Anda di halaman 1dari 103

“ PERANCANGAN KANTOR CAMAT KULISUSU UTARA DI

KABUPETEN BUTON UTARA”

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Rangka


Mendapatkan Gelar Ahli Madia Arsitektur (A.Md.Ars) Pada Program Pendidikan
Vokasi jurusan D3 Teknik Arsitektur
Universitas Halu Oleo

Oleh :
DARLAN
P3B1 16 011

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ARSITEKTUR


PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
(RKS)
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”

BAB I

ADMINISTRASI UMUM

Pasal 1
NAMA DAN TEMPAT PEKERJAAN
1.1. Satuan Kerja : -…………………
1.2. Nama Pekerjaan : Perancangan Kantor Camat Kulisusu utara Di
Kabupaten Buton Utara.
1.3. Nama Kegiatan : Perancangan Kantor Camat Kulisusu utara Di
Kabupaten Buton Utara.
1.4. Lokasi : Lokasi perencanaan berada dijalan Pendidikan,
kel. Waode Buri Kec. Kulisusu Utara

Pasal 2
ISTILAH-ISTILAH
2.1. Pemberi Tugas
Pemberi tugas adalah Universitas Halu Oleo, Program Pendidikan Vokasi
Pogram Studi D3 Arsitektur.
2.2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana pada pekerjaan ini adalah atas nama Darlan (P3B1 16
011)
2.3. Pengawas Lapangan
Pihak yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas untuk melaksanakan pengendalian
dan pengawasan pekerjaan.
2.4. Direksi Pekerjaan
Pihak yang diserahi tugas untuk mewakili pemberi tugas dalam
melaksanakan pembangunan.
2.5. Kontraktor / Pemborong
Pihak yang diserahi tugas melaksanakan pekerjaan pembangunan fisik.

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”

2.6. Dokumen Yang disiapkan Oleh konsultan Untuk kelengkapan Lelang,


terdiri atas :
a. Seluruh gambar-gambar rencana pelaksanaan (Arsitektur, struktur, detail
Utilitas dan ME).
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Rencana Anggaran Biaya dan BQ.
2.7. Berita Acara Penjelasan
Adalah Berita Acara hasil rapat pemberian penjelasan yang diadakan
sebelum dilakukannya pemasukan penawaran berikut Agenda.
2.8. Agenda
Adalah semua pemberitahuan tertulis yang merubah atau memperjelas
maksud Dokumen Lelang, termasuk gambar-gambar dan RKS dengan cara
penambahan, penjelasan perbaikan atau melengkapi.
2.9. Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran
Adalah Berita Acara yang dibuat oleh Panitia Lelang sesuai hasil
pembukaan surat-surat penawaran berikut hasil-hasil penawaran beserta
keterangan-keterangannya.
2.10. Berita Hasil Pelelangan
Adalah Berita Acara yang dimuat oleh Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
memuat segala hal ikhwal mengenai pelaksanaan lelang termasuk cara
penelitian, sampai pada penetapan calon pemenangnya.
2.11. Dokumen Surat Perjanjian Pemborongan, terdiri dari
a. Surat Perintah Kerja
b. Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak)
c. Seluruh gambar-gambar pelaksanaan (gambar bestek)
d. Berita Acara Penjelasan berikut semua denda yang dikeluarkan oleh
Panitia Pelelangan.
e. Berita Acara Pelelangan yang terdiri dari :
a. Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran
b. Berita Acara Hasil Lelang.
f. Jadwal Pelaksanaan

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”

g. Dokumen-dokumen penting lainnya (misalnya : foto copy SIUP, TDP,


SIUJK, NPWP, Surat Jaminan Pelaksanaan dan lain-lainnya).

Semua ini merupakan satu kesatuan yang tidak dipisah-pisahkan. Untuk


selanjutnya Dokumen Surat Perjanjian Pemborongan ini disebut pula
“KONTRAK”.

Jumlah dokumen kontrak sebanyak 10 (sepuluh) eksampler yang terdiri 3


(tiga) asli dan 7 (tujuh) tindasan, dengan biaya pembuatan kontrak dan biaya
pajak-pajak menjadi tanggungan pemborong.
2.12. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan
Adalah Berita Acara yang disiapkan oleh Pemborong dan diketahui serta
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2.13. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk Pembayaran Angsuran
Adalah Berita Acara yang disiapkan oleh Pemborong dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
2.14. Berita Acara Penyerahan Pertama
Adalah Berita Acara yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan dan Pemborong
dalam rangka serah terima pekerjaan yang pertama, berdasarkan Laporan
Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan.
2.15. Masa Pemeliharaan
Adalah waktu Berita Acara Penyerahan Pertama sampai dengan Berita
Acara Penyerahan Kedua. Dalam waktu tersebut Pemborong berkewajiban
melaksanakan pekerjaan pemeliharaan/ penyempurnaan/ perbaikan atas
kerusakan yang ditimbulkan pada waktu tersebut.
2.16. Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Kedua
Adalah Berita Acara yang disiapkan oleh Direksi Pekerjaan dan Pemborong
dalam rangka serah terima pekerjaan yang ke dua, berdasarkan Berita Acara
Masa Pemeliharaan, waktunya ditetapkan 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender.
2.17. Panitia Arbitrase

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”

Adalah Panitia yang dibentuk oleh Pemberi Tugas dan Pemborong untuk
menyelesaikan perselisihan yang tidak dapat diselesaikan secara
musyawarah oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua.

Pasal 4
PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING) DAN PENINJAUAN
LAPANGAN
4.1. Pemberian Penjelasan ( Aanwijzing )
Agar peserta pelelangan mempunyai persepsi pengertian yang sama mengenai
pekerjaan yang dilelangkan dan semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pelelangan, maka Panitia Lelang akan memberikan penjelasan
pekerjaan (aanwijzing) sesuai jadwal yang ditentukan Oleh Panitia lelang
Melalui Layanan Lelang Elektornik.

4.2. Peninjauan Lapangan


Disamping pemberian penjelasan (aanwijzing) tersebut di atas, seluruh
peserta diharuskan mengadakan peninjauan dan pemeriksaan terhadap
tempat pekerjaan sekitarnya, guna mengetahui secara pasti tentang kondisi
dan sifat-sifat pekerjaan, sarana-sarana ke tempat pekerjaan, akomodasi dan
transport yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan.

4.3. Berita Acara Penjelasan


4.4.1. Semua perubahan dalam acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan,
akan dimuat dalam Berita Acara Pemberian Penjelasan yang
ditandatangani oleh Panitia Lelang dan 2 (dua) orang dari peserta
yang akan diserahkan kepada masing-masing peserta pada :
4.4.2. Berita Acara Pemberian Penjelasan ini bersifat mengikat dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari Dokumen Lelang.
4.4.3. Setiap penjelasan atau perubahan yang tidak dilakukan secara
tertulis adalah tidak sah dan tidak mengikat.
Pasal 5

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”

JAMINAN PENAWARAN
5.1. Peserta Lelang harus menyerahkan Jaminan Penawaran yang berupa Surat
Jaminan dari Bank Pemerintah atau Bank Swasta atau Lembaga Keuangan
lain yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebesar 1 % (satu per
seratus) sampai 3 % (tiga per seratus) dari penawaran sesuai Keputusan
Menteri Keuangan Nomor : 523/KMK.013/1989. Pada Surat Jaminan Bank
tersebut dijelaskan bahwa jaminan tersebut sebagai jaminan penawaran
pekerjaan pelaksanaan fisik Pembangunan Kantor Camat Nambo di Kota
Kendari dan sekurang-kurangnya harus berlaku selama 60 (Enam puluh)
hari kalender sejak tanggal penutupan penawaran dengan kemungkinan
dapat diperpanjang apabila diperlukan.

Pasal 6
PENGUNDURAN DIRI DAN SANKSINYA
6.1. Apabila peserta pelelangan mengundurkan diri sebelum memasukkan
Dokumen Penawaran, diharuskan memberitahu secara tertulis kepada
Panitia Pelelangan. Jika ini tidak diindahkan, maka akan berpengaruh
terhadap komite yang bersangkutan.
6.2. Bila peserta lelang menarik diri setelah memasukan penawarannya, maka
jaminan penawaran akan menjadi milik Pemberi Tugas.

Pasal 7
PERSYARATAN KUALIFIKASI PESERTA LELANG
7.1. Memiliki Surat Izin Usaha pada Bidang Usahanya yang dikeluarkan oleh
Instansi Pemerintah yang berwenang yang masih berlaku, seperti SIUP
untuk jasa perdagangan, IUJK untuk Jasa Konstruksi dan Sebagainya.
7.2. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak pengadaan.
7.3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak Bangkrut, kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan, dan/atau tidak sedang menjalani sanksi Pidana.

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”

7.4. Dalam hal penyedia jasa akan melakukan kemitraan, penyedia barang/Jasa
wajib mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang memuat
presentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut.
7.5. telah melunasi kewajiban pajak Tahun terakhir (SPT/PPh) serta memiliki
laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau PPn sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir.
7.6. selama empat tahun terakhir pernah memiliki pengalaman menyediakan
barang/jasa baik di lingkungan pemerintah atau swasta, kecuali penyedia
barang/jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.
7.7. memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam
di suatu instansi.
7.8. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha kecil
termasuk koperasi kecil.
7.9. memiliki kemampuan pada bidang dan sub bidang pekerjaan yang sesuai
untuk bukan usaha kecil
7.10. Dalam hal bermitra yang diperhitungkan adalah kemampuan dasar dari
perusahaan yang mewakili kemitraan (Lead firm).
7.11. Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank
Pemerintah/Swasta untuk mengikuti pengadaan barang/jasa sekurang-
kurangnya 10 % dari nilai proyek untuk pekerjaan jasa pemborongan,
kecuali untuk penyedia barang/jasa usaha kecil termasuk koperasi.
7.12. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
7.13. termasuk dalam penyedia barang/jasa yang sesuai dengan nilai paket
pekerjaan.
7.14. menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dilaksanakan
khusus untuk jasa pemborongan.
7.15. tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan
kemampuan usaha yang dimilikinya.

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”

7.16. untuk pekerjaan jasa pemborongan memiliki sisa kemampuan keuangan


(SKK) yang cukup dan sisa kemampuan paket (SKP).

Pasal 8
SURAT PENAWARAN
Syarat-syarat Surat Penawaran :
8.1. Surat penawaran dibuat atas kop perusahaan diatas rangkap 3 (tiga) 1 asli +
2 tembusan menurut contoh surat penawaran terlampir, dibubuhi materai
sebesar Rp. 10.000 untuk lembar asli, diberi tanggal dan ditanda tangani
oleh direktur yang sesuai dan tercantum dalam akte pendirian perusahaan.
8.2. Angka yang tertulis dengan huruf harus sama dengan yang tertulis dengan
angka dalam surat penawaran.
8.3. Dalam surat penawaran tidak boleh ada penghapusan, coretan atau salah
ketik.
8.4. Dalam surat penawaran tersebut dilampirkan antara lain :
1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dibuat oleh staf teknik dan
diketahui oleh direktur 1 asli + 2 tembusan.
2. Daftar analisa yang dibuat oleh staf teknik dan diketahui oleh direktur
terdiri dari 1 asli + 2 tembusan.
3. Daftar harga bahan dan upah kerja 1 asli + 2 tembusan.
4. Time schedule (jadwal) pelaksanaan dibuat oleh staf teknik dan
diketahui oleh direktur.
5. Daftar peralatan dibuat oleh staf teknik dan diketahui oleh direktur.
6. Referensi bank dari bank pemerintah atau bank swasta lainnya yang
telah direkomendasi oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia.
7. Jaminan Penawaran (Tender Bond) yaitu senilai 1% s/d 3% dari
nilai penawaran atau sebesar Rp. ............., - (..........................)
sebanyak 1 (satu) examplar asli dan 3 (tiga) examplar Photo Copy bila
penawaran bernilai diatas Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah).
8. Susunan personalia perusahaan yang akan disertakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini dan ditanda tangani direktur.

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”

9. Surat pernyataan tunduk yang ditanda tangani oleh direktur, bermaterai


Rp. 10.000,-.
10. Neraca perusahaan terakhir dan diberi materai sebesar Rp. 10.000,-.
11. Foto copy Rekomendasi Kemampuan Perusahaan dalam mengelola
proyek.
12. Foto copy akte pendirian perusahaan.
13. Foto copy nomor pokok wajib pajak (NPWP).
14. Sisa Kemampuan Nyata (SKN) tiga bulan terakhir.
15. Susunan pengurus / pemilik modal.
16. Daftar peralatan perusahaan.
17. Daftar pengalaman kerja disertakan dengan foto copy kontrak
pengalaman kerja
18. Surat pernyatan sanggup untuk mengikuti program Jamsostek.
19. Foto copy Fiskal daerah.

Surat penawaran dan surat-surat pernyataan dibuat diatas kertas kop


perusahaan dan semua lampiran yang bersifat foto copy aslinya harus
dibawa pada waktu pembukaan surat penawaran.

8.5. Penawaran yang diajukan adalah lumpsum kontrak untuk pekerjaan sesuai
dengan RKS dan berita acara Aanwijzing.

8.5.1. Metoda penyampaian dokumen penawaran yaitu metoda 2 (dua)


tahap. Cara penyampaian metoda 2 (dua) tahap .
1. Tahap pertama berisi kelengkapan data administrasi dan teknis
yang diisyaratkan pada sampul tertulis ”ASLI”
2. Tahap kedua berisi administrasi dan teknis yang diisyaratkan
pada sampul tertulis ”REKAMAN”.
3. harga penawaran dalam dokumen penawaran dicantumkan
dengan jelas dalam angka dan huruf. Jumlah yang tertera dalam
angka harus sesuai dengan jumlah yang tertera dalam huruf.

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”

4. dokumen penawaran bersifat rahasia.


Pasal 9
GUGURNYA PENAWARAN
Penawaran dinyatakan gugur atau batal apabila :

9.1. Tidak memenuhi salah satu syarat pokok dibawah ini:


a. Jaminan penawaran tidak memenuhi persyaratan Pasal 5
b. Tidak dapat menunjukkan surat-surat asli atau foto copi yang disahkan
oleh instansi yang bersangkutan seperti yang disyaratkan pada Pasal 7
dan Pasal 8.
c. Tidak memenuhi ketentuan/syarat-syarat yang tercantum dalam Pasal 7
dan Pasal 8.

Pasal 10
PEMASUKAN DAN PEMBUKAAN SURAT PENAWARAN

10.1. Pada hari/tanggal, pukul dan tempat tersebut di atas, Panitia Lelang
mengumumkan bahwa pemasukan surat penawaran ditutup. Setelah saat itu
Panitia Lelang tidak dapat menerima lagi berkas-berkas apapun yang sifatnya
pembetulan, perubahan ataupun penjelasan secara tertulis atau lisan berkaitan
dengan pemasukan penawaran pelelangan dari para peserta pelelangan (sesuai
Keppres No. 80 Tahun 2003 dan 61 tahun 2004).
10.2. Surat penawaran yang telah masuk dibuka oleh Panitia Lelang dihadapan
para peserta, diperiksa sah/tidaknya isi surat penawaran sesuai ketentuan
Pasal 8.
10.3. Jika telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan, harga
penawaran yang diajukan dibaca dengan jelas, kecuali surat penawaran
yang tidak sah, harga penawarannya tidak dibacakan, untuk selanjutnya
dituliskan dihadapan para peserta lelang, diperlihatkan kepada 2 (dua)
orang wakil peserta lelang, untuk kemudian dilampirkan pada Berita Acara

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”

Pembukaan Surat Penawaran. Bagi peserta lelang yang terlambat


memasukkan Surat Penawaran, tidak diterima dan sampulnya tidak dibuka.
10.4. Panitia Lelang kemudian membuat Berita Acara Pembukaan Surat
Penawaran, dengan mencantumkan penawaran mana yang sah dan tidak sah.
Demikian pula kelalaian atau kekurangan yang dijumpai dalam Surat
Penawaran dinyatakan pula dalam Berita Acara Pembukaan Surat
Penawaran. Berita Acara tersebut setelah dibacakan ditandatangani oleh
panitia yang hadir dan 2 (dua) orang wakil peserta lelang.
10.5. Surat penawaran dianggap tidak sah apabila:
a. Tidak menyerahkan Jaminan Penawaran
b. Tidak dapat menunjukkan surat asli perusahaan seperti yang
disyaratkan pada Pasal 7.
c. Tidak ada rekapitulasi harga penawaran, perincian anggaran biaya atau
harga satuan upah dan bahan.

Pasal 11
METODA EVALUASI PENAWARAN
Metoda evaluasi penawaran adalah sistem Gugur. Urutan proses penilaian dengan
system ini adalah sebagai berikut:
11.1. Evaluasi Administrasi
a. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi
syarat pada pembukan penawaran.
b. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang
masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi.
Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan (tidak
dikurangi atau ditambah).
c. Evaluasi administrasi menghasilkan dua Kesimpulan, yaitu memenuhi
syarat administrasi dan tidak memenuhi syarat administrasi.

10
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”

11.2. Evaluasi Teknis dan Harga


a. Sistem nilai menggunakan pendekatan/metode kuatitatif, yaitu dengan
memberikan nilai angka terhadap unsur-unsur teknis harga yang dinilai
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
b. Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaran-penawaran
yang dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, dengan
memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis dan atau
penawaran harga tersebut.
c. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, panitia/pejabat pengadaan
membuat daftar urutan, yang dimulai dari urutan penawaran yang
memiliki nilai tertinggi.
d. Nilai ambang batas lulus (Passing grade) sesuai kesepakatan yang
dikeluarkan oleh panitia. Panitia membuat daftar urutan yang dimulai
dari penawaran harga terendah untuk semua penawaran yang
memperoleh nilai diatas atau sama dengan nilai ambang batas lulus
(passing grade).

Pasal 12
KEPUTUSAN HASIL LELANG
12.1. Harga penawaran yang sah dan memenuhi persyaratan akan dinilai lebih
lanjut oleh Panitia Lelang.

12.2. Dalam waktu 5 (lima) hari setelah pengumuman tersebut, maka bagi yang
keberatan atas keputusan tersebut dapat mengirimkan sanggahan tertulis
kepada pejabat yang berwenang. Sanggahan tersebut hanya dapat diajukan
terhadap pelaksanaan prosedur lelang. Jawaban terhadap sanggahan
diberikan secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari
kerja setelah diterimanya surat sanggahan tersebut.

12.3. Apabila tidak ada sanggahan atau sanggahan ditolak, maka


selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman penetapan
pemenang, Pemimpin Pelaksana Kegiatan menunjuk pemenang lelang

11
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Administrasi Umum”

sebagai pelaksana pekerjaan. Untuk maksud tersebut diterbitkan Surat


Keputusan Pemberian Pekerjaan (gunning).

12.4. Surat keputusan ini berikut penetapan pemenang lelang, Berita Acara
Evaluasi Hasil Lelang, Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran, Berita
Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan serta dokumen lelang lainnya
merupakan dasar dari pembuatan Surat Perjanjian Pemborongan.

12.5. Bea materai dan semua biaya-biaya yang diperlukan untuk dokumen
kontrak menjadi beban Kontraktor.

12
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”

BAB II
SYARAT ADMINISTRASI

Pasal 1
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Seluruh pekerjaan yang termasuk didalam kontrak, harus selesai dan diserahkan
untuk pertama kalinya (penyerahan pertama) dengan selambat-lambatnya dalam
waktu 90 (Sembilan puluh) hari kalender, terhitung sejak ditandatanganinya Surat
Perjanjian Kerja Borongan.

Pasal 2
PERMULAAN PEKERJAAN
Selambat-lambatnya 7 (Tujuh) hari sejak tanggal Surat Perjanjian Keputusan
Pemberi Pekerjaan (SPK) dikeluarkan, Kontraktor harus sudah memulai pekerjaan
dalam arti kata yang nyata dan harus berjalan secara tetap pada hari kerja dengan
kecepatan yang layak.

Pasal 3
PERJANJIAN KONTRAK, PERSELISIHAN DAN PEMILIHAN
DOMISILI
3.1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat Surat Perjanjian Pemborongan
sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan, antara Pemberi Tugas dan
Kontraktor.

3.2. Bilamana terjadi perselisihan diantara Pemberi Tugas dan Kontraktor, pada
dasarnya diselesaikan dengan cara musyawarah.

3.3. Bilamana penyelesaian secara musyawarah tersebut diatas tidak tercapai,


penyelesaian selanjutnya akan diserahkan kepada Panitia Arbitrase.

3.4. Jika hal ini tidak mendapat hasil, penyelesaian selanjutnya akan melalui
saluran hukum yang berlaku. Dalam hal ini kedua belah pihak memilih

13
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”

tempat dan alamat yang tetap (domisili) dalam Perjanjian Pemborongan,


pada Kantor Pengadilan Negeri di Kota Kendari.

Pasal 4
SIFAT DAN BENTUK KONTRAK
4.1. Kontrak bersifat rahasia, dan Kontraktor harus menjaga sedemikian rupa
sehingga detail-detail dari kontrak hanya dipakai sebagai informasi bagi
Kontraktor itu sendiri dan tidak boleh disiarkan atau disebarluaskan secara
sebagian pekerjaan maupun keseluruhannya, tanpa izin tertulis dari Pemberi
Tugas.
4.2. Bentuk kontrak adalah Kontrak Lumpsum, yaitu kontrak untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan dengan nilai kontrak pasti yang mengikat.
Berdasarkan pada Gambar Rencana serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) dan Dokumen Pelelangan lainnya.

Pasal 5
PEMUTUSAN KONTRAK
5.1. Pemutusan Kontrak dapat terjadi apabila :
a. Diputuskan oleh Pemberi Tugas
b. Diputuskan oleh Pemberi Tugas dan Kontraktor
5.2. Pemutusan Kontrak dapat dilakukan oleh Pemberi Tugas jika Kontraktor
lalai atau melanggar persyaratan yang telah ditentukan dan disepakati
bersama, setelah mendapat peringatan tertulis dari Pemberi Tugas 3 (tiga)
kali berturut-turut dengan selang waktu masing-masing 2 (dua) minggu.
Pemutusan Kontrak dapat dilakukan 2 (dua) minggu setelah peringatan
dikeluarkan.
5.3. Pemutusan Kontrak dilakukan atas persetujuan bersama antara Pemberi
Tugas dan Kontraktor, dapat terjadi apabila pekerjaan terpaksa harus
dihentikan disebabkan oleh keadaan memaksa (force majeure).

14
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”

5.4. Dalam hal pemutusan Kontrak ini, maka nilai pekerjaan Kontrak yang dapat
diperhitungkan hanya sampai tahap pekerjaan yang telah dikerjakan dan
telah diterima oleh Pengawas Lapangan yang telah dinyatakan dalam suatu
Berita Acara.
5.5. Kecuali pemutusan kontrak atas persetujuan bersama, maka jika terjadi
pemutusan kontrak, Jaminan Pelaksanaan dikembalikan oleh Pemberi
Tugas.

Pasal 6
PERIZINAN
6.1. Biaya perizinan dan lain-lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

6.2. Surat rekomendasi dari masing-masing instansi yang berhubungan dengan


pelaksanaan pekerjaan harus disediakan dan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

Pasal 7
KETENTUAN LAIN
7.1. Kontraktor harus bertindak sesuai dengan setiap hukum atau peraturan-
peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
7.2. Semua syarat-syarat keterangan yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan
harus diserahkan oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas sebelum penyerahan
kedua.
7.3. Kontraktor harus memberi jaminan bahwa Pemberi Tugas bebas dari segala macam
tuntutan atas pelanggaran hak patent, design, cap dagangan atau hak-hak yang
dilindungi lainnya, mengenai peralatan atau bahan-bahan yang digunakan untuk
keperluan pelaksanaan.

15
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”

7.4. Semua biaya administrasi dan materi sebelum dan sesudah


ditandatanganinya Surat Perjanjian pemborong adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
7.5. Demi menunjang kelancaran pekerjaan, Pemborong atau Kontraktor wajib
(tanpa tambahan biaya) mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan,
walaupun satu sama lain tidak disebutkan secara jelas dalam RKS ini,
dengan persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
7.6. Pengawas memerintahkan Kontraktor untuk melakukan kerja lembur, jika
ternyata hasil kemajuan pekerjaan tidak sesuai (terlambat) dengan jadwal
kemajuan pekerjaan yang telah disepakati bersama, agar keterlambatan
pekerjaan dapat dikejar. Jika Kontraktor tidak melakukan kerja lembur
dengan sungguh-sungguh, maka Kontraktor dikenakan denda kelalaian sesuai
pasal 15 ayat 15.2 Bab II Syarat Administrasi. Jika 1(satu) bulan setelah
diperintahkan kerja lembur untuk ketiga kalinya, dimana hasil pekerjaan
belum tercapai seperti yang dijadwalkan dalam jadwal kemajuan pekerjaan
yang telah disetujui bersama, maka Kontraktor dikenakan denda
keterlambatan sesuai dengan pasal 15 ayat 15.3 Bab II Syarat Administrasi.
Kepada kontraktor dapat langsung dikenakan denda keterlambatan sesuai
dengan pasal 15 ayat 15.3 Bab II Syarat Administrasi, jika ternyata hasil kerja
masih tidak menunjukkan kemajuan yang memuaskan dan bila batas denda
keterlambatan telah dicapai maka Pengawas Lapangan atas persetujuan
Pemberi Tugas dapat memutuskan Kontrak sesuai pasal 5 Bab II Syarat
Administrasi.

16
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”

Pasal 8
KENAIKAN HARGA
8.1. Semua kenaikan harga bahan dan upah selama masa pembangunan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Dalam memasukkan harga
penawaran kontraktor harus sudah memperhitungkan kemungkinan ini.
Kenaikan harga tidak boleh menjadi alasan untuk merendahkan mutu
pekerjaan.

8.2. Kenaikan harga bahan dan upah yang terjadi akibat keputusan pemerintah
dibidang moneter yang menyangkut langsung mengenai bahan yang
digunakan dalam pekerjaan ini, tidak diberikan kecuali pemerintah
mengeluarkan peraturan yang mengatur hal tersebut.

Pasal 9
RESIKO DAN KEAMANAN
9.1. Segala resiko kebakaran, pencurian dan lain-lain ditempat pekerjaan atas
segala bahan-bahan, alat dan lainnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
9.2. Kontraktor harus mengadakan penjagaan, pemagaran dan sebagainya di
tempat pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

9.3. Kontraktor harus memperbaiki dan mengganti kerugian, apabila ternyata


lalai terhadap kewajiban di atas.

Pasal 10
KEADAAN FORCE MAJEURE
10.1. Yang dimaksud dengan keadaan force majeure ialah suatu keadaan yang
dapat menimbulkan akibat terhadap pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat
diatasi oleh Kontraktor maupun Pemberi Tugas, karena diluar kesanggupan
atau wewenangnya. Yang termasuk force majeure ialah :
a. Adanya bencana alam : gempa bumi, angin topan, banjir, epidemi.

17
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”

b. Adanya peristiwa-peristiwa perang, blokade pemberontakan revolusi


dan huru-hara.

10.2. Tiap peristiwa keadaan force majeure seperti tersebut diatas, selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah peristiwa tersebut, Kontraktor harus
melaporkan kepada Pemberi Tugas.

10.3. Apabila akibat dari adanya keadaan memaksa (force majeure) pekerjaan
terpaksa harus dihentikan dan tidak dilanjutkan lagi, maka kepada
Kontraktor akan dibayarkan harga sebesar prestasi pekerjaan yang telah
dicapai dan telah diterima oleh Pengawas Lapangan yang dinyatakan dalam
Berita Acara. Kontraktor tidak berhak mengajukan tuntutan lain misalnya
ganti rugi dan sebagainya.

Pasal 11
KELAMBATAN DAN PERPANJANGAN WAKTU
11.1. Jika terjadi keterlambatan akibat dari suatu keadaan diluar kekuasaan
Kontraktor, maka waktu penyerahan dapat diusulkan untuk diperpanjang
melalui Direksi misalnya: kelambatan akibat tindakan Pemberi Tugas /
Direksi / Pengawas Lapangan, adanya pekerjaan tambah, keadaan force
majeure dan sebagainya.

11.2. Permohonan waktu harus diajukan secara tertulis oleh Kontraktor,


selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum masa pelaksanaan berakhir
(penyerahan pertama).

Pasal 12
PENUNDAAN PEKERJAAN
12.1. Bilamana diperlukan, dengan perintah tertulis dari Pengawas Lapangan
dengan persetujuan Pemberi Tugas / Direksi, Kontraktor harus menunda
pekerjaan baik secara sebagian atau keseluruhan pekerjaan untuk jangka
waktu tertentu.

18
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”

12.2. Pada peristiwa dihentikannya satu bagian atau keseluruhan pekerjaan oleh
Kontraktor, tidak diadakan perpanjangan waktu.

Pasal 13
PENYERAHAN PERTAMA
13.1. Penyerahan pertama pekerjaan harus dinyatakan secara tertulis oleh
Kontraktor kepada Pemberi Tugas melalui Pengawas Lapangan dengan
menyebutkan tanggal penyerahan yang dikehendaki, selambat-lambatnya 1
(satu) minggu sebelum tanggal yang dimaksud.

13.2. Pengawas Lapangan akan mengadakan pemeriksaan seksama dari


keseluruhan pekerjaan, termasuk hasil test yang disyaratkan dan
pembersihan pekerjaan. Berdasarkan hasil pemeriksaaan ini akan dibuatkan
Berita Acara Penyerahan Pertama.

Pasal 14
DENDA DAN SANKSI
14.1. Bilamana jangka waktu penyerahan pertama dilampaui, maka Kontraktor
dikenakan denda yang besarnya 1 ‰ (satu permil) dari harga borongan
untuk setiap hari keterlambatan, sampai jumlah maksimum 5 % (lima
persen) dari seluruh nilai kontrak, atau dikenakan sanksi dengan ketentuan
dalam pasal 1609 KUH Perdata.

14.2. Untuk setiap kelalaian dalam menepati peraturan yang telah ditentukan
akan diberi peringatan secara tertulis. Bilamana sampai peringatan kedua
belum dipenuhi akan diberikan peringatan ketiga dan seterusnya disertai
dengan denda sebesar 1‰ (satu permil) dari harga borongan untuk setiap
kali peringatan, dengan maksimum denda sebesar 5 % (lima persen) dari
harga borongan.

14.3. Bilamana kemajuan pekerjaan tidak sesuai (terlambat) dengan jadwal


kemajuan pekerjaan yang telah disepakati bersama, maka Kontraktor
dikenakan denda sebesar 1 ‰ (satu permil) dari harga pentahapan untuk

19
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”

setiap hari keterlambatan, sampai maksimum 5 % (lima persen) dari seluruh


nilai kontrak.

Pasal 15
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
15.1. Pekerjaan tambah kurang adalah bagian pekerjaan yang lain, dari yang
dimaksudkan dalam Dokumen Kontrak berupa penambahan, pengurangan
atau peniadaan suatu bagian pekerjaan.

15.2. Suatu pekerjaan hanya dapat dianggap sebagai pekerjaan tambah kurang,
apabila ada perintah/persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan atas
persetujuan Direksi Pekerjaan dan Kontraktor wajib melaksanakannya
sejauh bagian-bagian pekerjaan yang ada hubungannya dengan ruang
lingkup kontrak.

15.3. Ketidak lengkapan uraian jenis pekerjaan dalam Surat Penawaran tidak
dapat dianggap sebagai pekerjaan tambah kurang, meskipun pekerjaan
tersebut tidak disebutkan dalam dokumen kontrak atau salah satu bagian
dari padanya.

15.4. Pekerjaan tambah kurang dinilai atas dasar harga satuan bahan dan upah
yang tercantum dalam Kontrak. Dalam hal tiadanya jenis satuannya dinilai
berdasarkan permufakatan antara Direksi/Pengawas Lapangan dan
Kontraktor, dengan keputusan terakhirnya berada dipihak
Direksi/Pengawas Lapangan.

15.5. Pembayaran pekerjaan tambah kurang dilakukan bersamaan dengan


penyerahan pertama seluruh pekerjaan.

15.6. Pekerjaan tambah kurang hanya boleh dikerjakan atas perintah tertulis dari
pemberi kerja apabila syarat-syarat dipenuhi, maka segala akibatnya
ditanggung sendiri oleh kontraktor.

15.7. Apabila ada terdapat pekerjaan tambah kurang maka yang dipakai sebagai
dasar perhitungan adalah harga satuan penawaran. Jika pekerjaan tambahan

20
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”

tersebut tidak terdapat dalam harga satuan penawaran, maka Pemberi Kerja
dapat mengambil keputusan.

15.8. Hal-hal yang mengenai pekerjaan tambah kurang harus dilaporkan kepada
Pemberi Kerja dengan gambaran keterangan yang terperinci

15.9. Pekerjaan tambah kurang tersebut harus dicatat dalam buku harian dan
dibuatkan berita acara tambah kurang yang dilaporkan oleh konsultan
pengawas bersama laporan harian.

Pasal 16
MASA PEMELIHARAAN
16.1. Jangka waktu masa pemeliharaan adalah 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender, sejak tanggal Berita Acara Penyerahan Pertama. Kontraktor wajib
menyelesaikan semua kekurangsempurnaan serta melakukan pemeliharaan
terhadap hasil pekerjaannya.
16.2. Pemborong harus memperbaiki segala kekurangan atau kerusakan yang
terjadi karena pelaksanaan atau bahan yang tidak sempurna, sehingga
pekerjaan selesai sempurna dan memuaskan bagi pemberi tugas, dan
pengawas berhak melakukan perbaikan pekerjaan tersebut dan biaya
ditanggung oleh pemborong.
16.3. Berdasarkan pemeriksaan bersama konsultan pengawas, pengelola teknik
dan Pemberi Kerja, terhadap semua kekurangan dan ketidak sempurnaan
pekerjaan, maka akan dibuatkan berita acara pemeriksaan akhir pekerjaan
untuk dijadikan dasar serah terima kedua pekerjaan pelaksanaan.
16.4. Pekerjaan penyempurnaan ini harus segera dikerjakan oleh Kontraktor
pada peringatan pertama dari Pengawas Lapangan. Jika Kontraktor
melalaikan pekerjaan ini, maka Direksi/Pengawas Lapangan akan
memerintahkan untuk melakukan pekerjaan ini pada pihak lain atas
biaya Kontraktor sepenuhnya.

21
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”

Pasal 17
PENYERAHAN KEDUA PEKERJAAN
Bilamana semua pekerjaan yang tercantum dalam kontrak, termasuk masa
pemeliharaan telah dilaksanakan secara memuaskan dan Kontraktor telah
memenuhi semua kewajiban lainnya seperti tercantum dalam Kontrak, maka
pekerjaan akan diserahkan untuk kedua kalinya.

Pasal 18
PERATURAN PEMBAYARAN
18.1. Pembayaran bertahap akan diserahkan oleh Pemberi Tugas kepada
Kontraktor seperti tersebut dalam Kontrak (Surat Perjanjian Pemborongan).

18.2. Pembayaran bertahap adalah berdasarkan prestasi pekerjaan yang telah


selesai dikerjakannya, yaitu berupa :
a. Bagian-bagian pekerjaan yang sudah selesai dihitung prestasinya
diterima baik oleh Pengawas Lapangan.
b. Bahan-bahan yang sudah terpasang dan diterima baik oleh Pengawas
Lapangan. Bahan-bahan bangunan dan peralatan tidak dapat dihitung
sebagai prestasi.

18.3. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum waktu pembayaran tiba,


Kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis kepada Pengawas
Lapangan dan tembusan ke Pemberi Tugas / Direksi, untuk dibuatkan
Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan secara terperinci. Pengawas
Lapangan berhak menolak atau menunda dikeluarkannya Berita Acara
tersebut di atas, apabila dalam pemeriksaan pekerjaan ternyata terdapat hal-
hal yang tidak benar, baik seluruh maupun sebagian pekerjaan dari
permohonan Berita Acara tersebut antara lain :

a. Hasil pekerjaan Kontraktor tidak memuaskan


b. Pekerjaan yang rusak tidak diperbaiki
c. Adanya tuntutan dari pihak-pihak ketiga

22
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”

d. Adanya keragu-raguan bahwa pekerjaan selanjutnya dapat diselesaikan


dengan baik.

