Disusun Oleh :
NIM BMR0190016
TH 2020
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN PROGRAM
I. Perencanaan
A. Batasan Perencanaan
1. Tujuan yang jelas yaitu masyarakat mandiri dalam menghadapi
pandemic COVID-19
2. Uraian kegiatan yang lengkap akan dimasukan ke dalam rencana
kegiatan triwulan IV th 2020, rencana kegiatan bulanan dan rencana
kegiatan tahunan 2021 baik program promkes maupun Pokja Desa
Siaga Aktif.
3. Penetapan jangka waktu pelaksanaan adalah September 2020 sampai
dicabutnya status pandemi atau ada kebijakan lain dalam penanganan
pandemi.
4. Arahan bagi organisasi pelaksana yaitu Pokja Desa Siaga Aktif berupa
pertemuan koordinasi rutin setiap bulan, triwulan dan melalui media
Whats Ap Grup.
5. Factor penghambat dan pendukung dibicarakan dengan Pokja Desa
Siaga Aktif dalam setiap kesempatan 9pertemuan, diskusi dan lain-
lain)
6. Kegiatan perencanaan ini tidak terlepas dari system yang ada yaitu
satuan tugas percepatan penanganan COVID-19.
7. Perencanaan menggunakan standar perencanaan dan ada
kemudahan dalam mekanime kontrol
B. Fungsi Perencanaan
Dalam kegiatan Desa tangguh COVID-19 perencanaan berfungsi sebagai
pengarah dimana terdapat empat poin deklarasi desa tangguh COVID-19
sebagai patokan implementasi di setiap desa. Perencanaan digunakan
untuk meminimalisasi ketiakpastian, dimana kasus COVID-19 di setiap
desa tidak bisa dipastikan baik untuk konfirmasi positif, kontak erat,
probable, discarder maupun meninggal begitupun dampaknya bisa
bermacam-macam dan tidak dapat diprediksikan dengan tepat. Oleh
karena itu perencanaan ini berfungsi sebagai sarana meminimalisasi
ketidakpastian. Perencanaan ini juga berfungsi untuk menetapkan sumber
daya agar efektif dan efisien, tidak terjadi pemborosan sumber daya. Pada
akhirnya perencanaan ini berfungsi sebagai standar untuk pengawasan
kegiatan-kegiatan Desa Tangguh COVID-19 di setiap desa.
C. Persyaratan Perencanaan
1. Faktual dan realistis
Pada Rencana Pelaksanaan Kegiatan tahun 2020 dalam program
Promkes tidak terdapat poin kegiatan Desa Tangguh Covid-19.
Begitupula walaupun sudah terjadi pandemic mulai Maret 2020, dalam
perencanaan tidak kajian Desa Tangguh COVID-19. Namun setelah
dilaksanakan SWAB masiv bulan September awal dan diperoleh 2
orang positif, disusul 2 orang paraji meninggal dunia dengan diagnose
COVID-19 serta disusul oleh timbulnya kasus-kasus baru dan dampak
di masyarakat semakin banyak berita bohong yang menyesatkan maka
fakta-fakta tersebut mendorong munculnya Desa Tangguh COVID-19.
Hal ini juga realistis karena di kondisi pandemi sekarang menuntut
semua pihak melakukan tindakan.
2. Logis dan rasional
Desa Tangguh COVID-19 merupakan kegiatan yang logis mengingat
seluruh wilayah kecamatan Rancah dan seluruh kegiatan dalam
perencanaan pun sangat logis serta rasional artinya dapat
dilaksanakan oleh semua pelaksananya.
3. Fleksibel
Perencanaan dalam Desa Tangguh Covid-19 selalu dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi yang terjadi di wilayahnya masing-
masing.
4. Komitmen
Perencanaan ini melahirkan komitmen baik tingkat kecamatan berupa
deklarasi Desa Tangguh COVID-19 maupun tingkat desa.
5. Komprehensif
Perencanaan ini dilakukan secara menyeluruh dan sinergi dengan
program Puskesmas serta program pemerintah khususnya pemerintah
desa.
D. Jenis Perencanaan
1. Jangka waktu berlakunya rencana : short-range planning yaitu rencana
jangka pendek berlaku sekitar sampai tahun depan (berakhirnya
pandemi)
2. Frekuensi penggunaan rencana : single-use planning dimana rencana
ini hanya dapat digunakan satu kali saja.
3. Tingkatan rencana : operasional planning yaitu uraian perencanaan
berdasarkan pada pedoman/juknis seperti Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Terpencil dan Transmigrasi RI No 13 th 2020
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa, SE Mendagri No :
440/5184/SJ tentang Pembentukan Satuan penanganan COVID-19
Daerah, SE menteri Desa Pembangunan Daerah Terpencil dan
Transmigrasi RI No 8 th 2020 tentang Desa Tanggap COVID-19 dan
penegasan Padat Karya Tunai Desa, Buku panduan/Saku Desa
Tangguh COVID-19, Pedoman Pencegahan dan pengendalian COVID-
19 Rev 5 kemenkes RI dan lain-lain.
4. Filosofi Rencana : Adaptivizer planning yaitu perencanaan yang
menyesuaikan dengan situasi pandemi.
5. Orientasi waktu rencana : Past-present planning/Ameliorative planning
dimana perencanaan ini dibuat karena kondisi pandemic yang
mendesak untuk dihadapi.
6. Ruang lingkup rencana : tactical planning karena rencana Desa
tangguh COVID-19 ini berisi uraian pendek dan mudah menyesuaikan
dengan kondisi lingkungan artinya keadaan apapun yang dihadapi
desa saat pandemic dapat disesuaikan dengan rencana namun tetap
berorientasi pada kemandirian masyarakat.
E. Unsur Rencana
1. Misi : perencanaan ini telah mencakup latar belakang yaitu
beragamnya masalah yang terjadi akibat pandemi di Kec. Rancah,
tugas pokok terperinci untuk memandirikan masyarakat di bidang
kesehatan, ekonomi dan social. Perencanaan ini akan digunakan
sebagai pedoman kegiatan Desa Tangguh COVID-19.
2. Masalah : perumusan masalah perencanaan ini adalah meningkatnya
kasus konfirmasi positif COVID-19, penolakan diagnose dari penderita,
beredarnya berita bohong/hoax yang berbahaya bagi kesehatan
masyarakat, kesulitan akses pangan saat isolasi mandiri dan lain
sebagainya.unsur 5W+1H dapat terjawab dalam perencanaan.
3. Kegiatan : kegiatan-kegiatan Desa tangguh Covid-19 tertuang dalam
rencana kerja namun ada juga kegiatan yang tidak terencana dimana
akan dilakukan menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi.
4. Asumsi : Positif yaitu menjelaskan factor-faktor pendukung diantaranya
organisasi masyarakat yang berpartisifasi yaitu MUI,PKK, Karang
taruna, Padumukan Siaga. Negatif yaitu factor-faktor penghambat
diantaranya beberapa tokoh agama yang memiliki pengaruh di
masyarakat belum membuka pikirannya tentang COVID-19 sehingga
memberikan informasi keliru terhadap jemaahnya, media social yang
menjadi sarana penyebaran informasi bohong/hoax, kesulitan adaptasi
masyarakat dengan pola hidup baru.
5. Strategi pendekatan : terhadap pemerintah melakukan advokasi agar
pembentukan Satgas tangguh Covid-19 terintegrasi dengan Desa
tangguh COVID-19. Terhadap masyarakat melakukan pendekatan
lebih gencar sebagai sasaran kegiatan kemandirian.
6. Sasaran ; dalam rencana kegiatan terdiri dari sasaran langsung yaitu
keluarga dan masyarakat, sedangkan sasaran tidak langsung adalah
organisasi kemasyarakatan.
7. Waktu : seluruh kegiatan diuraikan waktunya dengan jelas. Sedangkan
untuk kegiatan yang mendadak karena alasan situasi dan lain-lain
maka waktu disusun dengan segera.
8. Organisasi dan tenaga pelaksana : Uraian tugas dalam rencana
kegiatan Desa Tangguh COVID-19 telah jelas sesuai dengan setiap
bidang dalam Desa Siaga Aktif.
9. Tujuan : tujuan umum adalah kemandirian masyarakat dalam
menghadapai pandemi, tujuan khusus adalah mendorong dan
mendukung kemandirian masyarakt di bidang kesehatan, ekonomi dan
social dengan dilatarbelakangi 5W+1H
10. Biaya : perencanaan telah memberikan gambaran rincian biaya baik
yang bersumber dari pemerintah, dana sehat maupun masyarakat.
F. Proses Perencanaan
1. Analisa situasi
a. Identifikasi dan prioritas masalah
- What : masalah kesehatan yang dihadapi yaitu pandemic
COVID-19
- Why : karena kurang siapnya masyarakat baik fisik maupun
psikis dan social.
- When : bulan September 2020 masalah mulai muncul di
Kecamatan Rancah, perencanaan kegiatan Desa Tangguh
Covid-19 segerai dimulai pada akhir September 2020 hingga
berakhirnya pandemic atau muncul kebijakan baru dalam
penanganan pandemic.
- Who and where: kelompok masyarakat yang paling terdampak
ada di 3 desa namun semua desa sejumlah 13 disiagakan
karena kasus COVID-19 tidak dapat diprediksikan.
- Impact : keresahan di masyarakat, kepanikan, kesedihan,
kesulitan ekonomi, peningkatan kriminalitas, pemudaran rasa
persaudaraan dan silaturahim.
- Rencana aksi adalah meningkatkan kemandirian kesehatan
seperti masyarakat mampu melakukan protocol kesehatan
tanpa intruksi, kemandirian ekonomi yang terdampak COVID-19
dimana masyarakat harus cerdas dalam membelanjakan
uangnya dan menciptakan penghasilan-penghasilan dalam
pandemic, serta menjaga keamanan social dimana tercipta
masyarakat yang gotong royong dalam mengahadapi pandemic,
tidak ada stigma negative terhadap penderita, tidak ada
penolakan penderita dan pengusiran.
b. Perumusan tujuan perencanaan
- Spesifik : hanya dalam bidang kemandirian masyarakat dalam
pandemi COVID-19.
- Measurable : tujuan yang dapat diukur adalah minimalnya
jumlah kasus atau tidak tersebarnya kasus konfirmasi positif
(minimal penyebaran), pelaku isolasi mandiri dapat memenuhi
kebutuhan primer saat melakukan isolasi, kegiatan usaha yang
terdampak COVID-19 dapat stabil dengan menggali potensi
yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat sehingga
ukurannya adalah tidak ada masyarakat yang kekurangan
dalam kebutuhan primer, ukuran tujuan social yaitu tidak ada
penolakan diagnose, penolakan penderita, pengusiran terhadap
penderita, stigma negatif dan terciptanya suasana
kekeluargaan, gotong royong dan silaturahim yang terjaga.
- Appropiate : tujuan perencanaan sangat sesuai dengan tujuan
nasional dalam penanggulangan pandemi COVID-19 yaitu
menyelamatkan kehidupan bangsa.
- Realistic : tujuan perencanaan ini dapat dilaksanakan sesuai
dengan fasilitas dan kapasitas organisasi Pokja Desa Siaga
Aktif sebagai organisasi pemberdayaan masyarakat yang
bergerak dalam bidang kesehatan.
- Time-bound: sumber daya yang dialokasikan yaitu kader
kesehatan, kader pembangunan manusia, tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh wanita, anggaran dana desa dan dana
sehat. Peralatan penanggulanan COVID-19 sudah tersedia
seperti desinfektan, alat semprot, sarana CTPS, APD dan lain
sebagainya.
c. Kajian terhadap hambatan
- Hambatan dan kendala yang dapat dihilangkan : anggaran
dapat menjadi hambatan dalam perencanaan namun dapat
dihilangkan dengan tersedianya alokasi dana desa.
- Hambatan dan kendala yang dapat dimodifikasi : pertemuan-
pertemuan koordinasi yang terkendala aturan tidak boleh
berkumpul dan durasi pertemuan yang terbatas dapat
dimodifikasi dengan media social seperti Whats Ap Grup dan
rapat virtual.
- Hambatan dan kendala yang tidak dapat
dihilangkan/dimodifikasi : kondisi rumah penduduk yang
digunakan isolasi mandiri tidak memiliki sarana sesuai standar
seperti WC tidak terpisah dan lain sebagainya.
Tujuan Umum
Percepatan terwujudnya masyarakat desa dan kelurahan yang
peduli, tanggap, dan mampu mengenali, mencegah serta
mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara
mandiri, sehingga derajat kesehatannya meningkat.
Tujuan Khusus
Penasihat
Pengarah
Ketua
Sekretaris 1
Bendahara
Sekretaris 2
A. Kesimpulan
Kegiatan kesehatan yang akan dilaksanakan harus disusun dengan
memenuhi kaidah-kaidah penyusunan program agar memiliki kejelasan
mulai dari latar belakang yang menjadi masalah, penyebab masalah,
analisa situasi dan potensi yang ada, cara yang diambil sebagai solusi
pemecahan masalah, bentuk pelaksanaan, system pengawasan dan
teknik evaluasinya.
Desa tangguh COVID-19 yang dilatar belakangi oleh pandemic COVID-19
dan dampak luasnya dimasyarakat memerlukan sebuah cara
penyelesaian. Cara terbaik yang paling sesuai dengan bangsa Indonesia
adalah pemberdayaan masyarakat baik dalam bidang kesehatan, ekonomi
dan social. Kegiatan ini t dilaksanakan oleh Pokja Desa Siaga Aktif dan
erintegrasidalam kegiatan Puskesmas dan Pemerintahan Desa.
Masyarakat akan dipicu dan didorong untuk mandiri melakukan upaya
pencegahan COVID-19 dengan menerapkan protocol kesehatan, mandiri
mendapatkan pengobatan jika terkena penyakit COVID-19 dan mandiri
melakukan isolasi untuk mencegah penyebaran penyakit. Dalam bidang
ekonomi masayrakat dipicu agar mampu menyelesaikan permasalahan
ekonomi baik secara umum yang terdampak pandemic maupun secara
khusus bagi pelaku isolasi mandiri. Bidang social yaitu masyarakat
diupayakan agar dapat meningkatkan rasa gotong royong, silaturahim,
dan tidak ada stigma negative terhadap penderita COVID-19.
B. Saran
Kepada pemerintah desa agar mendukung kegiatan Desa tangguh Covid-
19 sehingga akan tercipta desa yang selamat dalam menghadapi
pandemic. Bentuk dukungan adalah sinergitas program satgas COVID-19
dengan Desa Siaga Aktif yang mengelola Desa tangguh COVID-19 baik
dana, alur kegiatan, alur komunikasi, alur pengawasan dan alur evaluasi.
Kepada Puskesmas Rancah dan lintas sector lainnya agar memberi
dukungan pembinaan dan fasilitasi kepada Pokja Desa Siaga Aktif
sehingga Program ini dapat berjalan optimal.