Anda di halaman 1dari 65

r

KEBENARAN MASIH MAUUD ALAIHIS SALAM


Jawaban terhadap keberatan-keberatan Para Ulama Ghair Ahmadi (bukan
Ahmadiyah) berkenaan dengan kebenaran Hadhrat Masih Mauud 'alaihis
salam.
Keberatan-keberatan terhadap Wahyu


Pertama:Anta minni wa ana minka(


) , artinya Engkau
dari-Ku dan Aku dari engkau.
Jawab:
a. Hadhrat Masih Mauud as menyatakannya sebagai istiarah (kiasan).
(Lihat Haqiqatul-Wahyi hal. 86, catatan kaki).Tafsirul-qauli bimaa laa
yardha bihi qailuhu (

) , tidak benar.




b. Di dalam bahasa Arab ungkapan ini digunakan dalam arti menyatu
dalam kecintan (ittihat dan mahabbat). Di dalam Al-Quanul-Karim
terdapat ayat: Man Syariba minhu falaisa minni (Al-Baqarah,
2:250)yakni siapa pun yang meminum air dari sungai ini, maka dia
bukan dariku. Dan Faman tabiani fainnahu minni (Ibrahim, 14:37),
yakni siapa pun yang mengikutiku, maka dia dariku.
c. Di dalam Hadis pun terdapat:
i.
Yang Mulia Rasulullah saw bersabda kepada Sayyidina Ali: Anta
minni wa ana minka (Misykat babul-Manaqib, hal. 564 dan
Bukhari Jilid II,Kitabus-Sulh, bab Kaifa yuktabu hadza.
ii.
Beliau saw bersabda kepada qabila Asyari: Hum minni wa ana
mihum. (Bukhari, Jilid III, hal. 4, bab Qudumul-Asyariyin, Qisah
Aman wal-Bahrain. Dan Tirmidzi, Jilid II, hal. 234, mujtabai dan
Bukhari, Jilid II, hal. 47 Kitabul-Mazhalim, bab Syirkat fiththaam), yakni mereka dari saya dan saya dari mereka.
iii.
Di dalam Hadis disebutkan ungkapan demikian itu:


Yang Mulia Rasulullah saw bersabda: Aku dari Allah Azza wa Jalla dan
orang-orang mukmin dariku, maka siapa pun yang menyakiti orang mukmin
lainnya berarti ia menyakitiku dan siapa pun yang menyakitiku, maka berarti
ia menyakiti Allah Azza Wa Jalla (Firdausul-Akhbar Dailami, hal. 11, babulalif diriwayatkan oleh Hadhrat Abdullah bin Jarad ra)
iv. Hadis di bawah ini lebih jelas lagi:













Yakni Yang Mulia Rasulullah saw bersabda bahwa Allah Azza Wa Jalla
berfirman: Orang dermawan itu dari-Ku dan Aku darinya (Fardausul-Akhbar
Dailami, hal. 291, baris ke 4, bab Ya, diriwayatkan Hadhrat Anas bin Malik ra)

r
2

Dari kutipan ini, Allah Taala menggunakan ungkapan Min berkenaan


dengan manusia.
v. Dalam satu Hadis lain tertulis





Yakni Yang Mulia Rasulullah saw bersabda bahwa seorang hamba itu dari
Allah dan Dia darinya (Al-Baihaqi, Syubil-Iman, dikutip dari Jamius-Shaghir
Imam Suyuthi ra, babul-Ain, jilid II, hal.68, Cetakan Mesir)
vi. Di dalam riwayat lainnya, Yang Mulia Rasulullah saw bersabda:





(Al-Firdausul-Akhbar Dailami, dikutip dari Jamius-Shaghir Imam Suyuthi,
babul-Alif, Jilid I, hal.6)
vii. Dalam sebuah Hadis disebutkan:







(Musnad Imam Ahmad bin Hanbal ra, dikutip dari Kunuzul-Haqaiq fi
Hadisil-khairil-khalaiq, karya Imam Abdur-Rauf Al-Minawi, babul-Alif,
catatan kaki Jamius-Shaghir, Jilid I hal. 65, Mesir.
viii.Dalam sebuah Hadis lagi tertulis:





(Kunuzul-Haqaiq fi Hadisil-khairil-khalaiq, karya Imam Abdur-Rauf AlMinawi, babul-Alif, catatan kaki Jamius-Shaghir, Jilid I hal. 99, Mesir).
d. i. Di dalam Tafsir Baidhawi berkenaan dengan penjelasan ayat Al-Quran:

(Al-Baqarah, 2:250)
Tertulis:





Yakni Siapa yang minum air, maka dia tidak bersatu denganku.(Baidhawi, di
bawah ayat tersebut di atas, cetakan Mathba Ahmadi, Jilid I, hal. 118).
:ii. Di dalam Tafsir Abus-Saud, di bawah ayat tersebut di atas tertulis


















.(Catatan kaki Tafsir Kabir Imam Ar-Razi, Jilid II, hal. 440 )
iii. Di dalam penjelasan Hadis tertulis:







Yakni maksudnya ialah Al-Ittishalyaitu dia dekat denganku (Catatan kaki


Bukhari, Jilid II, hal. 629, cetakan Hasymi Mirth)
iv. Yang Mulia Rasulullah saw bersabda tentang sifat santun, akhlak yang
mulia dan ketaqwaan:









r
3

(Mujam Shaghir Thabrani, halaman 146).


v. Dalam Wafiytul-Iyan tertulis:


Artinya perkataan Abu Tamam Lastu min Saudin adalah demikian
sebagaimana dikatakan: Saya bukan dari si Fulan dan dia bukan dariku.
Menurut para Ahli bahasa maksudnya ialah menzhahirkan kerenggangan dan
kebencian. Dan demikian juga sabda Rasulullah saw: Anak zina bukan dari
kami, dan Ali dariku dan aku darinya (Wafiyatul-Iyan, Jilid I, dzikir AbutTamam Ath-Thai)
vi. Penyair Arab, Amar bin Syasy berkata kepada istrinya:










Kalau engkau dariku dan menghendaki hubungan denganku (Mujtabai,
hal.77)
Jadi, arti dari Anta minni wa ana minka ialah engkau mencintaiku dan aku
adalah tujuanmu yang juga keinginanku.
vii. Maulwi Tsanaullah Amrithsari menulis dalam Tafsirnya Tsanai
berkenaan dengan terjemahan ayat :

sebagai berikut: Siapa pun yang minum air dari sungai ini, berarti ia bukan
dariku, dan siapa yang tidak meminumnya, maka dia adalah temanku (Tafsir
Tsanai, jilid I, hal. 195)
Kedua: Anta minni bimanzilati auladi
Masalah:

A.

Anta minni bimanzilati auladi

B.

Anta minni bimanzilati waladi

Jawaban:
1. Hadhrat Masih Mauud as bersabda:Allah swt suci dari mempunyai
anak (Haqiqatul-Wahyi, catatan kaki hal. 89)
Hadhrat Masih Mauud as menjelaskan wahyu ini: Ingatlah bahwa Allah
swt suci suci dari mempunyai anak. Ia tidak mempunyai sekutu, tidak
mempunyai anak dan tak seorang pun yang berhak mengatakan: Aku
Tuhan atau anak Tuhan, akan tetapi kalimat ini pada tempat ini

r
4

merupakan qiasan. Di dalam Al-Quranul-Karim Allah swt menyatakan


bahwa Rasulullah saw adalah tangan-Nya sebagaimana firman-Nya:



(Al-Fath, 48:11).
Demikianlah, bukannya mengunakan:
Yakni wahai hamba-hamba Allah, tapi menggunakan:




(Az-Zumar, 39:54), yakni Wahai Nabi, katakanlah kepada mereka: Wahai
hamba-hambaku!.
Dia pun berfirman:




(Al-Baqarah, 2:201), maka bacalah dengan bijak dan hati-hati firman-firman
Allah ini. Dan percayailah sebagai jenis mutasyabihat(yang mempunyi
bermacam-macam makna). Dan yakinilah bahwa Tuhan suci dari mengambil
anak dan tentangku wahyu ini menjadi dalil yang tertulis di dalam Barahin
Ahmadiyah












(Arbain, Jilid II, hal. 8, dikutip dari Barahin Ahmadiyah, hal.411\202), yakni
katakanlah bahwa akupun manusia seperti kamu yang diberi wahyu. Tidak
diragukan lagi Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Esa, semua kebaikan ada
dalam Al-Quran (Dafiul-Bala, catatan kaki, hal. 6, Tadzkirah hal. 297)
2. Ada dalam Al-Quran:




Bahwa Ingatlah Tuhan sedemikian rupa seolah-olah kamu mengingat bapakbapak kamu. Tuhan bukan Bapak kita, tapi dudukkan sebagai bapak.
Sebagaimana satu anak mengakui hanya satu bapak. Dalam pemahaman
inilah pernyataan ketauhidan-Nya. Demikian pula, Tuhan juga menginginkan
bahwa Ia diyakini tidak memiliki sekutu. Dan dalam pemahaman inilah
pernyataan ketauhidan Allah swt. Dan Ia memiliki ghairat (kecemburuan)
bahwa Allah berkedudukan sebagai..
3.Wahyu ini bukannya Anta waladi, tetapi bimanzilati waladiyang jelas
sekali menafikan bahwa Allah memiliki anak.
4. Yang Mulia Rasulullah saw bersabda:
a. Dalam Hadis:














(Misykat, babus-Safaah, mathbu Nizhami, ha. 363 dan mathbu Mujtabai
hal. 425). Bahwa semua manusia keluarga Allah, maka sebaik-baik manusia
adalah orang yang berbuat baik kepada keluarga-Nya.

r
5

b. Dalam Hadis:







Sesungguhnya orang-orang kafir itu keluarga Allah (Tafsir Kabir, Imam Razi,
jilid 4, hal. 673, cetakan Mesir) (Lihat juga Jamius-Shaghir, Imam Sayuthi,
cetakan Mesir, Jilid II, hal. 12)
5.Syah Waliyullah Sahib Muhaddis Delhi menulis tentang kata Ibnu Allah:
Kalau ungkapan anak digunakan selain untuk menyatakan rasa kecintaan
adalah sesuatu yang aneh (Al-Fauzul-Kabir, hal. 8 dan juga lihat HujatulBalighah, bab XXXVI, Jilid I, Terjemahan Urdu, mausumah bih sumusullah
al-Bajighah, cetakan Himayat-Islam Pres, Lahore, Jilid I, hal. 109). Beliau
bersabda:























Yakni sesudah masa permulaan kaum Nasrani, munculah generasi baru yang
mana mereka tidak memahami sebab penamaan Al-Masih sebagai anak Allah
dan mereka memahami ungkapan anak itu dalam arti hakiki.
6. Yang Mulia Mulwi rahmatullah Sahib Muhajir Makki berkata dalam
bukunya Izalatul-Auhamhal. 520. Yang dimaksud dengan farzan adalah
Hadhrat Isa as yang dianggap orang Nasrani sebagai anak yang sebenarnya.
Namun semua orang Islam mempercayai bahwa Isa as yang dijuluki sebagai
anak Allah itu adalah kekasih pilihan Allah. Seolah-olah kata anak
Allahmengandung arti sebagai kekasih pilihan Tuhan. Dan dalam pengertian
ini orang-orang Islam juga mempercayai bahwa Al-Masih itu ebagai anak
Allah.
Ketiga: Anta minni bimanzilati tauhidi wa tafridi










Jawab:
1.
Kata tauhid dantafrid adalah bentuk masdar yang artinya
mempertunggal dan meng-Esa Allah, maka maksud ilham tersebut
adalah bahwa Tuhan itu Tunggal dan Esa, yaitu pada zamannya
beliau adalah seorang Muwahhid yang besar. Dalam arti demikian
ada masalah.
2.
Hadhrat Mirza Sahib berkenaan dengan ungkapan itu menjelaskan:
Engkau disisi-Ku begitu dekat, demikian pula Aku menghendaki
engkau seperti Kemanunggalan-Ku dan Ke-Esaan-Ku (Arbain III,
hal. 25)
3.
Hadhrat Bayazid Bustomi rahmatullah alaihi berkata: Setelah
Allah swt meletakkan mahkota kemuliaan di atas kepalaku, maka
terbukalah pintu ketauhidan bagiku. Ketika sifat-sifatku dan sifatsifat-Nya menyatu, maka larutlah kepribadianku ke dalam
Kepribadian-Nya. Dua pribadi lenyap dan yang nampak

r
6

4.

Kemanunggalan. Kemudian Tuhan berfirman: Apa yang menjadi


keridhaanmu itulah yang menjadi Keridhaan-Ku ... Setelah posisi
kemanusianku secara lahir dan batin telah lenyap maka
dianugerahkan kepadaku bahasa tajrid dan tauhid. Maka sekarang
lidahku dengan kelezatan kemandirian dan hatikuku dengan
cahaya Ketuhanan serta penglihatanku hanyalah menyaksikan
kecucian. Aku berkata: Aku bergerak. Ketika aku hidup denganNya, maka sekali-kali aku tidak akan mati. Ketika aku menpai ke
maqam ini, maka isyaratku adalah azali dan ibadahku adalah kekal
abadi dan lidahku adalah Lidah tauhid Ilahi dan ruhku sematamata Ruh Ilahi. Saya tidak berkata tentang diri saya bahwa saya
yang berkata dan tidak juga saya menyebutkan bahwa saya
menyebutkan. Dialah Yang menggerakkan lidah saya adalah
sebagai penerjemah, pada hakikatnya Dia bukan saya (ZahirulAshfiya, terjemah Urdu Tadzkiratul-Auliya, bab XIV, Dzikir Miraj
Syah Bayazid Bastomi, cetakan Matbaul-Islamiyah, Lahore,
Barshoum cetakan ke III, hal. 186-187. Tadzkiratul-Auliya, Cetakan
bahasa Urdu, edisi Seh Barkat Ali, cetakan Mathbaul-Ilmi Lahore,
hal. 130. ).
Catatan tentang kepribadian agung Hadhrat Bayazid Bastomi ada
tertulis ditempat lain dengan judul Hajar Aswad Manam, hal. 642
dan 662 tertulis seperti ini.

Keempat: Anta min maaina wa hum min fasyal

Jawaban:
1.
Hadhrat Masih Mauud as menerangkan mafhumnya seperti ini. Di
tempat ini arti dari airadalah air keimanan, air istiqamah, air
ketaqwaan, air kesetiaan, air kebenaran, air kecintaan kepada Allah
yang didapatkan dari Tuhan. Dan fasyalberarti pengecutan yang
berasal dari setan (Anjam atham, catatan hal. 56).
2.
Di dalam Al-Quranul- Majid terdapat ayat:







(Al-Anbiya, 21:38). Tentang Tafsirnya Hadhrat Jalaluddin Sayuthi
menerangkan:







Manusia dalam berbagai keadaan selalu menempuh cara yang tergesa-gesa
seolah-olah ia diciptakan dari ketergesaan. Bukankah manusia itu anak dari
ketergesa-gesaan.
3.

Air Tuhan dikatakan ilham Ilahi dan kecintaan kepada-Nya


sebagaimana Hadhrat Masih Mauud as sendiri bersabda: Satu
alam telah mati tanpa air-Mu, wahai Tuhan, palingkanlah aliran

r
7

sungai itu ke arah sini! (Barahin Ahmadiyah Jilid V, hal. 99). Di


lain tempat beliau bersabda:













Apabila engkau menginginkan air Tuhan, maka datanglah ke sumber mata
air-ku ini, maka Dia akan memberikan mata air kepada engkau, dan
engkau akan diterangi dengan mata ruhani. (Karamatus-Shadiqin, hal.
39). (Lihat juga Durus-Samin Arabi, hal. 33). Di tempat ini juga maksud
dari air Tuhanini adalah keridhaan Ilahi. Maka demikian pula maksud
dari judul Ilham tersebut.
Kelima: Robbuna ajjun




Jawab: Lafazh Ajjun bukan berarti gading gajah, melaikan Ajjun yang
tertulis tasydid di atas jim yang berarti orang yang memanggil. Lafazh Ajj
adalah isim musytaq. Lihatlah dalam Kamus: Ajja Ajjan dan Ajijan


-


Artinya, panggilah olehmu.







Sebagaimana dalam suatu Hadis Rasulullah saw bersabda: bahwa Haji yang
paling utama adalah mengumandangkan talbiyah dan memberikan
pengorbanan. Ilham tersebut juga berarti: Tuhan kami adalah Penyeru ahli
dunia ke sisi-Nya
Keenam: Isma waladiy.

Wahai anak-Ku, dengarkanlah! (Al-Busyra, Jilid I, hal. 49)


Jawaban:
a.
Tuduhan ini sungguh salah bahwa Hadhrat Masih Mauud as
menerima ilham tersebut. Perlihatkanlah dari salah satu kitab
beliau dan kalau ada ambilah hadiah ini.
b.
Ilham yang diterima Hadhrat Aqdas as berbunyi:




Artinya Aku Allah mendengar dan melihat (Maktubah Ahmadiyah, jilid I,
halaman 23 dan Anjami Atham, hal. 54 (Asmau wa Ara terdapat dalam AlQuran, surat Thaha, ayat 47)
c.

Rujukan buku yang diberikan oleh Penentang bukannya tulisan


Hadhrat Aqdas as, tetapi tulisan Babu Manshor Ilahi. Di dalamnya
ia memberkan rujukan jilid I, hal. 49 bahwa wahyu ini dikutip dari
Maktubat Hadhrat Aqdas as Jilid I, hal. 23. Akan tetapi ternyata
wahyu Isma waladiy itu tidak terdapat dalam Maktubat Hadhrad
Aqdas as, yang ada adalah wahyu yang berbunyi Asmau wa ara.
Di dalam kitab Al-Busyra ada kesalahan tulis yang seharusnya wa

r
8

ara ditulis menjadi waladiy. Di kitab manapun dari Hadhrat


Aqdas 'alaihis salam tidak ada kata waladiy. Babu Manshor Ilahi
mengakui kesalahan ini dan dimuat dalam Al-Fazal, jilid IX, hal.96
bahwa di dalam Al-Busyra Jilid I, hal. 49, baris ke 10 secara keliru
telah tercetak satu wahyu yang diterima Hadrat Masih Mauud
'alaihis salam yang berbunyi Asmau wa Ara, menjadi Isma
waladiy dan terjadi juga kesalahan pada terjemahannya.
Ketujuh: Anta ismiyal-ala






Diterjemahkan engkau adalah nama-Ku yang tertinggi, yaitu Tuhan.
Jawab:
a.
Terjemahan itu salah.Hadhrat Masih Mauud as sendiri telah
menerjemahkannya yaitu: Engkau adalah mazhhar penzhahiran
sifat ala-Ku, yang artinya engkau selalu mendapatkan keunggulan
(Taryakul-Qulub, hal. 81, Taqthi Kalla, hal. 192, cetakan 1922 dan
hal. 162 terbitan Book Depo).
b.
Jadi, di dalam ilham ini terdapat isyarat kepada ayat Al-QuranulKarim:




Allah swt telah menetapkan Aku dan para Rasul-Ku pasti menang.
c.
Syeh Abdul Qadir Jailani rahimahullah mendapatkan ilham sebagai
berikut:


















Kemudian Allah berfirman kepada Syeh Abdul Qadir: Disebabkan karena
kerendahan hati engkau, Aku berfirman kepadamu mintalah apa yang
kamu inginkan, Aku akan memberikan kepadamu. Kemudian Allah swt
berfirman kepadanya: Wahai Abdul Qadir, Aku telah menjadikan sifatsifatmu seperti sifat-sifat-Ku dalam memberikan pahala dan kemuliaan,
maka orang yang menyebut sifat-sifat apa saja dari sifat-sifat engkau
seolah-olah ia telah menyebut sifat-Ku (Risalah Haqiqatul-Haqaiq,
merujuk kepada Kitab manaqif Tajul-Auliya wa burhanul-AsfiyailKutubil-r-Rabbani wal-Ghaiutsis-Shaldani As-Sayid Abdul Qadir AlKaelani, karyatulis Allamah Abdul Qadir bin Muhyiddin Al-Arbili, cetakan
Mathbai Isa Al-Babi Al-Halabi, cetakan Mesir, hal. 17)
d.
Hadhrat Imam Muhyiddin Ibnu Arabi menulis dalam bukunya
Kitab Khususul-Hikam bahwa Hadhrat Amirul Mukminin Imamul
Muttaqin Ali bin Abi Thalib karramahullahu wajhah
menyampaikan khutbah kepada orang-orang Diberikan kepadaku
gelar ismullah, yaitu Lambung Tuhan yang di dalamnya kamu
bersikap berlebihan (ifrath dan tafrith), aku adalah Pena Tuhan,

r
9

aku Lauh Mahfuzh, dan aku adalah Arsy, aku adalah Kursyi, dan
aku adalah Tujuh lapis langit dan Tujuh lapis bumi (KhususulHikam, yang telah dicetak dalam bahasa urdu oleh Syeh Jalaluddin
Sirajuddin Tajiran Kutub Lahore, tahun 1321 H, terbitan Mathba
Majtabai, hal. 60 61, Muqaddimah, pasal 6, Alam Insani Ka
Hakikat )
e.
Arti isim dalam wahyu ilham ini adalah sifat, sebagaimana tersebut
dalah sebuah Hadis yang berbunyi:





....

Aku mempunyai beberapa sifat ... aku adalah Mahi yang dengan itu aku
menghapus kekafiran. Ini adalah sifat dari Rasulullah saw. Kemudian
dalam wahyu ini mengisyaratkan kepada sifat Allah Yang Maha-tinggi,
yaitu Yang Maha mengungguli segala sesuatu. Oleh karena setiap Nabi
merupakan penampakan dari sifat Tuhan ini. Allah swt juga telah
menetapkan Hadhrat Masih Mauud as sebagai penampakan sifat ini.
Kedelapan: Imal ma syita fainni qad ghafartu laka







Jawab:
a.
Yang mulia Rasulullah saw bersabda:















Allah swt telah menampakkan pertolongan kepada Ahli Badar seraya
berfirman: Kerjakan apa yang engkau inginkan, sekarang Sorga telah
ditetapkan untukmu atau Aku telah memaafkanmu (Bukhari, KitabulMaghazi, bab Fadhlu Man Syahida Badran, jilid III, hal. 5, Mathba Ilahiyah,
Mesir dan Muslim, bab Fadhail Ahli Badr, Jilid II, hal. 259 dan Misykat,
Majtabai, hal. 577). Fakta membuktikan bahwa telah datang suatu keadaan
atas orang-orang yang telah diterima Allah swt ketika mereka telah dijauhkan
dari keburukan dan dosa. Dan telah dimasukkan ke dalam fithrah mereka
kebencian yang sangat terhadap itu.
b.

Hadhrat Masih Mauud as telah menafsirkan sendiri wahyu ini:


Kalimat ini tidak bermaksud telah dihalalkan atasmu apa-apa yang
telah dilarang oleh Syariat. Bahkan, maksudnya adalah telah
ditanamkan dalam pandanganmu kebencian terhadap apa-apa
dilarang dan dimasukkan kedalam fithrahmu kecintaan untuk
beramal saleh seolah-olah kemauan Tuhan sudah menjadi
kemauan hamba-Nya. Segala aspek keimanan dan kecintaan telah
ditanamkan ke dalam pandangannya sebagai tuntutan dari
fithrahnya.


r
10

(Al-Maidah, 5:55) (Barahin Ahmadiyah, Jilid IV, hal. 561, catatan atas
catatan jilid IV, juga pidato Hadhrat Aqdas Masih Mauud as Al-Hakam,
Jilid VII, No. 31, hal. 4.
Kesembilan: Kun Fa Yakun

Jawaban:
a. Wahyu Masih Mauud as ini memang ada, tapi sebelumnya ada kata
Qul yang makhdzuf (dibuang). Sebagaimana sebelum surat AlFatihah kata Qul makhdzuf, yakni berkenaan dengan ini Allah swt
berfirman tentang Diri-Nya. Keberatan ini sama dengan seorang Aria
atau Kristen yang berkata: Lihatlah Muhammad saw telah
mendakwakan diri bahwa Tuhan pun menyembahku, karena Tuhan
telah berfirman kepada beliau:








Demikian juga Hadhrat Masih Mauud as telah menulis: Ini adalah firman
Tuhan yang diturunkan kepadaku, bukan karanganku (Barahin Ahmadiyah,
jilid V, hal. 104)
b. Apabila tidak menerima jawaban di atas, maka Syeh Abdul Qadir
jaelani berkata: Allah swt berfirman dalam sebagian Kitab-Nya:











Wahai anak adam, Aku adalah Allah, tiada tuhan kecuali Aku, Aku berfirman
kepada sesuatu: Jadilah, maka ia ada. Taatlah kepada-Ku, Aku akan
menjadikan engkau. Engkau berkata kepada sesuatu: Jadilah, maka ia ada.
Maka, sungguh Dia telah berbuat demikian begitu sering kepada sebagian
Nabi-Nya dan orang-orang pilihan keturunan Adam (Futuhul-Ghaib,
Maqalah, no. 16, catatan kaki Qalaidul-Jawahir Fi Manaqibil Syeh Abdul
Qadir, cetakan Mesir, hal. 31)











Singkatnya, sesudah itu engkau akan dianugerahi tingkat penciptaan, yakni
kemampuan untuk menciptakan dan engkau atas perintah sendiri dan
dengan izin yang jelas akan dapat menciptakan (Nidae Ghaib, hal. 24)
c. Dr. Muhammad Iqbal mengatakan di dalam buku Bali Jibril:
Mantapkanlah kepribadianmu sampai sedemikian rupa, sehingga
sebelum setiap taqdir Tuhan datang, Tuhan Sendiri bertanya kepada
hamba-Nya: Beritahukanlah apa yang kamu inginkan!
Kesepuluh: Laulaka lama Khalaqtul-Aflaq

r
11

Jawaban:
a.
Hadhrat Masih Mauud as menjelaskan wahyu ini sebagai berikut:
Pada masa setiap Pembaharu yang Agung,secara ruhani diciptakan
langit dan bumi baru. Yakni para malaikat ditugaskan untuk
melayani maksud-maksud tersebut, sedangkan di bumi diciptaan
jiwa jiwa yang selalu tanggap. Jadi, wahyu ini mengisyaratkan
kepada hal tersebut (Haqiqatul-Wahyi, catatan kaki, hal.99).
b.
Syeh Abdul Qadir Jaelani Al-Kaelani rahmatullah alaih,
menjelaskan tentang wli-wali Allah dan orang-orang yang
mendapatkan qurb Ilahi, sebagai berikut:




Dikarenakan merekalah, maka dikuatkan bumi dan langit, dan ditetapkan
orang-orang yang hidup dan mati, ketika mereka dijadikan oleh Pemilik
mereka sebagai tonggak bumi yang berputar, jadi, semuanya seperti
gunung tegak (Futuhul-Ghaib, Maqalah 14, baris terakhir, juga QawaidulJawahir, catatan hal. 28)
c.

Syeh Abdul Qadir Jaelani berkata ditempat lain














Karena mereka langit menurukan hujan dan bumi menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan dan mereka menjadi pemelihara negeri-negeri dan
mausia dan dikarenakan mereka makhluk dihindarkan dari bencana
(Risalah Al-Fathurrabbani wal-Faidhur-rahmani Kalamus-Syeh AbdilQadir Jaelani, Mathbuah Mimiyah, Mesir, Jilid XII, XIV)
d.
Hadhrat Imam Rabbani Alfi Tsani rahmatullahalaih berkata:






Karena mereka para makhluk dikaruniai hujan dan karena mereka para
makhluk diberi rejeki (Maktubat, Jilid II, Maktub hal. 92)
e.

Dr. Muhammad Iqbal berkata: Alam jagat raya ini hanyalah


merupakan warisan bagi orang mukmin pejuang. Bukanlah seorang
mukmin, jika tidak menjadi pewaris jagat raya ini. Semua jagat
rayaini adalah warisan bagi orang yang beriman. Jagat raya adalah
merupakan hujah bagi ucapanku.

Kesebelas: Raaituni fil-manami ainallah




Aku melihat diriku dalam mimpi sebagai Allah (Ainah Kamalati Islam, hal.
564, dan Kitabul-Bariyah, hal. 79)
Jawaban:

r
12

a.

Ini pemandangan yang dilihat dalam mimpi dan menganggap


impian sebagai suatu yang lahiriyah adalah kezhaliman, contoh
impian Nabi Yusuf. Jika dikatakan bahwa seorang Nabi tidak dapat
melakukan sesuatu di dalam mimpi, diwaktu jaga pun tak layak
dilakukannya, maka untuk hal ini bacalah Hadis Muslim berikut:
i.
Dalam Hadis riwayat Muslim tertulis:








Aku melihat pada dua tanganku dua buah gelang dari emas.
ii.
Dalam Hadis riwayat Bukhari, kitabur Ruyah, babun-nafhi filmanam, jilid IV, hal. 134, dan Jilid II, hal. 49 percetakan
Ilahiyah, Mesir tertulis:





Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Di waktu tidur aku melihat dua
gelang emas pada dua tanganku.
Memakai emas bagi seorang laki-laki dalam keadaan jaga diharamkan.
iii.
Berkenaan dengan Hadhrat Imam Abu Hanifah rahmatullah
alaihi, Hadhrat Syeh Fariduddin Ath-Thar rahmatullah alaihi
berkata:

Suatu malam beliau (Imam Abu Hanifah) melihat dalam


mimpi bahwa beliau sedang mengumpulkan tulang-belulang
Hadhrat Rasulullah saw dari dalam liang lahat. Sebagian
tulang-tulang itu beliau senangi dan sebagian lagi beliau
buang. Dikarenakan dahsyatnya mimpi itu beliau terbangun
dan menjelaskan impian itu kepada salah seorang dari
teman Ibnu Sirin. Beliau ini menjawab bahwa impian itu
sangat beberkah, yaitu tuan akan memiliki ilmu Rasulullah
saw dan menjaga sunnah beliau sedemikian rupa, sehingga
dapat memisahkan antara yang sahih dan yang tidak sahih.
(Tadzkiratul Auliya, bab XVIII, hal. 145-146, diterbitkan oleh
Syeh Barkat Ali And Suns, cetakan Ilmi Pers Lahore dan
Zhahirul-Asfiya, Terjemahan Urdu Tadzkiratul-Auliya, hal
182, diterbitkan Haji Ceraaghdiin Siraj diin, cetakan Jalal
Printing Pers Lahore).

Berkenaan dengan ini pula Data Ganj Bakhsy menulis:


Maka pada suatu malam beliau (Imam Abu Hanifah)
melihat dalam mimpi bahwa beliau sedang mengupulkan
tulang-belulang beberkah Hadhrat Rasulullah saw, dari
tiang lahat dan sebagiannya beliau ambil. Karena dahsyat
nya impianitu, beliau terjaga dari mimpinya. Beliau
menanyakan tabirnya kepada salah seorang sahabat yang
bernama Muhammad Ibnu Sirin, maka beliau ini menjawab:
engkau akan mencapai derajat yang sangat agung di dalam

r
13

memelihara ilmu dan sunnah Yang Mulia Rasulullah saw.


Sehingga
engkau akan
mendapatkan
kemampuan
sedemikian rupa untuk membedakan yang sahih dan yang
salah (Kasyful-Mahjub, Terjemahan Urdu, diterbitkan oleh
Syeh Ilahi Baskhsy Muhammmad Jalaluddin, Taajraane
Kutub, Kasymiri Bazar Lahore tahun 1322 H, hal. 106)
b.

Hadhrat Masih Mauud as lebih lanjut menulis tentang tabir mimpi


itu: Kenapa kalian berkeberatan tentang masalah itu



Kami tidak memaknakan peristiwa ini sebagaimana yang dimaknakan
dalam kitab-kitab para pengikut Wihdatul-Wujud (yakni aku sendiri
adalah Tuhan), dan kami tidak memaknakan hal itu seperti pendapat para
Hululiyin, bahkan peristiwa ini sesuai dengan Hadis Nabi saw, yaitu Hadis
Bukhari tentang penjelasan martabat hamba-hamba Allah yang shaleh
yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan ibadah
nafal.
Maksud Hadis tersebut adalah seorang hamba-Ku yang berusaha
mendekat kepada-Ku dengan mengerjakan ibadah nafal, maka Aku akan
mencintainya, apabila aku telah mencintainya maka Aku akan menjadi
telinganya yang dengannya ia mendengar, Aku akan menjadi matanya
yang dengannya ia melihat, Aku akan menjadi tangannya yang dengannya
ia memegang, Aku akan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan
(Bukhari, kitabur-riqaq, babut-Tawadhih, jilid IV, hal. 80, cetakan
Mathbu Ilahiyah Mesir)
c.

Juga terdapat di dalam Tatirul-Anam fi Tabiril-Manam, hal. 9,


karya Allamah Sayid Abdul Ghani An-Nablusi, cetakan Mesir; Kitab
ini adalah yang terbaik dalam tabir mimpi:




Seorang yang melihat dalam mimpi bahwa ia seolah-olah menjadi Tuhan,
maka artinya ialah Allah swt akan segera menyampaikannya ke tujuan
petunjuk.(kutipan ini terdapat pada kitab Tabirul-Anam, cetakan Mathba
Ijazi, Kairo, hal. 90)
Kedua belas: Zamiin aor aasmaan ko banaaya
Artinya: Telah menciptakan bumi dan langit
Jawaban:

r
14

a.

Ini pun bagian dari kasyaf yang tersebut di atas; dan


Hadhrat Masih Mauud as berkenaan dengan mimpi
tersebut menulis: Aku di dalam mimpi telah
menciptakan bumi dan langit. Beliau as jugalah
yang telah menabirkannya dan tertulis di dalam
buku beliau bernama Aina Kamaalaate Islaam hal.
566.Sambil mengutip mimpi tersebut beliau
menulis:












Penciptaan bumi dan langit yang saya lihat di dalam
mimpi, ini adalah isyarat tentang dukungan-dukungan
langit dan bumi yang akan menyertaiku.
b.

c.

Kemudian beliau as dalam kitabnya yang bernama


Casymae Masiihi, hal. 35, pada catatan kaki
menulis: Suatu kali di dalam keadaan kasyaf aku
melihat diriku menciptakan bumi dan langit baru,
kemudian aku mengatakan dalam kasyaf itu,
marilah kini kami akan menciptakan manusia.
Para mula (sebutan bagi para Kyai di India) yang
tuna ilmu menciptakan keributan karenanya dengan
mengatakan lihatlah orang ini telah mendakwakan
diri menjadi Tuhan. Padahal arti dari kasyaf ini
adalah bahwa Tuhan akan mengadakan suatu
perobahan melalui tanganku sedemikian rupa
sehingga nampak langit dan bumi menjadi baru dan
akan memunculkan insan yang hakiki
Kemudian beliau as bersabda: Tuhan telah
beriradah untuk membuat bumi baru dan langit
baru. Apakah yang dimaksudkan dengan lngit baru
dn apakah yang dimaksudkan dengan bumi baru?
Yang dimaksud dengan bumi baru ialah hati yang
suci yang disiapkan Tuhan dengan Tangan-Nya
sendiri dimana mereka akan zhahir dari Tuhan dan
Tuhan pun akan nampak dari mereka. Sedangkan
langit baru adalah tanda-tanda yang zhahir melalui
tangan hamba-Nya dengan seidzin-Nya. (Kisyti
Nuh, hal. 7).

Pada setiap masanya seorang pembaharu ruhani, maka


secara ruhanidiciptakan langit baru dan bumi baru
(Haqiqatul-Wahyi, hal. 95).

r
15

d.

Dalam pengertian inilah ungkapan seperti ini


terdapat di dalam kitab-kitab terdahulu seperti Injil
sesuai dengan janji ini kami menantikan langit baru
dan bumi baru yang di dalamnya terus-menerus
tinggal orang-orang suci.(2 Petrus, 3:12). Dr.
Muhammad Iqbal berkata: Dari hati yang hidup
tidak akan tersembunyi rahasia taqdir. Di dalam
mimpi melihat gambaran dan ketika suara adzan
membangunkannya. Dia membangun yang nampak
di dalam mimpi. (Zarrobkalim Nazm yang berjudul
Almeno)

Ketiga belas: Hakikatnya beliau as menjadi Ibnu Maryam


Penjelasan tentang Haid, kehamilan dan sakit ketika melahirkan.
Hadis Rasulullah saw riwayat Bukhari:
























Tiada anak yang dilahirkan kecuali setan menyentuhnya sewaku dilahirkan
maka ia menjerit karena sentuhan setan kecuali Maryam dan anaknya tidak
disentuh setan.
Dalam hal ini akan timbul pertanyaan, apabila hanya Maryam dan anaknya
terbebas dari sentuhan setan, maka bagaimana keadaan Nabi yang lain pada
umumnya, dan bagaimana khususnya sentuhan setan kepada Yang Mulia
rasulullah saw. Menjawab pertanyaan ini Az-Zamakhsari dalam Tafsir
Kasysyafnya menjelaskan:



Maksud Hadis ini adalah setiap anak yang dilahirkan setan menginginkan
untuk menyesatkannya kecuali terhadap Maryam dan anaknya, karena
mereka itu suci (mashum). Dan demikian juga setiap anak yang memiliki
sifat-sifat mereka, yaitu Maryam dan anaknya.
Dalam Hadis Yang Mulia Rasulullah saw bahwa yang dimaksud Maryam dan
Ibnu Maryam tidak hanya dua macam manusia saja. Tetapi, maksudnya
kaum mukmin dan para Nabi, yang mereka itu oleh lisan yang Mulia Nabi
saw dijuluki dengan sebutan Maryam dan Ibnu Maryam. Lebih lanjut sifat
mereka itu dijelaskan dalam ayat Al-Quran berikut:





















Dan Allah telah membuat perumpamaan bagi orang-orang beriman istri
Firaun, ketika ia berkata, wahai Tuhanku, dirikanlah untukku satu rumah di
sisi Engkau dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan

r
16

peliharalah aku dari kaum yang aniaya, dan begitu juga Maryam binti Imran
yang telah menjaga kesuciannya, kemudian Kami meniupkan padanya ruh
Kami dan membenarkan firman dan Kitab Tuhannya dan termasuk orang
yang patuh (At-Tahrim, 66:12-13)
Dalam ayat sebelumnya, orang-orang kafir dimisalkan dua perempuan, yaitu
istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth alaihimas salam. Oleh karena kedua
suaminya mukmin, namun mereka sendiri kafir. Sedangkan ayat-ayat
tersebut ini menjelaskan bahwa mukmin itu ada dua macam. Pertama adalah
mukmin yang memiliki sifat Asia istri Firaun; kedua mukmin yang memiliki
sifat Maryam.
Mukmin yang pertama seorang yang berada dibawah kekuasaan seorang
kafir. Dan ia memanjatkan doa untuk mendapatkan keselamatan dari
kezhalimannya, sedangkan mukmin kedua adalah yang dahulu kala di mana
keburukan tidak dapat menguasainya. Potongan ayat yang berbunyi:






Artinya orang yang menjaga kemaluannya.
Mukmin bentuk inilah yang oleh Al-Quran disebut dengan nama Maryam.
Kemudian dari keadaan Maryam meningkat ke derajat Ibnu Maryam,sesuai
dengan ayat Al-Quran yang berbunyi:





(Al-Anbiya, 21:92)
Karena maqam Maryam adalah derajat siddiqiyah, sedangkan maqam Ibnu
Maryam adalah derajat Kenabian. Setiap Nabi mengalami dua zaman,
pertama maqam Maryam. Keadaan maqam ini diisyaratkan oleh ayat AlQuran yang berbunyi:







(Yunus, 10:17)
Sesudah keadaan Maryam ini meninggkat ke maqam kenabian dan di dalam
kedua keadaan ini dia suci dari sentuan setan. Arti inilah yang
didimaksudkan oleh Hadis Bukhari tersebut di atas.
Ayat-ayat surat Al-Tahrim membuktikan bahwa sebagaimana Hadhrat
Maryam Siddiqah mencapai maqam kesucian yang sangat tinggi kemudian
mengandung dan melahirkan Hadhrat Isa as yang menjadi Nabi Allah.
Demikian juga, seorang mukmin laki-laki pun mengalami keadaan Maryam
kemudian akan mengandung secara keruhanian dan mengandung secara
qiasan menyebabkan kelahiran Ibnu Maryam secara Majazi atau qiasan.
Mukmin laki-laki itu disebut Maryam dalam majaz dan istiarah.
Demikian juga dia mengandung dalam makna majaz dan istiarah, dan dalam
makna ini menyebabkan kelahiran Ibnu Maryam.

r
17

Allah swt telah membuat perumpamaan orang orang kafir dan mukmin
dengan 4 orang wanita. Memang laki-laki itu bukan perempuan, tapi dalam
arti istiarah dan majaz mereka disamakan dengan perempuan. Inilah
sebabnya Syeh Fariduddin Ath-Thar rahmatullah alaih telah mengutip
perkataan Hadhrat Abbasiyah Thasi rahmatullah alaih: Pada hari Qiamat
ketika datang seruan Wahai laki-laki, kalian dari shaf laki-laki yang paling
pertama harus mengikuti jejak langkah Maryam (Tadzkiratul Auliya, Dzikir
Hadhrat Rabiah Bashra, Bab 9, hal. 51. Cetakan Syeh Barkat Ali, Edisinal
Lahore wa Zhahirul Asfiya, Terjemahan Urdu, Tadzkiratul Auliya hal. 55)
Kearah poin marifat inilah Hadhrat Masih Mauud as mengisyaratkan melalui
syair-syair dalam bahasa Parsi yang terjemahannya sebagai berikut ini:
Sesedah mencapai maqam Maryam
Kemudian Tuhan Yang Maha Kuasa meniupkan ruh Isa ke dalam Maryam
Sesudah mengalami keadaan yang sulit (Haqiqatul-Wahyi, hal. 339)
Kemudian bersabda Yakni sifat-sifat Maryam telah berpindah kepada sifatsifat Isa (Kisyti Nuh, hal. 45).
Dalam kesempatan ini hendaknya membaca Kisyti Nuh sesuai dengan kontek
aslinya.
Keempat belas: Ruuhaanii Hamil
Guna memahami hamil secara ruhani dan hamil secara haqiqi, hendaknya
memperhatikan rujukan-rujukan dibawah ini:
a.
Seorang Sufi termasyhur Hadhrat Sahl rahmatullah alaih berkata:











Takut itu mudzakkar (laki-laki), sedang pengharapan adalah muannats
(perempuan), dari keduanya melahirkan hakikat-hakikat keimanan (Syarah
At-Taarruf, hal. 57)
b.
Demikian pula Imam Ath-Thaifah Syeh Syehrwardi berkata:


Seorang berjalan sesuai dengan langkah seorang guru, sebagaimana
seorang anak merupakan bagian ayah dalam kelahiran secara alami dan
kelahiran ini akan menjadi kelahiran secara maknawi di masa kini
(Awariful-Maarif, Jilid I, hal. 45)
c.
Lafazh Hamil dalam Al-Quran juga dipergunakan berkaitan dengan
Allah, yaitu:








(Maryam, 19:59). Kemudian kata Haml juga dipergunakan berkaitan
dengan orang-orang beriman, yaitu:











r
18

(Al-Baqarah, 2:287) Di sini lafazh haml mengandung arti membawa.


Maka tidak diperkenankan memperolok-olokkan lafzh haml. Hadhrat
Masih Mauud as menulis dengan jelas: Telah dipergunakan lafazh haml
pada diriku dalam makna istiarah atau qiasan (Kisyti Nuh, hal. 47). Dan
lafazh haml tidak dipergunakan dalam arti hakiki dan umum, melainkan
dipergunakan dalam pengertian haml dalam sifat Isa. Sabda beliau
as:Sifat-sifat Maryam berpindah kepada sifat-sifat Isa (Kisyti Nuh, hal.
45)
Dengan demikian memperolok-olok tanpa alasan jauh dari sifat terpuji.
Kelima belas: Haid
Bacalah beberapa rujukan di bawah ini!
a.
Kdh












Sebagaimana wanita-wanita datang haid secara lahir yang itu menyebabkan


kerugian bagi keimanan mereka karena mereka terhalang untuk mendirikan
shalat dan puasa, demikian juga datangnya haid secara batiniah bagi laki-laki
menyebabkan kerugian bagi keimanan mereka, yaitu menyebabkan mereka
terhalang dari hakikat shalat.
Orang yang buta dari hakikat shalat dalam istilah Sufi dikatakan dalam
kondisi haid.
b.
Sebagaimana orang perempuan mengalami haid begitu juga para
murid mengalami haid dalam hubungan iradat. Dan di dalam
hubungan para murid haid yang dialami mereka maka mereka
mengalami dalam hubungan kemandirian dan ada seorang murid
yang dinyatakan bahwa dia itu dinyatakan haid dan tidak pernah
dinyatakan suci dari haid.(Anwarul-Azqiya, terjemahan Urdu,
Tadzkiratul- Auliya, Karangan Fariduddin Ath-Thar, cetakan Majidi
Kan Fur, hal. 450,Darudz-Dikr Abu Bakar Wasti rahimahullah)
Ghair Ahmadi telah menghilangkan kalimat-kalimat dalam cetakan baru
terjemahan Tadzkiratul-Auliya akan tetapi dalam terjemahan cetakan
tahun 1928 kalimat-kalimat ini ada tertulis. Seolah-olah mereka ini telah
menggenapi ayat Al-Quran yang berbunyi:








c.
Hadhrat Syeh Fariduddin Ath-Thar rh menulis tentang Hadhrat
Bayazid Bastomi rh: Suatu hari beliau (Hadhrat Bayazid Bastomi)
berjalan sampai di pintu masjid sambil menangis. Orang-orang
bertanya mengapa engkau menangis?, maka beliau menjawab:
Bahwa saya mendapati diri saya seperti wanita yang sedang dalam
keadaan haid yang merasa takut masuk masjid karena ketidak

r
19

suciannya.(Tadzkiratul-Auliya, Jilid XIV, bab Dzikir Khawaja


Bayazid Bastomi rh, cetakan Syeh Barkat Ali edisions, hal. 108 Wa
Zhahirul Asfiya, terjemahan Urdu, Tadzkiratul-Auliya, terbitan
Haaji Caraghdiin Sirajuddin,hal. 108)
Kebesaran pribadi Hadhrat Bayazid Bastomi ra
Ketahuilah bahwa Hadhrat Bayazid Bastomi adalah seorang manusia besar
yang berkenaan dengannya Daata Ganj Bakh rh menulis dalam bukunya
Kasyful Mahjub: Langitnya marifat dan bahteranya cinta Abu Yazid Tighur
bin Ali Bastomi rh adalah seorang yang besar diantara para Syeh. Dan
keadaannya sangat besar dan kemuliaannya sangat agung sehingga Junaid rh
berkata demikian:











Abu Yazid di tengah-tengah kami adalah berkedudukan seperti Jibril dari
kalangan Malaikat ... Penjelasan-penjelasannya sangat bernilai tinggi
diantaranya berupa Hadis-hadis Yang Mulia Rasulullah saw. Dan beliau
adalah termasuk 10 Imam Ahli Tashawwuf dan sebelumnya tidak ada seorang
pun seperti beliau dalam memiliki keluasan pemahaman hakikat ilmu
Tashawwuf. Dan dalam berbagai keadaan beliau sangat mencintai ilmu dan
menjunjung tinggi syariat. (Kasyful-Mahjub, bab Dzikir pengikut para Syeh
Imam Tharikat, terjemah Urdu, cetakan tahun 1332 H, hal 122).
d.

Orang-orang Ghair Ahmadi berkata: Apakah ada seorang Nabi


yang menggunakan lafazh haid untuk laki-laki?. Jawabannya
adalah simaklah Hadis berikut ini:








Dusta itu haidnya seorang laki-laki, sedangkan istighfar itu thaharahnya.
(Firdausul-Akhbar Daelami, hal. 161, alinea 17, diriwayatkan Muslim).
Maksud wahyu Hadhrat Masih Mauud as itu hanyalah demikian, yaitu
bahwa musuh menghendaki engkau terjerumus dalam kebohongan dan
keburukan.Namun, dengan karunia Allah swt dalam diri engkau tidak
terdapat keburukan sedikitpun.
e.
Hadhrat Masih Mauud as di dalam kitab manapun tidak pernah
menulis: Aku haid. Bahkan beliau as telah menafikannya.
f.
Di samping Hadhrat Masih Mauud as menolak lafazh haid, beliau
as juga menerangkan tentang mafhumnya, sebagai berikut: Orangorang ingin melihat dalam engkau darah haid, yakni mencari-cari
ketidak sucian, kotoran dan keburukan-keburukan .(Arbain,
nomor 4, hal. 19)
Di sini, maksudnya bukan haid perempuan melainkan haid laki-laki.
Sebagaimana rujukan pada: a, b, c dan lain-lain yang telah diperlihatkan
oleh para Shufi dan Hadis.

r
20

Keenam belas: Sakit di waktu melahirkan.


Demikian pula ungkapan rasa sakit di waktu melahirkan yang
mengandung arti kesakitan dan musibah telah dipergunakan juga untuk
laki-laki beberapa ribu tahun yang lalu.
a.
Hadhrat Aqdas as sendiri telah menjelaskannya: Makhadh yang
artinya rasa sakit waktu melahirkan, maksudnya adalah suatu
keadaan yang mengakibatkan rasa takut.
Ungkapan itu berarti: pendakwaan yang sangat menyakitkan yang
mengakibatkan kaumnya menjadi musuh yang sangat keras.(Barahin
Ahmadiyah, jilid V, hal. 53, lihat juga Kisyti Nuh catatan hal. 74)
b.
c.

Di dalam Injil tertulis: Oleh karena kami mengetahui seluruh


makhluk bersatu-padu sampai sekarang dalam keadaan yang
sangat menjijikkan (Roma, 8:22) CEK INJIL !
Dalam Taurat tertulis, Tuhan berfirman: Aku berdiam diri sejak
dahulu kala, Aku juga berdiam diri dan menahan diri, namun
sekarang Aku seperti seorang wanita yang mengadu karena sakit
melahirkan dan Aku menggigil serta menarik napas dingin
sedalam-dalamnya. (Yesaya, 42:24).

Guna penjelasan lebih rinci, lihatlah Kebenaran Masih Mauud as dalam


menjawab keberatan-keberatan kaum Nasrani hal. 92).
Injil dan Taurat yang ada sekarang sebagai kalam Ilahi atau bukan, namun
dalam bentuk muhawarah ungkapan terpaksa harus mempercayainya.
Hadhrat Mirza Sahib as tidak mencetuskan ungkapan itu sendiri, namun
beliau temukan diantara kitab-kitab terdahulu. Kemudian dilontarkan
kritikan terhadapnya, padahal secara khusus Hadhrat aqdas as
menjelaskannya sendiri.
Ketujuh belas: Kasyfi surkhi ke chiinthe
Artinya:Kasyaf percikan tinta merah
Jawaban:
a.
Melihat Tuhan dalam bentuk manusia di waktu mimpi adalah jaiz.
Yang Mulia Rasulullah saw bersabda:













Aku melihat Tuhanku dalam bentuk seorang pemuda di waktu mimpi
yang tidak berkumis dan berjenggot, yang memiliki rambut panjang dan
lebat dan pada kedua kakinya mengenakan trompah dari emas (Al-

r
21

Yawaqit wal-Jawahir, Jilid I, hal. 71, Thabrani wa Maudhuati Kabir, hal


46.)
Ini adalah Hadis shahih. Mulla Ali Qari rh sebagaimana Jalilul Qadri Ahli
Hadis telah memperkuat dengan mengutip Hadis Ibnu Abbas ra sebagai
berikut:



Tidak ada orang yang mengingkarinya kecuali orang Mutazilah (Maudhuat
Kabir, hal. 46)
Mulla Ali Qari memberikan makna kepada Hadis itu dengan makna:











Jika Dia Allah dibawa dalam mimpi, maka tiada bentuk dalam tempat itu
(Maudhuat Kabir, hal. 46).
Hadis ini terdapat dalam sebagian edisi Maudhuat dan rujukannya terlampir
pada hal. 39, yakni apabila kejadian ini dilihat dalam mimpi maka kesulitan
apa lagi yang dihadapi, sedang permasalahannya sudah jelas.
b.

Syeh Abdul Qadir Jaelani rh berkata:







Aku melihat Tuhan Yang Maha Perkasa dalam mimpi dalam rupa ibuku.
c.

Hadhrat Mulwi Muhammad Kasim (Nanotwi pendiri Diyobandi)


di masa kanak-kanaknya telah melihat mimpi ini: Seolah-olah
saya duduk di pangkuan Allah Yang Maha Tinggi.

Kakeknya memberikan tabirnya bahwa Allah swt akan memberikan ilmu


kepada kamu dan akan menjadikan seorang yang sangat alim dan akan
mencapat puncak kemasyhuran (Biografi Kehidupan Maulwi Muhammad
Kasim Sahib, karangan Maulwi Muhammad Yakub Nanotwi, hal. 30)
d.
Kemudian beliau menulis:


Sesungguhnya engkau melihat dalam mimpi Tuhan Yang wajib ada yang
menerima bentuk, maka Juru tabir akan mengatakan kepada engkau
bahwa mimpi engkau itu benar, namun tawilnya begini dan begitu.
e.
Kejadian dalam mimpi bagaimana dapat menjilma menjadi
kenyataan? Untuk itu lihatlahungkapan berikut ini: Dalam buku
Tadzkiratul-Auliya, hal. 40 ada tertulis suatu kejadian berkenaan
dengan keadaan Hadhrat Hasan Bishri rahmatullah alaihi: Ada
seorang tetangga beliau bernama Samun seorang penyembah api.
Hadhrat Hasan rahmatullah alaihi mendengar bahwa ia sakit
keras dan sedang sekarat, beliau bertabligh kepadanya dan

r
22

dengan satu sarat ia masuk Islam, sarat itu adalah Hadhrat Husen
telah menulis burung Sorga baginya, setelah tulisan itu ditanda
tangani oleh seorang suci di Bashra, kemudian pergi ke kuburan
Samun ketika ia mati dan diletakkannya pada tangannya supaya
di alam akhirat kelak menjadi saksi. Demikianlah apa yang telah
diperbuat oleh Hasan ra. Namun setelah itu ada suatu pertanyaan
apa yang telah saya tulis ini?. Kenapa saya menuliskan burung
Sorga untuknya? Tertulis bahwa dalam keadaan berfikir yang
demikian itu, lalu ia tertidur. Ia telah melihat Samun bahwa di
atas kepalanya ada mahkota yang bersinar dan ia memakai
pakaian yang indah yang sedang berjalan-jalan di Taman
Sorgawi... Dia berkata kepada Hadhrat Hasan: Dengan karunia
Allah swt, Dia telah memasukkanku ke dalam Istana-Nya dan
memperlihatkan wujudnya kepadaku ... Sekarang beliau sudah
terhindar dan bebas dari tanggung jawabnya. Ambillah surat
perjanjian ini karena tidak diperlukan lagi. Ketika Hadhrat Hasan
rh terbangun dari tidurnya,maka surat itu ada pada tangannya.
(Anwarul-Azkiya, terjemahan Urdu, Tadzkiratul-Auliya. Hal. 40,
Dzikrul-Hasan Bishri)
f.
Ibnu Sirin dalam Muntakhobul-Kalam Fi Tabiril-Ahlam, cetakan
Meshr, hal. 100 tertulis sebagai berikut:








Hadhrat Abdullah bin Jala berkata: Pada suatu kali saya masuk ke kota
Rasulullah saw dan saya sangat lapar sekali, kemudian saya pergi ke
kuburan Rasulullah saw, lalu aku mengucapkan salam kepadanya dan
kedua sahabatnya, lalu saya berkata Wahai Rasulullah, saya sangat lapar
dan saya adalah tamu engkau, lalu aku pergi dan tertidur di samping
kuburan, lalu aku melihat Nabi saw datang mendekat kepadaku, maka aku
berdiri, lalu beliau saw memberi roti kepadaku, lalu aku memakan
sebagian. Ketika aku terbangun, ternyata sisa roti itu ada di tangan saya
(Ungkapan ini diterjemahkan oleh Hadhrat Syeh Fariduddin Ath-Thar,
termuat dalam kitab Tadzkiratul-Auliya, Dzikir Abdullah bin Jala)
g.
Hadhrat Sayid Ismail Syahid rh telah menulis di dalam bukunya
Shirathal-Mustaqim: Yang Mulia Rasulullah saw telah melihat
dalam mimpi bahwa beliau memakan 3 buah kurma satu demi
satu ... ketika beliau bangun dsatubri tenar-benar merasakan
lezatnya buah itu dalam mulutnya.
h.
Hadhrat Daata Ganj Bakhsy rh melihat kasyaf berikut ini:

r
23














Hadhrat Daata Ganj Bakhsy rh melihat dalam keadaan antara tidur dan
jaga bahwa Hadhrat Ghautsul-Azham Syeh Abdul Qadir Jelani rh datang
sambil memegang mahkota warna merah dan surban warna hijau di
tangannya, lalu Daataa sahib rh berdiri untuk menghormati di hadapan
Hadhrat Ghautsil-Azham Syeh Abdul Qadir Jelani. Kemudian Hadhrat
Ghautsil-Azham memanggil Daata sahib rh agar datang ke sisinya, maka
Daata sahib rh mendekat kepada beliau, kemudian Hadhrat GhautsilAzham memberikan mahkota berwarna merah kepada Daata Ganj Bakhsy
dan meletakkannya di atas kepalanya dan melilitkan sorban hijau dengan
tangannya yang penuh berkat seraya berkata wahai anakku Ahmad,
engkau adalah seorang hamba Allah, setelah berkata demikian Hadhrat
Ghautsil-Azham menghilang, kemudian Daata Ganj Bakhsy sahib
terbangun dan mendapatkan mahkota serta sorbannya di atas kepalanya.
Maka, beliau bersyukur kepada Allah swt (Manaqib, Tajul-Auliya wa
Burhanul-Ashfiya, cetakan Meshr, karangan Allamah Abdul Qadir AlIrdili, hal. 41)
Orang-orang ghair Ahmadi mengajukan keberatan atas kasyaf percikan
tinta merah: Pabrik mana yang membuat kertas tersebut, di mana tinta
dan pena dibuat?.
Coba ceriterakan juga pabrik mana yang membuat sorban dan terbuat dari
apa mahkota itu.
i.
Hadhrat Muhyiddin Ibnu Arabi rh menulis sebagai berikut:
Para waliyullah mendapatkan wahyu dengan beragai macam cara: Ada
yang melalui pemikiran, melalui perasaan, melalui hati dan kadangkadang mendapatkan melalui tulisan. Dengan cara seperti inilah
kebanyakan para wali mendapatkan wahyu.
Abu Abdullah Qadhiul-Baan dan Taki Ibnul Mukhallid murid Imam
Ahmad ra mendapatkan wahyu berupa tulisan dengan bahasa malaikat.
Dan ketika ia terbangun dari tidurnya, maka ia mendapatkan tulisan di
atas lembaran kertas. Saya sendiri melihat tulisan itu. Ia adalah seorang
fakir di Muthaf yang turun kepadanya wahyu dalam corak seperti itu. Di
dalamnya tertulis bahwa ia akan diselamatkan dari api Neraka. Ketika
orang umum melihatnya, mereka yakin bahwa itu bukan tulisan manusia.
Inilah peristiwa yang terjadi pada seorang wanita fakir dari antara muridmurid saya. Ia melihat dalam mimpi bahwa Allah Taala telah memberi
kepadanya selembar kertas, ketika ia bangun tangannya mengepal, tidak
ada seorang pun yang dapat membukanya. Saya mendapatkan ilham,
supaya saya berkata kepadanya: Apabila tangan kamu terbuka nanti, maka
hendaknya tulisan itu ditelan. Kemudian ia pun sesuai dengan niatnya

r
24

mendekatkan tangannya ke mulutnya. Setelah itu tiba-tiba tangannya


terbuka dan seketika itu juga tulisan itu ditelannya. Orang-orang berkata
kepada saya dari mana kamu mengetahui hal itu? Saya menjawab: Allah
swt telah mengilhamkan kepada saya bahwa seorangpun tidak boleh
membaca tulisn. (Fubtuhat Makkiyah, bab XV, rujukan terjemah Urdu
Khususul-Hikam, Tadzkirah Syeikh Akbar Ibnul-Arabi, hal. 22)
Delapan belas: Seakan-akan Allah turun dari langit







Jawab:
a.
Hadhrat Masih Mauud as mengartikannya: Kegagahperkasaan Tuhan dan keunggulan kebenaran.(Ainah Kamalati
Islam, ha. 95)





Akan tampil penampakan keperkasaan Tuhan(Haqiqatul-Wahyi, hal. 95).
b.
Di dalam Hadis tertera:










Yang Mulia Rasulullah saw bersabda: Tuhan kami Yang Maha beberkat dan
Maha-Tinggi turun setiap malam ke langit bumi.(Bukhari, kitabus-Shalah,
babud-Doa wash-shalah min Akhiril-lail, jilid I, hal. 133, Mathba Ilahiyah,
Meshr dan Misykat Majtabai, hal. 109)
Apa yang dimaksudkan dengan Tuhan kami turun setiap malam ke langit
bumi?.
Jawab:





















Turun, naik dan bergerak adalah merupakan kata sifat dari tubuh kasar, Allah
swt suci dari memiliki sifat-sifat tersebut. Adapun yang dimaksud dengan:
1.
Turun di sini yaitu turunnya rahmat dan kedekatan dengan
Tuhan.(Catatan kaki Misykat Mahabbati, hal. 109)
2.
Hadhrat Syah Waliyullah Muhaddas Dehlwi rh. Menjelaskan
Hadis tersebut demikian:














...
















Yang Mulia Hadhrat Rasulullah saw bersabda: Tuhan kami Yang Mahabeberkat dan Maha Tinggi turun ke langit bumi, yakni ketika sepertiga
bagian malam tersisa Allah berfirman: Wahai hamba-Ku mintalah
kepada-Ku Aku akan mengabulkan permohonanmu. Para Ulama

r
25

mengartikan Hadis ini demikian, bahwa jiwa manusia mampu menerima


turunnya rahmat Ilahi.
Menurut pendapat saya dapat juga diartikan demikian: Akan lahir
sesuatu hal yang baru dlam hati yang dengan turunnya itu dapat
mengambil pelajaran. (Al-Hujjatul-Balighah, hal. 37, terjemahan Urdu
oleh Jemaat Islam Pers, Babun-Nawafil, catatan lembaran 37).
c.
Di dalam kitab Muwaththa Imam Malik, catatan halaman 44,
bab Ma Jaa Fi Dzikrillah tertulis:



Bahwa yang dimaksud dengan kalimat :Tuhan kami turun, yakni
turunnya rahmat Allah swt.
d.
Dalam kitabTalkhisul-Mihtah, hal. 26 tertulis:
...








...



Ada kalanya dalam Majaz ada sesuatu kata yang dibuang atau ditambah



sepeti firman Allah:(
) , maksudnya (
) . Jadi, maksud ayat

tersebut adalah: Rahmat Allah atau hukum Allah turun dari langit.
Kesembilan belas: Namamu sempurna dan namaku tidak sempurna.








Jawab:
a.
Hadhrat Masih Mauud as sendiri menjelaskan wahyu ini sebagai
berikut:























Wahai Ahmad namamu akan tamat, berakhir dan nama-Ku tidak akan
tamat, tetap abadi, yakni engkau akan binasa, kesempurnaan dan
pujianmu akan habis, sedangkan pujian Tuhanmu tidak terbatas dan tetap
abadi. Oleh karena Dia tidak terbatas dan tidak dapat dihitung.(Barahin
Ahmadiyah, jilid IV, hal. 242, catatan kaki dibawah catatan kaki)
b.

Di dalam buku Khutbah Ilhamiyah hal. 10 Hadhrat Masih Mauud as


menulis demikian:






Yakni, ketika manusia dikenakan pakaian-pakaian khilafat secara sempurna
dan setelah hamba ini tinggal di bumi sampai waktu waktu yang telah
ditentukan sesuai dengan kemauan Tuhan supaya manusia disinari cahya
petunjuk, dan ketika manusia telah disinari cahaya Tuhan atau permasalah
pertablighan telah menjadi sempurna, maka ketika itu namanya menjadi
sempurna dan Tuhan memanggilnya serta ruhnya diangkat nuqthah-nafs.

r
26

Jadi, maksud wahyu tersebut adalah engkau akan mati sedangkan Aku
(Tuhan), tidak akan pernah mati dan akan tetap abadi.
Dua puluh satu: Maqam engkau telah digelar di tempat yang tertinggi.
Tera takht sabse uuper bchaayagia
Jawab:
a.
Yang dimaksud dalam wahyu ini adalah maqam tertinggi dalam
umat ini setelah Yang Mulia Rasulullah saw. Di dalamnya tidak
termasuk wujud Yang Mulia Rasulullah saw. Sebagaimana Hadhrat
Masih Mauud as menulis: Pendek kata akulah salah satu pribadi di
antara umat ini yang mendapatkan keistimewaan sebagian besar
wahyu Ilahi dan hal-hal yang ghaib. Begitu banyak para wali, abdal
dan akthab yang telah berlalu sebelum aku dalam umat ini, namun
sebagian besar dari nikmat ini tidak diberikan kepada mereka,
karena aku telah diberi keistimewaan kenabian.
Ini adalah satu hal yang telah menjadi kenyataan, begitu sering Allah swt
telah berwawan-sabda dengan aku, dan betapa banyak hal-hal yang gaib
dibukakan kepadaku, namun sejak 13 abad hingga hari ini tiada seorang
pun yang telah diberi nikmat kenabian ini.(Haqiqatul-Wahyi, hl.391).
b.

Di dalam Arbain I dan II yang telah dicetak menjadi satu di


halaman 9, dan Arbain IV yang dicetak tersendiri hal. 7 ada tertulis
wahyu Hadhrat Masih Mauud as yang berbunyi demikian:




Hadhrat Masih Mauud as sendiri telah menjelaskan wahyu tersebut
dalam 2 edisi hal. 17 sebagai berikut: Aku telah melebihkanmu di atas
mereka semua pada zamanmu. Jadi, jelaslah bahwa maqam engkau
menempati posisi yang tertinggi, yakni yang tertinggi di antara umat Yang
Mulia Muhammad Rasulullah saw.
c.
Dengan karunia Allah swt Hadhrat Masih Mauud as adalah
Nabiyullah dan kedudukan beliau lebih tinggi dari kedudukan Isa
Al-Masih Israili. Hadhrat Syeh Abdul Qadir Jelani menulis:














Saya berada di atas akal kalian, maka janganlah saya dibandingkan
dengan yang lain dan janganlah yang lain dibandingkan dengan saya.
Dua puluh dua:Atajabina li amrillah.

. Sebab
Bahasa Arab dalam wahyu ini salah, seharusnya:


setelah kata

tidak dapat disambung dengan kata
.

r
27

Jawab: Setelah kata Ajab dapat dipakai kata penyambung laam. Coba
perhatikan syair seorang penyair terkenal bernama Jafar bin Al-Balul
Hartsi ketika beliau dipenjara di kota Mekah menulis:


Artinya: Aku benar-benar heran atas kedatangan sang kekasih kepadaku,
padahal saat itu pintu penjara dalam keadaan terkunci.(Humasah, hal. 8).
Di dalam syair itu setelah kata ajaba digunakani kata penghubung
Laam. Jadi, gugurlah keberatan di atas tadi.
Kedua puluh dua: Yahmadukallah min arsyihi.
Kata hamd tidak digunakan kecuali bagi Allah swt.

Jawaban:
Kata hamd dapat juga digunakan untuk selain Allah.
a.
Nama Yang Mulia Rasulullah adalah Muhammad saw.
b.
Pada suatu ketika ada seorang datang mengajukan pertanyaan
kepada Rasulullah saw, beliau tertegun sejenak dan berkata:
Manakah penanya tadi?. Tentang orang tersebut Bukhari
menuliskan begini:




Seolah-olah beliau saw memuji orang itu (Bukhari, babus-Shadaqah alalyatama, jilid I, hal. 169, cetakan Mesir dan Muslim bab Takhauwuf maa
Takhruju min Zumratil-Anbiya, Jilid I, hal. 387, cetakan Mesir)
c.
Tentang Maqaman mahmuda disebutkan:



( Tafsir ibnu Katsir jilid 6 hal 92 )
Maksud dari:








Adalah, Allah swt berfirman: Apa yang Aku perintahkan kepadamu
laksanakanlah itu agar supaya pada hari Qiamat nanti engkau
ditempatkan di maqaman mahmudan, artinya tempat yang mulia.
Seluruh di dunia dan Pencipta dua alam, yaitu Allah swt pun akan
memuimu.
d.

Syeh Akbar Muhyiddin Ibnu Arabi rahmatullah alaihi berkata:







Artinya: Allah swt memujiku dan aku memuji-Nya, Dia menyembahku
dan akupun menyembah-Nya.

r
28

Hadhrat Imam Syarani ra mengulas tentang ungkapan di atas sebagai


berikut:
" "

"

"
"

"


"


"


Maksud dari ungkapan Syeikh Akbar Muhyiddin Ibnu Arabi rahmatullah
alaihi di atas bahwa Allah memujiku ialah Dia menyatakan rasa terima
kasih-Nya kepadaku karena ketaatan dan kepatuhanku kepada-Nya,
sebagaimana Dia berfirman: Ingatlah kepada-Ku, pasti Aku akan
mengingatmu.
Apa yang dikatakan Syeikh Akbar rahmatullah alaihi bahwa Dia
menyembahku dan akupun menyembah-Nya. Maksudnya adalah Dia
mengabulkan doa-doaku dan memenuhi keinginanku, sebagaimana
firman-Nya: Janganlah kamu menyembah setan, yakni janganlah kamu
mengikuti keinginan setan, sebab di dunia ini tak seorang manusia pun
yang menyembah setan sedemikian rupa sebagaimana ia menyembah
Allah swt. Jadi, kata hamd berdasarkan uraian di atas persis seperti itu
pula digunakannya sebagaimana yang diutarakan oleh Syeikh Akbar
Muhyiddin Ibnu Arabi rahmatullah alaihi di atas.
e.

Di dalam Al-Quran surat Ali Imran, ayat 189 disebutkan:










Dan mereka senang dipuji dengan tanpa berbuat apapun.
Sebenarnya masih banyak contoh yang lain, namun dikhawatirkan terlalu
panjang, karena itu tidak kami cantumkan.
Dua puluh empat: Sebuah wahyu dalam bahasa Farsi: Hajar Aswad
Manm.

Hadhrat Masih Mauud as bersabda: Di dalam mimpi seseorang telah
mencium kakiku. Aku berkata Akulah Hajar aswad.
Jawab:

a.

Hadhrat Masih Mauud as sendiri menjelaskan sebagai berikut:












( Al-Istiftah, hal. 41)
Di dalam catatan kakinya, beliau menulis:

r
29

Bahwa aku adalah hajar aswad yang telah Allah swt terima di dunia ini
yang mana manusia menciumnya untuk memperoleh berkat. Di dalam
catatan kaki ditulis:


















Dua orang pakar Tabir mimpi menulis bahwa di dalam ilmu ruya hajar
aswad artinya Alim / Ulama, Faqih / Ahli Fiqih dan Hakim / Ahli hukum.
Seperti itu pula Hadhrat Masih Mauud as menawilkan wahyu tesebut.

b.

Rasulullah saw bersabda kepada Sayyidina Ali ra sebagai berikut:



Wahai Ali, engkau berada pada maqam kemuliaan Kabah (Firdaus Al-Akhbar
Delmi, hal. 314, bab Al-Yau).

c.

d.

Syeikh Muhyiddin Ibnu Arabi ra menulis: Hadhrat Amirul


Mumunin Imamul- Muttaqin Ali bin Abi Thalib karramahullahu
wajhahu berkata kepada orang-orang dalam khuthbah bahwa Allah
swt telah memberikan julukan ismullah kepadaku dan aku adalah
junubillah, artinya lambung Allah, yang terkadang kamu bersikap
berlebihan, dan akulah qalam dan aku lauhil-mahfuzh dan aku
adalah arsy dan kursi dan aku adalah langit yang ketujuh dan
bumi yang ketujuh(Muqaddimah Khususul-Hukm, fasal VII,
terjemahan Urdu, hal. 60-61).
Hadhrat
Bayazid
Busthomi
rahmatullahi
alaihi
mengatakan: Untuk beberapa lama aku thawaf, tetapi
ketika aku mencapai Tuhan, maka Kabah pun mulai
mengelilingiku (Tadzkiratul-Auliya, bab XXXCVIII, hal.
297)

Keagungan pribadi Hadhrat Bayazid Busthomi


rahmatullahi alaihi
Mungkin saja ada seseorang ingin meolak hal ini dengan mengatakan
bahwa perkataan beliau itu tidak memenuhi hujah argumentasi, namun
hendaknya diingat bahwa kepribadian Hadhrat Bayazid Busthomi
rahmatullahi alaihi begitu tinggi dan luhur sampai-sampai Hadhrat Daata
Ganj Bakhs pun mengakuinya. Beliau menulis sebagai berikut: Langit
marifat dan bahtera mahabbat Abu Yazid Thaifur bin Ali Basthomi ra
tergolong Syeikh yang sangat besar menduduki kehormatan yang tinggi
dan sangat terpandang begitu rupa sehingga.
Junaid rh mengatakan:

r
30











Artinya: Abu Yazid di antara kami menempati kedudukan Jibril
di kalangan malaikat. Salah satu dari 10 Imam besar
Tashawwuf sebelum itu tidak ada orang yang memiliki hakikat
ilmu Tashawwuf sederajat beliau dan disetiap sisi apapun
beliau sangat mencintai ilmu dan memuliakan syariat (KasyfulMahjub, terjemahan Urdu, hal. 122, Dzikir Imam Masyayikh
Taba Tabiin).

e.

Khadhrat Syeikh Fariduddin Ath-Thar dalam kitab TadzkiratulAuliya menulis tentang Hadhrat Rabiah Bishri sebagai berikut:
Sekali dua kali kesempatan ketika beliau Hadhrat Rabiah Bishri sedang
beribadah haji di satu hutan apa yang terlihat? Kabah mukarramah datang
menyambut beliau. Aku tidak memerlukan tempat dan Pemilik tempat itu
sudah kumiliki. Setelah melihat keindahan dan kecintaan Kabah apa yang
aku lakukan? (Tadzkiratul- Auliya, terjemahan Urdu, bab IX, hal 54, Cetakan
Ilmi Pers).

f.
g.

Hadhrat At-Thar ra mengomentari tentang Hadhrat Sibli rh sebegai


berikut: Suatu ketika ia pergi menuju Kabah dengan membawa
api seraya mengatakan agar orang-orang bertawajjuh kepada
Tuhannya Kabah (Tadzkiratul-Auliya, bab XIV, hal. 122)
Mengenai Hadhrat Abul-Qasim Nasir Abadi rh ditulis sebagai
berikut: Suatu ketika orang-orang thawaf di Kabah dan satu sama
lain saling mengobrol, maka pada saat itu juga membawa kayu
bakar dan api, orang-orang bertanya Ada apa ini? Untuk apa api
dan kayu bakar di sini?.Beliau menjawab: Aku akan bakar Kabah
supaya orang-orang yang lalai itu segera rujuk dan kembali kepada
Allah. (Tadzkiratul-Auliya, terjemahan Urdu, bab VIC, hal. 318)
Kedua puluh lima.

Wahyu Hadhrat Masih Mauud as berbunyi Tici - Tici.

Jawab:
Itu sama sekali tidak benar. Tidak ada wahyu beliau seperti itu. Kalau
mimpi, ya memang ada dimana ia melihat seorang laki-laki yang berwujud
malaikat yang mengaku namanya Tici. Di dalam bahasa Punjabi artinya
ialah yang datang tepat pada waktunya. Jadi, tabir mimpi itu ialah Allah
swt akan menolong Islam dengan mengutus Hadhrat Masih Mauud as
tepat pada waktunya dan demikianlah kenyataannya. Kesulitan-kesulitan

r
31

yang beliau hadapi berkenaan dengan pengeluaran biaya Langgar Khana


(dapur umum) yang dihadapi mereka sebelum wahyu ini diturukan, maka
setelah turun wahyu tersebut kesulitan tersebut segera hilang. Jadi,
kesimpulannya bila dikatakan menerima ilham Tici Tici itu perbuatan
usil semata.
a. Apakah Tici Tici itu malaikat?
Jawab: Sebagaimana di atas telah dijelaskan bahwa Hadhrat Masih
Mauud as dimanapun tidak pernah menyebutkan itu sebagai malaikat,
tetapi beliau menyebutkannya manusia yang bersifat malaikat. Tetapi
coba anda jelaskan sedikit saja apakah ada malaikat yang matanya buta
sebelah? Di dalam Hadis Bukhari dikatakan:

















(Bukhari, Ktabus-Shalah, bab Man Ahabbad-Dafna Fil-ArdhilMuqaddasati, jilid I, hal. 153, Mathba Ilaihi Mesir. Begitu
jugaMisykat, bab Badul-Khalqi Wa Dzikrul-Anbiya, hal. 507,
Ashkhul-Mathabi)
Terjemahannya: Catatan Bukhari terbitan bahasa Urdu yang
dikutip dari Maulvi Ferozuddin & Son, Lahore: Abu Hurairah
mengatakan bahwa malaikatul-maut diutus kepada nabi Musa as,ketika ia
mendatanginya, maka ia meninjunya sehingga satu bola matanya keluar,
lalu malaikat itu kembali kepada Allah dan memprotes-Nya wahai Allah
mengapa Engkau mengutusku kepada seorang hamba-Mu yang menolak
untuk mati, lalu Allah mengembalikan bola matanya, kemudian
berfirman: Kembalilah dan katakan kepadanya:Letakkanlah tanganmu
diatas sapi jantan, maka sebanyak bulu yang ada di bawah tanganmu
sebanyak itu padanya setiap bulu akan diganti dengan umur satu tahun,
kemudian Nabi Musa bertanya kepada Tuhan: Wahai Tuhan setelah itu
bagaimana?, Allah berfirman: Barulah kamu akan dimatikan. Maka jawab
Nabi Musa kalau begitu sekarang sajalah aku mati.(Tajridul-Bukhari
Urdu, jilid I, hal. 150)
Tici itu hanya sekedar nama saja, di sisi lain kalian mempercayai bahwa
malaikat Izrail itu buta sebelah matanya.

b.