18.4. Dikeluarkannya Berita Acara Pemeriksaaan Kemajuan Pekerjaan oleh


Pengawas Lapangan, tidak berarti selesainya tanggung jawab Kontraktor
atas bagian pekerjaan tersebut.

18.5. Penyerahan Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan kepada


Kontraktor termasuk sejumlah pekerjaan yang dilaksanakan oleh Sub
Kontraktor yang bersangkutan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak
diterimanya permohonan.

18.6. Sebelum mengeluarkan Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan


berikutnya, Pengawas Lapangan berhak meminta kepada Kontraktor untuk
membuktikan bahwa setiap Sub kontraktor telah dibayar sebagaimana
mestinya.

Pasal 19

JAMINAN PELAKSANAAN, JAMINAN UANG MUKA DAN CARA


PEMBAYARAN
19.1. Antara Pemberi Kerja dan Kontraktor akan dibuatkan Kontrak Pekerjaan
dan dalam kontrak tersebut diatur penentuan pembayaran.
19.2. Sebelum menandatangani kontrak pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan
jaminan pelaksanaan pekerjaan (Bank Garantie) sebesar 5% (lima persen)
dari nilai kontrak.
19.3. Tender bond baru akan dikembalikan setelah Kontraktor menyerahkan Bank
Garantie.
19.4. Kontrak kerja tersebut baru dapat ditandatangani oleh Pemberi Kerja
bilamana Kontraktor telah menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan.
19.5. Bilamana Kontraktor menginginkan Pembayaran Uang Muka Kegiatan,
maka Kontraktor harus menyerahkan Bank Garantie Uang Muka (Jaminan
Uang Muka) senilai uang muka yang akan dibayarkan pada kegiatan.

23
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Administrasi”

19.6. Pembayaran atas pekerjaaan dapat dilakukan secara berangsur/ bertahap,


sesuai dengan presentase kemajuan fisik yang akan diatur dalam Kontrak
Pelaksanaan Pekerjaan.
19.7. Pembayaran angsuran yang diatur dalam poin 6 pasal ini harus disertai
Berita Acara Kemajuan Riiel Pekerjaan yang ditandatangani oleh :
a. Konsultan Pengawas.
b. Pengelola Teknis Kegiatan.
19.8. Berdasarkan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, maka akan dibuatkan Berita
Acara Pembayaran Angsuran yang ditandatangani oleh :
a. Pemimpin Kegiatan
b. Pejabat Pembuat Komitmen, selaku instansi teknis yang berwenang
19.9. Untuk Serah Terima Pertama Pekerjaan, harus dilampiri dengan :
a. Laporan Kemajuan Pekerjaan yang ditandatangani oleh konsultan
pengawas dan pengelola teknis proyek serta disetujui oleh kontraktor
b. Berita Acara Pemeriksaan Akhir Pekerjaan yang ditandatangani oleh
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis Kegiatan
c. Foto-foto bangunan yang telah selesai, berwarna ukuran postcard
dengan mengambil foto bangunan dari semua arah.
d. Ada tanda uji dari PLN, PAM/PDAM dan IMB dari Pemda Setempat
19.10. Untuk Serah Terima Kedua Pekerjaan, maka harus disertai :
a. Berita Acara Pemeriksaan Akhir Pemeliharaan Pekerjaan yang ditanda
tangani oleh konsultan pengawas dan pengelola teknis kegiatan.
b. Foto-foto bangunan yang telah selesai dari segala arah dan foto-foto
bangunan dengan ukuran 5R yang akan menjadi dokumen proyek.
c. Gambar Instalasi Listrik dan Instalatur yang disiapkan PLN, juga
buktikan foto-foto lampu-lampu bangunan dalam keadaan menyala.
d. Pengetesan aliran air pada instalasi air kompleks yang diketahui oleh
pemimpin kegiatan.
e. Sudah ada IMB asli
f. Tanda Bukti Pembayaran Jamsostek
g. Dll, yang disyaratkan.

24
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”

BAB III
SYARAT TEKNIK UMUM

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN DAN URAIAN PEKERJAAN
1.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan meliputi semua jenis pekerjaan yang tercantum dalam :
a. Gambar-gambar rencana pelaksanaan.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan serta addenda-addenda.

Kekurang lengkapan salah satu tersebut di atas tidak dapat mengakibatkan


berkurangnya lingkup pekerjaan yang harus dipenuhi oleh Kontraktor.
1.2. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan adalah Pembangunan Gedung Restoran Di Kabupaten Wakatobi.

Pasal 2
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM
2.1. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan benar, penuh tanggung
jawab dan penuh ketelitian sesuai dengan Kontrak. Seluruh cara dan
prosedur yang diikuti termasuk semua pekerjaan sementara yang akan
dilaksanakan semuanya harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

2.2. Disamping Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Gambar-gambar pelaksanaan


serta penjelasan-penjelasan lain yang termasuk dalam dokumen Surat
Perjanjian Pemborongan, maka ketentuan-ketentuan umum yang berlaku
adalah :
a. Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah RI.
b. Keputusan dari Majelis Indonesia untuk abritase teknik.
c. Peraturan-peraturan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia.

25
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”

d. Peraturan AV tahun 1941, untuk hal-hal dimana Departeman Pekerjaan


Umum atau Dewan Teknik Pembangunan Indonesia belum
mengeluarkan.
e. Peraturan Beton Bertulang Indonesia tahun 1971.
f. Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan Indonesia (PUBB).
g. Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970.
h. Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.
i. Peraturan Konstruksi Baja Indonesia tahun 1961.
j. AVE dan Peraturan Perusahaan Listrik Negara yang berlaku.
k. Peraturan Cat Indonesia.
l. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja (Depnaker).
m. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan Pemda setempat
yang bersangkutan dengan pelaksanaan pembangunan.
n. Lain-lain syarat umum yang berhubungan dengan pembangunan
yang berlaku di Indonesia.

Pasal 3
GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN RKS
3.1. Segera setelah penandatanganan Kontrak, Kontraktor harus sudah
memiliki minimal 3 (tiga) set gambar pelaksanaan, Rencana Kerja dan
Syarat-syarat dan penjelasan tertulis lainnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

3.2. Selama pelaksanaan, satu set gambar-gambar pelaksanaan lengkap, Rencana


Kerja dan Syarat-syarat dan penjelasan-penjelasan tertulis lainnya, harus
selalu berada di lapangan dalam keadaan terawat baik dan dapat diminta
setiap saat oleh Direksi.

3.3. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus memeriksa hingga yakin


bahwa gambar-gambar dan dokumen kontrak lain yang berhubungan adalah
benar. Bila Kontraktor tidak merasa puas, maka Kontraktor harus
memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas Lapangan. Bilamana

26
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”

tidak, maka tuntutan mengenai ketidak telitian gambar maupun uraian tidak
akan dipertimbangkan. Kontraktor hanya memperbaiki gambar setelah ada
persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan.

3.4. Apabila terdapat perbedaan antara Gambar-gambar dengan Rencana Kerja


dan Syarat-syarat, maka usulan keputusan atas perbedaan tersebut dibawa
Pengawas Lapangan untuk dimintakan persetujuan kepada Konsultan
Perencana.

3.5. Kontraktor harus membuat sendiri gambar kerja pelaksanaan. Demikian


pula gambar rencana dari pekerjaan-pekerjaan sementara yang diperlukan
dilapangan (gudang dan sebagainya). Gambar-gambar tersebut diatas
diperiksa untuk disetujui dan dibubuhi tanda tangan oleh Pengawas
Lapangan. Setelah persetujuan tersebut, Kontraktor tidak boleh
mengadakan perubahan.

Pasal 4
RENCANA KERJA
4.1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal Surat Keputusan
Pemberian Pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk mendapat persetujuan :
a. Suatu Rencana Kerja atau Jadwal Waktu Pelaksanaan yang lengkap dan
terperinci (S-Curve dan Network Planning) meliputi keseluruhan
pekerjaan seperti dimaksud dalam dokumen Kontrak.
b. Keterangan lengkap mengenai organisasi dan personalianya yang akan
melaksanakan pekerjaan.

4.2. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja


yang telah diajukan tersebut diatas.

4.3. Kelalaian dalam menyerahkan rencana kerja tersebut diatas, dapat


menyebabkan ditundanya permulaan pekerjaan. Akibat dari penundaan
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

27
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”

Pasal 5
JAM KERJA

5.1. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus memberi tahu secara tertulis
kepada Pengawas Lapangan tentang jam-jam kerja yang akan dijalankan
dalam pelaksanaan pekerjaan.

5.2. Bila ternyata diperlukan untuk mengubah atau menambah jam kerja dari
jadwal yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus melaporkan dalam
waktu yang cukup bagi Pengawas Lapangan untuk merencanakan
pengawasan.

5.3. Semua biaya yang diakibatkan oleh adanya pekerjaan diluar jam kerja harus
ditanggung oleh Kontraktor, termasuk over time (lembur) Pengawas
Lapangan.

Pasal 6
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR TERHADAP PEKERJAAN
6.1. Dimana persetujuan Pengawas Lapangan diperlukan pada setiap
pelaksanaan pekerjaan diluar jam kerja harus ditanggung oleh Kontraktor
tanpa melepaskan tanggung jawabnya seperti yang tertuang dalam Kontrak.

6.2. Lokasi tempat pekerjaan pada waktu memasukan Surat Penawaran


termasuk segala sesuatu yang berada dalam batas-batas yang ditentukan,
diserahkan tanggung jawabnya kepada Kontraktor. Namun demikian semua
benda yang ditemukan di lapangan, tetap milik Pemberi Tugas.

6.3. Kontraktor harus mengisi / menimbun kembali semua lubang-lubang dan


bekas galian-galian yang dibuatnya setelah selesai pekerjaan atau tidak
diperlukan lagi untuk pekerjaan, serta harus bersih dari segala sampah /
kotoran-kotoran dan bahan-bahan yang tidak diperlukan lagi.

28
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”

6.4. Pemberi Tugas, Direksi atau Pengawas Lapangan berhak untuk mengadakan
inspeksi kesetiap bagian pekerjaan. Juga apabila sebagian pekerjaan
dilaksanakan di bengkel Kontraktor atau Sub Kontraktor, maka Pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan berhak untuk mengadakan inspeksi ditempat
tersebut. Dalam hal ini, Kontraktor harus memberikan informasi, bantuan
dan fasilitas lain yang diperlukan dalam pemeriksaan secara teliti dan
lengkap.

6.5. Kontraktor bertanggung jawab atas ketertiban pegawai serta kendaraan-


kendaraannya, dan bersedia memelihara atau memperbaiki kembali
segala kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi, baik didalam lokasi
proyek maupun di luarnya, sehingga kembali seperti semula.

6.6. Pada waktu penyerahan pertama, seluruh pekerjaan harus diselesaikan


dalam keadaan sempurna/selesai, termasuk pembongkaran pekerjaan-
pekerjaan sementara, pembersihan halaman dan sekitarnya sesuai
keinginan Pengawas Lapangan.

Pasal 7
PIMPINAN PELAKSANAAN
7.1. Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menempatkan seorang atau
lebih sebagai pimpinan pelaksanaan yang cakap, berpengalaman,
bertanggung jawab atas jalannya pekerjaan dan mempunyai
wewenang/kuasa penuh untuk mewakili Kontraktor.

7.2. Dalam hal ini sebelumnya Kontraktor harus melaporkan secara tertulis
kepada Pengawas Lapangan mengenai nama, pendidikan dan pengalaman
pimpinan pelaksanaan yang dimaksud.

7.3. Pemberi Tugas atau Pengawas Lapangan berhak menolak penetapan


pimpinan pelaksana tersebut berdasarkan pendidikan dan kecakapannya.
Dalam hal ini Kontraktor harus menggantikan/menempatkan orang lain
berdasarkan persetujuan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

29
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”

7.4. Pimpinan pelaksanaan harus selalu berada di tempat selama pekerjaan


berlangsung.

7.5. Dalam hal ini tidak hadirnya pimpinan pelaksana, Pengawas Lapangan
dapat melakukan tindakan yang dianggap perlu demi keamanan dan
perlindungan terhadap pelaksanaan pekerjaan ini, tanggung jawabnya
tetap dilimpahkan terhadap Kontraktor.

Pasal 8
PENUNJUKAN SUB KONTRAKTOR

8.1. Penunjukan Sub Kontraktor hanya dapat dilaksanakan berdasarkan


persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas, itupun terbatas pada bagian-bagian
pekerjaan khusus. Kontraktor tidak diperkenankan untuk mensubkan
seluruh pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak, kecuali untuk
menyediakan bahan-bahan.

8.2. Penyerahan pekerjaan kepada Sub Kontraktor harus dilakukan dengan


kontrak tertulis langsung dengan Main Kontraktor. Adapun yang
tercantum dalam kontrak antara Main Kontraktor dan Sub Kontraktor,
tidak dapat menimbulkan ikatan antar Sub Kontraktor dengan Pemberi
Tugas atau Pengawas Lapangan.

8.3. Dalam hal terdapatnya beberapa Sub Kontraktor, maka Kontraktor


wajib melakukan koordinasi agar pekerjaan berlangsung dengan sebaik-
baiknya. Kontraktor bertanggung jawab atas setiap kelalaian tindakan
dan kesalahan dari Sub kontraktor.

30
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”

Pasal 9
KONTROL ATAS PEGAWAI
9.1. Kontraktor dan Sub Kontraktor harus memperkerjakan orang yang teliti
ahli dan berpengalaman. Dalam hal ini Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas segala pekerjaan perbuatan dan kelalaian orang-orang yang
mempunyai hubungan kerja dengannya.

9.2. Direksi dapat secara tertulis, langsung kepada Kontraktor, meminta


dikeluarkannya setiap orang yang dipekerjakan oleh Kontraktor atau Sub
Kontraktor, dalam waktu 2 x 24 jam yang berkelakuan tidak baik, atau
tidak berkemampuan, atau melalaikan tugas-tugasnya.

Pasal 10
KESEJAHTERAAN PEGAWAI
10.1. Kontraktor harus memberikan jaminan sesuai dengan peraturan perburuhan,
jam kerja dan lembur harus disesuaikan pula dengan peraturan tersebut.

10.2. Kontraktor harus menyediakan minuman yang sehat untuk para


pegawai/pekerja, pimpinan dan team direksi serta tamu-tamu yang
berkepentingan dengan pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 11
KECELAKAAN DAN PETI P3K
11.1. Kontraktor harus menyediakan peralatan keselamatan untuk kepentingan
pekerja dan masyarakat sekitarnya.
11.2. Jika terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib
mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban.
11.3. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap guna pertolongan pertama,
harus selalu berada di tempat pekerjaan dan siap untuk digunakan pada
setiap saat.
11.4. Kontraktor diwajibkan mengasuransikan semua pekerja / pegawainya
(astek).

31
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”

Pasal 12
ALAT, BAHAN DAN TENAGA PEMBANGUNAN

12.1. Kontraktor harus menyediakan semua yang diperlukan untuk pelaksanaan


pekerjaan.

12.2. Adanya perubahan merk bahan/alat yang telah telah ditentukan, hanya
diperkenankan dengan persetujuan terlebih dahulu dari Perencana atau
Pemberi Tugas, dan Kontraktor dapat membuktikan bahwa pengganti
tersebut benar-benar setara dengan ketentuan semula.

12.3. Pengawas Lapangan berhak untuk menolak setiap peralatan, bahan-bahan


dan tenaga pembangunan yang tidak cocok untuk pelaksanaan pekerjaan,
sebagaimana yang tercantum dalam kontrak. Tidak tersedianya
peralatan/bahan yang memenuhi persyaratan tidak dapat dijadikan alasan
kelambatan pekerjaan.

12.4. Pengawas Lapangan berhak untuk menolak setiap hasil pekerjaan yang tidak
sesuai dengan Kontrak dan berhak menuntut penggantian atau perbaikan
yang harus dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sejak tanggal
surat peringatan terhadap hal yang dimaksud. Demikian pula bahan yang
ditolak harus dikeluarkan dalam waktu 3 (tiga) hari dari tempat pekerjaan.

12.5. Jika ternyata Kontraktor mengabaikan atau melalaikan batas waktu yang
telah ditentukan di atas, maka Pemberi Tugas berhak untuk menentukan
bahwa pekerjaan penggantian, perbaikan atau pengeluaran bahan
dilaksanakan oleh orang lain atas biaya Kontraktor. Barang-barang yang
hilang karenanya, akibatnya ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor.

32
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”

Pasal 13
CONTOH BAHAN
13.1. Semua bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan minimal
harus dari jenis dan mutu yang sesuai dengan Kontrak.

13.2. Atas biaya Kontraktor, semua contoh bahan yang digunakan harus diajukan
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui dan dicantumkan tanda-
tangan.

13.3. Bilamana Pengawas Lapangan menganggap perlu, Kontraktor harus


menyediakan Surat Keterangan yang menjamin bahwa bahan-bahan yang
digunakan memenuhi ayat 1 di atas.

Pasal 14
PENGUJIAN BAHAN DAN ALAT
14.1. Semua bahan, alat-alat dan perlengkapan yang akan diolah atau dipasang
pada bangunan sebelum dipergunakan / dibeli atau dikirim jika perlu harus
diuji / ditest, diberikan dan dinyatakan lulus dengan baik oleh laboratorium
yang diakui.

14.2. Segala pembiayaan / ongkos-ongkos pengujian bahan / alat menjadi


tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

14.3. Pemasangan dan penggunaan bahan-bahan / alat yang tidak sesuai dengan
persyaratan, petunjuk dan perintah Pengawas Lapangan atau contoh yang
telah disetujui, maka bahan / alat tersebut akan ditolak dan harus dibongkar
atau dikeluarkannya atas perintah Pengawas Lapangan dan segala resiko
sepenuhya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

33
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”

Pasal 15
LAPORAN
15.1. Kontraktor wajib membuat laporan harian dalam rangkap 4 (empat) yang
isinya :
a. Taraf kemajuan pekerjaan
b. Jumlah dan jenis bahan-bahan, peralatan yang diadakan / dipakai /
ditolak.
c. Jumlah tenaga menurut jenis keahlian/jabatan.
d. Keadaan cuaca / hujan
e. Penugasan-penugasan / perintah-perintah pengawas
f. Pekerjaan tambah kurang dan sebagainya, berdasarkan standard formulir
yang ditentukan.

