Anda di halaman 1dari 39

PROPOSAL PERENCANAAN USAHA UNIT DRIED FRUIT

(BUAH KERING) VARIAN “NANGKA DAN SALAK”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pengampu: Ratna Mega Sari., S.E., M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 8

Triani Evita Andini (4441210043)

Winda Dwi Agustia (4441210048)

Azmi Fatimah Azhara (4441210060)

Novi Riyanti (4441210164)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BANTEN

2023

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum dengan judul “Proposal Perencanaan Usaha Unit Dried


Fruit (Buah Kering) Varian “Nangka Dan Salak” ini disusun sebagai tugas
praktikum pada salah satu syarat mata kuliah studi kelayakan bisnis

Serang, 23 Mei 2023

Menyetujui

Asisten Dosen Praktikum Dosen Mata Kuliah

Nurul Siti Rahayu Ratna Mega Sari, Ir. Hj, M.Si


NIM. 44411190094 NIP. 198708162015042002

KATA PENGANTAR

II
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas proposal laporan
praktikum mengenai “uuu” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas praktikum pada mata kuliah studi
kelayakan bisnis. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Ratna Mega Sari., S.E., M.Si.
selaku dosen mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang penulis tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.

Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini,
supaya nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf sebesar-besarnya.

Serang, 15 Mei 2023

Penulis

DAFTAR ISI

III
DAFTAR ISI

IV
DAFTAR TABEL

V
DAFTAR GAMBAR

VI
VII
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar makanan sehat dan camilan alami terus berkembang dengan
pesat di berbagai belahan masyarakat, karena beberapa masyarakat mulai
semakin sadar dan peduli akan pentingnya pola makan sehat dan mencari
alternatif camilan yang alami dan bergizi di atas kesibukan rutinitas yang
mereka jalani. Rata-rata masyarakat indonesia kurang suka untuk
mengkonsumsi buah buahan segar dikarenakan malas untuk mengupas
buat terus maka dari itu, dalam gaya hidup yang sibuk, camilan sering
menjadi bagian penting dari kebiasaan makan sehari-hari. Buah kering
merupakan alternatif camilan yang sehat dan alami dibandingkan dengan
camilan olahan atau manis yang tinggi gula dan lemak jenuh. Buah kering
dapat memberikan rasa manis alami tanpa tambahan gula yang berlebihan.

Buah kering memiliki permintaan yang kuat baik di pasar domestik


maupun internasional. Masyarakat di berbagai negara mengonsumsi buah
kering sebagai camilan sehari-hari, bahan makanan dalam industri kuliner,
serta sebagai tambahan dalam granola, muesli, kue, dan berbagai produk
lainnya. Potensi ekspor buah kering ke pasar luar negeri juga memberikan
peluang bisnis yang menarik.

Buah kering adalah sumber nutrisi yang kaya. Proses pengeringan


buah mempertahankan kandungan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan
penting yang ada dalam buah segar. Mereka kaya akan serat larut yang
baik untuk pencernaan, vitamin seperti vitamin C dan vitamin A, serta
mineral seperti potasium dan zat besi.

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam berupa berbagai


jenis buah yang dapat dijadikan bahan baku untuk buah kering. Dengan
memanfaatkan keberagaman buah lokal seperti salak dan nangka maka
akan menghasilkan berbagai macam produk buah kering yang menarik dan
beragam, sesuai dengan selera pasar. Sebagai contoh adalah produk yang

1
akan diajukan oleh kelompok dua mata kuliah agribisnis sebagai
perencanaan usaha yaitu “My Dried Fruit”

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:

1. Proposal ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah


Studi Kelayakan Bisnis.
2. Menganalisis kelayakan perencanaan usaha buah kering “My Dried
Fruit” dilihat dari aspek nonfinansial seperti aspek hukum, aspek pasar
dan pemasaran, aspek teknis, aspek lingkungan, dan aspek manajemen
SDM (Sumber Daya Manusia).
3. Menganalisis kelayakan perencanaan usaha buah kering “My Dried
Fruit” dilihat dari aspek finansial.

1.4 Manfaat
Proposal ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi penulis, penelitian ini akan melatih dan menambah kemampuan


penulis dalam merancang sebuah perencanaan usaha dengan
mengembangkan ide serta meningkatkan kemampuan penulis dalam
mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh di perkuliahan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Kelayakan


Studi kelayakan adalah penelitian tentang layak atau tidaknya suatu
bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi
ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan
keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan
manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu Suryana, (2014). Studi
kelayakan juga dapat didefinisikan suatu kegiatan yang mempelajari
secara mendalam tentang kegiatan usaha atau bisnis yang akan dijalankan,
dalam rangka menentukan layak atau tidak layak.
Studi kelayakan adalah suatu ide bisnis atau proyek yang
menyangkut beberapa aspek yaitu aspek hukum, aspek pasar dan
pemasaran, aspek finansial, aspek teknis dan teknologi, aspek lingkungan,
serta aspek manajemen dan SDM yang digunakan untuk mengambil
keputusan bahwa bisnis atau proyek layak dilaksanakan atau tidak.
2.2 Aspek- Aspek Studi Kelayakan Bisnis
Memperoleh kesimpulan yang kuat tentang keputusan
dijalankannya atau tidak sebuah bisnis , maka perlu dilakukan pada
beberapa aspek kelayakan bisnis Suliyanto, (2010):
1. Aspek Hukum
Aspek hukum menganalisis kemampuan pelaku bisnis dalam
memenuhi ketentuan hukum dan perizinan yang diperlukan untuk
menjalankan bisnis di wilayah tertentu.
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran merupakan salah satu aspek yang
paling penting, karena aspek pasar dan pemasaran menentukan hidup
atau tidaknya sebuah perusahaan di dalam industri. Pasar dapat
diartikan sebagai suatu tempat terjadinya proses jual beli antara penjual
dan pembeli untuk barang atau jasa.Sedangkan, pemasaran merupakan
suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok

3
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara
menciptakan serta mempertukarkan produk,baik barang maupun jasa
dan nilai dengan pihak lain.
3. Aspek finansial
Aspek yang digunakan dalam menilai keuangan perusahaan secara
menyuluruh dan merupakan salah satu aspek yang sangat penting
untuk dinilai kelayakannya. Tujuan penilaian aspek finansial adalah
untuk mengetahui prakiraan pendanaan dan aliran kas proyek bisnis
sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya suatu rencana bisnis yag
dimaksud (Sucipto, 2010). Terdapat kriteria yang digunakan untuk
menilai kelayakan suatu proyek :
a. Payback Period
Investasi
PP= ×1 tahun
Kas bersih per tahun
b. Average Rate of Return
Rata−rata EAT
ARR=
Rata−rata investasi
Dimana,
Total EAT
Rata−rata EAT =
Umurekonomis ( n )
investasi
Rata−ratainvestasi=
2
c. Net Present Value
Kas bersih 1 Kas bersih 2 Kas bersih N
NPV = + +....+ −Investasi
(1+r ) (1+r )
2
(1+r )
N

Kesimpulan:
 Jika NPV positif, maka investasi diterima.
 Jika NPV negatif, maka sebaiknya investasi ditolak.

d. Internal Rate Of Return


NPV 1
IRR=ι+ × ( ι 2−ι2 )
NPV 1 −NPV 2
Atau

4
Tingkat bunga2−Tingkat bunga1
IRR=(Tingkat bunga1 × NPV 1 )×
NPV 2−NPV 1
Kesimpulan:
 Jika IRR > bunga pinjaman, maka diterima.
 Jika IRR < bunga pinjaman, maka ditolak.

4. Aspek Teknis
Penentu analisis kelayakan aspek teknis adalah hal-hal yang
berhubungan dengan kebutuhan teknis proyek baik dalam bentuk barang
maupun jasa (fisik maupun non fisik). Menurut Kasmir dan Jakfar (2009),
dalam aspek teknis ada beberapa indikator yang harus diperhatikan.
indikator tersebut yaitu penentuan lokasi, luas produksi, tata letak,
penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya baik teknologi
maupun pengadaan bahan baku.
a. Penentuan lokasi
Pemilihan lokasi sangat penting bagi perusahaan untuk
mengantisipasi kesalahan dalam menganalisis pembiayaan yang
akan dikeluarkan. Dalam memilih lokasi atau penentuan lokasi
bergantung pada jenis usaha atau investasi yang akan dijalankan.
Terdapat 4 penentuan lokasi yang harus dipertimbangkan, yaitu
lokasi untuk kantor pusat, lokasi untuk pabrik, lokasi untuk
gudang, dan kantor cabang.

b. Luas produksi
Penentuan lokasi produksi berkaitan dengan seberapa
banyak produksi yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu
dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang di
miliki serta biaya yang efisien.

5
c. Penggunaan Teknologi
Pemilihan teknologi yang akan digunakan dalam proses
produksi baik untuk barang atau jasa hendaknya disesuaikan
dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang. Dengan
demikian, kemajuan teknologi diharapkan dapat dijadikan proses
produksi akan menjadi lebih efisien yang sekaligus dapat
menghasilkan produktivitas yang tinggi. Teknologi yang digunakan
selayaknya harus disesuaikan dengan lingkungan internal maupun
eksternal perusahaan.
5. Aspek Lingkungan
Aspek Lingkungan Aspek lingkungan menganalisis kesesuaian
lingkungan sekitar (lingkungan operasional, lingkungan dekat, dan
lingkungan jauh) dengan ide bisnis yang akan dijalankan. Dalam aspek
ini dampak bisnis bagi lingkungan juga dianalisis.
6. Aspek Manajemen dan SDM
Aspek manajemen dan sumber daya manusia menganalisis
tahaptahap pelaksanaan bisnis dan kesiapan tenaga kerja, baik tenaga
kerja kasar maupun tenaga kerja terampil yang diperlukan untuk

2.3 Buah Kering


Buah kering adalah buah-buahan yang telah mengalami proses
pengeringan untuk menghilangkan sebagian atau seluruh air di dalamnya.
Proses ini dapat dilakukan secara alami dengan membiarkan buah terkena
sinar matahari atau menggunakan alat pengering, seperti oven atau
dehidrator. Tujuan dari pengeringan buah adalah untuk memperpanjang
masa simpan buah, mengurangi beratnya, dan mempertahankan sebagian
besar nutrisi yang terkandung di dalamnya. Istilah "buah kering"
mencakup berbagai metode pemrosesan yang berbeda. Buah-buahan
kering tradisional dan konvensional seperti kurma, buah ara, plum, kismis,
aprikot, apel dan pir tidak mengandung gula atau jus tambahan dan
dibentuk dengan menghilangkan air. WHO mengklasifikasikan buah-
buahan kering tradisional sebagai “buah”, dan seperti buah segar,

6
kandungan gulanya tidak didefinisikan sebagai “gula bebas” jadi sangat
aman untuk dikonsumsi (WHO2015; Swan et al.2018).

Beberapa jenis buah-buahan kering berwarna lebih cerah


dibandingkan dengan buah-buahan alami yang dijemur, karena mungkin
ditambahkan sulfur dioksida. Jenis buah kering lainnya termasuk buah
"permen" seperti nanas dan pepaya, yang memiliki kandungan gula
tambahan yang tinggi tetapi tidak harus diberi label seperti itu.

Camilan olahan buah kering mungkin mengandung gula tambahan,


atau dibuat dari buah yang dimaserasi atau dihaluskan yang kemudian
dikeringkan. Ada sejumlah alasan untuk menambahkan gula dan atau sirup
gula ke buah kering. Dalam beberapa kasus, ini meningkatkan kelezatan
dengan menambahkan rasa manis (misalnya cranberry), sedangkan
penambahan buah kering yang sudah dimaniskan membantu buah tetap
lunak sepanjang umur simpannya sejak diproduksi.

2.4 Pemanfaatan Buah Lokal


Pemanfaatan buah lokal Indonesia dalam pembuatan buah kering
adalah langkah yang baik untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya
alam Indonesia dan menciptakan produk bernilai tambah. Seperti contoh
Pemanfaatan buah-buahan lokal seperti nangka dan salak sebagai bahan
baku produksi buah kering.

Nangka dan salak adalah buah-buahan yang tumbuh melimpah di


banyak daerah di Indonesia. Memanfaatkan buah-buahan lokal ini sebagai
bahan baku utama untuk produksi buah kering dapat memastikan
ketersediaan yang konsisten dan harga yang lebih terjangkau, karena
mudah diperoleh dan jumlah pasokannya langsung dari petani lokal.

Nangka dan salak memiliki rasa yang khas dan karakteristik


organoleptik yang menarik. Mentransformasikan buah-buahan ini menjadi
buah kering dapat memberikan nilai tambah dan menawarkan variasi
produk yang menarik bagi konsumen. Anda dapat mengembangkan
produk buah kering nangka dan salak dengan berbagai varian rasa atau

7
mengkombinasikannya dengan bahan-bahan lain untuk menciptakan
produk yang unik dan menggugah selera.

Dengan menggunakan buah-buahan lokal, produksi buah kering


nangka dan salak bisa dikenalkan sebagai produk khas daerah. Hal ini
dapat menarik minat konsumen lokal yang mencari produk yang autentik
dan berhubungan dengan warisan budaya setempat. Selain itu, buah kering
nangka dan salak juga memiliki potensi ekspor ke pasar internasional,
terutama untuk negara-negara yang mungkin tidak memiliki akses mudah
ke buah-buahan tersebut. Dengan memanfaatkan buah-buahan lokal, bisnis
buah kering Anda dapat memberikan dampak positif bagi petani lokal dan
masyarakat sekitar. Anda dapat membangun kemitraan dengan petani
lokal, mendukung ekonomi lokal, serta mempromosikan pertanian
berkelanjutan dan keberlanjutan.

2.5 Strategi Pemasaran


Strategi dalam pemasaran merupakan pondasi awal untuk
perusahaan dalam mengembangkan perusahaan. Tull dan Kahle dalam
Tjiptono (2008:6) mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat
fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
menggembangkan keunggulan bersaingnya. Lamb, Hair dan Mc.Daniel
(2001:36) menjelaskan perencanaan pemasaran adalah proses
mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi di masa datang dan
menentukan strategi yang harus digunakan untuk mencapai sasaran
organisasi di masa depan.

2.6 Segmentasi Pasar


Market segmentation membantu perusahaan untuk memilih dan
mengembangkan produk pada target segmen konsumen yang akan
dimasuki, selain itu membantu perusahaan untuk lebih terfokus dan juga
memaksimalkan keuntungan. “Segmentasi global marketing adalah proses
identifikasi segmen-segmen spesifik, baik dalam bentuk kumpulan-
kumpulan negara atau individu konsumen dari para pelanggan

8
potensialdengan atribut-atribur homogen yang kemungkinan dari para
pelanggan memperlihatkan respon serupa terhadap bauran pemasaran
sebuah perusahaan” (Hasan dan Katsanis dalam Kristanto, 2011:92)

9
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Usaha buah kering akan bertempatkan ruko lokasi tepatnya berada
di daerah Sumurpecung, Kota Serang, Provinsi Banten, dan perencanaan
usaha ini dilaksanakan pada bulan Mei 2023 dengan melangsungkan
kegiatan praktikum pada hari minggu dengan mengolah data perencanaan
biaya investasi, variabel dan tetap berlangsung di Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Pemmbuatan Perencanaan Usaha
Hal yang harus diperhatikan untuk membangun
perencanaan usaha buah kering adalah dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Hukum dan persetujuan
Diperlukannya legalitas dan persetujuan dan mendaftarkan
perencanaan usaha buah kering “My Dried Fruit” kepada Majelis
Ulama Indonesia untuk pemberian legalitas halal.
b. Lisensi
Diperlukannya izin usaha dari pemerintah daerah setempat dengan
mengurus surat izin usaha dan setelah di dapatkannya izin maka
yang harus dilakukan adalah mencari pemasok buah nangka dan
salak, membeli bahan kemasan dan label, melakukan pengemasan
dan dipasarkan.
c. Rencana Bisnis
Dengan adanya pembuatan rencana bisnis maka akan membantu
untuk menentukan biaya awal, mengidentifikasi target pasar, dan
menetapkan sasaran untuk bisnis serta dapat diketahui bahwa usaha
ini layak atau tidak jika dilaksanakan.
d. Kontrol Kualitas
Pengontrolan kualitas berfungsi untuk memnuhi standar produk
agar berkualitas tinggi bisa dimulai dari:

10
1. Mencari buah segar dan matang dari pemasok terkemuka.
2. Pengsortiran dan buang bagian yang rusak atau terlalu matang.
3. Pencucian buah harus dilakukan sampai bersih dan dikeringkan
sepenuhnya sebelum dikemas untuk dijual.
4. Simpan buah kering di tempat yang sejuk dan gelap agar tidak
mengering atau berubah warna.
3.2.2 Memulai Usaha

Dengan adanya planning untuk memulai usaha dan analisis


perhitungan yang dilakukan maka usaha dapat dimulai dengan
menetukan target pasar dan melakukan pemasaran.

Pada tahun permulaannya diperlukannya uji coba produksi


hingga dihasilkan produk buah kering varian nangka dan salak
terbaik. Tes pasar (untuk mengetahui respon konsumen terhadap
rasa, harga dan tampilan produk) dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut

1. Promosi produk
2. Persiapan lokasi dan fasilitas pabrik
3. Persiapan tenaga kerja
Ketika usaha sudah berjalan 1 tahun maka diperlukannya
suatu perubahan agar usaha berkembang dengan cara:
1. Produksi 80% dari kapasitas produksi
2. Promosi
3. Perbaikan desain kemasan
4. Peningkatan produksi 10%
5. Pengembangan produk (diversifikasi jenis dan rasa)
3.2.3 Persiapan Usaha

Persiapan usaha dapat dilakukan dengan mempersiapkan alat


dan bahan sebagai berikut:

b. Alat
1. Keranjang

11
2. Pisau
3. Kompor Gas
4. Tabung Gas
5. Regulator Gas
6. Timbangan
7. Mesin Vacum Frying
8. Mesin Peniris Minyak
c. Bahan
1. Buah Salak
2. Buah Nangka
3. Kemasan Produk
4. Minyak Sawit
5. Gas LPG
6. Sabun Cuci
7. Bubble Wrap
Setelah menyiapkan alat dan bahan maka proses persiapan
selanjutnya adalah dengan proses pembuatan sebagai berikut:
1. Pertama, kupas buah nangka dan bersihkan kulitnya beserta
jeraminya, belah daging buah, kemudian pisahkan buah dari
bijinya lalu potong ujung-ujungnya.
2. Cuci bersih buah nangka lalu tiriskan sampai benar-benar
kering. Untuk mendapatkan hasil yang sedikit mengembang
sebaiknya buah nangka yang telah dicuci dijemur dulu selama
kurang lebih 5 jam.
3. Kemudian Masukkan ke dalam mesin vacum frying (mesin
penggoreng hampa udara) dengan minyak yang dipanaskan
dalam suhu yang rendah tidak melebihi 90° Celcius.
4. Goreng sampai matang dan buih pada minyak semakin
mengecil atau berkurang, angkat lalu tiriskan. Atau dapat
menggunakan mesin peniris minyak, agar buah nangka tidak
mudah tengik dan basi.

12
5. Simpan buah kering nangka ke dalam tempat atau wadah
plastik yang kedap udara supaya rasa renyah dan gurihnya
tahan lama.

Untuk varian buah salak dilakukan dengan cara yang sama, dan
itulah beberapa hal yang harus dilakukan untuk persiapan usaha
buah kering “My Dried Fruit”.

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Usaha


Usaha buah kering “My Dried Fruit ” adalah kegiatan produksi,
pengolahan, dan pemasaran buah-buahan yang telah mengalami proses
pengeringan untuk menghilangkan sebagian atau seluruh air di dalamnya.
Buah kering memiliki tekstur yang lebih kenyal atau kering daripada buah
segar.

