0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan6 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas dua pendekatan dalam penafsiran Al-Quran yaitu tafsir bi al-ma'tsur dan tafsir bi al-ra'yi. Tafsir bi al-ma'tsur menafsirkan Al-Quran dengan Al-Quran, hadis, dan perkataan sahabat. Sedangkan tafsir bi al-ra'yi menggunakan akal dan ijtihad.
2) Juga dibahas konsep tafsir tahlili yang menganalis
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas dua pendekatan dalam penafsiran Al-Quran yaitu tafsir bi al-ma'tsur dan tafsir bi al-ra'yi. Tafsir bi al-ma'tsur menafsirkan Al-Quran dengan Al-Quran, hadis, dan perkataan sahabat. Sedangkan tafsir bi al-ra'yi menggunakan akal dan ijtihad.
2) Juga dibahas konsep tafsir tahlili yang menganalis
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas dua pendekatan dalam penafsiran Al-Quran yaitu tafsir bi al-ma'tsur dan tafsir bi al-ra'yi. Tafsir bi al-ma'tsur menafsirkan Al-Quran dengan Al-Quran, hadis, dan perkataan sahabat. Sedangkan tafsir bi al-ra'yi menggunakan akal dan ijtihad.
2) Juga dibahas konsep tafsir tahlili yang menganalis
B. Kegiatan Belajar : 2 PENDEKATAN DAN METODE PENAFSIRAN AL-QUR’AN
C. Refleksi
PETA KONSEP
MODUL 10 KB 2
AL – QUR’AN HADIS
PENDEKATAN DAN METODE
PENAFSIRAN AL-QUR’AN
Karakteristik Konsep tafsir
Karakteristik Contoh kitab tafsir bi al tahlili dan tafsir tafsir bi al ra’yi tafsir maudhu ‘i ma’tsur maudhu ‘i NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
1 Konsep (Beberapa istilah dan 1. Karakteristik tafsir bi al ma’tsur
definisi) di KB 1.Tafsir Al-Quran dengan Al-Qur’an Tafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an adalah satu ayat, kata atau huruf dalam Al-Qur’an ditafsirkan dengan ayat yang lainnya. Contoh seperti dalam Surah Al- Maidah ayat 1 telah ditafsirkan oleh Surah Al-Maidah ayat 3[6]: ِ ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْي َت ُة َو ْال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِز ير ْ حُرِّ َم...أ “Diharamkan bagimu(memakan) bangkai, darah, daging babi...”
Contoh lainnya dalam Firman Allah Q.S.Ath-Thariq:1
yaitu sebagai berikut: ار ِق َّ ِ َوال َّس َما ِء َوالط “Demi langit dan yang datang pada malam hari” (QS. Ath-Thariq: 1) Kata Ath-Thariq dijelaskan dengan firman-Nya lebih lanjut pada surat itu pula: َّ ال َّنجْ ُم ُالثاقِب “(yaitu) binatang yang cahayanya menembus” (QS. Ath- Thariq: 3)
Contoh lainnya adalah Firman Allah:
اب َعلَ ْي ِه ِإ َّن ُه ه َُو ال َّت َّوابُ الرَّ حِي ُم َ ت َف َتٍ َف َتلَ َّقى َآ َد ُم مِنْ َر ِّب ِه َكلِ َما “kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al-Baqarah: 37) Kalimat yang diterima Adam ditafsirkan dengan ayat[7]: ينَ َقااَل َر َّب َنا َظلَمْ َنا َأ ْنفُ َس َنا َوِإنْ لَ ْم َت ْغفِرْ َل َنا َو َترْ َح ْم َنا لَ َن ُكو َننَّ م َِن ْال َخاسِ ِر “keduanya berkata (Adam dan Hawa), “wahai Tuhan kami, kemi telah menganiaya diri kami, andai kata Kamu tidak memaafkan dan mengasihi kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.S Al-A’raf: 23)
2.Tafsir Al-Qur’an dengan Hadits Nabi SAW
Tafsir Al-Qur’an dengan Hadits Nabi SAW adalah satu ayat, kata atau huruf dalam Al-Qur’an ditafsirkan dengan hadits Nabi. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Muslim dari Uqbah bin ‘Amir berkata : “Saya mendengar Rasulullah berkhutbah diatas mimbar membaca Firman Allah[8]: َوَأعِ دُّو ْا لَهُم مَّا اسْ َت َطعْ ُتم مِّن قُ َّو ٍة Artinya:“Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki...” kemudian Rasulullah bersabda : أال إن القوة الرمي “Ketahuilah bahwa kekuatan itu pada memanah”. Contoh lainnya yaitu penafsiran pada Nabi SAW. Diriwayatkan oleh Syaikhani dan selain dari keduanya. Dari Ibnu Mas’ud r.a berkata: ketika turunnya ayat ini[9]: ٨٢- ون َ َظ ْل ٍم ُأ ْول qَ ـِئك لَ ُه ُم اَأل ْمنُ َوهُم ُّم ْه َت ُد ُ ِين آ َم ُنو ْا َولَ ْم َي ْل ِبسُو ْا ِإي َما َنهُم ِب َ الَّذ Artinya:”Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk”. Yang demikian itu sulit bagi manusia dan sahabat berkata:” wahai Rasulullah siapakah dari kita yang tidak mendhalimi dirinya sendiri?” Berkata Rasul:” tidak masalah, hal tersebut tidak seperti yang kamu sangka, apakah kamu tidak mendengar apa yang dikatakan oleh hamba yang baik (Luqmanul Hakim).(Q.S.Luqman:13) ١٣- ظ ْل ٌم َعظِ ي ٌم ُ ك َل َ ِْإنَّ ال ِّشر Artinya:”sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” Rasulullah saw menafsiran kata ظ ْل ٍم ُ ب dalam ِ ayat tersebut dengan ك َ ْال ِّشر . penafsiran ini selaras dengan penegasan Allah dalam Q.S. Luqman:13.
