Anda di halaman 1dari 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : 10 AL – QUR’AN HADIS

B. Kegiatan Belajar : 2 PENDEKATAN DAN METODE PENAFSIRAN AL-QUR’AN

C. Refleksi

PETA KONSEP

MODUL 10 KB 2

AL – QUR’AN
HADIS

PENDEKATAN DAN METODE


PENAFSIRAN AL-QUR’AN

Karakteristik Konsep tafsir


Karakteristik Contoh kitab
tafsir bi al tahlili dan tafsir
tafsir bi al ra’yi tafsir maudhu ‘i
ma’tsur maudhu ‘i
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

1 Konsep (Beberapa istilah dan 1. Karakteristik tafsir bi al ma’tsur


definisi) di KB 1.Tafsir Al-Quran dengan Al-Qur’an
             Tafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an adalah satu
ayat, kata atau huruf dalam Al-Qur’an ditafsirkan dengan
ayat yang lainnya. Contoh seperti dalam Surah Al-
Maidah ayat 1 telah ditafsirkan oleh Surah Al-Maidah
ayat 3[6]:
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْي َت ُة َو ْال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِز‬
‫ير‬ ْ ‫حُرِّ َم‬...‫أ‬  “Diharamkan
bagimu(memakan) bangkai, darah, daging babi...” 

 Contoh lainnya dalam Firman Allah Q.S.Ath-Thariq:1


yaitu sebagai berikut:
‫ار ِق‬ َّ
ِ ‫َوال َّس َما ِء َوالط‬
“Demi langit dan yang datang pada malam hari” (QS.
Ath-Thariq: 1)
Kata Ath-Thariq dijelaskan dengan firman-Nya lebih
lanjut pada surat itu pula:
َّ ‫ال َّنجْ ُم‬
ُ‫الثاقِب‬
“(yaitu) binatang yang cahayanya menembus” (QS. Ath-
Thariq: 3)

Contoh lainnya adalah Firman Allah:


‫اب َعلَ ْي ِه ِإ َّن ُه ه َُو ال َّت َّوابُ الرَّ حِي ُم‬
َ ‫ت َف َت‬ٍ ‫َف َتلَ َّقى َآ َد ُم مِنْ َر ِّب ِه َكلِ َما‬
“kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari
Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang” (Q.S. Al-Baqarah: 37)
Kalimat yang diterima Adam ditafsirkan dengan ayat[7]:
‫ين‬َ ‫َقااَل َر َّب َنا َظلَمْ َنا َأ ْنفُ َس َنا َوِإنْ لَ ْم َت ْغفِرْ َل َنا َو َترْ َح ْم َنا لَ َن ُكو َننَّ م َِن ْال َخاسِ ِر‬
“keduanya berkata (Adam dan Hawa), “wahai Tuhan
kami, kemi telah menganiaya diri kami, andai kata Kamu
tidak memaafkan dan mengasihi kami, niscaya kami
termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.S Al-A’raf: 23)

2.Tafsir Al-Qur’an dengan Hadits Nabi SAW


         Tafsir Al-Qur’an dengan Hadits Nabi SAW adalah
satu ayat, kata atau huruf dalam Al-Qur’an ditafsirkan
dengan hadits Nabi. Sebagaimana hadits yang
diriwayatkan Muslim dari Uqbah bin ‘Amir berkata : “Saya
mendengar Rasulullah berkhutbah diatas mimbar
membaca Firman Allah[8]:
‫َوَأعِ دُّو ْا لَهُم مَّا اسْ َت َطعْ ُتم مِّن قُ َّو ٍة‬
Artinya:“Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan
untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu
miliki...”
kemudian Rasulullah bersabda :
‫أال إن القوة‬                                                                
            ‫الرمي‬
“Ketahuilah bahwa kekuatan itu pada memanah”.
           Contoh lainnya yaitu penafsiran pada Nabi SAW.
Diriwayatkan oleh Syaikhani dan selain dari keduanya.
Dari Ibnu Mas’ud r.a berkata: ketika turunnya ayat ini[9]:
٨٢- ‫ون‬ َ َ‫ظ ْل ٍم ُأ ْول‬
qَ ‫ـِئك لَ ُه ُم اَأل ْمنُ َوهُم ُّم ْه َت ُد‬ ُ ‫ِين آ َم ُنو ْا َولَ ْم َي ْل ِبسُو ْا ِإي َما َنهُم ِب‬
َ ‫الَّذ‬
Artinya:”Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka
itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan
mereka mendapat petunjuk”.
        Yang demikian itu sulit bagi manusia dan  sahabat
berkata:” wahai Rasulullah siapakah dari kita yang tidak
mendhalimi dirinya sendiri?” Berkata Rasul:” tidak
masalah, hal tersebut tidak seperti yang kamu sangka,
apakah kamu tidak mendengar apa yang dikatakan oleh
hamba yang baik (Luqmanul Hakim).(Q.S.Luqman:13)
١٣- ‫ظ ْل ٌم َعظِ ي ٌم‬ ُ ‫ك َل‬
َ ْ‫ِإنَّ ال ِّشر‬                                                   
Artinya:”sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar.”
          Rasulullah saw menafsiran kata ‫ظ ْل ٍم‬ ُ ‫ب‬ dalam
ِ ayat
tersebut dengan ‫ك‬ َ ْ‫ال ِّشر‬ . penafsiran ini selaras dengan
penegasan Allah dalam Q.S. Luqman:13.

3.Tafsir Al-Qur’an dengan Perkataan Sahabat


         
          Tafsir Al-Qur’am dengan perkataan sahabat
adalah suatu ayat, kata atau huruf dalam Al-Qur’an
ditafsirkan dengan perkataan sahabat. Karena para
sahabatlah yang dekat dan bersama atau berkumpul
dengan Nabi SAW. Dan mereka mengambil dari
sumbernya yang asli dan telah menyaksilan turunnya  Al-
Quran, serta mengetahui asbabaun nuzul. Contohnya
dalam penggunaan “aqwalush shahabah” dalam
menafsirkan Al-Qur’an atau berkata Ibnu Abbas atau
sahabat yang lainnya. Untuk melihat contohnya dapat
diamati tafsir Ibn Jarir Ath-Thabari atau kitab tafsir yang
lainnya yang menggunakan tafsirnya dengan perkataan
sahabat. Contoh penafsiran ini tidak banyak
ditemukan. Tafsi pad msa shabat yang terkenal ibnu
abbas sedangkan pada masa tabiin 3 sekolah atau 3
tempat.
4.Tafsir bil Matsur juga dengan Menggunakan
Riwayat Israiliyat
             Riwayat israiliyat adalah riwayat-riwayat yang
berasal dari Ahli Kitab yaitu Nasrani daan Yahudi yang
menjelaskan ayat Al-Qur’an. Ketika Ahli kitab masuk
Islam, mereka membawa pula pengetahuan
keagaamaan mereka berupa cerita-cerita dan kisah-
kisah keagaamaan  Saat mereka membaca  kisah-kisah
dalam Al-Quran  terkadang mereka paparkan rincian
kisah tersebut yang terdapat dalam kitab-kitab mereka.
Ketika mereka membaca ayat Al-Quran dan ketika ayat
Al-Quran itu menyinggung kisah yang sama, mereka pun
memberikan komentar berdasarkan apa yang pernah
mereka baca dari kitab-kitab mereka sebelumnya
            Dalam kitab tafsir Ath-Thabari banyak mengutip
dari orang-orang Ahli Kitab yang menerima ajaran islam
yaitu yang telah memeluk agama islam seperti Abdullah
bin Salam dan Ka’ab al-Ahbar. Para sahabat seperti Abu
Hurairah dan Ibnu Abbas pernah bertanya kepada orang-
orang Ahli kitab tersebut tentang beberapa peristiwa
masa lalu, akan tetapi tidak berhubungan dengan aqidah.

2. Karakteristik tafsir bi al ra’yi


Tafsir bi al-ra’yi berasal dari kata tafsir, bi dan al-ra’yi.
Secara bahasa al ra’yi berarti keyakinan, pengaturan
dan akal. Al-ra’yi juga identik dengan ijtihad.
Berdasarkan pengertian ini, para pakar ilmu tafsir
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tafsir bi al-
Ra’yi adalah menyingkap isi kandungan al-Qur`an
dengan ijtihad yang dilakukan oleh akal. Secara istilah,
tafsir bi al-ra’yi adalah penafsiran yang dilakukan
dengan menetapkan akal sebagai titik tolak. Bentuk ini
dinamakan juga dengan al-tafsir bi al-ijtihadi, yaitu
penafsiran yang menggunakan ijtihad. Karena
penafsiran seperti ini didasarkan atas hasil pemikiran
seorang mufassir. Perbedaan-perbedaan antara satu
mufassir dengan mufassir lain lebih mungkin terjadi,
dibandingkan al-tafsir bil-ma’sur. Karena alasan
tersebut, beberapa ulama menolak penafsiran ini, dan
menyebutnya sebagai al-tafsir bi al-hawa (tafsir atas
dasar hawa nafsu). Namun, banyak para ulama yang
dapat menerima tafsir ini juga, tapi dengan syarat-
syarat tertentu pula. Penerimaan ini didasarkan pada
ayat-ayat al-Qur`an sendiri, yang menurut mereka,
memang menganjurkan manusia untuk memikirkan dan
memahami kandungan al-Qur`an. Adapun ayat-ayat
yang mendukung kebolehan tafsir ini, sebagaimana
yang dikutip subhi al-salih, adalah sebagai berikut. ‫َأ َفاَل‬
‫ب َأ ْق َفالُ َه‬
ٍ ‫آن َأ ْم َعلَ ٰى قُلُو‬
َ ْ‫ُون ْالقُر‬
َ ‫ َي َت َد َّبر‬.
3. Konsep tafsir tahlili dan tafsir maudhu ‘i
1. Metode Tafsir Tahlili
Metode tahlili juga disebut metode analitis. Metode ini
dimulai dari pembahasan analisis kosa kata, struktur
ayat, munasabah, sebab turun ayat, hingga syarh ayat
berdasar analisis Mufassir atau riwayat-riwayat dari
Nabi dan Sahabat.
2. Metode Tafsir Maudhu’i
Metode maudhu’i merupakan metode tafsir berdasar
tema tertentu. Metode ini disebut juga metode tematik.
Daftar materi pada KB yang sulit Yang sulit dipahami yaitu pada KB 1 yaitu mengenai kitab tafsir
2
dipahami maudhu ‘i

1. Berdasarkan materi yang telah dipelajari beberapa hal yang


menjadi miskonsepsi yaitu Konsep tafsir tahlili dan tafsir
Daftar materi yang sering
maudhu ‘i
3 mengalami miskonsepsi dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai