Anda di halaman 1dari 23

TUGAS

KEWIRAUSAHAAN

Dosen: Drs Sunartiyo,MM

Disusun Oleh:

Khaerunisa Dwi Anggraeni

2034021080

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
DAFTAR ISI

BAB I KEWIRAUSAHAAN/ ENTERPRENEUR......................................................................................2


BAB II KARAKTER WIRAUSAHA.........................................................................................................3
BAB III LEADERSHIP DALAM KEWIRAUSAHAAN...........................................................................4
BAB IV ETIKA DAN NORMA BISNIS....................................................................................................6
BAB V RESIKO USAHA...........................................................................................................................0
BAB VI KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI................................................................................0
BAB VII MERINTIS USAHA BARU DAN PENGEMBANGAN.............................................................0

1
BAB I
KEWIRAUSAHAAN/ ENTERPRENEUR
Pengertian wirausaha adalah sebuah kegiatan usaha atau suatu bisnis mandiri yang setiap
sumber daya dan kegiatannya dibebankan kepada pelaku usaha atau wirausahawan terutama
dalam hal membuat produk baru, menentukan bagaimana cara produksi baru, maupun menyusun
suatu operasi bisnis dan pemasaran produk serta mengatur permodalan usaha. Wirausaha
memiliki tujuan untuk menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan
sebelum diolah. Di era digital yang berkembang pesat, menuntut semua orang untuk terus
berinovasi untuk memenuhi kebutuhan. Kewirausahaan atau enterpreneuship menjadi salah satu
jalan untuk memenuhi tantangan zaman. Konsep entrepreneurship mulai diperkenalkan pada
abad ke-18 di Prancis oleh Richard Cantillon. Pada periode yang sama di Inggris juga sedang
terjadi revolusi industri yang melibatkan sejumlah entrepreneur. Kemudian, gagasan tersebut
dibahas secara lebih mendalam oleh Joseph Schumpeter, seorang ahli ekonomi Jerman, pada
tahun 1911.

Sejak konsep entrepreneurship diperkenalkan sampai dengan sekarang terdapat


kecenderungan adanya berbagai penambahan dalam ciri-ciri tersebut. Hal ini bisa dipahami
mengingat semakin modern tingkat kehidupan suatu masyarakat maka akan semakin kompleks
dan bervariasi pula hal-hal yang bisa dilakukan oleh seorang wirausaha. Dan setiap perubahan
pola kehidupan suatu masyarakat selalu meminta tuntutan kemampuan yang berbeda sehingga
sifat, sikap, dan ciri yang dituntut dari seorang wirausaha pada setiap tahap perubahan tersebut
akan berbeda-beda pula. Apa yang disajikan dari hasil penelitian Hornaday yang kelihatan begitu
mendalam tentang ciri-ciri kewirausahaan, dalam keadaan bagaimanapun konteksnya, banyak
bergantung pada mutu sumber daya manusia yang memiliki semangat kewirausahaan, yaitu
manusia-manusia yang mampu berpikir logis, sistematis, kritis, kreatif dan inovatif, berwawasan
jauh ke depan, dan berani menghadapi tantangan serta tidak takut terhadap berbagai risiko yang
akan terjadi. Terdapat enam peran dan fungsi kewirausahaan dalam pembangunan, yaitu sebagai
inovator, perencana, pengambil keputusan, penanggung risiko, dan penghubung.

2
3
BAB II
KARAKTER WIRAUSAHA
Karakteristik wirausaha dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan ciri
khas, watak, perilaku, tabiat, serta sikap orang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai
kebahagiaan lahir dan batin. Karakteristik wirausaha pada umumnya terlihat pada waktu ia
berkomunikasi dalam rangka mengumpulkan informasi saat menjalin hubungan dengan para
relasi bisnisnya. Menurut Scarborough dan Zimmerer, wirausahawan memliki delapan
karakteristik khusus. Karakteristik tersebut meliputi:

Desire for responsibility Memiliki rasa tanggung jawab atasusaha-usaha yang dilakukannya.
Seorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri.

Preference for moderate risk Lebih memilih risiko yangmoderat, artinya ia selalu mengindari
risiko yang rendah dan menghindari risiko yang tinggi.

Confidence in their ability to success Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.

Desire for immediate feedback Selalu menghendaki umpan balik yang segera.

High level of energy Memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginanya demi
masa depan yang lebih baik.

Future orientation Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.

Skilll at organizing Memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk


menciptakan nilai tambah.

Value of achievement over money Selalu menilai prestasi dengan uang.

Karakteristik kewirausahaan atau wirausaha dapat ditemukan pada sikap-sikap atau


tindakan yang dilakukan oleh seseorang wirausaha. Sikap dan tindakan ini biasanya melingkupi
sebagian besar dari sikap wirausaha dalam kesehariannya dan merupakan sikap dan tindakan
yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.

4
BAB III
LEADERSHIP DALAM KEWIRAUSAHAAN
Entrepreneurial leadership atau kepemimpinan kewirausahaan merupakan gaya
kepemimpinan layaknya seorang pengusaha. Pemimpin berupaya menginspirasi pekerja dengan
visi tentang apa yang dapat mereka capai bersama. Kepemimpinan adalah proses mengarahkan
perilaku orang lain kearah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti
menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu.
Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin memimpin para karyawannya dengan baik.
Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan,
efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.

Para wirausaha memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangkan


gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi mereka dalam memajukan
perusahaannya. Perilaku Kepemimpinan

Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama:

1. Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan dana mencapai


sasaran.

2. Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi.

Orientasi Tugas Pemimpin

Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut:

1. Merumuskan secara jelas peranan sendiri maupun stafnya.

2. Menetapkan tujuan yang sukar dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa
yang diharapkan dari merekan.

3. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk


mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumuskan secara jelas dan khas.

5
4. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan,
mengarahkan membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada
tujuan.

5. Berminat mencapai peningkatan produktifitas.

Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam


berhubungan dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan
persaingan daripada kerjasama, serta tidak pernah mendelegasikan tugas dan tanggung
jawab.

6
BAB IV
ETIKA DAN NORMA BISNIS
PENGERTIAN ETIKA BISNIS

Pengertian etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang
baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari
satu generasi ke generasi lainnya. Etik ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan
pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etik ialah suatu hal yang benar mengenai
perilaku standar. Etika bisnis kadang sering pula disebut dengan etika manajemen , yaitu
penerapan standar moral kedalam kegiatan bisnis. Etika bisnis ini mencakup hubungan antara
perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaaan, dengan konsumen,
pegawai, kreditur, saingan dan sebagainya. Orang-orang bisnis diharapkan bertindak secara etis
dalam berbagai aktivitasnya dimasyarakat.

Faktor yang Mempengaruhi Etika

Pada dasarnya ada tiga faktor utama yang mempengaruhi etika yaitu (Bovee et al 2004):

 Cultural Difference
 Knowledge
 Organizational behavior
Masalah yang Dihadapi dalam Etika Bisnis

Setidaknya ada tiga jenis masalah yang dihadapi dalam etika bisnis, yaitu:

 Sistematik
 Korporasi
 Individu
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis

7
Pada umumnya, prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak
bisa dilepaskan dari kehidupan kita sehari-hari, dan prinsip-prinsip ini sangat berhubungan erat
terkait dengan system nilai-nilai yang dianut di kehidupan masyarakat.

Menurut Sonny Keraf (1998) prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut:

 Prinsip otonomi
 Prinsip kejujuran
 Prinsip keadilan
 Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle)
 Prinsip integritas moral
NORMA

Pengertian Norma

Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Norma memberi pedoman


tentang bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar
bagi penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan kita.

Macam-Macam Norma

1. Norma Khusus
Norma-norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus

1. Norma Umum
Aturan yang berlaku yang lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan
bersifat universal. Adapun macam-macam norma umum meliputi:

a)      Norma Sopan santun

b)      Norma Hukum

c)      Norma Moral


8
Ada beberapa ciri utama yang membedakan norma moral dari norma umum lainnya ( kendati
dalam kaitan dengan norma hukum ciri-ciri ini bisa tumpang tindih) :

 Kaidah moral berkaitan dengan hal-hal yang mempunyai atau yang dianggap mempunyai
konsekuensi yang serius bagi  kesejahteraan, kebaikan dan kehidupan manusia, baik sebagai
pribadi maupun sebagai kelompok.
 Norma moral tidak ditetapkan dan/atau diubah oleh keputusan penguasa tertentu. Norma
moral dan juga norma hukum merupakan ekspresi, cermin dan harapan masyarakat mengenai
apa yang baik dan apa yang buruk. Berbeda dengan norma hukum, norma moral tidak
dikodifikasikan, tidak ditetapkan atau diubah oleh pemerintah. Ia lebih merupakan hukum tak
tertulis dalam hati setiap anggota masyarakat, yang karena itu mengikat semua anggota dari
dalam dirinya sendiri
 Norma moral selalu menyangkut sebuah perasaan khusus tertentu, yang oleh beberapa
filsuf moral disebut sebagai perasaan moral (moral sense) 
PENTINGNYA ETIKA DAN NORMA DALAM BERBISNIS

