Anda di halaman 1dari 11

JURNAL ABDIMAS ILMIAH CITRA BAKTI

Volume 4, Nomor 2, Mei 2023


ISSN 2721-9178

SOSIALISASI KEGIATAN GEBRAK DADA KITA (GERAKAN BEBAS


ASAP ROKOK DIMULAI DARI KITA) DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS MERSAM

Ahmad Taher1), Rizma Adlia Syakurah2)

Universitas Sriwijaya

1)
ahmadtaher@gmail.com, 2)rizma.syakurah@gmail.com

Histori artikel Abstrak


Received: Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan Program
17 Februari 2023 Indonesia Sehat adalah menghilangkan kebiasaan merokok di
antara anggota keluarga. Namun, masih banyak individu yang
Accepted: menjadi perokok aktif dan pasif di wilayah UPTD Puskesmas
26 Mei 2023 Mersam, kabupaten Batang Hari. Oleh karena itu, pengabdian ini
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
Published: bahaya asap rokok dengan menerapkan Gerakan Bebas Asap
27 Mei 2023 Rokok Mulai Dari Kita (Gebrak Dada Kita) sebagai upaya
pencegahan perilaku merokok. Kegiatan ini meliputi sosialisasi
dan promosi yang menargetkan 35 pengunjung UPTD Puskesmas
Mersam di kabupaten Batanghari. Program ini dilaksanakan dari
Januari hingga Desember 2022, dengan menggunakan
pendekatan manajemen proyek yang meliputi tahapan inisiasi
kegiatan, perencanaan, implementasi, pemantauan dan
pengawasan, serta evaluasi dan pelaporan. Temuan yang
diperoleh menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang bahaya merokok. Namun demikian,
perubahan signifikan dalam komitmen untuk berhenti merokok
masih menganggap merokok sebagai suatu kebiasan yang
lumrah dilakukan. Dibutuhkan intervensi yang lebih intensif,
seperti program dukungan untuk berhenti merokok atau sesi
konseling individu, untuk memfasilitasi perubahan perilaku yang
diperlukan di antara para perokok.

Kata-kata kunci: Kegiatan Gebrak Dada Kita, Manajemen


program, Perilaku merokok

*Penulis Koresponden: Rizma Adlia Syakurah (rizma.syakurah@gmail.com)

DOI: https://doi.org/10.38048/jailcb.v4i2.1594 Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti || 351


Abstract. As one of the Government's efforts to realize the Healthy Indonesia Program is eliminating
smoking among family members. However, many individuals continue to engage in active and passive
smoking within the UPTD Puskesmas Mersam area of Batang Hari Regency. In response, this study
aims to enhance public knowledge regarding the hazards of cigarette smoke by implementing the
Smoke-Free Movement Starting from Us (Gebrak Dada Kita) as a preventive measure against smoking
behaviour. The activity involved socialization and promotional initiatives targeting 35 visitors to UPTD
Puskesmas Mersam in Batanghari Regency. The program was implemented from January to December
2022, utilizing a project management approach encompassing stages of activity initiation, planning,
implementation, monitoring and supervision, and evaluation and reporting. The findings revealed
improved community knowledge about the dangers associated with smoking. Nevertheless, a significant
change in the commitment to quit smoking remains elusive within the community, likely due to the
perception of smoking as a customary habit. It is essential to consider more intensive interventions,
such as smoking cessation support programs or individual counselling sessions, to facilitate the
necessary behavioural changes among smokers.

