Anda di halaman 1dari 9

Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No.

2: 254 - 262

Penggunaan limbah ikan tuna sebagai sumber protein untuk pertumbuhan dan kelangsungan
hidup ikan nila salin, Oreochromis niloticus

(Use of tuna byproduct as a protein source for growth and survival of saline tilapia,
Oreochromis niloticus)

Afnira Umar1, Jefrrie F. Mokolensang2, Revol D. Monijung 2 , Cyska Lumenta2,


Hariyani Sambali2, Chatrien A. L. Sinjal3
1)
Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan FPIK Unsrat Manado
2)
Staff Pengajar Prgram Studi Budidaya Perairan FPIK Unsrat Manado
3)
Staff Pengajar Prgram Studi Ilmu Kelautan FPIK Unsrat Manado
Penulis korespondensi: jeffrie_fm@unsrat.ac.id

Abstract

The objective of this research were to find out the best growth and survival produced by feeding
tuna fish waste meal with different doses, This research was carried out for 3 months, from May
to July 2021, taking place in a pond pond in Likuang Barat Village, North Tabukan District,
Sangihe Islands Regency. The research was conducted using a completely randomized design
with four treatments, each had three replications. Growth parameters measured included Weight
Gain (WG), Relative Growth Rate (RGR), Specific Growth Rate (SGR), Feed Efficiency FE),
Feed Conversion Rate (FCR), and Survival Rate (SR). The highest growth rate of saline tilapia
was found in treatment 3 with WG of 16.8 g, RGR 92%, SGR 2.2%/day, FE 61.3%, FCR 1.6
and SR 93.3%.

Keywords: Tuna fish waste, saline tilapia, net cages

PENDAHULUAN komoditi yang menarik, baik dalam usaha


budidaya skala besar maupun skala kecil.
Ikan nila di Indonesia merupakan ikan Pakan merupakan penunjang
ekonomis penting karena cara budidaya yang keberhasilan dalam suatu usaha kegiatan
mudah, rasa yang digemari, harga relatif budidya. Ketersediaan pakan yang
terjangkau, dan memiliki toleransi yang luas berkualitas merupakan salah satu syarat
terhadap lingkungan. Dewasa ini, ikan nila untuk keberhasilan usaha budidaya ikan.
dipelihara secara komersial baik di kolam Pakan yang berkualitas baik artinya pakan
atau keramba jaring apung (KJA) di air payau tersebut harus memenuhi kandungan nutrient
maupun air tawar serta perairan pantai. seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin
Disebabkan oleh minat masyarakat yang dan mineral untuk pertumbuhan dan produksi
semakin meningkat, ikan nila ini menjadi ikan. Pakan komersial dalam bentuk pellet

