Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“AL-QUR’AN DAN HADIST
SEBAGAI PEDOMAN HIDUPKU”

DISUSUN
OLEH KELOMPOK

 ANNISYA FADILAH
 AZIZ KURNIAWAN
 ERNI APRILIA
 RISKA YATI
 SARIFUDIN

SMA NEGERI 10 MUARO JAMBI


TAHUN PELAJARAN 2022

DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

BAB II PEMBAHASAN

A. Al-Qur’an dan Hadis sebagai Pedoman Hidup

B. Tata Cara Berimam (mengikut) kepala Al-Qur’an dan Hadis

C. Strategi Berimam (mengikut) kepala Al-Qur’an dan Hadis

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan Rohman dan Rohim-Nya
kepada penulis hingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang
direncanakan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan alam Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya hingga akhir
zaman.
Makalah ini berjudul “ AL-QUR’AN DAN HADIS SEBAGAI PEDOMAN HIDUP ”. Makalah
ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata Pelajaran .

Sejak awal sampai selesainya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu tegur sapa
dari para pembaca yang sifatnya kritik membangun akan penulis terima demi kebaikan
makalah selanjutnya. Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua orang khususnya bagi para pendidik.

Jambi, Juni 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Al-Qur'an-hadis khususnya, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan
benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan
kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengamalan (implementasi) kandungan al-
Qur’an dan hadis dalam kehidupan sehari-hari harus diawali dengan memahami maksud
dan kandungan makna yang terdapat di dalam ayat-ayat-Nya dan hadis-hadis Rasulullah
SAW.
Agar mata pelajaran al-Qur’an Hadis tersebut dapat dikuasai dengan baik,
salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menyiapkan bahan ajar. Bahan
ajar akan dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran al-Qur’an Hadis di
Madrasah dan dengan adanya bahan ajar juga akan mudah membelajarkan materi al-
Qur’an hadis kepada siswa-siswi nantinya. Tulisan ini diangkat dari salah satu topik yang
terdapat dalam materi Mata Pelajaran al-Qur’an Hadis pada pemahaman dan pengamalan
nyata dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Al-Qur’an dan Hadis sebagai Pedoman Hidup

Sudah terang bahwa Al-Qur’an al-Karim dan hadis Rasulullah SAW merupakan
sumber ajaran Islam sekaligus pedoman hidup setiap muslim yang mesti diperpegangi.
Di dalam khazanah keislaman, al-Qur’an lazim disebut sebagai sumber utama (pertama)
dan hadis sebagai sumber kedua ajaran Islam setelah al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad
SAW yang membacanya merupakan suatu ibadah (Manna’ Khalil al-Qaththan, 1994:18).
Sedangkan hadis atau biasa juga disebut sunnah adalah segala perkataan, perbuatan dan
hal ihwal yang berhubungan dengan nabi Muhammad SAW (Muhammad ‘Ajjaj al-
Khathib, 1989:108). Dalam kapasitasnya sebagai pedoman hidup umat Islam, antara al-
Qur’an dan hadis tidak dapat dipisahkan karena al-Qur’an sebagai sumber utama
dijelaskan oleh hadis, sehingga hadis disebut sebagai bayan terhadap al-Qur’an surat al-
Nahl ayat 44.
Merujuk pada uraian di atas, maka sebagai pedoman hidup, al-Qur’an dan hadis mesti
dijadikan imam atau ikutan dalam kehidupan sehari-hari yang mana kedua-dua sumber
tersebut dipatuhi, diacu dan di laksanakan perintah-perintahnya serta dihentikan
larangan-larangannya.

B. Tata Cara Berimam (mengikut) kepala Al-Qur’an dan Hadis

1. Berimam kepada al-Qur’an


a. Perintah Berimam kepada al-Qur’an
Berimam kepada al-Qur’an artinya mengikuti ajaran yang terkandung di
dalamnya, menjadikannya panutan dan acuan serta referensi dalam berucap,
berbuat dan lainnya. Imâm tidak hanya ditujukan kepada orang, ia juga bisa
berarti sesuatu yang membuat lurus dan memperbaiki perkara bisa berarti Al-
Qur’an, Nabi Muhammad SAW dan sebagainya (Ahmad Mubarok, 2009:1).
Perintah berimam kepada al-Qur’an dan mengikutinya merupakan konsekwensi
logis dari rukun iman yang ke tiga yaitu iman kepada kitab. Di samping
konsekwensi dari iman, berimam kepada al-Qur’an juga merupakan khitab
(perintah) dari Allah SWT, karena al-Qur’an diturunkan untuk menjadi petunjuk
dan rahmat bagi umat Manusia (Q.S. al-Baqarah: 185).
Perintah berimam atau mengikuti al-Qur’an, antara lain dapat ditemukan
teksnya melalui firman Allah SWT yaitu dalam surat al-An’am ayat 155, surat
al-A’raf ayat 3 dan surat az-Zumar ayat 55.
Al-Qur’an adalah petunjuk Allah SWT yang bila dipelajari akan membantu kita
menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman bagi penyelesaian
problem hidup. Apabila dihayati dan diamalkan akan menjadikan pikiran, rasa
dan karsa kita mengarah kepada realitas keimanan, stabilitas dan ketentraman
hidup pribadi dan masyarakat (Muhammad Quraish Shihab, 1997:28)
b. Dalil Naqli Berimam kepada al-Qur’an
Dalil naqli artinya dalil-dalil yang bersumberkan dari al-Qur’an, hadis dan
ijtihad. Dalil-dalil ini lebih meyakinkan untuk dijadikan pegangan dan dasar
untuk menyatakan bahwa wajib berimam kepada kitab Allah (al-Qur’an).
Dalil naqli untuk menetapkan kewajiban berimam kepada al-Qur’an antara lain
adalah :
1) Firman Allah SWT. dalam surat al-An’am ayat 155 :

‫اب َأْنَزلْنَاهُ ُمبَ َار ٌك فَاتَّبِعُوهُ َو َّات ُقوا لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْرمَحُو َن‬ ِ
ٌ َ‫َو َه َذا كت‬
Artinya : Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang
diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (Q.S.
al-An’am : 155)
2) Firman Allah SWT. dalam surat al-A’raf ayat 3 :

‫اتَّبِعُوا َما ُأنْ ِز َل ِإلَْي ُك ْم ِم ْن َربِّ ُك ْم َواَل َتتَّبِعُوا ِم ْن ُدونِِه َْأولِيَاءَ قَلِياًل َما تَ َذ َّك ُرو َن‬
Artinya : Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan
janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat
sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya). (Q.S. al-A’raf : 3)
3) Firman Allah SWT. dalam surat az-Zumar ayat 55 :

ِ ِ ِ
ُ ‫َأح َس َن َم ا ُأنْ ِز َل ِإلَْي ُك ْم م ْن َربِّ ُك ْم م ْن َقْب ِل َأ ْن يَ ْأتيَ ُك ُم الْ َع َذ‬
‫اب َب ْغتَ ةً َوَأْنتُ ْم اَل‬ ْ ‫َواتَّبِعُ وا‬
‫تَ ْشعُُرو َن‬
Artinya : Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba,
sedang kamu tidak menyadarinya, (Q.S. az-Zumar : 55)
4) Hadis Rasulullah SAW riwayat Imam Muslim yang berbunyi :

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ َ ‫اهلِي قَ َال مَسِ عت رس‬ ِ


َ ‫ول اللَّه‬ َُ ُ ْ ُّ َ‫َح َّدثَيِن َأبُو َُأم َامةَ الْب‬
)‫َأِلص َحابِِه (رواه مسلم‬ ِ ِ
ْ ‫ول ا ْقَرءُوا الْ ُق ْرآ َن فَِإنَّهُ يَْأيِت َي ْو َم الْقيَ َامة َشف ًيعا‬
ُ ‫َي ُق‬
Artinya : Telah menceritakan kepadaku Abu Umamah Al Bahili ia
berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafa'at kepada para
pembacanya pada hari kiamat nanti. (H.R. Muslim).
5) Hadis Rasulullah SAW riwayat Abu Daud yang berbunyi :

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ َ ‫َأن رس‬ ِِ ٍ


َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫َع ْن َس ْه ِل بْ ِن ُم َعاذ اجْلُ َهيِن ِّ َع ْن َأبيه‬
ِ ِ ِ ِ‫ال من َقرَأ الْ ُقرآ َن وع ِمل مِب ا فِ ِيه ُألْب‬
ُ‫ض ْوءُه‬ َ ‫اجا َي ْو َم الْقيَ َامة‬
ً َ‫س َوال َداهُ ت‬ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ‫ق‬
‫ت فِي ُك ْم فَ َما ظَنُّ ُك ْم‬ ِ ‫س يِف بي‬ ِ ‫َأحسن ِمن‬
ُّ ‫وت‬
ْ َ‫الد ْنيَا لَ ْو َكان‬ ُُ ِ ‫َّم‬ ْ ‫ض ْوء الش‬ َ ْ َُ ْ
)‫بِالَّ ِذي َع ِم َل هِبَ َذا (رواه أبو داود‬
Artinya : Hadis dari Sahl bin Muadz Al Juhani dari ayahnya bahwa
Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang membaca Al-Qur'an dan
melaksanakan apa yang terkandung di dalamnya (mengamalkannya), maka
kedua orang tuanya pada hari kiamat nanti akan dipakaikan mahkota yang
sinarnya lebih terang dari pada sinar matahari di dalam rumah-rumah
didunia, jika matahari tersebut ada diantara kalian, maka bagaimana
perkiraan kalian dengan orang yang melaksanakan isi Al Qur'an?" (H. R.
Abu Daud).
2. Beriman Kepada Hadis Rasulullah SAW
a. Perintah Berimam kepada Hadis Rasulullah SAW
Berimam kepada Hadis Rasulullah SAW artinya menjadikan hadis Rasul
sebagai pedoman dan acuan serta referensi dalam berucap, berbuat dan lainnya
atau mengikuti ajaran yang terkandung di dalamnya.
Perintah berimam kepada hadis Rasulullah SAW dan mengikutinya merupakan
konsekwensi logis dari beriman kepada Rasul. Sebenarnya ada lima kewajiban
yang harus dijalankan seorang muslim terhadap Rasulullah SAW, yaitu;
mengimani Rasulullah SAW, mentaati semua risalah dan sunnahnya, mencintai
dan menjadikannya sebagai figur, senantiasa bershalawat kepadanya dan
mencintai keluarga Rasulullah SAW (Heri Jauhari Mukhtar, 2008: 75).
Di dalam al-Qur’an Allah SWT menetapkan barometer seseorang cinta kepada
Allah SWT ditandai dengan seberapa cintanya ia kepada Rasul atau hadis-
hadisnya. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 31 yang berbunyi :
‫يم‬ ِ ‫قُل ِإ ْن ُكْنتُم حُتِ بُّو َن اللَّه فَاتَّبِعويِن حُي بِب ُكم اللَّه وي ْغ ِفر لَ ُكم ذُنُوب ُكم واللَّه َغ ُف‬
ٌ ‫ور َرح‬
ٌ ُ َ ْ َ ْ ْ ََ ُ ُ ْ ْ ُ َ ْ ْ
Artinya : Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu."
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Ali Imran : 31)
b. Dalil-dalil Kehujjahan Hadis

Dalil-dalil kehujjahan hadis artinya dalil-dalil atau keterangan atau argumen


yang menegaskan bahwa hadis merupakan sumber ajaran Islam yang wajib
diperpegangi. Ada 4 dalil yang menunjukkan bahwa hadis merupakan salah satu
sumber syari’at atau ajaran Islam yang wajib diperpegangi adalah :

1) Iman

Salah satu konsekwensi beriman kepada Nabi Muhammad SAW adalah


menerima segala sesuatu yang datang dari Rasul dalam urusan agama. Allah
Swt telah memilih para Rasul di antara para hamba agar menyampaikan
syari’at-Nya kepada umat. Rasulullah SAW merupakan orang yang
dipercaya menyampaikan syari’at Allah SWT dalam agama, Rasul tidak
menyampaikan sesuatu kecuali berdasarkan wahyu. Konsekwensi tersebut,
mewajibkan bertumpu kepada sunnah dan menggunakannya sebagai hujjah
serta percaya penuh kepada pembawa risalah dimaksud yaitu Rasulullah
SAW. Hal ini sejalan firman Allah yang terdapat di dalam surat an-Nisa’
ayat 65 yang berbunyi :

‫يما َش َجر َبْيَن ُه ْم مُثَّ اَل جَيِ ُدوا يِف‬ِ َ ‫فَاَل وربِّك اَل ي ِمنو َن حىَّت حُي ِّكم‬
َ َ ‫وك ف‬ ُ َ َ ُ ‫َ َ َ ُْؤ‬
ِ ‫مِم‬ ِ
ً ‫ت َويُ َسلِّ ُموا تَ ْسل‬
.‫يما‬ َ َ‫َأْن ُفس ِه ْم َحَر ًجا َّا ق‬
َ ‫ضْي‬
Artinya : Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak
beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang
mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati
mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya. (Q.S. an-Nisa’ : 65)
2) Al-Qur’an al-Karim

Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang menjelaskan kewajiban taat


kepada Rasul SAW, antara lain :
a. Firman Allah SWT. dalam surat an-Nisa’ ayat 59 :

‫اَأْلم ِر ِمْن ُك ْم فَِإ ْن‬ ِ ‫َأطيعوا اللَّه و‬


ِ ِ َّ
ْ ‫ول َوُأويِل‬
َ ‫الر ُس‬
َّ ‫َأطيعُوا‬ َ ‫يَاَأيُّ َها الذ‬
َ َ ُ ‫ين ءَ َامنُوا‬

َّ ‫َتنَ َاز ْعتُ ْم يِف َش ْي ٍء َفُر ُّدوهُ ِإىَل اللَّ ِه َو‬


‫الر ُسول‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul(Nya), dan Uli al-Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an)
dan Rasul (sunnah).(Q. S. al-Nisa’ : 59)
b. Firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 80 :

‫اك َعلَْي ِه ْم َح ِفيظًا‬


َ َ‫اع اللَّهَ َو َم ْن َت َوىَّل فَ َما َْأر َس ْلن‬
َ َ‫ول َف َق ْد َأط‬ َّ ‫َم ْن يُ ِط ِع‬
َ ‫الر ُس‬
Artinya : Barangsiapa yang mentaati Rasul, sesungguhnya ia telah
mentaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka
Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (Q. S. al-
Nisa’ : 80).
c. Firman Allah SWT dalam surat al-Hasyr ayat 7 :

َ‫ول فَ ُخ ُذوهُ َو َما َن َها ُك ْم َعْنهُ فَا ْنَت ُهوا َو َّات ُقوا اللَّهَ ِإ َّن اللَّه‬
ُ ‫الر ُس‬
َّ ‫َو َما ءَاتَا ُك ُم‬

ُ ‫َش ِد‬
ِ ‫يد الْعِ َق‬
‫اب‬
Artinya : Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah
dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-
Nya. (Q.S. al-Hasyr : 7)
3) Sunnah atau Hadis

Di dalam hadis atau sunnah banyak ditemukan penjelasan Rasul SAW


tentang kehujjahan hadis-hadisnya. Antara lain sebagai berikut :

a. Hadis riwayat Ibnu Majah yang berbunyi :

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ِ ُ ‫ول قَام فِينَا رس‬ ِ ‫مَسِ ع‬


َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ ُ ‫اض بْ َن َسا ِريَةَ َي ُق‬ َ َ‫ت الْع ْرب‬
ُ ْ
‫ني َعضُّوا‬ ِ ِ ِ َّ ‫علَي ُكم بِسنَّيِت وسن َِّة اخْل لَ َف ِاء‬: ‫وسلَّم‬
َ ِّ‫ين الْ َم ْهدي‬
َ ‫الراشد‬ ُ ُ َ ُ ْ َْ َ َ َ
)‫َعلَْي َها بِالن ََّو ِاج ِذ (رواه إبن ماجه‬
Artinya : aku mendengar 'Irbadl bin Sariyah berkata; "Pada suatu hari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di tengah-tengah kami,
Beliau bersabda: hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan
sunnah para khulafah ar-rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah
itu dengan gigi geraham. (H. R. Ibnu Majah)
b. Hadis riwayat Imam Malik yang berbunyi :

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ َ ‫َأن رس‬ ِ


َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ُ‫و َح َّدثَيِن َع ْن َمالك َأنَّهُ َبلَغَه‬
‫اب اللَّ ِه‬ ِ ِ‫هِب‬ ِ ِ ‫ال َتر ْك‬
َ َ‫ت في ُك ْم َْأمَريْ ِن لَ ْن تَضلُّوا َما مَتَ َّسكْتُ ْم َما كت‬
ُ َ َ َ‫ق‬
)‫َو ُسنَّةَ نَبِيِّ ِه (رواه مالك‬
Artinya : Telah menceritakan kepadaku dari Malik telah sampai
kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah
aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat
selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah
Nabi-Nya. (H. R. Imam Malik)
c. Hadis riwayat Ibnu Majah yang berbunyi :

َ ‫صايِن َف َق ْد َع‬
)‫صى اللَّهَ ( إبن ماجه‬ َ ‫اع اللَّهَ َو َم ْن َع‬
َ َ‫اعيِن َف َق ْد َأط‬
َ َ‫َم ْن َأط‬
Artinya : "Barang siapa yang mentaatiku berarti ia taat kepada Allah,
dan siapa yang membangkang kepadaku maka ia telah membangkang pada
Allah. (H. R. Ibnu Majah)
4) Ijma’
Para sahabat telah sepakat menetapkan kewajiban mengikuti hadis, baik
pada masa Rasulullah masih hidup maupun setelah beliau wafat. Di waktu
hidup Rasulullah, para shahabat semua konsekuen melaksanakan hukum-
hukum Rasulullah, mematuhi peraturan-peraturan dan meninggalkan
larangan-larangannya. Apa yang diwahyukan kepada Rasul Saw
mengandung hidayah dan kebaikan bagi para pengikutnya serta jalan
keselamatan mereka di dunia dan akhirat. Karena semua itulah, kaum
muslimin berpegang teguh serta mengamalkan sunnah Nabawiyah tersebut.
Dijelaskan juga bahwa Abu Bakar berkata: “Sunnah itu adalah tali Allah
yang kuat”, sementara Syaikhul Islam Ibnu Taymiah berkata:”
Sesungguhnya Sunnah itu adalah syari’at, yakni apa-apa yang disyari’atkan
Allah dan Rasul-Nya dari agama. (Yazid Abdul Qadir Jawas, 1993:71)”

C. Strategi Berimam (mengikut) kepala Al-Qur’an dan Hadis

1. Strategi Berimam Kepada al-Qur’an dan Hadis


a. Berimam kepada Al-Qur’an secara Totalitas
Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW. Al Qur’an merupakan sumber rujukan paling utama bagi umat Islam, dan
bagian dari rukun iman. Al Qur’an dinyatakan sebagai pedoman hidup dan
rahmatan lil ‘alamin, artinya, siapa saja yang mengaku dirinya sebagai muslim,
maka sudah sepantasnyalah dia mengamalkan apa-apa yang terdapat di dalam
Al Qur’an tersebut.
Menjadikan Al Qur’an sebagai imam, berarti mengakui seluruh kandungan yang
ada di dalamnya, baik berupa aqidah, ibadah, syiar, akhlaq, adab, syariat, dan
muamalah. Seorang muslim tidak boleh hanya mengambil sebagiannya saja,
misalnya dia hanya mengambil bagian aqidah, namun menolak bagian ibadah.
Atau dia mengambil bagian syariat, namun menolak aqidah. Atau dia
mengambil bagian ekonomi, namun menolak bagian politik, dan seterusnya.
Langkah memulainya dengan mengimani Al Qur’an dahulu secara kaffah,
menyeluruh, totalitas, tanpa tawar-menawar lalu baru dikuti dengan
menjadikannya imam juga secara totalitas (kaffah) (Hendratno, 2012: 1).
b. Berimam kepada Hadis Rasul yang shahih dan Hasan
Hadis shahih adalah hadis yang telah diakui dan disepakati kebenarannya oleh
para ahli hadis sebagai sesuatu yang datang dari Rasulullah SAW. Sedangkan
hadis hasan dipahami hampir setara dengan hadis shahih, namun yang
membedakannya adalah tingkat kedhabithan para periwayat yang meriwayatkan
hadis tersebut.
Dari statemen di atas dipahami bahwa hadis shahih dan hadis hasan adalah
termasuk kategori hadis yang dapat diterima dan dijadikan pedoman, ikutan
serta sumber hukum. Disebutkan juga bahwa hadis-hadis Rasul dalam kelompok
ini dinamakan hadis maqbul sedangkan di luar dua kelompok ini dinamakan
hadis mardud atau hadis yang ditolak dan tidak dikuti atau dijadikan imam,
(Ramli Abdul Wahid, 2003:17).
c. Berimam kepada Sebahagian Hadis Rasul yang Dha’if
Ulama hadits telah sepakat bahwa tidak boleh mengamalkan hadis dhaif dalam
bidang hukum/menentukan hukum. Tetapi mereka berbeda pendapat tentang
mempergunakannya dalam bidang-bidang lain.
Kupas tuntas tentang hukum berimam atau beramal dengan menggunakan hadis
dha’if memunculkan tiga kelompok ulama yang berkomentar tentang ini, satu
kelompok menyatakan boleh berimam dan beramal dengan hadis dha’if secara
mutlak dengan tiga syarat. Kelompok ini diwakili oleh Imam Ahmad bin Hanbal
dan pengikutnya Abu Daud. Menurut Imam Ahmad; hadis dha’if dalam
pandangan kami lebih baik dari pada pendapat seseorang (ra’yu), (Fawwaz
Ahmad Zamraliy, 1995:38).
Dari uraian di atas, jelas terlihat bahwa dalam khazanah keislaman ditemukan
tiga pola atau strategi seorang muslim berimam kepada al-Qur’an; ada yang
berimam secara totalitas kepada al-Qur’an dan hadis ada yang berimam kepada
hadis shahih dan hasan saja dan ada pula yang berimam kepada sebahagian
hadis dha’if.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian ringkas di atas, dapat disimpulkan bahwasanya sudah tegas Allah
dan Rasul menjelaskan bahwa al-Qur’an dan hadis merupakan pedoman hidup umat Islam,
tata cara dan strategi memperlakukan keduanya sebagai pedoman hidup dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Menjadikan al-Qur’an dan hadis sebagai imam (ikutan) disetiap tindak tanduk dan
aktifitas kehidupan.
2. Berimam kepada al-Qur’an secara totalitas (kaaffah) dengan mengamalkan segala isi
dan kandungannya tampa membeda-bedakan antara satu ayat dengan ayat lain atau
antara satu surat dengan surat lainnya.
3. Berimam kepada semua hadis sahih dan hasan dengan menjadikan keduanya sebagai
dalil dalam segenap perilaku kehidupan.
4. Berimam kepada sebahagian hadis dha’if dalam arti mengamalkannya untuk menjadi
motifasi dan dorongan agar semakin taqwa kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim

Ahmad Mubarok. 2009. “Arti Imam.” http://mubarok-institute.blogspot.com. Diakses tanggal


31 Maret 2012.

Al-Bukhariy, 1981, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah,
Shahih al-Bukhâriy, Beirut : Dâr al-Fikr.

Hendratno. 2012. “Mengamalkan al-Qur’an Mulai dari Mana?.” http://www.dakwatuna.com


diakses tanggal 15 Maret 2012

Ibnu Majah, Abi Abdullah Muhammad bin Yazid al-Qazwiniy, t.th. Sunan Ibnu Majah, : Dâr
al-Fikr.

Jawas, Yazid Abdul Kadir, 1993, Kedudukan as-Sunnah dalam Syarat Islam, Jakarta :
Pustaka al-Kautsar.

Al-Khatib, Muhammad Ajjaj, 1989, Ushûl al-Hadîs; ‘Ulûmuhu wa Musthalahuhu, Beirut :


Dâr al-Fikr.

Muchtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Surabaya : PT. Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai