Anda di halaman 1dari 33

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR

MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK PADA SPDN BAJI PAMAI

MAROS

PROPOSAL

Disusun Oleh :

Nama: Widya Alimuddin

Stambuk: 091 2017 0079

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr.Ir.Hj.Rahmania Malik,S.Si,MT,IPU.,ASEAN Eng) (Ir.H.Muhammad Dahlan.,MT.,IPM.,ASEAN Eng)

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri

(Dr. Ir. Hj Nurhayati Rauf, MT.,IPM, ASEAN Eng)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Yang bertandatangan dibawah ini menerangkan bahwa :

NAMA : WIDYA ALIMUDDIN

STAMBUK : 09120170079

JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI

JUDUL : “PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKAR


SOLAR MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK
PADA SPDN BAJI PAMAI MAROS”

Telah melakukan kegiatan penyusunan proposal judul tugas akhir


dan proposal yang bersangkutan telah bersyarat untuk diseminarkan.
Makassar, Mei 2021

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

(Dr.Ir.Hj.Rahmania Malik,S.Si,MT,IPU.,ASEAN Eng) (Ir.H.Muhammad Dahlan .,MT.,IPM.,ASEAN Eng)

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Industri

(Dr. Ir. Hj Nurhayati Rauf, MT.,IPM, ASEAN Eng)


KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

segala berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis mendapatkan

kemudahan dalam penyelesaian tugas akhir ini yang berjudul “PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR MENGGUNAKAN METODE

PROBABILISTIK PADA SPDN BAJI PAMAI MAROS“

Shalawat dan salam senantiasa penulis kirimkan kepada Rasulullah Nabi

Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi sekalian ummat dalam segala

aspek kehidupan, sehingga menjadi motivasi penulis dalam menuntut ilmu pada

bangku kuliah.

Penghargaan setinggi - tingginya penulis persembahkan kepada kedua

Orang Tuaku terkasih dan tersayang yang tidak henti - hentinya menyebut

namaku dalam setiap doanya, yang telah merawat, mendidik, serta memberi

dukungan moril dan materi kepada penulis, terima kasih.

Selesainya proposal tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, untuk itu penulis dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati juga

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Untuk yang tersayang Kedua Orangtua yang mendampingi, mendoakan,

menasihati sampai penghujung ini.

2. Bapak Ir. H. Zakir Sabara HW, ST, MT, IPM, ASEAN Eng. Selaku Dekan

Fakultas Teknologi Industri beserta jajarannya.


3. Ibu Dr .Ir. Hj. Nurhayati Rauf., MT, IPM., ASEAN Eng. selaku Ketua Jurusan

Teknik Industri, Universitas Muslim Indonesia, yang telah banyak memberi

bantuan kepada penulis.

4. Ibu Dr.Ir.Hj.Rahmania malik,S.Si,MT,IPU.,ASEAN Eng pembimbing utama

yang telah memberikan banyak masukan dan nasehat dalam penyusunan

tugas akhir.

5. Bapak Ir.H.Muhammad Dahlan .,MT.,IPM.,ASEAN Eng selaku pembimbing

kedua yang juga telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Seluruh Dosen, staff dan karyawan di lingkungan Fakultas Teknologi Industri.

7. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah banyak

membantu dalam hal apapun.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tugas

akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menerima saran

dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaannya. Semoga proposal

ini dapat bermanfaat, Amin.

Wabillahi Taufiq Walhidayah

Wassalamu Alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Makassar, Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL................................................................iv

DAFTAR ISI............................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................3

1.4 Batasan Penelitian.................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................4

1.6 Sistematika Penulisan...........................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengendalian........................................................................................6

2.1.1 Pengertian Perawatan.................................................................6

2.1.2 Tujuan perawatan........................................................................7

2.1.3 Fungsi pemeliharaan...................................................................8

2.2 Pengklasifikasian Perawatan.................................................................8

2.2.1 Planned maintenance..................................................................8


2.2.1.1 Preventive maintenance..................................................8

2.2.1.2 predictive maintenance....................................................9

2.2.1.3 Corrective maintenace.....................................................10

2.2.1.4 Breakdown maintenance.................................................10

2.2.1.5 Routine maintenance........................................................10

2.2.1.6 Periodic maintenance.......................................................10

2.2.2 Unlanned maintenance..................................................................10

2.3 Permasalahan perawatan.......................................................................11

2.4 Konsep perawatan..................................................................................12

2.5 Downtime................................................................................................12

2.6 Konsep perencanaan perawatan............................................................12

2.7 Konsep realiblity (keandalan)..................................................................13

2.8 Konsep maintibility (keterawatan)...........................................................14

2.9 Konsep avaibility (ketersediaan).............................................................14

2.9.1 Mean time to repair (MTTR)...........................................................14

2.9.2 Penggantian komponen kritis denga meminimumkan downtime....15

2.10 Sejarah Total produktive maintenance (TPM)..........................................17

2.11 Tujuan penerapan Total produktive maintenance (TPM)..........................23

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN


3.1 Kerangka Konsep..................................................................................27

3.2 Kerangka Berpikir..................................................................................29

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

4.1 Tempat Dan Waktu Penelitian...............................................................30

4.2 Jenis dan Sumber Data.........................................................................30

4.3 Metode Pengumpulan Data...................................................................31

4.4 Metode Pengolahan Data......................................................................31

4.5 Kerangka Pemecahan Masalah (Flow Chart)........................................32

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri yang terjadi di seluruh dunia utamanya di

Indonesia meningkatkan adanya persaingan bisnis antar pelaku bisnis.

Persaingan tersebut salah satunya untuk meningkatkan kinerja perusahaan

dari segala aspek yang mendukung proses bisnis perusahaan tersebut.

Sehingga diharapkan dapat mempertahankan posisi perusahaan ditengah

persaingan yang ada. Hal-hal yang berkaitan dengan aspek pendukung

proses bisnis salah satunya mengenai pemenuhan permintaaan pasar akan

produk yang akan diramalkan sehingga dapat memperkirakan volume

penjualan. Peramalan permintaan produk digunakan dalam penentuan tingkat

produksi sehingga dapat diketahui jumlah kebutuhan bahan produksi.

Peramalan sangat dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar bersifat

komplek dan dinamis (Nasution & Prasetyawan, 2008). Maka peramalan

permintaan sangat penting dalam pengambilan keputusan di perusahaan

mengenai perencanaan dan pengendalian produksi.

SPDN atau Solar Packed Dealer Nelayan merupakan suatu bentuk

pengembangan dengan menggunakan mobil tangki BBM berkapasitas 10 KL

sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah pelabuhan kecil. SPDN

juga merupakan tempat pembelian BBM (Solar) dengan harga subsidi.

Pembangunan SPDN bertujuan untuk mengurangi permasalahan yang

dihadapi para nelayan dalam membutuhkan BBM dengan harga lebih murah

sehingga produktivitas dan pendapatan para nelayan meningkat. Penyediaan

BBM yang memadai, baik dari sisi kuantitas maupun harga, sangat di

butuhkan agar nelayan dapat menggunakan BBM sesuai kebutuhan


operasionalnya. Hal yang penting pada stasiun bahan bakar SPDN adalah

system penjualan dan pengelolahan persediaaan solar. System penjualan

yang berhubungan dengan para petugas atau operator yang ada dalam

melakukan pelayanan pembeliaan. Selanjutnya pengolahan persediaan solar

yang akan penulis angkat dan bahas dalam penulisan ini.

Perencanaan persediaan harus dilakukan dengan baik sehingga kegiatan

produksi tidak hambatan dan permintaan produk akan selalu terpenuhi.

Kesalahan perencanaan tidak dianjurkan karena akan mengakibatkan

kelebihan ataupun kekurangan persediaan bahan. Kelebihan persediaan

menyebabkan terhentinya perputaean modal dan munculnya biaya tambahan

yang tidak diperlukan (Ernawati & Sunarsih, 2008).

Kenaikan dan penurunan permintaan umumnya dipengaruhi faktor

musiman barang. Untuk mengatasi ketidakstabilan permintaan, pada

umumnya perusahan menyediakan safety stock dalam tingkat tertentu.

Perusahan perlu memantau tingkat persediaan yang dimiliki sebagai upaya

mengendalikan aset perusahan

Berdasarkan ulasan diatas metode yang digunakan untuk

mengendalikan persediaan ialah model probabilistik. Penggunaan motode

probabilistik dikarenakan perusahaan memiliki permintaan konsumen

terhadap bahan bakar yang selalu berubah-ubah sehingga metode

probabilistik cocok digunakan untuk melakukan pengendalian persediaan

bahan baku pada perusahaan. Oleh karena itu penulis membuat proposal

skripsi yang berjudul “Pengendalian Persediaan Bahan Bakar Solar

Menggunakan Metode Probailistik Pada SPDN Baji Pamai Maros”


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian ini

adalah “Bagaimana pengendalian persediaan bahan bakar solar dengan

menggunakan model probabilistik sehingga dapat menimalkan dan memenuhi

persediaan pada SPDN Baji Pamai Maros”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk

melakukan pengendalian persediaan bahan bakar solar untuk meminimalkan

dan memenuhi persediaan.

1.4 Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat berfokus pada inti permasalahan maka perlu

diberi batasan-batasan. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah

bahan bakar yang ingin diteliti berfokus pada solar yang mengalami

permasalahan ketidakstabilan permintaan pada SPDN Baji Pamai Maros.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan masukan bagi pihak perusahaan untuk menerapkan

pendekatan model probabilistik sebagai alat pertimbangan untuk

melakukan pengendalian persediaan bahan baku secara optimal.

2. Bagi universitas dapat digunakan sebagai perbendaharaan perpustakaan

(referensi) agar dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam menambah

ilmu pengetahuan.

3. Bagi peneliti sebagai syarat dalam pengerjaan tugas akhir serta

meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang

diperoleh selama kuliah di lapangan kerja dan menambah keterampilan


dalam menganalisis dan memecahkan masalah sebelum memasuki dunia

kerja khususnya dalam hal pengendalian persediaan bahan baku.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persediaan

Inventory atau persediaan adalah barang-barang yang berada di

gudang atau dalam proses produksi (Work in Process) yang digunakan

untuk mendukung kesuksesan manufaktur sebuah produk dan

mendistribusikannya ke konsumen. Inventory dapat berupa produk jadi

yang siap dijual, produk pelengkap atau produk pendukung, produk

setengah jadi atau dapat juga berupa bahan mentah (Fogarty, 1991).

Inventor Persediaan adalah suatu sumber daya menganggur (idle

resources) yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut. Sebagai

sumber daya yang menganggur keberadaan inventori dapat dipandang

sebagai pemborosan (waste) dan berarti beban bagi suatu unit usaha

dalam bentuk ongkos yang lebih tinggi (Putra, 2017).

Persediaan barang selalu diperlukan dalam aktivitas perusahaan.

Keberadaan persediaan barang disatu pihak merupakan pemborosan

sehingga dapat dikatakan sebagai suatu beban yang harus dihilangkan,

tetapi di lain pihak sangat diperlukan untuk menjamin kelancaran

pemenuhan permintaan sebab bila tidak ada persediaan maka kebutuhan

tidak terpenuhi. Kemajuan atau keberhasilan suatu perusahaan salah

satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan. Pengendalian per-

sediaan diharapkan dapat meningkatkan keuntungan sehinggan

meminimumkan bia- ya-biaya yang ditimbulkan.(Nursyanty, 2017)

Mulyana (2007) menyatakan bahwa, persediaan adalah bahan atau

barang yang disimpan untuk digunakan memenuhi tujuan tertentu.

Persediaan dapat berbentuk bahan mentah, bahan penolong, barang


dalam proses maupun barang jadi. Sebagai salah satu asset penting

perusahaan pengelolaan persediaan pun memperoleh perhatian dari

manajemen. Tanpa persediaan sama sekali adalah tidak baik dan

persediaan banyak sekali juga itu tidak baik. Unsur biaya yang terdapat

dalam persediaan diklasifikasikan menjadi tiga.yaitu biaya pemesanan,

biaya penyimpanan dan biaya kekurangan persediaan. Biaya pemesanan

dikeluarkan terkait aktifitas pemesanan bahan atau barang sejak dari

penempatan pemesanan sampai tersedia di gudang. Dalam kegiatan

produksi biaya pemesanan ini disebut set up costs atau biaya untuk

menyiapkan mesin-mesin proses manufaktur dari suatu rencana produksi.

Selain biaya pemesanan dalam persediaan pun terkandung biaya

penyimpanan. Yang termasuk dalam biaya penyimpanan diantaranya sewa

gudang, biaya administrasi pergudangan, gaji pelaksana pergudangan,

biaya listrik. Biaya penyimpanan dalam keberadaannya dapat sebagai

persentase dari rata-rata per tahun maupun rupiah per tahun per unit

barang. Sedangkan biaya kekurangan persediaan ini timbul sebagai akibat

tidak adanya persediaan pada waktu diperlukan. Biaya kekurangan

persediaan ini bukan biaya riil melainkan suatu kehilangan kesempatan

termasuk di dalamnya karena proses produksi terhenti dari sebab tidak ada

persediaan dalam proses, biaya administrasi tambahan, tertundanya

permintaan, bahkan pelanggan yang kabur. Biaya pemesanan, biaya

penyimpanan, biaya kekurangan persediaan terkandung di dalam

persediaan.

2.2 Jenis-jenis Persediaan

Jenis-jenis Persediaan Heizer dan Render (2010:83), menyatakan

berdasarkan proses produksi, persediaan terbagi menjadi empat jenis,

yaitu:
1. Persediaan bahan mentah (raw material inventory) adalah bahan –

bahan yang telah dibeli tetapi belum diproses. Bahan – bahan dapat

diperolah dari sumber alam atau dibeli dari supplier (penghasil bahan

baku).

2. Persediaan barang setengah jadi (work in process) atau barang dalam

proses adalah komponen atau bahan mentah yang telah melewati

sebuah proses produksi/telah melewati beberapa proses perubahan,

tetapi belum selesai atau akan diproses kembali menjadi barang jadi.

3. Persediaan pasokan pemeliharaan/perbaikan/operasi (maintenance,

repair, operating) yaitu persediaan – persediaan yang disediakan untuk

pemeliharaan, perbaikan, dan operasional yang dibutuhkan untuk

menjaga agar mesin-mesin dan proses-proses tetap produktif.

4. Persediaan barang jadi (finished good inventory) yaitu produk yang

telah selesai di produksi atau diolah dan siap dijual.

2.3 Fungsi fungsi persediaan

Fungsi–Fungsi Persediaan Menurut Handoko (1994) fungsi persediaan

yaitu:

1. Fungsi Decoupling

Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi-operasi

perusahaan internal dan eksternal mempunyai kebebasan

(independence). Persediaan decouples ini memungkinkan perusahaan

dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada

supplier.

2. Fungsi Economic Lot Sizing

Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan

membeli sumber dayasumber daya dalam kuantitas yang dapat

mengurangi biaya-biaya per unit. Persediaan lot size ini perlu


mempertimbangkan penghematan penghematan (potongan

pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih murah dan sebagainya)

karena perusahaan melakukan pembelian pembelian dalam kuantitas

yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul

karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko dan

sebagainya)

3. Fungsi Antisipasi

Sering perusahaan mengalami fluktuasi permintaan yang dapat

diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data

masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat

mengadakan persediaan musiman (seasonal inventories). (Nugroho,

2015)

2.4 Biaya persediaan

Menurut Siswanto (2007) Dalam penyelesaian masalah persediaan adalah

meminimumkan biaya total persediaan. Biaya-biaya yang digunakan

adalah :

a. Biaya Pesan (Ordering Cost)

Biaya pesan timbul pada saat terjadi proses pemesanan suatu barang.

Biaya biaya pembuatan surat, telepon, fax dan biaya-biaya overhead

lain yang secara proporsional timbul karena proses pembuatan sebuah

pesanan.

b. Biaya simpan (Carrying Cost)

Biaya simpan timbul pada saat terjadi proses penyimpanan barang.

Sewa gudang, premi asuransi, biaya keamanan, dan biaya-biaya

overhead lain yang relevan atau timbul karena proses penyimpanan

suatu barang. Dalam hal ini, jelas sekali bahwa biaya-biaya tetap
muncul meskipun persediaan tidak ada adalah bukan termasuk dalam

kategori biaya simpan.

c. Biaya Kehabisan Persediaan (Stockout Cost)

Biaya kehabisan persediaan timbul pada saat persediaan habis atau

tidak tersedia. Termasuk dalam kategori ini adalah kerugian karena

mesin berhenti, atau karyawan tidak bekerja, peluang yang hilang

untuk memperoleh keuntungan.

d. Biaya Pembelian (Purchase Cost)

Biaya pembelian timbul pada saat pembelian suatu barang. Secara

sederhana biaya-biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya-

biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pembelian barang.

2.5 Pengendalian persediaan

[Handoko, 2015:333] mengemukakan bahwa “Pengendalian persediaan

merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karna persediaan phisik

banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva

lancar.” [Rusdiana, 2014:381] mengemukakan bahwa: “Pengendalian

persediaan merupakan aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada

tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan

ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian

diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena

konsumsi sering bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak

memerlukan persediaan.”(Octavia et al., 2017)

Siswanto (2007), menyatakan bahwa salah satu persoalan manajemen

yang potensial adalah persediaan. Dalam hal ini, istilah persediaan

mencakup persediaan bahan baku, persediaan bahan pembantu,

persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Manajemen

yang tidak baik terhadap persediaan bisa berakibat serius terhadap


organisasi. Kondisi situasi serba pasti dan tidak pasti yang dihadapi oleh

manajemen memunculkan model-model persediaan deterministik dan nir-

deterministik. Pengelompokan ini murni dipengaruhi oleh karakteristik

permintaan dan waktu pesanan datang.

2.6 Tujuan Pengendalian Persediaan

Ristono (2013:4), mengemukakan tujuan dilakukannya pengendalian

persediaan dinyatakan sebagai usaha

perusahaan untuk:

1. Dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat

(memuaskan konsumen).

2. Menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak

mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya

proses produksi, hal ini dikarenakan:

a. Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka

sehingga sulit diperoleh.

b. Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan.

3. Mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba

perusahaan

2.7 Metode-Metode Pengendalian Persediaan

Untuk metode-metode pengendalian persediaan menurut pendapat Sofyan

(2013:53) dibagi dalam 3 (tiga) metode, yaitu :

1. Metode pengendalian persediaan secara statistik (Statistical Inventory

Control). Metode ini dilakukan untuk mengetahui beberapa kondisi

persediaan seperti : menentukan jumlah ukuran pemesanan dinamis

(Economic Order Quantity/EOQ), mengetahui kapan titik pemesanan

kembali (Reorder Point) dilakukan dan mengetahui jumlah cadangan

pengaman (safety stock) yang harus dimiliki perusahaan.


2. Metode perencanaan kebutuhan material (Material Requirement

Planning). Sistem ini menggunakan pencatatan dari bill of material

pada produk akhir kedalam proses produksi dan rencana pembelian

dari berbagai komponen.

3. Metode persediaan tepat waktu (Just In Time).

2.8 Model Persediaan Probabilistik

Metode pengendalian persediaan probabilistik adalah model persediaan

dengan karakteristik permintaan dan kedatangan pesanan yang tidak

diketahui secara pasti sebelumnya, tetapi nilai ekspektasi, variansi dan

pola distribusi kemungkinannya dapat diprediksi dan didekati berdasarkan

distribusi probabilitas. Terdapat tiga metode pengendalian persediaan

probabilistik, yaitu Probabilistik sederhana; Metode P, yang memiliki aturan

bahwa tiap pemesanan bersifat regular pada rentang periode yang tetap

dan kuantitas pemesanan berbeda-beda; Metode Q, memiliki ukuran

(kuantitas) pemesanan tetap untuk tiap pesanan, dan waktu

pemesanannya bervariasi. Kriteria yang digunakan dalam menentukan

metode pengendalian persediaan terbaik adalah minimasi biaya inventori

total selama horizon perencanaan. Berbagai biaya yang dipertimbangkan

dalam pengelolaan persediaan di antaranya :

1. Ongkos pembelian (Ob), yaitu harga beli/produksi per unit. Ob

merupakan perkalian antara jumlah barang yang dibeli (D) dengan harga

barang per unitnya (p)

2. Ongkos pemesanan (Op), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

pemesanan tiap kali pesan. Ongkos pesan merupakan perkalian antara

frekuensi pemesanan (f) dan ongkos setiap kali pemesanan barang (A).

3. Ongkos Simpan (Os), yaitu biaya yang ditimbulkan akibat penyimpanan

produk pada periode tertentu. Ongkos simpan merupakan hasil perkalian


antara jumlah inventori rata-rata yang ada di gudang (m) dengan ongkos

simpan per unit per periode (h).

4. Ongkos kekurangan persediaan (Ok), yaitu konsekuensi tidak

terpenuhinya pesanan, dapat berbentuk kekurangan dapat dipesan-ulang

(backorder) atau batal (Lost sales). Persamaan ongkos inventori total (OT)

dapat dilihat pada persamaan 1:

OT = Ob + Op + Os + Ok (1)

Dalam pengolahan digunakan beberapa asumsi untuk menyederhanakan

masalah. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Permintaan bersifat probabilistik dan berdistribusi normal

b. waktu antar pesanan konstan untuk setiap pemesanan, barang datang

serentak.

c. Harga barang konstan terhadap kuantitas/waktu

d. Ongkos pesan (A) konstan untuk setiap pemesanan dan ongkos

simpan (h) sebanding dengan harga barang dan waktu penyimpanan

e. Ongkos kekurangan persediaan sebanding dengan jumlah barang

yang tidak dapat dilayani, atau sebanding dengan waktu (tidak

tergantung dengan jumlah kekurangan).

2.9 Sistem Inventori Probabilistik Sederhana

Dalam perhitungan probabilistik, terlebih dahulu harus dicari nilai dari

ekspektasi kekurangan permintaan yang tidak terpenuhi (N) pada

persamaan rumus 2.1 , karena metode ini digunakan tingkat permintaan

yang berfluktuasi dan tidak dapat diprediksi. Nilai ini merupakan fungsi

distribusi normal dari terjadinya kekurangan barang selama lead time.

