BAB III
1. Pengertian Tikrar
Kata Tikrar ( ) راﺮﻜﺘﻟاadalah masdar dari kata " "رﺮﻛyang
kerja
Adapun menurut istilah tikrar berarti ""ﻰﻨﻌﻤﻟا ﺮﯾﺮﻘﺘﻟ ﮫﻓداﺮﻣ وا ﻆﻔﻠﻟا ةدﺎﻋا
Qur’an dua kali atau lebih, baik itu terjadi pada lafalnya ataupun
ayatnya.
1
Abu alHusain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya, Maqayis alLughah, Juz. V , Beirut: Ittihad
al-Kitab al‘Arabi, 2002, hal. 126. Lihat juga Muhammad Ibn Manzhur, Lisan al‘Arab, Juz.
V, Beirut: Dar alShadir, t.th, hal. 135.
2
Khalid ibn Usman as Sabt, Qawa’id at Tafsir, Jam’an wa Dirasah, Juz. II, tt: Dar ibn
‘Affan, 1997 , hal. 701.
23
( ةﺪﺣاو ةﺮﺟز ﻲھ ﺎﻤنﺈﻓ13) ( اذﺈﻓ12) ( ةﺮﺳﺎﺧ ةﺮﻛ اذإ ﻚﻠﺗ اﻮﻟﺎﻗ11) ةﺮﺨن
ةﺮھﺎﺴﻟﺎﺑ ﻢھ
21-22:
(22) ( ﺎﻛد ﺎﻛد ضﺮﻷا ﺖﻛد اذإ ﻼﻛ21) ﺎﻔﺻ ﺎﻔﺻ ﻚﻠﻤﻟاو ﻚﱡﺑر ءﺎﺟو
(238)
24
lain sebagainya.
2. Fungsi Tikrar
3
M. Quraish Shihab, Tafsir alMisbah, Jil. I, Cet. II Jakarta : Lentera Hati, 2009,
626-627. hal.
25
19:
4
Ibid, hal.174
5
Jalal adDin ‘Abd arRahman as Shuyuthy, al Itqan fi ‘Ulum alQur’an, Juz. III, Kairo: Dar
elHadits, 2004, hal. 170.
26
( دﺎﺷﺮﻟا ﻞﯿﺒﺳ ﻢﻛﺪھﺄ نﻮﻌﺒﺗا مﻮﻗ ﺎﯾ ﻦﻣآ يﺬﻟا لﺎﻗو38) ةﺎﯿﺤﻟا هﺬھ ﺎﻤنإ مﻮﻗ ﺎﯾ
Orang yang beriman itu berkata: "Hai kaumku, ikutilah Aku, aku
6
Ibid, hal.154.
7
Departemen Agama R.I., Op,cit, hal. 677
8
Jalal adDin ‘Abd arRahman as Shuyuthy, al Itqan fi ‘Ulum alQur’an, Juz. III, Op,cit,
hal. 153.
27
نﻮﺤﺘﻔﺘﺴﯾ ﻞﺒﻗ ﻦﻣ اﻮنﺎﻛو ﻢﮭﻌﻣ ﺎﻤﻟ قﺪﺼﻣ ﷲ ﺪﻨﻋ ﻦﻣ بﺎﺘﻛ ﻢھءﺎﺟ ﺎﻤﻟو
ﻦﯾﺮﻓﺎﻜﻟا ﻰﻠﻋ ﷲ ﺔﻨﻌﻠﻓ ﮫﺑ اوﺮﻔﻛ اﻮﻓﺮﻋ ﺎﻣ ﻢھءﺎﺟ ﺎﻤﻠﻓ اوﺮﻔﻛ ﻦﯾﺬﻟا ﻰﻠﻋ
(89)
itu”.9
perkara).
9
Departemen Agama R.I., Op,cit, hal. 17
28
sebagai berikut:
a. Kaidah Pertama:
sistematikanya.
sia-sia dan tidak memiliki arti. Bahkan menurut mereka setiap lafal
10
Khalid ibn Usman as Sabt, Qawa‘id at Tafsir,Op,Cit, hal. 702
29
( نﺎﻓ ﺎﮭﯿﻠﻋ ﻦﻣ26) ( ﻣﺎﺮﻛﻹاو لﻼﺠﻟا وذ ﻚﺑر ﮫﺟو ﻰﻘﺒﯾو27) ءﻻآ يﺄﺒﻓ
yang kamu dustakan?. Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
dustakan?”.11
rasa syukur manusia atas berbagai nikmat Allah. Jika dilihat, tiap
berkaitan erat dengan satu jenis nikmat. Dan ketika ayat tersebut
11
Departemen Agama R.I,alQur’an dan Terjemahannya ,Jakarta: CV. Kathoda, 2005,hal.
774.
