dan seluruh kegiatan dalam
perencanaan pun sangat logis serta rasional artinya dapat
dilaksanakan oleh semua pelaksananya.
3. Fleksibel
Perencanaan dalam Desa Tangguh Covid-19 selalu dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi yang terjadi di wilayahnya masing-
masing.
4. Komitmen
Perencanaan ini melahirkan komitmen baik tingkat kecamatan berupa
deklarasi Desa Tangguh COVID-19 maupun tingkat desa.
5. Komprehensif
Perencanaan ini dilakukan secara menyeluruh dan sinergi dengan
program Puskesmas serta program pemerintah khususnya pemerintah
desa.

D. Jenis Perencanaan
1. Jangka waktu berlakunya rencana : short-range planning yaitu rencana
jangka pendek berlaku sekitar sampai tahun depan (berakhirnya
pandemi)
2. Frekuensi penggunaan rencana : single-use planning dimana rencana
ini hanya dapat digunakan satu kali saja.
3. Tingkatan rencana : operasional planning yaitu uraian perencanaan
berdasarkan pada pedoman/juknis seperti Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Terpencil dan Transmigrasi RI No 13 th 2020
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa, SE Mendagri No :
440/5184/SJ tentang Pembentukan Satuan penanganan COVID-19
Daerah, SE menteri Desa Pembangunan Daerah Terpencil dan
Transmigrasi RI No 8 th 2020 tentang Desa Tanggap COVID-19 dan
penegasan Padat Karya Tunai Desa, Buku panduan/Saku Desa
Tangguh COVID-19, Pedoman Pencegahan dan pengendalian COVID-
19 Rev 5 kemenkes RI dan lain-lain.
4. Filosofi Rencana : Adaptivizer planning yaitu perencanaan yang
menyesuaikan dengan situasi pandemi.
5. Orientasi waktu rencana : Past-present planning/Ameliorative planning
dimana perencanaan ini dibuat karena kondisi pandemic yang
mendesak untuk dihadapi.
6. Ruang lingkup rencana : tactical planning karena rencana Desa
tangguh COVID-19 ini berisi uraian pendek dan mudah menyesuaikan
dengan kondisi lingkungan artinya keadaan apapun yang dihadapi
desa saat pandemic dapat disesuaikan dengan rencana namun tetap
berorientasi pada kemandirian masyarakat.
E. Unsur Rencana
1. Misi : perencanaan ini telah mencakup latar belakang yaitu
beragamnya masalah yang terjadi akibat pandemi di Kec. Rancah,
tugas pokok terperinci untuk memandirikan masyarakat di bidang
kesehatan, ekonomi dan social. Perencanaan ini akan digunakan
sebagai pedoman kegiatan Desa Tangguh COVID-19.
2. Masalah : perumusan masalah perencanaan ini adalah meningkatnya
kasus konfirmasi positif COVID-19, penolakan diagnose dari penderita,
beredarnya berita bohong/hoax yang berbahaya bagi kesehatan
masyarakat, kesulitan akses pangan saat isolasi mandiri dan lain
sebagainya.unsur 5W+1H dapat terjawab dalam perencanaan.
3. Kegiatan : kegiatan-kegiatan Desa tangguh Covid-19 tertuang dalam
rencana kerja namun ada juga kegiatan yang tidak terencana dimana
akan dilakukan menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi.
4. Asumsi : Positif yaitu menjelaskan factor-faktor pendukung diantaranya
organisasi masyarakat yang berpartisifasi yaitu MUI,PKK, Karang
taruna, Padumukan Siaga. Negatif yaitu factor-faktor penghambat
diantaranya beberapa tokoh agama yang memiliki pengaruh di
masyarakat belum membuka pikirannya tentang COVID-19 sehingga
memberikan informasi keliru terhadap jemaahnya, media social yang
menjadi sarana penyebaran informasi bohong/hoax, kesulitan adaptasi
masyarakat dengan pola hidup baru.
5. Strategi pendekatan : terhadap pemerintah melakukan advokasi agar
pembentukan Satgas tangguh Covid-19 terintegrasi dengan Desa
tangguh COVID-19. Terhadap masyarakat melakukan pendekatan
lebih gencar sebagai sasaran kegiatan kemandirian.
6. Sasaran ; dalam rencana kegiatan terdiri dari sasaran langsung yaitu
keluarga dan masyarakat, sedangkan sasaran tidak langsung adalah
organisasi kemasyarakatan.
7. Waktu : seluruh kegiatan diuraikan waktunya dengan jelas. Sedangkan
untuk kegiatan yang mendadak karena alasan situasi dan lain-lain
maka waktu disusun dengan segera.
8. Organisasi dan tenaga pelaksana : Uraian tugas dalam rencana
kegiatan Desa Tangguh COVID-19 telah jelas sesuai dengan setiap
bidang dalam Desa Siaga Aktif.
9. Tujuan : tujuan umum adalah kemandirian masyarakat dalam
menghadapai pandemi, tujuan khusus adalah mendorong dan
mendukung kemandirian masyarakt di bidang kesehatan, ekonomi dan
social dengan dilatarbelakangi 5W+1H
10. Biaya : perencanaan telah memberikan gambaran rincian biaya baik
yang bersumber dari pemerintah, dana sehat maupun masyarakat.