Laporan Harian harus diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.

15.2. Berdasarkan Laporan Harian tersebut, Pengawas Lapangan membuat


Laporan Mingguan yang disetujui bersama oleh Kontraktor dan Direksi,
terdiri dari :

a. 2 (dua) set Laporan Mingguan dikirim kepada Direksi/Pemberi Tugas


b. 1 (satu) set Laporan Mingguan dikirim kepada Pengawas Lapangan.
c. 1 (satu) set Laporan Mingguan harus selalu berada di lapangan di tempat
pekerjaan

15.3. Kelalaian Kontraktor dalam menyampaikan laporan-laporan tersebut dapat


dikenakan sanksi berupa penundaan pembayaran.

15.4. Hasil-hasil Laporan Mingguan dibuatkan bagan kemajuan pekerjaan untuk


dipertimbangkan dengan jadwal waktu pelaksanaan (rencana kerja) yang
telah diajukan pada saat permulaan pekerjaan.

15.5. Disamping itu Kontraktor wajib menyampaikan keterangan-keterangan


lainnya secara tertulis tentang pengaturan pelaksanaan pekerjaan, peralatan
konstruksi, administrasi pelaksanaan dan sebagainya dalam bentuk rencana
kerja dua mingguan dan setiap diminta oleh Pengawas Lapangan

34
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”

Pasal 16
RAPAT-RAPAT RUTIN
16.1. Kontraktor wajib menghadiri rapat berkala sekali seminggu dan setiap
dianggap perlu, dipimpin oleh Pengawas Lapangan. Dalam rapat tersebut
dibicarakan hal-hal yang menyangkut kondisi pekerjaan, jalannya pekerjaan
baik mengenai bahan, peralatan, tenaga kerja, keadaan cuaca, peristiwa-
peristiwa khusus dan lain sebagainya. Dalam rapat dibahas segala persoalan
antara Kontraktor dan atau Sub Kontraktor dan atau Supplier dan Direksi
bertempat di ruang Direksi yang telah disediakan dan Kontraktor harus
menyediakan konsumsi ringan pada saat diadakan dan juga jika sewaktu-
waktu Pemberi Tugas dan tamu-tamu yang berkepentingan atas
pelaksanaan proyek hadir di lapangan.

16.2. Risalah rapat disampaikan dan disahkan pada rapat berikutnya.

Pasal 17
SHOP DRAWING, AS BUILD DRAWING DAN FOTO-FOTO
17.1. Shop Drawing
Shop drawing adalah gambar kerja yang disampaikan oleh Kontraktor atau
Sub Kontraktor yang memberikan penjelasan pekerjaan untuk terlaksananya
pekerjaan pembangunan dengan sebaik-baiknya, dengan ketentuan sebagai
berikut :

a. Dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan 3 (tiga)


rangkap gambar kerja kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa.
Gambar tersebut harus disertai perhitungan dan catatan seperlunya untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan.

b. Setiap bagian pekerjaan atas dasar gambar kerja tidak boleh dimulai
sebelum Pengawas Lapangan mempelajari dan menyetujui ataupun
mengkoreksi gambar kerja yang bersangkutan.

35
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Syarat Teknik Umum”

c. Perbaikan yang tertata pada gambar kerja harus memenuhi persyaratan


dalam spesifikasi dan tidak dapat dijadikan dasar pekerjaan tambahan.
Kontraktor tidak dapat menuntut akan kerusakan atau perpanjangan
waktu karena kelambatan sebagai akibat membuat perbaikan gambar
kerja. Pengawas Lapangan hanya mempelajari gambar kerja dilihat dari
rencana umum saja.

d. Kontraktor tetap bertanggung jawab akan adanya kesalahan yang


terdapat di dalam gambar kerja

17.2. As Build Drawing


Kontraktor atau sub kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar
“As build drawing” sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan di
lapangan secara kenyataan untuk kebutuhan pemeriksaan dan maintenance
dikemudian hari. Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada Pemberi
Tugas setelah disetujui Pengawas Lapangan sebanyak 4 (empat) set berikut
dengan gambar aslinya. Persyaratan ini mengikat untuk dikeluarkannya
Berita Acara Penyerahan.

17.3. Foto - Foto


Kontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto dilapangan yang
berkenaan dengan kemajuan pekerjaan, detail-detail yang akan ditutup,
adanya bencana, dan sebagainya. Kontraktor wajib meminta persetujuan
Direksi untuk cara dan pengambilan foto. Hasil cetak foto-foto tersebut
harus disampaikan kepada Direksi / Pengawas Lapangan sebanyak 5 (lima)
set berikut negatifnya dan dimasukan dalam album.

36
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”

BAB IV
SPESIFIKASI UMUM
BAHAN MATERIAL YANG DIGUNAKAN

1.1. Lingkup Kegiatan


Kegiatan yang dimaksud dalam uraian ini adalah Perancangan Kantor
Camat Kulisusu Utara Di Kabupaten Buton Utara.
1.2. Situasi
1.2.1. Lokasi Bangunan
Lokasi perancangan berada di jalan Pendidikan, kel. Waode Buri
Kec. Kulisusu Utara
1.2.2. Lokasi bangunan akan diserahkan kepada kontraktor sebagaimana
adanya pada waktu penjelasan untuk itu para calon kontraktor
wajib meneliti situasi medan / lokasi bangunan, sifat dan luasnya
serta pekerjaan lainnya yang berpengaruh terhadap pekerjaan
tersebut.

1.2.3. Kelalaian dan kekurangan ketelitian dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan klaim di kemudian hari.

1.2.4. Setelah Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) akan diadakan


peninjauan lokasi sebagai patokan dasar untuk menghitung
anggaran/penawaran yang diajukan.
1.3. Ukuran
Ukuran yang digunakan dalam rencana ini dinyatakan dalam millimeter
(mm), centimeter (cm) dan meter (m).
1.4. Persyaratan Bahan
1.4.1 Tanah Timbunan
a. Tanah urug harus memenuhi standart teknis, bebas dari bahan
organik, tidak mengandung asam, garam, sampah, dan lain-lain
yang dapat mengurangi kualitas timbunan.

37
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”

b. Tempat pengambilan tanah urug harus sesuai tempat yang telah


disetujui oleh direksi.

c. Tanah bekas galian dalam pekerjaan ini dapat dipergunakan


sepanjang memenuhi persyaratan teknis, untuk itu harus
mendapat persetujuan direksi.
1.4.2. Pasir Timbunan/Pasir Urug.
a. Pasir urug harus memenuhi standar teknis, bebas dari bahan
organik, tidak mengandung asam, garam, sampah, dan lain-lain
yang dapat mengurangi kualitas urugan.

b. Tempat pengambilan pasir urug harus sesuai tempat yang telah


disetujui oleh direksi.

c. Pasir laut tidak direkomendasikan untuk dipakai.


1.4.3. Pasir Pasangan.
a. Pasir pasang harus memenuhi standart teknis, bebas dari bahan
organik, tidak mengandung Lumpur lebih dari 5 %, tidak
mengandung asam, garam, sampah, dan lain-lain yang dapat
mengurangi kualitas pasangan.

b. Tempat pengambilan pasir pasangan harus sesuai tempat yang


telah disetujui oleh direksi.

c. Pasir pasangan bata jenis pasir alam butiran sedang, tajam, dan
keras.

d. Pasir pasangan pondasi jenis pasir alam butiran sedang, tajam,


dan keras

e. Pasir pasangan beton jenis pasir alam atau pasir pecahan batu
hasil alat stone Cruisser butiran sedang, tajam, dan keras.

f. Pasir plesteran jenis pasir alam butiran halus.

g. Pasir laut tidak direkomendasikan untuk dipakai.

38
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”

1.4.4. Batu Gunung/Batu Belah, Koral Beton :


a. Batu Gunung/Batu Belah, Koral Beton harus memenuhi standar
teknis, keras/kuat dan tidak keropos, bebas dari retak dan
berpori, bersih, bebas dari bahan organik, tidak mengandung
asam/garam, minyak, kotoran, dan lain-lain yang dapat
mengurangi kualitas pasangan.

b. Tempat pengambilan Batu Gunung/Batu Belah, Koral Beton


harus sesuai tempat yang telah disetujui oleh direksi.

c. Batu Gunung Pondasi dengan ukuran gelondongan tebal


minimal 15cm dan lebar tidak kurang dari 1½ tebalnya dan
panjang tidak kurang dari 1½ lebarnya.

d. Koral Beton dengan ukuran/gradasi 2-3cm, bersudut runcing


hasil olahan Stone Cruiser

e. Krikil dengan butiran dari batu kali tidak direkomendasikan


untuk konstruksi struktur.
1.4.5. Batu Bata :

a. Bata merah bermutu baik dengan pembakaran sempurna, bebas


dari cacat dan keretakan minimum atau patah/terbelah.
Produksi lokal dan memenuhi persyaratan bahan PUBBL dan
SNI.

b. Dalam hal batu bata sulit untuk didapatkan pemborong dengan


izin tertulis dari Direksi, oleh karena itu dapat mempergunakan
bahan alternatif lain yang disetujui oleh Direksi.
1.4.6. Portland Cement Merk Tonasa (PC) :

a. PC harus memenuhi standard SNI-8 dan Bahan Bangunan


Indonesia (BBI) 1971, kecuali ditentukan lain menyangkut sifat
beton, maka dapat memakai PC lain seperti Portland Tros,
Portland Alumunia, Portland Sulfat, dll.

39
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”

b. Jenis dan kualitas PC harus produksi pabrik yang sama dengan


kualitas type-1 menurut ASTM.

c. Semen yang membatu atau kualitasnya menurun karena


penyimpanan yang kurang bagus atau terlalu lama disimpan
tidak diperkenankan dipakai.
1.4.7. Air :

a. Air yang dipergunakan untuk campuran adukan adalah air


bersih, tidak berwarna, tidak mengandung minyak, asam,
alkali, garam, bahan organic, dan dipastikan tidak dapat
merusak beton atau tulangan beton.

b. Bila terdapat keragu-raguan maka sebaiknya memakai air yang


dipergunakan untuk air minum atau lewat pemeriksaan
laboratorium.

1.4.8. Besi Tulangan Beton/Kawat Pengikat :


a. Besi Tulangan Beton dan Kawat Pengikat harus bebas dan
bersih dari minyak, karat, kotoran dan bahan perusak lainnya
serta memenuhi standard SNI.

b. Besi Tulangan Beton berdiameter bulat, tidak gepeng,


menggunakan Mutu Baja U-24 dengan ukuran diameter sesuai
rencana kerja.

c. Toleransi besi yang dipergunakan adalah minus 0,3 mm,


misalnya:
▪ Ukuran Ø 19mm, minimal dipergunakan ukuran Ø 18,7mm,
▪ Ukuran Ø 16mm, minimal dipergunakan ukuran Ø 15,7mm,
▪ Ukuran Ø 14mm, minimal dipergunakan ukuran Ø 13 ,7mm,
▪ Ukuran Ø 12mm, minimal dipergunakan ukuran Ø 11,7mm,
▪ Ukuran Ø 10mm, minimal dipergunakan ukuran Ø 09,7mm,

40
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”

d. Kawat pengikat tulangan terbuat dari baja lunak khusus kawat


baja beton Ø minimum 1 mm sudah melalui proses pemijaran
dan tidak bersepuh zink.

1.4.10. Atap :

Bahan Penutup Atap dipergunakan Beton Bertulang yang


berkualitas baik .
Jenis dan Ukuran Bahan Atap :

Nama /Jenis UkuranJadi/


Jenis/Type/Merk/Kualitas
Pekerjaan Terpasang
Penutup Atap Atap Spundeck SNI 6 meter

1.4.11. Pekerjaan Penggantung/Pengunci :


a. Semua bahan penggantung adalah produksi pabrik kualitas
standard SNI kecuali bahan-bahan yang harus
ditempa/dibentuk sesuai kebutuhan
b. Jenis dan ukuran bahan Penggantung dan Pengunci
Pintu/Jendela

Jenis/Type/Merk/Kualita Ukuran
Nama/Jenis Bahan
s Jadi/Terpasang
Kunci Pintu Utama Standar SNI Ø 4x70 cm
Kunci Pintu dengan Standar SNI 2,5x5x10 cm
pegangan
Engsel Pintu Utama Standar SNI 3x10 cm
Engsel Pintu Standar SNI 3x7,5 cm
Grendel Pintu Double Standar SNI 2,5x8 cm
Hag Angin Standar SNI Panjang 20 cm

41
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”

1.4.12. Aluminium dan Besi Hollow:

a. Aluminium yang dipakai harus dari baja sesuai dengan standard


internasional yang telah disetujui.

b. Besi Hollow yang dipakai harus dari besi sesuai dengan standard
internasional yang telah disetujui.
Jenis/Type/Merk/Ku Ukuran
Jenis Pekerjaan
alitas Jadi/Terpasang(Cm)
Rangka Plafond Standar SNI Hollow 4/4
Daun/Rangka jendela Standar SNI 0.12/4cm
Kusen Pintu/Jendela Standar SNI 5 x 10cm

1.4.13. Kaca :
a. Semua bahan kaca adalah produksi pabrik kualitas standard
SNI kecuali bahan-bahan yang harus ditempa/dibentuk sesuai
kebutuhan.
b. Jenis dan ukuran bahan kaca :
Ukuran
Jenis/Type/Merk/Ku
Nama/Jenis Bahan Jadi/Terpasang
alitas
disesuaikan
Kaca Bening Standard Pabrikasi Tebal 5 mm

Kaca Tempered Standard Pabrikasi Tebal 12 mm

c. Kaca yang tergores, retak, pecah, melengkung, bergelombang


dan tidak rata/datar tidak diperkenankan dipakai.

d. Kecuali kaca bening maka bentuk, corak dan warna


berdasarkan hasil produksi pabrik.

e. Kaca yang terpasang pada setiap bidang adalah kaca utuh dan
bukan kaca bersambung.

42
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”

1.4.14 Cat

a. Semua bahan Cat adalah produksi pabrik kualitas standard SNI


kecuali bahan-bahan yang harus ditempa/dibentuk sesuai
kebutuhan.

b. Jenis Cat :
Ukuran
Nama/Jenis Bahan Jenis/Type/Merk/Kualitas Jadi/Terpasang
Disesuaikan
Acian Tembok Pc Kental 1x oles kemudian
dilap tekan
Cat Tembok Dasar Metroligth atau Standard 1x lapisan dasar
Pabrikasi
Cat Tembok Finishing Avian Atau Standard 2x Lapisan Finishing
Pabrikasi

c. Cat yang sudah mengeras dan membatu tidak diperkenankan


untuk dipakai.

d. Cat yang kemasannya sudah rusak, pecah, warna cat sudah


berubah dari warna aslinya, berbau busuk, dikategorikan
sebagai cat yang sudah rusak dan tidak diperbolehkan untuk
dipergunakan.
1.4.15. Penutup Lantai
a. Semuabahan Penutup Lantai adalah produksi pabrik kualitas
standard SNI kecuali bahan-bahan yang harus ditempa
/dibentuk sesuai kebutuhan.
b. Jenis Penutup Lantai

UkuranJadi/Terpasang
Jenis/Type/Merk/Kualitas
Nama/JenisBahan Disesuaikan

Tegel Keramik Standar SNI 60 x 60


Tegel Keramik Standar SNI 20 x 20

43
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”

Lantai
Tegel Keramik Standar SNI 20 x 40
Dinding KM/WC
Lantai Plester Lantai plester anti slip Ditentukan kemudian
c. Bahan Kramik yang bergores, retak, pecah, dikategorikan
sebagai bahan yang sudah rusak dan tidak diperbolehkan untuk
dipergunakan.

1.4.16. Plafond
Bahan Plafond yang digunakan adalah Gypsum Board 120 x 240
dengan tebal 9mm, standar pabrikasi dengan rangka terpasang
menggunakan Hollow 4/4.
Lis Profil Plafond yang digunakan adalah gypsum lis dengan
ketebalan 10 CM. sesuai standar pabrikan.

1.4.17. Alat-alat sanitair dan kelengkapannya


Alat-alat sanitair dan kelengkapannya, yang digunakan adalah
sebagai berikut :
• Closet Duduk standar Ex.TOTO, warna ditentukan
• Washtafel, merk TOTO, warna ditentukan
• Urinoir, Ex.TOTO, warna ditentukan
• Kran air, digunakan merk San Ei Ex. Japan, ukurannya
disesuaikan
• Stop Kran, digunakan merk San Ei Ex Japan, Kuningan dan
ukuran disesuaikan.
• Flour Drain, Stainless Stell merk San Ei Ex. Japan.

1.4.18. Instalasi Air Bersih/Kotor


a. Semua bahan Instalasi adalah produksi pabrik kualitas standar
SNI kecuali bahan-bahan yang harus ditempa/dibentuk sesuai
kebutuhan

44
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Pekerjaan Persiapan dan Spesifikasi Umum Bahan Material Yang Digunakan”

b. Jenis bahan instalasi Air Bersih/Kotor :


Ukuran Jadi/Terpasang
Nama/Jenis Bahan Jenis/Type/Merk/Kualitas
Disesuaikan
Pipa Air bersih AW PVC Ø 3/4 inch & ½ Inch
Pipa Air Kotor AW PVC Ø 4, dan Ø 2 inch
Floor Drain Steanless Stell Ø 2 inch
c. Bahan Pipa yang retak, pecah, dikategorikan sebagai bahan
yang sudah rusak dan tidak diperbolehkan untuk dipergunakan.

45
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

BAB V
SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN

Pasal 1
U M U M
1.1. Jenis dan uraian pekerjaan dan persyaratan teknis khusus gambar-gambar rencana
(Design) adalah merupakan kesatuan dengan RKS ini.

1.2. Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut diatas ialah berdasarkan :
a Dewan Normalisasi Indonesia (NI)
b ASTM (American Society for Testing & Materials)
c ASSHO (American Association of State Highway Officials).

1.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana harus mengukur kembali semua titik
elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di
lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Pasal 2
SYARAT-SYARAT UMUM
2.1. Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar
pelaksanaan beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan
diuraikan didalam buku ini. Bila terdapat ketidak jelasan dan/atau perbedaan dalam
gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal
tersebut kepada Perencana / MK untuk mendapatkan penyelesaian.

