WULANDARI SARASATI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
iii
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Dinamika Populasi dan
Biologi Reproduksi Multispesies Ikan Kembung (Rastrelliger faughni, R.
kanagurta, R. brachysoma) di Perairan Selat Sunda adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2017
Wulandari Sarasati
NIM C251140131
RINGKASAN
182 mm, ikan kembung lelaki 212 mm dan 225 mm, serta ikan kembung
perempuan 220 mm dan 219 mm. Ikan kembung (R. faughni) dan ikan kembung
lelaki (R. kanagurta) diduga mengalami puncak pemijahan pada bulan Agustus,
dan ikan kembung perempuan (R. brachysoma) diduga mengalami puncak
pemijahan pada bulan Juli. Nilai fekunditas rata-rata ikan kembung mencapai
36 976 butir, ikan kembung lelaki mencapai 20 880 butir, serta ikan kembung
perempuan mencapai 55 252 butir. Ketiga ikan dalam genus Rastrelliger spp.
memiliki tipe pemijahan partial spawner.
Nilai Maximum Sustainable Yield (MSY) untuk genus Rastrelliger spp.
sebanyak 1 919.02 ton dan fMSY (upaya optimum) sebesar 16 766 trip. Pendugaan
laju eksploitasi untuk ikan kembung yaitu sebesar 0.98, ikan kembung lelaki
sebesar 0.98, dan ikan kembung perempuan 0.85. Dilihat dari laju eksploitasi
tersebut dapat diduga ketiga ikan dari genus Rastrelliger spp. di perairan Selat
Sunda telah mengalami over exploited.
Pengelolaan perikanan yang bijaksana diperlukan agar tidak mempengaruhi
kelestarian stok ketiga ikan dalam genus Rastrelliger spp. yang tersedia di
perairan Selat Sunda. Upaya pengelolaan sumberdaya genus Rastrelliger spp.
dapat dilakukan dengan cara mempertahankan kualitas perairan dan mengurangi
tangkapan ikan pada puncak pemijahan yaitu bulan Juli-Agustus. Berdasarkan
data statistik perikanan Pandeglang tahun 2014, pengelolaan multispesies ikan
kembung dapat berupa pengurangan upaya penangkapan sebesar 12 583 trip dan
meningkatkan ukuran mata jaring purse seine menjadi 2.0 inci agar populasi
ketiga ikan dalam genus Rastrelliger spp. tetap berkelanjutan, serta dapat
mensejahterakan bagi nelayan dan masyarakat.
Fishing activities which are common property and open access cause
increased catch rates in public, so that the waters may lead to overfishing. Genus
Rastrelliger spp. is the main commodity in Labuan, Banten, recently have
decreased population for last few years. Therefore multiple-species management
is required at regular intervals so that resources can be sustainable. The purpose of
this research is to analyze the food, aspects of reproductive biology, and
reviewing the population dynamics, as well as formulate appropriate management
pattern for R. faughni, R. kanagurta, and R. brachysoma in the waters of the
Sunda Strait.
This research is expected become advise for resource management of
multiple-species fish with a case study in the waters of the Sunda Strait with
aspects of population dynamics approaches and supported by aspects of food and
reproductive biology. The taking of fish sample in PPP Labuan Banten was
carried out in April-August 2015. Fish sampling analysis has been done in
Fisheries Biology Laboratory, Division of Management of Fisheries Resources,
Aquatic Resources Management Department, Faculty of Fisheries and Marine
Sciences, Bogor Agricultural University. Measurement of total length and height,
as well as the weight was done on a fish sampling. The next surgery, taking his
intestines, stomach and gonads.
Niche breadth of three fish in the genus Rastrelliger spp. in waters of Sunda
Strait classified as narrow, although the food is diverse. Based on the composition
of food, the overlapping food, and the coefficient dependence between species
suggests that the relationship between species Island mackerel, Indian mackerel,
and short mackerel is competition. The competition can be seen in the similarity
of the main food of the genus Rastrelliger spp., i.e. equally consuming
Bacillariophyceae with different proportions.
The results of the analysis using software FISAT II by the method of
separation of age, indicate that Island mackerel has a value of L∞ for females and
males respectively of 288.69 mm and 264.00 mm, Indian mackerel 293.00 mm
and 330.24 mm, as well as short mackerel 272.04 mm and 286.42 mm. Growth
coefficient (K) for females and males of Island mackerel of 0.22 and 0.16, Indian
mackerel 0.24 and 0.10, as well as short mackerel of 0.20 and 0.13. The value of
GPI (Growth Performance Index) on the Island mackerel of 4.2758, Indian
mackerel of 4.1673, and short mackerel of 4.2076. Peak recruitment of each
species varies.
Fish sampling of genus Rastrelliger spp. from the waters of the Sunda Strait
has the range of a total length 126-220 mm on Island mackerel, Indian mackerel
98-260 mm, and short mackerel 95-255 mm. Females and males respectively,
Island mackerel has a size of first gonads mature 192 mm and 182 mm, Indian
mackerel 212 mm and 225 mm, as well as short mackerel 219 mm and 220 mm.
Island mackerel (R. faughni) and Indian mackerel (R. kanagurta) allegedly
experienced the peak of spawning in August, and short mackerel (R. brachysoma)
v
allegedly experienced the peak of spawning in July. The average of the fecundity
value of Island mackerel reach 36 976 grains, Indian mackerel reached 20 880
rounds, as well as short mackerel can achieve 55 252 grains. The third fish in the
genus Rastrelliger spp. have the partial spawner as spawning type.
The value of Maximum Sustainable Yield (MSY) for the genus Rastrelliger
spp. Are 1 919.02 tons and fMSY (optimum effort) of 16 766 trip. The
exploitation rate prediction for Island mackerel is amounted to 0.98, Indian
mackerel amounted to 0.98, and short mackerel 0.85. Judging from the rate of
exploitation suspected that the three fish of the genus Rastrelliger spp. in waters
of Sunda Strait has undergone over exploited.
The management of the fisheries that wisely are needed so that does not
affect the sustainability of the fish stock of the third in the genus Rastrelliger spp.
which are available in the waters of the Sunda Strait. Resource management
efforts of the genus Rastrelliger spp. can be done by maintaining the quality of the
waters and reduce the catch fish on the spawning peak on July-August. Based on
statistical data of Pandeglang 2014, fisheries management multi-spesies mackerel
can be done over reduction in efforts of the catch of 12 583 trip and increase the
size of the purse seine nets eye become 2.0 inches in order for the third
populations of genus Rastrelliger spp. to sustainable, prosper for fishermen and a
society.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
i
WULANDARI SARASATI
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
Dosen Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof Dr Ir Ridwan Affandi, DEA
v
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Terima kasih
penulis ucapkan kepada:
1. KEMENRISTEK DIKTI melalui BOPTN, APBN DIPA IPB TA 2015 No.
544/IT3.11/PL/2015 LPPM-IPB dengan judul “Dinamika Populasi dan
Biologi Reproduksi Sumberdaya Ikan Ekologis dan Ekonomis Penting di
Perairan Selat Sunda, Provinsi Banten” yang dilaksanakan oleh Prof Dr Ir
Mennofatria Boer, DEA (sebagai ketua peneliti) dan Dr Ir Rahmat Kurnia,
MSi (sebagai anggota peneliti).
2. Prof Dr Ir Mennofatria Boer, DEA sebagai ketua komisi pembimbing dan
Prof Dr Ir Sulistiono, MSc sebagai anggota komisi pembimbing yang telah
memberikanan arahan dan masukan dalam penulisan karya ilmiah ini.
3. Dr Ir Sigid Hariyadi MSc selaku Ketua Program Studi Pengelolaan Sumber-
daya Perairan (SDP)
4. Prof Dr Ir Ridwan Affandi, DEA selaku penguji luar komisi.
5. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang atas bantuan
memperoleh data penelitian.
6. Tim BOPTN Labuan 2015 atas kerja sama selama penelitian berlangsung.
7. LIPI Ancol Bapak Fahmi dan Selvia Oktaviani SPi MSi atas kerja sama
dalam identifikasi ikan.
8. Bapak Suminta dan Una Labuan atas kerja sama di lapangan, serta Bapak
Wahyu Kapal Sri Gampang atas kerja sama selama melaut.
9. Bapak dan ibu dosen pengasuh mata kuliah selama di Pascasarjana
Pengelolaan Sumberdaya Perairan yang telah memberikan ilmunya dengan
tulus sehingga menambah ilmu pengetahuan penulis.
10. Bagian administrasi SDP dan Pasca IPB atas bantuannya selama kuliah.
11. Sahabat-sahabat SDP 2014 IPB
12. Bapak Ibu Dosen FPIK Universitas Jenderal Soedirman atas rekomendasi dan
support agar penulis dapat melanjutkan program magister.
13. Teman-teman seperjuangan Unsoed di IPB atas motivasi dan arahannya.
14. Rekan-rekan dalam Semnaskan ke-9 MII grup biologi ikan dan Semnaskan
XIII-UGM grup penangkapan ikan atas apresiasi dan saran yang membangun.
15. Bapak dan Ibu tercinta, atas segala doa, kasih sayang serta semangat yang
diberikan sehingga penulis dapat memperoleh gelar Magister Sains.
16. Kakak Nila Kusumasari SPdSD dan Muksinun SPdSD, keponakan Ardian
Zeni dan Raikhan, serta keluarga besar Eyang Sardan dan Eyang Suslamto
atas segala doa dan dukungannya secara material dan moril.
17. Sahabat Wisma Baitii Jannati Batuhulung (Romi Seroja, Dewi M MSi, Devi
Eka Lestari) atas support dalam proses akademik di perantauan.
18. Ananda Bayu Pradana SE, Dwiayu SPi, Cahyadi SPi MSi, Mega Dissa MSi,
Megawati MSi, Arkka Yoga SPi, Rita Yunita SPi, Sunarko, Yunindra, dan
pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas doa dan motivasinya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2017
Wulandari Sarasati
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran penelitian 3
2 Peta lokasi penelitian 4
3 Diagram metode pengambilan contoh ikan 5
4 Hasil tangkapan per jenis ikan di PPP Labuan Banten (DKP Banten
2014) 15
5 Ikan kembung (Rastrelliger faughni) di PPP Labuan Banten 16
6 Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) di PPP Labuan Banten 17
7 Ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) di PPP Labuan
Banten 18
8 Index of Preponderance (IP) ikan kembung (Rastrelliger faughni) di
Perairan Selat Sunda (n betina=68 ekor, n jantan=109 ekor) 18
9 Index of Preponderance (IP) ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta) di Perairan Selat Sunda (n betina=46 ekor, n jantan=91ekor) 19
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1 Pendugaan ukuran ikan pertama kali matang gonad untuk ikan
kembung (R. faughni) 55
2 Pendugaan ukuran ikan pertama kali matang gonad untuk ikan
kembung lelaki (R. kanagurta) 57
3 Pendugaan ukuran ikan pertama kali matang gonad untuk ikan
kembung perempuan (R. brachysoma) 59
4 Pendugaan ukuran pertama kali tertangkap ikan kembung (R. faughni) 61
5 Pendugaan ukuran pertama kali tertangkap ikan kembung lelaki (R.
kanagurta) 63
6 Pendugaan ukuran pertama kali tertangkap ikan kembung perempuan
(R. brachysoma) 65
7 Hubungan panjang dan tinggi ikan dalam genus Rastrelliger spp.
dengan ukuran mata jaring purse seine 67
8 Frekuensi relatif Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ikan kembung
(Rastrelliger faughni) berdasarkan bulan pengamatan 70
9 Frekuensi relatif Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ikan kembung
lelaki (Rastrelliger kanagurta) berdasarkan bulan pengamatan 70
10 Frekuensi relatif Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ikan kembung
perempuan (Rastrelliger brachysoma) berdasarkan bulan pengamatan 71
11 Indeks Kematangan Gonad (IKG) ikan kembung (Rastrelliger faughni)
berdasarkan bulan pengamatan 71
12 Indeks Kematangan Gonad (IKG) ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta) berdasarkan bulan pengamatan 71
13 Indeks Kematangan Gonad (IKG) ikan kembung perempuan
(Rastrelliger brachysoma) berdasarkan bulan pengamatan 72
14 Fekunditas Genus Rastrelliger spp. 72
15 Sebaran diameter telur ikan kembung (Rastrelliger faughni) 72
16 Sebaran diameter telur ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) 73
17 Sebaran diameter telur ikan kembung lelaki (Rastrelliger brachysoma) 74
18 Hubungan panjang dan bobot genus Rastrelliger spp. 75
19 Faktor kondisi rata-rata (FK) ikan kembung (Rastrelliger faughni)
berdasarkan bulan pengamatan 75
20 Faktor kondisi rata-rata (FK) ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta) berdasarkan bulan pengamatan 76
21 Faktor kondisi rata-rata (FK) ikan kembung perempuan (Rastrelliger
brachysoma) berdasarkan bulan pengamatan 76
22 Pergeseran modus frekuensi panjang ikan kembung (Rastrelliger
faughni) 77
23 Pergeseran modus frekuensi panjang ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta) 78
24 Pergeseran modus frekuensi panjang ikan kembung perempuan
(Rastrelliger brachysoma) 79
xi
Latar Belakang
Sumber daya ikan kembung (R. faughni), kembung lelaki (R. kanagurta),
dan kembung perempuan (R. brachysoma) di Perairan Selat Sunda diduga telah
mengalami over fishing (Boer 2014). Dengan adanya penambahan upaya penang-
kapan akan mempengaruhi produksi maksimum lestarinya (MSY). Pada tahun
2009 hingga 2013 terjadi peningkatan jumlah purse seine rata-rata sebesar 9.94%
(DKP Banten 2014). Upaya pengelolaan selalu diupayakan agar sumber daya per-
ikanan kembali lagi ke titik MSY.
Penelitian yang telah dilakukan di Perairan Selat Sunda mengenai ikan
kembung, masih memerlukan kajian lebih lanjut mengenai efektifitas pengelolaan
pada sumber daya ikan R. faughni, R. kanagurta dan R. brachysoma. Oleh sebab
itu penelitian ini akan mengkaji lebih dalam mengenai aspek dinamika populasi
multi-species yang didukung aspek biologi reproduksi dan kebiasaan makanan
dari ketiga ikan kembung (R. faughni, R. kanagurta dan R. brachysoma) serta
bagaimana upaya pengelolaan yang tepat bagi perikanan multi-species dengan
studi kasus hasil tangkapan dari Perairan Selat Sunda di PPP Labuan Banten.
Perumusan Masalah
Interaksi biologis
Sumberdaya ikan multi-species
Kompetisi niche
ekologi dan makanan Over fishing / over exploitation
Analisis Biologi
Reproduksi
melalui
Strategi pengelolaan
berbasis multi-species
Analisis Dinamika
Populasi
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yang tepat dan
bermanfaat terkait pengelolaan sumber daya ikan kembung (R. faughni), ikan
kembung lelaki (R. kanagurta) dan ikan kembung perempuan (R. brachysoma) di
Perairan Selat Sunda secara berkelanjutan. Selanjutnya, informasi yang didapat-
kan dapat menjadikan referensi bagi perumusan kebijakan dalam pengelolaan
sumber daya perairan Selat Sunda bagi pemerintah dan stakeholder lainnya.
4
2 METODE
BANTEN
Legenda
= Daerah Penangkapan
= PPP Labuan Banten
Wulandari Saraswati
NRP. C251140131
SDP, IPB
Sumber: Google Earth 2015, Survei Lapang 2015 0 20 km
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain ikan kembung
(Rastrelliger faughni), ikan kembung lelaki (R. kanagurta), ikan kembung perem-
puan (R. brachysoma), es, formalin 4%, dan akuades. Alat yang digunakan dalam
penelitian tersaji dalam Tabel 1.
Pengumpulan Data
(mesh size), ukuran kapal, hasil tangkapan, musim penangkapan, dan area
penangkapan. Data sekunder yang digunakan adalah data produksi hasil
tangkapan, upaya penangkapan, dan nilai produksi selama sepuluh tahun terakhir.
Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan kembung (Ras-
trelliger faughni), ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta), ikan kembung
perempuan (Rastrelliger brachysoma). Ikan-ikan tersebut dibawa di dalam cool
box yang telah diberi es. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengukuran
panjang total dan bobot basah serta mengamati jenis kelamin, tingkat kematangan
gonad ikan, menimbang bobot gonad, identifikasi ikan, serta pengamatan isi lam-
bung ikan di Laboratorium Biologi Perikanan, Divisi MSPi, MSP, FPIK-IPB.
Data sekunder diperoleh dari DKP Provinsi Banten dari tahun 2003-2014.
Tumpukan ke-2
Tumpukan ke-1 Tumpukan ke-n
PCAB
Ukuran kecil, sedang, besar
n = ± 200 ekor
setiap spesies/bulan
Analisis Laboratorium
Pengukuran panjang total dan tinggi badan pada ikan contoh (ketelitian 0.05
mm) serta penimbangan bobot tubuhnya menggunakan timbangan digital (ke-
telitian 0.005 g). Pembedahan ikan dilakukan untuk mengambil gonad, lambung,
serta ususnya. Lambung dan usus dimasukkan dalam botol plastik dan diawetkan
dengan larutan formalin 4%. Isi lambung dan usus diamati secara visual di bawah
mikroskop binokuler. Organisme jenis makanan yang terdapat dalam lambung
diidentifikasi dengan berdasarkan Yamaji (1979). Penentuan jenis kelamin
dilakukan melalui pengamatan terhadap gonad ikan contoh.
Analisis Data
Analisis Makanan
Index of Preponderance
Menurut Natarajan dan Jhingran (1961) in Effendie (1979) analisis makanan
dilakukan dengan metode indeks bagian terbesar (index of preponderance)
melalui hubungan :
IPi = ∑ x (1)
̂ adalah luas relung Levins’, p̂ adalah proporsi individu menemukan atau meng-
B
gunakan sumberdaya j.
Standarisasi nilai luas relung makanan sehingga bernilai antara 0-1,
menggunakan rumus yang dikemukakan Hulbert (1978) in Krebs (2014).
7
̂−
̂ =
B (3)
n−
̂ adalah standarisasi luar relung Levins’ (kisaran 0-1), B
B ̂ adalah nilai luas relung
Levins, dan n adalah jumlah seluruh organisme makanan yang dimanfaatkan.
Tumpang tindih relung (niche overlap) terjadi jika terdapat dua atau lebih
organisme. Nilai tumpang tindih makanan dapat diduga dengan menghitung
indeks similaritas makanan yang menggunakan penyederhanaan rumus Indeks
Morisita atau Morisita-Horn index (Horn 1966 in Krebs 2014).
∑� ̂ ̂
�̂
� = ∑� ̂ (4)
+ ∑� ̂
�̂� adalah Indeks Morisita yang disederhanakan pada tumpang tindih (Horn 1966)
antara spesies j dan k, pij adalah proporsi jenis organisme makanan ke-i yang
digunakan oleh spesies ikan ke-j, pik adalah proporsi jenis organisme makanan ke-
i yang digunakan oleh spesies ikan dan ke-k, dan n adalah total jumlah makanan (i
= 1, 2,3, .....n).
Analisis Pertumbuhan
Pola Pertumbuhan
Bobot ikan dianggap sebagai suatu fungsi dari panjangnya. Dengan asumsi
bobot jenis ikan tetap selama hidupnya, akan tetapi memiliki nilai panjang dan
bobot yang berubah-ubah. Panjang bobot ikan memiliki hubungan yang hampir
mengikuti hukum kubik yang dinyatakan dengan rumus (Effendie 2002) :
W=aLb (6)
W adalah bobot ikan contoh (g), a konstanta, L panjang total ikan contoh (mm)
dan b konstanta. Berdasarkan persamaan tersebut, nilai a dan b diduga dengan
persamaan linear :
Log W = log a + b log L (7)
Nilai a dan b didapatkan dengan cara analisis regresi dengan log W sebagai y dan
Log L sebagai x, yang diperoleh dari persamaan regresi sebagai model observasi:
� =� +� � + �� (8)
sebagai model observasi, dan
̂� = + � (9)
Sebagai model dugaannya. Untuk menentukan nilai konstanta b1 dan b0 diduga
melalui persamaan:
∑�= − ∑�=
�
= dan = ̅− ̅ (10)
∑�= − (∑�= )
�
= (12)
∑�= − ∑�=
�
Perbandingan nilai thitung dengan ttabel dilakukan pada selang kepercayaan 95%.
Pola pertumbuhan ikan kembung dengan memperhatikan kaidah keputusan
sebagai berikut (Walpole 1995).
Jika nilai thitung > ttabel, ditolak oleh hipotesis nol (H0)
9
Jika nilai thitung < ttabel, gagal ditolak hipotesis nol (H0)
Faktor Kondisi
Untuk mengetahui tingkat kemontokan ikan diperlukan analisis faktor
kondisi, sehingga kita dapat menduga ikan contoh masih memperoleh suplai
makanan yang cukup dari lingkungannya. Faktor kondisi ikan dapat dihitung
untuk mengetahui kesehatan ikan, produktivitas, dan kondisi fisiologi dari
populasi ikan. Faktor kondisi dapat dihitung melalui persamaan Effendie (1997):
5
K= (13)
K merupakan faktor kondisi, W adalah bobot ikan (g), dan L adalah panjang rata-
rata ikan (mm). Jika ikan memiliki tipe pertumbuhan allometrik (b≠3):
K= (14)
sedangkan
2
1 xi j
1 2 j
qij e
(16)
j 2
merupakan fungsi kepekatan sebaran normal dengan nilai tengah µ j dan
simpangan baku σj, xi merupakan titik tengah kelas panjang ke-i. Untuk menduga
ˆ j ,ˆ j , pˆ j digunakan untuk menduga parameter pertumbuhan dilakukan melalui
turunan kedua L masing-masing terhadap µ j, σj, dan pj, sedangkan dugaan
ragamnya (L∞, K, t0).
Parameter Pertumbuhan
Pendugaan laju pertumbuhan dengan menggunakan Model Von Bertalanffy
(Sparre & Venema 1999) yaitu:
Lt = L∞ [ − e− t−t
] (17)
10
Lt+∆t adalah panjang ikan pada saat umur t+Δt (satuan waktu), selanjutnya jika
rumus di atas disubstitusikan dalam Lt diperoleh persamaan sebagai berikut:
− ∆
Lt+∆t − Lt = [ ∞ − ][ − ] (19)
− ∆ − ∆
atau Lt+∆t = ∞[ − ]+ (20)
Persaamaan tersebut diduga melalui persamaan regresi linear = + ,
dengan Lt sebagai sumbu absis (x), +∆ sebagai ordinat (y), sehingga =
− −
∞ − dan = . Nilai K dan ∞ diduga menggunakan hubungan :
= − ln (21)
∞ = −
(22)
Nilai t0 (umur teoritis) diduga dengan menggunakan rumus empiris Pauly (1980):
− = . − . ∞ − . (23)
Selanjutnya analisis Growth Performance Index (GPI) yang merupakan indeks
untuk membandingkan kinerja pertumbuhan ikan terhadap pertumbuhan
panjangnya, khususnya untuk membandingkan pertumbuhan ikan dengan bentuk
yang sama (Gayanilo & Pauly 1997). Growth performance index dapat dihitung
menggunakan rumus (Pauly 1996 in Amin et al. 2015):
Φ adalah nilai GPI, log K adalah log dari koefisien pertumbuhan, dan log L∞
adalah nilai dari log panjang asimtotik.
Rekrutmen
Rekrutmen (Recruitment) merupakan penambahan stok baru ke dalam
populasi. Pola rekrutmen diduga berdasarkan waktu pengamatan menggunakan
data sebaran frekuensi panjang yang telah ditetapkan. Rekrutmen menunjukkan
biomassa rata-rata tahunan dari ikan-ikan yang hidup sebagai suatu fungsi
mortalitas penangkapan (Sparre & Venema 1999). Pendugaan seluruh data
frekuensi panjang ke dalam skala waktu satu tahun berdasarkan model
pertumbuhan Von Bertalanffy (Pauly 1980). Model tersebut menggunakan
prosedur NORMSEP (Normal Separation). Data pendukung untuk memperoleh
plot pola rekrutmen berdasarkan waktu antara lain L∞, K, dan t0.
11
Analisis Reproduksi
Panjang Pertama Kali Matang Gonad
Analisis ukuran pertama kali matang gonad (Lm) secara berkala dapat
digunakan sebagai indikator adanya tekanan terhadap populasi (Siby et al. 2009).
Ukuran panjang ikan saat pertama kali mencapai matang gonad (Lm) dihitung
mengikuti metode Spearman-Karber menurut Udupa (1986) dengan persamaan:
�= � + − ∑ � (25)
dengan
M = antilog m (26)
dengan asumsi, ikan kembung dengan tingkat kematangan gonad (TKG III) juga
dianggap sebagai ikan yang mature. Kisaran panjang ikan pertama kali matang
gonad (Lm) dengan selang kepercayaan 95% :
p .x
Lm = anti log [m ± . √x ∑ n−
] (27)
Lm adalah panjang ikan pertama kali matang gonad (mm), m adalah log panjang
ikan pada kematangan gonad pertama, xk adalah log nilai tengah kelas panjang
yang terakhir ikan matang gonad 100%, x adalah log pertambahan panjang pada
nilai tengah, pi adalah proporsi ikan matang gonad pada kelas panjang ke-i dengan
jumlah ikan pada selang panjang ke-i, dimana pi=ri/ni, ri adalah jumlah ikan
matang gonad pada kelas panjang ke-i, dan ni adalah jumlah ikan pada kelas
panjang ke-i.
Musim Pemijahan
Musim pemijahan dapat dilihat dari nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG)
dan ikan yang memiliki TKG IV yang diplotkan pada waktu pengamatan.
Pengamatan tingkat kematangan gonad (TKG) dilakukan dengan pengamatan
secara morfologis yang tercantum pada Tabel 3.
Fekunditas
Diameter telur adalah garis tengah dari suatu telur yang diukur dengan
mikrometer berskala yang sudah ditera. Semakin meningkat tingkat kematangan
gonad garis tengah telur dalam ovarium semakin besar. Pengukuran diameter telur
dilakukan pada telur-telur yang berada pada tingkat kematangan gonad III dan IV.
Data yang telah diperoleh dikonversi terlebih dahulu, dengan mengalikan data
dengan nilai konversi 0.025, kemudian dibuat grafik hubungan antara sebaran
diameter telur berdasarkan kelas panjang diameter telur untuk melihat pola
pemijahan berdasarkan data sebaran diameter telur.
Pengukuran fekunditas mengacu pada Effendie (2002). Pengukuran ini
dilakukan pada contoh ikan betina yang matang gonad dan dianalisis
menggunakan rumus:
x x
F= (28)
SL adalah nilai estimasi, L adalah nilai tengah panjang kelas (mm), a dan b
merupakan konstanta, sehingga nilai a dan b dapat dihitung melalui dugaan
regresi linear:
ln − = a − bL (30)
S
SLc adalah frekuensi komulatif relatif dan L merupakan nilai tengah panjang
kelas (mm). Adapun Lc dapat dihitung melalui:
13
Lc=− (31)
Lc adalah panjang ikan pertama kali tertangkap (mm), a dan b adalah konstanta.
L̅ adalah panjang rata-rata ukuran, L’ adalah panjang dimana semua ikan pada
ukuran tersebut dan lebih panjang berada pada penangkapan penuh. L’ dapat pula
dianggap sebagai batas kelas bawah dari interval kelas panjang (Sparre dan
Venema, 1999).
Selanjutnya dilakukan pendugaan laju mortalitas alami (M) berdasarkan
persamaan empirik Pauly (1980) sebagai berikut:
(M) = 0,8 exp (-0,0152 - 0,279 ln L∞ + 0.6543 ln K + 0.463 ln T) (33)
M adalah laju mortalitas alami (per tahun), L∞ panjang asimtotik pada persamaan
pertumbuhan Von Bertalanffy (mm), K koefisien pertumbuhan, dan T suhu rata-
rata permukaan air (°C).
Nilai Z dan M digunakan untuk menduga mortalitas ikan akibat
penangkapan (F) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
F=Z–M (34)
Berdasarkan nilai Z dan F maka laju eksploitasi ikan kembung (E) dapat
diduga dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
E= +
=Z (35)
CPUE = (36)
CPUE adalah hasil tangkapan per upaya penangkapan (ton/trip), C (Catch) adalah
total hasil tangkapan (ton), dan E (Effort) adalah total upaya penangkapan (trip).
Data CPUE yang didapat selanjutnya distandarisasi dengan tujuan
menyeragamkan upaya penangkapan yang diasumsikan upaya penangkapan suatu
alat tangkap dapat menghasilkan tangkapan relatif sama dengan alat tangkap yang
dijadikan standar. Alat tangkap yang dijadikan standar adalah yang paling
dominan menangkap ikan dalam genus Rastrelliger spp. dan memiliki nilai FPI
(Fishing Power Index) satu (1).
14
FPI = (37)
FPIi adalah faktor upaya tangkap pada jenis alat tangkap ke-i, CPUEi adalah hasil
tangkapan per upaya penangkapan alat tangkap ke-i (ton/unit), dan CPUEs adalah
adalah hasil tangkapan per upaya penangkapan alat tangkap yang dijadikan
standar (ton/unit).
Selain model linear Schaefer, ada pula populasi ikan yang mengikuti model Fox
(Fox 1970 in Sparre & Venema 1999), yaitu:
+
= (43)
�� = (44)
−
� = (45)
Dari kedua model Schaefer dan Fox, model dengan nilai R2 lebih besar
menunjukkan model yang lebih tepat untuk menggambarkan keadaan sebenarnya.
15
HASIL
Kembung Perempuan
2%
Kembung
2% Kembung Lelaki Tongkol
4% 10%
Ikan lainnya
Tembang 38%
11%
Tenggiri
6%
Biji nangka
6% Selar
3%
Peperek
5% Layang
Kurisi 4%
5% Layur
4%
Gambar 4 Hasil tangkapan per jenis ikan di PPP Labuan Banten (DKP Banten
2014)
pengoprasian ini kapal purse seine dibantu dengan kapal obor. Kapal obor ini
dilengkapi dengan lampu yang dimaksudkan untuk mengumpulkan ikan, sesuai
dengan sifat ikan kembung yaitu fototaksis positif (menyukai cahaya). Alat
tangkap lainnya yang digunakan untuk menangkap ikan genus kembung yaitu gill
net dan jaring rampus.
Ikan kembung yang didaratkan di Labuan selain memiliki nilai ekologis
penting juga bernilai ekonomis penting. Ikan kembung lelaki dengan harga
Rp 32 000 per kg berisi 6-7 ekor atau dengan isi 12 ekor, sedangkan ikan
kembung dan ikan kembung perempuan lebih rendah dengan harga Rp 28 000 per
kg. Ikan kembung ini umumnya di konsumsi oleh masyarakat Banten dan apabila
produksi tinggi didistribusikan ke wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Proporsi IP pada ikan kembung (R. faughni) betina dan jantan ditempati
oleh Coscinodiscophyceae (49% dan 65%), sehingga kelompok Coscinodisco-
phyceae merupakan makanan utama bagi ikan kembung (Gambar 8). Makanan
tambahan bagi ikan kembung adalah Crustacea (betina 30%, jantan 17%),
Cyanophyceae dan Dinophyceae. Berbeda dengan ikan kembung lelaki (R.
kanagurta), ikan kembung lelaki ini memiliki komposisi makanan dengan
Bacillariophyceae sebagai makanan utamanya (betina 97%, jantan 95%) (Gambar
9). Pada ikan kembung lelaki tidak ditemukan makanan tambahan namun banyak
makanan pelengkapnya seperti Dinophyceae, Euglenoida, Dermateaceae, Roti-
fera, dll. Pada Gambar 10, ikan kembung perempuan (R. brachysoma) memiliki
indeks bagian terbesar yang ditempati oleh Coscinodiscophyceae sebagai
makanan utama. Kelompok Coscinodiscophyceae pada ikan kembung perempuan
betina ditemukan sebanyak 89% dan 91% pada ikan jantan. Makanan tambahan
pada ikan kembung perempuan betina adalah Crustacea sebesar 6%. Sedangkan
pada ikan jantannya Crustacea tergolong ke dalam makanan pelengkap beserta
Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Tricodesmium, dan lain sebagainya.
20
Tabel 4 Luas relung makanan genus Rastrelliger spp. di Perairan Selat Sunda
berdasarkan jenis kelamin
Ikan JK Luas Relung Standarisasi
Kembung Betina 3.5047 0.1138
Jantan 2.5975 0.0726
Kembung Lelaki Betina 8.9737 0.2155
Jantan 10.2591 0.2502
Kembung Perempuan Betina 6.3393 0.1335
Jantan 6.8216 0.0954
Tabel 5 Tumpang tindih makanan genus Rastrelliger spp. di Perairan Selat Sunda
Ikan A B C D E F
A 1 0.9469 0.7326 0.7418 0.7847 0.7606
B 1 0.8935 0.9020 0.9267 0.9127
C 1 0.9995 0.9956 0.9987
D 1 0.9965 0.9990
E 1 0.9989
F 1
Ket : A= Kembung Betina, B = Kembung Jantan, C= Kembung Lelaki Betina, D=
Kembung Lelaki Jantan, E= Kembung Perempuan Betina, F= Kembung Perempuan
Jantan.
Jaring-jaring Makanan
Kesamaan jenis makanan yang dikonsumsi ketiga ikan dalam genus
Rastrelliger spp. dapat dilihat dalam Gambar 11. Hasil analisis menunjukkan ikan
kembung, kembung lelaki, dan kembung perempuan sama-sama memakan
kelompok Bacillariophyceae sebagai makanan utamanya. Jenis Crustacea menjadi
makanan tambahan bagi ikan kembung dan sama-sama dikonsumsi oleh ikan
kembung lelaki dan ikan kembung perempuan sebagai makanan pelengkap.
Kemudian makanan tambahan lainnya untuk ikan kembung adalah jenis
Cyanophyceae dan Dinophyceae. Untuk Annelida, Pisces, Cnidaria, Nematoda,
Platyhelmintes, Protozoa, Rotifera, dan Sipunculidea hanya sebagai makanan
pelengkap bagi genus Rastrelliger spp.
Pola Pertumbuhan
Analisis pola pertumbukan ikan dapat dilihat melalui hubungan panjang
bobotnya. Nilai yang didapat dari analisis hubungan panjang dan bobot dapat
menduga bobot dari panjang ikan atau sebaliknya, keterangan tentang ikan
mengenai pertumbuhan, kemontokan ikan (faktor kondisi), dan perubahan dari
lingkungan (Yudasmara 2014). Bagian tubuh ikan satu dengan lainnya sering kali
24
Faktor Kondisi
Faktor kondisi suatu ikan dapat menunjukkan keterangan ikan secara
biologis maupun komersial (Effendie 2002). Faktor kondisi ikan kembung (R.
faughni) ditunjukkan oleh Gambar 18. Selama lima bulan pengamatan, dari April
hingga Agustus, baik ikan kembung betina maupun jantan selalu mengalami
peningkatan. Nilai faktor kondisi tertinggi ikan kembung yaitu bulan Agustus,
dimana pada ikan jantan mencapai 1.28±0.09 dan 1.22±0.08 pada betina. Berbeda
dengan ikan ikan kembung yang betina maupun jantannya memiliki faktor kondisi
tertinggi bulan Agustus, untuk ikan kembung lelaki baik betina dan jantan
memiliki nilai tertinggi pada bulan Juni. Dengan nilai 1.09±0.13 pada ikan
kembung lelaki betina dan 1.08±0.09 pada ikan jantan (Gambar 19). Kemudian
untuk ikan kembung perempuan betina memiliki nilai tertinggi pada bulan April
dengan nilai 1.12±0.14 dan bulan Juli dengan nilai 1.07±0.06 pada ikan kembung
perempuan jantan (Gambar 20).
26
Parameter Pertumbuhan
Parameter pertumbuhan genus Rastrelliger spp. meliputi panjang asimptotik
(L∞), koefisien percepatan pertumbuhan (K), umur pendugaan ikan pada panjang
nol (t0), dan Φ atau growth performance index (GPI) yang disajikan pada Tabel 7.
Parameter pertumbuhan L∞ dan K diketahui dengan software ELEFAN I (FAO
2015) dengan meliterasi rentang perkiraan nilai L∞ dan K hingga diperoleh nilai
yang paling rasional, sedangkan nilai t0 diestimasi berdasarkan rumus empiris
Pauly 1980.
Rekrutmen
Rekrutmen individu baru adalah salah satu yang paling penting, paling
sedikit dipahami, dan paling sulit untuk memperkirakan proses ikan dinamika
populasi. Fungsi pendugaan rekrutmen antara lain untuk melihat: (1) ukuran
pemijahan stok selama periode reproduksi musiman, (2) fekunditas rata-rata usia
tertentu pada ikan betina, (3) durasi kehidupan planktonik pada tahap larva, (4)
28
25 22,76
20 18,13
% Rekrutmen
14,52 14,03
15
10 8,57
6,3
5,22
5 3,41 2,49
2
0,57 0
0
J F M A M J J A S O N D
Bulan
Gambar 22 Rekrutmen ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) di Perairan
Selat Sunda
29
Berdasarkan Gambar 21-23 di atas dapat diketahui bahwa ketiga ikan dalam
genus Rastrelliger spp. di Perairan Selat Sunda terjadi rekrutmen sepanjang tahun
dengan puncak yang berbeda beda. Rekrutmen tertinggi ikan kembung diduga
terjadi pada bulan Oktober, ikan kembung lelaki diduga pada bulan Maret, dan
ikan kembung perempuan diduga pada bulan Agustus.
(a)Betina (b)Jantan
Gambar 24 TKG ikan kembung di Perairan Selat Sunda berdasarkan bulan
pengambilan contoh
30
(a)Betina (b)Jantan
Gambar 25 TKG ikan kembung lelaki di Perairan Selat Sunda berdasarkan bulan
pengambilan contoh
(a)Betina (b)Jantan
a. Betina b. Jantan
Gambar 27 Nilai IKG rata-rata ikan kembung di Perairan Selat Sunda berdasarkan
bulan pengambilan contoh
a. Betina b. Jantan
Gambar 28 Nilai IKG rata-rata ikan kembung lelaki di Perairan Selat Sunda
berdasarkan bulan pengambilan contoh
a. Betina b. Jantan
Gambar 29 Nilai IKG rata-rata ikan kembung perempuan di Perairan Selat Sunda
berdasarkan bulan pengambilan contoh
32
Fekunditas
Fekunditas merupakan banyaknya telur yang dikeluarkan sesaat sebelum
ikan memijah dan memiliki nilai yang bervariasi tiap spesies. Jumlah telur yang
dihasilkan merupakan hasil dari pemijahan yang kelangsungan hidup di alam
hingga menetas dan ukuran dewasanya tergantung faktor lingkungan di sekitarnya
(Yudasmara 2014). Nilai fekunditas yang diperoleh dapat dibandingkan dengan
ukuran dari ikan setiap individu ikan sehingga akan didapatkan informasi tentang
jumlah anak yang dihasilkan pada ukuran yang berbeda-beda (Alamsyah et al.
2013). Hasil pengamatan fekunditas tertinggi ikan kembung mencapai 111 003
butir dengan rata-rata 36 976 butir (TKG III =38 ekor, TKG IV = 69 ekor).
Fekunditas tertinggi ikan kembung lelaki mencapai 96 530 butir dengan rata-rata
20 880 butir (TKG III = 68 ekor, TKG IV = 109 ekor). Selanjutnya untuk ikan
kembung perempuan fekunditas tertinggi mencapai 283 572 butir dengan rata-rata
55 252 butir (TKG III = 26 ekor, TKG IV = 123 ekor). Hal tersebut menunjukkan
fekunditas rata-rata tertinggi dalam genus Rastrelliger spp. adalah ikan kembung
perempuan. Tinggi rendahkanya fekunditas dalam genus Rastrelliger spp. dapat
disebabkan oleh perbedaan gonad dan besar kecilnya telur (Alamsyah et al. 2013).
Diameter telur
Telur yang dihasilkan individu ikan memiliki ukuran yang bervariasi.
Ukuran ikan dapat dilihat dengan menghitung diameter telurnya. Diameter telur
ini merupakan garis tangah atau ukuran panjang dari suatu telur dengan
mikrometer yang sudah berskala yang dilakukan pada ikan TKG III dan IV
(Yudasmara 2014).
(a) (b)
Gambar 30 Sebaran diameter telur ikan kembung, TKG III (a) dan IV (b) di
Perairan Selat Sunda
(a) (b)
Gambar 31 Sebaran diameter telur ikan kembung lelaki, TKG III (a) dan IV (b) di
Perairan Selat Sunda
(a) (b)
Gambar 32 Sebaran diameter telur ikan kembung perempuan, TKG III (a) dan IV
(b) di Perairan Selat Sunda
Tabel 9 Nilai ukuran pertama kali matang gonad (Lm) genus Rastrelliger spp. di
Perairan Selat Sunda
Jenis Estimasi Recruitment
Ikan Lm (mm)
Kelamin Overfishing (%)
Kembung Betina 192 91
Jantan 182 67
Kembung Lelaki Betina 212 87
Jantan 225 99
Kembung Perempuan Betina 220 63
Jantan 219 77
34
Tabel 10 Nilai ukuran pertama kali tertangkap (Lc) genus Rastrelliger spp. di
Perairan Selat Sunda
Jenis Estimasi Growth
Ikan Lc (mm)
Kelamin Overfishing (%)
Kembung Betina 179 52
Jantan 170 48
Kembung Lelaki Betina 207 69
Jantan 170 31
Kembung Perempuan Betina 203 48
Jantan 194 42
Tabel 11 Mortalitas dan laju eksploitasi genus Rastrelliger spp. di Perairan Selat
Sunda
Nilai
Ikan Parameter F M Z
E
(/tahun) (/tahun) (/tahun)
Kembung Betina 12.05 0.31 12.36 0.98
(R. faughni) Jantan 7.48 0.24 7.73 0.97
Gabungan 14.53 0.31 14.84 0.98
Kembung lelaki Betina 13.72 0.32 14.03 0.98
(R. kanagurta) Jantan 5.11 0.17 5.28 0.97
Gabungan 9.43 0.22 9.64 0.98
Kembung Betina 2.54 0.29 2.82 0.90
perempuan Jantan 2.53 0.21 2.72 0.92
(R. brachysoma) Gabungan 1.74 0.31 2.04 0.85
35
dan fMSY sebesar 15 121 trip. Pada Gambar 35 ikan kembung lelaki (R. kanagurta)
memiliki nilai MSY sebesar 1 128 ton dan fMSY sebesar 15 121 trip. Selanjutnya
pada Gambar 36 ikan kembung perempuan (R. brachysoma) memiliki nilai MSY
sebesar 410 ton dan fMSY sebesar 15 121 trip. Dari ketiga ikan dalam genus
Rastrelliger spp. kita asumsikan nilai fMSY sama karena berasal dari upaya yang
sama, akan tetapi terdapat perbedaan hasil tangkapan. Penetapan ini didasarkan
hasil wawancara dan survey di lapangan yang menunjukkan bahwa ikan kembung
paling dominan di antara kembung lelaki dan kembung perempuan, sehingga
proporsi ikan kembung yang didaratkan di Pandeglang Banten sesesar 25%, ikan
kembung lelaki sebesar 55%, dan ikan kembung perempuan sebesar 20%.
PEMBAHASAN
kembung perempuan (bayar kadokor). Selain rasa yang lebih enak, ketersediaan
ikan kembung lelaki juga yang lebih sedikit dibandingkan ikan banyar lainnya.
Kandungan gizi dalam genus Rastrelliger spp. dapat dilihat dalam Tabel 12.
Komposisi jenis dan makanan ikan kembung, kembung lelaki, dan kembung
perempuan (Gambar 8-10) menunjukkan kesamaan dalam memanfaatkan jenis
makanan baik pada ikan betina maupun jantan. Perbedaan jenis kelamin pada ikan
contoh tidak menyebabkan jenis organisme yang dikonsumsi (Sulistiono et al.
2009). Makanan utama ikan kembung, kembung lelaki, dan kembung perempuan
adalah kelompok Bacillariophyceae dengan proporsi yang beragam. Hal ini
didukung oleh Amri et al. (2014) bahwa dua kelas utama yang menyusun
fitoplankton di perairan Selat Sunda yaitu Bacillariophyceae (98.5%) dan
Dinophyceae (1.49%). Kelas Bacillariophyceae terdiri dari 19 jenis dengan
Chaetoceros sp. (dominan) dan Hyalodiscus sp. (terendah). Selanjutnya makanan
tambahan bagi ikan kembung antara lain Crustacea, Cyanophyceae, dan
Dinophyceae, sedangkan pada ikan kembung lelaki dan kembung perempuan
tidak ditemukan adanya makanan tambahan. Hal tersebut diduga genus
Rastrelliger spp. di Perairan Selat Sunda memanfaatkan pakan yang tersedia di
perairan. Makanan tambahan bagi ikan kembung antara lain Crustacea,
Cyanophyceae, dan Dinophyceae, sedangkan pada ikan kembung lelaki dan
kembung perempuan tidak ditemukan adanya makanan tambahan. Hal tersebut
sesuai dengan morfologi ikan kembung yang memiliki gillracker lebih sedikit
dibandingkan ikan kembung lelaki dan kembung perempuan, sehingga makanan
yang masuk tidak dominan dari fitoplankton. Selanjutnya komposisi Crustacea
pada ikan kembung betina lebih tinggi proporsinya dibandingakan ikan jantan.
Hal tersebut dikarenakan ikan betina lebih banyak membutuhkan kolesterol dalam
kematangan gonad dan proses vitelogenesis (Rahmah 2010). Makanan pelengkap
bagi genus Rastrelliger spp. antara lain dari kelompok Annelida, Crustacea,
Pisces, Cnidaria, Cyanophyceae, Dinophyceae, Nematoda, Platyhelmintes,
Protozoa, Rotifera, Sipunculidea. Utami et al. (2014) menambahkan bahwa ikan
kembung lelaki (R. kanagurta) tergolong omnivora yang memanfaatkan
39
Sunda pada tahun 2016 lebih rendah dibandingkan penelitian sebelumnya (2014
dan 2015). Kecepatan pertumbuhan yang berbeda dapat dikarenakan pada ikan
muda relatif lebih cepat tumbuh dibandingkan ikan dewasa, serta faktor
lingkungan yang berpengaruh pada pertumbuhan ikan (Harahap dan Djamali
2005). Dengan makin berkurangnya laju pertumbuhan ikan akan cepat mencapai
panjang asimtot, yaitu tidak ada lagi pertumbuhan (Mosse dan Hutubessy 1996).
Purwanto (2012) menambahkan bahwa laju pertumbuhan stok ikan dapat
dipengaruhi oleh ketersediaan makanan alami (fitoplankton dan zooplankon),
variabilitas upwelling, dan pertambahan anakan (recruitment) ikan hasil
pemijahan. Rekrutmen tertinggi ikan kembung diduga terjadi pada bulan Oktober,
ikan kembung lelaki diduga pada bulan Maret, dan ikan kembung perempuan
diduga pada bulan Agustus. Apabila terjadi penangkapan secara terus menerus
dalam periode pemijahan tanpa pengaturan dan pengendalian yang baik akan
menyebabkan tekanan terhadap populasi ikan. Jumlah ikan dalam tiap kelas dalam
populasi bergantung pada rekruitmen yang terjadi tiap tahun dan jumlah ikan yang
hilang dalam perairan, dapat disebabkan karena di eksploitasi atau mati secara
alami (Effendie 2002). Rekrutmen merupakan penambahan individu baru dalam
populasi. Berdasarkan hasil analisis, diketahui pola rekrutmen antar spesies
berbeda-beda.
Tabel 14 Ukuran pertama kali matang gonad (Lm) genus Rastrelliger spp. pada
berbagai lokasi penelitian
Ikan Sumber Lokasi Hasil (mm)
Kembung Octoriani (2015) -Selat Sunda 194.6 (b)
179.2 (j)
Penelitian ini -Selat Sunda 192 (b)
182 (j)
Kembung Abdussamad et al. -Kakinada 184.7 (b)
Lelaki (2006). 182.4 (j)
Abdussamad et al. - Pesisir Tuticorin India 188 (b)
(2010) 184 (j)
Pour et al. (2014) - Utara Teluk Persia 215 (FL)
dan Laut Oman
Zaki et al. (2016) -Perairan Oman 257 (b)
252 (j)
Arrafi et al. (2016) -Perairan barat Aceh 195.8
Ghosh et al. (2016) -Perairan utara India 183.2
-Perairan selatan India 186.6
Octoriani (2015) -Selat Sunda 181.96 (b)
191.61 (j)
Penelitian ini -Selat Sunda 212 (b)
225 (j)
Kembung Octoriani (2015) -Selat Sunda 206.39 (b)
Perempuan 212.96 (j)
Penelitian ini -Selat Sunda 220 (b)
219 (j)
43
ditangkap secara berlebih dan belum sempat tumbuh mencapai ukuran yang
seimbang dengan penyusutan stok yang diakibatkan oleh mortalitas alami.
Dengan kata lain growth overfishing adalah kondisi dimana ikan-ikan muda
masuk ke dalam perikanan (recruitment) tetapi sudah tertangkap sebelum mereka
mencapai ukuran yang boleh ditangkap. Dari hasil tersebut maka perlu dilakukan
upaya pengelolaan yang tepat agar sumberdaya genus Rastrelliger spp. di perairan
Selat Sunda tetap berkelanjutan. Nilai Lm dapat digunakan untuk penentuan mata
jaring, yaitu dengan ukuran mata jaring yang sebaiknya lebih besar dari tinggi
pertama kali ikan matang gonad. Hal tersebut dimaksudkan agar ikan yang belum
matang gonad dapat meloloskan diri. Berdasarkan data tinggi ikan yang di ukur
pada ketiga ikan dalam genus Rastrelliger spp., ukuran mata jaring yang
seharusnya digunakan oleh nelayan purse seine untuk penangkapan ketiga ikan
kembung di Perairan Selat Sunda adalah sebesar 58.42 mm atau 2.0 inci.
Perkembangan gonad yang semakin matang menunjukkan fase reproduksi
ikan sebelum terjadi pemijahan. Informasi terkait waktu ikan akan dan setelah
memijah dapat diketahui melalui tingkat kematangan gonadnya (Effendie 2002).
Adanya ikan yang telah matang gonad merupakan indikator adanya pemijahan di
perairan tersebut (Sulistiono et al. 2001). Ikan kembung (R. faughni) diduga
mengalami puncak pemijahan pada bulan Juni dan Agustus dikarenakan pada
bulan tersebut memiliki frekuensi relatif yang tinggi pada TKG IV. Ikan kembung
lelaki (R. kanagurta) betina memiliki frekuensi relatif tertinggi TKG IV pada
bulan Agustus dan bulan Mei untuk ikan kembung lelaki jantan. Selanjutnya
untuk ikan kembung perempuan (R. brachysoma) betina maupun jantan diduga
megalami puncak pemijahan pada bulan Juli. Berdasarkan penelitian Prahadina
(2014), ikan kembung lelaki di perairan Selat Sunda dengan TKG III-IV banyak
terdapat pada bulan Agustus hingga Oktober dan penelitian Permatachani (2014)
ikan kembung lelaki mulai memasuki TKG IV pada bulan Juli. Pour et al. (2014)
menemukan ikan kembung lelaki di teluk Persia utara dan Laut Oman pada bulan
Oktober tidak ditemukan ikan yang matang gonad, ikan dewasa mulai terlihat
pada bulan Desember, matang gonad bulan Maret, kemudian memijah bulan
Maret hingga Mei dan memasuki masa istirahat pada bulan Juni. Ghosh et al.
(2016) menyatakan bahwa ikan kembung lelaki memiliki puncak pemijahan di
bulan April dan Juli-Oktober di perairan utara India, serta bulan Februari-April
dan Agustus untuk wilayah selatan. Ikan kembung lelaki di perairan Mangalore
matang gonad dengan TKG IV ditemukan pada bulan Februari hingga Oktober,
dengan puncak pemijahan pada bulan Mei-Oktober (Rao 1967). Perbedaan musim
pemijahan tersebut dapat diduga oleh adanya pengaruh fluktuasi musim hujan
tahunan, perbedaan lokasi geografis, dan kondisi ikan itu sendiri (Sulistiono et al.
2001).
Setelah mengetahui TKG dari genus Rastrelliger spp. maka kita lihat nilai
IKG dari masing-masing ikan. Indeks Kematangan Gonad (IKG) dianalisis
dengan tujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam gonad tersebut
secara kuantitatif (Effendie 1979). Pada ikan kembung (R. faughni) memiliki nilai
IKG yang tinggi pada bulan Juni dan Agustus, ikan kembung lelaki (R.
kanagurta) bulan Mei dan Agustus serta ikan kembung perempuan (R.
brachysoma) tertingi pada bulan Juli. Ketiga ikan tersebut memiliki nilai IKG
tinggi pada saat ikan banyak terdapat TKG III dan IV. Bulan-bulan yang
ditemukan banyak ikan matang gonad disertai tingginya nilai IKG diduga pada
45
bulan tersebut ikan sedang mengalami pemijahan. Pada bulan-bulan dengan nilai
IKG tinggi tersebut (pada saat puncak pemijahan) memiliki nilai IKG >1. Hal
tersebut menunjukkan ikan memiliki gonad yang masak karena memiliki nilai
IKG antara 1.0-5.0 (Effendie 1997). Ikan kembung lelaki pada saat matang gonad
mencapai 0.868 ± 0.20073 dan pada saat musim pemijahan dapat mencapai
5.1309 ± 0.32456 (Pour et al. 2014). Das et al. (2016) menganalisis IKG ikan
kembung lelaki betina di pesisir barat Bengal mencapai 1.339 - 4.477 dengan rata-
rata 2.659 ± 0.950.
Jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan betina yang telah matang gonad
dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah sering disebut dengan fekunditas
(Yudasmara 2014). Nilai fekunditas ikan kembung mencapai 111 003 butir
dengan rata-rata 36 976 butir, ikan kembung lelaki mencapai 96 530 butir dengan
rata-rata 20 880 butir, serta ikan kembung perempuan dapat mencapai 283 572
butir dengan rata-rata 55 252 butir (Lampiran 14). Fluktuasi nilai fekunditas
tersebut dapat dikarenakan ikan-ikan yangg didapat tidak berumur sama, ikan-
ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas yang lebih kecil
dibandingkan ikan yang lebih muda (Fatah & Adjie 2013). Dari ketiga ikan dalam
genus Rastrelliger spp., ikan kembung perempuan memiliki nilai fekunditas yang
tinggi dibandingkan ikan kembung dan kembung lelaki.
Pengamatan fekunditas secara langsung dapat digunakan untuk menduga
jumlah anak ikan yang dihasilkan (Effendie 1997). Sejak ikan matang gonad
dengan berbagai tahap perkembangan yang diamati sepanjang tahun, dapat
diasumsikan ikan kembung lelaki di pesisir Tuticorin dapat berkembiak beberapa
kali dalam satu tahun dan dapat mencapai fekunditas 68 500 butir. Estimasi bahwa
rata-rata 56.1% total stok memijah setiap tahunnya selama periode tersebut.
Apabila tingkat pemijahan dan fekunditas tinggi, maka kelangsungan hidup ikan
kecil (benih) cukup mempertahankan stok agar berkelanjutan (Abdussamad et al.
2010). Ghosh et al. (2016) menyatakan bahwa fekunditas total ikan kembung
lelaki mencapai 13 800-252 000 butir, jumlah ovarium per gram bobot badaan
mencapai 151-1 313 dengan rata-rata 568 butir.
Ikan kembung lelaki di perairan Aceh menurut Arrafi et al. (2016) memiliki
fekunditas total sebanyak 28 542 - 123 760 butir dengan rata-rata 57 364 ± 7 897
butir. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah telur ikan betina akan meningkat
dengan semakin bertambahnya panjang ikan, bobot tubuh, dan bobot gonad.
Adapun Das et al. (2016) mengukur fekunditas ikan kembung lelaki di pesisir
barat Bengal mencapai 17 321 - 51 399 butir, dengan rata-rata 34 778 ± 11 581
butir. Rao (1967) menambahkan untuk ikan kembung lelaki dengan kondisi stadia
V atau telur sudah menonjol, dengan panjang ikan 238 mm, memiliki bobot gonad
±9.925 gr dengan fekunditas sebesar 104 856 butir atau secara keseluruhan ikan
contoh yang matang gonad memiliki nilai fekunditas sebesar 105 000 - 124 000
dengan rata-rata sebanyak 110 000 butir.
Semakin meningkat tingkat kematangan gonadnya semakin bertambah
selang kelas diameter telurnya. Hal tersebut juga menggambarkan bahwa puncak
sebaran kelas diameter telur dalam TKG IV berada pada ukuran yang lebih besar
dibandingkan TKG III, sehingga diameter telur akan terlihat meningkat ketika
gonad semakin matang. Ukuran diameter telur ikan kembung lelaki yang matang
gonad di perairan India mencapai 0.6-0.7 mm sedangkan ovum untuk ikan dewasa
berkisar antara 0.3-0.6 mm (Ghosh et al. 2016). Rao (1967) mendapatkan ukuran
46
Tabel 15 Mortalitas dan laju eksploitasi genus Rastrelliger spp. pada berbagai
lokasi penelitian
Parameter pertumbuhan (/th)
Peneliti Lokasi
M F Z E
Kembung
Octoriani (2015) Selat Sunda 0.55(b) 2.00 2.55 0.78
0.69 (j) 1.05 1.74 0.60
Penelitian ini (2016) Selat Sunda 0.31 (b) 12.05 12.36 0.98
0.24 (j) 7.48 7.73 0.97
Kembung Lelaki
Abdussamad et al. (2006) Kakinada 2.61 3.82 6.43 0.59
Perdanamihardja (2011) Teluk Jakarta 0.31 0.62 0.93 0.66
Ghosh et al. (2016) India 2.06 3.69 5.75 0.64
Prahadina (2013) Karangantu 0.38 (b) 1.65 2.03 0.81
0.51 (j) 2.19 2.70 0.81
Prahadina (2014) Selat Sunda 0.28 (b) 0.86 1.14 0.76
0.17 (j) 0.49 0.67 0.74
Permatachani (2014) Selat Sunda 0.21 (b) 0.66 0.87 0.75
0.14 (j) 0.23 0.37 0.61
Octoriani (2015) Selat Sunda 0.76 (b) 3.00 3.76 0.80
0.28 (j) 1.40 1.68 0.83
Penelitian ini (2016) Selat Sunda 0.32 (b) 13.72 14.03 0.98
0.17 (j) 5.11 5.28 0.97
Kembung perempuan
Prahadina (2014) Selat Sunda 0.25 (b) 0.29 0.53 0.54
0.24 (j) 0.52 0.76 0.69
Octoriani (2015) Selat Sunda 0.35 (b) 2.06 2.42 0.85
0.32 (j) 2.35 2.67 0.88
Penelitian ini (2014) Selat Sunda 0.29 (b) 2.54 2.82 0.90
0.21 (j) 2.53 2.72 0.92
ikan. Pada saat puncak pemijahan diharapkan ada upaya perbaikan penangkapan
dengan mengurangi jumlah tangkapan multispesies kembung pada puncak
pemijahan pada bulan Juli-Agustus. Upaya pengelolaan sumberdaya genus
Rastrelliger dapat dilakukan dengan cara pembatasan kuota penangkapan dan
upaya penangkapan yang tidak melebihi nilai MSY (tangkapan lestari) dan fMSY
(upaya lestari). Jumlah atau kuota penangkapan memperhatikan upaya tangkap
lestarinya, yaitu sebesar 15 121 trip atau mengurangi upaya penangkapan sebesar
12 583 trip. Ukuran mata jaring purse seine sebaiknya minimal 2.0 inci. Hal
tersebut dilakukan agar keseimbangan populasi ketiga ikan dalam genus
Rastrelliger spp. tetap terjaga dan dapat mensejahterakan bagi nelayan serta
masyarakat yang mengkonsumsinya.
SIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Sobari MP, Kinseng RA, Priyatna FN. 2003. Membangun Model Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan Berdasarkan Karakteristik Sosial
Ekonomi Masyarakat Nelayan: Tinjauan Sosiologi Antropologi. Buletin
Ekonomi Perikanan. 5(1):41-48.
Soekiswo YA, Widyorini N, Solichin A. 2014. Aspek Biologi Reproduksi Ikan
Mendo (Acentrogobius sp) di Waduk Malahayu Kabupaten Brebes.
Diponegoro Journal of Maquares. 3(4): 154-160.
Sparre P, Venema SC. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. Buku I:
Manual. Widodo J, Merta IGS, Nurhakim S, Badrudin M, Penerjemah. Jakarta:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Terjemahan dari Introduction
to Tropical Fish Stock Assessment. Part I: Manual.
Sulistiono, Kurniati TH, Riani E, Watanabe S. 2001. Kematangan Gonad
Beberapa Jenis Ikan Buntal (Tetraodon lunaris, T. fluviatilis, T. reticularis) di
Perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Jurnal Iktiologi Indonesia. 2:25-30.
Sulistiono, Tirta NT, Brodjo M. 2009. Kebiasaan Makanan Ikan Kresek (Thryssa
mystax) di Perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Jurnal Iktiologi Indonesia.
9(1):35-48.
Sumiono B, Nuraini S. 2007. Beberapa Parameter Biologi Ikan Kuniran (Upeneus
sulphueus) Hasil Tangkapan Cantrang yang Didaratkan di Brondong Jawa
Timur. Jurnal Iktiologi Indonesia. 7(2):83-88
Udupa KS.1986. Statistical Method of Estimating The Size of First Mature in
Fishes. Fishbyte 4(2):8-10.
Utami MNF, Redjeki S, Supriyantini E. 2014. Komposisi Isi Lambung Ikan
Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) di Rembang. Journal of Marine
Research. 2(3):99-106.
Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Edisi ke 3. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Wudji A, Suwarso, Wudianto. 2012. Beberapa Parameter Populasi Ikan Lemuru
(Sardinella lemuru Bleeker, 1853) di Perairan Selat Bali. Jurnal BAWAL.
4(3):177-184.
Yamaji I. 1979. Illustration of the Marine Plankton of Japan. Hoikusha
Publishing. Co, LT.
Yudasmara GA. 2014. Biologi Perikanan. Singaraja (ID): Plantaxia.
Yuliani W. 2009. Kebiasaan Makanan Ikan Tilan (Mastacembelus erythrotaenia,
Bleeker 1850) di Sungai Musi, Sumatera Selatan [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor. 53 hlm.
Yulvizar C. 2013. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik pada Rastrelliger sp.
Biospecies. 6(2):1-7.
Zaki S, Jayabalan N, Al-Kiyumi F, Al-Kharusi L. 2016. Reproductive Biology of
the Indian Mackerel Rastrelliger kanagurta (Cuvier, 1816) from the Mahout
Coast, Sultanate of Oman. Indian Journal Fish. 63(2):24-32.
54
LAMPIRAN
55
Lampiran 1 Pendugaan ukuran ikan pertama kali matang gonad untuk ikan
kembung (R. faughni)
1. Betina
Selang X(i+1)- Ni- Pi*Qi/
Nt Log Nt Ni Nb Pi Qi Pi*Qi
Kelas Xi 1 Ni-1
125-129 127 2.1038 0 0 0 0.0168 1.0000 0.0000 -1 0.0000
130-134 132 2.1206 1 0 0 0.0161 1.0000 0.0000 0 0.0000
135-139 137 2.1367 2 0 0 0.0156 1.0000 0.0000 1 0.0000
140-144 142 2.1523 11 0 0 0.0150 1.0000 0.0000 10 0.0000
145-149 147 2.1673 15 0 0 0.0145 1.0000 0.0000 14 0.0000
150-154 152 2.1818 35 0 0 0.0141 1.0000 0.0000 34 0.0000
155-159 157 2.1959 19 0 0 0.0136 1.0000 0.0000 18 0.0000
160-164 162 2.2095 14 2 0.1429 0.0132 0.8571 0.1224 13 0.0094
165-169 167 2.2227 17 1 0.0588 0.0128 0.9412 0.0554 16 0.0035
170-174 172 2.2355 21 10 0.4762 0.0124 0.5238 0.2494 20 0.0125
175-179 177 2.2480 17 7 0.4118 0.0121 0.5882 0.2422 16 0.0151
180-184 182 2.2601 23 10 0.4348 0.0118 0.5652 0.2457 22 0.0112
185-189 187 2.2718 46 30 0.6522 0.0115 0.3478 0.2268 45 0.0050
190-194 192 2.2833 44 28 0.6364 0.0112 0.3636 0.2314 43 0.0054
195-199 197 2.2945 19 15 0.7895 0.0109 0.2105 0.1662 18 0.0092
200-204 202 2.3054 5 4 0.8000 0.0106 0.2000 0.1600 4 0.0400
205-209 207 2.3160 1 1 1 0.0104 0.0000 0.0000 0 0.0000
210-214 212 2.3263 0 0 0 0.0101 1.0000 0.0000 -1 0.0000
215-219 217 2.3365 0 0 0 0.0099 1.0000 0.0000 -1 0.0000
220-224 222 2.3464 0 0 0 0.0000 1.0000 0.0000 -1 0.0000
Total 290 108 5.4024 0.2425 14.5976 1.6997 270 0.1113
Rata-rata 14.5 5.4 0.2701 0.0128 0.7299 0.0850 13.5 0.0056
Keterengan : Nt = nilai tengah; Ni = jumlah ikan pada selang kelas ke-i;
Nb = jumlah ikan betina matang gonad; Pi = proporsi ikan
matang gonad pada selang panjang ke-i; x = log pertambahan
panjang pada nilai tengah; Qi = 1- Pi.
�
m= � + − . ∑ ��
. ∗
m = 2.3464 + − . .
m = 2.2838
Jadi ukuran pertama kali matang gonad (Lm) ikan kembung betina:
.
= Antilog m = = 192 mm
56
Lampiran 1 (Lanjutan)
2. Jantan
Selang Log X(i+1)- Pi*Qi/
Nt Ni Nb Pi Qi Pi*Qi Ni-1
Kelas Nt Xi Ni-1
125-129 127 2.1038 1 0 0 0.0168 1.0000 0.0000 0 0.0000
130-134 132 2.1206 2 0 0 0.0161 1.0000 0.0000 1 0.0000
135-139 137 2.1367 9 0 0 0.0156 1.0000 0.0000 8 0.0000
140-144 142 2.1523 35 0 0 0.0150 1.0000 0.0000 34 0.0000
145-149 147 2.1673 32 0 0 0.0145 1.0000 0.0000 31 0.0000
150-154 152 2.1818 81 0 0 0.0141 1.0000 0.0000 80 0.0000
155-159 157 2.1959 50 0 0 0.0136 1.0000 0.0000 49 0.0000
160-164 162 2.2095 40 1 0.0250 0.0132 0.9750 0.0244 39 0.0006
165-169 167 2.2227 25 2 0.0800 0.0128 0.9200 0.0736 24 0.0031
170-174 172 2.2355 21 7 0.3333 0.0124 0.6667 0.2222 20 0.0111
175-179 177 2.2480 32 12 0.3750 0.0121 0.6250 0.2344 31 0.0076
180-184 182 2.2601 60 15 0.2500 0.0118 0.7500 0.1875 59 0.0032
185-189 187 2.2718 74 36 0.4865 0.0115 0.5135 0.2498 73 0.0034
190-194 192 2.2833 74 42 0.5676 0.0112 0.4324 0.2454 73 0.0034
195-199 197 2.2945 27 18 0.6667 0.0109 0.3333 0.2222 26 0.0085
200-204 202 2.3054 6 5 0.8333 0.0106 0.1667 0.1389 5 0.0278
205-209 207 2.3160 3 2 0.6667 0.0104 0.3333 0.2222 2 0.1111
210-214 212 2.3263 1 1 1 0.0101 0.0000 0.0000 0 0.0000
215-219 217 2.3365 1 1 1 0.0099 0.0000 0.0000 0 0.0000
220-224 222 2.3464 1 1 1 0.0000 0.0000 0.0000 0 0.0000
Total 143 143 7.2841 0.2425 12.7159 1.8207 555 0.1798
Rata-rata 7.15 7.15 0.3642 0.0128 0.6358 0.0910 27.75 0.0090
Keterangan : Nt = nilai tengah; Ni = jumlah ikan pada selang kelas ke-i;
Nb = jumlah ikan betina matang gonad; Pi = proporsi ikan
matang gonad pada selang panjang ke-i; x = log pertambahan
panjang pada nilai tengah; Qi = 1- Pi.
�
m= � + − . ∑ ��
. ∗ .
m = 2.3464 + − .
m = 2.2597
Jadi ukuran pertama kali matang gonad (Lm) ikan kembung jantan :
.
= Antilog m = = 182 mm
57
Lampiran 2 Pendugaan ukuran ikan pertama kali matang gonad untuk ikan
kembung lelaki (R. kanagurta)
1. Betina
Selang X(i+1)- Pi*Qi/
Nt Log Nt Ni Nb Pi Qi Pi*Qi Ni-1
Kelas Xi Ni-1
95-99 97 1.9868 1 0 0 0.0218 1.0000 0.0000 0 0.0000
100-104 102 2.0086 1 0 0 0.0208 1.0000 0.0000 0 0.0000
105-109 107 2.0294 7 0 0 0.0198 1.0000 0.0000 6 0.0000
110-114 112 2.0492 6 0 0 0.0190 1.0000 0.0000 5 0.0000
115-119 117 2.0682 6 0 0 0.0182 1.0000 0.0000 5 0.0000
120-124 122 2.0864 4 0 0 0.0174 1.0000 0.0000 3 0.0000
125-129 127 2.1038 4 0 0 0.0168 1.0000 0.0000 3 0.0000
130-134 132 2.1206 3 0 0 0.0161 1.0000 0.0000 2 0.0000
135-139 137 2.1367 3 0 0 0.0156 1.0000 0.0000 2 0.0000
140-144 142 2.1523 1 0 0 0.0150 1.0000 0.0000 0 0.0000
145-149 147 2.1673 1 0 0 0.0145 1.0000 0.0000 0 0.0000
150-154 152 2.1818 2 0 0 0.0141 1.0000 0.0000 1 0.0000
155-159 157 2.1959 3 0 0 0.0136 1.0000 0.0000 2 0.0000
160-164 162 2.2095 2 0 0 0.0132 1.0000 0.0000 1 0.0000
165-169 167 2.2227 10 0 0 0.0128 1.0000 0.0000 9 0.0000
170-174 172 2.2355 10 0 0 0.0124 1.0000 0.0000 9 0.0000
175-179 177 2.2480 8 0 0 0.0121 1.0000 0.0000 7 0.0000
180-184 182 2.2601 4 0 0 0.0118 1.0000 0.0000 3 0.0000
185-189 187 2.2718 1 1 1.0000 0.0115 0.0000 0.0000 0 0.0000
190-194 192 2.2833 15 10 0.6667 0.0112 0.3333 0.2222 14 0.0159
195-199 197 2.2945 23 16 0.6957 0.0109 0.3043 0.2117 22 0.0096
200-204 202 2.3054 40 26 0.6500 0.0106 0.3500 0.2275 39 0.0058
205-209 207 2.3160 50 46 0.9200 0.0104 0.0800 0.0736 49 0.0015
210-214 212 2.3263 53 45 0.8491 0.0101 0.1509 0.1282 52 0.0025
215-219 217 2.3365 19 18 0.9474 0.0099 0.0526 0.0499 18 0.0028
220-224 222 2.3464 15 11 0.7333 0.0097 0.2667 0.1956 14 0.0140
225-229 227 2.3560 4 3 0.7500 0.0095 0.2500 0.1875 3 0.0625
230-234 232 2.3655 2 1 0.5000 0.0093 0.5000 0.2500 1 0.2500
235-239 237 2.3747 0 0 0 0.0091 1.0000 0.0000 -1 0.0000
240-244 242 2.3838 0 0 0 0.0089 1.0000 0.0000 -1 0.0000
245-249 247 2.3927 0 0 0 0.0087 1.0000 0.0000 -1 0.0000
250-254 252 2.4014 0 0 0 0.0085 1.0000 0.0000 -1 0.0000
255-259 257 2.4099 0 0 0 0.0084 1.0000 0.0000 -1 0.0000
260-264 262 2.4183 0 0 0 0.0000 1.0000 0.0000 -1 0.0000
Total 76.0453 298.0 177.00 7.7121 0.4315 26.2879 1.5461 264.00 0.3645
Rata-rata 2.2366 8.76 5.2059 0.2268 0.0127 0.7732 0.0455 7.7647 0.0107
Keterangan : Nt = nilai tengah; Ni = jumlah ikan pada selang kelas ke-i;
Nb = jumlah ikan betina matang gonad; Pi = proporsi ikan
matang gonad pada selang panjang ke-i; x = log pertambahan
panjang pada nilai tengah; Qi = 1- Pi.
58
Lampiran 2 (Lanjutan)
� . ∗ .
m = � + − . ∑ �� = 2.4183+ − . = 2.3268
Jadi ukuran pertama kali matang gonad (Lm) ikan kembung lelaki betina
.
= Antilog m = = 212 mm
2. Jantan
Selang Log X(i+1)- Pi*Qi/
Nt Ni Nb Pi Qi Pi*Qi Ni-1
Kelas Nt Xi Ni-1
95-99 97 1.9868 3 0 0 0.0218 1.0000 0.0000 2 0.0000
100-104 102 2.0086 8 0 0 0.0208 1.0000 0.0000 7 0.0000
105-109 107 2.0294 14 0 0 0.0198 1.0000 0.0000 13 0.0000
110-114 112 2.0492 13 0 0 0.0190 1.0000 0.0000 12 0.0000
115-119 117 2.0682 14 0 0 0.0182 1.0000 0.0000 13 0.0000
120-124 122 2.0864 19 0 0 0.0174 1.0000 0.0000 18 0.0000
125-129 127 2.1038 12 0 0 0.0168 1.0000 0.0000 11 0.0000
130-134 132 2.1206 17 0 0 0.0161 1.0000 0.0000 16 0.0000
135-139 137 2.1367 4 0 0 0.0156 1.0000 0.0000 3 0.0000
140-144 142 2.1523 4 0 0 0.0150 1.0000 0.0000 3 0.0000
145-149 147 2.1673 3 0 0 0.0145 1.0000 0.0000 2 0.0000
150-154 152 2.1818 7 0 0 0.0141 1.0000 0.0000 6 0.0000
155-159 157 2.1959 6 0 0 0.0136 1.0000 0.0000 5 0.0000
160-164 162 2.2095 16 0 0 0.0132 1.0000 0.0000 15 0.0000
165-169 167 2.2227 26 0 0 0.0128 1.0000 0.0000 25 0.0000
170-174 172 2.2355 46 1 0.0217 0.0124 0.9783 0.0213 45 0.0005
175-179 177 2.2480 17 1 0.0588 0.0121 0.9412 0.0554 16 0.0035
180-184 182 2.2601 8 0 0.0000 0.0118 1.0000 0.0000 7 0.0000
185-189 187 2.2718 12 2 0.1667 0.0115 0.8333 0.1389 11 0.0126
190-194 192 2.2833 21 9 0.4286 0.0112 0.5714 0.2449 20 0.0122
195-199 197 2.2945 29 12 0.4138 0.0109 0.5862 0.2426 28 0.0087
200-204 202 2.3054 48 26 0.5417 0.0106 0.4583 0.2483 47 0.0053
205-209 207 2.3160 50 29 0.5800 0.0104 0.4200 0.2436 49 0.0050
210-214 212 2.3263 74 41 0.5541 0.0101 0.4459 0.2471 73 0.0034
215-219 217 2.3365 32 17 0.5313 0.0099 0.4688 0.2490 31 0.0080
220-224 222 2.3464 14 8 0.5714 0.0097 0.4286 0.2449 13 0.0188
225-229 227 2.3560 8 4 0.5000 0.0095 0.5000 0.2500 7 0.0357
230-234 232 2.3655 3 1 0.3333 0.0093 0.6667 0.2222 2 0.1111
235-239 237 2.3747 0 0 0 0.0091 1.0000 0.0000 -1 0.0000
240-244 242 2.3838 0 0 0 0.0089 1.0000 0.0000 -1 0.0000
245-249 247 2.3927 0 0 0 0.0087 1.0000 0.0000 -1 0.0000
250-254 252 2.4014 0 0 0 0.0085 1.0000 0.0000 -1 0.0000
255-259 257 2.4099 1 1 1 0.0084 0.0000 0.0000 0 0.0000
260-264 262 2.4183 1 0 0 0.0000 1.0000 0.0000 0 0.0000
Total 530 152.00 5.7013 0.4315 28.2987 2.4081 496 0.2248
Rata-rata 15.59 4.4706 0.1677 0.0127 0.8323 0.0708 14.59 0.0066
Keterangan : Nt = nilai tengah; Ni = jumlah ikan pada selang kelas ke-i;
Nb = jumlah ikan betina matang gonad; Pi = proporsi ikan
matang gonad pada selang panjang ke-i; x = log pertambahan
panjang pada nilai tengah; Qi = 1- Pi.
� . ∗ .
m = � + − . ∑ �� = 2.4183+ − . = 2.3523
Jadi ukuran pertama kali matang gonad (Lm) ikan kembung lelaki betina
.
= Antilog m = = 225 mm
59
Lampiran 3 Pendugaan ukuran ikan pertama kali matang gonad untuk ikan
kembung perempuan (R. brachysoma)
1. Betina
Selang Log X(i+1)- Pi*Qi/
Nt Ni Nb Pi Qi Pi*Qi Ni-1
Kelas Nt Xi Ni-1
95-99 97 1.9868 0 0 0 0.0218 1.0000 0.0000 -1 0.0000
100-104 102 2.0086 1 0 0 0.0208 1.0000 0.0000 0 0.0000
105-109 107 2.0294 1 0 0 0.0198 1.0000 0.0000 0 0.0000
110-114 112 2.0492 1 0 0 0.0190 1.0000 0.0000 0 0.0000
115-119 117 2.0682 0 0 0 0.0182 1.0000 0.0000 -1 0.0000
120-124 122 2.0864 0 0 0 0.0174 1.0000 0.0000 -1 0.0000
125-129 127 2.1038 0 0 0 0.0168 1.0000 0.0000 -1 0.0000
130-134 132 2.1206 0 0 0 0.0161 1.0000 0.0000 -1 0.0000
135-139 137 2.1367 0 0 0 0.0156 1.0000 0.0000 -1 0.0000
140-144 142 2.1523 0 0 0 0.0150 1.0000 0.0000 -1 0.0000
145-149 147 2.1673 0 0 0 0.0145 1.0000 0.0000 -1 0.0000
150-154 152 2.1818 2 0 0 0.0141 1.0000 0.0000 1 0.0000
155-159 157 2.1959 0 0 0 0.0136 1.0000 0.0000 -1 0.0000
160-164 162 2.2095 4 0 0 0.0132 1.0000 0.0000 3 0.0000
165-169 167 2.2227 8 0 0 0.0128 1.0000 0.0000 7 0.0000
170-174 172 2.2355 9 0 0 0.0124 1.0000 0.0000 8 0.0000
175-179 177 2.2480 6 1 0.1667 0.0121 0.8333 0.1389 5 0.0278
180-184 182 2.2601 9 2 0.2222 0.0118 0.7778 0.1728 8 0.0216
185-189 187 2.2718 7 1 0.1429 0.0115 0.8571 0.1224 6 0.0000
190-194 192 2.2833 14 8 0.5714 0.0112 0.4286 0.2449 13 0.0188
195-199 197 2.2945 20 6 0.3000 0.0109 0.7000 0.2100 19 0.0111
200-204 202 2.3054 22 5 0.2273 0.0106 0.7727 0.1756 21 0.0084
205-209 207 2.3160 16 3 0.1875 0.0104 0.8125 0.1523 15 0.0102
210-214 212 2.3263 19 14 0.7368 0.0101 0.2632 0.1939 18 0.0108
215-219 217 2.3365 20 16 0.8000 0.0099 0.2000 0.1600 19 0.0084
220-224 222 2.3464 32 25 0.7813 0.0097 0.2188 0.1709 31 0.0055
225-229 227 2.3560 17 14 0.8235 0.0095 0.1765 0.1453 16 0.0091
230-234 232 2.3655 26 17 0.6538 0.0093 0.3462 0.2263 25 0.0091
235-239 237 2.3747 9 5 0 0.0091 1.0000 0.0000 8 0.0000
240-244 242 2.3838 2 1 0 0.0089 1.0000 0.0000 1 0.0000
245-249 247 2.3927 4 2 0 0.0087 1.0000 0.0000 3 0.0000
250-254 252 2.4014 2 2 0 0.0085 1.0000 0.0000 1 0.0000
255-259 257 2.4099 1 0 0 0.0000 1.0000 0.0000 0 0.0000
Total 73.6270 252.00 122.0 5.6134 0.4232 27.3866 2.1135 219.0 0.1406
Rata-rata 2.2311 7.6364 3.697 0.1701 0.0132 0.8299 0.0640 6.6364 0.0043
Keterangan : Nt = nilai tengah; Ni = jumlah ikan pada selang kelas ke-i;
Nb = jumlah ikan betina matang gonad; Pi = proporsi ikan
matang gonad pada selang panjang ke-i; x = log pertambahan
panjang pada nilai tengah; Qi = 1- Pi.
� . ∗ .
m = � + − . ∑ �� = 2.4099+ − . = 2.3423
Jadi ukuran pertama kali matang gonad (Lm) ikan kembung perempuan betina
.
= Antilog m = = 219 mm
60
Lampiran 3 (Lanjutan)
2. Jantan
Selang Log X(i+1)- Pi*Qi/
Nt Ni Nb Pi Qi Pi*Qi Ni-1
Kelas Nt Xi Ni-1
95-99 97 1.9868 1 0 0 0.0218 1.0000 0.0000 0 0.0000
100-104 102 2.0086 8 0 0 0.0208 1.0000 0.0000 7 0.0000
105-109 107 2.0294 1 0 0 0.0198 1.0000 0.0000 0 0.0000
110-114 112 2.0492 7 0 0 0.0190 1.0000 0.0000 6 0.0000
115-119 117 2.0682 0 0 0 0.0182 1.0000 0.0000 -1 0.0000
120-124 122 2.0864 2 0 0 0.0174 1.0000 0.0000 1 0.0000
125-129 127 2.1038 0 0 0 0.0168 1.0000 0.0000 -1 0.0000
130-134 132 2.1206 0 0 0 0.0161 1.0000 0.0000 -1 0.0000
135-139 137 2.1367 1 0 0 0.0156 1.0000 0.0000 0 0.0000
140-144 142 2.1523 2 0 0 0.0150 1.0000 0.0000 1 0.0000
145-149 147 2.1673 1 0 0 0.0145 1.0000 0.0000 0 0.0000
150-154 152 2.1818 5 0 0 0.0141 1.0000 0.0000 4 0.0000
155-159 157 2.1959 13 1 0.0769 0.0136 0.9231 0.0710 12 0.0059
160-164 162 2.2095 33 3 0.0909 0.0132 0.9091 0.0826 32 0.0026
165-169 167 2.2227 29 3 0.1034 0.0128 0.8966 0.0927 28 0.0033
170-174 172 2.2355 41 2 0.0488 0.0124 0.9512 0.0464 40 0.0012
175-179 177 2.2480 22 1 0.0455 0.0121 0.9545 0.0434 21 0.0021
180-184 182 2.2601 22 4 0.1818 0.0118 0.8182 0.1488 21 0.0071
185-189 187 2.2718 16 3 0.1875 0.0115 0.8125 0.1523 15 0.0102
190-194 192 2.2833 24 6 0.2500 0.0112 0.7500 0.1875 23 0.0082
195-199 197 2.2945 23 4 0.1739 0.0109 0.8261 0.1437 22 0.0065
200-204 202 2.3054 36 10 0.2778 0.0106 0.7222 0.2006 35 0.0057
205-209 207 2.3160 33 13 0.3939 0.0104 0.6061 0.2388 32 0.0075
210-214 212 2.3263 49 27 0.5510 0.0101 0.4490 0.2474 48 0.0052
215-219 217 2.3365 47 34 0.7234 0.0099 0.2766 0.2001 46 0.0043
220-224 222 2.3464 48 43 0.8958 0.0097 0.1042 0.0933 47 0.0020
225-229 227 2.3560 33 30 0.9091 0.0095 0.0909 0.0826 32 0.0026
230-234 232 2.3655 18 14 0.7778 0.0093 0.2222 0.1728 17 0.0102
235-239 237 2.3747 8 8 0 0.0091 1.0000 0.0000 7 0.0000
240-244 242 2.3838 10 9 0 0.0089 1.0000 0.0000 9 0.0000
245-249 247 2.3927 4 4 0 0.0087 1.0000 0.0000 3 0.0000
250-254 252 2.4014 2 1 0 0.0085 1.0000 0.0000 1 0.0000
255-259 257 2.4099 0 0 0 0.0000 1.0000 0.0000 -1 0.0000
Total 539.0 220.00 5.6876 0.4232 27.3124 2.2041 506.00 0.0844
Rata-rata 16.33 6.6667 0.1724 0.0132 0.8276 0.0668 15.3333 0.0026
Keterangan : Nt = nilai tengah; Ni = jumlah ikan pada selang kelas ke-i;
Nb = jumlah ikan betina matang gonad; Pi = proporsi ikan
matang gonad pada selang panjang ke-i; x = log pertambahan
panjang pada nilai tengah; Qi = 1- Pi.
� . ∗ .
m = � + − . ∑ �� = 2.4099+ − . = 2.3413
Jadi ukuran pertama kali matang gonad (Lm) ikan kembung perempuan jantan
.
= Antilog m = = 219 mm
61
Lampiran 4 Pendugaan ukuran pertama kali tertangkap ikan kembung (R. faughni)
1. Betina
Frekuensi
SKB SKA Xi Ni SLc Ln((1/SLc)-1) SL
Relatif
125 129 127 0 0.0000 0.0000 0.0000 0.0515
130 134 132 1 0.0034 0.0034 5.6664 0.0669
135 139 137 2 0.0069 0.0103 4.5609 0.0866
140 144 142 11 0.0379 0.0483 2.9813 0.1113
145 149 147 15 0.0517 0.1000 2.1972 0.1421
150 154 152 35 0.1207 0.2207 1.2617 0.1796
155 159 157 19 0.0655 0.2862 0.9139 0.2244
160 164 162 14 0.0483 0.3345 0.6880 0.2766
165 169 167 17 0.0586 0.3931 0.4343 0.3357
170 174 172 21 0.0724 0.4655 0.1382 0.4005
175 179 177 17 0.0586 0.5241 -0.0966 0.4690
180 184 182 23 0.0793 0.6034 -0.4199 0.5386
185 189 187 46 0.1586 0.7621 -1.1641 0.6067
190 194 192 44 0.1517 0.9138 -2.3609 0.6710
195 199 197 19 0.0655 0.9793 -3.8572 0.7294
200 204 202 5 0.0172 0.9966 -5.6664 0.7808
205 209 207 1 0.0034 1.0000 0.0000 0.8249
210 214 212 0 0.0000 1.0000 0.0000 0.8616
215 219 217 0 0.0000 1.0000 0.0000 0.8916
220 224 222 0 0.0000 1.0000 0.0000 0.9158
Jumlah 290 1 11 5 9
Keterangan : SKB = Selang kelas bawah; SKA = Selang Kelas Atas; Xi = Nilai Tengah; Ni =
jumlah ikan pada selang kelas ke-i; SLc = frekuensi komulatif relatif, SL = nilai
estimasi.
Regresi antara Xi sebagai x dan Ln((1/Slc)-1) sebagai y, maka akan didapat nilai :
a (intercept) : 10.0004
b (slope) :-0.0558
− − .
Lc = = − .
= 179.23 mm
62
Lampiran 4 (Lanjutan)
2. Jantan
Frekuensi
SKB SKA Xi Ni SLc Ln((1/SLc)-1) SL
Relatif
125 129 127 1 0.0017 0.0017 6.3526 0.0101
130 134 132 2 0.0035 0.0052 5.2505 0.0170
135 139 137 9 0.0157 0.0209 3.8484 0.0286
140 144 142 35 0.0609 0.0817 2.4189 0.0476
145 149 147 32 0.0557 0.1374 1.8371 0.0784
150 154 152 81 0.1409 0.2783 0.9531 0.1265
155 159 157 50 0.0870 0.3652 0.5528 0.1977
160 164 162 40 0.0696 0.4348 0.2624 0.2955
165 169 167 25 0.0435 0.4783 0.0870 0.4165
170 174 172 21 0.0365 0.5148 -0.0591 0.5484
175 179 177 32 0.0557 0.5704 -0.2836 0.6739
180 184 182 60 0.1043 0.6748 -0.7299 0.7786
185 189 187 74 0.1287 0.8035 -1.4082 0.8568
190 194 192 74 0.1287 0.9322 -2.6206 0.9106
195 199 197 27 0.0470 0.9791 -3.8484 0.9454
200 204 202 6 0.0104 0.9896 -4.5521 0.9672
205 209 207 3 0.0052 0.9948 -5.2505 0.9805
210 214 212 1 0.0017 0.9965 -5.6577 0.9884
215 219 217 1 0.0017 0.9983 -6.3526 0.9932
220 224 222 1 0.0017 1.0000 0.0000 0.9960
Jumlah 575 1 11 -9 11
Keterangan : SKB = Selang kelas bawah; SKA = Selang Kelas Atas; Xi = Nilai Tengah; Ni =
jumlah ikan pada selang kelas ke-i; SLc = frekuensi komulatif relatif, SL = nilai
estimasi.
Regresi antara Xi sebagai x dan Ln((1/Slc)-1) sebagai y, maka akan didapat nilai :
a (intercept) : 18.0917
b (slope) : -0.1063
− − .
Lc = = = 170.17 mm
− .
63
Lampiran 5 Pendugaan ukuran pertama kali tertangkap ikan kembung lelaki (R.
kanagurta)
1. Betina
Frekuensi
SKB SKA Xi Ni SLc Ln((1/SLc)-1) SL
Relatif
95 99 97 1 0.0034 0.0034 5.6937 0.0244
100 104 102 1 0.0034 0.0067 4.9972 0.0287
105 109 107 7 0.0235 0.0302 3.4692 0.0338
110 114 112 6 0.0201 0.0503 2.9374 0.0397
115 119 117 6 0.0201 0.0705 2.5795 0.0467
120 124 122 4 0.0134 0.0839 2.3906 0.0548
125 129 127 4 0.0134 0.0973 2.2274 0.0642
130 134 132 3 0.0101 0.1074 2.1178 0.0751
135 139 137 3 0.0101 0.1174 2.0168 0.0877
140 144 142 1 0.0034 0.1208 1.9848 0.1021
145 149 147 1 0.0034 0.1242 1.9536 0.1186
150 154 152 2 0.0067 0.1309 1.8933 0.1374
155 159 157 3 0.0101 0.1409 1.8075 0.1586
160 164 162 2 0.0067 0.1477 1.7531 0.1824
165 169 167 10 0.0336 0.1812 1.5082 0.2088
170 174 172 10 0.0336 0.2148 1.2964 0.2380
175 179 177 8 0.0268 0.2416 1.1439 0.2699
180 184 182 4 0.0134 0.2550 1.0719 0.3043
185 189 187 1 0.0034 0.2584 1.0544 0.3411
190 194 192 15 0.0503 0.3087 0.8061 0.3799
195 199 197 23 0.0772 0.3859 0.4646 0.4203
200 204 202 40 0.1342 0.5201 -0.0806 0.4618
205 209 207 50 0.1678 0.6879 -0.7904 0.5039
210 214 212 53 0.1779 0.8658 -1.8641 0.5459
215 219 217 19 0.0638 0.9295 -2.5795 0.5872
220 224 222 15 0.0503 0.9799 -3.8850 0.6273
225 229 227 4 0.0134 0.9933 -4.9972 0.6658
230 234 232 2 0.0067 1.0000 0.0000 0.7022
235 239 237 0 0.0000 1.0000 0.0000 0.7362
240 244 242 0 0.0000 1.0000 0.0000 0.7676
245 249 247 0 0.0000 1.0000 0.0000 0.7962
250 254 252 0 0.0000 1.0000 0.0000 0.8222
255 259 257 0 0.0000 1.0000 0.0000 0.8455
260 264 262 0 0.0000 1.0000 0.0000 0.8663
Jumlah 298 1 15 31 12
Keterangan : SKB = Selang kelas bawah; SKA = Selang Kelas Atas; Xi = Nilai Tengah; Ni =
jumlah ikan pada selang kelas ke-i; SLc = frekuensi komulatif relatif, SL = nilai
estimasi.
Regresi antara Xi sebagai x dan Ln((1/Slc)-1) sebagai y, maka akan didapat nilai :
a (intercept) : 6.9578 b (slope) : -0.0337
− − .
Lc = = − . = 206.54 mm
64
Lampiran 5 (Lanjutan)
2. Jantan
Frekuensi
SKB SKA Xi Ni SLc Ln((1/SLc)-1) SL
Relatif
95 99 97 3 0.0057 0.0057 5.1686 0.0164
100 104 102 8 0.0151 0.0208 3.8540 0.0215
105 109 107 14 0.0264 0.0472 3.0057 0.0283
110 114 112 13 0.0245 0.0717 2.5609 0.0372
115 119 117 14 0.0264 0.0981 2.2184 0.0487
120 124 122 19 0.0358 0.1340 1.8664 0.0635
125 129 127 12 0.0226 0.1566 1.6837 0.0824
130 134 132 17 0.0321 0.1887 1.4586 0.1062
135 139 137 4 0.0075 0.1962 1.4100 0.1360
140 144 142 4 0.0075 0.2038 1.3629 0.1725
145 149 147 3 0.0057 0.2094 1.3283 0.2164
150 154 152 7 0.0132 0.2226 1.2503 0.2678
155 159 157 6 0.0113 0.2340 1.1861 0.3263
160 164 162 16 0.0302 0.2642 1.0245 0.3908
165 169 167 26 0.0491 0.3132 0.7852 0.4594
170 174 172 46 0.0868 0.4000 0.4055 0.5295
175 179 177 17 0.0321 0.4321 0.2734 0.5985
180 184 182 8 0.0151 0.4472 0.2121 0.6637
185 189 187 12 0.0226 0.4698 0.1209 0.7233
190 194 192 21 0.0396 0.5094 -0.0377 0.7759
195 199 197 29 0.0547 0.5642 -0.2580 0.8210
200 204 202 48 0.0906 0.6547 -0.6398 0.8586
205 209 207 50 0.0943 0.7491 -1.0936 0.8894
210 214 212 74 0.1396 0.8887 -2.0773 0.9142
215 219 217 32 0.0604 0.9491 -2.9248 0.9338
220 224 222 14 0.0264 0.9755 -3.6831 0.9492
225 229 227 8 0.0151 0.9906 -4.6540 0.9612
230 234 232 3 0.0057 0.9962 -5.5759 0.9704
235 239 237 0 0.0000 0.9962 -5.5759 0.9775
240 244 242 0 0.0000 0.9962 -5.5759 0.9829
245 249 247 0 0.0000 0.9962 -5.5759 0.9870
250 254 252 0 0.0000 0.9962 -5.5759 0.9902
255 259 257 1 0.0019 0.9981 -6.2710 0.9926
260 264 262 1 0.0019 1.0000 0.0000 0.9944
Jumlah 530 1 17 -18 19
Keterangan : SKB = Selang kelas bawah; SKA = Selang Kelas Atas; Xi = Nilai Tengah; Ni =
jumlah ikan pada selang kelas ke-i; SLc = frekuensi komulatif relatif, SL = nilai
estimasi.
Regresi antara Xi sebagai x dan Ln((1/Slc)-1) sebagai y, maka akan didapat nilai :
a (intercept) : 9.5477 b (slope) : -0.0562
− − .
Lc = = − . = 169.90 mm
65
Lampiran 6 (Lanjutan)
2. Jantan
Frekuensi
SKB SKA Xi Ni SLc Ln((1/SLc)-1) SL
Relatif
95 99 97 1 0.0019 0.0019 6.2879 0.0066
100 104 102 8 0.0148 0.0167 4.0757 0.0085
105 109 107 1 0.0019 0.0186 3.9684 0.0110
110 114 112 7 0.0130 0.0315 3.4245 0.0142
115 119 117 0 0.0000 0.0315 3.4245 0.0183
120 124 122 2 0.0037 0.0353 3.3094 0.0236
125 129 127 0 0.0000 0.0353 3.3094 0.0303
130 134 132 0 0.0000 0.0353 3.3094 0.0389
135 139 137 1 0.0019 0.0371 3.2562 0.0498
140 144 142 2 0.0037 0.0408 3.1570 0.0635
145 149 147 1 0.0019 0.0427 3.1106 0.0806
150 154 152 5 0.0093 0.0519 2.9042 0.1019
155 159 157 13 0.0241 0.0761 2.4970 0.1281
160 164 162 33 0.0612 0.1373 1.8380 0.1597
165 169 167 29 0.0538 0.1911 1.4429 0.1974
170 174 172 41 0.0761 0.2672 1.0091 0.2414
175 179 177 22 0.0408 0.3080 0.8096 0.2917
180 184 182 22 0.0408 0.3488 0.6243 0.3476
185 189 187 16 0.0297 0.3785 0.4960 0.4081
190 194 192 24 0.0445 0.4230 0.3104 0.4715
195 199 197 22 0.0408 0.4638 0.1450 0.5359
200 204 202 37 0.0686 0.5325 -0.1301 0.5990
205 209 207 33 0.0612 0.5937 -0.3792 0.6591
210 214 212 49 0.0909 0.6846 -0.7750 0.7144
215 219 217 47 0.0872 0.7718 -1.2185 0.7640
220 224 222 48 0.0891 0.8609 -1.8224 0.8073
225 229 227 33 0.0612 0.9221 -2.4709 0.8443
230 234 232 18 0.0334 0.9555 -3.0661 0.8752
235 239 237 8 0.0148 0.9703 -3.4870 0.9008
240 244 242 10 0.0186 0.9889 -4.4868 0.9215
245 249 247 4 0.0074 0.9963 -5.5929 0.9383
250 254 252 2 0.0037 1.0000 0.0000 0.9516
255 259 257 0 0.0000 1.0000 0.0000 0.9622
Jumlah 539 1 13 29 13
Regresi antara Xi sebagai x dan Ln((1/Slc)-1) sebagai y, maka akan didapat nilai :
a (intercept) : 10.0118 b (slope) : -0.0516
− − .
Lc = = − . = 194.21 mm
67
Lampiran 7 Hubungan panjang dan tinggi ikan dalam genus Rastrelliger spp.
dengan ukuran mata jaring purse seine
1. Ikan Kembung (Rastrelliger faughni)
Lampiran 7 (Lanjutan)
2. Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
80
70
60
Tinggi (mm)
50
40 T = 0.2956L0.9309
R² = 0.7133
30
20
10
0
80 130 180 230 280
Panjang (mm)
60
50
40
Tinggi (mm)
30 Lm
10
0
0 50 100 150 200 250 300
Panjang (mm)
69
Lampiran 7 (Lanjutan)
3. Ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)
70
60
T = 0.0871L1.1781
R² = 0.8062
50
Tinggi (mm)
40
30
20
10
0
80 130 180 230 280
Panjang (mm)
60
50
Tinggi (mm)
40
Lm
30
Ukuran mata jaring purse
20 seine
10
0
0 50 100 150 200 250 300
Panjang (mm)
2. Jantan
TKG Frekuensi Relatif (%)
Bulan Jumlah
1 2 3 4 1 2 3 4
Apr 142 0 0 0 142 100.00 0.00 0.00 0.00
Mei 82 55 7 1 145 56.55 37.93 4.83 0.69
Jun 29 27 24 22 102 28.43 26.47 23.53 21.57
Jul 45 19 16 11 91 49.45 20.88 17.58 12.09
Agu 11 22 35 27 95 11.58 23.16 36.84 28.42
2. Jantan
TKG Frekuensi Relatif (%)
Bulan Jumlah
1 2 3 4 1 2 3 4
Apr 104 34 2 4 144 72.22 23.61 1.39 2.78
Mei 27 40 21 24 112 24.11 35.71 18.75 21.43
Jun 35 21 22 21 99 35.35 21.21 22.22 21.21
Jul 46 25 18 14 103 44.66 24.27 17.48 13.59
Agu 29 17 14 12 72 40.28 23.61 19.44 16.67
71
2. Jantan
TKG Frekuensi Relatif (%)
Bulan Jumlah
1 2 3 4 1 2 3 4
April 73 45 14 6 138 52.90 32.61 10.14 4.35
Mei 52 40 27 13 132 39.39 30.30 20.45 9.85
Juni 45 26 13 10 94 47.87 27.66 13.83 10.64
Juli 0 0 9 76 85 0.00 0.00 10.59 89.41
Agu 33 5 28 24 90 36.67 5.56 31.11 26.67
Lampiran 15 (Lanjutan)
2. TKG IV
Lampiran 16 (Lanjutan)
2. TKG IV
2. TKG IV
SKB SKA SK BKB BKA Xi Fi FR
0.08 0.15 0.08-0.15 0.0750 0.1484 0.1117 822 5%
0.16 0.23 0.16-0.23 0.1582 0.2316 0.1949 2183 12%
0.24 0.31 0.24-0.31 0.2415 0.3149 0.2782 2127 12%
0.32 0.40 0.32-0.40 0.3248 0.3982 0.3615 2027 11%
0.41 0.48 0.41-0.48 0.4081 0.4815 0.4448 3998 23%
0.49 0.56 0.49-0.56 0.4914 0.5648 0.5281 2866 16%
0.57 0.65 0.57-0.65 0.5746 0.6480 0.6113 682 4%
0.66 0.73 0.66-0.73 0.6579 0.7313 0.6946 408 2%
0.74 0.81 0.74-0.81 0.7412 0.8146 0.7779 1022 6%
0.82 0.90 0.82-0.90 0.8245 0.8979 0.8612 960 5%
0.91 0.98 0.91-0.98 0.9078 0.9812 0.9445 528 3%
0.99 1.06 0.99-1.06 0.9911 1.0645 1.0278 67 0%
1.07 1.15 1.07-1.15 1.0743 1.1477 1.1110 6 0%
1.16 1.23 1.16-1.23 1.1576 1.2310 1.1943 0 0%
1.24 1.31 1.24-1.31 1.2409 1.3143 1.2776 0 0%
1.32 1.40 1.32-1.40 1.3242 1.3976 1.3609 0 0%
1.41 1.48 1.41-1.48 1.4075 1.4809 1.4442 0 0%
1.49 1.56 1.49-1.56 1.4908 1.5642 1.5275 0 0%
1.57 1.65 1.57-1.65 1.5740 1.6474 1.6107 0 0%
1.66 1.73 1.66-1.73 1.6573 1.7307 1.6940 0 0%
1.74 1.81 1.74-1.81 1.7406 1.8140 1.7773 0 0%
1.82 1.90 1.82-1.90 1.8239 1.8973 1.8606 0 0%
1.91 1.98 1.91-1.98 1.9072 1.9806 1.9439 0 0%
1.99 2.06 1.99-2.06 1.9905 2.0639 2.0272 0 0%
2.07 2.15 2.07-2.15 2.0737 2.1471 2.1104 0 0%
Total 17696 100%
80
16/04/2015 16/04/2015
60 n=55 n=142
40
20
80
15/05/2015 15/05/2015
60 n=53 n=145
40
20
80
19/06/2015 19/06/2015
60 n=61 n=102
Frekuensi
40
20
80
08/07/2015 08/07/2015
60 n=70 n=91
40
20
80
13/08/2015 13/08/2015
60 n=51 n=95
40
20
0
127
132
137
142
147
152
157
162
167
172
177
182
187
192
197
202
207
212
217
222
152
127
132
137
142
147
157
162
167
172
177
182
187
192
197
202
207
212
217
222
40 16/04/2015 16/04/2015
n=58 n=144
30
20
10
0
50
40 15/05/2015 15/05/2015
n=53 n=112
30
20
10
0
50
40 19/06/2015 19/06/2015
n=62 n=99
Frekuensi
30
20
10
50
40 08/07/2015 08/07/2015
n=60 n=103
30
20
10
0
50
40 13/08/2015 13/08/2015
n=65 n=72
30
20
10
0
107
117
127
137
147
157
167
177
187
197
207
217
227
237
247
257
97
147
247
107
117
127
137
157
167
177
187
197
207
217
227
237
257
97
16/04/2015 30 16/04/2015
30 n=138
n=32
20 20
10 10
0 0
40 40
15/05/2015 30 15/05/2015
30 n=132
n=31
20 20
10 10
0 0
40 40
19/06/2015 30 19/06/2015
30 n=94
Frekuensi
n=89
20 20
10 10
0 0
40 40
08/07/2015 30 08/07/2015
30 n=85
n=62
20 20
10 10
0 0
40 40
13/08/2015 30 13/08/2015
30 n=90
n=38
20 20
10 10
0 0
107
117
127
137
147
157
167
177
187
197
207
217
227
237
247
257
97
107
117
127
137
147
157
167
177
187
197
207
217
227
237
247
257
97
1. Betina
2. Jantan
81
1. Betina
2. Jantan
82
1. Betina
2. Jantan
83
2. Jantan
84
2. Jantan
85
2. Jantan
86
Keterangan :
a (intercept) = 81.66
b (slope) = -12.36
R2 (koefisien determinasi) = 0.98
M (mortalitas alami) = 0.31
F (mortalitas penangkapan) = 12.05
Z (mortalitas total) = 12. 36
E (laju eksploitasi) = 0.98
30,00
Ln((C(L1,L2)/∆t)
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
0,00 2,00 4,00 6,00
t(L1/L2)/2 8,00 10,00
89
Lampiran 34 (Lanjutan)
2. Jantan
Keterangan :
a (intercept) = 62.23
b (slope) = -7.73
R2 (koefisien determinasi) = 0.89
M (mortalitas alami) = 0.24
F (mortalitas penangkapan) = 7.48
Z (mortalitas total) = 7.73
E (laju eksploitasi) = 0.97
30,00
25,00
Ln((C(L1,L2)/∆t)
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00
t(L1/L2)/2
90
Lampiran 34 (Lanjutan)
3. Gabungan
Keterangan :
a (intercept) = 89.42
b (slope) = -14.84
2
R (koefisien determinasi) = 0.90
M (mortalitas alami) = 0.31
F (mortalitas penangkapan) = 14.53
Z (mortalitas total) = 14.84
E (laju eksploitasi) = 0.98
40,00
35,00
Ln((C(L1,L2)/∆t)
30,00
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00
t(L1/L2)/2
91
Keterangan :
a (intercept) = 88.35 00.025
Ln((C(L1,L2)/∆t)
Lampiran 35 (Lanjutan)
2. Jantan
Selang Selang Nilai
C t(L1/L2)/2 Ln((C(L1,L2)/∆t)
Kelas Kelas tengah t(L1) ∆t
(L1,L2) (x) (y)
Bawah Atas (Xi)
95 99 97 3 2.4955 0.1715 2.5809 6.4057
100 104 102 8 2.7104 0.1753 2.7976 11.8648
105 109 107 14 2.9299 0.1792 3.0191 14.7279
110 114 112 13 3.1544 0.1833 3.2457 13.9937
115 119 117 14 3.3841 0.1876 3.4774 14.0681
120 124 122 19 3.6191 0.1921 3.7147 15.3280
125 129 127 12 3.8598 0.1968 3.9578 12.6251
130 134 132 17 4.1065 0.2018 4.2069 14.0406
135 139 137 4 4.3593 0.2070 4.4623 6.6968
140 144 142 4 4.6188 0.2125 4.7245 6.5235
145 149 147 3 4.8851 0.2183 4.9937 5.0324
150 154 152 7 5.1588 0.2244 5.2704 8.6704
155 159 157 6 5.4401 0.2309 5.5549 7.7596
160 164 162 16 5.7296 0.2378 5.8478 11.6607
165 169 167 26 6.0277 0.2451 6.1495 13.2953
170 174 172 46 6.3350 0.2528 6.4606 15.1449
175 179 177 17 6.6520 0.2611 6.7816 10.8531
180 184 182 8 6.9794 0.2699 7.1134 7.7057
185 189 187 12 7.3178 0.2793 7.4565 8.8976
190 194 192 21 7.6682 0.2894 7.8118 10.5208
195 199 197 29 8.0312 0.3002 8.1802 11.2153
200 204 202 48 8.4080 0.3120 8.5627 12.4097
205 209 207 50 8.7994 0.3246 8.9604 12.0515
210 214 212 74 9.2069 0.3383 9.3746 12.7211
215 219 217 32 9.6316 0.3533 9.8067 9.8101
220 224 222 14 10.0752 0.3696 10.2583 7.1402
225 229 227 8 10.5394 0.3875 10.7313 5.3661
230 234 232 3 11.0262 0.4072 11.2277 2.6977
235 239 237 0 11.5379 0.4291 11.7501 0.0000
240 244 242 0 12.0772 0.4534 12.3013 0.0000
245 249 247 0 12.6472 0.4807 12.8847 0.0000
250 254 252 0 13.2517 0.5114 13.5042 0.0000
Keterangan : 00.020
Ln((C(L1,L2)/∆t)
Lampiran 35 (Lanjutan)
3. Gabungan
Keterangan :
a (intercept) = 85.50 00.025
Ln((C(L1,L2)/∆t)
Lampiran 36 (Lanjutan)
2. Jantan
Selang Selang Nilai
C t(L1/L2)/2 Ln((C(L1,L2)/∆t)
Kelas Kelas tengah t(L1) ∆t
(L1,L2) (x) (y)
Bawah Atas (Xi)
95 99 97 1 1.6420 0.1111 1.6973 0.0000
100 104 102 8 1.7813 0.1142 1.8381 18.2155
105 109 107 1 1.9244 0.1173 1.9827 0.0000
110 114 112 7 2.0715 0.1207 2.1315 16.1214
115 119 117 0 2.2228 0.1243 2.2846 0.0000
120 124 122 2 2.3786 0.1280 2.4422 5.4133
125 129 127 0 2.5392 0.1321 2.6048 0.0000
130 134 132 0 2.7048 0.1363 2.7725 0.0000
135 139 137 1 2.8757 0.1409 2.9457 0.0000
140 144 142 2 3.0525 0.1458 3.1248 4.7548
145 149 147 1 3.2353 0.1510 3.3103 0.0000
150 154 152 5 3.4248 0.1566 3.5025 10.2757
155 159 157 13 3.6213 0.1627 3.7020 15.7671
160 164 162 33 3.8254 0.1692 3.9094 20.6631
165 169 167 29 4.0378 0.1763 4.1252 19.0997
170 174 172 41 4.2591 0.1840 4.3503 20.1817
175 179 177 22 4.4902 0.1924 4.5855 16.0643
180 184 182 22 4.7318 0.2016 4.8317 15.3301
185 189 187 16 4.9851 0.2118 5.0899 13.0922
190 194 192 24 5.2512 0.2230 5.3615 14.2519
195 199 197 23 5.5314 0.2355 5.6478 13.3162
200 204 202 36 5.8274 0.2494 5.9506 14.3677
205 209 207 33 6.1411 0.2651 6.2720 13.1883
210 214 212 49 6.4746 0.2829 6.6142 13.7548
215 219 217 47 6.8307 0.3033 6.9802 12.6929
220 224 222 48 7.2127 0.3269 7.3736 11.8426
225 229 227 33 7.6246 0.3544 7.7988 9.8656
230 234 232 18 8.0715 0.3870 8.2614 7.4686
235 239 237 8 8.5598 0.4262 8.7686 0.0000
240 244 242 10 9.0982 0.4742 9.3300 0.0000
245 249 247 4 9.6980 0.5345 9.9584 0.0000
250 254 252 2 10.3750 0.6123 10.6722 0.0000
255 259 257 0 11.1521 0.7166 11.4982 0.0000
Keterangan :
00.025
Ln((C(L1,L2)/∆t)
a (intercept) =36.96
00.020
b (slope) = -2.75
00.015
R2 (koefisien determinasi) = 0.87
00.010
M (mortalitas alami) = 0.21
00.005
F (mortalitas penangkapan) = 2.53
Z (mortalitas total) = 2.75 00.000
00.000 00.005 00.010 00.015
E (laju eksploitasi) = 0.92
t(L1/L2)/2
96
Lampiran 36 (Lanjutan)
3. Gabungan
Selang Selang Nilai
C t(L1/L2)/2 Ln((C(L1,L2)/∆t)
Kelas Kelas tengah t(L1) ∆t
(L1,L2) (x) (y)
Bawah Atas (Xi)
95 99 97 1 0.5058 0.0338 0.5226 0.0000
100 104 102 9 0.5482 0.0348 0.5655 63.1109
105 109 107 2 0.5918 0.0359 0.6097 19.3287
110 114 112 8 0.6368 0.0370 0.6552 56.2446
115 119 117 0 0.6832 0.0382 0.7021 0.0000
120 124 122 2 0.7310 0.0394 0.7506 17.5871
125 129 127 0 0.7804 0.0408 0.8007 0.0000
130 134 132 0 0.8316 0.0422 0.8525 0.0000
135 139 137 1 0.8845 0.0437 0.9062 0.0000
140 144 142 2 0.9394 0.0454 0.9619 15.2649
145 149 147 1 0.9964 0.0472 1.0198 0.0000
150 154 152 7 1.0556 0.0491 1.0800 39.5944
155 159 157 13 1.1173 0.0513 1.1427 50.0419
160 164 162 37 1.1816 0.0536 1.2082 67.4242
165 169 167 37 1.2489 0.0561 1.2767 64.3998
170 174 172 50 1.3193 0.0588 1.3484 66.4932
175 179 177 28 1.3932 0.0619 1.4239 53.8468
180 184 182 31 1.4710 0.0653 1.5033 52.6152
185 189 187 23 1.5530 0.0690 1.5872 45.4153
190 194 192 38 1.6398 0.0733 1.6760 49.6406
195 199 197 43 1.7320 0.0781 1.7705 48.1769
200 204 202 58 1.8303 0.0835 1.8714 48.6084
205 209 207 49 1.9354 0.0898 1.9797 43.3295
210 214 212 68 2.0486 0.0971 2.0963 43.4428
215 219 217 67 2.1710 0.1057 2.2229 39.7675
220 224 222 80 2.3044 0.1160 2.3613 37.7730
225 229 227 50 2.4509 0.1285 2.5137 30.4435
230 234 232 44 2.6133 0.1440 2.6836 26.2772
235 239 237 17 2.7956 0.1638 2.8752 0.0000
240 244 242 12 3.0033 0.1899 3.0952 0.0000
245 249 247 8 3.2446 0.2258 3.3533 0.0000
250 254 252 4 3.5327 0.2786 3.6655 0.0000
255 259 257 1 3.8899 0.3639 4.0608 0.0000
Keterangan :
00.080
a (intercept) =23.57
Ln((C(L1,L2)/∆t)
Jaring insang
Tahun tetap Bagan Rakit Bagan Tancap Pancing
C E C E C E C E
2003 51.10 19,849 40.60 20,693 0.00 18,963 477.50 21,090
2004 59.90 20,797 45.90 20,910 0.00 20,697 476.90 20,277
2005 76.80 15,070 15.40 32,178 0.00 35,327 467.10 29,415
2006 352.70 13,797 193.40 22,910 203.50 24,697 283.30 28,760
2007 373.80 14,422 192.30 22,018 144.70 20,866 370.50 29,894
2008 362.40 14,715 163.30 30,647 139.30 22,099 372.20 31,628
2009 370.95 14,022 156.51 25,597 137.39 20,082 353.48 30,256
2010 373.22 15,673 152.66 24,884 124.27 19,476 348.20 33,996
2011 274.11 15,942 199.57 25,417 115.23 21,217 258.90 32,161
2012 329.07 17,352 240.85 28,710 95.68 20,570 218.18 33,247
2013 332.27 17,952 272.83 28,260 93.67 21,072 225.29 31,618
2014 408.00 17,952 222.89 28,260 156.42 21,072 158.77 31,618
98
Lampiran 37 (Lanjutan)
2. Fishing Power Index (FPI)
Alat Tangkap C E CPUE FPI
Payang 3 298.74 189,430 0.02 0.23
Dogol 515.84 183,806 0.00 0.04
Pukat Pantai (Arad) 11.89 182,178 0.00 0.00
Pukat Cincin 5 225.46 70,076 0.07 1.00
Jaring Insang Hanyut 2 075.50 141,471 0.01 0.20
Jaring Insang Tetap 3 364.32 197,543 0.02 0.23
Bagan Rakit 1 896.21 310,484 0.01 0.08
Bagan Tancap 1 210.16 266,138 0.00 0.06
Pancing 4 010.32 353,960 0.01 0.15
Lampiran 37 (Lanjutan)
4. Hasil regresi dengan pendekatan model Schaefer dan Fox genus Rastrelliger
spp.
Schaefer Fox
a (Intercept) 0.1971 -0.9978
b (slope) 0.0000 -0.0001
2
R 0.8396 0.8484
fMSY (trip) 19 648.3730 15 120.7077
MSY (ton) 1 936.2746 2 050.8153
Potensi Lestari (ton) 1 742.6472 1 845.7338
Total Allowable Catch (ton) 1 549.0197 1 640.6523
Karena hasil koef. Determinasi (R2) model Schafer > model Fox, sehingga
model Schaefer yang digunakan dalam penelitian ini.
