TH 2023
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
ABSTRAK
Arwana super red Scleropages formosus merupakan jenis ikan hias yang termasuk kategori low-volume high-
value. Saat ini pemenuhan permintaan ikan arwana masih banyak didominasi oleh ikan hasil tangkapan yang jika
berlangsung secara terus menerus, ikan ini akan punah dari ekosistem di habitatnya. Salah satu upaya guna
mengatasi hal tersebut adalah diseminasi informasi teknik budidaya ikan arwana agar keberadaan ikan ini tetap
lestari serta dapat merangsang pengembangan perekonomian masyarakat pembudidaya dengan mengelola dan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal. Dalam studi ini alur kegiatan budidaya dibagi kedalam
5 tahapan yang dimulai dari pemeliharaan induk, pemijahan induk, pemanenan larva, pemeliharaan larva dan
pemeliharaan benih. Ikan arwana super red dipelihara dengan padat tebar 1 ekor/m2 dan dipijahkan secara alami
dengan perbandingan induk jantan dan betina 2:3. Selama proses studi, fekunditas rata-rata perekor induk betina
sebanyak 25-35 butir telur, fecundity rate 95% dan persentase hatching rate telur rata-rata sebesar 75%. Larva
hasil budidaya dipelihara selama 3 bulan sampai mencapai ukuran 25 cm dengan rata-rata persentase tingkat
kelangsungan hidup benih mencapai 90%. Sebelum dijual kepada konsumen, ikan dipasangi microchip dan
dilengkapi dengan sertifikat sebagai penanda bahwa ikan tersebut berasal dari penangkaran resmi yang memiliki
CITES bukan dari tangkapan alam liar.
Kata kunci: Arwana super red Scleropages formosus, teknik budidaya, microchip
ABSTRACT
Arowana super red Scleropages formosus is a type of ornamental fish that belongs to the low-volume high-value
category. Currently, the fulfillment of the demand for arowana fish is still dominated by caught fish which if this
continues continuously, these fish will become extinct from the ecosystem in their habitat. One effort to overcome
this is the dissemination of information on arowana fish farming techniques so that the existence of this fish
remains sustainable and can stimulate the economic development of the cultivating community by managing and
utilizing available resources optimally. In this study the flow of cultivation activities was divided into 5 stages
starting from broodstock rearing, broodstock spawning, larvae harvesting, larva rearing and seed rearing. Super
red arowana fish reared at a stocking density of 1 fish/m2 and spawned naturally with a ratio of male to female
broodstock of 2:3. During the study process, the average fecundity per female broodstock was 25-35 eggs, the
fecundity rate was 95% and the percentage of average hatching rate was 75%. The cultivated larvae are reared
for 3 months until they reach a size of 25 cm with an average percentage of seed survival rate reaching 90%.
Before being sold to consumers, the fish is microchipped and equipped with a certificate as an indication that the
fish comes from official captive breeders that have CITES not from wild catches.
152
JURNAL RUAYA VOL. 11. NO. 2. TH 2023
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
1. Pendahuluan
kedalam spesies ikan Indonesia dengan status
Arwana super red Scleropages formosus terancam punah (endangered).
merupakan jenis ikan hias yang termasuk kategori low- Salah satu upaya guna mengatasi hal tersebut
volume high-value. Ikan Arwana diklasifikasikan adalah diseminasi informasi teknik budidaya ikan
dalam kode perdagangan kelompok ikan hias air tawar arwana agar keberadaan ikan ini tetap lestari serta
HS 03011010 live ornamental freshwater fish dan dapat merangsang pengembangan perekonomian
populer sejak tahun 1960-an hingga sekarang masyarakat pembudidaya dengan mengelola dan
(Krishnakumar 2008). Harga satu ekor arwana yang memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara
tinggi dibandingkan jenis ikan hias lain, tidak optimal.
menurunkan minat penghobi ikan hias untuk Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui
memelihara ikan arwana yang dipercaya dapat proses budidaya ikan arwana super red sehingga dapat
membawa keberuntungan. dijadikan sebagai rujukan dan alternatif usaha para
Para ilmuwan mengkatagorikan arwana kedalam pelaku usaha budidaya ikan khususnya arwana untuk
kelompok ikan purba. Berbagai fosil ikan ini pernah dapat meningkatkan pendapatannya.
ditemukan di beberapa tempat, seperti di kawasan
Australiana yang meliputi wilayah Australia, Papua, 2. Metode Penelitian
Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara serta kawasan
Oriental yang meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia Kegiatan studi dan pemeliharaan ikan dilaksanakan
Tenggara, termasuk Filipina, Sumatera, Kalimantan, di PT. Arwana Citra Ikan Hias Indonesia, selama 3
dan Jawa (Apin 2005). bulan mulai Agustus hingga Oktober 2022.
Ikan arwana merupakan ikan hias yang banyak Dalam studi ini, metode kerja yang digunakan
diusahakan oleh budidaya skala rumah tangga adalah dengan mengkombinasikan data-data primer
budidaya ikan hias yaitu sebanyak 2371 pembudidaya yang diperoleh melalui observasi di lapangan serta
skala rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan berpartisipasi secara aktif seluruh rangkaian kegiatan
arwana sebagai jenis ikan utama, dan Kalimantan budidaya yang bertujuan untuk mendapatkan
Barat merupakan provinsi yang paling banyak informasi yang mencakup seluruh kegiatan teknis
mengusahakan budidaya arwana (Anonim 2013). operasional, mengamati serta mempelajari aspek usaha
Di pasar dalam negeri, harga ikan arwana dengan mulai dari pemeliharaan komoditas budidaya, sampai
panjang 15 cm sampai dengan 18 cm berkisar antara proses disribusi pemasaran (Iskandar et al 2022).
Rp 3.000.000 sampai dengan Rp 5.000.000 (Ashari Data-data sekunder diperoleh dengan cara
2022). Harga tersebut akan bertambah tinggi mengumpulkan dokumen-dokumen yang selanjutnya
bergantung pada ukuran, jenis, dan kualitasnya. Ikan diolah untuk menunjang kegiatan melalui pihak-pihak
arwana akan bernilai semakin mahal apabila ikan lain yang ada hubungannya dengan analisis.
arwana tersebut memenangkan kontes arwana. Di luar Pengumpulan data primer yang diamati dalam
negeri, harga ikan arwana lebih tinggi yaitu tiga kali kegiatan studi meliputi persentase pembuahan, derajat
lipat dari harga beli di Indonesia (Caturini 2011). penetasan telur dan tingkat kelangsungan hidup larva.
Dampak pandemi Covid-19 telah menekan Pengukuran kualitas air yang terdiri dari suhu, derajat
berbagai sektor usaha, namun juga membuka berbagai keasaman (pH) dan oksigen terlarut (DO) dilakukan
peluang usaha baru bagi sebagian orang salah satu setiap hari selama pemeliharaan untuk mengetahui
peluang usaha tersebut yaitu budidaya ikan hias pengaruh lingkungan pemeliharaan terhadap ikan yang
(Iskandar et al., 2022) termasuk ikan arwana. dibudidayakan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia Persentase pembuahan (Fertilization Rate; FR),
menyebutkan bahwa pada tahun 2018 ikan arwana derajat penetasan telur (Hatching Rate; HR) dan
super red terjual sebanyak 4.058 ekor dengan harga tingkat kelangsungan hidup (Survival Rate; SR) ikan
total sebesar lebih dari 10 miliar rupiah. yang diamati, dihitung dengan menggunakan rumus:
Saat ini pemenuhan permintaan ikan arwana masih
banyak didominasi oleh ikan hasil tangkapan yang jika Persentase Pembuahan (FR)
berlangsung secara terus menerus, ikan ini akan punah %
dari ekosistem di habitatnya. Penurunan populasi
arwana di alam telah demikian dirasakan, selain
Derajat Penetasan Telur (HR)
disebabkan karena penangkapan, perubahan lahan
serta penurunan kualitas lingkungan, proses
pemeliharaan ikan ini juga tidak mudah karena
sifatnya sangat sensitif sehingga mudah mati akibat
terserang penyakit (Agustini 2019). Iskandar et al. Tingkat Kelangsungan Hidup (SR)
(2020) menyebutkan bahwa ikan arwana termasuk
153
JURNAL RUAYA VOL. 11. NO. 2. TH 2023
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
154
JURNAL RUAYA VOL. 11. NO. 2. TH 2023
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
pemeliharaan larva dan pemeliharaan benih (Gambar Proses pemeliharaan calon induk hasil seleksi
2). adalah pemberian pakan pada sore hari menggunakan
jenis pakan berupa katak sawah Ranna cancrivora.
Ramadlon (2011) menyebutkan bahwa penggunaan
jenis pakan ini bertujuan untuk memacu
perkembangan pertumbuhan dan proses reproduksi
ikan karena pada katak sawah mengandung kadar
lemak yang tinggi. Kandungan nutrisi yang terdapat
dalam tubuh katak sawah terdiri dari 58.76 % protein,
lemak 68.43 %, air 75.63 %, dan kandungan abu
35.56%. Teknis pemberian pakan menggunakan
metode sekenyangnya (at satiation).
Pemijahan Induk ciri-ciri induk betina yaitu bukaan rahang mulut sempit
Berdasarkan pengamatan selama proses studi, dan lebih kecil, memiliki bobot tubuh 4-6 kg, umur
induk yang dipijahkan yaitu induk yang telah matang induk minimal 6 tahun, pada bagian perut membesar,
gonad dengan ciri-ciri performa induk jantan yaitu jika diraba akan terasa lembek dan halus, sisik melebar
bukaan rahang mulut lebar, memiliki bobot 4-6 kg, serta bagian genital berwarna merah jambu. Hal ini
berumur minimal 8 tahun, nafsu makan berkurang dan juga disebutkan oleh Rizaldi (2015) dalam studi
warna tubuhnya lebih cerah dari biasanya, sedangkan
155
JURNAL RUAYA VOL. 11. NO. 2. TH 2023
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
tentang pemeliharaan induk arwana super red sebelum memijah induk jantan akan akan mencari
Scleropages legendrei. pasangannya masing-masing betinanya dengan saling
Pemijahan induk ikan arwana super red mengejar. Calon induk jantan akan memperebutkan
menggunakan teknik pemijahan secara alami, diawali calon induk betina, bahkan saling terjadi pertarungan.
dengan proses seleksi dengan menangkap induk Jika induk jantan sudah menemukan pasangannya,
menggunakan jaring berukuran 1 x 1 m, selanjutnya induk jantan dan betina akan berenang secara
induk yang telah ditangkap diseleksi sesuai kriteria. beriringan di pinggir kolam. Induk arwana akan
Induk yang telah memenuhi kriteria kemudian membuat sarang kubangan lumpur pada pinggir kolam
dipindahkan ke kolam pemijahan dengan atau tempat teritorik sebagai tempat keluarnya telur
menggunakan alat angkut berupa kantung plastik dari induk betina yang akan dibuahi oleh induk jantan.
ukuran 30 cm x 100 cm yang diisi air setinggi 15 cm. Proses pemijahan induk jantan dan betina diawali
Perbandingan induk jantan dan betina yang akan dengan saling mengejar dan berenang secara
dipijahkan yaitu 2:3, atau 20 ekor induk jantan dan 30 beriringan, selanjutnya induk akan saling melingkar
ekor induk betina betina per kolam pemijahan dengan atau bercumbu sebagai tanda terjadinya proses
padat tebar 1 ekor/m2. pembuahan. Proses pembuahan telur pada ikan arwana
Selama proses pemijahan, kegiatan pengontrolan terjadi secara eksternal yaitu induk betina akan
induk dilakukan setiap hari yaitu pada sore hari mengeluarkan telur, kemudian induk jantan
sebelum pemberian pakan. Dalam kegiatan mengeluarkan spermanya untuk membuahi telur.
pengontrolan perilaku induk yang perlu diperhatikan Selama proses studi, fekunditas rata-rata perekor induk
adalah tingkah laku induk. Hasil pengamatan betina sebanyak 25-35 butir telur, fecundity rate 95%
menunjukkan bahwa perilaku induk jantan dan betina dan persentase hatching rate telur rata-rata sebesar
pada sore hari cenderung berada di permukaan kolam, 75% (Tabel 2).
dan berenang secara beriringan ditempat untuk
memijah. Suwandi (2009) menyebutkan bahwa
Tabel 2. Fekunditas rata-rata, fecundity rate dan persentase hatching rate telur rata-rata induk ikan arwana super
red yang dipijahkan
Kolam Pemeliharaan Jumlah induk betina Jumlah telur Fecundity rate hatching rate
(ekor) (butir) (%) (%)
A 30 27 92 76
B 30 25 96 64
C 30 32 97 85
Rata-rata 28 95 75
Pemanenan Larva
Gambar 3. Perilaku berenang induk jantan dan betina Di lokasi studi, pemanenan larva dilakukan pada
pada saat pengeraman telur hari ke- 14 sejak induk ikan terlihat mengerami
telurnya. Menurut Suwandi (2009), proses
pengeraman telur induk jantan membutuhkan waktu
156
JURNAL RUAYA VOL. 11. NO. 2. TH 2023
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
sekitar 1-2 bulan. Hal ini dilakukan untuk mencegah Pemeliharaan Larva
larva berkeliaran dan dimangsa oleh induk lain atau Larva ikan arwana dipelihara di dalam akuarium
predator. Induk betina ikan arwana akan kembali berukuran 80 x 60 x 40 cm. Sebelum digunakan,
matang gonad setelah melewati rematurasi selama 4-8 akuarium inkubasi sekaligus pemeliharaan larva
bulan sedangkan induk jantan masa rematurasi 3
dibersihkan dengan cara menggosok setiap sisi dan
minggu setelah proses pemijahan.
Waktu pemanenan larva dilaksanakan pada sore sudut akuarium menggunakan kapas kasar dan dibilas
hari. Sebelum dilakukan pemanenan larva, alat dan sampai bersih. Akuarium kemudian diisi air sampai
bahan harus dipersiapkan seperti jaring penggiring ketinggian 15 cm dan ditambahkan larutan MB
ukuran 10x3 m, jaring hapa ukuran 2x1x2 m, mangkuk sebanyak 7 ml. Pasokan oksigen setiap wadah
penampung larva dan wadah plastik berisi larutan akuarium inkubasi menggunakan oksigen murni yang
methylene blue (MB) untuk memindahkan larva ke disalurkan langsung dari tabung oksigen dengan
ruangan pemeliharaan lanjutan. Proses pemanenan
menggunakan selang aerasi dan batu aerasi.
larva dilakukan dengan cara menangkap induk
selanjutnya larva yang masih dierami di dalam mulut Suhu ruang tempat akuarium inkubasi ditempatkan
induk, dikeluarkan dengan hati-hati karena kondisi harus stabil 27-30ᴼC agar larva ikan arwana tidak
yolk egg pada tubuh larva mudah pecah dan rawan mudah terkena penyakit. Ikan arwana dipelihara pada
terkontaminasi oleh jamur. Penggunaan larutan suhu yang sesuai dengan alamnya yaitu 27-30ᴼC (Apin
methylene bule dapat mencegah infeksi jamur terhadap 2005). Wadah inkubasi yang digunakan memiliki
kuning telur ikan arwana super red. Menurut Fanitalya sistem resirkulasi air berarus yang berputar sehingga
(2012), salah satu upaya yang telah dilakukan dalam
telur akan berkumpul di tengah wadah akibat arus yang
pencegahan dan penanganan telur ikan yang terserang
jamur yaitu dengan cara menambahkan suatu bahan dibuat. Perputaran arus terjadi dikarenakan pompa
kimia yang bertujuan untuk menghambat pertumbuhan filter dan pipa paralon yang diinstalasi mengelilingi
jamur. Beberapa bahan kimia yang sering digunakan dasar akuarium. Di setiap akuarium inkubasi terdapat
untuk mencegah dan mengobati serangan jamur pada boks filter dengan media filter menggunakan kapas.
telur ikan seperti methylene blue, formalin, NaCl, Larva yang akan ditebar ke dalam akuarium
melatchite green, permanganate kalium (PK).
inkubasi diaklimatisasi terlebih dahulu selama 10-20
Secara teknis, induk arwana yang tengah
mengerami larva digiring ke sudut kolam menit, kemudian larva ditebar secara perlahan. Proses
menggunakan jaring dengan cara membentangkan penebaran telur dilakukan dengan membuka kantong
jaring di kedua sisi kolam, selanjutnya ikan jaring plastik berisi larva kemudian plastik dimiringkan
digeret secara bersamaan ke salah satu bagian ujung secara perlahan sampai larva keluar semua ke dalam
kolam sampai mempersempit ruang gerak ikan akuarium inkubasi. Padat tebar larva yang digunakan
sehingga proses penangkapan induk menjadi lebih yaitu 25 ekor/m2, sehingga di dalam satu wadah
mudah (Gambar 4).
inkubasi terdapat 12-15 ekor larva/akuarium. Padat
tebar yang digunakan pada segmentasi ini bertujuan
agar larva mudah diamati saat pengontrolan, dan
mencegah larva ikan agar tidak saling bertubrukan
serta menghindari infeksi pada kuning telur.
Larva yang masih memiliki kuning telur (yolk egg)
A B dipelihara sampai dengan ukuran 7–8 cm dengan
waktu pemeliharaan 1,5-2 bulan. Pada kondisi ini,
Gambar 4. (A) Proses penggiringan menggunakan
jaring (B) Proses pengeluaran telur larva belum dapat diberikan pakan. Tingkat
Setelah ruang gerak dipersempit, ditempatkan satu kelangsungan hidup (survival rate) larva selama
orang di setiap ujung jaring penggiring untuk menahan pemeliharaan yaitu 80%. Apin (2005) menyebutkan
jaring agar menempel ke dinding kolam, sehingga bahwa tingkat kelangsungan hidup larva ikan arwana
induk arwana yang akan ditangkap, tidak dapat kabur berkisar antara 75-90%. Diduga bahwa faktor yang
dari celah ujung jaring penggiring. Pada bagian tengah
mendukung tingkat kelangsungan hidup pada larva
jaring penggiring diangkat setinggi mungkin atau
ditancapkan bambu panjang penahan jaring agar ikan tinggi selama masa pemeliharaan, karena waktu
tidak loncat keluar dari ruang proses penangkapan. pemanenan larva dilakukan sebelum masa
Ikan yang telah terperangkap, selanjutnya ditangkap pengeraman berakhir. Pemanenan larva sebelum masa
secara manual untuk mengeluarkan larva yang berada pengeraman berakhir berpengaruh terhadap jumlah
di dalam mulutnya. anakan yang dipanen bisa mencapai 90-100% dari
jumlah telur yang dierami. Jika dibandingkan induk
157
JURNAL RUAYA VOL. 11. NO. 2. TH 2023
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
yang mengeluarkan anaknya sendiri jumlah anakan fisik yang berkerja secara mekanis berfungsi untuk
yang berhasil hidup hanya sekitar 30-50%, karena telur menyaring kotoran, sisa pakan, dan koloid yang berada
keluar melewati masa pengeraman yang dalam air (Lesmana 2002). Penggunaan arang
memungkinkan munculnya sifat kanibal pada induk tempurung kelapa dapat memperbaiki kualitas air
arwana (Suwandi 2009). Sumber lain menyebutkan secara kimia dan fisik (Suhartana 2006).
bahwa faktor yang mendukung kelangsungan hidup
tinggi pada larva yaitu ‘panen tua’. Panen tua dapat Pemeliharaan Benih Tahap 1
membuat ketahanan tubuh yang lebih kuat, karena Pemeliharaan benih dilakukan di akuarium
larva ikan arwana mendapatkan perlakuan inkubasi berukuran 120 cm x 60 cm x 40 cm yang ditempatkan
secara alami yang lebih lama di dalam rahang induk di dalam ruang hatchery dengan ukuran benih dimulai
jantan (Priatna 2018). Induk jantan mengerami dari ukuran 7-8 cm sampai benih mencapai ukuran 12
telurnya menjadi benih selama 2 bulan, panen tua cm. Lama waktu pemeliharaan sekitar 1 bulan,
dilakukan saat induk jantan telah mengerami larva selanjutnya benih yang telah mencapai target ukuran
selama 2 bulan (Machmud 2008). 12 cm, dipelihara di dalam akuarium pendederan
Secara umum, penyebab terjadinya kematian pada hingga mencapai ukuran 18 cm dengan lama
larva yaitu akibat infeksi kuning telur dan kurangnya pemeliharaan sekitar 2 bulan.
pasokan oksigen. Gejala infeksi pada larva yaitu larva Pakan diberikan dengan frekuensi pemberian
terlihat megap-megap dan warna kuning telur yang sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pagi hari pukul
kemerahan. Penanggulangan yang dilakukan agar 09.00, siang hari pukul 15.00 dan malam hari pukul
tidak menular terhadap larva yang lain, yaitu dengan 21.00. Pakan yang diberikan yaitu cacing darah yang
melakukan karantina inkubasi terhadap individu larva telah dibekukan (bloodworm) dan jangkrik Gryllus
yang menunjukkan gejala infeksi kuning telur. assimilis (Gambar 6) yang telah dipotong-potong
disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Kaki dan
kepala jangkrik, tidak digunakan karena memiliki
tekstur yang keras sehingga susah dicerna oleh ikan.
Pemberian pakan menggunakan metode at satiation
dan diberikan sebelum pergantian air media
pemeliharaan.
Cacing beku (bloodworm) memiliki kandungan
Gambar 5. Larva ikan arwana super red di dalam protein 8-10%, lemak 0.45%, serat 0.58% dan kadar
akuarium inkubasi air 90%. Sementara kandungan yang terdapat pada ulat
Kondisi larva yang sehat memiliki ciri yang aktif jerman yaitu protein 19,6%, lemak 14,19%, kalsium
bergerak dan pergerakan mulutnya normal, sedangkan 173 ppm, serat kasar 2,60% (Santoso et al. 2016).
kondisi larva yang sakit memiliki ciri yang tidak aktif Menurut Dony (2015) kandungan nutrisi yang terdapat
bergerak dan pergerakan mulutnya tidak normal serta dalam tubuh jangkrik yaitu 68.3 % protein, lemak 10.3
terdapat infeksi pada bagian kuning telurnya (Sriyadi
%, karbohidrat 5.1 %, asam amino 35.40%, kandungan
2017).
energi yang terkandung dalam tubuh jangkrik sebesar
Pengelolaan Kualitas Air Akuarium Pemeliharaan 458 kcal dan jangkrik ini berguna untuk sebagai pakan
Larva penunjang kebutuhan nutrisi serta memacu
Pergantian air akuarium pemeliharaan larva perkembangan warna dari arwana khususnya arwana
dilakukan satu kali dalam sehari yaitu pada sore hari, super red, dikarenakan adanya kandungan
dengan pergantian air sebanyak 90%. Pergantian air betacarotene.
dilakukan dengan menggunakan pompa yang
diletakkan disudut bagian dalam akuarium dan diberi
sekat agar larva tidak tersedot oleh pompa serta selang
untuk mengeluarkan air dari akuarium tersebut.
Sumber air yang digunakan untuk proses pengisian
akuarium pemeliharaan larva berasal dari air tandon
yang telah melewati treatment sinar ultra violet, dan
disaring melewati filter menggunakan media kapas, A B
bioball dan arang aktif. Kapas merupakan media filter
158
JURNAL RUAYA VOL. 11. NO. 2. TH 2023
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
Gambar 6. (A) Jangkrik Gryllus assimilis (B) Cacing ikan terhindar dari stres. Padat tebar benih untuk
beku (bloodworm) segmen pendederan adalah 15 ekor ikan per akuarium.
Pakan untuk benih diberikan sebanyak tiga kali
Pengelolaan Kualitas Air Akuarium Pemeliharaan
sehari yaitu pada pukul 08.00, pukul 13.00 dan pukul
Benih Tahap 1
Proses pergantian air akuarium pemeliharaan benih 17.00, menggunakan metode pemberian pakan
dilakukan satu kali sehari yaitu pada sore hari setelah sekenyangnya (at satiation). Pemberian pakan untuk
pemberian pakan, dengan persentase pergantian air benih masih menggunakan pakan alami yaitu jangkrik
yaitu 100%. Pergantian air berfungsi untuk atau ulat jerman yang dipotong-potong seukuran
mengurangi kadar amoniak dan mengurangi bukaan mulut ikan. Hal ini dilakukan agar ikan dapat
penumpukan feses dalam wadah akuarium (Nasution dengan optimal memangsa pakan yang diberikan.
2000). Langkah pertama dalam pergantian air yaitu Monitoring kualitas air merupakan hal yang
menyifon kotoran ikan kemudian menggosok bagian penting dalam pendederan tahap 2. Monitoring
dasar dan dinding akuarium dengan spon sampai dilakukan dengan cara mengukur kualitas agar bias
bersih dari lumut yang menempel lalu air disurutkan melakukan tindakan jika kualitas air pemeliharaan
sampai tinggi badan ikan, kemudian dilakukan memburuk. Parameter kualitas air yang diukur yaitu
penyerokan kotoran yang mengambang dengan pH, suhu dan amoniak. Waktu pengukuran kualitas air
menggunakan seser agar akuarium selalu tetap bersih. untuk suhu dan pH diukur setiap hari dengan frekuensi
pengukuran 3 kali sehari yaitu pagi pada pukul 08.00,
Pendederan Benih Tahap 2 siang pada pukul 13.00 dan sore hari pada pukul 17.00,
Benih yang telah mencapai ukuran 12 cm sedangkan untuk pengukuran amoniak dilakukan
selanjutnya dipelihara untuk dibesarkan kembali seminggu sekali yaitu pada pagi hari pukul 08.00.
sampai mencapai ukuran siap tebar di dalam kolam. Teknis pengukuran kualitas air dilakukan di beberapa
Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari titik seperti pada bagian tengah akuarium dan pada
untuk mengindari tingkat stres yang tinggi. Benih ikan kedua sisi akuarium. Pengukuran kualitas air
arwana super red yang didederkan adalah benih ikan dilakukan dengan menggunakan alat termometer
hasil seleksi dengan kriteria ukuran yang seragam, celup, pH meter dan Test Kit Tetra.
pergerakan tubuhnya lincah, tidak cacat dan tidak Data hasil pengukuran kualitas air akuarium
sakit. pemeliharaan kegiatan pendederan disajikan pada
Benih yang ditebar ke akuarium dilakukan proses Tabel 3. Berdasarkan data yang diperoleh, parameter
aklimatisasi terlebih dahulu selama 15-30 menit. kualitas air berada pada kisaran yang cukup baik
Proses aklimatisasi bertujuan untuk menyesuaikan sehingga langkah-langkah dalam pengelolaan air
kondisi ikan dengan lingkungannya yang baru agar cukup memadai dan perlu dilanjutkan sebagai
prosedur baku. Pemeliharaan benih tahap ini dilakukan
sampai benih mencapai ukuran 18 cm.
Tabel 3. Data hasil pengukuran kualitas air akuarium pemeliharaan benih pendederan tahap 2
Parameter Hasil Pengukuran SNI
Suhu (°C) 27-30 25 – 30
pH 6,8 – 7,1 5,5 – 7,5
Amoniak 0.25 Maksimal 1
159
JURNAL RUAYA VOL. 11. NO. 2. TH 2023
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
ikan arwana super red yang ditebar yaitu benih ikan proses berjalannya kegiatan budidaya sehingga dapat
yang telah diseleksi dengan kriteria ukuran yang merugikan usaha budidaya ikan arwana super red.
seragam, pergerakan lincah, memiliki anatomi tubuh Jenis dan karakteristik hama dan penyakit pada ikan
yang lengkap dan tidak sakit. arwana perlu difahami untuk memudahkan
Padat tebar benih di dalam bak pendederan penanganan dalam menghadapi hama dan penyakit
sebanyak 20-25 ekor/kolam atau 2 ekor/m2. Pakan ikan arwana. Pengamatan ikan sakit dapat dilihat dari
yang diberikan jangkrik dan ulat jerman dengan kondisi fisik, cara berenang, dan tingkah laku. Cara
frekuensi pemberian pakan sebanyak dua kali sehari atau metode pengamatan yang dilakukan adalah secara
menerapkan metode pemberian pakan sekenyangnya visual. Tingkah laku ikan yang terserang penyakit
(at satiation). menunjukkan gejala tingkah laku berenang tidak
Proses pergantian air pada bak pendederan benih beraturan yang menyebabkan ikan menabrak dinding
tahap 3 dilakukan setiap 3 hari sekali yaitu pada pagi akuarium, nafsu makan berkurang, dan ikan selalu
hari pukul 09.00, setelah pemberian pakan. Pergantian berada di permukaan air. Di lokasi studi, jenis penyakit
air dilakukan sebanyak 70 % dari volume total dan yang sering ditemukan yaitu penyakit drop eye, gigit
pembersihan bak kolam dilakukan dengan cara ekor, kembang sisik, kutu jarum, jamur dan
menyikat bagian dinding dan dasar kolam pertumbuhan terhambat.