2.2. Lingkup Pekerjaan


Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi, dan memelihara
bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna sebelum
diserah terimakan kepada Pemberi Tugas.
2.3. Sarana Kerja
46
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan


identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota
pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat
penyimpanan bahan/material di lokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan
dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja,
sehingga kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.

2.4 Gambar-Gambar Dokumen


2.4.1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar
yang ada dalam buku Uraian Pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi
akibat keadaan di lokasi, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut
kepada konsultan pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan
pelaksanaan di lokasi setelah pengawas lapangan berunding terlebih dahulu
dengan Perencana. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan
oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.

2.4.2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam
keadaan selesai/terpasang.

2.4.3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan


memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang
tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan
lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan. Bila ada keraguan mengenai
ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan Kontraktor wajib
merunding terlebih dahulu dengan Perencana/konsultan pengawas.

2.4.4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran


yang tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengatahuan
konsultan pengawas. Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada
menjadi tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.

2.4.5. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua


salinan, segala gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita

47
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui


ditempat pekerjaan.

2.4.6. Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat konsultan pengawas dan Direksi
setiap saat sampai dengan serah terima kesatu. Setelah serah terima kesatu,
dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.

2.5 Gambar-Gambar Pelaksanaan dan Contoh-Contoh


2.5.1. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Kontraktor untuk
menunjukkan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh
konsultan pengawas untuk menilai dahulu.

2.5.2. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan


dengan segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang
disyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau oleh konsultan pengawas.
Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda
sebagaimana ditentukan konsultan pengawas. Kontraktor harus
melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan
Dokumen Kontrak jika ada hal-hal demikian.

2.5.3. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau


contoh-contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap
gambar atau contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.

2.5.4. Konsultan pengawas akan memeriksa dan menolak atau menyetujui


gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-
singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan
mempertimbangkan syarat kekuatan.

2.5.5. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta konsultan


pengawas dan menyerahkan kembali segala gambar-gambar pelaksanaan
dan contoh-contoh sampai disetujui.

2.5.6. Persetujuan konsultan pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan


contoh-contoh, tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya
atas perbedaan dengan Dokumen Kontrak, apabila perbedaan tersebut tidak
diberitahukan secara tertulis kepada konsultan pengawas.
48
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

2.5.7. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau


contoh-contoh yang harus disetujui konsultan pengawas, tidak boleh
dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.

2.5.8. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirim kepada


konsultan pengawas dalam dua salinan, konsultan pengawas akan
memeriksa dan mencantumkan pengawasan tanda-tanda "Telah Diperiksa
Tanpa Perubahan "atau" Telah “Diperiksa Dengan Perubahahan" atau
"Ditolak".

2.5.9. Satu salinan ditahan oleh konsultan pengawas untuk arsip, sedangkan
yang kedua dikembalikan kepada Sub Kontraktor atau yang bersangkutan
lainnya.

2.6 Jaminan Kualitas

2.6.1 Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan konsultan pengawas, bahwa
semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru,
kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai
dengan Dokumen Kontrak.
2.6.2 Sebelum mendapat persetujuan dari konsultan pengawas, bahwa pekerjaan
telah diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor sepenuhnya.

2.7 Nama Pabrik/Merk yang ditentukan


2.7.1. Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu
jenis bahan/komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai
dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi kontraktor pada waktu
pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran
ataupun sukar didapat dipasaran.

2.7.2. Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat
pemesanan bahan/merek tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana
dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas akan menentukan sendiri
alternatif merek lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 (satu)
49
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

bulan penunjukan pemenang, Kontraktor harus memberikan kepada pemberi


tugas foto copy dari pemesanan material yang diimport pada agen ataupun
importir lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah
dipesan (order import).

2.8 Contoh-Contoh
2.8.1. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya
harus segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut
diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap
bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti. Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh
Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai
dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.

2.8.2. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari


material yang akan dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan
konsultan pengawas.

2.8.3. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti /
sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang/material-
material tersebut. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan
ke site (melalui pemesanan), maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan :

Brosur, katalog, gambar kerja atau shop drawing, konster dan sample, yang
dianggap perlu oleh Perencana/konsultan pengawas dan harus mendapatkan
persetujuan Perencana/konsultan pengawas.

2.9 Substitusi
2.9.1. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya
dalam RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk
pengganti yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum pemesanan.

50
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

2.9.2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :

Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak


disebutkan nama pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus
mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya,
katalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar
bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan
Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemilik /Perencana/ konsultan pengawas.

2.10 Material dan Tenaga Kerja


Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru.
Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja
harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi
Pekerja sangat diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya.

2.11 Klausal disebutkan Kembali


Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali
pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan
pengertian lebih menegaskan masalahnya. Jika terjadi hal yang saling bertentangan
antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis, maka diambil sebagai patokan
adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang
paling tinggi. Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk segala
"claim" atau tuntutan terhadap hak-hak khusus.

2.12 Koordinasi Pekerjaan.


2.12.1. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari
seluruh bagian yang terlibat di dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas
yang menyangkut dalam proyek ini, harus di koordinir lebih dahulu agar
gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.

2.12.2. Melokalisasi/memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk


menghindari gangguan dan konflik, serta harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas.

51
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

2.12.3. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan


syarat-syarat pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi-instruksi
tertulis dari konsultan pengawas.

2.12.4. Konsultan pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh


Kontraktor pada setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian konsultan
pengawas dalam pengontrolan terhadap kekeliruan-kekeliruan atas
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, tidak berarti Kontraktor
bebas dari tanggung jawab.

2.12.5. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat- syarat pelaksanaan
(spesifikasi) atau gambar atau instruksi tertulis dari konsultan pengawas
harus diperbaiki atau dibongkar. Semua biaya yang diperlukan untuk ini
menjadi tanggung jawab kontraktor.

2.13 Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda & Pekerjaan


2.13.1. Perlindungan terhadap milik Umum :

Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-
alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama
kontrak berlangsung.

2.13.2. Orang-orang yang tidak berkepentingan :

Kontraktor harus melarang siapa pun yang tidak berkepentingan memasuki


tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli
tekniknya yang bertugas dan para penjaga.

2.13.3. Perlindungan terhadap bangunan yang ada :

Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab


penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan,
saluran-saluran pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-operasi Kontraktor,
dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor
hingga dapat diterima Pemberi Tugas.

52
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

2.13.4. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :

Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungn


terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak,
siang dan malam. Pemberi tugas tidak bertanggung jawab terhadap
Kontraktor, atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan atau
peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.

2.13.5. Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama :

Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan


tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu
yang akan datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini
disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus menurut
(memenuhi) ketentuan Undang-undang yang berlaku pada waktu itu. di
lokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup
untuk pertolongan pertama, yang mudah dicapai.

2.13.6. Gangguan pada tetangga :

Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan


menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan,
hendaknya dilaksanakan pada waktu-waktu sebagainya. Pemberi Tugas
akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan penggantian uang yang
akan diberikan kepada Kontraktor sebagai tambahan yang mungkin ia
keluarkan.

2.14 Peraturan Teknis Pembangunan yang digunakan


2.14.1 Dalam malaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :

a. Keppres 16 tahun 2018 dan perubahannya.


b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase
Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
53
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971).


d. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979
dan PLN setempat.
e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961).
f. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
g. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
h. Peraturan Muatan Indonesia.
i. Peraturan Pengecatan NI-12.
j. Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan /Instansi
Pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan
bangunan.
2.14.2 Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan
mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah
disahkan oleh Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail
yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan /disetujui
Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan.
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukkan.
e. Surat Keputusan Pemberi Tugas tentang Penunjukan Kontraktor.
f. Surat Perintah Kerja (SPK).
g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
i. Kontrak/Surat Perjanjian Pelaksanaan.

2.15. Shop Drawing.

54
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

2.15.1. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur
berdasarkan desain yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari
konsultan pengawas.
2.15.2. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang
diperlukan termasuk keterangan produk bahan, keterangan pemasangan,
data-data tertulis, dan hal-hal lain yang diperlukan.
2.15.3. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan
detailing fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian
konstruksi baja.
2.15.4. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasikan di workshop, kecuali atas
persetujuan konsultan pengawas.
2.15.5. Semua baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapangan harus
selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada
lubang baut tersebut.
2.15.6. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Kontraktor,
harus dilakukan atas biaya Kontraktor.
2.15.7. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi
harus ditanyakan kepada konsultan pengawas /Perencana.
2.15.8. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar "As Build Drawing"
sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan di lapangan secara
kenyataan, untuk kebutuhan pemeriksaan di kemudian hari.Gambar-gambar
tersebut diserahkan kepada konsultan pengawas sebanyak 3 (tiga) set.

Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN

3.1. Pembersihan Lokasi Proyek


3.1.1. Lokasi pekerjaan terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala material
yang dapat mengganggu pekerjaan.

3.1.2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih.
55
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

3.2. Pengukuran Kembali Lokasi .


3.2.1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai
peil ketinggian tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah
ditera kebenarannya.

3.2.2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/konsultan
pengawas untuk dimintakan keputusannya.

3.2.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass atau Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung
jawabkan.

3.2.4. Kontraktor harus menyediakan alat ukur/waterpass untuk kepentingan


pemeriksaan Perencanaan/konsultan pengawas selama pelaksanaan proyek.

3.2.5. Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga
Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui
oleh Perencana/ konsultan pengawas.

3.2.6. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

3.3. Papan Dasar Pelaksanaan (BowPlank).


3.3.1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kelas IV dengan
ukuran 5/7, tertancap ditanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau
diubah-ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama lain.
3.3.2. Papan patok ukur dibuat dari kayu Kelas IV, dengan ukuran tebal 3 cm,
lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
3.3.3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh konsultan pengawas.
3.3.4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari as pondasi terluar.
3.3.5. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus
melaporkan kepada konsultan pengawas.
3.3.6. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan
Kontraktor.

56
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

3.4. Pekerjaan Penyediaan Air Bersih dan Daya Listrik Untuk Bekerja.
3.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur
pompa di lokasi proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari
debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
konsultan pengawas.
3.4.2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan konsultan
pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor konsultan
pengawas.

3.5. Kantor Konsultan Pengawas.


3.5.1 Kantor konsultan pengawas merupakan bangunan dengan konstruksi rangka
kayu, dinding papan dicat, penutup atap seng gelombang, lantai papan,
diberi pintu/jendela secukupnya untuk penghawaan/pencahayaan. Letak
kantor konsultan pengawas harus cukup dekat dengan kantor Kontraktor.

3.5.2 Perlengkapan-perlengkapan kantor konsultan pengawas yang harus di


sediakan Kontraktor :
a. 1 (satu) buah meja, 2 (dua) buah kursi
b. 1(satu) buah lemari yang dapat dikunci.
c. 1 (satu) buah white board ukuran 1,20 x 2,40 cm2.

3.5.3 Alat-alat yang harus senantiasa tersedia diproyek, untuk setiap saat dapat
digunakan oleh Direksi Lapangan adalah :
a. 1 (satu) buah alat ukur waterpass.
b. 1 (satu) mesin ketik standar 12" (inchi).

3.6. Kantor Kontraktor dan Los Kerja

57
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

3.6.1 Ukuran luas kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan bahan,
disesuaikan dengan kebutuhan Kontraktor dengan tidak mengabaikan
keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.

3.6.2 Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti: pasir, kerikil harus
dibuatkan kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat,
sehingga masing-masing bahan tidak tercampur.

3.7 Papan Nama Proyek.


3.7.1 Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan
pekerjaan, nama-nama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, konsultan
pengawas dan Kontraktor.

3.7.2 Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan
pengarahan konsultan pengawas.

3.8 Pagar Pengaman Proyek.


3.8.1 Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih
dahulu harus memberi pagar pengaman pada sekeliling lokasi yang akan
dilakukan pekerjaan.
3.8.2 Pembuatan pagar pengaman dibuat disekitar lokasi pekerjaan, sehingga
tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta
tempat penimbunan bahan-bahan dan tidak mengganggu kegiatan
operasional disekitarnya.
3.8.3 Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan
selesai.
3.8.4 Syarat pagar pengaman :
a. Pagar dari seng gelombang BWG 34" Bjls 2,0 mm, tinggi 200 cm.
b. Tiang dolken minimum berdiameter 8 cm, jarak pemasangan minimal 200
cm.
c. Rangka kayu Kelas III ukuran 4 cm x 6 cm, dengan pemasangan 3 jalur
menurut tinggi pagar.
d. Pondasi Foot plat setempat minimum penampang diameter 30 cm, dalam 50
cm dari permukaan tanah setempat. Beton dengan adukan 1:3:5.

58
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

e. Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.

Pasal 4
PEKERJAAN PENGUKURAN
4.1 Pekerjaan Penentuan Titik Pengukuran / Pematokan

4.1. 1 Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik awal (peil + 0.00) ditentukan
bersama-sama konsultan pengawas. Yang dalam hal ini ditetapkan dengan
BM 1 M dari Peil Jalan Utama dekat site. Perletakan BM hasil dari
ketetapan Bersama Pihak kontraktor, konsultan dan Pemilik Proyek
ditetapkan sesuai petunjuk hasil kesepakatan yang dilengkapi dengan Berita
Acara.

Pasal 5
PEKERJAAN PENGURUGAN DAN PEMADATAN
5.1. Pekerjaan Persiapan

5.1.1. Material timbunan harus didatangkan dari lokasi lain yang disetujui oleh
konsultan pengawas

5.1.2. Bahan urugan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :


1) Tanah harus dibersihkan dan tidak mengandung akar, kotoran dan
bahan organik lainnya.
2) Terlebih dahulu diadakan test dan hasilnya harus tertulis serta
diketahui oleh konsultan pengawas.
3) Penimbunan tanah dilakukan sampai peil yang ditentukan pada
gambar rencana.
4) Penimbunan baru dilaksanakan setelah tanah yang dikupas
dipadatkan sampai 98% kepadatan maximum compaction standard
proctor.

5.1.3. Tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah tanah yang gradasinya
bagus serta bebas dari humus/akar-akaran.

59
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

Pasal 6
PEKERJAAN TANAH

6.1. Pekerjaan Galian Pondasi.


6.1.1. Galian untuk pondasi harus dilakukan menurut ukuran yang sesuai dengan
peil-peil yang tercantum dalam gambar Rencana Pondasi.
6.1.2. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan
lain-lain yang masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada
konsultan pengawas atau kepada instansi yang berwenang untuk
mendapatkan petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab atas
segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
6.1.3. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan,
maka kontraktor harus mengisi/mengurug daerah galian tersebut dengan
bahan-bahan pengisian untuk pondasi yang sesuai dengan spesifikasi.
6.1.4. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut
bebas dari longsoran-longsoran tanah dikiri dan kanannya (bila perlu
dilindungi oleh alat-alat penahan tanah dan bebas dari (genangan air)
sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi.
6.1.5. Pemompaan, bila dianggap perlu harus dilakukan dengan hati-hati agar
tidak mengganggu struktur bangunan yang sudah jadi.
6.1.6. Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan lapis
demi lapis dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat
persetujuan konsultan pengawas dan bagian yang akan diurug kembali
harus diurug dengan tanah dan memenuhi syarat sebagai tanah urug.

6.2. Pekerjaan Urugan


6.2.1. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan
sebagainya.
6.2.2. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan
10 cm material lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
dengan alat pemadat dan mencapai peil permukaan yang direncanakan.
60
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

6.2.3. Pengurugan harus dilaksanakan dengan optimal, dipadatkan dengan alat


pemadat/stamper sampai mencapai kepadatan maksimum.

Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan


dan dijaga jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar dan tetap menjadi
tanggung jawab kontraktor s/d masa pemeliharaan.

Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujuan


konsultan pengawas.

6.2.1. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-
lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada
kedalaman gembur.

Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus


dicampur dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya sehingga diperoleh
lapisan yang kepadatannya sama.

Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan


diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai
dengan lapisan berikutnya. Lapisan berikutnya tidak boleh dihampar
sebelum hasil pekerjaan lapisan sebelumnya mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas.

Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki,


lapisan tersebut harus diulang kembali pekerjannya atau diganti, dengan
cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan guna mendapatkan kepadatan
yang dibutuhkan.

6.3. Pembuangan Material Hasil Galian


6.3.1. Pembuangan material hasil galian menjadi tanggung jawab kontraktor.
Material hasil galian harus dikeluarkan paling lambat dalam waktu
1 x 24 jam, sehingga tidak mengganggu penyimpanan material lain.
6.3.2. Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan konsultan pengawas
telah diseleksi bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai material

61
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

timbunan dan urugan. Sisanya harus dibuang ke luar site atau tempat lain
atas persetujuan konsultan pengawas.

Pasal7
PEKERJAAN SUB PONDASI
7.1. Pekerjaan Pasangan Batu Gunung
7.1. 1 Lingkup Pekerjaan
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
2). Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok dan perekatnya,
menyiapkan tempat yang akan dipasang pasangan batu gunung, serta
pelaksanaan pekerjaan batu gunung sendiri ditempat satu dan lainnya hal
sesuai dengan gambar-gambar serta potongan.
7.1. 2 Spesifikasi Khusus
1). Batu gunung belah yang keras, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3
pasal 19.
2). Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan yang tersebut dalam NI-8, satu dan lain hal sama dengan
yang disyaratkan untuk pekerjaan beton dengan pasangan bata.
3). Pasir yang digunakan dalam pekerjaan ini jenis pasir pasang, yang
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 14 ayat 2.
4). Air untuk mengaduk semen pasir tersebut di atas harus bersih, satu dan
lain hal sesuai dengan NI-3 pasal 10.
7.1. 3 Persyaratan Pelaksanaan
1). Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil-
profil/bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang
bentuk dan ukuran-nya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi Lapangan/Pengawas Lapangan/Perencana.
2). Dasar Galian harus diurug pasir urug setebal 10 cm, disiram sampai
diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.

62
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

3). Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu gunung kosong tebal
20 cm sesuai Gambar Kerja.

