Oleh :
DARLAN
P3B1 16 011
BAB I
ADMINISTRASI UMUM
Pasal 1
NAMA DAN TEMPAT PEKERJAAN
1.1. Satuan Kerja : -…………………
1.2. Nama Pekerjaan : Perancangan Kantor Camat Kulisusu utara Di
Kabupaten Buton Utara.
1.3. Nama Kegiatan : Perancangan Kantor Camat Kulisusu utara Di
Kabupaten Buton Utara.
1.4. Lokasi : Lokasi perencanaan berada dijalan Pendidikan,
kel. Waode Buri Kec. Kulisusu Utara
Pasal 2
ISTILAH-ISTILAH
2.1. Pemberi Tugas
Pemberi tugas adalah Universitas Halu Oleo, Program Pendidikan Vokasi
Pogram Studi D3 Arsitektur.
2.2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana pada pekerjaan ini adalah atas nama Darlan (P3B1 16
011)
2.3. Pengawas Lapangan
Pihak yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas untuk melaksanakan pengendalian
dan pengawasan pekerjaan.
2.4. Direksi Pekerjaan
Pihak yang diserahi tugas untuk mewakili pemberi tugas dalam
melaksanakan pembangunan.
2.5. Kontraktor / Pemborong
Pihak yang diserahi tugas melaksanakan pekerjaan pembangunan fisik.
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”
Adalah Panitia yang dibentuk oleh Pemberi Tugas dan Pemborong untuk
menyelesaikan perselisihan yang tidak dapat diselesaikan secara
musyawarah oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua.
Pasal 4
PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING) DAN PENINJAUAN
LAPANGAN
4.1. Pemberian Penjelasan ( Aanwijzing )
Agar peserta pelelangan mempunyai persepsi pengertian yang sama mengenai
pekerjaan yang dilelangkan dan semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pelelangan, maka Panitia Lelang akan memberikan penjelasan
pekerjaan (aanwijzing) sesuai jadwal yang ditentukan Oleh Panitia lelang
Melalui Layanan Lelang Elektornik.
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”
JAMINAN PENAWARAN
5.1. Peserta Lelang harus menyerahkan Jaminan Penawaran yang berupa Surat
Jaminan dari Bank Pemerintah atau Bank Swasta atau Lembaga Keuangan
lain yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebesar 1 % (satu per
seratus) sampai 3 % (tiga per seratus) dari penawaran sesuai Keputusan
Menteri Keuangan Nomor : 523/KMK.013/1989. Pada Surat Jaminan Bank
tersebut dijelaskan bahwa jaminan tersebut sebagai jaminan penawaran
pekerjaan pelaksanaan fisik Pembangunan Kantor Camat Nambo di Kota
Kendari dan sekurang-kurangnya harus berlaku selama 60 (Enam puluh)
hari kalender sejak tanggal penutupan penawaran dengan kemungkinan
dapat diperpanjang apabila diperlukan.
Pasal 6
PENGUNDURAN DIRI DAN SANKSINYA
6.1. Apabila peserta pelelangan mengundurkan diri sebelum memasukkan
Dokumen Penawaran, diharuskan memberitahu secara tertulis kepada
Panitia Pelelangan. Jika ini tidak diindahkan, maka akan berpengaruh
terhadap komite yang bersangkutan.
6.2. Bila peserta lelang menarik diri setelah memasukan penawarannya, maka
jaminan penawaran akan menjadi milik Pemberi Tugas.
Pasal 7
PERSYARATAN KUALIFIKASI PESERTA LELANG
7.1. Memiliki Surat Izin Usaha pada Bidang Usahanya yang dikeluarkan oleh
Instansi Pemerintah yang berwenang yang masih berlaku, seperti SIUP
untuk jasa perdagangan, IUJK untuk Jasa Konstruksi dan Sebagainya.
7.2. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak pengadaan.
7.3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak Bangkrut, kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan, dan/atau tidak sedang menjalani sanksi Pidana.
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”
7.4. Dalam hal penyedia jasa akan melakukan kemitraan, penyedia barang/Jasa
wajib mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang memuat
presentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut.
7.5. telah melunasi kewajiban pajak Tahun terakhir (SPT/PPh) serta memiliki
laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau PPn sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir.
7.6. selama empat tahun terakhir pernah memiliki pengalaman menyediakan
barang/jasa baik di lingkungan pemerintah atau swasta, kecuali penyedia
barang/jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.
7.7. memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam
di suatu instansi.
7.8. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha kecil
termasuk koperasi kecil.
7.9. memiliki kemampuan pada bidang dan sub bidang pekerjaan yang sesuai
untuk bukan usaha kecil
7.10. Dalam hal bermitra yang diperhitungkan adalah kemampuan dasar dari
perusahaan yang mewakili kemitraan (Lead firm).
7.11. Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank
Pemerintah/Swasta untuk mengikuti pengadaan barang/jasa sekurang-
kurangnya 10 % dari nilai proyek untuk pekerjaan jasa pemborongan,
kecuali untuk penyedia barang/jasa usaha kecil termasuk koperasi.
7.12. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
7.13. termasuk dalam penyedia barang/jasa yang sesuai dengan nilai paket
pekerjaan.
7.14. menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dilaksanakan
khusus untuk jasa pemborongan.
7.15. tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan
kemampuan usaha yang dimilikinya.
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”
Pasal 8
SURAT PENAWARAN
Syarat-syarat Surat Penawaran :
8.1. Surat penawaran dibuat atas kop perusahaan diatas rangkap 3 (tiga) 1 asli +
2 tembusan menurut contoh surat penawaran terlampir, dibubuhi materai
sebesar Rp. 10.000 untuk lembar asli, diberi tanggal dan ditanda tangani
oleh direktur yang sesuai dan tercantum dalam akte pendirian perusahaan.
8.2. Angka yang tertulis dengan huruf harus sama dengan yang tertulis dengan
angka dalam surat penawaran.
8.3. Dalam surat penawaran tidak boleh ada penghapusan, coretan atau salah
ketik.
8.4. Dalam surat penawaran tersebut dilampirkan antara lain :
1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dibuat oleh staf teknik dan
diketahui oleh direktur 1 asli + 2 tembusan.
2. Daftar analisa yang dibuat oleh staf teknik dan diketahui oleh direktur
terdiri dari 1 asli + 2 tembusan.
3. Daftar harga bahan dan upah kerja 1 asli + 2 tembusan.
4. Time schedule (jadwal) pelaksanaan dibuat oleh staf teknik dan
diketahui oleh direktur.
5. Daftar peralatan dibuat oleh staf teknik dan diketahui oleh direktur.
6. Referensi bank dari bank pemerintah atau bank swasta lainnya yang
telah direkomendasi oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia.
7. Jaminan Penawaran (Tender Bond) yaitu senilai 1% s/d 3% dari
nilai penawaran atau sebesar Rp. ............., - (..........................)
sebanyak 1 (satu) examplar asli dan 3 (tiga) examplar Photo Copy bila
penawaran bernilai diatas Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah).
8. Susunan personalia perusahaan yang akan disertakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini dan ditanda tangani direktur.
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”
8.5. Penawaran yang diajukan adalah lumpsum kontrak untuk pekerjaan sesuai
dengan RKS dan berita acara Aanwijzing.
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”
Pasal 10
PEMASUKAN DAN PEMBUKAAN SURAT PENAWARAN
10.1. Pada hari/tanggal, pukul dan tempat tersebut di atas, Panitia Lelang
mengumumkan bahwa pemasukan surat penawaran ditutup. Setelah saat itu
Panitia Lelang tidak dapat menerima lagi berkas-berkas apapun yang sifatnya
pembetulan, perubahan ataupun penjelasan secara tertulis atau lisan berkaitan
dengan pemasukan penawaran pelelangan dari para peserta pelelangan (sesuai
Keppres No. 80 Tahun 2003 dan 61 tahun 2004).
10.2. Surat penawaran yang telah masuk dibuka oleh Panitia Lelang dihadapan
para peserta, diperiksa sah/tidaknya isi surat penawaran sesuai ketentuan
Pasal 8.
10.3. Jika telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan, harga
penawaran yang diajukan dibaca dengan jelas, kecuali surat penawaran
yang tidak sah, harga penawarannya tidak dibacakan, untuk selanjutnya
dituliskan dihadapan para peserta lelang, diperlihatkan kepada 2 (dua)
orang wakil peserta lelang, untuk kemudian dilampirkan pada Berita Acara
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”
Pasal 11
METODA EVALUASI PENAWARAN
Metoda evaluasi penawaran adalah sistem Gugur. Urutan proses penilaian dengan
system ini adalah sebagai berikut:
11.1. Evaluasi Administrasi
a. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi
syarat pada pembukan penawaran.
b. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang
masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi.
Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan (tidak
dikurangi atau ditambah).
c. Evaluasi administrasi menghasilkan dua Kesimpulan, yaitu memenuhi
syarat administrasi dan tidak memenuhi syarat administrasi.
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”
Pasal 12
KEPUTUSAN HASIL LELANG
12.1. Harga penawaran yang sah dan memenuhi persyaratan akan dinilai lebih
lanjut oleh Panitia Lelang.
12.2. Dalam waktu 5 (lima) hari setelah pengumuman tersebut, maka bagi yang
keberatan atas keputusan tersebut dapat mengirimkan sanggahan tertulis
kepada pejabat yang berwenang. Sanggahan tersebut hanya dapat diajukan
terhadap pelaksanaan prosedur lelang. Jawaban terhadap sanggahan
diberikan secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari
kerja setelah diterimanya surat sanggahan tersebut.
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”
12.4. Surat keputusan ini berikut penetapan pemenang lelang, Berita Acara
Evaluasi Hasil Lelang, Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran, Berita
Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan serta dokumen lelang lainnya
merupakan dasar dari pembuatan Surat Perjanjian Pemborongan.
12.5. Bea materai dan semua biaya-biaya yang diperlukan untuk dokumen
kontrak menjadi beban Kontraktor.
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”
BAB II
SYARAT ADMINISTRASI
Pasal 1
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Seluruh pekerjaan yang termasuk didalam kontrak, harus selesai dan diserahkan
untuk pertama kalinya (penyerahan pertama) dengan selambat-lambatnya dalam
waktu 90 (Sembilan puluh) hari kalender, terhitung sejak ditandatanganinya Surat
Perjanjian Kerja Borongan.
Pasal 2
PERMULAAN PEKERJAAN
Selambat-lambatnya 7 (Tujuh) hari sejak tanggal Surat Perjanjian Keputusan
Pemberi Pekerjaan (SPK) dikeluarkan, Kontraktor harus sudah memulai pekerjaan
dalam arti kata yang nyata dan harus berjalan secara tetap pada hari kerja dengan
kecepatan yang layak.
Pasal 3
PERJANJIAN KONTRAK, PERSELISIHAN DAN PEMILIHAN
DOMISILI
3.1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat Surat Perjanjian Pemborongan
sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan, antara Pemberi Tugas dan
Kontraktor.
3.2. Bilamana terjadi perselisihan diantara Pemberi Tugas dan Kontraktor, pada
dasarnya diselesaikan dengan cara musyawarah.
3.4. Jika hal ini tidak mendapat hasil, penyelesaian selanjutnya akan melalui
saluran hukum yang berlaku. Dalam hal ini kedua belah pihak memilih
13
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”
Pasal 4
SIFAT DAN BENTUK KONTRAK
4.1. Kontrak bersifat rahasia, dan Kontraktor harus menjaga sedemikian rupa
sehingga detail-detail dari kontrak hanya dipakai sebagai informasi bagi
Kontraktor itu sendiri dan tidak boleh disiarkan atau disebarluaskan secara
sebagian pekerjaan maupun keseluruhannya, tanpa izin tertulis dari Pemberi
Tugas.
4.2. Bentuk kontrak adalah Kontrak Lumpsum, yaitu kontrak untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan dengan nilai kontrak pasti yang mengikat.
Berdasarkan pada Gambar Rencana serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) dan Dokumen Pelelangan lainnya.
Pasal 5
PEMUTUSAN KONTRAK
5.1. Pemutusan Kontrak dapat terjadi apabila :
a. Diputuskan oleh Pemberi Tugas
b. Diputuskan oleh Pemberi Tugas dan Kontraktor
5.2. Pemutusan Kontrak dapat dilakukan oleh Pemberi Tugas jika Kontraktor
lalai atau melanggar persyaratan yang telah ditentukan dan disepakati
bersama, setelah mendapat peringatan tertulis dari Pemberi Tugas 3 (tiga)
kali berturut-turut dengan selang waktu masing-masing 2 (dua) minggu.
Pemutusan Kontrak dapat dilakukan 2 (dua) minggu setelah peringatan
dikeluarkan.
5.3. Pemutusan Kontrak dilakukan atas persetujuan bersama antara Pemberi
Tugas dan Kontraktor, dapat terjadi apabila pekerjaan terpaksa harus
dihentikan disebabkan oleh keadaan memaksa (force majeure).
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”
5.4. Dalam hal pemutusan Kontrak ini, maka nilai pekerjaan Kontrak yang dapat
diperhitungkan hanya sampai tahap pekerjaan yang telah dikerjakan dan
telah diterima oleh Pengawas Lapangan yang telah dinyatakan dalam suatu
Berita Acara.
5.5. Kecuali pemutusan kontrak atas persetujuan bersama, maka jika terjadi
pemutusan kontrak, Jaminan Pelaksanaan dikembalikan oleh Pemberi
Tugas.
Pasal 6
PERIZINAN
6.1. Biaya perizinan dan lain-lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Pasal 7
KETENTUAN LAIN
7.1. Kontraktor harus bertindak sesuai dengan setiap hukum atau peraturan-
peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
7.2. Semua syarat-syarat keterangan yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan
harus diserahkan oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas sebelum penyerahan
kedua.
7.3. Kontraktor harus memberi jaminan bahwa Pemberi Tugas bebas dari segala macam
tuntutan atas pelanggaran hak patent, design, cap dagangan atau hak-hak yang
dilindungi lainnya, mengenai peralatan atau bahan-bahan yang digunakan untuk
keperluan pelaksanaan.
15
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”
16
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”
Pasal 8
KENAIKAN HARGA
8.1. Semua kenaikan harga bahan dan upah selama masa pembangunan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Dalam memasukkan harga
penawaran kontraktor harus sudah memperhitungkan kemungkinan ini.
Kenaikan harga tidak boleh menjadi alasan untuk merendahkan mutu
pekerjaan.
8.2. Kenaikan harga bahan dan upah yang terjadi akibat keputusan pemerintah
dibidang moneter yang menyangkut langsung mengenai bahan yang
digunakan dalam pekerjaan ini, tidak diberikan kecuali pemerintah
mengeluarkan peraturan yang mengatur hal tersebut.
Pasal 9
RESIKO DAN KEAMANAN
9.1. Segala resiko kebakaran, pencurian dan lain-lain ditempat pekerjaan atas
segala bahan-bahan, alat dan lainnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
9.2. Kontraktor harus mengadakan penjagaan, pemagaran dan sebagainya di
tempat pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
Pasal 10
KEADAAN FORCE MAJEURE
10.1. Yang dimaksud dengan keadaan force majeure ialah suatu keadaan yang
dapat menimbulkan akibat terhadap pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat
diatasi oleh Kontraktor maupun Pemberi Tugas, karena diluar kesanggupan
atau wewenangnya. Yang termasuk force majeure ialah :
a. Adanya bencana alam : gempa bumi, angin topan, banjir, epidemi.
