Anda di halaman 1dari 26

1

BAB 1
Pengelolaan Kontrak

1.1 Capaian Pembelajaran :


Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa
diharapkan mampu menerapkan kegiatan yang
harus dipersiapkan kontraktor dalam mengawali
pelaksanaan proyek (setelah kontrak
ditandatangani). Referensi dalam bab ini
bersumber dari: Peraturan Pesiden no 16 tahun
2018

Administrasi Proyek
2

1.2 Kemampuan akhir yang dicapai


Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan
dapat:
1. Merencanakan kegiatan awal kontraktor yang harus dilakukan pada
saat mengawali pekerjaan proyek di lokasi
2. Menyebutkan dan menjelaskan tugas dan tanggungjawab staf teknik
yang ada di lapangan.
3. Menerapkan hasil rancangannya dalam bentuk tata letak site,
mobilisasi sumberdaya sesuai dengan metoda yang dipilih
4. Menyebutkan beberapa metode pencegahan kehilangan bahan dan
komponen proyek ditinjau dari keamanan lapangan.

1.3 Latar Belakang


Tahapan lelang merupakan salah satu tahapan proyek dimana pada
tahap tersebut merupakan perpindahan dari tahap perencanaan ke tahap
mencari pelaksana, sehingga semua kontraktor yang mengikuti lelang
akan berlomba- lomba untuk memenangkannya.
Pada tahap lelang ini kompetisi antar kontraktor akan muncul dan
masing- masing berusaha menghitung biaya proyek yang paling efisien
dan tanpa menyimpang spesifikasi yang sudah ditetapkan.
Ditinjau dari sisi kontraktor sendiri memiliki tujuan yaitu:
1. Memenangkan tender, dengan cara menekan harga penawaran
serendah mungkin dengan tidak menyimpang dari spesifikasi yang
ada.
2. Mendapatkan keuntungan yang wajar guna kelangsungan hidup bagi
kontraktor tersebut.

Dengan dua tujuan tersebut, maka dalam pelaksanaannya (proyek),


kontraktor dituntut untuk secara sungguh-sungguh selalu menggunakan
metodenya yang dapat menghasilkan penyelesaian proyek secara efektif,
efisien dan ekonomis dengan tidak meninggalkan spesifikasi yang ada.
Usaha untuk menggunakan metoda pelaksanaan proyek yang paling
efisien dan menguntungkan serta strategi penawaran yang dapat

Pengelolaan Kontrak
3

menekan biaya penawaran tanpa menyimpang spesifikasi menjadi target


bagi kontraktor untuk memenangkan kompetisi tersebut.
Setelah ditetapkan salah satu kontraktor sebagai pemenang, maka
dibutuhkan suatu kontrak yang mengikat antara pemilik dengan
kontraktor guna penyelesaian proyek, maka dalam pelaksanaan
selanjutnya perlu adanya pengelolaan kontrak tersebut dengan tujuan
untuk:
1. Mendapatkan kejelasan dari batasan kontrak tersebut.
2. Menjaga serta memperjelas pembagian tugas dan tanggungjawab
untuk masing-masing pihak.
3. Sebagai alat control dan dokumen bagi masing-masing pihak.

1.3.1 Perjanjian Kerja (Kontrak)


Kontrak adalah Perjanjian kerja antara penyedia jasa
(kontraktor/konsultan) dengan pengguna jasa / OWNERS yang memuat
syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Perjanjian kerja dibuat
untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak tertentu. Perjanjian kerja
untuk waktu tertentu didasarkan atas:
a. Jangka waktu; atau
b. Selesainya suatu pekerjaan tertentu.

Dalam suatu perjanjian pada umumnya, ada syarat yang harus


dipenuhi agar perjanjian itu sah dan mengikat pengguna jasa dengan
penyedia jasa, yaitu: 
a. Kesepakatan kedua belah pihak;
b. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;
c. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
d. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban
umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jika perjanjian kerja tersebut tidak memenuhi syarat dalam huruf a


dan b, maka perjanjian kerja tersebut dapat dibatalkan. Sedangkan jika
bertentangan dengan ketentuan dalam huruf c dan d, maka batal demi
hukum. Perjanjian dibuat atas dasar kesepakatan dari pihak pengguna jasa

Administrasi Proyek
4

dengan pihak penyedia jasa jadi para pihak harus membaca dengan baik
isi perjanjian kerja tersebut dan mengetahui apa saja isi dari perjanjian
kerja,
Adapun isi dari perjanjian kerja adalah memuat:
a. Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;
b. Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh;
c. Jabatan atau jenis pekerjaan;
d. Tempat pekerjaan;
e. Besarnya upah dan cara pembayarannya;
f. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja/buruh;
g. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
h. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan
i. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.

Kontrak / perjanjian kerja harus dibuat sekurang kurangnya rangkap


2 (dua), yang mempunyai kekuatan hukum yang sama. Pengguna jasa dan
penyedia jasa masing-masing mendapat 1 (satu) perjanjian kerja.

1.3.2 Beberapa hal yang harus diketahui pada awal proyek


dilaksanakan
a. Syarat Umum Peserta
Perusahaan penyedia barang/jasa (Peserta) wajib tunduk dan
mematuhi ketentuan sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan oleh ULP/Panitia Lelang yaitu :
1. Melaksanakan pendaftaran sebagai Daftar Rekanan Indonesia
melalui sistem e proqurement.
2. Menyerahkan fotocopy Anggaran Dasar sesuai ketentuan yang
berlaku dan perubahan perubahannya.
3. Menyerahkan surat perijinan yang dikeluarkan oleh Asosiasi
tertentu (misalnya untuk lawyer ada perijinan dari Peradi, untuk
akuntan publik ada kartu anggota dari IAI dan lain-lain).

Pengelolaan Kontrak
5

4. Menyerahkan foto copy Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang


masih berlaku.
5. Menyerahkan foto copy SIUP, Surat keterangan Domisili dan
Kartu Identitas Pengurus sesuai Anggaran Dasar yang masih
berlaku.
6. Menyerahkan foto copy NPWP dan telah memenuhi kewajiban
perpajakan tahun terakhir, bagi badan usaha yang didirikan
berdasarkan hukum Indonesia dibuktikan dengan melampirkan
foto copy bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan
(SPT), Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir dan foto copy
Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29.
7. Fotocopy surat keputusan pengukuhan pengusaha kena pajak
(PKP).
8. Memiliki kinerja baik dan tidak pernah masuk dalam daftar
sanksi atau daftar hitam di instansi pemerintah, BUMN maupun
perusahaan swasta lainnya, yang dinyatakan dengan surat
pernyataan bermeterai.
9. Peserta tidak dinyatakan pailit melalui suatu keputusan
pengadilan dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
sementara, yang dinyatakan dengan surat pernyataan bermeterai.
10.Peserta menyerahkan company profile perusahaan.
11.Pihak yang mewakili perusahaan tidak sedang menjalani
hukuman / sanksi pidana dan secara hukum mempunyai kapasitas
dan wewenang yang sah untuk menandatangani perjanjian.
12.Peserta bersedia menandatangani Pakta Integritas apabila
berdasarkan hasil keputusan dalam proses pengadaan barang dan
jasa ini dinyatakan dan ditunjuk sebagai pemenang.
13.Peserta bersedia untuk memberikan surat jaminan penawaran (bid
bond) dengan nilai jaminan dan jangka waktu yang ditentukan
oleh Tim Pengadaan yang dikeluarkan oleh Bank Umum,
Lembaga Penjaminan atau Perusahaan Asuransi. Apabila peserta

Administrasi Proyek
6

mengundurkan diri dari lelang, maka pihak panitia Lelang / ULP


berhak untuk mencairkan surat jaminan tersebut.
Jaminan penawaran harus memenuhi syarat yaitu :
a. Nama peserta sama dengan nama yang tercantum.
b. Nilai jaminan harus dicantumkan dalam angka dan huruf.
c. Mencantumkan nama penerima jaminan (pihak yang
melaksanakan lelang).
d. Pekerjaan yang dijamin sama dengan pekerjaan yang
dilelang.
e. Harus dapat dicairkan tanpa syarat.
f. Jaminan Penawaran harus asli (akan dklarifikasi ke
penerbit).

b. Syarat Khusus Peserta


Perusahaan penyedia barang/jasa (Peserta) wajib tunduk
dan memenuhi syarat-syarat khusus peserta lelang yang
tercantum dalam Term of Reference (ToR) masing-masing
pengadaan, bila ditentukan oleh ULP/Panitia Lelang.

c. Tahap-Tahap Pelaksanaan Lelang


1. Penawaran pelelangan pekerjaan yang dilelang
diumumkan pada e-procurment yang ada pada website
Pengguna Jasa
2. Keikutsertaan dalam lelang setelah lelang pekerjaan di
atas diumumkan, maka kepada calon penyedia barang
dan jasa yang telah terdaftar pada Daftar Rekanan dapat
mendaftarkan diri pada proses lelang tersebut dengan
menyampaikan Surat Pernyataan Minat yang ditanda-
tangani oleh pejabat yang berwenang pada calon
penyedia sesuai ketentuan anggaran dasarnya. Bagi calon
penyedia yang belum terdaftar dan berminat untuk
mengikuti pelelangan, maka harus mendaftar terlebih
dahulu dalam daftar rekanan melalui sistem e
proqurement.

Pengelolaan Kontrak
7

3. Penjelasan Pelaksanaan Pelelangan(Aanwijzing)


a. Kepada calon penyedia yang telah terdaftar dan telah
menyampaikan surat peryataan minat sesuai
ketentuan di atas, diundang untuk mengikuti proses
pemberian penjelasan (aanwiijzing) atas pekerjaan
yang akan dilelang. Pada saat Aanwijzing,
ULP/Panitia lelang dan konsultan perencana
menjelaskan isi ToR/dokumen lelang dan menjawab
pertanyaan peserta undangan tentang isi
ToR/dokumen lelang yang kurang jelas.
b. ULP/Panitia lelang akan membuat Berita Acara
Aanwijzing yang ditanda tangani Ketua dan
sekurang-kurangnya 1 (satu) anggota ULP/Panitia
lelang serta 2 (dua) wakil peserta undangan dan
Berita Acara tersebut merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dengan ToR/dolumen lelang.
c. Berita Acara Penjelasan tersebut dilampiri dengan
risalah tanya Jawab dan addendum perubahan (bila
ada).
d. Setelah Aanwijzing, peserta diminta untuk
mengirimkan dokumen penawaran yang terdiri dari
(1) proposal Penawaran Administrasi & Teknis serta
(2) proposal Penawaran Harga. Proposal penawaran
Administrasi & Teknis serta proposal Penawaran
Harga tersebut harus sudah diterima ULP/Panitia
lelang dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah
tanggal Aanwijzing.
4. Penyiapan Dokumen Penawaran, Peserta diminta untuk
menyusun proposal penawaran secara lengkap yang
mencakup hal-hal utama sebagai berikut :
a. Dokumen penawaran wajib di susun oleh peserta
tender/lelang dengan mengacu pada Syarat Peserta
Administrasi Proyek
8

pada Term of Reference/dolumen lelang. Biaya-


biaya dan proses penyiapan dokumen penawaran ini
sepenuhnya merupakan beban peserta.
b. Peserta diminta untuk menyusun proposal
penawaran harga secara lengkap yaitu :
 Surat Penawaran harus dibuat dan ditulis
dengan bahasa Indonesia, diketik, bernomor
surat, bertanggal, ditandatangani oleh
Pejabat/direktur perusahaan yang berwenang,
pada asli surat penawaran diberi materai
Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dan distempel /
cap perusahaan.
 Surat penawaran harus ditandatangani oleh
Pejabat perusahaan yang berwenang sesuai
Anggaran Dasar atau oleh pejabat perusahaan
yang ditunjuk berdasarkan Surat Kuasa Direksi.
 Apabila surat penawaran ditandatangani oleh
pejabat yang ditunjuk berdasarkan surat kuasa
Direksi, maka asli surat kuasa harus
dilampirkan dalam surat penawaran.
 Jumlah harga dalam angka harus sama dengan
jumlah harga yang ditulis dengan huruf, dan
apabila terjadi kesalahan atau perbedaan
penulisan maka yang berlaku adalah jumlah
harga yang ditulis dengan huruf.
 Perbaikan kesalahan penulisan dilakukan
dengan mencoret yang salah, tetapi harus tetap
terbaca, kemudian ditulis dengan benar dan
selanjutnya diparaf oleh Direktur Utama
perusahaan.
5. Penyampaian Dokumen Penawaran (bila menggunakan 2
sampul)
Pengelolaan Kontrak
9

a. Sampul pertama ditulis ”DATA TEKNIS” berisi


kelengkapan data teknis dan jaminan penawaran (bid
bond) seperti yang disyaratkan dalam Term of
Reference (TOR)/Dokumen lelang..
b. Sampul kedua ditulis”PENAWARAN HARGA”
berisi data finansial berupa data penawaran harga,
yang dilengkapi dengan:
 Surat penawaran yang didalamnya tercantum
masa berlaku penawaran yang ditandatangani
oleh pihak yang berwenang di perusahaan.
 Besaran penawaran dengan mata uang yang
ditentukan oleh TIM Pengadaan.
c. Sampul pertama dan kedua dimasukan kedalam satu
sampul disebut sampul penutup.
d. Sampul penutup atau sampul luar mencantumkan
alamat pengiriman.
e. Proposal Penawaran Teknis selain dikirim sesuai
dengan alamat diatas, juga diupload melalui e-
procurement yang ada pada website pengguna jasa.
f. Proposal diserahkan ke alamat pengiriman pada,
atau sebelum batas waktu yang ditetapkan, yaitu 5
(lima) hari kerja setelah tanggal Aanwijzing.
Proposal yang diterima setelah batas waktu
penyampaian proposal akan ditolak dan
dikembalikan kepada Perusahaan penyedia barang
dan jasa dalam sampul yang masih tertutup/tersegel.
6. Penerimaan Dokumen Penawaran Penerimaan dokumen
penawaran dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Peserta wajib mengisi Form Pendaftaran pengadaan
pada saat menyerahkan proposal penawaran.
b. Setelah batas waktu penyampaian proposal berakhir,
maka wajib dilakukan rapat penutupan penerimaan

Administrasi Proyek
10

proposal lelang dengan dihadiri oleh ULP/Panitia


Pengadaan dan peserta lelang.
c. Jika proposal pengadaan yang masuk kurang dari
3(tiga) proposal penawaran, maka proses lelang
pengadaan wajib dilakukan pengulangan dengan
mengumumkan lelang kembali pada e-procurement
d. Bilamana setelah dilakukan pengulangan
pengumuman lelang hanya terdapat 2(dua) peserta,
maka proses lelang tetap dilanjutkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
e. ULP/Panitia Pengadaan Pengadaan akan membuat
Berita Acara Penutupan Penerimaan Proposal
Penawaran Lelang dimana akan diumumkan jumlah
proposal penawaran lelang yang diterima
ULP/Panitia Pengadaan.
7. Evaluasi Dokumen Penawaran Evaluasi dan penilaian
dokumen penawaran akan dilakukan secara independen
dan profesional. ULP/Panitia Pengadaan akan melakukan
proses evaluasi, klarifikasi terhadap penawaran yang
diajukan berdasarkan ToR/dokumen lelang yang sudah
disampaikan. Perusahaan penyedia barang dan jasa tidak
dibenarkan berhubungan / melakukan kontak dengan
pihak ULP/Panitia Pengadaan untuk hal dan kepentingan
apapun terhitung sejak batas terakhir pengiriman
penawaran sampai dengan penunjukkan pemenang.
Setiap usaha untuk mempengaruhi kejernihan dan
independensi proses evaluasi dapat menyebabkan
diskualifikasi terhadap proposal yang diajukan.
ULP/Panitia Pengadaan akan melakukan evaluasi sebagai
berikut:
a. Evaluasi Kelengkapan Administrasi dan Teknis

Pengelolaan Kontrak
11

1. Proposal penawaran administrasi teknis dan


penawaran harga dinyatakan gugur apabila :
 Tidak ditanda tangani oleh pejabat yang
berwenang yang namanya tercantum dalam
Akta Pendirian dan Perubahannya.
 Proposal penawaran tidak mencantumkan
masa berlakunya penawaran.
 Tidak menyampaikan dokumen penawaran
teknis.
 Jaminan Penawaran tidak sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan ULP/Panitia
Pengadaan.
2. Penawaran yang lulus Evaluasi Kelengkapan
Administrasi dilanjutkan dengan Evaluasi Teknis.
3. Peserta yang lulus evaluasi kelengkapan
administrasi harus memberikan pemaparan
pelaksanaan pekerjaan jika diperlukan.
4. Penilaian terhadap proposal penawaran teknis
akan dilakukan oleh ULP/Panitia Pengadaan
berdasarkan ketentuan pada ToR/dokumen
Pengadaan.
b. Evaluasi Penawaran Harga
1. Penilaian terhadap proposal penawaran harga
akan dilakukan oleh ULP/Panitia Pengadaan
berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan
disaksikan oleh seluruh penyedia barang/jasa
peserta pengadaan.
2. Tim akan menghitung nilai kombinasi dari nilai
penawaran teknis dan nilai penawaran harga
dengan cara perhitungan sebagai berikut :
3. NILAI AKHIR = (Nilai Penawaran Teknis x
Bobot Penawaran Teknis) + (Nilai Penawaran
Harga x Bobot Penawaran Harga)

Administrasi Proyek
12

4. ULP/Panitia Pengadaan akan menetapkan


peringkat berdasarkan Nilai Akhir.
5. Hasil Penilaian akan dituangkan dalam Berita
Acara Hasil Seleksi yang ditanda tangani oleh
Ketua Tim dan anggota.
6. Proses negosiasi dilakukan berdasarkan peringkat
terbaik dan apabila negosiasi tidak mencapai
kesepakatan, ULP/Panitia Pengadaan akan
melanjutkan proses negosiasi terhadap peserta
peringkat terbaik berikutnya.
8. Masa Sanggah Setelah dilakukan evaluasi secara
administrasi, tehnis dan biaya sehingga diperoleh
peringkat dari peserta maka kepada peserta diberikan hak
untuk mengajukan sanggahan dalam jangka waktu yang
telah disepakati antara ULP/Panitia Pengadaan dan
Peserta pengadaan, dalam hal ada dugaan terjadi adanya
rekayasa yang mengakibatkan terjadinya persaingan yang
tidak sehat atau adanya penyalahgunaan wewenang yang
dilakukan oleh ULP/Panitia Pengadaan Barang dan Jasa.
Apabila ada sanggahan dari peserta lelang, maka untuk
sementara lelang dihentikan/ditunda sampai ada
penyelesaian mengenai sanggahan tersebut.
9. Klarifikasi dan Negosiasi Setelah masa sanggah selesai
atau tidak ada sanggahan yang diajukan oleh calon
penyedia maka proses klarifikasi dan negosiasi dilakukan
dengan mengundang calon penyedia yang memiliki
peringkat tertinggi dalam evaluasi yang telah dilakukan.
Jika klarifikasi dan negosiasi gagal, maka ULP/Panitia
Pengadaan akan mengundang kandidat yang memiliki
peringkat score terbaik pada urutan selanjutnya untuk
bernegosiasi. Klarifikasi dan negosiasi dilakukan oleh
ULP/Panitia Pengadaan dengan pemimpin perusahaan
peserta atau wakilnya yang mendapatkan kuasa

Pengelolaan Kontrak
13

(dinyatakan dengan surat kuasa). Tujuan Klarifikasi dan


Negosiasi adalah untuk:
a. Tujuan Klarifikasi Klarifikasi dilakukan untuk
memperoleh kemantapan dan kejelasan teknis dan
harga.
b. Tujuan Negosiasi
 Negosiasi dilakukan untuk memperoleh
kesepakatan harga dan pelaksanaan aspek teknis
yang efektif.
 Mencapai kesepakatan. Selanjutnya Tim akan
membuat Berita Acara Hasil Klarifikasi dan
Negosiasi yang dilampiri pernyataan peserta
tentang telah/tidak tercapainya kesepakatan
klarifikasi dan negosiasi.
10. Penetapan dan Pengumunan Pemenang Setelah proses
klarifikasi dan negosiasi tercapai kesepakatan maka :
a. ULP/Panitia Pengadaan mengusulkan calon pemenang
Pelelangan kepada Owners/Pengguna Jasa.
b. Setelah Owners/Pengguna Jasa memutus dan
menetapkan pemenang, ULP/Panitia Pengadaan akan
menyampaikan Surat Penunjukan kepada pemenang
pelelangan yang selanjutnya akan ditindak lanjuti
dengan penanda-tanganan kontrak.
c. Setelah menerima Surat Penunjukan dari ULP/Panitia
pengadaan, maka kepada pemenang lelang
disyaratkan untuk menanda-tangani Pakta Integritas
Pengadaan
d. Penanda-tanganan perjanjian/kontrak atau SPK
setelah jaminan pelaksanaan apabila dipersyaratkan
diserahkan oleh penyedia yang telah ditunjuk.

1.3.3 Kontrak Valid dan Mempunyai Kekuatan Hukum

Administrasi Proyek
14

Untuk mengetahui apakah suatu perjanjian adalah sah atau tidak sah,
maka perjanjian tersebut harus diuji dengan beberapa syarat.
a. Syarat sah yang subyekif berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata
Disebut dengan syarat subyektif karena berkenaan dengan subyek
perjanjian. Konsekuensi apabila tidak terpenuhinya salah satu dari
syarat subyektif ini adalah bahwa kontrak tersebut “dapat
dibatalkan” atau “dimintakan batal” oleh salah satu pihak yang
berkepentingan. Apabila tindakan pembatalan tersebut tidak
dilakukan, maka kontrak tetap terjadi dan harus dilaksanakan seperti
suatu kontrak yang sah.
b. Syarat sah yang objektif berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata
Disebut dengan syarat objektif karena berkenaan dengan obyek
perjanjian. Konsekuensi hukum apabila tidak terpenuhinya salah
satu objektif akibatnya adalah kontrak yang dibuat batal demi
hukum. Jadi sejak kontrak tersebut dibuat kontrak tersebut telah
batal.

Terdapat 4 syarat keabsahan kontrak yang diatur dalam pasal 1320


KUH Perdata, yang merupakan syarat pada umumnya, sebagai berikut:
1. Adanya kesepakatan kehendak (Consensus, Agreement)
Dengan syarat kesepakatan kehendak dimaksudkan agar suatu
kontrak dianggap sah oleh hukum, kedua belah pihak mesti ada
kesesuaian pendapat tentang apa yang diatur oleh kontrak tersebut.
Oleh hukum umumnya diterima teori bahwa kesepakatan kehendak
itu ada jika tidak terjadinya salah satu unsur-unsur sebagai berikut.
a) Paksaan (dwang, duress)
b) Penipuan (bedrog, fraud)
c) Kekhilafan (dwaling, mistake)
Sebagaimana pada pasal 1321 KUH Perdata menentukan bahwa kata
sepakat tidak sah apabila diberikan karena kekhilafan atau diperoleh
dengan paksaan atau penipuan.
2. Wenang / Kecakapan berbuat menurut hukum (Capacity)

Pengelolaan Kontrak
15

Syarat wenang berbuat maksudnya adalah bahwa pihak yang


melakukan kontrak haruslah orang yang oleh hukum memang
berwenang membuat kontrak tersebut. Sebagaimana pada pasal 1330
KUH Perdata menentukan bahwa setiap orang adalah cakap untuk
membuat perikatan, kecuali undang-undang menentukan bahwa ia
tidak cakap. Mengenai orang-orang yang tidak cakap untuk
membuat perjanjian dapat kita temukan dalam pasal 1330 KUH
Perdata, yaitu:
a) Orang-orang yang belum dewasa
b) Mereka yang berada dibawah pengampuan
c) Wanita yang bersuami.
3. Obyek / Perihal tertentu
Dengan syarat perihal tertentu dimaksudkan bahwa suatu
kontrak haruslah berkenaan dengan hal yang tertentu, jelas dan
dibenarkan oleh hukum. Mengenai hal ini dapat kita temukan dalam
pasal 1332 ddan1333 KUH Perdata. Pasal 1332 KUH Perdata
menentukan bahwa “Hanya barang-barang yang dapat
diperdagangkan saja dapat menjadi pokok suatu perjanjian”,
Sedangkan pasal 1333 KUH Perdata menentukan bahwa “Suatu
perjanjian harus mempunyai sebagai pokok suatu barang yang paling
sedikit ditentukan jenisnya. Tidaklah menjadi halangan bahwa
jumlah barang tidak tentu, asal saja jumlah itu terkemudian dapat
ditentukan / dihitung”
4. Kausa yang diperbolehkan / halal / legal
Maksudnya adalah bahwa suatu kontrak haruslah dibuat dengan
maksud / alasan yang sesuai hukum yang berlaku. Jadi tidak boleh
dibuat kontrak untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan
hukum. Dan isi perjanjian tidak dilarang oleh undang-undang atau
tidak bertentangan dengan kesusilaan / ketertiban umum (Pasal 1337
KUH Perdata). Selain itu pasal 1335 KUH Perdata juga menentukan
bahwa suatu perjanjian yang dibuat tanpa sebab atau dibuat karena
suatu sebab yang palsu atau terlarang adalah tidak mempunyai
kekuatan hukum.
Administrasi Proyek
16

Terdapat 4 persyaratan yuridis agar suatu kontrak dapat dianggap


sah oleh hukum, haruslah memenuhi beberapa persyaratan yuridis
tertentu. suatu kontrak dianggap sah, sebagai berikut:
1. Syarat sah yang obyektif berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata
a) Objek / Perihal tertentu
b) Kausa yang diperbolehkan / dihalalkan / dilegalkan
2. Syarat sah yang subjektif berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata
a) Adanya kesepakatan dan kehendak
b) Wenang berbuat
3. Syarat sah yang umum di luar pasal 1320 KUH Perdata
a) Kontrak harus dilakukan dengan I’tikad baik
b) Kontrak tidak boleh bertentangan dengan kebiasaan yang
berlaku
c) Kontrak harus dilakukan berdasarkan asas kepatutan
d) Kontrak tidak boleh melanggar kepentingan umum
4. Syarat sah yang khusus
a) Syarat tertulis untuk kontrak-kontrak tertentu
b) Syarat akta notaris untuk kontrak-kontrak tertentu
c) Syarat akta pejabat tertentu (selain notaris) untuk kontrak-
kontrak tertentu
d) Syarat izin dari pejabat yang berwenang untuk kontrak-kontrak
tertentu.

1.3.4 Surat PerintahKerja (SPK) dan Surat Penyerahan Lapangan


(SPL)
Surat pernyataan kerja atau SPK secara umum bisa diartikan sebagai
jenis surat yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan atau instansi kepada
pegawainya guna melaksanakan suatu tugas/pekerjaan yang telah
ditentukan Surat ini ditandatangani oleh dua pihak, yakni yang membuat
(CEO/Direktur atau yang lainnya) dan pihak yang ditugaskan
(pegawai/karyawan) atau bisa juga dari pengguna anggaran/pengguna
jasa kepada penyedia jasa. 

Pengelolaan Kontrak
17

Isi dari surat perintah adalah poin-poin pekerjaan yang harus


diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan . Secara umum,
surat perintah kerja memiliki fungsi sebagai berikut:
 Sebagai surat resmi perintah dari atasan.
 Sebagai dokumentasi proyek atau pekerjaan yang sudah pernah
dikerjakan.
 Sebagai acuan atau pegangan bagi si penerima dalam melakukan
pekerjaannya.

