SYARAT-SYARAT UMUM
Pasal 4. PERENCANA.
Perencanaan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana CV. DARMA CITRA UTAMA
yang beralamatkan di BTN MINASA UPA BLOK K 13/11 A-MAKASSAR KOTA
SULSEL.
3. Penyedia Barang (Kontraktor) tidak sedang dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan (tidak masuk dalam daftar hitam), atau
pimpinan perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana.
4. Sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (dengan
bukti setoran pajak terlampir).
5. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, dan fasilitas lain yang diperlukan dan
pernah memperoleh pekerjaan menyediakan barang/jasa baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta termasuk pengalaman sebagai subkontraktor.
7. Peserta Pelelangan yang tidak diundang, tidak dapat mengikuti penjelasan pekerjaan
ini.
9. Pelelangan ini nantinya dilakukan negosiasi baik menyangkut Teknis, maupun harga.
2. Surat Penawaran diketik rapi dan dibuat pada kertas Kop Perusahaan yang
bersangkutan, ditandatangani oleh Direktur atau Penanggung Jawab Perusahaan, diberi
tanggal dan dicap/stempel Perusahaan.
3. Lembaran asli dari Surat Penawaran harus bermeterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah).
.........................................................................................................
Kepada :
Pokja ULP Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Sorong
di –
SORONG
Pada Sudut kiri atas tertulis SURAT PENAWARAN
9. Kepada rekanan tidak diperbolehkan mengajukan lebih dari 1 (satu) paket Penawaran.
10. Diluar ketentuan diatas, penawaran dinyatakan tidak sah/gugur.
11. Pelelangan ini berpedoman pada PERPRES No. 54 Tahun 2010.
2. Dalam Rapat penjelasan pekerjaan, Panitia Pelelangan akan dibantu oleh Konsultan
Perencana dalam memberikan penjelasan-penjelasan atas pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan oleh para rekanan.
3. Setelah selesai diadakan penjelasan kegiatan sesuai dengan hari, tanggal dan waktu
yang telah ditentukan, maka tidak ada lagi penjelasan maupun tanya jawab mengenai
penjelasan pekerjaan tersebut.
a. Hari : ............................
b. Tanggal : ............................
c. Jam : ............................
d. Tempat : ............................
2. Usulan Rekanan Calon Pemenang Lelang akan disampaikan kepada Pemberi Tugas
untuk ditetapkan sebagai Calon Pemenang sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku.
3. Calon Pemenang Lelang dan harga pekerjaan harus sudah ditetapkan selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah Pembukaan Surat Penawaran.
4. Penetapan Pemenang Lelang dan harga pekerjaan ditetapkan oleh Pemberi Tugas dan
akan disampaikan kepada Pokja ULP untuk diumumkan selambat-lambatnya 5 (lima)
hari setelah Penetapan Pemenang oleh Pemberi Tugas.
Pasal 14. PEMBATALAN PELELANGAN DAN PELELANGAN ULANG
1. Pelelangan dinyatakan batal apabila :
a. Surat Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta atau tidak ada yang
memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
b. Surat Penawaran terendah yang masuk lebih tinggi dari anggaran yang tersedia
(pagu).
c. Harga yang ditawarkan tidak wajar dan tidak dicapai kesepakatan/negoisasi
penurunan harga, sesuai alokasi dana yang tersedia.
2. Pelelangan batal jika terdapat sanggahan dan ternyata benar serta diterima oleh pejabat
yang berwenang.
3. Apabila Pelelangan gagal, maka Panitia segera melakukan Pelelangan Ulang dan
Panitia tidak terikat untuk mengundang kembali peserta lelang yang dibatalkan .
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
3. Pekerjaan perbaikan harus segera dilaksanakan dan sudah harus selesai paling lambat
pada saat berakhirnya masa pemeliharaan, serta semua biaya yang ditimbulkan
ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.
4. Bagi peserta lelang yang mengundurkan diri setelah mengajukan penawaran, maka
Surat Jaminan Penawaran menjadi milik Negara.
a. Pemborong tidak melaksanakan pekerjaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan
dan mengundurkan diri setelah menandatangani Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pemborongan (Kontrak).
b. Pemborong tidak sanggup atau tidak mampu lagi melaksanakan atau melanjutkan
pekerjaan sehingga diputuskan secara sepihak oleh Pemberi Tugas.
c. Pemborong telah dikenakan denda maksimum dan kontrak diputuskan oleh Pemberi
Tugas.
Pasal 21. SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK), DAN SURAT PERJANJIAN
PEMBORONGAN (KONTRAK).
Pemborong yang telah ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan akan diberikan Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) dan kemudian dipertegas dengan Surat Perjanjian Pemborongan
Pekerjaan (Kontrak), dimana kedua-duanya merupakan suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari dokumen kontrak dan menjadi pedoman dalam melaksanakan pekerjaan.
Pemborong harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar rencana dan gambar
pelaksanaan lengkap dengan detail-detailnya dan RKS ditempat/lokasi pekerjaan.
2. Pekerjaan ini dibiayai dengan sumber Dana Alokasi Khusus ( DAK REGULER ),
Tahun 2019.
3. Pembayaran oleh Pemberi Tugas kepada Pemborong melalui Kantor Dinas Pekerjaan
Umum Kota Sorong dengan didasarkan atas :
Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan (Bobot Prestasi).
Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
Berita Acara kemajuan Pekerjaan untuk Pembayaran Angsuran.
Faktur dan Kwitansi.
Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan.
Khusus untuk pembayaran prestasi 100 % (seratus persen) dan masa pemeliharaan
selesai , harus dilampiri dengan Berita Acara Serah Terima Pertama dan Berita
Acara Serah Terima Kedua.
b. Wajib melaksanakan perintah dari Pemberi Tugas/Direksi yang sesuai dengan RKS dan
Bestek.
Jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat atas dasar akan adanya hari
libur, keadaan cuaca dan lain sebagainya sehingga perpanjangan waktu pelaksanaan
sedapat mungkin dihindari.
c. Catatan tersebut diatas harus disalin pada lembaran bebas dengan rangkap 5(lima)
sebagai laporan harian.
d. Tiap akhir pekan, pemborong harus membuat bobot prestasi dari kemajuan pekerjaan
yang telah dilaksanakan yang selanjutnya disalin dalam lembaran bebas berikut tenaga
kerja maupun catatan lainnya selama satu minggu dalam rangkap 5 (lima) sebagai
laporan mingguan.
e. Setiap bulan, pemborong harus membuat evaluasi tentang kemajuan pekerjaan yang
dicapai maupun permasalahan yang timbul dilokasi tempat pelaksanaan pekerjaan.
Catatan tersebut dibuat dalam rangkap 5 (lima) sebagai laporan bulanan.
4. Pemberi Tugas dapat mencabut, membatalkan dan memutuskan kontrak secara sepihak
apabila:
Keterlambatan ataupun kelalaian yang dilakukan oleh Pemborong telah
mengakibatkan denda maksimal yaitu 5 % (lima perseratus).
Pemborong sudah tidak sanggup lagi meneruskan dan menyelesaikan pekerjaan yang
menjadi, tanggung jawabnya sesuai dengan kontrak.
Pemborong tidak melaksanakan masa pemeliharaan.
Surat Jaminan Pelaksanaan menjadi milik Negara.
Membayar denda dan ganti rugi kepada Negara.
Pemborong dapat dikenakan daftar hitam untuk jangka waktu tertentu.
2. Apabila tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, maka akan
diselesaikan lewat Dewan Arbirtase yang khusus dibentuk untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Apabila tidak dapat diselesaikan lewat Dewan Arbitrase maka akan
diselesaikan lewat Pengadilan Negeri Sorong sebagai tempat domisili.
Pasal 35. LAIN-LAIN.
1. Hal-hal lain yang tidak atau belum diatur dalam RKS ini akan dijelaskan pada waktu
penjelasan pekerjaan atau pada saat pelaksanaan pekerjaan oleh Pemberi
Tugas/Direksi.
2. Pemberi Tugas berhak untuk menggunakan atau meniadakan atau mengurangi volume
dari beberapa pekerjaan yang dianggap kurang perlu dan tidak berpengaruh terhadap
pemakaian bahan bangunan secara keseluruhan apabila penawaran yang diajukan
melampaui dana (pagu) yang tersedia atau mengurangi harga satuan yang diajukan
secara berlebihan (tidak wajar).
Perhitungan volume pekerjaan yang tercantum dalam Rincian Rencana Anggaran Biaya
sebagai lampiran Surat Penawaran dari pemborong sifatnya tidak mengikuti dalam
pelaksanaan, sebab pekerjaan yang dilaksanakan merupakan 1 (satu) paket pekerjaan yang
menyeluruh dan tidak dapat dipecah-pecahkan atau dipisah-pisahkan dalam bagian-bagian
tersendiri.
BAB - III
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PASAL I
URAIAN PEKERJAAN
PASAL II
PEKERJAAN AWAL
II.1 Papan Nama Proyek
Kontraktor berkewajiban untuk membuat papan nama proyek. Bahan yang dipergunakan
adalah multipleks yang berukuran minimal 200 cm x 100 cm dengan ketentuan sebagai
berikut :
Proyek :
Pekerjaan :
Biaya pembangunan :
Sumber Dana :
Jangka waktu pelaksanaan :
Kontraktor pelaksana :
Konsultan perencana :
Konsultan pengawas :
II.2 Pengukuran
a. Pemborong wajib meneliti situasi keadaan sekitar, terutama keadaan tanah yang akan
dikerjakan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal – hal lain yang dapat mempengaruhi
penawarannya.
b. Kelalaian atau kekurangtelitian pemborong dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim.
c. Pengukuran-pengukuran sudut harus dilakukan dengan sangat teliti, pemborong harus
mengadakan pengukuran tersebut, mengawasi dan meneliti sehingga yakin bahwa sudut
siku benar-benar sudah dipenuhi.
d. Semua ukuran sudut wajib dilaporkan kepada pengawas untuk dikoreksi untuk kedua
kalinya dan diyakini bahwa ukuran tersebut sudah benar.
e. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi di lapangan antara gambar kerja dan kenyataan, harus
secepatnya dilaporkan kepada pengawas, dan pemborong harus mematuhi keputusannya.
PASAL III
PEKERJAAN DRAINASE
III. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Galian Untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
a. Semua pekerjaan galian drainase harus sesuai dengan ukuran/dimensi dengan gambar
kerja, dan tanah bekas galian harus ditimbun/diangkut keluar papan bouwplank
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan selanjutnya.
b. Tanah yang sudah di gali dan telah mendapat persetujuan dari pengawas maka segera
dilakukan pekerjaan berikutnya.
Pasangan Batu dengan Mortar
a. Pekerjaan pasangan batu yang dimaksud adalah pekerjaan pasangan batu mortar untuk
saluran.
b. Pasangan batu mortar ini adalah pasangan batu yang dimana pasangan tersebut
menggunakan camp 1 ; 4 yaitu semen 1 dan pasir 4 dan pasangan batu kali yang
diplester.
PASAL IV
PEKERJAAN TANAH
IV.1 Lingkup Pekerjaan:
PASAL V
PEKERJAAN BETON
V.1 Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton adalah sebagai
berikut :
a. Beton Struktural
Menggunakan mutu beton K-175/ K250:
1. Beton Cor atau jalan Cor haruslah sesuai gambar rencana, sesuai dengan masing-masing
ruas.
2. Untuk mencapai mutu beton K-250, Pemborong wajib membuat beton kubus dan
selanjutnya membuat adukan sesuai dengan kubus beton yang disetujui.
3. Secara periodic dilaksanakan pengujian ketentuan tekan kubus beton 15x15x15 cm3 pada
usia 28 hari, sesuai ketentuan PBI 1971 pasal 4.7 dan 4.9. Biaya pengujian tersebut
harus ditanggung oleh Pemborong apapun hasilnya.
V.2 Semua PC yang digunakan harus Portland Cement type I atau setara dengan produksi semen
tonasa atau yang memenuhi syarat-syarat menurut Standart semen Indonesia (NI- 8 1972) dan
standart industri Indonesia (SII,0013-81) mutu dan cara uji semen.
Seluruh pekerjaan beton harus menggunakan semen dari merk yang sama, kecuali tidak adanya
stok di pasaran dapat digunakan merk lain tanpa meninggalkan syarat kualitas yang ditentukan.
Pemakaian semen dari merk lain harus seizin pengawas/Direksi Proyek secara tertulis.
V.3 Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 1 % berat, harus terdiri dari butir-
butir yang keras dan tidak berpori dengan ukuran lebih dari 5 mm dan lebih kecil dari 4 cm dan
juga tidak boleh mengandung zat yang merusak beton.
V.4 Pasir yang digunakan adalah pasir dari gunung yang diolah dan dicuci, kadar lumpur tidak
boleh melebihi 4% berat dengan butir beraneka ragam. Bila kadar lumpur melampaui 5 %,
agregat harus dicuci.
Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan organis Lumpur, tanah,
karang, garam dan sebagainya. Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
V.5 Air untuk adukan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan organic, campuran-campuran
yang mempengaruhi daya lekat semen.
Sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
V.6 Baja tulangan yang dipakai adalah minimal harus sesuai dengan PBI 1971.
Setara produksi Krakatau Steel dengan mutu, jenis sebagai berikut :
a. Besi beton polos dipakai besi beton mutu baja U-24 dengan tegangan lelah 2.400 kg/cm2
dipakai untuk semua konstruksi utama seperti pondasi, kolom, balok, plat lantai, dan
konstruksi-konstruksi lainnya.
b. Kawat beton (kawat Bendrat) harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak disepuh seng.
c. Besi dan kawat beton seperti tersebut di atas harus bebas dari kotoran-kotoran, karat,
minyak,cat, kulit giling sera bahan lain yang mengurangi daya lekat terhadap beton.
d. Sambungan dan panjang lewatan besi beton harus sesuai PBI 1971 dan buku pedoman
perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur tembok bertulang untuk
gedung 1983.
e. Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujian test (test report) besi beton dari semua jenis
besi yang digunakan. Ukuran besi beton yang mungkin tidak dapat memenuhi ukuran dalam
gambar konstruksi, ukuran penggantinya harus dibicarakan dahulu dengan Direksi untuk
mendapat persetujuan.
b. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk dan kuat
menahan beban sementara sesuai dengan jalannya pekerjaan pembetonan.
Sebelum pengecoran acuan cetakan harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air hingga
basah.
c. Tulangan besi beton dan beugel tidak boleh menempel pada cetakan, untuk itu harus diberi
ganjalan berupa beton decking yang mutu sama dengan beton yang akan dicor.
d. Waktu minimal dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran
bekesting harus mengacu pada PBI 1971.
Pemborong harus memberitahukan kepada pengawas bilamana akan menbongkar cetakan
pada bagian kosntruksi utama, walaupun begitu bukan berarti lepas dari tanggung jawabnya.
PASAL VI
PEKERJAAN PLASTIK BETON
VI.1 Lingkup Pekerjaan:
Pekerjaan Plastik Beton
a. Semua pekerjaan jalan cor atau Beton Cor harus dilapisi dengan plastik beton,
penggunaaan plastik beton ini sebagai pelindung beton dan juga sebagai penahan
campuran yang terlalu encer sehingga semen atau campuran tidak bias terbuang ke segalah
arah.
b. Plastik beton ini mempunyai ukuran 100 cm dengan panjang 100 meter.
PASAL VII
PEKERJAAN PASANGAN BATU
VII.1 Lingkup Pekerjaan:
Pekerjaan Pasangan Batu
a. Pekerjaan pasangan batu yang dimaksud adalah pekerjaan pasangan batu mortar dan
pasangan talud penahan tanah untuk pekerjaan beton cor.
c. Pasangan batu ini adalah pasangan batu untuk pekerjaan dudukan plat atau pekerjaan plat
deker dimana tumpuan plat ditopang oleh pasangan batu yang dimana pasangan tersebut
menggunakan camp 1 ; 4 yaitu semen 1 dan pasir 4 dan pasangan batu kali.
d. Pasangan batu talud yang dimaksud adalah pasangan batu untuk penahan badan jalan
dimana jalan cor
PASAL VIII
PEKERJAAN PASANGAN PIPA LIMPASAN
PASAL IX
PENUTUP
Sebagai penutup perlu disampaikan bahwa uraian dan syarat-syarat yang terdapat dalam RKS
ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan gambar-gambar perencanaan yang ada
serta risalah penjelasan yang akan disampaikan kepada Pemborong/Rekanan.