Kembung Kembung
Parameter Kembung
Lelaki perempuan
K (daya dukung) -28550 -152279 -30728
q (koef. kemampuan alat tangkap) 0.00008351 0.00001048 0.00008485
r (koef. pertumbuhan instrinsik) 0.00023465 0.00001971 0.00026074
X (rata-rata biomassa) 227 3988 179
E (rata-rata upaya) 24148 24148 24148
rx(1-(x/K) 0.05379909 0.08064760 0.04696769
Koef ketergantungan 0.0000000753 0.0000000889 0.0000011530
100
Lampiran 39 (Lanjutan)
Kembung Kembung
Makanan Lelaki Pij Pik Pij*Pik Pij^2 Pik^2
Betina Betina
Annelida 0.0390 0.0000 0.0004 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Bacillariophyceae 49.3679 98.0436 0.4937 0.9804 0.4840 0.2437 0.9613
Cnidaria 0.0000 0.0080 0.0000 0.0001 0.0000 0.0000 0.0000
Crustacea 30.3625 0.0251 0.3036 0.0003 0.0001 0.0922 0.0000
Cyanophyceae 15.4688 0.1691 0.1547 0.0017 0.0003 0.0239 0.0000
Dinophyceae 4.7552 0.9739 0.0476 0.0097 0.0005 0.0023 0.0001
Nematoda 0.0000 0.0645 0.0000 0.0006 0.0000 0.0000 0.0000
Protozoa 0.0066 0.4087 0.0001 0.0041 0.0000 0.0000 0.0000
Rotifera 0.0000 0.3070 0.0000 0.0031 0.0000 0.0000 0.0000
Total 100 100 1 1 0.4848 0.3621 0.9614
Kembung Kembung
Makanan Lelaki Pij Pik Pij*Pik Pij^2 Pik^2
Jantan Betina
Annelida 0.0253 0.0000 0.0003 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Bacillariophyceae 65.2116 98.0436 0.6521 0.9804 0.6394 0.4253 0.9613
Cnidaria 0.0000 0.0080 0.0000 0.0001 0.0000 0.0000 0.0000
Crustacea 17.5297 0.0251 0.1753 0.0003 0.0000 0.0307 0.0000
Cyanophyceae 10.6315 0.1691 0.1063 0.0017 0.0002 0.0113 0.0000
Dinophyceae 6.5999 0.9739 0.0660 0.0097 0.0006 0.0044 0.0001
Nematoda 0.0000 0.0645 0.0000 0.0006 0.0000 0.0000 0.0000
Protozoa 0.0020 0.4087 0.0000 0.0041 0.0000 0.0000 0.0000
Rotifera 0.0000 0.3070 0.0000 0.0031 0.0000 0.0000 0.0000
Total 100 100 1 1 0.6402 0.4716 0.9614
Kembung
Kembung
Makanan Lelaki Pij Pik Pij*Pik Pij^2 Pik^2
Betina
Jantan
Annelida 0.0390 0.0000 0.0004 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Bacillariophyceae 49.3679 95.5661 0.4937 0.9557 0.4718 0.2437 0.9133
Cnidaria 0.0000 0.0909 0.0000 0.0009 0.0000 0.0000 0.0000
Crustacea 30.3625 0.0304 0.3036 0.0003 0.0001 0.0922 0.0000
Cyanophyceae 15.4688 0.2548 0.1547 0.0025 0.0004 0.0239 0.0000
Dinophyceae 4.7552 2.1428 0.0476 0.0214 0.0010 0.0023 0.0005
Nematoda 0.0000 0.0248 0.0000 0.0002 0.0000 0.0000 0.0000
Protozoa 0.0066 1.4635 0.0001 0.0146 0.0000 0.0000 0.0002
Rotifera 0.0000 0.4268 0.0000 0.0043 0.0000 0.0000 0.0000
Total 100 100 1 1 0.4733 0.3621 0.9140
102
Lampiran 39 (Lanjutan)
Kembung
Kembung
Makanan Lelaki Pij Pik Pij*Pik Pij^2 Pik^2
Jantan
Jantan
Annelida 0.0253 0 0.0003 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Bacillariophyceae 65.2116 95.5661 0.6521 0.9557 0.6232 0.4253 0.9133
Cnidaria 0.0000 0.0909 0.0000 0.0009 0.0000 0.0000 0.0000
Crustacea 17.5297 0.0304 0.1753 0.0003 0.0001 0.0307 0.0000
Cyanophyceae 10.6315 0.2548 0.1063 0.0025 0.0003 0.0113 0.0000
Dinophyceae 6.5999 2.1428 0.0660 0.0214 0.0014 0.0044 0.0005
Nematoda 0.0000 0.0248 0.0000 0.0002 0.0000 0.0000 0.0000
Protozoa 0.0020 1.4635 0.0000 0.0146 0.0000 0.0000 0.0002
Rotifera 0.0000 0.4268 0.0000 0.0043 0.0000 0.0000 0.0000
Total 100.0000 100.0000 1.0000 1.0000 0.6249 0.4716 0.9140
Kembung
Kembung
Makanan Perempuan Pij Pik Pij*Pik Pij^2 Pik^2
Betina
Betina
Annelida 0.0390 0.0000 0.0004 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Bacillariophyceae 49.3679 91.9893 0.4937 0.9199 0.4541 0.2437 0.8462
Cnidaria 0.0000 0.0556 0.0000 0.0006 0.0000 0.0000 0.0000
Crustacea 30.3625 6.3358 0.3036 0.0634 0.0192 0.0922 0.0040
Cyanophyceae 15.4688 1.5399 0.1547 0.0154 0.0024 0.0239 0.0002
Dinphyceae 4.7552 0.0000 0.0476 0.0000 0.0000 0.0023 0.0000
Nematoda 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Pisces 0.0000 0.0497 0.0000 0.0005 0.0000 0.0000 0.0000
Platyhelminthes 0.0000 0.0046 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Protozoa 0.0066 0.0251 0.0001 0.0003 0.0000 0.0000 0.0000
Rotifera 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Sipunculidea 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Total 100.0000 100.0000 1.0000 1.0000 0.4758 0.3621 0.8505
Kembung Kembung
Makanan Perempuan Pij Pik Pij*Pik Pij^2 Pik^2
Jantan Betina
Annelida 0.0253 0.0000 0.0003 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Bacillariophyceae 65.2116 91.9893 0.6521 0.9199 0.5999 0.4253 0.8462
Cnidaria 0.0000 0.0556 0.0000 0.0006 0.0000 0.0000 0.0000
Crustacea 17.5297 6.3358 0.1753 0.0634 0.0111 0.0307 0.0040
Cyanophyceae 10.6315 1.5399 0.1063 0.0154 0.0016 0.0113 0.0002
Dinphyceae 6.5999 0.0000 0.0660 0.0000 0.0000 0.0044 0.0000
Nematoda 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Pisces 0.0000 0.0497 0.0000 0.0005 0.0000 0.0000 0.0000
Platyhelminthes 0.0000 0.0046 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Protozoa 0.0020 0.0251 0.0000 0.0003 0.0000 0.0000 0.0000
Rotifera 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Sipunculidea 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Total 100.0000 100.0000 1.0000 1.0000 0.6126 0.4716 0.8505
103
Lampiran 39 (Lanjutan)
Kembung Kembung
Makanan Lelaki Perempuan Pij Pik Pij*Pik Pij^2 Pik^2
Betina Betina
Annelida 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Bacillariophyceae 98.0436 91.9893 0.9804 0.9199 0.9019 0.9613 0.8462
Cnidaria 0.0080 0.0556 0.0001 0.0006 0.0000 0.0000 0.0000
Crustacea 0.0251 6.3358 0.0003 0.0634 0.0000 0.0000 0.0040
Cyanophyceae 0.1691 1.5399 0.0017 0.0154 0.0000 0.0000 0.0002
Dinphyceae 0.9739 0.0000 0.0097 0.0000 0.0000 0.0001 0.0000
Nematoda 0.0645 0.0000 0.0006 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Pisces 0.0000 0.0497 0.0000 0.0005 0.0000 0.0000 0.0000
Platyhelminthes 0.0000 0.0046 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Protozoa 0.4087 0.0251 0.0041 0.0003 0.0000 0.0000 0.0000
Rotifera 0.3070 0.0000 0.0031 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Sipunculidea 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Total 100.0000 100.0000 1.0000 1.0000 0.9019 0.9614 0.8505
Kembung Kembung
Makanan Lelaki Perempuan Pij Pik Pij*Pik Pij^2 Pik^2
Jantan Betina
Annelida 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Bacillariophyceae 95.5661 91.9893 0.9557 0.9199 0.8791 0.9133 0.8462
Cnidaria 0.0909 0.0556 0.0009 0.0006 0.0000 0.0000 0.0000
Crustacea 0.0304 6.3358 0.0003 0.0634 0.0000 0.0000 0.0040
Cyanophyceae 0.2548 1.5399 0.0025 0.0154 0.0000 0.0000 0.0002
Dinphyceae 2.1428 0.0000 0.0214 0.0000 0.0000 0.0005 0.0000
Nematoda 0.0248 0.0000 0.0002 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Pisces 0.0000 0.0497 0.0000 0.0005 0.0000 0.0000 0.0000
Platyhelminthes 0.0000 0.0046 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Protozoa 1.4635 0.0251 0.0146 0.0003 0.0000 0.0002 0.0000
Rotifera 0.4268 0.0000 0.0043 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Sipunculidea 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Total 100.0000 100.0000 1.0000 1.0000 0.8792 0.9140 0.8505
Kembung
Kembung
Makanan Perempuan Pij Pik Pij*Pik Pij^2 Pik^2
Betina
Jantan
Annelida 0.0390 0.0408 0.0004 0.0004 0.0000 0.0000 0.0000
Bacillariophyceae 49.3679 94.2438 0.4937 0.9424 0.4653 0.2437 0.8882
Cnidaria 0.0000 0.0530 0.0000 0.0005 0.0000 0.0000 0.0000
Crustacea 30.3625 2.6011 0.3036 0.0260 0.0079 0.0922 0.0007
Cyanophyceae 15.4688 1.7574 0.1547 0.0176 0.0027 0.0239 0.0003
Dinphyceae 4.7552 0.0004 0.0476 0.0000 0.0000 0.0023 0.0000
Nematoda 0.0000 0.2934 0.0000 0.0029 0.0000 0.0000 0.0000
Pisces 0.0000 0.0324 0.0000 0.0003 0.0000 0.0000 0.0000
Platyhelminthes 0.0000 0.1960 0.0000 0.0020 0.0000 0.0000 0.0000
Protozoa 0.0066 0.1389 0.0001 0.0014 0.0000 0.0000 0.0000
Rotifera 0.0000 0.2197 0.0000 0.0022 0.0000 0.0000 0.0000
Sipunculidea 0.0000 0.4231 0.0000 0.0042 0.0000 0.0000 0.0000
Total 100.0000 100.0000 1.0000 1.0000 0.4759 0.3621 0.8892
104
Lampiran 39 (Lanjutan)
Kembung
Kembung
Makanan Perempuan Pij Pik Pij*Pik Pij^2 Pik^2
Jantan
Jantan
Annelida 0.0253 0.0408 0.0003 0.0004 0.0000 0.0000 0.0000
Bacillariophyceae 65.2116 94.2438 0.6521 0.9424 0.6146 0.4253 0.8882
Cnidaria 0.0000 0.0530 0.0000 0.0005 0.0000 0.0000 0.0000
Crustacea 17.5297 2.6011 0.1753 0.0260 0.0046 0.0307 0.0007
Cyanophyceae 10.6315 1.7574 0.1063 0.0176 0.0019 0.0113 0.0003
Dinphyceae 6.5999 0.0004 0.0660 0.0000 0.0000 0.0044 0.0000
Nematoda 0.0000 0.2934 0.0000 0.0029 0.0000 0.0000 0.0000
Pisces 0.0000 0.0324 0.0000 0.0003 0.0000 0.0000 0.0000
Platyhelminthes 0.0000 0.1960 0.0000 0.0020 0.0000 0.0000 0.0000
Protozoa 0.0020 0.1389 0.0000 0.0014 0.0000 0.0000 0.0000
Rotifera 0.0000 0.2197 0.0000 0.0022 0.0000 0.0000 0.0000
Sipunculidea 0.0000 0.4231 0.0000 0.0042 0.0000 0.0000 0.0000
Total 100.0000 100.0000 1.0000 1.0000 0.6210 0.4716 0.8892
Kembung Kembung
Makanan Lelaki Perempuan Pij Pik Pij*Pik Pij^2 Pik^2
Betina Jantan
Annelida 0.0000 0.0408 0.0000 0.0004 0.0000 0.0000 0.0000
Bacillariophyceae 98.0436 94.2438 0.9804 0.9424 0.9240 0.9613 0.8882
Cnidaria 0.0080 0.0530 0.0001 0.0005 0.0000 0.0000 0.0000
Crustacea 0.0251 2.6011 0.0003 0.0260 0.0000 0.0000 0.0007
Cyanophyceae 0.1691 1.7574 0.0017 0.0176 0.0000 0.0000 0.0003
Dinphyceae 0.9739 0.0004 0.0097 0.0000 0.0000 0.0001 0.0000
Nematoda 0.0645 0.2934 0.0006 0.0029 0.0000 0.0000 0.0000
Pisces 0.0000 0.0324 0.0000 0.0003 0.0000 0.0000 0.0000
Platyhelminthes 0.0000 0.1960 0.0000 0.0020 0.0000 0.0000 0.0000
Protozoa 0.4087 0.1389 0.0041 0.0014 0.0000 0.0000 0.0000
Rotifera 0.3070 0.2197 0.0031 0.0022 0.0000 0.0000 0.0000
Sipunculidea 0.0000 0.4231 0.0000 0.0042 0.0000 0.0000 0.0000
Total 100.0000 100.0000 1.0000 1.0000 0.9241 0.9614 0.8892
Kembung Kembung
Makanan Lelaki Perempuan Pij Pik Pij*Pik Pij^2 Pik^2
Jantan Jantan
Annelida 0.0000 0.0408 0.0000 0.0004 0.0000 0.0000 0.0000
Bacillariophyceae 95.5661 94.2438 0.9557 0.9424 0.9007 0.9133 0.8882
Cnidaria 0.0909 0.0530 0.0009 0.0005 0.0000 0.0000 0.0000
Crustacea 0.0304 2.6011 0.0003 0.0260 0.0000 0.0000 0.0007
Cyanophyceae 0.2548 1.7574 0.0025 0.0176 0.0000 0.0000 0.0003
Dinphyceae 2.1428 0.0004 0.0214 0.0000 0.0000 0.0005 0.0000
Nematoda 0.0248 0.2934 0.0002 0.0029 0.0000 0.0000 0.0000
Pisces 0.0000 0.0324 0.0000 0.0003 0.0000 0.0000 0.0000
Platyhelminthes 0.0000 0.1960 0.0000 0.0020 0.0000 0.0000 0.0000
Protozoa 1.4635 0.1389 0.0146 0.0014 0.0000 0.0002 0.0000
Rotifera 0.4268 0.2197 0.0043 0.0022 0.0000 0.0000 0.0000
Sipunculidea 0.0000 0.4231 0.0000 0.0042 0.0000 0.0000 0.0000
Total 100.0000 100.0000 1.0000 1.0000 0.9007 0.9140 0.8892
105
Lampiran 41 Morfologi ikan dalam genus Rastrelliger spp. menurut Collete &
Nauen (1983)
Parameter Kembung Kembung Lelaki Kembung Perempuan
(R. faughni) (R. kanagurta) (R. brachysoma)
Bentuk Ramping, panjang Jorong (bulat) Sangat jorong
tubuh kepala lebih tinggi memanjang
dari kepala
Warna Warna perut silver Keemasan pada Sirip dorsal
kekuningan. saat segar. Bintik kekuningan dengan
Terdapat 2-6 bintik hitam di sekitar pinggiran hitam. Sirip
hitam di dasar sirip sirip pectoral.Sirip dorsal & pelvic
dorsal pertama dan caudal dan kehitam-hitaman.
terlihat dr atas. pectoral berwarna Sirip lainnya
Terdapat 2 garis kuning. Sirip kekuningan
tingkatan lateral dorsal kuning dg
line. Black blotch bintik hitam. Sirip
dibelakang dasar lainnya kehitam-
sirip pectoral. Garis hitaman.
tepi sirip dorsal dan
pectoral berwarna
hitam.
Gillracker Tidak terlihat Sangat panjang Sangat panjang dan
ketika mulut dan terlihat ketika terlihat ketika mulut
terbuka, berjumlah mulut terbuka, terbuka, berjumlah
21-26 di bawah gill berjumlah 30-46 30-48 di bawah gill
arch pertama. di bawah gill arch arch pertama. Jumlah
Jumlah bristles pertama. Jumlah bristles pada
(bulu) pada bristles pada gillracker mencapai
gillracker sedikit gillracker 150 pada satu sisi
hanya mencapai mencapai105 (ukuran 127 mm),
30-55 pada satu (ukuran 127 mm), 210 (ukuran 160
sisi. 140 (ukuran 160 mm), 240 ( ukuran
mm), 160 (ukuran 190 mm FL)
19 FL)
Usus Pendek, lebih kecil Sangat panjang, Panjang ususnya
atau sama dengan 3.2-3.6 kali FL. mencapai 1.4-1.8
panjang cagaknya kalinya FL.
(FL)
107
Lampiran 42 (Lanjutan)
Lampiran 42 (Lanjutan)
Kapal Sri Gampang yang merupakan Kapal Obor dan sering disebut dengan anak
kapal purse seine. Kapal Sri Gampang ini yang kami gunakan untuk melaut
memastikan penangkapan multispsesies kembung berasal dari Perairan Selat
Sunda.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banyumas, 14 Juli 1992 sebagai putri kedua dari dua
bersaudara pasangan Bapak A.Joko Susbiyanto SPd dan Ibu Suci Mulyati SPdSD.
Penulis telah menempuh pendidikan di SDN 3 Panusupan-Cilongok (1997-2003),
selanjutnya pendidikan menengah pertama di SMP N 4 Purwokerto (2003-2006),
dan SMA N 5 Purwokerto jurusan IPA (2006-2009). Selanjutnya lulus SNMPTN
mengambil konsentrasi Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) di Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) (2009-
2013). Penulis memiliki kesempatan melanjutkan studi pada program Pasca-
sarjana Institut Pertanian Bogor, Prodi Pengelolaan Sumberdaya Perairan (SDP)
tahun 2014. Selama kuliah penulis aktif dalam kegiatan konservasi mangrove
dalam komunitas MUCRONATA UNSOED dan kegiatan nyata berbagi dalam
Komunitas Kongkrit IPB. Dengan penelitian ini, penulis pernah menjadi
pemakalah dalam Seminar Nasional Ikan ke 9 Masyarakat Ikhtiologi Indonesia
tahun 2016 di Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta dengan judul “Hubungan
Faktor Kondisi, Panjang Bobot, dan Tingkat Kematangan Gonad Ikan
Kembung dan Kembung Lelaki di Perairan Selat Sunda”. Kemudian Seminar
Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan 2016 Universitas
Gadjah Mada di Departemen Perikanan UGM dengan judul “Status Stok Genus
Rastrelliger di Perairan Selat Sunda”. Publikasi bagian dari tesis pada jurnal
Ilmu Teknologi Kelautan Tropis “Kebiasaan Makanan Genus Rastrelliger spp.
di Perairan Selat Sunda”.