Bagi penyedia jasa yang sudah ditunjuk untuk melaksanakan


pekerjaan akan mendapatkan Surat Perintah Kerja (SPK) atau surat
perintah mulai kerja (SPMK) dan surat Penyerahan Lapangan dari
pihak pengguna jasa / OWNERS untuk memulai pekerjaan, adapun
perhitungan waktu pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:
- Untuk di Indonesia : pelaksanaan dimulai setelah SPK dan SPL
diberikan dan masa mobilisasi termasuk dalam masa penyelesaian
proyek hingga penyerahan pemeliharaan.
- Untuk di luar negeri : pelaksanaan dimulai setelah masa mobilisasi
selesai hingga masa penyerahan pemeliharaan (masa mobilisasi
tidak termasuk penyelesaian proyek).

Jika sampai jangka waktu 28 hari dari SPK dan SPL diberikan dan
kontraktor belum juga memulai pekerjaan tanpa alasan yang dapat
diterima, maka pekerjaan diambil alih oleh pemilik atas biaya kontraktor.

1.3.5. Hal-hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan


kontrak
a. Peralatan dari klien:
Jika dalam kontrak menyebutkan bahwa klien akan menyediakan
peralatan dan sudah tentu dengan waktu pengadaan, maka jika
terjadi keterlambatan pengadaan peralatan dan ternyata
mempengaruhi waktu penyelesaian proyek, kontraktor berhak
memperoleh penggantian biaya- biaya tambahan karena
keterlambatan peralatan tersebut.

Administrasi Proyek
18

b. Asuransi:
Kontraktor wajib mengasuransikan pekerjaan, peralatan dan tenaga
kerja serta hal-hal lainnya yang terlibat dalam proyek serta tertulis
dalam kontrak, meliputi:
- Kontraktor wajib melindungi klien terhadap tuntutan atas
semua kerusakan, tanggung jawab, kompensasi dan tuntutan-
tuntutan lainnya
- Menyangkut sub kontraktor yang ditunjuk, kontraktor tidak
wajib menutup asuransi pekerja, apabila subkontraktor dapat
memperlihatkan adanya asuransi yang membebaska klien dan
kontraktor atas tanggung jawab semacam ini.
- Jika kontraktor tidak mampu membayar premi asuransi, klien
tetap berhak mengambil alih dan membayar premi asuransi
tersebut.
- Kontraktor harus memberitahukan secara resmi kesemua
pihak yang terkait mengenai pekerjaan yang akan dimulai
- Perlu pembagian tanggung jawab di lapangan antara ahli dan
kontraktor
- Klien tidak bertanggung jawab akan resiko peralatan, bahan
yang lain yang tidak tercantum dalam kontrak.
- Semua pekerjaan konstruksi, pekerjaan sementara dan bahan-
bahan yang disediakan kontraktor, begitu masuk ke lokasi
proyek dinyatakan sebagai barang- barang yang hanya
dimaksudkan untuk pelaksanaan pekerjaan dan kontraktor
tidak diijinkan untuk memindahkan tanpa seijin ahli/ direksi.

1.4 Kedudukan dan Tanggung Jawab Ahli


Para pihak yang terlibat di dalam proyek konstruksi baik secara
langsung maupun tidak langsung mulai dari rangkaian tahapan proses
konstruksi, tentunya akan melibatkan berbagai unsur yang bekerja secara
bersama-sama dengan tujuan yang sama sehingga proyek dapat berjalan
sesuai dengan perencanaan.

Pengelolaan Kontrak
19

Secara umum pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi


antara lain :
1. Pemilik proyek (Owner)
Merupakan pihak yang terlibat dalam penyusunan suatu proyek
konstruksi, terutama dalam menentukan lokasi proyek, menetapkan
desain, dan menyediakan modal. Sebagian pemilik proyek ikut
mengawasi berlangsungnya proses konstruksi dan mengoperasikan
bangunan yang telah selesai.
2. Konsultan (consultant)
Merupakan pihak yang ditentukan oleh pemilik proyek untuk
membantu didalam merencanakan atau mendesain bangunan,
melakukan studi kelayakan, mengawasi berlangsungnya proses
konstruksi, atau bahkan mengatur pelaksanaan proyek konstruksi.
3. Kontraktor (contractor)
Merupakan pihak yang ditetapkan oleh pemilik proyek untuk
mengatur pelaksanaan kegiatan konstruksi dang mengolah sumber
daya berupa bahan, peralatan, tenaga kerja, metode dan modal,
sehingga menghasilkan produk akhir berupa konstruksi.
4. Subkontraktor (subcontractor)
Merupakan pihak yang dalam pelaksanaannya membantu kontraktor
untuk menyelesaikan sebagian pekerjaanya dan supplier untuk
memasok material yang dibutuhkan oleh proyek konstruksi.
5. Tenaga Kerja (employee)
Merupakan pihak yang berada dibawah tanggung jawab kontraktor
atau subkontraktor untuk melaksanakan kegiatan konstruksi
dilapangan dengan keahlian atau keterampilan tertentu, baik secara
individu maupun kelompok yang dikoordinasikan oleh mandor.
6. Supplier
Merupakan pihak yang terkait dalam pengadaan material konstruksi.
7. Pemerintah (goverment)
Merupakan pihak sebagai pembuat kebijakan didalam mengatur
perangkat peraturan yang terkait dengan pelaksanaan konstruksi.
Administrasi Proyek
20

8. Bank
Merupakan institusi yang dapat menyediakan sumber keuangan atau
sumber pinjaman yang membantu pendanaan proyek.
9. Security (keamanan)
Merupakan suatu pihak yang dapat memberikan jaminan selama
proses proyek konstruksi.

Hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain dalam satu
bagan organisasi dapat terdiri dari 2 hubungan kerja yaitu :
1. Hubungan Fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan sesuai fungsi masing-masing
pihak yang terlibat dalam proyek, seperti hubungan antara konsultan
perencana dan kontraktor.
contoh:
pada tahap disain konstruksi konsultan perencana berfungsi sebagai
perencana, kontraktor belum berfungsi. Demikian pula sebaliknya
pada saat kontraktor berfungsi sebagai pelaksana konstruksi,
konsultan perencana sudah tidak berfungsi. Bila pada saat
pelaksanaan konstruksi terdapat masalah yang berkaitan dengan
perencanaan, penyelesaian masalah tergantung hubungan kerjasama
(kontrak) antara pemilik dengan konsultan perencana dan kontraktor.
2. Hubungan Kontrak
Hubungan kerjasama (kontrak) adalah hubungan berdasarkan
kontrak antara 2 pihak atau lebih yang terlibat kerjasama. Kontrak
merupakan kesepakatan (perjanjian) secara sukarela antara 2 pihak
yang mempunyai kekuatan hukum. Kesepakatan ini dicapai
setelah satu pihak penerima penawaran yang diajukan oleh pihak
lain untuk melakukan sesuatu sebagaimana yang tercantum dalam
penawaran.

Sedangkan tugas dan tanggungjawab pihak-pihak yang terlibat


dalam proyek konstruksi antara lain :
1. Konsultan Perencana konstruksi

Pengelolaan Kontrak
21

Konsultan Perencana Dalam Suatu Proyek Mempunyai Tugas


Sebagai Berikut:
 Membuat Skema / Konsep Pemikiran Awal (Maksud Dan
Tujuan).
 Desain Dari Pra-Direncanakan (Situasi, Denah, Elevasi Dan
Pemotongan). Termasuk Data Lapangan Kerja Investigasi /
Kondisi Lokal / Lingkungan, Bekerja Untuk Menyiapkan
Proposal (Deskripsi Dari Kebutuhan Lokal).
 Buat Sebuah Implementasi Dari Kolom Foto, Detail Gambar Dan
Bestek (Deskripsi Dari Rencana Kerja Dan Syarat).
 Berikut Penjelasan Menggambar Rencana Dan Bestek Pekerjaan
(Aanwijsing).
 Setelah Proses Penawaran Pekerjaan (Tender).
 Melakukan Pengawasan Berkala (Eksekusi Kesesuaian Bestek
Pekerjaan Di Lapangan, Dan Kesesuaian Dalam Hal
Arsitektur).
2. Konsultan Pengawas konstruksi
Konsultan Pengawas Dalam Suatu Proyek Mempunyai Tugas
Sebagai Berikut:
1. Menyelenggarakan Administrasi Publik Mengenai Pelaksanaan
Kontrak Kerja.
2. Pemantauan Berkala Dalam Pelaksanaan Proyek.
3. Mempublikasikan Prestasi Laporan Untuk Pekerjaan Proyek
Dapat Dilihat Oleh Pemilik Proyek.
4. Konsultan Pengawas Memberikan Saran Atau Pertimbangan
Kepada Pemilik Proyek Dan Kontraktor Dalam Pelaksanaan
Pekerjaan Proyek.
5. Mengoreksi Dan Menyetujui Gambar Toko Disampaikan Image
Kontraktor Sebagai Pedoman Bagi Pelaksanaan Proyek-Proyek
Pembangunan.
6. Memilih Dan Menyetujui Jenis Dan Merek Yang Diajukan
Oleh Kontraktor Untuk Mematuhi Harapan Pemilik Proyek
Tapi Masih Dipandu Kontrak Kerja Konstruksi Yang Sudah
Dibuat Sebelumnya.

Administrasi Proyek
22

3. Kontraktor
Berikut adalah tugas dan tanggung jawab dari kontraktor:
1. Pekerjaan pembangunan konstruksi harus sesuai dengan
peraturan (RKS) dan spesifikasi yang telah di rencanakan dalam
kontrak perjanjian pemborongan.
2. Membuat Laporan kemajuan pelaksanaan proyek (progress)
yang isinya antara lain laporan harian, mingguan, serta bulanan
kepada pemilik proyek, yang biasanya terdiri dari laporan
Pelaksanaan pekerjaan, Kemajuan kerja yang telah dicapai,
Jumlah tenaga kerja yang digunakan, Pengaruh alam seperti
cuaca dan Laporan Perubahan pekerjaan (CCO) Jika ada.
3. Menjaga kecepatan pekerjaan pembangunan agar waktu
pelaksanaan pekerjaan pembangunan on schedule.
4. Menyediakan sumber daya untuk pembangunan seperti tenaga
kerja (tukang dll), bahan bangunan, peralatan dan lain lain demi
kelancaran pelaksanaan
5. Menjaga keamanan dan kenyamanan lokasi proyek, untuk
kelancaran pelaksanaan pembangunan
6. Melakukan evaluasi terhadap desain rumah atau bangunan yang
dikerjakanya jika terdapat sesuatu yang janggal.
7. Memberikan Jaminan secara profesional bahwa bangunan yang
dibangun memenuhi semua unsur keselamatan bangunan, sesuai
perundang undangan yang berlaku.
4. OWNERS / Pejabat Pembuat Komitmen
Tugas Pokok dan Wewenang PPK (Perpres 16/2018, pasal 11)
PPK dalam Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 huruf c memiliki tugas: 
a. menyusun perencanaan pengadaan;
b. menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK);
c. menetapkan rancangan kontrak;
d. menetapkan HPS;

Pengelolaan Kontrak
23

e. menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada


penyedia;
f. mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
g. menetapkan tim pendukung;
h. menetapkan tim atau tenaga ahli;
i. melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
j. menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
k. mengendalikan Kontrak;
l. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada PA/
KPA;
m. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada PA/
KPA dengan berita acara penyerahan;
n. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan kegiatan; dan
o. menilai kinerja Penyedia.
Selain melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, PPK
juga melaksanakan tugas pelimpahan kewenangan dari PA/ KPA,
meliputi:
a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja; dan b. mengadakan serta menetapkan
perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran belanja
yang telah ditetapkan.