N = SL [f(zα) –ᴪ(zα)] (2)

Setelah mencari nilai N, selanjutnya dapat dihitung kebijakan inventori

untuk menentukan ongkos total yang paling optimal. Persamaan dalam


kebijakan inventori meliputi ukuran lot pemesanan (qo) pada persamaan 3,

cadangan pengaman (ss) pada persamaan 4, saat pemesanan ulang (r)

pada persamaan 5.

1. Ukuran lot pemesanan ekonomis (qo)

qo=
√ 2 D ( A +CuN )
h
(3)

2. Cadangan pengaman (ss)

SS = zαS√L (4)

3. Saat pemesanan ulang (r)

r = DL + ss (5)

Setelah diketahui kebijakan inventori, dapat dihitung tingkat

pelayanan () seperti pada persamaan 6.

 = 1 – 𝑁 𝐷𝐿 (6)

Output dari perhitungan persediaan dengan menggunakan

metode apapun adalah untuk mencari ongkos total (OT) yang paling

optimal, untuk mencari ongkos total paling optimal di metode

probabilistik dapat dilihat pada persamaan 7.

AD qo+ ss CuDN
OT = Dp+ +h + (7)
qo 2! qo
2.9 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Metode Hasil penelitian

Hasil pengolahan data maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa metode

pengendaliaan persediaan bahan

baku yang paling optimal di CV.

Bola Mas adalah metode

PERENCANAAN metode Continuous review system atau


Wresni
KEBIJAKAN INVENTORI Continuous system Q. Untuk bahan Baku ragi
Anggraini Dan
1 MODEL PROBABILISTIK review system ukuran KG 1000-20 ekspektasi
Ferdyansyah
DI CV. BOLA MAS atau system total biaya persediaan (Tc)
(2018)
PEKANBARU Q. sebesar Rp. 2.702.151.080,

-/tahun. Untuk bahan Baku ragi

ukuran LG 1000-20 dengan

ekspektasi total biaya persediaan

(Tc) sebesar Rp.1.674.652.305,-

/tahun.

2. Dian Serena ANALISIS metode Hasil penelitian menunjukan

Pulungan dan PENGENDALIAN persediaan ongkos total persediaan tertinggi

Erika Fatma PERSEDIAAN probabilistik terdapat pada model P backorder

(2018) MENGGUNAKAN sesuai kebijakan perusahaan,

METODE PROBABILISTIK sedangkan dengan model yang

DENGAN KEBIJAKAN sama dengan model P back order

BACKORDER DAN LOST usulan menghasilkan biaya yang

SALES. lebih kecil. Hal ini berlaku untuk

seluruh model yang digunakan, di


mana ketika dibandingkan model

yang sama berdasarkan kebijakan

perusahaan menghasilkan biaya

persediaan lebih tinggi

dibandingkan model usulan. Dapat

disimpulkan dari ke-lima

perhitungan yang digunakan

dalam kebijakan persediaan

optimal, model terbaik yang dapat

digunakan adalah model Q –

backorder. Hal ini mengindikasikan

bahwa kebijakan yang dilakukan

perusahaan dalam penentuan

jumlah safety stock dinilai terlalu

tinggi, yang berdampak pada

bertambahnya biaya

penyimpanan. Dengan

menurunkan tingkat safety stock

sesuai yang diusulkan,

perusahaan dapat menekan biaya

persediaan dengan tetap dapat

memenuhi permintaan dengan

tingkat pelayanan yang tinggi.

3. Fathurohman USULAN PENERAPAN Metode Q Berdasarkan perumusan masalah

(2016) METODE PERSEDIAAN probabilistik yang telah diuraikan dari

PROBABILISTIK UNTUK pengolahan data menggunakan

MENGHITUNG klasifikasi ABC dan perhitungan

KEBUTUHAN BAHAN metode persediaan probabilistik

BAKU DI PT. MEGAYAKU model Q untuk mengendalikan


KEMASAN PERDANA persediaan bahan baku yang

KARAWANG optimal dan mengefisienkan

penggunaan biaya bahan baku,

adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis

klasifikasi ABC dari tujuh item

jenis bahan baku yang

dipesan terpilih bahan baku

HDPE TITANVENE HD 5401

GA yang termasuk dalam

kategori A.

2. Berdasarkan analisis

klasifikasi ABC, terpilih bahan

baku HDPE TITANVENE HD

5401 GA. Dan dalam

pengolahan data metode

persediaan probabilistik

model Q back order diperoleh

jumlah pemesanan yang

optimal (quantity order) yaitu

sebesar 20113 Kg, titik

pemesanan kembali (reorder

point) sebesar 5335 Kg, dan

persediaan pengaman (safety

stock) sebesar 1283 Kg.

3. Total biaya persediaan bahan

baku HDPE TITANVENE tahun

2015 yang dihitung menggunakan

metode persediaan probabilistik


model Q back order yaitu sebesar

Rp.7.165.801.746,-. Dalam hal ini

total biaya persediaan yang

dihitung menggunakan model Q

back order dapat

mengefesiensikan penggunaan

biaya persediaan bahan baku

HDPE TITANVENE sebesar Rp.

613.793.161,-.

4. Nurhayati PENGENDALIAN PROBABILIS Berdasarkan pengumpulan data,

Lestari (2018) PENGADAAN BAHAN TIK pengolahan data dan dilakukan

analisis berdasarkan dasar-dasar


BAKAR CONTINUOU
teori yang ada serta dengan
MENGGUNAKAN S REVIEW
melihat dari tujuan dilakukannya
MODEL SYSTEM
penelitian ini, maka dapat
PROBABILISTIK
disimpulkan:
CONTINUOUS REVIEW
1. Model pengendalian persediaan
SYSTEM Studi Kasus di
continuous review back order
PT. Semen Padang, merupakan model yang baik

Sumatera Barat digunakan untuk pengendalian

persediaan batu bara karena

memiliki total biaya persediaan

paling minimal yaitu Rp.

1.276.524.804.

2. Pengendalian persediaan model

continuous review back order

untuk bahan bakar batu bara

memiliki reorder level (r) sebesar

59643,445 ton. Jumlah


pemesanan (Q) ketika dilakukan

pesanan 2243,886 ton.


BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

SPDN atau Solar Packed Dealer Nelayan merupakan suatu bentuk

pengembangan dengan menggunakan mobil tangki BBM berkapasitas 10 KL

sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah pelabuhan kecil. SPDN

juga merupakan tempat pembelian BBM (Solar) dengan harga subsidi.

Pembangunan SPDN bertujuan untuk mengurangi permasalahan yang

dihadapi para nelayan dalam membutuhkan BBM dengan harga lebih murah

sehingga produktivitas dan pendapatan para nelayan meningkat.

Penyediaan BBM yang memadai, baik dari sisi kuantitas maupun harga,

sangat di butuhkan agar nelayan dapat menggunakan BBM sesuai

kebutuhan operasionalnya. Hal yang penting pada stasiun bahan bakar

SPDN adalah system penjualan dan pengelolahan persediaaan solar.

System penjualan yang berhubungan dengan para petugas atau operator

yang ada dalam melakukan pelayanan pembeliaan. Selanjutnya pengolahan

persediaan solar yang akan penulis angkat dan bahas dalam penulisan ini.

SPDN BAJI PAMAI adalah salah satu SPDN atau Solar Packed Dealer

Nelayan yang merupakan tempat pembelian BBM (Solar) dengan harga

subsidi. Pada perusahaan ini sering mengalami hambatan dalam proses

produksinya dimana perusahaan ini sering mengalami kelebihan dan

kekuragan stok persediaan sehingaa menyebabkan kerugian pada

perusahaan.

Penelitian yang dilakukan mengenai pengendalian persediaan bahan

bakar solar di SPDN BAJI PAMAI. Data yang digunakan adalah data historis

penggunaan bahan bakar solar per periode pada tahun 2019 dan 2020.
Dengan permasalahan diatas, maka metode yang digunakan adalah Metode

Probabilistik. Metode Probabilistik merupakan suatu system pengendalian

persediaan yang jarak waktu antar pemesanan adalah tetap, namun jumlah

pesanan berubah-ubah. Persediaan pengamanan dalam system ini tidak

hanya untuk meredam fluktuasi permintaan selama lead time, tetapi juga

untuk seluruh konsumsi persediaan.


3.2 Kerangka Berpikir

SPDN BAJI PAMAI MAROS

Proses Penjualan Tinjauan Teoritis

Gejala adanya masalah dimana


Dengan masalah yang sama Dian Serena
Perusahaan ini sering mengalami
Pulungan dan Erika Fatma Febina (2018),
terjadinya kelebihan dan kekurangan
meneliti tentang pengendaian persediaan
bahan bakar solar sehingga menyebabkan
sediaan.
kerugian pada perusahaan.

