Anda di halaman 1dari 27

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Penunjukan Langsung

BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM

PASAL 1
NAMA KEGIATAN LINGKUP PEKERJAAN, DAN PIHAK - PIHAK YANG
BERSANGKUTAN

1.1. Nama dan Alamat Kegiatan :


a. Nama Kegiatan : PEMELIHARAN RUTIN GEDUNG NEGARA
b. Nama Pekerjaan : PEMELIHARAN RUTIN RUMDIS WAKIL BUPATI
SUMENEP
c. Lokasi : RUMDIS WAKIL BUPATI SUMENEP

1.2. Lingkup Pekerjaan :


Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
1. Pemeliharaan Rutin Rumdis Wakil Bupati Sumenep

1.3. Pemberi Tugas:


Pemberi Tugas adalah : Kuasa Pengguna Anggaran Bagian Umum Setda
Kabupaten Sumenep yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan Pengadaan Barang / jasa yang
dibiayai APBD.

1.4. Pejabat Pengadaan :


a. Adalah Pejabat /Panitia Pengadaan Pekerjaan yang membantu Kuasa
Pengguna Anggaran dalam menyelenggarakan segala sesuatu yang menyangkut
dengan persiapan dan pelaksanaan Pelelangan.
b. Keanggotaan Panitia Pengadaan terdiri dari unsur – unsur yang ada dalam
Kantor yang ditetapkan oleh peraturan – peraturan yang berlaku.

1.5. Peserta Pengadaan :


Peserta Pelelangan adalah Penyedia Jasa Konstruksi yang harus memiliki :
a. Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK ) yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten /
Kota tempat domisili penyedia barang / jasa.
b. Sertifikat Badan Usaha ( SBU ) yang diterbitkan oleh LPJK
c. Sertifikat tenaga ahli / trampil yang diterbitkan oleh LPJK

Serta memenuhi persyaratan lainnya seperti :


a. Telah mendaftarkan diri untuk mengikuti pelelangan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan dalam pengumunan lelang
b. Telah memaksukkan berkas penawaran kedalam kotak lelang

1.6. Pengawas / Direksi Lapangan


a. Sebagai Pengawas adalah Staf Bagian Umum Setda Kabupaten Sumenep
yang mempunyai Keahlian, Kemampuan dan Pengalaman Pengawasan Teknis
bangunan (Pengawas Teknik Bangunan) yang akan ditentukan kemudian oleh
Kuasa Pengguna Anggaran

b. Tugas Pengawas antara lain :


Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

1). Mengawasi penyelenggaraan pelaksanaan yang akan dilakukan oleh kontraktor


agar tidak menyimpang dari :
a). Dokumen Pelelangan
b). Ketentuan teknis, administrasi/keuangan
c). Ketentuan teknis Teknologis
2). Membuat Berita Acara Prestasi pekerjaan dan penyelesaian pekerjaan,
persyaratan selesainya pekerjaan dan penyerahan pekerjaan.
3). Membuat laporan dalam rangka penyusunan laporan berkala tentang kemajuan
fisik pembangunan.

1.7. Kontraktor :
Kontraktor pekerjaan ini adalah peserta pelelangan yang oleh pejabat berwenang
telah diletapkan sebagai pemenang lelang dengan Surat Keputusan Pengguna
Anggaran ditunjuk sebagai pelaksana Pekerjaan.

1.8. Dilarang ikut sebagai Peserta/Penjamin dalam Penawaran


a. Pegawai Negeri, Pegawai Badan Usaha Milik Negara/Daerah, dan
Pegawai Bank Milik Pemerintah/Daerah , TNI, Polri, Anggota DPRD
b. Mereka yang dinyatakan Pailit
c. Mereka yang keikutsertaannya dapat menimbulkan Confliet Of' Interes /
akan bertentangan dengan tugasnya.

PASAL 2
DOKUMEN PEKERJAAN

Dokumen pekerjaan terdiri dari :


a. Rencana Kerja dan syarat-syarat atau disingkat RKS.
b. Bill of Quantity atau disingkat BQ
c. Dokumen Gambar
d. Addendum ( bila ada )
e. Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing) dan semua dokumen
yang diperlukan dalam rangka pengajuan Penawaran.

PASAL 3
DOKUMEN KONTRAK

3.1. Kontrak atau Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan akan berisi ketentuan
ketentuan seperti tersebut dalam RKS ini.
3.2. Kontrak akan segera ditanda tangani setelah konsep kontrak disetujui oleh kedua
pihak.
Lampiran - lampiran kontrak adalah :
a. Surat keputusan Pemenang Pelelangan
b. Surat Keputusan Penunjukan.
c. Surat Kesanggupan Kerja.
d. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
e. Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran Harga
f. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
g. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan.
h. Gambar Bestek
3.3. Kontrak tersebut dibuat dalam rangkap 4 ( empat ). Semua Kontrak serta lampirannya
dijilid dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3.4. Kontrak harus ditanda tangani diatas materai Rp. 6.000,- ( Enam Ribu rupiah).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

3.5. Semua biaya pembuatan kontak beserta lampiran-lampirannya menjadi beban


kontraktor.

PASAL 4
MACAM PELELANGAN

Pelelangan ini dilakukan dengan cara Penunjukan Langsung dengan metode Prakualifikasi
sesuai dengan Keppres Republik Indonesia No. 80 Tahun 2003 serta Perpres. No. 08 Tahun
2006 [ Perubahan Keempat ] tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Instansi Pemerintah dan Peraturan-peraturan Pernerintah yang masih berlaku.

PASAL 5
KETENTUAN ADMINISTRASI PENAWARAN

5.1. Tata cara Prakualifikasi adalah penyampaian dokumen kualifikasi tidak bersamaan
(terpisah) dengan dokumen penawaran.
5.2. Evaluasi dokumen kualifikasi dilaksanakan sebelum evaluasi dokumen penawaran.
5.3. Pengambilan Dokumen Penawaran :
Rekanan yang berminat mengikuti Pelelangan ini dapat memperoleh Dokumen
Pelelangan di Panitia Pengadaan :
Penawaran dan lampiran-lampiranya:
a. Surat Penawaran harus diketik diatas kertas Kop Perusahaan yang
bersangkutan diberi tanggal di cap dan ditanda tangani oleh Direktur atau
penanggung jawab perusahaan yang tercantum didalam Akte pendirian
perusahaan atau perubahannya.
b. Tandatangan pada Surat Penawaran asli dilakukan diatas materai Rp.
6.000,- (Enam ribu rupiah) dan ditandatangani oleh Direktur dan tanda tangan
tersebut harus melitasi meterai.
c. Bila Direktur atau Penanggung jawab Perusahaan yang bersangkutan
berhalangan menandatangani Surat Penawaran, maka yang bersangkutan harus
memberi Surat Kuasa bermeterai Rp. 6.000,- (Enam ribu rupiah) kepada kuasanya
yang ditunjuk untuk menandatangani Surat Penawaran tersebut dan harus ada
dalam Akte Perusahaan.
(Untuk mengetahui keabsahan materai stempel perusahaan tidak diperkenankan
diatas meterai) contoh terlampir surat penawaran.
d. Jumlah harga Penawaran harus ditulis dengan angka dan huruf yang sama
bunyinya.
e. Syarat - syarat penyerahan sampul penawaran :
Sebelum Rekanan Pemborong memasukkan sampul penawaran kedalam kotak
tertutup dan terkunci serta disegel yang disediakan oleh Panitia, Rekanan terlebih
dahulu diharuskan mengisi daftar hadir peserta pernbukaan pelelangan. Pada
waktu pembukaan surat penawaran, asli surat - surat tersebut dibawah ini yang
disiapkan pada map tersendiri diserahkan pada Panitia Lelang untuk diteliti.
Surat asli antara lain :
1). Surat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) + Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (PKP) terbaru.
2). Surat Ijin Usaha Jasa Kontruksi (SIUJK) yang rnasih berlaku sampai hari
pelelangan.
3). Bank Garansi asli sebagai Jarninan Penawaran pekerjaan sebesar 1% s/d
3% dari HPS, dari Bank Umum/Perusahaan Asuransi Kerugian/Bank
Permerinlah/Lembaga keuangan lain yang ditetapkan oteh Menteri
Keuangan
4). Surat Kuasa bagi yang mewakili perusahaan dan tercantum dalam struktur
organisasi perusahaan asli bermaterai Rp. 6.000,- (Enam ribu rupiah)
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

tanggal dengan catatan : surat kuasa tidak boleh dijadikan satu antara
Aanwijing dan Tender (dibuat sendiri - sendiri).
Surat-surat asli tersebut setelah diteliti oleh Panitia Lelang, dikembalikan lagi
kepada Rekanan/Pemborong pada saat itu juga kecuali Bank Garansi (Asli)/
Jaminan Penawaran (asli) dan Surat kuasa.
Penyerahan surat-surat asli tersebut diatas pada waktu pembukaan surat
penawaran, apabila waktu memang bersarnaan dengan tempat lain, maka sehari
sebelumnya berkas-berkas asli tersebut harus ditujukan kepada Panitia untuk
diadakan legalisir foto copynya.

f. Isi Sampul :
1. Surat Penawaran
Surat Penawaran yang asli beserta turunan (Duplikat) Surat Penawaran
rangkap 4 ( empat ) diisi nama lengkap nama Direktur, Alamat, Tanggal,
besarnya penawaran dan sebagainya. Surat Penawaran Asli sesuai dengan
contoh dan meterai Rp. 6.000,- (Enam ribu rupiah). Surat Penawaran dibuat
dalam rangkap 4 ( empat ) dengan lampiran sebagi berikut :
a). Perincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) masing-masing
pekerjaan.
b). Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Keseluruhan .
c). Harga Satuan Bahan dan Upah serta Analisa versi Pemborong
d). Analisa Harga Satuan Bahan dan Upah serta Analisa versi
Pemborong
e). Time Scedhule (Rencana Kernajuan Pekerjaan)
f). Foto Copy faktur pajak.
g). Referensi Bank, baik dari Bank Pemerintah atau Lembaga
Keuangan yang di setujui, untuk proyek ini.
h). Foto Copy NPWP terbaru dan Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak.(PKP).
i). Jaminan Penawaran oleh Bank Umum/ Perusahaan Asuransi
Kerugian/Bank Permerintah Lembaga keuangan lain yang ditetapkan o1eh
Menteri Keuangan.
j). Surat Pernyataan mengikuti program astek, membayar IMB, galian
C asli bermaterai Rp. 6.000,- (Enam ribu rupiah).
k). Foto Copy Akte Notaris/Akte pendirian perusahaan.
l). Metode Pelaksanaan
 Surat Penawaran beserta turunannya harus dibuat sesuai
dengan contoh.
 Surat penawaran maupun lampiran-lampirannya boleh memakai
kertas dorslagh putih / kertas dengan kop perusahaan warna putih.
 Foto copy harus jelas / terang.
 Surat penawaran beserta lampiran-lampirannya disusun
menjadi 5 (lima) set.

Contoh Surat Penawaran :

KOP PERUSAHAAN
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

Nomor : …………………………………… Kepada Yth.


Lampiran : …………………………………… Pejabat / Pejabat Pengadaan
Perihal : SURAT PENAWARAN Dilingkungan Bagian Umum Setda
Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2008
Jl. Dr. Cipto No. 33
SUMENEP

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama perusahaan : …………………………………………………………….
Alamat : …………………………………………………………….
Akte Pendirian Nomor : …………………………………………………………….
Notaris : …………………………………………………………….
Dalam hal ini diwakili oleh,
Nama : …………………………………………………………….
Jabatan : …………………………………………………………….
A 1 a rn a t : …………………………………………………………….

Setelah mempelajari dan memahami isi dokumen pelelangan berita acara penjelasan untuk
Pekerjaan ………………………………………………………………………………………
Menyatakan :
1. Bersedia dan sanggup melaksanakan pekerjaan seperti tersebut diatas sesuai dengan
gambar. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Berita Acara Aanwijzing. Petunjuk /
Perintah Direksi beserta peraturan-peraturan lainnya mengenai pekerjaan ini.
2. Sanggup menyerahkan pekerjaan tersebut diatas dengan memuaskan kepada Pengguna
Anggaran untuk Pertama kalinya dalam jangka waktu : (………………………………) hari
dengan masa pemeliharaan (………………………) hari kalender.
3. Mengakui dan tunduk kepada Pengguna Anggaran, Pejabat / Panitia Pengadaan
mengenai pelulusan pekerjaan kepada pemborong.
4. Penawaran tersebut mengikat dalam waktu : (……………………..) semenjak penawaran
ini.
5. Menyerahkan jaminan penawaran sebesar Rp. Terbilang ( …………………..) sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah tercantum dalam Dokumen Pelelangan
dengan Harga Borongan sebesar Rp. Terbilang : (…………………………………..).
6. Dalam pelelangan ini kami tunduk pada ketentuan – ketentuan dan persyaratan yang
ditentukan oleh Pejabat / Panitia pengadaan dan Pengguna Anggaran

Sumenep, tgl …………………………..


Penawar
PT / CV. ………………..
Meterei Rp. 6000,-

Direktur

2. Harga Penawaran :
a). Penawaran dilakukan berdasarkan syarat-syarat yang
memuat uraian lengkap mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan serta
ketentuan-ketentuan lainnya yang akan dipenuhi dalam pelaksanaan.
b). Harga penawaran yang dimaksud adalah harga bangunan
sesuai dengan RKS/gambar-gambar dan Berita Acara Aanwijzing, termasuk
Jasa Pemborong dan Pajak-pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Yang merupakan harga pasti dan tetap untuk menyelesaikan pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

3. Tata Cara Pemasukan Dokumen Penawaran :


Sesuai dengan Keppres 80 tahun 2003 Panitia pengadaan dapat memilih salah
satu dari tiga tata cara pemasukan Dokumen Penawaran yaitu dengan sistim :
Satu Sampul
Tata cara pemasukan Dokumen Penawaran yang akan digunakan harus
tercantum dengan jelas dalam Dokumen lelang dan dijelaskan pada. waktu
pemberian penjelasan (Aanwijzing)
Sistem Satu Sampul.
a). Keseluruhan Dokumen Penawaran yang disyaratkan dirnasukkan
kedalam satu sampul, yang mencakup data kelengkapan Administrasi,
Teknis dan Perhitungan Harga yang ditandatangani oleh Penyedia Barang /
Jasa sebagaimana disyaratkan dalam dokumen pengadaan.
b). Pada Sampul bagian depan ditulis “ Dokumen Penawaran
Pengadaan Barang/Jasa “.
c). Alamat penyelenggara pelelangan di tulis pada sampul depan.
d). Menyimpang dari ketentuan tersebut dapat dinyatakan gugur.

Contoh Sampul Penawaran

Dokumen Penawaran Pengadaan Barang / Jasa


Pekerjaan : …………………………………………….
Lokasi : ……………………………………………
Pelelangan : Hari : …………………………………………….
Tanggal : …………………………………………….
Jam : …………………………………………….
Ternpat : …………………………………………….

Kepada :
Pejabat Pengadaan dilingkungan
Bagian Umum Setda Kabupaten Sumenep
Di
SUMENEP

--Bagian Depan--
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

--Bagian Belakang--

5.4. Cara Penawaran :


a. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya seperti terlampir pada ayat 3.f.1
pasal ini, dimasukkan kedalam amplop telah disediakan rekanan sendiri
b. Pada sampul hanya di cantumkan alamat proyek yang mengadakan pelelangan.
Surat penawaran dimasukkan kedalam kotak lelang yang telah disediakan yang
dikunci dan disegel, surat penawaran tidak diperbolehkan dikirimkan kepada
anggota Panitia Lelang.

5.5. Penyampaian Surat Penawaran


a. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya harus disampaikan kepada Panitia
Lelang dengan cara memasukkan kedalam kotak lelang pada :
Bertempat di : Kantor Bagian Umum Setda Kab. Sumenep
Jl. Dr. Cipto No. 33 Sumenep
Pada Tanggal / Hari : ……………………………………………………..
Dimulai pukul : ……………………………………………………..

b. Bila Penawaran disampaikan melalui Pos, pada sistem Satu Sampul, Sampul yang
berisi Dokumen Penawaran dimaksud dimasukkan dalam satu sampul (disebut
sampul penutup atau sampul luar). Sampul luar hanya memuat alamat dan sampul
memenuhi syarat tersebut diatas. Pada dokumen penawaran yang diterima melalui
pos, sampul luarnya diambil dengan diberi catatan tanggal dan jam penerimaan.
Dokumen penawaran yang diterima setelah pelelangan dilaksanakan, tidak diikut
sertakan dan dikembalikan kepada Pengirim.

5.6. Berlakunya Surat Penawaran :


Surat penawaran beserta. lampiran-lampirannya harus mengikat dan berlaku,
sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari, terhitung sejak hari dan tanggal
pembukaan penawaran.
5.7. Evaluasi Penawaran
Sistem Evaluasi yang akan digunakan adalah Sistem Gugur.
Ketentuan – ketentuan tentang evaluasi dengan sistem gugur, sesuai dengan
Keppres No. 80 Tahun 2003 Pasal 19 ayat 1.a beserta lampiran I BAB I C.3.b.
Pelaksanaan evaluasi penawaran dilakukan oleh Pejabat / Panitia Pelelangan
terhadap satu penawaran yang lengkap dan memenuhi syarat pada saat pembukaan
penawaran.
Urut – urutan evaluasi penawaran adalah :
1. Evaluasi Administrasi
2. Evaluasi Teknis
3. Evaluasi Harga

5.7.1. Evaluasi Administrasi.


Evaluasi Administrasi dilakukan terhadap :
a. Jaminan Penawaran
- Jaminan Penawaran dikeluarkan oleh bank Pemerintah / Swasta atau Asuransi
yang mempunyai program Security Bond
- Nilai Jaminan sesuai dengan yang dipersyaratkan, yaitu 1% - 3% dari HPS
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

- Nama Kegiatan dan Pekerjaan yang dijamin


b. Surat Penawaran
- Ditandatangani oleh Direktur / Kuasa Direktur dan yang tercantum dalam Akte
Pendirian Notaris berserta perubahannya
- Bermeterai dan diberi tanggal sesuai dengan yang telah ditentukan
c. Daftar Kuantitas dan Harga
- Daftar volume pekerjaan harus sesuai dengan yang tercantum di BQ
- Bill of Quantity adalah mengikat
Pejabat / Panitia Pengadaan membuat catatan gugur administrasi bagi penawar yang
tidak memenuhi persyaratan.

5.7.2. Evaluasi Teknis.


Evaluasi Teknis dilakukan terhadap penawaran yang telah dinyatakan memenuhi
Persyaratan / lulus administrasi. Faktor – faktor yang dievaluasi terhadap tahap ini
sebagai berikut :
a. Jadwal waktu pelaksanaan
Penawaran dinyatakan gugur evaluasi teknis apabila :
- Jadwal waktu yang dibuat melewati / melampaui jangka waktu yang ada dalam
Dokumen lelang
- Urutan Kegiatan pekerjaan tidak sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetap
kan dalam Dokumen lelang
b. Daftar penggunaan peralatan
Penawaran dinyatakan gugur evaluasi teknis apabila :
- Jenis peralatan yang dipakai tidak sesuai dengan aspek teknis yang ditetapkan
dalam Dokumen lelang
- Jumlah peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan
c. Spesifikasi teknis
Penawaran dinyatakan gugur evaluasi teknis apabila :
- Komponen tenaga kerja, bahan dan peralatan yang dicantumkan dalam analisa
harga satuan tidak sama dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam
Dokumen lelang
- Kuantitas tenaga kerja, bahan dan peralatan yang dicantumkan dalam analisa
harga satuan tidak sama dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam
Dokumen lelang

5.7.3. Evaluasi Harga.


Evaluasi Harga dilakukan terhadap penawaran yang emenuhi persyaratan administrasi
dan teknis. Yang dinilai dalam evaluasi harga meliputi :
a. Koreksi Aritmatik
Penawaran dinyatakan gugur harga karena koreksi aritmatik, apabila :
- Koreksi aritmatik mengakibatkan perubahan harga penawaran, sehingga
total nilai penawaran melampaui pagu anggaran
- Koreksi aritmatik mengakibatkan penawaran naik atau turun melebihi 5% dari
total nilai penawaran
Pejabat / Panitia Pengadaan membuat catatan gugur.
Harga dan penawaran disimpan oleh Panitia Pengadaan.
b. Kewajaran Harga
- Setelah selesai melakukan koreksi aritmatik, diadakan klarifikasi dan negosiasi
harga penawaran terkoreksi.
- Terhadap penawaran terkoreksi yang nilainya diatas 110% HPS, perlu adanya
klarifikasi terhadap harga satuan dasar tersebut.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan klarifikasi/ negosiasi antara l
lain alasan untuk mendapatkan harga satuan dasar disertai rincian komponen
terkait atau sesuai dengan ketentuan dalam Keppres RI No. 80 Tahun 2003 .
Hasil klarifikasi dibuat kesimpulan gugur / tidak gugur.

PASAL 6
RAPAT PENJELASAN

Pejabat / Panitia akan mengadakan Rapat penjelasan mengenai pelelangan pekerjaan.


Prosedur serta syarat - syarat lainnya pada :
Bertempat di : ………………………………………………
….…………………………………………..
Pada Tanggal / hari : ………………………………………………
Dimulai pukul : ………………………………………………

Rapat Penjelasan/Aanwijzing tersebut bila dipandang perlu dapat dilanjutkan dengan


peninjauan lapangan bersama-sama.
Dalam rapat tersebut Pejabat / Panitia akan dibantu oleh Perencana dalam memberikan
penjelasan termasuk penjelasan atas pertanyaan - pertanyaan yang diajukan oleh rekanan /
Pemborong.
Setelah Rapat penjelasan ini tidak diadakan penjelasan-penjelasan lagi.
Setelah Rapat ditutup dibuat Berita Acara yang di tanda tangani oleh Panitia Pelelangan
serta disahkan oleh Rekanan yang ditunjuk yaitu :
1. CV/PT/fa/BT ………………………………………..
Berita Acara Rapat Penjelasan yang dimuat pula semua perubahan tambahan ataupun
pengurangan dari dokurnen yang merupakan bagian yang mengikat dan tak terpisahkan dari
dokumen penawaran.
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan akan dibagikan kepada peserta lelang pada :
Hari / Tanggal : …………………………………………………….
Mulai Pukul : ……………………………………………………
Bertempat di : Kantor Bagian Umum Setda Kab. Sumenep

PASAL 7
PEMBUKAAN SURAT PENAWARAN

7.1. Pada waktu yang telah ditentukan, Panitia menyatakan dihadapan


peserta lelang, bahwa penyampaian surat Penawaran telah ditutup. Setelah
penyampaian Surat Penawaran, Surat Keterangan lainnya dari para peserta,
perubahan atau susulan pemberian bahan, demikian pula penjelasan secara lisan dan
tertulis atas Dokumen penawaran yang telah disampaikan tidak dapat diterima,
kecuali memenuhi kekurangan pada meterei, tanggal dan tanda tangan, ketentuan ini
berlaku bagi satu sampul.
7.2. Panitia akan mengadakan rapat pembukaan penawaran yang
dihadiri oleh rekanan peserta pelelangan, Kotak Lelang akan dibuka dihadapan
sidang/rapat. Amplop penawaran akan dibuka , dinilai sah dan tidaknya.
7.3. Untuk penawaran yang sah nama rekanan peserta pelelangan
dan harga penawarannya akan diumumkan dengan jelas dan ditulis di papan tulis
atau kertas yang dipasang diruang sidang, sehingga dapat diketahui oleh semua yang
hadir.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

7.4. Untuk penawaran yang tidak sah akan diumumkan nama


perusahaannya saja, sedangkan nilai penawarannya tidak diumumkan.
7.5. Sedangkan Rapat Pembukaan surat penawaran ini, Panitia
Pelelangan membuat Berita Acara pembukaan Surat Penawaran yang ditandatangani
oleh semua anggota Panitia Lelang yang hadir dan oleh peserta pelelangan sebagai
saksi.
7.6. Penawaran tidak syah :
Surat Penawaran akan dinyatakan tidak syah dan gugur apabila :
a. Surat Penawaran dibuat oleh rekanan peserta yang tidak mengikuti tata cara yang
ditetapkan
b. Pada sampul penawaran terdapat tulisan atau tanda lain yang disengaja diluar
ketentuan yang ditetapkan oleh Panitia Pengadaan.
c. Surat Penawaran beserta lampirannya tidak memenuhi pasal 5 ayat 3, Rencana
Kerja dan Syarat - syarat (RKS), kecuali kelalaian membubuhkan meterai, tanggal,
tanda tangan dan cap perusahaan pada waktu pembukaan penawaran dihadapan
Panitia Pengadaan.
d. Jumlah harga penawaran dalam surat penawaran yang ditulis dengan huruf tidak
sama dengan angka
e. Berkas Penawaran dikirim kepada Panitia/Anggota Panitia atau pejabat.
f. Berkas Penawaran disampaikan ( dimasukkan ) diluar batas waktu yang telah
ditentukan
g. Tidak boleh terdapat bekas tip-ex.
h. Tata cara penyampaian tidak sesuai dengan persyaratan.
i. Pengiriman melalui pos tidak sesuai syarat.

