Anda di halaman 1dari 232

MUHAMMAD NUSRAN-2022

MANAJEMEN
LINGKUNGAN INDUSTRI
( MANAGEMENT OF INDUSTRIAL ENVIRONMENT)

Oleh:
Ir.Muhammad Nusran, S.TP., M.M., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
NIDN: 0912026401
Jabatan: Profesor-Assoc (Lektor kepala)
pada Jurusan Teknik Industri

Penerbit:
YAYASAN BINA INSAN KAMIL
M A K A S S AR – I N D O N E S I A
2022

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 1


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Ir. Muhammad Nusran, S.TP., M.M., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI

EDITOR :
Ardi, S.HI., M.H

Penerbit
Yayasan Bina Insan Kamil
Makassar - Indonesia
2022

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 2


MUHAMMAD NUSRAN-2022

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI

Penulis :
Ir.Muhammad Nusran,S.TP.,MM.,Ph.D.,IPM., ASEAN Eng.

Editor:
Fulan bin Fulan

Tata Letak/Desain Cover :


Ardi, S.HI., M.H

ISBN : 978-623-6010-35-8

Penerbit
Yayasan Bina Insan Kamil Makassar – Indonesia

Percetakan:
YAYASAN BINA INSAN KAMIL
Jl. Daeng Regge II No.14
Kelurahan Wala-walaya Kecamatan Tallo Kota Makassar

Email: insanmedia2021@gmail.com

HP. 0812-4295-6256
Cetakan Kedua, April 2022

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa ijin penerbit.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 3


MUHAMMAD NUSRAN-2022

KATA PENGANTAR
Dekan Fakultas Teknologi Industri UMI

Dalam rangka penerbitan buku Manajemen Lingkungan Industri

Segala puji bagi Allah Subhana wa ta a’la, Shalawat atas NabiNya Muhammad
shallallahu Alaihi Wa Sallam.
Penerbitan buku Manajemen Lingkungan Industri ini tidak terlepas dari
upaya para dosen di lingkungan FTI UMI untuk memacu kreatifitas dan karya
intelektual dalam mengisi celah ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
menantang ke depannya. Dengan keberadaan buku ini, sangat diharapkan
menjadi sumbangsih bernilai intelektual bagi sharing khazanah dan sumber
referensi. Juga diharapkan menambah wawasan dan cakrawala pandang bagi
pengembangan keilmuan. Semoga buku Manajemen Lingkungan Industri
yang telah hadir ditengah-tengah anda di harapkan dapat lebih mempermudah
proses pembelajaran
Pada akhirnya, atas nama Dekan FTI UMI menghanturkan terima kasih
dan selamat kepada saudara Dr. Muhammad Nusran atas kerja keras dan
sumbangsih dalam karya intelektual ini. Dan kami terus mendorong kepada
saudara dan kepada jajaran dosen lainnya untuk membuat hal yang serupa ini
bagi kebaikan dan kejayaan iptek ke depannya .

Makassar, 02 Maret 2022

Dekan FTI UMI,

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 4


MUHAMMAD NUSRAN-2022

PROFIL PENULIS

Mengajarkan Mata Kuliah SISTEM LINGKUNGAN INDUSTRI (SLI) Teknik


Industri mulai tahun 1996, dimana dulu diberi nama MK Pengetahuan
Lingkungan. Sejak Tahun 2011, telah berkiprah di kajian Industri Halal, sebagai
ketua Halal Centre UMI Makassar. Tahun 2015 memperoleh PhD di
AsiaeUniversity (www.aeu.edu.my) dengan disertasi mengenai Model Kebijakan
(Policy) Sertifikasi Halal dengan pendekatan Simulasi System Dynamics . Dosen
Teknik Industri sejak 1990 dengan Jabatan fungsional Profesor Assoc (Lektor
Kepala). Mendapat Hibah RistekDikti tahun 2017 Multiyear 3 tahun mengenai
sistem penyembelihan Halal di Makassar. Riset Pengabdian: Pengembangan
Wawasan Kewirausahaan Berbasis Halal Knowledge Dalam Rangka Efektivitas
Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) Di Desa Belapunranga Kab.Gowa.
Sebagai Tim pembuat Naskah Akademik & Ranperda Halal di Sulsel atas inisiasi
Bank Indonesia-kantor Perwakilan Sulsel. Tulisan singkat dapat di akses di
www.doktorhalal.wordpress.com. Amanah sebagai Kepala Lab.Riset Teknik
Industri UMI. Tahun 2019, Founder/Direktur HIDI- Indonesia (Halal Industry
Development Institute). bergabung di Ormas ICMI, MES, AMKI, JULEHA, PII,
BKSTI, IMA, dan ormas lainnya.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 5


MUHAMMAD NUSRAN-2022

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah, Rabb yang telah mengajar manusia dengan “qalam”,

mengajarkan apa saja yang tidak diketahui. Shalawat dan salam atas sosok yang

paling representatif untuk di jadikan patron kehidupan yakni Rasulullah

Muhammad Shallallahu Alaihi Wa sallam, kepada para sahabat, keluarganya

juga mereka yang istiqamah pada metodologiNya hingga akhir nanti.

Buku Manajemen Lingkungan Industri, mengupas dengan jelas

sejumlah aspek lingkungan terhadap perkembangan Industri yang semakin pesat

perkembangannya. Sejumlah masalah pasti ditimbulkan dari aktivitas Industri

tersebut, maka peran engineer dalam pengelolaannya sangat diharapkan dapat

mensinergikan dengan kelestarian lingkungan. Analisis mengenai dampak

lingkungan merupakan satu solusi untuk meminimalisir akibat dampak tersebut.

Analisis aspek Syariat juga merupakan tinjauan yang patut diperhatian atas

perilaku aktivitas Industri tersebut

Semoga buku ini menjadi bermanfaat bagi mahasiswa dan bagi kemaslahatan

masyarakat secara umum.

Pada tempatnya penulis memohon kearifan pembaca untuk memakluminya atas

kekurangan dan kekeliruan. Akhirnya saran konstruktif senantiasa kami nanti dan

harapkan, semoga bermanfaat bagi yang memerlukannya, Isyhadu bianna

muslimun, Wallahu waliyyut Taufik Wal Hidayah

Makassar, 12 Februari 2022

Penyunting

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 6


MUHAMMAD NUSRAN-2022

DAFTAR ISI
Cover .................................................................................................................. 1
Halaman Judul .................................................................................................... 2
Kata Sambutan Dekan FTI .............................................................................. 4
Profil Penulis ....................................................................................................... 5
Kata Pengantar ................................................................................................. 6
RPS .................................................................................................................... 9
Kontrak perkuliahan .......................................................................................... 11
BAB 1 EKOLOGIS DAN DASAR-DASAR PENGERTIAN
1.1 Pengertian Ekologi Menurut Para Ahli ...................................................... 18
1.2 Tiga Macam Pengertian Ilmu Lingkungan ................................................. 20
1.3 Azas-Azas Ilmu Lingkungan ..................................................................... 24

BAB 2 PENCEMARAN LINGKUNGAN


2.1 Definisi Pencemaran pada Sistem Lingkungan ........................................ 29
2.2 Keterlibatan Sumber Potensial Terhadap Tingkat Pencemaran ............... 36
2.3 Penanggulangan Limbah ......................................................................... 38
2.4 Kasus Limbah Industri .............................................................................. 40
2.5 Wujud Pencemaran .................................................................................. 42
2.6 Pendekatan Pencegahan ......................................................................... 43

BAB 3 KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENDEKATAN EKOLOGIS


3.1. Definisi dan Pendekatan Konseptual ...................................................... 46
3.2 Kesehatan Lingkungan Dan Fluktuasi Ekosistem .................................. 47
3.3 Eco Labelling .......................................................................................... 49
3.4 Nilai Ambang Batas ................................................................................ 49
3.5 Pencemaran Udara (Komoditas Pencemaran) ...................................... 50
3.6 Penanganan Limbah di Rumah Sakit...................................................... 51
3.7 Analisis Water Treatment........................................................................ 59

BAB 4 ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


4.1 Konsep ANDAL ........................................................................................ 66
4.2 Konsep Lingkungan Dan Pembangunan ................................................ 69
4.3 Bobot Masalah Dalam Lingkungan ......................................................... 70
4.4 Masalah – Masalah Utama Negara Berkembang ................................... 70
4.5 Problem Lingkungan ............................................................................... 71
4.6 Isu Global Lingkungan ............................................................................. 73
4.7 AMDAL sebagai solusi dari perubahan sistem Lingkungan ..................... 74
4.8 Prosedur dan aktivitas kerja AMDAL ....................................................... 75

BAB 5 ENERGI TERBARUKAN


5.1 Studi Energi Dari Lingkungan ................................................................. 89
5.2 Pengukuran satuan energi ....................................................................... 89
5.3 Energi Alternatif ....................................................................................... 90
5.4 Radiasi Matahari ...................................................................................... 91
5.5 Beberapa Contoh Perhitungan Radiasi Matahari ..................................... 91
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 7
MUHAMMAD NUSRAN-2022

BAB 6 METODOLOGI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


6.1 Tujuan Pengelolaan Lingkungan ............................................................ 99
6.2 Dasar Hukum Pengelolaan Lingkungan .................................................. 99
6.3 Metodologi analisi mengenai Dampak Lingkungan ................................ 101
6.4 Penapisan .............................................................................................. 106
6.5 Pelingkupan dan proposal Acuan ......................................................... 108
6.6 Prakiraan Dan Pengelolaan Dampak .................................................... 113
6.7 Pengelolaan Lingkungan ....................................................................... 117
6.8 Studi Evaluasi Lingkungan ..................................................................... 120
6.9 Penataan Kawasan Industri Berbasis Ekologi Lingkungan .................... 122

BAB 7 SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN DI INDONESIA


7.1 Komponen Sistem Pengelolaan Sampah Perkotaan ............................ 124
7.2 Kelembagaan pengelolaan Sampah Perkotaan .................................... 125
7.3 Sifat Limbah ........................................................................................... 128
7.4 Kategori Limbah ..................................................................................... 128
7.5 Manajemen Sampah Perkotaan dan contoh kasus ............................... 130
7.6 Kasus dan contoh kalkulasi Sampah di beberapa Daerah..................... 154
7.7 Aplikasi Sistem Dinamik pada Penanganan Sampah ............................ 175

BAB 8 DALIL NAQLI & AQLI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP


8.1 Lingkungan Sebagai Suatu Sistem ....................................................... 179
8.2 Pembangunan Lingkungan Hidup ......................................................... 180
8.3 Sumber Daya Vital dan Problematikanya ............................................. 181
8.4 Kerusakan Lingkungan .......................................................................... 185
8.5 Solusi Pengelolaan Lingkungan ............................................................. 188

BAB 9 AMDAL DAN PEMBANGUNAN SMELTER


9.1 AMDAL Pembangunan Smelter ............................................................. 190
9.2 Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) ............................................ 190
9.3 Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan ................................................. 193
9.4 Tahap Operasi ....................................................................................... 201
9.5 Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan ................................................. 208

BAB 10 IMPLEMENTASI ANALISIS PERENCANAAN & DAMPAK


10.1 Perencanaan Umum Amdal .................................................................. 213
10.2 Studi ANDAL pada tahap Studi Kelayakan ........................................... 214
10.3 Pelaksanaan RKL dan RPL .................................................................. 215
10.4 Proses Penyusunan dan Pelaksanaan AMDAL .................................... 216
10.5 Pengamanan Lingkungan Pada Tahap Konstruksi ............................... 217
10.6 Pendekatan Pengelolaan Lingkungan .................................................. 218
10.7 Mekanisme pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan ....................... 220

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 8


MUHAMMAD NUSRAN-2022

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER


MATA KULIAH : SISTEM LINGKUNGAN INDUSTRI
SEMESTER : 4 (EMPAT)
KODE MATA KULIAH/SKS : 2DKK 102
Program Studi : TEKNIK INDUSTRI/
Dosen : Ir.Muhammad Nusran, MM., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
Capaian pembelajaran : dapat memahami konsep dasar dan sistem pengelolaan
lingkungan Industri yang berfokus pada adanya
keseimbangan ekosistem dalam aktivitas industri yang
berwawasan lingkungan

PE KEMAMPUAN BAHAN BENTUK KRITERIA REFE BOB


KA AKHIR YANG DI KAJIAN PEMBELAJA PENILAIAN RENS OT
N HARAPKAN (MATERI RAN (INDIKATOR) I NILAI
KE AJAR) (%)
1 Memahami Pengertian Ceramah , Dapat 4,5,8 10
definisi ekologi ekologi, diskusi dan menjelaskan
industri dan pengertian ilmu brainstorminh/ pengertian ilmu
azas-azas ilmu lingkungan dan kontrak lingkungan
lingkungan azas-azas ilmu perkuliahan industri
lingkungan
2 Memahami, dan Keterlibatan Ceramah dan Dapat 4,5,8, 10
mengidentifikasi sumber diskusi dan menjelaskan cara
berbagai macam potensial pemutaran penanggulangan
pencemaran terhadap tingkat video terkait limbah industri
lingkungan pencemaran , pencemaran
penanggulanga limbah
n limbah industri
industri
3 Memahami dan Kasus limbah Ceramah dan Dapat 3,4,5, 10
mengidentifikasi industri , wujud diskusi dan menjelaskan dan 6,7,8
metoda pencemaran pemutaran menggunakan
pendekatan dan pendekatan video terkait metoda
pencegahan pencegahan dengan pendekatan
pencemaran pencemaran pencegahan
lingkungan limbah pencemaran
industri lingkungan
industri
4-5 Memahami Definisi dan Ceramah dan Dapat 3,4,5, 10
lingkup pendekatan diskusi menjelaskan 6,7,8
kesehatan konseptual konsep
lingkungan dan kesehatan kesehatan
pendkatan lingkungan, lingkungan
ekologis ekonomi, nilai industri
ambang batas
dan komoditas
pencemaran

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 9


MUHAMMAD NUSRAN-2022

6-7 Memahami Konsep andal, Ceramah dan Dapat 1,2,3, 10


konsep analisis konsep diskusi menjelaskan 7
dampak lingkungan dan konsep analisis
lingkungan bobot masalah dampak
(ANDAL) lingkungan, lingkungan
problem ANDAL
lingkungan
serta isu global
lingkungan
insutri
8 Ujian tengah
semester
9, Memahami Studi energi Ceramah dan Dapat 6,7,8 10
konsep energi alternatif diskusi menjelaskan
terbarukan pengukuran konsep energi
satuan energi terbarukan
dan contoh
perhitungan
radiasi energi
surya
10- Memahami dan Pengelolaan Ceramah dan Dapat 3,4,5, 20
11- mengidentifikasi lingkungan, diskusi menjelaskan 6,7,8
12 analisis dampak dasar hukum, kelompok tujuan
lingkungan, pembuatan dengan studi pengelolaan
prosedur proposal acuan, kasus di lingkungan,
Azasmen prakiraan dan lingkungan identifiasi analisi
lingkungan dan pengelolaan industri dampak
penataan dampak, studi lingkungan dan
kawasan industri evaluasi penataan
berbasis lingkungan dan Kawasan industri
ekosistem penataan berbasis
kwasan industri ekosistem
berbasis
ekosistem
13- Memahami dan Komponen dan Ceramah dan Dapat 2,3,4, 10
14 mengidentifikasi kelembagaan diskusi menjelaskan 7
sistem sistem kelompok sistem
pengelolaan pengelolaan dengan pengelolaan
sampah sampah membahas sampah
perkotaan perkotaan, sifat studi kasus perkotaan
dan kategori
limbah
perkotaan
15 Merangkum Presentase Diskusi Dapat 10
sejumlah isu tugas besar kelompok mempresentasika
lingkungan lokal setiap dengan n hasil karya
dan global kelompok presentasi tulisan kelompok
mahasiswa tugas besar
16 Ujian akhir UTS
semester

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 10


MUHAMMAD NUSRAN-2022

KONTRAK PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah : Sistem Lingkungan Industri


Kode Mata Kuliah : 2KB2304
Pengajar : Ir.Muhammad Nusran, M.M., Ph.D., IPM., ASEAN Eng
Semester : 4 (empat)
Hari pertemuan/Jam: Rabu/13.00–14.40 WITA
Tempat Pertemuan : Ruang Kuliah S.43, Teknik Industri FTI UMI Makassar

1. Manfaat Mata Kuliah


Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat memahami dasar-dasar
manajemen Pemasaran pada Pemasaran Lingkungan Industri, serta
penerapannya dalam kondisi pemasaran dengan kompetisi yang ketat

2. Deskripsi Perkuliahan
Mata kuliah ini membahas tentang dasar-dasar manajemen Pemasaran Industri,
aspek yang mempengaruhi pemasaran Industri,

3. Tujuan Instruksional
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), mahasiswa akan
dapat menunjukkan hubungan antara aspek manajemen pemasaran dengan
objek pemasaran Industri

4. Organisasi Materi
Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan.

5. Strategi Perkuliahan
Strategi instruksional yang digunakan pada mata kuliah ini terdiri dari:
a. Urutan kegiatan instruksional berupa: pendahuluan (TIU dan TIK, cakupan
materi pokok bahasan, dan relevansi), penyajian (uraian, contoh, diskusi,
evaluasi), dan penutup (umpan balik, ringkasan materi, petunjuk tindak lanjut,
pemberian tugas di rumah, gambaran singkat tentang materi berikutnya)
b. Metode instruksional menggunakan: metode ceramah, demonstrasi, tanya-
jawab, diskusi kasus, dan penugasan.
• Ceramah berupa penyampaian bahan ajar oleh dosen pengajar dan
penekanan-penekanan pada hal-hal yang penting dan bermanfaat untuk
diterapkan nantinya dalam praktek di lapangan.
• Demonstrasi berupa menunjukkan contoh-contoh yang berkaitan dengan
pokok bahasan.
• Tanya jawab dilakukan sepanjang tatap muka, dengan memberikan
kesempatan mahasiswa untuk memberi pendapat atau pertanyaan tentang
hal-hal yang tidak mereka mengerti atau bertentangan dengan apa yang
mereka pahami sebelumnya.
• Diskusi kasus dilakukan dengan memberikan contoh kasus/kondisi pada
akhir pokok bahasan, mengambil tema yang sedang aktual di masyarakat
dan berkaitan dengan pokok bahasan tersebut, kemudian mengajak

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 11


MUHAMMAD NUSRAN-2022

mahasiswa untuk memberikan pendapat atau menganalisis secara kritis


kasus/kondisi tersebut sesuai dengan pengetahuan yang baru mereka
dapatkan.
• Penugasan diberikan untuk membantu mahasiswa memahami bahan ajar,
membuka wawasan, dan memberikan pendalaman materi. Penugasan bisa
dalam bentuk menulis tulisan ilmiah, membuat review artikel ilmiah,
ataupun membuat tulisan yang membahas kasus/kondisi yang berkaitan
dengan pokok bahasan. Pada penugasan ini, terdapat komponen
ketrampilan menulis ilmiah, berpikir kritis, penelusuran referensi ilmiah.
c. Media instruksionalnya berupa: LCD projector, whiteboard, artikel aktual di
surat kabar/internet/majalah/jurnal ilmiah, buku diktat bahan ajar, handout,
dan kontrak perkuliahan.
d. Waktu: 10 menit pada tahap pendahuluan, 70 menit pada tahap penyajian,
dan 10 menit pada tahap penutup.

6. Materi/Bacaan Perkuliahan
Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:
1. Manajemen Lingkungan Industri Penulis: Muhammad Nusran, 2022
2. Manajemen Lingkungan Industri Edisi tahun 2016

7. Tugas
Dalam perkuliahan, diberikan beberapa tugas sebagai berikut:
a. Materi perkuliahan sebagaimana disebutkan dalam jadwal perkuliahan harus
sudah dibaca sebelum mengikuti tatap muka. Apabila ada, handout sudah
akan diserahkan pada mahasiswa sebelum hari kuliah.
b. Pretest atau Post-test diberikan pada tiap kali tatap muka untuk menilai
pemahaman mahasiswa dan absensi. Kehadiran pada tatap muka minimal
80%. Apabila tidak diadakan, akan diberikan penugasan.
c. Evaluasi mahasiswa dilakukan dengan mengadakan tes dan tugas Mandiri
diadakan 1 kali, setiap beberapa kali pertemuan, dengan format soal essay.
d. Penugasan sesuai pokok bahasan, yang harus sudah diselesaikan

8. Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria PAP
sebagai berikut:
Nilai dalam huruf Point Rentang skor
A 4,0 80-100
B+ 3,5 75-79
B 3,0 70-74
C+ 2,5 65-69
C 2,0 60-64
D+ 1,5 55-59
D 1,0 50-54
E 0 00-49

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 12


MUHAMMAD NUSRAN-2022

• Pembobotan nilai adalah sebagai berikut:


1. Kehadiran Tatap Muka : 10%
2. Tugas Kelompok : 25%
3. Tugas Perorangan : 10%
4. Nilai Mid Tes : 20%
5. Nilai Final Tes : 35%

• Pre-test atau Post-test adalah instrumen untuk menguji kemampuan


mahasiswa dalam memahami mata kuliah. Apabila mahasiswa menunjukkan
gerak-gerik mencurigakan selama tes-tes tersebut, atau ditemukan
mencontek/memberikan contekan, akan mendapatkan pengurangan nilai 25%
dari nilai yang diperolehnya untuk tes tersebut, dan pengurangan ini akan
disampaikan secara terbuka pada waktu pengumuman nilai. Apabila mahasiswa
ditemukan membawa/membuat (walaupun tidak membuka) catatan selama tes-
tes tersebut, baik berupa kertas, coretan di kursi, dan sebagainya, maka
mahasiswa tersebut akan mendapat nilai 0 untuk tes tersebut.

9. Jadwal Perkuliahan

NO TANGGAL TOPIK DOSEN PENGAMPU


Ir.Muhammad Nusran,
Pengantar & Ruang Lingkup
1 17 - 02 - 2022 M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
(Kontrak Perkuliahan)
Eng
Ir.Muhammad Nusran,
2 24 - 02 - 2022 Ekologi dan Ekosistem Lingkungan M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
Eng
Ir.Muhammad Nusran,
3 03 - 03 - 2022 Azas-azas Ilmu Lingkungan M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
Eng
Ir.Muhammad Nusran,
4 10 - 03 - 2022 Pencemaran Lingkungan M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
Eng
Ir.Muhammad Nusran,
5 17 - 03 - 2022 Ksus-kasus Limbah Industri M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
Eng
Ir.Muhammad Nusran,
Kesehatan Lingkungan&Pendekatan
6 24 - 03 - 2022 M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
Ekologis
Eng
Ir.Muhammad Nusran,
7 31 - 03 - 2022 Eko-labeling & Nilai Ambang Batas M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
Eng
Ir.Muhammad Nusran,
8 07 - 04 - 2022 UTS M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
Eng

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 13


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Analisis Mengenai Dampak Ir.Muhammad Nusran,


9 14 - 04 - 2022 Lingkungan M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
Eng
Ir.Muhammad Nusran,
Diskusi/Problem Lingkungan & Isu
10 21 - 04 - 2022 M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
Global
Eng
Ir.Muhammad Nusran,
11 28 - 04 - 2022 Diskusi/ Energi Alternatif M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
Eng
Metode Analisis mengenai Dampak Ir.Muhammad Nusran,
12 05 - 05 - 2022 Lingkungan M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
Eng
Ir.Muhammad Nusran,
13 12 - 05 - 2022 Prakiraan & Pengendalian dampak M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
Eng
Ir.Muhammad Nusran,
Sistem Pengelolaan Sampah
14 19 - 05 - 2022 M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
perkotaan
Eng
Ir.Muhammad Nusran,
Analisis Lingungan Hidup dalam
15 26 - 05 - 2022 M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
tinjauan Al-Quran dan Hadis
Eng
Ir.Muhammad Nusran,
16 02 - 06 - 2022 UAS- Ujian Penjaminan Kualitas M.M., Ph.D., IPM., ASEAN
Eng

Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar dijalankan oleh semua pihak.

Makassar, 22 Februari 2022


Menyepakati,
Dosen MK, Ketua Kelas / Mahasiswa,

Ir.Muhammad Nusran, M.M., Ph.D., IPM., ASEAN Eng Moh. Zaky Zidane
NIDN: 0912026401 NIM:09120200059

Menyetujui,
Ketua Jurusan,

Dr.Ir. Hj.Nurhayati Rauf, M.T., IPM., ASEAN Eng


NIDN: 0921086802

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 14


MUHAMMAD NUSRAN-2022

@2022

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 15


MUHAMMAD NUSRAN-2022

#01
EKOLOGIS DAN DASAR-DASAR PENGERTIAN

Ilmu lingkungan adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara jasad
hidup termasuk manusia dengan linkungannya dengan melibatkan berbagai
disiplin ilmu untuk menjelaskan (Soeriatmaja) ilmu yang terlibat terhadap ilmu
lingkungan meliputi sosiologi , fisika , kimia, geograpi , metereologi ,hidrologi ,
perhatian , kehutanan , kesehatan masyarakat dsbnya . Yang kemudian setelah
disintetis maka lahirlah ilmu linkungan. Disamping itu ilmu lingkungan
mempelajari masalah linkungan yang ditekankan kepada variable-variabel energi
materi ruang , waktu , dan diversitas (keaneka ragaman). Olehnya itu sifat ilmu
linkungan merupakan perpaduan dari berbagai ilmu murni (Pure science) dan
ilmu terapan (Applied science). Ilmu terapan itu sendiri merupakan ilmu yang
mencoba meramalkan perkiraan (prediction) faktor pengaruh yang terhadap
didalam lingkungan terhadap jasad hidup dengan suatu konsepsi dasar
pengembangan masalah-masalah lingkungan.
Ilmu lingkungan adalah bidang akademik multidisipliner yang mengintegrasikan
ilmu fisika, biologi, kimia, ekologi, ilmu tanah, geologi, sains atmosfer, dan
geografi untuk mempelajari lingkungan, dan solusi dari permasalahan
lingkungan. Ilmu lingkungan menyediakan pendekatan interdisipliner yang
terintegrasi dan kuantitatif untuk mempelajari sistem lingkungan. (Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_lingkungan)
Sedangkan, Ekologi Industri adalah bidang ilmu yang difokuskan pada dua tujuan
utama yaitu peningkatan ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan. Pada
konsep ekologi industri, sistem industri dipandang bukan sebagai suatu sistem
yang terisolasi dari sistem dan lingkungan disekelilingnya, melainkan merupakan
satu kesatuan. Didalam sistem ini dioptimalkan siklus material, dari mulai bahan
mentah hingga menjadi bahan jadi, komponen, produksi dan pembuangan akhir.
Sistem industri dalam ekologi industri ini terkontrol dari proses awal kegiatan
Industri sampai akhir pada pembuangan limbahnya sehingga akan menjadi
sebuah sistem yang berkelanjutan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 16


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Ekologi industri adalah suatu yang ditandai dengan banyak ragam


kelompok hubungan antar produksi dan konsumsi. Dari perspektif suatu institusi,
keragaman ini dapat dikelompokkan berdasarkan batasan sistem. Salah satu
bagian dari ekologi industri adalah simbiosis industri. Pada prinsipnya ekologi
industri berhubungan dengan aliran bahan/material dan energi pada sistem
dalam skala berbeda, mulai dari produksi ke pabrik hingga ke tingkat nasional
dan tingkat global. Simbiosis mutualisme (hubungan yang saling
menguntungkan) industri difokuskan pada aliran-aliran jaringan bisnis dengan
organisasi lainnya baik dalam peta ekonomi lokal maupun regional sebagai suatu
pendekatan ekologi dari pembangunan industri yang berkelanjutan. Simbiosis
industri ini akan dibahas selanjutnya.
Secara harfiah, ekologi mengakar pada dua kata dari bahasa Yunani yakni Oikos
dan juga Logos. Oikos berarti rumah atau tempat untuk hidup. Kemudian Logos
adalah ilmu. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pengertian ekologi secara sederhana
adalah ilmu yang mempelajari mahluk hidup di dalam rumahnya, atau bisa juga
dikatakan bahwa ekologi adalah ilmu mengenai rumah tangga mahluk hidup.
Sebagian ilmuan juga menyepakati bahwa pengertian ekologi tak lain adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari hubungan antara organisme dengan
lingkungannya. Lebih spesifik lagi, pengertian ekologi bagi sebagian orang
adalah ilmu yang bmencoba untuk memahami dan mempelajari hubungan antara
binatang, tumbuhan, manusia dan juga lingkungannya, bagaimana mereka
hidup, dimana mereka hidup, juga mengapa mereka berada di lingkungan
tersebut.
Pengertian ekologi ini memang beragam, namun jika dicermati, kita bisa menarik
kesimpulan bahwa inti dati ilmu ini adalah abiotik dan juga biotik. Abiotok adalah
segala sesuatu yang tak hidup sementara biotok merujuk pada organisme-
organisme makhluk hidup. Lebih jauh lagi, secara detil disebutkan bahwa ekoligi
sebenarnya sebuah area belajar dimana pokok kajiannya adalah struktur juga
fungsi ekosistem atau alam termasuk manusia di dalamnya.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 17


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Ekologi adalah ilmu yang sangat dasar dan tidak menekankan pada praktek.
Dengan demikian, orang yang belajar ekologi sesungguhnya mempertanyakan
beberapa hal, antara lain:
1. Bagaimana sistem alam bekerja.
2. Bagaimana spesies melakukan proses adaptasi terhadap lingkungan
habitatnya.
3. Hal apa saja yang mereka butuhkan dari lingkungan habitat tersebut untuk
melanggengkan hidupnya.
4. Bagaimana organisme tersebut melakukan pola interaksi.
5. Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara juga energi.
6. Bagaimana organisme tersebut berlaku dalam sebuah populasi
7. Dan masih banyak lagi lainnya.

1.1. Pengertian Ekologi Menurut Para Ahli


Menurut Ernst Haeckel (1866), Peneliti asal Jerman, bahwa pengertian
ekologi adalah ilmu pengetahuan komprehensif tentang hubungan organisme
terhadap lingkungan. Menurut Charles Elton (1927), secara singkat bahwa
pengertian ekologi adalah sejarah alam yang bersifat ilmiah "Scientific natural
history".
Menurut E.P. Odum (1963) bahwa pengertian ekologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang struktur dan fungsi alam "The study of the structure and
function of nature".Maka ekologi adalah ilmu pengetahuan komprehensif yang
mempelajari tentang struktur,fungsi alam dan hubungan organisme terhadap
lingkungan yang bersifat ilmiah “scientific natural
history”.(sumber:(http://www.apapengertianahli.apa-pengertian-ekologi-definisi-ekologi.html#_)
Contohnya:

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 18


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Gambar 1 : Contoh Rantai Makanan

Ekosistem menurut A. G. Tansley adalah berhubungan dengan siklus


materi dan arus energi melalui komponen komponen ekosistem.
Menurut Woodbury (1954), pengertian Ekosistem adalah tatanan kesatuan
secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan dan binatang yang
dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan
menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi.
Lebih lanjut menurut Odum (1993), Ekosistem adalah unit fungsional dasar dalam
ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan
biotik dan abiotik) dan di antara keduanya saling memengaruhi. Ekosistem
dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar dalam ekologi karena merupakan
satuan terkecil yang memiliki komponen secara lengkap, memiliki relung ekologi
secara lengkap, serta terdapat proses ekologi secara lengkap, sehingga dalam
unit ini siklus materi dan arus energi terjadi sesuai dengan kondisi ekosistemnya.
Kesimpulannya,ekosistem adalah unit fungsional dasar dalam ekologi tercakup
organisme dan lingkungannya dan keduanya saling mempengaruhi yang
didalamnya terdapat habitat,tumbuhan dan binatang sebagai unit kesatuan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 19


MUHAMMAD NUSRAN-2022

secara utuh menjadi mata rantai siklus materi dan dan arus energi melalui
komponen komponen ekosistem. (sumber: http://www.google.com/search?ie=UTF-
8&oe=UTF-8&sourceid=navclient&gfns=1&q=ekosistem0

Contohnya:

Gambar 2: Ekosistem Air

1.2. Tiga Macam Pengertian Ilmu Lingkungan

1. Lingkungan sebagai Ilmu Dasar


Pada sudut pandang yang pertama ini, suatu lingkungan akan memiliki
suatu objek, gejala, persoalan dan metodelogi (sebagai cirri keilmuan) yang jelas.
Objek disini yaitu lingkungan sebagai suatu system yang pasti yang dianalogikan
sebagai suatu organisasi (interaksi antar komponen), adanya input dan output
dari lingkungan, tentang bagaimana sebuah proses yang terjadi pada lingkungan,
mekanisme kontrol, dan pertahanan keseimbangan yang dinamis antara manusia
dengan lingkungan. Semua hal itu ditujukan kepada keseluruhan system atau
bagian-perbagian (subsistem atau komponen-komponennya).

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 20


MUHAMMAD NUSRAN-2022

2. Lingkungan sebagai Ilmu Terapan


Dalam sudut pandang ini membicarakan tentang utilisinya, yaitu sebagai
ilmu yang mempelajari dan menerapkan mengaplikasikannya) konsep-konsep
lingkungan untuk kepentingan hidup manusia.
Contoh dari pengertian ini ialah tentang ekosistem hutan perkebunan yang
berperan sebagai system lingkungan atau komponen lingkungan yang digunakan
sebagai sumberdaya bagi kehidupan manusia. Pengkajian ekosistem hutan
perkebunan ini meliputi antara lain.

3. Lingkungan sebagai Teknologi


Pada sudut pandang ini membicarakan tentang teknologi yaitu alat-alat
atau cara yang segera dapat digunakan secara langsung, dapat digunakan untuk
melaksanakan penerapan konsep-konsep lingkungan.
Contohnya ialah pengembangan alat atau cara untuk mengelola ekosistem hutan
perkebunan agar dapat tetap eksis sebagai bagian dari system lingkungan secara
keseluruhan untuk mendukung kehidupan manusia (sebagai sumbernya).
Misalnya alat atau cara untuk menanami hutan, pemeliharaan, pemanenan, dsb.
Kesimpulannya.ilmu lingkungan adalah ilmu yang mempelajari atau konsep
untuk kepentingan hidup manusia didasari alat-alat atau cara yang segara
dapat di gunakan secara langsung dalam melaksanakan penerapan konsep-
konsep lingkungan. (Sumber:http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF-
8&sourceid=navclient&gfns=1&q=pengertian+ilmu+lingkungan)

Konsep dalam Ekologi Industri mengadaptasi analogi ekosistem alam


kedalam sistem industri. Tingkatan-tingkatan organisme dalam ekosistem saling
berinteraksi, mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan. Tingkatan organisasi dalam dunia industri adalah industri tunggal,
industri kawasan, industri global dan ekosistem industri. Antara komunitas
industri dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan
kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem
adalah produsen, konsumen, danpengurai. Pada dasarnya, pemikiran utama dari

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 21


MUHAMMAD NUSRAN-2022

ekologi industri ini sejalan dengan pembangunan yang berkelanjutan, yaitu


pembangunan yang dilakukan dengan tujuan memenuhi kebutuhan manusia
pada saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan pada masa yang akan datang.

1. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan


lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan
logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi
antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).
Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain
suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah
makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi
juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup,
yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan
merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul
pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar
terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup
dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar
makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau
lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi
dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba
memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai
makanan manusia dan tingkat tropik.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk
hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang
menyebabkannya.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 22


MUHAMMAD NUSRAN-2022

2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-
faktor yang menyebabkannya.
3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Kini para ekolog(orang yang mempelajari ekologi)berfokus kepada
Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim.(Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi)

Menurut Slamet Riyadi, Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik (Inter relationship) antar organisme/kelompok organisme dengan hubungan
secara alamiah melalui suatu tatanan ekosistem . Sedangkan ilmu lingkungan
adalah ilmu yang menerapkan berbagai disiplin ilmu (Ilmu dasar) melalui
pendekatan ekologis terhadap masalah lingkungan. Hidup yang diakibatkan
karena aktifitas manusia disini memperlihatkan bahwa ekologi ditujukan kepada
peranannya sebagai ilmu dasar sedankan ilmu linkungan ditujukan pada terapan
yang pada prinsipnya berpijak pada kaidah-kaidah ekologis, ekosistem dan
kaidah-kaidah.
Menurut soemitro Ekologi adalah ilmu atau pelajaran yang
mempermasalahkan struktur dan proses berlansungnya dunia alami dimana
manusiapun di anggap sebagai bagian dari alami itu sendiri. Sedangkan
lingkungan hidup , meliputi sejumlah kondisi eksteren disekitar organisme yang
ikut secara dekat mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme yang
bersangkutan. Kondisi – kondisi ini secara bersama –sama organisme menjelma
dalam suatu ikatan atau tatanan yang disebut ekosistem .
Kaidah-kaidah ekosistem
a. Bahwa suatu ekosistem itu diatur dikendalikan secara alamiah.
b. Suatu ekosistem mempunyai daya kemampuan yang optimal dalam keadaan
berimbang diatas kemampuan mansanya tidak lagi terkendali yang berakibat
menimbulkan perubahan-perubahan linkungan (krisis lingkungan) yang tidak
lagi berada dalam keadaan lestari bagi kehidupan organisme.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 23


MUHAMMAD NUSRAN-2022

c. Antara unsur-unsur dalam lingkungan seluruhnya suatu interaksi yang saling


mempengaruhi yang bersipat timbal balik ( crusial inter relationship)
d. Interaksi dilakukan antar unsur-unsur komponen linkungan diantaranya
- komponen bioptis dan komponen abiotis
- komponen biotis sendiri
- Antar komponen biotis
e Interaksi itu senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil untuk
mencapai suatu optimum dalam mengikuti suatu perubahan yang dapat
ditimbulkan terhadapnya dalam ukuran batas-batas kesanggupannya
f. Setiap ekosistem memiliki sifat-sifat yang khas disampin yang fundamental
yang secara bersama-sama dengan ekosistem lain melakukan peranan
terhadap kesuluhan ekosistem alam dibumi ini
g. bahwa setiap ekosistem tergantung dan dapat dipengaruhi oleh factor-faktor
tempat, waktu dan masa waktu dan masing-masing membentuk basis-basis
perbedaan diantara ekosistem itu sendiri sebagai pencerminan sifat-sifat
yang khas

1.3. Azas-Azas Ilmu Lingkungan


Soeriatmaja (dalam ilmu lingkungan) mengemukakan Azas ilmu
lingkungan yang dapat digunakan sebagai pedoman di dalam menghadapi
permasalahan lingkungan hidup .

Azas 1 : Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau
ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau
terlepaskan. Energi dapat diubah dari suatu bentuk kebentuk yang lain,
tetapi tidak dapat dihancurkan atau diciptakan.
Azas ini mengandalkan pada hukum thermodinamika 1, yang dinamakan
sebagai hukum kompersi energi . dikemukakan bahwa energy yang berbentuk
mekanis dapat diubah menjadi kalor (panas). Melalui hukum ini dapat dijelaskan
bahwa semua energi yang masuk dalam organisme , populasi atau suatu
ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan atau dilepaskan atau dapat

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 24


MUHAMMAD NUSRAN-2022

diartikan bahwa sistem kehidupan dapat dianggap sebagai sumber pengaruh


energy (transpormasi energy). Transpormasi energi dikaitkan dengan kehidupan
organisme digambarkan sebagai model di bawah ini .

Matahari

PRODUSEN KONSUMEN 1 KONSUMEN 2 KONSUMEN 3

(Tumbuhan berklorofil) Herbivora Carnivora kecil Carnivora besar

SAMPAH ORGANIK

( Berasal dari tumbuhan/Hewan


kecil)

PEMBUSUKAN

Oleh mikroba tanah menjadi


HUMUS

BAHAN MINERAL
MINERALISASI
Siap diserap oleh tumbuhan
Oleh mikroba tanah menjadi bahan
mineral

Gambar 3: Sistem Transformasi energi dalam kehidupan organisme

Azas 2 : “Didalam seluruh Ekosistem ternyata tidak ada sistem pengubahan


energi yang benar-benar efisien. Azas ini bertumpu pada hokum
Thermodinamika II Yakni bahwa sebenarnya tidak ada energi yang
hilang di alam raya ini.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 25


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Azas 3 : Materi, Energi, Ruang, dan waktu, Dan keanekaragaman semuanya


termasuk kategori sumber alam.

Materi dan energi adalah sumber alam namun ruang dan waktu hanya
merupakan variable (faktor peubah) dalam perubahan-perubahan lingkungan.
Pengrusakan lingkungan yang dilakukan secara berlebihan dan terdegradasi
secara cepat sulit pengembalian kelestariannya, Bahkan lingkungan sebagai
sumber daya alam tersebut boleh jadi tidak terpulihkan.
Azas 4 : Pemanfaatan ( eksploitasi ) sumber alam hanya dapat dilakukan sampai
pada batas tertentu.Eksploitasi lebih lanjut diatas batas ini justru akan
menurunkan nilai sumbernya pada suatu saat yang tidak lagi dapat diselamatkan.
Azas 5 : Ada dua jenis sumber daya alam dasar, yakni sumber alam yang bila
dieksploitir dengan baik dapat merangsang pertumbuhannya dan sumber alam
yang bila dieksploitir sebaliknya tidak merangsangnya.
Azas 6 : Sumber alam yang terdapat di planet bumi adalah terbatas jumlah dan
ukurannya.
Azas 7: Siklus Bio-geo kimia yang mengsirkulasikan materi yang ada dalam bumi
menggunakan sumber daya alam lewat transformasi energinya. Karena
dalam semua proses sirkulasinya, sistem energi itu sendiri boleh di
katakan kekal.
Azas 8 : Ekosistem alam pada umumnya adalah stabil, gangguan alam terhadap
ekosistem masih dapat mengembalikan kondisi keseimbangan.
Azas 9 : proses sirkulasi energy dari suatu populasi atau ekosistem ke;lain
populasi atau kelain ekosistem berlaku secara alami, dimana sepanjang
terjasinya prose situ akan dibebaskan sebagian energy dalam bentuk
panas yang tidak efisien bagi siklus itu sendiri secara langsung.

Transfer energi dari suatu populasi/ekosistem tertentu ke populasi/ekosistem lain


jarang mencapai jumlah lebih dari 10% jika kemudian dapat digunakan teknologi
dalam hal merubah tenaga uap untuk menggerakkan turbin dengan efisiensi 40%
Dari aspek transportasi energy dan materi dikenal 3 siklus, yakni :

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 26


MUHAMMAD NUSRAN-2022

1. Siklus gas ( dalam atmosfir )


2. Siklus dekomposisi biologis ( dalam lingkungan biosfir )
3. Siklus biologis ( dalam lingkungan lithosfir dan hidrosfir )

Ke-3 siklus tersebut membentuk gabungan siklus yang disebut SIKLUS BIO GEO
KIMIA.
( Lihat gambar berikut ) :

Siklus gas Atmosfir


Sirkulasi

DEKOMPOSISI
Ekskresi
SIKLUS Biosfeba
Respirasi
BIOLOGI

Sintesis
EROSI SEDIMENTASI

SIKLUS

Lithosfera GEOLOGI Hidrosfera

B. HYDROLOGICAL CYCLE
Konsolidasi
Proses Geologis
Gambardan
1 :formasi
Siklus Biogeo kimia ( Harvey and Hallet, 1977 )
bantuan

Gambar 4 : Siklus Bio Geo Kimia

Salah satu potensi/sumber daya alam yang urgen adalah air. Berkaitan
dengan sejumlah air yang semula terdapat pada tempat tertentu pada waktu lain
berada pada tempat yang lain maka dari sifat fisis air yang mampu mengangkut
berbagai bahan kimia sehingga timbulah istilah pencemaran air dimana air
terkontaminasi oleh bahan kontaminan sehingga dengan kehadiran sejumlah
unsur dalam air akan mengganggu/mencemari sumber-sumber air tersebut.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 27


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Karena pentingnya masalah air ini, yang dalam dunia industry merupakan unsur
yang vital maka diperlihatkan pada penyebaran air melalui siklus hidrologi.

ATMOSFIR

Precipitasi Transpirasi
EKOSISTEM
(Hujan) evaporasi

Permukaan bum

Fotosintesis

Gambar 5 : hubungan ekosistem dengan sejumlah elemen yang terkait

Dari gambar tersebut terlihat bahwa :


1. Antara permukaan bumi (Tanah) dan atmosfir terdapat suatu jaringan
perpindahan air melalui proses presipitasi (terjan) dan evaporasi (
penguapan ).
2. Unsur-unsur pendukung proses evaporasi dilakukan oleh system botis
yang berada pada permukaan bumi.
3. Dengan adanya proses presipitasi dan evaporasi dimungkinkan adanya
interaksi timbale balik antara ekosistem dipermukaan bumi dan ekosistem
atmosfir.
4. Didalam/dibawah permukaan bumi masih dikembangkan pula dengan
proses fotosintesis dan proses imbisisi.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 28


MUHAMMAD NUSRAN-2022

#02
PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Definisi Pencemaran pada sistem Lingkungan


• Definisi Lingkungan hidup:
Adalah ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainya.
• Definisi Pencemaran:
Adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan oleh kegiatan antropogenik kemudian
menyebabkan kualitasnya turun hingga kualitas tertentu yang menyebabkan
lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
• Interaksi Manusia dan lingkungan
Kegiatan manusia dan juga makhluk hidup lainnya berinteraksi dengan
lingkungannya yang mana akan mempengaruhi lingkungan hidupnya dan
sebaliknya dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Proses interaksi manusia
dengan lingkungan akan mempengaruhi pula pandangan hidup manusia
• Ilmu Lingkungan:
Ilmu yang mempelajari hubungan antara jasad hidup (termasuk
manusia) dengan lingkungannya
• Ekologi:
Ilmu murni yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup
• Ekosistem:
Tempat berlangsung hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dan
lingkungannya Tercakup didalamnya rangkaian spesies tumbuhan, hewanm
segala

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 29


MUHAMMAD NUSRAN-2022

macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam system, energi, merupakan
kekuatan bagi ekosistem. Ekosistem dapat dibagi menjadi dua: Ekosistem alami
dan ekosistem Buatan
• Sumber daya alam:
Materi, energi ruang, waktu dan keanekaragaman

• Kualitas Lingkungan diukur oleh kualitas hidup dengan acuan. Komponen


yang ditentukan oleh kualitas hidup:
–Kebutuhan langsung hidup hayati
–Kebutuhan kelangsungan hidup manusia
–Kebebasan dan memilih

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan


tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
perbuatan mereka, agar mereka kembali (QS Ar Rum:41).

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (QS Asy Syuura 42:30).

Perubahan Tata Guna Lahan


- Perataan tanah
- Hutan
- Perkebunan
- Intensifikasi
- Urbanisasi

Global Biogeokimia :
Karbon, Nittogen,Air, Zat kimia sintetis, Elemen, Anorganik

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 30


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Pertambahan dan Penghilangan Biotik


- Penyergapan
- Perburuan
- Pemancingan
- Perusakan habitat

Penyimpangan dan Penurunan Kualitas :


- Udara
- Air
- Tanah
- SDA Dasar

Perubahan Iklim:
- Enhenced
- Efek Rumah Kaca
- Aerosol
- Land cover
Penghilangan Diversifikasi Biologis:
- Eksistensi Spesies
- Penghilangan
populasi dalam ekosistem Issue Pencemaran Lingkungan di Indonesia

Jumlah Limbah B3 (x 1000 ton)


1. Limbah B3
Berasal dari produk industri 90%
Issue Pencemaran Lingkungan di Indonesia (2)
2. Limbah Padat Berasal dari sampah domestik
Proyeksi Timbulan Sampah dalam ton/hari
Issue Pencemaran Lingkungan di Indonesia (3)
3. Limbah cair Berasal dari domestik dan industri 90%

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 31


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Proyeksi Beban BPD di P.awa (ton)


Issue Pencemaran Lingkungan di Indonesia
4. Limbah Gas Berasal dari transportasi dan industri

Proyeksi Emisi dari konsumsi bensin (ton)


Ekologi Industri Kerangka Kebijakan Dan Implementasinya

Conteks Global
Issue :
Integrasi antara sumber daya alam (natural sistem) dan human (artifactural)
system Realitas :
– dalam sistem ”urban” kebutuhan akan energi, air bersih dan makanan dll 􀃆
selalu meningkat
– akibat dari aktivitas manusia bioakumulasi, limbah, mutagen dll
Apa yang dapat dan harus dilakukan oleh manusia?

Permasalahan
• Dalam sejarah manusia, ekonomi global dan masyarakatnya tidak akan
memungkinkan homogen, pada kenyataannya selalu sangat kompleks. Terdiri
dari berbagai komunitas, unit, sistem , kepentingan, politik dan masyarakat dan
kelompok teknologi yang terdiri dari berbagai tingkat. Sistem dan siklus fisik,
biologis dan kimia juga akan memberikan dampak terhadap sistem ini.•
Terjadinya peningkatan kontaminasi yang diakibatkan oleh aktivitas
manusia di dunia. Tugas teknolog untuk mengelola dunia.
• Kebijakan yang dikeluarkan, umumnya dalam jangka pendek dan difokuskan
pada keinginan tertentu saja.• Hubungan antara manusia, tingkat ekonomi,
kemampuan teknologi
yang sangat berbeda menyebabkan sistem menjadi kompleks
• Evaluasi ekonomi dan efisien ekonomi lingkungan yang sangat berbeda

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 32


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Dilema Ekologi Industri:


• Keterbatasan pengetahuan untuk melintasi waktu dan ruang
• Komplesitas pada pengintegrasian antara sistem indu industri dengan sistem
lingkungan
Kompleksitas tersebut melahirkan berbagai aliran dalam menjelaskan ekologi
industri, diantaranya adalah (Lowe, 1996)
• Belajar dari ekosistem, menggunakan prinsisp dinamika ekologi
• Metabolisme industri, mengkaji dan menganalisis aliran bahan dan energi
• Model dinamika masukan-keluaran (input-output)
• Perancangan untuk lingkungan (Design for environment-DfE)
• Keterkaitan antara sistem industri dengan sistem lingkungan alam yang
memungkinkan aliran umpan balik
• Memperpanjang umur produksi dan jasa

Kebutuhan akan pendekatan ekologi industri Adanya perubahan yang mendasar


yang menyebabkan permasalahan yang tidak mudah yang tentunya adanya
biaya

Gambaran Umum Dan Kerangka Dari Ekologi Industri


Konsep dari pengembangan berkelanjutan secara klasik menurut komisi
Brudtland tahun 1987:
Pengembangan kebutuhan manusia berdasarkan kebutuhan saat ini, tanpa
kompromi ataupun mempertimbangankan kemampuan kebutuhan generasi yang
akan datang

Transformasi Sistem Industri


Ciri dari ekologi industri:
• Memadukan transformasi sistem industri menuju interaksi yang berkelanjutan
dengan sisitem lingkungan alam
• Kerangka kontekstual bagi penggunaan dan pemanfaatan berbagai metoda dan
instrumen pengelolaan lingkungan yang efektif

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 33


MUHAMMAD NUSRAN-2022

• Kesadaran dan pemahaman pengelolaan industri dari model linier menuju suatu
sistem dengan daur yang tertutup menyerupai suatu ekosistem Transformasi
tersebut membawa implikasi mendasar dalam memandang sistem industri (Lowe,
1966)
• Operasi industri harus menjamin sistem lingkungan alam
• Prinsip dan dinamika ekosistem merupakan acuan
• Efisiensi bahan bakar dan energi dalam pemanfaatan pemprosesan dan
pendaurulangan akan merupakan keunggulan
• Nilai ekonomi akan dinilai dari daur kehidupan (life cycle assessment)

Keberlanjutan – Ekologi Industri – Nir-Emisi


• Interdependensi sistem industri dengan sistem biogeofisik
• Mengurangi kerusakan lingkungan secara intergratif sejak ekstraksi bahan
mentah, produksi barang dan jasa, pemanfaatan barang dan jasa, serta limbah
yang tersisa
• Fungsi pengintegrasian
• Bersifat sistimatik, berorientasi ke masa depan
• Serta efisiensi siklus melalui pemanfaatan SDA, energi dan fluida
• Limbah yang dibuang menjadi dasar model keterpaduan dari sistem biogenik ke
sistem industri dan sebaliknya
• Pendekatan interaksi industri dengan lingkungan

Pendekatan aktivitas Dimensi Waktu


Remidiasi Lampau
Pengelolaan, penyimpanan, pembuangan Sekarang
Ekologi Industri Yang akan datang

Penerapan Ekologi Industri


• Konsep proaktif dan bukan reaktif (Diprakasai dan diperkenalkan sendiri oleh
industri)
• Termasuk dalam perencanaan proses internal, bukan tambahan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 34


MUHAMMAD NUSRAN-2022

• Bersifat lentur tidak kaku


• Cakupan yang luas dan merupakan pendekatan lintas sektoral,lintas ruang, dan
lintas budaya

Pendekatan Menuju Implementasi


• Rekayasa Lingkungan memusatkan perhatian pada bahan dan produk sebagai
komponen industri
• Ekonomi Lingkungan mengaplikasikan instrumen insentif dan disinsentif untuk
mendorong sistem industri bergerak menuju sistem tertutup
• Ruang, adalah suatu perbedaan yang hakiki antara sistem industri dengan
sistem ekologi adalah keterkaitan komponennya lingkungan memperpendek daur
bahan

Konsep Pengelolaan Lingkungan


• Reaktif / Teknologi Ujung Pipa (End of Pipe Technology)
• Memperbaiki (mitigation) kerugian-kerugian dan dampak lingkungan yang
timbul
• Proaktif
• Penerapan teknologi-teknologi proses yang direka untuk meminimkan atau
sama sekali menghilangkan limbah-limbah yang mencemarkan dan berbahaya
terhadap lingkungan (nir emisi)
• Teknologi bersih dilakukan intervensi dan perubahan proses produksi yang ada
kalanya mendasar, dilakukan untuk memproduksi secara bersih dan akrab
lingkungan.
• Pengkajian proses dan bahan baku, sehingga hasil sampingan dan limbah yang
ditimbulkan tidak berbahaya, bahkan dapat memberikan manfaat langsung
maupun tidak langsung

Perubahan pola reaktif/proaktif


Adapun pola urutan prioritas sbb:
• Prinsip pencegahan pencemaran (pollution prevention)

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 35


MUHAMMAD NUSRAN-2022

• Pengendalian pencemaran (pollution control) atau toxic used reduction (TUR)


dan Design for Environment (DfE)
• Remidiasi (remediation)

Sistem Model Ekologi Industri


Tipe 1 : Sistem Linier
Material masuk dalam sistem kemudian dibuang sebagai sisa

Sistem Model Ekologi Industri


Tipe 2 : Sistem yang berkembang
Material yang masuk dalam sistem masih akan kembali dan berkembang di
dalam siklus lingkaran sistem dan menghasilkan produk-produk baru, sehingga
menghasilkan sisa seminimum mungkin

Sistem Model Ekologi Industri


Tipe 3 : Sistem dengan kapasitas penuh
Material dan produk menjadi tujuan, disini tidak selalu dibutuhkan daur ulang,
terutama dalam kemajuan ekonomi dan teknologi saat ini

2.2 Keterlibatan Sumber Potensial Terhadap Tingkat Pencemaran


Pengertian BOD,COD,DO timbul dengan masalah pengunaan dan
cadangan oksigen dalam sistem air,dimana oksigen ini dalam arti kepentingan air
merupakan sumber potensial.
BOD adalah biological oxygen demands, COD adalah chemical oksygen
Demand.
BOD adalah sejumlah oksygen dalam sistem air yang dibutuhkan oleh bakteri
aerobik untuk menetralisir/menstabilkan bahan-bahan sampah (organik) dalam
air melalui proses oksidasi biologi (biological oksidation) secara dekomposisi
aerobik. BOD biasanya dihitung dalam kebutuhan 5 hari pada temperatur 20’c
BOD berkaitan erat dengan pemusnahan bahan organik seperti kotoran
manusia,organisme yang mati dan sebagainya.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 36


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Contoh: gambaran tentang kotoran manusia yang bila dilakukan aerobik


biological oxydation dibutuhkan BOD.

Tabel 1: Jumlah BOD dan jumlah Coliform dalam sampel kotoran manusia di AS
(~ 800 orang)
PADATAN Satuan 5 hari ;2’c Perkiraan
mg/l perhitungan
Total orang Anorg BOD , mg/l Coliform /100 ml
Total 800 4500 350 200 100*10 9
Suspended 275 175 100 150 50*10 g
Settleable 175 50 125 70 Do*10 g
Non- 100 70 30 80
settleable
Dissolved 525 275 250 50
Sumber : emil T.Chanlef :enviromental protection international student edition Mc. Graw hill,1973

Demikian pula untuk kejelasan dalam proses biological okxydation terlihat pada
gambar berikut:
Air buangan industri (industrial waste water)
Setiap industri yang bersifat mengelola bahan-bahan baku dan membebaskan
limbah kimia, dalam larutan bersama sama denga air disebut sebagai suatu
processing industri.Industri inilah yang akan merupakan pokok masalah dalam
hubungan dengan soal pencemaran setiap processing industri melibatkan
sebagai interdisiplimer.karena masalah yang berkaitan dengan dengan industrial
waste water tidak saja harus diketahui semata mata dari aspek waste water saja,
namun karena diketahui cyclus processingnya .setiap processing industri
m,enpunyai spesifik plan treatment yang kompleks sebagai gambaran sederhana
mengenai spesifisitas dari berbagai processing industrial tertera dibawah ini.
Secara berkelompok menurut pokok-pokok penjelasan dibedakan
beberapa industri untuk perkiraan dapat secara kasar bahan-bahan yang
terdapat dalam limbah industri.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 37


MUHAMMAD NUSRAN-2022

1. Pabrik pengola makanan (Food Industries) komposisi waste waternya meliputi


bahan-bahan organik sebagai bahan utama. pemeriksaan BOD,COD dalam
efluen, standar. Disamping komponen-komponen organik ditemukan pula dalam
jumlah rendah seperti minyak, benda-benda terapung, benda-benda padat kasar
(coars solids), fine suspendeds solids, rasa dan warna.
2. Pertambangan, komponen adalah asam dalam limbahnya yang digunakan
sebagai bahan pembersih.
3. Industri minyak tanah, komponen utamanya disamping minyak bumi,juga
larutan asing yang terkait dalam proses pengobaran minyak dari tanah.

SINTESIS ORGANISMA BARU

COHNSP MIKROORGANISMA ENERGI

RESPIRASI
PRODUK SO4,PO4

EFFLUENT

Gambar 6: sistesis organisma


4. COD adalah sejumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidir bahan-
kimia dalam sistem air. DO dikaitkan dengan sisa oksigen yang terlarut dalam air
sebagai suatu cadangan yang setiap saat masih akan digunakan
5. Bahan buangan atau (limbah) industri umumnya hasil limbah industri secara
umumnya disalurkan ke sungai. Kaitan pembuangan limbah industri berupa
bahan-bahan residu dengan ketahanan stabilitas air justru saat ini menjadi
masalah yang penting untuk dipecahkan berkaitan dengan pencemaran dari
limbah industri.

2.3 Penanggulangan Limbah


Ada cara penanggulangan berupa”plant treatment”,tetapi dengan investasi
biasa 200-300’/, dari jumlah investasi untuk mendirikan industri itu sendiri.karena

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 38


MUHAMMAD NUSRAN-2022

secara ekonomis dapat dinyatakan bahwa semua industri hampir-hampir tidak


pernah melakukan suatu plant treatment.
Ada 3 hal dalam industrial waste water dengan masalah pencemaran air.
1. Industrial waste water (air buangan indutri)
2. Pokok-pokok penanggulangan air bungan industri.
3. Perancanaan pola industrialisasi.
4. Industri” metal finishing shop” industri opengelohan logam ini seperti pabrik
pipa ,panci,paku.pabrik vekrom akan mengandung komponen –komponen asam
chromic chynide,alkali dalam limbah air , sebagai catatan untuk waste water yang
mengandung chyanide tidak boleh sama-sama di camour dengan waste water
yang mengandung nikel . Sebelum keduanya di alirkan dengan seru efluent pipa
yang sama untuk dibuang dari indistri kedalam sungai ,chyanide harus dirusak
lebih dahuku dengan cholorine.

Tabel 2 : Pencemar dan lokasi pencemaran


PENCEMAR LOKASI AKIBAT
KIMIA:
✓ SO2 UDARA BRONGHITIS, ALERGI,
✓ CO UDARA MUTASI
✓ CO2 UDARA GANGGUAN PERNAPASAN
✓ NO2 UDARA GREEN HOUSE EFFECT
✓ DEBU UDARA IRITASI KULIT
✓ Pb UDARA/ AIR BRONGHITIS
✓ As AIR GANGGUAN ORGAN PERUT
✓ Hg AIR GANGGUAN ORGAN PERUT,
✓ F AIR OTOT SARAF LUMPUH
✓ CN AIR, UDARA FLOROSIS
✓ Cr, Cd, Br AIR GANGGUAN METABOLISME
SEL
KERACUNAN

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 39


MUHAMMAD NUSRAN-2022

BIOLOGI AIR, UDARA INFEKSI


FISIKA
- SUHU AIR, UDARA IRITASI, METABOLISME
- PARTIKEL AIR, UDARA
- DDT TANAH AIR KERACUNAN

Akibat efek negative:


Langsung ----------------------→ short term effect (efek jangka pendek)
Tak langsung------------------→ long term effect (efek jangka
panjang)
Akumalasi

2.4 Kasus Limbah Industri


Beberapa contoh kasus yang pernah terjadi:
Kasus MINAMATA : Teluk Minamata merupakan teluk kecil dengan luas
2,092,000 m persegi yang terletak di Laut Shiranui atau Laut Yatsushiro di pantai
barat Pulau Kyushu. Lingkungan laut Shiranui (bagian utara) atau dikenal juga
dengan laut Yatsushiro (bagian selatan) merupakan tempat dimana penyakit
Minamata ditemukan. Laut Shiranui/Yatshusiro dengan area 1,200 km persegi
adalah perairan semi tertutup yang dikelilingi dan berhadapan langsung dengan
kepulauan Amakusa yang memiliki 120 pulau dengan 3 pulau terbesarnya yaitu
Amakusa Shimosima, Amakusa Kamishima dan pulau Ohyano. Laut Shiranui ini
terhubung dengan Laut Amakusanada yang merupakan bagian dari Lautan Cina
Timur hanya dengan beberapa selat kecil dengan selat terbesarnya kurang lebih
1,5 km memisahkan antara pulau Amakusa Shimoshima dan pulau Nagashima.
Laut Shiranui/Yatshushiro dikenal juga sebagai Laut Mediteranian-nya Jepang
dan dahulunya melimpah dengan hasil laut seperti ikan, moluska. Usaha
perikanan merupakan industri kunci di daerah ini dan sekurang-kurangnya

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 40


MUHAMMAD NUSRAN-2022

200,000 orang bekerja dalam usaha perikanan dan usaha yang terkait di sekitar
laut tersebut. Bertahun-tahun lamanya penduduk disekitar laut tersebut hidup dari
hasil laut Shiranui yang sekurang-kurangnya memakan ikan 500 gram sehari.
Demikian halnya di sungai Agano, Niigata, (kasus kedua penyakit Minamata)
penduduk setempat juga memakan ikan air tawar disana dalam jumlah yang
banyak. Desa Minamata secara resmi dikenal pada tahun 1889, desa ini terletak
di bagian selatan Kumamoto prefecture dan berbatasan langsung dengan
Kagoshima Prefecture. Seiring dengan perkembangan desa dan
pembangunannya, maka pada tahun 1949 Minamata telah berkembang menjadi
sebuah kota. Pertengahan tahun 1908, perusahaan Sogi Electric dan Nippon
Carbide bergabung membentuk Nippon Nitrogen Fertilizer (cikal bakal Chisso
company) yang kemudian beroperasi pertama kali pada tahun 1932 dengan
menggunakan acetaldehid (acetic acid facilities), dan di tahun 1941 memproduksi
vinyl chloride. Di tahun 1950, Nippon Nitrogen Fertilizer menganti nama menjadi
Shin Nippon Chisso Fertilizer Co., Ltd. Chisso berarti nitrogen, dan perusahaan
ini merupakan perusahaan raksasa kimia terbesar di Jepang dan menguasai
pasaran dunia sampai hari ini.( http://ilmatuhyaien.blogdetik.com/2010/10/30/paper-ilmu-
lingkungan/)
Penyakit Minamata atau Sindrom Minamata adalah sindrom kelainan fungsi saraf
yang disebabkan oleh keracunan akut air raksa. Gejala-gejala sindrom ini seperti
kesemutan pada kaki dan tangan, lemas-lemas, penyempitan sudut pandang dan
degradasi kemampuan berbicara dan pendengaran. Pada tingkatan akut, gejala
ini biasanya memburuk disertai dengan kelumpuhan, kegilaan, jatuh koma dan
akhirnya mati. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Minamata)
Kasus di Indonesia di kali berantas surabaya pada tahun 1975, akibat limbah dari
pabrik bumbu masak yang mengakibatkan air sungai jadi amis, kekeruhan yang
tinggi dan air jadi kotor, akibatnya ikan mati air pam jad ikotor sehingga
mengakibatkan keracunan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 41


MUHAMMAD NUSRAN-2022

2.5 Wujud Pencemaran


Pencemaran udara menurut wujud fisik.
- Gas/uap
- Partikel : bendapadat/ cair yang kecil sekali sehingga dapat melayang-layang
di udara seperti:
o AEROSOL CSMOKF, FOG, MISTD, DEBU, FLY ASH, FUME
Partikel : Ukuran mikroskopis, every low of velocity (tidak jatuh) tersuspensi
dalam gas.
Misalnya: Partikel cair dalam suspense udara/ gas karnakondensisuap,
Fog kabut padat / tebal :mits, masih dilihat dengan mata.
Smoke (asap): partikel karbon pada takibat pembakaran taks empurna
(incomplete combustion) dari bahan hidrokarbon, dengan ukuran kurang lebih
5 mikro.
Debu: Partikel padat karena kerja mekanis( masih pecah).
Pencemaran: masuknya unsur/ komponen ke dalam suatu ekosistem
(kimia, fisika,biologi, social termasuk, pencemaran sosial), sehingga
menimbulkan gangguan. Proses pengubahan energi selalu tidak efisien, maka
akan senantiasa terdapa tsisa, maka inilah yang di sebut dengan limbah.
Ada 2 aliran-aliran pencemaran:
Aliran1 :yang dirusakkan tidak harus manusia, tapi melalui sungai, laut sehinggah
keruh dan ikan berkurang.
Aliran2 :yang di rusak mengancam ekosistem manusia, seperti racun DDT pada
air sehingga bias mengakibatkan fatal bagi manusia. (pencemaran ini berakibat
langsung bagi manusia)

Bahan Pencemaran/Sumber Pencemaran.


Bisa berasal dari unsur: fisik, biologi, kimiawi
Tempat terjadinya pencemaran: udara, air, tanah

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 42


MUHAMMAD NUSRAN-2022

MIXING TRANFORMASI KIMIA

PROSES LANJUT
ATMOTSFIR
EMISI CEMARAN
RESEPTOR
PENCEMARAN

PERSYATARAN

Gambar 7: Proses pencemaran

2.6 Pendekatan Pencegahan


Terdapat sejumlah pendekatan dalam upaya untuk meminimalisir dampak
yakni
1. Pendekatan Ekologis
2. Pendekatan Spasial (Tata Ruang)
3. Pendekatan Teknologi

Susunan Emisi Tetap:


Patrikel =14%
Hidrokarbon =15%
CO =48% (Sisanya : SO2 dan NO)
Susunan Partikel:
Industri =27 %, Pembakaran Di Industri =32 %, Pembakaran Hujan =23 %,
Transfortasi =4%, Sampah = 4 %, Lain-Lain =10%
Sumber SO2:
Industri =23%, Pembakaran Full Fosil =77%, Lain-Lain =4%
Jika ozon menipis,maka akan dapat mengancam kehidupan di bumi ini,dimana
dari hasil reaksi 0 + 03 Adalah O3 (Czon) yang sangat relatif dengan aerosol.
-Clfc(klorofloro carbon).

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 43


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Aerosol dapat berupa:parfum,obat semprot,cat semprot,sementara kolorofrolo


karbon berasal dari industri busa pabrik.

Pencemaran Udara
Defenisi “The Enginesres”Joint Council In Air Pollution: Air polution mean
preseance in the out door otmosphere of one or more contaminants such as
dust,fumes,must,otdoor,smoke or vapor in quntities of characterities ,and of
duration such as injurous to human ,plant,or animal life or proferty,or with unrea
soneable interferens with the confortable enjoyment of life and property.
Pencemaran adalah:
Hadirnya unsur lain seperti debu,asap,uap dan lain sebagainya dalam
jumlah /kualitas tertentu dalam waktu lama yang menimbulkan ganguan,yang
berpengaruh terhadap manusia,tanaman dan binatang.

dapat memulihkan diri


melewati ambang batas pencemaran

perlu baku mutu lingkunga

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 44


MUHAMMAD NUSRAN-2022

#03
KESEHATAN LINGKUNGAN
DENGAN KONSEP PENDEKATAN EKOLOGIS

Secara sederhana kita telah mengenal istilah kesetimbangan yang kemudian


sekarang kita menyebutnya “ecosystem”.
Dengan makin majunya ilmu lingkungan, kita lebih menekankan sistem tersebut
pada arti interaksi antar elemen didalamnya. Interaksi mana senantiasa bersifat
dinamis dan biasanya ditinjau dari aspek kepentingan manusia. Karenanya
sering kita jabarkan dalam pengertian “Interactions between environment and
mans biological systems” Kemudian ruang lingkup “environment” tersebut
sebagai “the natural and modified by mans work and presence” (Walton Purdom,
1971 dalam Slamet Ryadi, 1986).
Model kesetimbangan kemudian dimodifikasi dengan 4 faktor, yaitu :
1. Faktor penentu kehidupan (life support)
2. Aktivitas manusia (mans aktivities)
3. Bahan buangan dan residu karena kehadiran dan aktivitas manusia (residues
and wastes)
4. Gangguan lingkungan (environmental hazards)
Secara skematis dijelaskan :

LIFE SUPPORT MANS ACTIVITIES RESIDUES AND WASTES

ENVI RONMENTAL
HAZARDS

Gambar 8: Model kesetimbangan Lingkungan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 45


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Dari skema tersebut diatas terlihat bahwa aktivitas manusia merupakan sentra
dari kerusakan gangguan lingkungan. Aktivitas manusia adalah subjek dari
keempat faktor tersebut. Life Suppotr, dikaitkan dengan udara, air, makanan dan
perumahan. Mans aktivities, dikaitkan dengan kehidupan dirumah (pola
kehidupan), pekerjaan, transportasi.
Residues and Wastes, dikaitkan dengan bentuk-bentuk fisik dan kimia dari
bahan-bahan buangan (limbah) baik berupa padatan (solid), cairan (liquid) dan
gas. Metode penanggulangannya secara teknologis.
Evironmental Hazards, dikaitkan dengan iplikasi dan dampak baik secara
langsung (direct) maupun secara tidak langsung (indirect) mempengaruhi nilai-
nilai kesehatan. Yang termasuk gangguan ini dapat berupa :
- Biologycal hazard yang mengakibatkan terjadinya suatu proses “over burning”
terhadap binatang, serangga dan sebagainya.
- Chemical hazard berupa luksin, allergen, iritan.
- Fisical hazard berupa vibrasi, radiasi, tekanan, dan kelembaban.
- Psycological hazard berupa strees, ketegangan, tekanan, dan sebagainya.
- Sosiological hazard berupa kepadatan dan segala implikasinya dan
sebagainya.

1.1. Definisi Dan Pendekatan Konseptual


Penyusunan berbagai definisi tersebut tergantung pada titiktolak konsep mana
yang dianut. Beberapa definisi sbb :
Menurut P. Walton Pardom 1971, kesehatan lingkungan (Envirm mental
Health) adalah merupakan salah satu aspek kesehatan masyarakat yang
menekankan pada gaya hidup substansi, tenaga dan kondisi (konsep ilmu
kesehatan) atau publik health maupun konsep ekologi. Berpijak pada prinsip-
prinsip ilmu kesehatan masyarakat, maka faktor pencegahan (prefentif) dan
promatif lebih menekankan peranan penting didalam setiap bentuk upaya
kesehatan lingkungan sebagai penjelasan dapat dilihat melalui contoh
pencemaran yang mengenal 3 komponen dalam sistem prosesnya.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 46


MUHAMMAD NUSRAN-2022

3.2 Kesehatan Lingkungan Dan Fluktuasi Ekosistem


Kesehatan lingkungan menempatkan dan menggantungkan pada
kesetimbangan ekologi dengan interaksi manusia dengan lingkungan pada taraf
optimal dan batas-batas tertentu untuk menjamin kehidupan agar tetap sehat
(well being) yang meliputi dimensi kesehatan fisik, mental maupun hubungan
social yang optimal dengan lingkungannya. Akibat interaksi melakukan
perubahan-perubahan sehingga berakibat berubahnya lingkungan akibat ulah
manusia, adapun perubahan-perubahan tersebut seperti :
- Pertumbuhan penduduk sangat cepat.
- Urbanisasi menimbulkan perubahan-perubahan kesetimbangan kota/desa.
- Industrialisasi dengan berbagai dampaknya.
- Perkembangan teknologi yang cepat tidak diimbangi oleh sistem sosialnya
(Intrastruktur).
- Kebutuhan- kebutuhan yang meningkat dan mendesak sekaligus bersifat
memaksa .
Slamet Ryadi, kesehatan lingkungan adalah bagian integral dari ilmu kesehatan
masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani hubungan manusia
dengan lingkungannya dalam kesetimbangan ekologi dengan tujuan membina
dan meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat yang optimal.
a. Landasan Konsep Ilmu Kesehatan Lingkungan :
- Secara konsepsional, kesehatan lingkungan adalah merupakan bagian tak
terpisahkan dari ilmu kesehatan masyarakat secara utuh, yang berarti senantiasa
terkait dengan ilmu-ilmu lainnya.
- Menurut sifatnya, kesehatan lingkungan tetap harus merupakan kegiatan
prefentif atau promatif, kegiatan prefentif menekankan pada prinsip sanitasi.
- Sifat prefentif merupakan dasar pertama untuk dikaitkan dengan fife level yang
prefension Against Desease.
- Sifat prefentif hendaknya dilihat dari proses mekanisme patologi dari suatu
teori Natural History of Any Desease of man.
b. Sasaran Kesehatan Lingkungan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 47


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Dengan masuknya kita dalam stage 4 era public health dimana kesehatan
lingkungan memegang porsi yang sangat besar itu, maka ruang lingkup yang
akan digarap oleh kesehatan lingkungan akan memiliki jangkauan atau sasaran
yang juga berubah luas, sekalipun permasalahan prioritas pada masing-masing
negara berbeda-beda namun pada pola perubahan ekologis sudah dapat
dilakukan pengelompokan sesuai dengan rekomendasi VHO Expert Commettee
tahun 1970 (WHO Technical Report Series No.439/1970), dikenal kerangka
sasaran meliputi :
1. Pengadaan air bersih
2. Pengendalian pencemaran air (Water pollution control) dan pengelolaan air
limbah.
3. Pengelolaan sampah (Solid Waste Management)
4. Pemberantasan vektor (vector controle).
5. Pencagahan dan pengawasan pencemaran tanah oleh faktor lingkungan
biologis.
6. Sanitasi makanan (food Hyegiene).
7. Pengendalian pencemaran udara (controle of air pollution).
8. Pengendalian pencemaran Radiasi (Radiation controle).
9. Kesehatan kerja (accupational health).
10. Pengendalian pencemaran suara (Noise controle).
11. Perbaikan perumahan dan sistem pemukiman (Housing and Settlement).
12. Perencanaan perkotaan dan pembangunan wilayah (urban and Ragional
Planning).
13. Pengembangan aspek kesehatan lingkungan pola ekosistem udara, laut dan
lalu lintas darat.
14. Pencegahan kecelakaan (Accident prevention).
15. Pembinaan lingkungan tempat-tempat rekreasi dan pariwisata.
16. Sanitasi yang dikaitkan dengan epidemi, kedaruratan, bencana alam, migrasi
penduduk dan lain-lain.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 48


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Pengembangan sistem pengukuran yang dibutuhkan untuk memberikan


jaminan informasi akan perlindungan lingkungan yang dapat dinyatakan
bebas dari segala resiko bagi kesehatan.

3.3 Eco Labelling


Pengertian Ekolabel berasal dari kata "eco" yang berarti lingkungan, dan
"label" yang berarti tanda atau sertifikat. Jadi, ekolabel dapat diartikan sebagai
kegiatan- kegiatan yang bertujuan guna pemberian sertifikat yang mengandung
kepedulian akan aspek-aspek yang berkaitan dengan unsur lingkungan hidup.
Kata "ekolabelling" pada saat ini sudah sedemikian populer dan jauh berkembang
dan banyak dipergunakan dimana-mana, sehingga kemudian diasosiasikan
dengan berbagai kegiatan baik yang sifatnya fisik (lapangan) maupun non-fisik
(peraturan, tata cara, kelembagaan)
Sumber : www.dephut.go.id/Halaman/PDF/ECOLABELING.pdf

3.4 Nilai Ambang Batas


Pengertian Nilai Ambang Batas (NAB).
Sebagai dasar pertimbangan standarisasi kualitas sumber daya alam (air, udara)
dengan tujuan agar konsentrasi bahan kimia tertentu yang dibebaskan tidak
boleh melewati batas yang telah ditetapkan didalam limbahnya. Bila dibiarkan
akan memberikan dampak pada sektor lain. Nilai ambang batas suatu bahan
kimia adalah suatu kadar konsentrasi batas dalam suatu udara lingkungan kerja
sebagai pedoman pengendalian untuk menjamin agar tidak menimbulkan
gangguan Nilai Ambang Batas (NAB) sesungguhnya hanya merupakan
alat/pedoman mengikat untuk dipatuhi.
Penetapan NAB tidak berarti bahwa sudah ada jaminan bebas dari segala
resiko terhadap terjadinya pencemaran/gangguan. NAB hanyalah merupakan
konsep perlindungan sekaligus digunakan sebagai indikator atau lampu merah.
Penentuan NAB masih memperlihatkan perbedaan pada berbagai intisari
tergantung pada persepsi tentang mudarat/manfaat yang diinginkan. Olehnya itu
dibutuhkan keterpaduan dan keseragaman NAB.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 49


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Standar ini memuat tentang Nilai Ambang Batas yang meliputi: iklim kerja
(panas), kebisingan, getaran, radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja, digunakan
untuk pedoman pengendalian. Nilai Ambang Batas yang dimaksud dalam standar
ini adalah Nilai Ambang Batas rata-rata tertimbang waktu.
Standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai pedoman pengendalian agar
tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8
jam sehari atau 40 jam seminggu
Sumber : International Standard Organization. Determination of Occupational noise
exposure and estimation of noise induced hearing impairment, Standard 1999.

3.5. Pencemaran Udara (Komoditas Pencemaran)


Bahaya pencemaran udara dalam lingkungan industri biasanya lebih sering
terjadi pada kelompok industri yang termasuk dalam klasifikasi kelompok industri
dasar sebagai prosessing Industri. Termasuk dalam kelompok ini adalah industri
pupuk (petro Chemical/Agro Chemical Industry), pestisida, kertas, mesin sintesis,
semen, gelas, soda, asam sulfat, Industri oksigen, seng dan lain sebagainya.
Disamping Industri dasar masih ada kelompok lain yang juga mempergunakan
bahan kimia seperti pabrik garam, sabun, dan detergen, pasta gigi, korek api,
pipa, PVC, cat, pabrik aki dan baterai.
Masih ada kelompok khusus yang disebut kelompok Industri Logam Dasar yang
tetap ikut mempergunakan bahan-bahan kimia yakni industry-industri Baja,
aluminium, Pabrik-pabrik Mesin, kendaraan bermotor dan sebagainya.
Dalam penentuan serta perencanaan pembacaan tebel, standar NAB juga perlu
memperhatikan berbagai keterangan peringatan yang disebut tanda-tanda
peringatan antara lain :
- Bahan kimia itu kontaminasinya lewat apa ? misalnya melalui absorpsi
kulit, hal ini perlu diketahui untuk mempermudah cara penanggulangannya.
- Bahan kimia berbentuk debu yang mengakibatkan proses fibrosis paru-
paru. Konsentrasi debu maksimum menurut SUMA’MUR (buku Hiperkes), masih

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 50


MUHAMMAD NUSRAN-2022

dapat ditolerir berkisat 10 mg/M3 atau 30 jppkk (jumlah pertikel perkaki kubik)
dengan catatan kadar kwartsnya kurang dari 1%.
- Tanda Karsinogenik perlu dicantumkan bahan kontak dengan cara apapun
tidak dibenarkan.
- Zat atau bahan kimia yang diberikan tanda “Konsentrasi tertinggi
diperkenankan” (KTD) harus diartikan bahwa NAB = KTD.
Pengertian Nilai Ambang Batas merupakan terjemahan dari istilah “Threshold
Limit Value”, sedangkan kadar tertinggi diperkenankan adalah berasal dari
“Maximum Allowence Consentration” (KTD).

3.6 Penanganan Limbah Di Rumah Sakit


a. Pengertian Limbah RS
Segala sampah dan limbah yang dihasilkan oleh suatu rumah sakit baik dalam
suatu tindakan medis atauoun kegiatan penunjang lainnya.
Limbah Rumah Sakit digolongkan menjadi 2 yakni:
1. Limbah Klinis, Limbah yang berasal dari pelayanan medis (Ruang Tindakan,
Lab, Dsb)
2. Limbah Non Klinis, Limbah Berasal dari kegiatan non medis (Dapur,
perkantoran dsb)

Gambar 9. Limbah Obat

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 51


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Water Treatment Limbah Cair Rumah Sakit PT Vale


- Pengertian Limbah Rumah Sakit
- Karakteristik Limbah Cair Rumah Sakit
- Sumber Limbah Cair Rumah Sakit
- Standar Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit
- Teknik Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit

Gambar 10. Water Treatment Limbah Cair

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 52


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Gambar 11. Limbah darah

Limbah Cair Rumah Sakit


Adalah segala macam limbah berbentuk cair yang berasal dari rumah
sakit. Sumbernya antara lain gabungan dari :
Septic Waste Water Rumah Sakit, Kitchen & Domestic Waste Water, Darah,
nanah, obat terbasuh dsb.

Gambar 12. Limbah ceceran darah

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 53


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Karakteristik Limbah Cair Rumah Sakit


Dikarenakan sifatnya yang merupakan campuran beragam material organik.
Maka berikut adalah karakteristik Limbah Cairnya (Berdasarkan Pengalaman) :
1. TSS Cukup Tinggi >100 ppm
2. BOD dan COD tinggi >1000 -2000
3. pH Terkadang Asam <7
4. Mengandung Bakteri Patogen

Tabel 3. Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit

Teknik Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit

Gambar 13. Water Treatment di Rumah Sakit

Merupakan Teknik Pengolahan Terpadu, yang menggabungkan 3 teknik.


Yakni Fisika-Biologi-Kimia.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 54


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Teknik Pengolahan Secara FISIKA


Yakni dengan memisahkan material-material pengotor yang kasat mata.
Serta berukuran cukup besar dengan menggunakan penyaringan atau
perlakuan fisik.

Gambar 14. Sistem filterisasi

Contoh System :
- Grid & Grease Trap System
- Sand Filter
- Sedimentasi dan Gravitasi
- Filterisasi
- Dsb

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 55


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Teknik Pengolahan Secara Biologi


Proses pengolahan secara biologi, meniru proses pengolahan yang terjadi di
alam (Rawa-rawa). Yaitu dengan menggunakan bakteri mikrobiologi. Untuk
memecahkan zat-zat pengotor. Yang nantinya akan berpengaruh terhadap
penurunan nilai COD dan BOD

System Yang Biasa Digunakan di lingkungan Rumah Sakit antara lain :

Gambar 15 Kubota MBR

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 56


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Gambar 16. Aeration System

Gambar 17. Biocleaner

Teknik Pengolahan Secara KIMIA


Teknik ini adalah dengan menambahkan bahan kimia pada air limbah. Agar
didapatkan nilai yang memenuhi standar.
Pengolahan Secara Kimia, dalam sistem IPAL Rumah sakit sebenarnya
dimaksudkan untuk mengurangi nilai COD dan BOD. Biasanya penggunaan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 57


MUHAMMAD NUSRAN-2022

bahan kimia dalam IPAL rumah sakit nilainya sangat kecil, karena dengan 2
treatment sebelumnya, nilai COD dan BOD biasanya sudah berkurang hingga
masuk Standar Baku Mutu.

Gambar 18. Kaporit

Gambar 19. NaOH

SUMBER: tugas MK Pengetahuan Lingkungan di jurusan TI FTI UMI (2016)

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 58


MUHAMMAD NUSRAN-2022

3.7 Analisis Water Treatment

Gambar 20. Lamella Gravity Settler – TSS & Cr(Vi)


Water Treatment Facility

Permen LH No. 9 Tahun 2006 tentang : Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha
dan atau Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel.“Terdapat 11 parameter kualitas air
yang harus dipenuhi baku mutunya sebelum air limbah tersebut dapat dibuang
ke badan air.Aturan inilah yang mengikat setiap perusahaan maupun instansi lain
dalam hal penanganan limbah cair dari suatu kegiatan usaha yang dapat
berdampak langsung terhadap lingkungan sekitar maupun mahkluk hidup. Oleh
karena itu PT.VAlE Indonesia Tbk,Membangun sebuah water treatment untuk
melengkapi water treatment yang telah ada sebelumnya, yang diberi nama:
Lamella Gravity Settler (LGS)

Permasalahan
Saat ini PT Vale telah menerapkan beberapa teknik dalam pengelolaan air limbah
yaitu dengan penambahan ferro sulfat untuk mereduksi Cr dan membangun
sedimen pond untuk menurunkan TSS. Namun demikian PT. Vale Indonesia
masih sering menghadapi beberapa masalah terutama untuk parameter TSS dan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 59


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Cr total. Selama tahun 2011, terjadi beberapa kali loncatan (spike) nilai TSS dan
Cr total yang diakibatkan oleh adanya curah hujan yang tinggi. Dalam tahun
2013-2014 PT Vale telah melakukan pembangunan beberapa pond tambahan
dan perluasan beberapa kolam pengendapan untuk menghindari terjadinya spike
ini melalui project ‘Mine Effluent Improvement’. Pengelolaan limbah Cr dan TSS
saat ini dengan sistem konvensional yaitu kolam pengendapan biasa sudah
memadai untuk memenuhi baku mutu, namun pembangunan LGS ini adalah
inisiatif PT.Vale sebagai kepedulian terhadap lingkungan dan upaya untuk lebih
di atas baku yang telah ditetapkan pemerintah.

