Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : ISRAELLA N. SAMBUAGA


NIM : 21304038
KELAS : 1 AKUNTANSI B
DOSEN : HERMAN PHILIPS DOLONSEDA S.Pd, M.Pd

1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas Perkenanan-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah “Filsafat Pancasila,Hak dan Kewajiban Warga Negara dan Konstitusi” tepat
waktu.

Makalah “Filsafat Pancasila,Hak dan Kewajiban Warga Negara dan konstitusi” ini
dibuat untuk memenuhi dosen Herman Philips Dolonseda S.Pd, M.Pd pada mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Negeri Manado. Selain itu, saya juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Pancasila,Hak dan Kewajiban Warga Negara,dan Konstitusi.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,kritik dan
saran yang membangun akan saya terima.

Tompaso,15 Oktober 2021

Israella N. Sambuaga

2
DAFTAR ISI

PEMBAHASAN
A.FILSAFAT PANCASILA

1.1.Pengertian Filsafat Pancasila

Istilah ‘Filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan

Philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani filosofia (philosophia). Filsafat

Pancasila adalah pengunaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan

hidup bernegara. Pancasila sebagai filsafat juga bahwa pancasila mengandung

pandangan,nilai,dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan

ideologi pancasila.

Pengertian filsafat pancasila berdasarkan beberapa ahli :

a.Ir.Soekarno

Menurut Soekarno,filsafat pancasila merupakan filsafat asli dari Indonesia yang diambil

dari budaya dan tradisi indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat

(Kristen),dan Arab (Islam).

b.Notonagoro

Notonagoro menyatakan bahwa filsafat pancasila memberikan pengetahuan dan

pengertian ilmiah mengenai hakikat pancasila. Menurutnya secara antologi, kajian

3
pancasila sebagai filsafat dimasukkan untuk mengetahui hakikat dasar sila-sila yang

terkandung di dalam pancasila.

c.Ruslan Abdulgani

Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila itu adalah filsafat dari negara yang terlahir

sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh rakyat dan bangsa Indonesia.

1.2.Fungsi Filsafat Pancasila

a.Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

Setiap bangsa di dunia memiliki jiwanya sendiri. Hal ini disebut dengan istilah

Volkgeish,yang berarti ‘jiwa bangsa’ atau ‘jiwa rakyat’. Bagi bangsa Indonesia,

Pancasila adalah jiwa yang telah memainkan peranan penting dalam kehidupan.

b.Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Filsafat pancasila berfungsi sebagai kepribadian dan ciri khas bangsa Indonesia serta

menjadi ciri pembeda diantara bangsa lain di dunia.

c.Sebagai Sumber dari Senua Sumber Hukum

Indonesia adalah negara hukum yang menerapkan hukum secara adil berdasarkan

peraturan yang berlaku. Dalam hal ini,fungsi filsafat Pancasila merupakan sumber dari

seluruh sumber daya hukum di Indoneisa. Masing-masing dari sila yang terkandung

dalam pancasila berfungsi sebagai nilai dasar,sedangkan hukum adalah nilai

instrumental atau keterangan tentang Sila Pancasila.

4
d.Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Filsafat Pancasila juga berfungsi sebagai cara hidup di Indonesia. Dengan kata lain,

Pancasila merupakan pedoman dan intruksi dalam kehidupan sehari-hari.

e.Menjadi Falsafah Hidup Bangsa

Filsafah Pancasila memiliki fungsi kesatuan bangsa. Hal ini dikarenakan pandangan

bahwa Pancasila mengandung nilai kepribadian yang paling tepat dan sesuai dengan

bangsa Indonesia. Pancasila juga dianggap sebagai nilai yangg paling bijaksana, paling

adil,dan paling tepat untuk menyatukan seluruh rakyat Indonesia.

f.Sebagai Dasar Negara

Filsafat pancasila berfungsi sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan atau

penyelenggaraan negara.segala sesuatu yang ada dalam kehidupan bangsa Indonesia,

baik rakyat, pemerintah, wilayah maupun aspek negara lainnya, harus didasarkan pada

Pancasila.

g.Memberi Hakikat Hidup Bernegara

Filsafat Pancasila memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan mendasar atau sangat

mendasar, seperti sifat kehidupan negara. Dengan filsafat Pancasila, kita dapat

mengetahui sifat kehidupan pedesaan dan semua aspek yang memiliki hubungan erat

dengan kehidupan sosial dan kelangsungan hidup negara.

1.3.Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila

5
Pancasila sitinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut :

a.Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam

hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia

sendiri.

b.Pancasila Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya,

Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD 45 memenuhi syarat formal (kebenaran

formal).

c.Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan

merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.

d.Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya, tujuan diusulkannya

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Isi atau esensi sila-sila pancasila meliputi:

 Ke-Tuhanan, yaitu sebagai kausa prima;

 Kemanusiaan, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;

 Kesatuan, yaitu kesatuan yang memiliki kepribadian sendiri;

 Kerakyatan, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerjasama dan gotong

royong;dan

 Keadilan, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang

menjadi haknya.

1.4.Tujuan Filsafat Pancasila

6
1. Untuk menciptakan bangsa yang religius dan patuh kepada Allah yang maha

kuasa.

2. Menjadi bangsa yang menjaga keadilan baik secara sosial maupun ekonomi.

3. Untuk menjadi bangsa yang menghormati hak asasi manusia, untuk dapat berada

dalam kaitannya HAM dengan pancasila sebagai dasar negara kita.

4. Untuk menciptakan sebuah bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi.

5. Menjadi negara nasionalis dan cinta tanah air Indonesia.

1.5.Contoh filsafat Pancasila

 Menjaga toleransi.

 Menjaga kerukunan Umat Beragama.

 Penyelenggara Negara Sesuai dengan Nilai Ketuhanan.

 Menaati dan Mematuhi Peraturan yang Berlaku.

 Memihak dan Membela Negara.

 Tidak Membuat Perpecahan Antar kelompok.

 Mengakui Persamaan Derajat.

 Menegakkan Keadilan.

 Penegakan Demokrasi

B. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

1.1. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara.

7
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu

sebagai anggota warga negara sejak masih ada dalam kandungan. Hak pada umumnya

didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban.hak

warga negara yang tercantum dalam UUD 1945 meliputi hak hidup,hak memperoleh

pendidikan,hak untuk melanjutkan keturunan dan masih banyak lagi.

Contoh Hak Warga Negara Indonesia;

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.

2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama dimata hukum dan didalam

pemerintahaan.

4. Setiap warga negara bebas untuk memilih,memeluk,dan menjalankan agama dan

kepercayaan masing-masing yang dipercayai.

5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.

6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara Kesatuan

Indonesia atau NKRI dari serangan musuh.

7. Setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam kemerdekaan

berserikat,berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai

undang-undang yang berlaku.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan untuk

dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang

8
pantas untuk didapat dengan kata lain memberikan atau melakukan apa yang harus kita

lakukan demi kemajuan bangsa kearah yang lebih baik.

Contoh kewajiban warga negara indonesia :

1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam

membela,mempertahankan kedaulatan negara Indonesia dari serangan musuh.

2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan

oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).

3. Setiap warga negara wajib menaati serta menjunjung tinggi dasar negara,hukum

dan pemerintahan tanpa terkecuali,serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.

4. Setiap warga negara berkewajiban taat,tunduk dan patuh terhadap segala hukum

yang berlaku di wilayah negara Indonesia.

5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun

bangsa agar kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh pemerintah negara

tersebut dan mengakui pemerintahnya sendiri.Adapun pengertian warga negara menurut

Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh

peraturan negara yang bersangkutan,diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok

(domisili) dalam wilayah negara itu.

9
Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945,pasal 26

menyatakan : ”Warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang

disahkan undang-undang sebagai warga negara”.

Pasal 1 UU No.22/1958 dan UU No.12/2006 tentang kewarganegaraan Republik

Indonesia, menekankan kepada peraturan yang menyatakan bahwa warga negara RI

adalah orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan

atau peraturan yang berlaku sejan proklamasi 17 agustus 1945 sudah menjadi warga

negara RI.

Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab

kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu,seseorang yang menjadi

anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh undang-undang yang dibuat

oleh negara tersebut .Sebelum negara menemukan siapa yang menjadi warga

negara,maka negara harus mengakui setiap orang berhak memilih

kewarganegaraan,memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta

berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28E ayat (1) UUD 1945.

Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapat

diklarifikasikan menjadi :

 Warga negara Indonesia,adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-

orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

 Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara Indonesia bersifat

sementara sesuai dengan visa (surat izin untuk memasuki suatu wilayah negara

10
dan tinggal sementara yang diberikan oleh pejabat suatu negara yang dituju)

yang diberikan melalui kantor imigrasi.

Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2

kriterium :

1. Kriterium kelahiran

Berdasarkan kriterium ini,masih dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:

 Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius

Sanguins .Di dalam asas ini,seseorang memperoleh kewarganegaraan

suatu negara berdasarkan asas kewarganegaraan orang tuanya,di

manapun ia dilahirkan.

 Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran Ius Soli. Di dalam

asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraannya berdasarkan negara

tempat di mana dia dilahirkan,meskipun orang tuanya bukan warga

negara dari negara tersebut.

2. Naturalisasi atau pewarganegaraan adalah suatu proses hukum yang

menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai hak

kewarganegaraan lain.

1.2. Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut Para Ahli

a.Prof.Dr.Notonegoro

11
Prof. Dr.Notonegoro beliau mengungkapkan hak adalah sebuah kuasa untuk menerima

atau melakukan suatu hal yang memang semestinya diterima atau dilakukan. Dalam hal

ini, tidak bisa dilakukan atau diterima oleh pihak lain.

Prof.Dr.Notonegoro, menyatakan kewajiban sebagai sebuah beban memberikan suatu

hal yang sudah semestinya diberikan oleh pihak tertentu. Dalam hal ini,tidak bisa

diberikan oleh pihak lain dan sifatnya bisa dituntut secara paksa jika tidak dipenuhi.

Kewajiban juga diartikan sebagai suatu hal yang harus dilakukan.

b.Curzon

Curzon membagi hak menjadi 5 kelompok. Hak sempurna dapat dipaksakan melalui

hukum. Hak utama adalah hak yang diperluas hak-hak tambahan. Hak publik adalah

hak yang dimiliki masyarakat. Hak positif adalah hak melakukan perbuatan tertentu.

Hak milik adalah hak yang berhubungan dengan barang atau kedudukan.

Curzon juga membagi 5 kelompok kewajiban. Kewajiban mutlak yaitu kewajiban diri

sendiri. Kewajiban publik yaitu kewajiban mematuhi hak publik. Kewajiban positif

yaitu kewajiban menghendaki dilakukan sesuatu. Kewajiban umum yang berlaku untuk

umum. Kewajiban primer yang tidak timbul dari perbuatan melawan hukum.

c.Prof.R.M.T.Sukamto Notonagoro

Kewajiban menurut Prof. R. M. T. Sukamto Notonagoro adalah sesuatu yang harus

dilakukan oleh pihak tertentu dan bisa dituntut paksa oleh orang yang berkepentingan.

12
Kewajiban dapat timbul karena keinginan dari diri sendiri dan orang lain. Kewajiban ini

bisa muncul dari hak yang dimiliki oleh orang lain.

Sementara itu menurut Prof. R. M. T. Sukamto Notonagoro hak adalah sebuah kuasa

menerima atau melakukan suatu hal yang memang semestinya diterima atau dilakukan.

Dalam hal ini tidak bisa dilakukan dan diterima oleh pihak lainnya. Hak dan kewajiban

warga negara, keduanya bisa dituntut paksa oleh yang bersangkutan.

1.3.Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945.

1.Hak Warga Negara menurut UUD 1945.

Hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945 pasal 27-31. Berikut adalah isi

hak warga negara :

 Pasal 27 ayat 2 : Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan.

 Pasal 27 ayat 3 : Hak ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

 Pasal 28A : Hak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan

kehidupannya.

 Pasal 28B ayat 1 : Hak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan

melalui perkawinan yang sah.

 Pasal 28B ayat 2 : Hak atas kelangsungan hidup,tumbuh,dan berkembang serta

berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

13
 Pasal 28C ayat 1 : Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya.

 Pasal 28C ayat 1 : Hak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari

ilmu pengetahuan dan teknologi,seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas

hidupnya.

 Pasal 28C ayat 2 : Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan

haknya secara kolektif.

 Pasal 28D ayat 1 : Hak pengakuan,jaminan,perlindungan,dan kepastian hukum

yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.

 Pasal 28D ayat 2 : Hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan

yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

 Pasal 28D ayat 3 : Hak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintah.

 Pasal 28E ayat 1 : Hak memeluk agama dan beribadah menurut agamanya.

 Pasal 28E ayat 1 : Hak untuk memilih pendidikan dan pengajaran, memilih

pekerjaan,memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara

dan meninggalkannya, serta berhak untuk kembali.

 Pasl 28E ayat 2 : Hak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan

pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

 Pasal 28E ayat 3 : Hak atas kebebasan berserikat, berkumpul, serta

mengeluarkan pendapat.

14
 Pasal 28F : Hak berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi serta lingkungan sosialnnya.

 Pasal28F:

Hak  untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah,dan

menyampaikan informasi menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

 Pasal 28G ayat 1 : Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,

martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya.

 Pasal 28G ayat 1 : Hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman

ketakutan untuk berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

 Pasal 28G ayat 2 : hak untuk bebas dari penyiksaan maupun perlakuan

merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik

dari negara lain.

 Pasal 28H ayat 1 : Hak hidup sejahtera lahir dan batin,bertempat tinggal,dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.

 Pasal 28H ayat 1 : Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

 Pasal 28H ayat 2 : Hak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus untuk

mendapat kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan

keadilan.

 Pasal 28H ayat 3 : Hak atas jaminan sosial yang memungkinkan pegembangan

dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

 Pasal 28H ayat 4 : Hak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut

tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.

15
 Pasal 28I ayat 1 : Hak untuk hidup,hak untuk tidak disiksa,hak kemerdekaan

pikiran dan hati nurani,hak beragama,hak untuk tidak diperbudak,hak diakui

sebagai pribadi dihadapan hukum,dan hak untuk tidak dituntut atas dasar

hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi

dalam keadaan apapun.

 Pasal 28I ayat 2 : Hak bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar apapun dan

berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat

diskriminatif itu.

 Pasal 29 ayat 2 : Hak untuk memeluk agama masing-masing dan hak beribadah

menurut agamanya dan kepercayaannya tersebut.

 Pasal 30 ayat 1 : Hak ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

 Pasal 31 ayat 1 : Hak mendapat pendidikan.

2.Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945

Kewajiban warga negara diatur oleh UUD 1945 pasal 27-31 :

 Pasal 27 ayat 1 : Wajib menjunjung hukum dan pemerintahan dengan asas

persamaan kedudukan dengan tidak ada kecualinya.

 Pasal 27 ayat 3 : Wajib ikut dalam upaya pembelaan negara.

 Pasal 28J ayat 1 : Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib

kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.

16
 Pasal 28J ayat 2 : Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan undang-

undang dengan maksud menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan

kebebasan milik orang lain.

 Pasal 30 ayat 1 : Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

 Pasal 31 ayat 2 : Wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib

membiayainya.

1.4.Contoh Hak dan Kewajiban warga Negara.

a.Contoh Hak Warga negara.

Menurut Pasal 28B ayat 1 dan 2, warga negara memiliki hak untuk membentuk sebuah

keluarga dan menikah secara sah. Selain itu warga negara juga memiliki hak untuk

hidup, tumbuh, dan berkembang. Menurut pasal ini maka jelas jika setiap warga negara

berhak untuk menikah dan memiliki keturunan secara sah.

Selain itu, warga negara berhak untuk memiliki kehidupan dengan tinggal di daerah

tertentu tanpa menerima diskriminasi. Setiap warga negara juga memiliki hak untuk

tinggal dan hidup dengan aman. Aman di sini artinya tidak ada ancaman kekerasan dan

diskriminasi dari pihak manapun.

Kemudian menurut pasal 29 ayat 2 bahwa semua warga negara memiliki hak untuk

memeluk agamanya masing-masing. Semua warga negara berhak memilih agama atau

17
kepercayaan apa yang akan mereka ikuti. Kemudian, semua warga negara juga berhak

melakukan ibadah sesuai dengan agama mereka tanpa ada gangguan dari siapapun.

Contoh lainnya adalah menurut pasal 28C ayat 1, bahwa semua warga negara berhak

mendapatkan pendidikan. Menurut pasal tersebut setiap warga negara memiliki hak

untuk meningkatkan kualitas diri. Tidak ada yang bisa menghalangi seseorang untuk

mendapat pendidikan agar kualitas hidupnya meningkat.

b.Contoh Kewajiban Warga Negara.

Hak dan kewajiban warga negara harus selalu seimbang. Menurut pasal 27 ayat 3,

setiap warga negara wajib untuk membela negaranya. Banyak hal yang bisa dilakukan

oleh warga negara untuk membela negara. Salah satu contohnya adalah dengan

melawan organisasi atau kelompok tertentu yang ingin memecah persatuan bangsa.

Setiap warga negara juga wajib untuk menaati peraturan dan hukum yang berlaku di

negaranya. Hal ini sesuai dengan isi pasal 27 ayat 1. Setiap warga negara harus bersedia

untuk mengikuti semua peraturan dan hukum serta wajib menerima sanksi apabila

melanggar peraturan.

Bentuk kewajiban yang lainnya adalah warga negara wajib untuk menghormati hak

asasi manusia seperti pada pasal 28J ayat 1. Setiap warga negara tidak boleh

memaksakan kehendaknya dan melanggar hak orang lain. Setiap warga negara wajib

menghargai hak asasi orang lain dan tidak melakukan ancaman apapun.

18
Salah satu contoh hak dan kewajiban yang nyata dan berhubungan adalah sertifikasi

guru. Setiap guru wajib melakukan sertifikasi untuk meningkatkan kualitas dan

kompetensi. Setelah itu mereka memiliki hak untuk mendapatkan peningkatan gaji

sesuai dengan sertifikasi yang sudah dilakukan.

1.5.Pelaksanaan Hak dan Kewajiban

a.Hubungan Hak dan Kewajiban.

Hak dan kewajiban memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan. Hak dan kewajiban

akan selalu berdampingan. Dimana ada hak maka ada kewajiban yang harus dilakukan.

Setiap warga negara tidak boleh hanya menuntut haknya tetapi juga harus melakukan

apa yang sudah menjadi kewajibannya.

Hak seseorang juga bisa diartikan sebagai kewajiban bagi warga negara yang lain. Oleh

karena itu pemenuhan hak semua warga negara sangat dipengaruhi oleh ketertiban

warga negara dalam melakukan kewajibannya. Jadi, jelas sekali bahwa diri kita sendiri

harus tertib memenuhi kewajiban demi mendapatkan hak.

Setiap hak yang kita miliki harus tidak merugikan orang lain. Agar tidak merugikan

orang lain, maka kita harus menggunakan hak dengan sewajarnya. Selain itu, kita juga

harus menghargai dan melindungi hak milik orang sehingga semuanya berjalan

seimbang.

b.Pembatasan Hak dan Kewajiban.

19
Pembatasan hak dan kewajiban sebenarnya telah diatur dalam UUD 1945. Namun, kita

harus tahu alasan dilakukannya pembatasan hak serta kewajiban. Hak perlu dibatasi

karena setiap orang juga harus menghargai hak milik orang lain. Jika tidak dibatasi

maka seseorang bisa merasa bebas tanpa mempertimbangkan hak orang lain.

Sebagai contoh, setiap orang memiliki hak untuk memeluk suatu agama. Hak ini harus

dibatasi pada dirinya sendiri. Tidak boleh ada warga negara yang memaksa orang lain

untuk memeluk agama seperti yang dia pilih. Warga negara lain juga memiliki hak yang

sama untuk memilih sendiri agama mereka.

Tidak hanya hak, kewajiban juga perlu dibatasi melalui UUD 1945. Setiap warga

negara memiliki tanggung jawab yang sudah diatur dalam UUD 1945. Lakukan saja apa

yang sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab Anda. Jangan melampaui batas

dengan melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan.

C.NEGARA DAN KONSTITUSI

1.1.Pengertian Negara

Negara merupakaan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan

masyarakat. Pada prinsipnya setiaap warga masyarakat menjadi anggota dari suatu

negara dan harus tunduk pada kekuasaan negara. Melalui kehidupan bernegara dengan

pemerintah yang ada didalamnya, masarakat ingin mewujutkan tujuan tujuan tertentu

sepertti teerwujudnya kertentaraman, ketertiban, dan kesejahteraan masyrakat. Agar

20
pemerintah suatu negara memiliki kekuasaan untuk mengatur kehidupan masayakat

tidak bertindak seenaknya, maka ada system aturan tersebut menggambarakan

suatu hierakhi atau pertindakan dalam aturan yang paling tinggi tingkatanya

sampai pada aturan yang paling rendah. Negara dan konstitusi adalah dwitunggal.

Jika diibaratkan bangunan, negara sebagai pilar-pilar atau tembok tidak bisa

berdiri kokoh tanpa pondasi yang kuat, yaitu konstitusi Indonesia. Hampir setiap

negara mempunyai konstitusi, terlepas dari apakah konstitusi tersebut telah

dilaksanakan dengan optimal atau belum. Yang jelas, konstitusi adalah perangkat

negara yang perannya tak bisa dipandang sebelah mata.Secara historis pengertian

Negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat ini.

Pengertian tentang Negara telah banyak di definisikan oleh para ahli filsuf Yunani

Kuno, para ahli abad pertengahan, sampai abad modern.

Beberapa pendapat tersebut antara lain:

a. Pendapat Aristoteles (Schmandt, 2002) negara adalah komunitas keluarga dan

kumpulan keluarga yang sejahtera demi kehidupan yang sempurna dan

berkecukupan.

b. Jean Bodin (Schmandt, 2002), negara sebagai pemerintahan yang tertata dengan

baik dari beberapa keluarga serta kepentingan bersama mereka oleh kekuasaan

berdaulat.

21
c. Riger Soltau, (Budiardjo, 2007; Agustino, 2007; Kaelan dan Achmad Zubaidi,

2007) negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan

persoalan bersama atas nama masyarakat.

d. Robert M. Mac Iver (Soehino,1998;Agustino,2007), negara adalah asosiasi yang

menyelenggarakan penertiban dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum

diselenggarakan oleh pemerintah diberi kekuasaan memeksa.

e. Miriam Budiardjo (2007), negara adalah suatu daerah teritorial yangrakyatnya

diperintah oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warganya untuk

ketaatan melalui kekuasaan yang sah. Plato bahwa negara organik bukanlah rakyat

semata yang menjadi badan politik.

1.2.Bentuk Negara

1. Negara Kesatuan (unitaris)

Negara kesatuan adalah Negara yang tersusun tunggal, Negara yang hanya berdiri

satu Negara saja, tidak terdapat negara dalam suatu negara. Dalam pelaksanaan

pemerintah daerah di negara kesatuan dapat di laksanakan dengan dua alternativ

system, yaitu: Sistem desantralisasi, dimana daerah-daerah diberikan keleluasaan dan

kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi). Sistem sentralisasi,

dimana segala sesuatu urusan dalam Negara tersebut langsung diatur dan di urus

22
oleh pemerintah pusat, termasuk segala hal yang menyangkut pemerintahan dan

kekuasaan di daerah.

2. Negara Serikat (federasi)

Negara serikat adalah Negara yang merupakan gabungan dari beberapa, kemudian

menjadi negara-negara bagian dari pada suatu Negara serikat.

1.3. Unsur-Unsur Terbentuknya Negara.

1.Rakyat

Rakyat dalam suatu negara adalah semua orang yang secara nyata berada dalam wilayah

suatu negara yang tunduk dan patuh terhadap peraturan dalam negara tersebut. Rakyat

dibagi menjadi dua yaitu penduduk yang merupakan warga negara tersebut dan bukan

penduduk yaitu mereka yang tinggal sementara waktu.

2.Wilayah

Wilayah adalah unsur mutlak dari suatu negara. Wilayah adalah landasan material atau

landasan fisik negara. Luas wilayah suatu negara ditentukan oleh perbatasannya. Di

dalam batas tersebut, negara wajib menjalankan yuridiksi territorial tersebut.

Secara umum wilayah suatu negara dapat dibedakan atas wilayah daratan, wilayah

23
lautan, wilayah udara, dan wilayah ekstrateritorial.

3. Pemerintahan yang Berdaulat

Unsur-unsur terbentuknya negara yang ketiga adalah pemerintahan yang berdaulat.

Adanya suatu pemerintahan yang berkuasa atas seluruh wilayahnya dan segenap

rakyatnya merupakan syarat mutlak keberadaan negara.

Kekuasaan itu disebut sebagai kedaulatan. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi dalam

suatu negara yang berlaku terhadap seluruh wilayah dan segenap rakyat negara itu.

Kedaulatan negara bersifat asli, tertinggi, dan tidak dapat dibagi-bagi.

4. Pengakuan dari Negara Lain

Pengakuan dari negara lain merupakan unsur yang memperkuat terbentuknya sebuah

negara. Pengakuan dari negara lain merupakan unsur yang menerangkan bahwa suatu

negara telah berdiri sehingga negara tersebut dikenal oleh negara-negara lain.

Pengakuan dari negara lain dibagi menjadi dua yaitu de facto dan de jure. De facto

adalah pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada atau fakta yang sungguh-sungguh

nyata tentang berdirinya suatu negara. Sedangkan pengakuan de jure adalah pengakuan

berdasarkan pernyataan resmi menurut hukum internasional.

24
1.4.Pengertian konstitusi

Konstitusi adalah sebuah norma pola politik dan hukum bentukan pada pemerintahan

Negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur

situasi yang terperinci, melainkan cuma menjabarkan prinsip-prinsip yang jadi dasar

bagi peraturan-peraturan sebagainya.

Pengertian konstitusi menurut para ahli :

1.Herman heller

Herman heller, konstitusi mempunyai arti yang lebih besar dari Undang-undang dasar.

Konstitusi tidak hanya yuridis meskipun juga sosiologis dan politis.

Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, adalah :

 Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang

mencerminkan kehidupan politik penduduk.

 Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah

yang hidup dalam dalam mayarakat.

 Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam salahsatu

naskah sebagai undang-undang.

2. VOIR. Strong

25
Menurut CF. Solid, konstitusi merupakan kumpulan dasar yang didasarkan pada

dampak pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara

keduanya yang diatur.

3. Sri Soemantri

Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negeri dan sendi-sendi

sistem pemerintahan negara.

4. Lasalle

Konstitusi merupakan hubungan antara kekuatan yang terkandung dalam sekelompok

jamaah yang memiliki posisi yang nyata dalam masyarakat, umpama kepala angkatan

bersenjata pelosok itu, partai politik, dan lain-lain.

1.5.Perkembangan Konstitusi di Indonesia

Para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia telah sepakat utntuk menyusun

sebuah Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis dengan segala arti dan

fungsinya. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus

1945, konstitusi Indonesia sebagai sesuatu ”revolusi grondwet” telah disahkan pada 18

Agustus 1945 oleh panitia persiapan kemerdekaan Indonesia dalam sebuah naskah yang

dinamakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dengan demikian,

sekalipun Undang-Undang Dasar 1945 itu merupakan konstitusi yang sangat singkat

dan hanya memuat 37 pasal namun ketiga materi muatan konstitusi yang harus ada

26
menurut ketentuan umum teori konstitusi telah terpenuhi dalam Undang-Undang Dasar

1945 tersebut.

Pada dasarnya kemungkinan untuk mengadakan perubahan atau penyesuaian itu

memang sudah dilihat oleh para penyusun UUD 1945 itu sendiri, dengan merumuskan

dan melalui pasal 37 UUD 1945 tentang perubahan Undang-Undang Dasar. Dan apabila

MPR bermaksud akan mengubah UUD melalui pasal 37 UUD 1945, sebelumnya hal itu

harus ditanyakan lebih dahulu kepada seluruh rakyat Indonesia melalui suatu

referendum. (Tap no.1/ MPR/1983 pasal 105-109 jo. Tap no.IV/MPR/1983 tentang

referendum) .

Perubahan UUD 1945 kemudian dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu

agenda sidang Tahunan MPR dari tahun 1999 hingga perubahan ke empat pada sidang

tahunan MPR tahun 2002 bersamaan dengan kesepakatan dibentuknya komisi konstitusi

yang bertugas melakukan pengkajian secara komperhensif tentang perubahan UUD

1945 berdasarkan ketetapan MPR No. I/MPR/2002 tentang pembentukan komisi

Konstitusi.

Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada empat macam Undang-

Undang yang pernah berlaku, yaitu :

1. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949

(Penetapan Undang-Undang Dasar 1945)

Saat Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Republik

yang baru ini belum mempunyai undang-undang dasar. Sehari kemudian pada tanggal

27
18 Agustus 1945 Rancangan Undang-Undang disahkan oleh PPKI sebagai Undang-

Undang Dasar Republik Indonesia setelah mengalami beberapa proses.

2. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950

(Penetapan konstitusi Republik Indonesia Serikat)

Perjalanan negara baru Republik Indonesia ternyata tidak luput dari rongrongan pihak

Belanda yang menginginkan untuk kembali berkuasa di Indonesia. Akibatnya Belanda

mencoba untuk mendirikan negara-negara seperti negara Sumatera Timur, negara

Indonesia Timur, negara Jawa Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha Belanda

tersebut maka terjadilah agresi Belanda 1 pada tahun 1947 dan agresi 2 pada tahun

1948. Dan ini mengakibatkan diadakannya KMB yang melahirkan negara Republik

Indonesia Serikat. Sehingga UUD yang seharusnya berlaku untuk seluruh negara

Indonesia itu, hanya berlaku untuk negara Republik Indonesia Serikat saja.

3. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959

(Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950)

Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949 merupakan

perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa Indonesia sejak 17 Agustus 1945

menghendaki sifat kesatuan, maka negara Republik Indonesia Serikat tidak bertahan

lama karena terjadinya penggabungan dengan Republik Indonesia. Hal ini

mengakibatkan wibawa dari pemerintah Republik Indonesia Serikat menjadi berkurang,

akhirnya dicapailah kata sepakat untuk mendirikan kembali Negara Kesatuan Republik

28
Indonesia. Bagi negara kesatuan yang akan didirikan jelas perlu adanya suatu undang-

undang dasar yang baru dan untuk itu dibentuklah suatu panitia bersama yang

menyusun suatu rancangan undang-undang dasar yang kemudian disahkan pada tanggal

12 Agustus 1950 oleh badan pekerja komite nasional pusat dan oleh Dewan Perwakilan

Rakyat dan senat Republik Indonesia Serikat pada tanggal 14 Agustus 1950 dan

berlakulah undang-undang dasar baru itu pada tanggal 17 Agustus 1950.

4. Periode 5 Juli 1959 – sekarang

(Penetapan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945)

Dengan dekrit Presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali Undang-Undang Dasar 1945.

Dan perubahan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama pada masa

1959-1965 menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Baru. Perubahan

itu dilakukan karena Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama dianggap

kurang mencerminkan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan

konsekuen.

1.6 Lembaga Konstitusi di Indonesia

A. MPR

 Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara

lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK.

 Menghilangkan supremasi kewenangannya.

 Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.

29
 Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih

secara langsung melalui pemilu).

 Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.

 Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan

Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung

melalui pemilu.

B. DPR

 Posisi dan kewenangannya diperkuat.

 Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden,

sedangkan DPR hanya memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah

berhak mengajukan RUU.

 Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah.

 Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi

pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar lembaga negara.

C. DPD

 Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan

kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah

ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai

anggota MPR.

30
 Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik

Indonesia.

 Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.

 Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan

dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait

dengan kepentingan daerah.

D. BPK

 Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.

 Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN)

dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan

DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.

 Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.

 Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang

bersangkutan ke dalam BPK.

E. PRESIDEN

 Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara

pemilihan dan pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta

memperkuat sistem pemerintahan presidensial.

 Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.

31
 Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.

 Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan

pertimbangan DPR.

 Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan

pertimbangan DPR.

 Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil

presiden menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga

mengenai pemberhentian jabatan presiden dalam masa jabatannya.

F. MAHKAMAH AGUNG

 Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang

menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24

ayat (1)].

 Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan perundang-

undangan di bawah Undang-undang dan wewenang lain yang diberikan

Undang-undang.

 Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan

Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan militer dan

lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).

 Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman

diatur dalam Undang-undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian,

Advokat/Pengacara dan lain-lain.

32
G. MAHKAMAH KONSTITUSI

 Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian

of the constitution).

 Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa

kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik,

memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas pendapat DPR

mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut

UUD.

 Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh

Mahkamah Agung, DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga

mencerminkan perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif,

legislatif, dan eksekutif.

H. KOMISI YUDISIAL

 Tugasnya mencalonkan Hakim Agung dan melakukan pengawasan moralitas

dan kode etik para Hakim.

D.PENUTUP

1.1.Kesimpulan

33
Istilah ‘Filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan

Philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani filosofia (philosophia). Filsafat

Pancasila adalah peggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan

hidup bernegara. Pancasila sebagai filsafat juga bahwa pancasila mengandung

pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan

ideologi pancasila.

Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu

sebagai anggota warga negara sejak masih ada dalam kandungan. Hak pada umumnya

didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban.hak

warga negara yang tercantum dalam UUD 1945 meliputi hak hidup,hak memperoleh

pendidikan,hak untuk melanjutkan keturunan dan masih banyak lagi.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan untuk

dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang

pantas untuk didapat dengan kata lain memberikan atau melakukan apa yang harus kita

lakukan demi kemajuan bangsa kearah yang lebih baik.

Warga negara adalah orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk dan

menjadi unsur negara itu sendiri.konstitusi adalah segala ketentuan dan aturan tentang

ketatanegaraan (undang-undang dasar dan sebagainya).

E.DAFTAR PUSTAKA

34
https://www.bola.com/ragam/read/4424273/pengertian-filsafat-pancasila-ketahui-fungsi-

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/download/21286/13282dan-tujuannya

https://ppkn.co.id/pengertian-filsafat-pancasila/

https://www.academia.edu/26351917/Makalah_Hak_Dan_Kewajiban_Warga_Negara

http://tifferi.blogspot.co.id/2015/01/hak-dan-kewajiban-warga-negara.html

https://www.daftarpustaka.org/amp/hak-dan-kewajiban-warga-negara/

https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11776

35

Anda mungkin juga menyukai