PASAL 8
PENILAIAN HASIL PELELANGAN

8.1. Kriteria
Panitia dalam sebuah rapat akan menilai Surat Penawaran yang masuk dan yang
dinyatakan sah berdasarkan kriteria administrasi dan teknis.
8.2. Setelah Rapat Penilaian hasil lelang tersebut usai, dibuat Berita Acara yang ditanda
tangani oleh semua anggota yang hadir sebagaimana diatur dalam Keppres 80 Tahun
2003 beserta lampirannya.
8.3. Penetapan Calon Pelaksana Pekerjaan
a. Apabila harga dalam penawaran telah dianggap wajar dan dalam batas
ketentuan mengenai harga satuan (harga standard) yang telah ditetapkan, serta
telah sesuai dengan ketentuan, maka Panitia pelelangan menetapkan 1 (satu)
calon peserta / pelaksana pekerjaan yang telah memasukkan penawaran yang
paling menguntungkan bagi negara kepada Pengguna Anggaran dalam arti :
1). Penawaran secara teknis dapat dipertanggung jawabkan
2). Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggung jawabkan.
3). Penawaran tersebut adalah penawaran yang memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud dalam rangkap 1) dan 2).
4). Telah memperhatikan penggunaan semaksimal mungkin hasil produksi dalam
negeri.
b. Pengguna Anggaran apabila tidak ada hal-hal lain segera menetapkan
Pemenang.

PASAL 9
PENGADUAN
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

9.1. Terdapat Penetapan Pemenang, masyarakat dapat menyampaikan


pengaduan, apabila dalam proses penunjukan langsung dipandang tidak transparan,
tidak adil dan terdapat indikasi KKN. Pengaduan tertulis yang diajukan kepada yang
berwenang.
9.2. Pengaduan hanya dapat dilakukan terhadap:
- Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur
pelelangan yang ditetapkan
- Rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadi persaingan
yang sehat.
- Ada unsur KKN antara peserta dengan anggota panitia atau
pejabat berwenang
9.3. Tenggang waktu pengaduan selambat – lambatnya 5 ( lima ) hari kerja
setelah pengumuman penunjukan pelaksana pekerjaan.
9.4. Penunjukan pemenang pelelangan belum dapat dilakukan selama
jawaban atas pengaduan tersebut belum diterima oleh Pengguna Anggaran.

BAB II
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI

PASAL 1
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.1. Pekerjaan Pembangunan ini harus dilaksanakan dan diselesaikan dalam jangka waktu
sebagai berikut :

No Uraian Pekerjaan Lama Pekerjaan ( hari )


… …………………………………………………………….. ………………………………………
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

Jangka waktu pelaksaanan 3 ( tiga puluh ) hari kalender terhitung dari tanggal
dikeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) atau SPMK oleh Pengguna Anggaran.
Sesudah habis jangka waktu tersebut. Kontraktor harus menyerahkan hasil kerjanya
untuk pertama kalinya sesuai dengan RKS dan Gambar serta perubahannya.
1.2. Bila Kontraktor menghendaki perpanjangan waktu pelaksanaan, kontraktor diwajibkan
mengajukan surat tertulis kepada Pengguna Anggaran selambat-lambatnya 2 (dua)
minggu sebelum waktu penyerahan ke I (pertama) yang telah ditentukan dengan
disertai alasan-alasan yang mendapat persetujuan dari pengawas dan Pengguna
Anggaran.

PASAL 2
JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN

2.1. Jangka Waktu pemeliharaan adalah 180 ( Seratus delapan puluh ) hari kalender
terhitung dari tanggal Penyerahan Pekerjaan Pertama atau ST-I ( Pekerjaan selesai
100% ). Dalam jangka waktu tersebut Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang
tidak baik dan melengkapi kekurangan-kekurangannya seperti yang tertulis dalan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini atas biaya kontraktor sendiri.
2.2. Bila dalam jangka waktu Pemeliharaan atas Perintah Pengawas. Kontraktor tidak
melaksanakan pekerjaan perbaikan tersebut, maka Penggunan Anggaran berhak
menyuruh Pihak Ketiga (Kontraktor) lainya untuk mengerjakan atas biaya kontraktor
(Pihak kedua).
2.3. Penyerahan pekerjaan kedua kalinya atau ST-II (terakhir) harus dilakukan sesudah
habis jangka waktu pemeliharaan.

PASAL 3
PENGUNDURAN WAKTU / KETERLAMBATAN

3.1. Pengunduran waktu karena kelalaian kontraktor.


Apabila terjadi pengunduran waktu karena kelalaian Kontraktor berlaku
ketentuan-ketentuan tentang denda seperti dalam pasal 10 ayat 6. Apabila Pengguna
Anggaran menyetujui diadakannya pengunduran waktu maka harus didibuatkan
addendum dengan alasan - alasan yang dapat diterima oleh Pengguna Anggaran.

3.2. Pengunduran waktu karena keadaan memaksa ( force majeure ).


Apabila terjadi pengunduran waktu karena force majeure, berlaku ketentuan-
ketentuan tentang force majeure pasal 10, pada kontraktor harus dibuatkan
addendum sesuai dengan ketentuan ayat 2 pasal ini.

PASAL 4
JAMINAN PENAWARAN

4.1. Besarnya Jaminan Penawaran


Jaminan Penawaran untuk pelelangan ditetapkan sebesar 1% maksimum 3% dari
HPS, yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan Asuransi Kerugian/Bank
Pemerintah atau lembaga keuangan lainnya yang ditetapkan Menteri Keuangan.
4.2. Masa Berlakunya Bank Garansi
a. Jaminan Penawaran yang dimaksud untuk pekerjaan ini harus ditujukan/
dialamatkan kepada Panitia Pengadaan Kegiatan yang dimaksud.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

b. Bila rekanan pemborong pada saat sebelum kotak pelelangan ditutup oleh
Panitia Lelang tidak menyerahkan jaminan penawaran. Maka penawaran dianggap
tidak syah.
c. Jaminan Penawaran dikehendaki berlaku minimal 60 (enam puluh) hari
terhitung sejak tanggal pembukaan penawaran.
4.3. Pengembalian Jaminan Penawaran
a. Pada hari pemasukan surat Penawaran harga untuk / bagi rekanan yang
Surat Penawaran harganya dinyatakan tidak syah.
b. Jaminan Penawaran (Bank Garansi dikembalikan kepada penawar yang
menang setelah kontrak ditandatangani dan telah menyerahkan jaminan
pelaksanaannya kepada Pengguna Anggaran
c. Jika rekanan setelah memasukan Penawaran kedalam kotak lelang
menyatakan mengundurkan diri, maka jaminan penawaran menjadi milik negara.
d. Jika rekanan pemborong telah dinyatakan menang oleh panitia,
kemudian mengundurkan diri atau tidak sanggup melaksanakan pekerjaan. Maka
uang Bank Garansi (Jaminan Penawaran) menjadi milik negara.
e. Pengambilan Jaminan Penawaran harus menggunakan surat kuasa
bermaterai Rp. 6000,- (Enam Ribu Rupiah) dari pimpinan perusanaan

PASAL 5
JAMINAN PELAKSANAAN

5.1. Besarnya Jaminan Pelaksanaan :


Rekanan pemborong yang telah ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan, sebelum
menandatangani Surat Perjanjian/Kontrak tidak diwajibkan menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan kepada Pengguna Anggaran yang berupa Bank Garansi dari Bank
Umum/Perusahaan Asuransi Kerugian/Bank Pemerintah atau lembaga keuangan
lainnya atau lembaga keuangan yang besarnya minimal 5% dari nilai Kontrak.

PASAL 6
SURAT KEPUTUSAN PENUNJUKAN/SURAT PERINTAH KERJA

6.1. Berdasarkan keputusan pemenang lelang, Pengguna Anggaran menerbitkan Surat


Keputusan Penunjukan yang menunjukan pemenang sebagai pelaksana pekerjaan.
6.2. Surat Keputusan Penunjukan diterbitkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
setelah pemenang lelang diumumkan.
6.3. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sesudah ditetapkan Surat Keputusan Penunjukan
pekerjaan kontraktor yang ditunjuk diwajibkan menyampaikan Surat Kesanggupan
Melaksanakan Pekerjaan. Kontraktor yang ditunjuk diwajibkan menyampaikan Surat
Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan yang di tandatangani Direktur atau
Penanggungjawab Perusahaan diatas kertas meterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah)
dan dibubuhi cap perusahaan.

PASAL 7
KONTRAK

7.1. Kontrak akan ditanda tangani setelah konsep kontrak disetujui oleh kedua belah pihak
dan bersifat Unit Price.
7.2 Kontrak akan di tandatangani oleh Pengguna Anggaran dan kontraktor yang
bersangkutan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

PASAL 8
PEMBAYARAN

8.1 Sumber biaya pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari dana APBD.
8.2 Peraturan Pembayaran :
a. Pembayaran harga borongan diatur kemudian dalam kontrak
pelaksanaan.
b. Apabila dikehendaki, kontraktor dapat mengajukan permohonan uang
muka yang besarnya tidak melebihi 20% dari nilai kontrak sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku, dengan menyerahkan Jaminan Bank sebesar
sama dengan uang muka yang diminta dari Bank Umum/Perusahaan Asuransi
Kerugian/Bank Pemerintah atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk Menteri
Keuangan.
c. Uang muka tersebut dapat diperhitungkan berangsur-angsur secara
merata pada tahap-tahap pembayaran. Dengan ketentuan bahwa uang muka telah
lunas diperhitungkan pada saat Penyerahan Pertama/pekerjaan telah mencapai
100 (seratus) persen.
8.3 Pembayaran :
a. Pembayaran dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pembayaran
disalurkan melalui Bank yang ditunjuk oleh Dinas Perhubungan.
b. Dalam pembayaran disalurkan melalui bank yang telah ditetapkan oleh
Menteri Keuangan, maka Pemegang Kas atas perintah Pengguna Anggaran
mengajukan SPP kepada Bank Jatim.
8.4 Syarat Pengajuan Pembayaran :
a. Pembayaran mengenai pelaksanaan pekerjaan pemborongan dengan
Surat Perjanjian dilakukan atas dasar Berita Acara yang menyatakan bahwa
penyerahan prestasi pekerjaan telah benar-benar diselesaikan sesuai dengan
Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan yang bersangkutan.
b. Berita Acara harus disahkan oleh Instansi yang kompeten dan harus
dilampirkan SPP yang diajukan ke Pemegang Kas.
c. Kontrak akan dibayarkan sesuai angsuran dalam kontrak.
Berita Acara tentang penyelesaian pekerjaan diselesaikan selambat-lambatnya
dalam waktu 6 (enam) hari kerja setelah diterimanya permintaan untuk
pemeriksaan dari Pemborong/rekanan yang bersangkutan.

PASAL 9
KENAIKAN HARGA

9.1. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan terjadi kenaikan harga bahan bangunan dan
upah kerja tidak akan diadakan peninjauan perhitungan tambahan biaya, kecuali bila
ada ketentuan resmi dari Pemerintah yang mengaturnya.
9.2. Kontrak dalam mengajukan penawarannya dianggap telah memperhitung-kan faktor-
faktor dalam pasal ini sampai pekerjaan selesai.

PASAL 10
KEADAAN MEMAKSA

10.1 Yang dianggap keadaan memaksa ( Force majeure ) adalah keadaan atau kejadian
yang nyata-nyata diluar kekuasaan dan kemampuan kedua belah pihak untuk
mengatasinya, misalnya : gempa bumi, banjir besar, angin ribut, petir, kebakaran,
peperangan, kerusuhan, pemogokan, revolusi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

10.2 Atas kejadian/akibat tersebut pada ayat 1 pasal ini yang timbul selama
berlangsungnya pekerjaan Kontrak harus melaporkan kepada Pengawas dalam waktu
3 x 24 jam dari saat kejadian dengan pengesahan pejabat setempat yang berwenang.
10.3 Bila waktu tersebut pada ayat 2 pasal ini dilampaui kontraktor yang bersangkutan
akan kehilangan haknya untuk mendapatkan ganti rugi dan sebagaimanan yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
10.4 Penggantian rugi terhadap keadaan/kejadian tersebut tidak akan bertentangan
dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku.
10.5 Sangsi dan Denda terhadap pelanggaran
a. Dalam hal pemenang pertama mengundurkan diri setelah memasukan
penawaran apabila rekanan telah memasukan penawaran atau rekanan yang telah
ditunjuk mengundurkan diri atau pemenang urutan kedua dengan persyaratan
yang sama tidak tersedia untuk ditunjuk sebagai pelaksana, maka panitia atas
perintah Pengguna Anggaran bersangkutan mengadakan pelelangan ulang.
b. Pengunduran diri setelah SPK atau SPMK, apabila rekanan/pemborong
yang telah ditunjuk dan menerima SPKatau SPMK karena sesuatu hal
mengundurkan diri, maka untuk kegiatan proyek selanjutnya tidak akan diundang
lagi.
c. Pengunduran diri setelah penandatanganan kontrak, apabila rekanan/
pemborong yang telah ditunjuk dan tidak menandatangani kontrak karena sesuatu
hal mengundurkan diri, maka Pengguna Anggaran akan mengadakan opname
pekerjaan fisik yang telah dilaksanakan sesuai kontrak dan untuk kegiatan
selanjutnya tidak akan diundang lagi.
10.6 Kelambatan Penyerahan Pekerjaan
a. Jika dalam waktu pelaksanaan tsb pada pasal 10 Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS) ini dilampaui tanpa adanya alasan yang diterima oleh
Pengawas dan Pemberi Tugas, Kontraktor akan dikenakan denda sebesar : Untuk
sumber dana APBD adalah sebesar 1/ 00 (satu permil) dari jumlah nilai kontrak
untuk jumlah nilai kontrak untuk tiap-tiap kelambatan (tiap hari kelambatan),
dengan denda maksimum 5 (lima) persen dari nilai kontrak.
b. Kontraktor akan dikenakan denda sebesar 1/ 00 (satu permil) dari nilai
kontrak untuk setiap kali kontraktor melalaikan perintah Pengawas, sesudah
Pengawas memberikan perintah tertulis 3x (tiga kali) berturut-turut.
Bila denda ini terjadi tidak berarti ketentuan huruf a ayat ini dapat diabaikan.

10.7 Pekerjaan yang kurang sempurna


a. Pekerjaan/bagian pekerjaan yang kurang sempurna atau tidak sempurna
yang dinyatakan oleh Direksi harus diganti atau dibuat baru atau disempurnakan
oleh kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh pengawas.
b. Kontraktor tidak mempunyai hak lagi untuk meminta perpanjangan waktu
pelaksanaan sehubungan dengan adanya pekerjaan pada butir a ayat ini.
c. Kontraktor tidak mempunyai hak lagi untuk meminta perhitungan biaya
bagian yang tersebut pada huruf a ayat ini dalam biaya pekerjaan lebih.
10.8 Pemutusan Hubungan Kerja
a. Bilamana satu dan lain hal seperti tersebut AV artikel 61 (enam puluh
satu) Pemutusan Hubungan Kerja terpaksa dilakukan maka penyelesaiannya
harus mentaati ketentuan-ketentuan dalam AV 41 artikel 62 (enam puluh dua).
b. Dengan adanya Pemutusan Hubungan Kerja, kontraktor tidak terlepas
dari ketentuan tentang denda yang termasuk dalam RKS ini.

PASAL 11
PENGAWASAN
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

11.1 Prosedur Pengawasan :


Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh Pengawas.

11.2 Prosedur Pengawasan :


a. Untuk melaksanakan pekerjaan, Pengawas wajib membuat laporan mingguan,
bulanan yang menyebutkan pekerjaan yang dilakukan setiap hari. Bahan-bahan,
alat-alat yang didatangkan oleh kontraktor. Besarnya prestasi pekerjaan yang telah
diselesaikan, jumlah pekerja, keadaan cuaca, dan lain-lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan tersebut diketahui oleh Pengendali Pelaksana Kegiatan,
Pelaksana Kegiatan untuk tahap pelaksanaan.
Laporan tersebut harus dibuat dalam rangkap 4 (empat) masing-masing untuk
Pengguna Anggaran, Pengendali Pelaksana Kegiatan setempat, Kontraktor dan
Pengawas.
b. Perintah dan penugasan dari pengawas kepada kontraktor ditulis oleh Pengawas
dalam buku harian/tamu dan dibubuhi tandatangan dan nama jelas petugas
Kontraktor Pengawas atau bila Pemberi Tugas dan Direksi memberikan petunjuk-
petunjuk, peringatan-peringatan maupun perintah-perintah dan lainnya mengenai
jalannya pelaksanaan pekerjaan.
11.3 Laporan Foto :
Kontraktor diwajibkan membuat dokumen berupa foto-foto sebelum pekerjaan dimulai
dan tiap permintaan angsuran disertai keterangan lokasi. Arah pengambilan dan tahap
pelaksanaan pembangunan, syarat-syarat foto dokumen :
a. Tiap unit bangunan diambil dari 4 (empat) arah
b. Gambar menyeluruh pandangan dari 4 (empat) arah
c. Pengambilan dari tiap tahapan termijn kontraktor
d. Pengambilan dari tiap tahap tetap pada pengambilan tersebut
pada huruf a ayat ini.
Tiap tahap diserahkan kepada Pengguna Anggaran melalui Kontraktor Pengawas
rangkap 3 (tiga) album, biaya dokumen merupakan tanggungan kontraktor.
11.4 Kontraktor wajib mengikuti rapat berkala yang diadakan oleh pengawas dan dihadiri
oleh site manager dan unsur pengelola teknis.
PASAL 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

12.1. Segala perselisihan yang menyangkut bidang teknis pelaksanaan yang tidak
diselesaikan oleh suatu Dewan Arbitrase Teknis yang terdiri dari 3 (tiga) orang,
seorang ditunjuk oleh Pemberi Tugas Kontraktor Pengawas, seorang lainnya ditunjuk
oleh kontraktor dan orang ketiga ditunjuk oleh 2 (dua) orang wakil yang ditunjuk
terlebih dahulu.
12.2. Perselisihan yang bersifat umum yang tidak dapat diselesaikan dengan
jalan musyawarah akan diselesaikan melalui Panitia/Panitera Pengadilan tempat
kedudukan proyek. Oleh karena itu Pemberi Tugas dan Kontraktor akan memilih
tempat kedudukan yang syah dan tidak berubah pada kantor Panitera Pengadilan
Negeri Sumenep.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

SYARAT – SYARAT TEKNIS

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1. Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini adalah
PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG TK NURUL HIKMAH KEC. BATANG-BATANG
KAB. SUMENEP.

Sebelum melaksanakan pekerjaan, rekanan/pemborong wajib melakukan persiapan-


persiapan :

1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN


Sebelum melaksanakan pekerjaan, pemborong wajib mengirimkan Surat Pemberitahuan
untuk memulai pekerjaan dan personil pelaksana kepada Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) akan meneruskan kepada lembaga/unit
kerja yang bersangkutan untuk mendapatkan ijin mulai pelaksanaan pekerjaan.
1.2. PEKERJAAN PENDAHULUAN
a. Membuat struktur organisasi pelaksana di lapangan dan membuat time schedule.
b. Pelaksana harus menyediakan tenaga ahli yang cukup guna menjamin kelancaran
dan mutu pekerjaan.
c. Foto dokumen 0% sampai dengan 100%

PASAL 2
JENIS DAN MUTU BAHAN

1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan - bahan
produksi dalam negeri.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

2. Bila bahan - bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa / bermacam - macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu
bahan satu jenis.
3. Bahan - bahan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan - bahan bangunan tersebut
mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dengan
mutu 1 (satu) untuk dipergunakan.
4. Bila rekanan telah menanda tangani / melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan, bahan -
bahan harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah
ditolak dengan biaya dari rekanan.
5. Contoh - contoh yang dikehendaki oleh pemberi tugas atau wakilnya harus segera
disediakan tanpa kelambatan.
6. Bila dalam uraian dan syarat - syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan type dari barang -
barang yang memuaskan pemberi tugas.

PASAL 3
URAIAN PEKERJAAN

3.1. PENYEDIAAN :
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur termasuk semua
alat - alat pembantu yang dipergunakan seperti andang - andang, alat -alat
pengangkat, mesin - mesin alat - alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh
rekanan dan untuk semua alat - alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena
sudah tidak berguna lagi dan untuk memperbaiki kerusakan yang dilaksanakan.
3.2. KUANTITAS DAN KUALITAS PEKERJAAN :
a. Kualitas dan kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus
dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam
uraian dan syarat - syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak
merubah atau mempengaruhi penerapan atau interprestasi dari apa yang tercantum
dalam syarat - syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian -
bagian dari gambar dan uraian syarat - syarat tidak boleh merusak atau
membatalkan kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan
yang dikehendaki oleh pemberi tugas.
Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan yang mungkin sewaktu - waktu
diberikan kepada pemborong dianggap merupakan bagian dari kontrak ini, harga -
harga yang dimuat dalam daftar harga tetap digunakan meskipun ada ketidak
sesuaian antara harga - harga itu dengan apa yang tercantum.
Harga kontrak tidak boleh dirubah dan harus mentaati ketetapan - ketetapan dari
syarat - syarat ini, segala kekeliruan baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan
harga kontrak harus dianggap telah diterima oleh kedua belah pihak yang
bersangkutan.

PASAL 4
GAMBAR - GAMBAR PEKERJAAN

1. Gambar - gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar, bestek, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh Perencana
Proyek telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen - dokumen lainnya.
Rekanan tidak boleh mengubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari
Pengguna Anggaran/Direksi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

Gambar - gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud
tertentu.
2. Gambar - gambar tambahan :
Bila direksi menganggap perlu maka pemborong harus membuat tambahan detail
(gambar penjelasan) yang disahkan oleh Direksi, gambar - gambar tersebut menjadi
milik Direksi.
3. As Builit Drawing :
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat gambar - gambar baik penyimpangan atas
perintah pemberi tugas atau tidak, pemborong harus membuat gambar - gambar yang
sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan (as builit drawing) yang jelas memperhatikan
perbedaan antara gambar - gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-
gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya
pembuatannya ditanggung oleh rekanan.
4. Gambar - gambar ditempat pekerjaan pada Direksi Keet :
Rekanan harus menyiapkan satu rangkap gambar - gambar kontrak lengkap termasuk
Rencana Kerja dan Syarat - syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule dalam
keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan - perubahan terakhir
dalam masa pelaksanaan pekerjaan agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya
sewaktu - waktu memerlukan.
5. Contoh Barang / Bahan yang ditawar :
a. Dalam masa pelaksanaan pekerjaan pembangunan bahan - bahan / barang yang
akan dilaksanakan harus sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.
b. Barang / bahan yang ditawar dalam harga satuan pekerjaan dan harga satuan
bahan/upah adalah mengikat, rekanan harus menawarkan harga - harga tersebut
sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.
c. Contoh barang / bahan yang ditawarkan tidak dapat dipergunakan bila belum
mendapatkan persetujuan dari Direksi secara tertulis.
PASAL 5
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail
yang dipakai / diikuti.
2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai maka ukuran dengan
angka dalam gambar yang diikuti.
3. Bila ukuran - ukuran jumlah yang dipergunakan dan bahan - bahan / barang yang dipakai
dalam RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti.
4. Bila rekanan meragukan tentang perbedaan antara gambar - gambar yang ada baik
mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksinya dengan RKS, maka rekanan
berkewajiban untuk menanyakan kepada pengawas / Direksi secara tertulis.
5. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal - hal tersebut di atas.
Setelah rekanan menerima dokumen dari Pengguna Anggaran dan hal tersebut akan
dibahas dalam rapat penjelasan.
6. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua dokumen
yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan.

PASAL 6
PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN YANG DIPAKAI DALAM
PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

6.1. Air :
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton, dan
penyiraman guna pemeliharaannya harus air tawar yang bersih, tidak mengandung
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

minyak, garam ( CL maksimum 15 g/l ), asam ( SO4 maksimum 5 g/l ) dan zat organik
lainnya.
6.2. Semen Portland ( Pc ) :
Semen yang digunakan adalah semen Pc ( Yang terdaftar dalam standart SNI ) dan
Type I yang sejenis satu merk dalam pelaksanaan dalam bangunan.

6.3. Pasir :
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur,
asam, garam atau pasir lokal yang disetujui oleh Direksi.
- Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus yang lazim disebut
dengan pasir urug.
- Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan butiran ukuran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0.75 – 1.25 mm yang lazim dipasarkan ( pasir lokal ).
- Pasir untuk pekerjaan beton yaitu pasir cor / pasir hitam.
- Untuk wilayah kepulauan Sapeken, Masalembu, Sakala, Masakambing,
Raas, Kangean, Talango, Gili genting menggunakan pasir lokal.
6.4. Kerikil :
Kerikil untuk beton harus menggunakan dari batu gunung, bersih dan bermutu baik
serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI 1971.
6.5. Batu Bata :
Batu bata untuk pekerjaan pasangan dinding dan lain-lain yang disebutkan di dalam
gambar, harus menggunakan batu bata yang memenuhi standart sebagai berikut :
- Berukuran standart warna putih sebagai hasil yang sempurna/baik.
- Sisinya bersudut , dan kuat tidak dapat dikorek dengan tangan, berpermukaan rata
dan tidak menampakkan retak-retak
- Maksimum pecah 20 %
-
6.6. Kayu Struktural :
Kayu struktural yang digunakan dalam pekerjaan untuk :
1. Kuda-kuda menggunakan kayu gelam
2. Gording menggunakan kayu gelam
3. Konsol menggunakan kayu gelam.

Kayu – kayu tersebut hanya memiliki cacat maksimum sbb:


- Mata kayu tidak lebih dari ¼ x lebar muka kayu pinggul maksimum 1/10 lebar muka.
- Serat miring dengan tangen maksimum 1/7
- Retak radial dengan maksimum 1/3 x tebal kayu dan retak tangensial maksimum ¼ x
lebar kayu.

PASAL 7
ALAT – ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN

1. Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan /menyiapkan alat – alat,


baik untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan – peralatan yang
diperlukan untuk memenuhi kwalitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton
mollen, dan sebagainya.
2. Penentuan titik duga letak bangunan, siku – siku bangunan maupun datar (Water pass)
dan tegak lurusnya bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur waterpass
bersama- sama dengan pengawas kemudian hasil pengukuran dibuatkan Berita Acara.

PASAL 8
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

SYARAT - SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin dan tidak akan mengerjakan tenaga
yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan
kepadanya.
2. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang
disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan semua pekerjaan akan berkualitas
baik dan bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat
dianggap ditolak. Dalam pengajuan penawaran pemborong harus mempertimbangkan
biaya - biaya pengujian / pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan. Di luar jumlah tersebut
pemborong tetap bertanggung jawab atas biaya - biaya pengiriman yang tidak memenuhi
syarat yang dikehendaki.

PASAL 9
PEKERJAAN TIDAK BAIK

1. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pekerjaan apa saja yang telah
ditutup, untuk diperiksa atau untuk mengadakan pengujian bahan - bahan baik yang
sudah maupun yang belum dilaksanakan. Ongkos untuk pengujian dan sebagainya
menjadi beban pemborong untuk disempurnakan sesuai kontrak.
2. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, bahan - bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak.
Pemberi tugas boleh (tetapi tidak dengan secara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

PASAL 10
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan


dalam kontrak dan menurut gambar - gambar detail yang telah disahkan oleh pengawas
melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian - bagian menurut persyaratan
teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan
secara tertulis dari pengawas. Selanjutnya penambahan / pengurangan pekerjaan
dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum
daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seijin direksi secara tertulis, adalah
tidak sah dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.

PASAL 11
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEMBONGKARAN
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

1. Sebelum pemborong mengadakan persiapan dilokasi / halaman proyek, sebelumnya


harus memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan / berkenaan untuk memulai dengan
persiapan pembangunan kepada Pengguna Anggaran atau instansi terkait.
2. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran , direksi lapangan harus sudah siap
dan aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
3. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelumnya tiap – tiap bagian pekejaan
yang dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari direksi lapangan
4. Pembongkaran dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin Direksi secara tertulis.
Pekerjaan pembongkaran harus dilaksanakan sesuai pekerjaan yang dilaksanakan.
5. Akibat dari bongkaran kontraktor harus bertanggung jawab atas segala akibat yang
ditimbulkan oleh pekerjaannya.
6. Semua bekas bongkaran harus dikumpulkan pada suatu tempat atas petunjuk
direksi/pengawas lapangan.

PASAL 12
PEKERJAAN PENGUKURAN

1. Duga ( Peil )
Sebagai dasar untuk menentukan Duga ( Peil ) adalah duga patok yang akan di
tunjukkan oleh direksi lapangan.
2.Pengukuran dan patok
Pekerjaan pengukuran dan pemasangan patok untuk mendapatkan titik duga patok
dilaksanakan oleh pemborong atau kontraktor .

PASAL 13
PEKERJAAN PONDASI

1. Galian Tanah
Galian Tanah dilakukan dengan ukuran kedalaman sesuai gambar bestek.
2.Pekerjaan Urugan Pasir dan Pasangan Aanstamping,
Pekerjaan urugan pasir dilakukan dengan ketebalan 10cm dari dasar galian pondasi.
Pasangan Aanstamping dilakukan diatas urugan pasir setebal 20 cm dari permukaan
atas urugan pasir.
3.Pasangan Batu Gunung 1Pc : 8Ps
Pasangan Batu gunung dengan volume sesuai dengan RAB dilakukan diatas permukaan
pasangan aanstamping yang diikat dengan campuran 1pc :8Pasir.

PASAL 14
PEKERJAAN PENULANGAN & BETON

1. Sloof, Kolom, Ring Balk, Ring Gewel


Penulangan dilakukan sesuai dengan gambar bestek menggunakan besi beton ber-SNI
dan diameter tulangan sesuai dengan gambar bestek. Pembetonan dilakukan dengan
komposisi campuran 1Pc:2Ps:3Kr.

PASAL 15
PEKERJAAN PASANGAN BATU PUTIH ( TEMBOK )

1. Pasangan dinding batu putih , dilaksanakan sekeliling bangunan dengan adukan


1Pc:3P
untuk pasangan trasram dengan tinggi sesuai gambar kerja dan adukan 1Pc : 8Ps untuk
pasangan dinding biasa.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

2. Pasangan dinding harus tegak lurus, siku – siku dan rata tidak boleh ada rengat atau
retak rambut , bata harus berukuran sama, sebelum dipasang bata putih harus
direndam dalam air hingga jenuh
3. Bata putih harus berkwalitas baik tidak boleh mamakai batu putih bekas bongkaran
4. Untuk pemasangan dinding bata putih hanya diparbolehkan maksimum setinggi 1 meter
untuk tiap harinya dan untuk pasangan yang luas bidangnya lebih dari 12 M2 harus
beton praktis.
5. Pemasangan batu putih diperbolehkan menembus dinding lainnya harus menggunakan
andang sebagai sarana diatasnya

PASAL 16
PEKERJAAN PLESTERAN

1. Pekerjaan tembok yang akan diplester, sebelumnya permukaannya harus disiram


dengan air hingga jenuh (basah).
2. Campuran spesi untuk plesteran trasram 1Pc : 4Ps hitam , dengan ketebalan 20 mm
dan untuk plesteran biasa 1Pc : 7Ps dengan ketebalan 20 mm saduran yaitu
campuran pasir lokal dan pasir hitam ( 50 : 50 ) dengan hasil ayakan, sedangkan untuk
plesteran beton menggunakan campuran 1Pc : 2 Ps hitam.
3. Semua hasil pekerjaan plesteran tembok harus rapi, rata dan halus dan merupakan
suatu bidang yang tegak lurus dan siku serta tidak terdapat retak-retak rambut, jika
terdapat retak-retak rambut pemborong harus segera memperbaikinya.
4. Sebelum pelaksanaan plesteran dilaksanakan harus dilaksanakan dahulu pekerjaan
jalur-jalur pipa instalasi listrik yang ditanam pada tembok sesuai dengan rencana
sehingga kabel-kabel dan pipa listrik tidak kelihatan.
5. Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan pada seluruh bagian tembok yang kelihatan.
6. Untuk penyelesaian akhir sudut supaya digunakan spesi 1Pc : 2Ps dan dilaksanakan
dengan rapi, lurus dan siku/tajam.
7. Setelah pekerjaan plesteran mengering cukup kuat dapat dilaksanakan pekerjaan
ondrongan (plesteran halus) dengan campuran 1Pc : 3 Ps dan air secukupnya. Setelah
pekerjaan plesteran halus selesai, kemudian digosok dengan kertas semen agar dapat
menghasilkan hasil yang baik.