Gambar 21. Titik poin penanganan Limbah

Pengelolaan Kualitas Air


• Sumber kromium dalam laterit nikel, 1.7-4.8% (LAPI-ITB, 2005),1-3.5% (Hulett,
2008)
• Dalam zona limonit, kromium terikat dalam bentuk krom-spinel(55-75%),
sisanya terikat pada Goethite
• Dalam zona limonit ini, kromium terikat secara fisik teradsorpsi pada mineral.
Lepasnya Cr(6) dari lapisan
lateritik dipengaruhi oleh:

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 60


MUHAMMAD NUSRAN-2022

• Konsentrasi ion kromit


• Cahaya ultraviolet sebagai oksidator kuat
• Waktu reaksi
• Kondisi kimia fisik (pH-Eh, temperatur, Mn)
• Pengaruh air

Pengelolaan chromium dilakukan dengan mengalirkan Ferrous


sulfat/FeSO4
Fungsi FeSO4 dalam proses pengolahan Cr(6) adalah:
• Untuk mereduksi Cr(6) menjadi Cr(III)
• Memberikan efek ko-presipitasi terhadap Cr(OH)3 yang terbentuk

Pengenalan Sistem
Lamella Gravity Settler (LGS) adalah teknologi yang direkomendasikan oleh
BPPT dalam rangka pengelolaan air limpasan tambang dan air limbah pabrik
pengolahan/process plant.
Secara umum LGS dibagi 3 proses:
1. Koagulasi: adalah proses pertama. Yaitu proses untuk mendestabilisasi
partikel koloid/suspensi sehingga terbentuk inti flok. Dalam proses ini
ditambahkan koagulan yaitu Ferro sulfat.
2. Flokulasi: Proses ini menggabungkan inti-inti flok menjadi flok ukuran besar
agar mudah mengendap. Dalam proses ini ditambahkan flokulan yaitu
Clariflog.
3. Pengendapan: Flok-flok besar diharapkan mengendap di kolam ini. Proses
ini dibantu dengan “bilah-bilah lamella” (tube settler) dengan kemiringan 60
derajat.
LGS (Tampak atas)

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 61


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Gambar 22. Fasilitas Treatment LGS

Skema aliran

Gambar 23. Fasilitas Treatment LGS

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 62


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Sistem untuk treatment LGS dibagi dalam beberapa bagian:


1. Supply air bersih
2. Pencampuran Ferro sulfat
3. Pencampuran flokulan
4. Transfer ke Day Tank Lamella
5. Pembagian aliran (flow)
6. Dosing Ferro sulfat
7. Dosing flokulan
8. Pembuangan lumpur endapan (slurry)

Supply Air Bersih


Menggunakan air bersih dari HROD menuju Gunung Batu. Air dialirkan ke
tangki 2ea @10.000 liter, tetapi total air yang bisa digunakan adalah 8000 liter.
Sehingga total efektif air yang bisa digunakan di tangki adalah 16.000 liter. Untuk
water supply harus menggunakan air bersih. Untuk kebutuhan selain refiling,
gunakan juga air dari tangki. Jangan langsung menggunakan bypass, karena
Gunung Batu akan kekurangan air.

Gambar 24. Water Supply

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 63


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Pencampuran Ferro sulfat


Proses mencampur Ferro sulfat seperti biasa. Mencampur ini HARUS dengan air
bersih. Posisi air harus dibawah tangga

Pencampuran Flokulan
Mencampur flokulan dengan perbandingan 1000 liter air bersih : 1 kg flokulan.
Mencampur ini HARUS dengan air bersih. Posisi air harus dibawah tangga 1.
Bubuk ditabur pelan-pelan, jangan sampai menggumpal.

Gambar 25. Mixing

Pembagian Aliran (Flow)


Aliran harus dibagi berdasarkan kapasitas design dari LGS. Pembagian
aliran menggunakan motorized water gate untuk buka-tutup channel.
Water gate terbuka jika:
1. Default terbuka 1ea
2. Flow utama lebih dari 1200 m3/h, water gate terbuka 2ea
3. Flow utama lebih dari 2400 m3/h, water gate terbuka 3ea

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 64


MUHAMMAD NUSRAN-2022

4. Flow utama lebih dari 3600 m3/h, water gate terbuka 4ea
Water gate tertutup jika:
1. Flow turun kurang dari 3500 m3/h, tertutup 1ea, sisa 3ea buka
2. Flow turun kurang dari 2300 m3/h, tertutup 1ea, sisa 2ea buka
3. Flow turun kurang dari 1100 m3/h, tertutup 1ea, sisa 1ea buka

Pembagian Aliran (Flow)

Dosing Ferro sulfat & Flokulan

Gambar 26. Pembuangan Lumpur Endapan (Slurry)

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 65


MUHAMMAD NUSRAN-2022

#04
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

4.1. Konsep dan Pengertian ANDAL


Secara formal: ADL = dari UU.N EPA 1969 yakni alat untuk merencanakan
preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh suatu
aktivitas pembangunan yang sedan direncanakan.
Untuk kondisi di Indonesia, Andal = Pasal 16 UU No.4 Tahun 1982
tentang ketentuan pokok pengelolaan ketentuan hidup.

Pengertian AMDAL
Pada dasarnya, sebelum adanya AMDAL, ketika melakukan pembangunan
sudah memerhatikan keberlangsungan dari lingkungan hidup yang tercantum di
dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pokok-Pokok Pengolahan
Lingkungan Hidup. Di dalam Undang-Undang tersebut ada banyak sekali tentang
pengelolaan lingkungan hidup, sumber daya alam, sumber daya buatan, dan lain-
lain.
Seiring dengan perkembangan zaman, Undang-Undang tentang pengelolaan
lingkungan hidup juga turut berkembang. Indonesia membuat suatu Peraturan
Pemerintah yang di mana di dalam Peraturan tersebut dijelaskan pengertian
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986, AMDAL adalah hasil
studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Dengan adanya
Peraturan Pemerintah tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sudah seharusnya
bagi mereka yang ingin melakukan pembangunan harus memerhatikan kondisi
lingkungan hidup apakah bisa rusak atau malah bisa berkembang.
Sekitar 7 tahun kemudian, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986
mengalami perbaikan, sehingga muncul Peraturan Pemerintah baru, yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. Pada PP ini, Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 66
MUHAMMAD NUSRAN-2022

dijelaskan secara lebih lengkap atau bisa dikatakan bahwa ada beberapa
pengertian AMDAL, seperti AMDAL kegiatan multisektor, AMDAL kawasan, dan
AMDAL regional. Bahkan PP ini, juga menjelaskan tentang instansi yang
bertanggung jawab atas AMDAL dan komisi AMDAL.
Adapun instansi yang dimaksud berdasarkan PP tersebut adalah Menteri atau
Pimpinan lembaga non departemen berfungsi untuk melakukan sebuah
perencanaan usaha atau kegiatan yang bersangkutan. Selain itu, Gubernur
Kepala daerah Tingkat I berfungsi untuk memberikan pengawasan terhadap
kegiatan atau usaha yang ada di bawah wewenangnya.
Berdasarkan PP Nomor 51 Tahun 1993, AMDAL kegiatan terpadu atau
multisektoral adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan
yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan
hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi.
AMDAL lingkungan kawasan adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha
atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu
kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instansi yang
bertanggung jawab.
Sementara itu, masih dalam PP yang sama, AMDAL regional adalah hasil studi
mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekonomi sistem zona rencana
pengembangan wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah dan
melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), AMDAL adalah penilaian dampak
positif dan negatif dari perencanaan sebuah proyek (pembangunan) yang
melingkupi aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 67


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Ilmu tentang interaksi lingkungan dengan makhluk hidup.


ARTI DAMPAK

DAMPAK AKTIVITAS

alamiyah
Dapat besifat : kimia
fisika
biologi

Misal: semburan asap beracun dari kawah sinila di dieng adalah aktivitas alam
bersifat kimia,aceng gondok = aktiviats alam biologi. Penelitian dampak dilkukan
karena adanya rencana aktivitas manusia dalam pembangunan seperti : matinya
lebah, ikan dan katak karena semprotan pestisida ( dampak ) atau efek samping.
Dampak bias bersifat : biosfisik social ekonomi serta budaya. ANDAL lahir
dengan Undang-undang Lingkungan Hidup di AS Tahun 1969 dengan NEPA
(National Environment Policy Act).
NEPA 1969 sebagai hasil dari reaksi terhadap kerusakan lingkungan oleh
aktivitas manusia yang tinggi. Seperti tercermahkan lingkungan dengan pestisida
, limbah industry, dan trasportasi. Rusaknya habitat tumbuhan dan hewan
langkah,serta menurunya nilai estetika alam. Sebagai contoh : di Los Angeles
terganngu oleh asap kabut ( asbut ) yang disebut : SMOG ( smoke + fog ) yang
berdampak pada kesehatan dan merusak tanaman asbut dari gas limbah
kendaraan dan pabrik yang mengalami :

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 68


MUHAMMAD NUSRAN-2022

ozon
FOTOOKSIDASI peroksidanitrat (PAN)
Netrogenoksidasi

Pembangunan tetap berjalan Industrialisasi

Mempertimbangkan
dampak lingkungan
seminimum mungkin

ANDAL

Lingk. Dapat mendukung


Pembangunan yang berkelanjutan pembangunan

Pembangunan berwawasan
lingkungan

Hakekatnya
Ekologi pembangunan
permasalahan ekologi

Gambar 27. Ekologi Pembangunan

4.2. Konsep Lingkungan Dan Pembangunan


Pendugaan Kecenderungan Masalah Lingkungan Di Negara Berkembang
Kaya = Miskin = Persoalan sama,tetapi prioritas berbeda.
Problem Negara maju /Negara industri =
Impak pertumbuhan ekonomi :berkaitan dengan kerusakan lingkungan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 69


MUHAMMAD NUSRAN-2022

4.3. Bobot Masalah Dalam Lingkungan


issu utama di negara berkembang adalah kerusakan sumber daya alam.
Sedangkan issu utama di negara maju/industri adalah kerusakan kualitas hidup.
Untuk Negara Berkembang :
PRIORITAS = Degracasi sumber daya alam
Efek makanan dan suplei energy
Kondisi pemukiman marginal
Penyakit lingkungan
Untuk Negara Maju :
PRIORITAS = Populasi air dan udara
Penyakit jangka panjang akibat keracunan kimia

4.4. Masalah – Masalah Utama Negara Berkembang

Tergantung pada
Ekonomi Negara berkembang sumber daya alam
(SDA)

Bioproductive system
(pertnian,kehutanan
dan perikanan)

Jika penduduk meningkat Komsumsi pangan meningkat

SDA

Bio productive
sistem

Degradasi
Gambar 28. Dampak komsusmi Pangan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 70


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Menurut UNWFC,1977: 500 JUTA PENDUDUK 95% penduduk di Negara


berkambang dibawah standard makanan. Lebih dari 2 juta penduduk , mati = di
Negara sahara , afrika selatan Utara dan timur tengah.
Problem lingkungan bervariasi dalam skop dan intensitas , maka sebagai
konsekwensinya adalah prioritas dalam penanganan masing – masing Negara
berbeda menurut pembuat kebijakan pembangunan.

4.5. Problem Lingkungan


Tabel 4: Identifikasi problem Lingkungan
PROBLEM NEGARA BERKEMBANG NEGARA MAJU/INDUSTRI
Sumber Daya Alam Polusi udara kota besar: Problem Negara maju
• Udara • erosi • polusi udara
• Tanah • degradasi • air bersih berkurang
• Air • kekeringan. • Inland & Marine Pollution
• Flora/Fauna • Air bersih berkurang • kehilangan sumber daya
• Ekosistem • polusi (pestisida,sewage) genetic.
• Bencana alam • Deforestation • Acid rain.
• Ekosistem. • Banjir
• (Banjir,angin puting • gempa
beliung, gempa)

LINGKUNGAN HIDUP BUATAN


B i o p r o d u c t i v e System
Kehilangan dan degrada si Kehilangan tanah pertanian
“aranle land” ,pestresistence karena jadi kota,kontaminasi
water shor, long pertanian dan perikanan over
MARGINAL SENTLEMENT fishing . Urban Sprawl Noise
Pemukiman Kesehatan Kurang makanan,,infeksi Kanker,cardiovascular long
penyakit parasit term effects of toxin and
chemical.

HUTAN sebagai Bioproductive system yang penting : seperti


1.Bakar kayu, 2.Habitat, 3.Pengatur tata air, 4.Pengatur air, 5.penahan erosi,
6.potensi wisata lingkungan dan juga sebagai 7. Paru – paru dunia
Akibat penebangan liar:1/3 UNTUK PERTANIAN ,KAYU DAN BAHAN . KAYU

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 71


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Tabel 5: kehilangan sumber daya hutan sampai tahun 1985


1976 – 1980 1981 – 1985
x1000 Ha % x1000 Ha %
TROPICAL AMERIKA 3.807 55 4.006 56
AFRIKA 1.319 19 1.318 19
ASIA 1.767 26 1.782 25
6.893 7.106

Pada Negara berkembang, kayu untuk bahan bakar 100 juta orang
Tahun 2030 habis dibakar alternatif lain ?

BATUBARA
Sebagai energy alternatif
Konsumsi energy: 13 x
Negara Industri Negara Berkembang

MENIKMATI
SDA ENERGI

Kerusakan Lingkungan

(Unrenewable)
Long Term Effect
tak terpulihkan

Gambar 29. Penggunaan SDA

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 72


MUHAMMAD NUSRAN-2022

4.6. Isu Global Lingkungan


1. EFEK RUMAH KACA
2. OZON MENIPIS
3. HUTAN HUJAN TROPIS
` 4. PENCEMARAN INDUSTRI
Efek Rumah Kaca
Terjadi karena adanya sinar suria yang dengan gelombang pendek
menimbulkan efek pemanasan sehingga udara disekitar ruang atau tempat
tersebut terjadi fluktuas,hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengeringan
bahan pangan namun dapat membahaykan kesehatan manusia.
Proses menipisnya ozon diakibatkan karena adanya sinar suria dengan
gelombang pendeknya yang memiliki sifat mudah menembus bahan transparan
seperti kaca atau pun CO2 yang menembus bumi. Yang dikarenakan
adanya/hadirnya karbondioksida sebagai akibat aktivitas manusia/industry
sehingga CO2 tersebut menutupi atmosfer yang berkilat panas suria tersebut
diserap oleh CO2. Sehingga mengakibatkan terjadinya efek panas, makin
menipisnya ozon ini akan berakibat sangat buruk bagi kehidupan di muka bumi
ini.
Hadirnya karbon dioksida dikarenakan adanya :
- Pembakaran bahan bakar industri mobil (fossil fuel combustion)
- Kebakaran hutan
- Supersonut transtor
Menurut hasil riset : bahwa sebelum tahun 1900 konsentrasi CO2 berkisar 290
ppm, namun 1900 konsentrasi CO2 berkisar 330 ppm.
ENERGI LAIN :
HYDROPOWER PLTA (murah)
genangan
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
bendungan turbin

Gambar 30. Penggunaan HydroPower

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 73


MUHAMMAD NUSRAN-2022

- Pemisahan pemukiman
- Ekosistem sungai berubah
- Penyebaran penyakit
NUKLIR SAFETY WASTE DISPOSAL

Tabel 6: Degradasi Tanah


TANAH YANG EROSI SALINASI RESERTIFIKASI
DPT DITANAMI ALKALINASI (%)
ASIA 34,9 41,6 31,2 81,4
AMERIKA
LATIN 178,8 6,2 74,0 82,3
AFRIKA 205 2,3 39,2 86,3
AIR : Stok/persedian air selalu tetap cukup untuk tetap hidup

Masalahnya adalah : ketidak – seimbangannya distribusi, dimana bagi


penduduk padat/besar : stok air sedikit sementara bagi penduduk jarang, stok air
cukup berlebihan

4.7 AMDAL sebagai solusi dari perubahan sistem Lingkungan


AMDAL adalah suatu proses dalam studi formal untuk memperkirakan dampak
lingkungan atau rencana kegiatan proyek dengan bertujuan memastikan adanya
masalah dampak lingkungan yang dianalisis pada tahap perencanaan dan
perancangan proyek sebagai pertimbangan bagi pembuat keputusan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986, AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) adalah hasil studi mengenai dampak
suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan.
Banyaknya pembangunan di berbagai wilayah pada suatu negara sudah tak bisa
dihindari lagi karena demi kemajuan dan perkembangan untuk wilayah itu sendiri.
Pembangunan yang dilakukan biasanya berupa beberapa sektor, seperti industri,
pabrik, dan lain-lain. Dalam melakukan pembangunan sangat dibutuhkan suatu
pemahaman tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Hal
ini perlu dilakukan karena AMDAL dapat mencegah kerusakan lingkungan terjadi.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 74


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Apabila kerusakan lingkungan dapat terjadi karena pembangunan, maka dapat


membahayakan manusia terutama mereka yang tinggal di dekat pembangunan
tersebut. Dengan adanya AMDAL, setiap pembangunan yang dilakukan oleh
perusahaan bisa membuat masyarakat sekitar masih merasa aman untuk tinggal
di wilayah pembangunan.
Seiring dengan perkembangan zaman sekaligus perkembangan zaman, AMDAL
mulai mengalami perkembangan, sehingga bagi mereka yang ingin melakukan
pembangunan harus dapat memahami perkembangan yang terjadi pada AMDAL.
Pada umumnya akan membuat suatu dokumen AMDAL sebelum melakukan
pembangunan. Dokumen AMDAL yang dibuat tersebut akan diperiksa oleh
lembaga yang mengurusi permasalahan AMDAL.
Oleh sebab itu, baik mereka yang ingin melakukan pembangunan atau lembaga
yang mengurusi dokumen AMDAL harus benar-benar memahami tentang
AMDAL. Dengan dokumen AMDAL yang telah dibuat, maka lembaga yang
mengurusi AMDAL dapat memberikan keputusan apakah pembangunan dapat
dilaksanakan atau tidak dapat dilaksanakan. Apabila dari dokumen AMDAL
banyak hal yang dapat merugikan lingkungan, maka pembangunan tidak dapat
dilaksanakan, begitu pun sebaliknya.

4.8 Prosedur dan aktivitas kerja AMDAL


AMDAL ini ialah suatu proses di dalam ilmu formal di dalam memperkirakan
masalah dampak lingkungan yang mungkin terjadi ialah sebagai akibat dari
kegiatan atau aktivitas proyek. Masalah dari dampak lingkungan itu dianalisis
ditahap perencanaan ialahsebagai acuan dasar yang wajib untukdigunakan
sebelum mengerjakan sebuah proyek. (https://pendidikan.co.id/pengertian-amdal/)
Menurut PP no 27 tahun 1999, pengertian AMDAL ini merupakan suatu
kajian dari suatu dampak besar dan juga penting dalam melakukan pengambilan
keputusan suatu usaha atau pun juga aktivitas yang direncanakan di dalam
lingkungan hidup.
Analisis ini biasanya dilakukan pada saat akan dilakukan suatu proyek baru.
AMDAL ini memiliki sifat menyeluruh, melingkupi dampak sosial, ekonomi,

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 75


MUHAMMAD NUSRAN-2022

biologi, fisika, kimia atu juga budaya. Jadi, AMDAL ini tidak hanya berfokus di
lingkungan hidup saja namun juga komponen lainnya yang terlibat.

Gambar 31. Pengambilan keputusan AMDAL

AMDAL ini mempunyai banyak sekali fungsi, dibawah ini merupakan beberapa
diantaranya sebagai berikut :
1. Membantu proses pengambilan keputusan mengenai kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan
2. Memberi masukan di dalam penyusunan disain rinci teknis dari rencana
dan/atau kegiatan
3. Memberi masukan di dalam pemantauan lingkungan hidup dan juga
penyusunan rencana pengelolaan
4. Memberi informasi bagi masyarakat atas adanya dampak yang muncul
dari rencana usaha dan juga kegiatan
5. Awal dari rekomendasi mengenai izin usaha
6. Sebagai Scientific Document serta Legal Document
7. Izin Kelayakan Lingkungan
8. Bahan perencanaan pembangunan wilayah
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 76
MUHAMMAD NUSRAN-2022

Tujuan AMDAL
beberapa fungsi AMDAL diantaranya sebagai berikut:
1. Sebagai acuan di dalam mengambil keputusan tentang kelayakan sebuah
rencana usaha atau juga kegiatan terhadap lingkungan hidup.
2. Sebagai masukan di dalam menyusun desain teknis dari suatu rencana
serta kegiatan.
3. Sebagai masukan di dalam menyusun rencana pengelolaan serta
pemantauan lingkungan hidup.
4. Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai dampak yang mungkin itu
terjadi dari rencana usaha atau juga kegiatan.
5. Sebagai acuan atau rekomendasi ijin usaha/ kegiatan.
6. Sebagai dokumen ilmiah dan dokumen legal.
7. Sebagai bahan dalam proses perencanaan pembangunan suatu wilayah.

Beberapa contoh dari aktivitas atau kegiatan yang memerlukan adanya


AMDAL yakni pembuatan TPA baru, reklamasi pantai, pembangunan pelabuhan
sampai pada pembangunan pabrik. Seluruh bentuk pembangunan itu pasti akan
berdampak pada lingkungan sekitarnya itu baik pada manusia ataupun alam.
Dengan melalui AMDAL, ini kemudian diharapkan pelaksana usaha atau juga
pengelola itu dapat atau bisa menekan serta juga meminimalisir dampak buruk
yang muncul. Selain dari itu, pelaksana usaha atau juga pengelola tersebut akan
bisa atau dapat memberikan alternatif lainnya untuk lingkungan yang akan
terdampak.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 77


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Gambar 32. Dasar Hukum AMDAL

Beberapa dasar hukum serta peraturan yang dibuat tentang amdal, namun untuk
saat ini sudah tidak berlaku lagi. Dasar hukum itu diantaranya sebagai berikut :
1. Peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1999 tentang amdal.
2. Keputusan mentri negara danjuga lingkungan hidup No 8 thn 2006 tentang
pedoman penyusunan amdal.
3. Keputusan mentri negara danjuga lingkungan hidup No 11 thn 2006
tentang jenis rencana usaha, serta juga segala jenis kegiatan atau aktivitas
yang wajib dilengkapi dengan amdal.
Beberapa peraturan menteri lingkungan hidup, diantaranya ialah sebagai berikut
:
1. Peraturan menteri negara lingkungan hidup RI No 16 thn 2012, tentang
pedoman penyusunan lingkungan hidup.
2. Peraturan menteri negara lingkungan hidup RI No 05 thn 2012, tentang
jenis rencana usaha serta suatu kegiatan atau aktivitas yang wajib memiliki
amdal.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 78


MUHAMMAD NUSRAN-2022

3. Peraturan menteri negaralingkungan hidup RI No 17 thn 2012,


tentangpedoman keterkaitan masyarakat didalam proses analisis dampak
lingkungan hidup sertajuga izin dari lingkungan.

Peraturan pemerintah inidisusun yakni sebagai pelaksanaan ketentuan di dalam


UU no 32 thn 2009, mengenai perlindungan serta pengelolaan lingkungan hidup.
Khususnya ketentuan di dalam pasal 33 serta pasal 44 di dalam UU. Peraturan
pemerintah nomor 27 thn 2012 mengenai mengatur 2 jenis instrumen
perlindungan serta juga pengelolaan lingkungan hidup.
Kedua jenis instrumen itu diantaranya ialah instrumen kajian lingkungan hidup
serta instrumen izin lingkungan. Penggabungan substansi ini mengenai amdal
dan jugalingkungan hidup dilakukan itu dengan adanya pertimbangan, serta izin
lingkungan yang merupakan satu kesatuan. Hal tersebut juga tercantum di dalam
pasal 2, diantaranya sebagai berikut :
1. Tiap-tiap usaha serta kegiatan yang wajib memiliki atau mempunyai amdal
maka wajib memiliki izin lingkungan.
2. Izin lingkungan ini melingkupi penyusunan amdal, penilaian amdal, serta
permohonan akan peneribitan izin lingkungan.

Manfaat AMDAL

Gambar 33. Ilustrasi kondisi bumi

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 79


MUHAMMAD NUSRAN-2022

AMDAL ini akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak, termasuk juga


masyarakat, pelaku usaha, dan juga pemerintah. Sesuai dengan pengertian
AMDAL, dibawah ini merupakan beberapa manfaat AMDAL diantaranya sebagai
berikut :
1. Manfaat AMDAL Bagi Pemerintah
Dengan adanya AMDAL pemerintah ini bisa atau dapat menjalankan
pembangunan berkelanjutan sesuai dengan prinsipnya. Membantu pencegahan
pencemaran serta kerusakan lingkungan. Memastikan pembangunan sesuai
dengan ketentuan serta prinsip pembangunan berkelanjutan. Sebagai wujud
tanggung jawab pemerintah di dalam upaya mengelola lingkungan hidup. Melalui
analisis tersebut masyarakat juga akan terhindar dari konflik lingkungan.

2. Manfaat AMDAL Bagi Pelaku Usaha


Kegiatan atau aktivitas usahanya lebih aman serta terjamin. Lebih mudah
berinteraksi itu dengan masyarakat disebabkan karna tidak memberikan dampak
buruk. Bentuk usahanya saat ini juga bisa atau dapat dijadikan referensi apabila
ingin membuat usaha baru supaya lebih dipercaya pemerintah investor atau juga
masyarakat.

3. Manfaat AMDAL Bagi Masyarakat


Masyarakat mengetahui sejak dini tentang dampak suatu rencana usaha atau
kegiatan. AMDAL akan memberikan ketenangan disebabkan karna terdapat
upaya menjaga lingkungan tetap aman serta bersih. Masyarakat bisa atau dapat
turut berpartisipasi di dalam melakukan perawatan serta mengontrol kegiatan
tersebut.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 80


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Komponen AMDAL

Gambar 34. Komponen AMDAL

Di dalam proses AMDAL itu terdapat beberapa komponen penting di dalamnya.


dibawah ini merupakan beberapa komponen AMDAL diantaranya sebagai
berikut:
1. Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)
PIL ini merupakan sebuah bentuk ilmu pra proyek yang mana nantinya itu pihak
perencana tersebut kemudian akan melakukan kajian terkait lingkungan
disekitaran lokasi tersebut akan berjalannya suatu aktivitas atau kegiatan. Studi
pra lingkungan ini mencakup seluruh aspek baik kimia, fisika, sosial, biologi,
ekonomi serta juga budaya di sekitarnya.
2. Kerangka Acuan (KA)
Setelah melakukan studi informasi lingkungan, pihak pengelola tersebut
kemudian akan membuat kerangka acuan yang dijadikan dasar di dalam
pelaksanaan proyek tersebut. Kerangka acuan tersebut berupa hasil laporan dari
studi pra lingkungan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 81


MUHAMMAD NUSRAN-2022

3. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Komponen AMDAL ini berikutnya adalah bagian utama yakni melakukan analisis
dampak lingkungan. Dalam melakukan analisis ini, pihak pengelola itu harus
mengutamakan keamanan serta kesehatan lingkungan dan juga mengurangi
dampak buruk yang akan terjadi. Pada tahapan tersebut juga nantinya keputusan
mengenai proyek tersebut akan dilakukan.

4. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)


Komponen AMDAL ini melingkupi segala bentuk pemantauan terhadap
berjalannya proyek, mulai dari saat pembangunan sampai pada selesai.
Pemantauan tersebut harus dilakukan dengan secara berkelanjutan sehingga
bisa atau dapat berjalan sesuai dengan aturan sebenarnya.

5. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)


Selain melakukan pemantauan, seluruh pihak yang terlibat itu juga harus turut
didalam melakukan pengelolaan terhadap suatu proyek. Pengelolaan inimemiliki
tujuan didalam mempertahankan fungsi lingkungan serta juga menghindari
penyimpangan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 82


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Prosedur Amdal

Gambar 35. Prosedur AMDAL

Prosedur amdal ini biasanya terdiri dari beberapa poin, diantaranya sebagai
berikut :
1. Proses penapisan atau screening atau wajib amdal
Proses penapisan pada amdal (proses seleksi wajib amdal) ini merupakan suatu
proses di dalam menentukan, apakah rencana kegiatan atau aktivitas ini wajib
menyusun amdal atau juga tidak. Di indonesia, proses penapisan tersebut
biasanya dilakukan dengan sistem penapisan hanya 1 langkah saja.
Ketentuan di dalam suatu rencana kegiatan atau aktivitas yang perlu menyusun
dokumen amdal atau juga tidak, dapat atau bisa dilihat dari keputusan Menteri
Negara LH nomor 17 tahun 2001 mengenai jenis rencana usaha atau kegiatan
yang memang wajib untuk dilengkapi dengan adanya amdal.
Yang menjadi bahan pertimbangan di dalam penapisan biasanya mengacu
kepada dasar pertimbangan, di suatu kegiatan atau aktivitas di dalam menjadi

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 83


MUHAMMAD NUSRAN-2022

wajib amdal di dalam Keputusan Mentri Negara LH nomor 17 tahun 2001. Yang
isinya meliputi :
1. Keputusan BAPEDAL nomor 064 tahun 1994 mengenai pedoman pada
dampak penting, yang mengulas mengenai ukuran dari dampak penting
di dalam suatu kegiatan.
2. Referensi internasional yang isinya tentang aktivitas atau kegiatan wajib
amdal yang telah / sudah diterapkan oleh beberapa negara.
3. Ketidakpastian di dalam kemampuan teknologi yang telah atau sudah
tersedia untuk menanggulangi dampak negatif, merupakan hal yang juga
penting.
4. Beberapa studi yang telah atau sudah dilakukan oleh perguruan tinggi
yang di dalamnya ada hubungannya dengan wajib amdal.
5. Adanya masukan serta atau usulan dari segala macam sektor teknis yang
terkait.

2. Proses pengumuman
Segala rencana aktivitas yang dilakukan sertajuga diwajibkan didalammembuat
amdal, maka akan wajib untuk kemudian mengumumkan segala sesuatu rencana
kegiatannya tersebut kepada masyarakat dari sebelum pemrakarsa itu dengan
melakukan penyusunan amdal. Pengumuman tersebutharus dilakukan oleh
instansi yang bertanggung jawab dan juga oleh pemrakarsa aktivitas/kegiatan.
Tata cara danjuga bentuk pengumuman serta tata cara didalam penyampaian
pendapat, saran, serta juga tanggapan itu harus diatur didalam Keputusan
Kepala BAPEDAL NO 08 thn 2000. Yang isinya mengenai keterlibatan
masyarakat dan juga keterbukaan informasi di dalam proses amdal.

3. Proses pelingkupan (scaping)


Pelingkupan itu ialah proses awal di dalam menentukan lingkup permasalahan
dan juga mengidentifikasi, dampak penting yang terkait itu dengan sebuah
rencana kegiatan. Tujuan dari pelingkupan tersebut ialah untuk menetapkan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 84


MUHAMMAD NUSRAN-2022

suatu batas wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting lingkungan, serta


juga menetapkan tingkat kedalaman studi.
Tujuan lainnya ialah menetapkan lingkup studi, menelaah kegiatan atau aktivitas
lain yang telah terkait dengan rencana kegiatan atau aktivitas yang sudah dikaji.
Hasil akhir dari proses pelingkupan tersebutialah dokumen KA-ANDAL. Saran
serta juga masukan dari masyarakat tersebutharus menjadi suatu bahan
pertimbangan, di dalam proses pelingkupan.

4. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL


Apabila KA-ANDAL selesai disusun maka kemudian pemrakarsa pun dapat atau
bisa mengajukan dokumen kepada komisi penilai amdal untuk kemudian dinilai.
Dengan berdasarkan peraturan yang ada, waktu maksimal di dalam penilaian KA-
ANDAL ini yakni 75 hari. Waktu itudihitung di luar yang telah atau sudah
dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki atau juga menyempurnakan
dokumennya.

5. Penyusunan serta penilaian pada ANDAL, RKL, dan juga RPL


Penyusunan ANDAL, RKL, serta RPL itu dilakukan dengan mengacu kepada KA-
ANDAL yang telah atau sudah disepakati bersama. Hal tersebut bisa atau dapat
dilihat dari hasil penilaian komisi amdal. Setelah seluruh itu selesai disusun,
pemrakarsa baru kemudian boleh mengajukan dokumen kepada komisi penilai
amdal untuk kemudian dilakukan penilaian kembali.
Dengan berdasarkan peraturan yang berlaku, lamanya waktu penilaian amdal ini
yakni sekitar 75 hari. Sama halnya dengan RKL serta RPL, seluruhnya di luar
waktu yang dibutuhkan oleh penyusun di dalam memperbaiki atau
juga menyempurnakan kembali dokumen tersebut.

CONTOH AMDAL
Terdapat banyak contoh dari kasus amdal di Indonesia, misalnya ialah seperti
kasus TPA, Bantar Gebang, Bekasi. Yang apabila disusun di dalam bentuk amdal
itu akan menjadi seperti berikut ini :

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 85


MUHAMMAD NUSRAN-2022

1. Latar belakang masalah


• Apa dampak dari sampah yang terdapat di TPA Bantar Gebang bagi
lingkungan serta masyarakat sekitar.
• Bagaimana sistem pengelolaannya serta kebijakan dari pemerintah di
dalam menanggulangi sampah yang terdapat di daerah Bantar Gebang
Bekasi dan juga disekitarnya.

2. Data dan fakta yang ada di lapangan


Faktanya itu menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal di sekitar TPA
tersebut banyak yang terkena penyakit. Seperti penyakit ISPA, Gastritis, Mialgia,
Anemia, infeksi serta alergi kulit, Asma, Reumatik, Hipertensi, dan juga masih
banyak lagi. Hal tersebut menunjukkan bahwa TPA Bantar Gebang ini
menimbulkan dampak yang buruk bagi masyarakat serta lingkungan sekitarnya.
Sedangkan menurut data yang ada, jumlah sampah domestik yang berasal dari
rumah tangga ialah sekitar 2.915.263.800/ton. Sedangkan untuk lumpur dari septi
tanc itu jumlahnya mencapai 60.363,41 ton /tahunnya. Untuk sampah yang
berasal dari industri pengolahan jumlahnya itu mencapai 8.206.824,03 ton per
tahunnya. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah sampah yang terdapat di
TPA Bantar Gebang tersebut, sudah melewati batas maksimal. Sehingga
menimbulkan beragam penyakit di lingkungan sekitar, serta hal tersebut harus
ditanggulangi secepatnya. Disebabkan juga karna jumlah sampah yang
menumpuk itu akan sangat berbahaya bagi kehidupan manusia.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan jumlah sampah tersebut melonjak
tiap tahunnya. Misalnya saja disebabkan karna kegiatan atau aktivitas
operasional yang buruk, sehingga kemudian menimbulkan pencemaran di badan
air yang terdapat di sekitar TPA. Serta juga air tanah yang diakibatkan oleh limbah
serta munculnya kebakaran disebabkan karna terbakarnya gas methan.
Dinas kebersihan ini sudah melakukan hal-hal berikut ini, untuk menanggulangi
masalah sampah di TPA Bantar Gebang tersebut. diantaranya sebagai berikut :

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 86


MUHAMMAD NUSRAN-2022

1. Menambah fasilitas unit di dalam pengolahan limbah serta meningkatkan


efisiensi pengolahan sampah, supaya kualitas limbah memenuhi syarat
untuk selanjutnya dibuang.
2. Meningkatkan dan juga memperbaiki penanganan sampah supaya sesuai
dengan prosedur yang ada, yakni sanitary landfill.
3. Membantu masyarakat sekitar yang tinggal tak jauh dari TPA, itu dengan
puskesmas, menyediakan air bersih, serta juga ambulance.
4. Mengatur para pemulung yang biasa berkeliaran di TPA supaya tidak
mengganggu kegiatan atau aktivitas operasional para petugas.
3. Hasil analisis
a. Bagaimana dampak sampah bagi lingkungan masyarakat
Jumlah sampah yang melimpah serta kondisi TPA yang buruk ini akan
mengakibatkan munculnya segala macam jenis penyakit. Yang terjadi
dimasyarakat di sekitar TPA, selain dari itu keberadaan TPA itujuga akan
merusak lingkungan serta ekologi di sekitarnya. Munculnya pencemaran tanah
yang juga berbahaya.
Tanah yang tadinya bersih tersebut akan tercampur dengan limbah atau juga
sampah yang terdapat di sana. Maka potensi pencemaran tanah yang dilihat
dengan secara fisik itu akan berlangsung di dalam jangka waktu yang cukup
lama.
b. Bagaimana sebuah sistem pengelolaan sampah serta kebijakan yang
diberikan oleh pemerintah.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan pengelolaan sampah itu menjadi
buruk serta memberi dampak negatif bagi lingkungan. Misalnya ialah faktor
internal, yang mencakup sumber daya manusia yang kurang atau juga tidak
berkualitas di dalam mengelola sampah serta TPA. Faktor lainnya ialah faktor
eksternal yakni minimnya lahan untuk TPA yang terdapat di kota besar.
Sehingga jumlah sampah yang masuk itu tidak sebanding dengan ukuran lahan
TPA yang ada. Alasan eksternal lainnya ialah penolakan dari masyarakat sekitar
mengenai adanya TPA yang berada tak jauh dari tempat tinggal mereka.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 87


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Sedangkan untuk kebijakan yang diberikan oleh pemerintah di dalam


menanggulangi sampah di TPA Bekasi tersebut sebagai berikut :
• Menentukan siapa yang kemudian akan mengelola TPA serta bagaimana
cara pengelolaan yang harusnya itu dilakukan.
• Akan diterapkan beberapa aturan di dalam cara pengelolaan yang tepat,
serta teknologi apa saja yang kemudian akan digunakan supaya hasilnya
sesuai itu dengan aturan yang ada tentang kondisi serta pengelolaan
suatu TPA.
• Teknologi yang akan digunakan itu akan disesuaikan dengan jumlah
anggaran yang terdapat, terutama kemampuan pemilik proyek tentang
biaya yang dimiliki.
4. Kesimpulan
a. TPA yang letaknya itu tak jauh dari lokasi atau juga tempat tinggal penduduk,
atau juga masyarakat sekitar maka hal tersebut akan menyebabkan dampak
buruk bagi kesehatan orang yang tinggal di sana.
b. Sistem pengelolaan yang digunakan itu sudah ketinggalan zaman sehingga
kemudian tidak mencapai hasil yang maksimal. Maka dari itu pemerintah itu harus
membuat kebijakan baru baik itu dengan secara internal atau juga eksternal.
Faktor internal ini ialah kesadaran dari masyarakat sekitar mengenai pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan.
Sedangkan untuk faktor eksternal tersebutbiasanya melingkupi minimnya lahan
pembuangan sampah disuatu daerah, serta tidak ketatnya pemerintah itu di
dalam membuat aturan mengenai sampah baik pemerintah pusat atau pun juga
daerah.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 88


MUHAMMAD NUSRAN-2022

#05
ENERGI TERBARUKAN

5.1. Studi Energi Dari Lingkungan


Energi yang diterima oleh permukaan tanah:
1. 99,98 % energy matahari -→ bebas polusi
1. 2.10-5 %energi laut/gelombang
2. 8.10-5 % energy geothermal

Pembakaran fossil -------> Segera berakhir BBM habis terpakai

Menghadapi persoalan pengganti Energi

a .KLASIFIKASI SUMBER2 ENERGI


Komersial: patrole laut, Energi hidro air terjun, gas alam
1.Energi pertama
Non komersial: kayu, turbin
2.Energi kedua ------> Transformasi dari energy primer karbon, Nuklir, minyak

5.2. Pengukuran Satuan Energi


Satuan Fisika: 1 Joule = 107 erg
1 Kwh =103 j/s X36.102 s = 3,6 MJ
1 Thermie = 4,18 MJ
1 Kwh = 0,86 Thermie
1 BTU = 252 cal =1,055 Kj
BTU = British Thermal Unit

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 89


MUHAMMAD NUSRAN-2022

5.3. Energi Alternatif


Perkembangan teknologi energi alternatif semakin berkembang seperti
1. Energi panas Bumi ( Geo Thermal )
2. Energi Laut
3. Energi sungai
4. Energi Angin ----> Kincir Angin
Contoh :
Energi Angin ---> Dapat di kembangkan untuk mendapatkan
Energi bebas polusi
(Pengadaan energy berwawasan lingkungn)
Untuk menghitung Daya Angin di Gunakan formulasi : P = K S V3
Dimana : P = Daya (Kw)
K = Konstanta
V = Kecepatan angin (km/h)
S = Luas permukaan (m2)
Contoh :
Kecepatan Angin (V) = 18 km/h
S = 10 m2
-----> P Max = 1,53 Kw
V = 30 Km/h ---> P = 14 Kw
V = 80 Km/h ---> P = 66 Kw
V = 160 Km/h ---> P = 520 Kw

5.4. Radiasi Matahari


Radiasi matahari ( Solar radiation ) atau radiant energy merupakan sumber
energy bagi kehidupan organisme yang paling potensial yang merupakan
gelembung-gelembung elektromagnetik. Didalam kehidupan bagi organisme
didalam biosfer, matahari memberikan kontribusi energy sebesar 13x10
kalori/Tahun, atau untuk setiap centimeter persegi permukaan bumi permenitnya
memberikan harapan energy alternative untuk masa depan, walaupun demikian
energy matahari/surya ini tetap memberikan kendala pemanfaatannya

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 90


MUHAMMAD NUSRAN-2022

diantaranya kendala dana/biaya dan teknologi. Penyebaran sinar surya sebelum


sampai kebumi melalui berbagai rintangan/lapisan-lapisan udara.
a. Didalam atmosfer, sinar surya disebarkan ke segala arah melalui bagian
infra merah dari spectrum elektromagnetik.
b. Sesampainya dibumi, sinar surya sebagian diserap oleh bumi dan
sebagian dipantulkan kembali. Kalor yang dipantulkan tersebut
sebenarnya masih bias dimanfaatkan sebagai suatu sumber energy
secunder/alternative menggantikan energy minyak bumi yang kian
berkurang.
c. Sinar surya sekitar 10% diserap oleh lapisan ozon, juga oleh gas oksigen,
uap air, asam karbinat, molekul-molekul dan partikel-partikel yang ada di
udara.
d. Seluruh pancaran sinar surya dibagi kedalam :
- Sinar-sinar dengan gelombang spektra ultraviolet ( frekwensi 0-400)
- Sinar fisible dengan frekwensi 400-800- sinar-sinar dengan gelombang
spectra infra merah dengan frekwensi 1600 - 2400 lebih.

5.5. Beberapa Contoh Perhitungan Radiasi Matahari


----> Distribusi Spektrum ( benda hitam)
𝜆 M.T = 2898 m k ---> HK Wien untuk benda hitam
Contoh :
Suatu radiasi benda hitam mempunyai temperature antara 5800 0 K sampai
60000 K.
Hitung emitansi (M) dan panjang gelombang dari ke-2 temperatur tersebut !
𝑤
(Nilai = 𝜎5,67.10-8 𝑚2.𝑘4
)
Jawab :
* M = T4 𝜎
= 5,67 . 10 -8 (5800)4 = 64.106 Wm -2
2898
= 𝜆 M = 3800 = 0,49 m

* M = 𝜎 T4
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 91
MUHAMMAD NUSRAN-2022

= 5,67.10-6 (6000)4 = 7,3 . 106 Wm-2


2898
𝜆 M = 6000 = 0,48 m

Energi yang teradiasitermasuk dalam =𝜆


0,25 < 𝜆 < 0,49 m

--- > Rumus untuk mencari Energi Radiasi Monochromantis


12398
E (ev) = 𝜆 0 = Satuan A
𝜆0
1,2419
E (ev) = 𝜆= m
𝜆

Diketahui :
𝜆 0 = 1012 A
Hitung E (ev) ….. ?
1,2419 1,2419
E (ev) = = 1000000000000 = 1,2419 . 1012
𝜆

* Dari aplikasi Efek rumah kaca


Contoh :
Flux Radiasi 0s Datang langsungke satu bahan penyerap dengan luas S di
sekitarnya di beri 2 kaca seperti pada gamabar (Temperatur di atmosfer TA .
3 msˉ¹ dengan suhu pada kolluktor 42°C dimana kuantitas kalor =
300ᵂ/m².Tentukan :
a . Koefisien konveksi h
b. ∆𝑇 di cerobong
c. Temperatur T1 pada kaca
Jawaban dan Analisis
Diketahui : A = S = 2X1 =2 m²
t = 20 cm =0,2 m --→ L
Tk = 42°C =273 + 42 = 315°K
Qs = 300 W
Ditanya : a. h = .....?
b. ∆𝑇 = .....?
c.T1 =......?
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 92
MUHAMMAD NUSRAN-2022

Penyelesaian :
ℎ.1 𝑁𝑢.𝑘
Nu = -→ h =
𝑘 𝐿
𝜌𝑉𝐿
Nu = a.F.Reˣ.Prʸ --- > Re = Pada tabel III di dapat
𝜇

I T = 273°K (udara)
I 𝜌 = 1,293
I K = 2,44 . 10ˉ²
I Pr = 10,715
𝜌𝑉𝐿
I Jadi,Re = .
𝜇
1,293 × 3 ×0,2
I = 1,72 .10⁴

I = 4,15 . 10⁴

Jadi, Nu = 0,667 (1) (4,5 . 10⁴) ⁰′⁵ (0,715)⁰′ᶟᶟ


= 126,66
10ᶟ < Re < 10⁵ ---> Laminear

X = m = 0,5
Y = n = 0,33
F=1

𝑁𝑢.𝐾
a. h= 𝐿
126,66 ×2,44 .10ˉ²
= 0,2

= 15,45 ᵂ/m°K
𝑄𝑠
b.∆𝑇 = − ℎ.𝑠 ---- > Qs = h.S.∆𝑇

Dimana : h = 15,45ᵂ/m°K
s = 2 X 1 = 2 m²
Qs = 300 W
300
Jadi,≥ ∆𝑇 = 15,45 ×2

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 93


MUHAMMAD NUSRAN-2022

= 9,71°K
c.Kesetimbangan termik
Qs . S . S𝜎Tk⁴ = S𝜎Ti
Qs + 𝜎Tk⁴ = 𝜎Ti⁴
𝜎Ti⁴ = Qs + 𝜎Tk⁴
𝑄𝑠+ 𝜎𝑇𝑘⁴
Ti⁴ = 𝜎
300
= + (315)⁴
5,67 .10ˉ⁸

= 5,29 . 10⁹ + 8,99 . 10⁹


= 1,5 . 10ⁱ⁰
Jadi, Ti = 350,75°K

(iii) Sebagai aplikasi dari efek rumahkaca sebuah selinder terjadi sirkulasi air
panas dan dingin , jika diketahui panas 300 w menimpa selinder sehinga terjadi
Temp di Atm --->
Kaca 2 (Te)
Kaca 1 (Ti)
///////////////////////////////// Bahan penyerap (Bp)
Hitam

Dalam persoalan ini Aim = 1 ---> ∑XT = aλT


Maka ----> Bagaimana menghitung / mengetahui temperatur pada bahan
penyerap(Bp),temperatur pada kaca 1 (Ti) dan pada temperatur pada kaca 2
(Te).
*Analisa Soal
Qs (Energi Surya)
ggg 2 (Te)
hhgg 1 ( Ti)
fffff T Bp

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 94


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Formulasi :
*Bahan penyedap Q terima = Q pancar
SQs + S𝜎𝑇𝑖⁴ = S𝜎𝑇𝐵𝑝⁴
*Untuk kaca 1 Q terima = Q pancar
S𝜎𝑇𝐵𝑝⁴ + S𝜎𝑇𝑒⁴ = 2S𝜎𝑇𝑖⁴
*Untuk kaca 2 Q terima = Q pancar
S𝜎𝑇𝑖⁴ = S𝜎𝑇𝑒⁴
Dari tiga persamaan diatas maka dapat dihitung
- TBp Dimana :
- Ti S = Luasan permukaan (m²)
- Te Q = Energi flux (ᵂ/m²)
𝜎 = Konstanta = 5,67 . 10ˉ⁸ ᵂ/m² . K⁴
Contoh Soal :
(i) Suatu alat penangkap energi surya di rancang secara sederhana
berbentuk bak ukuran 6x2 m². Bak d rancang tegak lurus dengan bidang
horizontal.
Pada bak dibagian bawah diberi isolasi,kemudian permukaan

Bak dihitamkan akibat energi surya yang diserap


Maka terjadi sirkulasi aliran fluida air.
Diatas ,material hitam dipasang dua buah
Kaca yang masing-masing mempunyai
Temperatur Ti dan Te. Dengan asumsi
Bahwa kaca transparan sempurna
Dalam visible dan menyerap sempurna untuk sinar infra merah (IR) jika flux
surya= 0.60 kw/m²,dimana sirkulasi air berhenti.Dengan mengabaikan
perpindahan dengan cahaya konveksidan konduksi.Tentukanlahb:
a. Tk dari material hitam
b. Ti dari kaca
c. Te dari kaca

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 95


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Jawaban:
Diketahui : A = S = p.l = 6x2 = 12 m²
GI = 0,6 kw/m² = 600 w/m²
𝜎 = 5,67 . 10ˉ⁸ w/m² . K⁴
Ditanya : a. Tk = ...?
b. Ti = ...?
c. Te =....?
Analisys: pada bak terjari proses pemanasan akibat efek rumah kaca sinar
surya
Kesetimbangan pada kaca.
Q pancar = Q serap
Q1 = Q2
𝑄𝑆 6000
Ti = = = 320,75 oK
𝛾 5.67.10−8

Pada Bahan Penyerat :


Qs.S + S𝑇𝑖 −4 = S𝑇𝑖 4
600 (12) + 12 ( 5.67.10−8 ) (330,75)4 = 12 ( 5,67.10-8) TK
7200 + 7200,36 = 6.3078.10-7
14,400 .36
TK4 =
6.3028.107
TK = 381,44 K
SCTI4 = 25 Te
12 ( 5,67 . 10 -8) ( 320,75)4 = 2(12) (5,67.10-8) Te
7200,36 = 1,36 Te
Te = 5,2944
Perubahan temperatur 10 °K. Jika kapasitas panas CC 1,0BTU/1 b ° F, massa
jenis air <p> = 1,0 gr/cmᵌ dan jari-jari selinder (r) =3 cm. (panjang selinder yang
diabaikan).

Fluida dingin

Fluida panas

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 96


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Hitunglah :
a.massa air yang tersirkulasi.
b.kecepatan sirkulasi fluida air ?
aplikasi teknologi sederhana berwawasan lingkungan
jawaban:
Dik : Q =300 W
AT=10°K
Cp=1 BTU/1b°F
P=1,0 gr/cmᵌ=10¯ᵌ kg/mᵌ
R= 3cm =0,03m
Dit: a. m (massa) = ..... ?
b. V(kecepatan)=....?
jawaban dan Analisis:
Q=m Cp AT
a. m= Q
Cp. AT
= 300
1 x 10 .
= 30 kg air.
b. m= V.SP. P ---> V = m ------>Sp =π²
Sp.P =π (0,03)²
=2,826.10ᵌ
=- 3Ɔ
2,826.10ᵌ.10.-ᵌ
= 30 jika dik r & L maka Sp= 2πRL
2,8226
= 10,63 m/det
Keterangan simbol-simbol:
TK = temperatur kollektor (penyerap panas)
Ti=temperatur pada kaca *1
Te=temperatur pada kaca 2

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 97


MUHAMMAD NUSRAN-2022

S=luasan permukaan (=A)


Q= kuantitas kalor/panas
= konstanta (=5,67.10¯⁸ w/m²°K⁴
V= Kecepatan (Velocity)
N=koefisien konveksi
Nu=Nusselt
Re=Reynold

E. Konveksi Termik Energi Surya

Flux surya global yang mengenai suatu permukaan tergantung Pada:


1. Tingkat tempat
2. Kondisi lingkungan disekitar bid.horisontal
3. Periode dalam setahun
4. Keadaan khusus pada senari
5. Lama penyirnaan dalam sehari.
Soal modul 05
1. Jelaskan devinisi energi alternatif
2. Tuliskan satuan fisika dalam pengukuran satuan energi
3. Tuliskan macam-macam energi alternatif
Jawab
1 Energi alternatif adalah sumber energi yang di gunakan untuk menggatikan
sumber energi utama, tujuannya untuk mengurangi ketergantungan suatu
negara kepada negara yang menjadi pemasok sumber energi utama seperti
minyak bumi
1 joule = 107 erg
1 kwh = 103 j/s x 36.102 s =3,6 MJ
1 Thermie = 4,18 MJ
1 KWH = 0,86 Thermie
1 BTU = 252 cal = 1,055 kj (BTU = British Thermal Unit)
Energi panas bumi ( Geo Thermol ), Energi laut, Energi sungai
Energi Angin = Energi kincir

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 98


MUHAMMAD NUSRAN-2022

#06
METODOLOGI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

6.1. Tujuan Pengelolaan Lingkungan


Salah satu tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup
adalahterlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan
terkendalinyapemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Untuk itu sejak
awalperencana kegiatan sudah harus memperkirakan perubahan rona
lingkunganakibat pembentukan suatu kondisi yang merugikan akibat
diselenggarakannyapembangunan.Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) adalah kajianlingkungan hidup yang digunakan untuk
memprakirakan dampak pentingterhadap lingkungan dari suatu rencana
kegiatan. Hasil AMDAL dimaksudkanuntuk memberi arahan bagi pihak
perancang rencana kegiatan untukmengendalikan dampak lingkungan yang
diperkirakan terjadi. Dengandemikian, rencana kegiatan akan menjadi lebih
ramah lingkungan dan lebihdapat diterima masyarakat sekitar.
Analisis dampak lingkungan (di Indonesia, dikenal dengan nama AMDAL) adalah
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia.
AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan
memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud
lingkungan hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan kultural.

6.2. Dasar Hukum Pengelolaan Lingkungan


Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27
Tahun 2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang merupakan pengganti PP 27
Tahun 1999 tentang AMDAL. Yakni Fungsi untuk
a. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
b. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan
hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 99
MUHAMMAD NUSRAN-2022

c. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha
dan/atau kegiatan
d. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
e. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari
suatu rencana usaha dan atau kegiatan
f. Awal dari rekomendasi tentang izin usaha
g. Sebagai Scientific Document dan Legal Document
h. Izin Kelayakan Lingkungan
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan

Hasil AMDAL juga menjadi dasar bagipengambilan keputusan oleh pihak


yang berwenang tentang suatu rencanakegiatan dan memberi jaminan kepada
pemberi izin bahwa dampak lingkungandari rencana kegiatan dapat dan akan
ditanggulangi. AMDAL sebaiknyadilakukan pada tahap awal perencanaan
rencana kegiatan, sebelumdiselesaikannya rancang bangun rinci (detailed
engineering design), agarsemua hasil AMDAL dapat menjadi masukan bagi
rancang bangun rinci.Tujuan utama dari AMDAL adalah untuk menjadi alat dalam
perencanaanpembangunan dan bukan alat birokrasi yang memperpanjang
prosesPersetujuan dan Pemberian ijin. Oleh karena itu sudah selayaknya
AMDALhanya di lakukan pada rencanan proyek yang di perkirakan akan
mempunyaidampak penting terhadap lingkungan. Seperti tertera pada pasal 16
Undang-Di Indonesia metode yang digunakan adalah satu langkah / tahap,
makadapat saja suatu proyek lolos dari keharusan melaksanakan AMDAL
padahalproyek tersebut memiliki dampak penting. Walaupun proyek tersebut
dapatlolos, namun pihak pelaksana tidak dapat lolos dari kewajiban
melindungilingkungan berdasarkan UU No. 4 Tahun 1982.Gambar : Metode
Penapisan Dua Tahap

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 100


MUHAMMAD NUSRAN-2022

6.3. Metodologi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


Tujuan AMDAL adalah untuk menjadi alat dalam perencanaan pembangunan
dan bukan alat birokrasi yang memperpanjang proses Persetujuan dan
Pemberian ijin.Oleh karena itu sudah selayaknya AMDAL hanya di lakukan pada
rencanan proyek yang di perkirakan akan memupunyai dampak penting terhadap
lingkungan.
Seperti tertera pada pasal 16 Undang-Undang No,4,Tahun 1982,Dan tidak Pada
semua Rencana Proyek.,Untuk Memenuhi Kepentingan ini Perlu di lakukan
Penapisan,Yaitu memilah rencana Proyek manakah yang di anggap akan
mempunyai dampak penting dan karena itu harus di lengkapi dengan AMDAL
serta proyek mana yang tidak perlu.untuk tidak menjadi beban tambahan pada
tenaga,waktu dan biaya pembangunan serta pada birokrasi,prosedur dan
penapisan Haruslah sederhana dengan komplikasi yang minimum dan tingkat
kepercayaan yang maksimum bahwa proyek yang di tapis akan atua tidak akan
menyebabkan dampak penting tehadap lingkungan.
Di dalam PP 29 Tahun 1986 Penapisan di lakukan dengan metode yang rumit.
Keputusan mentri Negara Lingkungan Hidup No Kepmen 11/MENLH/3/1994
Menyederhanakanya dengan menggunakan daftar positif.
Pembentukan dokumen AMDAL meliputi serangkaian tahapan kegiatan yang
dilakukan secara berurutan.Proses terdiri dari :
• Penapisan
• Pelingkupan
• Kerangka acuan
• ANDAL
• Penyusunan RKL dan RPL
• Penyusunan laporan AMDAL

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 101


MUHAMMAD NUSRAN-2022

1. Metode Penapisan

Gambar 36. Metode Penapisan

Penapisan
 Bertujuan memilah proyek pembangunan yang perlu AMDAL dan tidak
 Metode penapisan
➢ Dengan uraian
➢ Dengan daftar positif → cenderung lebih mudah

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 102


MUHAMMAD NUSRAN-2022

 Langkah penapisan
➢ Satu tahap ( dengan daftar positif)
➢ Dua tahap

Daftar positif
 Daftar perubahan dan dampak yang dapat diakibatkan oleh pembangunan
 Bila proyek masuk daftar positif → butuh AMDAL
 Contoh daftar positif → daftar FEARO
➢ Memuat dampak yang dapat diakibatkan proyek dengan kriteria
✓ Prevalensi
✓ Lama dan frekuensi
✓ Risiko
✓ Nilai penting
✓ penanggulangan

Penapisan Dua tahap

Gambar 37. Penapisan Dua tahap

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 103


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Penapisan Satu Tahap

Gambar 38. Penapisan Satu Tahap

2. SKOPING/PELINGKUPAN
 Bertujuan membatasi penelitian AMDAL pada hal penting untuk
pengambilan keputusan
 Metode identifikasi hal penting ( disebut juga bidang kepedulian penting)
harus mencakup :
➢ Mendapat informasi dari sumber informasi
➢ Membangkitkan partisipasi masyarakat
➢ Identifikasi hal penting dari faktor ilmiah, teknis
Metode Identifikasi Hal penting
 Telaah uraian proyek dan penelitian lapangan daerah rproyek
 Telaah literatur
Literatur ilmiah
➢ GBHN, rencana pembangunan lokal
➢ Perkembangan informasi dll

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 104


MUHAMMAD NUSRAN-2022

 Wawancara dan kuesioner


 Penelitian partisipasi, observasi
 rapat dan lokakarya
 Simulasi
 Metode Delphi
3.Kerangka Acuan
 Menguraikan ketentuan tugas yang harus dulakukan dalam kontrak
pelaksanaan
 Disusun berdasar hasil pelingkupan yang telah dirumuskan
 Dampak yang masuk hanya yang dianggap penting
 Berisi
➢ Uraian singkat proyek
➢ Tujuan penelitian dan sasaran
➢ Metode identifikasi dampak penting
➢ Ruang lingkup penelitian
➢ Metodologi dan hasil penelitian

4.ANDAL
 Kriteria dampak penting
➢ Jumlah penduduk yang terkena dampak lingkungan
➢ Luas wilayah persebaran dampak lingkungan
➢ Lamanya dampak lingkungan berlangsung
➢ Intensitas dampak lingkungan
➢ Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak lingkungan
➢ Sifat kumulatif dampak lingkungan
➢ Reversibilitas /irreversibilitas akibat dampak lingkungan.
5.Penyusunan RPL dan RKL
 Pengelolaan Lingkungan terdiri atas
➢ Pengelolaan dampak
➢ Pemantauan dampak

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 105


MUHAMMAD NUSRAN-2022

 Penanganan dampak
➢ Metode sesuai dampak yang ditangani
➢ Pemantauan dampak
➢ Audit lingkungan → hasil RPL dan RKL yang disempurnakan
6.Pelaporan dan penilaian AMDAL
 Dasar hukum
➢ UU Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
➢ PP Nomor 27 tahun 1999 tentang AMDAL
➢ Kep. MENLH Nomor 03 tahun 2001 tentang Rencana Usaha dan atau
kegiatan Wajib AMDAL
Kelengkapan dokumen AMDAL
 Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-
ANDAL)
 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
 Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
 Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Penilaian AMDAL
 Prosedur
 Surat permohonan penilaian KA-ANDAL oleh pemrakarsa kegiatan
 Rapat komisi AMDAL dan keputusan tentang penilaian KA-ANDAL
 Surat permohonan penilaian ANDAL oleh pemrakarsa
 Rapat komisi AMDAL dan keputusan tentang penilaian ANDAL, RKL dan
RPL

6.4 Penapisan
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL
adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib
menyusun AMDAL atau tidak.
Penapisan bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus
dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Langkah ini sangat
penting bagi pemrakarsa untuk dapat mengetahui sedini mungkin apakah

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 106


MUHAMMAD NUSRAN-2022

proyeknya akan terkena AMDAL. Hal ini berkenaan dengan perencanaan biaya
dan waktu.
Seperti yang terdapat pada pasal 16 undang-undang No. 4 tahun 1982, hanya
rencana proyek yang diprakirakan akan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan saja yang diwajibkan untuk dilengkapi dengan AMDAL. Dengan
penapisan ini diharapkan kepedulian kita terhadap lingkungan tidak akan
mengakibatkan bertambahnya waktu, tenaga dan biaya yang berlebihan yang
diperlukan untuk pembangunan.
Dalam garis besarnya, metode penapisan dapat dibagi dalam dua kelompok,
yaitu metode bertahap dan metode satu langkah.

1. Metode Penapisan bertahap


Dalam metode ini penapisan dilakukan secara bertahap dalam beberapa
langkah secara berurutan. Penapisan menurut PP 29 tahun 1986, terdiri atas 2
langkah.
Pertama dengan daftar dan kedua dengan PIL. Pada umumnya penapisan
hanya terdiri atas 2 atau 3 langkah saja. Dalam melakukan tugasnya, pejabat
yang berwenang menapis berdasarkan kriteria yang eksplisit atau implicit dan
memasukkan usulan proyek ke dalam salah satu dari tiga kelompok, seperti
pada bagan berikut :

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 107


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Gambar 39: Proses penapisan dalam AMDAL


(sumber: http://amdal-puucho.blogspot.com/2013/12/penapisan-screening-amdal.html)

6.5 Pelingkupan Dan Proposal Acuan


Seperti halnya dengan kajian - kajian yang lain, kajian ANDAL
membutuhkan fokus yang jelas, batasan yang pasti, dan mengikuti rambu -rambu
yang disepakati. Fokus dan batasan itu ditentukan sebelum kajian dilaksanakan,
yaitu pada tahap merancang kajian. Tanpa rancangan
kajian yang jelas, kajian dampak lingkungan (ANDAL) berpotensi menjadi sebua
h kajian tidak berarah yang kemudian tidak ada nilai dan manfaatnya.

Rancangan kajian
ANDAL itulah yang dikenal sebagai “lingkup studi ANDAL” dan merupakanhasil
proses pelingkupan. Dengan kata lain, pelingkupan bertujuan untukmerancang
kajian ANDAL agar menjadi kajian yang tepat sasaran dan untukmembatasi
penelitian AMDAL pada hal yang penting untuk pengambilankeputusan.Pada
umumnya, sebuah rancangan kajian ilmiah harus menjawabpertanyaan Apa yang
dikaji? Dimana dan kapan kajian dilakukan? Bagaimanakajian akan dilakukan?

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 108


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Siapa saja yang terlibat dalam kajian? Oleh karena itu,rancangan suatu kajian
ANDAL harus meliputi :-
-Fokus kajian, terutama dampak-dampak penting yang diperkirakanakan terjadi-
-Lokasi dimana kajian akan dilakukan-
-Kapan kajian akan dilakukan-

Metode studi dan tenaga ahli apa saja yang akan dilibatkandalam
kajianRancangan kajian ANDAL yang baik akan memberi manfaat tambahan
bagipelaksanaan AMDAL, yaitu dalam hal pemakaian biaya, tenaga, dan
waktusecara efektif dan efisien. Pada akhir proses Pelingkupan akan
dihasilkansejumlah pernyataan yang membentuk rancangan kajian ANDAL,
yaitu: Pernyataan - pernyataan tentang dampak yang akan dikaji dalamANDAL,
dikenal dengan sebutan “dampak penting hipotetik”. Dampak -dampak ini,
berdasarkan hipotesa (dugaan awal), diperkirakan akanterjadi dan memerlukan
kajian yang mendalam untuk membuktikandugaan tersebut.Penentuan lokasi
dan waktu kajian ANDAL yang menggambarkanwilayah-wilayah dimana
kajian terhadap dugaan dampak akan dilakukanserta faktor waktu yang berkaitan
dengan kajian dampak.
Kedua hasil pelingkupan di atas kemudian dipakai untuk
menentukanmetodologi studi serta tenaga ahli yang akan dilibatkan dalam
ANDAL. Untukmelaksanakan proses pelingkupan, Peraturan Menteri Negara
LingkunganHidup Nomor 8 Tahun 2006 memaparkan sejumlah langkah kerja
dalambentuk tata - laksana. Gambar berikut menunjukkan alur proses
pelingkupansesuai dengan aturan pemerintah, khususnya Permen LH
08/2006.Gambar : Proses Pelingkupan Sesuai Permen LH 08/2006 Seluruh
langkah kerja ini didasari oleh suatu proses berpikir yang baku dalamdunia
penelitian ilmiah, yaitu bagaimana merancang suatu kajian. Denganmemahami
esensi dari setiap langkah kerja maka tidak sulit untuk memahamiapa yang perlu
dilakukan pada setiap langkah kerja.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 109


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Gambar : Proses Pelingkupan Sesuai Permen LH 08/2006Seluruh langkah kerja


ini didasari oleh suatu proses berpikir yang baku dalamdunia penelitian ilmiah,
yaitu bagaimana merancang suatu kajian. Denganmemahami esensi dari setiap
langkah kerja maka tidak sulit untuk memahamiapa yang perlu dilakukan pada
setiap langkah kerja.
Esensi proses pelingkupan cukup sederhana, sebagaimana terlihat dalam
tabeldi bawah ini :Tabel : Proses Pelingkupan Sesuai Permen LH 08/2006Esensi
proses pelingkupan ANDAL berlaku universal. Artinya, langkah kerjaatau tata-
laksana yang dianjurkan dalam peraturan pemerintah dapat berubah,namun
esensi pelingkupan akan tetap sama. Oleh karena itu, buku ini
akanmenggunakan esensi proses pelingkupan sebagai titik-tolak
pembahasan.Dampak yang perlu atau akan dikaji dalam ANDAL harus
dinyatakan secaralengkap karena informasi itu akan digunakan untuk
merencanakan kajianANDAL. Ada unsur-unsur informasi yang sebaiknya ditulis
dalam pernyataandampak hipotetik. Unsur-unsur ini berguna untuk membentuk
rancangankajian ANDAL atau dikenal sebagai “lingkup kajian ANDAL” yang
terdiri dari:
Batas wilayah studi dan rentang waktu prakiraan dampak.
1. Metode penelitian yang diharapkan dapat membuktikan hipotesatentang
dampak yang dikaji.
2. Kedalaman studi ANDAL, digambarkan sebagai jumlah sampel
yangharus dikumpulkan dan dianalisis.
3. Susunan tim AMDAL yang diperlukan untuk melakukan kajian dengan
interaksi, metodologi, dan kedalaman studi di atas.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 110


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Tabel berikut menjabarkan input dan output dari masing-masing tahap padatabel
yang diatas.
Tabel 7 : Input Dan Output Untuk Setiap Tahapan Proses Pelingkupan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 111


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Unsur-unsur informasi yang sebaiknya ada dalam pernyataan dampak,


sertamanfaatnya untuk lingkup ANDAL, dijelaskan dalam Tabel di bawah ini
Tabel : Unsur Informasi Dalam Pernyataan Dampak Serta ManfaatnyaDengan
demikian, uraian dampak penting hipotetik merupakan satu kesatuaninformasi
yang mudah dipahami. Penyampaian pernyataan dampak dapatdilakukan
dengan beberapa cara, seperti secara naratif dan dengan tabel ataubutir-butir
deskripsi singkat. Contoh diberikan di bawah ini.
Kajian ANDAL harus / akan mencakup kajian tentang tingkat sedimentasi(Total
Sus-pended Solid dalam air sungai) dan dampaknya terhadapkelangsungan
budidaya ikan air tawar yang dimiliki penduduk yangmungkin terjadi di Sungai X
di ruas dekat De-sa Ampar akibat kegiatan pembukaan lahan untuk rencana
pembangunan kompleks perumahan Peningkatan ini akan terjadi musim hujan.
Dampak dapat berlangsung sejak tahap prakonstruksi (persiapan lahan) sampai
dengan tahap konstruksi.
Tabel 8: Kajian Andal untuk manfaat lingkungan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 112


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Dengan Tabel Atau Butir-Butir Deskripsi Singkat akan


memberikanpernyataan sebagai berikut
:- Sumber dampak : kegiatan pembukaan lahan- Penerima dampak : air
Sungai X- Lokasi dampak : Sungai X ruas dekat Desa Ampar- Parameter :
Total Suspended Solid (TSS)- Waktu kajian dilakukan: musim hujan- Waktu
terjadinya dampak: dari tahap prakonstruksi sampai tahapkonstruksiSeluruh
hasil pelingkupan harus dituliskan dalam dokumen Kerangka AcuanANDAL
(KA-ANDAL). Susunan dokumen ini telah ditetapkan dalam Permen LH08/2006.
Tabel di bawah ini.Tabel : Sistematika Dokumen Kerangka Acuan ANDAL (KA-
ANDAL).

6.6 Prakiraan Dan Pengelolaan Dampak


Berdasarkan Permen LH 08/2006 menjelaskan bahwa proses
pelingkupandibagi menjadi dua, yaitu pelingkupan dampak penting dan
pelingkupanwilayah studi dan batas waktu kajian. Setelah informasi mengenai
rencanakegiatan serta rona lingkungan hidup (penerima dampak) sudah
terkumpul,Pelaksana Kajian siap untuk beranjak ke inti proses pelingkupan,
yaitumengidentifikasi dampak yang nantinya perlu dikaji dalam ANDAL. Proses
initerdiri dari tiga langkah, yaitu:

1. Identifikasi Dampak Potensial Esensinya adalah menduga semuadampak


yang berpotensi terjadi jika rencana kegiatan dilakukan padalokasi tersebut.
Langkah ini menghasilkan daftar dampak potensial.

2 Evaluasi Dampak Potensial. Esensinya adalah memisahkan dampak -


dampak yang perlu kajian mendalam untuk membuktikan dugaan(hipotesa)
dampak (dari dampak yang tidak lagi perlu dikaji). Langkah inimenghasilkan
daftar dampak penting hipotetik.

3 Klasifikasi dan Prioritas. Tujuannya adalah mengelompokkan dampak -


dampak yang akan dikaji agar mudah dipahami dan digunakan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 113


MUHAMMAD NUSRAN-2022

dalammenentukan strategi kajian. Langkah ini menghasilkan kelompok -


kelompok dampak dan urutan prioritas dampak.Dampak potensial adalah
dampak yang berpotensi terjadi akibat adanyarencana kegiatan di lokasi yang
diusulkan. Inti dari langkah ini adalahmengidentifikasi interaksi antara
komponen rencana kegiatan dengankomponen lingkungan di lokasinya.
Langkah ini dilakukan oleh tim PelaksanaKajian dengan membayangkan
suatu situasi di mana semua dampak mungkinsaja terjadi atau situasi terburuk
(worst-case scenario). Dengan demikian,segala macam dampak yang terpikir
akan dicatat

Alat bantu yang paling mudah dan sering digunakan dalam penelitian
iniadalah kombinasi matriks dengan bagan alir. Matriks digunakan
untukmenunjukkan interaksi antara komponen kegiatan dengan
komponenlingkungan hidup di lokasi kegiatan. Identifikasi interaksi tersebut
diikutidengan penyusunan bagan alir yang menunjukkan urut-urutan
(sequence)kejadian dampak. Dengan bagan alir ini diperoleh gambaran tentang
dampakmana yang terjadi lebih dahulu (primer) serta dampak-dampak
turunannya(sekunder, tersier, dan sebagainya). Urutan ini akan menjadi
bermanfaat padasaat mengidentifikasi dampak yang akan dikelola dan
pendekatan pengelolaan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 114


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Tabel 9 : sumber dampak dan komponen lingkungan yang terkena dampak

Setelah mengidentifikasi semua dampak yang berpotensi terjadi maka


langkahberikutnya adalah melakukan seleksi untuk membedakan mana yang
perludikaji dalam ANDAL dan mana yang tidak – inilah esensi dari langkah
yangdisebut sebagai evaluasi dampak potensial. Perlu diingat bahwa dalam
ANDAL,dugaan dampak akan dikaji secara mendalam dengan cara
mengumpulkan danmenganalisis data primer serta melakukan evaluasi terhadap
dampak yangterjadi. Dengan demikian, hipotesa yang terbentuk pada tahap
pelingkupanakan terbukti benar atau salah.perlu dikaji secara mendalam.
Dengan berjalannya waktu danpembangunan di Indonesia, seharusnya
pengalaman dan pengetahuan tentangkegiatan-kegiatan, dampak lingkungan
serta efektivitas upaya pengelolaannyasudah cukup berkembang. Dengan
demikian, seharusnya jumlah dampak yangdikaji secara mendalam dalam
ANDAL tidak terlalu banyak lagi. Pemilahandampak yang perlu dikaji perlu
dilakukan secara tajam agar tidak membuangsumberdaya kajian yang sering
terbatas.Ada dua jenis dampak hipotetik5 yang harus dibuktikan dengan kajian

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 115


MUHAMMAD NUSRAN-2022

yang mendalam (ANDAL), yaitu dampak penting dan dampak yang


kurangdipahami, yaitu : Dampak penting (significant impact) – untuk dipastikan
bahwa dampak yang akan timbul tersebut memang betul dampak penting,yaitu
dengan mempelajari besaran, sebaran dan sifat dampak.-
Kurang dipahami (unknown) – untuk mendapatkan informasi lebihrinci
tentang jenis, besaran dan sebaran dampak, serta komponenlingkungan terkena
dampak. Dengan informasi rinci tersebut dapat ditentukan apakah suatu dampak
termasuk dampak penting atautidak.Dampak yang tidak lagi perlu dikaji dalam
ANDAL adalah dampak yang sudah diketahui tidak penting (insignficant impact)
dan dampak yang sudah diketahuidari awal dan rancangan kegiatan sudah
mencakup pengendalian dampaktersebut (ini dikenal sebagai mitigated impact).
Rencana kegiatan yang sudahmengantisipasi perlunya Instalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL) untukmengendalikan dampak terhadap kualitas air sungai tidak
lagi perlu mengkaji dampak limbah cair dalam ANDAL. Demikian pula jika
pemrakarsa sudahmerencanakan mengendalikan debu yang ditimbulkan
kendaraan atau alat-berat di tahap konstruksi maka ANDAL tidak perlu lagi
mengkaji dampakpeningkatan debu ini secara mendalam. Namun, ada kalanya
dampak yangsudah dikendalikan (mitigated impact) masih perlu dikaji. Kondisi ini
terjadi jikadiperkirakan baku mutu ambien akan terlampaui walaupun mitigasi
dampakdapat menekan limbah agar memenuhi baku mutu limbah atau emisi.
Kajiandalam ANDAL diperlukan untuk mengarahkan upaya pengendalian
dampakagar baku mutu ambien tidak terlampaui, yaitu dengan menentukan
sasarankonsentrasi atau beban limbah/emisi yang dapat dikeluarkan oleh
rencanakegiatan.Proses evaluasi dampak potensial ini merupakan proses
memilah-milahdugaan dampak yang sudah masuk dalam daftar dampak
sebagaimanadijelaskan sebelumnya. Cara melakukan pemilahan ini banyak
ragamnya.Menentukan cara (atau metode) pemilahan sangat tergantung dari
paraPelaksana Kajian. Banyak ahli AMDAL berpengalaman yang melakukan
prosesini dengan mengandalkan professional judgement yang terbentuk
setelahbertahun-tahun melakukan analisis serupa. Namun, dalam buku ini
akandijelaskan suatu pendekatan bertahap.Apapun metode yang dipakai untuk

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 116


MUHAMMAD NUSRAN-2022

menentukan dampak yang akan dikajidalam ANDAL, yang paling penting adalah
bahwa, dalam dokumen KA-ANDAL,dicantumkan penjelasan tentang kriteria
yang dipakai untuk memilih sertaalasan suatu dampak dianggap penting atau
tidak. Dengan demikian, prosesevaluasi dampak potensial dapat dipertahankan
secara ilmiah. Penjelasan ininantinya juga akan bermanfaat bagi pihak penilai
dokumen KA-ANDAL sertauntuk tim pelaksana kajian ANDAL yang harus
memahami betul hipotesa yangdipakai untuk merancang kajian ANDAL.

6.7 Pengelolaan Lingkungan


Prinsip pembangunan berkelanjutan yang menjadi dasar pengelolaan sumber
daya alam(SDA) telah memberikan penekanan bahwa sumber daya alam yang
menjadi modal pembangunan nasional perlu dimanfaatkan dengan tetap
menjaga keberlanjutan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan yang
akan datang. Berbagai kebijakan, upaya, dan kegiatan dalamperbaikan
pengelolaan sumber daya alam danpelestarian fungsi lingkungan hidup (LH)
telah dilakukan dengan menerapkan prinsipini dan perlu diperkuat agar
tidakmemengaruhi pencapaian sasaran pembangunan nasional.Pengelolaan
sumber daya alam perlu mempertimbangkan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan fungsinya dalam pembangunan danpenunjang kehidupan manusia.
Meskipun upaya dan kebijakan perbaikan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup sudah dilakukan, upaya itu masih dinilai belumcukup memadai. Hal ini
dapat dilihatmasih tingginya laju kerusakan atau degradasi hutan. Demikian juga, masih
tingginya laju kerusakan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil, serta masih banyak
ditemuinya pelanggaran dalam pemanfaatan sumber daya alam, seperti
illegal logging, illegal fishing, dan illegal mining.
(sumber: https://www.scribd.com/doc/87287254/Cara-Pengelolaan-Sda-amp-Lingkungan-Hidup )

1. Penanganan Dampak Lingkungan


Langkah-langkah penanganan agar akibat dampak akhir tidak berpengaruh
negatif, maka perlu adanya suatu upaya dalam mengantisipasinya, seperti:
(1) Penanganan Dampak Dari Segi Fisik

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 117


MUHAMMAD NUSRAN-2022

o Melakukan kegiatan penghijauan pada daerah-daerah yang terbuka dengan


tingkat intensitas tinggi.
o Pendirian bangunan dengan desain sedemikian rupa agar tidak menganggu
kondisi/beban atau daya dukung sumber daya alam proyek.
o Pencegahan pembuangan limbah di sembarangan tempat khususnya
limbah kotoran ternak, plastik (kimia) dan minyak.
(2) Penanganan Dampak Dari Segi Sosial Ekonomi dan Budaya
o Berupaya mempertahankan keaslian (asri) lingkungan sosial, dan budaya
masyarakat setempat.
o Menggunakan potensi penduduk setempat sebagai upaya ikut membantu
peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar proyek.
o Melakukan kegiatan penghijauan pada daerah-daerah yang terbuka dengan
tingkat intensitas tinggi.
(3) Dampak Proyek Terhadap Masyarakat
o Penciptaan Lapangan Kerja
o Rencana proyek FMP akan membuka peluang untuk penyerapan tenaga
kerja secara langsung juga membuka peluang penciptaan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat di sekitarnya, seperti terbukanya kesempatan kerja yang lain
termasuk supplier bahan baku yang dibutuhkan oleh proyek.
o Perubahan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat
Pengoperasian proyek ini akan mendorong beroperasinya beberapa sektor
bisnis lainnya sehingga akan membawa perubahan tingkat pengetahuan, baik
bagi para penghuni proyek itu sendiri maupun pada masyarakat disekitar
proyek.
(4) Dampak Terhadap Aspek Ekonomi
o Kehadiran proyek FMP akan membawa akibat terhadap struktur
perekonomian regional (Kecamatan Ketibung/Kabupaten Lampung Selatan)
pada umumnya dan masyarakat di lingkungan proyek, hal tersebut dapat dilihat
dari:
o Peningkatan penghasilan bagi para pegawai/pekerja proyek. Hal ini dapat
dilihat dar pendapatan rata-rata pekerja (sebelum) dibandingkan dengan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 118


MUHAMMAD NUSRAN-2022

perolehan selama bekeija pada proyek ini.


o Rencana pembangunan proyek akan membuka peluang untuk penyerapan
tenaga kerja secara langsung juga membuka peluang penciptaan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat di sekitar lokasi, seperti terbukanya kesempatan
kerja yang lain termasuk supplier bahan bangunan.
http://www.fmp.sinarindo.co.id/index.php/10-profile/47-penanganan-dampak-
lingkungan

2. Pemantauan Lingkungan
Ketika perusahaan menerapkan perundangan lingkungan dan program
lingkungan (seperti AMDAL, ISO 14001, PROPER dan lain-lain) maka
pemantauan lingkungan penting dilakukan untuk tujuan spesifik antara lain:
Memenuhi persyaratan internal dan eksternal, bahan untuk perancangan,
pengendalian proses, pembuktian dalam proses hukum, penelitian dll. Agar hasil
pemantauan -baik yang dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal
perusahaan- tersebut dapat dipertanggungjawabkan objektivitas dan validasinya
maka pemantauan haruslah dilakukan dengan prinsip, teknik, sumber daya
manusia yang kompeten dan prosedur yang benar dengan memperhatikan tujuan
pemantauan, baku mutu lingkungan, sampling (prosedur, teknik, lokasi
pengambilan dan penanganan), satuan-satuan dalam pemantauan dHasil
pemantauan seperti inilah yang dapat digunakan untuk melihat kesesuaian
(compliance) antara kinerja lingkungan perusahaan dengan peraturan yang
berlaku dan untuk mengukur kinerja program lingkungan, sehingga dapat
ditentukan tindak lanjut dan perbaikan yang perlu dilakukan oleh perusahaan.
Hasil pemantauan ini digunakan untuk membuat laporan lingkungan baik
mandatory (laporan 3 bulanan ke Pemda) maupun yang voluntary (laporan
tahunan ke publik). Disamping itu juga dapat digunakan sebagai bukti hukum
dalam menghadapi complaint dan tuntutan dari stakeholders lingkungan
(pemerintah, LSM, masyarakat, asuransi, dll).

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 119


MUHAMMAD NUSRAN-2022

6.8 Studi Evaluasi Lingkungan


Tujuan
1. Peserta memperoleh wawasan dan pemahaman mengenai kebijakan
pembangunan dan perundan gundangan lingkungan;
2. Peserta memperoleh pengenalan tentang proses dan metoda penyusunan
dokumen AMDAL;
3. Peserta memperoleh pemahaman tentang dampak lingkungan suatu proyek
pembangunan dan upaya pengelolaannya.
(sumber:http://www.jadwaltraining2013.com/dasar-pengelolaan-lingkungan-terpadu-pengganti-amdal-tipe-a)

Penataan Kawasan Industri Berbasis Ekologi Lingkungan

Penataan suatu kawasan akan berbeda dengan penataan kawasan


lainnya, hal ini didasarkan pada fungsi kawasan tersebut. Di Indonesia,
pembagian kawasan berdasarkan fungsi ini lebih identik dengan daerah
perkotaan. Ada kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan pemukiman
penduduk, kawasan perdagangan, kawasan industri, kawasan wisata, dan masih
banyak lainnya tergantung kebutuhan masyarakat pada kota tersebut. Bahkan,
yang lebih ekstrim lagi ada kawasan yang dikhususkan untuk tindakan maksiat.
Kawasan ini disebut sebagai kawasan lokalisasi. Namun, bukan kawasan
lokalisasi yang akan menjadi pembahasan kali ini. Kawasan yang akan dibahas
sesuai judul di atas yaitu kawasan industri. Agar lebih mempermudah pembaca
untuk menangkap maksud tulisan saya kali ini maka ada baiknya jika kita
mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kawasan industri.
Pengertian kawasan industri berdasarkan PP 24/2009 adalah kawasan tempat
pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri
yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Secara kasar, dapat kita
katakan bahwa kawasan industri adalah suatu kawasan yang di dalamnya terdiri
dari banyak pabrik yang menandakan bahwa kawasan tersebut merupakan
kawasan industri.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 120


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Pada pengertian di atas disebutkan bahwa pengelolaan kawasan industri


tersebut ditangani oleh Perusahaan Kawasan Industri. Artinya bahwa segala
urusan yang menyeluruh terkait dengan kawasan industri tersebut akan menjadi
tanggung jawab Perusahaan Kawasan Industri tersebut. Sama halnya dengan
suatu kawasan perumahan, ada pihak yang disebut dengan pihak pengelola
kawasan perumahan yang akan bertanggung jawab atas fasilitas sarana &
prasarana pada kawasan perumahan tersebut. Jika kita berbicara tentang
penataan kawasan industri yang berbasis lingkungan, maka akan lebih baik jika
menjadikan ekologi industri sebagai dasar pemikirannya. Ekologi industri
merupakan bidang ilmu yang difokuskan pada dua tujuan yaitu peningkatan
kualitas ekonomi dan kualitas lingkungan. Jadi, sistem industri dipandang bukan
sebagai suatu sistem yang terisolasi dari sistem dan lingkungan sekitarnya
melainkan menjadi satu kesatuan. Ekologi industri merupakan bidang ilmu yang
sangat menarik karena berusaha menyelaraskan dua aspek yang seringkali
bertolak belakang yaitu ekonomi dan lingkungan, apalagi kawasan industri ini
merupakan kawasan dengan presentase gangguan lingkungan yang sangat
tinggi. Penataan kawasan industri harus memperhatikan aspek lingkungan yang
biasanya tercermin dalam studi analisa mengenai dampak lingkungan atau yang
lebih dikenal dengan AMDAL.

Kawasan Industri Rungkut - Surabaya


Ada tiga pihak yang berperan dan bertanggung jawab dalam pengelolaan
lingkungan industri yaitu:
1. Pihak pabrikan, sebagai pengguna lahan di kawasan industri.
2. Pihak pengelola, sebagai pihak yang mengembangkan dan mengelola
kawasan industri.
3. Pemerintah, sebagai pihak yang dapat memanfaatkan keberadaan kawasan
industri dalam arti membantu tercapainya pengaturan tata ruang.

Satu hal yang perlu untuk ditekankan adalah penataan kawasan industri
berbasis ekologi ini bukan semata-mata memperhatikan aspek ekonomi dan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 121


MUHAMMAD NUSRAN-2022

lingkungan saja. Semua aspek penataan harus diperhatikan secara menyeluruh,


namun yang menjadi titik berat penataan kawasan ini dioptimalkan pada aspek
ekonomi dan lingkungan. Perlu pembahasan yang lebih mendalam terkait dengan
penataan kawasan industri berbasis ekologi lingkungan ini. Secara lebih rinci
akan dibahas pada postingan lanjutan dari judul postingan kali ini.

6.9 Penataan Kawasan Industri Berbasis Ekologi Lingkungan


Penataan kawasan industri berbasis ekologi lingkungan maka akan lebih
baik jika menjadikan ekologi industri sebagai dasar pemikirannya. Oleh karena
itu, postingan kali ini secara khusus akan membahas tentang ekologi industri.
Ekologi industri adalah bidang ilmu yang difokuskan pada dua tujuan utama yaitu
peningkatan ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan. Pada konsep ekologi
industri, sistem industri dipandang bukan sebagai suatu sistem yang terisolasi
dari sistem dan lingkungan disekelilingnya, melainkan merupakan satu kesatuan.
Didalam sistem ini dioptimalkan siklus material, dari mulai bahan mentah hingga
menjadi bahan jadi, komponen, produksi dan pembuangan akhir. Sistem industri
dalam ekologi industri ini terkontrol dari proses awal kegiatan industri sampai
akhir pada pembuangan limbahnya sehingga akan menjadi sebuah sistem yang
berkelanjutan.
Ekologi industri adalah suatu yang ditandai dengan banyak ragam
kelompok hubungan antar produksi dan konsumsi. Dari perspektif suatu institusi,
keragaman ini dapat dikelompokkan berdasarkan batasan sistem. Salah satu
bagian dari ekologi industri adalah simbiosis industri. Pada prinsipnya ekologi
industri berhubungan dengan aliran bahan/material dan energi pada sistem
dalam skala berbeda, mulai dari produksi ke pabrik hingga ke tingkat nasional
dan tingkat global. Simbiosis mutualisme (hubungan yang saling
menguntungkan) industri difokuskan pada aliran-aliran jaringan bisnis dengan
organisasi lainnya baik dalam peta ekonomi lokal maupun regional sebagai suatu
pendekatan ekologi dari pembangunan industri yang berkelanjutan. Simbiosis
industri ini akan dibahas khusus pada postingan lanjutan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 122


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Konsep dalam Ekologi Industri mengadaptasi analogi ekosistem alam kedalam


sistem industri. Tingkatan-tingkatan organisme dalam ekosistem saling
berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan. Tingkatan organisasi dalam dunia industri adalah industri tunggal,
industri kawasan, industri global dan ekosistem industri. Antara komunitas
industri dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan
kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem
adalah produsen, konsumen, dan dekomposer/pengurai.
Pada dasarnya, pemikiran utama dari ekologi industri ini sejalan dengan
pembangunan yang berkelanjutan, yaitu pembangunan yang dilakukan dengan
tujuan memenuhi kebutuhan manusia pada saat ini tanpa mengorbankan
kebutuhan pada masa yang akan datang.
Sumber: http://semilirpantulan.blogspot.com/2015/03/penataan-kawasan-industri-berbasis_12.html)

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 123


MUHAMMAD NUSRAN-2022

#07
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN DI INDONESIA

Kebijakan yang diterapkan di Indonesia dalam mengelola sampah kota secara


formal adalah seperti yang diarahkan oleh Departemen PU (Direktorat Jenderal
Cipta Karya) yang sekarang menjadi Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah (KIMPIRASWIL) sebagai departemen teknis yang membina pengelola
limbah padat perkotaan (persampahan) di Indonesia. Sistem pengelolaan
sampah perkotaan pada dasarnya dilihat sebagai komponen-komponen sub
sistem yang saling mendukung satu dengan yang lain, yang saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan yaitu kota yang bersih, sehat dan teratur.

7.1 Komponen Sistem Pengelolaan Sampah Perkotaan


Komponen-komponen tersebut adalah:
a. Sub sistem teknik operasional (sub sistem teknik)
Sub sistem operasional memiliki komponen-komponen tersendiri atau sub-sub
sistem tersendiri yaitu ; pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir.
Termasuk dalam operasional sarana dan prasarananya.

b. Sub sistem teknik kelembagaan (sub sistem institusi)


Sub sistem ini menitikberatkan pada aspek kelembagaan atau organisasi, yaitu
pihak-pihak yang berwenang dalam pengelolaan sampah atau institusi yang
mengatur, merencanakan, mengendalikan dan mengawasi pengelolaan
persampahan. Di Indonesia pihak institusi yang berwenang secara umum adalah
Dinas Kebersihan Kota.

c. Sub sistem pembiayaan (sub sistem finansial)


Sub sistem finansial memiliki tujuan untuk mengatur aspek
pendanaan/pembiayaan dalam pengelolaan persampahan, baik oleh Dinas
Kebersihan Kota (pemerintah), swasta maupun oleh masyarakat itu sendiri.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 124


MUHAMMAD NUSRAN-2022

d. Sub sistem hukum dan pengaturan (sub sistem hukum)


Sub sistem ini mengacu pada bidang perundang-undangan, penegakan hukum,
penentuan kebijakan dan upaya-upaya lainnya yang menyangkut aspek hukum
dan pengaturan baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun
pengawasan dalam pengelolaan persampahan.
e. Sub sistem peran serta masyarakat dan swasta
Sub sistem peran serta masyarakat dan swasta mencakup pada sistem
mekanisme pengawasan, pelaksanaan, pemanfaatan hingga pendanaan. Bagi
peran serta masyarakat lebih mengarah pada upaya peningkatan kesadaran
masyarakat dan aspek finansial dalam pengelolaan sampah sedangkan pihak
swasta terarah pada keterlibatan dalam pendanaan.

7.2 Kelembagaan Pengelolaan Sampah Perkotaan


Karena sistem pengelolaan sampah perkotaan harus utuh dan tidak terpotong
rantai ekosistemnya maka diperlukan tindakan yang koordinatif, sinkronisasi dan
simplikasi
a. Sub Sistem Kelembagaan (sub sistem institusi)
Motor penggerak pengelolaan persampahan adalah institusi yang diberi
kewenangan untuk melaksanakan seluruh aspek manajemen untuk
menghasilkan kualitas pelayanan persampahan yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan. Untuk operasionalisasi kebijakan maka dari aspek kelembagaan
menetapkan beberapa strategi dalam mengatasi masalah persampahan.
• Meningkatkan status dan kapasitas institusi pengelola
• Meningkatkan kinerja institusi pengelola persampahan
• Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pemangku kepentingan lain
• Meningkatkan kualitas SDM manusia (Anonim, 2006: 18).

b. Sub Sistem Teknik Operasional (sub sistem teknik)


Dalam menangangi permasalahan pada sub sistem ini, perlu dilakukan
pendekatan strategis pada berbagai bidang teknis dalam upaya meningkatkan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 125


MUHAMMAD NUSRAN-2022

efektivitas dan maksimalisasi pelayanan operasional persampahan. Untuk


operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi ditetapkan yaitu :
• Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan
• Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan berkeadilan
• Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan
• Melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan
• Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA kearah sanitary landfill
• Penelitian, pengembangan, dan aplikasi persampahan tepat guna dan
berwawasan lingkungan (Anonim, 2006: 16).

c. Sub Sistem Pembiayaan (sub sistem finansial)


Dalam upaya akumulasi dana untuk pengelolaan sampah ini, sebenarnya
peran berbagai pihak turut menentukan keberhasilan dan efektivitasnya, baik
pemerintah, pengusaha maupun masyarakat umum. Mereka merupakan satu
kesatuan yang seharusnya sinergis memiliki kepedulian dan mendanai sampah
perkotaan. Sharing dari masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga agar
pelayanan pengelolaan persampahan dapat berlangsung dengan baik dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu bentuk sharing dari masyarakat
adalah melalui pembayaran retribusi kebersihan yang diharapkan mampu
mencapai tingkat yang lebih tinggi (Dyayadi, 2008: 215).

d. Sub Sistem Hukum dan Pengaturan (sub sistem hukum)


Negara Indonesia sudah saatnya mempunyai Undang-Undang
Persampahan secara nasional mengatur segala masalah sampah dan menjadi
acuan bagi pemerintah propinsi dan kabupaten/kota secara nasional. Dengan
adanya undang-undang tersebut, maka masalah sampah mendapat perhatian
dan menjadi masalah nasional. Dari sisi hukum dalam peraturan dan perundang-
undangan, ada 2 aspek yang dapat diatur dan menjadi dasar ketentuan
pengelolaan sampah yaitu aspek manajeman dan teknis. Dari aspek manajeman
dalam peraturan perundang-undangan pengelolaan sampah bersifat umum dan
universal, mengatur posisi, hak dan tanggung jawab secara mendasar

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 126


MUHAMMAD NUSRAN-2022

(masyarakat, pemerintah dan dunia usaha), sedangkan dari segi teknis adalah
ketentuan teknis (teknologi, pendanaan, pengawasan, dan peran serta
masyarakat) dan pengaturan sanksi baik adminstrasi maupun pidana (Dyayadi,
2008: 213).

e. Sub Sistem Peran Serta Masyarakat dan Swasta


Peran aktif masyarakat dalam menaggulangi masalah sampah tidak saja
berupa sumbangan dana berupa retribusi sampah yang harus dibayar setiap
bulan karena dana tidak akan mencukupi biaya opersional yang harus
dikeluarkan oleh DKP kota. Peran lain masyarakat dalam pengelolaan sampah
mencakup sistem mekanisme pengawasan, pengelolaan, pemanfaatan, hingga
pendanaan. Dalam sistem pengawasan seharusnya sudah dimulai adanya
mekanisme yang jelas dan transparan dimana masyarakat menjadi fungsi kontrol
dalam pengelolaan sampah. Pada peran pengolahan sampah, maka masyarakat
dapat dilibatkan dalam mereduksi sampah, pemakaian kembali, daur ulang,
pemisahan antara sampah oraganik dan non organik serta sampah B3 (Bahan,
Berbahaya dan Beracun). Masyarakat sebenarnya dapat berperan sebagai SDM
yang melakukan operasional dan pemeliharaan armada pengangkut sampah,
pelaku proses anaerobik/biogas dan insenerator. Pada pemanfaatan sampah
oleh masyarakat dapat dilakukan dengan komposting sampah dan
memanfaatkan kegiatan ekonomi lain seperti bahan kerajinan, daur ulang dan
bahan baku produksi lainnya. Disamping masyarakat, pihak swasta / dunia usaha
juga memiliki potensi yang besar untuk dapat berperan serta menyediakan
pelayanan publik ini. Beberapa pengalaman buruk dimasa lalu yang sering
membebani dunia usaha sehingga tidak berkembang dan perlu mendapatkan
upaya-upaya perbaikan. Swasta jangan lagi dimanfaatkan bagi kepentingan lain,
tetapi perlu dilihat sebagai mitra untuk bersama mewujudkan pelayanan kepada
masyarakat sehingga kehadirannya sangat diperlukan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 127


MUHAMMAD NUSRAN-2022

7.3 Sifat Limbah


1. Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi:
2. Limbah organik : limbah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh
proses biologi baik aerob atau anaerob.
3. Limbah anorganik : limbah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.

Limbah anorganik dapat dibagi menjadi:


• Recyclable : limbah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena
memiliki nilai secara ekonomi
• Non-recyclable : limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat
diolah atau diubah kembali

Berdasarkan bentuknya, limbah dibedakan menjadi:


1. Limbah padat: segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan
limbah cair
2. Limbah cair: bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali
dan dibuang ke tempat pembuangan limbah
3. Limbah gas

7.4 Kategori Limbah


Mengkategorikan Limbah Organik Dan Anorganik Serta Sumbernya Sebagai
Berikut
1. Limbah Organik
Limbah organik adalah limbah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh
proses biologi baik aerob atau anaerob.
Limbah organik mudah membusuk, seperti sisa makanan, sayuran, daun-daunan
kering, potongan-potongan kayu, dan sebagainya. Limbah organik terdiri atas
bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga maupun
kegiatan industri.
Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah
ini mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 128


MUHAMMAD NUSRAN-2022

kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan
mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya.
Limbah organik dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi
bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).
Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan,
jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.
Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan,
jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga
lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat
beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan
sisanya anorganik.

Limbah organik dibagi menjadi dua, yaitu:


– Limbah organic basah, limbah ini memiliki kandungan air yang cukup tinggi.
Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
– Limbah organik kering, limbah ini memiliki kandungan air yang relative
sedikit. Contohnya kayu, ranting pohon, dedaunan kering, dan lain lain.

• Limbah Anorganik
Limbah anorganik adalah limbah yang tidak bisa diuraikan oleh proses
biologi. Limbah ini tidak dapat diuraikan oleh organisme detrivor atau dapat
diuraikan tetapi dalam jangka waktu yang lama. Limbah ini tidak dapat
membusuk, oleh karena itu dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang
laku dijual untuk dijadikan produk lainnya.
Limbah anorganik yang dapat di daur ulang, antara lain adalah plastik,
logam, dan kaca. Namun, limbah yang dapat didaur ulang tersebut harus diolah
terlebih dahulu dengan cara sanitary landfill, pembakaran (incineration), atau
penghancuran (pulverisation).

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 129


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Akibat dari limbah seperti ini (plastik,styrofoam, dll) adalah menumpuk semakin
banyak dan menjadi polutan pada tanah misalnya, selain menggangu
pemandangan.
Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik,
zat-zat tersebut adalah :
– Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal
dari kegiatan pertambangan dan industri.
– Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji
logam dan bahan bakar fosil.

Ada pula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti botol
plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium.

7.5 Manajemen Sampah di Perkotaan dan Contoh Kasus


Terminal merupakan salah satu lokasi yang memiliki potensi produksi
sampah yang cukup besar. Produksi sampah yang dihasilkan dari aktivitas
pengunjung dan pengelola terminal seringkali melebihi daya tampung prasarana
persampahan yang tersedia. Timbulan sampah yang terjadi akibat
ketidakseimbangan produksi sampah dan infrastruktur persampahan
menyebabkan munculnya timbulan sampah. Oleh karena itu pengelolaan
sampah di terminal regional Daya Makassar. Variabel penelitian ini meliputi
volume sampah, komposisi sampah, sistem manajemen dan operasional
persampahan, pelayanan pengelolaan persampahan, dan prospek
pengembangan persampahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah
timbulan sampah Terminal Regional Daya Kota Makassar cukup besar yaitu 6783
liter/hari dengan komposisi sampah organik sebesar 4,5%, dan komposisi
sampah anorganik sebesar 95,5%. Pengolahan persampahan pada Terminal
Regional Daya Kota Makassar juga sudah cukup baik terlihat dari peranserta
pelaku kebersihan yang cukup aktif dalam pengelolaan sampah terminal.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 130


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Terminal regional adalah unsur dari tata ruang kota dan salah satu
prasarana transpotasi jalan yang merupakan titik simpul sistem transportasi.
Aktifitas sebuah terminal tidak lepas dari masalah kebersihan, dari aktifitasnya
terminal akan memproduksi sampah. Hal ini dapat kita amati dari aktifitas para
pengunjung atau penumpang yang akan bepergian. Sudah jelas para pengunjung
yang menunggu waktu keberangkatannya akan menghasilkan atau membawa
sampah dari luar terminal dan membuangnya di area terminal. Tidak hanya
pengunjung, orang-orang yang berjualan dan bekerja di kawasan terminal sudah
pasti menghasilkan atau memproduksi sampah. Oleh karena itu, penelitian ini
akan membahas tentang pengelolaan persampahan di Terminal Regional Daya
Makassar sebagai lokasi terpilih. Ada beberapa alasan mengapa Terminal
Regional Daya dipilih sebagai lokasi penelitian, diantaranya karena jumlah
pengunjung yang mengalami penurunan, merupakan salah satu terminal yang
sudah lama beroperasi, dan lokasinya yang dianggap cukup strategis. Tentunya
hal tersebut cukup memberi andil dalam produksi jumlah timbulan sampah pada
terminal.
Adapun tujuan dari penelitian ini meliputi:
1. Untuk menghitung volume sampah dan mengetahui komposisi dari sampah
sebagai dasar perencanaan pengelolaan sampah.
2. Untuk menganalisis sistem manajemen dan operasional persampahan yang
meliputi sistem pewadahan/pemilahan, pengumpulan dan pengangkutan.
3. Untuk mengoptimalkan pelayanan pengelolaan persampahan khususnya
teknik operasional serta prospek pengembangan persampahan di Terminal
Regional Daya Makassar.
Dengan batasan penelitian berupa:
1. Daerah penelitian hanya membahas Terminal Regional Daya Kota Makassar.
2. Menganalisis volume, komposisi dari timbulan sampah pada Terminal
Regional Daya Kota Makassar.
3. Mengetahui teknik operasional pengelolaan sampah di Terminal Regional
Daya Makassar.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 131


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah


sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang
dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya
(Chandra, 2006). Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008
menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia dan/atau dari
proses alam yang berbentuk padat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
sampah adalah hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak
berguna.
Pengelolaan sampah merupakan suatu aliran kegiatan yang dimulai dari sumber
penghasil sampah. Sampah dikumpulkan untuk diangkut ke Tempat
Pembuangan untuk dimusnahkan atau sebelumnya dilakukan suatu proses
pengolahan untuk menurunkan volume dan berat sampah. Adapun proses
lengkap tahapan pengelolaan sampah dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 40. Skema Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan


Sumber : hasil identifikasi, 2016

Dalam proses pengelolaan sampah terdapat tahapan perhitungan jumlah


timbulan sampah yang dihasilkan. Sampah yang dihasilkan berupa sampah
organik dan anorganik. Untuk menghitung proyeksi timbulan sampah digunakan
rumus:

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 132


MUHAMMAD NUSRAN-2022

VT(n)=P(n).S
Dimana:
VT(n) = Volume timbulan sampah pada n tahun
(m3/hari)
P(n) = Jumlah pengunjung pada n tahun
(orang)
S = Jumlah timbulan sampah per hari
(m3/orang/hari)
Sumber: Tinjauan sistem pengelolaan persampahan di Kelurahan Pulubala Kota Gorontalo (Sulaeman dan
Pranatha, Dion Eka. 2008).

Laju volume timbulan sampah ini perlu kita ketahui karena menyangkut pada
penentuan pola kegiatan operasional sesuai standar operasi yang ada dan
tingkat kebutuhan sarana dan prasarana persampahan.

Alur penelitian
Proses penelitian diawali dengan pemahaman literature kemudian dilanjutkan
dengan pelaksanaan survei lapangan dan pengumpulan data primer dan
sekunder dari lapangan. Hasil yang diperoleh kemudian di analisa sebelum
perumusan kesimpulan dan saran sebagai penutup.

Gambar 41. Skema Alur Penelitian Sumber : hasil identifikasi, 2015

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 133


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Lokasi penelitian ini bertempat di Terminal Regional Daya, Kecamatan


Biringkanaya, Kota Makassar. Terkait informasi lokasi terminal, pada awalnya
lokasi terminal ini terletak di wilayah Panaikang dan dipindahkan ke Daya pada
tahun 2003 dan pada tahun yang sama terminal ini mulai beroperasi kembali di
Daya sampai saat ini.

Gambar 42. Lokasi Terminal Regional Daya, Makassar


Sumber : Wikimapia, 2014

Alat dan bahan


1) Bahan / Jenis Sampah
Adapun penggolongan sampah yang akan diteliti meliputi :
a. Sampah sisa makanan
b. Sampah plastik
c. Sampah kertas/karton
d. Sampah kaca
e. Sampah logam (termasuk kaleng/besi)
f. Sampah karet

2) Peralatan dan Perlengkapan


a. Timbangan (25 kg)
b. Alat pengambil contoh serta alat pengukur volume berupa kantong plastik
kapasitas volume sebesar ±100 liter.
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 134
MUHAMMAD NUSRAN-2022

c. Meteran (100 cm)


d. Perlengkapan berupa alat pemindah seperti sarung tangan.

Tahapan penelitian
Tahapan pengerjaan pengambilan dan pengukuran sampel :
1. Menentukan lokasi pengambilan sampel.
2. Menentukan jumlah tenaga pelaksana yaitu 2 orang.
3. Menyiapkan peralatan
4. Melaksanakan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah
sebagai berikut :
a) Mengambil contoh sampel sampah dari tempat pembuangan sementara
(TPS).
b) Semua sampah yang telah diambil dari tempat pembuangan sementara,
kemudian dikumpulkan.
c) Mengukur berat sampel dengan menggunakan timbangan.
d) Menghentakkan sampel = 3 kali untuk mengukur volume sampel.
5. Menghitung komposisi sampah sebagai berikut :
a) Setelah mengukur volume, sampah dikeluarkan dari dalam kantong
plastik.
b) Dari sampel tersebut, sampah dipilah sesuai dengan kategori yaitu
sampah plastik, kertas/karton, botol, sisa makanan, kaleng, serta
kaca/botol kaca.
c) Mengukur berat dari tiap sampel yang telah dipilah terlebih dahulu.

Metode penyajian dan analisis data


Teknik penyajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Analisis kualitatif deskriptif yaitu dilakukan secara deskriptif sebagai
prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan, memeriksa
kembali dan diinterpretasikan sesuai dengan teori dan tujuan penelitian.
2) Analisis kondisi eksisting Terminal Regional Daya, Makassar dalam
mengidentifikasi pola aktivitas/ pergerakan yang terjadi pada produsen

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 135


MUHAMMAD NUSRAN-2022

sampah, persebaran wadah penampungan sampah, serta tindakan yang


dilakukan pengelola terminal dan pengunjung terhadap sampah di
terminal tersebut. Dengan kata lain, melakukan analisis manajemen
persampahan yang terjadi di terminal daya.
3) Analisa besaran volume dan komposisi sampah yang dihasilkan pada
Terminal Regional Daya Makassar.
4) Rumusan strategi penanganan dan pengelolaan persampahan.

1. Manajemen Persampahan
Manajemen persampahan pada Terminal Daya dapat ditinjau dari sumber
sampah dan sistem pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pihak pengelola
terminal.

Sumber sampah
Pada Terminal Daya terdapat beberapa fasilitas penunjang seperti kantor
pengelola terminal, loket, masjid, kios, pos polisi, kantin, bengkel, parkiran bus,
dan area keberangkatan/area kedatangan. Seluruh fasilitas penunjang tersebut
menjadi lokasi sumber sampah. Adapun pelaku penghasil sampah adalah
masyarakat yang melakukan aktivitas dan pola pergerakan pada terminal yaitu
pengunjung atau penumpang dan pihak pengelola terminal. Jenis sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat pada tiap fasilitas penunjang sebagian besar tidak
sama. Berikut jenis sampah yang ditinjau berdasarkan lokasi sumber sampah.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 136


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Tabel 9 Jenis sampah berdasarkan lokasi sumber sampah


Jenis sampah
Lokasi
Sampah organik Sampah anorganik
- Tissue/ kertas
- Sisa makanan - Plastik
Gedung Terminal Utama
- Dedaunan - Logam
- Kain
- Tissue/ kertas
- Plastik
Kantor pengelola terminal Sisa makanan
- Kaca
- Logam
- Tissue/ kertas
Mesjid --- - Plastik
- Tissue/ kertas
- Plastik
Sisa makanan
Kios - Kaca
- Logam
- Kain
- Tissue/ kertas
Pos polisi --- - Plastik
- Tissue/ kertas
Sisa makanan - Plastik
Kantin
- Kaca
- Tissue/ kertas
- Plastik
Bengkel ---
- Kaca
- Logam
- Tissue/ kertas
- Plastik
Parkiran Bus Dedaunan
- Kaca
- Logam
- Tissue/ kertas
- Sisa makanan - Plastik
Area Keberangkatan /
- Dedaunan - Kaca
Kedatangan
- Logam
- Kain
Sumber : Hasil Pengamatan, 2015

Sistem pengelolaan sampah


Sistem pengelolaan sampah terdiri dari beberapa tahap yaitu pewadahan,
pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pengolahan.
a. Perwadahan
Wadah sampah yang terdapat di terminal daya termasuk kategori wadah komunal
yaitu wadah yang disediakan oleh pengelola dan/atau swasta. Adapun jenis
wadah yang disediakan oleh pihak pengelola terminal berupa tong sampah,

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 137


MUHAMMAD NUSRAN-2022

gerobak sampah dan kontainer. Dari ketiga jenis wadah sampah tersebut tong
sampah merupakan wadah dominan yang terdapat di kawasan terminal. Hal ini
dikarenakan persebaran tong sampah terletak menyebar diseluruh kawasan
terminal. Tong sampah ini berfungsi sebagai wadah utama penampung sampah
dari produsen sampah yaitu masyarakat setempat. Mayoritas tong sampah
tersebut berupa tong sampah permanen, namun masih terdapat tong sampah
yang bersifat non-permanen yang dapat dipindahtempatkan.
Tong sampah yang terdapat di kawasan terminal daya ini sudah mengalami
pemisahan tempat buangan berdasarkan jenis sampah yang dihasilkan yaitu
sampah organik dan sampah anorganik.
Berbeda dengan tong sampah yang terletak di beberapa sudut terminal
yang dengan kondisi permanen maupun non-permanen, gerobak sampah
seluruhnya bersifat non-permanen karena merupakan alat yang digunakan
sebagai pengangkut sampah dari tong sampah ke kontainer (TPS). Adapun
jumlah gerobak sampah yang tersedia di terminal guna melayani jasa
pengangkutan sampah berjumlah 3 unit.
Sedangkan kontainer (TPS) hanya tersedia 1 unit pada kawasan terminal.
Kontainer ini berfungsi sebagai wadah penampung seluruh sampah yang
terdapat di kawasan terminal. Dengan kata lain, kontainer ini merupakan wadah
penampungan sampah akhir dalam skala lokal kawasan terminal.

Gambar 43. Kontainer sampah


MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 138
MUHAMMAD NUSRAN-2022

b. Pengumpulan
Sistem pengumpulan sampah pada kawasan terminal daya ini dilakukan dengan
dua cara yaitu secara tidak langsung dan secara komunal. Pengumpulan sampah
secara tidak langsung yaitu metode pengumpulan sampah yang menggunakan
gerobak sampah. Sedangkan pengumpulan sampah secara komunal dilakukan
oleh masyarakat itu sendiri, dimana sampah yang dihasilkan langsung dibuang
ke tong sampah yang telah tersedia.

Gambar 44. Skema pengumpulan sampah (Sumber : ilustrasi, 2015)

Sedangkan untuk pengumpulan sampah dedaunan atau sampah alam


dilakukan dengan penyapuan secara rutin oleh petugas kebersihan setempat.
Sampah yang telah kumpulkan dengan cara penyapuan tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam gerobak sampah yang telah tersedia. Oleh karena itu,
proses tersebut termasuk dalam kategori pengumpulan sampah secara komunal.

Gambar 45. Skema pengumpulan sampah alam (Sumber : ilustrasi, 2015)

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 139


MUHAMMAD NUSRAN-2022

c. Pemindahan
Proses pemindahan sampah dilakukan dengan menggunakan gerobak sampah
dari lokasi persebaran tong sampah menuju kontainer (TPS) selaku wadah
penampungan sampah akhir dalam skala lokal kawasan terminal. Penggunaan
gerobak sampah ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan
sampah. Proses pemindahan sampah ini dilakukan dengan memperhatikan
kondisi sampah dalam tong sampah. Proses pemindahan dilakukan apabila
kondisi tong sampah dalam keadaan penuh. Sehingga terkadang jadwal
pemindahan sampah tidak menentu, bergantung pada kondisi volume sampah
pada tiap tong sampah yang menyebar pada kawasan terminal.
Adapun jarak pemindahan sampah ini sejauh ± 200 meter dihitung dari
rata-rata jarak terdekat dan jarak terjauh antara tong sampah dengan lokasi
kontainer. Sehingga dalam proses pemindahannya tidak mengalami kendala dari
segi jarak pengangkutan.

d. Pengangkutan
Proses pengangkutan sampah yang terjadi dalam lingkup kawasan
terminal hanya dilakukan dengan menggunakan gerobak sampah yang dilakukan
oleh petugas kebersihan setempat. Jadwal pengangkutan sampah tidak menentu
karena menunggu hingga kondisi tong sampah telah terisi penuh. Akan tetapi,
sebagian besar pengangkutan sampah dilakukan satu kali dalam sehari. Adapun
biaya operasional yang dikeluarkan untuk upah bagi petugas kebersihan adalah
sebesar Rp.25.000,- per hari per orang. Biaya tersebut dikeluarkan oleh pihak
pengelola terminal sebagai biaya operasional kebersihan terminal. Jumlah
petugas kebersihan yang bekerja mengumpulkan sampah di kawasan terminal
daya berjumlah 15 orang. Jadi, total biaya operasional yang dikeluarkan pihak
pengelola terminal untuk jasa kebersihan terminal tiap harinya adalah sebesar
Rp.375.000,- per hari untuk semua petugas kebersihan. Rute pengangkutan
sampah meliputi semua lokasi tong sampah yang tersebar diseluruh kawasan
terminal yang kemudian akan dibawa ke kontainer (TPS) untuk selanjutnya di
bawa oleh truk sampah ke TPA Tamangapa. Jenis truk yang digunakan dalam

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 140


MUHAMMAD NUSRAN-2022

mengangkut sampah ke TPA adalah dump truck yang memiliki kemampuan


membongkar muatan secara hidrolis, efisien dan cepat. Adapun biaya yang
dikeluarkan untuk jasa pengangkutan sampah menuju TPA Tamangapa dengan
menggunakan truk sampah adalah sebesar Rp.875.000,- per bulan, dimana dana
tersebut dikeluarkan oleh pihak pengelola terminal sebagai dana kebersihan
terminal. Adapun rincian anggarannya sebagai berikut.
- Alokasi dana jasa petugas kebersihan untuk 15 orang tiap harinya sebesar
Rp.375.000,- per hari.
- Alokasi dana jasa pengangkutan sampah menuju TPA sebesar Rp.875.000,-
per bulan.
Jadi, total dana kebersihan per bulan di kawasan terminal daya adalah :
rumus :
Dana kebersihan bulanan = biaya jasa petugas dalam sebulan + biaya jasa truk
sampah
Perhitungan :
Dana kebersihan bulanan = (Rp.375.000,- X 30) + Rp.875.000,-
= Rp.11.250.000,- + Rp.875.000,-
= Rp.12.125.000,- /bulan

Berdasarkan hasil pengamatan berkala pada infrastruktur persampahan di


kawasan Terminal Regional Daya, secara teknis sistem pengelolaan sampah
dapat kita simpulkan melalui jumlah pengeluaran yang tercantum diatas.
Kegiatan yang ada di terminal yang menghasilkan timbulan sampah
dipengaruhi oleh jumlah pegawai dan juga jumlah pengunjung serta jumlah
kegiatan yang diadakan oleh masyarakat yang bertempatkan di terminal tersebut.
Jumlah pengunjung terminal juga dipengaruhi oleh tingkat aktifitas masyarakat,
sirkulasi mingguan (weekday dan weekend), dan event-event spesial misalnya
lebaran, natal, tahun baru, dan hari libur lainnya. Dalam setiap harinya Terminal
Regional Daya melayani pengunjung yang berbeda dengan tujuan transportasi.
Adapun hasilnya ada pengunjung yang sekedar datang tanpa membawa sampah

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 141


MUHAMMAD NUSRAN-2022

dari luar, dan ada pula pengunjung yang datang dan menghasilkan sampah di
terminal tersebut.
Adapun untuk mengetahui berapa jumlah timbulan sampah yang
dihasilkan tersebut, maka dilakukan sampling secara acak sederhana selama 8
hari berturut-turut yaitu pada tanggal 24 November 2014 - 1 Desember 2014.
Sampling yang dilakukan` ini dengan cara mengambil sampel dari container
tempat penampungan sementara sampah yang merupakan pusat penampungan
sebelum sampah diangkut ke TPA. Dengan berdasarkan atas SNI 19-3964-1994
“Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah dan komposisi
sampah perkotaan”. Dari keseluruhan volume sampah yang dihasilkan diambil
sampel sebesar 10% dari total yang ada. Hasil pengukuran timbulan sampah
yang dihasilkan oleh Terminal Regional Daya Makassar dapat dilihat dalam tabel
1 sebagai berikut.

Tabel 10. Rekapitulasi volume sampah di Terminal Regional Daya

No. Hari Volume sampah (m³)

1 Senin 5,168
2 Selasa 5,814
3 Rabu 7,106
4 Kamis 7,752
5 Jumat 6,46
6 Sabtu 8,398
7 Minggu 7,752
8 Senin 5,814
Jumlah 54,264
Rata – rata 6,783
Sumber : Pengolahan Data 2015

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 142


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Berdasarkan pada table 1 diketahui bahwa volume sampah yang


dihasilkan dari aktivitas di Terminal Regional Daya 6,783 m³/hari. Dari tabel
tersebut juga dapat dilihat adanya peningkatan volume sampah pada akhir
minggu atau weekend. Jumlah volume sampah yang dihasilkan ini sangat
dipengaruhi oleh sirkulasi mingguan yaitu adanya hari libur dan hari kerja.

1) Analisis Komposisi Sampah


Sebagaimana kita ketahui bahwa sampah yang dihasilkan oleh terminal ini
jenisnya tidak homogen. Komponen sampah yang dihasilkan terdiri dari beberapa
jenis, baik berupa sampah basah dan sampah kering. Oleh karena itu disini
penulis tidak hanya melakukan pengukuran volume sampah saja, tetapi juga
melakukan pengukuran komposisi penyusun sampah tersebut. Komposisi
sampah ini tidak hanya diukur dari beratnya saja tapi juga dari segi volumenya
untuk mendapatkan massa jenis dari sampah tersebut. Adapun komposisi
sampah Terminal Regional Daya berdasarkan berat basahnya dapat dilihat
dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 11. Komposisi Berat Basah Terminal Regional Daya


Komposisi Sampah (%) * Rata-
Komponen
Hari Ke- Rata
Sampah
1 2 3 4 5 6 7 8
Kertas 32.3 30.5 35.3 50.4 40.3 32.6 31.7 41.7 36.9
Botol PET 7.9 12.2 8.6 3.5 7.5 10.4 13.0 3.1 8.3
Botol kaca 4.7 3.1 2.6 0.9 2.2 1.4 3.3 1.0 2.4
Plastik 33.1 35.1 31.9 27.0 29.9 34.0 32.5 30.2 31.7
Kaleng 3.1 1.5 1.7 0.9 2.2 0.7 3.3 3.1 2.1
Sisa
18.9 17.6 19.8 17.4 17.9 20.8 16.3 20.8 18.7
Makanan
Jumlah 100
Sumber : Pengolahan Data 2015

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 143


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Berdasarkan tabel 2 diatas komponen penyusun sampah yang terbesar


berasal dari sampah kertas/kardus yaitu 36,9% dan yang terkecil berasal dari
kaleng yaitu 2,1%. Sedangkan komponen penyusun lainnya berupa organic atau
sisa makanan yaitu 18,7%, plastik yaitu 31,7%, botol plastik yaitu 8,3%, dan botol
kaca yaitu 2,4%. Sedangkan pengukuran untuk massa jenisnya dapat dilihat dari
tabel 3 berikut ini.
Tabel 12. Komposisi Massa Jenis Sampah Terminal Regional Daya
Volume Berat Massa Massa
Komposisi Sampah Sampel Sampel Jenis Jenis
(m3) (kg) (kg/m3) (g/cm3)
Kertas 0,06 6,5 108,33 0,11
Botol 0,06 3,6 60,00 0,06
Plastik 0,06 4,0 66,67 0,07
Sampah
makanan/sisa 0,06 20 333,3 0,33
halaman
Kaleng 0,0162 1,7 104,94 0,10
Botol Kaca 0,0186 3,3 177,42 0,18
Sumber : Pengolahan Data 2015

Dari tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa massa jenis terbesar adalah bahan-
bahan sisa makanan sebesar 333,3 kg/m³ dan yang terkecil adalah dari jenis
botol PET sebesar 60 kg/m³. Sedangkan bahan lainnya yaitu plastik sebesar
66,67 kg/m³, kertas sebesar 108,3 kg/m³ botol kaca sebesar 177,42 kg/m³, dan
kaleng dengan 104,9 kg/m³. Sedangkan untuk massa jenis kayu tidak
dimasukkan didalam perhitungan karena kuantitasnya sangat sedikit dan tidak
berpengaruh besar terhadap volume sampah.
Berdasarkan hasil massa jenis yang telah diperoleh maka secara tidak
langsung kita dapat menghitung persentase rata-rata volume sampah
berdasarkan penyusunnya. Dengan mengetahui persentase tersebut kita dapat
menghitung seberapa besar volume sampah yang dapat di-recycle.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 144


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Tabel 13. Komposisi volume sampah Terminal Regional Daya

Komposisi Sampah (%) Rata-


Komponen
Hari ke- rata
Sampah
1 2 3 4 5 6 7 8
Kertas 29.0 25.9 31.7 47.3 36.4 28.6 26.9 39.1 33.1
Botol PET 12.8 18.7 14.0 5.9 12.2 16.5 19.9 5.3 13.2
Botol kaca 2.6 1.6 1.4 0.5 1.2 0.7 1.7 1.2 1.4
Plastik 48.2 48.4 46.5 41.1 43.8 48.5 44.9 46.1 45.9
Kaleng 2.9 1.3 1.6 0.8 2.1 0.6 2.9 3.0 1.9
Sisa
makanan/s
4.6 4.0 4.8 4.4 4.4 5.0 3.7 5.3 4.5
ampah
halaman
Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : Pengolahan Data 2015
Dari tabel 4 diatas dapat kita lihat bahwa sebagian besar volume penyusun
sampah Terminal Regional Daya adalah sampah jenis kertas dengan persentase
sebesar 33%. Berikutnya adalah sampah jenis plastik sebesar 45,9% sisa
makanan dan sampah halaman sebesar 4,5% botol PET sebesar 13,2% botol
kaca sebesar 1,4% dan yang terkecil yaitu sampah kaleng sebesar 1,9%.
2%
1% Sisa makanan/ Sampah
6%
halaman
13%
Botol PET

Plastik
33%
Kertas/ Tissue
46%
Botol Kaca

Kaleng

Gambar 46. Diagram Pie Komposisi Sampah


(Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015)

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 145


MUHAMMAD NUSRAN-2022

1.1 Sistem Manajemen Persampahan di Terminal Regional Daya


Manajemen persampahan pada terminal daya dapat ditinjau dari sumber sampah
dan sistem pengelolaan sampah yang dilakukan baik dari pengunjung maupun
pihak pengelola terminal dan petugas kebersihan setempat meliputi tahapan
pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pengolahan
sampah.
2) Pengumpulan
3) Pengangkutan
4) Pengolahan

2. Strategi Pengelolaan Sampah Terminal Regional Daya


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada pihak
Terminal Regional Daya Makassar didapatkan hasil yaitu tidak ada proses
pemilahan sampah yang dilakukan oleh pihak pengelola Terminal Daya terhadap
sampah yang dihasilkan. Jadi, mulai dari sumbernya, sampah hanya
dikumpulkan di setiap wadah untuk langsung diangkut ke kontainer TPS oleh
petugas cleaning service. Pewadahan sampah hampir terdapat diseluruh areal
penghasil sampah misalnya di kios, loket, area parkiran bus dan kendaraan
lainnya maupun di kantor terminal itu sendiri.
Untuk pengangkutan akhir kontainer akan dibawa ke TPA Tamangapa
Antang menggunakan arm roll truk milik Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota
Makassar. Karena tidak adanya proses pengolahan sampah sebelumnya, maka
penulis mengusulkan untuk dilakukannya proses pengolahan sampah sebelum
sampah tersebut diangkut ke TPA Tamangapa. Pengolahan yang dimaksud
adalah proses composting terhadap sampah organik yang dilakukan di TPS dan
proses recycling dimana dilakukan pemilahan terhadap sampah-sampah yang
masih bernilai guna (non organik).
Secara sederhana proses pengelolaan sampah di Terminal Regional Daya
Kota Makassar dapat dilihat pada flowchart berikut.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 146


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Gambar 47. Kondisi existing pengelolaan sampah di Terminal Regional Daya

Dengan adanya usaha pengolahan sebelumnya maka pengolahan sampah di


Terminal Regional Daya Makassar diharapkan dapat diubah menjadi seperti
berikut.

Gambar 48. Alternatif pengelolaan sampah dengan proses recycle dan


composting

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 147


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Hal ini dimaksudkan agar sampah yang akan dibuang nantinya dapat
dikurangi dan dengan adanya proses pengolahan ini juga dapat memberikan
keuntungan bagi pihak pengelola Terminal Regional Daya Makassar.
Keuntungan yang dimaksud adalah hasil pengolahan proses composting yang
berupa pupuk kompos dapat dijual ataupun digunakan sendiri untuk kebutuhan
pertamanan, sedangkan hasil dari proses recycling berupa botol plastik ,botol
kaca, serta kertas dapat dijual.

1) Perhitungan Kebutuhan Kontainer


Untuk mengantisipasi volume timbulan sampah tiap tahunnya maka perlu
dilakukan analisa kebutuhan container sampah. Hal ini dianggap perlu agar di
masa yang akan datang pihak pengelola Terminal dapat mengantisipasi timbulan
sampah dan tidak terjadi penumpukan sebelum sampah diangkut. Secara
sederhana perhitungan kebutuhan container dapat dihitung dengan pendekatan
berikut:
𝑉𝑠 (𝑚3 )
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 =
𝑉𝑘 (𝑚3 )

Dimana: Vs : Volume sampah (m³) Vk : Volume kontainer (m³)


Maka:
𝑉𝑠 (𝑚3 )
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 =
𝑉𝑘 (𝑚3 )
6,783 𝑚3
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 =
6,46 𝑚3
𝑲𝒆𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝑪𝒐𝒏𝒕𝒂𝒊𝒏𝒆𝒓 = 𝟏. 𝟎𝟓 ≈ 𝟏 𝒃𝒖𝒂𝒉
Jadi, sekurang-kurangnya dibutuhkan satu tambahan unit container dalam
menanggulangi produksi timbulan sampah di Terminal Regional Daya.

