NAMA : Delviani
NIM : 2220304055
SOAL
Jawaban
1. Periode kodifikasi tafsir dimulai sejak munculnya pembukuan, yaitu pada akhir
kekhalifahan Bani Umayah dan awal kekhalifahan Bani ‘Abbasiyah. Dalam periode ini
tafsir memasuki beberapa tahap
1. Tahap Pertama.
Pada tahap ini proses penyebaran tafsir adalah melalui periwayatan.
2. Tahap Kedua.
Setelah masa Sahabat dan Tabi’in, tafsir memasuki tahap kedua, yaitu ketika hadis
Rasulullah Saw. mulai dibukukan. Kitab-kitab hadis memuat banyak bab, dan tafsir
dijadikan satu bab tersendiri dalam kitab-kitab hadis. Pada waktu itu, belum ada buku
khusus tentang tafsir.
3. Tahap Ketiga.
Setelah itu tafsir mulai dipisahkan dari Hadis, sehingga ia menjadi ilmu tersendiri.
Setiap ayat dalam al-Qur`an diberi penafsiran, dan disusun sesuai susunan musha
4. Tahap Keempat.
Pada tahap ini para penulis tafsir berpegang pada metode periwayatan dari Rasul,
Sahabat dan Tabi’in. Namun pada tahap ini mulai ada perubahan dari segi sanad
5. Tahap Kelima.
Terjadinya penulisan tafsir yang memadukan antara pemahaman rasional dan tafsir
metode periwayatan dari Rasul, Sahabat dan Tabi’in. Hal ini berlangsung sejak masa
Abbasiyah hingga sekarang.
2. بيان الشاع الالقران وتفسيرها الهامقدم علي اي بيان
maknanya:
pernyataan rumor, bukan alquran , dan penafsirannya.
Kata “‘Kalimaatin” (beberapa kalimat) tersebut dijelaskan oleh ayat yang lain di
surat yang lain, yaitu:
َقااَل َر َّبَنا َظَلْم َنا َأْنُفَس َنا َو ِإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك وَنَّن ِم َن اْلَخ اِس ِريَن
“Adam dan Hawa berkata : Rabbana wahai Tuhan kami, kami telah berbuat aniaya
terhadap diri kami. Dan kalau Engkau tidak mengampuni kami dan tidak
memberikan kasih sayang kepada kami, pasti kami akan menjadi orang-orang
merugi”. (QS Al-A’raf / 7 : 23)
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) dan
yang disembelih atas nama selain Allah…”
Kalimat “orang-orang yang Engkau karuniai nikmat” pada ayat di atas, dijelaskan
oleh Allah dalam firmanNya:
َو َم ْن ُيِط ِع َهَّللا َو الَّرُسوَل َفُأوَلِئَك َم َع اَّلِذ يَن َأْنَع َم ُهَّللا َع َلْيِهْم ِم َن الَّنِبِّييَن َو الِّصِّديِقيَن َو الُّش َهَداِء َو الَّصاِلِح يَن َو َح ُسَن ُأوَلِئَك
69( َرِفيًقا
“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka mereka adalah
bersama orang-orang yang mendapatkan nikmat dart Allah, yaitu para Nabi, orang-
orang yang selalu membenarkan apa-apa yang benar, orang-orang mati syahid dan
orang-orang saleh. Mereka itulah sebaik-baik teman/sahabat” (QS An-Nisa / 4 : 69).
2. makna ‘urfi adalah makna tradisi, yakni makna istilah dalam bahasa yang dipakai
sebagai makna populer dan mengalahkan makna aslinya.
3. adapun makna luqhowi, makna yang dimaksud adalah makna bahasa, yakni makna
asli sebuah lafaz yang dikenal oleh penutur bahasa.