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”
10.2. Tiap peristiwa keadaan force majeure seperti tersebut diatas, selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah peristiwa tersebut, Kontraktor harus
melaporkan kepada Pemberi Tugas.
10.3. Apabila akibat dari adanya keadaan memaksa (force majeure) pekerjaan
terpaksa harus dihentikan dan tidak dilanjutkan lagi, maka kepada
Kontraktor akan dibayarkan harga sebesar prestasi pekerjaan yang telah
dicapai dan telah diterima oleh Pengawas Lapangan yang dinyatakan dalam
Berita Acara. Kontraktor tidak berhak mengajukan tuntutan lain misalnya
ganti rugi dan sebagainya.
Pasal 11
KELAMBATAN DAN PERPANJANGAN WAKTU
11.1. Jika terjadi keterlambatan akibat dari suatu keadaan diluar kekuasaan
Kontraktor, maka waktu penyerahan dapat diusulkan untuk diperpanjang
melalui Direksi misalnya: kelambatan akibat tindakan Pemberi Tugas /
Direksi / Pengawas Lapangan, adanya pekerjaan tambah, keadaan force
majeure dan sebagainya.
Pasal 12
PENUNDAAN PEKERJAAN
12.1. Bilamana diperlukan, dengan perintah tertulis dari Pengawas Lapangan
dengan persetujuan Pemberi Tugas / Direksi, Kontraktor harus menunda
pekerjaan baik secara sebagian atau keseluruhan pekerjaan untuk jangka
waktu tertentu.
18
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”
12.2. Pada peristiwa dihentikannya satu bagian atau keseluruhan pekerjaan oleh
Kontraktor, tidak diadakan perpanjangan waktu.
Pasal 13
PENYERAHAN PERTAMA
13.1. Penyerahan pertama pekerjaan harus dinyatakan secara tertulis oleh
Kontraktor kepada Pemberi Tugas melalui Pengawas Lapangan dengan
menyebutkan tanggal penyerahan yang dikehendaki, selambat-lambatnya 1
(satu) minggu sebelum tanggal yang dimaksud.
Pasal 14
DENDA DAN SANKSI
14.1. Bilamana jangka waktu penyerahan pertama dilampaui, maka Kontraktor
dikenakan denda yang besarnya 1 ‰ (satu permil) dari harga borongan
untuk setiap hari keterlambatan, sampai jumlah maksimum 5 % (lima
persen) dari seluruh nilai kontrak, atau dikenakan sanksi dengan ketentuan
dalam pasal 1609 KUH Perdata.
14.2. Untuk setiap kelalaian dalam menepati peraturan yang telah ditentukan
akan diberi peringatan secara tertulis. Bilamana sampai peringatan kedua
belum dipenuhi akan diberikan peringatan ketiga dan seterusnya disertai
dengan denda sebesar 1‰ (satu permil) dari harga borongan untuk setiap
kali peringatan, dengan maksimum denda sebesar 5 % (lima persen) dari
harga borongan.
19
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”
Pasal 15
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
15.1. Pekerjaan tambah kurang adalah bagian pekerjaan yang lain, dari yang
dimaksudkan dalam Dokumen Kontrak berupa penambahan, pengurangan
atau peniadaan suatu bagian pekerjaan.
15.2. Suatu pekerjaan hanya dapat dianggap sebagai pekerjaan tambah kurang,
apabila ada perintah/persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan atas
persetujuan Direksi Pekerjaan dan Kontraktor wajib melaksanakannya
sejauh bagian-bagian pekerjaan yang ada hubungannya dengan ruang
lingkup kontrak.
15.3. Ketidak lengkapan uraian jenis pekerjaan dalam Surat Penawaran tidak
dapat dianggap sebagai pekerjaan tambah kurang, meskipun pekerjaan
tersebut tidak disebutkan dalam dokumen kontrak atau salah satu bagian
dari padanya.
15.4. Pekerjaan tambah kurang dinilai atas dasar harga satuan bahan dan upah
yang tercantum dalam Kontrak. Dalam hal tiadanya jenis satuannya dinilai
berdasarkan permufakatan antara Direksi/Pengawas Lapangan dan
Kontraktor, dengan keputusan terakhirnya berada dipihak
Direksi/Pengawas Lapangan.
15.6. Pekerjaan tambah kurang hanya boleh dikerjakan atas perintah tertulis dari
pemberi kerja apabila syarat-syarat dipenuhi, maka segala akibatnya
ditanggung sendiri oleh kontraktor.
15.7. Apabila ada terdapat pekerjaan tambah kurang maka yang dipakai sebagai
dasar perhitungan adalah harga satuan penawaran. Jika pekerjaan tambahan
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”
tersebut tidak terdapat dalam harga satuan penawaran, maka Pemberi Kerja
dapat mengambil keputusan.
15.8. Hal-hal yang mengenai pekerjaan tambah kurang harus dilaporkan kepada
Pemberi Kerja dengan gambaran keterangan yang terperinci
15.9. Pekerjaan tambah kurang tersebut harus dicatat dalam buku harian dan
dibuatkan berita acara tambah kurang yang dilaporkan oleh konsultan
pengawas bersama laporan harian.
Pasal 16
MASA PEMELIHARAAN
16.1. Jangka waktu masa pemeliharaan adalah 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender, sejak tanggal Berita Acara Penyerahan Pertama. Kontraktor wajib
menyelesaikan semua kekurangsempurnaan serta melakukan pemeliharaan
terhadap hasil pekerjaannya.
16.2. Pemborong harus memperbaiki segala kekurangan atau kerusakan yang
terjadi karena pelaksanaan atau bahan yang tidak sempurna, sehingga
pekerjaan selesai sempurna dan memuaskan bagi pemberi tugas, dan
pengawas berhak melakukan perbaikan pekerjaan tersebut dan biaya
ditanggung oleh pemborong.
16.3. Berdasarkan pemeriksaan bersama konsultan pengawas, pengelola teknik
dan Pemberi Kerja, terhadap semua kekurangan dan ketidak sempurnaan
pekerjaan, maka akan dibuatkan berita acara pemeriksaan akhir pekerjaan
untuk dijadikan dasar serah terima kedua pekerjaan pelaksanaan.
16.4. Pekerjaan penyempurnaan ini harus segera dikerjakan oleh Kontraktor
pada peringatan pertama dari Pengawas Lapangan. Jika Kontraktor
melalaikan pekerjaan ini, maka Direksi/Pengawas Lapangan akan
memerintahkan untuk melakukan pekerjaan ini pada pihak lain atas
biaya Kontraktor sepenuhnya.
21
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”
Pasal 17
PENYERAHAN KEDUA PEKERJAAN
Bilamana semua pekerjaan yang tercantum dalam kontrak, termasuk masa
pemeliharaan telah dilaksanakan secara memuaskan dan Kontraktor telah
memenuhi semua kewajiban lainnya seperti tercantum dalam Kontrak, maka
pekerjaan akan diserahkan untuk kedua kalinya.
Pasal 18
PERATURAN PEMBAYARAN
18.1. Pembayaran bertahap akan diserahkan oleh Pemberi Tugas kepada
Kontraktor seperti tersebut dalam Kontrak (Surat Perjanjian Pemborongan).
22
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”
Pasal 19
23
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”
24
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”
BAB III
SYARAT TEKNIK UMUM
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN DAN URAIAN PEKERJAAN
1.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan meliputi semua jenis pekerjaan yang tercantum dalam :
a. Gambar-gambar rencana pelaksanaan.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan serta addenda-addenda.
Pasal 2
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM
2.1. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan benar, penuh tanggung
jawab dan penuh ketelitian sesuai dengan Kontrak. Seluruh cara dan
prosedur yang diikuti termasuk semua pekerjaan sementara yang akan
dilaksanakan semuanya harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
25
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”
Pasal 3
GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN RKS
3.1. Segera setelah penandatanganan Kontrak, Kontraktor harus sudah
memiliki minimal 3 (tiga) set gambar pelaksanaan, Rencana Kerja dan
Syarat-syarat dan penjelasan tertulis lainnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
26
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”
tidak, maka tuntutan mengenai ketidak telitian gambar maupun uraian tidak
akan dipertimbangkan. Kontraktor hanya memperbaiki gambar setelah ada
persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan.
Pasal 4
RENCANA KERJA
4.1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal Surat Keputusan
Pemberian Pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk mendapat persetujuan :
a. Suatu Rencana Kerja atau Jadwal Waktu Pelaksanaan yang lengkap dan
terperinci (S-Curve dan Network Planning) meliputi keseluruhan
pekerjaan seperti dimaksud dalam dokumen Kontrak.
b. Keterangan lengkap mengenai organisasi dan personalianya yang akan
melaksanakan pekerjaan.
27
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”
Pasal 5
JAM KERJA
5.1. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus memberi tahu secara tertulis
kepada Pengawas Lapangan tentang jam-jam kerja yang akan dijalankan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
5.2. Bila ternyata diperlukan untuk mengubah atau menambah jam kerja dari
jadwal yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus melaporkan dalam
waktu yang cukup bagi Pengawas Lapangan untuk merencanakan
pengawasan.
5.3. Semua biaya yang diakibatkan oleh adanya pekerjaan diluar jam kerja harus
ditanggung oleh Kontraktor, termasuk over time (lembur) Pengawas
Lapangan.
Pasal 6
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR TERHADAP PEKERJAAN
6.1. Dimana persetujuan Pengawas Lapangan diperlukan pada setiap
pelaksanaan pekerjaan diluar jam kerja harus ditanggung oleh Kontraktor
tanpa melepaskan tanggung jawabnya seperti yang tertuang dalam Kontrak.
28
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”
6.4. Pemberi Tugas, Direksi atau Pengawas Lapangan berhak untuk mengadakan
inspeksi kesetiap bagian pekerjaan. Juga apabila sebagian pekerjaan
dilaksanakan di bengkel Kontraktor atau Sub Kontraktor, maka Pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan berhak untuk mengadakan inspeksi ditempat
tersebut. Dalam hal ini, Kontraktor harus memberikan informasi, bantuan
dan fasilitas lain yang diperlukan dalam pemeriksaan secara teliti dan
lengkap.
Pasal 7
PIMPINAN PELAKSANAAN
7.1. Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menempatkan seorang atau
lebih sebagai pimpinan pelaksanaan yang cakap, berpengalaman,
bertanggung jawab atas jalannya pekerjaan dan mempunyai
wewenang/kuasa penuh untuk mewakili Kontraktor.
7.2. Dalam hal ini sebelumnya Kontraktor harus melaporkan secara tertulis
kepada Pengawas Lapangan mengenai nama, pendidikan dan pengalaman
pimpinan pelaksanaan yang dimaksud.
29
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”
7.5. Dalam hal ini tidak hadirnya pimpinan pelaksana, Pengawas Lapangan
dapat melakukan tindakan yang dianggap perlu demi keamanan dan
perlindungan terhadap pelaksanaan pekerjaan ini, tanggung jawabnya
tetap dilimpahkan terhadap Kontraktor.
Pasal 8
PENUNJUKAN SUB KONTRAKTOR
30
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”
Pasal 9
KONTROL ATAS PEGAWAI
9.1. Kontraktor dan Sub Kontraktor harus memperkerjakan orang yang teliti
ahli dan berpengalaman. Dalam hal ini Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas segala pekerjaan perbuatan dan kelalaian orang-orang yang
mempunyai hubungan kerja dengannya.
Pasal 10
KESEJAHTERAAN PEGAWAI
10.1. Kontraktor harus memberikan jaminan sesuai dengan peraturan perburuhan,
jam kerja dan lembur harus disesuaikan pula dengan peraturan tersebut.
Pasal 11
KECELAKAAN DAN PETI P3K
11.1. Kontraktor harus menyediakan peralatan keselamatan untuk kepentingan
pekerja dan masyarakat sekitarnya.
11.2. Jika terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib
mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban.
11.3. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap guna pertolongan pertama,
harus selalu berada di tempat pekerjaan dan siap untuk digunakan pada
setiap saat.
11.4. Kontraktor diwajibkan mengasuransikan semua pekerja / pegawainya
(astek).
31
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”
Pasal 12
ALAT, BAHAN DAN TENAGA PEMBANGUNAN
12.2. Adanya perubahan merk bahan/alat yang telah telah ditentukan, hanya
diperkenankan dengan persetujuan terlebih dahulu dari Perencana atau
Pemberi Tugas, dan Kontraktor dapat membuktikan bahwa pengganti
tersebut benar-benar setara dengan ketentuan semula.
12.4. Pengawas Lapangan berhak untuk menolak setiap hasil pekerjaan yang tidak
sesuai dengan Kontrak dan berhak menuntut penggantian atau perbaikan
yang harus dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sejak tanggal
surat peringatan terhadap hal yang dimaksud. Demikian pula bahan yang
ditolak harus dikeluarkan dalam waktu 3 (tiga) hari dari tempat pekerjaan.
12.5. Jika ternyata Kontraktor mengabaikan atau melalaikan batas waktu yang
telah ditentukan di atas, maka Pemberi Tugas berhak untuk menentukan
bahwa pekerjaan penggantian, perbaikan atau pengeluaran bahan
dilaksanakan oleh orang lain atas biaya Kontraktor. Barang-barang yang
hilang karenanya, akibatnya ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor.
32
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”
Pasal 13
CONTOH BAHAN
13.1. Semua bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan minimal
harus dari jenis dan mutu yang sesuai dengan Kontrak.
13.2. Atas biaya Kontraktor, semua contoh bahan yang digunakan harus diajukan
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui dan dicantumkan tanda-
tangan.
Pasal 14
PENGUJIAN BAHAN DAN ALAT
14.1. Semua bahan, alat-alat dan perlengkapan yang akan diolah atau dipasang
pada bangunan sebelum dipergunakan / dibeli atau dikirim jika perlu harus
diuji / ditest, diberikan dan dinyatakan lulus dengan baik oleh laboratorium
yang diakui.
14.3. Pemasangan dan penggunaan bahan-bahan / alat yang tidak sesuai dengan
persyaratan, petunjuk dan perintah Pengawas Lapangan atau contoh yang
telah disetujui, maka bahan / alat tersebut akan ditolak dan harus dibongkar
atau dikeluarkannya atas perintah Pengawas Lapangan dan segala resiko
sepenuhya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
33
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”
Pasal 15
LAPORAN
15.1. Kontraktor wajib membuat laporan harian dalam rangkap 4 (empat) yang
isinya :
a. Taraf kemajuan pekerjaan
b. Jumlah dan jenis bahan-bahan, peralatan yang diadakan / dipakai /
ditolak.
c. Jumlah tenaga menurut jenis keahlian/jabatan.
d. Keadaan cuaca / hujan
e. Penugasan-penugasan / perintah-perintah pengawas
f. Pekerjaan tambah kurang dan sebagainya, berdasarkan standard formulir
yang ditentukan.
