Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni
melaksanakan dan mengatur." Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima
secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajemen Modern
Manajemen modern adalah manajemen yang pada periodenya ditandai dengan sudah dipelajari
manajemen sebagai ilmu yang mempunyai dasar-dasar logika ilmiah, sehingga banyak
melibatkan ahli manajemen maupun ahli ekonomi untuk melakukan penelitian tentang
manajemen yang menghasilkan berbagai teori maupun aliran manajemen. Teori-teori ini pertama
kali dirintis oleh; Robert Owen, Adam Smith, Charles Babbage dan Max Weber.
Prinsip- prinsip dasa Perilaku dalam Manajemen Modern
Perkembangan teori menajemen terjadi saat ini adalah sangatlah pesat. Oleh karena itu ,
kita harus mempelajari tentang manajemen mengenai sasaran,dan bagaimana proses
perkembangan teori teori manajemen dan prinsip prinsip manajemen itu sendiri.
A. Aliran klasik ( yang akan di bagi menjadi dua aliran , menejemen ilmiah dan
teori organisasi klasik )
Ada dua tokoh manajemen ,yang mengawali munculnya manajemen ilmiah, yang akan
dibahas disini, yaitu: Robert Owen dan Charles Babbage .
Pada permulaan tahun 1800 an : Robert Owen , seorang manajer beberapa pabrik
pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia.Menekankan penting unsur manusia dalam
produksi. Dia membuat perbaikan - perbaikan dalam kondisi kerja , seperti pengurangan hari
kerja standar,pembatasan anak-anak dibawah umur yang bekerja,membagun perumahan yang
lebih baik bagi karayawan dan mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang
dengan murah.
Table 3.1.: Sejarah Perkembangan Teori Manajemen
Toylor memberikan prinsip – prinsip dasar dalam penerapan pendekatan pada manajemen ,
sbb:
Aliran hubungan manusiawi (prilaku manusia atau Neoklasik) muncul karena ketidak-
puasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efesiansi
produksi dan keharmonisan kerja.Para manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan dan
frustrasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola prilaku yang rasional.
Ada beberapa ahli yang mencoba melengkapi teori organisasi Klasik dengan pandangan
sosiologi dan psikologi,yaitu :
2. Elton Mayo (1880-1949)
Dia mengemukakan bahwa, Hubungan manusia sering digunakan sebagai istilah umumuntuk
menggambarkan cara seorang menejer berinteraksi kepad bawahan bawahannya. Itu bertujuan
untuk menciptakan hubungan kemanusian yang baik.
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda.Jalur pertama
merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai prilaku
organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah,dikenal sbg aliran kuantitatif
(operation research dan management science atau manajemen operasi )
PRILAKU ORGANISASI
Perkembangan aliran prilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru
tentang prilaku manusia dan sistem sosial.Toko-toko aliran ini antara lain :
3. Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
5. Rensis Likert yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara extensive mengenai
empat sistem manajemen, dari system 1 :exploitif-otoriatif sampai system 4: partisipatif
kelompok.
8. Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi, dan lain-lainnya.
Ada beberap prinsip dasar penting yang disimpulkan dari pendapat para tokoh- tokoh
manajemen modern, yaitu sebagai berikut :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu teknik secara ketat (peranan, prosedur, prinsip)
2. Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara
hati hati.
3. Organisasi sebagai keseluruhan dan pendekatan menejer individual untuk pengawasan sesuai
dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi
sangat dibutuhkan.
ALIRAN KUANTITATIF
PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai
suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan system
member manajer cara memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian dari
lingkungan eksternal yang lebih luas. Sistem pendekatan adalah sangat mendasar sehingga segala
sesuatu adalah saling berhubungan tau saling tergantung. Suatu sistem terdiri dari elemen elemen
yang saling tergangtung dan saling berhubungan dan bila elemen tersebut berinteraksi maka
membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh.
PENDEKATAN KONTINGENSI
III. Penutup
Manajer saat ini dituntut mempelajari dan memahami semua teori manajemen
yang dihasilkan oleh berbagai aliran, karena manajer bisa memilih teori yang paling sesuai untuk
menghadapi situasi tertentu. Disamping itu seorang manajer dapat saja menggabungkan dan
memanfaatkan teori dan konsep yang paling cocok atau pendekatan untuk menghadapi masalah
sederhana maupun yang kompleks dan pendekatan-pendekatan ini yang menggambarkan
kedudukan dan peranan manajemen saat ini dan di masa datang.
1. Membentuk pandangan kita mengenai organisasi. Mempelajari teori manajemen juga memberi
petunjuk kepada kita di mana kita mendapatkan beberapa ide mengenai organisasi dan manusia
didalamnya.
2. Kesempatan mengambil pandangan yang berbeda dari situasi sehari-hari.
3. Membuat kita sadar mengenai lingkkungan usaha.Mempelajari berbagai teori manajemen
berdasarkan perkembangannya, kita dapat memahami bahwa setiap teori adalah karena
berdasarkan lingkungannya yaitu ekonomi, sosial, politik dan pengaruh teknologi yang dirasakan
pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan ini membantu setiap orang
untuk memahami apa sebabnya teori tertentu cocok terhadap keadaan yang berbeda.
4. Mengarahkan terhadap keputusan manajemen. Mempelajari evolusi manajemen membantu
memahami proses dasar sehingga dapat memilih suatu tindakan yang efektif. Pada hakekatnya
suatu teori merupakan asumsi-asumsi yang koheren/logis, untuk menjelaskan beberapa fakta
yang diobservasi. Teori yang absah, dapat memprediksi apa yang akan terjadi pada situasi
tertentu. Dengan adanya pengetahuan ini, kita bisa rnenerapkan teori manajemen yang berbeda
terhadap situasi yang berbeda.
5. Merupakan sumber ide baru. Mempelajari perkembangan teori manajemen memungkinkan kita
pada suatu ide atau gagasan tentang mengatur aktifitas.
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, pertama kali
dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of
Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan
manajemen ilmiah adalah “penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan.” Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun
terbitnya buku ini sebagai tahun lahirnya teori manajemen modern.
Ide tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan
ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena mereka
menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang sama, nyaris tak ada
standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung menganggap gampang pekerjaannya.
Taylor berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya.
Taylor kemudian, selama 20 tahun, berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan
menerapkan metode ilmiah untuk menemukan sebuah “teknik paling baik” dalam menyelesaikan
tiap-tiap pekerjaan.
Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang cara
meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:
1. Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan
menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
2. Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja
tersebut.
3. Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untu menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah
dikembangkan tadi.
4. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para
pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada
bagi para pekerja.
Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja
memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor mengusulkan
manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya. Manajemen juga disarankan
untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran
sebelumnya di mana pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan
Lillian Gilbreth. Keduanya tertarik dengan ide Taylor setelah mendengarkan ceramahnya pada
sebuah pertemuan profesional. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan mikronometer yang
dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan
untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan mata
telanjang dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan. Keluarga Gilbreth
juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti
mencari, menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs (dari nama keluarga mereka,
Gilbreth, yang dieja terbalik dengan huruf th tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga
Gilbreth menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja.
Skema itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu bata.
Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor bangunan menemukan bahwa seorang
pekerja melakukan 18 gerakan untuk memasang batu bata untuk eksterior dan 18 gerakan juga
untuk interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak perlu sehingga
gerakan yang diperlukan untuk memasang batu bata eksterior berkurang dari 18 gerakan menjadi
5 gerakan. Sementara untuk batu bata interior, ia mengurangi secara drastis dari 18 gerakan
hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik Gilbreth, tukang baku dapat
lebih produktif dan berkurang kelelahannya di penghujung hari.
Saya lebih memilih teori manajemen ilmiah karena teori ini sangat memberikan perhatian pada
hubungan manusia. Teori ini memikirkan bagaimana membuat manusia bekerja sesuai dengan
target yang diharapkan perusahaan namun tetap menggunakan tekhnik yang terbaik sehingga
tidak ada tenaga yang terbuang percuma. Metode ini cocok untuk menjawab masalah-masalah
sosial individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian. Teori manajemen ilmiah
merupakan awal lahirnya teori manajemen modern. Teori manajemen ini dibuat untuk
menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sehingga dapat membuat pekerja
lebih produktif sehingga mengurangi hal-hal yang tidak perlu dilakukan selama bekerja. Teori ini
membuat standar untuk para pekerja sehingga para pekerja dapat menghasilkan hal yang sesuai
dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Teori ini telah diteliti selama 20 tahun sehingga hasil
penelitian cocok digunakan sebagai referensi bagi perusahaan untuk masa sekarang. Dalam
manajemen ilmiah, manajemen dituntut memegang peran utama untuk memilihkan pekerjaan
dan kemudian melatihnya. Manajemen juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang
tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengontrolan.