Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini saya
susun untuk dapat memenuhi tugas Mata Kuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Makalah ini
berjudul “Aspek-aspek Hidrologi DAS (Tanah, Penutupan Lahan, Sedimentasi dan Erosi)”. Saya
berharap dengan disusunnya makalah ini, dapat membantu orang lain untuk mengetahui dan
memahami tentang Aspek-aspek Hidrologi DAS (Tanah, Penutupan Lahan, Sedimentasi dan
Erosi). Saya menyadari makalah ini jauh dari kata sempurnah, karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Kendari, Desember 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sedang mengalami tahap-tahap pembangunan yang sangat penting dalam laju
pembangunannya, terutama dalam hubungannya dengan keseimbangan daya dukung
sumberdaya, pemanfaatannya dan kemampuan pengelolaannya. Salah satunya adalah daerah
aliran sungai, yang apabila tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan dampak pada
wilayah sepanjang area aliran sungai yang berujung pada wilayah laut.
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas-batas
topografi secara alami sedemikian rupa sehingga setiap air hujan yang jatuh dalam DAS akan
mengalir melalui titik tertentu (titik pengukuran di sungai) dalam DAS tersebut. Pada kondisi
dimana sumberdaya tidak mencukupi kebutuhan manusia, pengelolaan terhadap DAS dilakukan
untuk mendapatkan manfaat sebaik-baiknya dari segi ukuran fisik, teknik, ekonomi, sosial
budaya maupun kemantapan-kemantapan nasional, Sedangkan pada kondisi di mana sumberdaya
DAS melimpah, maka pengelolaan di maksudkan untuk mencegah pemborosan.
Pengelolaan DAS adalah pengelolaan berbagai sumberdaya alam yang terdapat di dalam
satuan DAS dengan mempertimbangkan aspek sosial ekonomi budaya yang berkembang di
dalam DAS, sehingga dapat dicapai pengelolaan yang rasional untuk mencapai keuntungan
optimal yaitu dalam waktu tak terbatas dan resiko kerusakan minimal. Dalam pengelolaan DAS,
perlu memperhatikan proses-proses biofisik hidrologis maupun kegiatan sosial-ekonomi dan
budaya masyarakat yang kompleks. Hal ini tidak lepas dari semakin meningkatnya tuntutan atas
sumberdaya alam (air, tanah, dan hutan) yang disebabkan meningkatnya pertumbuhan penduduk
yang membawa akibat pada perubahan kondisi tata air DAS.
Perubahan kondisi hidrologi DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan budidaya
yang tidak terkendali tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali
mengarah pada kondisi yang kurang diinginkan, yaitu peningkatan erosi dan sedimentasi,
penurunan produktivitas lahan, dan percepatan degradasi lahan. Hasil akhir perubahan ini tidak
hanya berdampak nyata secara biofisik berupa peningkatan luas lahan kritis dan penurunan daya
dukung lahan, namun juga secara sosial ekonomi menyebabkan masyarakat menjadi semakin
kehilangan kemampuan untuk berusaha di lahannya.
Berdasarkan dengan hal di atas, maka disusunlah makalah Aspek-aspek Hidrologi DAS
(Tanah, Penutupan Lahan, Sedimentasi dan Erosi). Dengan demikian, maka dapat diketahui
kondisi hidrologi dalam suatu DAS sehingga dalam pengelolaannya dapat dilakukan secara tepat
dan berkelanjutan.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan hidrologi DAS?
2. bagaimanakah aspek-aspek hidrologi Daerah Aliran Sungai yang meliputi tanah, penutupan
tanah, erosi dan sedimentasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hidrologi
DAS Hidrologi atau tata air DAS adalah suatu keadaan yang menggambarkan tentang
keadaan kuantitas, kualitas dan kontinuitas aliran menurut waktu dan tempat serta pengaruhnya
terhadap kondisi DAS yang bersangkutan. Hakekat DAS selain sebagai suatu wilayah bentang
lahan dengan batas topografi serta suatu wilayah kesatuan ekosistem, juga merupakan suatu
wilayah kesatuan hidrologi.
DAS berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses hidrologi yang mengubah input
menjadi output. Input yang dimaksud adalah berupa air hujan (presipitasi), sedangkan output
atau keluarannya adalah berupa debit aliran dan/atau muatan sedimen. Dalam sistem DAS
terdapat hubungan antara kawasan hulu dengan kawasan hilir. Segala pengelolaan yang
dilakukan di hulu merupakan cerminan dari apa yang terjadi di hilir. Sungai sebagai komponen
utama dalam DAS merupakan tali pengikat antara hulu dan hilir DAS. Sungai dapat menjadi
potensi penyeimbang yang ditunjukkan oleh daya gunanya antara lain untuk pertanian, energi
dan transportasi, namun juga dapat mengakibatkan banjir, pembawa sedimentasi, pembawa
limbah dan dampak kegiatan lain. Aktivitas penebangan hutan di hulu akan menyebabkan
sedimentasi dan banjir di hilir, demikian juga aktivitas industri di hulu sungai menyebabkan
polusi air di hilir sehingga masyarakat pengguna air di hilir dirugikan. Sebaliknya upaya
konservasi dan rehabilitasi hutan di hulu akan memperbaiki tata air dan memperkecil sedimentasi
dan banjir di daerah hilir.
Menurut Kawasan hulu DAS mempunyai peranan yang penting sebagai penyedia air
untuk dialirkan ke hilir bagi berbagai kepentingan seperti pertanian, pemukiman, industri dan
lain sebagainya. Daerah hulu merupakan faktor produksi dominan yang sering mengalami
konflik kepentingan penggunaan lahan oleh kegiatan pertanian, pariwisata, pertambangan,
pemukiman dan lain-lain. Kemampuan pemanfaatan lahan di hulu sangat terbatas, sehingga
kesalahan pemanfatan akan berdampak negatif pada daerah hilirnya. Konservasi daerah hulu
perlu mencakup aspek-aspek yang berhubungan dengan produksi air. Secara ekologis, hal
tersebut berkaitan dengan ekosistem daerah tangkapan air yang merupakan rangkaian proses
alami siklus hidrologi yang memproduksi air permukaan dalam bentuk mata air, aliran air dan
sungai.
Dalam hubungannya dengan sistem hidrologi, DAS mempunyai karakteristik yang spesifik
serta berkaitan dengan unsur utamanya seperti jenis tanah, tata guna lahan, topografi, kemiringan
dan panjang lereng. Karakteristik biofisik DAS tersebut dalam merespons curah hujan yang jatuh
di dalam wilayah DAS tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap besar-kecilnya
evapotranspirasi, infiltrasi, perkolasi, air larian, aliran permukaan, kandungan air tanah, dan
aliran sungai.
Menurut Setyowati (2008), Proses hidrologi yang berlangsung dalam ekosistem DAS
bermanfaat bagi pengembangan sumberdaya air dalam skala DAS. Dalam sistem hidrologi ini,
peranan vegetasi sangat penting karena kemungkinan intervensi manusia terhadap unsur tersebut
sangaat besar. Vegetasi dapat merubah sifat fisika dan kimia tanah dalam hubungannya dengan
air, dapat mempengaruhi kondisi permukaan tanah, dan dengan demikian mempengaruhi besar
kecilnya aliran permukaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hidrologi atau tata air DAS adalah suatu keadaan yang menggambarkan tentang keadaan
kuantitas, kualitas dan kontinuitas aliran menurut waktu dan tempat serta pengaruhnya terhadap
kondisi DAS yang bersangkutan.
Aspek-aspek hidrologi DAS yaitu tanah, penutupan lahan, sedimentasi, dan erosi. Selain
itu, aspek hidrologi DAS yang lainnya adalah debit sungai dan curah hujan. Keseluruhan aspek
tersebut sangat mempengaruhi proses hidrologi dalam DAS sehingga apabila terjadi gangguan
pada salah satu aspek maka siklus/proses hidrologi dalam DAS juga akan ikut terganggu.
B. Saran
Hidrologi merupakan siklus yang penting dalam Daerah Aliran Sungai. oleh karena itu,
dalam pengelolaan DAS, pemerintah maupun stekholder lainnya harus memperhatikan aspek-
aspek hidrologi dalam DAS dan mengutamanakan konservasi sehingga siklus/proses hidrologi
yang terjadi dalam DAS tidak terganggu atau dapat berlangsung sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumadewi, dkk., 2012. Arahan Spasial Teknologi Drainase Untuk Mereduksi Genangan Di
Sub
Daerah Aliran Sungai Watu Bagian Hilir. Jurnal Teknik Pengairan, Volume 3, Nomor 2,
Desember
2012, hlm 258–276.
Nugroho, S.P., 2005. Analisis dan Evaluasi Kerusakan Lahan Di Daerah Aliran Sungai Danau
Tondano, Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Alami, Vol 10 Nomor 1 Tahun 2005.
Suripin, 2000. Konservasi Tanah dan Air. Universitas Diponegoro, Semarang.
Setyowati, D.L., 2008. Pemodelan Ketersediaan Air untuk Perencanaan Pengendalian Banjir
Kali
Blorong Kabupaten Kendal. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
Kusumadewi, dkk., 2012. Arahan Spasial Teknologi Drainase Untuk Mereduksi Genangan Di
Sub
Daerah Aliran Sungai Watu Bagian Hilir. Jurnal Teknik Pengairan, Volume 3, Nomor 2,
Desember 2012, hlm 258–276.
Verbist, dkk., 2009. Monitoring air daerah aliran sungai. World Agroforestry Centre ICRAF
Asia
Tenggara. Bogor. Indonesia.
Widyaningsih, I.W., 2008. Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Di Sub DAS Keduang
Ditinjau dari
Aspek Hidrologi. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.