PASAL 17
PEKERJAAN PEMADATAN TANAH

1. Pemadatan tanah menggunakan serbuk batu putih dengan volume sesuai RAB.
2. Bahan yang digunakan adalah serbuk batu putih dan dipadatkan menggukan alat
pemadat
3. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai volume dalam RAB dan sesuai gambar
kerja.
PASAL 18
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA

1. Bahan yang dipakai untuk kusen adalah kayu kampas 6/12 dan atau sesuai dengan
RAB atau gambar kerja
4. Bahan yang dipakai untuk daun pintu adalah jenis kayu kampas atau sesuai RAB atau
gambar kerja.

5. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar, baik perletakan untuk masing –
masing tipe serta ukurannnya. Bentuk profil kusen dapat berubah sepanjang Direksi
menyetujui

PASAL 19
PEKERJAAN ALAT PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

1. Semua Kunci pintu yang dipasang ex. KODAI 2x putar, warna kuning komplit dengan
handle atau / pegangan, atau yang setara.
2. Daun pintu harus dipasang engsel buatan dalam negeri model engsel H, masing–
masing 3 ( tiga ) buah..
3. Semua jendela dipasang kaca 5mm dan dipasang engsel jendela masing-masing
sebanyak 2 buah.
6. Sebelum alat - alat tersebut dipasang, Rekanan/Pemborong harus mengajukan contoh
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

PASAL 20
PEKERJAAN KAP / KUDA – KUDA DAN KONSOL

1. Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan kayu untuk Kuda-
kuda, Gording, dan Konsol.
2. Ketentuan
a. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar (lihat gambar detail kuda-
kuda)
b. Sesuai peraturan
c. Peralatan yang dipergunakan untuk teknis pengangkatan dan pemasangan
3. Penyerahan
Sebelum memulai pekerjaan ini, Rekanan/Kontraktor harus menyerahkan contoh kayu
kepada Pengawas.
4. Material
Kuda-kuda utama konstruksi kayu, gording, dan konsol memakai kayu Gelam dengan
ukuran sesuai gambar detail kuda-kuda.
7. Pelaksanaan
a. Kuda - kuda utama memakai kayu gelam seperti gambar detail kuda – kuda
dimensi 8/12. Cara pelaksanaannya harus sesuai dengan rencana gambar.
Pemasangan sambungan kayu dibaut sesuai dengan detail ikatan kuda – kuda.
b. Pekerjaan Gording
- Ukuran – ukuran Gording dilaksanakan dengan ukuran 6/12
- Jarak antar gording 90 cm atau sesuai gambar detail kuda - kuda.
- Gording harus dipasang lurus dan rapi. Agar gording tidak turun / bergerak
pada bagian bawah diberi klos terbuat dari kayu yang dipaku dengan kuda –
kuda.
- Sambungan kayu pada gording atau nok menggunakan baut. Letak
sambungan harus memperhatikan posisi atau letak titik tumpuan, agar tidak
salah konstruksi.

c. Pekerjaan Konsol
- Ukuran Konsol Apit menggunakan kayu gelam ukuran 2x 6/12 dan tiang konsol
ukuran 8/12.
- Konsol dipasang menyambung dengan kaki kuda-kuda kayu dan ring gewel dan
tiang konsol dibaut kedalam tembok.
d. Lisplang papan mereng dengan ukuran sesuai gambar dan RAB. Sambungan
papan dengan teknik ekor burung sesuai gambar detail sambungan. Semua bidang
papan diserut/diselasar hingga rapi.

PASAL 21
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

1. Penutup atap yang menggunakan Asbes Gelombang Kecil, ukuran harus sama.
Sebelumnya Pemborong harus mengajukan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
2. Pekerjaan penutup atap harus dikerjakan dengan baik dan rapi, sehingga mendapatkan
bidang atap yang rata, rapat dan tidak bocor
3. Pemasangan penutup atap dimulai dari bagian bawah menuju ke puncak/bubungan
4. Penutup atap baru boleh dipasang apabila semua pekerjaan rangka atap selesai
dikerjakan dan telah diperiksa oleh Direksi.

PASAL 22
PEKERJAAN NOK STEL ASBES GELOMBANG KECIL

Nok Stel Asbes Gelombang Kecil harus dipasang lurus, rapi, baik dan rata, agar hasil
akhir pasangan Nok Stel bisa diterima oleh Pengawas dan Direksi.

PASAL 23
PEKERJAAN LANGIT – LANGIT DAN LIST PLAFOND

1. Langit-langit bagian dalam dan luar pada bagian overstak atau teritisan
dipasang Eternit ex. Atrisco atau calsiboard tebal 4 mm.
2. Langit – langit menggunakan kayu kampas gergaji mesin berkualitas baik,
dengan rangka utama 6/12, rangka pembagi 4/6 serta penggantung atau hanger 4/6,
diketam rata permukaan bawahnya serta dipasang lurus dan rata.
3. Pola / bentuk plafond / langit-langit sesuai gambar denah dan detail
plafond.Untuk mendapatkan bidang langit-langit yang rapi dan rata, maka bagian bawah
kayu penggantung seluruhnya harus diserut/diselasar hingga rata dan tiap - tiap
sambungan persilangan harus menggunakan klos - klos tumpuan dari kayu
kampas ukuran 2/3 panjang 15 cm.
4. Pemborong tidak boleh memasang atap dan langit-langit ( plafond hanger ),
sebelum seluruh kelengkapan baut-baut, beugel kap atap selesai dilaksanakan
dengan baik dan sempurna serta mendapatakan persetujuan Pengawas.
5. Jika eternit pada langit - langit dipasang berhubungan dengan tembok atau
berhimpit, maka dapat dipasang list – list plafond dari kayu atau gypsum, dipasang rapi,
lurus dan dapat diterima oleh pihak Direksi.
6. Paku langit – langit dipasang dengan jarak masing-masing maksimum 20 cm
secara rapi dan teratur.

PASAL 24
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah :


a. Cat Tembok merk Decolit atau setara
b. Cat Plafon merk Decolit atau setara
2. Cat tembok dipergunakan untuk mengecat dinding luar maupun dalam bangunan serta
plafond.
3. Sebelum dilakukan pengecatan pada dinding dan plafond, terlebih dahulu dinding dan
dibersihkan dari kotoran dan debu, selanjutnya pekerjaan pengecatan dapat
dilaksanakan.

PASAL 25
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

PEKERJAAN KERAMIK LANTAI

1. Lantai untuk bangunan dipakai keramik 40 x 40


warna putih dengan kualitas baik. Spesi untuk pasangan lantai 1pc:4ps.
2. Semua pasangan keramik harus siku dan sudut-
sudutnya rata serta nat lurus sehingga bisa diterima oleh direksi/ pihak proyek.
3. Sebelum dipasang keramik harus diperlihatkan dulu
kepada pengawas atau direksi untuk mendapat pengesahan dan dibawah lantai keramik
harus dirabat terlebih dahulu.

PASAL 26
PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA

Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan
waktu sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong harus segera
menyerahkan hasil pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Pengguna
Anggaran secara tertulis dengan tembusan pengawas bangunan atau konsultan pengawas.
Dengan surat pemberitahuan penyerahan pekerjaan dari kontraktor tersebut, pengawas atau
konsultan pengawas berkewajiban :
1. Membuat evaluasi tentang seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak pemborongan.
2. Menanggapi atau melaporkan kepada Pengguna Anggaran tentang hasil pekerjaan
pemborong tersebut secara tertulis.

Pengguna Anggaran akan mengadakan rapat koordinasi mengenai pekerjaan tersebut


diatas berdasarkan
1. Kontrak pemborong.
2. Surat penyerahan pekerjaan kepada pemborong.
3. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan dari pekerjaan
tersebut.

PASAL 27
PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN PEKERJAAN YANG KEDUA

Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahaan pekerjaan yang pertama, hingga 180
(seratus delapan puluh) hari kalender adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih
menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya, antara lain
1. Keamanaan dan penjagaan.
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan.
3. Pembersihan.
Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka
penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara penyerahan
pertama.
PASAL 28
PENUTUP

Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat kerja ( RKS ) ini untuk uraian bahan-
bahan , pekerjaan-pekerjaan yang tidak disebut perkataan atau kalimat “ diselenggarakan
oleh pemborong “ maka dalam hal ini harus dianggap seperti yang disebutkan.
Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk
didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebutkan kata demi kata dalam RKS
ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong yang diterima sebagai “ hal “ yang disebutkan.
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pengguna
Anggaran, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Penunjukan Langsung

Sumenep, Oktober 2011

KONSULTAN PERENCANA
CV. KHARISMA CIPTA INDAH

MAKSON, ST
Direktur

Anda mungkin juga menyukai