Anda di halaman 1dari 3

UTS STADI USHUL TAFSIR

NAMA : Delviani

NIM : 2220304055

Tanggal : 03 oktober 20023

SOAL

1. Jeleskan secara singkat tahapan penafsiran di masa tadwin.?


2. Jelaskan makna yang terkandung pada kaidah berikut.!
‫بيان الشاع الالقران وتفسيرها الهامقدم علي اي بيان‬
3. Jelaskan contoh penafsiran ayat bil ayat.!
4. Dalam kajian tafsir mesti dipahami beberapa jenis makna yaitu makan
syar’i, makna ‘urfi dan makna lughawi. Jelaskan maksud dari makna-
makna tersebut.!

Jawaban

1. Periode kodifikasi tafsir dimulai sejak munculnya pembukuan, yaitu pada akhir
kekhalifahan Bani Umayah dan awal kekhalifahan Bani ‘Abbasiyah. Dalam periode ini
tafsir memasuki beberapa tahap

1. Tahap Pertama.
Pada tahap ini proses penyebaran tafsir adalah melalui periwayatan.
2. Tahap Kedua.
Setelah masa Sahabat dan Tabi’in, tafsir memasuki tahap kedua, yaitu ketika hadis
Rasulullah Saw. mulai dibukukan. Kitab-kitab hadis memuat banyak bab, dan tafsir
dijadikan satu bab tersendiri dalam kitab-kitab hadis. Pada waktu itu, belum ada buku
khusus tentang tafsir.
3. Tahap Ketiga.
Setelah itu tafsir mulai dipisahkan dari Hadis, sehingga ia menjadi ilmu tersendiri.
Setiap ayat dalam al-Qur`an diberi penafsiran, dan disusun sesuai susunan musha
4. Tahap Keempat.
Pada tahap ini para penulis tafsir berpegang pada metode periwayatan dari Rasul,
Sahabat dan Tabi’in. Namun pada tahap ini mulai ada perubahan dari segi sanad
5. Tahap Kelima.
Terjadinya penulisan tafsir yang memadukan antara pemahaman rasional dan tafsir
metode periwayatan dari Rasul, Sahabat dan Tabi’in. Hal ini berlangsung sejak masa
Abbasiyah hingga sekarang.
2. ‫بيان الشاع الالقران وتفسيرها الهامقدم علي اي بيان‬
maknanya:
pernyataan rumor, bukan alquran , dan penafsirannya.

3. contoh penafsiran ayat bil ayat


‫َفَتَلَّقى َآَد ُم ِم ْن َر ِّبِه َك ِلَم اٍت َفَتاَب َع َلْيِه ِإَّنُه ُهَو الَّتَّواُب الَّر ِح يُم‬
“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima
tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-
Baqarah / 2 : 37).

Kata “‘Kalimaatin” (beberapa kalimat) tersebut dijelaskan oleh ayat yang lain di
surat yang lain, yaitu:
‫َقااَل َر َّبَنا َظَلْم َنا َأْنُفَس َنا َو ِإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك وَنَّن ِم َن اْلَخ اِس ِريَن‬
“Adam dan Hawa berkata : Rabbana wahai Tuhan kami, kami telah berbuat aniaya
terhadap diri kami. Dan kalau Engkau tidak mengampuni kami dan tidak
memberikan kasih sayang kepada kami, pasti kami akan menjadi orang-orang
merugi”. (QS Al-A’raf / 7 : 23)

Demikian juga QS Al-Maidah /5 : 1:


‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا َأْو ُفوا ِباْلُع ُقوِد ُأِح َّلْت َلُك ْم َبِهيَم ُة اَأْلْنَع اِم ِإاَّل َم ا ُيْتَلى َع َلْيُك ْم َغْيَر ُمِح ِّلي الَّصْيِد َو َأْنُتْم ُحُر ٌم ِإَّن َهَّللا‬
‫َيْح ُك ُم َم ا ُيِريُد‬
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan
tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.

Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”


Penggalan ayat Illa Maa Yutlaa ‘alaikum dijelaskan oleh Allah dalam firman QS Al-
Maidah / 5 : 3:
‫…ُحِّر َم ْت َع َلْيُك ُم اْلَم ْيَتُة َو الَّد ُم َو َلْح ُم اْلِخ ْنِزيِر َو َم ا ُأِهَّل ِلَغْيِر ِهَّللا ِبِه‬..

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) dan
yang disembelih atas nama selain Allah…”

Demkian juga FirmanNya:


“Tunjukkanlah kami pada jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah
Engkau karuniai nikmat, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan
jalan orang-orang yang sesat” (QS Al-Fatihah / 1 : 6-7).

Kalimat “orang-orang yang Engkau karuniai nikmat” pada ayat di atas, dijelaskan
oleh Allah dalam firmanNya:
‫َو َم ْن ُيِط ِع َهَّللا َو الَّرُسوَل َفُأوَلِئَك َم َع اَّلِذ يَن َأْنَع َم ُهَّللا َع َلْيِهْم ِم َن الَّنِبِّييَن َو الِّصِّديِقيَن َو الُّش َهَداِء َو الَّصاِلِح يَن َو َح ُسَن ُأوَلِئَك‬
69( ‫َرِفيًقا‬
“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka mereka adalah
bersama orang-orang yang mendapatkan nikmat dart Allah, yaitu para Nabi, orang-
orang yang selalu membenarkan apa-apa yang benar, orang-orang mati syahid dan
orang-orang saleh. Mereka itulah sebaik-baik teman/sahabat” (QS An-Nisa / 4 : 69).

4. Jenis- jenis makna dalam penafsiran alquran


1.Makna syar’i makna yang dikenalkan oleh syara’ atau bahasa (arab) yang
terkandung dalam sebuah ayat merupakan salah satu rujukan dalam penafsiran al
quran, ( yang ditunjukkan oleh kata-kata dalam alquran sesuai dengn konteks).
karena Allah SWT telah berfirman didalam surat An-nisa; 105.

2. makna ‘urfi adalah makna tradisi, yakni makna istilah dalam bahasa yang dipakai
sebagai makna populer dan mengalahkan makna aslinya.

3. adapun makna luqhowi, makna yang dimaksud adalah makna bahasa, yakni makna
asli sebuah lafaz yang dikenal oleh penutur bahasa.

Anda mungkin juga menyukai