254
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 254 - 262

sangat digemari oleh ikan, namun harga Prosedur Kerja


pellet relatif mahal, oleh karena itu pakan Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada
yang mahal dapat diganti dengan pakan yang penelitian ini adalah :
dibuat sendiri dengan bahan lokal yang lebih a. Pengumpulan bahan untuk dijadikan
murah, mudah diperoleh dan memiliki tepung, yaitu : bahannya dicuci dan di
protein tinggi, (Nuraeni dkk., 2012). potong ukuran kecil, kemudian direbus
Salah satu limbah yang belum banyak dengan air mendidih, dikeringkan
pemanfaatannya adalah limbah ikan tuna. menggunakan oven, selanjutnya
Limbah ikan tuna merupakan hasil dilakukan penggilingan dengan
sampingan dari pengolahan industri menggunakan mesin penghancur dan
perikanan dan diharapkan dapat dilakukan pengayakan.
dimanfaatkan sebagai bahan pakan alternatif. b. Pembuatan pakan : bahan ditumbuk
Limbah ikan yang terdiri atas kepala, isi hingga halus, kemudian diayak hingga
perut, kulit, dan tulang jumlahnya mencapai diperoleh tepung yang halus. Sesuai
271 000 ton per tahun (Kopiang, 1990) dan komposisi yang telah ditentukan
Abun dkk., 2004). kemudian di timbang. Pencampuran
Limbah ikan tuna dapat dijadikan dimulai dengan bahan dengan jumlah
tepung sebagai substitusi penggunaan tepung sedikit, lalu tambahkan dengan jumlah
ikan yang harganya relative mahal. Beberapa yang banyak. Setelah bahan tercampur
bagian yang dapat dijadikan tepung rata, tambahkan air sedikit demi sedikit
diantaranya, jeroan, insang, tulang, dan sambil diaduk agar adonan bias
kepala ikan (Arian, dkk., 2018). Limbah ikan terbentuk dan tidak mudah hancur.
tuna dapat diperoleh dari tempat pelelangan Menggunakan air dalam adonan ini
ikan (TPI), pasar-pasar tradisional maupun sama dengan 40% atau sesuai dengan
dari pasar ikan yang biasanya dibuang dan karakteristik bahan baku yang
menjadi sampah yang mengganggu digunakan, masukkan kedalam cetakan
lingkungan. Limbah tersebut dapat diperoleh yang berdiameter 2 mm untuk
dengan harga yang sangat murah dengan membentuk adonan. Setelah itu hasil
jumlah yang sangat banyak. Potensi limbah cetakan berbentuk pelet
ikan tuna dapat dijadikan sebagai salah satu c. Pelet dikeringkan dengan menggunakan
bagian dalam pembuatan pakan yang menjadi oven listrik pada suhu 1050C selama 1
murah dan mudah diperoleh. jam sampai pelet kering.
METODE PENELITIAN
Hewan uji yang digunakan adalah
Penelitian ini dilaksanakan pada
benih ikan nila berjumlah 150 ekor dengan
bulan July-September 2021, bertempat di
berat 18,3 - 19 g. benih ikan di ambil di kolam
kolam tambak kampung Reda Kecamatan
tambak. Persiapan keramba jaring tancap
Tabukan Utara, Kabupaten Kepulauan
meliputi penyiapan bahan kontruksi untuk
Sangihe.
membuat keramba menggunakan bambu
yang ditancapkan kedasar perairan. Bambu

255
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 254 - 262

sebagai kerangka waring dibuat sehingga Perlakuan yang digunakan sebagai berikut:
membentuk petak keramba, kemudian
A : Tepung limbah ikan tuna 40%
waring yang diikatkan pemberat sehingga
B : Tepung limbah ikan tuna 30%
waring sampai kedasar sesuai dengan
C : Tepung limbah ikan tuna 20%
kedalaman. Benih ikan nila di pindahkan ke
D : Tepung limbah ikan tuna 10%
ke keramba jaring tancap. Pemberian pakan
E : Tanpa tepung limbah ikan tuna
pada ikan nila sebanyak 10 % dari berat total
ikan yang diuji coba.
Seluruh satuan percobaan di acak dan
Penelitian dilakukan dengan metode
eksperimen menggunakan rancangan acak
mempunyai peluang yang sama besar untuk
lengkap (RAL). Dengan 5 perlakuan dan tiap menerima satuan perlakuan tertentu.
perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga total Model matematika RAL sebagai berikut ;
terdapat 15 satuan percobaan. Hal ini
didasarkan bahwa seluruh satuan percobaan Yij = µ + ai + ∑ij
di anggap seragam atau homogen, hanya Prosedur pengukuran, penanganan dan
pakan uji yang menjadi sumber keragaman. kontrol terhadap setiap satuan percobaan
Wadah pemeliharaan yang dipakai dalam keadaan atau dilakukan secara
adalah kurungan jaring tancap ukuran 1x1x1 homogen..
m dengan tinggi efektif dalam air adalah 1 m. Penelitian ini menggunakan 5
Wadah penelitian dapat dilihat pada gambar perlakuan dan masing-masing 3 ulangan
berikut: jadi ada 15 satuan percobaan. Setiap satuan
percobaan ditempatkan secara acak.

Prosedur Kerja dan Pengambilan Data


Penelitian dilakukan selama 4
minggu. Data pertumbuhan yang di ukur
diperoleh dengan mengukur bobot ikan yang
diuji pada awal dan akhir percobaan
menggunakan timbangan digital dengan
ketelitian 0,1 gram. Pemberian makan
Gambar 1. Keramba Jaring Tancap
dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pukul
08.00 wita dan 16.00 wita. Dosis pemberian
pakan adalah 10% dari total berat badan.
Selama pelaksanaan penelitian parameter
yang di uji ialah pertumbuhan mutlak,
pertumbuhan nisbi, pertumbuhan harian,
efisiensi pakan, nilai ubah pakan dan
kelangsungan hidup.
Pertumbuhan biomassa mutlak
Gambar 2. Tata Letak wadah KJT adalah selisih antara berat basah pada akhir
(Sumber : Pribadi) penelitian dengan berat basah pada awal

256
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 254 - 262

penelitian Effendie, (1979) dalam (Rudiyanti SR= Kelangsungan hidup (%)


& Ekasari, 2009). Nt= Jumlah ikan akhir penelitian (ekor)
W = Wt – Wo No= Jumlah ikan awal penelitian (ekor)
Keterangan: Penghitungan nilai efisiensi pakan
W = Pertumbuhan mutlak (g) dengan rumus Zonneveld dkk. (1991) sebagai
Wt = Bobot biomassa pada akhir penelitian (g) berikut:
Wo = Bobot biomassa pada awal penelitian (g) 𝑊𝑡−𝑊𝑜
𝑁𝐸𝑃 (%) = x 100
𝐹𝐼
Pertumbuhan Nisbi adalah presentase
pertumbuhan pada tiap waktu atau perbedaan Keterangan:
ukuran pada waktu akhir dengan ukuran pada NEP = Nilai efisiensi pakan (%)
awal (Vidakovic, 2015). Wt = Bobot ikan uji pada akhir penelitian (g)
𝐹𝑊−𝑆𝑊 Wo = Bobot ikan uji pada awal penelitian (g)
𝑅𝐺𝑅 (%) = x 100 FI =Jumlah total pakan yang diberikan (g)
𝑆𝑊

Keterangan: Nilai ubah pakan dihitung


RGR = Laju Pertumbuhan Individu menggunakan rumus menurut Zhao et al.
SW = Berat Awal (g) (2017) yaitu :
FW = Berat Akhir (g) 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛
𝑁. 𝑈 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
Laju pertumbuhan harian atau
Specific Growth Rate (SGR) digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
rumus yang dikemukakan oleh Zhao et al.,
2017 sebagai berikut:
Hasil penelitian penggunaan limbah
𝒍𝒏𝑭𝑾−𝒍𝒏𝑺𝑾
𝑺𝑮𝑹 (%) = x 100 ikan tuna sebagai sumber protein untuk
𝒕
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan
nila salin secara keseluruhan data masing-
Keterangan: masing yang diamati yaitu pertumbuhan
mutlak, pertumbuhan harian, pertumbuhan
SGR= Laju Pertumbuhan Harian (%)
FW= Bobot rata-rata ikan di akhir pemeliharaan nisbi, kelangsungan hidup, efisiensi pakan
SW= Bobot rata-rata ikan di awal pemeliharaan dan nilai ubah pakan. Hasil perhitungan
t = Lama waktu pemeliharaan (hari) selama penelitian dapat di lihat pada Tabel 1.

Kelangsungan hidup atau survival


rate (SR) adalah tingkat perbandingan jumlah
ikan yang hidup dari awal hingga akhir
penelitian. Kelangsungan hidup dapat
dihitung dengan rumus:
𝑵𝒐−𝑵𝒕
𝑺𝑹 = x 100
𝑵𝒐

257
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 254 - 262

Tabel 1. Hasil perhitungan perubahan


Pertumbuhan Mutlak
pertumbuhan, nilai efisiensi, nilai
16,8

TPertumbuhan Mutlak (gr)


20,0 14,2
ubah pakan dan kelangsungan hidup 11,7 12,7
10,0
selama penelitian 10,0

0,0
1 2 3 4 5
Perlakuan

Gambar 3. Pertumbuhan mutlak (gr) ikan nila


salin selama 4 minggu massa pemeliharaan
Pertumbuhan Harian
Hasil penelitian menunjukan bahwa
laju pertumbuhan harian tertinggi terdapat
pada perlakuan 3 yaitu dengan nilai rata-rata
2,2 %/hari dengan berturut-turut pada
perlakuan 2 1,9 %/hari, perlakuan 4 1,8
%/hari,
Pertumbuhan Mutlak Perlakuan 1 yaitu 1,6 %/hari dan yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terendah terdapat pada perlakuan 5 dengan
pertumbuhan mutlak terbesar terdapat pada nilai rata-rata 1,4 %/hari (Gambar 3).
perlakuan 3 dengan nilai rata-rata 16,8 g. Pertumbuhan sebagai pertambahan dalam
(Gambar 3) kemudian diikuti oleh perlakuan volume dan berat dalam waktu tertentu.
2 dengan nilai rata-rata 14,2 g, perlakuan 4 Pertumbuhan yang terjadi pada ikan nila salin
yaitu 12,7 g, 1 yaitu 11,7 g dan pertumbuhan bisa disebabkan oleh beberapa faktor
multak terendah terdapat pada perlakuan 5 terutama adanya pasokan energi dari pakan.
dengan nilai rata-rata 10 g. Dapat dilihat pada Kelebihan energi yang dibutuhkan untuk
gambar 3. pemeliharaan dan aktifitas tubuh
Hasil analisis ragam pada masing- dimanfaatkan untuk pertumbuhan (Widodo,
masing perlakuan menunjukkan bahwa Fhitung 2010). Dapat dilihat pada gambar 4.
> Ftabel 5%. Hal ini menunjukkan bahwa
perlakuan penggunaan limbah ikan tuna Pertumbuhan Harian
sebagai sumber protein memberikan
Pertumbuhan Harian (%)

4,0
pengaruh yang sangat nyata terhadap 1,9 2,2 1,8
1,6 1,4
2,0
pertumbuhan mutlak ikan nila salin sehingga
0,0
dilakukan uji lanjut beda nyata terkecil 1 2 3 4 5
(BNT). Hasil uji BNT menunjukkan bahwa, Perlakuan
perlakuan 1, 2, 3, 4 dan 5 berbeda nyata. Hasil
tersebut sama dengan perlakuan yang sama Gambar 4. Pertumbuhan Harian % ikan nila
diuji cobakan pada nila air tawar salin selama 4 minggu massa pemeliharaan
(Mokolensang et al., 2021).

258
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 254 - 262

Hasil analisis ragam pada masing- Efisiensi Pakan


masing perlakuan menunjukkan bahwa Fhitung Hasil penelitian selama 4 minggu
> Ftabel 5%, yang berarti menunjukkan bahwa massa pemeliharaan menunjukan bahwa
perlakuan penggunaan limbah ikan tuna efisiensi pakan tertinggi terdapat pada
sebagai sumber protein memberikan perlakuan 3 dengan nilai rata-rata 61,3 %,
pengaruh yang sangat nyata terhadap diikuti oleh perlakuan 2 yaitu 51,5 %,
pertumbuhan harian ikan nila salin, sehingga selanjutnya perlakuan 1 48,4 % dan
dilakukan uji lanjut beda nyata terkecil perlakuan 4 yaitu 44,1 % sedangkan nilai
(BNT). Hasil uji BNT menunjukkan bahwa, terendah terdapat pada perlakuan 5 dengan
perlakuan 1,2,3,4 dan 5 berbeda nyata. nilai rata-rata 34,7 %. Dapat dilihat pada
gambar 6.
Pertumbuhan Nisbi
Berdasarkan hasil penelitian pada
Gambar 2 menunjukan bahwa selama 4
minggu massa pemeliharaan pertumbuhan
Efisiensi Pakan
nisbi terbesar terdapat pada perlakuan 3 100,0

Efisiensi Pakan (%)


61,3
48,4 51,5 44,1
dengan kisaran sebesar 92,0 % dan perlakuan 50,0 34,7
2 sebesar 75,1 % dibandingkan dengan 1
0,0
berkisar 62,5 %, perlakuan 4 69,6 % dan yang
1 2 3 4 5
terendah terdapat pada perlakuan 5 berkisar Perlakuan
52,5 %. Dapat dilihat pada gambar 5.
Pertumbuhan Nisbi Gambar 6. Efisiensi Pakan ikan nila salin
Pertumbuhan Nisbi (%)

75,1 92,0
100,0 62,5 69,6 52,5 selama 4 minggu massa pemeliharaan
50,0
0,0 Berdasarkan hasil analisis ragam pada
1 2 3 4 5 masing-masing perlakuan menunjukkan
Perlakuan bahwa Fhitung > Ftabel 5%, yang berarti
menunjukkan bahwa perlakuan penggunaan
Gambar 5. Pertumbuhan Nisbi ikan nila salin limbah ikan tuna sebagai sumber protein
selama 4 minggu massa pemeliharaan memberikan pengaruh yang sangat nyata
terhadap efisiensi pakan ikan nila salin,
Berdasarkan hasil analisis ragam
sehingga dilakukan uji lanjut beda nyata
menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel 5%,
terkecil (BNT). Hasil uji BNT menunjukkan
sehingga menunjukkan bahwa perlakuan
bahwa, perlakuan 1, 2, 3, 4 dan 5 berbeda
penggunaan limbah ikan tuna sebagai sumber
nyata seperti yang dapat dilihat pada gambar
protein memberikan pengaruh yang sangat
8.
nyata terhadap pertumbuhan nisbi ikan nila
salin, sehingga dilakukan uji lanjut beda Nilai ubah Pakan
nyata terkecil (BNT). Hasil uji BNT Dalam 4 minggu massa pemeliharaan
menunjukkan bahwa, perlakuan 1,2,3,4 dan 5 nilai ubah pakan menunjukkan hasil yang
berbeda nyata. berbeda-beda dan nilai yang terbaik terdapat

259
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 254 - 262

pada perlakuan 5 dengan nilai rata-rata Kelangsungan Hidup


berkisar 2,9 dan berturut-turut pada Berdasarkan hasil penelitian pada
perlakuan 4 yaitu 2,3 pada 1 yaitu 2,1 Gambar 2 menunjukan bahwa selama 4
perlakuan 2 yaitu 1,9 dan nilai ubah pakan minggu Tingkat kelangsungan hidup ikan
terendah terdapat pada perlakuan 3 yaitu 1,6 nila salin yang tertinggi terdapat pada
dapat dilihat pada Gambar 7. perlakuan 3 dengan nilai rata-rata 93,3 % dan
berturut-turut pada perlakuan 3 yaitu 90 %,
Nilai Ubah Pakan kemudian perlakuan 2 dan perlakuan 5
Nilai Ubah Pakan

4,0 2,9 dengan tingkat kelangsungan hidup yang


2,1 1,9 2,3
1,6 sama yaitu 86,7 % dan yang terendah pada
2,0
perlakuan 4 dengan nilai rata-rata 76,7 %
0,0
1 2 3 4 5 (Gambar 8).
Perlakuan
Kelangsungan Hidup
150,0

Kelangsungan Hidup (%)


Gambar 7. Nilai ubah pakan ikan nila salin
90,0 86,7 93,3 86,7
selama 4 minggu massa pemeliharaan 100,0 76,7

50,0
Menurut Fahrizal dan Ratna (2019),
kecernaan pakan oleh ikan dipengaruhi oleh 0,0
1 2 3 4 5
ukuran ikan dan bukaan mulut ikan. Ukuran
Perlakuan
pakan yang sesuai dengan bukaan mulut ikan
dapat memberikan pengaruh terhadap
kecernaan pakan oleh ikan uji. Gambar 8. Kelangsungan hidup ikan nila
Dalam kegiatan budidaya perikanan, salin selama 4 minggu massa pemeliharaan
tujuan utama dari pemeliharaan ikan adalah Berdasarkan hasil analisis ragam pada
diperolehnya konversi yang efisien dari masing-masing perlakuan menunjukkan
pakan menjadi daging yang dapat dikonsumsi bahwa Fhitung > Ftabel 5%, yang berarti
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan menunjukkan bahwa perlakuan penggunaan
gizi bagi masyarakat secara menyeluruh dan limbah ikan tuna sebagai sumber protein
terjangkau (Gunawan, 2009). memberikan pengaruh yang sangat nyata
Berdasarkan hasil analisis ragam terhadap kelangsungan hidup ikan nila salin,
pada masing-masing perlakuan menunjukkan sehingga dilakukan uji lanjut beda nyata
bahwa Fhitung > Ftabel 5%, yang berarti terkecil (BNT). Hasil uji BNT menunjukkan
menunjukkan bahwa perlakuan penggunaan bahwa, perlakuan 2 dan perlakuan 5 tidak
limbah ikan tuna sebagai sumber protein berbeda nyata tetapi perlakuan 1 dan 3 dan 4
memberikan pengaruh yang sangat nyata berbeda nyata
terhadap nilai ubah pakan ikan nila salin,
sehingga dilakukan uji lanjut beda nyata Kualitas Air
terkecil (BNT). Hasil uji BNT menunjukkan Pengukuran kualitas air ikan nila salin
bahwa, perlakuan 1, 2, 3, 4 dan 5 berbeda meliputi oksigen terlarut (DO) dan derajat
nyata. keasaman (pH). Pengukuran kualitas air

260
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 254 - 262

hanya dilakukan pada awal dan akhir energi metabolisme pada ayam
penelitian sehingga, hasil pengukuran pedaging. Laporan Penelitian.
kualitas air masih dalam standar optimal Bandung: Universitas Padjadjaran.
pemeliharaan ikan nila salin. Oksigen terlarut Ardita N. 2013. Pertumbuhan dan Rasio
(DO) yang diukur dalam penelitian Konversi Pakan Ikan Nila
menunjukkan pada kisaran 6,5-6,7, (Oreochromis niloticus) dengan
menunjukkan kandungan oksigen yang baik Penambahan Probiotik. Jurusan
bagi pertumbuhan ikan nila salin. Menurut Biologi , Fakultas Matematika dan
pernyataan (Ardita, 2013) ikan nila salin Ilmu Pengetahuan Alam, universitas
membutuhkan oksigen untuk bernafas seperti Sebelas maret. Surakarta.
hewan air lainnya yaitu oksigen terlarut Ariana D, Bawole R, Sabariah V. 2018.
dalam air mempengaruhi aktivitas ikan dan Pemanfaatan Limbah Padat Ikan
berpengaruh pada metabolisme dalam tubuh Tuna Melalui Kegiatan Budidaya
ikan, kadar oksigen terlarut bagi Ikan Nila (Oreochromis niloticus),
pertumbuhan ikan nila salin yaitu 6-8 mg/l. studi kasus perusahaan abon UD
pH air yang diukur dalam penelitian yaitu Madurasa Kabupaten Manokwari
berkisar antara 7-7,5, sehingga menunjukkan 1(1): 21-34.
bahwa pH air dalam penelitian masih berada Ayuniar LN. Hidayat JW. 2018. Analisis
pada kisaran yang optimal untuk menunjang Kualitas Fisika dan Kimia Air di
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan Kawasan Budidaya Perikanan
nila salin, dan beberapa faktor yang Kabupaten Majalengka. Jurnal Envi
mempengaruhi pH perairan diantaranya Science 2(2): 2597–9612
aktivitas fotosintesis dan suhu. Ayuniar & Cholik F. 2005. Review of Mud Crab Culture
Hidayat (2018). Menurut Effendi (2003) Research in Indonesia. Central
sebagian ikan dapat beradaptasi dengan baik Research Institute for Fisheries, PO
pada lingkungan perairan yang mempunyai Box 6650 Slipi, Jakarta, Indonesia.
pH berkisar antara 5-9. Effendie MI. 1979. Metoda Biologi
KESIMPULAN Perikanan. Cetakan Pertama Yayasan
Dewi Sri. Bogor.
✓ Laju pertumbuhan tertinggi terdapat Effendi MI. 2003. Biologi Perikanan
pada perlakuan 3 yaitu dengan nilai Yayasan Pustaka Nusantara. Jakarta.
rata-rata 2,2%/hari Fadlun A, Firdauz M, Ariyanti V.
✓ Kelangsungan hidup ikan nila salin yang 2015.“Pelor Pasta” (Pelet organik
tertinggi terdapat pada perlakuan 3 ampas tahu). Peluang Usaha Hasil
dengan nilai rata-rata 93,3 % Pemanfaatan Limbah Ampas Tahu di
DAFTAR PUSTAKA Desa Tempel Sari, Wonosobo. PKM-
Kewirausahaan, Universitas Negeri
Abun, Rusmana, D, Saefulhadjar D. 2004. Semarang. ttp://www.uap.unnes.ac.id
Pengaruh cara pengolahan limbah Fahrizal A, Ratna. 2020. Uji Fisik dan Uji
ikan tuna (Thunus atlanticus) Mikrobiologi Pakan Berbahan
terhadap kandungan gizi dan nilai

261
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 254 - 262

Limbah Ikan Asal Pangkalan Rudiyanti S, Ekasari AD. 2009. Pertumbuhan


Pendaratan Ikan Klaligi Kota Sorong. dan Survival Rate Ikan Mas
2(1): 124-134. (Cyprinus carpio Linn) pada berbagai
Fibria K. 2007. Studi Kasus Industri Tahu konsentrasi pestisida regent 0,3.
Tandang Semarang, Sederhana Jurnal Saintek Perikanan, 5(1): 39-
Kendal dan Gagak Sipat Boyolali. 47.
Tesis Master. Semarang: Program Vidakovic A. 2015. Fungal and Mussel
Pasca Sarjana UNDIP. Protein sources in Fish Feed.
Gunawan S. 2009. Kiat Sukses Budidaya Doctoral Thesis. s.l.:Swedish
Lele di Lahan Sempit. Agromedia. University of Agricultural Sciences
Ghufran M, Kordik K. 2009. Budidaya Uppsala.
Perairan. Bandung: PT. Citra Aditya Yustina I. 2012. Potensi Tepung dari Ampas
Bakti. Industri Pengolahan Kedelai Sebagai
Kompiang IP. 1990. Penggunaan Tepung Bahan Pangan. Prosiding Seminar
Silase Ikan. Prosiding Rapat Teknis Nasional: Kedaulatan Pangan dan
Tepung Ikan. Pusat Penelitian dan Energi, juni 2012. Universitas
Pengembangan Pertanian. Badan Trunojojo. Madura.
Penelitian dan Pengembangan Zhao L, Wang L, Huang X, Guo H, Wen W,
Pertanian. Jakarta: Departemen Feng L, Wei1 L. 2017. The effect of
Pertanian. replacement of fish meal by
Mokolensang JF, Mantiri DMH, Manoppo H, yeastextract on the digestibility,
Pangkey H, & Manu L. 2021. growth and musclecomposition of the
Utilization of tuna by-product and shrimp Litopenaeus Vannamei.
blood meal as a protein ingredient Aquaculture Research 48: 311-320.
from animal waste product as a diet of Zonnevelt N, Huisman EA, Boon JH. 1991.
nile tilapia, Oreochromis niloticus. Budidaya Ikan. Gramedia, Jakarta.
AACL Bioflux 14(3): 1645–1650.
Nuraini ME, Mahata, Nirwansyah. 2012.
Potensi ligninolitik dan selulolitik
Phanerochaete chrysosporium dan
karatenoid monakolin dari Monascus
purpureus dalam meningkatkan
kualitas limbah buah kakao sebagai
pakan ternak. Laporan Penelitian.
Padang: LPPM Universitas Andalas.

262

Anda mungkin juga menyukai