2) Upaya Pengolahan Timbulan Sampah di Terminal Regional Daya


Dengan melihat ritasi perharinya maka secara otomatis biaya untuk
pengangkutannya akan sangat berpengaruh. Untuk meminimalisasi dampak
tersebut maka perlu dilakukan upaya untuk mengurangi volume sampah yang
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 148
MUHAMMAD NUSRAN-2022

harus diangkut ke TPA. Salah satunya adalah dengan mengolah sampah


tersebut sebelum diangkut ke TPA. Antara lain dengan melakukan daur ulang
(recycle) dan pembuatan kompos (composting).
Berdasarkan hasil timbulan dan komposisi sampah di Terminal Regional Daya
maka dilakukan analisis pengolahan sampah yang dapat dilakukan antara lain :
a. Daur Ulang (Recycle)
Daur ulang merupakan salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri
atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian, dan
pembuatan produk/material bekas pakai. Pengolahan daur ulang ini bisa
diterapkan langsung pada awal sumber sampah terbentuk, pengolahan juga
dapat disortir kembali pada Tempat Penampungan Sementara, dan setelah
sampai di Tempat Penampungan Akhir material sampah tersebut dapat langsung
didaur ulang.
Material anorganik yang dapat didaur ulang antara lain sebagai berikut :
a. Kertas, terutama kertas bekas yang berasal dari pembungkus makanan,
kertas bekas dari kantor, maupun kertas yang berasal dari publik area.
b. Plastik bekas botol mineral, jerigen, sedotan, dll.
c. Botol bekas wadah kecap, saus, sirup, minuman, dll; baik yang putih bening
maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal.
d. Kaleng/besi yang berasal dari sisa minuman ataupun besi yang tidak
terpakai.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa nilai komponen sampah kertas dan plastik
jumlahnnya relatif banyak yaitu senilai 46 % atau sekitar 4,5 m³ dari total
keseluruhan volume sampah yang dihasilkan terminql. Dengan estimasi bahwa
50% dari sampah tersebut dapat di daur ulang (Trihadiningrum dkk, 2006) maka
sekitar 2,5 m³ dari sampah tersebut dapat bernilai ekonomis dan sisanya akan
menjadi residu yang akan dibuang ke TPA. Sedangkan untuk komponen sampah
berupa kaca, kaleng/besi, dan kayu kurang efektif apabila dilakukan daur ulang
dan jika diolah dengan skala kecil kurang ekonomis.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 149


MUHAMMAD NUSRAN-2022

b. Pembuatan Kompos (Composting)


Composting dapat berfungsi mengendalikan bahaya pencemaram yang mungkin
terjadi sekaligus menghasilkan keuntungan. Bahan-bahan organik yang sering
dipakai untuk composting di antaranya dedaunan, rerumputan, dahan dan ranting
serta sisa-sisa makanan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui komposisi
sampah sisa halaman dan sisa makanan berjumlah cukup besar. Persentase
sampah organik yang dihasilkan oleh kios, halaman terminal dan area parkiran
bisa mencapai 20% dari volume sampah yang dihasilkan. Apabila dijumlahkan,
maka persentase sampah ini yang dapat dijadikan kompos.
Teknologi pengomposan sampah beragam, baik secara aerob maupun anaerob,
dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang biasa digunakan
adalah cacing dan mikroorganisme dekomposer. Alat yang dibutuhkan untuk
membuat pupuk organik adalah komposter. Komposter ini merupakan alat yang
digunakan untuk mengolah semua jenis limbah organik menjadi kompos, seperti
sisa sayur, sisa buah, sisa makanan dan sampah halaman.
Pengolahan sampah dengan metode composting dapat juga langsung dibedakan
mulai dari pewadahan sejak awal dari sumber sampah. Setelah pembedaan
sampah basah dan sampah kering, sampah basah juga bisa diberikan
pewadahan dengan pembedaan sampah yang dapat digunakan kembali untuk
composting dan sampah yang bisa digunakan untuk pakan hewan ternak.
Sampah organik yang masih bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kompos
berkisar 80% dari total sampah organik yang dihasilkan (Tchobanoglous, Theisen
dan Vigil, 1993).

3) Rekapitulasi pengurangan volume timbulan sampah setelah proses


recycling dan composting
Setelah melakukan proses pengolahan tersebut diatas secara tidak langsung
akan terjadi pengurangan volume sampah yang harus diangkut ke TPA. Tapi
karena tidak seluruh sampah dapat diolah maka akan tetap ada sejumlah sampah
yang harus dibuang, hal ini mengacu pada recovery factor masing-masing
sampah. Yang dimaksudkan dengan recovery factor adalah prosentasi setiap

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 150


MUHAMMAD NUSRAN-2022

komponen sampah yang dapat dimanfaatkan kembali, di-recovery atau didaur


ulang. Selebihnya merupakan residu yang memerlukan pembuangan akhir atau
pemusnahan.
Tabel 14. Rekapitulasi volume reduksi dan volume residu pembuangan
Volume Volume
Komponen Persentase Volume Recovery
Reduksi Residu
Sampah (%) (m³) Factor (%)
(m³) (m³)
Kertas 33.1 2.246 40 0.898 1.348
Plastik 45.9 3.115 50 1.558 1.558
Botol PET 13.2 0.892 50 0.446 0.446
Botol Kaca 1.4 0.093 70 0.065 0.028
Sampah
4.5 0.307 80 0.246 0.061
Halaman
Kaleng 1.9 0.130 80 0.104 0.026
Jumlah Total 100 6.783 3.316 3.467
Persentase (%) 49 51
Sumber : pengolahan Data 2015
Dari tabel 5 dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya proses daur
ulang dan pengomposan terjadi penurunan volume sampah yang signifikan.
Penurunan terbesar terjadi pada sampah jenis kertas dimana hampir 50% dari
total volume yang dihasilkan dapat direduksi. Juga terdapat penurunan yang
signifikan pada sampah jenis plastik dan bahan organik. Dengan penurunan yang
mencapai 50% dari volume sampah yang dihasilkan perhari, maka jumlah ritasi
yang perlu dilakukan akan berkurang pula dan akan berdampak pada biaya yang
harus dikeluarkan.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh dari analisis perhitungan dan
observasi serta wawancara yang telah dilakukan dalam penyusunan skripsi ini,
maka penulis menarik kesimpulan, sebagai berikut :

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 151


MUHAMMAD NUSRAN-2022

1. Jumlah total timbulan sampah Terminal Regional Daya Kota Makassar sebesar
6783 liter/hari. Komposisi sampah organik sebesar 4,5%, sedangkan
komposisi sampah anorganik berupa kertas sebesar 33,1%, botol PET sebesar
13,2%, botol kaca sebesar 2,4%, plastik sebesar 45,9%, dan kaleng/besi
sebesar 1,9%.
2. Manajemen pengolahan persampahan pada Terminal Regional Daya Kota
Makassar sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari peran serta pelaku kebersihan
yang tidak hanya berasal dari pengelola terminal melainkan dibantu oleh pihak
petugas kebersihan terminal yang melakukan pengumpulan sampah disetiap
tempat sampah yang tersebar diseluruh terminal, kemudian diangkut
menggunakan gerobak sampah menuju Tempat Pembuangan Sementara
(TPS). Dalam proses pengangkutan sampah menuju TPS terjadi proses
permilahan sampah untuk didaur-ulang atau dijual ke pengepul sampah oleh
pihak petugas kebersihan.
3. Dalam mengoptimalkan pelayanan pengelolaan persampahan diperlukan
integrasi yang baik antara pihak pengelola terminal dan pihak petugas
kebersihan, serta ditunjang dengan keberadaan prasarana persampahan yang
memadai di Terminal Regional Daya Kota Makassar. Sedangkan untuk
prospek pengembangan persampahan di Terminal Regional Daya Makassar
diupayakan penerapan program 3R (reuse, reduce dan recycle) dapat
dilakukan dalam menunjang tingkat kebersihan dan kenyamanan pengunjung
terminal.

Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai solusi untuk


meningkatkan efektifitas pengelolaan persampahan di Terminal Regional Daya
Makassar adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pemilahan terhadap sampah organik dan sampah anorganik
sebelum diangkut ke Tempat Penampungan Sementara.
2. Sebaiknya pihak Terminal Daya mendata jumlah timbulan sampah
sehingga tersedia data untuk memprediksi jumlah timbulan sampah mendatang

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 152


MUHAMMAD NUSRAN-2022

apabila pihak terminal ingin menambah fasilitas maupun sarana yang ada di
terminal tersebut.
3. Sebagai upaya mengantisipasi terjadinya timbulan sampah yang berlebih
pada TPS, maka sebaiknya dilakukan penambahan unit kontainer sampah
menjadi 2 unit. Hal ini sebagai upaya pemenuhan wadah timbulan sampah yang
memadai.

Gambar 49. Terminal Sampah

Gambar 50. Kontainer Sampah

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 153


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Kasus dan Contoh Kalkulasi buangan sampah di beberapa Daerah (observasi


tugas Mahasiswa Teknik Industri FTI UMI tahun 2016)

7.6 Contoh Kasus Sampah di beberapa daerah


A. Analisis Jumlah Sampah dikota mamuju utara
Di kota mamuju utara terdapat 3 kecamatan
a. Kecamatan Pasangkayu
- Kelurahan Bambaira-Jumlah RW ada 4
1. RW 001-Jumlah RT 8
- RT 001 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 120 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 180 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 120 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 38 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =114 kg
- RT 008 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 120 kg
Jadi jumlah sampah yang di hasilkan di RW 01 = 954 kg/hari

2. RW 002-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 180 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 164 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 240 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 53 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr =212 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 70 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 280 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 59 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 236 kg
Jadi, jumlah sampah yang dihasilkan oleh RW 02 = 1.312 kg/hari

3. RW 03
Jumlah RT 8
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 140 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 160 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 59 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 177 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 70 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 296 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 150 kg
- RT 008 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 kg
Jadi, jumlah sampah yang dihasilkan di RW 03 = 1.253 kg/hari

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 154


MUHAMMAD NUSRAN-2022

4. RW 004-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 53 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 106 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 72 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 144 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 62 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 124 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 90 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 180 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 38 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 76 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 51 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 102 kg
Jadi jumlah sampah di RW 04 = 732 kg/hari

5. RW 05-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 150 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 65 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 195 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 60 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 120 kg
- Jadi jumlah sampah di RW 05 = 735 kg/hari
Total sampah keseluruhan di Kelurahan Belopa Utara = 4,986 kg/hari

Kelurahan Kalukunangka (Jumlah RW ada 3 RW)


1. RW 01 - Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 22 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 66 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 80 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 51 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =102 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan di RW 01 = 458 kg/hari

2. RW 02 - Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 70 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 54 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 60 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =80 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 52 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 104 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 62 kg
Jadi jumlah sampah di RW 02 = 430 kg/hari
3. RW 03 - Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 160 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 136 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 200 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 46 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr =184 kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 155
MUHAMMAD NUSRAN-2022

- RT 005 dengan jumlah KK = 65 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 260 kg


Jadi jumlah sampah di RW 03 = 940 kg/hari

4. RW 004 - Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 72 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 135 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 42 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 126 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 102 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 38 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 114 kg
Jadi jumlah sampah di RW 04 = 549 kg/hari

5. RW 004-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 33 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 132 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 200 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 79 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 316 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 164 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 80 kg
Jadi jumlah sampah di RW 05 = 1,012 kg/hari
Total sampah di kelurahan Handil Bakti = 3,389 kg/hari

- Kelurahan Kasoloang (Jumlah RW ada 5)


1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 21 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 63 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 19 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 57 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 72 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 26 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 78 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 19 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 57 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 81 kg
Jumlah sampah di RW 01 = 408 kg/hari

2. RW 02 (Jumlah RT 7)

- RT 001 dengan jumlah KK = 43 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 129 Kg


- RT 002 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 108 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 120 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 108 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 56 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 168 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 43 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 258 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 33 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 99 kg
Jumlah sampah yang di hasilkan di RW 02 = 987 kg/hari

3. RW 03 - Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 135 Kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 156
MUHAMMAD NUSRAN-2022

- RT 002 dengan jumlah KK = 28 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 84 kg


- RT 003 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 108 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 49 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =147 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 165 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 43 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 129 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan di RW 03 = 768 kg/hari

4. RW 04-Jumlah RT
- RT 001 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 110 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 135 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 74 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 60 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 39 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 78 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 72 kg
Jumlah sampah di RW 04 = 529 kg/hari

5. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 57 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 228 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 46 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 184 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 28 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 112 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 264 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 59 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 265 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 51 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 236 kg
Jumlah sampah di RW 04 = 1,289 kg/hari
Jadi total sampah di kelurahan kamanre = 3,981 kg/hari

- Kelurahan Tampaure (Jumlah RW 4)


1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 111 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 47 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 188 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 2Kg/hr = 68 Kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 39 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 78 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan RW 01 = 663 kg/hari

2. RW 02-Jumlah RT 7
- RT 001 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 80 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 58 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 116 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 46 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =120 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 110 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =80 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 108 kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 157
MUHAMMAD NUSRAN-2022

Jumlah sampah RW 02 = 660 kg/hari

3. RW 03-Jumlah RT 06
- RT 001 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 216 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 100 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 46 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 184 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 100 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 220kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah perKK 4 Kg/hr =144 kg
Jumlah sampah di RW 03 = 964 kg/hari

4. RW 04-Jumlah RT 7
- RT 001 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 111 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 22 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 66 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 29 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 87 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 48 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 144 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 69 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 33 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 99 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan RW 04 = 681 kg/hari
Jadi, total sampah yang ada di kelurahan Bunga eja = 2,968 kg/hari

- Kelurahan Bambalamotu-Jumlah RW 6
1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 100 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 90 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 56 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 112 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 60 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 190 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 120 kg
Jumlah sampah di RW 01 = 672 kg/hari
2.RW 02-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 123 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 19 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 57 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 60 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 38 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 114 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 29 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 87Kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 kg
- Jumlah sampah di RW 02 = 531 kg/hari

3. RW 03-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 26 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 104 kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 96 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 22 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 88 kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 158
MUHAMMAD NUSRAN-2022

- RT 004 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 102 Kg


- RT 005 dengan jumlah KK = 46 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 184 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 702 kg/hari

4. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 33 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 66 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 70 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 46 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 92 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 100 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 70 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 29 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 58 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 456 kg/hari

5. RW 05-Jumlah RT 7
- RT 001 dengan jumlah KK = 16 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 64 kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 136 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 22 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 88 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 28 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 112 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 46 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 184 kg
- RT 006dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 216 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 62 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 248 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 948 kg/hari

Jadi, total sampah di kelurahan bajo = 3,309 kg/hari

b. Kecamatan Sarudu
- Kelurahan cilallang
Jumlah RW ada 5
1. RW 01-Jumlah RT 8
- RT 001 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 108 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 75 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 123 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 38 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 114 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 26 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =78 kg
- RT 008 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 150 kg
Jadi jumlah sampah yang di hasilkan di RW 01 = 843 kg/hari

2. RW 02-Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 165 Kg

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 159


MUHAMMAD NUSRAN-2022

- RT 002 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 123 kg


- RT 003 dengan jumlah KK = 58 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 255 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =162 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 51 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 153 kg
Jadi, jumlah sampah yang dihasilkan oleh RW 02 = 828 kg/hari

3. RW 03-Jumlah RT 7
- RT 001 dengan jumlah KK = 18 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 72 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 108 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 140 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 49 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 196 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 216 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 240 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 kg
Jadi, jumlah sampah yang dihasilkan di RW 03 = 1,092 kg/hari

4. RW 004-Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 53 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 106 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 72 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 144 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 62 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 124 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 90 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 180 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 56 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 112 kg
Jadi jumlah sampah di RW 04 = 666 kg/hari

5. RW 05-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 160 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 216 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 43 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 172 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 80 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 200 kg
Jadi jumlah sampah di RW 05 = 948 kg/hari
Total sampah keseluruhan di Kelurahan cillallang= 4, 377 kg/hari

- Kelurahan Pengkasalu-Jumlah RW ada 5


1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 100 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 42 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 84 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 80 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 61 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =102 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 2Kg/hr = 84 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 31 dan rata-rata sampah per KK 2Kg/hr = 62 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan di RW 01 = 512 kg/hari

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 160


MUHAMMAD NUSRAN-2022

2. RW 02-Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 18 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 54 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 72 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 20 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =81 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 52 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 156 kg
Jadi jumlah sampah di RW 02 = 383 kg/hari

3. RW 03-Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 15 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 60 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 64 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 256 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr =264 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 39 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 156 kg
Jadi jumlah sampah di RW 03 = 856 kg/hari

4. RW 004-Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 102 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 22 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 66 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 96 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 150 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 48 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 144 kg
Jadi jumlah sampah di RW 04 = 558 kg/hari

5. RW 004-Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 44 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 176 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 43 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 172 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 160 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 164 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 180 kg

Jadi jumlah sampah di RW 05 = 852 kg/hari


Total sampah di kelurahan Pengkasalu = 3,161 kg/hari

- Kelurahan Riwang-Jumlah RW ada 5


1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 80 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 49 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 98 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 108 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 44 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 88 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 74 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 57 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 114 kg
Jumlah sampah di RW 01 = 562 kg/hari
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 161
MUHAMMAD NUSRAN-2022

2. RW 02-Jumlah RT 7
- RT 001 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 69 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 26 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 78 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 135 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 31 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 93 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 198 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 135 kg
Jumlah sampah yang di hasilkan di RW 02 = 708 kg/hari

3. RW 03-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 40 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 18 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 36 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 26 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 52 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 15 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =30 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 46 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 65 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 130 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan di RW 03 = 334 kg/hari

4. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 4Kg/hr = 80 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 21 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 84 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 92 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 100 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 29 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 116 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128kg
Jumlah sampah di RW 04 = 600 kg/hari

5. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 56 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 168 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 165 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 33 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 99 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 162 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 102 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 111 kg
Jumlah sampah di RW 04 = 807 kg/hari
Jadi total sampah di kelurahan Riwang = 3,011 kg/hari

- Kelurahan Libani-Jumlah RW 5
1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 120 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 57 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 114 Kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 2Kg/hr = 80 kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 162
MUHAMMAD NUSRAN-2022

- RT 004 dengan jumlah KK = 52 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 104 kg


- RT 005 dengan jumlah KK = 64 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 128 Kg
Jumlah sampah yang dihasilkan RW 01 = 546 kg/hari

2. RW 02-Jumlah RT 7
- RT 001 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 75 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 108 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 102 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =75 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 38 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 114 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =120 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 21 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 63 kg
Jumlah sampah RW 02 = 657 kg/hari

3. RW 03-Jumlah RT 06
- RT 001 dengan jumlah KK = 17 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 68 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 108 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 29 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 116 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah perKK 4 Kg/hr =92 kg
Jumlah sampah di RW 03 = 632 kg/hari

4. RW 04-Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 120 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 111 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 120kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 180 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 165 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan RW 04 = 696 kg/hari

5.RW 05-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 46 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 70 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 48 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 56 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =112 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 80 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 19 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 38 kg
Jumlah sampah di RW 03 = 394 kg/hari
Jadi, total sampah yang ada di kelurahan Libani = 2,925 kg/hari

- Kelurahan waituo-Jumlah RW 6
1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 100 Kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 163
MUHAMMAD NUSRAN-2022

- RT 002 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 90 kg


- RT 003 dengan jumlah KK = 56 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 112 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 60 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 190 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 21 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 42 kg
Jumlah sampah di RW 01 = 594 kg/hari

2. RW 02-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 60 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 102 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 76 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 228 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 81 Kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 18 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 54 kg
- Jumlah sampah di RW 02 = 615 kg/hari

3. RW 03
- RT 001 dengan jumlah KK = 16 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 64 kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 96 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 136 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 144 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 14 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 56 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 42 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 168 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 792 kg/hari

4. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =75 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 16 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 48 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 15 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 45 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 26 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 78 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 426 kg/hari

5. RW 05-Jumlah RT 7
- RT 001 dengan jumlah KK = 76 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 152 kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 14 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 28 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 72 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 144 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 48 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 16 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 32 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 84 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 168 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 12 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 24 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 596 kg/hari
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 164
MUHAMMAD NUSRAN-2022

Jadi, total sampah di kelurahan waituo = 3,023 kg/hari

C. Kecamatan Baras
- Kelurahan Bua-Jumlah RW ada 6
1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 120 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 70 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 140 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 90 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 110 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 64 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 128 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 108 kg
Jadi jumlah sampah yang di hasilkan di RW 01 = 696 kg/hari

2. RW 02-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 111 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =75 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 81 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 kg
Jadi, jumlah sampah yang dihasilkan oleh RW 02 = 552 kg/hari

3. RW 03-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 80 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 96 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 180 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 29 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 116 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 264 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 52 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 208 kg
Jadi, jumlah sampah yang dihasilkan di RW 03 = 944 kg/hari

4. RW 004-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 63 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 126 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 52 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 104 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 82 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 164 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 70 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 140 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 58 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 116 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 71 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 142 kg
Jadi jumlah sampah di RW 04 = 792 kg/hari

5. RW 05-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 135 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 75 kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 165
MUHAMMAD NUSRAN-2022

- RT 004 dengan jumlah KK = 44 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 132 kg


- RT 005 dengan jumlah KK = 39 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 117 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 kg
Jadi jumlah sampah di RW 05 = 669 kg/hari
Total sampah keseluruhan di Kelurahan Bua = 3,653 kg/hari

- Kelurahan Bailing
-Jumlah RW ada 5
1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 108 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 22 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 88 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 80 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 19 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr =76 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 160 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 39 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 156 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan di RW 01 = 668 kg/hari

2. RW 02-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 60 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 60 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 60 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =64 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 64 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 90 kg
Jadi jumlah sampah di RW 02 = 398 kg/hari

3. RW 03-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 120 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 74 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 148 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 83 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 166 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 73 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =146 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 65 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 130 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 110 kg
Jadi jumlah sampah di RW 03 = 820 kg/hari

4. RW 004-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 92 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 42 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 168 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 160 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 28 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 112 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 51 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 204 kg
Jadi jumlah sampah di RW 04 = 864 kg/hari

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 166


MUHAMMAD NUSRAN-2022

5. RW 004-Jumlah RT 9
- RT 001 dengan jumlah KK = 44 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 176 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 100 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 28 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 112 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 31 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 124 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 53 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 212 kg
Jadi jumlah sampah di RW 05 = 852 kg/hari
Total sampah di kelurahan Bailing = 3,602 kg/hari

- Kelurahan Mawa-Jumlah RW ada 5


1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 69 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 22 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 66 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 81 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 26 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 78 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 47 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 141 kg
Jumlah sampah di RW 01 = 525 kg/hari

2. RW 02-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 63 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 126 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 53 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 106 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 90 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 71 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 142 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 132 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 85 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 170 kg
Jumlah sampah yang di hasilkan di RW 02 = 766 kg/hari

3. RW 03-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 162 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 60 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 108 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 49 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =147 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 56 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 168 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 83 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 249 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan di RW 03 = 894 kg/hari

4. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 44 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 132 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 72 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 39 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 117 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 65 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 195 Kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 167
MUHAMMAD NUSRAN-2022

- RT 005 dengan jumlah KK = 75 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 225 kg


- RT 006 dengan jumlah KK = 43 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 129 kg
Jumlah sampah di RW 04 = 870 kg/hari

5. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 74 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 59 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 118 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 48 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 96 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 132 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 132kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 90 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 180 kg
Jumlah sampah di RW 04 = 732 kg/hari
Jadi total sampah di kelurahan Mawa = 2,845 kg/hari

- Kelurahan Kaluku Mariri-Jumlah RW 5


1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr =148 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 148 Kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 47 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 188 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 136 Kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 39 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 156 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan RW 01 = 904 kg/hari

2. RW 02-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 48 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 38 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 76 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 43 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 86 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 15 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 30 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 72 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =60 kg
Jumlah sampah RW 02 = 370 kg/hari

3. RW 03-Jumlah RT 06
- RT 001 dengan jumlah KK = 19 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 76 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 140 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 160 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 100 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 29 dan rata-rata sampah perKK 4 Kg/hr =116 kg
Jumlah sampah di RW 03 = 560 kg/hari

4. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 44 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 132 Kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 168
MUHAMMAD NUSRAN-2022

- RT 002 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 81 kg


- RT 003 dengan jumlah KK = 21 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 63 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 21 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 63 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 31 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 93 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan RW 04 = 537 kg/hari

5.RW 05-Jumlah RT 8
- RT 001 dengan jumlah KK = 73 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 219 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 65 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 195 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 162 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 56 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =168 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 120 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 98 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =392 kg
- RT 007dengan jumlah KK = 81 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 243 kg
- RT 008 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 123 kg
Jumlah sampah di RW 03 = 1,622 kg/hari
Jadi, total sampah yang ada di kelurahan simpang pasir = 3,993 kg/hari

- Kelurahan Kampung Baru-Jumlah RW 5


1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 70 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 140 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 38 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 76 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 132 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 70 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 140 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 77 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 154 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 83 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 166 kg
Jumlah sampah di RW 01 = 808 kg/hari

2. RW 02-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 60 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 31 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 93 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 76 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 228 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 81 Kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 18 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 54 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 588 kg/hari

3. RW 03-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 16 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 64 kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 96 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 136 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 144 kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 169
MUHAMMAD NUSRAN-2022

- RT 006 dengan jumlah KK = 14 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 56 kg


Jumlah sampah di RW 02 = 624 kg/hari

4. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 65 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 130 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =110 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 87 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 168 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 90 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 180Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 47 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 94 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 76 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 152 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 834 kg/hari

5. RW 05-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 108 kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 28 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 84 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 52 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 156 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 44 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 132 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 96 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 69 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 645 kg/hari
Jadi, total sampah di kelurahan bantuas = 3,469 kg/hari

Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa :


a. Jumlah sampah yang dihasilkan per kecamatan ;
1. Kecamatan Belopa Utara, total sampah = 13,647 kg/hari
2. Kecamatan Suli, total sampah = 16,457 kg/hari
3. Kecamatan Larompong Selatan, total sampah = 17,562 kg/hari
b. Jadi jumlah sampah yang dihasilkan di kota Palopo per hari mencapai 47.666
kg atau 47,666 ton dan 47,666 m3. Maka dalam 1 minggu sampah yang
diangkut ke TPA mencapai 333,662m3.

Metode pengangkutan sampah yang tepat


a. Pengangkutan sampah
Pengangkutan sampah adalah subsistem yang bersasaran membawa
sampah ke lokasi pemindahan atau sumber sampah secara langsung menuju
tempat pemprosesan akhir (TPA). Pengangkutan sampah merupakan salah satu

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 170


MUHAMMAD NUSRAN-2022

komponen penting dan membutuhkan perhitungan yang cukup teliti dengan


sasaran mengoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dalam sistem tersebut
khususnya bila terdapat sarana pemondahan sampah dalam skala cukup besar,
lokasi titik tujuan sampah relatif jauh dan sarana pemindahan merupakan titik
pertemuan masuknya sampah dari berbagai area.
Dengan optimasi subsistem ini diharapkan pengangkutan sampah menjadi
mudah, cepat dan biaya relatif murah. Di negara maju, pengangkutan sampah
menuju titik tujuan banyak menggunakan alat angkut dengan kapasitas besar
yang digabung dengan pemadatan sampah. Persyaratan alat pengangkut
sampah antara lain adlah :
- Alat pengangkut harus dilengkapi dengan penutup sampah, minimal dengan
jaring dan tinggi bak maksimum 1,6 m.
- kapasitas harus disesuaikan dengan kondisi jalan yang akan di lalui.
- Bak truk pengangkut sampah sebaiknya dilengkapi pengaman air sampah.

b. Biaya pengangkutan sampah di kota Palopo


Jarak wadah penampungan sampah di masing-masing RT ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) yaitu 16 km dan jumlah truk sampah yang digunakan
di kota samarinda untuk saat ini = 20 truk, tiap 1 truk mengangkut sampah = 3
kali dalam satu minggu dan masing-masing truk menghabiskan biaya mencapai
Rp 200 ribu/minggu, jadi biaya pengangkutan sampah oleh 20 truk dalam 1
minggu = Rp. 4.000.000.
c. Jumlah fasilitas truk yang di butuhkan = 30 truk dengan kapasitas bak 5-6 m3.

Penjelasan tentang penanggulangan sampah yang efektif dan efisien


Dalam operasi pengumpulan sampah, masalah pewadahan memegang
peranan yang amat penting. Oleh sebab itu tempat sampah adalah tanggung
jawab individu yang menghasilkan sampah , sehingga tiap sumber sampah
mempunyai wadah atau tempat sampah sendiri tempat penyimpanan sampah
pada sumber diperlakukan untuk menampung sampah yang dihasilkannya agar
tidak tercecer atau berserakan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 171


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Untuk sampah komunal sendiri, pemerintah kota palu harus mengetahui


jumlah sumber sampah yang akan memanfaatkan wadah komunal secara
bersama serta jumlah hari kerja instansi pengelola kebersihan perminggunya.
Bila hari kerja 6 hari dalam seminggu, kapasitas penampungan komunal tersebut
harus mampu menampung sampah yang dihasilkan pada hari minggu. Wadah
penyimpanan sampah di kota palu ditempatkan sedemikian rupa, sehingga
memudahkanbagi para petugas untuk mengambilnya dengan cepat. Pola
penampungan yang akan direncanakan :
- Individual, setiap rumah, toko dan bangunan lainnya memiliki wadah sendiri.
- Komunal, tersedia 1 wadah yang dapat dimanfaatkan oleh beberapa rumah .
Sarana pewadahan diarahkan untuk memperhatikan hal-hal berikut :
- Alat pewadahan yang disarankan untuk digunakan adalah tipe tidak
tertanamuntuk memudahkan operasi pengumpulan.
- Ukuran wadah minimal dapat mewadai timbulnya sampah 2 hari pada tiap
tempat timbulan sampah (untuk pemukiman 40 liter, sedangkan untuk komunal
100 liter – 1 m3).
- wadah mampu mengisolasi sampah dari lingkungan (memiliki tutup).

Kesimpulan
1. Metode penanggulangan sampah
Upaya penggulangan sampah adalah usaha yang dilakukan melalui
kegiatan penanganan sampah yang berkesinambungan dan sistematsi oleh
pemerintah daerah khususnya dinas kebersihan dan pertamanan kota Palopo
serta partisipasi seluruh masyarakat agar dapat mewujudkan kota palu yang
bersih, sehat, nyaman dan asri. Dalam proses penanganan sampah yang meliputi
beberapa tahap mulai dari pemilihan pengumpulan, pengangkutan, pengolahan
hingga pemprosessan akhir sampah oleh dinas kebersihan sampah dan
pertamanan kota Palopo. Diantara tahapan-tahapan tersebut yang belum
berjalan secara maksimal adalah tahapan pengolahan sampah di Palopo saat ini
serta kurangnya anggaran yang dimiliki oleh dinas kebersihan. Selain itu kegiatan
pemprosesan akhir sampah saat ini kegiatan masih dilakukan secara open

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 172


MUHAMMAD NUSRAN-2022

dumping yaitu sampah dibongkar dari truk ke bibir jurang kemudian di dorong
dengan traktor sedangkan peraturan yang baru mengharuskan menggunakan
sistem sanitary lan lahan pembuangan akhir sampah saat ini masih minim, hanya
berada di TPA sambutan menggunakan sanitary landfill sedangkan di TPA Loa
bakung dan bukit pinang masih menggunakan sistem open dumping.

2. Biaya operasional penaggulamgam sampah di kota Palopo


Biaya opersional penaggulangan sampah di Palopo dengan
menggunakan metode sanitary landfill di TPA mencapai Rp. 300 ribu/ton, sampai
saat ini jumlah sampah yang masuk di TPA perminggu = 333,662 ton dengan
biaya operasionalnya mencapai Rp. 100, 098,006 dalam 1 minggu.

3. Efektifitas dan efisiensi penanganan sampah


Pada dasarnya pola pembuangan sampah yang dilakukan dengan sistem
TPA sudah tidak relevan lagi dengan lahan kota yang semakin sempit dan
pertambahan penduduk yang sangat pesat, sebab bila hal ini terus dipertahankan
akan membuat kota dikepung ‘’lautan sampa’’ sebagai akibat kerakusan pola ini
terhadap lahan dan volume sampah yang terus bertambah. Pembuangan secara
terbuka juga berakibat meningkatnya intensitas pencemaran. Selain itu yang
paling dirugikan dan selama ini tidak dirasakan oleh masyarakat adalah telah
dikeluarkannya miliaran rupiah untuk membuat dan mengelola TPA.Penanganan
model pengelolaan sampah perkotaan secara menyeluruh adalah meliputi
penghapusan model TPA pada jangka panjang karena dalam banyak hal
pengelolaan TPA masih sangat buruk mulai dari penanganan air sampah sampai
dengan penanganan bau yang sangat buruk. Cara yang paling ideal dalam
penanganan sampah di perkotaan adalah dengan cara membuang sampah
sekaligus memanfaatkannya sehingga selain membersihkan lingkungan, juga
menghasilkan kegunaan baru. Hal ini secara ekonomi akan mengurangi biaya
penanganannya.
Solusi dalam mengatasi masalah sampah ini dapat dilakukan dengan
miningkatkan efisiensi terhadap semua program pengelolaan sampah yang

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 173


MUHAMMAD NUSRAN-2022

dimulai pada skala kawasan (tingkat kecamatan), kemudian dilanjutkan pada


skala yang lebih luas lagi. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
merupakan aspek yang terpenting untuk diperhatikan dalam sistem pengelolaan
sampah secara terpadu. Partisipasi masyarakat dalam suatu proses
pembangunan terbagi atas 4 tahap, yaitu :
1. Partisipasi pada tahap perencanaan,
2. Partisipasi pada tahap pelaksanaan,
3. Partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil-hasil pembangunan,
4. Partisipasi dalam tahap pengawasan dan monitoring.

Persoalan yang mendesak dan sulit untuk diatasi pada masyarakat di kota besar
adalah rantai distribusi yang terlalu panjang dan pola TPA yang sentralisasi, di
mana jika satu unit mengatasi masalah, maka seluruh sistem akan terganggu.
Puluhan miliar dikeluarkan oleh pemerintah provinsi hanya untuk menangani
sampah. Konsep rencana pengelolaan sampah perlu dengan tujuan untuk
mengembangkan suatu sistem pengelolaan sampah yang modern, dapat
diaandalkan dan efisien dengan teknologi yang ramah lingkungan.
Pendekatan yang digunakan dalam konsep rencana pengelolaan sampah ini
adalah ‘’meningkatkan sistem pengelolaan sampah yang dapat memenuhi
tuntutan dalam paradigma baru pengelolaan sampah’’. Hal ini penting karena
pada hakikatnya pada timbunan sampah itu kadang-kadang masih mengandung
komponen-komponen yang sangat berguna dan memiliki nilai ekonomi tinggi
namun karena tercampur secara acak maka nilai ekonominya hilang dan bahkan
sebaliknya malah menimbulkan bencana yang dapat membahayakan lngkungan
hidup.
Sistem manajemen persampahan yang dikembangkan harus merupakan sistem
manajemen yang berbasis pada masyarakat yang dimulai dari pengelolaan
sampah di tingkat rumah tangga. Setiap rumah tangga memisahkan sampah
mereka kedalam tiga tempat tong sampah. Masing-masing didisi oleh sampah
organik, anorganik yang dapat didaur ulang seperti: gelas, plastik, kertas dan
sebagainya. Sampah plastik dikumpulkan kemudian dikirim ke industri yang

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 174


MUHAMMAD NUSRAN-2022

mengelola sampah plastik. Demikian halnya sampah kertas dikumpulkan


kemudian dikirim ke industri pegolah kertas. Sedangkan sampah organik
disatukan untuk kemudian dikomposkan untuk digunakan sebagai pupuk
pertanian. Industri pengolah bahan sampah menjadi bahan baku dibuat pada
skala kawasan, bisa terdiri dari 1 kecamatan atau beberapa kecamatan, hal ini
agar memangkas jalur transportasi agar menjadi efisien.

7.7 Aplikasi sistem Dinamik terhadap penanganan Sampah


Sistem Dinamik: Konsep Sistem dan Pemodelan untuk Industri & Lingkungan
Perubahan yang terjadi di dunia membuat orang terus berusaha
mengenalinya dan beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Fakta
menunjukkan bahwa masalah-masalah yang timbul saat ini juga berhubungan
dengan pengambilan keputusan pada masa lalu yang tidak mengantisipasi
perubahan saat ini.
Pengambilan keputusan yang efektif dari permasalahan kompleks di dunia
nyata menyebabkan kita harus mengkaji permasalahan secara holistik dengan
menggunakan pendekatan sistem. Dalam pendekatan sistem, kita dapat
menggunakan model sebagai alat untuk memahami proses dan memprediksi
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Dalam ilmu sistem pemahaman
seperti itu dikenal dengan istilah mensimulasi perilaku sistem.
Buku “Sistem Dinamik : Konsep Sistem dan Pemodelan untuk Industri dan
Lingkungan” memberikan gambaran tentang pemodelan sistem dinamik dengan
menggunakan contoh pemodelan masalah industri dan lingkungan. Sistem
dinamik merupakan metoda yang dapat menggambarkan proses, perilaku dan
kompleksitas dalam sistem. Model yang berbasis sistem dinamik dapat
digunakan untuk menunjang pengambilan keputusan dan bahkan kebijakan.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih pada berbagai pihak atas dukungan
yang diberikan dalam penyelesaian penulisan buku ini. Pengalaman penulis sejak
mahasiswa di Institut Pertanian Bogor hingga penulis menyelesaikan studi di
ENGREF, Paris, Perancis, serta mengajar, membimbing dan meneliti pada
bidang ilmu sistem menjadi motivasi penulis untuk menyelesaikan buku ini.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 175


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Penulis memberikan penghargaan pada Direktur SEAMEO BIOTROP atas ijin


dan bantuan dalam menerbitkan buku ini. Rasa terima kasih yang tulus juga
penulis haturkan pada Dr. Ir. Handoko, sebagai teman terbaik dalam
mendiskusikan isi tulisan dan pembuatan program yang tercantum pada buku ini,
serta “caranya yang khas” untuk memotivasi penulis sehingga buku ini berhasil
diselesaikan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 176


MUHAMMAD NUSRAN-2022

#08
DALIL NAQLI & AQLI
TENTANG LINGKUNGAN HIDUP

Tujuan dari penyajian materi ini adalah:


1. Memahami ayat-ayat dan hadist tentang lingkungan hidup
2. Memiliki gambaran pembangnan lingkunagan esuai dengan Al-quran dan
sunnah.
3. Membaca problematika lingkungan saat ini dan solusinya
4. Mengenal kerusakan alam yang disebabkan oleh ulah tangan manusia

Titik Tekan Materi:


Pokok-pokok pikiran dan titik tekan materi yang harus disampaikan adalah
menyampaiakn ayat-ayat tentang lingkungan, menyampaiakn hasist-hadist
tentang lingkungan hoidup, dan diskusi tentang problematika lingkungan saat ini
seperti erosi, banjir, lahan kritis, sumber aiar bersih, polusi dll.

Pembahasan ini dapat mengacu berlandaskan ayat dan hadist seperti


QS 16:14,66 dan QS 21:107
"tidaklah aku utus engkau kecuali kecuali sebagai rahmatan lil'alamin dan QS 30
:41 "Telah nyata kerusakan di daratan dan di lautan akibat tangan manusia"...

Hadist Nabi: barang siapa diantara orang Islam yang menanam tanaman maka
hasilnya yang dimakan akan menjadi sedekahnya, dan hasil tanaman yang dicuri
akan menjadi sedekah. Dan tidaklah seseorang pun mendermakan tanamannya,
maka akan menjadi sedekahnya sampai hari kiamat (HR Muslim)

Ingat beberapa statemen dalam Islam: Rasul melarang menggunakan air wudhu
secara boros, dilarang kencing pada air yang tidak mengalir, kerusakan alam ini
disebabkan ulah tangan manusia, mubazir adalah teman syaitan. Kalau seandai
esok akan kiamat dan anda mempunyai sebuah biji tanaman, maka tanamlah.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 177


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Fenomena alam menunjukkan ada tanah longsor, harga minya dilambungkan,


kebkaran hutan dll
Aplikasi dalam kehidupan seperti jangan boros air, matikan lampu listrik
jika tidak dipakai, menanam tanaman di sekitar rumah, meminimalisir
penggunaan bahan bakar dll.

Pokok-pokok Materi
1. Jenis-jenis lingkungan yang vital dalam pandangan Islam (air, udara, dan
tanah)
2. Al-qur-an dan Sunnah lingkungan
3. Hemat dalam menggunakan sumber daya alam dalam pandangan Islam
4. Kerusakan alam karena ulah manusia
5. Diskusi pemecahan atas problematika lingkungan hidup

Pendidikan yang baru dan termasuk paling penting pada masa sekarang ialah
pendidikan lingkungan. Pendidikan tersebut berkaitan dengan pengetahuan
lingkungan di sekitar manusia dan menjaga berbagai unsurnya yang dapat
mendatangkan ancaman kehancuran, pencemaran, atau perusakan.
Pendidikan lingkungan telah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para
sahabatnya. Abu Darda' ra. pernah menjelaskan bahwa di tempat belajar yang
diasuh oleh Rasulullah SAW telah diajarkan tentang pentingnya bercocok tanam
dan menanam pepohonan serta pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus
menjadi kebun yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang
besar di sisi Allah SWT dan bekerja untuk memakmurkan bumi adalah termasuk
ibadah kepada Allah SWT.
Pendidikan lingkungan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW berdasarkan wahyu,
sehingga banyak kita jumpai ayat-ayat ilmiah Al-Qur'an dan As Sunnah yang
membahas tentang lingkungan. Pesan-pesan Al-Qur'an mengenai lingkungan
sangat jelas dan prospektif. Ada beberapa tentang lingkungan dalam Al-Qur'an,
antara lain : lingkungan sebagai suatu sistem, tanggung jawab manusia untuk
memelihara lingkungan hidup, larangan merusak lingkungan, sumber daya vital

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 178


MUHAMMAD NUSRAN-2022

dan problematikanya, peringatan mengenai kerusakan lingkungan hidup yang


terjadi karena ulah tangan manusia dan pengelolaan yang mengabaikan petunjuk
Allah serta solusi pengelolaan lingkungan

Adapun As-Sunnah lebih banyak menjelaskan lingkungan hidup secara


rinci dan detail. Karena Al-Qur'an hanya meletakkan dasar dan prinsipnya secara
global, sedangkan As-Sunnah berfungsi menerangkan dan menjelaskannya
dalam bentuk hukum-hukum, pengarahan pada hal-hal tertentu dan berbagai
penjelasan yang lebih rinci.

8.1 Lingkungan Sebagai Suatu Sistem


Suatu sistem terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur
sebagai suatu kesatuan. Atau seperangkat unsur yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Lingkungan terdiri atas unsur
biotik (manusia, hewan, dan tumbuhan) dan abiotik (udara, air, tanah, iklim dan
lainnya). Allah SWT berfirman :

"Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-


gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan
Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami
menciptakannya pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi
rezeki kepadanya." (QS. 15 : 19-20)

Hal ini senada dengan pengertian lingkungan hidup, yaitu sistem yang
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan perikehidupan serta
kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. Atau bisa juga dikatakan
sebagai suatu sistem kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia
terhadap tatanan ekosistem.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 179


MUHAMMAD NUSRAN-2022

8.2 Pembangunan Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan
manusia guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Allah SWT berfirman :
"Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala
penjurunya, dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah
kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS. 67 : 15)
Akan tetapi, lingkungan hidup sebagai sumber daya mempunyai
regenerasi dan asimilasi yang terbatas. Selama eksploitasi atau penggunaannya
di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi, maka sumber daya terbaharui
dapat digunakan secara lestari. Akan tetapi apabila batas itu dilampaui, sumber
daya akan mengalami kerusakan dan fungsinya sebagai faktor produksi dan
konsumsi atau sarana pelayanan akan mengalami gangguan.
Oleh karena itu, pembangunan lingkungan hidup pada hakekatnya untuk
pengubahan lingkungan hidup, yakni mengurangi resiko lingkungan dan atau
memperbesar manfaat lingkungan. Sehingga manusia mempunyai tanggung
jawab untuk memelihara dan memakmurkan alam sekitarnya. Allah SWT
berfirman :
"Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata : "Hai
kaumku, sembalah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) dan lagi memperkenankan
(do'a hamba-Nya)." (QS. 11 : 61)
Upaya memelihara dan memakmurkan tersebut bertujuan untuk
melestarikan daya dukung lingkungan yang dapat menopang secara
berkelanjutan pertumbuhan dan perkembangan yang kita usahakan dalam
pembangunan. Walaupun lingkungan berubah, kita usahakan agar tetap pada
kondisi yang mampu untuk menopang secara terus-menerus pertumbuhan dan
perkembangan, sehingga kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita dapat
terjamin pada tingkat mutu hidup yang makin baik. Konsep pembangunan ini lebih
terkenal dengan pembangunan lingkungan berkelanjutan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 180


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Tujuan tersebut dapat dicapai apabila manusia tidak membuat kerusakan


di bumi, sebagaimana firman Allah SWT :
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdo'alah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan.
Sesungguhnya Allah amat dekat kepada orang yang berbuat baik." (QS. 7 : 56)

Berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan, Rasulullah SAW mengajarkan


kepada kita tentang beberapa hal, diantaranya agar melakukan penghijauan,
melestarikan kekayaan hewani dan hayati, dan lain sebagainya.

"Barangsiapa yang memotong pohon Sidrah maka Allah akan meluruskan


kepalanya tepat ke dalam neraka." (HR. Abu Daud dalam Sunannya)
"Barangsiapa di anatara orang Islam yang menanam tanaman maka hasil
tanamannya yang dimakan akan menjadi sedekahnya, dan hasil tanaman yang
dicuri akan menjadi sedekah. Dan barangsiapa yang merusak tanamannya, maka
akan menjadi sedekahnya sampai hari Kiamat." (HR. Muslim)

"Setiap orang yang membunuh burung pipit atau binatang yang lebih besar dari
burung pipit tanpa ada kepentingan yang jelas, dia akan dimintai
pertanggungjawabannya oleh Allah." Ditanyakan kepada Nabi : "Wahai
Rasulullah, apa kepentingan itu ?" Rasulullah menjawab : "Apabila burung itu
disembelih untuk dimakan, dan tidak memotong kepalanya kemudian dilempar
begitu saja."

8.3 Sumber Daya Vital dan Problematikanya


Manusia telah sedikit banyak berhasil mengatur kehidupannya sendiri (birth
control maupun death control) dan sekarang dituntut untuk mengupayakan
berlangsungnya proses pengaturan yang normal dari alam dan lingkungan agar
selalu dalam keseimbangan. Khususnya yang menyangkut lahan (tanah), air dan
udara, karena ketiga unsur tersebut merupakan sumber daya yang sangat
penting bagi manusia.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 181


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Sumber Daya Lahan atau Tanah


Manusia berasal dari tanah dan hidup dari dan di atas tanah. Hubungan
antara manusia dan tanah sangat erat. Kelangsungan hidup manusia diantaranya
tergantung dari tanah dan sebaliknya, tanahpun memerlukan perlindungan
manusia untuk eksistensinya sebagai tanah yang memiliki fungsi. Allah SWT
berfirman :
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami
tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuhan-tumbuhan yang baik?
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda
kekuasaan Allah. Dan kebanyakan mereka tidak Beriman." (QS. 26 : 7-8)

Dengan lahan itu manusia bisa membuat tempat tinggal, bercocok tanam, dan
melakukan aktivitas lainnya.
Namun, pemandangan ironis di Indonesia terlihat cukup mencolok
diantaranya penebangan hutan untuk ekspor (tanpa diikuti upaya peremajaan
yang memadai) dan perluasan kota yang melebar, mencaplok tanah-tanah subur
pedesaan. Polis berkembang menjadi metropolis untuk kemudian membengkak
menjadi megapolis (beberapa kota besar luluh jadi satu) dan Ecumenopolis
(negara kota). Akhirnya salah satu nanti akan menjadi Necropolis (kota mayat).
Penebangan hutan tanpa diikuti peremajaan kembali menyebabkan
rusaknya tanah perbukitan sehingga terjadi bencana tanah longsor. Apalagi
adanya kebakaran hutan di Indonesia semakin menyebabkan rusaknya ekologi
hutan. Padahal keberadaan hutan sangat berguna bagi keseimbangan hidrologik
dan klimatologik, termasuk sebagai tempat berlindungannya binatang.
Adanya pembangunan tata ruang yang kurang baik, seperti pembangunan
kota dan perumahan, menyebabkan semakin sempitnya lahan pertanian yang
subur. Selain itu, juga terjadi kerusakan tingkat kesuburan tanah yang
disebabkan pemakaian teknologi kimiawi yang over dosis. Dan bahkan
pemakaian pupuk kimiawi tersebut merusak ekosistem pertanian, diantaranya
semakin resistensi dan resurjensinya hama dan penyakit tanaman. Sehingga

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 182


MUHAMMAD NUSRAN-2022

hasil produksi pertanian pun menurun yang akhirnya berdampak pada kehidupan
sosial-ekonomi penduduk.
Melihat kenyataan tersebut, mestinya perkara konservasi tanah dan lahan
sudah merupakan suatu keharusan, condition sine qua non, demi
berlangsungnya kehidupan manusia. Usaha yang dapat dilakukan antara lain
reboisasi, perencanaan tata ruang yang baik (lahan subur untuk pertanian dan
lahan tandus untuk industri atau bangunan), dan penerapan sistem pertanian
yang ramah lingkungan (pertanian organik atau lestari).

Sumber Daya Air


Selain lahan atau tanah, yang tak kalah pentingnya adalah air. "Everything
originated in the water. Everything is sustained by water". Manusia membutuhkan
air untuk hidupnya, karena dua pertiga tubuh manusia terdiri dari air. Allah SWT
berfirman : "Dan Kami beri minum kamu dengan air tawar ?" (QS. 77 : 27). Dan
bahkan tanpa air seluruh gerak kehidupan akan terhenti.
Yang ironis adalah bahwa kekeringan datang silih berganti dengan banjir.
Pada suatu saat kita kekurangan air, tapi pada saat yang lain justru kelebihan air.
Mestinya manusia bisa mengatur sedemikian hingga sepanjang waktu bisa
cukupan air (tidak kurang dan tidak lebih). Hal itu sebenarnya telah ditunjukkan
oleh alam dalam bentuk siklus hidrologis dari air yang berlangsung terus
menerus, volume air yang dikandungnya tetap, hanya bentuknya yang berubah.
Allah SWT berfirman : "Demi langit yang mengandung hujan (raj'i)" (QS. 86 : 11).
Kata Raj'i berarti "kembali". Hujan dinamakan raj'i dalam ayat ini, karena hujan
itu berasal dari uap air yang naik dari bumi (baik dari air laut, danau, sungai dan
lainnya) ke udara, kemudian turun ke bumi sebagai hujan, kemudian kembali ke
atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya. Atau terkenal
dengan siklus hidrologik.
Kisah perjalanan air yang urut dan runtut itu telah memberikan kontribusi
yang sangat vital pada daur kehidupan dan pembaharuan sumber daya alam.
Namun manusia melakukan sesuatu yang menyebabkan terhambatnya siklus
hidrologi tersebut. Manusia membuat saluran drainase dengan lapisan semen

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 183


MUHAMMAD NUSRAN-2022

yang kedap air dan mengecor jalan dengan semen, sehingga air mengalir cepat
ke laut dan mengingkari fungsinya sebagai pemberi kehidupan (life giving role).
Dan menipislah persediaan air tanah.
Sungai-sungai yang dulu sebagai organisme yang mampu memamah biak
benda-benda yang dibuang kedalamnya dan memberikan pasokan air bersih
yang memadai untuk kehidupan. Sekarang sungai-sungai tersebut lebih berwujud
berupa tempat pembuangan sampah yang terbuka, dijejali dengan limbah industri
dan buangan rumah tangga yang tidak mungkin lagi atau tidak mudah dicerna
guna menghasilkan air yang sedikit bersih sekalipun.
Kerusakan lingkungan pada ekosistem pantai yakni rusaknya hutan bakau
(mangrove) di tepi pantai, seperti di Cilacap, dan rusaknya terumbu karang.
Padahal hutan bakau dan terumbu karang sangat berfungsi bagi keseimbangan
dan keberlangsungan ekosistem pesisir dan lautan, rantai makanan, melindungi
abrasi laut dan keberlanjutan sumber daya lautan.

Sumber Daya Udara


Selain kedua sumber daya tersebut di atas, ciptaan Allah SWT yang tidak kalah
penting tetapi sering terlupakan atau disepelekan adalah udara. Padahal tanpa
udara takkan pernah ada kehidupan. Tanpa udara bersih takkan diperoleh
kehidupan sehat. Setiap hari rata-rata manusia menarik napas 26.000 kali
berkisar antara 18 sampai 22 kali setiap menitnya.
Pentingnya udara sering diabaikan terutama karena sampai kini kita masih
bisa memperolehnya tanpa harus mengeluarkan biaya. Padahal di Tokyo saat ini
mulai dijual udara bersih (oksigen) dalam tabung. Suatu kejutan pertama yang
menyadarkan manusia akan bahaya udara kotor terjadi di Inggris pada tahun
1952 yang dikenal dengan "The Great London Smog" yang menyebabkan sekitar
4000 jiwa melayang dan sejumlah besar penduduk menderita penyakit bronkitis,
jantung dan berbagai penyakit pernapasan lainnya. Bahkan bangunan, lukisan,
patung atau monumenpun hancur, karena asap dan gas mobil.
Polusi udara juga terjadi di Yogyakarta akibat konsumsi bahan bakar yang
terus meningkat. Konsumsi tertinggi dari kendaraan bermotor (konsumsi bahan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 184


MUHAMMAD NUSRAN-2022

bakar solar dan bensin mencapai 170.000 liter pada tahun 1990-1991) dan kedua
bahan bakar rumah tangga (rata-rata 84.000 liter). Hal itu menyebabkan CO2 dan
timbal (Pb) melewati ambang batas yang diperkenankan. Ambang batas timbal
(Pb) yang diperkenankan hanya 0,03 ug/l, kini rata-rata diatas 0,09 ug/l di
beberapa tempat, seperti Kantor Pos Besar, Bunderan, Jl. Jend. Sudirman, dan
Gedungkuning. Begitu juga di Jakarta, dari kendaraan umum, 765.000 atau 60
% mengeluarkan gas buang diatas ambang batas baku mutu. Artinya setiap menit
selalu keluar kandungan racun dari knalpot mobil itu, sulfur oksida, nitrogen
oksida, dan timbal (Pb). Konsentrasi timbal di udara mencapai 1,7-3,5 mirogram
per meterkubik dan pada 2005 mencapai 1,8-3,6 mikrogram per meterkubik.
Padahal jumlah kendaraan roda empat di Jakarta mencapai 9,1 juta (1.274.000
berstatus kendaraan umum).
Upaya yang bisa di tempuh antara lain : memperluas kawasan hijau (hutan
kota), pemakaian bahan bakar akrab lingkungan (BBL), knalpot dipasang filter,
dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi.

8.4 Kerusakan Lingkungan


Manusia telah diperingatkan Allah SWT dan Rasul-Nya agar jangan
melakukan kerusakan di bumi, akan tetapi manusia mengingkarinya. Allah SWT
berfirman : "Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah membuat kerusakan
di muka bumi", mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan." (QS. 2 : 11). Keingkaran mereka disebabkan karena
keserakahan mereka dan mereka mengingkari petunjuk Allah SWT dalam
mengelola bumi ini. Sehingga terjadilah bencana alam dan kerusakan di bumi
karena ulah tangan manusia. Allah SWT berfirman :
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)". Katakanlah :
"Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah)." (QS. 30 : 41-42).

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 185


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Di samping adanya problematika ketiga sumber daya vital di atas, Otto


Soemarwoto membagi kerusakan lingkungan yang mengancam kehidupan bumi
menjadi dua, yaitu kerusakan yang bersifat regional (seperti hujan asam) dan
yang bersifat global (seperti pemanasan global, kepunahan jenis, dan kerusakan
lapisan ozon di stratosfer).
Hujan asam disebabkan oleh pencemaran udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil, yaitu gas bumi, minyak bumi dan batu bara.
Pembakaran itu menghasilkan gas oksida belerang dan oksida nitrogen. Kedua
jenis itu dalam udara mengalami reaksi kimia dan berubah menjadi asam
(berturut-turut menjadi asam sulfat dan asam nitrat). Asam yang langsung
mengenai bumi disebut deposisi kering dan asam yang terbawa hujan yang turun
ke bumi disebut desposisi basah. Keduanya disebut hujan asam. Hujan asam
menyebabkan kematian organisme air sungai dan danau serta kerusakan hutan
dan bangunan.
Pemanasan global (global warning) adalah peristiwa naiknya intensitas
efek rumah kaca (ERK) yang terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang
menyerap sinar panas (sinar inframerah) yang dipancarkan bumi. Gas itu disebut
gas rumah kaca (GRK). Dengan penyerapan itu sinar panas terperangkap
sehingga naiklah suhu permukaan bumi.
Seandainya tidak ada GRK dan karena itu tidak ada ERK, suhu
permukaan bumi rata-rata hanya -18oC saja, terlalu dingin bagi kehidupan
makhluk. Dengan adanya ERK suhu bumi adalah rata-rata 15oC, sehingga ERK
sangat berguna bagi kehidupan di bumi. Akan tetapi, akhir-akhir ini semakin
naiknya kadar GRK dalam atmosfer, yaitu CO2 dan beberapa gas lain (seperti
CO2, CH4, dan N2O) menyebabkan naiknya intensitas ERK, sehingga suhu
permukaan bumi akan naik pula. Inilah yang disebut global warning.
Berbagai dampak negatif pemanasan global, yaitu menyebabkan
perubahan iklim sedunia (perubahan curah hujan), naiknya frekuensi maupun
intensitas badai (seperti di Banglades dan Filipina semakin menderita), dan
bertambahnya volume air laut dan melelehnya es abadi di pegunungan dan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 186


MUHAMMAD NUSRAN-2022

kutub. Hal itu juga menyebabkan keringnya tanah dan kekeringan yang
berdampak negatif terhadap pertanian dan perikanan.
Bertambahnya volume air laut, maka permukaan laut akan naik. Dengan laju
kenaikan kadar GRK seperti sekarang diperkirakan pada sekitar 2030 suhu akan
naik 1,5-4,5oC. Kenaikan suhu ini menyebabkan naiknya permukaan laut 25-140
cm. Dampak naiknya permukaan laut yakni tergenangnya daerah pantai, tambak,
sawah dan kota yang rendah seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang serta
beberapa pulau di Indonesia. Kenaikan permukaan laut juga menyebabkan laju
erosi pantai. Untuk kenaikan permukaan laut 1 cm, garis pantai akan mundur 1m,
sehingga kenaikan permukaan laut 25-140 cm, garis pantai mundur 25-140 m.
Kepunahan jenis berarti hilangnya sumber daya gen yang mengurangi
kemampuan kita dalam pembangunan pertanian, perikanan, peternakan, dan
kehutanan. Penyebabnya antara lain karena adanya hujan asam dan penyusutan
luas hutan, serta penggunaan sistem monokultur atau varietas unggul sehingga
varietas lokal hilang, seperti varietas padi lokal yang hampir sirna.
Ozon ialah senyawa kimia yang terdiri atas tiga atom oksigen. Di lapisan
atmosfer yang rendah ia mengganggu kesehatan dan di lapisan atas atmosfer ia
melindungi makhluk hidup dari sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari.
Apabila kadar ozon di stratosfer berkurang, kadar sinar ultraviolet yang sampai
ke bumi bertambah. Maka resiko untuk mengidap penyakit kanker kulit, katarak
dan menurunnya kekebalan tubuh akan meningkat. Penurunan kadar ozon
disebabkan karena rusaknya ozon oleh segolongan zat kimia yang disebut
clorofuorokarbon yang banyak digunakan dalam industri dan kehidupan kita,
seperti gas freon (pendingin AC dan almari es), gas pendorong dalam aerosal
(parfum, hairspray, dan zat racun hama) dan lainnya.
Bila kita tetap saja berkeras kepala menjejalkan gas rumah kaca ke
atmosfer, sebelum akhir abad mendatang pasti akan terjadi perubahan iklim yang
tak terduga, banyak angin ribut dan angin topan, air laut meredam pulau-pulau
berdataran rendah, disamping munculnya padang pasir baru karena bumi yang
makin panas.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 187


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Upaya nyata yang perlu dilakukan untuk menghindari bencana itu antara lain
dengan menggunakan energi secara efisien, mengembangkan sumber energi
baru dan aman, mencegah terjadinya kebakaran dan penggundulan hutan atau
penebangan pohon secara besar-besaran, menanam pepohonan baru,
menggalakan penggunaan transportasi umum. Atau kampanye besar-besaran
untuk mengurangi penggunaan traktor, diesel, lemari es, kaleng semprot, AC dan
lain-lain. Langkah ini mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan. Namun hal itu
tetap harus dilakukan, seperti yang dicetuskan oleh Gurmit Singh : "Global
warning on global warming demands global action". Peringatan global terhadap
pemanasan global menuntut adanya tindakan global.

8.5 Solusi Pengelolaan Lingkungan


Proses kerusakan lingkungan berjalan secara progresif dan membuat
lingkungan tidak nyaman bagi manusia, bahkan jika terus berjalan akan dapat
membuatnya tidak sesuai lagi untuk kehidupan kita. Itu semua karena ulah
tangan manusia sendiri, sehingga bencananya juga akan menimpa manusia itu
sendiri QS. 30 : 41-42.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pendekatan yang dapat kita lakukan
diantaranya dengan pengembangan Sumber Daya Manusia yang handal,
pembangunan lingkungan berkelanjutan, dan kembali kepada petunjuk Allah
SWT dan Rasul-Nya dalam pengelolaan lingkungan hidup. Adapun syarat SDM
handal antara lain SDM sadar akan lingkungan dan berpandangan holistis, sadar
hukum, dan mempunyai komitmen terhadap lingkungan.
Kita diajarkan untuk hidup serasi dengan alam sekitar kita, dengan sesama
manusia dan dengan Allah SWT. Allah berfirman : "Dan tiadalah Kami mengutus
kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmatan lil'alamiin" (QS. 21 : 107). Pandangan
hidup ini mencerminkan pandangan yang holistis terhadap kehidupan kita, yaitu
bahwa manusia adalah bagian dari lingkungan tempat hidupnya. Dalam
pandangan ini sistem sosial manusia bersama dengan sistem biogeofisik
membentuk satu kesatuan yang disebut ekosistem sosiobiogeofisik, sehingga

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 188


MUHAMMAD NUSRAN-2022

manusia merupakan bagian dari ekosistem tempat hidupnya dan bukannya hidup
diluarnya. Oleh karenanya, keselamatan dan kesejahteraan manusia tergantung
dari keutuhan ekosistem tempat hidupnya. Jika terjadi kerusakan pada
ekosistemnya, manusia akan menderita. Karena itu walaupun biogeofisik
merupakan sumberdaya bagi manusia, namun pemanfaatannya untuk kebutuhan
hidupnya dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada ekosistem.
Dengan begitu manusia akan sadar terhadap hukum yang mengatur lingkungan
hidup dari Allah SWT dan komitmen terhadap masalah-masalah lingkungan
hidup.
Pandangan holistik juga berarti bahwa semua permasalahan kerusakan
dan pengelolaan lingkungan hidup harus menjadi tanggung jawab oleh semua
pihak (pemerintah, LSM, masyarakat, maupun orang perorang) dan semua
wilayah (baik lokal, regional, nasional, maupun internasional). Atau dalam konsep
Partai Keadilan, lingkungan hidup harus dikelola secara integral, global dan
universal menuju prosperity dan sustainability.

Kesimpulan,
bahwa ini adalah alasan yang mungkin mengapa Allah menyebutkan secara
eksplisit dalam Al-Qur'an tentang petingnya lingkungan hidup dan cara-cara
Islami dalam mengelola dunia ini.
Kualitas lingkungan hidup sebagai indikator pembangunan dan ajaran Islam
sebagai teknologi untuk mengelola dunia jelas merupakan pesan strategis dari
Allah SWT untuk diwujudkan dengan sungguh-sungguh oleh setiap muslim.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 189


MUHAMMAD NUSRAN-2022

#09
CONTOH KASUS &
IMPLEMENTASI AMDAL PADA INDUSTRI

9.1 AMDAL Pembangunan Smelter

Dari hasil Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Kegiatan Pembangunan


Smelter Pemurnian biji nikel Bahudopi,diidentifikasi akan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan baik yang besifat positif maupun negatif. Dampak – dampak
tersebut akan muncul sejak pelaksanaan konstruksi hingga tahap operasi.
Untuk mengembangkan dampak positif dan menekan dampak negatif dari
pembangunan Smelter maka disusunlah :
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL
Dan untuk mengetahui efektifitas / keberhasilan pengelolaan lingkiungan yang
dilakukan, perlu dilakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Rencana
Pengelolaan Lingkungan tersebut, yang kemudian dituangkan dalam Dokumen

9.2 Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)


Tujuan utama penyusunan RPL adalah memperoleh kesepakatan tentang
pembagian tugas – tugas pengawasan lingkungan secara jelas di antara pihak –
pihak yang berkepentingan dengan adanya pembangunan Smelter Pemurnian
ini.
Kegunaan RPL
Bagi Pemrakarsa (yaitu PT. VALE INDONESIA Tbk.);
1. Sebagai sarana evaluasi terhadap efektifitas rencana dan rancangan teknis
2. Sebagai indikator dini adanya perubahan lingkungan yang tidak dikehendaki
3. Sebagai pedoman untuk melaksanakan kerja sama pemantauan lingkungan
di dalam maupun di sekitar lokasi kegiatan dengan pihak pemerintah daerah,
pemerintah di tingkat kecamatan dan kelurahan serta masyarakat sekitar
4. Pedoman bagi perencanaan kegiatan pada skala detail dan teknis.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 190


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Kegunaan RPL
Bagi Pemerintah Setempat dan Intsansi terkait;
1. Sebagai sarana umpan balik bagi Pemda Setempat dalam usaha mempebaiki
kualitas lingkungan dan Sumber Daya Alam
2. Sebagai sarana umpan balik bagi Pemda Setempat dan yang berwenang di
bidang keamanan dan ketertiban dalam mengantisipasi berbagai dampak
yang akan timbul.
3. Sebagai pedoman untuk melaksanakan kerja sama pemantauan lingkungan
di dalam maupun di sekitar lokasi kegiatan dengan pihak swasta dan
masyarakat.
Kegunaan RPL
Bagi Masyarakat yang terkena dampak;
Sebagai pedoman untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam :
1. Usaha memantau keamanan dan ketertiban masyarakat.
2. Memperbaiki kualitas kebersihan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan
3. Mengoptimalkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif dari
kegiatan produksi Smelter.

Site Plant

Gambar 51. Site Plant Smelter Morowali


MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 191
MUHAMMAD NUSRAN-2022

Gambar 52. Proyek Pembangunan Smelter Bahudopi

Gambar 53. List kegiatan wajib AMDAL

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 192


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Gambar 54. Metode Penapisan

9.3 Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan

TAHAP KONSTRUKSI
1. PENURUNAN KUALITAS UDARA
A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah menurunnya kualitas udara
ambient di sekitar lokasi proyek.
Indikator : parameter udara ambient yang melampaui Baku Mutu sesuai SK.
Pemerintah setempat tentang Penetapan Kualitas Udara Ambient dan
Kebisingan di dalam wilayah kabupaten Morowali
B. Sumber Dampak
Sumber dampak negatif diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi material proyek,
pekerjaan galian tanah dan pekerjaan struktur bangunan Smelter
C. Parameter Yang Dipantau : CO, SO2, NO2, Pb, O3, dan Debu
D. Tujuan Rencana Pemantauan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 193


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Untuk memperoleh informasi mengenai penurunan kualitas udara akibat


pengaruh pelaksanaan konstruksi
E. Metode Pemantauan :
dilakukan dengan cara pengukuran langsung (in situ) kualitas udara di titik
pemantauan yang telah ditentukan. Kemudian dianalisis di laboratorium yang
terkareditasi KAN sesuai stanndar SNI.
F. Lokasi Pemantauan : di dalam lokasi proyek dan pemukiman/ kegiatan
terdekat
G. Jangka waktu frekuensi : tiap tiga bulan sekali selama tahap konstruksi.

2. PENURUNAN KUALITAS AIR TANAH


A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah menurunnya kualitas air tanah di
dalam dan sekitar lokasi proyek. Indikator : penurunan muka air tanah
B. Sumber Dampak
Sumber dampak negatif diakibatkan oleh kegiatan dewatering proyek.
C. Parameter Yang Dipantau : metode pelaksanaan dewatering dan ketinggian
muka air tanah di dalam dan sekitar lokasi kegiatan selama dewatering
berlangsung
D. Tujuan Pemantauan
Untuk memperoleh informasi mengenai metode pelaksanaan dewatering dan
ketinggian muka air tanah di dalam dan sekitar lokasi kegiatan.
E. Metode Pemantauan :
dilakukan dengan cara pengamatan lapangan dan pencatatan ketinggian muka
air tanah. Data yang ada dianalisis secara deskriptif.
F. Lokasi Pemantauan : di dalam dan sekitar lokasi galian/ dewatering.
G. Jangka waktu frekuensi : tiap minggu selama kegiatan dewatering
Manhattan Square berlangsung

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 194


MUHAMMAD NUSRAN-2022

3. PENINGKATAN VOLUME AIR LARIAN


A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah peningkatan volume air larian yang
akan menambah beban saluran drainase kota.
Indikator : terjadinya genangan di sekitar lokasi kegiatan
B. Sumber Dampak
Sumber dampak negatif diakibatkan oleh kegiatan dewatering dan kostruksi
struktur bangunan.
C. Parameter Yang Dipantau :
kondisi saluran drainase serta genangan yang akan terjadi di dalam dan sekitar
lokasi kegiatan.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk memperoleh informasi mengenai ada tidaknya genangan yang terjadi serta
memantau kinerja/ fungsi sistem tata air dan drainase di dalam maupun sekitar
tapak proyek.
E. Metode Pemantauan :
dilakukan dengan cara pengamatan langsung mengenai kondisi drainase,
pembuangan air dewatering dan pembangunan sumur resapan/ kolam resapan.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam dan sekitar lokasi proyek.
G. Jangka waktu frekuensi :
setiap hari selama tahap kostruksi, khususnya di musim penghujan.

4. PENINGKATAN VOLUME SAMPAH PADAT


A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah peningkatan volume sampah padat
di lokasi kegiatan.
Indikator : tumpukan limbah konstruksi dan sampah pekerja di sekitar area kerja
proyek.
B. Sumber Dampak

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 195


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Sumber dampak negatif adalah dari kehadiran pekerja proyek dan pelaksanaan
pekerjaan struktur bangunan.
C. Parameter Yang Dipantau :
volume sampah padat yang dihasilkan di area proyek, kelancaran pengelolaan
dan pembuangan sampah dari lokasi proyek.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk memperoleh informasi mengenai cara pengelolaan sampah padat di lokasi
proyek
E. Metode Pemantauan :
Terjadinya peningkatan sampah padat dilakukan dengan cara pengamatan
langsung mengenai besarnya volume sampah dan ceceran tanah yang
diakibatkan kegiatan konstruksi. Data kemudian dianalisis secara deskriptif.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam tapak proyek dan badan jalan di sekitar lokasi proyek.
G. Jangka waktu frekuensi :
setiap hari selama tahap kostruksi.

5. PENURUNAN KUALITAS AIR PERMUKAAN


A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah penurunan kualitas air permukaan
di sekitar lokasi kegiatan
Indikator : kualitas air permukaan yang tidak memenuhi baku mutu sesuai standar
keputusan pemerintah setempat.
B. Sumber Dampak
Sumber dampak negatif diakibatkan dari buangan limbah cair pekerja proyek dan
pelaksanaan pekerjaan struktur bangunan.
C. Parameter Yang Dipantau :
pH air permukaan, KMnO4, TDS, TSS, amoniak, minyak lemak, detergen, BOD,
dan COD serta Metode pengelolaan limbah cair.
D. Tujuan Pemantauan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 196


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Untuk meengetahui kualitas air permukaan di sekitar lokasi proyek serta


memantauan pelaksanaan pengelolaan limbah cair pekerja.
E. Metode Pemantauan dan Analisis data:
Dilakukan dengan cara pengamatan lapangan mengenai pengelolaan limbah cair
pekerja dan menanyakan manifest pengangkutannya. Juga dengan memerikasa
sampel satu titik air permukaan di sekitar MCK, analisis di laboratorium sesuai
dengan SNI dan hasilnya dibandingkan dengan baku mutu Kep.pemrintah
setempat.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam dan sekitar lokasi proyek, terutama area MCK pekerja dan badan air
terdekat.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap 3 bulan sekali selama tahap kostruksi.

6. PENINGKATAN KEBISINGAN
A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah intensitas kebisingan di dalam dan
di sekitar lokasi proyek.
Indikator : terjadinya gangguan kenyamanan, ketenangan dan kesehatan yang
dirasakan penduduk sekitar proyek akibat tingkat kebisingan yang melampaui
N.A.B sesuai.
B. Sumber Dampak
Sumber dampak negatif diakibatkan oleh kegiatan pekerjaan struktur bangunan
C. Parameter Yang Dipantau :
Intensitas kebisingan.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui apakah tingkat kebisingan yang terjadi masih berada dibawah
nilai ambang batas.
E. Metode Pemantauan :

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 197


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Dilakukan dengan cara pengukuran langsung dengan alat Sound Level Meter di
titik pemantauan yang telah ditentukan. Hasil pengukuran kemudian dianalisis
dan dibandingkan dengan baku mutu sesuai SK. Pemerintah setempat
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam lokasi proyek dan pemukiman/ kegiatan terdekat.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap tiga bulan sekali selama tahap kostruksi.

7. PERUBAHAN KEANEKARAGAMAN FLORA DARAT


A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah keanekaragaman flora darat di
dalam lokasi proyek.
Indikator : jumlah dan jenis flora darat.
B. Sumber Dampak
Sumber dampak positif adalah kegiatan penghijauan dan landscaping.
C. Parameter Yang Dipantau :
Luas lahan penghijauan, landscape serta jumlah dan jenis flora darat yang ada
di lokasi proyek.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk meengetahui sejauh mana optimalisasi penghijauan yang telah
dilaksanakan.
E. Metode Pemantauan :
Dilakukan dengan cara observasi langsung di lapangan mengenai keanekaan
dan tingkat pertumbuhan flora darat. Data kemudian dianalisi secara deskriptif.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam lokasi proyek.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap hari selama tahap kostruksi.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 198


MUHAMMAD NUSRAN-2022

8. PENINGKATAN KEPADATAN LALU LINTAS


A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah kepadatan lalu lintas di ruas jalan
sekitar lokasi proyek.
Indikator : terjadinya kemacetan/ antrian lalu lintas.
B. Sumber Dampak
Kegiatan mobilisasi material proyek.
C. Parameter Yang Dipantau :
Tingkat kepadatan, ada tidaknya kemacetan dan ganguan lalu lintas, juga
kerusakan pada ruas jalan yang dilalui kendaraan proyek.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui apakah kemacetan terjadi pada saat pengangkutan material.
E. Metode Pemantauan :
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan data dianalisis secara
deskriptif.
F. Lokasi Pemantauan :
Di ruas jalan sekitar akses keluar masuk lokasi proyek.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap hari selama tahap kostruksi.

9. MENINGKATNYA KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA


A. Dampak Penting Yang Dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah meningkatnya kesempatan kerja
dan peluang berusaha bagi masyarakat setempat.
Indikator : dibutuhkannya sejumlah tenaga kerja konstruksi.
B. Sumber Dampak
Sumber dampak positif adalah kegiatan mobilisasi/ penerimaan tenaga kerja
konstruksi untuk pembangunan kantor, .
C. Parameter Yang Dipantau :
Jumlah masyarakat sekitar yang kemanfaatkan peluang kerjan dan berusaha
selama berlangsungnya kegiatan proyek.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 199


MUHAMMAD NUSRAN-2022

D. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui upaya yang dilakukan pengembang dalam melibatkan peran
sertamasyarakat sekitar.
E. Metode Pemantauan :
Dilakukan dengan cara pengamatan lapangan dan wawancara dengan sejumlah
pekerja proyek dan warga sekitar
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam dan sekitar lokasi proyek.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap tiga bulan sekali selama tahap kostruksi.
10. PERUBAHAN SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT
A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah perubahan sikap dan persepsi
masyarakat di sekitar lokasi proyek. Indikator : penolakan terhadap kegiatan
proyek.
B. Sumber Dampak
Merupakan dampak turunan dari dampak – dampak primer yang terjadi selama
pembangunan proyek.
C. Parameter Yang Dipantau :
Ada tidaknya persepsi negatif masyarakat yang berkembang di sekitar lokasi
kegiatan.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui sebab – sebab timbulnya persepsi negatif masyarakat dan
upaya yang perlu dilakukan.
E. Metode Pemantauan :
Wawancara langsung dengan pihak – pihak yang terkait di lingkungan sekitar
lokasi proyek, serta dilakukannya pengamatan langsung.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam dan sekitar lokasi proyek.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap tiga bulan selama tahap kostruksi.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 200


MUHAMMAD NUSRAN-2022

9.4 Tahap Operasi


1. PENINGKATAN KEPADATAN LALU LINTAS
A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah kepadatan lalu lintas di ruas jalan
sekitar lokasi kegiatan.
Indikator : terjadinya kemacetan/ antrian lalu lintas.
B. Sumber Dampak
Kegiatan pengoperasian smelter Bahudopi
C. Parameter Yang Dipantau :
Dingkat kepadatan, ada tidaknya kemacetan dan ganguan lalu lintas yang
ditimbulkan
D. Tujuan Pemantauan
Memantau manajemen lalu lintas yang diterapakan untuk menghindari
penambahan beban lalu lintas dan kemacetan terutama pada jam - jam sibuk
pagi dan sore hari di sekitar lokasi kegiatan.
E. Metode Pemantauan :
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan data dianalisis secara
deskriptif.
F. Lokasi Pemantauan :
Di ruas jalan sekitar akses keluar masuk lokasi kegiatan hingga ke persimpangan
terdekat.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap hari selama kegiatan pengoperasian.

2. PENINGKATAN VOLUME SAMPAH PADAT


A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah peningkatan volume sampah padat
dari lokasi kegiatan.
Indikator : tumpukan limbah konstruksi dan sampah pekerja di sekitar lokasi
kegiatan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 201


MUHAMMAD NUSRAN-2022

B. Sumber Dampak
Kegiatan pengoperasian smelter.
C. Parameter Yang Dipantau :
Volume sampah padat yang dihasilkan kegiatan, kelancaran pengelolaan dan
pembuangan sampah dari lokasi kegiatan.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui apakah sistim pengolahan limbah padat di dalam tapak
kegiatan telah berjakan dengan baik sehingga tidak terjadi penumpukkan, serta
memperoleh informasi mengenai pembangunan sarana dan prasarana
pengolahan dan pembuangan serta alirannya hingga ke TPST.
E. Metode Pemantauan :
Terjadinya peningkatan sampah padat dilakukan dengan cara pengamatan
langsung mengenai besarnya volume sampah dan ceceran tanah yang
diakibatkan kegiatan konstruksi. Data kemudian dianalisis secara deskriptif.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam lokasi kegitan, terutama pada bak – bak samapah dan TPS yang
tersedia.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap hari selama tahap operasi.

3. PENURUNAN KUALITAS AIR PERMUKAAN


A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah penurunan kualitas air permukaan
di sekitar lokasi kegiatan.
Indikator : kualitas air permukaan yang tidak memenuhi baku mutu
Kep.pemerintahan setempat.
B. Sumber Dampak
Sumber dampak negatif diakibatkan dari buangan limbah cair domestik dan limba
oli genset dari pem.
C. Parameter Yang Dipantau :

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 202


MUHAMMAD NUSRAN-2022

pH air permukaan, KMnO4, TDS, TSS, amoniak, minyak lemak, detergen, BOD,
dan COD serta Metode pengelolaan limbah cair dan limbah oli genset.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui apakah paremeter effluent limbah cair masih sesuai dengan
baku mutu.
E. Metode Pemantauan dan Analisis data:
Dilakukan pengambilan sampel air limbah di setiap outlet STP dan dianalisis di
laboratorium sesuai SNI. Data yang ada dibandingkan dengan baku mutu sesuai
SK pemerintah setempat. Untuk pemantauan limbah oli genset perlu dilakukan
dengan pengamatan lapangan, mangkaji MOU dan manifest pengangkutan
limbah B3.
F. Lokasi Pemantauan :
Di setiap STP dan ruang genset.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap 3 bulan sekali selama tahap operasi.

4. PENINGKATAN VOLUME AIR LARIAN


A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah peningkatan volume air larian dari
tapak kegiatan
Indikator : terjadinya genangan di sekitar lokasi kegiatan.
B. Sumber Dampak
Sumber dampak negatif diakibatkan oleh tutupan bangunan dan buangan limbah
cair dari beroperasinya smelter.
C. Parameter Yang Dipantau :
Kondisi saluran drainase serta genangan yang terjadi di dalam dan sekitar lokasi
kegiatan.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk memperoleh informasi mengenai ada tidaknya genangan yang terjadi serta
memantau kinerja/ fungsi sistem tata air dan drainase di dalam maupun sekitar
tapak proyek.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 203


MUHAMMAD NUSRAN-2022

E. Metode Pemantauan :
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung mengenai kondisi drainase,
pembuangan air dewatering dan pembangunan sumur resapan/ kolam resapan.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam dan sekitar lokasi proyek.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap hari hingga maksimal 6 bulan sekali selama tahap operasi, khususnya di
musim penghujan.

5. KETERBATASAN AIR BERSIH


A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah keterbatasan air bersih di dalam
lokasi proyek.
Indikator : suplai PAM yang belum memenuhi standar pemenuhan air bersih
untuk wilayah perkantoran.
B. Sumber Dampak
Pengoperasian smelter
C. Parameter Yang Dipantau :
Penyediaan air bersih untuk pengguna kegiatan sesuai standar kebutuhan,
volume recycling air limbah, dan kuantitas serta kualitas air recycling.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk memperoleh informasi mengenai upaya yang dilakukan pengelola dalam
mengatasi keterbatasan air bersih.
E. Metode Pemantauan :
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung,. Dengan pengambilan data
sampel aier recycling kemudian dianalisa sesuai dengan standar SNI dan
dibandingkan dengan baku mutu yang mengacu pada Permenkes No.416/1990
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam dan sekitar lokasi kegiatan.
G. Jangka waktu frekuensi :

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 204


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Setiap enam bulan sekali selama tahap operasi. Adapun pemantauan air ecycling
setiap satu tahhun sekali.

6. PERUBAHAN KEANEKARAGAMAN FLORA DARAT


A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah keanekaragaman flora darat di
dalam lokasi kegiatan.
Indikator : jumlah dan jenis flora darat.
B. Sumber Dampak
Pemeliharaan ruang terbuka hijau.
C. Parameter Yang Dipantau :
Luas lahan penghijauan, landscape serta jumlah dan jenis flora darat yang ada
di lahan penghijauan serta tingkat keberhasilan penanaman.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui sejauh mana optimalisasi penghijauan yang telah
dilaksanakan.
E. Metode Pemantauan :
Dilakukan dengan cara observasi langsung di lapangan mengenai keanekaan
dan tingkat pertumbuhan flora darat. Data kemudian dianalisi secara deskriptif.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam lokasi proyek.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap enam bulan selama tahap operasi.

7. PENURUNAN KUALITAS UDARA


A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah menurunnya kualitas udara di
dalam dan di sekitar lokasi kegiatan.
Indikator : parameter udara ambient yang melampaui Baku Mutu sesuai SK.
pemerintah tentang Penetapan Kualitas Udara Ambient dan Kebisingan, serta

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 205


MUHAMMAD NUSRAN-2022

parameter gas buang dari genset sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI
No.21 tahun 2008.
B. Sumber Dampak
Gas buangan kendaraan
C. Parameter Yang Dipantau :
CO, SO2, NO2, Pb, O3, dan Debu. Sedangkan untuk emisi gas buang dari genset
adalah SO2, NO2, total partikulat dan opasitas.
D. Tujuan Rencana Pemantauan
Untuk memperoleh informasi mengenai penurunan kualitas udara akibat
pengaruh pelaksanaan konstruksi
E. Metode Pemantauan :
Dilakukan dengan cara pengukuran langsung (in situ) kualitas udara di titik
pemantauan yang telah ditentukan. Kemudian dianalisis di laboratorium yang
terkareditasi KAN sesuai stanndar SNI. Serta membandingkannya dengan Baku
Mutu sesuai SK. Pemerintah setempat.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam kawasan smelter (di lokasi parkir dan masing – masing cerobong
genset), serta satu titik di permukiman masyarakat/ kegiatan terdekat.
G. Jangka waktu frekuensi :
Tiap enam bulan sekali selama tahap operasi

8. MENINGKATNYA KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA


A. Dampak Penting Yang Dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah meningkatnya kesempatan kerja
dan peluang berusaha di lingkungan pabrik.
Indikator : dibutuhkannya sejumlah tenaga kerja untuk pengoperasian dan
pengelolaan unit - unit kegiatan di lingkungan pabrik.
B. Sumber Dampak
Penerimaan tenaga kerja/ karyawan untuk pengoperasian dan pengelolaan unit
- unit kegiatan di lokasi pabrik.
C. Parameter Yang Dipantau :

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 206


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Jumlah masyarakat sekitar lokasi kegiatan yang dapat tertampung bekerja dan
memanfaatkan peluang berusaha yang ada.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui jumlah tenaga kerja serta presentase tingkat dan jumlah
penduduk sekitar pabrik yang mampu mengisi kebuutuhan kerja dan
memanfaatkan peluang usaha yang tersedia di lokasi kegiatan.
E. Metode Pemantauan :
Dilakukan dengan cara pengamatan lapangan mengenai jumlah kartu pencari
kerja dan mengkaji data tenaga yang bekerja atau memiliki usaha di lingkungan
pabrik . Data yang ada dianalisis secara deskriptif.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam lokasi kegiatan.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap satu tahun sekali selama beoperasinya kegiatan.

9. PERUBAHAN SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT


A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah perubahan sikap dan persepsi
masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.
Indikator : perubahan sikap dan persepsi masyarakat dari positif menjadi negatif,
atau sebaliknya.
B. Sumber Dampak
Penerimaan tenaga kerja serta adanya dampak – dampak yang terjadi selama
beroperasinya smelter.
C. Parameter Yang Dipantau :
Jenis dan tingkat persepsi negatif masyarakat terhadap keberadaan smelter.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk memperoleh informasi mengenai tingkat keberhasilan pengelolaan
dampak – dampak primer menurut kacamata masyarakat setempat di sekitar
kegiatan. Serta mengendalikan agar tidak muncul persepsi negatif yang
berlebihan terhadap kegiatan smelter ini.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 207


MUHAMMAD NUSRAN-2022

E. Metode Pemantauan :
Wawancara langsung dengan komunittas karyawan dan kegiatan komunitas
masyarakat di sekitar lokasi kegiatan serta dilakukannya pengamatan langsung.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam dan sekitar lokasi kegiatan.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap enam bulan selama tahap operasi.

9.5 Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan

TAHAP KONSTRUKSI
1. PENINGKATAN VOLUME AIR LARIAN
A. Sumber Dampak
Pekerjaan dewatering & pekerjaan struktur bangunan
B. Tujuan
Meminimalkan dan mengatur pembuangan limpasan air hujan ke saluran
drainase makro
C. Tolak Ukur
Peraturan Pemda No 68 Tahun 2005 tentang pembuatan sumur resapan
D. Rencana Pengelolaan
Membangun kolam resapan dengan luas 261 m2
Membangun 200 titik lubang resapan biopori
E. Lokasi Pengelolaan
Di dalam lokasi proyek Smelter

2. PENINGKATAN VOLUME SAMPAH PADAT


A. Sumber Dampak
Kehadiran pekerja proyek & pekerjaan struktur bangunan
B. Tujuan
Mencegah terjadinya penumpukan sampah padat terutama limbah B3 yang dapat
mengganggu estetika lingkungan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 208


MUHAMMAD NUSRAN-2022

C. Tolak Ukur
Undang-undang No 18 Tahun 2008
D. Rencana Pengelolaan
Menyediakan TPS terpilah dengan kapasitas :
6 m3 untuk sampah basah (organik)
4 m3 untuk sampah kering (non organik) yang bersifat daur ulang
5 m3 untuk sampah B3
E. Lokasi Pengelolaan
Di dalam lokasi proyek Smelter dan badan jalan sekitar

3. PENURUNAN KUALITAS AIR PERMUKAAN


A. Sumber Dampak
Kehadiran pekerja proyek & pekerjaan struktur bangunan
B. Tujuan
Mencegah terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar lokasi proyek
C. Tolak Ukur
SK Gub No 582/1985 tentang Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air
Drainase serta Baku Mutu Limbah Cair
D. Rencana Pengelolaan
Menyediakan fasilitas MCK pekerja yang dilengkapi dengan IPAL portabel 6 x 6
m3 untuk kemudian disedot dan diangkut oleh mobil air kotor Dinas Kebersihan
sesuai kebutuhan
E. Lokasi Pengelolaan
Di dalam lokasi proyek Smelter

4. PENINGKATAN INTENSITAS KEBISINGAN


A. Sumber Dampak
Pekerjaan struktur bangunan
B. Tujuan
Meminimalisir terjadinya kebisingan yang melebihi nilai ambang batas
C. Tolak Ukur

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 209


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Nilai Ambang Batas kebisingan sesuai aturan baku KEPMENT 555


D. Rencana Pengelolaan
Pemeriksaan kondisi kendaraan dan peralatan proyek yang digunakan, yaitu
harus layak operasi dan telah lulus uji emisi.
E. Lokasi Pengelolaan
Di dalam lokasi proyek Smelter

5. PENINGKATAN KEPADATAN LALU-LINTAS


A. Sumber Dampak
Kegiatan mobilisasi kendaraan/material proyek
B. Tujuan
Mengatur agar tidak terjadi gangguan lalu-lintas seperti kemacetan di sekitar
lokasi proyek
C. Tolak Ukur
Tingkat kemacetan di ruas jalan dekat pintu keluar masuk lokasi proyek
D. Rencana Pengelolaan
Mengatur jadwal pelaksanaan pengangkutan. Pengangkutan dilaksanakan
dengan menghindari jam-jam sibuk pagi dan sore, sehingga dapat dilakukan
antara pukul 10.00 – 16.00
E. Lokasi Pengelolaan
Pada ruas jalan sekitar pintu gerbang proyek

TAHAP OPERASI
1. PENINGKATAN VOLUME AIR LARIAN
A. Sumber Dampak
Buangan limbah cair dari beroperasinya proyek Smelter
B. Tujuan
Meminimalkan dan mengatur pembuangan limpasan air hujan ke saluran
drainase makro
C. Tolak Ukur

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 210


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Peraturan pemerintah Setempat No 68 Tahun 2005 tentang pembuatan sumur


resapan
D. Rencana Pengelolaan
Perawatan kolam resapan dengan luas 261 m2 tiap 6 bulan sekali
Perawatan 200 titik Lubang resapan biopori tiap 3 bulan sekali
E. Lokasi Pengelolaan
Di dalam lokasi proyek Smelter

2. PENINGKATAN VOLUME SAMPAH PADAT


A. Sumber Dampak
Pengoperasian smelter pemurnian biji nikel
B. Tujuan
Terjaminnya ketersediaan tempat pengelolaan sampah di lokasi kegiatan serta
mengurangi beban pengangkutan
C. Tolak Ukur
Undang-undang No 18 Tahun 2008
D. Rencana Pengelolaan
Menerapkan konsep 3R (reduce, reuse, dan recycle) dalam pengelolaan sampah
Melibatkan peran serta karyawan untuk melakukan pemisahan sampah
E. Lokasi Pengelolaan
Di dalam lokasi kegiatan, terutama di bak-bak sampah dan area TPS

3. PENURUNAN KUALITAS AIR PERMUKAAN


A. Sumber Dampak
Buangan limbah cair domestik dari pengoperasian kegiatan ini.
B. Tujuan
Mencegah terjadinya pencemaran air lingkungan
C. Tolak Ukur
Peraturan PEMDA setempat tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun
D. Rencana Pengelolaan

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 211


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Pengolahan limbah cair gedung kantor menggunakan 1 unit STP berkapasitas


200 m3
E. Lokasi Pengelolaan
Di dalam lokasi kegiatan terutama di unit STP, grease trap, & ruang genset

4. PENINGKATAN KEPADATAN LALU-LINTAS


A. Sumber Dampak
Mobilisasi kendaraan pekerja dan pengunjung dari pengoperasian smelter
B. Tujuan
Menjamin kemudahan pergerakan keluar masuk dan parkir di dalam lokasi
kegiatan serta mencegah bertambahnya kemacetan di ruas jalan
C. Tolak Ukur
Tingkat kemacetan di ruas jalan sekitar lokasi kegiatan
D. Rencana Pengelolaan
Rekayasa geometrik ; lebar akses masuk adalah 7 m dengan radius tikung
minimal 5 m, menyediakan ruang parkir dengan kapasitas 1189 mobil.
E. Lokasi Pengelolaan
Pintu keluar masuk hingga persimpangan terdekat

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 212


MUHAMMAD NUSRAN-2022

#10
IMPLEMENTASI ANALISIS PERENCANAAN
DAN DAMPAK

10.1 Perencanaan Umum Amdal

Perencanaan umum merupakan awal dari suatu gagasan atau ide untuk
memenuhi suatu kebutuhan atau permintaan masyarakat, dapat berupa rencana
jangka panjang, rencana jangka menengah dan jangka pendek, yang secara
terus menerus menghasilkan rencana dan progaram untuk diimplementasikan.
Pada tahap ini dilakukan penyaringan AMDAL untuk mengetahui secara umum
apakah kegiatan konstruksi tersebut menimbulkan perubahan yang mendasar
terhadap lingkungan, sehingga harus melaksanakan AMDAL, ataukah tidak
menimbulkan dampak yang berarti sehingga cukup melaksanakan UKL dan UPL.
Besarnya perubahan lingkungan yang timbul tesebut sangat dipengaruhi oleh :
• Volume dan besaran rencana kegiatan.
• Lokasi proyek dan kondisi lingkungannya.
• Fungsi dan peruntukan lahan di sekitar lokasi proyek.

Pelingkupan dan KA-ANDAL pada tahap pra studi kelayakan


Pra studi kelayakan merupakan bagian dari studi kelayakan, dilakukan untuk
menganalisis apakah kegiatan konstruksi yang diusulkan tersebut dapat
dipertanggung jawabkan baik dari segi teknis, ekonomi maupun lingkungan.
Kegiatan AMDAL berupa pelingkupan adalah proses awal untuk menentukan
lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting hipotesis yang
timbul dari rencana proyek yang diusulkan. Pelingkupan ini merupakan proses
penting dalam penyusunan KA-ANDAL (Kerangka Acuan – ANDAL), karena
melalui proses ini dapat ditentukan:
• Dampak penting hipotesis yang relevan untuk dibahas dalam ANDAL.
• Batas wilayah studi ANDAL.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 213


MUHAMMAD NUSRAN-2022

KA-ANDAL sebagai penjabaran lebih lanjut dari pelingkupan diatas merupakan


ruang lingkup studi ANDAL yang dipakai sebagai acuan untuk menyusun studi
ANDAL.
Untuk itu KA-ANDAL minimal harus mencakup :
• Informasi rencana proyek dan kondisi lingkungannya.
• Lingkup tugas studi termasuk metode studi.
• Kebutuhan tenaga ahli dan jadwal pelaksanaannya.

10.2 Studi ANDAL pada tahap Studi Kelayakan


Sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan studi
kelayakan harus mencakup aspek-aspek teknis, ekonomis dan lingkungan, akan
menghasilkan suatu dokumen bagi para pengambil keputusan apakah kegiatan
konstruksi tersebut layak untuk dilaksanakan. Studi ANDAL yang dilakukan pada
tahap ini merupakan penelaahan dampak penting yang timbul akibat rencana
kegiatan konstruksi secara cermat dan mendalam, dan hasilnya merupakan
acuan untuk merumuskan penanganan dampak yang timbul tersebut dalam
bentuk Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL).
Studi ini juga merupakan dokumen yang penting, karena dipakai oleh para
pengambil keputusan apakah kegiatan konstruksi tersebut layak ditinjau dari segi
lingkungan, sehingga dapat diimplementasikan.

Penjabaran RKL dan RPL pada Tahap Perencanaan Teknis


Perencanaan teknis dimaksudkan untuk menyiapkan gambar-gambar teknis,
syarat dan spesifikasi teknis, sehingga dapat menggambarkan produk yang akan
dihasilkan, didasarkan atas kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam studi
kelayakan.
Untuk mewujudkan suatu perencanaan teknis yang berwawasan lingkungan,
maka perumusan RKL dan RPL harus dijabarkan dalam gambar-gambar teknis
dan spesifikasi teknis tersebut, serta perlu dituangkan dalam dokumen kontrak,
sehingga mengikat pelaksana kegiatan konstruksi.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 214


MUHAMMAD NUSRAN-2022

10.3 Pelaksanaan RKL dan RPL


1. Pada tahap pra konstruksi
Kegiatan pra konstruksi dalam hal ini pengadaan tanah dan pemindahan
penduduk harus didukung dengan data yang lengkap dan akurat tentang
lokasi, luas, jenis peruntukan serta kondisi penduduk yang memiliki atau
menempati tanah yang dibebaskan tersebut.
Ketentuan-ketentuan yang rinci tentang masalah pembebasan tanah dalam
RKL dan RPL harus dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pembebasan tanah tersebut.
2. Pada tahap konstruksi.
Kegiatan pada tahap ini merupakan pelaksanaan fisik konstruksi sesuai
dengan gambar dan syarat-syarat teknis yang telah dirumuskan dalam
kegiatan perencanaan teknis.
Kegiatan pengelolaan lingkungan yang tercakup pada tahap ini meliputi
penerapan:
a. Metode konstruksi, spesifikasi serta persyaratan kualitas dan kuantitas
pekerjaan yang terkait dengan penanganan dampak penting.
b. Penerapan Standard Operation Procedure yang mengacu pada dampak
lingkungan.
c. Tata cara penilaian hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan tindak
lanjutnya.
Sedangkan penerapan RPL pada tahap ini mencakup :
a. Pemantauan pelaksanaan konstruksi agar sesuai dengan gambar dan
spesifikasi teknis yang telah mengikuti kaidah lingkungan.
b. Penerapan dan pelaksanaan uji coba operasional.
c. Penilaian hasil pelaksanaan pengelolahan lingkungan dan pemantauan
lingkungan untuk masukan bagi penyempurnaan pelaksanaan RKL dan
RPL.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 215


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Evaluasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada tahap pasca


konstruksi
Evaluasi pasca konstruksi ditujukan : untuk menilai dan pengupayakan
peningkatan daya guna dan hasil guna dari prasarana yang telah dibangun dan
dioperasikan.
Evaluasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan dimaksudkan untuk
memantapkan Standard Operation Procedure dengan mengacu pada
pengalaman yang didapat di lapangan selama kegiatan konstruksi berlangsung.

10.4 Proses Penyusunan dan Pelaksanaan AMDAL


Penyusunan AMDAL untuk kegiatan konstruksi fisik yang diperkirakan
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup, memerlukan data dan
informasi mengenai berbagai komponen kegiatan konstruksi yang berpotensi
menimbulkan dampak penting serta komponen lingkungan di sekitar lokasi
kegiatan yang berpotensi terkena dampak akibat kegiatan.
Penelaahan terhadap data dan informasi tersebut menjadi sangat penting karena
ketepatan dan ketelitian Analisis Dampak Lingkungan sepenuhnya tergantung
pada kelengkapan dan kedalaman data dan informasi yang diperoleh.
Dengan melakukan analisis dampak lingkungan dapat diperkirakan dan
dievaluasi jenis, besaran atau intensitas serta tingkat pentingnya dampak yang
terjadi.
Intensitas dampak dapat diperkirakan atau dihitung besarnya dengan memakai
berbagai metode yang sesuai untuk komponen lingkungan tertentu, seperti
metode statistik, matematik, metode survai, experimental, analogi ataupun
profesional judgement. Sedangkan tingkat pentingnya dampak dapat mengacu
pada Pedoman Penentuan Dampak Penting yang ditetapkan oleh Kepala
Bapedal No. 056 Tahun 1994, di mana tingkat pentingnya dampak ditentukan
oleh faktor-faktor :
1. Jumlah penduduk yang akan terkena dampak.
2. Luas wilayah sebaran dampak.
3. Lamanya dampak berlangsung.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 216


MUHAMMAD NUSRAN-2022

4. Intensitas dampak.
5. Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak.
6. Sifat kumulatif dampak.
7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Informasi tentang intensitas atau bobot dampak tersebut diatas secara sistematis
dituangkan dalam dokumen AMDAL, dan menjadi acuan dalam perumusan
upaya penanganan dampak yang timbul, yang dituangkan dalam dokumen
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL). Dokumen RKL dan RPL ini harus dapat dijabarkan dalam gambar-gambar
kerja dan syarat-syarat pelaksanaan, serta acuan dalam melaksanakan
pekerjaan.
Selanjutnya dokumen RKL dan RPL ini dipakai pula sebagai dasar untuk
pelaksanaan pengelolaan lingkungan (KL) dan pelaksanaan pemantauan
lingkungan (PL), selama masa pra konstruksi, konstruksi maupun pada pasca
konstruksi.
Dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan tesebut dilakukan
penilaian atas hasil pemantauan lingkungan dan hasil pemantauan lingkungan ini
dapat menjadi umpan balik bagi pelaksana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan, serta dapat dikapai sebagai acuan bagi upaya pengembangan,
penyempurnaan atau pemantapan dokumen RKL dan RPL yang telah disusun.

10.5 Pengamanan Lingkungan Pada Tahap Konstruksi

Prinsip Pengelolaan Lingkungan


Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam melakukan pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan
lingkungan hidup, sehingga pelestarian potensi sumber daya alam dapat tetap
dipertahankan, dan pencemaran atau kerusakan lingkungan dapat dicegah.
Perwujudan dari usaha tersebut antara lain dengan menerapkan teknologi yang
tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 217


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Untuk itu berbagai prinsip yang dipakai untuk pengelolaan lingkungan antara lain
:
1. Preventif (pencegahan), didasarkan atas prinsip untuk mencegah timbulnya
dampak yang tidak diinginkan, dengan mengenali secara dini kemungkinan
timbulnya dampak negatif, sehingga rencana pencegahan dapat disiapkan
sebelumnya.
Beberapa contoh dalam penerapan prinsip ini adalah melaksanakan AMDAL
secara baik dan benar, pemanfaatan sumber daya alam dengan efisien sesuai
potensinya, serta mengacu pada tata ruang yang telah ditetapkan.
2. Kuratif (penanggulangan), didasarkan atas prinsip menanggulangi dampak
yang terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi, namun karena keterbatasan
teknologi, hal tesebut tidak dapat dihindari.
Hal ini dilakukan dengan pemantauan terhadap komponen lingkungan yang
terkena dampak seperti kualitas udara, kualitas air dan sebagainya.
Apabila hasil pemantauan lingkungan mendeteksi adanya perubahan atau
pencemaran lingkungan, maka perlu ditelusuri penyebab/sumber dampaknya,
dikaji pengaruhnya, serta diupayakan menurunnya kadar pencemaran yang
timbul.
3. Insentif (kompensasi), didasarkan atas prinsip dengan mempertemukan
kepentingan 2 pihak yang terkait, disatu pihak pemrakarsa/pengelola kegiatan
yang mendapat manfaat dari proyek tersebut harus memperhatikan pihak lain
yang terkena dampak, sehingga tidak merasa dirugikan. Perangkat insentif ini
dapat juga berupa pengaturan oleh pemerintah seperti peningkatan pajak atas
buangan limbah, iuran pemakaian air, proses perizinan dan sebagainya.

10.6 Pendekatan Pengelolaan Lingkungan


Rencana pengelolaan lingkungan, harus dilakukan dengan mempertimbangkan
pendekatan teknologi, yang kemudian harus dapat dipadukan dengan
pendekatan ekonomi, serta pendekatan institusional sebagai berikut :

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 218


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Pendekatan Teknologi
Berupa tata cara teknologi yang dapat dipergunakan untuk melakukan
pengelolaan lingkungan, seperti :
1. Melakukan kerusakan lingkungan, antara lain dengan :
a. Melakukan reklamasi lahan yang rusak.
b. Memperkecil erosi dengan sistem terasering dan penghijauan.
c. Penanaman pohon-pohon kembali pada lokasi bebas quary dan tanah
kosong.
d. Tata cara pelaksana konstruksi yang tepat.
2. Menanggulangi menurunnya potensi sumber daya alam, antara lain dengan :
a. Mencegah menurunnya kualitas/kesuburan tanah, kualitas air dan udara.
b. Mencegah rusaknya kondisi flora yang menjadi habitat fauna.
c. Meningkatkan diversifikasi penggunaan bahan material bangunan.
3. Menanggulangi limbah dan pencemaran lingkungan, antara lain dengan :
a. Mendaur ulang limbah, hingga dapat memperkecil volume limbah.
b. Mengencerkan kadar limbah, baik secara alamiah maupun secara
engineering.
c. Menyempurnakan design peralatan/mesin dan prosesnya, sehingga
kadar pencemar yang dihasilkan berkurang.

Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ekonomi yang dapat dipakai dalam pengelolaan lingkungan antara
lain:
1. Kemudahan dan keringanan dalam proses pengadaan peralatan untuk
pengelolaan lingkungan.
2. Pemberian ganti rugi atau kompensasi yang wajar terhadap masyarat yang
terkena dampak.
3. Pemberdayaan masyarakat dalam proses pelaksanaan kegiatan dan
penggunaan tenaga kerja.
4. Penerapan teknologi yang layak ditinjau dari segi ekonomi.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 219


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Pendekatan Institusional /Kelembagaan


Pendekatan institusional yang dipakai dalam pengelolaan lingkungan, antara lain
:
1. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait, dan
masyarakat setempat dalam pengelolaan lingkungan.
2. Melengkapi peraturan, dan ketentuan serta persyaratan pengelolaan
lingkungan termasuk sanksi-sanksinya.
3. Penerapan teknologi yang dapat didukung oleh institusi yang ada.

10.7 Mekanisme pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


Pada prinsipnya pengelolaan lingkungan tersebut menjadi tugas dan
tanggung jawab pemrakarsa/pengelola kegiatan, dilaksanakan selama
pelaksanaan dampak negatif, maupun pengembangan dampak positif.
Kegiatan pengelolan lingkungan terkait dengan berbagai instansi, dan
masyarakat setempat, sehingga perlu dijabarkan keterkaitan antar instansi dalam
melaksanakan pengelolaan lingkungan tersebut.
Penentuan instansi terkait, disesuaikan dengan fungsi, wewenang dan bidang
tugas serta tanggung jawab instansi tersebut.
Mengingat bahwa pengelolaan lingkungan harus dilakukan selama proyek
berlangsung, maka perlu ditetapkan unit kerja yang bertanggunga jawab
melaksanakan pengelolaan lingkungan, serta tata cara kerjanya. Unit kerja
tersebut dapat berupa pembentukan unit baru atau pengembangan dari unit kerja
yang sudah ada. Pemrakarsa/pengelola kegiatan harus mengambil inisiatif dalam
melakukan pengelolaan lingkungan, sedangkan instansi terkait diarahkan untuk
menyempurnakan dan memantapkannya.
Pembiayaan merupakan faktor yang penting atas terlaksananya pengelolaan
lingkungan, untuk itu sumber dan besarnya biaya harus dijabarkan dalam RKL.
Pada prinsipnya pemrakarsa/pengelola kegiatan harus bertanggung jawab atas
penyediaan dana untuk pengelolaan lingkungan yang diperlukan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 220


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Komponen Pekerjaan Konstruksi Yang Menimbulkan Dampak


Komponen pekerjaan konstruksi dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup, sangat dipengaruhi oleh jenis besaran dan volume pekerjaan
tersebut serta kondisi lingkungan yang ada di sekitar lokasi kegiatan.
Pada umumnya komponen pekerjaan konstruksi yang dapat menimbulkan
dampak antara lain :
1. Persiapan Pelaksanaan Konstruksi
a. Mobilitas peralatan berat, terutama untuk jenis kegiatan konstruksi yang
memerlukan banyak alat-alat berat, dan terletak atau melintas areal
permukiman, serta kondisi prasarana jalan yang kurang memadai.
b. Pembuatan dan pengoperasian bengkel, base-camp dan barak kerja yang
besar dan terletak di areal pemukiman.
c. Pembukaan dan pembersihan lahan untuk lokasi kegiatan yang cukup luas
dan dekat areal pemukiman.
2. Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi
a. Pengelolaan quarry oleh proyek yang mencakup pekerjaan
peledakan/penggalian di daratan atau penggalian di badan sungai
b. Pembangunan dan pengoperasianj base camp, crushing plant, AMP dan
Batching Plant.
c. Pekerjaan tanah, mencakup penggalian dan penimbunan tanah.
d. Pembuatan pondasi, terutama pondasi tiang pancang.
e. Pekerjaan struktur bangunan, berupa beton, baja dan kayu.
f. Pekerjaan jalan dan pekerjaan jembatan.
g. Pekerjaan pengairan seperti saluran dan tanggul irigasi/banjir, sudetan
sungai, bendung serta bendungan
Disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada disekitar lokasi kegiatan,
kegiatan konstruksi tersebut di atas akan dapat menimbulkan dampak terhadap
komponen fisik kimia dan bahkan bila tidak ditanggulangi dengan baik akan dapat
menimbulkan dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain seperti
komponen biologi maupun komponen sosial ekonomi dan sosial budaya.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 221


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Dampak Yang Timbul Pada Pekerjaan Konstruksi Dan upaya


Penanganannya
Pada suatu pekerjaan konstruksi perlu dipertimbangkan adanya dampak-dampak
yang timbul akibat pekerjaan tersebut serta upaya untuk menanganinya.
Disesuaikan dengan jenis dan besaran pekerjaan konstruksi serta kondisi
lingkungan di sekitar lokasi kegiatan, penentuan jenis dampak lingkungan yang
cermat dan teliti, atau melakukan analisis secara sederhana dengan memakai
data sekunder.
Berdasarkan pengalaman selama ini berbagai dampak lingkungan yang dapat
timbul pada pekerjaan konstruksi dan perlu diperhatikan cara penanganannya
adalah sebagai berikut :
Meningkatnya Pencemaran Udara dan Debu
Dampak ini timbul karena pengoperasian alat-alat berat untuk pekerjaan
konstruksi seperti saat pembersihan dan pematangan lahan pekerjaan tanah,
pengangkutan tanah dan material bangunan, pekerjaan pondasi khususnya tiang
pancang, pekerjaan badan jalan dan perkerasan jalan, serta pekerjaan struktur
bangunan.
Indikator dampak yang timbul dapat mengacu pada ketentuan baku mutu udara
atau adanya tanggapan dan keluhan masyarakat akan timbulnya dampak
tersebut.
Upaya penanganan dampak dapat dilakukan langsung pada sumber dampak itu
sendiri atau pengelolaan terhadap lingkungan yang terkena dampak seperti :
1. Pengaturan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang sesuai dengan kondisi
setempat, seperti penempatan base-camp yang jauh dari lokasi pemukiman,
pengangkutan material dan pelaksanaan pekerjaan pada siang hari.
2. Memakai metode konstruksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan, seperti
memakai pondasi bore pile untuk lokasi disekitar permukiman.
3. Penyiraman secara berkala untuk pekerjaan tanah yang banyak menimbulkan
debu.
Terjadinya erosi dan longsoran tanah serta genangan air

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 222


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Dampak ini dapat timbul akibat kegiatan pembersihan dan pematangan lahan
serta pekerjaan tanah termasuk pengelolaan quary, yang menyebabkan
permukaan lapisan atas tanah terbuka dan rawan erosi, serta timbulnya
longsoran tanah yang dapat mengganggu sistem drainase yang ada, serta
mengganggu estetika lingkungan disekitar lokasi kegiatan.
Indikator dampak dapat secara visual di lapangan, dan penanganannya dapat
dilakukan antara lain :
1. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang memadai sehingga tidak merusak
atau menyumbat saluran-saluran yang ada.
2. Perkuat tebing yang timbul akibat perkerjaan konstruksi.
3. Pembuatan saluran drainase dengan dimensi yang memadai.
Pencemaran kualitas air
Dampak ini timbul akibat pekerjaan tanah dapat yang menyebabkan erosi tanah
atau pekerjaan konstruksi lainnya yang membuang atau mengalirkan limbah ke
badan air sehingga kadar pencemaran di air tesebut meningkat.
Indikator dampak dapat dilihat dari warna dan bau air di bagian hilir kegiatan serta
hasil analisis kegiatan air/mutu air serta adanya keluhan masyarakat.
Upaya penanganan dampak ini dapat dilakukan antara lain :
1. Pembuatan kolam pengendap sementara, sebelum air dari lokasi kegiatan
dialirkan ke badan air.
2. Metode pelaksanaan konstruksi yang memadai.
3. Mengelola limbah yang baik dari kegiatan base camp dan bengkel.
Kerusakan prasarana jalan dan fasilitas umum
Dampak ini timbul akibat pekerjaan pengangkutan tanah dan material bangunan
yang melalui jalan umum, serta pembersihan dan pematangan lahan serta
pekerjaan tanah yang berada disekitar prasarana dan utilitas umum tersebut.
Indikator dampak dapat dilihat dari kerusakan prasarana jalan dan utilitas umum
yang dapat mengganggu berfungsinya utilitas umum tersebut, serta keluhan
masyarakat disekitar lokasi kegiatan.
Upaya penanganan dampak yang timbul tersebut antara lain dengan cara :
1. Memperbaiki dengan segera prasarana jalan dan utilitas umum yang rusak.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 223


MUHAMMAD NUSRAN-2022

2. Memindahkan labih dahulu utilitas umum yang terdapat dilokasi kegiatan


ketempat yang aman.

Gangguan Lalu Lintas


Dampak ini timbul akibat pekerjaan pengangkutan tanah dan material bangunan
serta pelaksanaan pekerjaan yang terletak disekitar/berada di tepi prasarana
jalan umum, yang lalu lintasnya tidak boleh terhenti oleh pekerjaan konstruksi.
Indikator dampak dapat dilihat dari adanya kemacetan lalulintas di sekitar lokasi
kegiatan dan tanggapan negatif dari masyarakat disekitarnya.
Upaya penanganan dampak tersebut dapat dilakukan antara lain :
1. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang baik dengan memberi prioritas pada
kelancaran arus lalulintas.
2. Pengaturan waktu pengangkutan tanah dan material bangunan pada saat
tidak jam sibuk.
3. Pembuatan rambu lalulintas dan pengaturan lalulintas di sekitar lokasi
kegiatan.
4. Menggunakan metode konstruksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan
setempat.
Berkurangnya keaneka-ragaman flora dan fauna
Dampak ini timbul akibat pekerjaan pembersihan dan pematangan lahan serta
pekerjaan tanah terutama pada lokasi-lokasi yang mempunyai kondisi biologi
yang masih alami, seperti hutan.
Indikator dampal dapat dilihat dari jenis dan jumlah tanaman yang ditebang,
khususnya jenis-jenis tanaman langka dan dilindungi serta adanya reaksi
masyarakat.
Upaya penanganan dampak tersebut dapat dilakukan antara lain :
1. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang memadai.
2. Penanaman kembali jenis-jenis pohon yang ditebang di sekitar lokasi
kegiatan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 224


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Selain dampak primer tersebut diatas masih dampak-dampak sekunder akibat


pekerjaan konstruksi yang perlu mendapat perhatian bagi pelaksana konstruksi,
seperti :
1. Terjadinya interaksi sosial (positif/negatif) antara penduduk setempat dengan
para pekerja pendatang dari luar daerah.
2. Dapat meningkatkan peluang kerja dan kesempatan berusaha pada
masyarakat setempat, serta meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat.
Pengaturan Lalu Lintas di Lingkungan Kegiatan Konstruksi
Sebagaimana diatur dalam spesifikasi pekerjaan jalan, pada pelaksanaan
pekerjaan konstruksi di jalan yang ada, seperti pekerjaan pemeliharaan jalan,
peningkatan jalan atau penggantian jembatan, walaupun diharuskan untuk tidak
mengganggu kelancaran lalu lintas yang ada, namun gangguan terhadap
kelancaran lalu lintas tersebut sering tidak dapat dihindarkan sepenuhnya.
Walaupun tak terhindarkan, namun upaya-upaya memperkecil gangguan
tersebut harus dilakukan oleh pelaksana proyek dengan cara pengaturan lalu
lintas sedemikian rupa sehingga kelancaran dan keamanan lalu lintas tetap
terkendali.
Pengaturan lalu lintas dalam rangka menjaga kelancaran dan keamanan lalu
lintas serta keamanan dan kemudahan penduduk sekitar proyek untuk masuk ke
jalan yang ada tersebut dilakukan dengan menempatkan lampu isyarat, lentera,
kerucut lalu lintas, tiang penghalang, barikade dan rambu-rambu sementara
(berupa rambu perintah arah, rambu peringatan adanya pekerjaan, tanda jalan
menyempit, tanda untuk berhenti atau berjalan) yang akan menjadi petunjuk bagi
pengguna jalan memasuki daerah kerja termasuk membuat jalan atau jembatan
sementara (khusus apabila harus menutup seluruh lajur jalan atau menutup
jembatan yang ada).
Dalam hal tertentu pengaturan lalu lintas dapat dilakukan dengan pengalihan lalu
lintas ke jalan darurat.
Selain terhadap keamanan pengguna jalan, perhatian terhadap pekerja pengatur
lalu lintas juga harus diberikan secara memadai dengan pemberian pakaian dan
peralatan keamanan yang memenuhi aspek keamanan.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 225


MUHAMMAD NUSRAN-2022

Pengaturan lalu lintas juga diperlukan pada pelaksanaan penanganan halangan-


halangan yang terjadi pada jalur lalu lintas yang mengganggu atau menutup lalu
lintas seperti pohon tumbang, longsoran tanah, atau badan jalan terban.
Pada proyek-proyek penanganan jalan yang padat lalu lintasnya terutama pada
jalan-jalan perkotaan, pengaturan lalu lintas ini harus diperhitungkan dengan
cermat sehingga hambatan terhadap kelancaran lalu lintas dapat ditekan sekecil
mungkin. Hal tersebut harus dilakukan dengan perencanaan yang matang
dengan mempertimbangkan volume dan kepadatan lalu lintas pada jam sibuk.
Apabila diperlukan termasuk penyediaan lajur pengganti sesuai lebar dan jumlah
lajur yang ditutup dengan kondisi permukaan jalan yang sama dengan kondisi
permukaan yang digantikannya.
Perlindungan pekerjaan Terhadap Kerusakan Oleh Lalu Lintas
Pelaksanaan pekerjaan proyek harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
pekerjaan tersebut terlindung dari kerusakan oleh lalu lintas umum maupun oleh
konstruksi.
Perhatian khusus harus diberikan terhadap pengaturan lalu lintas pada saat
cuaca buruk (misalnya hujan, badai, angin ribut dls.), pada saat lalu lintas padat
dan pada saat pelaksanaan pekerjaan yang mudah rusak (seperti pengaspalan
dan pengecoran beton semen)
Jalan Alih Darurat (Detour)
Jalan alih darurat yang diperlukan harus memenuhi keperluan lalu lintas yang
ada, terutama berkaitan dengan keselamatan dan kekuatan struktur jalan.
Pengoperasian untuk lalu lintas baru dapat dilakukan apabila alinyemen,
konstruksi, darinase, dan pemasangan rambu lalu lintas telah memenuhi
ketentuan keamanan dan kelancaran lalu lintas serta keselamatan dan
keamanan konstruksi jalan. Selama pengoperasiannya, konstruksi, drainase dan
rambu lalu lintas harus tetap dipelihara sehingga tetap berfungsi.
Peralatan sebagai tanda pengaturan rambu-rambu lalu lintas
Semua jenis peralatan yang digunakan sebagai tanda pengaturan terutama
rambu-rambu lalu lintas harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan lalu lintas. Pengawas lapangan wajib memastikan bahwa semua

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 226


MUHAMMAD NUSRAN-2022

pekerja telah mengetahui fungsi masing-masing peralatan maupun rambu-rambu


yang akan dipasang dan cara penggunaannya dalam rangka menjaga keamanan
pengendara kendaraan dan petugas.
Rambu, Kerucut lalu Lintas (Traffic Cone), Tiang Penghalang, Barikade
(Penghalang) dan Lampu Lalu Lintas
Rambu lalu lintas merupakan alat atau tanda untuk memberikan petunjuk atau
pesan lepada pengguna jalan. Rambu harus tetap dapat berfungsi pada kondisi
cuaca gelap atau pada malam hari (misalnya dengan memAzasang reflektor).
Rambu-rambu yang digunakan untuk pengaturan lalu lintas adalah:
1. Rambu perintah arah;
2. Rambu peringatan adanya pekerjaan;
3. Rambu tanda adanya penyempitan jalan;
4. Rambu tanda untuk berhenti atau jalan.
Kerucut lalu lintas tiang penghalang dipasang untuk pengamanan daerah kerja
terhadap gangguan lalu lintas yang terbuat dari plastik atau kayu dengan warna
yang mencolok (jingga).
Barikade yang terbuat dari kayu atau logam dengan warna latar belakang jingga
dan bergaris merah digunaka untuk menutup jalur lalu lintas untuk tidak dilalui.
Lampu lalu lintas dipasang agar pengemudi awas terhadap adanya pekerjaan
dan mengatur pergerakan lalu lintas.
Lampu lalu lintas terdiri dari:
1. Lampu isyarat berwarna kuning dan dapat berkedip.
2. Lampu pengatur lalu lintas (warna hijau, kuning dan merah).
Bendera dan Petugas Bendera
Bendera digunakan sebagai tanda agar pengemudi berhati-hati karena adanya
pekerjaan dan mengurangi kecepatan kendaraannya. Tugas utama petugas
bendera adalah mengarahkan dan mengatur gerakan lalu lintas sehingga baik
keamanan dan kelancaran lalu lintas maupun keamanan pelaksanaan konstruksi
tidak terganggu.
Petugas bendera harus dilengkapi dengan:

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 227


MUHAMMAD NUSRAN-2022

1. Bendera merah, lampu senter, papan peringatan dan tanda berhenti utnuk
kondisi darurat;
2. Topi helm dan rompi keamanan dengan warna jingga yang memantulkan
cahaya (flourescent);
3. Petunjuk yang jelas tentang prosedur pengaturan lalu lintas.
Petugas bendera harus ditugaskan pada saat lalu lintas sangat padat, jurusan
khusus diperlukan atau pengaturan lalu lintas secara khusus diperlukan, ketika
peralatan atau kendaraan sedang bekerja pada bagian jalan atau sudut kiri jalan,
ketika peralatan atau kendaraan proyek masuk kedalam lajur jalan dari posisi
tidak terlihat pengguna jalan, atau ketika rambu jalan tidak cukup memberikan
peringatan adanya pelaksanaan pekerjaan.
Petugas bendera harus mengetahui dan memahami prosedur pengamanan dan
pengaturan lau lintas tanpa membahayakan dirinya maupun lalu lintas yang
diaturnya.
Beberapa ketentuan mengenai pelaksanaan tugas petugas bendera antara lain:
1. Petugas bendera dilarang beragumentasi dengan pengemudi atau
penumpang kendaraan. Perintah yang diperlukan dilakukan dengan kata-kata
yang sesedikit mungkin.
2. Petugas bendera berdiri di luar lajur yang dipakai lalu lintas yang akan
mendekati daerah kerja.
3. Ketika memberi tanda untuk berhenti, melambatkan kendaraan atau
meneruskan lewat, petugas bendera harus menghadap kearah datangnya
kendaraan.
Penempatan Rambu dan Tanda-tanda lalu Lintas
Penempatan rambu dan tanda-tanda lalu lintas yang tidak tepat akan berakibat
merugikan atau malah membahayakan lalu lintas maupun pekerjaan
penanganan jalan sendiri. Tugas pengawas pelaksanaan pekerjaan adalah untuk
memastikan semua rambu dan tanda lalu lintas dalam rangka pengaturan lalu
lintas telah dipasanga secara tepat sesuai maksud pengaturan itu sendiri.
Penempatan rambu dan peralatan lain dalam rangka pengaturan lalu lintas
adalah sebagai berikut:

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 228


MUHAMMAD NUSRAN-2022

1. Rambu lalu lintas ditempatkan sepanjang daerah pengaruh kerja.


2. Bendera ditempatkan mendekati daerah kerja.
3. Kerucut lalu lintas atau tiang penghalang ditempatkan pada batas daerah
kerja yang cukup aman.
4. Lampu isyarat ditempatkan pada awal dan akhir daerah pengaruh kerja, pada
awal dan akhir daerah kerja.
5. Lampu pengatur lalu lintas ditempatkan pada awal dan akhir daerah kerja.
6. Barikade diletakkan pada awal daerah kerja.
Pelaksanaan Pengaturan
Agar maksud dari pengaturan lalu lintas yakni terselenggaranya keamanan dan
kelancaran lalu lintas dan pekerjaan konstruksi serta keamanan penduduk
sekitarnya tercapai, maka perlu dilakukan pengaturan sebagai berikut:
1. Tentukan luas daerah kerja dan daerah pengaruhnya.
2. Tentukan waktu pelaksanaan yabg baik (siang atau malam) agar sesedikit
mungkin mengganggu lalu lintas.
3. Tentukan lokasi lalu lintas.
4. Untuk daerah kerja dengan volume lalu lintas yang padat, pengaturan lalu
lintas dilakukan dengan perencanaan yang matang, penyiapan pedoman
pelaksanaan pengaturan lalu lintas dan dilaksanakan dengan sesuai
pedoman yang ditentukan serta pengawasan oleh pengawas pel;aksanaan
secara menerus.
5. Atur lalu lintas sambil menyiapkan pemasangan alat pengatur lalu lintas pada
tempat-tempat yang ditentukan.
6. Selama penanganan pekerjaan, ruang milik jalan harus tetap bebas gangguan
bahan konstruksi, kotoran atau bahan buangan lain yang dapat mengganggu
atau membahayakan lalu lintas.
7. Pekerjaan harus tetap dijaga terhadap dipakainya sebagai tempat parkir
kendaran yang tidak mendapatkan izin atau sebagai tempat pedagang kaki
lima.

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 229


MUHAMMAD NUSRAN-2022

SUMBER PUSTAKA

[1] ______, 2013. Penapisan dan screening dalam AMDAL. Link: http://amdal-
puucho.blogspot.com/2013/12/penapisan-screening-amdal.html
[2] Yusuf Al Qaradlawi, Dr. 1997. Fiqih Peradaban : Sunnah Sebagai Paradigma
Ilmu Pengetahuan. Surabaya. Dunia Ilmu. Hal.183
[3] Lihat Kompas, 18 Januari 2001. Hal. 8, 18.
[4] Widi Agus Pratikno, dkk. 1997. Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut.
Yogyakarta. BPFE.
[5] Kedaulatan Rakyat. Minggu, 16 April 2000. Tahun LV Nomor 197.
[6] Republika. Minggu, 23 April 2000. Nomor 103 Tahun Ke-8.
[7] ______. 1999. Visi Pembangunan IPTEK dan Lingkungan Hidup Partai
Keadilan : Kesejahteraan, Kemandirian dan Kesinambungan.
Jakarta. Departemen IPTEK-Lingkungan Hidup.
[8] Abdul Majid bin Aziz Al-Qur'an Zindani (et. Al-Qur'an.). 1997. Mujizat Al-Qur'an
dan As-Sunnah Tentang IPTEK. Jakarta. Gema Insani Press.
[9]_____________,2014.Cara-Pengelolaan-SDA
Link: https://www.scribd.com/doc/87287254/Cara-Pengelolaan-
Sda-amp-Lingkungan-Hidup
[10] ______________, 2013. Dasar-pengelolaan-lingkungan-terpadu
[11] Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
[12] ________________, 2014. Penanganan DampakLingkungan
[13] Undang-Undang No. 4 Tahun 1982.
[14] Kristianto, Philip.2013. Ekologi Industri, edisi kedua, penerbit ANDI,
Yogyakarta
[15] Otto Soemarwoto. 1997. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
Jakarta. Djambatan.
[16] Bruce Mitchell, dkk. 2000. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan.
Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
[17] Soeriatmaja, 2008.Ilmu Lingkungan, UGM Press Yogyakarta
[18] __________, 2013. Ekologi, : http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi
[19] Imam Ahmad, al-Nasa'i, al-Darami, dan Imam al-Hakim meriwayatkan dan
al-Hakim menganggap sahih hadits tersebut dari Abdullah bin Amr
Ra.
[20]__________,2014. Ilmu lingkungan,
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_lingkungan
[21] Moh. Soerjani, dkk. 1987. Lingkungan : Sumberdaya Alam dan
Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta. UI-Press.
[22] Eko Budihardjo, 1997. Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota.
Yogyakarta. Andi Offset.
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan
[23] Selintung, Mary , Achmad Zubair , Fadli Fuadi, 2016. Pengelolaan Sampah
Di Terminal Regional Daya Makassar. Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Hasanuddin, Makassar. Jurnal link:
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/15290 di akses
pada 26 September 2017

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 230


MUHAMMAD NUSRAN-2022

[24] Djaenudin, Mohamad. 2011. Sistem Dinamik: Konsep Sistem dan


Pemodelan untuk Industri & Lingkungan.
http://www.pdii.lipi.go.id/read/2011/05/04/sistem-dinamik-konsep-
sistem-dan-pemodelan-untuk-industri-a-lingkungan.html accessed
date 18 March 2014
[25] Annonimous, 2015. Slide ilmu lingkungan dalam Mata Kuliah Konsep

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 231


MUHAMMAD NUSRAN-2022

MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 232

Anda mungkin juga menyukai