3.Tafsir Al-Qur’an dengan Perkataan Sahabat
Tafsir Al-Qur’am dengan perkataan sahabat adalah suatu ayat, kata atau huruf dalam Al-Qur’an ditafsirkan dengan perkataan sahabat. Karena para sahabatlah yang dekat dan bersama atau berkumpul dengan Nabi SAW. Dan mereka mengambil dari sumbernya yang asli dan telah menyaksilan turunnya Al- Quran, serta mengetahui asbabaun nuzul. Contohnya dalam penggunaan “aqwalush shahabah” dalam menafsirkan Al-Qur’an atau berkata Ibnu Abbas atau sahabat yang lainnya. Untuk melihat contohnya dapat diamati tafsir Ibn Jarir Ath-Thabari atau kitab tafsir yang lainnya yang menggunakan tafsirnya dengan perkataan sahabat. Contoh penafsiran ini tidak banyak ditemukan. Tafsi pad msa shabat yang terkenal ibnu abbas sedangkan pada masa tabiin 3 sekolah atau 3 tempat. 4.Tafsir bil Matsur juga dengan Menggunakan Riwayat Israiliyat Riwayat israiliyat adalah riwayat-riwayat yang berasal dari Ahli Kitab yaitu Nasrani daan Yahudi yang menjelaskan ayat Al-Qur’an. Ketika Ahli kitab masuk Islam, mereka membawa pula pengetahuan keagaamaan mereka berupa cerita-cerita dan kisah- kisah keagaamaan Saat mereka membaca kisah-kisah dalam Al-Quran terkadang mereka paparkan rincian kisah tersebut yang terdapat dalam kitab-kitab mereka. Ketika mereka membaca ayat Al-Quran dan ketika ayat Al-Quran itu menyinggung kisah yang sama, mereka pun memberikan komentar berdasarkan apa yang pernah mereka baca dari kitab-kitab mereka sebelumnya Dalam kitab tafsir Ath-Thabari banyak mengutip dari orang-orang Ahli Kitab yang menerima ajaran islam yaitu yang telah memeluk agama islam seperti Abdullah bin Salam dan Ka’ab al-Ahbar. Para sahabat seperti Abu Hurairah dan Ibnu Abbas pernah bertanya kepada orang- orang Ahli kitab tersebut tentang beberapa peristiwa masa lalu, akan tetapi tidak berhubungan dengan aqidah.
2. Karakteristik tafsir bi al ra’yi
Tafsir bi al-ra’yi berasal dari kata tafsir, bi dan al-ra’yi. Secara bahasa al ra’yi berarti keyakinan, pengaturan dan akal. Al-ra’yi juga identik dengan ijtihad. Berdasarkan pengertian ini, para pakar ilmu tafsir menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tafsir bi al- Ra’yi adalah menyingkap isi kandungan al-Qur`an dengan ijtihad yang dilakukan oleh akal. Secara istilah, tafsir bi al-ra’yi adalah penafsiran yang dilakukan dengan menetapkan akal sebagai titik tolak. Bentuk ini dinamakan juga dengan al-tafsir bi al-ijtihadi, yaitu penafsiran yang menggunakan ijtihad. Karena penafsiran seperti ini didasarkan atas hasil pemikiran seorang mufassir. Perbedaan-perbedaan antara satu mufassir dengan mufassir lain lebih mungkin terjadi, dibandingkan al-tafsir bil-ma’sur. Karena alasan tersebut, beberapa ulama menolak penafsiran ini, dan menyebutnya sebagai al-tafsir bi al-hawa (tafsir atas dasar hawa nafsu). Namun, banyak para ulama yang dapat menerima tafsir ini juga, tapi dengan syarat- syarat tertentu pula. Penerimaan ini didasarkan pada ayat-ayat al-Qur`an sendiri, yang menurut mereka, memang menganjurkan manusia untuk memikirkan dan memahami kandungan al-Qur`an. Adapun ayat-ayat yang mendukung kebolehan tafsir ini, sebagaimana yang dikutip subhi al-salih, adalah sebagai berikut. َأ َفاَل ب َأ ْق َفالُ َه ٍ آن َأ ْم َعلَ ٰى قُلُو َ ُْون ْالقُر َ َي َت َد َّبر. 3. Konsep tafsir tahlili dan tafsir maudhu ‘i 1. Metode Tafsir Tahlili Metode tahlili juga disebut metode analitis. Metode ini dimulai dari pembahasan analisis kosa kata, struktur ayat, munasabah, sebab turun ayat, hingga syarh ayat berdasar analisis Mufassir atau riwayat-riwayat dari Nabi dan Sahabat. 2. Metode Tafsir Maudhu’i Metode maudhu’i merupakan metode tafsir berdasar tema tertentu. Metode ini disebut juga metode tematik. Daftar materi pada KB yang sulit Yang sulit dipahami yaitu pada KB 1 yaitu mengenai kitab tafsir 2 dipahami maudhu ‘i
1. Berdasarkan materi yang telah dipelajari beberapa hal yang
menjadi miskonsepsi yaitu Konsep tafsir tahlili dan tafsir Daftar materi yang sering maudhu ‘i 3 mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran