Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN BIOLOGI

PEMBUATAN TAPE SINGKONG

Disusun Oleh :
1. Agung Romadhoni (02/XF)
2. Fadhika Genta P (13/XF)
3. Linda Cipta D (21/XF)
4. Salsa Desta W (30/XF)
5. Sherina Zulka N (33/XF)
6. Sinta Puspita D (34/XF)

SMA NEGERI 1 CAWAS


2022/2023
PEMBUATAN TAPE SINGKONG
I. TUJUAN
Mempraktikkan salah satu Bioteknologi Konvensional yaitu Tape Singkong
II. DASAR TEORI

Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang difermentasi.
Makanan tradisional ini populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari
Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat, tape singkong dikenal
sebagai peuyeum (bahasa Sunda).

Pembuatan tape melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi


tape (Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas
kulitnya. Pada dasarnya tape adalah makanan matang setelah melalui proses
kukus atau rebus. Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tape biasa, yang
basah dan lunak dan tape kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa
mengalami kerusakan.

Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim


amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula
yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering
dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah
sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan
aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat
alkoholnya.

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal.

Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa
komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan
aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi
untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Sendok
2. Pisau
3. Wadah
4. Panci kukus
5. Kompor

Bahan :
1. Singkong 1kg
2. Ragi yang sudah dihaluskan
3. Gula
4. Air secukupnya
5. Daun Pisang
IV. CARA KERJA
1. Siapkan alat dan bahan
2. Lalu, pilih singkong dengan kualitas terbaik. Tanda singkong yang masih
bagus adalah kulitnya masih berwarna pink keunguan.
3. Kemudian, kupas singkong dan potong kira-kira sepanjang 5-10 cm. Cuci
bersih dengan air mengalir.
4. Selanjutnya, kukus singkong sampai matang kira-kira selama 20 menit. Cek
kematangan dengan cara menusuknya dengan menggunakan garpu. Kalau
garpu mudah keluar, artinya singkong sudah matang. Jika sudah matang,
tiriskan singkong.
5. Haluskan ragi tape. Simpan di dalam plastik, lalu gerus menggunakan
punggung sendok sampai halus.
6. Siapkan wadah, beri alasnya dengan daun pisang, lalu taburi alasnya
menggunakan ragi tape dengan cara diayak. Tata singkong di dalam wadah
tersebut, lalu taburi lagi dengan ragi tape. Lakukan sampai habis dan merata.
7. Tutup rapat wadah. Simpan di tempat yang hangat. Biarkan selama 2-3 hari.
Inilah proses fermentasinya. Jangan buka toples sebelum 3 hari.
8. Setelah 2-3 hari, bisa dicek apakah tape sudah jadi atau belum. Sesuaikan
dengan selera, Semakin lama fermentasi, maka akan semakin asam tapenya.
9. Jika ingin yang manis, buka wadah ketika sudah 2 hari. Hasilnya tidak terlalu
lembek/berair, tetapi tetap legit.
10. Selanjutnya, setelah tape singkong telah mencapai kematangan yang
diinginkan, simpan di dalam kulkas (bagian chiller) dan wadah ditutup rapat.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan penelitian, terlihat jika fermentasi pada tape berisar 2-3
hari. Perubahan biokimia yang penting pada fermentasi tape adalah hidrolisis pati
menjadi glukosa dan maltosa yang akan memberikan rasa manis serta perubahan
gula menjadi alkohol dan asam organik. Reaksi dalam fermentasi berbeda – beda
tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan.
Kami memilih variabel jenis singkong untuk membandingkan kegiatan
praktikum pembuatan tape. Yang pertama Singkong Putih dan yang kedua kami
menggunakan Singkong Madu. Yang tentu saja memberikan perbedaan yang
tersendiri.
Pada Singkong Putih menghasilkan rasa yang sedikit masam karena gula
yang kami gunakan kurang banyak. Begitupun tekstur dari singkong jenis ini,
beberapa sedikit masih keras dikarenakan kami meminimalisir singkong terlalu
matang dengan hanya mengkukus singkong selama 15 menit.
Pada Singkong Madu sendiri rasa yang dihasilkan sangatlah pas. Perpaduan
gula pasir dengan rasa manis yang sudah dihasilkan dari singkong ini membuat
tape dari singkong madu memiliki rasa nikmat yang tersendiri. Pada pengukusan
kami melakukan selama ± 20 menit yang membuatnya benar benar memiliki
tekstur yang legit.
VI. KESIMPULAN
Indikator Pengamatan
Jenis singkong
Tekstur Aroma Warna Rasa

Tidak rata, Manis dan


Tidak Putih
Singkong Putih Sedikit keras, sedikit
menyengat kekuningan
berair pahit

Legit, empuk, Kuning


Singkong Madu Menyengat Manis
berair matang
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai