MANAJEMEN
LINGKUNGAN INDUSTRI
( MANAGEMENT OF INDUSTRIAL ENVIRONMENT)
Oleh:
Ir.Muhammad Nusran, S.TP., M.M., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
NIDN: 0912026401
Jabatan: Profesor-Assoc (Lektor kepala)
pada Jurusan Teknik Industri
Penerbit:
YAYASAN BINA INSAN KAMIL
M A K A S S AR – I N D O N E S I A
2022
EDITOR :
Ardi, S.HI., M.H
Penerbit
Yayasan Bina Insan Kamil
Makassar - Indonesia
2022
Penulis :
Ir.Muhammad Nusran,S.TP.,MM.,Ph.D.,IPM., ASEAN Eng.
Editor:
Fulan bin Fulan
ISBN : 978-623-6010-35-8
Penerbit
Yayasan Bina Insan Kamil Makassar – Indonesia
Percetakan:
YAYASAN BINA INSAN KAMIL
Jl. Daeng Regge II No.14
Kelurahan Wala-walaya Kecamatan Tallo Kota Makassar
Email: insanmedia2021@gmail.com
HP. 0812-4295-6256
Cetakan Kedua, April 2022
KATA PENGANTAR
Dekan Fakultas Teknologi Industri UMI
Segala puji bagi Allah Subhana wa ta a’la, Shalawat atas NabiNya Muhammad
shallallahu Alaihi Wa Sallam.
Penerbitan buku Manajemen Lingkungan Industri ini tidak terlepas dari
upaya para dosen di lingkungan FTI UMI untuk memacu kreatifitas dan karya
intelektual dalam mengisi celah ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
menantang ke depannya. Dengan keberadaan buku ini, sangat diharapkan
menjadi sumbangsih bernilai intelektual bagi sharing khazanah dan sumber
referensi. Juga diharapkan menambah wawasan dan cakrawala pandang bagi
pengembangan keilmuan. Semoga buku Manajemen Lingkungan Industri
yang telah hadir ditengah-tengah anda di harapkan dapat lebih mempermudah
proses pembelajaran
Pada akhirnya, atas nama Dekan FTI UMI menghanturkan terima kasih
dan selamat kepada saudara Dr. Muhammad Nusran atas kerja keras dan
sumbangsih dalam karya intelektual ini. Dan kami terus mendorong kepada
saudara dan kepada jajaran dosen lainnya untuk membuat hal yang serupa ini
bagi kebaikan dan kejayaan iptek ke depannya .
PROFIL PENULIS
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah, Rabb yang telah mengajar manusia dengan “qalam”,
mengajarkan apa saja yang tidak diketahui. Shalawat dan salam atas sosok yang
Analisis aspek Syariat juga merupakan tinjauan yang patut diperhatian atas
Semoga buku ini menjadi bermanfaat bagi mahasiswa dan bagi kemaslahatan
kekurangan dan kekeliruan. Akhirnya saran konstruktif senantiasa kami nanti dan
Penyunting
DAFTAR ISI
Cover .................................................................................................................. 1
Halaman Judul .................................................................................................... 2
Kata Sambutan Dekan FTI .............................................................................. 4
Profil Penulis ....................................................................................................... 5
Kata Pengantar ................................................................................................. 6
RPS .................................................................................................................... 9
Kontrak perkuliahan .......................................................................................... 11
BAB 1 EKOLOGIS DAN DASAR-DASAR PENGERTIAN
1.1 Pengertian Ekologi Menurut Para Ahli ...................................................... 18
1.2 Tiga Macam Pengertian Ilmu Lingkungan ................................................. 20
1.3 Azas-Azas Ilmu Lingkungan ..................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KONTRAK PERKULIAHAN
2. Deskripsi Perkuliahan
Mata kuliah ini membahas tentang dasar-dasar manajemen Pemasaran Industri,
aspek yang mempengaruhi pemasaran Industri,
3. Tujuan Instruksional
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), mahasiswa akan
dapat menunjukkan hubungan antara aspek manajemen pemasaran dengan
objek pemasaran Industri
4. Organisasi Materi
Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan.
5. Strategi Perkuliahan
Strategi instruksional yang digunakan pada mata kuliah ini terdiri dari:
a. Urutan kegiatan instruksional berupa: pendahuluan (TIU dan TIK, cakupan
materi pokok bahasan, dan relevansi), penyajian (uraian, contoh, diskusi,
evaluasi), dan penutup (umpan balik, ringkasan materi, petunjuk tindak lanjut,
pemberian tugas di rumah, gambaran singkat tentang materi berikutnya)
b. Metode instruksional menggunakan: metode ceramah, demonstrasi, tanya-
jawab, diskusi kasus, dan penugasan.
• Ceramah berupa penyampaian bahan ajar oleh dosen pengajar dan
penekanan-penekanan pada hal-hal yang penting dan bermanfaat untuk
diterapkan nantinya dalam praktek di lapangan.
• Demonstrasi berupa menunjukkan contoh-contoh yang berkaitan dengan
pokok bahasan.
• Tanya jawab dilakukan sepanjang tatap muka, dengan memberikan
kesempatan mahasiswa untuk memberi pendapat atau pertanyaan tentang
hal-hal yang tidak mereka mengerti atau bertentangan dengan apa yang
mereka pahami sebelumnya.
• Diskusi kasus dilakukan dengan memberikan contoh kasus/kondisi pada
akhir pokok bahasan, mengambil tema yang sedang aktual di masyarakat
dan berkaitan dengan pokok bahasan tersebut, kemudian mengajak
6. Materi/Bacaan Perkuliahan
Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:
1. Manajemen Lingkungan Industri Penulis: Muhammad Nusran, 2022
2. Manajemen Lingkungan Industri Edisi tahun 2016
7. Tugas
Dalam perkuliahan, diberikan beberapa tugas sebagai berikut:
a. Materi perkuliahan sebagaimana disebutkan dalam jadwal perkuliahan harus
sudah dibaca sebelum mengikuti tatap muka. Apabila ada, handout sudah
akan diserahkan pada mahasiswa sebelum hari kuliah.
b. Pretest atau Post-test diberikan pada tiap kali tatap muka untuk menilai
pemahaman mahasiswa dan absensi. Kehadiran pada tatap muka minimal
80%. Apabila tidak diadakan, akan diberikan penugasan.
c. Evaluasi mahasiswa dilakukan dengan mengadakan tes dan tugas Mandiri
diadakan 1 kali, setiap beberapa kali pertemuan, dengan format soal essay.
d. Penugasan sesuai pokok bahasan, yang harus sudah diselesaikan
8. Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria PAP
sebagai berikut:
Nilai dalam huruf Point Rentang skor
A 4,0 80-100
B+ 3,5 75-79
B 3,0 70-74
C+ 2,5 65-69
C 2,0 60-64
D+ 1,5 55-59
D 1,0 50-54
E 0 00-49
9. Jadwal Perkuliahan
Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar dijalankan oleh semua pihak.
Ir.Muhammad Nusran, M.M., Ph.D., IPM., ASEAN Eng Moh. Zaky Zidane
NIDN: 0912026401 NIM:09120200059
Menyetujui,
Ketua Jurusan,
@2022
#01
EKOLOGIS DAN DASAR-DASAR PENGERTIAN
Ilmu lingkungan adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara jasad
hidup termasuk manusia dengan linkungannya dengan melibatkan berbagai
disiplin ilmu untuk menjelaskan (Soeriatmaja) ilmu yang terlibat terhadap ilmu
lingkungan meliputi sosiologi , fisika , kimia, geograpi , metereologi ,hidrologi ,
perhatian , kehutanan , kesehatan masyarakat dsbnya . Yang kemudian setelah
disintetis maka lahirlah ilmu linkungan. Disamping itu ilmu lingkungan
mempelajari masalah linkungan yang ditekankan kepada variable-variabel energi
materi ruang , waktu , dan diversitas (keaneka ragaman). Olehnya itu sifat ilmu
linkungan merupakan perpaduan dari berbagai ilmu murni (Pure science) dan
ilmu terapan (Applied science). Ilmu terapan itu sendiri merupakan ilmu yang
mencoba meramalkan perkiraan (prediction) faktor pengaruh yang terhadap
didalam lingkungan terhadap jasad hidup dengan suatu konsepsi dasar
pengembangan masalah-masalah lingkungan.
Ilmu lingkungan adalah bidang akademik multidisipliner yang mengintegrasikan
ilmu fisika, biologi, kimia, ekologi, ilmu tanah, geologi, sains atmosfer, dan
geografi untuk mempelajari lingkungan, dan solusi dari permasalahan
lingkungan. Ilmu lingkungan menyediakan pendekatan interdisipliner yang
terintegrasi dan kuantitatif untuk mempelajari sistem lingkungan. (Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_lingkungan)
Sedangkan, Ekologi Industri adalah bidang ilmu yang difokuskan pada dua tujuan
utama yaitu peningkatan ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan. Pada
konsep ekologi industri, sistem industri dipandang bukan sebagai suatu sistem
yang terisolasi dari sistem dan lingkungan disekelilingnya, melainkan merupakan
satu kesatuan. Didalam sistem ini dioptimalkan siklus material, dari mulai bahan
mentah hingga menjadi bahan jadi, komponen, produksi dan pembuangan akhir.
Sistem industri dalam ekologi industri ini terkontrol dari proses awal kegiatan
Industri sampai akhir pada pembuangan limbahnya sehingga akan menjadi
sebuah sistem yang berkelanjutan.
Ekologi adalah ilmu yang sangat dasar dan tidak menekankan pada praktek.
Dengan demikian, orang yang belajar ekologi sesungguhnya mempertanyakan
beberapa hal, antara lain:
1. Bagaimana sistem alam bekerja.
2. Bagaimana spesies melakukan proses adaptasi terhadap lingkungan
habitatnya.
3. Hal apa saja yang mereka butuhkan dari lingkungan habitat tersebut untuk
melanggengkan hidupnya.
4. Bagaimana organisme tersebut melakukan pola interaksi.
5. Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara juga energi.
6. Bagaimana organisme tersebut berlaku dalam sebuah populasi
7. Dan masih banyak lagi lainnya.
secara utuh menjadi mata rantai siklus materi dan dan arus energi melalui
komponen komponen ekosistem. (sumber: http://www.google.com/search?ie=UTF-
8&oe=UTF-8&sourceid=navclient&gfns=1&q=ekosistem0
Contohnya:
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-
faktor yang menyebabkannya.
3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Kini para ekolog(orang yang mempelajari ekologi)berfokus kepada
Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim.(Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi)
Menurut Slamet Riyadi, Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik (Inter relationship) antar organisme/kelompok organisme dengan hubungan
secara alamiah melalui suatu tatanan ekosistem . Sedangkan ilmu lingkungan
adalah ilmu yang menerapkan berbagai disiplin ilmu (Ilmu dasar) melalui
pendekatan ekologis terhadap masalah lingkungan. Hidup yang diakibatkan
karena aktifitas manusia disini memperlihatkan bahwa ekologi ditujukan kepada
peranannya sebagai ilmu dasar sedankan ilmu linkungan ditujukan pada terapan
yang pada prinsipnya berpijak pada kaidah-kaidah ekologis, ekosistem dan
kaidah-kaidah.
Menurut soemitro Ekologi adalah ilmu atau pelajaran yang
mempermasalahkan struktur dan proses berlansungnya dunia alami dimana
manusiapun di anggap sebagai bagian dari alami itu sendiri. Sedangkan
lingkungan hidup , meliputi sejumlah kondisi eksteren disekitar organisme yang
ikut secara dekat mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme yang
bersangkutan. Kondisi – kondisi ini secara bersama –sama organisme menjelma
dalam suatu ikatan atau tatanan yang disebut ekosistem .
Kaidah-kaidah ekosistem
a. Bahwa suatu ekosistem itu diatur dikendalikan secara alamiah.
b. Suatu ekosistem mempunyai daya kemampuan yang optimal dalam keadaan
berimbang diatas kemampuan mansanya tidak lagi terkendali yang berakibat
menimbulkan perubahan-perubahan linkungan (krisis lingkungan) yang tidak
lagi berada dalam keadaan lestari bagi kehidupan organisme.
Azas 1 : Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau
ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau
terlepaskan. Energi dapat diubah dari suatu bentuk kebentuk yang lain,
tetapi tidak dapat dihancurkan atau diciptakan.
Azas ini mengandalkan pada hukum thermodinamika 1, yang dinamakan
sebagai hukum kompersi energi . dikemukakan bahwa energy yang berbentuk
mekanis dapat diubah menjadi kalor (panas). Melalui hukum ini dapat dijelaskan
bahwa semua energi yang masuk dalam organisme , populasi atau suatu
ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan atau dilepaskan atau dapat
Matahari
SAMPAH ORGANIK
PEMBUSUKAN
BAHAN MINERAL
MINERALISASI
Siap diserap oleh tumbuhan
Oleh mikroba tanah menjadi bahan
mineral
Materi dan energi adalah sumber alam namun ruang dan waktu hanya
merupakan variable (faktor peubah) dalam perubahan-perubahan lingkungan.
Pengrusakan lingkungan yang dilakukan secara berlebihan dan terdegradasi
secara cepat sulit pengembalian kelestariannya, Bahkan lingkungan sebagai
sumber daya alam tersebut boleh jadi tidak terpulihkan.
Azas 4 : Pemanfaatan ( eksploitasi ) sumber alam hanya dapat dilakukan sampai
pada batas tertentu.Eksploitasi lebih lanjut diatas batas ini justru akan
menurunkan nilai sumbernya pada suatu saat yang tidak lagi dapat diselamatkan.
Azas 5 : Ada dua jenis sumber daya alam dasar, yakni sumber alam yang bila
dieksploitir dengan baik dapat merangsang pertumbuhannya dan sumber alam
yang bila dieksploitir sebaliknya tidak merangsangnya.
Azas 6 : Sumber alam yang terdapat di planet bumi adalah terbatas jumlah dan
ukurannya.
Azas 7: Siklus Bio-geo kimia yang mengsirkulasikan materi yang ada dalam bumi
menggunakan sumber daya alam lewat transformasi energinya. Karena
dalam semua proses sirkulasinya, sistem energi itu sendiri boleh di
katakan kekal.
Azas 8 : Ekosistem alam pada umumnya adalah stabil, gangguan alam terhadap
ekosistem masih dapat mengembalikan kondisi keseimbangan.
Azas 9 : proses sirkulasi energy dari suatu populasi atau ekosistem ke;lain
populasi atau kelain ekosistem berlaku secara alami, dimana sepanjang
terjasinya prose situ akan dibebaskan sebagian energy dalam bentuk
panas yang tidak efisien bagi siklus itu sendiri secara langsung.
Ke-3 siklus tersebut membentuk gabungan siklus yang disebut SIKLUS BIO GEO
KIMIA.
( Lihat gambar berikut ) :
DEKOMPOSISI
Ekskresi
SIKLUS Biosfeba
Respirasi
BIOLOGI
Sintesis
EROSI SEDIMENTASI
SIKLUS
B. HYDROLOGICAL CYCLE
Konsolidasi
Proses Geologis
Gambardan
1 :formasi
Siklus Biogeo kimia ( Harvey and Hallet, 1977 )
bantuan
Salah satu potensi/sumber daya alam yang urgen adalah air. Berkaitan
dengan sejumlah air yang semula terdapat pada tempat tertentu pada waktu lain
berada pada tempat yang lain maka dari sifat fisis air yang mampu mengangkut
berbagai bahan kimia sehingga timbulah istilah pencemaran air dimana air
terkontaminasi oleh bahan kontaminan sehingga dengan kehadiran sejumlah
unsur dalam air akan mengganggu/mencemari sumber-sumber air tersebut.
Karena pentingnya masalah air ini, yang dalam dunia industry merupakan unsur
yang vital maka diperlihatkan pada penyebaran air melalui siklus hidrologi.
ATMOSFIR
Precipitasi Transpirasi
EKOSISTEM
(Hujan) evaporasi
Permukaan bum
Fotosintesis
#02
PENCEMARAN LINGKUNGAN
macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam system, energi, merupakan
kekuatan bagi ekosistem. Ekosistem dapat dibagi menjadi dua: Ekosistem alami
dan ekosistem Buatan
• Sumber daya alam:
Materi, energi ruang, waktu dan keanekaragaman
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (QS Asy Syuura 42:30).
Global Biogeokimia :
Karbon, Nittogen,Air, Zat kimia sintetis, Elemen, Anorganik
Perubahan Iklim:
- Enhenced
- Efek Rumah Kaca
- Aerosol
- Land cover
Penghilangan Diversifikasi Biologis:
- Eksistensi Spesies
- Penghilangan
populasi dalam ekosistem Issue Pencemaran Lingkungan di Indonesia
Conteks Global
Issue :
Integrasi antara sumber daya alam (natural sistem) dan human (artifactural)
system Realitas :
– dalam sistem ”urban” kebutuhan akan energi, air bersih dan makanan dll
selalu meningkat
– akibat dari aktivitas manusia bioakumulasi, limbah, mutagen dll
Apa yang dapat dan harus dilakukan oleh manusia?
Permasalahan
• Dalam sejarah manusia, ekonomi global dan masyarakatnya tidak akan
memungkinkan homogen, pada kenyataannya selalu sangat kompleks. Terdiri
dari berbagai komunitas, unit, sistem , kepentingan, politik dan masyarakat dan
kelompok teknologi yang terdiri dari berbagai tingkat. Sistem dan siklus fisik,
biologis dan kimia juga akan memberikan dampak terhadap sistem ini.•
Terjadinya peningkatan kontaminasi yang diakibatkan oleh aktivitas
manusia di dunia. Tugas teknolog untuk mengelola dunia.
• Kebijakan yang dikeluarkan, umumnya dalam jangka pendek dan difokuskan
pada keinginan tertentu saja.• Hubungan antara manusia, tingkat ekonomi,
kemampuan teknologi
yang sangat berbeda menyebabkan sistem menjadi kompleks
• Evaluasi ekonomi dan efisien ekonomi lingkungan yang sangat berbeda
• Kesadaran dan pemahaman pengelolaan industri dari model linier menuju suatu
sistem dengan daur yang tertutup menyerupai suatu ekosistem Transformasi
tersebut membawa implikasi mendasar dalam memandang sistem industri (Lowe,
1966)
• Operasi industri harus menjamin sistem lingkungan alam
• Prinsip dan dinamika ekosistem merupakan acuan
• Efisiensi bahan bakar dan energi dalam pemanfaatan pemprosesan dan
pendaurulangan akan merupakan keunggulan
• Nilai ekonomi akan dinilai dari daur kehidupan (life cycle assessment)
Tabel 1: Jumlah BOD dan jumlah Coliform dalam sampel kotoran manusia di AS
(~ 800 orang)
PADATAN Satuan 5 hari ;2’c Perkiraan
mg/l perhitungan
Total orang Anorg BOD , mg/l Coliform /100 ml
Total 800 4500 350 200 100*10 9
Suspended 275 175 100 150 50*10 g
Settleable 175 50 125 70 Do*10 g
Non- 100 70 30 80
settleable
Dissolved 525 275 250 50
Sumber : emil T.Chanlef :enviromental protection international student edition Mc. Graw hill,1973
Demikian pula untuk kejelasan dalam proses biological okxydation terlihat pada
gambar berikut:
Air buangan industri (industrial waste water)
Setiap industri yang bersifat mengelola bahan-bahan baku dan membebaskan
limbah kimia, dalam larutan bersama sama denga air disebut sebagai suatu
processing industri.Industri inilah yang akan merupakan pokok masalah dalam
hubungan dengan soal pencemaran setiap processing industri melibatkan
sebagai interdisiplimer.karena masalah yang berkaitan dengan dengan industrial
waste water tidak saja harus diketahui semata mata dari aspek waste water saja,
namun karena diketahui cyclus processingnya .setiap processing industri
m,enpunyai spesifik plan treatment yang kompleks sebagai gambaran sederhana
mengenai spesifisitas dari berbagai processing industrial tertera dibawah ini.
Secara berkelompok menurut pokok-pokok penjelasan dibedakan
beberapa industri untuk perkiraan dapat secara kasar bahan-bahan yang
terdapat dalam limbah industri.
RESPIRASI
PRODUK SO4,PO4
EFFLUENT
200,000 orang bekerja dalam usaha perikanan dan usaha yang terkait di sekitar
laut tersebut. Bertahun-tahun lamanya penduduk disekitar laut tersebut hidup dari
hasil laut Shiranui yang sekurang-kurangnya memakan ikan 500 gram sehari.
Demikian halnya di sungai Agano, Niigata, (kasus kedua penyakit Minamata)
penduduk setempat juga memakan ikan air tawar disana dalam jumlah yang
banyak. Desa Minamata secara resmi dikenal pada tahun 1889, desa ini terletak
di bagian selatan Kumamoto prefecture dan berbatasan langsung dengan
Kagoshima Prefecture. Seiring dengan perkembangan desa dan
pembangunannya, maka pada tahun 1949 Minamata telah berkembang menjadi
sebuah kota. Pertengahan tahun 1908, perusahaan Sogi Electric dan Nippon
Carbide bergabung membentuk Nippon Nitrogen Fertilizer (cikal bakal Chisso
company) yang kemudian beroperasi pertama kali pada tahun 1932 dengan
menggunakan acetaldehid (acetic acid facilities), dan di tahun 1941 memproduksi
vinyl chloride. Di tahun 1950, Nippon Nitrogen Fertilizer menganti nama menjadi
Shin Nippon Chisso Fertilizer Co., Ltd. Chisso berarti nitrogen, dan perusahaan
ini merupakan perusahaan raksasa kimia terbesar di Jepang dan menguasai
pasaran dunia sampai hari ini.( http://ilmatuhyaien.blogdetik.com/2010/10/30/paper-ilmu-
lingkungan/)
Penyakit Minamata atau Sindrom Minamata adalah sindrom kelainan fungsi saraf
yang disebabkan oleh keracunan akut air raksa. Gejala-gejala sindrom ini seperti
kesemutan pada kaki dan tangan, lemas-lemas, penyempitan sudut pandang dan
degradasi kemampuan berbicara dan pendengaran. Pada tingkatan akut, gejala
ini biasanya memburuk disertai dengan kelumpuhan, kegilaan, jatuh koma dan
akhirnya mati. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Minamata)
Kasus di Indonesia di kali berantas surabaya pada tahun 1975, akibat limbah dari
pabrik bumbu masak yang mengakibatkan air sungai jadi amis, kekeruhan yang
tinggi dan air jadi kotor, akibatnya ikan mati air pam jad ikotor sehingga
mengakibatkan keracunan.
PROSES LANJUT
ATMOTSFIR
EMISI CEMARAN
RESEPTOR
PENCEMARAN
PERSYATARAN
Pencemaran Udara
Defenisi “The Enginesres”Joint Council In Air Pollution: Air polution mean
preseance in the out door otmosphere of one or more contaminants such as
dust,fumes,must,otdoor,smoke or vapor in quntities of characterities ,and of
duration such as injurous to human ,plant,or animal life or proferty,or with unrea
soneable interferens with the confortable enjoyment of life and property.
Pencemaran adalah:
Hadirnya unsur lain seperti debu,asap,uap dan lain sebagainya dalam
jumlah /kualitas tertentu dalam waktu lama yang menimbulkan ganguan,yang
berpengaruh terhadap manusia,tanaman dan binatang.
#03
KESEHATAN LINGKUNGAN
DENGAN KONSEP PENDEKATAN EKOLOGIS
ENVI RONMENTAL
HAZARDS
Dari skema tersebut diatas terlihat bahwa aktivitas manusia merupakan sentra
dari kerusakan gangguan lingkungan. Aktivitas manusia adalah subjek dari
keempat faktor tersebut. Life Suppotr, dikaitkan dengan udara, air, makanan dan
perumahan. Mans aktivities, dikaitkan dengan kehidupan dirumah (pola
kehidupan), pekerjaan, transportasi.
Residues and Wastes, dikaitkan dengan bentuk-bentuk fisik dan kimia dari
bahan-bahan buangan (limbah) baik berupa padatan (solid), cairan (liquid) dan
gas. Metode penanggulangannya secara teknologis.
Evironmental Hazards, dikaitkan dengan iplikasi dan dampak baik secara
langsung (direct) maupun secara tidak langsung (indirect) mempengaruhi nilai-
nilai kesehatan. Yang termasuk gangguan ini dapat berupa :
- Biologycal hazard yang mengakibatkan terjadinya suatu proses “over burning”
terhadap binatang, serangga dan sebagainya.
- Chemical hazard berupa luksin, allergen, iritan.
- Fisical hazard berupa vibrasi, radiasi, tekanan, dan kelembaban.
- Psycological hazard berupa strees, ketegangan, tekanan, dan sebagainya.
- Sosiological hazard berupa kepadatan dan segala implikasinya dan
sebagainya.
Dengan masuknya kita dalam stage 4 era public health dimana kesehatan
lingkungan memegang porsi yang sangat besar itu, maka ruang lingkup yang
akan digarap oleh kesehatan lingkungan akan memiliki jangkauan atau sasaran
yang juga berubah luas, sekalipun permasalahan prioritas pada masing-masing
negara berbeda-beda namun pada pola perubahan ekologis sudah dapat
dilakukan pengelompokan sesuai dengan rekomendasi VHO Expert Commettee
tahun 1970 (WHO Technical Report Series No.439/1970), dikenal kerangka
sasaran meliputi :
1. Pengadaan air bersih
2. Pengendalian pencemaran air (Water pollution control) dan pengelolaan air
limbah.
3. Pengelolaan sampah (Solid Waste Management)
4. Pemberantasan vektor (vector controle).
5. Pencagahan dan pengawasan pencemaran tanah oleh faktor lingkungan
biologis.
6. Sanitasi makanan (food Hyegiene).
7. Pengendalian pencemaran udara (controle of air pollution).
8. Pengendalian pencemaran Radiasi (Radiation controle).
9. Kesehatan kerja (accupational health).
10. Pengendalian pencemaran suara (Noise controle).
11. Perbaikan perumahan dan sistem pemukiman (Housing and Settlement).
12. Perencanaan perkotaan dan pembangunan wilayah (urban and Ragional
Planning).
13. Pengembangan aspek kesehatan lingkungan pola ekosistem udara, laut dan
lalu lintas darat.
14. Pencegahan kecelakaan (Accident prevention).
15. Pembinaan lingkungan tempat-tempat rekreasi dan pariwisata.
16. Sanitasi yang dikaitkan dengan epidemi, kedaruratan, bencana alam, migrasi
penduduk dan lain-lain.
Standar ini memuat tentang Nilai Ambang Batas yang meliputi: iklim kerja
(panas), kebisingan, getaran, radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja, digunakan
untuk pedoman pengendalian. Nilai Ambang Batas yang dimaksud dalam standar
ini adalah Nilai Ambang Batas rata-rata tertimbang waktu.
Standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai pedoman pengendalian agar
tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8
jam sehari atau 40 jam seminggu
Sumber : International Standard Organization. Determination of Occupational noise
exposure and estimation of noise induced hearing impairment, Standard 1999.
dapat ditolerir berkisat 10 mg/M3 atau 30 jppkk (jumlah pertikel perkaki kubik)
dengan catatan kadar kwartsnya kurang dari 1%.
- Tanda Karsinogenik perlu dicantumkan bahan kontak dengan cara apapun
tidak dibenarkan.
- Zat atau bahan kimia yang diberikan tanda “Konsentrasi tertinggi
diperkenankan” (KTD) harus diartikan bahwa NAB = KTD.
Pengertian Nilai Ambang Batas merupakan terjemahan dari istilah “Threshold
Limit Value”, sedangkan kadar tertinggi diperkenankan adalah berasal dari
“Maximum Allowence Consentration” (KTD).
Contoh System :
- Grid & Grease Trap System
- Sand Filter
- Sedimentasi dan Gravitasi
- Filterisasi
- Dsb
bahan kimia dalam IPAL rumah sakit nilainya sangat kecil, karena dengan 2
treatment sebelumnya, nilai COD dan BOD biasanya sudah berkurang hingga
masuk Standar Baku Mutu.
Permen LH No. 9 Tahun 2006 tentang : Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha
dan atau Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel.“Terdapat 11 parameter kualitas air
yang harus dipenuhi baku mutunya sebelum air limbah tersebut dapat dibuang
ke badan air.Aturan inilah yang mengikat setiap perusahaan maupun instansi lain
dalam hal penanganan limbah cair dari suatu kegiatan usaha yang dapat
berdampak langsung terhadap lingkungan sekitar maupun mahkluk hidup. Oleh
karena itu PT.VAlE Indonesia Tbk,Membangun sebuah water treatment untuk
melengkapi water treatment yang telah ada sebelumnya, yang diberi nama:
Lamella Gravity Settler (LGS)
Permasalahan
Saat ini PT Vale telah menerapkan beberapa teknik dalam pengelolaan air limbah
yaitu dengan penambahan ferro sulfat untuk mereduksi Cr dan membangun
sedimen pond untuk menurunkan TSS. Namun demikian PT. Vale Indonesia
masih sering menghadapi beberapa masalah terutama untuk parameter TSS dan
Cr total. Selama tahun 2011, terjadi beberapa kali loncatan (spike) nilai TSS dan
Cr total yang diakibatkan oleh adanya curah hujan yang tinggi. Dalam tahun
2013-2014 PT Vale telah melakukan pembangunan beberapa pond tambahan
dan perluasan beberapa kolam pengendapan untuk menghindari terjadinya spike
ini melalui project ‘Mine Effluent Improvement’. Pengelolaan limbah Cr dan TSS
saat ini dengan sistem konvensional yaitu kolam pengendapan biasa sudah
memadai untuk memenuhi baku mutu, namun pembangunan LGS ini adalah
inisiatif PT.Vale sebagai kepedulian terhadap lingkungan dan upaya untuk lebih
di atas baku yang telah ditetapkan pemerintah.
Pengenalan Sistem
Lamella Gravity Settler (LGS) adalah teknologi yang direkomendasikan oleh
BPPT dalam rangka pengelolaan air limpasan tambang dan air limbah pabrik
pengolahan/process plant.
Secara umum LGS dibagi 3 proses:
1. Koagulasi: adalah proses pertama. Yaitu proses untuk mendestabilisasi
partikel koloid/suspensi sehingga terbentuk inti flok. Dalam proses ini
ditambahkan koagulan yaitu Ferro sulfat.
2. Flokulasi: Proses ini menggabungkan inti-inti flok menjadi flok ukuran besar
agar mudah mengendap. Dalam proses ini ditambahkan flokulan yaitu
Clariflog.
3. Pengendapan: Flok-flok besar diharapkan mengendap di kolam ini. Proses
ini dibantu dengan “bilah-bilah lamella” (tube settler) dengan kemiringan 60
derajat.
LGS (Tampak atas)
Skema aliran
Pencampuran Flokulan
Mencampur flokulan dengan perbandingan 1000 liter air bersih : 1 kg flokulan.
Mencampur ini HARUS dengan air bersih. Posisi air harus dibawah tangga 1.
Bubuk ditabur pelan-pelan, jangan sampai menggumpal.
4. Flow utama lebih dari 3600 m3/h, water gate terbuka 4ea
Water gate tertutup jika:
1. Flow turun kurang dari 3500 m3/h, tertutup 1ea, sisa 3ea buka
2. Flow turun kurang dari 2300 m3/h, tertutup 1ea, sisa 2ea buka
3. Flow turun kurang dari 1100 m3/h, tertutup 1ea, sisa 1ea buka
#04
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Pengertian AMDAL
Pada dasarnya, sebelum adanya AMDAL, ketika melakukan pembangunan
sudah memerhatikan keberlangsungan dari lingkungan hidup yang tercantum di
dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pokok-Pokok Pengolahan
Lingkungan Hidup. Di dalam Undang-Undang tersebut ada banyak sekali tentang
pengelolaan lingkungan hidup, sumber daya alam, sumber daya buatan, dan lain-
lain.
Seiring dengan perkembangan zaman, Undang-Undang tentang pengelolaan
lingkungan hidup juga turut berkembang. Indonesia membuat suatu Peraturan
Pemerintah yang di mana di dalam Peraturan tersebut dijelaskan pengertian
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986, AMDAL adalah hasil
studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Dengan adanya
Peraturan Pemerintah tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sudah seharusnya
bagi mereka yang ingin melakukan pembangunan harus memerhatikan kondisi
lingkungan hidup apakah bisa rusak atau malah bisa berkembang.
Sekitar 7 tahun kemudian, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986
mengalami perbaikan, sehingga muncul Peraturan Pemerintah baru, yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. Pada PP ini, Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 66
MUHAMMAD NUSRAN-2022
dijelaskan secara lebih lengkap atau bisa dikatakan bahwa ada beberapa
pengertian AMDAL, seperti AMDAL kegiatan multisektor, AMDAL kawasan, dan
AMDAL regional. Bahkan PP ini, juga menjelaskan tentang instansi yang
bertanggung jawab atas AMDAL dan komisi AMDAL.
Adapun instansi yang dimaksud berdasarkan PP tersebut adalah Menteri atau
Pimpinan lembaga non departemen berfungsi untuk melakukan sebuah
perencanaan usaha atau kegiatan yang bersangkutan. Selain itu, Gubernur
Kepala daerah Tingkat I berfungsi untuk memberikan pengawasan terhadap
kegiatan atau usaha yang ada di bawah wewenangnya.
Berdasarkan PP Nomor 51 Tahun 1993, AMDAL kegiatan terpadu atau
multisektoral adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan
yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan
hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi.
AMDAL lingkungan kawasan adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha
atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu
kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instansi yang
bertanggung jawab.
Sementara itu, masih dalam PP yang sama, AMDAL regional adalah hasil studi
mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekonomi sistem zona rencana
pengembangan wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah dan
melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), AMDAL adalah penilaian dampak
positif dan negatif dari perencanaan sebuah proyek (pembangunan) yang
melingkupi aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.
DAMPAK AKTIVITAS
alamiyah
Dapat besifat : kimia
fisika
biologi
Misal: semburan asap beracun dari kawah sinila di dieng adalah aktivitas alam
bersifat kimia,aceng gondok = aktiviats alam biologi. Penelitian dampak dilkukan
karena adanya rencana aktivitas manusia dalam pembangunan seperti : matinya
lebah, ikan dan katak karena semprotan pestisida ( dampak ) atau efek samping.
Dampak bias bersifat : biosfisik social ekonomi serta budaya. ANDAL lahir
dengan Undang-undang Lingkungan Hidup di AS Tahun 1969 dengan NEPA
(National Environment Policy Act).
NEPA 1969 sebagai hasil dari reaksi terhadap kerusakan lingkungan oleh
aktivitas manusia yang tinggi. Seperti tercermahkan lingkungan dengan pestisida
, limbah industry, dan trasportasi. Rusaknya habitat tumbuhan dan hewan
langkah,serta menurunya nilai estetika alam. Sebagai contoh : di Los Angeles
terganngu oleh asap kabut ( asbut ) yang disebut : SMOG ( smoke + fog ) yang
berdampak pada kesehatan dan merusak tanaman asbut dari gas limbah
kendaraan dan pabrik yang mengalami :
ozon
FOTOOKSIDASI peroksidanitrat (PAN)
Netrogenoksidasi
Mempertimbangkan
dampak lingkungan
seminimum mungkin
ANDAL
Pembangunan berwawasan
lingkungan
Hakekatnya
Ekologi pembangunan
permasalahan ekologi
Tergantung pada
Ekonomi Negara berkembang sumber daya alam
(SDA)
Bioproductive system
(pertnian,kehutanan
dan perikanan)
SDA
Bio productive
sistem
Degradasi
Gambar 28. Dampak komsusmi Pangan
Pada Negara berkembang, kayu untuk bahan bakar 100 juta orang
Tahun 2030 habis dibakar alternatif lain ?
BATUBARA
Sebagai energy alternatif
Konsumsi energy: 13 x
Negara Industri Negara Berkembang
MENIKMATI
SDA ENERGI
Kerusakan Lingkungan
(Unrenewable)
Long Term Effect
tak terpulihkan
- Pemisahan pemukiman
- Ekosistem sungai berubah
- Penyebaran penyakit
NUKLIR SAFETY WASTE DISPOSAL
biologi, fisika, kimia atu juga budaya. Jadi, AMDAL ini tidak hanya berfokus di
lingkungan hidup saja namun juga komponen lainnya yang terlibat.
AMDAL ini mempunyai banyak sekali fungsi, dibawah ini merupakan beberapa
diantaranya sebagai berikut :
1. Membantu proses pengambilan keputusan mengenai kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan
2. Memberi masukan di dalam penyusunan disain rinci teknis dari rencana
dan/atau kegiatan
3. Memberi masukan di dalam pemantauan lingkungan hidup dan juga
penyusunan rencana pengelolaan
4. Memberi informasi bagi masyarakat atas adanya dampak yang muncul
dari rencana usaha dan juga kegiatan
5. Awal dari rekomendasi mengenai izin usaha
6. Sebagai Scientific Document serta Legal Document
7. Izin Kelayakan Lingkungan
8. Bahan perencanaan pembangunan wilayah
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 76
MUHAMMAD NUSRAN-2022
Tujuan AMDAL
beberapa fungsi AMDAL diantaranya sebagai berikut:
1. Sebagai acuan di dalam mengambil keputusan tentang kelayakan sebuah
rencana usaha atau juga kegiatan terhadap lingkungan hidup.
2. Sebagai masukan di dalam menyusun desain teknis dari suatu rencana
serta kegiatan.
3. Sebagai masukan di dalam menyusun rencana pengelolaan serta
pemantauan lingkungan hidup.
4. Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai dampak yang mungkin itu
terjadi dari rencana usaha atau juga kegiatan.
5. Sebagai acuan atau rekomendasi ijin usaha/ kegiatan.
6. Sebagai dokumen ilmiah dan dokumen legal.
7. Sebagai bahan dalam proses perencanaan pembangunan suatu wilayah.
Beberapa dasar hukum serta peraturan yang dibuat tentang amdal, namun untuk
saat ini sudah tidak berlaku lagi. Dasar hukum itu diantaranya sebagai berikut :
1. Peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1999 tentang amdal.
2. Keputusan mentri negara danjuga lingkungan hidup No 8 thn 2006 tentang
pedoman penyusunan amdal.
3. Keputusan mentri negara danjuga lingkungan hidup No 11 thn 2006
tentang jenis rencana usaha, serta juga segala jenis kegiatan atau aktivitas
yang wajib dilengkapi dengan amdal.
Beberapa peraturan menteri lingkungan hidup, diantaranya ialah sebagai berikut
:
1. Peraturan menteri negara lingkungan hidup RI No 16 thn 2012, tentang
pedoman penyusunan lingkungan hidup.
2. Peraturan menteri negara lingkungan hidup RI No 05 thn 2012, tentang
jenis rencana usaha serta suatu kegiatan atau aktivitas yang wajib memiliki
amdal.
Manfaat AMDAL
Komponen AMDAL
Prosedur Amdal
Prosedur amdal ini biasanya terdiri dari beberapa poin, diantaranya sebagai
berikut :
1. Proses penapisan atau screening atau wajib amdal
Proses penapisan pada amdal (proses seleksi wajib amdal) ini merupakan suatu
proses di dalam menentukan, apakah rencana kegiatan atau aktivitas ini wajib
menyusun amdal atau juga tidak. Di indonesia, proses penapisan tersebut
biasanya dilakukan dengan sistem penapisan hanya 1 langkah saja.
Ketentuan di dalam suatu rencana kegiatan atau aktivitas yang perlu menyusun
dokumen amdal atau juga tidak, dapat atau bisa dilihat dari keputusan Menteri
Negara LH nomor 17 tahun 2001 mengenai jenis rencana usaha atau kegiatan
yang memang wajib untuk dilengkapi dengan adanya amdal.
Yang menjadi bahan pertimbangan di dalam penapisan biasanya mengacu
kepada dasar pertimbangan, di suatu kegiatan atau aktivitas di dalam menjadi
wajib amdal di dalam Keputusan Mentri Negara LH nomor 17 tahun 2001. Yang
isinya meliputi :
1. Keputusan BAPEDAL nomor 064 tahun 1994 mengenai pedoman pada
dampak penting, yang mengulas mengenai ukuran dari dampak penting
di dalam suatu kegiatan.
2. Referensi internasional yang isinya tentang aktivitas atau kegiatan wajib
amdal yang telah / sudah diterapkan oleh beberapa negara.
3. Ketidakpastian di dalam kemampuan teknologi yang telah atau sudah
tersedia untuk menanggulangi dampak negatif, merupakan hal yang juga
penting.
4. Beberapa studi yang telah atau sudah dilakukan oleh perguruan tinggi
yang di dalamnya ada hubungannya dengan wajib amdal.
5. Adanya masukan serta atau usulan dari segala macam sektor teknis yang
terkait.
2. Proses pengumuman
Segala rencana aktivitas yang dilakukan sertajuga diwajibkan didalammembuat
amdal, maka akan wajib untuk kemudian mengumumkan segala sesuatu rencana
kegiatannya tersebut kepada masyarakat dari sebelum pemrakarsa itu dengan
melakukan penyusunan amdal. Pengumuman tersebutharus dilakukan oleh
instansi yang bertanggung jawab dan juga oleh pemrakarsa aktivitas/kegiatan.
Tata cara danjuga bentuk pengumuman serta tata cara didalam penyampaian
pendapat, saran, serta juga tanggapan itu harus diatur didalam Keputusan
Kepala BAPEDAL NO 08 thn 2000. Yang isinya mengenai keterlibatan
masyarakat dan juga keterbukaan informasi di dalam proses amdal.
CONTOH AMDAL
Terdapat banyak contoh dari kasus amdal di Indonesia, misalnya ialah seperti
kasus TPA, Bantar Gebang, Bekasi. Yang apabila disusun di dalam bentuk amdal
itu akan menjadi seperti berikut ini :
#05
ENERGI TERBARUKAN
* M = 𝜎 T4
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 91
MUHAMMAD NUSRAN-2022
Diketahui :
𝜆 0 = 1012 A
Hitung E (ev) ….. ?
1,2419 1,2419
E (ev) = = 1000000000000 = 1,2419 . 1012
𝜆
Penyelesaian :
ℎ.1 𝑁𝑢.𝑘
Nu = -→ h =
𝑘 𝐿
𝜌𝑉𝐿
Nu = a.F.Reˣ.Prʸ --- > Re = Pada tabel III di dapat
𝜇
I T = 273°K (udara)
I 𝜌 = 1,293
I K = 2,44 . 10ˉ²
I Pr = 10,715
𝜌𝑉𝐿
I Jadi,Re = .
𝜇
1,293 × 3 ×0,2
I = 1,72 .10⁴
I = 4,15 . 10⁴
X = m = 0,5
Y = n = 0,33
F=1
𝑁𝑢.𝐾
a. h= 𝐿
126,66 ×2,44 .10ˉ²
= 0,2
= 15,45 ᵂ/m°K
𝑄𝑠
b.∆𝑇 = − ℎ.𝑠 ---- > Qs = h.S.∆𝑇
Dimana : h = 15,45ᵂ/m°K
s = 2 X 1 = 2 m²
Qs = 300 W
300
Jadi,≥ ∆𝑇 = 15,45 ×2
= 9,71°K
c.Kesetimbangan termik
Qs . S . S𝜎Tk⁴ = S𝜎Ti
Qs + 𝜎Tk⁴ = 𝜎Ti⁴
𝜎Ti⁴ = Qs + 𝜎Tk⁴
𝑄𝑠+ 𝜎𝑇𝑘⁴
Ti⁴ = 𝜎
300
= + (315)⁴
5,67 .10ˉ⁸
(iii) Sebagai aplikasi dari efek rumahkaca sebuah selinder terjadi sirkulasi air
panas dan dingin , jika diketahui panas 300 w menimpa selinder sehinga terjadi
Temp di Atm --->
Kaca 2 (Te)
Kaca 1 (Ti)
///////////////////////////////// Bahan penyerap (Bp)
Hitam
Formulasi :
*Bahan penyedap Q terima = Q pancar
SQs + S𝜎𝑇𝑖⁴ = S𝜎𝑇𝐵𝑝⁴
*Untuk kaca 1 Q terima = Q pancar
S𝜎𝑇𝐵𝑝⁴ + S𝜎𝑇𝑒⁴ = 2S𝜎𝑇𝑖⁴
*Untuk kaca 2 Q terima = Q pancar
S𝜎𝑇𝑖⁴ = S𝜎𝑇𝑒⁴
Dari tiga persamaan diatas maka dapat dihitung
- TBp Dimana :
- Ti S = Luasan permukaan (m²)
- Te Q = Energi flux (ᵂ/m²)
𝜎 = Konstanta = 5,67 . 10ˉ⁸ ᵂ/m² . K⁴
Contoh Soal :
(i) Suatu alat penangkap energi surya di rancang secara sederhana
berbentuk bak ukuran 6x2 m². Bak d rancang tegak lurus dengan bidang
horizontal.
Pada bak dibagian bawah diberi isolasi,kemudian permukaan
Jawaban:
Diketahui : A = S = p.l = 6x2 = 12 m²
GI = 0,6 kw/m² = 600 w/m²
𝜎 = 5,67 . 10ˉ⁸ w/m² . K⁴
Ditanya : a. Tk = ...?
b. Ti = ...?
c. Te =....?
Analisys: pada bak terjari proses pemanasan akibat efek rumah kaca sinar
surya
Kesetimbangan pada kaca.
Q pancar = Q serap
Q1 = Q2
𝑄𝑆 6000
Ti = = = 320,75 oK
𝛾 5.67.10−8
Fluida dingin
Fluida panas
Hitunglah :
a.massa air yang tersirkulasi.
b.kecepatan sirkulasi fluida air ?
aplikasi teknologi sederhana berwawasan lingkungan
jawaban:
Dik : Q =300 W
AT=10°K
Cp=1 BTU/1b°F
P=1,0 gr/cmᵌ=10¯ᵌ kg/mᵌ
R= 3cm =0,03m
Dit: a. m (massa) = ..... ?
b. V(kecepatan)=....?
jawaban dan Analisis:
Q=m Cp AT
a. m= Q
Cp. AT
= 300
1 x 10 .
= 30 kg air.
b. m= V.SP. P ---> V = m ------>Sp =π²
Sp.P =π (0,03)²
=2,826.10ᵌ
=- 3Ɔ
2,826.10ᵌ.10.-ᵌ
= 30 jika dik r & L maka Sp= 2πRL
2,8226
= 10,63 m/det
Keterangan simbol-simbol:
TK = temperatur kollektor (penyerap panas)
Ti=temperatur pada kaca *1
Te=temperatur pada kaca 2
#06
METODOLOGI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
c. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha
dan/atau kegiatan
d. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
e. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari
suatu rencana usaha dan atau kegiatan
f. Awal dari rekomendasi tentang izin usaha
g. Sebagai Scientific Document dan Legal Document
h. Izin Kelayakan Lingkungan
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan
1. Metode Penapisan
Penapisan
Bertujuan memilah proyek pembangunan yang perlu AMDAL dan tidak
Metode penapisan
➢ Dengan uraian
➢ Dengan daftar positif → cenderung lebih mudah
Langkah penapisan
➢ Satu tahap ( dengan daftar positif)
➢ Dua tahap
Daftar positif
Daftar perubahan dan dampak yang dapat diakibatkan oleh pembangunan
Bila proyek masuk daftar positif → butuh AMDAL
Contoh daftar positif → daftar FEARO
➢ Memuat dampak yang dapat diakibatkan proyek dengan kriteria
✓ Prevalensi
✓ Lama dan frekuensi
✓ Risiko
✓ Nilai penting
✓ penanggulangan
2. SKOPING/PELINGKUPAN
Bertujuan membatasi penelitian AMDAL pada hal penting untuk
pengambilan keputusan
Metode identifikasi hal penting ( disebut juga bidang kepedulian penting)
harus mencakup :
➢ Mendapat informasi dari sumber informasi
➢ Membangkitkan partisipasi masyarakat
➢ Identifikasi hal penting dari faktor ilmiah, teknis
Metode Identifikasi Hal penting
Telaah uraian proyek dan penelitian lapangan daerah rproyek
Telaah literatur
Literatur ilmiah
➢ GBHN, rencana pembangunan lokal
➢ Perkembangan informasi dll
4.ANDAL
Kriteria dampak penting
➢ Jumlah penduduk yang terkena dampak lingkungan
➢ Luas wilayah persebaran dampak lingkungan
➢ Lamanya dampak lingkungan berlangsung
➢ Intensitas dampak lingkungan
➢ Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak lingkungan
➢ Sifat kumulatif dampak lingkungan
➢ Reversibilitas /irreversibilitas akibat dampak lingkungan.
5.Penyusunan RPL dan RKL
Pengelolaan Lingkungan terdiri atas
➢ Pengelolaan dampak
➢ Pemantauan dampak
Penanganan dampak
➢ Metode sesuai dampak yang ditangani
➢ Pemantauan dampak
➢ Audit lingkungan → hasil RPL dan RKL yang disempurnakan
6.Pelaporan dan penilaian AMDAL
Dasar hukum
➢ UU Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
➢ PP Nomor 27 tahun 1999 tentang AMDAL
➢ Kep. MENLH Nomor 03 tahun 2001 tentang Rencana Usaha dan atau
kegiatan Wajib AMDAL
Kelengkapan dokumen AMDAL
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-
ANDAL)
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Penilaian AMDAL
Prosedur
Surat permohonan penilaian KA-ANDAL oleh pemrakarsa kegiatan
Rapat komisi AMDAL dan keputusan tentang penilaian KA-ANDAL
Surat permohonan penilaian ANDAL oleh pemrakarsa
Rapat komisi AMDAL dan keputusan tentang penilaian ANDAL, RKL dan
RPL
6.4 Penapisan
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL
adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib
menyusun AMDAL atau tidak.
Penapisan bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus
dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Langkah ini sangat
penting bagi pemrakarsa untuk dapat mengetahui sedini mungkin apakah
proyeknya akan terkena AMDAL. Hal ini berkenaan dengan perencanaan biaya
dan waktu.
Seperti yang terdapat pada pasal 16 undang-undang No. 4 tahun 1982, hanya
rencana proyek yang diprakirakan akan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan saja yang diwajibkan untuk dilengkapi dengan AMDAL. Dengan
penapisan ini diharapkan kepedulian kita terhadap lingkungan tidak akan
mengakibatkan bertambahnya waktu, tenaga dan biaya yang berlebihan yang
diperlukan untuk pembangunan.
Dalam garis besarnya, metode penapisan dapat dibagi dalam dua kelompok,
yaitu metode bertahap dan metode satu langkah.
Rancangan kajian
ANDAL itulah yang dikenal sebagai “lingkup studi ANDAL” dan merupakanhasil
proses pelingkupan. Dengan kata lain, pelingkupan bertujuan untukmerancang
kajian ANDAL agar menjadi kajian yang tepat sasaran dan untukmembatasi
penelitian AMDAL pada hal yang penting untuk pengambilankeputusan.Pada
umumnya, sebuah rancangan kajian ilmiah harus menjawabpertanyaan Apa yang
dikaji? Dimana dan kapan kajian dilakukan? Bagaimanakajian akan dilakukan?
Siapa saja yang terlibat dalam kajian? Oleh karena itu,rancangan suatu kajian
ANDAL harus meliputi :-
-Fokus kajian, terutama dampak-dampak penting yang diperkirakanakan terjadi-
-Lokasi dimana kajian akan dilakukan-
-Kapan kajian akan dilakukan-
Metode studi dan tenaga ahli apa saja yang akan dilibatkandalam
kajianRancangan kajian ANDAL yang baik akan memberi manfaat tambahan
bagipelaksanaan AMDAL, yaitu dalam hal pemakaian biaya, tenaga, dan
waktusecara efektif dan efisien. Pada akhir proses Pelingkupan akan
dihasilkansejumlah pernyataan yang membentuk rancangan kajian ANDAL,
yaitu: Pernyataan - pernyataan tentang dampak yang akan dikaji dalamANDAL,
dikenal dengan sebutan “dampak penting hipotetik”. Dampak -dampak ini,
berdasarkan hipotesa (dugaan awal), diperkirakan akanterjadi dan memerlukan
kajian yang mendalam untuk membuktikandugaan tersebut.Penentuan lokasi
dan waktu kajian ANDAL yang menggambarkanwilayah-wilayah dimana
kajian terhadap dugaan dampak akan dilakukanserta faktor waktu yang berkaitan
dengan kajian dampak.
Kedua hasil pelingkupan di atas kemudian dipakai untuk
menentukanmetodologi studi serta tenaga ahli yang akan dilibatkan dalam
ANDAL. Untukmelaksanakan proses pelingkupan, Peraturan Menteri Negara
LingkunganHidup Nomor 8 Tahun 2006 memaparkan sejumlah langkah kerja
dalambentuk tata - laksana. Gambar berikut menunjukkan alur proses
pelingkupansesuai dengan aturan pemerintah, khususnya Permen LH
08/2006.Gambar : Proses Pelingkupan Sesuai Permen LH 08/2006 Seluruh
langkah kerja ini didasari oleh suatu proses berpikir yang baku dalamdunia
penelitian ilmiah, yaitu bagaimana merancang suatu kajian. Denganmemahami
esensi dari setiap langkah kerja maka tidak sulit untuk memahamiapa yang perlu
dilakukan pada setiap langkah kerja.
Tabel berikut menjabarkan input dan output dari masing-masing tahap padatabel
yang diatas.
Tabel 7 : Input Dan Output Untuk Setiap Tahapan Proses Pelingkupan
Alat bantu yang paling mudah dan sering digunakan dalam penelitian
iniadalah kombinasi matriks dengan bagan alir. Matriks digunakan
untukmenunjukkan interaksi antara komponen kegiatan dengan
komponenlingkungan hidup di lokasi kegiatan. Identifikasi interaksi tersebut
diikutidengan penyusunan bagan alir yang menunjukkan urut-urutan
(sequence)kejadian dampak. Dengan bagan alir ini diperoleh gambaran tentang
dampakmana yang terjadi lebih dahulu (primer) serta dampak-dampak
turunannya(sekunder, tersier, dan sebagainya). Urutan ini akan menjadi
bermanfaat padasaat mengidentifikasi dampak yang akan dikelola dan
pendekatan pengelolaan.
menentukan dampak yang akan dikajidalam ANDAL, yang paling penting adalah
bahwa, dalam dokumen KA-ANDAL,dicantumkan penjelasan tentang kriteria
yang dipakai untuk memilih sertaalasan suatu dampak dianggap penting atau
tidak. Dengan demikian, prosesevaluasi dampak potensial dapat dipertahankan
secara ilmiah. Penjelasan ininantinya juga akan bermanfaat bagi pihak penilai
dokumen KA-ANDAL sertauntuk tim pelaksana kajian ANDAL yang harus
memahami betul hipotesa yangdipakai untuk merancang kajian ANDAL.
2. Pemantauan Lingkungan
Ketika perusahaan menerapkan perundangan lingkungan dan program
lingkungan (seperti AMDAL, ISO 14001, PROPER dan lain-lain) maka
pemantauan lingkungan penting dilakukan untuk tujuan spesifik antara lain:
Memenuhi persyaratan internal dan eksternal, bahan untuk perancangan,
pengendalian proses, pembuktian dalam proses hukum, penelitian dll. Agar hasil
pemantauan -baik yang dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal
perusahaan- tersebut dapat dipertanggungjawabkan objektivitas dan validasinya
maka pemantauan haruslah dilakukan dengan prinsip, teknik, sumber daya
manusia yang kompeten dan prosedur yang benar dengan memperhatikan tujuan
pemantauan, baku mutu lingkungan, sampling (prosedur, teknik, lokasi
pengambilan dan penanganan), satuan-satuan dalam pemantauan dHasil
pemantauan seperti inilah yang dapat digunakan untuk melihat kesesuaian
(compliance) antara kinerja lingkungan perusahaan dengan peraturan yang
berlaku dan untuk mengukur kinerja program lingkungan, sehingga dapat
ditentukan tindak lanjut dan perbaikan yang perlu dilakukan oleh perusahaan.
Hasil pemantauan ini digunakan untuk membuat laporan lingkungan baik
mandatory (laporan 3 bulanan ke Pemda) maupun yang voluntary (laporan
tahunan ke publik). Disamping itu juga dapat digunakan sebagai bukti hukum
dalam menghadapi complaint dan tuntutan dari stakeholders lingkungan
(pemerintah, LSM, masyarakat, asuransi, dll).
Satu hal yang perlu untuk ditekankan adalah penataan kawasan industri
berbasis ekologi ini bukan semata-mata memperhatikan aspek ekonomi dan
#07
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN DI INDONESIA
(masyarakat, pemerintah dan dunia usaha), sedangkan dari segi teknis adalah
ketentuan teknis (teknologi, pendanaan, pengawasan, dan peran serta
masyarakat) dan pengaturan sanksi baik adminstrasi maupun pidana (Dyayadi,
2008: 213).
kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan
mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya.
Limbah organik dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi
bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).
Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan,
jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.
Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan,
jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga
lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat
beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan
sisanya anorganik.
• Limbah Anorganik
Limbah anorganik adalah limbah yang tidak bisa diuraikan oleh proses
biologi. Limbah ini tidak dapat diuraikan oleh organisme detrivor atau dapat
diuraikan tetapi dalam jangka waktu yang lama. Limbah ini tidak dapat
membusuk, oleh karena itu dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang
laku dijual untuk dijadikan produk lainnya.
Limbah anorganik yang dapat di daur ulang, antara lain adalah plastik,
logam, dan kaca. Namun, limbah yang dapat didaur ulang tersebut harus diolah
terlebih dahulu dengan cara sanitary landfill, pembakaran (incineration), atau
penghancuran (pulverisation).
Akibat dari limbah seperti ini (plastik,styrofoam, dll) adalah menumpuk semakin
banyak dan menjadi polutan pada tanah misalnya, selain menggangu
pemandangan.
Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik,
zat-zat tersebut adalah :
– Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal
dari kegiatan pertambangan dan industri.
– Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji
logam dan bahan bakar fosil.
Ada pula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti botol
plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium.
Terminal regional adalah unsur dari tata ruang kota dan salah satu
prasarana transpotasi jalan yang merupakan titik simpul sistem transportasi.
Aktifitas sebuah terminal tidak lepas dari masalah kebersihan, dari aktifitasnya
terminal akan memproduksi sampah. Hal ini dapat kita amati dari aktifitas para
pengunjung atau penumpang yang akan bepergian. Sudah jelas para pengunjung
yang menunggu waktu keberangkatannya akan menghasilkan atau membawa
sampah dari luar terminal dan membuangnya di area terminal. Tidak hanya
pengunjung, orang-orang yang berjualan dan bekerja di kawasan terminal sudah
pasti menghasilkan atau memproduksi sampah. Oleh karena itu, penelitian ini
akan membahas tentang pengelolaan persampahan di Terminal Regional Daya
Makassar sebagai lokasi terpilih. Ada beberapa alasan mengapa Terminal
Regional Daya dipilih sebagai lokasi penelitian, diantaranya karena jumlah
pengunjung yang mengalami penurunan, merupakan salah satu terminal yang
sudah lama beroperasi, dan lokasinya yang dianggap cukup strategis. Tentunya
hal tersebut cukup memberi andil dalam produksi jumlah timbulan sampah pada
terminal.
Adapun tujuan dari penelitian ini meliputi:
1. Untuk menghitung volume sampah dan mengetahui komposisi dari sampah
sebagai dasar perencanaan pengelolaan sampah.
2. Untuk menganalisis sistem manajemen dan operasional persampahan yang
meliputi sistem pewadahan/pemilahan, pengumpulan dan pengangkutan.
3. Untuk mengoptimalkan pelayanan pengelolaan persampahan khususnya
teknik operasional serta prospek pengembangan persampahan di Terminal
Regional Daya Makassar.
Dengan batasan penelitian berupa:
1. Daerah penelitian hanya membahas Terminal Regional Daya Kota Makassar.
2. Menganalisis volume, komposisi dari timbulan sampah pada Terminal
Regional Daya Kota Makassar.
3. Mengetahui teknik operasional pengelolaan sampah di Terminal Regional
Daya Makassar.
VT(n)=P(n).S
Dimana:
VT(n) = Volume timbulan sampah pada n tahun
(m3/hari)
P(n) = Jumlah pengunjung pada n tahun
(orang)
S = Jumlah timbulan sampah per hari
(m3/orang/hari)
Sumber: Tinjauan sistem pengelolaan persampahan di Kelurahan Pulubala Kota Gorontalo (Sulaeman dan
Pranatha, Dion Eka. 2008).
Laju volume timbulan sampah ini perlu kita ketahui karena menyangkut pada
penentuan pola kegiatan operasional sesuai standar operasi yang ada dan
tingkat kebutuhan sarana dan prasarana persampahan.
Alur penelitian
Proses penelitian diawali dengan pemahaman literature kemudian dilanjutkan
dengan pelaksanaan survei lapangan dan pengumpulan data primer dan
sekunder dari lapangan. Hasil yang diperoleh kemudian di analisa sebelum
perumusan kesimpulan dan saran sebagai penutup.
Tahapan penelitian
Tahapan pengerjaan pengambilan dan pengukuran sampel :
1. Menentukan lokasi pengambilan sampel.
2. Menentukan jumlah tenaga pelaksana yaitu 2 orang.
3. Menyiapkan peralatan
4. Melaksanakan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah
sebagai berikut :
a) Mengambil contoh sampel sampah dari tempat pembuangan sementara
(TPS).
b) Semua sampah yang telah diambil dari tempat pembuangan sementara,
kemudian dikumpulkan.
c) Mengukur berat sampel dengan menggunakan timbangan.
d) Menghentakkan sampel = 3 kali untuk mengukur volume sampel.
5. Menghitung komposisi sampah sebagai berikut :
a) Setelah mengukur volume, sampah dikeluarkan dari dalam kantong
plastik.
b) Dari sampel tersebut, sampah dipilah sesuai dengan kategori yaitu
sampah plastik, kertas/karton, botol, sisa makanan, kaleng, serta
kaca/botol kaca.
c) Mengukur berat dari tiap sampel yang telah dipilah terlebih dahulu.
1. Manajemen Persampahan
Manajemen persampahan pada Terminal Daya dapat ditinjau dari sumber
sampah dan sistem pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pihak pengelola
terminal.
Sumber sampah
Pada Terminal Daya terdapat beberapa fasilitas penunjang seperti kantor
pengelola terminal, loket, masjid, kios, pos polisi, kantin, bengkel, parkiran bus,
dan area keberangkatan/area kedatangan. Seluruh fasilitas penunjang tersebut
menjadi lokasi sumber sampah. Adapun pelaku penghasil sampah adalah
masyarakat yang melakukan aktivitas dan pola pergerakan pada terminal yaitu
pengunjung atau penumpang dan pihak pengelola terminal. Jenis sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat pada tiap fasilitas penunjang sebagian besar tidak
sama. Berikut jenis sampah yang ditinjau berdasarkan lokasi sumber sampah.
gerobak sampah dan kontainer. Dari ketiga jenis wadah sampah tersebut tong
sampah merupakan wadah dominan yang terdapat di kawasan terminal. Hal ini
dikarenakan persebaran tong sampah terletak menyebar diseluruh kawasan
terminal. Tong sampah ini berfungsi sebagai wadah utama penampung sampah
dari produsen sampah yaitu masyarakat setempat. Mayoritas tong sampah
tersebut berupa tong sampah permanen, namun masih terdapat tong sampah
yang bersifat non-permanen yang dapat dipindahtempatkan.
Tong sampah yang terdapat di kawasan terminal daya ini sudah mengalami
pemisahan tempat buangan berdasarkan jenis sampah yang dihasilkan yaitu
sampah organik dan sampah anorganik.
Berbeda dengan tong sampah yang terletak di beberapa sudut terminal
yang dengan kondisi permanen maupun non-permanen, gerobak sampah
seluruhnya bersifat non-permanen karena merupakan alat yang digunakan
sebagai pengangkut sampah dari tong sampah ke kontainer (TPS). Adapun
jumlah gerobak sampah yang tersedia di terminal guna melayani jasa
pengangkutan sampah berjumlah 3 unit.
Sedangkan kontainer (TPS) hanya tersedia 1 unit pada kawasan terminal.
Kontainer ini berfungsi sebagai wadah penampung seluruh sampah yang
terdapat di kawasan terminal. Dengan kata lain, kontainer ini merupakan wadah
penampungan sampah akhir dalam skala lokal kawasan terminal.
b. Pengumpulan
Sistem pengumpulan sampah pada kawasan terminal daya ini dilakukan dengan
dua cara yaitu secara tidak langsung dan secara komunal. Pengumpulan sampah
secara tidak langsung yaitu metode pengumpulan sampah yang menggunakan
gerobak sampah. Sedangkan pengumpulan sampah secara komunal dilakukan
oleh masyarakat itu sendiri, dimana sampah yang dihasilkan langsung dibuang
ke tong sampah yang telah tersedia.
c. Pemindahan
Proses pemindahan sampah dilakukan dengan menggunakan gerobak sampah
dari lokasi persebaran tong sampah menuju kontainer (TPS) selaku wadah
penampungan sampah akhir dalam skala lokal kawasan terminal. Penggunaan
gerobak sampah ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan
sampah. Proses pemindahan sampah ini dilakukan dengan memperhatikan
kondisi sampah dalam tong sampah. Proses pemindahan dilakukan apabila
kondisi tong sampah dalam keadaan penuh. Sehingga terkadang jadwal
pemindahan sampah tidak menentu, bergantung pada kondisi volume sampah
pada tiap tong sampah yang menyebar pada kawasan terminal.
Adapun jarak pemindahan sampah ini sejauh ± 200 meter dihitung dari
rata-rata jarak terdekat dan jarak terjauh antara tong sampah dengan lokasi
kontainer. Sehingga dalam proses pemindahannya tidak mengalami kendala dari
segi jarak pengangkutan.
d. Pengangkutan
Proses pengangkutan sampah yang terjadi dalam lingkup kawasan
terminal hanya dilakukan dengan menggunakan gerobak sampah yang dilakukan
oleh petugas kebersihan setempat. Jadwal pengangkutan sampah tidak menentu
karena menunggu hingga kondisi tong sampah telah terisi penuh. Akan tetapi,
sebagian besar pengangkutan sampah dilakukan satu kali dalam sehari. Adapun
biaya operasional yang dikeluarkan untuk upah bagi petugas kebersihan adalah
sebesar Rp.25.000,- per hari per orang. Biaya tersebut dikeluarkan oleh pihak
pengelola terminal sebagai biaya operasional kebersihan terminal. Jumlah
petugas kebersihan yang bekerja mengumpulkan sampah di kawasan terminal
daya berjumlah 15 orang. Jadi, total biaya operasional yang dikeluarkan pihak
pengelola terminal untuk jasa kebersihan terminal tiap harinya adalah sebesar
Rp.375.000,- per hari untuk semua petugas kebersihan. Rute pengangkutan
sampah meliputi semua lokasi tong sampah yang tersebar diseluruh kawasan
terminal yang kemudian akan dibawa ke kontainer (TPS) untuk selanjutnya di
bawa oleh truk sampah ke TPA Tamangapa. Jenis truk yang digunakan dalam
dari luar, dan ada pula pengunjung yang datang dan menghasilkan sampah di
terminal tersebut.
Adapun untuk mengetahui berapa jumlah timbulan sampah yang
dihasilkan tersebut, maka dilakukan sampling secara acak sederhana selama 8
hari berturut-turut yaitu pada tanggal 24 November 2014 - 1 Desember 2014.
Sampling yang dilakukan` ini dengan cara mengambil sampel dari container
tempat penampungan sementara sampah yang merupakan pusat penampungan
sebelum sampah diangkut ke TPA. Dengan berdasarkan atas SNI 19-3964-1994
“Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah dan komposisi
sampah perkotaan”. Dari keseluruhan volume sampah yang dihasilkan diambil
sampel sebesar 10% dari total yang ada. Hasil pengukuran timbulan sampah
yang dihasilkan oleh Terminal Regional Daya Makassar dapat dilihat dalam tabel
1 sebagai berikut.
1 Senin 5,168
2 Selasa 5,814
3 Rabu 7,106
4 Kamis 7,752
5 Jumat 6,46
6 Sabtu 8,398
7 Minggu 7,752
8 Senin 5,814
Jumlah 54,264
Rata – rata 6,783
Sumber : Pengolahan Data 2015
Dari tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa massa jenis terbesar adalah bahan-
bahan sisa makanan sebesar 333,3 kg/m³ dan yang terkecil adalah dari jenis
botol PET sebesar 60 kg/m³. Sedangkan bahan lainnya yaitu plastik sebesar
66,67 kg/m³, kertas sebesar 108,3 kg/m³ botol kaca sebesar 177,42 kg/m³, dan
kaleng dengan 104,9 kg/m³. Sedangkan untuk massa jenis kayu tidak
dimasukkan didalam perhitungan karena kuantitasnya sangat sedikit dan tidak
berpengaruh besar terhadap volume sampah.
Berdasarkan hasil massa jenis yang telah diperoleh maka secara tidak
langsung kita dapat menghitung persentase rata-rata volume sampah
berdasarkan penyusunnya. Dengan mengetahui persentase tersebut kita dapat
menghitung seberapa besar volume sampah yang dapat di-recycle.
Plastik
33%
Kertas/ Tissue
46%
Botol Kaca
Kaleng
Hal ini dimaksudkan agar sampah yang akan dibuang nantinya dapat
dikurangi dan dengan adanya proses pengolahan ini juga dapat memberikan
keuntungan bagi pihak pengelola Terminal Regional Daya Makassar.
Keuntungan yang dimaksud adalah hasil pengolahan proses composting yang
berupa pupuk kompos dapat dijual ataupun digunakan sendiri untuk kebutuhan
pertamanan, sedangkan hasil dari proses recycling berupa botol plastik ,botol
kaca, serta kertas dapat dijual.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh dari analisis perhitungan dan
observasi serta wawancara yang telah dilakukan dalam penyusunan skripsi ini,
maka penulis menarik kesimpulan, sebagai berikut :
1. Jumlah total timbulan sampah Terminal Regional Daya Kota Makassar sebesar
6783 liter/hari. Komposisi sampah organik sebesar 4,5%, sedangkan
komposisi sampah anorganik berupa kertas sebesar 33,1%, botol PET sebesar
13,2%, botol kaca sebesar 2,4%, plastik sebesar 45,9%, dan kaleng/besi
sebesar 1,9%.
2. Manajemen pengolahan persampahan pada Terminal Regional Daya Kota
Makassar sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari peran serta pelaku kebersihan
yang tidak hanya berasal dari pengelola terminal melainkan dibantu oleh pihak
petugas kebersihan terminal yang melakukan pengumpulan sampah disetiap
tempat sampah yang tersebar diseluruh terminal, kemudian diangkut
menggunakan gerobak sampah menuju Tempat Pembuangan Sementara
(TPS). Dalam proses pengangkutan sampah menuju TPS terjadi proses
permilahan sampah untuk didaur-ulang atau dijual ke pengepul sampah oleh
pihak petugas kebersihan.
3. Dalam mengoptimalkan pelayanan pengelolaan persampahan diperlukan
integrasi yang baik antara pihak pengelola terminal dan pihak petugas
kebersihan, serta ditunjang dengan keberadaan prasarana persampahan yang
memadai di Terminal Regional Daya Kota Makassar. Sedangkan untuk
prospek pengembangan persampahan di Terminal Regional Daya Makassar
diupayakan penerapan program 3R (reuse, reduce dan recycle) dapat
dilakukan dalam menunjang tingkat kebersihan dan kenyamanan pengunjung
terminal.
apabila pihak terminal ingin menambah fasilitas maupun sarana yang ada di
terminal tersebut.
3. Sebagai upaya mengantisipasi terjadinya timbulan sampah yang berlebih
pada TPS, maka sebaiknya dilakukan penambahan unit kontainer sampah
menjadi 2 unit. Hal ini sebagai upaya pemenuhan wadah timbulan sampah yang
memadai.
2. RW 002-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 180 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 164 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 240 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 53 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr =212 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 70 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 280 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 59 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 236 kg
Jadi, jumlah sampah yang dihasilkan oleh RW 02 = 1.312 kg/hari
3. RW 03
Jumlah RT 8
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 140 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 160 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 59 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 177 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 70 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 296 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 150 kg
- RT 008 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 kg
Jadi, jumlah sampah yang dihasilkan di RW 03 = 1.253 kg/hari
4. RW 004-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 53 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 106 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 72 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 144 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 62 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 124 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 90 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 180 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 38 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 76 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 51 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 102 kg
Jadi jumlah sampah di RW 04 = 732 kg/hari
5. RW 05-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 150 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 65 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 195 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 60 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 120 kg
- Jadi jumlah sampah di RW 05 = 735 kg/hari
Total sampah keseluruhan di Kelurahan Belopa Utara = 4,986 kg/hari
2. RW 02 - Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 70 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 54 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 60 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =80 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 52 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 104 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 62 kg
Jadi jumlah sampah di RW 02 = 430 kg/hari
3. RW 03 - Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 160 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 136 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 200 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 46 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr =184 kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 155
MUHAMMAD NUSRAN-2022
4. RW 004 - Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 72 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 135 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 42 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 126 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 102 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 38 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 114 kg
Jadi jumlah sampah di RW 04 = 549 kg/hari
5. RW 004-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 33 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 132 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 200 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 79 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 316 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 164 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 80 kg
Jadi jumlah sampah di RW 05 = 1,012 kg/hari
Total sampah di kelurahan Handil Bakti = 3,389 kg/hari
2. RW 02 (Jumlah RT 7)
3. RW 03 - Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 135 Kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 156
MUHAMMAD NUSRAN-2022
4. RW 04-Jumlah RT
- RT 001 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 110 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 135 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 74 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 60 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 39 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 78 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 72 kg
Jumlah sampah di RW 04 = 529 kg/hari
5. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 57 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 228 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 46 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 184 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 28 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 112 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 264 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 59 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 265 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 51 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 236 kg
Jumlah sampah di RW 04 = 1,289 kg/hari
Jadi total sampah di kelurahan kamanre = 3,981 kg/hari
2. RW 02-Jumlah RT 7
- RT 001 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 80 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 58 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 116 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 46 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =120 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 110 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =80 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 108 kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 157
MUHAMMAD NUSRAN-2022
3. RW 03-Jumlah RT 06
- RT 001 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 216 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 100 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 46 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 184 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 100 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 220kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah perKK 4 Kg/hr =144 kg
Jumlah sampah di RW 03 = 964 kg/hari
4. RW 04-Jumlah RT 7
- RT 001 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 111 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 22 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 66 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 29 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 87 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 48 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 144 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 69 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 33 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 99 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan RW 04 = 681 kg/hari
Jadi, total sampah yang ada di kelurahan Bunga eja = 2,968 kg/hari
- Kelurahan Bambalamotu-Jumlah RW 6
1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 100 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 90 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 56 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 112 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 60 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 190 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 120 kg
Jumlah sampah di RW 01 = 672 kg/hari
2.RW 02-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 123 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 19 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 57 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 60 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 38 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 114 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 29 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 87Kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 kg
- Jumlah sampah di RW 02 = 531 kg/hari
3. RW 03-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 26 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 104 kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 96 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 22 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 88 kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 158
MUHAMMAD NUSRAN-2022
4. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 33 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 66 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 70 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 46 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 92 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 100 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 70 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 29 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 58 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 456 kg/hari
5. RW 05-Jumlah RT 7
- RT 001 dengan jumlah KK = 16 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 64 kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 136 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 22 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 88 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 28 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 112 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 46 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 184 kg
- RT 006dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 216 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 62 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 248 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 948 kg/hari
b. Kecamatan Sarudu
- Kelurahan cilallang
Jumlah RW ada 5
1. RW 01-Jumlah RT 8
- RT 001 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 108 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 75 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 123 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 38 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 114 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 26 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =78 kg
- RT 008 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 150 kg
Jadi jumlah sampah yang di hasilkan di RW 01 = 843 kg/hari
2. RW 02-Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 165 Kg
3. RW 03-Jumlah RT 7
- RT 001 dengan jumlah KK = 18 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 72 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 108 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 140 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 49 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 196 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 216 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 240 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 kg
Jadi, jumlah sampah yang dihasilkan di RW 03 = 1,092 kg/hari
4. RW 004-Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 53 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 106 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 72 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 144 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 62 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 124 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 90 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 180 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 56 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 112 kg
Jadi jumlah sampah di RW 04 = 666 kg/hari
5. RW 05-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 160 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 216 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 43 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 172 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 80 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 200 kg
Jadi jumlah sampah di RW 05 = 948 kg/hari
Total sampah keseluruhan di Kelurahan cillallang= 4, 377 kg/hari
2. RW 02-Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 18 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 54 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 72 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 20 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =81 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 52 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 156 kg
Jadi jumlah sampah di RW 02 = 383 kg/hari
3. RW 03-Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 15 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 60 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 64 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 256 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr =264 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 39 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 156 kg
Jadi jumlah sampah di RW 03 = 856 kg/hari
4. RW 004-Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 102 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 22 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 66 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 96 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 150 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 48 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 144 kg
Jadi jumlah sampah di RW 04 = 558 kg/hari
5. RW 004-Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 44 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 176 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 43 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 172 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 160 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 164 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 180 kg
2. RW 02-Jumlah RT 7
- RT 001 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 69 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 26 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 78 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 135 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 31 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 93 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 198 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 135 kg
Jumlah sampah yang di hasilkan di RW 02 = 708 kg/hari
3. RW 03-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 40 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 18 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 36 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 26 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 52 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 15 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =30 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 46 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 65 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 130 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan di RW 03 = 334 kg/hari
4. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 4Kg/hr = 80 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 21 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 84 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 92 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 100 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 29 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 116 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128kg
Jumlah sampah di RW 04 = 600 kg/hari
5. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 56 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 168 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 165 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 33 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 99 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 162 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 102 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 111 kg
Jumlah sampah di RW 04 = 807 kg/hari
Jadi total sampah di kelurahan Riwang = 3,011 kg/hari
- Kelurahan Libani-Jumlah RW 5
1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 120 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 57 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 114 Kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 2Kg/hr = 80 kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 162
MUHAMMAD NUSRAN-2022
2. RW 02-Jumlah RT 7
- RT 001 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 75 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 108 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 102 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =75 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 38 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 114 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =120 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 21 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 63 kg
Jumlah sampah RW 02 = 657 kg/hari
3. RW 03-Jumlah RT 06
- RT 001 dengan jumlah KK = 17 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 68 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 108 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 29 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 116 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah perKK 4 Kg/hr =92 kg
Jumlah sampah di RW 03 = 632 kg/hari
4. RW 04-Jumlah RT 5
- RT 001 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 120 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 111 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 120kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 180 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 165 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan RW 04 = 696 kg/hari
5.RW 05-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 46 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 70 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 48 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 56 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =112 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 80 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 19 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 38 kg
Jumlah sampah di RW 03 = 394 kg/hari
Jadi, total sampah yang ada di kelurahan Libani = 2,925 kg/hari
- Kelurahan waituo-Jumlah RW 6
1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 50 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 100 Kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 163
MUHAMMAD NUSRAN-2022
2. RW 02-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 60 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 102 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 76 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 228 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 81 Kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 18 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 54 kg
- Jumlah sampah di RW 02 = 615 kg/hari
3. RW 03
- RT 001 dengan jumlah KK = 16 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 64 kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 96 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 136 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 144 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 14 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 56 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 42 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 168 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 792 kg/hari
4. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =75 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 16 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 48 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 15 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 45 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 26 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 78 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 426 kg/hari
5. RW 05-Jumlah RT 7
- RT 001 dengan jumlah KK = 76 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 152 kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 14 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 28 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 72 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 144 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 48 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 16 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 32 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 84 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 168 kg
- RT 007 dengan jumlah KK = 12 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 24 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 596 kg/hari
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 164
MUHAMMAD NUSRAN-2022
C. Kecamatan Baras
- Kelurahan Bua-Jumlah RW ada 6
1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 120 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 70 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 140 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 90 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 110 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 64 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 128 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 108 kg
Jadi jumlah sampah yang di hasilkan di RW 01 = 696 kg/hari
2. RW 02-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 111 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =75 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 81 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 kg
Jadi, jumlah sampah yang dihasilkan oleh RW 02 = 552 kg/hari
3. RW 03-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 80 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 96 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 180 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 29 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 116 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 264 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 52 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 208 kg
Jadi, jumlah sampah yang dihasilkan di RW 03 = 944 kg/hari
4. RW 004-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 63 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 126 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 52 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 104 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 82 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 164 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 70 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 140 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 58 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 116 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 71 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 142 kg
Jadi jumlah sampah di RW 04 = 792 kg/hari
5. RW 05-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 105 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 135 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 75 kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 165
MUHAMMAD NUSRAN-2022
- Kelurahan Bailing
-Jumlah RW ada 5
1. RW 01-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 108 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 22 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 88 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 80 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 19 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr =76 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 160 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 39 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 156 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan di RW 01 = 668 kg/hari
2. RW 02-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 60 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 60 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 60 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =64 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 64 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 90 kg
Jadi jumlah sampah di RW 02 = 398 kg/hari
3. RW 03-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 60 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 120 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 74 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 148 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 83 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 166 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 73 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =146 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 65 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 130 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 110 kg
Jadi jumlah sampah di RW 03 = 820 kg/hari
4. RW 004-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 92 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 42 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 168 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 160 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 28 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 112 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 51 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 204 kg
Jadi jumlah sampah di RW 04 = 864 kg/hari
5. RW 004-Jumlah RT 9
- RT 001 dengan jumlah KK = 44 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 176 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 100 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 28 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 112 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 31 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 124 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 53 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 212 kg
Jadi jumlah sampah di RW 05 = 852 kg/hari
Total sampah di kelurahan Bailing = 3,602 kg/hari
2. RW 02-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 63 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 126 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 53 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 106 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 45 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 90 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 71 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 142 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 132 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 85 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 170 kg
Jumlah sampah yang di hasilkan di RW 02 = 766 kg/hari
3. RW 03-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 162 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 60 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 108 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 49 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =147 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 56 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 168 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 83 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 249 kg
Jumlah sampah yang dihasilkan di RW 03 = 894 kg/hari
4. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 44 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 132 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 72 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 39 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 117 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 65 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 195 Kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 167
MUHAMMAD NUSRAN-2022
5. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 37 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 74 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 59 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 118 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 48 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 96 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 132 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 66 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 132kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 90 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 180 kg
Jumlah sampah di RW 04 = 732 kg/hari
Jadi total sampah di kelurahan Mawa = 2,845 kg/hari
2. RW 02-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 48 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 38 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 76 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 43 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 86 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 15 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 30 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 72 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =60 kg
Jumlah sampah RW 02 = 370 kg/hari
3. RW 03-Jumlah RT 06
- RT 001 dengan jumlah KK = 19 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 76 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 35 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 140 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 160 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 120 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 25 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 100 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 29 dan rata-rata sampah perKK 4 Kg/hr =116 kg
Jumlah sampah di RW 03 = 560 kg/hari
4. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 44 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 132 Kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 168
MUHAMMAD NUSRAN-2022
5.RW 05-Jumlah RT 8
- RT 001 dengan jumlah KK = 73 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 219 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 65 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 195 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 54 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 162 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 56 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =168 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 40 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 120 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 98 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr =392 kg
- RT 007dengan jumlah KK = 81 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 243 kg
- RT 008 dengan jumlah KK = 41 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 123 kg
Jumlah sampah di RW 03 = 1,622 kg/hari
Jadi, total sampah yang ada di kelurahan simpang pasir = 3,993 kg/hari
2. RW 02-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 30 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 90 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 20 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 60 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 31 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 93 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 76 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 228 kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 27 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 81 Kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 18 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 54 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 588 kg/hari
3. RW 03-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 16 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 64 kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 24 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 96 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 128 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 34 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 136 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 4 Kg/hr = 144 kg
MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI 169
MUHAMMAD NUSRAN-2022
4. RW 04-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 65 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 130 Kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 55 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr =110 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 87 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 168 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 90 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 180Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 47 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 94 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 76 dan rata-rata sampah per KK 2 Kg/hr = 152 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 834 kg/hari
5. RW 05-Jumlah RT 6
- RT 001 dengan jumlah KK = 36 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 108 kg
- RT 002 dengan jumlah KK = 28 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 84 kg
- RT 003 dengan jumlah KK = 52 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 156 kg
- RT 004 dengan jumlah KK = 44 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 132 Kg
- RT 005 dengan jumlah KK = 32 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 96 kg
- RT 006 dengan jumlah KK = 23 dan rata-rata sampah per KK 3 Kg/hr = 69 kg
Jumlah sampah di RW 02 = 645 kg/hari
Jadi, total sampah di kelurahan bantuas = 3,469 kg/hari
Kesimpulan
1. Metode penanggulangan sampah
Upaya penggulangan sampah adalah usaha yang dilakukan melalui
kegiatan penanganan sampah yang berkesinambungan dan sistematsi oleh
pemerintah daerah khususnya dinas kebersihan dan pertamanan kota Palopo
serta partisipasi seluruh masyarakat agar dapat mewujudkan kota palu yang
bersih, sehat, nyaman dan asri. Dalam proses penanganan sampah yang meliputi
beberapa tahap mulai dari pemilihan pengumpulan, pengangkutan, pengolahan
hingga pemprosessan akhir sampah oleh dinas kebersihan sampah dan
pertamanan kota Palopo. Diantara tahapan-tahapan tersebut yang belum
berjalan secara maksimal adalah tahapan pengolahan sampah di Palopo saat ini
serta kurangnya anggaran yang dimiliki oleh dinas kebersihan. Selain itu kegiatan
pemprosesan akhir sampah saat ini kegiatan masih dilakukan secara open
dumping yaitu sampah dibongkar dari truk ke bibir jurang kemudian di dorong
dengan traktor sedangkan peraturan yang baru mengharuskan menggunakan
sistem sanitary lan lahan pembuangan akhir sampah saat ini masih minim, hanya
berada di TPA sambutan menggunakan sanitary landfill sedangkan di TPA Loa
bakung dan bukit pinang masih menggunakan sistem open dumping.
Persoalan yang mendesak dan sulit untuk diatasi pada masyarakat di kota besar
adalah rantai distribusi yang terlalu panjang dan pola TPA yang sentralisasi, di
mana jika satu unit mengatasi masalah, maka seluruh sistem akan terganggu.
Puluhan miliar dikeluarkan oleh pemerintah provinsi hanya untuk menangani
sampah. Konsep rencana pengelolaan sampah perlu dengan tujuan untuk
mengembangkan suatu sistem pengelolaan sampah yang modern, dapat
diaandalkan dan efisien dengan teknologi yang ramah lingkungan.
Pendekatan yang digunakan dalam konsep rencana pengelolaan sampah ini
adalah ‘’meningkatkan sistem pengelolaan sampah yang dapat memenuhi
tuntutan dalam paradigma baru pengelolaan sampah’’. Hal ini penting karena
pada hakikatnya pada timbunan sampah itu kadang-kadang masih mengandung
komponen-komponen yang sangat berguna dan memiliki nilai ekonomi tinggi
namun karena tercampur secara acak maka nilai ekonominya hilang dan bahkan
sebaliknya malah menimbulkan bencana yang dapat membahayakan lngkungan
hidup.
Sistem manajemen persampahan yang dikembangkan harus merupakan sistem
manajemen yang berbasis pada masyarakat yang dimulai dari pengelolaan
sampah di tingkat rumah tangga. Setiap rumah tangga memisahkan sampah
mereka kedalam tiga tempat tong sampah. Masing-masing didisi oleh sampah
organik, anorganik yang dapat didaur ulang seperti: gelas, plastik, kertas dan
sebagainya. Sampah plastik dikumpulkan kemudian dikirim ke industri yang
#08
DALIL NAQLI & AQLI
TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
Hadist Nabi: barang siapa diantara orang Islam yang menanam tanaman maka
hasilnya yang dimakan akan menjadi sedekahnya, dan hasil tanaman yang dicuri
akan menjadi sedekah. Dan tidaklah seseorang pun mendermakan tanamannya,
maka akan menjadi sedekahnya sampai hari kiamat (HR Muslim)
Ingat beberapa statemen dalam Islam: Rasul melarang menggunakan air wudhu
secara boros, dilarang kencing pada air yang tidak mengalir, kerusakan alam ini
disebabkan ulah tangan manusia, mubazir adalah teman syaitan. Kalau seandai
esok akan kiamat dan anda mempunyai sebuah biji tanaman, maka tanamlah.
Pokok-pokok Materi
1. Jenis-jenis lingkungan yang vital dalam pandangan Islam (air, udara, dan
tanah)
2. Al-qur-an dan Sunnah lingkungan
3. Hemat dalam menggunakan sumber daya alam dalam pandangan Islam
4. Kerusakan alam karena ulah manusia
5. Diskusi pemecahan atas problematika lingkungan hidup
Pendidikan yang baru dan termasuk paling penting pada masa sekarang ialah
pendidikan lingkungan. Pendidikan tersebut berkaitan dengan pengetahuan
lingkungan di sekitar manusia dan menjaga berbagai unsurnya yang dapat
mendatangkan ancaman kehancuran, pencemaran, atau perusakan.
Pendidikan lingkungan telah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para
sahabatnya. Abu Darda' ra. pernah menjelaskan bahwa di tempat belajar yang
diasuh oleh Rasulullah SAW telah diajarkan tentang pentingnya bercocok tanam
dan menanam pepohonan serta pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus
menjadi kebun yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang
besar di sisi Allah SWT dan bekerja untuk memakmurkan bumi adalah termasuk
ibadah kepada Allah SWT.
Pendidikan lingkungan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW berdasarkan wahyu,
sehingga banyak kita jumpai ayat-ayat ilmiah Al-Qur'an dan As Sunnah yang
membahas tentang lingkungan. Pesan-pesan Al-Qur'an mengenai lingkungan
sangat jelas dan prospektif. Ada beberapa tentang lingkungan dalam Al-Qur'an,
antara lain : lingkungan sebagai suatu sistem, tanggung jawab manusia untuk
memelihara lingkungan hidup, larangan merusak lingkungan, sumber daya vital
Hal ini senada dengan pengertian lingkungan hidup, yaitu sistem yang
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan perikehidupan serta
kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. Atau bisa juga dikatakan
sebagai suatu sistem kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia
terhadap tatanan ekosistem.
"Setiap orang yang membunuh burung pipit atau binatang yang lebih besar dari
burung pipit tanpa ada kepentingan yang jelas, dia akan dimintai
pertanggungjawabannya oleh Allah." Ditanyakan kepada Nabi : "Wahai
Rasulullah, apa kepentingan itu ?" Rasulullah menjawab : "Apabila burung itu
disembelih untuk dimakan, dan tidak memotong kepalanya kemudian dilempar
begitu saja."
Dengan lahan itu manusia bisa membuat tempat tinggal, bercocok tanam, dan
melakukan aktivitas lainnya.
Namun, pemandangan ironis di Indonesia terlihat cukup mencolok
diantaranya penebangan hutan untuk ekspor (tanpa diikuti upaya peremajaan
yang memadai) dan perluasan kota yang melebar, mencaplok tanah-tanah subur
pedesaan. Polis berkembang menjadi metropolis untuk kemudian membengkak
menjadi megapolis (beberapa kota besar luluh jadi satu) dan Ecumenopolis
(negara kota). Akhirnya salah satu nanti akan menjadi Necropolis (kota mayat).
Penebangan hutan tanpa diikuti peremajaan kembali menyebabkan
rusaknya tanah perbukitan sehingga terjadi bencana tanah longsor. Apalagi
adanya kebakaran hutan di Indonesia semakin menyebabkan rusaknya ekologi
hutan. Padahal keberadaan hutan sangat berguna bagi keseimbangan hidrologik
dan klimatologik, termasuk sebagai tempat berlindungannya binatang.
Adanya pembangunan tata ruang yang kurang baik, seperti pembangunan
kota dan perumahan, menyebabkan semakin sempitnya lahan pertanian yang
subur. Selain itu, juga terjadi kerusakan tingkat kesuburan tanah yang
disebabkan pemakaian teknologi kimiawi yang over dosis. Dan bahkan
pemakaian pupuk kimiawi tersebut merusak ekosistem pertanian, diantaranya
semakin resistensi dan resurjensinya hama dan penyakit tanaman. Sehingga
hasil produksi pertanian pun menurun yang akhirnya berdampak pada kehidupan
sosial-ekonomi penduduk.
Melihat kenyataan tersebut, mestinya perkara konservasi tanah dan lahan
sudah merupakan suatu keharusan, condition sine qua non, demi
berlangsungnya kehidupan manusia. Usaha yang dapat dilakukan antara lain
reboisasi, perencanaan tata ruang yang baik (lahan subur untuk pertanian dan
lahan tandus untuk industri atau bangunan), dan penerapan sistem pertanian
yang ramah lingkungan (pertanian organik atau lestari).
yang kedap air dan mengecor jalan dengan semen, sehingga air mengalir cepat
ke laut dan mengingkari fungsinya sebagai pemberi kehidupan (life giving role).
Dan menipislah persediaan air tanah.
Sungai-sungai yang dulu sebagai organisme yang mampu memamah biak
benda-benda yang dibuang kedalamnya dan memberikan pasokan air bersih
yang memadai untuk kehidupan. Sekarang sungai-sungai tersebut lebih berwujud
berupa tempat pembuangan sampah yang terbuka, dijejali dengan limbah industri
dan buangan rumah tangga yang tidak mungkin lagi atau tidak mudah dicerna
guna menghasilkan air yang sedikit bersih sekalipun.
Kerusakan lingkungan pada ekosistem pantai yakni rusaknya hutan bakau
(mangrove) di tepi pantai, seperti di Cilacap, dan rusaknya terumbu karang.
Padahal hutan bakau dan terumbu karang sangat berfungsi bagi keseimbangan
dan keberlangsungan ekosistem pesisir dan lautan, rantai makanan, melindungi
abrasi laut dan keberlanjutan sumber daya lautan.
bakar solar dan bensin mencapai 170.000 liter pada tahun 1990-1991) dan kedua
bahan bakar rumah tangga (rata-rata 84.000 liter). Hal itu menyebabkan CO2 dan
timbal (Pb) melewati ambang batas yang diperkenankan. Ambang batas timbal
(Pb) yang diperkenankan hanya 0,03 ug/l, kini rata-rata diatas 0,09 ug/l di
beberapa tempat, seperti Kantor Pos Besar, Bunderan, Jl. Jend. Sudirman, dan
Gedungkuning. Begitu juga di Jakarta, dari kendaraan umum, 765.000 atau 60
% mengeluarkan gas buang diatas ambang batas baku mutu. Artinya setiap menit
selalu keluar kandungan racun dari knalpot mobil itu, sulfur oksida, nitrogen
oksida, dan timbal (Pb). Konsentrasi timbal di udara mencapai 1,7-3,5 mirogram
per meterkubik dan pada 2005 mencapai 1,8-3,6 mikrogram per meterkubik.
Padahal jumlah kendaraan roda empat di Jakarta mencapai 9,1 juta (1.274.000
berstatus kendaraan umum).
Upaya yang bisa di tempuh antara lain : memperluas kawasan hijau (hutan
kota), pemakaian bahan bakar akrab lingkungan (BBL), knalpot dipasang filter,
dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi.
kutub. Hal itu juga menyebabkan keringnya tanah dan kekeringan yang
berdampak negatif terhadap pertanian dan perikanan.
Bertambahnya volume air laut, maka permukaan laut akan naik. Dengan laju
kenaikan kadar GRK seperti sekarang diperkirakan pada sekitar 2030 suhu akan
naik 1,5-4,5oC. Kenaikan suhu ini menyebabkan naiknya permukaan laut 25-140
cm. Dampak naiknya permukaan laut yakni tergenangnya daerah pantai, tambak,
sawah dan kota yang rendah seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang serta
beberapa pulau di Indonesia. Kenaikan permukaan laut juga menyebabkan laju
erosi pantai. Untuk kenaikan permukaan laut 1 cm, garis pantai akan mundur 1m,
sehingga kenaikan permukaan laut 25-140 cm, garis pantai mundur 25-140 m.
Kepunahan jenis berarti hilangnya sumber daya gen yang mengurangi
kemampuan kita dalam pembangunan pertanian, perikanan, peternakan, dan
kehutanan. Penyebabnya antara lain karena adanya hujan asam dan penyusutan
luas hutan, serta penggunaan sistem monokultur atau varietas unggul sehingga
varietas lokal hilang, seperti varietas padi lokal yang hampir sirna.
Ozon ialah senyawa kimia yang terdiri atas tiga atom oksigen. Di lapisan
atmosfer yang rendah ia mengganggu kesehatan dan di lapisan atas atmosfer ia
melindungi makhluk hidup dari sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari.
Apabila kadar ozon di stratosfer berkurang, kadar sinar ultraviolet yang sampai
ke bumi bertambah. Maka resiko untuk mengidap penyakit kanker kulit, katarak
dan menurunnya kekebalan tubuh akan meningkat. Penurunan kadar ozon
disebabkan karena rusaknya ozon oleh segolongan zat kimia yang disebut
clorofuorokarbon yang banyak digunakan dalam industri dan kehidupan kita,
seperti gas freon (pendingin AC dan almari es), gas pendorong dalam aerosal
(parfum, hairspray, dan zat racun hama) dan lainnya.
Bila kita tetap saja berkeras kepala menjejalkan gas rumah kaca ke
atmosfer, sebelum akhir abad mendatang pasti akan terjadi perubahan iklim yang
tak terduga, banyak angin ribut dan angin topan, air laut meredam pulau-pulau
berdataran rendah, disamping munculnya padang pasir baru karena bumi yang
makin panas.
Upaya nyata yang perlu dilakukan untuk menghindari bencana itu antara lain
dengan menggunakan energi secara efisien, mengembangkan sumber energi
baru dan aman, mencegah terjadinya kebakaran dan penggundulan hutan atau
penebangan pohon secara besar-besaran, menanam pepohonan baru,
menggalakan penggunaan transportasi umum. Atau kampanye besar-besaran
untuk mengurangi penggunaan traktor, diesel, lemari es, kaleng semprot, AC dan
lain-lain. Langkah ini mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan. Namun hal itu
tetap harus dilakukan, seperti yang dicetuskan oleh Gurmit Singh : "Global
warning on global warming demands global action". Peringatan global terhadap
pemanasan global menuntut adanya tindakan global.
manusia merupakan bagian dari ekosistem tempat hidupnya dan bukannya hidup
diluarnya. Oleh karenanya, keselamatan dan kesejahteraan manusia tergantung
dari keutuhan ekosistem tempat hidupnya. Jika terjadi kerusakan pada
ekosistemnya, manusia akan menderita. Karena itu walaupun biogeofisik
merupakan sumberdaya bagi manusia, namun pemanfaatannya untuk kebutuhan
hidupnya dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada ekosistem.
Dengan begitu manusia akan sadar terhadap hukum yang mengatur lingkungan
hidup dari Allah SWT dan komitmen terhadap masalah-masalah lingkungan
hidup.
Pandangan holistik juga berarti bahwa semua permasalahan kerusakan
dan pengelolaan lingkungan hidup harus menjadi tanggung jawab oleh semua
pihak (pemerintah, LSM, masyarakat, maupun orang perorang) dan semua
wilayah (baik lokal, regional, nasional, maupun internasional). Atau dalam konsep
Partai Keadilan, lingkungan hidup harus dikelola secara integral, global dan
universal menuju prosperity dan sustainability.
Kesimpulan,
bahwa ini adalah alasan yang mungkin mengapa Allah menyebutkan secara
eksplisit dalam Al-Qur'an tentang petingnya lingkungan hidup dan cara-cara
Islami dalam mengelola dunia ini.
Kualitas lingkungan hidup sebagai indikator pembangunan dan ajaran Islam
sebagai teknologi untuk mengelola dunia jelas merupakan pesan strategis dari
Allah SWT untuk diwujudkan dengan sungguh-sungguh oleh setiap muslim.
#09
CONTOH KASUS &
IMPLEMENTASI AMDAL PADA INDUSTRI
Kegunaan RPL
Bagi Pemerintah Setempat dan Intsansi terkait;
1. Sebagai sarana umpan balik bagi Pemda Setempat dalam usaha mempebaiki
kualitas lingkungan dan Sumber Daya Alam
2. Sebagai sarana umpan balik bagi Pemda Setempat dan yang berwenang di
bidang keamanan dan ketertiban dalam mengantisipasi berbagai dampak
yang akan timbul.
3. Sebagai pedoman untuk melaksanakan kerja sama pemantauan lingkungan
di dalam maupun di sekitar lokasi kegiatan dengan pihak swasta dan
masyarakat.
Kegunaan RPL
Bagi Masyarakat yang terkena dampak;
Sebagai pedoman untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam :
1. Usaha memantau keamanan dan ketertiban masyarakat.
2. Memperbaiki kualitas kebersihan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan
3. Mengoptimalkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif dari
kegiatan produksi Smelter.
Site Plant
TAHAP KONSTRUKSI
1. PENURUNAN KUALITAS UDARA
A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah menurunnya kualitas udara
ambient di sekitar lokasi proyek.
Indikator : parameter udara ambient yang melampaui Baku Mutu sesuai SK.
Pemerintah setempat tentang Penetapan Kualitas Udara Ambient dan
Kebisingan di dalam wilayah kabupaten Morowali
B. Sumber Dampak
Sumber dampak negatif diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi material proyek,
pekerjaan galian tanah dan pekerjaan struktur bangunan Smelter
C. Parameter Yang Dipantau : CO, SO2, NO2, Pb, O3, dan Debu
D. Tujuan Rencana Pemantauan
Sumber dampak negatif adalah dari kehadiran pekerja proyek dan pelaksanaan
pekerjaan struktur bangunan.
C. Parameter Yang Dipantau :
volume sampah padat yang dihasilkan di area proyek, kelancaran pengelolaan
dan pembuangan sampah dari lokasi proyek.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk memperoleh informasi mengenai cara pengelolaan sampah padat di lokasi
proyek
E. Metode Pemantauan :
Terjadinya peningkatan sampah padat dilakukan dengan cara pengamatan
langsung mengenai besarnya volume sampah dan ceceran tanah yang
diakibatkan kegiatan konstruksi. Data kemudian dianalisis secara deskriptif.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam tapak proyek dan badan jalan di sekitar lokasi proyek.
G. Jangka waktu frekuensi :
setiap hari selama tahap kostruksi.
6. PENINGKATAN KEBISINGAN
A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah intensitas kebisingan di dalam dan
di sekitar lokasi proyek.
Indikator : terjadinya gangguan kenyamanan, ketenangan dan kesehatan yang
dirasakan penduduk sekitar proyek akibat tingkat kebisingan yang melampaui
N.A.B sesuai.
B. Sumber Dampak
Sumber dampak negatif diakibatkan oleh kegiatan pekerjaan struktur bangunan
C. Parameter Yang Dipantau :
Intensitas kebisingan.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui apakah tingkat kebisingan yang terjadi masih berada dibawah
nilai ambang batas.
E. Metode Pemantauan :
Dilakukan dengan cara pengukuran langsung dengan alat Sound Level Meter di
titik pemantauan yang telah ditentukan. Hasil pengukuran kemudian dianalisis
dan dibandingkan dengan baku mutu sesuai SK. Pemerintah setempat
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam lokasi proyek dan pemukiman/ kegiatan terdekat.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap tiga bulan sekali selama tahap kostruksi.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui upaya yang dilakukan pengembang dalam melibatkan peran
sertamasyarakat sekitar.
E. Metode Pemantauan :
Dilakukan dengan cara pengamatan lapangan dan wawancara dengan sejumlah
pekerja proyek dan warga sekitar
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam dan sekitar lokasi proyek.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap tiga bulan sekali selama tahap kostruksi.
10. PERUBAHAN SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT
A. Dampak Penting yang dipantau :
Komponen lingkungan yang dipantau adalah perubahan sikap dan persepsi
masyarakat di sekitar lokasi proyek. Indikator : penolakan terhadap kegiatan
proyek.
B. Sumber Dampak
Merupakan dampak turunan dari dampak – dampak primer yang terjadi selama
pembangunan proyek.
C. Parameter Yang Dipantau :
Ada tidaknya persepsi negatif masyarakat yang berkembang di sekitar lokasi
kegiatan.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui sebab – sebab timbulnya persepsi negatif masyarakat dan
upaya yang perlu dilakukan.
E. Metode Pemantauan :
Wawancara langsung dengan pihak – pihak yang terkait di lingkungan sekitar
lokasi proyek, serta dilakukannya pengamatan langsung.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam dan sekitar lokasi proyek.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap tiga bulan selama tahap kostruksi.
B. Sumber Dampak
Kegiatan pengoperasian smelter.
C. Parameter Yang Dipantau :
Volume sampah padat yang dihasilkan kegiatan, kelancaran pengelolaan dan
pembuangan sampah dari lokasi kegiatan.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui apakah sistim pengolahan limbah padat di dalam tapak
kegiatan telah berjakan dengan baik sehingga tidak terjadi penumpukkan, serta
memperoleh informasi mengenai pembangunan sarana dan prasarana
pengolahan dan pembuangan serta alirannya hingga ke TPST.
E. Metode Pemantauan :
Terjadinya peningkatan sampah padat dilakukan dengan cara pengamatan
langsung mengenai besarnya volume sampah dan ceceran tanah yang
diakibatkan kegiatan konstruksi. Data kemudian dianalisis secara deskriptif.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam lokasi kegitan, terutama pada bak – bak samapah dan TPS yang
tersedia.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap hari selama tahap operasi.
pH air permukaan, KMnO4, TDS, TSS, amoniak, minyak lemak, detergen, BOD,
dan COD serta Metode pengelolaan limbah cair dan limbah oli genset.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui apakah paremeter effluent limbah cair masih sesuai dengan
baku mutu.
E. Metode Pemantauan dan Analisis data:
Dilakukan pengambilan sampel air limbah di setiap outlet STP dan dianalisis di
laboratorium sesuai SNI. Data yang ada dibandingkan dengan baku mutu sesuai
SK pemerintah setempat. Untuk pemantauan limbah oli genset perlu dilakukan
dengan pengamatan lapangan, mangkaji MOU dan manifest pengangkutan
limbah B3.
F. Lokasi Pemantauan :
Di setiap STP dan ruang genset.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap 3 bulan sekali selama tahap operasi.
E. Metode Pemantauan :
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung mengenai kondisi drainase,
pembuangan air dewatering dan pembangunan sumur resapan/ kolam resapan.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam dan sekitar lokasi proyek.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap hari hingga maksimal 6 bulan sekali selama tahap operasi, khususnya di
musim penghujan.
Setiap enam bulan sekali selama tahap operasi. Adapun pemantauan air ecycling
setiap satu tahhun sekali.
parameter gas buang dari genset sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI
No.21 tahun 2008.
B. Sumber Dampak
Gas buangan kendaraan
C. Parameter Yang Dipantau :
CO, SO2, NO2, Pb, O3, dan Debu. Sedangkan untuk emisi gas buang dari genset
adalah SO2, NO2, total partikulat dan opasitas.
D. Tujuan Rencana Pemantauan
Untuk memperoleh informasi mengenai penurunan kualitas udara akibat
pengaruh pelaksanaan konstruksi
E. Metode Pemantauan :
Dilakukan dengan cara pengukuran langsung (in situ) kualitas udara di titik
pemantauan yang telah ditentukan. Kemudian dianalisis di laboratorium yang
terkareditasi KAN sesuai stanndar SNI. Serta membandingkannya dengan Baku
Mutu sesuai SK. Pemerintah setempat.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam kawasan smelter (di lokasi parkir dan masing – masing cerobong
genset), serta satu titik di permukiman masyarakat/ kegiatan terdekat.
G. Jangka waktu frekuensi :
Tiap enam bulan sekali selama tahap operasi
Jumlah masyarakat sekitar lokasi kegiatan yang dapat tertampung bekerja dan
memanfaatkan peluang berusaha yang ada.
D. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui jumlah tenaga kerja serta presentase tingkat dan jumlah
penduduk sekitar pabrik yang mampu mengisi kebuutuhan kerja dan
memanfaatkan peluang usaha yang tersedia di lokasi kegiatan.
E. Metode Pemantauan :
Dilakukan dengan cara pengamatan lapangan mengenai jumlah kartu pencari
kerja dan mengkaji data tenaga yang bekerja atau memiliki usaha di lingkungan
pabrik . Data yang ada dianalisis secara deskriptif.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam lokasi kegiatan.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap satu tahun sekali selama beoperasinya kegiatan.
E. Metode Pemantauan :
Wawancara langsung dengan komunittas karyawan dan kegiatan komunitas
masyarakat di sekitar lokasi kegiatan serta dilakukannya pengamatan langsung.
F. Lokasi Pemantauan :
Di dalam dan sekitar lokasi kegiatan.
G. Jangka waktu frekuensi :
Setiap enam bulan selama tahap operasi.
TAHAP KONSTRUKSI
1. PENINGKATAN VOLUME AIR LARIAN
A. Sumber Dampak
Pekerjaan dewatering & pekerjaan struktur bangunan
B. Tujuan
Meminimalkan dan mengatur pembuangan limpasan air hujan ke saluran
drainase makro
C. Tolak Ukur
Peraturan Pemda No 68 Tahun 2005 tentang pembuatan sumur resapan
D. Rencana Pengelolaan
Membangun kolam resapan dengan luas 261 m2
Membangun 200 titik lubang resapan biopori
E. Lokasi Pengelolaan
Di dalam lokasi proyek Smelter
C. Tolak Ukur
Undang-undang No 18 Tahun 2008
D. Rencana Pengelolaan
Menyediakan TPS terpilah dengan kapasitas :
6 m3 untuk sampah basah (organik)
4 m3 untuk sampah kering (non organik) yang bersifat daur ulang
5 m3 untuk sampah B3
E. Lokasi Pengelolaan
Di dalam lokasi proyek Smelter dan badan jalan sekitar
TAHAP OPERASI
1. PENINGKATAN VOLUME AIR LARIAN
A. Sumber Dampak
Buangan limbah cair dari beroperasinya proyek Smelter
B. Tujuan
Meminimalkan dan mengatur pembuangan limpasan air hujan ke saluran
drainase makro
C. Tolak Ukur
#10
IMPLEMENTASI ANALISIS PERENCANAAN
DAN DAMPAK
Perencanaan umum merupakan awal dari suatu gagasan atau ide untuk
memenuhi suatu kebutuhan atau permintaan masyarakat, dapat berupa rencana
jangka panjang, rencana jangka menengah dan jangka pendek, yang secara
terus menerus menghasilkan rencana dan progaram untuk diimplementasikan.
Pada tahap ini dilakukan penyaringan AMDAL untuk mengetahui secara umum
apakah kegiatan konstruksi tersebut menimbulkan perubahan yang mendasar
terhadap lingkungan, sehingga harus melaksanakan AMDAL, ataukah tidak
menimbulkan dampak yang berarti sehingga cukup melaksanakan UKL dan UPL.
Besarnya perubahan lingkungan yang timbul tesebut sangat dipengaruhi oleh :
• Volume dan besaran rencana kegiatan.
• Lokasi proyek dan kondisi lingkungannya.
• Fungsi dan peruntukan lahan di sekitar lokasi proyek.
4. Intensitas dampak.
5. Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak.
6. Sifat kumulatif dampak.
7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Informasi tentang intensitas atau bobot dampak tersebut diatas secara sistematis
dituangkan dalam dokumen AMDAL, dan menjadi acuan dalam perumusan
upaya penanganan dampak yang timbul, yang dituangkan dalam dokumen
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL). Dokumen RKL dan RPL ini harus dapat dijabarkan dalam gambar-gambar
kerja dan syarat-syarat pelaksanaan, serta acuan dalam melaksanakan
pekerjaan.
Selanjutnya dokumen RKL dan RPL ini dipakai pula sebagai dasar untuk
pelaksanaan pengelolaan lingkungan (KL) dan pelaksanaan pemantauan
lingkungan (PL), selama masa pra konstruksi, konstruksi maupun pada pasca
konstruksi.
Dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan tesebut dilakukan
penilaian atas hasil pemantauan lingkungan dan hasil pemantauan lingkungan ini
dapat menjadi umpan balik bagi pelaksana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan, serta dapat dikapai sebagai acuan bagi upaya pengembangan,
penyempurnaan atau pemantapan dokumen RKL dan RPL yang telah disusun.
Untuk itu berbagai prinsip yang dipakai untuk pengelolaan lingkungan antara lain
:
1. Preventif (pencegahan), didasarkan atas prinsip untuk mencegah timbulnya
dampak yang tidak diinginkan, dengan mengenali secara dini kemungkinan
timbulnya dampak negatif, sehingga rencana pencegahan dapat disiapkan
sebelumnya.
Beberapa contoh dalam penerapan prinsip ini adalah melaksanakan AMDAL
secara baik dan benar, pemanfaatan sumber daya alam dengan efisien sesuai
potensinya, serta mengacu pada tata ruang yang telah ditetapkan.
2. Kuratif (penanggulangan), didasarkan atas prinsip menanggulangi dampak
yang terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi, namun karena keterbatasan
teknologi, hal tesebut tidak dapat dihindari.
Hal ini dilakukan dengan pemantauan terhadap komponen lingkungan yang
terkena dampak seperti kualitas udara, kualitas air dan sebagainya.
Apabila hasil pemantauan lingkungan mendeteksi adanya perubahan atau
pencemaran lingkungan, maka perlu ditelusuri penyebab/sumber dampaknya,
dikaji pengaruhnya, serta diupayakan menurunnya kadar pencemaran yang
timbul.
3. Insentif (kompensasi), didasarkan atas prinsip dengan mempertemukan
kepentingan 2 pihak yang terkait, disatu pihak pemrakarsa/pengelola kegiatan
yang mendapat manfaat dari proyek tersebut harus memperhatikan pihak lain
yang terkena dampak, sehingga tidak merasa dirugikan. Perangkat insentif ini
dapat juga berupa pengaturan oleh pemerintah seperti peningkatan pajak atas
buangan limbah, iuran pemakaian air, proses perizinan dan sebagainya.
Pendekatan Teknologi
Berupa tata cara teknologi yang dapat dipergunakan untuk melakukan
pengelolaan lingkungan, seperti :
1. Melakukan kerusakan lingkungan, antara lain dengan :
a. Melakukan reklamasi lahan yang rusak.
b. Memperkecil erosi dengan sistem terasering dan penghijauan.
c. Penanaman pohon-pohon kembali pada lokasi bebas quary dan tanah
kosong.
d. Tata cara pelaksana konstruksi yang tepat.
2. Menanggulangi menurunnya potensi sumber daya alam, antara lain dengan :
a. Mencegah menurunnya kualitas/kesuburan tanah, kualitas air dan udara.
b. Mencegah rusaknya kondisi flora yang menjadi habitat fauna.
c. Meningkatkan diversifikasi penggunaan bahan material bangunan.
3. Menanggulangi limbah dan pencemaran lingkungan, antara lain dengan :
a. Mendaur ulang limbah, hingga dapat memperkecil volume limbah.
b. Mengencerkan kadar limbah, baik secara alamiah maupun secara
engineering.
c. Menyempurnakan design peralatan/mesin dan prosesnya, sehingga
kadar pencemar yang dihasilkan berkurang.
Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ekonomi yang dapat dipakai dalam pengelolaan lingkungan antara
lain:
1. Kemudahan dan keringanan dalam proses pengadaan peralatan untuk
pengelolaan lingkungan.
2. Pemberian ganti rugi atau kompensasi yang wajar terhadap masyarat yang
terkena dampak.
3. Pemberdayaan masyarakat dalam proses pelaksanaan kegiatan dan
penggunaan tenaga kerja.
4. Penerapan teknologi yang layak ditinjau dari segi ekonomi.
Dampak ini dapat timbul akibat kegiatan pembersihan dan pematangan lahan
serta pekerjaan tanah termasuk pengelolaan quary, yang menyebabkan
permukaan lapisan atas tanah terbuka dan rawan erosi, serta timbulnya
longsoran tanah yang dapat mengganggu sistem drainase yang ada, serta
mengganggu estetika lingkungan disekitar lokasi kegiatan.
Indikator dampak dapat secara visual di lapangan, dan penanganannya dapat
dilakukan antara lain :
1. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang memadai sehingga tidak merusak
atau menyumbat saluran-saluran yang ada.
2. Perkuat tebing yang timbul akibat perkerjaan konstruksi.
3. Pembuatan saluran drainase dengan dimensi yang memadai.
Pencemaran kualitas air
Dampak ini timbul akibat pekerjaan tanah dapat yang menyebabkan erosi tanah
atau pekerjaan konstruksi lainnya yang membuang atau mengalirkan limbah ke
badan air sehingga kadar pencemaran di air tesebut meningkat.
Indikator dampak dapat dilihat dari warna dan bau air di bagian hilir kegiatan serta
hasil analisis kegiatan air/mutu air serta adanya keluhan masyarakat.
Upaya penanganan dampak ini dapat dilakukan antara lain :
1. Pembuatan kolam pengendap sementara, sebelum air dari lokasi kegiatan
dialirkan ke badan air.
2. Metode pelaksanaan konstruksi yang memadai.
3. Mengelola limbah yang baik dari kegiatan base camp dan bengkel.
Kerusakan prasarana jalan dan fasilitas umum
Dampak ini timbul akibat pekerjaan pengangkutan tanah dan material bangunan
yang melalui jalan umum, serta pembersihan dan pematangan lahan serta
pekerjaan tanah yang berada disekitar prasarana dan utilitas umum tersebut.
Indikator dampak dapat dilihat dari kerusakan prasarana jalan dan utilitas umum
yang dapat mengganggu berfungsinya utilitas umum tersebut, serta keluhan
masyarakat disekitar lokasi kegiatan.
Upaya penanganan dampak yang timbul tersebut antara lain dengan cara :
1. Memperbaiki dengan segera prasarana jalan dan utilitas umum yang rusak.
1. Bendera merah, lampu senter, papan peringatan dan tanda berhenti utnuk
kondisi darurat;
2. Topi helm dan rompi keamanan dengan warna jingga yang memantulkan
cahaya (flourescent);
3. Petunjuk yang jelas tentang prosedur pengaturan lalu lintas.
Petugas bendera harus ditugaskan pada saat lalu lintas sangat padat, jurusan
khusus diperlukan atau pengaturan lalu lintas secara khusus diperlukan, ketika
peralatan atau kendaraan sedang bekerja pada bagian jalan atau sudut kiri jalan,
ketika peralatan atau kendaraan proyek masuk kedalam lajur jalan dari posisi
tidak terlihat pengguna jalan, atau ketika rambu jalan tidak cukup memberikan
peringatan adanya pelaksanaan pekerjaan.
Petugas bendera harus mengetahui dan memahami prosedur pengamanan dan
pengaturan lau lintas tanpa membahayakan dirinya maupun lalu lintas yang
diaturnya.
Beberapa ketentuan mengenai pelaksanaan tugas petugas bendera antara lain:
1. Petugas bendera dilarang beragumentasi dengan pengemudi atau
penumpang kendaraan. Perintah yang diperlukan dilakukan dengan kata-kata
yang sesedikit mungkin.
2. Petugas bendera berdiri di luar lajur yang dipakai lalu lintas yang akan
mendekati daerah kerja.
3. Ketika memberi tanda untuk berhenti, melambatkan kendaraan atau
meneruskan lewat, petugas bendera harus menghadap kearah datangnya
kendaraan.
Penempatan Rambu dan Tanda-tanda lalu Lintas
Penempatan rambu dan tanda-tanda lalu lintas yang tidak tepat akan berakibat
merugikan atau malah membahayakan lalu lintas maupun pekerjaan
penanganan jalan sendiri. Tugas pengawas pelaksanaan pekerjaan adalah untuk
memastikan semua rambu dan tanda lalu lintas dalam rangka pengaturan lalu
lintas telah dipasanga secara tepat sesuai maksud pengaturan itu sendiri.
Penempatan rambu dan peralatan lain dalam rangka pengaturan lalu lintas
adalah sebagai berikut:
SUMBER PUSTAKA
[1] ______, 2013. Penapisan dan screening dalam AMDAL. Link: http://amdal-
puucho.blogspot.com/2013/12/penapisan-screening-amdal.html
[2] Yusuf Al Qaradlawi, Dr. 1997. Fiqih Peradaban : Sunnah Sebagai Paradigma
Ilmu Pengetahuan. Surabaya. Dunia Ilmu. Hal.183
[3] Lihat Kompas, 18 Januari 2001. Hal. 8, 18.
[4] Widi Agus Pratikno, dkk. 1997. Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut.
Yogyakarta. BPFE.
[5] Kedaulatan Rakyat. Minggu, 16 April 2000. Tahun LV Nomor 197.
[6] Republika. Minggu, 23 April 2000. Nomor 103 Tahun Ke-8.
[7] ______. 1999. Visi Pembangunan IPTEK dan Lingkungan Hidup Partai
Keadilan : Kesejahteraan, Kemandirian dan Kesinambungan.
Jakarta. Departemen IPTEK-Lingkungan Hidup.
[8] Abdul Majid bin Aziz Al-Qur'an Zindani (et. Al-Qur'an.). 1997. Mujizat Al-Qur'an
dan As-Sunnah Tentang IPTEK. Jakarta. Gema Insani Press.
[9]_____________,2014.Cara-Pengelolaan-SDA
Link: https://www.scribd.com/doc/87287254/Cara-Pengelolaan-
Sda-amp-Lingkungan-Hidup
[10] ______________, 2013. Dasar-pengelolaan-lingkungan-terpadu
[11] Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
[12] ________________, 2014. Penanganan DampakLingkungan
[13] Undang-Undang No. 4 Tahun 1982.
[14] Kristianto, Philip.2013. Ekologi Industri, edisi kedua, penerbit ANDI,
Yogyakarta
[15] Otto Soemarwoto. 1997. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
Jakarta. Djambatan.
[16] Bruce Mitchell, dkk. 2000. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan.
Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
[17] Soeriatmaja, 2008.Ilmu Lingkungan, UGM Press Yogyakarta
[18] __________, 2013. Ekologi, : http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi
[19] Imam Ahmad, al-Nasa'i, al-Darami, dan Imam al-Hakim meriwayatkan dan
al-Hakim menganggap sahih hadits tersebut dari Abdullah bin Amr
Ra.
[20]__________,2014. Ilmu lingkungan,
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_lingkungan
[21] Moh. Soerjani, dkk. 1987. Lingkungan : Sumberdaya Alam dan
Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta. UI-Press.
[22] Eko Budihardjo, 1997. Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota.
Yogyakarta. Andi Offset.
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan
[23] Selintung, Mary , Achmad Zubair , Fadli Fuadi, 2016. Pengelolaan Sampah
Di Terminal Regional Daya Makassar. Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Hasanuddin, Makassar. Jurnal link:
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/15290 di akses
pada 26 September 2017