Rumusan Masalah Model Probabilistik Data :


Data penjualan bahan
bakar solar tahun 2020.
"Bagaimana pengendalian Metode pengendalian persediaan Data kapasitas
persediaan bahan bakar solar probabilistik adalah model penyimpanan bahan bakar
dengan mengunakan model persediaan dengan karakteristik solar
probabilistik sehingga dapat permintaan dan kedatangan Biaya pemesanaan
menimalkan persediaan pada pesanan yang tidak diketahui Biaya Penyimpanan
SPDN Baji Pamai Maros”. secara pasti sebelumnya, tetapi
Lead time
nilai ekspektasi, variansi dan pola
Safety stock
distribusi kemungkinannya dapat
diprediksi dan didekati
berdasarkan distribusi
probabilitas. (V. Lukitosari, 2012)

Peramalan penjualan solar


Biaya persediaan bahan bakar solar
menghitung frekuensi jumlah pemesanan dengan
menggunakan EOQ
Menghitung frekuaensi pemesanan/tahun
Menentukan ROP
Analisis biaya persediaan melalui pendekatan model
probabilistik

Manfaat untuk perusahaan


Output Model Probabilistik

Perusahaan mampu memenuhi


Mengendalikan persediaan permintaan dari konsumen
bahan bakar solar untuk sesuai jumlah permintaan serta
meminimalkan persediaan. waktu yang telah ditetapkan
dan dapat meminimalkan
persediaan.

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir


3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.1 Variabel, Indicator, Definisi Variabel

NO. Variable Keterangan

1. Solar Minyak Solar (HSD), High Speed Diesel (HSD)

merupakan BBM jenis solar yang memiliki angka performa

octane number mencapai 45, jenis BBM ini umumnya

digunakan untuk mesin transportasi diesel yang umum

dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection

pump) dan electronic injection. Jenis BBM ini

diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor

transportasi dan mesin industri. Minyak solar atau

Automotive Diesel Oil (ADO) sebagai salah satu hasil

kilang minyak merupakan bahan bakar destilasi

menengah (middle destilate) yang sangat penting untuk

memenuhi kebutuhan energi khususnya bahan bakar

minyak (BBM) untuk bahan bakar di sektor transportasi,

industri dan kelistrikan di Indonesia.


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakuakan pada SPDN Baji Pamai Maros, Sulawesi

Selatan.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Dalam pengumpulan data untuk penulisan tugas akhir ini maka jenis data

yang dikumpulkan dikelompokkan dalam dua jenis yaitu :

1. Jenis Data

a. Data kuantitatif

1. Data jumlah penjualan bahan bakar solar tahun 2020

2. Data kapasitas penyimpanan bahan bakar solar

3. Biaya pemesanaan

4. Biaya penyimpanaan

5. Lead time

6. Safety stock

b. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi. Dan data kualitatif dalam penelitian ini yaitu data penjualan

solar pada perusahaan.

2. Sumber Data

a. Data primer dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh melalui

wawancara langsung baik secara lisan maupun tulisan di perusahaan.

b. Data sekunder, adapun data sekunder dalam penelitian ini yaitu seperti

data yang diperoleh dari dokumen – dokumen grafis (catatan), foto –

foto, rekaman video selama melakukan penelitian.


4.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Penelitian kepustakaan (library research)

Penelitian kepustakaan merupakan sumber yang diperoleh dari

buku baik teks perkuliahan, jurnal, artikel, dokumen, internet dan

sumber referensi lain yang juga diambil dari contoh penelitian

sebelumnya.

2. Penelitian Lapangan (field research)

a. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati langsung maupun tidak langsung objek yang diteliti

untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.

b. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan.

4.4 Metode Pengolahan Data

Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan, kemudian dilakukan

pengolahan data menggunakan metode yang relevan dengan

permasalahan yang ada. Berikut ini merupakan tahapan pengolahan data

yang dilakukan:

a. Peramalan penjualan solar

b. Biaya persediaan bahan bakar solar

c. menghitung frekuensi jumlah pemesanan dengan menggunakan

EOQ

d. Menghitung frekuaensi pemesanan/tahun

e. Menentukan ROP

f. Analisis biaya persediaan melalui pendekatan model probabilistik


4.5 Kerangka pemecahan masalah (Flow Chart)

Observasi Awal

Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Menetapkan Tujuan

Pengumpulan Data

1. Data penjualan bahan bakar


solar tahun 2020.
2. Data kapasitas penyimpanan
bahan bakar solar.
3. Biaya pemesanaan
4. Biaya Penyimpanan
5. Lead time
6. Safety stock

Pengolahan Data

PENGOLAHAN DATA
1. Peramalan penjualan solar
2. Biaya persediaan bahan bakar solar
3. menghitung frekuensi jumlah pemesanan dengan
menggunakan EOQ
4. Menghitung frekuaensi pemesanan/tahun
5. Menentukan ROP
6. Analisis biaya persediaan melalui pendekatan model
probabilistik

Tidak
Optimal
Ya

A
A

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan dan
saran

Gambar 4.1 Flow chart

Anda mungkin juga menyukai