Hadhrat Masih Mauud as tidak mengatakan bahwa itumalaikat, tapi


beliau mengatakan sepertinya dia itu malaikat (Mukasyifat, hal. 38).
Begitu pula dalam jawabannya, beliau menyebutkan malaikat dalam

r
32

bentuk manusia itu menyebutkan namanya hanya Tici saja. Tetapi


karena kenakalanmu kamu katakan menjadi Tici Tici, menjadi
pembenaran semisal orang Yahudi dalam ayat yang berbunyi:








Mereka merobah firman dari tempatnya ( 0)
Pemukulan Izrail sehingga bola matanya keluar terdapat dalam Bukhari,
Jilid II, hal. 154, Kitab badaul-Khalqi, wafat Musa wa Zakatu badahu dan
juga Muslim Jilid II, hal. 225, Mathbaul-Amirah, Mesir, Kitabul-Fadhail,
bab Fadhailu Musa, juga Misykat hal. 499, Mathba Hadhri, bab BadulKhalqi, fasal I)
c. Hadhrat Masih Mauud as menjelaskan terjemahannya sebagai
berikut: Tici itu bahasa Punjabi yang artinya tepat waktu, yakni
datang tepat pada waktu yang diperlukan (Haqiqatul-Wahyi, hal. 332)
d. Jika hal ini diakui bahwa itu adalah malaikat, maka apakah keberatan
kalian? Itu hanya sekedar nama sifat. Nabi itu diutus dalam
bahasanya sendiri. Seakan-akan Allah swt menurunkan ilham dan
kalian menertawakannya dan mencemoohkannya, sebaliknya jika
tidak diilhamkan dalam bahasanya sendiri kalian mengajukan
keberatan mengapa wahyu diturunkan dalam bahasa asing? Allah swt
dengan perantaraan wahyu ini telah menjadikan kamu dikecam dan
dicekal. Bahasa Punjabi kalian itu (bahasa daerah di India) itu adalah
bahasa yang kebanyakan digunakan untuk lelucon dan kelakar. Oleh
karena itu pada umumnya Allah swt menurunkan wahyu kepada
Hadhrat Masih Mauud as dalam bahasa yang paling fasih di dunia ini
(bahasa Arab). Di karenkan oleh tuntutan zaman dan fithrah sang
mulham (penerima wahyu) memenuhi panggilan fithrat yang sejati,
maka beliau dianugerahi mujizat kefasihan dan daya penyampaian
bahasa yang hebat. Akan tetapi bahasa Punjabi tidak memiliki potensi
untuk itu. Oleh karena itu kebanyakan dari wahyu beliau diturunkan
dalam bahasa Arab.
e. Yang tinggal sekarang adalah pernyataan kalian: Dia telah
berbohong, mula-mula katanya dia tidak punya nama, tapi ketika
ditanya kedua kalinya, barulah menyebutkan namanya.
Jawabannya adalah Tici sebagaimana yang telah diterangkan diatas
bukan sebagai nama dzanya, melainkan nama sifatnya, yang menolak
nama aslinya, tapi mengukuhkan nama sifatnya. Ketika dia mengatakan
aku tidak bernama dan ketika dikatakan padanya: beritahukan
namamu!, sesuai dengan tugasnya (datang tepat pada waktunya), maka
ia menyebutkan nama sifatnya. Jadi, menyebutkan itu sebagai
kebohongan hanyalah pekerjaan orang-orang yang menyatakan bahwa
Nabi-nabi itu tukang berkata bohong, seakan-akan setiap perkataan yang
diucapkan nampaknya selalu bohong saja.

r
33

f.

Di dalam Hadis Bukhari bab I, Hadis kedua disebutkan:





Malaikat sering kali menyampaikan wahyu kepadaku dengan suara yang
melengking bagaikan lonceng yang nyaring bunyinya. (Bukhari, kitab
Kaifa kana badul-wahyi.). Di sini lonceng bukanlah malaikat melainkan
gambaran bagaimana tanda-tanda kedatangannya; begitu pula Tici disini
yang dijelaskan itu adalah tentang sifat-sifatnya.
g.

Malaikat itu mempunyai nama sifati disamping nama pribadi. Di


dalam Hadis dikatakan :
















Rasulullah saw bersabda bahwa Jibril bernama Abdullah, Mikail
Ubaidullah dan Israfil Abdurrahman (Delmi, hal. 55, bab Alif, riwayat dari
Abu Umamah ra).
Begitu pula ada Hadis lain: Diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri
Rasulullah saw bersabda: Ketika aku kembali dari Baitul-Muqaddas,
waktu itu aku miraj ... Jibril yang menyertaiku membawaku keatas
kepintu langit dunia yang disebut dengan Babul-hifzh dan penjaganya
seorang malaikat bernama Ismail, dia mengepalahi 12 000 malaikat.
(Sirah Ibnu Hisam, jilid I, bab Isra wa Miraj, terjemahan Urdu, hal. 140).
Dari situ terbukti bahwa malaikat pun mempunyai nama sifati sesuai
dengan tugasnya masing-masing. Rasulullah saw menamakan Jibril as
dengan Abdullah. Jika seseorang karena ejekan dan karena olokannya
mengatakan tentang Jibril as itu dengan Tuan Abdullah atau Tuan Ismail,
maka apapun jawaban saudara, demikian juga jawaban kami.
Kedua puluh enam
Kamterin ka ber gark ho geya
(bahasa Urdu)
Kambing-kambing paling hina tenggelam (Al-Busyra, jilid II)
Kalian berusaha mau menipu atau berbohong, wahyu tersebut tertulis
dalam buku Al-Busyra yang di dalamnya terdapat juga penjelasan sebagai
berikut: Kelompok orang-orang yang hina itu sudah tenggelam (AlBusyra, Jilid II, hal. 12). Wahyu itu mengisyaratkan kepada seseorang
mungkin yang dimaksud dengan Kamtarin atau orang yang paling hina,
maksudnya seorang penentang yang jahat. (Al-Busyra, Jilid II, hal. 12).
Kalian membaca ayat:




Sedangkan, firman Allah tentang larangan mabuk engkau abaikan:





Kedua puluh tujuh

r
34

Me sote-sote Jahannemme pargea


(Sedang enak-enaknya tidur, tahu-tahu aku dijerumuskan ke dalam
Neraka)
Jawaban:
a.
Jangan dikutip satu bagiannya saja (jangan engkau mendekati
shalat), hendaknya wa antum sukara pun harus dibaca. Dalam AlBusyra Jilid II hal. 95 tertulis: Setelah wahyu itu terdengarlah satu
suara ruh yang jahat, yang bunyinya Me sote-sote Jahannemme
pargea. Wahyu ini seakan-akan menerangkan tentang ruh jahat itu
yang seperti kalian yang di dalam keasyikan menentang Hadhrat
Masih Mauud as, sama sekali mengetahui akan adzab Tuhan dan
dalam keadaan tidur pulas itu Dia telah mendatangkan sarana
Neraka menimpa dirimu. Sadarlah dan ambillah pelajaran olehmu.
Di dalam Al-Busyra jilid II, hal. 65 ada sebuah ilham tentang Hadhrat
Masih Mauud as dalam bahasa Parsi sebagai berikut: Khosy Pasy keh
akibat neko khawahit bud
b.

Hadhrat Masih Mauud as menyatakan, bahwa wahyu tersebut


berkaitan dengan gempah bumi yang terjadi di Quetta pada akhir
musim bunga tanggal 13 Mei 1935 (Al-Washiyat, hal. 13 catatan
kaki), ketika orang-orang tengah tidur lelap di malam hari, yang
akibat dari amal perbuatan buruk dan kejahatan beberapa orang,
terjadilah gempah bumi hebat yang membinasakan mereka dan dari
antara mereka itu banyak yang sedang tidur lelap, tahu-tahu mereka
digiring ke dalam Neraka (diantara para korban itu banyak juga
orang-orang shaleh yang mati, seperti halnya ketika topan Nabi Nuh
as melanda, korban yang tenggelam ditelan banjir diantaranya anakanak singa buas perempuan-perempuan dan binatang-binatang
buas pun pada mati.(Lihat selebaran tanggal 18 April 1905 yang
berjudul Al-Indzar, pada halaman terakhir). Jadi, di dalam wahyu
tersebut diterangkan bahwa gempah bumi itu akan datang secara
tiba-tiba di waktu malam sementara orang-orang jahat itu tengah
asyik tidur terlena, tahu-tahu mereka digiring ke Neraka (Tadzkirah
hal. 452).

Kedua puluh delapan


Ham Mekkah me marengge, ya Madinah me (Urdu)
Artinya: Kami akan meninggal di Mekkah atau di Madinah.
Jawaban:
Mengenai wahyu tersebut, Hadhrat Masih Mauud as menjelaskannya sendiri
sebagai berikut: Yakni kematianmu tidak seperti kematian yang penuh

r
35

dengan ketakutan dan kesedihan dan kalimat yang berbunyi: Ham Mekkah
me marengge, ya Madinah me (Urdu). Artinya ialah sebelum kematian tiba,
kami akan meraih kemenangan Mekah seperti halnya musuh-musuh di sana
di kalahkan, begitu juga disinipun musuh-musuh akan dikalahkan dengan
tanda-tanda kegagahan. Makna yang kedua adalah, sebelum kematian tiba,
kami akan memperoleh kemenangan. Dengan sendirinya hati manusia akan
condong kepada kami.
Adapun kalimat:


Kalimat tersebut mengisyratkan ke kota Mekkah, sedangkan:



Mengisyaratkan ke kota Madinah.(Al-Busyra, jilid II, hal. 106 dan Tadzkirah
hal. 526 dan Al-Hakam,jilid X, poin 2).

Kedua puluh sembilan


Keempat puluh satu
Keberatan terhadap beberapa wahyu Hadhrat Masih Mauud as dalam
bahasa Inggeris.
Sebuah ilham Hadhrat Masih Mauud as dalam Maktubat jilid I, ha. 68
disebarluaskan dalam bentuk kalimat sebagai berikut:
a.
You have to go Amritsar.
Artinya: Tidak boleh tidak, Anda harus pergi ke Amritar. Atas hal tersebut
diajukan keberatan bahwa kata to harus ada di antara kata go dan kata
Amritsar; Jadi, kalimat tersebut seharusnya berbunyi begini: You have
to go to Amritsar.
Jawaban:
Dengan terlewatkannya kata To dalam wahyu tersebut hanyalah akibat
dari kekhilafan semata yang sebenarnya tidak hilang dari wahyu aslinya.
Hadhrat Masih mauud as sendiri atas wahyu tersebut menuliskan
penjelasannya sebagai berikut:
Aturan yang tepat kalimat mana yang di depan dan mana yang
dibelangkang pun tidak tahu dan di beberapa wahyu terkadang
susunannya pun jadi ke depan ke belakang hal tersebut perlu dicermati
dengan baik (Maktubat jilid I, hal. 68, Tadzkirah 119). Selanjutnya beliau
bersabda: Dikarenakan wahyu ini diturunkan dalam bahasa asing dan

r
36

wahyu Ilahi itu datang dengan sangat cepatnya, oleh karena itu ada
kemungkinan terdapat kekeliruhan dalam pengejaannya (HaqiqatulWahyi, hal. 304, catatn kaki). Satu bukti dengan tidak tertuliskannya kata
To setelah kata Go merupakan satu kelalaian penulisan semata.
Sebelum ilham tersebut beliau terima Hadhrat Masih mauud as telah
menerima satu ilham lain yang benar-benar serupa dengan ilham tersebut
yang di dalamnya kata To digunakan setelah kata Go. Wahyu tersebut
tertera dalam buku Barahin Ahmadiyah, jilid IV,hal. 469 dan 470, catatan
kaki 2, dan Tadzkirah, hal. 54). Wahyu tersebut berbunyi: Than you go to
Amritsar. (Setelah itu kamu pun akan pergi ke Amritsar). Di dalam
wahyu tersebut digunakan kalimat Go to Amritsar. Dari situ dapat
dimaklumi bahwa Allah swt Yang mewahyukan kepada beliau itu
mengetahui sekali bahwa kalimat go to harus ada dalam kalimat
tersebut, namun dikarenakan lalai dalam penulisan wahyu tersebut maka
kata tu tertinggal. Kealpaan semacam itu sangat umum terjadi sehingga
tidak perlu dukungan dalil apapun untuk itu, tetapi kami mengajukan satu
wahyu beliau yang lain tadi sebagai dalil bahwa keberatan para pengeritik
itu benar-benar batil.
b.
Kata Zilla digunakan dalam bahasa Inggris.
Wahyu beliau berbunyi sebagai berikut: He helts in the Zilla Peshawar.
Artinya ia tinggal di Kabupaten Peshawar (Tadzkirah hal. 119). Keberatan
yang diajukan terhadap wahyu tersebut adalah bahwa di dalam bahasa
Inggris tidak ada kata Zilla.
Jawaban:
1. Itu tidak benar. Dalam bahasa Inggris kata Zilla digunakan: Zilla:
administrative district (Oxford Dictionary, hal. 507).
2. The Public Service Enquiries Act, pasal 8. Di dalamnya kata Zilla
digunakan dalambahasa Inggris, lihat The Punjab Courts Act,
terbitan dan cetakan Shamir Chand Breistrite Law, cetakan 1933, hal.
83 dan Oxford Dictionari, hal. 933 didapati kata Zilla.
3. By yang berarti bersama.
Salah satu wahyu Hadhrat Masih Mauud as God is coming by His Army
(Tadzkirah hal. 63), artinya Tuhan sedang datang bersama tentara-Nya.
Keberatan atas wahyu tersebut bahwa kata By disitu tidak tepat
penempatannya, seharusnya digunakan kata With". Jawabannya adalah
keberatan ini timbul karena kedangkalan akan pemahaman berbahasa
Inggris, sebab di dalam bahasa inggris kata By juga digunakan dalam
pengertian with sebagai bukti silakan lihat English Dialec Dictionary
karangan Josep Right hal. 470. Di situ tertulis By to gether with, in
company with I will go if you go by me, come a long by me. Arti dari
By adalah bersama atau seperjalanan seperti halnya dikatakan: Aku

r
37

akan pergi bila engkau pergi denganku, marilah pergi bersamaku!.


Kamus tersebut merupakan sebuah Kamus yang sangat lengkap,
sebagaimana dikatakan Complete Vocabulary of All English
Dialecartinya sebuah khazanah kamus yang terlengkap dari segala kamus
kamus dialek di dalam bahasa Inggeris yang ada, selain itu sebuah
Kamus Bahasa Inggris yang terbesar yang ditulis oleh Mr. Webster yang
berjudul International Dictionary of English Language, cetakan tahun
1907, hal. 282, dibawah kata Come tertulis: Come by: To pass.By way
of. Arti dari Come by adalah dengan perantaraan. Jadi, pengertian
wahyu tersebut adalah Kedatangan Allah swt dengan perantaraan tentara
yang kuat perkasa. Maka di dalam bahasa Inggris kata By jelas berarti
With artinya dengan.
Jadi, terbuktilah bahwa wahyu Hadhrat Masih Mauud as adalah benar,
sesuai dengan kaedah sastra bahasa Inggris dan tepat penggunaannya.
4.

Exchange berarti change. Salah satu wahyu Hadhrat Masih Mauud


as bebunyi: Words of God can not exchange (Tadzkirah, hal. 101
dan 109) artinya firman Allah tidak dapat berobah.
Atas wahyu tersebut telah dilontarkan keberatan bahwa kata exchange
telah digunakan dalam arti change, pada hal dari segi sastra dan
grammar bahasa Inggris tidak dapat diartikan dengan change. Jika wahyu
tersebut kataexchangediganti dengan katachange barulah kalimat itu
benar. Jawaban keberatan itu adalah keraguan itu timbul sebagai akibat
dari minimnya serta ketidak fahamannya akan bahasa Inggris. Padahal di
dalam bahasa Inggris kata exchange juga berartichange.
Di dalam kamus bahasa Inggris terkenal dan kamus umum Oxford
Dictionary di dapati di dalamnya kata exchange berarti change. Selain
itu di dalam kamus Marrcys Dictionary, di bawah kataexchange
digunakan juga dalam arti change (ganti). Dan sebagai bukti
penggunaannya kami kutip kalimat sebagai berukut: I return again just to
the time, not the time exchange, artinya saya telah kembali tepat pada
waktu yang ditetapkan tidak pada waktu yang telah di robah.
Kesimpulannya, di dalam bahasa Inggris kataexchange jelas dapat
digunakan dalam arti change. Sebagaimana terdapat dalam wahyu
Hadhrat Masih Mauud as dan keberatan atas hal itu telah membuktikan
akan kedangkalan dan ketidak pahaman mereka yang tidak mengerti akan
bahasa Inggris.
Ada satu arti yang lainexchangejuga diakui secara umum berarti inter
change. Dari sisi itu, jika kalimat wahyu tersebut diperhatikan, maka
makna wahyu tersebut artinya di antara firman dan kata-kata Allah itu

r
38

tidak dapat berobah satu sama lain. Maksudnya, kalam dan firman Allah
swt begitu fasih dan baligh (luas sekali), setiap kata-kata-Nya berada
dalam posisi yang senantiasa tepat pada tempatnya dan di manapun kata
itu digunakan, maka itu akan memberikan arti yang tepat. Dan jika satu
kata digeser dari tempatnya lalu digantikan dengan kata yang lain, maka
makna dan maksud dari kalimat itu akan menjadi berobah dan kacau
balau. Sesuai dengan itu, keistimewaan kata-kata yang luhur itu diakui
bahwa setiap katanya mengandung arti dan makna pada tempatnya.
Jadi, kenyataannya khusus bagi orang-orang yang memahami ilmu AlQuran pasti mengetahui bahwa balaghah (jangkauan makna itu), kata itu
bila satu kata diganti, maka ayat tersebut menjadi kacau balau dan tidak
sesuai dengan kontek yang ada. Kesimpulannya adalah wahyu Hadhrat
Masih Mauud as bila makna yang akan diambil ituexchange,
changeataupuninter change, bahasa wahyu tersebut benar-benar tepat
dan sesuai dengan pendapat dan nalar para Ahli bahasa. Mengajukan
keberatan tersebut hanyalah menunjukkan kedangkalan para penentang
yang tidak membuahkan hasil apapun.
Keempat puluh dua
Wahyu wahyu yang memerlukan penjelasan.

a. Kalian menertawakan bentuk susunan wahyu yang janggal


bunyinya,sama keadaannya sepeti orang - orang yang menertawakan
Huruf huruf Muqoththaah di dalam Al-Quran seperti :



dan lain lain.

b. Para penentang Al- Quran seperti halnya anda juga megggap itu
sebagai sesuatu yang janggal.Seperti anda juga, para penentang Nabi
Syuaib pun menyatakan bahya wahyu wahyu engkau tidak karuan
dan benar benar kami tidak dapat mengerti. Di dalam Al-Quran
disebukan:










( Surat Hud ),yangartinya : Wahai Syuaib, kebanyakan dari kata kata
yang engkau ucapkan itu, kami tidak dapat memahaminya.

c. Hadhrat Imam Ghazali rahmatullah alaihi dalam bukunya AlIqtishad fil Itiqad menuliskan sebagai berikut : Kami tidak
disusahkan untuk harus dapat memahami seluruh makna Al-Quranul
Karim. Huruf huruf Muqoththaah di dalam Al-Quran merupakan

r
39

huruf huruf atau kata kata yang dalam istilah bahasa Arab tidak
selaras untuk satu arti apapun. ( Ilmul Kalam, terjemahan Urdu, AlIqtishad fil itiqad, hal 66 )

d. Syah Waliyullah Sahib Muhaddis rohimahullah, di dalam bukunya AlFauzul Kabir, berkenaan dengan ayat- ayat Al-Quran yang tidak ada
pengkhususan, telah menulis sebuah syair di dalam bahasa Farsi yang
artinya begini : Bahwa di dalam wahyu wahyu seperti itu terbukalah
bagi kita pintu ijtihad dan membukakan peluang untuk diikutkan
dalam menguraikan penjelasan ayat ayat di beberapa kisah sejarah
masa lalu

e. Imam Razi di dalam Tafsir Kabirnya jilid I, hal 227 menuliskan :

Terdapat dua ungkapan berkenaan dengan Alif - Lam Mim() , dan


huruf huruf Muqoththaat lainnya. Perkataan pertama adalah, bahwa ini
merupakan ilmu yang tersembunyi dan merupakan penghalang ( selubung
) arti rahasia yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah swt.
Abu Bakar Siddiq ra berkata, bahwa pasti ada saja rahasia pada setiap
kitab suci dan di dalam Al-Quran rahasia itu terdapat di dalam hurushuruf Muqaththaah pada permulaan surat dalam Al-Quran.

f.

Dalam kitab As-Sirajul Wahhaj tertulis:

Yakni hal ini tidak jauh dari kemungkinan bahwa turunnya wahyu dan
ilham dari Allah swt seperti itu yang bermanfaat di dalam wahyu itu
sendiri, akan tetapi tidak ada orang yang dapat mengerti akan artinya.
Apakah huruf Muqaththaah tidak seperti itu?. Bolehkah seseorang
mengatakan bahwa hal itu sia-sia dan tidak ada gunanya? Adakah
seseorang yang dapat memperoleh penjelasan tentang itu? Tentu saja tak
seorang pun dapat melakukannya. Pendek kata, wahyu-wahyu Masih
Mauud as berkenaan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa yang khusus
hanya beliau sendirilah yang dapat mengomentari dan memberikan
penjelasan tentang hal itu. Perkara itu berkaitan dengan nubuwatan yang

r
40

terjadi masa mendatang dan akan menjadi sempurna pada waktunya


kelak. Dan artinya akan terbuka sesuai dengan terjadinya peristiwa itu,
sebagaimana di dalam Al-Quran dinyatakan :

Artinya: Kami akan memperlihatkan tanda-tanda Kami dan kamu
sekalian akan mengenalnya (An-Naml, 27:94)
Dan sejumlah wahyu-wahyu yang umum terbuka pintu ijtihad guna
menjelaskan dn menafsirkannya sebagaimana kutipan Syeh Waliyullah
Sahib sebagaimana yang telah dituliskan tadi. Pendek kata menyatakan
bahwa wahyu-wahyu itu kacau balau dan menyatakan itu merupakan hal
yang tidak berguna membuktikan akan kekerasan hati dan kekotoran
batin orng tersebut. Di bawah ini kami tuliskan beberapa wahyu beserta
penjelasannya:
1.
Yaitu:

-
-

Ini merupakan wahyu yang tidak bermakna sama sekali.
Jawabnya: Orang-orang yang lancang seperti kalian telah mengajukan
keberatan yang sama seperti kepada Nabi Syuaib as:











Wahai Syuaib kebanyakan ucapanmu itu tidak dapat kami mengerti
(Hud, 11:92)
Hadhrat Imam Ghazali ra mengatakan: Kita tidak dibebani harus dapat
memahami seluruh arti Al-Quran... hurur Muqaththaah dalam Al-Quran
merupakan huruf-hurut atau kata-kata di dalam bahasa Arab itu tidak
cocok untuk arti manapun.(Ilmul-Kalam, terjemah Urdu, Al-Iqtishad filItiqad hal, 56). Tidak ada wahyu yang berbunyi :

-
-

Yang ada adalah:




Artinya: Sekaligus harta diberikan kepadanya.
Di dalam wahyu itu, diwahyukan pula terjemahannya sebagai berikut:








(Tadzkirah hal. 311). Artinya: Kepadanya diberikan hartanya sekaligus.
Di dalam Al-Munjid di bawah kata (
) , artinya: Kepadanya diberikan
harta sekaligus. Dalam Kamus bahasa Arab Inggris, Al-Faraidud-Dariyah )
Kata (
) artinya to give at once any one artinya memberikan harta kepada
seseorang sekaligus. Jadi wahyu tersebut bukan tidak bermakna apa-apa.
Pengejaan wahyu tersebut oleh para penentang diucapkan dengan ( )
sama halnya dengan musuh-musuh Islam yang berlidah kotor kata () ,

r
41
mereka baca dengan ( ) sebagai olok-olokan. Coba simaklah juga
kalimat yang tertulis dalam Lisanul Arab:









Seakan-akan arti dari kata (
) di dalam lughat, wahyu itu pula
yang diturunkan kepada Masih Mauu as. Lihat juga Aqrabul Mawarid.
2.

Ek haftah tak koi baqi nah rahega (Urdu).Artinya: Hingga satu


minggu tak seorang pun yang tetap tinggal. Wahyu ini dianggap
tidak ada artinya.
Jawab:
Di dalam Al-Quran Allah swt berfirman:

Bahwa satu hari di sisi Tuhanmu sama dengan 1000 tahun perhitungan kamu
(Al-Hajj, 22:48) Dan di dalam Injil juga disebutkan: Satu perkara khusus ini
tidak akan tersembunyi darimu bahwa di sisi Tuhan sehari itu sama dengan
1000 tahun lamanya dan 1000 tahun itu sama dengan sehari. Tuhan tidak
lambat dalam memenuhi janjinya (Petrus,3:8).
2. a.Allah swt memberitahukan kepada Hadhrat Masih Mauud 'alaihis salam
bahwa umur dunia itu 7000 tahun dan sesudah 7000 tahun dunia akan
qiamat. Tentang hal itu tertulis dalam Hujajul-Kiramah dalam bahasa Farsi,
hal. 38 yang berbunyi:
Tempel bhs Farsinya!

Di dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa umur dunia itu 7000 tahun. Di
dalam Turmudzi riwayat Hadis itu sangat panjang Diriwayatkan oleh Abu
Hurairah ra Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda:
umur dunia sejak makhluk diciptakan sampai dunia ini menjadi fana, masa
iunitu adalah 7000 tahun Anas bin Malik ra berkata bahwa umur dunia
itu 7000 tahun (Ibnu Asakir dalam Tarihnya, Danizdi bahwa umur dunia itu 7
hari, tetapi riwayatkan yang benar dari Ibnu Abbas ra bahwa dunia itu 7 hari
dan satu hari itu sama dengan 7 tahun).
2.b.Mengenai wahyu itu Hadhrat
menjelaskannya sendiri sebagai berikut:

Masih

Mauud

'alaihis

salam

r
42

Dan umur duniapun dijelaskan 1 Minggu dan maksud satu minggu di sini
7000, satu hari itu sama dengan 1000 tahun sebagaimana disebutkan di
dalam Al-Quran:

(Al-Hajj, 22:38) Dikutip dari Badar, 28 Februari 1907.
2.c.Bahasan tentang 7000 tahun umur dunia secara panjang lebar dapat
dilihat dalam buku Tuhfah Ghalarwiyah dan Barahin Ahmadiyah jilid V.
3.

Pehle behosyi, pher ghasysyi, pher maut (Urdu)


Tempel urdunya!

Artinya:Mula-mula pingsan, lalu koma kemudian mati. Tuduhannya:


Wahyu ini tidak bermakna.
Jawaban:
Hadhrat Masih Mauud as menjelaskan sendiri wahyu tersebut sebagai
berikut: Pada tanggal 30 Juni 1899 M, telah turun wahyu kepadaku;
Pertama-tama pingsan, lalu koma, kemudian mati. Pengertian wahyu ini
berkaitan dengan seorang teman yang mukhlis yang mana kami akan
berduka-cita atas kewafatannya. Kemudian wahyu itu diperdengarkan
kepada banyak orang dari warga Jemaat beliau, lalu disebarluaskan dalam
buku Al-Hakam tanggal 30 Juni 1899. Maka pada akhir Juli 1899 seorang
sahabat kami yang sangat mukhlis yakni dr Muhammad Bure Khan,
asisten ahli bedah secara tiba-tiba wafat di Qusur. Mula-mula ia pingsan,
lalu koma, kemudian meninggalkan dunia yang fana ini. Kematiannya itu
dengan wahyu tersebut hanya selisih 20 sampai 22 hari saja (HaqiqatulWahyi, hal. 213 dan 214 dan kitab Nuzulul-Masih, hal. 231).
Akan dicek ulang!
4. Maut tera maah haal ko, - eik dam me dam rukhsat hua, peit
phat geya. ( Urdu ). Artinya: kematian tiga belas bulan berjalan, secara
tiba-tiba meninggal dunia, perutnya pecah.
pertanyaannya : wahyu itu tentang siapa ? (Sampai di sini!)

Jawab : Wahyu tersebut diterima pada tanggal 5 Syaban 1324 H.


Hadhrat Masih Mauud as bersabda: Pada tanggal 30 Juli l906 dan
beberapa hari kemudiannya, dengan perantaraan wahyu diberitahukan
kepadaku bahwa ada seorang angauta Jemaat secara tiba tiba akan

r
43

meninggalkan jemaat ini, perutnya akan pecah dan akan meninggal pada
bulan Syaban . Ternyata sesuai dengan wahyu tersebut, pada bulan
Syaban 1324 H Mia Sahib Nur Muhajir salah seorang dari anggota
kelompok Sahibzadah Abdul Latif secara tiba tiba perutnya pecah lalu
meningal dunia ( Tatimmah Hakikatul Wahyi hal 4 )
5. Eili Aus ()
Jawab : Eili artinya wahai Tuhan dan Aus artinya hadiah atau pemberian.

)
Menurut Al Munjid (
(
atau (


)
) artinya

),
yakni
pemberian
atau
pahala,
sedangkan
(



pemberian atau hadiah ( Al Munjid ).
Jadi arti dari ( ) adalah, Ya Tuhanku, berikanlah aku nikmat
atau berikanlah aku imbalan atau pahala.
)
6. Wahyu yang berbunyi: (

Jawaban:
) adalah, selamatkanlah dengan belas kasih!
a.
Arti dari (

Wahai Tuhanku aku sangat mengharapkan keselamatan,
selamatkanlah dengan belas kasih! (Zabur, 25:118).
b.

c.

maka:

Di dalam Injil, cetakan 1928 M, dikatakan kepada Ibnu Daud: (


) . Di dalam kalimat tersebut pada catatan kakinya tertulis:

Dengang belas kasih, selamatkanlah! (Matius, 21:9). (
) dalam
bahasa Ibrahi maknanya terkabul. Seolah-olah di dalam kalimat (
) mengandung suatu doa dalam kalimat bersamaan dengan

kata (
) . Diberitahukan secara wahyu tentang pengabulannya.
Hadhrat Masih Mauud as menulis tentang terjemahan wahyu

tersebut, sebagaimana firman Allah swt dalam wahyu itu: (

) , yang artinya: Wahai Tuhan aku berdoa: Anugerahkanlah
keselamatan kepadaku dan bebaskanlah aku dari kesulitankesulitan!.Kedua kalimat ini terdapat dalam bahasa Ibrani yng
mengandung sebuah nubuwwatan yang berbentuk doa dan akan
dizhahirkan pengabulannya. Kesimpulannya adalah kesulitankesulitan yang dialami di tengah-tengah kesendirian, ketidak
berdayan dan ketidakmampuan itu akan dijauhkan dariku di masa
yang akan datang. Maka, setelah 25 tahun berlalu wahyu inipun
terpenuhi kebenarannya. Dan sekarang kesulita-kesulitan itu
hilang sirna (Barahin Ahmadiyah, jilid V, hal. 80)

7. Asman, mithi bhar reh geya.(Urdu ).


Jawaban:

r
44

Maksud dari wahyu itu adalah satu tanda kehebatan dari langit segera
akan zhahir, dalam satu syair bahasa Urdu, beliau mengatakan:
Ditempelkan!
Asmaan ee ghafelo ab aag bersaneko he, artinya: Wahai orang-orang
yang lalai sebentar lagi langit akan menyemburkan apinya.
Selanjutnya, sehubungan dengan akan terjadinya peperangan
beliau menulis sebuah bait syair bahasa Urdu sebagai berikut:
Ditempelkan!

Eropa,

Artinya: Langit akan menyerang dengan cambuknya, itu sebagai satu


tanda kemarahan Tuhan. (Barahin Ahmadiyah, jilid V).
8.

Eik daanah kis kisne khaana he? (Urdu )


tempel urdunya!

Artinya : Ini sebuah benih, siapa siapa sajakah yang akan memakannya?
Jawaban:
a. Wahyu ini diterima oleh Hadhrat Masih Mauud as pada tanggal 8
Februari 1906. Sebelum kalimat wahyu tersebut ada sebuah kalimat
sebagai berikut:



















Wahai Nabi Allah aku tidak mengenalmu, kesedihan dan kedukaannya ini
(Masih Mauud as) akan menjadi faktor tumbuhnya pohon Ismail, maka
sembunyikanlah sampai tiba saat kemunculannya (barulah wahyu dalam
bahasa Urdu): Ini satu benih, siapa siapa saja yang akan memakannya?.
Jadi, jelaslah yang dimaksud dengan benih itu adalah pohon Ismail, yakni
pohon kesedihan dan rasa kepiluan terhadap bangsanya yang
bersemayam di dalam kalbu Hadhrat Masih Mauud as, yang berstatus
sebagai benih dan pada suatu hari kelak akan menjadi sebatang pohon
Ismail yang sangat besar; yakni yang akan menjadi penyebab zhahirnya
keagungan Islam dan seluruh dunia kelak akan meraih keberkatan dari
padanya. Kesimpulannya, Al-Masih Tuhan yang pada hari ini tengah
memakannya seorang diri suatu hari akan menjadi pohon yang berbuah
berkat dan rahmat. Dan seluruh dunia semuanya akan memakan buah itu.
Inilah maksud dari kalimat: Inilah benih yang daripadanya setiap orang
akan memakannya.

r
45

b. Benih ini dapat juga berarti Al-Quran. Kendati bagaimanapun ringkas


dan singkatnya, namun tetap saja dia itu akan menjadi makanan
ruhani bagi seluruh dunia yang akan menghilangkan lapar mereka
sebab pohon Ismail (keagungan garis keturunan Muhammad saw)
yang paling tinggi dan paling indah adalah Al-Quranul-Karim.
9.

Pechis din, ya pechis din tak ( Urdu )


Tempelkan Urdunya!

Artinya: 25 hari atau sampai25 hari .


Wahyu ini turun pada tanggal 7 Maret 1907 (Lihat Badar, jilid VI, poin 11, hal.
3 dan Al-Hakam, jilid 11, poin 9, kutipan Tadzkirah hal. 649.). Hadhrat Masih
Mauud as mwnjelaskan tentang hal itu sebagai berikut:
Eik haul naak yaa taajjub anggeez waaqiah hoga ( Urdu )
Artinya : Satu peristiwa yang sanat mengerikn atau sati peristiwa yang
sangat menakjubkan aan terjadi (Badr 14 Maret hal 3, tahun l907 ).
Ternyata peristiwa itu persis terjadi 25 hari setelah wahyu tersebut
diturunkan yakni pada tanggal 31 Maret l907, yakni beberapa hari setelah
Wahyu tersebut disebar luaskan ). Satu bola api yang sangat dahsyat dan
sangat mengerikan jatuh dari langit dapat disaksikan oleh orang-orang dari
berbagai kota. Sebua h surat kabar berbahasa Inggris di Lahore bernama
Civil & Military Gazzette juga telah menulis tentang liputan peristiwa
itu.Banyak reporter yang menulis surat kepada kami tentang jatuhnya meteor
itu pada hari Minggu sore pukul 16 45, pada tanggal 31 Maret 1907 M.
Bintang berekoritu diikuti gas asap yang sangat panjang.( Civil & Military
Gazzette). Catatan: Di dalam wahyu yang berbunyi: Association merupakan
kabar gaib tentang berdirinya Jemaat Ahmadiyah.
10. Wahyu yang berbunyi: Mudhir sehat (Urdu). Artinya: Kesehatan
terganggu.
Wahyu ini tercntum dalam Al-Hakam, jilid 9, poin 21, hal.1, tanggal 17
Juni 1905 M.disebutkan tentang kerja keras dan tetap terjaganya Hadhrat
Masih Mauud as hingga larut malam. Dan di dalam wahyu yang lain
diberitahukan kepada beliau tentang akan pulihnya kembali yang untuk
orang itu beliau berdoa. Wahyu tersebut berbunyi: Atsare sehat, artinya
pengaruh kesehatan.(Lihat dalam Badar, jilid II, hal. 16, tanggal 8 Mei
1903M).
11. Zindegi ke fesyen se duur jaa pare ( Urdu )
Tempelkan Urdunya!

r
46

Artinya: Mereka terlempar jauh dari model kehidupan.


Bersamaan dengan itu ada lagi satu wahyu yang berbunyi:









Artinya: Ya Tuhanku, hancurkanlah mereka dengan sehancur-hancurnya!
(Lihat, Tadzkirah hal. 472).
Di dalam buku itu Hadhrat Masih Mauud as menjelaskan tentang doa
beliau: Wahai Tuhanku hancurkanlah musuh-musuhku sehancurhancurnya!. Maka Allah swt mewujudkan pengabulan doa itu dalam
bentuk wahyu tersebut. Wahyu ini, beliau terima pada tahun 1904 M.
Penyakit Taun (Pes) menyebar luas di India dan ratusan ribu binasa.
Penyempurnaan ini digambarkan secara umum dan tidak ditetapkan bagi
orang tertentu.
12. Wahyu yang berbunyi:





Artinya: Kejahatan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas
mereka.
Jawaban:
Wahyu ini tertulis dalam Badar, jilid I, poin 8, tanal 25 Mei 1905 M dan juga
Al-Hakam, jilid IX, poin 18, hal. 1, tanggal 24 Mei 1905 M dan juga
disebutkan untuk Syeikh Rahmatullah Sahib (yang kemudian menyeberang
menjadi Ahmadiyah Lahore).
Hadhrat Masih Mauud as berdoa: Maka sebagai jawabannya, telah
diwahyukan kepada beliau:





Di dalam wahyu tersebut diterangkan bahwa orang orang yang kepada
mereka Hadhrat Masih Mauud as telah melimpahkan banyak kebaikan
kepada mereka, kelak pada satu hari mereka itu akan meremehkan kemuliaan
beliau dan selalu akan berupaya untuk menimpahkan kerugian-kerugian misi
beliau as, lalu timullah fitnah dari para penentang itu dan juga Syeikh
Rahmatullah Sahib yang kemudian mejadi anggota Ahmadiyah lahore.
13. Wahyu dalam bahsa Urdu: Lahore me eik be syarm he
Tempel Urdunya!
Artinya: Di Lahore ada seorang yang tidak punya malu

r
47

Wahyu tersebut diturunkan pada tanggal 13 Maret 1907 M dan diterbitkan


dalam Badar, jilid VI, poin 11, 14 Maret 1907 M, hal. 3 dan Al-Hakam jilid
XI, poin 9, tanggal 17 Maret 1907, hal. 1 dan Tadzkirah hal. 651).
Untuk kejelasannya, di sini dicantumkan wahyu secara lengkap: Lahore
me eik be syarm he baru dilanjutkan dengan wahyu dalam bahasa Arab
yang berbunyi:









Lalu disambung dengan wahyu dalam bahasa Udru, eik imtihaan he, baaz
usme pakre jaengge, aur baaz chor diye jaengge, lalu disambung lagi dengan
wahyu dalam bahasa Arab yang berbunyi:











Di Lahore ada seorang yang tak punya malu. Wahai orang yang tak bermalu,
dirimu dan atas kedustaanmu. Aku telah memberitahukan atas kematian
seseorang. Sungguh aku adalah Tuhan dan tidak ada Tuhan selain aku. Allah
beserta orang-orag yang benar. Satu ujian.
Sebagian dari mereka akan
ditangkap dan sebagian lagi akan dilepaskan. Wahai Ahlul-Bait, Allah
menghendaki agar segala kekotornmu dijauhkan darimu dan mensucikanmu
dengan sesuci-sucinya.
Wahyu-wahyu tersebut semua turun pada tanggal 13 Maret 1907M. Juga
disebutkan dalam wahyu tersebut tentang kebohongan dan fitnah; setelah
barulah disebutkan tentang kematian seseorang. Sekarang coba cermati
bagaimana kabar gaib itu telah tergenapi dengan sempurna? Wahyu
tersebut diturunkan kepada beliau pada tanggal 13 maret 1907 M, dan
tepat pada tanggal13 Maret 1914, yakni pada hari wahyu tersebut
diturukan diberitahukan tentang kewafatan Hadhrat Khalifatul Masih
Awwal ra dan (
) Aku Allah memberitahu tantang kematian
seseorang. Sebelum kewafatan beliau ra, Muhammad Ali MA, LLB Amir
Jemaat Ahmadiyah Lahore sudah mencetak secara sembunyi-sembunyi
sebuah pamflet dan disimpannya untuk kemudian akan dibagikan pada
saat apabila Khadhrat Khalifatul-Masih Awwal wafat. Di dalam pamflet
tersebut, mereka telah melakukan penipuan/kelicikan atas ajaran Hadhrat
Masih Mauud as dan Al-Washiyat. Pamflet tersebut disebarluaskan pada
tanggal 13 Maret 1914 M pada saat kewafatan Hadhrat Khalifatul-Masih
Awwal yang karenanya Jemaat Ahmadiyah terjebak dalam satu
ujian yang sangat berat.
Jemaat Ahmadiyah terpecah menjadi dua kubu. Maulvi Muhammad Ali
dan kelompoknya (Jemaat Ahmad Lahore) ingin menghapuskan Khilafat
untuk masa yang akan datang dan mereka berupaya agar jangan ada
pengganti Khalifatul-Masih Awwal yang terpilih. Namun dipihak lain ada

r
48

satu kelompok yang menyatakan perlu adanya pemilihan KholifatulMasih sesuai dengan ajaran Masih Mauud as dan sesuai dengan washiyat
Hadhrat Khalifatul-Masih Awwal. Keluarga Hadhrat Masih Mauud as juga
mempunyai pandangan yang sama dengan kelompok kedua ini.
Kesimpulannya, kelompok kedua meraih kesuksesan dan kelompok
Ahmadiyah Lahor menemui kegagalan dan Hadhrat Mirza Basyiruddin
Mahmud Ahmad sebagai Khalifatul-Masih Tsani.
Orang benar telah memperoleh pertolongan dari Allah swt dan janji
tuduhan palsu yang dilontarkan mereka terhadap Ahlul-Bait Hadhrat
Masih Mauud as janji Allah akan mensucikan mereka pun menjadi
sempurna. Kesimpulannya semua kabar gaib itu telah tergenapi dengan
penuh keagungan yang menjadi sebuah bukti yang sangat luar biasa atas
kebenaran Hadhrat Masih Mauud as.
Sekalipun sudah jelas dan nyata dan sangat mendetail wahyu itu
terpenuhi secara sempurna bila masih ada juga orang yang tidak dapat
memahami akan makna dari wahyu yang berbunyi: Di Lahore ada
seorang yang tidak punya malu. Lalu apa lagi obatnya bagi orang seperti
itu?
14. Eikh imtihaan he, baaz usme pakre kiye jaengge. ( Urdu ),
terjemahannya : Sebuah ujian, sebagian orang dalam ujianitu akan
ada yang di cekal
Jawaban:
Silakan lihat jawaban terdahulu sebagaimana yang sudah dijelaskan pada
poin ke 13 di atas.
15. Jidher deikhta hu, udher tu hi tu he ( Urdu ). Terjemahnya : Ke
arah manapun aku melihat, dimana-mana hanya engkau yang
nampak.
Jawaban :
Wahyu ini diturunkan pada tanggal 12 April 1904 M dan sebelumnya ada
satu lagi yang berbunyi : E, basa khanah dusyman, keh tu wiran kar di
artinya : Wahai musuh yang menempati tempat tinggal, engkau telah
membuat kehancuran.
Wahyu tersebut ditulis dalam Al-Hakam jilid IV, poin 13, hal. 1 tanggal 24
April 1904 di sana tertulis juga bahwa wahyu itu tentang penyakit pes.
Jadi, maksud dan makna wahyu tersebut sangat jelas. Catatan: Ketika
penyakit ini melanda suatu kawasan, maka kematian tersebar di manamana; jadi, di mana mana berjangkit penyakit pes.

r
49

16. Wahyu beliau berbunyi sebagai berikut : Loog ae, aur dawa kar
bethe, syeere Khuda unko pakra ( Urdu ) artinya : Orang orang
datang dan berdakwah, maka singa Tuhanpun menerkam mereka .
Bersama Hadhrat Masih Mauud as ada sebuah tangan kelemah lembutan
dan kesantunan orang-orang Inggeris. Allah swt disana, dimana beliau
berada.Orang-orang yang melihat kearah langit tidak merasa takutdan
khawatir. Allah akan membereskan segala pekerjaanmu dan segala
keinginanmu akan dipenuhi.Pemilik lasykar-laykar itu akan datang
menuju kesini. Jika dilihat kearah Al-Masih Nashiri, maka akan diketahui
bahwa tempat ini ( Qadian ), tidaklah kurang keberkatannya
dibandingkan dengan tempat suci beliau.
Janganlah menakut-nakuti aku dengan api, sebab api adalah budak dan
budak dari budak kami. Orang-orang datang dan berdakwah dan singa
Tuhan menerkamnya dan singa Tuhan akan meraih kemenangan.
( Arbain hal 38. Tadzkirah hal 370-372 ).
Di dalam wahyu-wahyu itu hubungan antara Jemaat Ahmadiyah dengan
Inggris dimasa itu disebukan dengan sighah madhi ( masa lalu/bentuk past
tense) , yang artinya kelak akan tiba satu masa, dimana masa krisis akan
datang dan hubungan baik yang dahulu pernah terjalin dengan harmonisnya,
sekarang ini akan menjadi lagenda dan tinggal kenangan semata. Akan terjadi
satu perobahan yang sangat penting & menakjubkan. Tentara Pemerintah
dan lasykar kelompok Ahrar yang bathil akan menimpakan kesedihan
kepada Jemaat Ahmadiyah, namun Allah swt berfirman bahwa sebagaimana
terhdap Al-Masih Nashiri dan Jemaatnya Pemerintah pada masa itu
menentang dan orang-orang Yahudi pun bersatu-padu menentang beliau,
namun tetap saja Allah swt memberikan kesuksesan kepada beliau.Sekarang
pun begitu pula, Dia akan menolong Jemaat Ahmadiyah dan akan
menjadikannya menang dan sukses dengan bantuan dari langit yang tak
terhitung banyaknya. Di dalam kaitan ini, setelah menyitir bualan dan
kesombongan kaum Ahrar dan para penentang lainnya Dia berfirman :
Orang-orang itu mendakwakan bahwa mereka akan menghancur leburkan
Jemaat Ahmadiyah, akan tetapi singa Tuhan ( Hadhrat Khalifatul Masih II
r.a. dengan keberanian dan tekadnya yang luar biasa akan melawan dan pada
akhirnya berhasil mengalahkan mereka. Kini, cobalah anda perhatikan dan
saksikanlah betapa agung nubuwwatan-nubuwwatan itu, karena telah
tergenapi setelah 45 tahun wahyu tersebut diturunkan. Sedangkan dilain
fihak, Kaum Ahrar secara telak telah menelan kegagalan. Cukuplah hal itu
menjadi satu bukti yang nyata bagi orang yang mampu berfikir dan
merenungkannya.

r
50

17. Wahyu Masih Mauud as berikutnya:








Artinya : Aku dianugerahi sifat memfanakan (mematikan) dan juga
menghidupkan .
Wahyu ini dianggap tidak masuk akal.
Jawaban :
a. Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as mendawakan diri beliau sebagai AlMasih yang dijanjikan.
Kalian mengakui bahwa sifat Al-Masih terdahulu itu dapat menghidupkan?
dan bukankah kalian tidak berkeberatan terhadap hal itu? Lalu mengapakah
kalian berkeberatan terhaap Al-Masih Muhammadi? Apakah ucapan AlMasih terdahulu itu tidak pernah disebutkan di dalam Al-Quran?, yang
berbunyi:






Artinya: Bahwa aku menghidupkan dan mematikan dengan izin Allah?
Hadhrat Masih Mauud as bersabda :

Aku dianugerahi Allah Yang Maha Kuasa sifat mematikan


menghidupkan. Lalu, mengapa kalian berkeberatan atas hal itu ?

dan

b. Jika kalian menyatakan bahwa menghidupkan orang yang mati hal


itu sungguh merupakan satu sifat ke Al-Masihan, akan tetapi sifat
mematikan tidak terdapat di dalam sifat
Al-Masih terdahulu.
Mengapa dapat begitu ?
Jawabannya ialah, Allah swt telah mengangerahkan sifat itu kepada AlMasih Muhammadi-Nya, sebagaimana di dalam Hadis disebutkan bahwa
Al-Masih Muhammadi dianugerahi sifat menghancurkan musuh musuh ,
sebagaimana tertulis :










Artinya: Tidak boleh bagi seorang kafir mendapatkan tiupan ruhnya, kecuali
setelah ia mati. ( Muslim, Mirqat Mulla Ali Qari), jilid V, hal. l97 dan Misykat
hal 473. Mathba Ashabul Mathabi, bab I alamat baina yadayis saaah.)

r
51

Maksud dari Hadis tersebut adalah Orang orang kafir yang terkena hembusan
Al-Masih, pasti akan mati. Fakta telah menunjukkan bahwa ratusan musuh
Hadhrat Masih Mauud as yang mati karena hembusan beliau di antaranya:
Lekhram, Abdullah Atham, Alexander Dowie, Saadullah dan lain lainnya.
c. Kutipan sabda Hadhrat Masih Mauud as yang kalian ajukan sebagai
keberatan adalah merupakan kutipan dari buku Khutbah Ilhamiyyah.
Setelah itu, Hadhrat MasihMauud as sendiri mmberikan komentar arti
membunuh dan menghidupkan sebagai berikut:






Terjemahannya: Menyakiti aku itu sama dengan pedang tajam dan doaku
adalah obat yang sangat manjur. Kepada satu kaum aku menunjukkan
kejalalan (kegagahan )ku dan kepada kaum yang lain aku menunjukkan
keindahanku ( sifat keelokan dan kelembutan budiperkertiku ). Di tanganku
yang satu ada sebilah senjata yang dengan itu kuhancurkan segala kebiasaan
perlakuan aniaya, dan perlakuan dosa, sedangkan di tangan yang lain ada
minuman yang menghidupkan kembali segala kalbu yang sudah mati; seolaholah di tanganku ada satu kampak yang mematikan dan satu nafas yang yang
menghidupkan (Khutbah Ilhamiyyah hal 28 ).
Sekarng, coba lihatlah di dalam Khutbah Ilhamiyyah, Hadhrat Masih Mauud
as betapa indahnya penjelasan beliau mengenai sifat mematikan dan
menghidupkan. Mematikan adalah membunuh kekafiran, dosa dan
kezaliman dan sifat menghidupkan maksudnya menganugerahkan
kerohanian dan menghidupkan kembali, sebagaimana yang telah dilakukan
oleh Al-Masih terdahulu. Beliau as tidak pernah menghidupkan orang mati
secara lahiriyah, dan tida pula Al-Masih yang kedua akan dapat melakukan
hal yang sama. Selain Allah tak seorang manusia yang dapat menghidupkan
kembali secara lahiriyah orang yang sudah mati.Namun secara rohani, di
dalam diri setiap Nabi didapati daya dan kemampuan ini. Inilah maksud
pernyataan yang dikemukakan di dalam kutipan diatas.
Keempat Puluh Tiga
Mirza Sahib ko syeithani ilhaam hote the (Urdu )
Tempelkan Urdunya!
Artinya Wahyu wahyu syetan turun kepada Mirza Sahib.
Jawaban :

r
52

a. Di dalam Al-Quran dinyatakan:



Artinya : Wahyu-wahyu Syetan turun kepada setiap penjahat dan pendosa
(Asy Syura,26 :223 ).
Sebaliknya, Hadhrat Masih Mauud as justeru mengajukan tantangan di
dalam bukunya yang berjudul Tadzkiratusy Syahadatain hal 62, yang isinya
antara lain:
Kalian tidak akan dapat melontarkan keaiban, celaan, pendustaan dan
penipuan apapun terhadap awal kehidupan sebelum pendawaanku. Adakah
seseorang yang sanggup mengajukan celaan terhadap perjalanan hidupku?
Seorang musuh besar seperti Muhammad Hussein Batalwi pun sudah
mengajukan pengakuan positif terhadap perjalanan hidup Masih Mauud as
sebelum pendawaannya.
b. Di dalam Al-Quran dinyatakan:

Artinya: Kebanyakan dari mereka itu adalah pendusta (Asy-Syuara,
26:223)
Kebanyakan wahyu-wahyu syetan itu adalah bohong dan dusta semata.
Namun, pada kenyataannya wahyu-wahyu Hadhrat Masih Mauud as
kebanyakan sudah tergenapi secara sempurna, yang mana kalian tidak
dapat mengajukan kritikan-kritikan atasnya; Sebaliknya tidak berkutik,
diam seribu bahasa.
c. Dalam buku Anjami Athem hal. 51 Hadhrat Masih Mauud as telah
menantang bermubahalah para Ulama Ghair Ahmadi bahwa wahyuwahyu yang telah beliau terima itu adalah datang dari Allah swt. Lalu,
mengapa kalian tidak tampil pada tantangan mubahalah waktu itu?.
d. Kalian menganut keyakinan akan adanya bisikan syetan pada setiap
Nabi sampai-sampai berkenaan dengan Rasulullah saw pun sebagian
Ulama kalian mengakui bahwa wahyu-wahyu setan telah turun pula
kepada beliau saw, apalagi kepada Hadrat Mirza Ghulam Ahmad as.
Diriwayatkan bahwa dalam suatu majlis Musyrik Quraisy Rasulullah saw
membaca ayat Al-Quaran :

Bagaimana pendapat kalian tentang Allata, Aluzza dan Manata yang
ketiga lainnya (An-Najm, 53:20-21)

r
53

Setelah Rasulullah saw berjumpa dengan berhala Lata dan Uzza, beliau
berkomentar:







Bahwa ini adalah berhala yang sangat luar biasa dan pada hari Qiamat
nanti kalian harus mengharapkan syafaatnya. Mendengar pujian beliau
saw terhadap berhala itu mereka menjadi sangat gembira. Selanjutnya ada
tertulis bahwa Jibril datang dan ia mengatakan kepada Rasulullah saw
bahwa ini bukanlah wahyu Ilahi, melainkan wahyu bisikan setan.
Sebagian mufassirin kalian menerjemahkan ayat berikut ini:


Terjemahkan !
(Al-Haj, 22:53)
Mereka menafsirkannya begini, bahwa setiap Nabi dan Rasul itu selalu
saja dibisiki wahyu-wahyu setan, bahkan mereka itu menisbahkan
tuduhan yang sia-sia itu kepada Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam
(Astaghfirullah, al-iyadzu billah)
Tafsir Husaini, Jilid II, hal. 84 terjemahan bahasa Urdirkan ayat berikut:


Terjemahkan !
(Al-Haj, 22:53)
Manakala Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam tengah menilawatkan
ayat tersebut, maka setan yang bernama Abyadh meniru suara Rasulullah
shallallaahu alaihi wasallam maka setan pun membacakan syair sebagai
berikut:







Jadi, kalau kalian yang mencintai Rasulullah saw Sang pemimpin semua
Rasul itu dengan sepenuh hati, menganggap beliau saw tidak luput dari
bisikan setan, maka kenapa harus aku pedulikan, jika kalian mengatakan
bahwa Mirza Sahib mendapatkan wahyu bisikan setan? Karena kalian adalah
musuhku. Sementara kalian terus saja memperlakukan orang-orang yang
mulia dengan pandangan seperti itu.
Keempat puluh Empat
Wahyu Wahyu yang diterima didalam bahasa asing:












Artinya: Dan tidaklah Kami mengutus seorang Rasul, melainkan
dengan wahyu dalam bahasa bangsanya sendiri, supaya dapatlah
ia segalanya jelas bagi mereka .
Jawab :

r
54

1. a. Didalam wahyu ini dimana disebutkan bahwa Rasul itu


mendapatkan wahyu didalam bahasa kaumnya sendiri.
Para Mufassirin mengartikan demikian :

artinya;
kecuali
dengan
bahasa
kaumnya
sendiri

maksudnya, Nabi itu berbicara dengan bahasa pada kaum dimana
ia diutus atau dibangkitkan ( Ruhul Maani jilid 4 hal 209 )
b.






Artinya Nabi itu berbicara dengan bahasa kaumnya sendiri.( Tafsir
dan dibawah
Madarik at Tanzil dibawah ayat






catatan kaki Khazan jilid 3 hal 82 )
Hadhrat Mas Mauud as berbicara didalam bahasa Urdu dan juga
bahasa Punjabi.
2. Didalam ayat tersebut diatasmenjelaskan tentang Nabi- nabi dan Rasulrasul yang terdahulu sebagaimana didalam ayat tersebut digunakan
Madhi sighah yang artinya kat kerja masa lalu/past tense.
Dengan kata arsalnaayang artinya telah Kami utus.Sebagai dukungan
penjelasan dari ayat tersebut
Ada kata qaumihi yang artinya kaumnya.AdapunNabi-nabi dan Rasulrasul terdahulu diutus hanya kepada kaum dan bangsanya yang tertentu saja,
sedangkan Nabi kita Muhammad saw diutus sebagai rahmat bagi seluruh
alam dan diutus bagi seluruh umat manusia tidaklah dimaksudkan didalam
ayat ini.Kalau saja kalan memaksudkan Qaumihi itu adalah kebangsaan
Nabi itu, yakni orang-orang itu memiliki kebangsaan Nabi itu sebagaimana
Rasulullah saw berasal dri bangsa Quraisy, maka pendapat demikian itu
keliru,sebab seluruh Al Quran itu tidak diturunkan didalam bahasa Quraisy,

sebagaimana ayat didalam satu ayat ada dikatakan :

artinya



sesungguhnya ialah dua penyihir ( Surah Thaha:64 ).
3. Kalau dikatakan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini, Nabi itu
seharusnya diwahyukan kepadanya didalam bahasa kaumnya sendiri.
Apakah wahyu itu ada terdapat dalam ayat itu ataupun tidak, itupun
salah. Tentang Nabi Sulaiman dikatakan

artinya : Kami
ajarkan kepadanya bahasa burung.
Allah swt seakan-akan mengajarkan segala macam bahasa burung seperti
burung merpati, elang, perkutut, hud-hud dan segala bahasa binatangbinatang, telah diturunkan bahasa binatang-binatang kepada beliau.
Bagaimanapun juga bahasa-bahasa, Inggris, Arab, Parsi, dll adalah bahasa
manusia, yang juga diturunkan kepada beliau wahyu dalam bahasabahasa itu.
Kwak-kwak-kwak adalah bahasa burung gagak, itu bukanlah bahasa
manusia. Didalam bahasa itupun nabi bisa memperoleh wahyu itu, lalu
apa keberatan kalian atas hal itu. Pada akhirnya Allah swt mungkin saja

r
55

telah mengajarkan bahasa burung kepada Nabi Sulaiman, tentunya


kepada beliau diajarkan pula kaidah-kaidah bahasa burung dan kata-kata
lainnya. Dan hal itu tidak bisa kita pungkiri.
Catatan:
a. Mengatakan bahwa didalam kata
mengandung arti paham dan
pemahaman, tidak cukup untuk melepaskan saingan dari kata


sebab didalam bahasan kalimat itu, tidak disebutkan kata ilham
maupun wahyu, jadi sebaiknya kita memanggil maksud pemahaman
alami, yaitu yang diperuntukkan secara umum saja, itu didalam bahasa
nabi itu sendiri petunjuk bagi kaumnya sendiri, sedangkan bagi bangsa
yang lain bisa diwahyukan dalam bentuk bahasa yang lain.
b. Mengatakan bahwa Nabi Sulaiman telah diberikan wahyu dalam
bahasa burung, itu bukanlah petunjuk bagi umat manusia, hanya
merupakan upaya penipuan saja sebab hal itu tidak bisa menjadi
petunjuk bagi siapapun juga. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah
wahyu tersebut didalam bahasa kaum Nabi Sulaiman atau bukan?
Apakah bahasa burung itu bahasa kaumnya ? bukan, sama sekali bukan.

Dari pemahaman kalian itu, terbuktilah bahwa maksud dari ayat


(dan tidaklah Kami utus) bukanlah seperti yang kalian jelaskan, tetapi
maksudnya ialah bahwa setiap berbicara didalam bahasa kaumnya supaya
ia bisa mempersiapkan para pengikutnya untuk dapat menyebarkan
tabligh.
Disana sama sekali tidak disebutkan tentang bahasa wahyunya. Dan ayat
tersebut diatas menyebutkan tentang Rasul-rasul sebelum Rasulullah saw.
Kalian pahamilah hal itu.
c. Hadhrat Masih Mauud as sama sekali tidak memahami satu katapun
bahasa Inggris, bagaimanapun juga dengan diwahyukannya kepada
beliau wahyu dalam bahasa Inggris itu merupakan suatu mukjizat,
khususnya pada masa itu di Qadian tak seorangpun ahli berbahasa
Inggris. Dalil ini diberikan oleh Allah swt kepada beliau sebagai dalil
bagi orang-orang yang menganggap bahwa wahyu beliau itu
merupakan hasil buah pikirannya.Wahyu-wahyu yag diturunkan
kepada para penerima Ilham ( Mulham ),yang dinyatakan oleh para
penentangnya dianggap sebagai buah dari khayalan mereka, supaya
mereka benar benar mengetahui bahwa didalam wahyu wahyu
tersebut sama sekali tidak ada campur tangan khayalan Nabi itu. Lalu
kebanyakan Allah swt sendiri yang menjelaskan kepada sang penerima
wahyu itu tentang artidan makna dari wahyu wahyu yang

r
56

diberikanNya itu dalam waktu dekat atau dlam waktu ang lama seperti
banyak wahyu ag diberikan kepada HazratMasih Mauud as.

d. Apa yang kami tuliskan;bahwa dalam ayat









adalah bahasa tentang Rasul-rasul sebelum Rasulullah saw, sebab
mereka diutus hanya terbatas kepada bangsa dan kaumnya sendiri
yang hal tersebut didukung oleh hadist-hadist sebagaimana didalam
misykat terdapat sebuah hadist yang menerangkan tentang
keunggulan nabi-nabi.

...












-









(Misykat kitabul Fitn bab Fazail Nabiyyina saw, pasal 3, hal 515)
cetakan mujtabai wa quyumi kanfur), bahwa Ibnu Abbas berkata,
Allah swt menerangkan berkenaan tentang nabi-nabi terdahulu, tidak
mengutus seorang Rasul, melainkan dalam bahasa kaumnya supaya ia
dapat menjelaskan dengan terang dihadapan kaumnya, tetapi
berkenaan dengan nabi kita saw, Dia berfirman : Kami telah
mengutus beliau kepada segenap umat manusia, seolah-olah beliau
diutus kepada segenap jin dan manusia. (hadist ini sanadnya
sangatlah sahih, dikutip dari mustadrakh lilhakim cetakan haidar abad
Jilid VI hal 360)
Dari penjelasan tersebut diatas terbukti ada 4 hal :
itu berkaitan dengan Rasul1.









rasul terdahulu
2. Rasulullah saw tidak termasuk dalam rasul-rasul itu
3. Yang dimaksud dengan kaum atau bangsa adalah orang-orang,
yang kepada mereka Nabi dan Rasul-rasul itu diutus.
4. Kaum dan bangsa Nabi Muhammad saw adalah seluruh dunia,
sebab beliaudiutus oleh Allah swt bagi seluruh alam. Jadi
didalam ayat tersebut Hadhrat Masih Mauud as juga termasuk,
sebab beliau tidak diutus hanya kepada kaum tertentu saja
melainkan diutus kepada seluruh dunia.
Pertanyaan dari seorang ghair ahmadi :
Hadhrat Masih Mauud as didalam buku beliau Chasyma e Marifat hal 209
menulis bahwa ini benar-benar tidak tepat dan merupakan hal yang sia-sia
bahwa bahasa aslinya penerima wahyu itu lain kepadanya melainkan
diturunkan wahyu dalam bahasa yang dia sendiri sama sekali tidak bisa
memahaminya. Maka ia mendapati kesulitan yang tidak bisa diatasi
Jawab :

r
57

Demi Allah, janganlah memfitnah atau mengada-ada, didalam Chasyma e


Marifat sama sekali tidak disebutkan bahwa bahasa yang tidak bisa
dimengerti oleh penerima wahyu didalam bahasa itu wahyu tidak bisa turun
padanya. Yang disebutkan disana adalah bahwa orang Aria mengatakan
bahwa Kitab Ilham hendaknya turun didalam bahasa itu yang bukan
merupakan bahasa seseorang agar supaya jangan dikatakan Dewa itu tidak
berlaku adil. Itulah sebabnya kitab suci Wedha diturunkan didalam bahasa
Sansakerta yang tidak digunakan sekarang ini dimana-mana.
Hadhrat Masih Mauud as telah memberikan jawaban bahwa hal ini sama
sekali sia-sia dan tidak masuk akal, bahwa bahasa orang yang diberi wahyu
itu lain bahasanya dan wahyu yang diturunkan kepadanya dalam bahasa lain
yang tidak bisa dipahami oleh umat manusia. Hal itu merupakan kesulitan
yang tidak bisa diatasi karena penerima ilham tidak bisa memahami
sekalipun ia bertanya kepada orang lain, tetapi apabila wahyu itu diturunkan
dengan bahasa manusia, hal itu bukanlah satu kesulitan yang tidak bisa
diatasi, sebab jika bahasa wahyu tidak bisa dipahami oleh penerima wahyu
sendiri maka ia bisa menanyakan kepada orang lain. Sebagai misal Hadhrat
Masih Mauud as dalam menerangkan topik ini, pada hal 210 beliau menulis
kepadaku telah diturunkan wahyu dalam berbagai bahasa.
Untuk jawaban pertanyaan perlu ditelaah buku Chasyma e Marifat hal 208210 dan fitnah ini bisa terjawab hanya dengan membaca dari naskah aslinya.
Keempat puluh lima
Beberapa wahyu tidak bisa dipahami oleh Hadhrat Mirza Sahib dan sebagian
beliau salah memahaminya.
Jawab :
1. Hadhrat Masih Mauud as menulis para nabi dan penerima wahyu
hanya bertanggung jawab pada kebenaran wahyu itu dan beliau-beliau
tidak bisa menempuh suatu ijtihad yang bertentangan dengan peristiwa
yang terjadi, sebab pendapat itu adalah pendapat pribadi mereka dan
merupakan kalam ilahi. (Ijazi Ahmadi hal 8.)
Pada dasarnya keyakinan yang tertancapkan didalam kalbu Nabi
berkenaan dengan Kenabian, dalil dalil kebenaran itu sangat terang
an berkilauan seperti terang benderangnya matahari dan
sedemikian berkumpul diturunkan secara bertubi tubi dan
berturut-turut, sehingga perkara dan masalah yang diwahyukanitu
menjadi sangat jelas dan kemudian jka salah dalam berijtihad
dalam beberapa bagian dari wahyu itu, maa tidak akan ada
kerugian menimpa keyakinan yangada, sebab sebagaimana sesuatu
benda yang dibawa didepan manusia dan dihadirkan secara nyata
dihadapan matanya,, amata siapapun tidak akan salah didalam

r
58

mengenalinya. Dan secara mutlak ia akan menyatakan bahwa itu


adalah benda anu, begini besar kecil atau berat ringan bendanya
dan benar benar itulah bendanya.Kebalikannya bila sesuatu benda
tidak didekatkan, misalkan l km atau beberapa ratus meter
jauhnya dari dia,lalu orang itu ditanya, Benda putih itu apakah
yang kamu lihat itu, maka bisa saja, seseorang yang berpakaian
putih itu oleh yang melihat itu dikira seekor kuda putih, atau seekor
kuda putih terlihat sebagai seorang manusia yang berpakaian
putih. Jadi seperti itu pulalah halnya kepada para nabi dan rasul
berkenaan dengan dakwah dan ajaran-ajarannya diperlihatkan
dengan dekat dan dicermati secara terus menerus sehingga benarbenar tidak ada keraguan yang tinggal sedikitpun. Tetapi ada
sebagian perkara-perkara yang tidak merupakan hal yang penting,
hal tersebut itu mereka saksikan melalui kasyaf dan tidak secara
terus menerus. Oleh karena itulah terkadang mereka mengalami
kekeliruan.
2. didalam sebuah hadist diriwayatkan










Diriwayatkan dari Abu Musa bahwa Rasulullah saw bersabda aku melihat
didalam mimpi bahwa aku sedang hijrah dari Mekkah menuju sebuah
tempat yang banyak kurmanya. Pikiranku tertuju ke Yamamah atau Hijr,
tetapi kenyataannya itu adalah Madinah (Yasrib) ( Bukhari bab Hijratun
Nabi wa ashabi ilal Madinati hal 204)
Rukya nabi itu adalah wahyu ( Bukhari jilid hal 3 dan jilid 4 hal 24 catatan
kaki). Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw dan yang
beliau saksikan adalah Rukya shadiqah ( mimpi yang benar ).Oleh karena itu
didalam Bukhari dikatakan, bahwa kepada Nabi Muhammad saw dari
antara wahyu wahyu yang beliau itu dimulai dari rukya shadiqah artinya
mimpi yang benar.
3.
4.

Nabi Muhammad saw berkata kepada isteri-isteri beliau



,





bahwa sepeninggal aku nanti, diantara kalian yang pertama-tama akan
berjumpa denganku di Akhirat nanti ialah yang terpanjang
tangannya.Maka para isteri Rasulullah saw masing- masing mulai
mengukur tangannya dihadapan beliau. Dan yang terpanjang
tangangnya adalah Hadhrat Saodah, tetapi yang pertama meninggal
dunia adalah hadhrat Zainab. Dari situ dapat diketahui bahwa yang
terpanjang tangan bukan secara lahiriah, tetapi adalah perempuan yang
paling dermawan. (Bukhari & Muslim, dikutip dari Misykat hal 165
matbau ashul mathobi babul infaq)

r
59

5.

Didalam Al-Quran juga disebutkan tentang peristiwa Nabi Nuh:


Artinya : Allah swt mewahyukan kepada Nabi Nuh dan Allah


memerintahkan bahwa atas perintah Kami, buatlah olehmu sebuah bahtera
dibawah pengamatan Kami. Janganlah engkau bertanya kepada Kami
sesuatu tentang orang-orang zalim itu, sebab mereka itu adalah orang-orang
yang akan tenggelam (Surat Al-Hud : 38).
Selanjutnya Dia berfirman :


















(Surat Hud : 41)
Artinya : Kami berkata wahai Nuh, naiklah ke atas bahtera itu, dua dari
setiap jenis jantan dan betina dan keluarga engkau, kecuali mereka yang
keputusannya telah ditetapkan dan mereka yang telah beriman.
Ketika topan yang dahsyat melanda dan putra nabi Nuh (seorang yang zalim)
yang tentangnya sudah Kami putuskan atasnya :






Ketika ia sudah hampir tenggelam, maka Allah berfirman :










42. dan Nuh memanggil anaknya,[719] sedang anak itu berada di tempat
yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan
janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir."
[719] nama anak nabi Nuh a.s. yang kafir itu Qanaan, sedang putra-putranya
yang beriman ialah: Sam, Ham dan Jafits.
Selanjutnya Allah Swt berfirman




QS Al-Hud : 45-46
45. Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku,
Sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan Sesungguhnya janji Engkau
Itulah yang benar. dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya."
46. Allah berfirman: "Hai Nuh, Sesungguhnya dia bukanlah termasuk
keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya
(perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. sebab itu janganlah kamu
memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya.
Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan
termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan."

r
60

Dari ayat tersebut terbukti dengan jelas bahwa nabi pada satu waktu dapat
keliru dalam memahami suatu wahyu, tetapi atas kekeliruan itu, Allah swt
tidak menetapkan beliau sebagai orang yang salah. Sebagaimana Hadhrat
Masih Mauud as bersabda : Kalau timbul pertanyaan berapa lamakah Nabi
Nuh berada dalam ijtihad dan bersiteguh pada pendirian yang salah itu?
Maka untuk itu bacalah tafsir Husaini dimana dituliskan Ketika kepada Nabi
Nuh diwahyukan :








Sesudah itu ia menanam pohon dan dari kayu itu dibuatnya perahu dan
pohon itu 20 tahun baru bisa digunakan. Kayu itu beliau tebang dan potongpotong lalu selama 2 tahun beliau membuat perahu itu. Topan melanda
menderu-deru selama 40 hari dan perahu itu berada 6 bulan di dalam badai
itu seolah-olah dari mulai turunnya wahyu tentang keluarga sampai turunnya
perahu itu sekurang-kurangnya masa itu 22.5 tahun lamanya. Tafsir Qadri
yang dikenal sebagai tafsir Husaini terjemahan bahasa Urdu jilid halaman
463-464. QS Hud ruku ke-4 juz ke-12 hal 292.
Kemudian dalam sebuah buku terkenal, Ahli sunnah wal jamaah nibras
syarhussyarah al-akaid nisfi tertulis sebagai berikut :









Artinya : Rasulullah saw kadang-kadang menempuh ijtihad dan terkadang
beliaupun berbuat kekeliaruan sebagaimana kaum fundamentalis menulis :
berkenaan dengan hal-hal yang tidak diturunkan wahyu tentang hal itu
beliau selalu bermusyawarah dengan para sahabat beliau. Dan didalam
hadits beliau bersabda bahwa hal yang saya katakan dari Allah itu adalah
benar (yakni didalam itu tidak mungkin terdapat kesalahan) tetapi dalam hal
beliau menjelaskan mengenai wahyu, yang aku katakan dari diriku, maka
ingatlah bahwa aku hanyalah manusia biasa. Didalam berijtihad terkadang
aku salah dan terkadang benar)

KEEMPAT PULUH ENAM


Nabi ka ilham bhul jaana (urdu) , artinya kelupaan nabi akan wahyu
Tuduhan :

r
61

Mirza Ghulam Ahmad telah melupakan wahyunya


Jawab:pertama:
Wahyu itu ada 2 macam :
a. sebagai tanda bagi umat manusia yang diturunkan sebagai hidayah dan
petunjuk bagi mereka.
b. Wahyu tersebut berkenaan dengan dirinya sendiri dan sama sekali tidak
ada kaitannya dengan orang-orang lain.
Pertama-tama nabi itu tidak meluapakan wahyunya, tetapi terkadang Allaj
swt demi untuk melahirkan hikmah dia telah melupakan wahyu tersebut dari
hatinya, sebagaimana didalam Al-Quran didapatkan ayat

6. Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu
tidak akan lupa,
7. Kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang
terang dan yang tersembunyi.
Jawaban kedua :

Yamhullahu maa yasyaa u wa yutsbitu 9 Surah Ar Raad ayat 40 artinya :
Allah swt menghapuskan dan menetapkan apa yang Dia kehendaki dan
padaNya sumber segala hukum.
Jawaban ketiga :

Artinya : Hadhrat Aisyah berkata, Raslullah shallallaahu alaihi wasallam


mendengar seseorang membaca Al Quran di mesjid,kemudian beliau berdoa
semoga Allah merahmatinya, dia telah membaca surah anu ayat anu, yang
sudah saya melupakannya dan dia telah mengingatkan itu kembali kepadaku
( Bukhari Kitabs-sy Syahadatuliama wa amarana, jilid II, hal 24 Cetakan
Mesir )
JAWABAN Keempat :
Tidaklah mesti bahwa wahyu itu yang turun kepada Nabi itu disampaikan
kepada semua orang. Banyak sekali terbukti didalam Al Quran wahyu yang
diturunkan kepada Rasulullah saw yang langsung disebutkan dan tidak
dikatakan min ( dari ) ataupun an ( dari ) didalam Al Quran, diebutkan
seperti : (Dimanakah janji yang benar benar asli yang dijanjikan Allah swt
itu.? Begitupula disebutkan didalam ayat Surah Tahrim ayat ayat 4 ) dan
Surah Al Hasyr ayat 6 )

r
62

(Surah Al Anfal ayat 8 : Dimanakah janji Allah yang sebenarnya?


(At-Tahrim, 66:4)

(Al-Khasyr, 59:6)
Begitu pula ayat yang berbunyi : Pohon pohon kurma manapun yang
kamu tebang, atau yang kamu membiarkannya berdiri pada akar-akarnya .

Jawaban Kelima : Didalam Bukhari disebutkan : ( )



Artinya :Hadhrat Said al Khudri berkata : kami beritikaf bersama
Rasulullah saw pada pertengahan l0 hari di bulan Ramahan. Lalu pada
malam ke 20 pagi beliau keluar dan bersabda kepada kami dan berkata,
bahwa telah diperlihatkan Alah swt kepadaku Lailatul Qadar kemudian
dilupakannya ia dariku atau belau bersabda : aku lupa Maka kalian carilah
itu pada bulan Ramadhan pada l0 malam akhir yang ganjil. Dalam Bukhari
terdapat Hadis yang lebih jelas lagi dari itu. ( dari riwayat Hadhrat Ubadah
bin Tsamit, Kitab Bukhari Babush sholat wat- Tarawikh Babut-Tamasi
Lailatul Qadri fis Sabil-a wakhir jilid I, hal. 225).
Di dalam Bukhari ada satu Hadis yang jauh lebih jelas dari riwayat tadi,
dalam bab itu Hadhrat Ubadh bin Ash-Shamid meriwayatkan sbb:


















Artinya: Pada satu hari Rasulullah saw keluar daroi rumah beliau untuk
memberitahukan kepada kami tentang Lailatul-Qadr beliau melihat dua
orang laki-laki muslim tengah bertengkar, beliau bersabda: Aku datang keluar
rumah agar supaya aku beritahukan tentang Lailatul-Qadar, tetapi dua orang
laki-laki sianu dan si anu bertengkar mulut. Oleh karena itu Lailatul-Qadar
itu dilupakan dari ingatanku, hampir saja pengetahuan tentang itu akan
bermanfaat bagimu atau dengan lupanya hal itu berguna bagimu.(Bukhari,
Kitabut-Tarawih, bab Rafi marifati Lailatil-Qadri, jilid I, hal. 255, cetakan
Mesir).

r
63

Habis!!!!
Bab Syahadatul Ama wa amrinaa jilid

r
64





!!! Selesaai






r
30















...


...

31













.32






32





36



37


















38




39

40

r
65

Anda mungkin juga menyukai