F. Proses Perencanaan
1. Analisa situasi
a. Identifikasi dan prioritas masalah
- What : masalah kesehatan yang dihadapi yaitu pandemic
COVID-19
- Why : karena kurang siapnya masyarakat baik fisik maupun
psikis dan social.
- When : bulan September 2020 masalah mulai muncul di
Kecamatan Rancah, perencanaan kegiatan Desa Tangguh
Covid-19 segerai dimulai pada akhir September 2020 hingga
berakhirnya pandemic atau muncul kebijakan baru dalam
penanganan pandemic.
- Who and where: kelompok masyarakat yang paling terdampak
ada di 3 desa namun semua desa sejumlah 13 disiagakan
karena kasus COVID-19 tidak dapat diprediksikan.
- Impact : keresahan di masyarakat, kepanikan, kesedihan,
kesulitan ekonomi, peningkatan kriminalitas, pemudaran rasa
persaudaraan dan silaturahim.
- Rencana aksi adalah meningkatkan kemandirian kesehatan
seperti masyarakat mampu melakukan protocol kesehatan
tanpa intruksi, kemandirian ekonomi yang terdampak COVID-19
dimana masyarakat harus cerdas dalam membelanjakan
uangnya dan menciptakan penghasilan-penghasilan dalam
pandemic, serta menjaga keamanan social dimana tercipta
masyarakat yang gotong royong dalam mengahadapi pandemic,
tidak ada stigma negative terhadap penderita, tidak ada
penolakan penderita dan pengusiran.
b. Perumusan tujuan perencanaan
- Spesifik : hanya dalam bidang kemandirian masyarakat dalam
pandemi COVID-19.
- Measurable : tujuan yang dapat diukur adalah minimalnya
jumlah kasus atau tidak tersebarnya kasus konfirmasi positif
(minimal penyebaran), pelaku isolasi mandiri dapat memenuhi
kebutuhan primer saat melakukan isolasi, kegiatan usaha yang
terdampak COVID-19 dapat stabil dengan menggali potensi
yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat sehingga
ukurannya adalah tidak ada masyarakat yang kekurangan
dalam kebutuhan primer, ukuran tujuan social yaitu tidak ada
penolakan diagnose, penolakan penderita, pengusiran terhadap
penderita, stigma negatif dan terciptanya suasana
kekeluargaan, gotong royong dan silaturahim yang terjaga.
- Appropiate : tujuan perencanaan sangat sesuai dengan tujuan
nasional dalam penanggulangan pandemi COVID-19 yaitu
menyelamatkan kehidupan bangsa.
- Realistic : tujuan perencanaan ini dapat dilaksanakan sesuai
dengan fasilitas dan kapasitas organisasi Pokja Desa Siaga
Aktif sebagai organisasi pemberdayaan masyarakat yang
bergerak dalam bidang kesehatan.
- Time-bound: sumber daya yang dialokasikan yaitu kader
kesehatan, kader pembangunan manusia, tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh wanita, anggaran dana desa dan dana
sehat. Peralatan penanggulanan COVID-19 sudah tersedia
seperti desinfektan, alat semprot, sarana CTPS, APD dan lain
sebagainya.
c. Kajian terhadap hambatan
- Hambatan dan kendala yang dapat dihilangkan : anggaran
dapat menjadi hambatan dalam perencanaan namun dapat
dihilangkan dengan tersedianya alokasi dana desa.
- Hambatan dan kendala yang dapat dimodifikasi : pertemuan-
pertemuan koordinasi yang terkendala aturan tidak boleh
berkumpul dan durasi pertemuan yang terbatas dapat
dimodifikasi dengan media social seperti Whats Ap Grup dan
rapat virtual.
- Hambatan dan kendala yang tidak dapat
dihilangkan/dimodifikasi : kondisi rumah penduduk yang
digunakan isolasi mandiri tidak memiliki sarana sesuai standar
seperti WC tidak terpisah dan lain sebagainya.