34
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”
Pasal 16
RAPAT-RAPAT RUTIN
16.1. Kontraktor wajib menghadiri rapat berkala sekali seminggu dan setiap
dianggap perlu, dipimpin oleh Pengawas Lapangan. Dalam rapat tersebut
dibicarakan hal-hal yang menyangkut kondisi pekerjaan, jalannya pekerjaan
baik mengenai bahan, peralatan, tenaga kerja, keadaan cuaca, peristiwa-
peristiwa khusus dan lain sebagainya. Dalam rapat dibahas segala persoalan
antara Kontraktor dan atau Sub Kontraktor dan atau Supplier dan Direksi
bertempat di ruang Direksi yang telah disediakan dan Kontraktor harus
menyediakan konsumsi ringan pada saat diadakan dan juga jika sewaktu-
waktu Pemberi Tugas dan tamu-tamu yang berkepentingan atas
pelaksanaan proyek hadir di lapangan.
Pasal 17
SHOP DRAWING, AS BUILD DRAWING DAN FOTO-FOTO
17.1. Shop Drawing
Shop drawing adalah gambar kerja yang disampaikan oleh Kontraktor atau
Sub Kontraktor yang memberikan penjelasan pekerjaan untuk terlaksananya
pekerjaan pembangunan dengan sebaik-baiknya, dengan ketentuan sebagai
berikut :
b. Setiap bagian pekerjaan atas dasar gambar kerja tidak boleh dimulai
sebelum Pengawas Lapangan mempelajari dan menyetujui ataupun
mengkoreksi gambar kerja yang bersangkutan.
35
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”
36
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”
BAB IV
SPESIFIKASI UMUM
BAHAN MATERIAL YANG DIGUNAKAN
1.2.3. Kelalaian dan kekurangan ketelitian dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan klaim di kemudian hari.
37
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”
c. Pasir pasangan bata jenis pasir alam butiran sedang, tajam, dan
keras.
e. Pasir pasangan beton jenis pasir alam atau pasir pecahan batu
hasil alat stone Cruisser butiran sedang, tajam, dan keras.
38
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”
39
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”
40
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”
1.4.10. Atap :
Jenis/Type/Merk/Kualita Ukuran
Nama/Jenis Bahan
s Jadi/Terpasang
Kunci Pintu Utama Standar SNI Ø 4x70 cm
Kunci Pintu dengan Standar SNI 2,5x5x10 cm
pegangan
Engsel Pintu Utama Standar SNI 3x10 cm
Engsel Pintu Standar SNI 3x7,5 cm
Grendel Pintu Double Standar SNI 2,5x8 cm
Hag Angin Standar SNI Panjang 20 cm
41
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”
b. Besi Hollow yang dipakai harus dari besi sesuai dengan standard
internasional yang telah disetujui.
Jenis/Type/Merk/Ku Ukuran
Jenis Pekerjaan
alitas Jadi/Terpasang(Cm)
Rangka Plafond Standar SNI Hollow 4/4
Daun/Rangka jendela Standar SNI 0.12/4cm
Kusen Pintu/Jendela Standar SNI 5 x 10cm
1.4.13. Kaca :
a. Semua bahan kaca adalah produksi pabrik kualitas standard
SNI kecuali bahan-bahan yang harus ditempa/dibentuk sesuai
kebutuhan.
b. Jenis dan ukuran bahan kaca :
Ukuran
Jenis/Type/Merk/Ku
Nama/Jenis Bahan Jadi/Terpasang
alitas
disesuaikan
Kaca Bening Standard Pabrikasi Tebal 5 mm
e. Kaca yang terpasang pada setiap bidang adalah kaca utuh dan
bukan kaca bersambung.
42
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”
1.4.14 Cat
b. Jenis Cat :
Ukuran
Nama/Jenis Bahan Jenis/Type/Merk/Kualitas Jadi/Terpasang
Disesuaikan
Acian Tembok Pc Kental 1x oles kemudian
dilap tekan
Cat Tembok Dasar Metroligth atau Standard 1x lapisan dasar
Pabrikasi
Cat Tembok Finishing Avian Atau Standard 2x Lapisan Finishing
Pabrikasi
UkuranJadi/Terpasang
Jenis/Type/Merk/Kualitas
Nama/JenisBahan Disesuaikan
43
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”
Lantai
Tegel Keramik Standar SNI 20 x 40
Dinding KM/WC
Lantai Plester Lantai plester anti slip Ditentukan kemudian
c. Bahan Kramik yang bergores, retak, pecah, dikategorikan
sebagai bahan yang sudah rusak dan tidak diperbolehkan untuk
dipergunakan.
1.4.16. Plafond
Bahan Plafond yang digunakan adalah Gypsum Board 120 x 240
dengan tebal 9mm, standar pabrikasi dengan rangka terpasang
menggunakan Hollow 4/4.
Lis Profil Plafond yang digunakan adalah gypsum lis dengan
ketebalan 10 CM. sesuai standar pabrikan.
44
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”
45
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
BAB V
SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN
Pasal 1
U M U M
1.1. Jenis dan uraian pekerjaan dan persyaratan teknis khusus gambar-gambar rencana
(Design) adalah merupakan kesatuan dengan RKS ini.
1.2. Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut diatas ialah berdasarkan :
a Dewan Normalisasi Indonesia (NI)
b ASTM (American Society for Testing & Materials)
c ASSHO (American Association of State Highway Officials).
1.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana harus mengukur kembali semua titik
elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di
lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Pasal 2
SYARAT-SYARAT UMUM
2.1. Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar
pelaksanaan beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan
diuraikan didalam buku ini. Bila terdapat ketidak jelasan dan/atau perbedaan dalam
gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal
tersebut kepada Perencana / MK untuk mendapatkan penyelesaian.
2.4.2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam
keadaan selesai/terpasang.
47
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
2.4.6. Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat konsultan pengawas dan Direksi
setiap saat sampai dengan serah terima kesatu. Setelah serah terima kesatu,
dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.
2.5.9. Satu salinan ditahan oleh konsultan pengawas untuk arsip, sedangkan
yang kedua dikembalikan kepada Sub Kontraktor atau yang bersangkutan
lainnya.
2.6.1 Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan konsultan pengawas, bahwa
semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru,
kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai
dengan Dokumen Kontrak.
2.6.2 Sebelum mendapat persetujuan dari konsultan pengawas, bahwa pekerjaan
telah diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor sepenuhnya.
2.7.2. Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat
pemesanan bahan/merek tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana
dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas akan menentukan sendiri
alternatif merek lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 (satu)
49
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
2.8 Contoh-Contoh
2.8.1. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya
harus segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut
diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap
bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti. Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh
Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai
dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
2.8.3. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti /
sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang/material-
material tersebut. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan
ke site (melalui pemesanan), maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan :
Brosur, katalog, gambar kerja atau shop drawing, konster dan sample, yang
dianggap perlu oleh Perencana/konsultan pengawas dan harus mendapatkan
persetujuan Perencana/konsultan pengawas.
2.9 Substitusi
2.9.1. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya
dalam RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk
pengganti yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum pemesanan.
50
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
51
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
2.12.5. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat- syarat pelaksanaan
(spesifikasi) atau gambar atau instruksi tertulis dari konsultan pengawas
harus diperbaiki atau dibongkar. Semua biaya yang diperlukan untuk ini
menjadi tanggung jawab kontraktor.
Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-
alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama
kontrak berlangsung.
52
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
54
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
2.15.1. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur
berdasarkan desain yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari
konsultan pengawas.
2.15.2. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang
diperlukan termasuk keterangan produk bahan, keterangan pemasangan,
data-data tertulis, dan hal-hal lain yang diperlukan.
2.15.3. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan
detailing fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian
konstruksi baja.
2.15.4. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasikan di workshop, kecuali atas
persetujuan konsultan pengawas.
2.15.5. Semua baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapangan harus
selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada
lubang baut tersebut.
2.15.6. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Kontraktor,
harus dilakukan atas biaya Kontraktor.
2.15.7. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi
harus ditanyakan kepada konsultan pengawas /Perencana.