menggunakan sikat kasar kemudian setelah penyikatan a) Drop Eye
dilakukan penyerokan lumut dengan menggunakan Penyakit drop eye ditunjukkan dengan posisi mata
serokan, saluran outlet dibiarkan terbuka untuk ikan yang seperti turun ke bawah, bisa salah satu mata
membuang kotoran yang berada di dalam bak atau kedua mata sekaligus (Gambar 7A). Penyebab
pendederaan terbuang secara keseluruhan. Air bersih penyakit drop eye tersebut yaitu pancaran sinar lampu
selanjutnya diisi kembali sampai mencapai ketinggian ultraviolet (UV) yang berada di bagian atas akuarium
50 cm bak pemeliharaan. Sumber air yang digunakan terlalu kuat, sehingga menyebabkan ikan merespon
untuk bak pendederan berasal dari bak tandon, dengan selalu melihat kearah dasar akuarium untuk
kemudian kedalam bak ditambahkan garam sebanyak menghindari sinar. Jika hal ini berlangsung terus
750 g/bak yang berfungsi untuk mencegah penyakit. menerus menyebabkan posisi mata ikan tidak normal
Selain pengukuran kualitas air, pengelolaan (drop eye). Selain itu pemberian pakan yang terlalu
kualitas air di dalam bak juga menerapkan sistem banyak lemak dan jenis pakan yang tenggelam akan
fitoremediasi dengan menggunakan tanaman air mendorong posisi bola mata mengarah ke bawah dan
berupa Cryptocoryne griffitii yang berfungsi sebagai membuat timbunan lemak di bagian mata sehingga
pengikat amoniak dalam air. Fitoremediasi adalah menyebabkan drop eye (Sriyadi 2017).
salah satu teknologi yang layak diterapkan dalam Cara mengatasi penyakit tersebut dengan
budidaya perikanan air tawar dalam kolam sistem melakukan operasi lapisan lemak di bagian belakang
tertutup yang terbukti mampu menghemat lahan dan mata arwana dengan cara menyayat tumpukan lemak
air (Irawanto 2016). Prateja (2021) menyebutkan yang mengganjal di bagian pelipis mata ikan tersebut
bahwa fitoremediasi selain dapat menghemat energi (Gambar 7B). Langkah pertama proses operasi adalah
juga dapat memberikan andil dalam pemenuhan dengan memingsankan ikan, kemudian alat bedah
pangan yang sehat dengan menghasilkan ikan yang disiapkan untuk dilakukan proses pengoperasian,
berkualitas prima. Secara teknis, sistem ini setelah itu arwana disadarkan kembali dengan
memanfaatkan simbiosis mutualisme antara tanaman memasukkan arwana ke dalam akuarium yang telah
dan ikan berdasarkan pada pemanfaatan buangan hasil diberi larutan obat oxytetracycline dengan dosis
metabolisme ikan oleh tanaman, penerapan sistem pemberian 1-2 g/100 L air selama beberapa hari.
polikultur, efisiensi pemanfaatan air, penyediaan Menurut Riani (2015) obat oxytetracycline berfungsi
produk pangan organik dan peningkatan pendapatan sebagai antibiotika yang digunakan untuk
(Saad et al., 2021). mengendalikan bakteri, jamur dan mikrobakteri.
160
JURNAL RUAYA VOL. 11. NO. 2. TH 2023
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
161
JURNAL RUAYA VOL. 11. NO. 2. TH 2023
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
162
JURNAL RUAYA VOL. 11. NO. 2. TH 2023
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
163
JURNAL RUAYA VOL. 11. NO. 2. TH 2023
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes, Pemanfaatan Limbah Sayuran Pasar Pada
Kemenkes RI. Formulasi Media Pakan Yang Berbeda. Buana
Rizaldi, R. 2015. Teknik Pemeliharaan Induk Arwana Sains. 17(1):33-42.
Super Red (Scleropages legendrei) di PT. Sriyadi. 2017. Memelihara Arwana Si Ikan Naga.
Arwana Indonesia, Kecamatan Cimanggis, Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.
Kabupaten Depok, Jawa Barat.Universitas Suhartana, 2006. Pemanfaatan Tempurung Kelapa
Airlangga Surabaya. Sebagai Bahan Baku Arang Aktif Dan
Saad, M., Pi, S., dan Purnamasari, I. Aplikasinya Untuk Penjernihan Air Sumur Di
2021. Pemberdayaan Usaha Budidaya Ikan Lele Desa Belor Kecamatan Ngaringan Kabupaten
Dengan Teknologi Fitoremediasi Menggunakan Grobogan. 9(3): 151-156.
Ipomoea aquatica (Kangkung) Dengan Sistem Susanto H. 2008. Panduan Memelihara Arwana.
CRS (Close Resirculation System). Cipta Media Penebar Swadaya, Wisma Hijau Jl. Raya Bogor
Nusantara. Km. 30 Mekarsari, Cimanggis. Depok.
Santoso EP, Afrila A, Fitasari E. 2016. Peningkatan Suwandi. 2009. Arwana. Jakarta: Penebar Swadaya.
Produksi Ulat Jerman Melalui Kombinasi
164