12
Khalid ibn Usman as Sabt, Qawa‘id at Tafsir,Op,Cit, hal. 702
30
24:
orang
b. Kaidah Kedua:
pengulangan ayat dengan lafal dan makna yang sama tanpa fashil
ﻢﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤﺣﺮﻟا
13
Ibid.
14
Ibid, hal. 703
15
Ibid.
31
hal ini dibantah oleh para ahli ta’wil dengan alasan bahwa ayat
c. Kaidah Ketiga :
4:
( ﺪﺒﻋأ ﺎﻣ نﻮﺪﺑﺎﻋ ﻢﺘنأ ﻻو3) ( ﻢﺗﺪﺒﻋ ﺎﻣ ﺪﺑﺎﻋ ﺎنأ ﻻو4) ﺎﻣ نﻮﺪﺑﺎﻋ ﻢﺘنأ ﻻو
16
Ibid. hal. 704
17
Ibid.
32
“Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu
bukan penyembah tuhan yang aku sembah, Dan aku tidak pernah
Lafal نﻮﺪﺒﻌﺗ ﺎﻣ ﺪﺒﻋأ ﻵsepintas tidak berdeda dengan ﺪﺑﺎﻋ ﺎنأ ﻵو
Penyebutan salah satu lafal saja tidak bisa mencakup semua makna
tersebut.20
18
Departemen Agama R.I,Op.cit., hal. 919.
19
Khalid ibn Usman as Sabt, Qawa‘id at Tafsir,Op,Cit, hal.705-706
20
Abu Ja‘far Muhammad ibn Jarir At Thabari, Jami‘ alBayan ‘an Ta‘wil al-Qur’an, juz
XVI. Cet. I; Cairo: Markaz al-Buhuts wa al-Dirasat al‘Arabiyyat alIslamiyyah, 2001), hal. 661.
33
d. Kaidah Keempat:
guna menolak dan menjauhkan terjadinya hal itu. Contohnya jika si-
mustahil terjadinya fi’il dari fa’il.23 Hal ini seperti apa yang telah
(35) نﻮﺟﺮﺨﻣ ﻢﻜنأ ﺎﻣﺎَﻈﻋو ﺎﺑاﺮﺗ ﻢﺘﻨﻛو ﻢﺘﻣ اذإ ﻢﻜنأ ﻢﻛﺪﻌﯾأ
21
Khalid ibn Usman as Sabt, Qawa‘id at Tafsir,Op,Cit, hal.707
22
Ibid
23
Ibid,hal, 708
34
kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang,
e. Kaidah Kelima.
sebut.
24
Departemen Agama R.I op,cit, hal. 478.
25
Khalid ibn Usman as Sabt, Qawa‘id at Tafsir,Op,Cit, hal.709
35
berbagai kisah umat terdahulu sebagai contoh yang sarat pesan dan
diketahui tepatnya.
f. Kaedah Keenam:
atau berulang , maka dalam hal ini ada empat kemungkinan, yaitu:
26
Departemen Agama R.I Op,cit., hal. 864.
27
Khalid ibn Usman as Sabt, Qawa‘id at Tafsir,Op,Cit, hal.711
36
(3) pertama ism al-nakirah dan kedua ism al-ma‘rifah, serta (4)
nakirah) maka isim kedua bukanlah yang pertama, dengan kata lain
ة اﻮﻗ
Kuasa”.
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat”.29
Lafal sirat yang terdapat pada ayat di atas terulang dua kali,
28
Muhammad bin Ahmad an Anshari alQurthubi, Jami‘ li Ahkam alQur`an, Juz
XI, Kairo; Dar alHadits, 2002, hal. 369.
29
Departemen Agama R.I., Op,cit, hal. 1.
38
Ma’rifah kedua) dalam hal ini keduanya memiliki arti yang sama,
(15) ﻻﻮﺳر نﻮﻋﺮﻓ ﻰﻟإ ﺎﻨﻠﺳرأ ﺎﻤﻛ ﻢﻜﯿﻠﻋ اﺪھﺎﺷ ﻻﻮﺳر ﻢﻜﯿﻟإ ﺎﻨﻠﺳرأ ﺎنإ
kaedah yang ketiga ini, maka yang dimaksud dengan rasul pada
musa. Jadi makna nabi pada ayat 15 yang diutus kepada Fir’aun
(pertama isim ma’rifah dan kedua isim nakirah) maka kaidah yang
30
Ibid., hal. 847.
31
M. Quraish Shihab, Tafsir alMisbah Juz XIV, Loc,Cit hal. 529.
39
55:
kebenaran)”.32
32
Departemen Agama R.I., Op.cit., hal. 578.
40
bertakwa”.33
g. Kaidah Ketujuh:
33
Ibid, hal. 663.
34
Khalid ibn Usman as Sabt, Qawa‘id at Tafsir, Loc,Cit, hal.712
41
tersebut”.35
itu”.37
seperti ini.
35
Ibid, hal. 712
36
Departemen Agama, op. cit., hal. 831.
37
Ibid. hal. 780.