Keywords: Activities of Gebrak Dada Kita, Management program, and Smoking habits

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbanyak di dunia di
mana jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya sehingga
mengakibatkan tingkat produksi tembakau pun semakin meningkat (Harsa, 2020; Afif &
Sasana, 2019). Prevalensi perilaku buruk kebiasaan merokok tidak hanya dilakukan oleh
orang dewasa, namun juga pada remaja hingga anak-anak (Rahayuwati et al., 2018;
Sasmita PC, 2019). Kebiasaan merokok dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah
satunya akibat coba-coba dan kebiasaan tersebut terus berulang sehingga menjadi
kebiasaan dan sulit untuk dihentikan (Aminuddin et al., 2019). Perilaku merokok sangat
berisiko terhadap kesehatan bahkan resiko dari asap rokok lebih besar terjadi pada orang
yang tidak merokok namun selalu terpapar asap rokok (Nasution, 2020). Perilaku buruk
tersebut tidak hanya mempengaruhi masalah kesehatan, namun juga berdampak pada
masalah sosial, ekonomi, serta lingkungan (Brahmantya et al., 2020). Menurut penelitian
yang akan dilakukan oleh Juliansyah & Rizal (2018) bahwa umur, pendidikan, dan
pengetahuan memiliki hubungan terhadap perilaku merokok.
Beberapa upaya dan program telah pemerintah tetapkan untuk mengurangi konsumsi
rokok pada masyarakat. Baik dengan menetapkan undang-undang maupun melakukan
edukasi dan sosialisasi secara terus menerus mengenai bahaya akibat merokok
(Purwandhini et al., 2019; Almizi & Hermawati, 2018). Pemerintah juga telah menetapkan
peraturan tentang Peringatan Kesehatan Bergambar (PHW) pada bungkus rokok agar
masyarakat dapat mengubah perilaku merokok (Hutabarat et al., 2019).
Proyek kegiatan Gerakan Bebas Asap Rokok dimulai Dari Kita (Gebrak Dada Kita) di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Mersam Kabupaten Batang Hari adalah proyek yang
bertujuan untuk menurunkan angka perokok aktif dan perokok pasif di lingkungan

DOI: https://doi.org/10.38048/jailcb.v4i2.1594 Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti || 352


masyarakat serta merubah dan mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan gaya hidup
sehat dan mandiri sesuai dengan indikator Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
serta meningkatkan Cakupan Indeks Keluarga Sehat (IKS). Sesuai dengan inovasi yang
telah dibuat sesuai dengan pokok masalah yang ada di kecamatan Mersam yang dinamakan
Gebrak Dada Kita (Gerakan Bebas Asap Rokok Dimulai Dari Kita) wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Mersam kabupaten Batang Hari, UPTD Puskesmas Mersam telah melakukan
berbagai kegiatan antara lain mengadakan penyuluhan dan sosialisasi bahaya rokok di
lingkungan Masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial. Kegiatan
penyuluhan diharapkan bukan sekedar dilakukan oleh petugas kesehatan sendiri namun
juga adanya partisipasi dari masyarakat (Syakurah & Moudy, 2022).
Berdasarkan hasil identifikasi masalah, masih terdapat kesenjangan yang terjadi
sehingga dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan Gebrak Dada Kita. Pihak Puskesmas
berharap dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Indeks Keluarga Sehat,
SDM yang memadai serta adanya kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk
meningkatkan capaian IKS dan penurunan angka perokok. Namun kegiatan tersebut belum
mencapai tujuan yang diinginkan bahkan masih jauh dari yang diinginkan yakni pengetahuan
masyarakat masih kurang mengenai Indeks Keluarga Sehat, SDM yang menangani kegiatan
Gerakan Dada Kita masih belum memadai serta masih kurangnya kerjasama antar sektor.
Selain itu, masih banyaknya ditemukan anggota keluarga, dewasa, remaja, dan anak di
bawah umur yang menjadi perokok aktif.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui
sosialisasi mengenai program Gerakan Bebas Asap Rokok Dimulai Dari Kita (Gebrak Dada
Kita) di UPTD Puskesmas Mersam kabupaten Batanghari.

METODE PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi mengenai
program Gerakan Bebas Asap Rokok Dimulai Dari Kita (Gebrak Dada Kita) di UPTD
Puskesmas Mersam kabupaten Batanghari. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari
hingga Desember 2022. Pengelolaan kegiatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan
manajemen program yang terdiri dari tahap inisiasi kegiatan, tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap monitoring dan supervisi, serta tahap evaluasi dan pelaporan. Hasil
kegiatan kemudian akan dirangkum dalam bentuk deskriptif.
Tahap inisiasi kegiatan dimulai dengan identifikasi masalah pada program yang
dilanjutkan dengan merencanakan materi serta tim kerja yang terlibat. Kegiatan sosialisasi
dilaksanakan di UPTD Puskesmas Mersam terhadap masyarakat yang datang ke
puskesmas di waktu sosialisasi dilakukan yaitu sebanyak 35 orang. Monitoring dan supervisi