Sebelumnya kita harus mengetahui apa sebenarnya pengertian etika tersebut. Banyak definisi
yang berkaitan dengan etika tetapi pada intinya etika adalah semua norma atau aturan umum
yang harus diperhatikan dalam berbisnis yang merupakan sumber dari nilai-nilai yang luhur dan
perbuatan yang baik.

Dalam berbisnis, pada kenyataannya tidak semua pelaku bisnis menyadari apa dampak ekonomi
dan sosial dari apa yang mereka lakukan. Apalagi yang bersifat dampak tidak langsung, lebih
tidak disadari lagi. Etika bisnis sangat tergantung kepada iktikad baik. Hanya anda sendirilah
yang mengetahui itikad baik ini, orang lain relatif sulit atau bahkan tidak akan tahu sama sekali.
Paling tidak ada dua aspek dari tolak ukur etika, walaupun pada kenyataannya sulit untuk
mengukurnya, yaitu: (1) prinsip timbal balik, serta (2) itikad baik. Kedua hal ini adalah fondasi
penting untuk etika bisnis atau melakukan bisnis yang fair dan jujur. Semuanya kembali kepada
diri kita masing-masing, karena sekali lagi, etika itu sanksinya hanyalah sanksi moral, dan itu
pun sering terlihat dalam jangka panjang, tidak langsung segera terasa. Prinsipnya adalah dalam
jangka pendek, bisnis yang melanggar etika bisa jadi sangat menguntungkan, tetapi dalam jangka
panjang bisa jadi akan bermasalah.
9
BAB V
RESIKO USAHA
Risiko usaha adalah sebuah tindakan yang dihubungkan dengan suatu kemungkinan
munculnya kerugian yang tak terduga dan memang tidak diharapkan terjadi. Kemungkinan
munculnya risiko pada bisnis memang bisa muncul dari berbagai faktor seperti manajemen,
sistem perusahaan serta strategi yang kurang baik. Selain itu risiko pada sebuah usaha juga bisa
muncul dikarenakan oleh faktor individu maupun karyawan. Ada 3 hal yang memang
mempengaruhi risiko yang terjadi seperti yang dikatakan oleh Abbas Salim, yaitu adanya
ketidakpastian secara ekonomi atau bisa disebut juga dengan economic uncertainly caused.
Adanya ketidakpastian disebabkan oleh alam, yang biasa disebut dengan istilah nature
uncertainty caused. Serta adanya ketidakpastian yang disebabkan oleh perilaku manusia atau
dengan istilah lain human uncertainly caused.

Jenis Kerugian yang Terjadi pada Risiko Usaha Dilihat dari sisi kerugian yang
diakibatkan oleh risiko dalam usaha maka ada dua kategori yang dikelompokkan., yaitu:

 Risiko Spekulatif
 Risiko Murni
 Pure Risk

Ada dua kontrol yang bisa dilakukan pada risiko usaha yaitu adanya risiko yang dapat
dikendalikan dengan risiko yang tidak dapat dikendalikan.

 Risiko Yang Bisa Dikendalikan: Pemasokan produk di pasaran siap dilaksanakan,


kemudian selama berbulan-bulan produk tersebut belum mendapatkan keuntungan
apalagi pengembalian atas modal. Tentu akan terjadi kerugian. Namun hal tersebut bisa
dikendalikan dengan cara mengevaluasi produk serta strategi marketingnya.
 Risiko Yang Tidak Bisa Dikendalikan: Biasanya risiko yang tidak bisa dikendalikan
merupakan sebuah kejadian yang memang diluar batas manusia untuk memprediksi
seperti bencana alam, kebakaran dan sebagainya.
risiko usaha yang terjadi di dunia bisnis, berikut merupakan penjelasan dari jenis resiko yang
dialami.

 Risiko Pada Perusahaan : Keadaan pada perusahaan dan saham yang ada akan mengalami
kerugian atau berdampak pada keadaan perusahaan, itulah risiko yang akan terjadi di
dalam ruang lingkup usaha.
 Keuangan Yang Berisiko: Risiko keuangan merupakan suatu hal yang sering terjadi dan
akan mengakibatkan adanya dampak yang terjadi pada aspek keuangan perusahaan yang
mengalami kerugian.
 Adanya Risiko Permodalan: Sebuah penyeban dari kerugian likuiditas penjualan serta
keuangan yang menjadi sebab modal usaha menurun drastis disebut risiko permodalan.
 Risiko Terjadi Pada Pasar : Adanya hal yang terjadi karena adanya persaingan pada usaha
dengan gaya hidup para konsumen. Pola persaingan yang berubah tersebut serta adanya
pesaing baru yang potensial muncul pada pasar produk, itulah yang disebut risiko pasar.
 Risiko Operasional: Risiko operasional adalah suatu hal yang terjadi karena adanya hasil
prediksi yang menyimpang. Masalah tersebut terjadi karena kurang sempurna lnya
keputusan yang ditetapkan, adanya SDM, pengaruh teknologi dan terjadinya perubahan
pada sistem inovasi serta mutu sebuah produk

Ada beberapa hal yang bisa dipersiapkan secara detail agar mampu mengatasi risiko dalam
usaha yang terjadi.

1. Tuliskan Rencana Bisnis


2. Lakukan Perencanaan Manajemen Risiko
3. Ikuti Rencana Yang Sudah Dibuat
4. Minimalisir Risiko Keuangan dengan Pembukuan

Dengan memperhatikan segala aspek mulai dari pengertian, macam serta solusi yang bisa
dilakukan dalam menghadapi risiko di dalam usaha, diharapkan bisa mempersiapkan sejak
awal serta memprediksi hal yang mungkin terjadi. Terutama jika terjadi kerugian yang tak
terduga maka bisa diatasi sesegera mungkin agar tidak mengalami kebangkrutan dalam
usaha.

1
BAB VI
KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI
Dalam suatu proses negosiasi, selalu ada dua belah pihak yang berlawanan atau berbeda
sudut pandangnya. Agar dapat menemukan titik temu atau kesepakatan, kedua belah pihak perlu
bernegosiasi. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Negosiasi adalah sebuah
bentuk interaksi sosial saat pihak – pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan
tujuan yang berbeda dan bertentangan. Menurut kamus Oxford, negosiasi adalah suatu cara
untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal. Negosiasi merupakan suatu proses
saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang
berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk di dalamnya,
tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan
tujuan tertentu.

Menurut Oliver, negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai
hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak sehingga terjadi proses
yang saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai kesepakatan bersama. Sementara itu
Casse, negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan,
dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan
bersama.

Proses negosiasi selalu melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, mencari
suatu kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama kedua
belah pihak yang terlibat dalam negosiasi.

Menurut Casse, ada tiga tahapan penting dalam bernegosiasi, yaitu tahap perencanaan
(sebelum negosiasi), tahap implementasi (selama negosiasi), dan tahap peninjauan (setelah
negosiasi). Menurut Casse dalam proses negoasiasi ada enam tahapan penting yang perlu
diperhatikan, antara lain :

(1) persiapan,

(2) kontak pertama,


(3) konfrontasi,

(4) Kompromi,

(5) Solusi,

(6) konsolidasi.

Seorang negosiator dapat melakukan berbagai peran penting dalam bernegosiasi, antara lain:
Berperan sebagai seorang pemimpin, faktual, analitis, reliasional, intuitif. Ada empat tipe
negosiator, yaitu negosiator curang, negosiator professional, negosiator bodoh dan negosiator
naïf.

1
BAB VII
MERINTIS USAHA BARU DAN PENGEMBANGAN
A.      Cara memasuki dunia usaha
Sebagai pengelola dan pemilik usaha atau pelaksana usaha kecil wirausaha dapat memilih dan
melakukan tiga cara yang dapat dilakukan oleh seseorang apabila ingin memulai suatu usaha
atau memasuki dunia usaha yaitu :
1.      Merintis usaha baru (starting)
2.      Dengan membeli perusahaan orang lain (buying)
3.      Kerjasama manajemen (franchising)

1.      Merintis usaha baru (Starting)


Untuk masuk ke dalam dunia usaha, seseorang harus memiliki jiwa wirausaha. Cara
memasuki dunia usaha yang pertama adalah dengan merintis usaha baru (starting). Metode ini
terwujud dalam pembentukan dan pendirian usaha baru dengan menggunakan modal, ide,
organisasi, manajemen. Karena bermula dari diri sendiri, maka pembahasan mengenai metode ini
adalah yang paling luas. Secara umum, ada 3 (tiga) bentuk usaha baru yang dapat dirintis yaitu:
a.       Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola
sendiri oleh seseorang.
b.      Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara
bersama-sama menjalankan usaha bersama.
c.       Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan
hukum dengan modal saham-saham.
Sesuai dengan konsep kewirausahaan, telah dikemukakan bahwa untuk memasuki dunia usaha
(business) seseorang harus berjiwa wirausaha. Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir,
mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha
(business owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus
memiliki:
a.       Kecakapan untuk bekerja.
b.      Kemampuan mengorganisir.
c.       Kreatif.
d.      Lebih menyukai tantangan.

Tahapan – tahapan dalam merintis usaha baru adalah sebagai berikut:


a.       Diawali dengan adanya ide.
b.      Mencari sumber dana dan fasilitas barang, uang, dan orang.
c.       Sumber dana bisa berasal dari badan keuangan/bank berupa kredit atau orang yang
bersedia sebagai penyandang dana.
d.      Obyek bisnis memiliki pasar.
e.       Memperhatikan peluang pasar sebelum produk diciptakan

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
a. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:
1)      Bidang usaha pertanian (agriculture)
Bidang usaha ini antara lain meliputi pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan.
2)      Bidang usaha pertambangan (mining)
Bidang usaha ini antara lain meliputi galian pasir, galian tanah, batu, dan bata.
3)      Bidang usaha pabrikasi (manufacturing)
Bidang usaha ini antara lain meliputi industri perakitan, sintesis.
4)      Bidang usaha konstruksi
Bidang usaha ini antara lain meliputi konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan
raya.
5)      Bidang usaha perdagangan (trade)
Bidang usaha ini antara lain meliputi retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor.
6)      Bidang jasa keuangan (financial service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi perbankan, asuransi, dan koperasi.
7)      Bidang jasa perseorangan (personal service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi potong rambut, salon, laundry, dan catering.
8)      Bidang usaha jasa-jasa umum (public service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi.
9)      Bidang usaha jasa wisata (tourism)
Bidang usaha ini terbagi ke dalam tiga kelompok usaha wisata, yaitu:
a)      usaha jasa parawisata
b)      pengusahaan objek dan daya tarik wisata
c)      usaha sarana wisata, yang antara lain berupa penyediaan akomodasi, makanan dan
minuman, angkutan wisata, sarana pendukung di tempat wisata, dan sebagainya.
b. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih
Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan
perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu terbatas),
perseroan, dan firma. Berikut penjelasan singkat dari bentuk – bentuk usaha tersebut:
1)      Perusahaan Perorangan (sole proprietorship
2)      Persekutuan (Partnership)
3)      Perseroan (Corporation).

1
4)      Firma
c. Tempat usaha yang akan dipilih
Seorang wirausaha yang mulai merintis usaha dari awal perlu mempertimbangkan aspek efisiensi
dan efektivitas dalam menentukan tempat usaha. Terdapat beberapa alternatif yang bisa kita pilih
untuk menentukan lokasi atau tempat memulai usaha, yaitu :
1)      Membangun bila ada tempat yang strategis.
2)      Membeli atau menyewakan bila lebih strategis dan menguntungkan.
3)      Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan
d.      Organisasi usaha yang akan digunakan
Organisasi usaha merupakan perpaduan dari fungsi kewirausahaan dan manajerial. Fungsi
kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah
fungsi-fungsi manajemen.
e.       Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
Jaminan usaha ini bisa berupa asuransi maupun jaminan dari pemerintah, seperti insentif usaha.
Adanya jaminan usaha ini dapat memberikan kepastian bagi seorang wirausahawan untuk
memulai kegiatan bisnisnya, terutama dalam mengantisipasi perubahan secara mendadak dari
lingkungan usaha.
f.       Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan.
Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan
lingkungan makro.

2.      Membeli perusahaan yang sudah didirikan (Buying)


Cara kedua yang bisa dilakukan oleh seseorang yang akan merintis usaha baru adalah dengan
membeli perusahaan telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama
(good will) dan organisasi usaha yang sudah ada. Banyak alasan mengapa seseorang memilih
membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain :
a.       Resiko lebih rendah.
b.      Lebih mudah dalam memasuki dunia usaha.
c.       Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar.
3.      Kerjasama manajemen/waralaba (Franchising)
Cara ketiga dalam memasuki dunia usaha adalah kerjasama manajemen atau yang biasa
dikenal dengan istilah waralaba/franchising. Franchising adalah suatu kerja sama antara
entrepreneur (franchise) dengan perusahaan besar (Franchisor) dalam mengadakan persetujuan
jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha. Secara sederhana, model usaha ini dapat
digambarkan sebagai kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan cabang/penyalur.
Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari

2
perusahaan induk. Franchisor adalah perusahaan induk, yaitu perusahaan yang memberi lisensi,
sedangkan franchise adalah perusahaan pembeli lisensi (penyalur atau dealer).

B.       Profil usaha kecil dan model pengembangan


1.      Tahap studi kelayakan
Studi kelayakan usaha secara umum dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Tahap penemuan ide.
Pada tahap ini wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya. Ide tersebut kemudian
dirumuskan dan diidentifikasi. Misalnya peluang bisnis apa saja yang paling memberikan
keuntungan, yaitu: bisnis industri, perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lainnya
yang dianggap paling layak.
b.      Memformulasikan tujuan.
Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis. Apa visi dan misi bisnis yang hendak
diemban setelah jenis bisnis tersebut diidentifikasi? Apakah misinya untuk menciptakan barang
dan jasa yang sangat diperlukan masyarakat sepanjang waktu ataukah untuk menciptakan
keuntungan yang langgeng?
c.       Tahap analisis.
Proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak
dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah lainnya,
yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan.
Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya dua, yaitu dilaksanakan (go) atau tidak
dilaksanakan (no go).
d.      Tahap keputusan.
Langkah berikutnya adalah tahap mengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan atau
tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko, maka keputusan bisnis
biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti Pay Back Pe¬riod (PBP), Net Present
Value (NPV), Internal Rate of Return, dan sebagainya

C.       Kerangka hipotesis pengembangan usaha kecil


Menurut hasil studi yang dilakukan oleh John Eggers dan Kim Leahy mengidentifikasi enam
(6) tahapan pengembangan bisnis, yaitu tahapan konsepsi (conception), survival, stabilitas,
orientasi pertumbuhan, pertumbuhan yang cepat, dan kematangan. Menurut Lambing (2000:43)
ada dua keterampilan yang sangat diperlukan oleh pemilik perusahaan dalam rangka
pengembangan perusahaan, yaitu manajemen personal dan manajemen keuangan.
Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan manajemen modern tentang
cara meraih keberhasilan usaha dalam mempertahankan eksistensinya secara dinamis. Dalam
berbagai konsep strategi bersaing dikemukakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan sangat
tergantung pada kemampuan internal.

3
Dalam teori persaingan Porter dikemukakan bahwa untuk menciptakan daya saing khusus,
perusahaan harus menciptakan keunggulan melalui strategi generik (generic strategic), yaitu
strategi yang menekankan pada keunggulan biaya rendah (low cost), diferensiasi
(differentiation), dan fokus (focus). Tetapi perusahaan juga harus menekankan strategi yang
memfokuskan pada pengembangan kompetensi inti (builing core competency), pengetahuan dan
keunikan intangible asset untuk menciptakan keunggulan, dan hanya wirausahalah yang mampu
mencari peluang secara kreatif dalam menciptakan keunggulan.
Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional seperti sekarang ini, baik teoridynamic
strategy maupun teori resourse-based strategy sangat relevan bila khusus diterapkan dalam
pemberdayaan usaha kecil nasional dewasa ini. Perhatian utama harus ditekankan pada
penciptaan nilai tambah untuk meraih keunggulan daya saing (competitive advantages) melalui
pengembangan kapabilitas khusus (kewirausahaan), sehingga perusahaan kecil tidak lagi
mengandalkan strategi kekuatan pasar (market power) melalui monopoli dan fasilitas
pemerintah. Dalam strategi ini, perusahaan kecil harus mengarah pada skill khusus secara
internal yang bisa menciptakan core product yang unggul untuk memperbesar manufacturing
share(muncul pada berbagai product yang memiliki komponen penting yang sama). Strategi
tersebut lebih murah dan ampuh dalam memberdayakan usaha kecil, karena perusahaan kecil
bisa memanfaatkan sumber daya lokalnya. Menurut teori “resource-based strategy” ini, agar
perusahaan meraih keuntungan secara terus-menerus, yaitu meraih semua pesaing di industri
yang bersangkutan, maka perusahaan harus mengutamakan kapabilitas internal yang
superior, yang tidak transparan, sukar ditiru atau dialihkan oleh pesaing dan memberi daya saing
jangka panjang (futuristik) yang kuat melebihi tuntutan masa kini di pasar dan dalam situasi
eksternal yang bergejolak, serta recession proof (Mahoney & Padian, 1992). Sumber daya
perusahaan yang bisa dikembangkan secara khusus menurut Pandian (1992) adalah tanah,
teknologi, tenaga kerja (kapabilitas dan pengetahuannya), modal dan kebiasaan rutin.
Berdasarkan pandangan para ahli di atas, jelaslah bahwa daya hidup perusahaan baik kecil
maupun besar pada umumnya sangat tergantung pada strategi manajemen perusahaan dalam
memberdayakan sumber daya internal.
      
Diperlukan 2 (dua) keterampilan:
1.         Keterampilan manajemen keuangan dan manajemen personalia.
2.         Kemampuan internal perusahaan, yaitu kompetensi khusus berupa kreativitas dan
inovasi.
Strategi perusahaan yang menekankan pada penghubungan sumber daya internal secara superior
untuk menciptakan kompetisi inti dalam rangka menciptakan nilai tambah untuk meraih
keunggulan komparatif dan kompetitif.

4
PENUTUP

KESIMPULAN

Paper ini dibuat dengan tujuan dapat memberikan informasi mengenai konsep kewirausahaan,
informasi-informasi yang dimuat dalam paper sudah melalui tahap penelitian secara daring
melalui data-data empirik yang ada di internet. Kewirausahaan mempunyai peranan yang sangat
penting bagi pertumbuhan ekonomi, karena seorang wirausaha mampu membuka lapangan
pekerjaan bagi orang lain, wirausaha mampu meringankan beban pemerintah dengan mampu
bertahan tanpa mengandalkan pemerintah. Jumlah wirausahawan di suatu negara dapat
mengidentifikasi kemajuan negara tersebut, semakin banyak wirausahawannya maka semakin
maju negara tersebut. Strategi yang harus disiapkan dalam berwirausaha adalah bekerja keras,
berani mengambil resiko, kreatif dan inovatif.

5
UTS KEWIRAUSAHAAN

1. Apa yang saudara pahami dengan wirausaha atau entrepreneur ?


- Berikan batasan dan jelaskan pengertiannya !

Entrepreneur atau wirausaha merupakan kegiatan kreativitas dan inovasi menciptakan


perubahan. Wirausaha merupakan seseorang yang berupaya mengerahkan sumber daya materi,
pikiran, keahlian, dan waktu yang dimilikinya untuk menghasilkan suatu produk yang berdaya
jual, sehingga bisa mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan produknya.

Batasan wirausahaan, yaitu :

 Kewirausahaan yaitu kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan atau


peluang bisnis serta kemampuan mengoptimalkan sumber daya dan mengambil tindakan
serta bermotivasi tinggi dalam mengambil resiko dalam rangka mensukseskan bisnisnya.
 Kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah dipasar
melalui proses pengolaan sumber daya cara-cara baru daan berbeda melalui :
 Pengembangan teknologi baru.
 Perumusan pengetahuan ilmiah baru.
 Perbaikan produk barang dan jasa yang ada.
 Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan
sumber daya lebih efesien.
2. Apakah beda atau sama, wirausaha dan wiraswasta ?
- Jelaskan perbedaannya kalau beda, dan jelaskan persamaannya kalau sama !

Beda. Wirausaha dan wiraswasta memiliki fokus usaha yang berbeda. Wirausaha hanya memiliki
waktu untuk usahanya, tanpa memiliki pekerjaan utama, sedangkan wiraswasta berbisnis hanya
ketika memiliki waktu senggang. Dalam pengertiannya seseorang bisa disebut wirausaha ketika
orang tersebut terlibat secara relatif pada kegiatan operasional saja. Sedangkan wiraswasta
adalah saat dirinya memiliki aset sendiri. Dalam pola pikir wirausaha adalah seorang pembuka
usaha baru dan mandiri. Selain itu, wirausaha juga bisa melihat sejumlah peluang yang bisa
dimanfaatkan untuk mendapatkan profit. Sedangkan, wiraswasta adalah orang yang meneruskan
sebuah konsep yang sudah ada dan bisa menghasilkan profit yang lebih besar.

6
3. Dalam pemahamanmu, seberapa besar pengaruh leadershif terhadap keberhasilan
entrepreneurshif ?
- Jelaskan dan berikan contohnya

Kepemimpinan sangat penting dalam berusaha, karena pemimpin dapat mengarahkan dan
mempengaruhi proses kegiatan wirausaha yang berhubungan dengan tujuan usaha tersebut
dijalankan dan strategi untuk mencapai target dalam usaha tersebut. Contoh kepemimpinan
dalam kewirausahaan, yaitu :

 Keberanian untuk Bertindak (Dare to Act)


 Membangun Tim yang Solid (Build a Solid Team)
 Menjadi Pendengar yang Baik (Eager to Learn)
 Berani Mengambil Risiko.
 Memiliki Seorang Mentor/Pembimbing.
 Pikiran yang Terbuka (Open Minded)
 Memiliki Kepercayaan Diri (Self Confident)

4. Salah satu karakter sikap wirausaha adalah action oriented, apa arti pentingnya, kenapa
demikian ? Jelaskan !
Action oriented merupakan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Action
oriented merupakan seorang yang bukan tipe menunda, wait and see, atau membiarkan sesuatu
(kesempatan) berlalu begitu saja. Dia juga tidak menunggu ketidakpastian pergi dulu baru
berusaha. Dia adalah orang yang ingin segera bertindak sekalipun situasinya tidak pasti
(uncertain). Seorang wirausaha harus lebih memilih melangkah dulu diawal dan
menyempurnakan sambil berjalan dan berusaha. Karena jika diawal sudah ingin langsung
berhasil dan sempurna, maka hal tersebut tidak akan terjadi. Karena bisnis itu selalu mengalami
perubahan untuk menuju target.
5. Dalam wirausaha, setiap person / individu akan selalu berhadapan dengan resiko usaha !
Kenapa demikian, apa risiko usaha ? Jelaskan !
Resiko adalah berupa kejadian, informasi, kerugian atau pekerjaan yang bisa terjadi akibat
keputusan yang kita ambil dalam kehidupan sehari-hari. Dalam wirausaha resiko akan terjadi

7
kapan saja, resiko muncul karena ketidakpastian yang dapat menghalangi pencapaian tujuan atau
sasaran. Contoh resiko dalam usaha, yaitu :

 Resiko Perusahaan adalah risiko yang terjadi dan berdampak terhadap kelangsungan
hidup perusahaan atau saham-saham yang ada di perusahaan.
 Resiko Keuangan adalah risiko yang pada umumnya akan berdampak kepada kerugian
aspek keuangan perusahaan.
 Resiko Permodalan adalah resiko yang timbul akibat kerugian penjualan likuiditas dan
keuangan, yang akan membuat modal usaha Mengalami penurunan secara signifikan.
 Resiko Pasar adalah resiko yang timbul akibat persaingan usaha gaya hidup pelanggan,
perubahan pola persaingan, atau munculnya pesaing baru yang potensial di pasar produk.
 Resiko Operasional adalah resiko yang timbul akibat penyimpangan hasil prediksi. Hal
ini bisa terjadi karena kurang sempurnanya penerapan keputusan, SDM, teknologi,
perubahan sistem inovasi dan mutu.

6. Dalam memilih dan berhasil wirausaha yang sukses perlu kita kenali dulu panggilan jiwa
kita. Tipe orang dominan bidang usaha yang cocok adalah kelompok jenis usaha kreatif.
Kenapa demikian, jelaskan, berikan contoh bisnisnya !

Orang dengan tipe dominan memiliki karakteristik yang tegas, cepat mengambil keputusan,
kadang keras kepala, berbicara apa adanya, memiliki jiwa kepemimpinan, dan menyukai
tantangan. Sikap menyukai tantangan ini dapat dijadikan alasan mengapa orang dominan cocok
dengan usaha yang kreatif, mereka cenderung berfikir dan menciptakan inovasi dan menantang
diri membuka usaha. Contoh bisnisnya, dikalangan modern ini banyak pemuda perempuan yang
suka merawat diri, dan sangat jarang ditemui mereka yang menggunakan bahan-bahan organik
untuk perawatan, suatu inovasi dapat menciptakan masker organik untuk merawat wajah dengan
bahan-bahan sederhana yang sudah di olah dan dikemas secara praktis dan dipasarkan. Itu bisa
saja menjadi sebuah inovasi dan keuntungan bagi wirausaha.

Anda mungkin juga menyukai