2.15.8. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar "As Build Drawing"
sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan di lapangan secara
kenyataan, untuk kebutuhan pemeriksaan di kemudian hari.Gambar-gambar
tersebut diserahkan kepada konsultan pengawas sebanyak 3 (tiga) set.
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN
3.1.2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih.
55
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
3.2.2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/konsultan
pengawas untuk dimintakan keputusannya.
3.2.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass atau Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung
jawabkan.
3.2.5. Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga
Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui
oleh Perencana/ konsultan pengawas.
56
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
3.4. Pekerjaan Penyediaan Air Bersih dan Daya Listrik Untuk Bekerja.
3.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur
pompa di lokasi proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari
debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
konsultan pengawas.
3.4.2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan konsultan
pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor konsultan
pengawas.
3.5.3 Alat-alat yang harus senantiasa tersedia diproyek, untuk setiap saat dapat
digunakan oleh Direksi Lapangan adalah :
a. 1 (satu) buah alat ukur waterpass.
b. 1 (satu) mesin ketik standar 12" (inchi).
57
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
3.6.1 Ukuran luas kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan bahan,
disesuaikan dengan kebutuhan Kontraktor dengan tidak mengabaikan
keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.
3.6.2 Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti: pasir, kerikil harus
dibuatkan kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat,
sehingga masing-masing bahan tidak tercampur.
3.7.2 Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan
pengarahan konsultan pengawas.
58
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
Pasal 4
PEKERJAAN PENGUKURAN
4.1 Pekerjaan Penentuan Titik Pengukuran / Pematokan
4.1. 1 Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik awal (peil + 0.00) ditentukan
bersama-sama konsultan pengawas. Yang dalam hal ini ditetapkan dengan
BM 1 M dari Peil Jalan Utama dekat site. Perletakan BM hasil dari
ketetapan Bersama Pihak kontraktor, konsultan dan Pemilik Proyek
ditetapkan sesuai petunjuk hasil kesepakatan yang dilengkapi dengan Berita
Acara.
Pasal 5
PEKERJAAN PENGURUGAN DAN PEMADATAN
5.1. Pekerjaan Persiapan
5.1.1. Material timbunan harus didatangkan dari lokasi lain yang disetujui oleh
konsultan pengawas
5.1.3. Tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah tanah yang gradasinya
bagus serta bebas dari humus/akar-akaran.
59
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
Pasal 6
PEKERJAAN TANAH
6.2.1. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-
lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada
kedalaman gembur.
61
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
timbunan dan urugan. Sisanya harus dibuang ke luar site atau tempat lain
atas persetujuan konsultan pengawas.
Pasal7
PEKERJAAN SUB PONDASI
7.1. Pekerjaan Pasangan Batu Gunung
7.1. 1 Lingkup Pekerjaan
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
2). Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok dan perekatnya,
menyiapkan tempat yang akan dipasang pasangan batu gunung, serta
pelaksanaan pekerjaan batu gunung sendiri ditempat satu dan lainnya hal
sesuai dengan gambar-gambar serta potongan.
7.1. 2 Spesifikasi Khusus
1). Batu gunung belah yang keras, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3
pasal 19.
2). Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan yang tersebut dalam NI-8, satu dan lain hal sama dengan
yang disyaratkan untuk pekerjaan beton dengan pasangan bata.
3). Pasir yang digunakan dalam pekerjaan ini jenis pasir pasang, yang
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 14 ayat 2.
4). Air untuk mengaduk semen pasir tersebut di atas harus bersih, satu dan
lain hal sesuai dengan NI-3 pasal 10.
7.1. 3 Persyaratan Pelaksanaan
1). Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil-
profil/bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang
bentuk dan ukuran-nya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi Lapangan/Pengawas Lapangan/Perencana.
2). Dasar Galian harus diurug pasir urug setebal 10 cm, disiram sampai
diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.
62
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
3). Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu gunung kosong tebal
20 cm sesuai Gambar Kerja.
5). Adukan harus membungkus batu gunung sedemikian rupa sehingga tidak
ada bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada
bagian tengah.
6). Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis harus ditanam stek-stek
tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi sama dengan tulangan
pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.
7). Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimal
40 kali diameter tulangan pokok atau sesuai dengan ukuran dalam
Gambar Kerja. Demikian pula dengan bagian stek yang tidak tertanam
atau mencuat ke atas sepanjang 40 kali diameter tulangan pokok atau
sesuai dengan ukuran dalam Gambar Kerja.
Pasal 8
PEKERJAAN DINDING
8.1. Pekerjaan Pasangan Batu Bata.
8.1.1. Lingkup Pekerjaan.
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
64
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
3). Dalam satu hari pasangan tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu meter).
Dari pengakhiran pasangan satu hari tersebut harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak berdiri untuk menghindari retak dikemudian
hari. Tebalnya siar batu bata tidak boleh kurang dari 1 (satu) cm atau 10
mm dan siarnya harus benar-benar padat adukannya.
4). Semua pasangan baru dijaga jangan sampai terkena sinar matahari
langsung dengan menutupnya memakai karung basah.
5). Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu dengan
menyumbatnya memakai batang pisang untuk diameter besar, sedangkan
untuk diameter lebih kecil dipakai potongan bambu.
6). Semua pasangan bata harus rata (horizontal) dan tiap-tiap kali diukur
dari lantai, dengan menggunakan benang. Pemasangan benang tidak
boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan di bawahnya. Pada semua
pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikat
65
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
7). Bilamana didalam pemasangan ternyata terdapat batu bata yang cacat
atau tidak sempurna, maka batu bata ini harus diganti dengan yang baik
atas biaya kontraktor.
8). Di tempat yang akan terdapat pintu, jendela, lobang ventilasi dan lain-
lain, pasangan bata hendaknya ditinggalkan sampai rangka kusennya
selesai dan dipasang ditempat yang tepat. Semua rangka kusen harus
dipasang terlebih dahulu untuk melanjutkan pekerjaan pasangan. Semua
siar antara rangka Aluminium/kusen harus diisi dengan adukan
sekurang-kurangnya 1 cm (adukan sesuai dengan tujuannya atau dengan
tambahan plasticier).
66
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
2). Pasir yang harus digunakan ini harus halus dengan warna asli. Satu dan
lain hal sesuai dengan persyaratan yang tersebut dalam NI-3 pasal 14 dan
telah mendapatkan persetujuan dari Direksi / Pengawas Lapangan.
3). Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut di atas satu dan lain hal
dengan pasal 10 dari NI-3.
8.2.3. Persyaratan Pelaksanaan
1). Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Cara pembuatannya menggunakan Mesin pengaduk atau Molen selama 3
menit.
2). Beraben adalah plesteran kasar dengan campuran adukan kedap air yaitu
1 PC : 3 Pasir. Dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu
bata yang tertanam dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau
lantai.
5). Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini adalah pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah
plesteran sebagai lapisan dasar berumur 7 (tujuh) hari / sudah kering
benar.
8). Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu
bata dan beton yang akan difinish dengan cat.
9). Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin
keramik dan lainnya, maka permukaan plesterannya harus diberi alur-
alur garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila
bahan finishing tersebut cat.
14). Khusus untuk dinding pasangan batu bata pada Peturasan lantai atas,
sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, terlebih dahulu harus diberi
lapisan kedap air (water proofing) setinggi30 cm dari peil finish lantai
bersangkutan.
Pasal 9
PEKERJAAN LANTAI
69
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
2). Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan
yang keras, bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya
yang dapat mengurangi mutu pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang
disyaratkan adalah 5 cm atau sesuai Gambar Kerja.
3). Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal 5 cm atau
sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar Detail dengan campuran 1 PC :
3 Pasir : 5 Koral.
4). Untuk pasangan di atas plat beton (lantai atas), plat beton diberi lapisan
plester (screed) campuran 1 PC : 3 Pasir setebal minimal 3 - 5 cm
dengan memperhatikan kemiringan lantai, terutama di daerah basah dan
teras.
5). Sub lantai beton tumbuk diatas lantai dasar permukaannya harus dibuat
benar-benar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah
basah dan teras.
70
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
2). Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal 5 cm atau
sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar Detail dengan campuran 1 PC :
3 Pasir :5 Koral.
3). Untuk pasangan diatas plat beton (lantai atas), plat beton diberi lapisan
plester (screed) campuran 1 PC : 4 Pasir setebal minimal 3 cm dengan
memperhatikan kemiringan lantai, terutama di daerah basah dan teras.
5). Nat antara tegel yang satu dengan tegel yang lain maksimum 2 mm
71
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
Pasal 10
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
Pasal 11
PEKERJAAN KACA
11.1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
1). Pemasangan kaca tempered tebal 5mm pada daun pintu, dan jendela
2). Pemasangan karet pelapis kaca/sealant, pada pasangan kaca mati dan
daun jendela.
11.3.2. Kaca yang dipasang dilapisi dengan karet pelapis kaca, guna menghindari
kaca pecah apabila terjadi pemuaian.
Pasal 12
PEKERJAAN PENGECATAN
12.1. Lingkup Pekerjaan
12.1.1 Umum
a. Kontraktor harus mengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik tentang
cara pemakaiannya.
b. Kontraktor harus mengajukan sample daftar warna dari pabrik
pembuatnya.
c. Sebelum melakukan pengecatan harus melakukan contoh hasil cat pada
permukaan bidang ukuran 1m x 1m untuk persetujuan pengawas/Direksi.
d. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :
74
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
12.2.3 Untuk bidang plafond gypsum dan lis profil plafond gypsum digunakan cat
acrylic paint Atau setara yang terlebih dahulu dicompond bahan gypsum.
Pasal 13
PEKERJAAN BETON BERTULANG
78
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
13.1.1 Pekerjaan Beton bertulang yang terdiri dari Sloof, Plat Lantai, Kolom, balok
induk, Balok Anak, Balok Latei, Ring Balok.
13.2.2. Koral beton yang dipergunakan disyaratkan koral yang butiran mempunyai
gradasi merata 2-3 cm atau batu pecah hasil olahan Stone Cruiser.
13.2.3. Bahan pasir dan koral yang dipergunakan harus bebas dari bahan organik,
Lumpur dan bahan lain yang dapat merusak beton dan memenuhi persyaratan
PBI – 1971.
13.2.4. Air yang dipergunakan harus air tawar dan bersih dan bebas dari garam atau
zat kimia lain yang merusak beton.
13.2.5. Tulangan yang dipergunakan harus bebas dari minyak, karat kotoran dan
bahan perusak lainnya.
13.6.1. Adukan beton yang disyaratkan untuk struktur memakai alat pengaduk
mekanis /molen, kecuali untuk yang non struktur.
79
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
13.4.1 Kontraktor harus memberikan sample bahan yang akan dipakai untuk cetakan
beton untuk disetujui oleh konsultan pengawas.
13.4.2 Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat seperti
potongan-potongan kayu, paku, bekas gergaji, tanah dan sebagainya.
13.4.3 Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air hujan selama pengecoran, tetap lurus (tidak
berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
13.4.5 Permukaan cetakan beton yang bersentuhan dengan beton harus dicoating
dengan oli, untuk mempermudah saat pembongkaran cetakan dan
memperbaiki permukaan beton.
13.4.6 Material cetakan beton harus terbuat dari papan untuk bekisting dengan
rangka balok kayu dan kaso, sehingga cetakan cukup rapi dan kaku untuk
mendapatkan ukuran struktur yang dikehendaki.
80
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat - tempat yang akan dicor terlebih
dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran - kotoran (potongan kayu,
batu, tanah dan lain - lain) dan dibasahi dengan air semen.
11.5.4 Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maksimum 30
cm dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari
suatu ketinggian, yang akan menyebabkan pengendapan aggregat.
11.5.5 Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran
digunakan internal concrete vibrator. Pemakaian external concrete vibrator
tidak dibenarkan tanpa persetujuan konsultan pengawas.
13.6.1. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 Bab 6.
13.6.2. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai
dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2
minggu, jika tidak ditentukan lain.
13.6.3. Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton harus tetap dalam keadaan basah.
Apabila cetakan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan, maka selama
sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan
membasahi permukaan beton terus menerus atau dengan menutupinya dengan
karung basah atau dengan cara lain yang disetujui konsultan pengawas.
81
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
11.7.1. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971, dimana bagian struktur
yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaannya.
Pasal 14
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)
82
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
83
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
Pasal 15
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
85
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
15.4 Pelaksanaan
1. Engsel atas dipasang + 28cm (as) dari permukaan atas pintu.
2. Engsel bawah dipasang +32cm (as) dari permukaan bawah pintu.
3. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
4. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang +28cm dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
5. Penarikan pintu (door pull) dipasang 100cm (as) dari permukaan lantai.
6. Pemasangan lockcase, handle dan back plate serta door closer harus rapi,
lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh MK.
7. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
8. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
9. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
10. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua
data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Dokumen Kontrak, sesuai dengan standar spesifikasi pabrik.
86
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
Pasal 16
PEKERJAAN RANGKA ATAP
Semua ukuran baja yang tercantum diatas adalah ukuran yang tercantum
dalam gambar kerja.
16.1.3 Persyaratan Pelaksanaan.
4. Konstruksi rangka atap yang dipasang harus sesuai dengan pola gambar
kerja.
87
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
88
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
14. Hal-hal yang menjadi kendala dilapangan agar segera dilaporkan kepada
Pengawas Lapangan agar mendapatkan persetujuan sebelum
pemasangan.
PASAL 17
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
17.1 Pekerjaan Atap Spandek
17.2.1 Lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan
dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik.
2. Pekerjaan baja ini meliputi pekerjaan struktur penyangga atap baja,
serta bagian-bagian lain yang ditunjuk dalam gambar.
17.2.2 Persyaratan Bahan
1. Untuk konstruksi rangka bahan yang digunakan adalah baja dengan
spesifikasi dan ukuran seperti yang tercantum dalam gambar dan
penutup atap dengan menggunakan atap spandek.
2. Joint baja kuda-kuda dengan gelagar dipakai baut D. 16 /plat tebal 7
mm, sistem baut.
3. Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus disesuaikan dengan standard
sebagai berikut L BS, ASTM, VDSB, DIN, PPBI 1983, mutu baja ST 3
17.2.3 Persyaratan Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan sambungan harus dilas penuh. Sebelum pengelasan
dimulai baja yang sehabis dipotong dengan lampu las harus dibersihkan
terlebih dahulu dengan gurinda dan bebas dari cat/minyak. Setelah
semua dilaksanakan siap dilas.
2. Sambungan baja harus melalui proses aturan sistem baut yang benar .
3. Benda pekerjaan sebelum dimeni dan dicat harus melalui pembersihan
dari minyak dll. Meni yang dipakai Zynchromate. Merek dan warna
akan ditentukan kemudian
89
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
4. Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik
(manufacture) atau sertifikat pengujian dari laboratorium penguji bahan
yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
5. Bahan-bahan yang dipakai buatan produsen dalam negeri maupun luar
negeri seperti yang dikenal baik seperti PT. Krakatau Steel atau PT.
Bluescope Steel yang produknya memenuhi standarisasi industri yang
berlaku. Bahan struktur baja tidak boleh cacat dan bengkok-bengkok,
jadi betul-betul harus lurus. Profil yang tepat, bentuk, tebal, ukuran,
berat dan detail-detail konstruksinya ditunjukkan dalam gambar-gambar
untuk itu.
6. Pembongkaran dibengkel atau lapangan untuk pemotongan atau
penyambungan harus mendapat persetujuan diberikan, maka bagian
yang dibakar tersebut harus lurus diselesaikan sedemikian baik,
sehingga sama dengan hasil pemotongan.
7. Permukaan besi baja yang akan dicat harus dibersihkan dari korosi
dengan semprotan pasir (sandblasting) atau semprotan butir baja atau
cara lain yang sama efektivitas sehingga permukaan memperoleh warna
metalic. Bekas pengelasan harus dikikir dan dihaluskan tanpa
mengurangi kekuatan lasnya.
8. Semua pekerjaan baja, baut dan alat penyambung lainnya yang dipakai
harus dilindungi dari serangan karat. Perlindungan diadakan dengan
pemberian lapisan cat/meni. Sebelum dicat permukaan baja harus
disikat dengan sikat kawat baja, sehingga betul-betul bebas dari karat
dan sesudah dibersihkan segera di meni. Semua permukaan bahan baja
harus diberi lapisan pelindung terhadap karat sebelum pemasangan
diselenggarakan.
9. Kontraktor diharuskan membuat gambar kerja (shop drawing) dari
pekerjaan baja ini dan perhitungan konstruksi apabila diadakan
perubahan-perubahan praktis atas rencana semula. Gambar kerja
perhitungan ini diserahkan kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui
dahulu sebelum pekerjaan dilaksanakan.
90
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
10. Gambar kerja tersebut diatas meliputi seluruh bagian dari pekerjaan
kontruksi seperti detail-detail pemasangan, penyambungan, lubang-
lubang, baut-baut, paku, keling, pemotongan, pertemuan pada
pemutusan, penguatan, ukuran-ukuran, dimensi, designation dari bahan
dan lain-lain yang teknis diperlukan. Gambar rencana berlaku sebagai
gambar referensi untuk gambar kerja.
91
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
92
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
Seperti dalam gambar rencana, pekerjaan instalasi listrik meliputi penyediaan dan
pemasangan semua bahan yang diperlukan dalam pekerjaan ini.
93
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
h. Semua bahan-bahan yang dipasang harus dalam keadaan baik, berkwalitas baik
dan sesuai dengan gambar spesifikasi yang dimaksud.
i. Selambat-lambatnya 2 minggu setelah kontraktor menerima persetujuan untuk
melaksanakan pekerjaan listrik, kontraktor harus sudah menyerahkan daftar
bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan.
j. Material yang disebutkan secara khusus dengan merk tertentu, maka kontraktor
harus menyediakan bahan tersebut. Apabila oleh sebab-sebab tertentu diadakan
penggantian, maka kontraktor harus meminta persetujuan dari Direksi.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diperlihatkan kepada Direksi untuk
disetujui.
k. Kontraktor harus menjaga keselamatan dari bahan-bahan yang dipakai
sebagaimana mestinya sebelum dan sesudah pemasangan. Bahan yang rusak
karena kelalaian dari Pelaksana, maka harus diadakan penggantian. Biaya akibat
tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana.
l. Peralatan dari pabrik yang terdapat cacat-cacatnya harus dicat kembali seperti
semula. Bilamana peralatan tersebut tidak dicat dari pabriknya, maka pengecatan
dilapangan dapat disesuaikan dengan persyaratan.
a. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama 2 (dua) bulan terhitung sejak
tanggal penyerahan pertama.
b. Selama masa pemeliharaan, Pelaksana pekerjaan diwajibkan untuk mengatasi
segala kerusakan yang terjadi pada instalasi yang dipasang apabila terjadi
ketidakberesan, dan tidak ada biaya tambahan untuk itu.
c. Selama masa pemeliharaan pekerjaan, Pelaksanaharus mendidik
karyawan/petugas dari Pemilik Proyek sehingga mengenali system yang
terpasang sehingga dapat menjalankannya.
d. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil
pemeriksaan (goedkeuring) yang ditandatangani bersama antara instalatur yang
94
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
melaksanakan pekerjaan tersebut dan Direksi, serta jika perlu disahkan juga oleh
Pemimpin Proyek.
e. Laporan Pengetesan.
f. Kontraktor harus menyerahkan sebanyak 3 (tiga) rangkap mengenai hal-hal
seperti antara lain hasil pengetesan kabel, hasil pengetesan peralatan instalasi dan
semua hal-hal yang berkaitan dengan instalasi.
Seluruh peralatan yang akan disuplay dalam pekerjaan ini harus direncanakan untuk
bekerja pada frekwensi 50 Hz dan tegangan 220/380 Volt.
Pekerjaan listrik termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh system instalasi
secara lengkap sehingga dapat berfungsi dengan baik.
Selama masa pemeliharaan, Pelaksana harus memeriksa keadaan dari alat-alat yang
dipakai dalam pekerjaan ini.Pemeriksaan rutin minimal dilaksanakan tiap 2 (dua)
minggu sekali.
a. Kwalitas Peralatan/Bahan
Semua kwalitas bahan dan peralatan yang dipergunakan harus dalam keadaan
baru dan termasuk dalam standar industri Indonesia (SII) dan disetujui oleh
pemberi tugas dan Instansi Teknis Kelistrikan.
▪ Kabel instalasi penerangan dan stop kontak dipakai jenis NYA, NYM, NYY
dengan diameter 2,5 mm dan 1,5 mm dari bahan kawat tunggal dan tidak
diperkenankan memasang kabel serabut.
▪ Rentangan kabel yang dipasang diatas Plafond harus dikencangkan dengan
bantuan isolator.
▪ Untuk pemasangan kabel instalasi yang tertanam dalam tembok, harus
dilengkapi dengan condet, pipa PVC 3/8” atau sesuai dengan keperluan.
▪ Hubungan jaringan listrik antar bangunan dipasang atau dialirkan melalui
Panel Pembagi dan atau melalui MCB yang terpasang pada setiap bangunan.
▪ Pemasangan saklar dan stop kontak harus mempergunakan terminal box atau
memasang inbow dari jenis PVC dan mempunyai kapasitas minimal 10
ampere.
▪ Ketinggian pemasangan stop kontak adalah 150 cm diatas permukaan lantai
bangunan.
▪ Merk stop kontak atau saklar disesuaikan dengan Rujukan pelaksanaan
Pembangunan.
d. Lighting Fixture
e. Pengawas Group
▪ Pengaliran tegangan listrik dari PLN harus diatur dan dikontrol melalui
panel-panel yang dilengkapi dengan peralatan pengamanan.
96
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
Pasal 19
PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR
97
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
98
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
Pasal 20
99
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”
Pasal 21
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN
100
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“P e n u t u p”
BAB VI
PENUTUP
1.1. Ukuran Duga (File) dan ukuran tinggi ditentukan dalam gambar, pemborong
wajib memeriksa semua ukuran ini dalam pelaksanaan, sehingga betul-betul
sesuai dengan gambar. Gambar skala besar merupakan gambar petunjuk
pasti. Bila terjadi ukuran yang keliru/menyimpang dari gambar tanpa
pemberitahuan atau melaporkan, hal ini adalah kesalahan yang menjadi
tanggung jawab pemborong.
1.2. Jika ada ukuran pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak diuraikan dalam
RKS ini akan tetapi dijelaskan dalam Aanwijzing maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan oleh kontraktor.
1.3. Kontraktor dilarang membuat inter pretasi sendiri terhadap uraian pekerjaan
yang kurang jelas.
Demikian Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini dibuat sebagai bahan
acuan pelaksanaan kegiatan, diharapkan Kontraktor terlebih dahulu
mempelajarinya agar dalam pelaksanaan tidak terjadi kekeliruan.
Disusun Oleh :
Penulis
DARLAN
P3B1 16 011
102