4). Pasangan batu gunung untuk pondasi menggunakan adukan dengan


campuran 1 PC dan 4 Pasir, terkecuali disyaratkan kedap air seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

5). Adukan harus membungkus batu gunung sedemikian rupa sehingga tidak
ada bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada
bagian tengah.

6). Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis harus ditanam stek-stek
tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi sama dengan tulangan
pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.

7). Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimal
40 kali diameter tulangan pokok atau sesuai dengan ukuran dalam
Gambar Kerja. Demikian pula dengan bagian stek yang tidak tertanam
atau mencuat ke atas sepanjang 40 kali diameter tulangan pokok atau
sesuai dengan ukuran dalam Gambar Kerja.

Pasal 8
PEKERJAAN DINDING
8.1. Pekerjaan Pasangan Batu Bata.
8.1.1. Lingkup Pekerjaan.
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.

2). Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan untuk pekerjaan


pasangan bata, penyediaan tempat yang akan didirikan dinding dan
melaksanakan pekerjaan pemasangan batu bata untuk pembuatan
dinding atau lainnya, satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam
gambar denah dan potongan. Kontraktor wajib meneliti / melengkapi
sendiri lingkup pekerjaan ini.
8.1.2. Spesifikasi Khusus.
63
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

1). Batu Bata.


Harus matang pembakarannya, bila direndam dalam air akan tetap utuh,
tidak pecah atau hancur. Ukuran batu bata dapat disesuaikan dengan
ketentuan tebal dinding yang disyaratkan dalam Gambar Kerja. Karena
itu Kontraktor harus memberikan contoh pada Pengawas Lapangan
sebelumnya untuk diperiksa kualitasnya. Apabila bahan-bahan yang
datang, oleh Pengawas Lapangan dianggap tidak memenuhi syarat,
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan-bahan tersebut dan
kontraktor wajib mengangkutnya ke luar lokasi pembangunan.
2). Semen / PortlandCement (PC).
Bahan semen yang digunakan sama dengan semen/PC untuk konstruksi
beton. Semen yang datang di lokasi pekerjaan dan menunggu
pemakaiannya, harus disimpan di dalam gudang yang lantainya kering
dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya. Bilamana
pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya sudah membatu,
maka semen tersebut harus disingkirkan keluar lokasi pembangunan dan
tidak boleh dipergunakan. Supplier/pedagang yang mengirimkan semen
untuk pekerjaan ini hendaknya dapat menunjukan sertifikasi dari
pabriknya.Semen yang sudah lembab atau menunjukkan gejala membatu
akan ditolak. Selekasnya semen yang ditolak harus dikeluarkan dari
lokasi pembangunan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
3). Pasir Pasang.
Bahan yang digunakan sama dengan pasir yang digunakan untuk
konstruksi beton. Pasir yang dimaksud harus bersih, pasir asli yang
bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia, satu dan lain
hal sesuai dengan NI-3 pasal 14 ayat 2. Bilamana pasir yang dipakai
tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas, Pengawas Lapangan
berhak memerintahkan untuk mencuci pasirnya, melihat hasilnya sampai
didapat persetujuan. Khusus untuk plester, harus dicarikan pasir yang
lebih halus.
4). Pasangan Kedap Air.

64
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

Untuk dinding-dinding biasa yang diatas tanah, pasangan kedap air


dengan perbandingan 1 (satu) semen PC dan 3 (tiga) pasir dimulai dari
sloef sampai 30 cm diatas lantai. Untuk dinding dapur, pantry, kamar
mandi, pasangan kedap air minimum sampai setinggi (200 cm dari
lantai), satu dan lain hal sesuai gambar Denah dan Potongan. Pasangan
biasa dengan adukan 1 (satu) semen PC dan 3 (Tiga) pasir, berada diatas
pasangan kedap air tersebut. Tebal tembok jadi adalah 15 cm.

8.1.3. Persyaratan Pelaksanaan.


1). Sebelum dimulai pemasangan, maka batu batanya harus direndam lebih
dahulu didalam air selama setengah jam atau sampai jenuh dan
permukaan yang akan dipasang harus juga basah.
2). Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu
yang besarnya memenuhi syarat. Mencampurnya semen dan pasir harus
dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat
campuran plastis. Adukan yang sudah mengering / kering tidak boleh
dicampur dengan adukan yang baru.

3). Dalam satu hari pasangan tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu meter).
Dari pengakhiran pasangan satu hari tersebut harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak berdiri untuk menghindari retak dikemudian
hari. Tebalnya siar batu bata tidak boleh kurang dari 1 (satu) cm atau 10
mm dan siarnya harus benar-benar padat adukannya.

4). Semua pasangan baru dijaga jangan sampai terkena sinar matahari
langsung dengan menutupnya memakai karung basah.

5). Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu dengan
menyumbatnya memakai batang pisang untuk diameter besar, sedangkan
untuk diameter lebih kecil dipakai potongan bambu.

6). Semua pasangan bata harus rata (horizontal) dan tiap-tiap kali diukur
dari lantai, dengan menggunakan benang. Pemasangan benang tidak
boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan di bawahnya. Pada semua
pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikat
65
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

yang sempurna. Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan


separo panjang, kecuali sesuai peraturannya (disudut). Lapisan yang
satu dengan lapisan yang diatasnya harus berbeda setengah panjang bata.
Pada pasangan satu batu dan pasangannya lebih tebal harus disusun
sesuai dengan petunjuk/peraturan seharusnya.

7). Bilamana didalam pemasangan ternyata terdapat batu bata yang cacat
atau tidak sempurna, maka batu bata ini harus diganti dengan yang baik
atas biaya kontraktor.

8). Di tempat yang akan terdapat pintu, jendela, lobang ventilasi dan lain-
lain, pasangan bata hendaknya ditinggalkan sampai rangka kusennya
selesai dan dipasang ditempat yang tepat. Semua rangka kusen harus
dipasang terlebih dahulu untuk melanjutkan pekerjaan pasangan. Semua
siar antara rangka Aluminium/kusen harus diisi dengan adukan
sekurang-kurangnya 1 cm (adukan sesuai dengan tujuannya atau dengan
tambahan plasticier).

9). Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa sanitair :


a. Dimana akan dipasang pipa-pipa dan atau alat-alat yang ditanam
dalam dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya pada
pasangan bata sebelum diplester.

b. Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan


adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan
bersama-sama dengan plesteran seluruhnya dibidang tembok.

8.2. Pekerjaan Plesteran.


8.2.1. Lingkup Pekerjaan.
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.

66
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

2). Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan


dinding/tempat yang akan diplester, serta pelaksanaan pekerjaan
plesteran itu sendiri pada dinding yang akan diselesaikan dengan cat,
satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan
notasi penyelesaian dinding.
8.2.2. Spesifikasi Khusus.
1). Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan seperti pada semen untuk konstruksi beton, satu dan lain hal
sesuai dengan NI-8. Merk/hasil produksi pabrik dari semen untuk
pekerjaan ini akan ditentukan kemudian.

2). Pasir yang harus digunakan ini harus halus dengan warna asli. Satu dan
lain hal sesuai dengan persyaratan yang tersebut dalam NI-3 pasal 14 dan
telah mendapatkan persetujuan dari Direksi / Pengawas Lapangan.

3). Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut di atas satu dan lain hal
dengan pasal 10 dari NI-3.
8.2.3. Persyaratan Pelaksanaan
1). Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Cara pembuatannya menggunakan Mesin pengaduk atau Molen selama 3
menit.

2). Beraben adalah plesteran kasar dengan campuran adukan kedap air yaitu
1 PC : 3 Pasir. Dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu
bata yang tertanam dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau
lantai.

3). Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 4 Pasir. Adukan plesteran ini


untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian
dalam bangunan terkecuali dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.

4). Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC :3 Pasir. Adukan plester


iniuntuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian
luar/tepi bangunan, semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding
pasangan batu bata seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
67
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

5). Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini adalah pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah
plesteran sebagai lapisan dasar berumur 7 (tujuh) hari / sudah kering
benar.

6). Semua jenis adukan plesteran tersebut di atas harus disiapkan


sedemikian rupa sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.

7). Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu


bata dan beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa
begisting kemudian diketrek/scratched. Semua lubang-lubang bekas
pengikat bekisting atau formtie harus tertutup aduk plesteran.

8). Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu
bata dan beton yang akan difinish dengan cat.

9). Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin
keramik dan lainnya, maka permukaan plesterannya harus diberi alur-
alur garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila
bahan finishing tersebut cat.

10). Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan


dinding/kolom/ lantai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau
sesuai peil-peil yang diminta dalam Gambar Kerja. Tebal plesteran
minimal 10 mm, maksimal 25 mm dan yang digunakan adalah ketebalan
20 mm. Jika ketebalan melebihi 30 mm, maka diharuskan menggunakan
kawat anyam yang diikatkan ke pemukaan pasangan batu bata atau beton
yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.

11). Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau


pencembungan bidang tidak boleh melebihi 2 mm untuk setiap jarak 2 m.

12). Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung


dengan wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan
68
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan


melindunginya dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang
dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah
selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu
menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai
jenuh. Jikaterjadikeretakan, Kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan diterima Direksi/Pengawas
Lapangan.

13). Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan


sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

14). Khusus untuk dinding pasangan batu bata pada Peturasan lantai atas,
sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, terlebih dahulu harus diberi
lapisan kedap air (water proofing) setinggi30 cm dari peil finish lantai
bersangkutan.

Pasal 9
PEKERJAAN LANTAI

9.1. Pekerjaan Pemasangan Lantai Rabat Beton.


9.2.1. Lingkup Pekerjaan
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
2). Pekerjaan lantai rabat beton ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukan dalam Gambar Kerja sebagai alaslantai finishing.

9.1.2. Persyaratan Khusus


1). Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI-
1972 NI-2 dan NI-8.
2). Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas Lapangan untuk
disetujui.

69
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

9.2.3. Persyaratan Pelaksanaan


1). Untuk pasangan yang langsung di atastanah, tanah yangakan dipasang
sub lantai harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata
dan padat sehingga diperoleh daya dukung tanah yang maksimum,
pemadatan dipergunakan alattimbres.

2). Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan
yang keras, bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya
yang dapat mengurangi mutu pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang
disyaratkan adalah 5 cm atau sesuai Gambar Kerja.

3). Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal 5 cm atau
sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar Detail dengan campuran 1 PC :
3 Pasir : 5 Koral.

4). Untuk pasangan di atas plat beton (lantai atas), plat beton diberi lapisan
plester (screed) campuran 1 PC : 3 Pasir setebal minimal 3 - 5 cm
dengan memperhatikan kemiringan lantai, terutama di daerah basah dan
teras.

5). Sub lantai beton tumbuk diatas lantai dasar permukaannya harus dibuat
benar-benar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah
basah dan teras.

9.2. Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik.


9.2. 1 Lingkup Pekerjaan.
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
2. Pekerjan keramik meliputi
a). Bahan lantai :

70
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

- Lantai keramik 60 x 60 untuk semua Ruang termaksut tangga dengan


merk Ex. Roman.
- Lantai keramik km/wc 20 x 20 cm anti slip untuk Lavatory Dengan Merk
Ex. Roman.
- Lantai Keramik 20 x 40 cm anti slip untuk dinding Wc dengan merk Ex.
Platinum.
9.2.2 Persyaratan Khusus.
1). Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI-
1972 NI-2 dan NI-8.

2). Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas Lapangan untuk
disetujui.

3). Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini yaitu menggunakan


Bahan dengan Kualitas I (KW-I).

9.2.3 Persyaratan Pelaksanaan.


1). Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang
sub lantai harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata
dan padat sehingga diperoleh daya dukung tanah yang maksimum,
pemadatan dipergunakan alat timbres.

2). Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal 5 cm atau
sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar Detail dengan campuran 1 PC :
3 Pasir :5 Koral.

3). Untuk pasangan diatas plat beton (lantai atas), plat beton diberi lapisan
plester (screed) campuran 1 PC : 4 Pasir setebal minimal 3 cm dengan
memperhatikan kemiringan lantai, terutama di daerah basah dan teras.

4). Sebelum melaksanakan pasangan tegel, maka semua bidang harus


terlebih dahulu diberi lapisan dasar Plesteran yang rata, sehingga pada
waktu pemasangan tegel tesebut dapat dipastikan mempunyai posisi
vertical ataupun horizontal sesuai dengan yang dikehendaki.

5). Nat antara tegel yang satu dengan tegel yang lain maksimum 2 mm
71
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

6). Kerataan dan penyikuan pasangan tegel harus benar-benar terjadi


sehingga hasil pekerjaan dapat maksimal.

Pasal 10
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

10.1. Pekerjaan Kusen (Rangka Alumunium).

10.1.1 Lingkup Pekerjaan


1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.

2). Pekerjaan ini meliputi Kusen pintu exterior/interior, daun pintu/jendela


serta seluruh detail yang disebutkan dalam Gambar Kerja serta shop
drawing dari Kontraktor yang disetujui oleh Direksi/Perencana.

10.1.2 Persyaratan Khusus


1) Bahan : Dari Alluminium
2) Bentuk Profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Direksi.
3) Warna Profil : Ditentukan Natural.
4) Lebar Profil : Sesuai gambar.
5) Penawaran : Colour anodized18 micron, tebal minimal 1,8 mm
6) Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang disyaratkan Direksi/ Perancang.
7) Persyaratan kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan
dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
8) Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertaitest,
minimum 100 kg/m2.
9) Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3 / hari.
10) Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang disyaratkan. Untuk keseragaman warna, disyaratkan
72
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secermat


mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi, unit-unit jendela, pintu dan
lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama. Pekerjaan mesin potong, mesin punch,
drill, sedemikian sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai. untuk
jendela, bukaan dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :
a. Untuk tinggi dan lebar 1 mm
b. Untuk diagonal 2 mm
c. Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium
harus ditutup caulking dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka / kusen
alumunium terbuat dari steel plat tebal 2-3 mm,dengan lapisan seng tidak
kurang dari (13) micron sehingga dapat bergeser. Tidak boleh ada skrup
yang dapat dilepas dari luar. Untuk itu harus digunakan rivets atau las.
10.1.3 Persyaratan Pelaksanaan
1). Daun Pintu.
a. Rangka pintu harus benar-benar kaku, lurus, kokoh dan rata agar
dapat mudah dibuka dan ditutup.
b. Daun pintu dibuat dengan model panil, ukuran harus sesuai dengan
gambar kerja.
c. Daun Pintu Utama dari solid kayu fin milamik mm.
d. Penyambungan daun pintu (teakwood) harus menggunakan lem,
pekerjaan yang tidak rapi, kasar dan bengkok dan tidak
menggunakan bahan yang telah ditentukan harus segera di bongkar
dan diganti dengan yang ditentukan dalam gambar atas biaya
Pelaksana.

Pasal 11
PEKERJAAN KACA

11.1. Lingkup Pekerjaan


73
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

11.1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.

11.1.2 Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

1). Pemasangan kaca tempered tebal 5mm pada daun pintu, dan jendela
2). Pemasangan karet pelapis kaca/sealant, pada pasangan kaca mati dan
daun jendela.

11.2. Persyaratan Jenis dan Ukuran Terpasang.


11.2.1. Jenis ukuran bahan pekerjaan kaca beserta pekerjaan ikutannya, harus
memenuhi persyaratan teknis.

11.3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan.


11.3.1. Disyaratkan agar pemotongan kaca dilakukan dilokasi pekerjaan guna
menghindari kekeliruan ukuran dan kesalahan penempatan.

11.3.2. Kaca yang dipasang dilapisi dengan karet pelapis kaca, guna menghindari
kaca pecah apabila terjadi pemuaian.

Pasal 12
PEKERJAAN PENGECATAN
12.1. Lingkup Pekerjaan
12.1.1 Umum
a. Kontraktor harus mengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik tentang
cara pemakaiannya.
b. Kontraktor harus mengajukan sample daftar warna dari pabrik
pembuatnya.
c. Sebelum melakukan pengecatan harus melakukan contoh hasil cat pada
permukaan bidang ukuran 1m x 1m untuk persetujuan pengawas/Direksi.
d. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :

74
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

1) Dinding/bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh


Direksi.
2) Bagian-bagian yang retak/pecah diperbaiki dan bagian yang kotor
dibersihkan.
3) Dinding/bagian yang akan dicat tidak lembab/basah atau berdebu.
4) Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada dinding/bagian
yang akan dicat.
e. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimana cat
tersebut diproduksi atau tenaga ahli mengecat dengan
pengawasan/petunjuk dari pabrik cat tersebut.
f. Cat yang akan digunakan berada di dalam kaleng-kaleng yang masih
disegel, tidak pernahbocor dan mendapat persetujuan Direksi.
g. Kontraktor utama bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan warna-
warna sesuai dengan petunjuk Perencana.
12.1.2 Lingkup Pekerjaan.
a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. Cat
emulsi, epoxy, vinyl acrylic, enamel, gypsum spray dan cat menie.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang
disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan
petunjuk Perencana.
12.1.3 Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan langir-langit/plafond.
b.Pekerjaan dinding.
c. Pekerjaan pintu.
12.1.4 Standard
a. PUBI : 54, 1982.
b. NI : 4
c. ASTM : D-361
d. BS No.3900,1970
e. AS K-41.
12.1.5 Persetujuan
75
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

1) Standard Pengerjaan (Mock Up)


a. Sebelum pengecatan yang dimulai, kontraktor harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan
warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang
akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Pengawas
Lapangan.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh direksi
lapangan dan perencana, bidang-bidang ini akandipakai sebagai
standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
c. Lapisan cat pada ruangan tangga kebakaran harus memiliki kualitas
yang tidak dapat menyatu ataupun merambatkan api apabila terjadi
kebakaran, serta tidak menimbulkan asap, gas beracun dan uap yang
dapat terbakar bila panas.
2) Contoh dan Bahan Untuk Perawatan.
a. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan
jenis pada bidang-bidang ukuran 1 m x 1 m. Dan pada bidang-bidang
tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah
lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi
Lapangan dan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui
secara tertulis oleh Perencana dan Direksi Lapangan, barulah
Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti tersebut
diatas.
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk
kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon
tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut
harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat
yang ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan oleh pemberi tugas.

12.2 Persyaratan Bahan.


76
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

12.2.1 Dinding Luar (exterior)


Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus untuk luar yang
tahan cuaca, sbb :
Type : Weathershield, Weathercoat, Jota shield, atau setara.
Produksi : ICI, Mowilex, Jotun atau yang setara.
Kualitas :Acrylic Emulsion Paint. (garansi min 5tahun) anti lumut.
Warna :Ditentukan kemudian.

12.2.2 Dinding Dalam (Interior)


Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis, sbb:
Produksi : Metrolight atau yang setara
Type :Pentalite, Vinyl Silk, Majestic, Acrylic Emultion,Décor atau
setara.
Warna : Ditentukan kemudian
Plamir yang digunakan adalah plamir tembok yang sesuai dengan merk cat
yang digunakan.

12.2.3 Untuk bidang plafond gypsum dan lis profil plafond gypsum digunakan cat
acrylic paint Atau setara yang terlebih dahulu dicompond bahan gypsum.

12.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan.


12.3.1 Pekerjaan Cat Dinding.
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh
plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan
gambar.
b. Sebelum dinding di plamir, plesteran sudah harus betul-betul kering
tidak ada retak-retak dan kontraktor meminta persetujuan kepada
Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan plamir dilaksanakan dengan pisau plamir dari plat baja tipis
dan lapisan plamir dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang
yang rata.
77
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

d. Permukaan tembok harus sudah kering sempurna. Bersih dari kotoran


minyak dan noda-noda. Cuci dengan larutan asam chloride 10% - 15%
dan bilas dengan air bersih sampai jamur hilang.
e. Sesudah 7 hari plamir terpasang dan pencobaan warna, kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding
dicat dengan menggunakan roller.
f. Setelah kering beri 1 lapis alkali resistance sealer atau undercoat atau
Jotasealer 07 sebanyak 1 (satu) lapis yang dilanjutkan dengan 3 (tiga)
lapis acrylic emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
- Lapis I encer (tambahan 20% air).
- Lapis II kental.
- Lapis III encer.
g. Untuk mendapatkan tekstur pada pengecatan dinding yang ditentukan
dengan finish textured spray paint, digunakan Texture Finish. Pasta
texture dengan bahan dasar emulsi acrylic ini disemprotkan dengan alat
penyemprot/compressor.
h. Untuk cat semprot emulsi bertexture, pada dinding luar digunakan
plesteran 1 pc : 4 ps dengan pasir diayak halus, disemprotkan dengan
mesin semprot pada bidang plesteran 1 pc : 4 ps yang rata. Setelah
kering dan keras baru disemprot dengan alkali resistance sealer dan
dicat emulsi. Lapisan pengecatan untuk dinding luar adalah 3 (tiga) lapis
dengan kekentalan sama setiap lapisnya.
i. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali
resistance sealer. Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor
diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran
(batch number) yang sama.
j. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding,
dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

Pasal 13
PEKERJAAN BETON BERTULANG
78
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

13.1. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini :

13.1.1 Pekerjaan Beton bertulang yang terdiri dari Sloof, Plat Lantai, Kolom, balok
induk, Balok Anak, Balok Latei, Ring Balok.

13.2. Bahan Material

13.2.1. Pasir beton yang dipergunakan disyaratkan pasir kasar.

13.2.2. Koral beton yang dipergunakan disyaratkan koral yang butiran mempunyai
gradasi merata 2-3 cm atau batu pecah hasil olahan Stone Cruiser.

13.2.3. Bahan pasir dan koral yang dipergunakan harus bebas dari bahan organik,
Lumpur dan bahan lain yang dapat merusak beton dan memenuhi persyaratan
PBI – 1971.

13.2.4. Air yang dipergunakan harus air tawar dan bersih dan bebas dari garam atau
zat kimia lain yang merusak beton.

13.2.5. Tulangan yang dipergunakan harus bebas dari minyak, karat kotoran dan
bahan perusak lainnya.

13.3. Mutu Beton

13.6.1. Adukan beton yang disyaratkan untuk struktur memakai alat pengaduk
mekanis /molen, kecuali untuk yang non struktur.

13.6.2. Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971. Kecuali ditentukan


lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton adalah sebagai
berikut :
a. Beton Bertulang adukan 1 pc : 2 ps : 3 Kr, beton Struktural K225.
b. Beton tak bertulang adukan 1 pc : 3 ps : 5 Kr, beton non structural
K175, meliputi beton lantai kerja dan rabat lantai.

13.4. Cetakan Beton

79
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

13.4.1 Kontraktor harus memberikan sample bahan yang akan dipakai untuk cetakan
beton untuk disetujui oleh konsultan pengawas.

13.4.2 Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat seperti
potongan-potongan kayu, paku, bekas gergaji, tanah dan sebagainya.

13.4.3 Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air hujan selama pengecoran, tetap lurus (tidak
berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

13.4.5 Permukaan cetakan beton yang bersentuhan dengan beton harus dicoating
dengan oli, untuk mempermudah saat pembongkaran cetakan dan
memperbaiki permukaan beton.

13.4.6 Material cetakan beton harus terbuat dari papan untuk bekisting dengan
rangka balok kayu dan kaso, sehingga cetakan cukup rapi dan kaku untuk
mendapatkan ukuran struktur yang dikehendaki.

13.5. Pengecoran Beton.

11.5.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian


utama dari pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan konsultan pengawas
dan mendapatkan persetujuannya termasuk untuk pekerjaan pengecoran beton
pre cast dipabrik. Jika tidak ada persetujuan, maka kontraktor dapat
diperintahkan untuk menyingkirkan / membongkar beton yang sudah dicor
tanpa persetujuan, atas biaya kontraktor sendiri.

11.5.2 Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan


menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan aggregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkutan mesin
haruslah mendapat persetujuan konsultan pengawas, sebelum alat-alat
tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat - alat pengangkutan
yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan
yang mengeras.

80
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

11.5.3 Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan


besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan konsultan
pengawas.

Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat - tempat yang akan dicor terlebih
dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran - kotoran (potongan kayu,
batu, tanah dan lain - lain) dan dibasahi dengan air semen.

11.5.4 Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maksimum 30
cm dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari
suatu ketinggian, yang akan menyebabkan pengendapan aggregat.

11.5.5 Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran
digunakan internal concrete vibrator. Pemakaian external concrete vibrator
tidak dibenarkan tanpa persetujuan konsultan pengawas.

11.5.5 Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu / tanpa berhenti).


Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit
setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah
selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.

13.6. Perawatan Beton.

13.6.1. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 Bab 6.
13.6.2. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai
dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2
minggu, jika tidak ditentukan lain.

13.6.3. Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton harus tetap dalam keadaan basah.
Apabila cetakan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan, maka selama
sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan
membasahi permukaan beton terus menerus atau dengan menutupinya dengan
karung basah atau dengan cara lain yang disetujui konsultan pengawas.

81
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

13.7. Pembongkaran Cetakan.

11.7.1. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971, dimana bagian struktur
yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaannya.

11.7.2. Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya


oleh konsultan pengawas.

Pasal 14
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

14.1. Ketentuan Umum.


14.2.1 Pekerjaan penyelesaian langit-langit baru dapat dikerjakan setelah semua
pekerjaan instalasi yang harus dipasang diatas langit-langit telah selesai
dipasang dan uji coba (test).
Sebelum pekerjaan langit-langit dimulai gambar-gambar M & E harus
dipelajari lebih dahulu.
14.3.1 Semua pekerjaan langit-langit harus rata, rapih dan tidak bergelombang.
14.4.1 Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, siku dan
tidak melengkung.
Warna dan tekstur bahan harus sama.
14.5.1 Peil ketinggian plafond harus sesuai gambar rencana.

14.2 Lingkup Pekerjaan.


14.2.1 Meliputi penyediaan bahan plafond, rangka penggantung plafond, serta
pemasangan rangka gantung dan bahan plafond pada tempat-tempat yang
sesuai dengan gambar rencana dan daftar pemakaian bahan.
14.2.2 Sebelum dilakukan pemasangan, Kontraktor harus terlebih dahulu
mengajukan shop drawing dan contoh bahan dan perlengkapannya untuk
mendapat persetujuan Konsultan Supervisi.

14.3 Pemasangan Secara Umum.

82
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

14.3.1 Bahan penutup langit-langit/plafond, dapat dipasang apabila semua instalasi


diatas plafond sudah selesai dipasang dan sudah diuji coba (test).
14.3.2 Di dalam pemasangan pertemuan bahan plafond harus lurus, saling tegak
lurus dan siku.
14.3.3 Konstruksi penggantung plafond dibuat dengan memperhatikan dan
memperhitungkan faktor kekuatan perletakan lampu, grille, exhaustAC dan
lain-lain fixtures yang akan dipasang pada permukaan plafond.
14.3.4 Konstruksi penggantung plafond harus memungkinkan adanya penyetelan
bagi kerataan bidang plafond.
14.3.5 Rangka plafond menggunakan Metal Furing HOLLOW 4/4 terlebih dahulu.
14.3.6 Bahan plafond dipasang dengan naad sebesar 3 mm.
14.3.7 Naad-naad harus lurus dan saling tegak lurus.

14.4 Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board


14.4.1 Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan langit-langit Gypsum dan konstruksi
penggantungnya, termasuk pemasangan list-list profil gypsum dengan
ukuran sesuai gambar dan motif yang akan ditentukan oleh Perencana
atau Pemberi Tugas serta penyiapan tempat serta pemasangan plafon
gypsum dan konstruksi penggantungnya pada tempat-tempat yang
tercantum pada gambar.
b. Kondisi langit-langit sebelum pemasangan harus benar-benar kering.

14.4.2 Persyaratan Bahan.


Plafond Lantai Dasar
a. Bahan Gypsum Board Ex Knauf, Jaya Board atau setara.
b. Ketebalan 9 mm.
c. List profil Plafond yang dipergunakan ex local ukuran 10 cm.
d. Konstruksi penggantung yang digunakan metal furing ukuran 0,75
x0,35x5.

83
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

e. Rangka langit-langit, channel’s clamp, suspension rod, kawat baja


diameter 5mm lengkap dengan adjusted, ceiling bracket, c joint, joint
clip, tebal minimum 2mm.
14.4.3 Syarat-syarat Pelaksanaan.
a. Cara penggantungan harus sesuai dengan detail.
b. Lembaran-lembaran gypsum board yang dipasang telah dipilih dengan
baik (tidak cacat atau bergelombang) dan telah mendapat persetujuan
dari Pemberi Tugas.
c. Struktur rangka harus kuat, waterpass, rata dan tidak bergelombang.
Penggantung plafond dipasang pada jarak yang sesuai dengan
rekomendasi pabrik. Sambungan antara unit-unit lembaran atau antara
lembaran dan dinding adalah dengan kompon gypsum dan dicat warna
putih.
d. Rangka langit-langit
Furring channeldan Metal stud disusun sejajar dengan bidang gypsum
board dan ceiling panel yang akan dipasang, dengan jarak max.60cm,
dipasang menerus, tidak terputus.U channel tegak lurus dengan furring
channel dan metal stud dan disusun sejajar, jarak
max.120cm.Suspension road clamp dipasang pada U channel, jarak
minimal 120cm.
e. Pemasangan Lembaran Gypsum
Gypsum board direkatkan pada furring channel/metal stud dengan scef
tapping screw.
Pertemuan antar lembaran gypsum ditutup dengan adhesive tape yang
disediakan khusus untuk itu, kemudian diratakan dengan plester gypsum
sehingga seluruh bidang tidak terlihat sambungan gypsum dan
permukaan rata.
Semua pertemuan langit-langit dengan bidang vertical, diisi dengan wall
angles type W, kecuali pada gambar ditentukan lain.
Dimana terjadi perubahan elevasi ceiling sehingga pada bidang langit-
langit terdapat bidang vertikal, maka pada sudut luar dari petemuan
kedua bidang ini harus dirapikan dengan diberi metal lathing.
84
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

Pasal 15
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

15.1. Lingkup Pekerjaan


a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan daun pintu/jendela dan alat-alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela
aluminium seperti yang ditunjukkan /disyaratkan dalam detail gambar.
c. Pekerjaan yang berhubungan
- Pintu dan jendela rangka aluminium
- Kusen aluminium

15.2. Persyaratan Bahan


15.2.1 Semua”hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian”hardware” akibat dari pemilihan merk, Kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada Perencana/MK untuk mendapatkan
persetujuan.
15.2.1 Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
a. Pintu-pintu yang digunakan memakai peralatan kunci : Lockcase, Cylinder,
Handle. Bach Plat, engsel 4“ x 3“, 4“ x 4“.
b. Untuk pintu swing door dipakai handle dan engsel.
c. Untuk almari-almari selang dan tabung pemadam kebakaran dipakai Catch
lock, begitu pula untuk almari-almari yang tidak menggunakan kunci
silinder.
d. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci warna stainless steel.
e. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 100cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan.

85
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

f. Untuk pintu-pintu besi dipergunakan stainless steel jenis heavy duty.


g. Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk Dekkson atau sejenis,
type handle disesuaikan dengan gambar.

15.3 Pekerjaan Engsel


a. Untuk pintu double teakwood dipasang 3 buah engsel. Jumlah engsel yang
dipasang harus diperhtungkan menurut beban berat daun pintu. Tiap engsel
memikul 20 kg jenis yang digunakan dengan bahan stainless steel ukuran 4”
x 3” kecuali pintu PVC.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan
perencana.

15.4 Pelaksanaan
1. Engsel atas dipasang + 28cm (as) dari permukaan atas pintu.
2. Engsel bawah dipasang +32cm (as) dari permukaan bawah pintu.
3. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
4. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang +28cm dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
5. Penarikan pintu (door pull) dipasang 100cm (as) dari permukaan lantai.
6. Pemasangan lockcase, handle dan back plate serta door closer harus rapi,
lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh MK.
7. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
8. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
9. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
10. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua
data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Dokumen Kontrak, sesuai dengan standar spesifikasi pabrik.

86
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

Pasal 16
PEKERJAAN RANGKA ATAP

16.1 Pekerjaan Rangka Atap.

16.1.1 Lingkup Pekerjaan.

1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu


untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
2) Pekerjaan konstruksi atap, yang terdiri dari kuda-kuda Baja siku,
gording Baja, papan baja listplank, atau pekerjaan lainnya yang tertera
dalam gambar kerja.
16.1.2 Persyaratan Bahan.
Spesifikasi jenis dan ukuran bahan Semua jenis baja untuk tiap bagian
pekerjaan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari direksi.

Jenis baja yang dipergunakan terdiri dari :

 Pekerjaan kuda-kuda : Baja Ringan Canal C.75.35.6 – 6 M


 Pekerjaan gording : Reng Aluminium 4/4 6 meter
 Pekerjaan Listplank : Kalsiplank

Semua ukuran baja yang tercantum diatas adalah ukuran yang tercantum
dalam gambar kerja.
16.1.3 Persyaratan Pelaksanaan.

1. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Kontraktor agar meneliti


gambar-gambar dan kondisi/keadaan dilapangan.

2. Sebelum dilaksanakan pemasangan ini, pekerjan lain yang sebelumnya


harus sudah dilaksanakan seperti pengecoran ringbalk.

3. Untuk melaksanakan pekerjaan atap ini dan detail pemasangan,


Kontraktor harus berkonsultasi dengan Direksi/Pengawas
Lapangan/Perencana.

4. Konstruksi rangka atap yang dipasang harus sesuai dengan pola gambar
kerja.
87
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

16.1.4 Persyaratan Pemasangan


1. Pekerjaan Kuda-Kuda gording dan List Plank :

2. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Kontraktor agar meneliti


gambar-gambar dan kondisi dilapangan.

3. Sebelum melaksanakan pemotongan baja maka kontraktor harus terlebih


dahulu mengadakan penelitian mengenai ukuran untuk masing-masing
fungsi.

4. Pekerjaan kap/kuda-kuda harus mengikuti gambar dan detail yang


tercantum dalam bestek.

5. Pemasangan kuda-kuda kecuali ditentukan lain oleh pengawas harus 28


hari setelah pengecoran ringbalk.

6. Kuda-kuda yang dipasang hanya dapat dipasang mati setelah sebahagian


besar struktur kuda-kuda terpasang dan ketepatan garis vertikal dan
horizontal telah disetujui oleh konsultan pengawas.

7 Kuda-kuda yang dipasang harus dilengkapi dengan pembautan, besi plat,


besi beugel dan lain-lain sesuai dengan jumlah dan kondisi dalam gambar
kerja.

8 Baut-baut yang dipasang harus berkualitas tinggi yang drat/ulirnya tidak


mudah rusak, disamping itu diperlukan pemasangan cincin baja tegangan
tinggi untuk baut.
9. Pemasangan gording harus rata dan benar sehingga dijamin bahwa
kedudukan penutup atap mempunyai landasan yang bagus.
11. Pemasangan listplank dipasang sesuai dengan gambar kerja.
12. Penyambungan listplank secara horizontal harus benar-benar rapat dan
tidak dibenarkan memasang yang mempunyai permukaan yang
melengkung.
13. Pemasangan rangka atap disesuaikan dengan gambar kerja.

88
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

14. Hal-hal yang menjadi kendala dilapangan agar segera dilaporkan kepada
Pengawas Lapangan agar mendapatkan persetujuan sebelum
pemasangan.

PASAL 17
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
17.1 Pekerjaan Atap Spandek
17.2.1 Lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan
dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik.
2. Pekerjaan baja ini meliputi pekerjaan struktur penyangga atap baja,
serta bagian-bagian lain yang ditunjuk dalam gambar.
17.2.2 Persyaratan Bahan
1. Untuk konstruksi rangka bahan yang digunakan adalah baja dengan
spesifikasi dan ukuran seperti yang tercantum dalam gambar dan
penutup atap dengan menggunakan atap spandek.
2. Joint baja kuda-kuda dengan gelagar dipakai baut D. 16 /plat tebal 7
mm, sistem baut.
3. Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus disesuaikan dengan standard
sebagai berikut L BS, ASTM, VDSB, DIN, PPBI 1983, mutu baja ST 3
17.2.3 Persyaratan Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan sambungan harus dilas penuh. Sebelum pengelasan
dimulai baja yang sehabis dipotong dengan lampu las harus dibersihkan
terlebih dahulu dengan gurinda dan bebas dari cat/minyak. Setelah
semua dilaksanakan siap dilas.
2. Sambungan baja harus melalui proses aturan sistem baut yang benar .
3. Benda pekerjaan sebelum dimeni dan dicat harus melalui pembersihan
dari minyak dll. Meni yang dipakai Zynchromate. Merek dan warna
akan ditentukan kemudian

89
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

4. Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik
(manufacture) atau sertifikat pengujian dari laboratorium penguji bahan
yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
5. Bahan-bahan yang dipakai buatan produsen dalam negeri maupun luar
negeri seperti yang dikenal baik seperti PT. Krakatau Steel atau PT.
Bluescope Steel yang produknya memenuhi standarisasi industri yang
berlaku. Bahan struktur baja tidak boleh cacat dan bengkok-bengkok,
jadi betul-betul harus lurus. Profil yang tepat, bentuk, tebal, ukuran,
berat dan detail-detail konstruksinya ditunjukkan dalam gambar-gambar
untuk itu.
6. Pembongkaran dibengkel atau lapangan untuk pemotongan atau
penyambungan harus mendapat persetujuan diberikan, maka bagian
yang dibakar tersebut harus lurus diselesaikan sedemikian baik,
sehingga sama dengan hasil pemotongan.
7. Permukaan besi baja yang akan dicat harus dibersihkan dari korosi
dengan semprotan pasir (sandblasting) atau semprotan butir baja atau
cara lain yang sama efektivitas sehingga permukaan memperoleh warna
metalic. Bekas pengelasan harus dikikir dan dihaluskan tanpa
mengurangi kekuatan lasnya.
8. Semua pekerjaan baja, baut dan alat penyambung lainnya yang dipakai
harus dilindungi dari serangan karat. Perlindungan diadakan dengan
pemberian lapisan cat/meni. Sebelum dicat permukaan baja harus
disikat dengan sikat kawat baja, sehingga betul-betul bebas dari karat
dan sesudah dibersihkan segera di meni. Semua permukaan bahan baja
harus diberi lapisan pelindung terhadap karat sebelum pemasangan
diselenggarakan.
9. Kontraktor diharuskan membuat gambar kerja (shop drawing) dari
pekerjaan baja ini dan perhitungan konstruksi apabila diadakan
perubahan-perubahan praktis atas rencana semula. Gambar kerja
perhitungan ini diserahkan kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui
dahulu sebelum pekerjaan dilaksanakan.

90
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

10. Gambar kerja tersebut diatas meliputi seluruh bagian dari pekerjaan
kontruksi seperti detail-detail pemasangan, penyambungan, lubang-
lubang, baut-baut, paku, keling, pemotongan, pertemuan pada
pemutusan, penguatan, ukuran-ukuran, dimensi, designation dari bahan
dan lain-lain yang teknis diperlukan. Gambar rencana berlaku sebagai
gambar referensi untuk gambar kerja.

17.2 Pekerjaan Atap Beton


17.1.1 Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi atap beton seluruh detail yang
ditunjukan/disebutkan sesuai gambar dan sesuai petunjuk Pengawas
Pekerjaan.
17.1.2 Persyaratan Bahan
1. Pada dasarnya pekerjaan atap beton tersebut dilakukan pada permukaan
plat beton pada seluruh detail yang telah ditentukan sesuai gambar,
yang langsung tanpa adanya finishing atau penutup dari bahan lain.
2. Permukaan atap yang telah merupakan beton exposed adalah hasil dari
pengecoran secara exposed yang persyaratannya ditentukan pada
persyaratan pekerjaan beton.
3. Seluruh permukaan atap beton exposed yang telah rata permukaannya,
langsung di finish dengan bahan finishing seperti yang telah ditentukan
yaitu lembaran waterproofing (sheet), kecuali bila terjadi kerusakan-
kerusakan pada permukaan beton, maka harus diperbaiki dengan
plesteran beton.
4. Waterproofing sheet yang digunakan adalah sopralene produk soprema
dengan ketebalan minimum 4 mm atau sesuai dengan persetujuan
Pengawas Pekerjaan.
5. Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar
bersih dan bebas dari segala macam kotoran dan melalui mata ayakan
ukuran # 1,0-1,6 mm.
17.3.1 Syarat-syarat pelaksanaan

91
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

1. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini sebelum digunakan


terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas
Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
2. Seluruh permukaan beton yang akan di plester harus dibuat kasar
dengan cara di pahat halus.
3. Sebelum plesteran dilakukan seluruh permukaan beton yang akan di
plester, dibersihkan dari segala kotoran, debu dan minyak di
siran/dibasahi dengan air semen.
4. Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 pc : 3
pasir.
5. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata
ayakan seperti yang diisyaratkan.
6. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi
dibutuhkan dalam untuk penyelesaian/penggantian harus bermutu baik
dari jenisnya dan disetujui Pengawas Pekerjaan.
7. Semen Portland yang di kirim ke site harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya bertuliskan
type dan tingkatannya dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
8. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik,
terlindung, bersih. Tempat penyimpanan harus cukup menampung
kebutuhan bahan, dilindungi sesuai jenisnya.
9. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang
mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
10. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran homogen, acian dapat dikerjakan sesudah
plesteran berumur 8 (delapan) hari kering.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
wajar (tidak terlalu cepat keringnya).
Pasal 18
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

17.1 Lingkup Pekerjaan

92
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

Seperti dalam gambar rencana, pekerjaan instalasi listrik meliputi penyediaan dan
pemasangan semua bahan yang diperlukan dalam pekerjaan ini.

Adapun Lingkup Pekerjaan meliputi :


a. Pembuatan shop drawing sebelum melaksanakan pekerjaan.
b. Instalasi penerangan, stop kontak termasuk fixture.
c. Uji coba berfungsinya aliran listrik setelah pemasangan instalasi.
d. Panel penerangan dan panel distribusi induk dan instalasinya dengan system
kompartemen.
e. Pemasangan miniatur circuit breaker, (MCB) pada bangunan.
f. Pemasangan sistem Pentanahan/penangkis Petir.
g. Pengujian dan percobaan.
h. Pembuatan As built Drawing dan segala yang diperlukan.

17.2 Ketentuan Umum

a. Pekerjaan pemasangan instalasi ini harus dilaksanakan oleh instalatur yang


sudah mempunyai izin yang disyahkan oleh PLN setempat.
b. Pemasangan instalasi listrik jika tidak disyaratkan lain, adalah dengan kondisi
siap menyala.
c. Gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan mengikat. Gambar-gambar system ini menunjukan
secara umum tata letak dari peralatan instalasi yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana harus mengajukan gambar-gambar kerja
dan detail Working Drawing serta harus diajukan kepada Direksi untuk disetujui.
e. Setiap Gambar Kerja yang diajukan untuk disetujui oleh Direksi, dianggap
bahwa kontraktor telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan
Pelaksana Pekerjaan Instansi lainnya.
f. Pelaksana pekerjaan instalasi hendaknya dalam melaksanakan pekerjaan ini,
harus bekerja sama dengan Pelaksana lainnya agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
g. Koordinasi yang baik perlu ada untuk mencegah agar jenis pekerjaan yang satu
tidak menghalangi pekerjaan yang lain.

93
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

h. Semua bahan-bahan yang dipasang harus dalam keadaan baik, berkwalitas baik
dan sesuai dengan gambar spesifikasi yang dimaksud.
i. Selambat-lambatnya 2 minggu setelah kontraktor menerima persetujuan untuk
melaksanakan pekerjaan listrik, kontraktor harus sudah menyerahkan daftar
bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan.
j. Material yang disebutkan secara khusus dengan merk tertentu, maka kontraktor
harus menyediakan bahan tersebut. Apabila oleh sebab-sebab tertentu diadakan
penggantian, maka kontraktor harus meminta persetujuan dari Direksi.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diperlihatkan kepada Direksi untuk
disetujui.
k. Kontraktor harus menjaga keselamatan dari bahan-bahan yang dipakai
sebagaimana mestinya sebelum dan sesudah pemasangan. Bahan yang rusak
karena kelalaian dari Pelaksana, maka harus diadakan penggantian. Biaya akibat
tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana.
l. Peralatan dari pabrik yang terdapat cacat-cacatnya harus dicat kembali seperti
semula. Bilamana peralatan tersebut tidak dicat dari pabriknya, maka pengecatan
dilapangan dapat disesuaikan dengan persyaratan.

17.3 Daftar Bahan dan Contoh

Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana harus menyerahkan kepada Direksi


contoh bahan yang akan digunakan untuk diperiksa dan disetujui.

17.4 Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan

a. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama 2 (dua) bulan terhitung sejak
tanggal penyerahan pertama.
b. Selama masa pemeliharaan, Pelaksana pekerjaan diwajibkan untuk mengatasi
segala kerusakan yang terjadi pada instalasi yang dipasang apabila terjadi
ketidakberesan, dan tidak ada biaya tambahan untuk itu.
c. Selama masa pemeliharaan pekerjaan, Pelaksanaharus mendidik
karyawan/petugas dari Pemilik Proyek sehingga mengenali system yang
terpasang sehingga dapat menjalankannya.
d. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil
pemeriksaan (goedkeuring) yang ditandatangani bersama antara instalatur yang
94
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

melaksanakan pekerjaan tersebut dan Direksi, serta jika perlu disahkan juga oleh
Pemimpin Proyek.
e. Laporan Pengetesan.
f. Kontraktor harus menyerahkan sebanyak 3 (tiga) rangkap mengenai hal-hal
seperti antara lain hasil pengetesan kabel, hasil pengetesan peralatan instalasi dan
semua hal-hal yang berkaitan dengan instalasi.

17.5 Frekuensi dan Tegangan Listrik

Seluruh peralatan yang akan disuplay dalam pekerjaan ini harus direncanakan untuk
bekerja pada frekwensi 50 Hz dan tegangan 220/380 Volt.

17.6 Pembobokan / Pengelasan / Pengeboran

Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya termasuk mengembalikan


dalam keadaan semula menjadi pekerjaan Pelaksana instalasi ini.

17.7 Pekerjaan Listrik

Pekerjaan listrik termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh system instalasi
secara lengkap sehingga dapat berfungsi dengan baik.

17.8 Pemeriksaan Rutin

Selama masa pemeliharaan, Pelaksana harus memeriksa keadaan dari alat-alat yang
dipakai dalam pekerjaan ini.Pemeriksaan rutin minimal dilaksanakan tiap 2 (dua)
minggu sekali.

17.9 Scope Pekerjaan Listrik

Sebagaimana tertera dalam gambar-gambar rencana, Pelaksana pekerjaan instalasi


listrik harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

Garis besar scope pekerjaan ini adalah :

a. Pemasangan instalasi penerangan, daya berikut lampu-lampu yang digunakan.


b. Pemasangan instalasi penangkal petir berikut pentanahannya.
c. Penyerahan gambar pelaksanaan rangkap 3 (tiga) paling lambat 1 minggu
sebelum penyerahan pekerjaan pertama kalinya.

17.10 Material dan Pemasangan


95
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

a. Kwalitas Peralatan/Bahan

Semua kwalitas bahan dan peralatan yang dipergunakan harus dalam keadaan
baru dan termasuk dalam standar industri Indonesia (SII) dan disetujui oleh
pemberi tugas dan Instansi Teknis Kelistrikan.

b. Kabel Instalasi Listrik

▪ Kabel instalasi penerangan dan stop kontak dipakai jenis NYA, NYM, NYY
dengan diameter 2,5 mm dan 1,5 mm dari bahan kawat tunggal dan tidak
diperkenankan memasang kabel serabut.
▪ Rentangan kabel yang dipasang diatas Plafond harus dikencangkan dengan
bantuan isolator.
▪ Untuk pemasangan kabel instalasi yang tertanam dalam tembok, harus
dilengkapi dengan condet, pipa PVC 3/8” atau sesuai dengan keperluan.
▪ Hubungan jaringan listrik antar bangunan dipasang atau dialirkan melalui
Panel Pembagi dan atau melalui MCB yang terpasang pada setiap bangunan.

c. Saklar dan Stop Kontak

▪ Pemasangan saklar dan stop kontak harus mempergunakan terminal box atau
memasang inbow dari jenis PVC dan mempunyai kapasitas minimal 10
ampere.
▪ Ketinggian pemasangan stop kontak adalah 150 cm diatas permukaan lantai
bangunan.
▪ Merk stop kontak atau saklar disesuaikan dengan Rujukan pelaksanaan
Pembangunan.

d. Lighting Fixture

Ligting Fixture yang memakai SL ditentukan sebagai berikut :


▪ Lampu 18 watt buatan Philips.
▪ Lampu Philips 25 watt

e. Pengawas Group

▪ Pengaliran tegangan listrik dari PLN harus diatur dan dikontrol melalui
panel-panel yang dilengkapi dengan peralatan pengamanan.

96
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

▪ Pengawas group/sekering otomatis, semua pengawasan aliran/saluran daya


pada lampu-lampu dan stop kontak dikontrol lewat panil MCB pada tiap-tiap
lantai.
▪ Isolator untuk kabel harus dipasang diatas plafond, yang terbuat dari keramik.
▪ Pengawas group harus dilengkapi dengan arde/pentanahan.

Pasal 19
PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR

18.1 Lingkup Pekerjaan.


1). Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan
dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan
sempurna dalam pemakaiannya/operasinya.
2). Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan /ditunjukkan dalam
detail gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

18.2 Persyaratan Bahan.


1) Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan di
pasaran, kecuali bila ditentukan lain.
2) Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,
sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type
yang dipilih.
3) Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik
untuk masing-masing type yang dipilih.
4) Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam uraian
dan syarat-syarat dalam buku ini.

18.3 Syarat-syarat Pelaksanaan.


1) Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada
Perencana/Pengawas Pekerjaan pabrik untuk mendapatkan Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

97
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

2) Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus


disetujui Perencana/Pengawas Pekerjaan berdasarkan contoh yang dilakukan
kontraktor.
3) Sebelum pemasangan di mulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
4) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya. Maka kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Perencana/Pengawas Pekerjaan.
5) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
6) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
7) Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya kontraktor,
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

18.4 Alat-Alat Sanitair.


a. Pekerjaan Washtafel
Bahan dan Material yang digunakan lihat pada Sanitary Schedule
1) Washtafel yang digunakan adalah Sekualitas Kia lengkap dengan
segalaaccesorinya seperti tercantum dalam gambar.
2) Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksibaik tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya
dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3) Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu
serta petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus
baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan
penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran.
b. Pekerjaan Closed.
1) Closed duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah sekualitas
KW1 apapun mereknya, dengan warna akan ditentukan oleh Pengguna.

98
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

2) Closed beserta kelengkapannya dipasang adalah yang telah diseleksi dengan


baik, tidak ada bagian yang gompal, retak,atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui konsultan Pengawas Pekerjaan.
3) Closet harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass, semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan
pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
c. Pekerjaan Kran.
1) Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah dengan chromed
finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai
gambarplumbing dan brosur alatalat sanitair. Kran-kran tembok di pakai
yang berleher kikir panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus
dipasang menempel pada dinding
2) Stop kran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan putaran berwarna
hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
3) Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
d. Floor Drain dan Clean Out.
1) Floor Drain dan Clean Out yang digunakan adalah metal verchroom, lubang
2 “ dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan
dopverchoom dengan draad untuk clean out.
2) Floor drain dipasang di tempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
3) Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik tanpa cacat dan
disetujui Perencana/Pengawas Pekerjaan.
4) Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilubangi dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai ukuran floor drain tersebut.
5) Hubungan pipa metal dengan beton / lantai menggunakan perekat beton
kedap air dan pada lapis teratas setebal 5 (lima) mm diisi dengan lem.
6) Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapi waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

Pasal 20
99
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“Spesifikasi Teknis Pekerjaan”

PEKERJAAN INSTALASI AIR


19.1 Pipa Distribusi Air Bersih
19.1.1 Semua pekerjaan pipa distribusi untuk air KM/WC, Washtafel dan alat
plumbing lainnya menggunakan pipa PVC yang ukurannya disesuaikan
dengan gambar kerja.
19.1.2 Pekerjaan penyambungan sampai air mengalir, termasuk jaringan bak
reservoir.
19.2 Pipa Jaringan Air Kotor
19.1.1 Pembuangan air kotor dari KM/WC dialirkan ke septictank, sedangkan
buangan dari washtafel, flour darain, dan sebagainya melalui saluran
drainase.
19.1.2 Kemiringan jaringan mendatar adalah 1 %.

Pasal 21
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

20.1 Lingkup Pekerjaan.


20.1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
❖ Pembersihan lokasi proyek meliputi semua pekerjaan yang termasuk
dalam lingkup pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar kerja
dan terurai dalam buku ini dari semua barang atau bahan bangunan
lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
20.2. Persyaratan Pelaksanaan.
20.2.1 Pekerjaan pembersihan dan pengamanan.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/ material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai
tahap serah terima satu dan dua.

100
RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT
“P e n u t u p”

BAB VI
PENUTUP
1.1. Ukuran Duga (File) dan ukuran tinggi ditentukan dalam gambar, pemborong
wajib memeriksa semua ukuran ini dalam pelaksanaan, sehingga betul-betul
sesuai dengan gambar. Gambar skala besar merupakan gambar petunjuk
pasti. Bila terjadi ukuran yang keliru/menyimpang dari gambar tanpa
pemberitahuan atau melaporkan, hal ini adalah kesalahan yang menjadi
tanggung jawab pemborong.

1.2. Jika ada ukuran pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak diuraikan dalam
RKS ini akan tetapi dijelaskan dalam Aanwijzing maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan oleh kontraktor.

1.3. Kontraktor dilarang membuat inter pretasi sendiri terhadap uraian pekerjaan
yang kurang jelas.

1.4. Pembersihan/Penyelesaian akhir lokasi pekerjaan :

Setelah pekerjaan telah sempurna, maka lapangan pekerjaan harus


dibersihkan dan semua sisa bahan bangunan yang tidak digunakan lagi,
segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan (sesuai dengan petunjuk direksi)

Demikian Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini dibuat sebagai bahan
acuan pelaksanaan kegiatan, diharapkan Kontraktor terlebih dahulu
mempelajarinya agar dalam pelaksanaan tidak terjadi kekeliruan.

Disusun Oleh :
Penulis

DARLAN
P3B1 16 011

102

Anda mungkin juga menyukai