Usaha buah kering dimulai dengan memilih buah-buahan nangka


dan salak segar yang berkualitas tinggi. Buah yang dipilih harus matang
sempurna, bebas dari kerusakan atau cacat yang signifikan, dan sesuai
dengan standar kualitas yang ditetapkan. Setelah buah dipilih, mereka
harus diproses untuk menghilangkan kelembapan di dalamnya. Proses
pengeringan dapat dilakukan dengan metode alami, seperti pengeringan di
bawah sinar matahari, atau menggunakan mesin pengering yang
mengontrol suhu, aliran udara, dan kelembapan. Tujuan dari tahap ini
adalah untuk mengurangi kadar air dalam buah hingga mencapai tingkat
kelembapan yang diinginkan. Setelah pengeringan, buah kering dapat
mengalami pemrosesan lanjutan, seperti pemotongan, pemisahan biji, atau
pemisahan kulit, sesuai dengan jenis buah yang diolah. Pemrosesan ini
bertujuan untuk mendapatkan produk buah kering dengan bentuk dan
ukuran yang diinginkan. Produk buah kering kemudian dikemas dengan
baik untuk mempertahankan kualitas dan kesegarannya. Kemasan yang
tepat melindungi buah kering dari kelembapan, cahaya, dan kerusakan
fisik. Setelah dikemas, buah kering dapat disimpan dalam kondisi yang
tepat untuk mempertahankan kualitasnya, seperti tempat yang kering,
sejuk, dan terlindung dari serangga atau hama.

Produk buah kering siap untuk dipasarkan dan didistribusikan ke


konsumen. Pemasaran dapat dilakukan melalui berbagai saluran, seperti
toko-toko makanan, supermarket, pasar tradisional, atau melalui platform
online. Promosi yang efektif dan strategi pemasaran yang baik dapat

14
membantu memperluas pangsa pasar dan meningkatkan kesadaran
konsumen tentang produk buah kering yang ditawarkan.

Dalam menjalankan usaha buah kering, penting untuk


memperhatikan faktor kualitas produk, kebersihan dan keamanan pangan,
pemenuhan standar perizinan dan regulasi yang berlaku, serta
memperhatikan permintaan dan preferensi pasar. Usaha buah kering dapat
memberikan peluang yang baik dalam industri makanan dan minuman,
terutama karena permintaan yang terus meningkat untuk camilan sehat dan
produk makanan fungsional.

4.2 Aspek Hukum


Perencanaan dari segi aspek harus dipastikan bahwa harus relevan
dengan hukum yang berlaku yaitu:

a. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu,


dan Gizi Pangan Olahan: Peraturan ini mengatur tentang persyaratan
keamanan, mutu, dan gizi bagi pangan olahan, termasuk buah kering.
Dalam studi kelayakan bisnis, dan dipastikan bahwa produk buah
kering nangka dan salak “My Dried Fruit” memenuhi standar
keamanan dan mutu yang ditetapkan karena tidak memakai bahan
pengawet dn pewarna makanan berbahaya.
b. Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan (UU Pangan):
Undang-Undang ini mengatur mengenai pangan secara umum di
Indonesia. UU Pangan memberikan dasar hukum untuk kualitas dan
keamanan pangan, termasuk buah kering nangka dan salak. Standar
sanitasi dan keamanan pangan pada buah nangnka dan salak sangatlah
terjamin karena bukanlah buah-buahan yang beracun
c. Terdapat perencanaan surat izin usaha dan membuat sertifikasi halal
untuk produk buah kering nangka dan salak “My Dried Fruit” dengan
total biaya nya untuk sertifikasi halal sebesar Rp 300.000 dan surat izin
usahanya adalah Rp 1.200.000

15
4.3 Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dalam produk buah kering “My Dried Fruit” meliputi
berbagai hal sebagai berikut:

4.3.1 Segmentasi (Segmentation)


Segmentasi pasar yang berpotensi untuk membeli
produk buah kering adalah konsumen yang mencari
camilan sehat, seperti anak-anak, atlet, atau kelompok
khusus lainnya
4.3.2 Target (Targetting)
Dengan memahami tren yang beredar di masyaraat
yaitu pergeseran gaya hidup yang mengarah pada konsumsi
camilan sehat dan alternatif yang lebih baik dibandingkan
makanan ringan tradisional maka permintaan produksi buah
kering ramai peminat karena ini merupakan makanan
fungsional untuk mereka yang memiliki gaya hidup yang
mengutamakan kesehatan.
4.3.3 Posisition (Posisi)

Produk buah kering “My Dried Fruit” adalah


produk yang sehat dan aman di konsmusi dan
mmeposisikan produknya sebagai camilan sehat yang kaya
nutrisi

4.3.4 Analisis Pesaing

Pembeda produk kami dengan pesaing diantaranya


adalah tidak memakai bahan pengawet dan pewarna di jual
dengan harga yang relaif murah yaitu untuk 250gr varian
salak dijual dengan harga Rp 15.000 dan untuk varian
nangka 250 gram dijual dengan harga Rp 10.000 maka dari
itu produk ini bisa bersaing dengan produk makanan
serpua.

16
Selanjutnya adalah aspek pemasaran dalam perencanaan usaha buah
kering “My Dried Fruit” terdiri dari:

a. Produk (Product)
Produk “My Dried Fruit” terdapat dua jenis buah yaitu buah nangka
dan buah salak yang olahan buah kering ini tidak memakai bahan
pengawet dan pewarna sehingga konsumen bisa menikmatinya dengan
aman, sehat dan bergizi.
b. Harga (Price)
Lokasi usaha ini berada di rumah sewa yang terletak di
Sumurpecung. Lokasi ini dikatakan strategis sebagai tempat usaha
pengolahan dan sebagai toko penjualan karena jarak tempat
pengambilan bahan baku, yakni buah yang didapat tidak jauh dari
tempat usaha
c. Tempat (Place)
Lokasi usaha ini berada di rumah sewa yang terletak di
Sumurpecung. Lokasi ini dikatakan strategis sebagai tempat usaha
pengolahan karena jarak tempat pengambilan bahan baku, yakni buah
yang didapat tidak jauh dari tempat usaha
d. Promosi (Promotion)
Sarana promosi yang kami gunakan dalam mempromosikan “My
Driet Fruit”, dengan sarana promosi yaitu periklanan melalui sosial
media instagram, promosi lainnya yaitu dengan bantuan social media
instagram @infoserang, dan memperkenalkan produk dari mulut ke
mulut tentunya.

17
4.4 Aspek Finansial
Analisis finansial bertujuan untuk melihat sejauh mana rancangan
pelaksanaan Usaha Unit Dried Fruit (Buah Kering) Varian Nangka dan
Salak dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan dengan
menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C
dan Payback Period. Untuk menganalisis kriteria tersebut digunakan arus
kas (cashflow). Selain itu juga akan dilakukan analisis laba rugi.
Analisis laba rugi diperhitungkan untuk menghasilkan komponen
pajak yang merupakan faktor pengurangan dalam cashflow perusahaan.
Setelah diketahui besarnya pajak yang harus dibayarkan, maka dilakukan
penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Adapun
analisis sensitivitas dengan perhitungan switching value dilakukan untuk
mencari batas maksimal suatu perubahan, dimana batas usaha tersebut
masih dapat dikatakan layak untuk dijalankan.
4.4.1 Biaya Investasi
Biaya investasi pada Usaha Unit Dried Fruit (Buah Kering)
Varian Nangka dan Salak dikeluarkan pada tahun pertama.
Besarnya biaya investasi yang dikeluarkan pada tahun pertama
usaha ini adalah 22.320.000,00 rupiah. Biaya investasi yang
dikeluarkan oleh Usaha Unit Dried Fruit (Buah Kering) Varian
“Nangka dan Salak dapat dilihat pada Tabel.
1. Keranjang
Keranjang digunakan untuk menambung bahan baku yang
akan diproduksi. Keranjang yang dibutuhkan dalam proses
produksi berjumlah 4 unit dengan harga Rp. 20.000,00 per
unitnya. Maka untuk pembelian 4 buah unit keranjang adalah
sebesar Rp. 80.000,00. Umur ekonomis keranjang pada
umumnya adalah 36 bulan atau 3 tahun.

18
2. Pisau
Pisau digunakan untuk memotong bahan baku berupa buah
nangka dan salak yang akan di produksi. Jumlah pisau yang
dibutuhkan dalam proses produksi ini adalah sebanyak 4 unit
dengan harga Rp. 15.000,00 per unitnya. Dan untuk pembelian
4 unit pisau adalah sebesar Rp. 60.000,00. Umur ekonomis
pisau pada umumnya adalah selama tahun atau 36 bulan.
3. Kompor Gas
Kompor Gas digunakan untuk memasak bahan baku berupa
buah nangka dan salak yang dimasukan kedalam mesin Vacum
Frying. Kompor gas yang dibutuhkan dalam proses produksi
ini sebanyak 1 unit dengan harga Rp. 150.000,00. Memiliki
umur ekonomis selama 5 tahun.
4. Tabung Gas
Tabung gas digunakan sebagai sumber energy untuk
menghidupkan kompor gas. Tabung gas yang dibutuhkan
dalam proses produksi sebanyak satu unit dengan harga Rp.
100.000,00. Dan umur ekonomis selama 10 tahun.
5. Regulator gas
Regulator gas digunakan untuk menghubungkan gas
dengan kompor. Regulator gas yang dibutuhkan dalam proses
produksi sebanyak satu unit dengan harga Rp. 70.000,00 dan
masa ekonomis selama 2 tahun.
6. Timbangan
Timbangan digunakan untuk mengukur berat kemasan
produk yang akan dipasarkan. Pada produksi ini ada 2 unit
yang dibutuhkan dengan harga per unit sebesar Rp. 120.000,00.
Maka untuk 2 unit sebesar Rp. 240.000. Dan umur ekonomis
sebesar 5 tahun.

19
7. Mesin Vacum Frying
Mesin Vacum Frying adalah mesin utama untuk produksi
produk buah kering. Dibutuhkan 1 unit mesin dalam produksi
ini dengan harga Rp. 14.100.000,00 dan masa ekonomis selama
10 tahun.
8. Mesin Peniris Minyak
Mesin Peniris Minyak digunakan untuk meniriskan minyak
pada produk yang sudah dimassukan pada mesin Mesin Vacum
Frying. Dibutuhkan 1 unit mesin dengan harga Rp.
1.520.000,00 dan masa ekonomis selama 10 tahun.
9. Biaya Instalasi Air
Biaya Instalasi Air dibutuhkan untuk mengalirkan air untuk
keberlangsungan proses produksi. Dipasang sebanyak satu unit
dengan harga Rp. 3.000.000,00 dan umur ekonomis selama 10
tahun.
10. Biaya Instalasi Listrik
Biaya Instalasi Listrik dibutuhkan untuk mengaliri listrik
untuk keberlangsungan proses produksi. Dipasang satu unit
dengan harga 1.500.000 selama setahun dan masa ekonomis
selama 20 tahun.
11. Biaya Sertifikat Halal
Biaya Sertifikat Halal dibuat untuk melabeli produk dengan
sertifikat halal agar bisa dipasarkan. Dibuat satu buah dengan
biaya sebesar Rp.300.000,00 dan masa ekonomis selama 10
tahun.
12. Biaya Perizinan Usaha
Biaya Perizinan Usaha dibuat sebagai syarat mendirikan
suatu usaha. Dibuat satu buah dengan biaya sebesar Rp.
1.200.000,00 dan umur ekonomis selama 5 tahun.
4.4.2 Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produksi yang digunakan untuk setiap proses

20
produksi selama kegiatan usaha. Biaya operasional pada kegiatan
usaha budidaya bunga telang Bumi Teduh terdiri dari dua
komponen utama yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
4.4.3 Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh
oleh perkembangan jumlah produksi atau penjualan dalam satu
tahun. Biaya tetap yang dikeluarkan pada Usaha Unit Dried Fruit
(Buah Kering) Varian Nangka dan Salak meliputi biaya gaji,
pemotong buah, listrik, air, kendaraan, peralatan, transportasi,
pajak bumi dan bangunan. Biaya tetap perbulan sebesar Rp.
4.207.000,00 dan pertahun sebesar Rp. 50.484.000,00. Biaya Tetap
Usaha Unit Dried Fruit (Buah Kering) Varian Nangka dan Salak
dapat dilihat pada Tabel..
1. Gaji Tenaga Kerja Pemotong Buah
Tenaga kerja yang dibutuhkan pada produksi ini adalah 4
orang pendiri dan 1 orang pegawai. Untuk rencana awal hanya
satu pegawai dengan gaji sebesar Rp. 2.000.000 per bulannya.
Dalam setahun mengeluarkan sebanyak Rp. 24.000.000,00
untuk gaji tenaga kerja.
2. Biaya Air dan Listrik
Biaya Air dan Listrik dikeluarkan setiap bulan sebesar Rp.
1.000.000,00 untuk keperluan produksi. Yang berarti
pertahunnya sebesar Rp. 12.000.000,00.
3. Biaya Pulsa dan Kuota
Biaya ini diperlukan untuk keperluan pemasaran secara
online. Dikeluarkan setiap bulan sebesar Rp. 100.000,00 dan
Rp. 1.200.000,00 per tahun.
4. Pajak Kendaraan
Pajak kendaraan berupa motor untuk keperluan akomodasi
dan pendistribusian barang. Pajak perbulan sebesar Rp.
17.000,00 dan Rp 204.000,00 pertahunnya.

21
5. BBM
BBM untuk kendaraan motor untuk keperluan akomodasi
dan pendistribusian bahan baku maupun hasil produksi.
Sebanyak 4 liter dalam sebulan yaitu sebesar Rp.10.000,00
perliter dan Rp. 40.000,00 tiap bulannya yang berarti Rp.
480.000,00 pertahun.
6. Service Kendaraan
Diperlukan untuk tetap menjaga keadaan kendaraan yang
dipakai untuk keperluan pendistribusian dan akomodasi.
Dikeluarkan setiap bulan sebesar Rp.50.000,00 dan Rp.
600.000,00 pertahunnya.
7. Sewa Tempat
Tempat adalah salah satu hal terpenting dalam proses
produksi. Sewa tempat berupa satu rumah dan biaya
perbulannya sebesar Rp. 1.000.000,00 dan Rp. 12.000.000,00
pertahunnya.
4.4.4 Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang besar kecilnya
tergantung pada perkembangan produksi atau penjualan. Biaya
variabel yang dikeluarkan untuk Usaha Unit Dried Fruit (Buah
Kering) Varian Nangka dan Salak, antara lain bahan baku buah,
kemasan, gas, sabun cuci, bubble wrap, minyak sawit. Biaya
variable perbulan sebesar Rp. 4.400.000,00 dan pertahun sebesar
Rp. 52.800.000,00. Rincian Biaya variabel pada Usaha Unit Dried
Fruit (Buah Kering) Varian Nangka dan Salak usaha dapat dilihat
pada Tabel…
1. Buah Salak
Buah salak menjadi bahan baku utama untuk pembuatan
produk buah kering. Pembelian sebanyak 120 kg dalam sebulan
dengan harga perkilo sebesar Rp. 12.000,00 dan Rp.
1.440.000,00 perbulan. Untuk pengeluaran pertahun dia ngka
Rp. 17.280.000,00.

22
2. Buah Nangka
Buah nangka juga salah satu bahan baku utama dalam
produk ini. Pembelian dengan jumlah sebanyak 120 kg dengan
harga per kilo sebesar Rp. 10.000,00 dan Rp. 1.200.000
perbulannya. Pengeluaran pertahun sebesar Rp. 14.400.000,00.
3. Kemasan
Kemasan digunakan untuk mengemas produk. Ukuran
kemasan seberat 250 gram perkemasan. Dibutuhkan 1000 pcs
kemasan dengan Harga satu kemasannya adalah Rp.1000,00
dan perbulan sebesar Rp. 1000.000,00 serta pengeluaran
setahun sebesar Rp. 12.000.000,00.
4. Gas LPJ
Pengisian gas LPJ dilakukan setiap bulannya sebanyak 4
kali dengan harga Rp. 22.000,00 per unit gas. Per bulan
mengeluarkan Rp.88.000,00 dan Rp. 1.056.000,00 per tahun.
5. Sabun Cuci
Diperlukan untuk membersihkan peralatan produksi.
Sebulan memerlukan sebanyak 700 ml sabun dengan harga Rp.
12.000,00. Dan setahun sebanyak Rp. 144.000,00.
6. Bubblewrap
Digunakan untuk proteksi produk apabila dipassarkan
secara online dan dikirim melalui jasa kurir. Diperlukan
sebanyak 2 roll dengan harga per roll Rp.150.000,00. Sebulan
sebesar Rp. 300.000,00 dan Rp. 3.600.000,00 pertahun
7. Minyak Sawit
Digunakan untuk proses penggorengan. Sebanyak 20 Liter
dengan harga Rp. 18.000,00 perliter dan Rp. 360.000,00 per
bulannya. Pengeluaran pertahun sebesar Rp. 4.320.000,00.
4.4.5 Biaya Penyusutan

23
Biaya penyusutan adalah bagian dari aset tetap yang dianggap
telah “dikonsumsi” selama periode berjalan. Tujuannya adalah
untuk mengurangi nilai aset yang tercatat secara bertahap.
Transaksi pencatatan biaya penyusutan merupakan jenis transaksi
pencatatan non tunai alias tidak ada arus kas yang keluar. Total
biaya penyusutan perbulan sebesar Rp. 200.972.22,00 dan pertahun
sebesar Rp. 2.376.666.67.
1. Keranjang
Nilai beli keranjang adalan sebesar Rp. 80.000,00 dengan
umur ekonomis 36 bulan dan penyusutan per bulan yaitu
sebesar Rp. 2.222,22. Sedangakan umur ekonomis pertahun
sebesar 3 serta nilai penyusutan tahunnya sebesar Rp
26.666,67.
2. Pisau
Nilai beli pisau adalan sebesar Rp. 60.000,00 dengan umur
ekonomis 36 bulan dan penyusutan per bulan yaitu sebesar Rp.
1.666,67. Sedangakan umur ekonomis pertahun sebesar 3 serta
nilai penyusutan tahunnya sebesar Rp 20.000,00
3. Kompor gas
Nilai beli kompor gas adalan sebesar Rp. 150.000,00
dengan umur ekonomis 60 bulan dan penyusutan per bulan
yaitu sebesar Rp. 2.500,00. Sedangakan umur ekonomis
pertahun sebesar 5 serta nilai penyusutan tahunnya sebesar Rp
30.000,00.
4. Tabung gas
Nilai beli tabung gas adalan sebesar Rp. 100.000,00 dengan
umur ekonomis 120 bulan dan penyusutan per bulan yaitu
sebesar Rp 833,33. Sedangakan umur ekonomis pertahun
sebesar 10 serta nilai penyusutan tahunnya sebesar Rp
10.000,00.
5. Regulator gas

24
Nilai beli regulator gas adalan sebesar Rp. 70.000,00
dengan umur ekonomis 24 bulan dan penyusutan per bulan
yaitu sebesar Rp. 5.833,33 Sedangakan umur ekonomis
pertahun sebesar 2 serta nilai penyusutan tahunnya sebesar Rp
35.000,00.

6. Timbangan
Nilai beli timbangan adalah sebesar Rp. 240.000,00 dengan
umur ekonomis 60 bulan dan penyusutan per bulan yaitu
sebesar Rp. 4.000,00 Sedangakan umur ekonomis pertahun
sebesar 5 serta nilai penyusutan tahunnya sebesar Rp
48.000,00.
7. Mesin Vacum Frying
Nilai beli Mesin Vacum Frying adalah sebesar Rp.
14.100.000,00 dengan umur ekonomis 120 bulan dan
penyusutan per bulan yaitu sebesar Rp. 117.500,00 Sedangakan
umur ekonomis pertahun sebesar 10 serta nilai penyusutan
tahunnya sebesar Rp 1.410.000,00.
8. Mesin Peniris Minyak
Nilai beli Mesin Peniris Minyak adalah sebesar Rp.
1.520.000,00 dengan umur ekonomis 120 bulan dan
penyusutan per bulan yaitu sebesar Rp. 12.666,67 Sedangakan
umur ekonomis pertahun sebesar 10 serta nilai penyusutan
tahunnya sebesar Rp 152.000,00.
9. Biaya Instalasi Air
Nilai beli Biaya Instalasi Air adalah sebesar Rp.
3.000.000,00 dengan umur ekonomis 120 bulan dan
penyusutan per bulan yaitu sebesar Rp. 25.000,00 Sedangakan
umur ekonomis pertahun sebesar 10 serta nilai penyusutan
tahunnya sebesar Rp 300.000,00.
10. .Biaya Instalasi Listrik

25
Nilai beli Biaya Instalasi Listrik adalah sebesar Rp.
1.500.000,00 dengan umur ekonomis 240 bulan dan
penyusutan per bulan yaitu sebesar Rp. 6.250,00 Sedangakan
umur ekonomis pertahun sebesar 20 serta nilai penyusutan
tahunnya sebesar Rp 75.000,00.
11. Biaya Sertifikasi Halal
Nilai beli Biaya Sertifikasi Halal adalah sebesar Rp.
300.000,00 dengan umur ekonomis 120 bulan dan penyusutan
per bulan yaitu sebesar Rp. 2.500,00 Sedangakan umur
ekonomis pertahun sebesar 10 serta nilai penyusutan tahunnya
sebesar Rp 30.000,00.
12. Biaya Perizinan Usaha
Nilai beli Biaya Perizinan Usaha adalah sebesar Rp.
1.200.000,00 dengan umur ekonomis 60 bulan dan penyusutan
per bulan yaitu sebesar Rp. 20.000,00 Sedangakan umur
ekonomis pertahun sebesar 5 serta nilai penyusutan tahunnya
sebesar Rp 240.000,00.
SKEMA JUMLAH PRODUK
Harga jual produk salak kering Rp. 12.000/pcs
Nangka kering Rp. 10.000/pcs
 Tahun ke-1
Jumlah pertama produk terjual 7200 pcs. Dengan
pemasukkan sebesar Rp.79.200.000,00. Penambahan
sebanyak 7200 pcs dan pengeluaran sebesar Rp.
19.800.000,00.
 Tahun ke-2
Jumlah kedua produk terjual 10.000 pcs. Dengan
pemasukkan sebesar Rp.110.000.000,00. Penambahan
sebanyak 10.000 pcs dan pengeluaran sebesar Rp.
27.500.000,00.
 Tahun ke-3

26
Jumlah ketiga produk terjual 14.400 pcs. Dengan
pemasukkan sebesar Rp.158.400.000,00. Penambahan
sebanyak 14.400 pcs dan pengeluaran sebesar Rp.
39.600.000,00.
 Tahun ke-4
Jumlah keempat produk terjual 18.000 pcs. Dengan
pemasukkan sebesar Rp.198.000.000,00. Penambahan
sebanyak 18.000 pcs dan pengeluaran sebesar Rp.
49.500.000,00.
 Tahun ke-5
Jumlah kelima produk terjual 20.000 pcs. Dengan
pemasukkan sebesar Rp.220.000.000,00. Penambahan
sebanyak 20.000 pcs dan pengeluaran sebesar Rp.
55.000.000,00.
4.4.6 Laporan Laba Rugi
Total penerimaan di tahun pertama sebesar Rp. 79.200.000,00
dan pengeluaran sebesar Rp. 19.800.000,00. Total biaya
pengeluaran di tahun pertama (biaya tetap+biaya variable+biaya
penyusutan) sebesar Rp. 105.660.666,67. Laba kotor sebelum
Bungan yaitu minus Rp. 26.460.666,67. Dengan Bungan interest
12% sebesar Rp. 0,- dan laba sebelum pajak sebesar minus Rp.
26.460.666,67. Pajak yang dipakai sebesar 5% yaitu 3.960.000,00.
Laba bersih yang di dapat sebesar minus Rp. 30.420.666,67.
Total penerimaan di tahun kedua sebesar Rp. 110.000.000,00
dan pengeluaran sebesar Rp. 27.500.000,00. Total biaya
pengeluaran di tahun pertama (biaya tetap+biaya variable+biaya
penyusutan) sebesar Rp. 123.260.666,67. Laba kotor sebelum
Bungan yaitu minus Rp. 13.260.666,67. Dengan Bungan interest
12% sebesar Rp. 0,- dan laba sebelum pajak sebesar minus Rp.
13.260.666,67. Pajak yang dipakai sebesar 5% yaitu. 5.500.000,00.
Laba bersih yang di dapat sebesar minus Rp. 18.760.666,67.

27
Total penerimaan di tahun ketiga sebesar Rp.
158.400.000,00 dan pengeluaran sebesar Rp. 39.600.000,00. Total
biaya pengeluaran di tahun pertama (biaya tetap+biaya
variable+biaya penyusutan) sebesar Rp. 123.260.666,67. Laba
kotor sebelum Bungan yaitu Rp. 35.139.333,33. Dengan Bungan
interest 12% sebesar Rp. 0,- dan laba sebelum pajak sebesar Rp. .
35.139.333,33. Pajak yang dipakai sebesar 5% yaitu. 7.920.000,00.
Laba bersih yang di dapat sebesar Rp. 27.219.333,33.
Total penerimaan di tahun keempat sebesar Rp.
198.000.000,00 dan pengeluaran sebesar Rp. 49.500.000,00. Total
biaya pengeluaran di tahun pertama (biaya tetap+biaya
variable+biaya penyusutan) sebesar Rp. 140.860.666,67. Laba
kotor sebelum Bungan yaitu Rp. 57.139.333,33. Dengan Bungan
interest 12% sebesar Rp. 0,- dan laba sebelum pajak sebesar Rp. .
57.139.333,33. Pajak yang dipakai sebesar 5% yaitu. 9.900.000,00.
Laba bersih yang di dapat sebesar Rp. 47.239.333,33.
Total penerimaan di tahun kelima sebesar Rp.
220.000.000,00 dan pengeluaran sebesar Rp. 55.500.000,00. Total
biaya pengeluaran di tahun pertama (biaya tetap+biaya
variable+biaya penyusutan) sebesar Rp. 158.460.666,67. Laba
kotor sebelum Bungan yaitu Rp. 61.539.333,33. Dengan Bungan
interest 12% sebesar Rp. 0,- dan laba sebelum pajak sebesar Rp..
61.539.333,33 Pajak yang dipakai sebesar 5% yaitu.
11.000.000,00. Laba bersih yang di dapat sebesar Rp.
50.539.333,33.
Laba bersih rata-rata yang didapat selama 5 tahun adalah sebesar
Rp. 15.163.333,33.
4.4.7 Laporan Arus Kas (Cash Flow)
Total inflow di tahun pertama sebesar Rp. 79.200.000,00 dengan
total outflow sebanyak Rp. 125.604.000,00. Net benefit yang
didapatkan di tahun ini sebanyak minus Rp. 46.404.000,00, dengan
Df 15% didapat nilai 0,869. PV pertahun senilai minus Rp.

28
40.351.304,35. PV Biaya sebesar Rp. 109.220.869,57 dan PV
manfaat sebesar Rp. 68.869.565,22.
Total inflow di tahun kedua sebesar Rp. 110.00.000,00
dengan total outflow sebanyak Rp. 120.954.000,00. Net benefit
yang didapatkan di tahun ini sebanyak minus Rp. 10.954.000,00,
dengan Df 15% didapat nilai 0,756. PV pertahun senilai minus Rp.
8.282.797,73. PV Biaya sebesar Rp. 91.458.601,13 dan PV
manfaat sebesar Rp. 83.175.803,40
Total inflow di tahun ketiga sebesar Rp. 158.400.000
dengan total outflow sebanyak Rp. 121.024.000,00. Net benefit
yang didapatkan di tahun ini sebanyak Rp. 37.376.000,00 dengan
Df 15% didapat nilai 0,657. PV pertahun senilai Rp 24.575.326,70.
PV Biaya sebesar Rp 79.575.224,51 dan PV manfaat sebesar Rp.
104.150.571,22
Total inflow di tahun keempat sebesar Rp. 198.000.000
dengan total outflow sebanyak Rp. 138.554.000,00. Net benefit
yang didapatkan di tahun ini sebanyak Rp 59.446.000,00 dengan
Df 15% didapat nilai 0,571. PV pertahun senilai Rp 33.988.443,44.
PV Biaya sebesar Rp72.218.699,19 dan PV manfaat sebesar Rp.
113.207.142,63
Total inflow di tahun kelima sebesar Rp230.635.000
dengan total outflow sebanyak Rp. 156.474.000,00. Net benefit
yang didapatkan di tahun ini sebanyak Rp. 74.161.000,00 dengan
Df 15% didapat nilai 0,497. PV pertahun senilai Rp 36.871.123,87.
PV Biaya sebesar Rp 77.795.232,48 dan PV manfaat sebesar Rp.
114.666.356,35.
PV positif bernilai Rp. 95.434.894,01 didapatkan dari hasil
penjumlahan PV pertahun yang bernilai positif dan PV negative
bernilai Rp. 48.634.102,08 didapatkan dari Pv pertahun yang
bernilai negative. NPV sebesar Rp. 46.800.791,93 yang artinya
usaha ini layak karena bernilai positif didapatkan dari
penjumlahan ke 5 net benefit yang dikalikan dengan Df sebesar

29
15%. Nilai gross b/c ratio sebesar 1,11 dikatakan layak karena
lebih besar dari 1 (>1). Net b/c ratio bernilai 1,962 dikatakan layak
pada usaha ini karena lebih besar dari 1 (>1). IRR bernilai sebesar
45% usaha ini dapat dikatakan layak. Serta untuk payback period
dalam usaha ini membutuhkan waktu selama 3 tahun 4 bulan.

4.5 Aspek Teknis


4.5.1 Analisa Lokasi Bisnis
Lokasi bisnis yang dijalankan yaitu berada di sumurpecung
yang letaknya ditepi jalan raya. Lokasi ini sangat strategis karena
berada pada pusat keramaian sehingga keberadaan usaha ini sangat
mudah diketahui oleh konsumen maupun distributor.

4.5.2 Analisa Luas Produksi


Luas produksi dari bisnis ini yaitu mampu menghasilkan
output 30 pcs per hari. Pendistribusian produk ini dapat
menyebarluas ke seluruh kota serang, karena produk ini
dipromosikan melalui media internet yang cakupannya sangat luas.

4.5.3 Analisa Layout Pabrik.


Bisnis kami tidak memiliki pabrik karena bisnis kami hanya
bisnis rumahan.

4.5.4 Analisa Kesiapan Teknologi


Teknologi yang digunakan dalam kegiatan produksi yaitu
teknologi yang masih sederhana seperti peralatan masak pada
umumnya. Kemudian untuk mempromosikan bisnis kami
menggunakan smartphone.
4.6 Aspek Lingkungan
Dalam segi lingkungan terdapat dua jenis lingkungan yang
dianalisis, yaitu lingkungan mikro dan makro.
a. Lingkungan Mikro
 Pelanggan: Dari segi pelanggan di lingkungan pemasaran produk
lebih didominasi oleh orang-orang yang tidak suka makan buah

30
secara langsung, namun tidak menutup kemungkinan adanya
konsumen selain dari itu.
 Pemasok: Dari segi pemasok, tempat produksi buah kering dekat
dengan toko bahan, sehingga dalam memporeleh bahan lebih mudah
dan dapat mengurangi biaya transportasi.
 Pesaing: Dari segi pesaing, untuk saat ini belum banyak sebab
memiliki perbedaan yang dapat dirasakan oleh konsumen. Tetapi
tidak menutup kemungkinan untuk munculnya pesaing baru
kedepannya.
b. Lingkungan Makro
 Faktor Eknomi
Dari segi faktor ekonomi, lingkungan pemasaran produk
terdiri dari berbagai golongan baik golongan ekonomi kelas
atas, menengah, hingga bawah
 Faktor Demografi
Dari segi demografi, lingkungan pemasaran didominasi
termasuk padat penduduk, dengan rentang kalangan anak-anak
hingga dewasa.
 Faktor Geografi
Dari segi faktor geografi, lingkungan pemasaran buah
kering ini cukup strategis karena berada di pusat kota.
 Faktor Teknologi
Dari segi teknologi, buah kering ini juga memasarkan
lewat media sosial karena dijaman milenial saat ini semua
kalangan sudah melek teknologi.
 Faktor Pemerintah
Dari segi pemerintah, lingkungan pemasaran dan produksi
dekat dengan kantor pemerintah sehingga dalam urusan izin
usaha lebih mudah.
 Faktor Sosial
Dari segi faktor sosial, lingkungan pemasaran buah kering
termasuk lingkungan yang selalu mengikuti tren dan kebiasaan.

31
4.7 Aspek Rencana SDM
Aspek manajemen dalam bismis digunakan untuk menunjang
kegiatan dalam bisnis tersebut agar lebih efektif dan efisien. Aspek
manajemen dalam produksi buah kering ini meliputi pembagian tugas dari
kegiatan operasional. Pembagian tugas tersebut dilakukan agar kegiatan
lebih terstruktur sehingga dapat berjalan dengan lancar.
Dalam bisnis memerlukan aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
untuk menjalankan kegiatan-kegiatan dalam ide bisnis tersebut sehingga
tujuannya tercapai. Para pemilik bisnis "my dried fruit" buah kering ini
mengerjakan semuanya dengan membagikan dalam berbagai macam
tugas, Tugas yang dilakukan seperti mengupas dan memotong buah,
proses pengeringan buah, dan proses pengemasan. Para pemilik "my dried
fruit" buah kering ini juga mencari peluang dalam pemasaran. Untuk
menjalankan kegiatan operasional dalam usaha produksi buah kering ini
dimulai pada pukul 09:00 sampai selesai.

32

Anda mungkin juga menyukai