Beberapa Catatan Kesimpulan Tugas PPK sebagai berikut;


1. Menyusun Perencanaan pengadaan = menyusun spek, HPS
dan rancangan kontrak
2. Menetapkan tim pendukung seperti tenaga administrasi,
direksi lapangan, direksi teknis
3. Menetapkan tim atau tenaga ahli yaitu tim atau orang yang
kompeten melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan
kepada PA/ KPA, untuk Prepres 16/2018 serah terima dengan
penyedia dilakukan oleh PPK (bukan oleh PPHP lagi), maka

Administrasi Proyek
24

PPK dapat melakukan sendiri, atau dibantu tim pendukung,


tim atau tenaga ahli dan atau konsultan pengawas 
4. Melaksanakan E-purchasing = PPK dapat langsung
bertransaksi produk-produk katalaog. PPK bisa melakukan
sendiri epurchasing. Sedangkan nilai s.d Rp 200 jt oleh
pejabat pengadaan
5. Menilai kinerja Penyedia yaitu menilai pelaksanaan kontrak
oleh penyedia
6. PPK dapat dibantu oleh Pengelola pengadaan barang / jasa =
dibantu oleh jabatan fungsional pengadaan:

5. Quantity Surveyor (QS)


Tugas Dan Tanggungjawab Quantity Surveyor Lapangan (Side
Quantity Surveyor) adalah membantu site engineer dalam
menganalisis dan membuat harga satuan pelaksanaan pekerjaan
berdasarkan syarat-syarat umum kontrak, spesifikasi teknis, metoda
kerja, persyaratan khusus pelaksanaan pekerjaan; memberi
pertimbangan terhadap harga satuan pada setiap komponen
pelaksanaan pekerjaan, permasalahan yang timbul dalam
administrasi kontrak dalam proses penangihan pembayaran.

Berikut Adalah Tugas Dan Tanggung Jawab Surveyor:


a) Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya
pengukuran topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan
penggambaran data-data lapangan.
b) Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah
dilakukan sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan
melakukan tindak koreksi dan pencegahannya,
c) Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah

Pengelolaan Kontrak
25

mewakili kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan untuk


pembayaran terakhir.
d) Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang
benar dan menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan
kondisi lapangan untuk keperluan peninjauan desain atau detail
desain.
e) Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai
dengan gambar rencana.
f) Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan Dan
pengukuran tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan
terutama untuk pekerjaan
g) Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala
proyek.

Uraian Tugas dari seorang Quantity Surveyor Lapangan


adalah:
a) Mempelajari dan memahami penugasan sebagai seorang
Quantity Surveyor Lapangan.
b) Mempelajari dokumen lelang/Kontrak terutama yang berkaitan
dengan perhitungan volume pekerjaan, harga satuan pekerjaan
dan tata cara pembayaran
c) Menganalisis keselerasan bill Of Quantities dengan gambar
kerja, data teknis dan spesifikasi teknis.
d) Melakukan penelitian dan evaluasi ketersediaan sumber daya
bahan, alat, tenaga dan dana untuk pelaksanaan setiap jenis
pekerjaan.
e) Mempelajari metode kerja dan jadwal pelaksanaan proyek serta
peralatan bahan bangunan dan tenaga kerja yang digunakan.

Administrasi Proyek
26

f) Membuat analisa harga satuan pelaksanaan pekerjaan


berdasarkan hasil analisis BOQ, survey lapangan terakhir,
gambar kerja, spesifikasi teknis, metode kerja dan data teknis.
g) Menghitung volume bahan, tenaga dan peralatan yang
diperlukan berdasarkan gambar, spesifikasi teknis dan dokumen
lainnya.
h) Menghitung volume dan membuat rencana Anggaran
pelaksanaan pekerjaan
i) Melakukan evaluasi volume dan biaya pelaksanaan pekerjaan.
j) Melakukan pengecekan perhitungan volume pekerjaan yang
diajukan oleh proyek yang didasarkan kepada hasil pengukuran
dilapangan termasuk pekerjaan yang dilakukan sub kontrak.
k) Menghitung Volume Dan Harga satuan atas perubahan-
perubahan pekerjaan.
l) Mempersiapkan data untuk mendukung pembuatan Certificate
Of Payment berdasarkan hasil pekerjaan.
m) Memberikan pertimbangan dalam menyelesaiakan
permasalahan atau perselisihan administrasi kontrak.

1.5 Pertanyaan
1. Siapakah yang membuat format perjanjian
tertulis (kontrak) apakah OWNER atau Penyedia jasa? Sebutkan
alasannya!
2. Hal-hal apa sajakah yang minimal diatur di
dalam suatu perjanjian (kontrak)?
3. Bagaimana suatu perjanjian (kontrak)
dikategorikan cacat hukum? Jelaskan!
4. Kiat-kiat apa saja yang diperlukan di dalam
membuat suatu perjanjian (kontrak) untuk menghindari adanya
konflik atau perselishan antar pihak?

Pengelolaan Kontrak

Anda mungkin juga menyukai