d. Penyusunan rencana kerja operasional (RKO)


- Why : kegiatan ini penting untuk dilaksanakan karena kasus
COVID-19 di Kec.Rancah semakin bertambah dan akibat di
masyarakat yang sangat beragam.
- What : yang akan dicapai dalam perencanaan ini adalah
kemandiriaan masyarakat dalam menghadapi pandemic.
- How : cara melaksanakannya yaitu diawali dengan pertemuan
ketua Pokja Desa Siaga Aktif se kecamatan Rancah untuk
merumuskan masalah dan menyusun point-poin penting dari
masalah yang ada. Setelah didapatkan kesepakatan atau
komitmen bersama lalu kegiatan diuraikan di setiap desa
dengan menyesuaikan dengan situasi, kondisi, potensi dan
sumber daya yang ada.
- Sumber daya pendukung : kader kesehatan, kader
pembangunan manusia, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh
wanita, tokoh remaja, anggaran dana sehat, anggaran dana
desa dan anggaran bersumber masyarakat lainnya.
- Where : kegiatan akan dilaksanakan di 13 desa
- When : kegiatan akan dilaksanakan mulai akhir September 2020
sampai status pandemi berakhir atau sampai timbul kebijakan
pemerintah lain dalam penanggulangan COVID-19.
Dari uraian diatas dapat dirumuskan tujuan perencanaan
kegiatan Desa tangguh COVID-19 sebagai berikut :
“ Pembentukan Desa tangguh COVID-19 di 13 Desa se-
Kecamatan Rancah merupakan upaya dalam menghadapi
pandemic COVID-19 yang dilakukan oleh Pokja Desa Siaga
Aktif melalui pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan, ekonomi dan social mulai sejak September 2020
hingga berakhirnya pandemi atau ada kebijakan baru dalam
penanggulangan pandemi”.
II. Pengorganisasian
Program Desa tangguh COVID-19 adalah suatu program yang
dilaksanakan oleh organisasi Pokja Desa Siaga Aktif dimana salah
satu fungsinya adalah mengatasi masalah kedaruratan kesehatan dan
bencana. Dalam organisasi Pokja Desa Siaga Aktif terdiri dari 6 bidang
pendukung. Program Desa Tangguh COVID-19 disosialisasikan
musyawarahkan pada anggota organisasi untuk pemetaan tupoksi
sesuai bidangnya masing-masing.
A. Prinsip pokok organisasi
1. Pendukung : Badan Pemusyawarahan Desa (BPD), Lembaga
Perwakilan Masyarakat (LPM), Majelis Ulama Indonesia (MUI),
PKK, Karang Taruna. Pemerintahan desa dan organisasi
masyarakat sudah berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan
Pokja Desa Siaga Aktif. Begitu pula dengan program desa
tangguh COVID-19 semua komopnen masyarakat menjadi
pendukung.
2. Tujuan : Organisasi Pokja Desa Siaga Aktif memiliki tujuan yang
jelas yaitu:

Tujuan Umum
Percepatan terwujudnya masyarakat desa dan kelurahan yang
peduli, tanggap, dan mampu mengenali, mencegah serta
mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara
mandiri, sehingga derajat kesehatannya meningkat.
Tujuan Khusus

 Mengembangan kebijakan pengembangan Desa dan


Kelurahan Siaga Aktif di Pemerintahan Desa atau
Kelurahan.
 Meningkatkan komitmen dan kerjasama semua perangkat
Desa atau Kelurahan dan organisasi kemasyarakatan untuk
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar di desa atau kelurahan.
 Mengembangkan UKBM dan melaksanaan survailans
berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit,
kesehatan ibu, dan anak, lingkungan, dan perilaku),
penanggulangan bencana dan kedaruratan kesehatan, serta
penyehatan lingkungan.
 Meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia, dana,
maupun sumber daya lain, yang berasal dari Pemerintah
Desa atau Kelurahan, masyarakat dan swasta/dunia usaha,
untuk pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
 Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Rumah Tangga.
Tujuan program Desa Tangguh Covid-19 selaras dengan tujuan
organisasi Pokja desa Siaga Aktif yaitu kemandirian masyarakat
dalam menghadapi kedaruratan kesehatan dan bencana.
3. Kegiatan
Program ini memiliki kegiatan yang jelas yaitu pemberian
informasi tentang COVID-19 kepada masyarakat yang
sebenarnya untuk membantah hoax serta mencerdaskan
masyarakat agar paham, sadar dan melakukan tindakan-
tindakan pencegahan seperti menggunakan masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak. Kegiatan peningkatan ekonomi
masyarakat berbasis local seperti UPGK dan UPGS. Serta
kegiatan-kegiatan keagamaan dan silaturahim dalam berbagai
bentuk.
4. Pembagian tugas
Desa Tangguh COVID-19 terbagi dalam 6 bidang dalam
organisasi desa siaga aktif yaitu bidang Penyuluh / Pembinaan
Kesehatan dan Mental Sosial, bidang Pembinaan Pengelola
Lingkungan, bidang Pembinaan Ketertiban, bidang Pembinaan
Peran Serta Masyarakat, bidang Evaluasi dan Pengembangan
dan Bidang Penggalang Dana.
5. Perangkat organisasi telah ada mulai dari pelindung, penasihat,
ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan bidang-bidang.
6. Pembagian dan delegasi wewenang telah jelas uraian tugas dan
fungsi dalam Desa tangguh COVID-19. Selain tugas dalam
kegiatan bidang-bidang tersebut ada pula delegasi wewenang
terhadap kader kesehatan, perangkat pemerintahan desa
terkecil seperti kepala dusun, RW dan RT.
7. Kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah dalam
Desa tangguh COVID-19 yaitu dimulai dari tingkat nasional
hingga ke tingkat desa. Dalam pelaksanaannya di desa
kegiatan-kegiatan kesehatan dalam perintah kepala desa
dengan alur dan pelaksana teknisnya Pokja Desa Siaga Aktif.
B. Proses penggorganisasian
Program Desa tangguh COVID-19 adalah kegiatan sebuah
organisasi yang telah ada sejak tahun 2006 yaitu Desa Siaga Aktif.
Dalam organisasi terdapat pembagian kerja yang jelas sesuai
bidang-bidang yang ada. Selain itu terdapat struktur organisasi
yang diperkuat dengan SK kepala desa setiap desa.
Penanggung Jawab

Penasihat

Pengarah

Ketua

Sekretaris 1
Bendahara

Sekretaris 2

Bidang Bidang Bidang Bidang evaluasi Bidang Bidang


Penyuluhan pembinaan pembinaan dan pembinaan penggalangan
kesehatan dan ketertiban dan pengembangan peran serta dana
penyehatan masyarakat
mental sosial
lingkungan

Dari bagan struktur organisasi diatas dapat dilihat alur perintah


dan koordinasinya. Tupoksi atau pembagian tugas adalah sebagai
berikut :
1. Bidang penyuluhan kesehatan dan mental social masyarakat :
memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat
tentang COVID-19 secara langsung maupun tidak langsung.
Pelaksana kegiatan penyampaian informasi ini berjenjang dan
dilakukan oleh para kader kesehatan, tokoh agama dan tokoh
masyarakat. Bidang ini memastika seluruh masyarakat
mendapatkan informasi yang benar tentang COVID-19. Indikator
keberhasilannya yaitu masyarakat melakukan protocol kesehatan,
tidak terjadi penularan yang cepat dan dalam skala besar,
masyarakat mematuhi isolasi mandiri dan tidak ada stigma
negative terhadap penyakit ini.
2. Bidang pembinaan dan penyehatan lingkungan : bertugas
memastikan setiap tempat umum memiliki sarana sanitasi seperti
tempat cuci tangan dan sabunnya, melakukan koordinasi
desinfektansi tempat-tempat tertentu dan memastikan tempat
isolassi mandiri memenuhi syarat kesehatan. Pelaksana kegiatan
juga berjenjang sampai ke tingkat keluarga.Indikator keberhasilan
yaitu ketersediaan sarana sanitasi dan desinfektansi serta
optimalisasi penggunaannya.
3. Bidang pembinaan ketertiban : memastikan tidak ada keresahan
dalam masyarakat,meredam hoax atau berita bohong tentang
COVID-19. Indikator keberhasilan program yaitu masyarakat aman,
tentram dan tetap siaga dalam mengahadapi pandemi.
4. Bidang pembinaan peran serta masyarakat yaitu mendorong
seluruh lapisan masyarakat dan organisasi-organisasi masyarakat
berperan aktif dalam kegiatan penanggulangan COVID-19.
Indikator keberhasilan yaitu seluruh masyarakat dan ormas yang
ada di desa melakukan perannya masing-masing dalam
penanggulangan COVID-19, artinya tidak ada golongan
masyarakat atau ormas yang menentang seluruh kebijakan tentang
penanggulangan COVID-19 dan ada kegiatan gotong royong
dalam masyarakat.
5. Bidang evaluasi dan pengembangan : melakukan kajian evaluasi
kegiatan berupa keberhasilan serta hambatan-hambatan yang
timbul selama pelaksanaan kegiatan. Setelah diperoleh hasil
analisis maka disusun rencana tindak lanjut. Indikator keberhasilan
bidang ini adalah hasil evaluasi dan rencana tindak lanjut.
6. Bidang penggalangan dana: melakukan advokasi terhadap
pemerintah desa untuk mengalokasikan dana desa dalam
pembiayaan kegiatan, menganalisis kebutuhan dana agar kegiatan
efektif dan efisien, mengembangkan sumber dana sehat dari dunia
usaha. Indicator keberhasilan yaitu tersedianya dana yang
memadai dalam kegiatan-kegiatan Desa Tangguh COVID-19.
III. Penggerakan dan Pengawasan
A. Motivasi
Bentuk pemicu motivassi dalam Desa Tangguh COVID-19 terbagi 2
yaitu :
1. Positif, hal positif yang dapat menjadi motivasi bagi pelaksana
kegiatan dalam organisasi adalah terciptanya kebanggaan apabila
di wilayah desana tidak ada kejadian konfirmasi positif COVID-19.
2. Negatif, hal negative yang dapat menjadi pemicu yaitu adanya
penderita konfirmasi positif di wilayah desa sehingga Desa
Tangguh Covid-19 bergerak secara cepat untuk
menanggulanginya.
B. Komunikasi
Dalam Desa Siaga Tangguh COVID-19 komunikasi direncanakan
dengan alur yang tertib. Organisasi Pokja Desa Siaga menerima
komunikasi ke Puskesmas Rancah dan memberikan umpan balik
melalui media surat, Whats Ap Grup, telepon dan pertemuan langsung.
Kepada pemerintahan desa melakukan koordinasi dengan media yang
sama dan menerima umpan balik. Terhadap sasaran masyarakat
komunikasi dilakukan dengan media poster, leaflet, brosur, telepon,
WAG, penyuluhan langsung, kunjungan rumah dan lain-lain.
Masyarakat memberikan umpan balik dalam bentuk pernyataan lisan
langsung, telepon, WAG.
C. Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan dalam organisasi ini adalah demokratik dimana
seluruh aspirasi dikumpulkan dari berbagai sumber dan pengambilan
keputusan dilakukan dengan musyawarah mufakat.
D. Pengawasan
Pengawasan kegiatan Desa Tangguh COVID-19 dilakukan oleh
lembaga-lembaga desa seperti BPD dan LPM.
E. Supervisi
Kegiatan supervisi dilakukan oleh pemerintah desa masing-masing,
pemerintah kecamatan Rancah dan Puskesmas Rancah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan kesehatan yang akan dilaksanakan harus disusun dengan
memenuhi kaidah-kaidah penyusunan program agar memiliki kejelasan
mulai dari latar belakang yang menjadi masalah, penyebab masalah,
analisa situasi dan potensi yang ada, cara yang diambil sebagai solusi
pemecahan masalah, bentuk pelaksanaan, system pengawasan dan
teknik evaluasinya.
Desa tangguh COVID-19 yang dilatar belakangi oleh pandemic COVID-19
dan dampak luasnya dimasyarakat memerlukan sebuah cara
penyelesaian. Cara terbaik yang paling sesuai dengan bangsa Indonesia
adalah pemberdayaan masyarakat baik dalam bidang kesehatan, ekonomi
dan social. Kegiatan ini t dilaksanakan oleh Pokja Desa Siaga Aktif dan
erintegrasidalam kegiatan Puskesmas dan Pemerintahan Desa.
Masyarakat akan dipicu dan didorong untuk mandiri melakukan upaya
pencegahan COVID-19 dengan menerapkan protocol kesehatan, mandiri
mendapatkan pengobatan jika terkena penyakit COVID-19 dan mandiri
melakukan isolasi untuk mencegah penyebaran penyakit. Dalam bidang
ekonomi masayrakat dipicu agar mampu menyelesaikan permasalahan
ekonomi baik secara umum yang terdampak pandemic maupun secara
khusus bagi pelaku isolasi mandiri. Bidang social yaitu masyarakat
diupayakan agar dapat meningkatkan rasa gotong royong, silaturahim,
dan tidak ada stigma negative terhadap penderita COVID-19.

B. Saran
Kepada pemerintah desa agar mendukung kegiatan Desa tangguh Covid-
19 sehingga akan tercipta desa yang selamat dalam menghadapi
pandemic. Bentuk dukungan adalah sinergitas program satgas COVID-19
dengan Desa Siaga Aktif yang mengelola Desa tangguh COVID-19 baik
dana, alur kegiatan, alur komunikasi, alur pengawasan dan alur evaluasi.
Kepada Puskesmas Rancah dan lintas sector lainnya agar memberi
dukungan pembinaan dan fasilitasi kepada Pokja Desa Siaga Aktif
sehingga Program ini dapat berjalan optimal.

Anda mungkin juga menyukai