DOI: https://doi.org/10.38048/jailcb.v4i2.1594 Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti || 353


diterapkan agar tidak ada kendala fatal yang mengganggu. Evaluasi dan pelaporan
dilakukan di akhir kegiatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Tahap Inisiasi Kegiatan
Pada tahap ini, permasalahan pokok dianalisis menggunakan tabel USG (Urgency,
Seriousness, and Growth) (Tabel 1). Terdapat tiga masalah pokok yang dianalisis untuk
menentukan prioritas masalah, yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Indeks
Keluarga Sehat, kurangnya kerja sama Lintas Program dan Lintas Sektor untuk
meningkatkan capaian IKS dan menurunkan angka Perokok, dan kurangnya SDM dalam
upaya pengoptimalan capaian IKS dan menurunkan angka perokok. Hasil analisis
menunjukkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Indeks Keluarga Sehat sebagai
prioritas kegiatan.
Tabel 1. Prioritas Masalah
No. Masalah Pokok U S G TTL Prioritas
1 kurangnya pengetahuan 5 5 4 14 I
masyarakat tentang Indeks
Keluarga Sehat
2 kurangnya Kerja sama Lintas 5 4 4 13 II
Program dan Lintas Sektor untuk
Meningkatkan capaian IKS dan
Menurunkan angka Perokok
3 kurangnya SDM dalam upaya 4 4 4 12 III
pengoptimalan capaian IKS dan
menurunkan angka perokok.

Berdasarkan prioritas masalah, kurangnya media promosi terkait keluarga sehat dan bahaya
merokok, menyebabkan minimnya pengetahuan masyarakat terkait indeks keluarga sehat.
Sehingga banyak anggota keluarga yang memiliki perilaku merokok. Hal ini dapat berakibat
pada rendahnya capaian IKS (Gambar 1).
Hasil analisis menggunakan cost benefit analysis menunjukkan intervensi terhadap
pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai indeks keluarga sehat memiliki ratio
manfaat yang lebih besar dengan biaya yang lebih rendah, yaitu 2,5 (Tabel 2). Oleh karena
itu, pemicuan pengetahuan masyarakat di wilayah UPTD Puskesmas Mersam dilakukan
melalui kegiatan Gerakan Bebas Asap Rokok Dimulai Dari Kita (Gebrak Dada Kita).

DOI: https://doi.org/10.38048/jailcb.v4i2.1594 Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti || 354


Tabel 2. Cost Benefit Analysis
No. Alternatif Manfaat Biaya (Cost) Ratio
(Benefit)
1 kurangnya pengetahuan masyarakat 5 2 2,5
tentang Indeks Keluarga Sehat terkait
merokok
2 kurangnya Kerja sama Lintas Program 4 3 1,3
dan Lintas Sektor untuk Meningkatkan
capaian IKS dan Menurunkan angka
Perokok
3 kurangnya SDM dalam upaya 3 4 0,75
pengoptimalan capaian IKS dan
menurunkan angka perokok

Setelah mengidentifikasi masalah, tahapan selanjutnya yaitu penyusunan jadwal


kegiatan. Pada minggu awal bulan Januari 2022, pertemuan dilakukan untuk membahas
laporan capaian program dan pelayanan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Mersam.
Ditemukan masalah bahwa program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK)
belum terlaksana sesuai target sehingga dibuat kerangka acuan kerja mengenai kegiatan
Gebrak Dada Kita. Dilakukan penyusunan RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) serta DIPA
(Dokumen Induk Pengeluaran Anggaran) oleh bagian perencanaan. Pada akhir bulan
Februari dilakukan rapat dengan tim UKM (PISPK dan Promkes) mengenai pelaksanaan
kegiatan Gerakan Bebas Asap Rokok Dimulai Dari Kita (Gebrak Dada Kita).

Rendahnya Capaian IKS

Masih Banyak Anggota Keluarga yang Merokok

Masih kurangnya Kerja sama Masih kurangnya Masih kurangnya SDM


Lintas Program dan Lintas pengetahuan dalam upaya
Sektor untuk Meningkatkan masyarakat tentang pengoptimalan capaian
capaian IKS dan Indeks Keluarga Sehat IKS dan menurunkan
Menurunkan angka Perokok terkait merokok angka perokok

Masih kurangnya peran Masih kurangnya media Masih kurangnya koordinasi


serta kader kesehatan promosi tentang Keluarga dengan lintas sector (PKK,
dalam penyampaian Sehat dan Bahaya Rokok kelurahan) dalam upaya
Keluarga Sehat dan meningkatkan capaian IKS
Bahaya Rokok dan menurunkan angka
Perokok

Gambar 1. Pohon Masalah Rendahnya Capaian IKS

DOI: https://doi.org/10.38048/jailcb.v4i2.1594 Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti || 355


Tahap Persiapan
Fokus Proyek kegiatan Gerakan Bebas Asap Rokok dimulai Dari kita (Gebrak Dada
Kita) yang direncanakan adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
bahaya rokok serta menurunkan angka perokok aktif maupun pasif sehingga meningkatkan
indeks keluarga sehat di wilayah kecamatan Mersam, dengan KIE (Komunikasi, Informasi
dan Edukasi) melalui pertemuan langsung dan tidak langsung (Facebook, Instagram dan
Youtube Puskesmas Mersam). Media online menjadi sarana berbagi informasi dan ide
tentang isu-isu bahaya rokok, baik dari segi kesehatan dan finansial, lingkungan sosial serta
dampaknya bagi keluarga dan sekitar.
Tahap ini juga mengidentifikasi tim kerja yang terlibat dalam kegiatan Gebrak Dada
Kita agar kegiatan terlaksana dengan baik. Penentuan tim kerja dibuat berdasarkan Surat
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Mersam tentang tim pelaksana kegiatan Gerakan
Bebas Asap Rokok dimulai Dari Kita (Gebrak Dada Kita). Adapun tim pelaksana kegiatan
seperti pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Tim Pelaksana Kegiatan


No. Tim Kerja Deskripsi
1 Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas mempunyai kewenangan membuat
Mersam kebijakan dan surat keputusan serta sebagai pengarah
dan narasumber.
2 Kasubag Tata Kasubag Tata usaha mempunyai kewenangan
Usaha penyelenggaraan pelayanan teknis administratif
kegiatan dan ketatausahaan
3 PJ. UKM PJ UKM mempunyai tugas Koordinator dan Monitoring
Pelaksanaan kegiatan
4 Pelaksana PISPK Pelaksana PISPK mempunyai tugas evidance Base
atau memfasilitasi data sasaran anggota keluarga yang
merokok, data penderita hipertensi, dan status IKS
Desa/ Kelurahan dalam wilayah kerja puskesmas
sesuai dengan aplikasi PISPK
5 Pelaksana Pelaksana Promkes mempunyai tugas advokasi pihak
Promkes terkait, menyebarluaskan informasi tentang tujuan
pelaksanaan kegiatan, memberikan edukasi tentang
cara berhenti merokok dan menjauhi asap rokok baik
secara langsung maupun tidak langsung
6 Pelaksana PTM Pelaksana PTM membantu pelaksanaan memberikan
Edudasi dan sosialiasi bahaya rokok dari segi
kesehatan yang mengakibatkan terjadinya Penyakit
Tidak Menular (PTM)
7 Pelaksana Kesling Pelaksana Kesling; membantu pemantauan kawasan
Tanpa Rokok (KTR) di Tempat-tempat umum (TTU),
Institusi pendidikan, Rumah Ibadah dll

DOI: https://doi.org/10.38048/jailcb.v4i2.1594 Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti || 356


Setelah itu, tim kerja melakukan pertemuan untuk menjelaskan tujuan dan maksud
kegiatan, penyatuan persepsi sebagai bentuk komitmen bersama serta pembagian tugas,
dan penentuan pihak yang bertanggung jawab. Adapun jadwal pelaksaan pada tahap
perencanaan dimulai pada minggu kedua bulan februari 2022 dengan melakukan identifikasi
dan maping stakeholder yang akan bertanggungjawab akan lancarnya kegiatan Gebrak
Dada Kita. Tim kerja dibentuk membahas tentang kegiatan Gebrak Dada Kita dan dilakukan
pertemuan bersama dengan tim terpadu serta stakeholder pada akhir bulan Februari.

Tahap Pelaksanaan
Kegiatan Gerakan Bebas Asap Rokok Dimulai Dari Kita (Gebrak Dada Kita)
dilaksanakan dengan 3 tahap, antara lain sosialisasi melalui sosial media, sosialisasi di
Puskesmas, serta melakukan pertemuan dengan anggota keluarga yang merokok.
Pelaksanaan sosialisasi diawali dengan penyusunan materi yang akan ditampilkan. Kegiatan
sosialisasi melalui media sosial dilaksanakan menggunakan akun sosial media Puskesmas
Mersam yaitu Facebook dan Instagram. Kegiatan upload data dan informasi mengenai
indeks keluarga sehat serta di Facebook dan Instagram dilakukan pada selama bulan April
hingga Juni 2022. Kegiatan sosialiasi di puskesmas Mersam juga dilaksanakan dengan
memasang spanduk dan penyebaran brosur mengenai kegiatan yang dilaksanakan.
Kegiatan Pertemuan Anggota keluarga yang merokok beserta pendamping (Istri
dan keluarga) juga merupakan salah satu upaya penting dalam upaya mencapai indikator
keluarga sehat. Kegiatan ini dilaksanakan selama bulan Juni 2022. Peserta akan
mendapatkan Kartu komitmen berhenti merokok dengan perjanjian jika keluarga dapat
berhenti merokok maka akan diberikan penghargaan dari Pemerintah terkait. Selain itu,
dilakukan kegiatan penunjang dengan melakukan pengawasan Kawasan Tanpa Asap rokok
(KTR) di tempat-tempat umum (TTU), Institusi Pendidikan dan Rumah Ibadah yang ada
dalam wilayah kerja UPTD Kerja Puskesmas Mersam bersama Tim terpadu terdiri dari pihak
kepolisian, koramil, Lembaga adat dan lainnya diwilayah kerja UPTD Puskesmas Mersam.
Hasil kegiatan menunjukkan adanya perubahan pengetahuan masyarakat terkait bahaya
merokok. Namun sayangnya, belum ada perubahan yang signifikan terkait komitmen
berhenti merokok di masyarakat. Hal ini karena masyarakat menganggap merokok sebagai
suatu kebiasan yang lumrah dilakukan.

Tahap Monitoring dan Supervisi Kegiatan


Tahap monitoring dan supervisi dilakukan untuk melihat kembali pelaksanaan
kegiatan yang telah dilakukan apakah telah sesuai dengan perencaan yang ditentukan
sebelumnya. Puskesmas Mersam telah memiliki tenaga kesehatan yang bertugas untuk

DOI: https://doi.org/10.38048/jailcb.v4i2.1594 Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti || 357


mengidentifikasi masalah yang terjadi serta tim kerja telah melaksanakan telah sesuai
dengan perencanaan awal. Dari hasil kegiatan monitoring, ditemukan beberapa kendala
dalam pelaksanaan program karena faktor SDM, anggaran, dan kemampuan masyarakat
(Tabel 4).
Tabel 4. Kendala Pelaksaan Kegaiatan
No Kendala Internal Kendala Eksternal
1 Tim kerja kurang mengerti dan Masih adanya masyarakat yang
bertanggungjawab dalam belum mengerti cara mengakses
pelaksanaan Gerakan Bebas Asap informasi yang ada di akun
Rokok Dimulai Dari Kita (Gebrak facebook dan IG
Dada Kita)
2 Pengumpulan data dan laporan dari Masih banyaknya anggota keluarga
masing-masing stakeholder sebagai yang masih tetap merokok
narasumber lambat dan kurang walaupun sudah mengetahui
akurat dampak dan bahaya rokok karena
kebiasaan
3 Kemungkinan akan terjadi kurang
tenaga yang profesional dan
berintegritas dalam update data yang
akan ditampilkan di media sosial
4 Terbatasnya anggaran yang tersedia
untuk kegiatan Gerakan Bebas Asap
Rokok Dimulai Dari Kita

Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan, didapatkan bahwa masih terdapat


beberapa kendala yang dihadapi oleh Puskesmas Mersam mengenai kegiatan ini. Kendala
internal yang dihadapi yaitu kurangnya tim kerja yang paham serta bertanggung jawab atas
pekerjaan mereka dalam kegiatan Gebrak Dada Kita baik dalam promosi secara langsung
maupun menampilkan data hasil kegiatan di sosial media, tenaga kerja yang melakukan
pengumpulan data dan laporan hasil kegiatan masih belum akurat serta terbatasnya
anggaran yang tersedia untuk kegiatan Gerakan Bebas Asap Rokok Dimulai Dari Kita
(Gebrak Dada Kita). Sedangkan kendala eksternal yang dihadapi antara lain masyarakat
yang tetap merokok meskipun telah mengetahui dampak yang akan terjadi akibat rokok serta
kurangnya informasi mengenai cara mengakses akun di sosial media.
Evaluasi pada kegiatan Gebrak Dada Kita di Puskesmas Mersam dilakukan setelah
kegiatan dilaksanakan. Tahap pelaporan dilakukan di akhir kegiatan dengan menyusun
laporan hasil kinerja selama kegiatan dilakukan. Laporan berisi dokumentasi selama
kegiatan, indikator capaian program serta hasil selama kegiatan dilaksanakan. Laporan
tersebut kemudian disampaikan kepada stakeholder terkait.

DOI: https://doi.org/10.38048/jailcb.v4i2.1594 Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti || 358


Pembahasan
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan individu untuk hidup sehat, sehingga dapat mengoptimalkan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan. Inisiatif utama dalam pembangunan kesehatan adalah
Program Indonesia Sehat yang dilaksanakan dengan mengintegrasikan paradigma sehat,
memperkuat layanan kesehatan, dan menyediakan jaminan kesehatan nasional (JKN),
dengan fokus pada pengarusutamaan kesehatan, upaya promotif dan preventif, serta
pemberdayaan masyarakat. Keluarga, sebagai unit dasar masyarakat, memegang peranan
penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat, dan pendekatan ini diwujudkan
dalam Program Keluarga Sehat sebagai komponen utama dalam mewujudkan Indonesia
Sehat. Salah satu indikator penentu keluarga sehat adalah tidak ada anggota keluarga yang
merokok (Romdhonah et al., 2021). Namun, perilaku merokok pada anggota keluarga masih
sering dijumpai di masyarakat, sehingga berpengaruh pada cakupan IKS. Adanya persepsi
maskulinitas dan keakraban sosial menyebabkan perilaku merokok masih terjadi di
masyarakat (Maretalinia et al., 2020). Oleh karena itu, penting untuk melakukan edukasi
terkait bahaya rokok di masyarakat.
Pada tahap awal, dilakukan identifikasi masalah melalui peninjauan perilaku
masyarakat dan rendahnya cakupan Indeks Keluarga Sehat (IKS) pada indikator ketiadaan
anggota keluarga yang merokok. Langkah ini penting untuk memastikan keberhasilan
program dan memungkinkan tim serta pemangku kepentingan memahami tujuan yang ingin
dicapai dari program ini. Selain itu, pada tahap inisiasi, pemangku kepentingan melakukan
analisis terhadap manfaat dan biaya yang digunakan, mengingat jumlah program yang perlu
dilaksanakan sementara sumber dana terbatas. Adanya pemicuan terkait pengetahuan
masyarakat sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa dibutuhkan Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi untuk meningkatkan capaian IKS indikator tidak ada anggota
keluarga yang merokok (Maretalinia et al., 2020). Namun, hasil kegiatan tidak sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pemaanfaatan media dapat
mempengaruhi pengetahuan dan sikap perokok (Kembaren et al., 2021).

KESIMPULAN
Pelaksanaan kegaiatan Gebrak Dada Kita di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Mersam Kabupaten Batang Hari dilaksanakan untuk menurunkan angka perokok aktif dan
perokok pasif serta mengedukasi masyarakat mengenai gaya hidup sehat. Pelaksanaan
kegiatan Gebrak Dada Kita dilakukan dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat
melalui kegiatan edukasi dan pemanfaatan media spanduk dan brosur. Namun faktor SDM,

DOI: https://doi.org/10.38048/jailcb.v4i2.1594 Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti || 359


anggaran, dan persepsi masyarakat belum memberikan hasil terkait komitmen berhenti
merokok. Diperlukan intervensi yang lebih intensif, seperti program dukungan berhenti
merokok atau sesi konseling individual, yang dapat membantu individu yang merokok
mengubah kebiasaan mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Afif, M. N., & Sasana, H. (2019). Pengaruh Kemiskinan, Pendapatan Per Kapita, Harga
Rokok, Produksi Rokok Terhadap Konsumsi Rokok di Indonesia. Diponegoro Journal of
Economics, 1(1), 88–96.
Almizi, M., & Hermawati, I. (2018). Upaya Pengentasan Kemiskinan dengan Mengurangi
Konsumsi Rokok di Indonesia. Jurnal PKS, 17(3), 239–256.
https://doi.org/https://doi.org/10.31105/jpks.v17i3.1510
Aminuddin, Samsugito, I., Nopriyanto, D., & Puspasari, R. (2019). Terapi SEFT Menurunkan
Intensitas Kebiasaan Merokok di Kelurahan Sambutan Kota Samarinda. Jurnal
Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat, 3(2), 329–335.
https://doi.org/10.30595/jppm.v3i2.3899
Harsa, S. V. (2020). Pengaruh Paparan Asap Rokok terhadap Kadar Hormon Adiponektin
sebagai Faktor Risiko Terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2. Medical Journal of Lampung
University, 9(1), 1–8.
Hutabarat, E. N. N., Rochadi, R. K., & Aulia, D. (2019). Pengaruh Karakteristik dan Persepsi
Individu tentang Peringatan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok terhadap
Perubahan Sikap Perokok Aktif di Lingkungan XXVII Kelurahan Pekan Labuhan
Kecamatan Medan Labuhan. Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan, 3(1), 9. https://doi.org/10.24912/jmstkik.v3i1.1539
Juliansyah, E., & Rizal, A. (2018). Faktor Umur, Pendidikan, dan Pengetahuan dengan
Perilaku Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durian, Kabupaten Sintang.
VisiKes: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 17(1), 92–107.
Kembaren, M. B. S., Siagian, D., & Laoli, R. R. (2021). Penanganan Masalah Merokok
Dengan Penyuluhan Bahaya Merokok, Pemasangan Poster Dan Spanduk Di Desa Sei
Tuan Dusun II Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021. Jurnal
Pengabdian Kesehatan (JUPKes), 1(2), 43–55.
http://ejournal.stikeselisabethmedan.ac.id:85/index.php/JUPKes/article/view/432
Maretalinia, Lusrizanuri, K., & Wijaya, H. S. (2020). Cakupan Keluarga Sehat Wilayah
Perbatasan Indonesia-Malaysia Berdasarkan Indikator PIS-PK. Jurnal Ilmah Umum Dan
Kesehatan Aisyiyah, 5(2), 76–84.
Nasution, A. S. (2020). Upaya Promotif dan Preventif Untuk Mengurangi Risiko yang
Ditimbulkan Oleh Rokok di Kelurahan Rancamaya. Logista: Jurnal Ilmiah Pengabdian
Kepada Masyarakat, 4(1), 57–62.
Purwandhini, A. S., Ningtyas, A. M., & Lutfi’ah, H. (2019). Analisis Perwilayahan Luas Areal
Komoditas Tembakau di Kabupaten Jember Setelah Adanya Larangan Merokok.
Seminar Nasional Pembangunan Pertanian IV 2019, 27–34.
Rahayuwati, L., Lukman, M., Rahayu, E., & Ridwan, M. (2018). Program RIAS (Remaja
Siaga Asap Rokok): Mencegah dan Mengatasi Adiksi Rokok pada Remaja di
Cisaranten Kulon. Media Karya Kesehatan, 1(1), 2018.

DOI: https://doi.org/10.38048/jailcb.v4i2.1594 Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti || 360


https://doi.org/10.24198/mkk.v1i1.16863
Romdhonah, R., Suryoputro, A., & Jati, S. P. (2021). Pencapaian Indeks Keluarga Sehat
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (Pis – Pk) : Literature Review. Jurnal
Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 12(2), 229. https://doi.org/10.26751/jikk.v12i2.980
Sasmita PC. (2019). Perbandingan Hormon Adiponektin Antara Perokok Aktif dan Perokok
Pasif di Wilayah Labuhan Ratu, Bandar Lampung. Universitas Lampung.
Syakurah, R. A., & Moudy, J. (2022). Diagnosis Komunitas dengan Pendekatan Proceed-
Precede pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik. Jambi Medical Journal" Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan", 10(1), 1–19.

DOI: https://doi.org/10.38048/jailcb.v4i2.1594 Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti || 361

Anda mungkin juga menyukai