Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

REVIEW JURNAL TENTANG LEMAK PADA IKAN

Mata Kuliah Biokimia Hasil Perikanan

Dosen Pembimbing :

Prof.Dr.Ir.Mirna Ilza,MS

Disusun Oleh:

Tevania Shafira 1904111535

Kelas THP A

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

2021
Review Jurnal I

Judul Jurnal : Studi Perbandingan Komposisi Asam Lemak Daging Ikan Sidat (Anguilla
marmorata(Q.) Gaimard) Fase Yellow Eel Dari Sungai Palu Dan Danau
Poso

Tahun : 2018

Penulis : Jamaluddin, Putri Amelia, dan Agustinus Widodo

Publikasi : Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy)

Lampiran : Jamaluddin, Amelia, P., & Widodo, A. (2018). Studi Perbandingan Komposisi
Asam Lemak Daging Ikan Sidat (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) Fase
Yellow Eel Dari Sungai Palu Dan Danau Poso: Comparative Study of Fatty Acid
Composition of Sidat Fish Meat (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) Yellow Eel
Phase From Palu River and Poso Lake. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika
Journal of Pharmacy) (e-Journal), 4(1), 73 - 78.

Link : https://bestjournal.untad.ac.id/index.php/Galenika/article/view/10035/8020

DOI : https://doi.org/10.22487/j24428744.2018.v4.i1.10035

PENDAHULUAN

Ikan Sidat adalah salah satu ikan yang berlimpah di Sulawesi, salah satunya di Sungai Palu dan
Danau Poso. Yellow Eel adalah salah satu fase dalam siklus hidup Ikan Sidat yaitu katadromus.
Pada masa itu ikan sidat memiliki panjang 300-600 mm, mendiami perairan tawar seperti
sungai, waduk, danau, rawa kemudian tumbuh menjadi sidat dewasa. Ikan memiliki kandungan
gizi tinggi seperti EPA dan DHA. Asam lemak merupakan bagian dari minyak lemak. Beberapa
penelitian telah dilakukan untuk membedakan kandungan asam lemak pada ikan yang sama tetapi
habitat berbeda. Hasilnya menunjukkan habitat yang berbeda berpengaruh terhadap kadar asam
lemak ikan.

METODE PENELITIAN

Alat: Kromatografi gas (Shimadzu QP 2010S) yang dilengkapi detektor FID (Flame
Ionization Detector), oven, satu set alat sokletasi, eksikator, neraca analitik, blender,
penangas air, dan vortex.

Bahan: Ikan sidat (Anguilla marmorata(Q.) Gaimard), Natrium hidroksida (NaOH),


Methanol, Boron trifluorida (BF3), Natrium klorida (NaCl), n-heksan (C6H14), dan larutan
standar FAME (Fatty Acid Methyl Ester) Mix.
Sampel: Ikan Sidat dari Sungai Palu dan Danau Paso diolah sampai menjadi serbuk atau tepung
ikan. Sampel dioven dengan suhu 70oC selama sejam. Kemudian dikeringkan dengan pelarut n-
heksan selama 5 jam dengan suhu 105oC lalu ekstrak minyak didinginkan dalam eksikator
sampai ekstrak minyak kental memiliki bobot yang tetap. Sampel yang diperoleh dari tahap
sebelumnya diderivatisasi menjadi metil ester asam lemak, yang memiliki sifat yang mudah
menguap (volatile) sehingga dapat disuntikkan ke dalam kromatografi gas. Data selanjutnya
dianalisis menggunakan uji statistik parametrik, dimana uji hipotesis menggunakan uji-t tidak
berpasangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Lemak Total: Hasil analisis kandungan lemak total dari daging ikan sidat (Anguilla
marmorata (Q.) Gaimard) yang diambil dari Sungai Palu dan Danau Poso, sangat berbeda.
Daging ikan sidat sungai Palu memiliki kandungan lemak total lebih banyak dibandingkan
dengan daging ikan sidat yang berasal dari danau Poso.

Kadar Asam Lemak Jenuh Daging Ikan Sidat Asal Sungai Palu dan Danau Poso: Hasil
pengujian asam lemak jenuh daging ikan sidat asal sungai Palu menunjukkan adanya 9
jenis asam lemak dengan kadar yang beragamt. Adapun pada daging ikan sidat asal
danau Poso menunjukkan adanya 8 jenis asam lemak.

Kadar Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal Daging Ikan Sidat Asal Sungai Palu dan Danau
Poso: Hasil pengujian asam lemak tak jenuh tunggal daging ikan sidat asal sungai Palu
menunjukkan adanya 6 jenis asam lemak dengan kadar yang beragam adapun pada daging
ikan sidat asal danau Poso menunjukkan adanya 4 jenis.

Kadar Asam Lemak Tak Jenuh Jamak Daging Ikan Sidat Asal Sungai Palu dan Danau
Poso: Hasil pengujian asam lemak tak jenuh jamak daging ikan sidat asal sungai Palu
menunjukkan adanya 8 jenis asam lemak dengan kadar yang beragam, dimana asam
lemak yang dominan yaitu asam dokosaheksanoat dan asam linoleat. Adapun pada daging
ikan sidat asal danau Poso menunjukkan adanya 6 jenis asm lemak dengan kadar yang
beragam, dimana asam lemak yang dominan yaitu asamoleat dan asam palmitoleat.

KESIMPULAN

Terdapat perbedaan jumlah komposisi asam lemak ikan sidat fase yellow eel asal sungai Palu
dan danau Poso, dimana asam lemak ikan sidat sungai Palu ada 23 jenis dan danau Poso ada
18 jenis. Asam lemak yang ditemukan pada daging ikan sidat sungai Palu dan tidak ditemukan
pada ikan sidat danau Poso adalah asam heneikosenoat, asam miristoleat, Cis-10-
Pentadekanoat, asam gamma linoleat, dan Cis-11,14,17-Eikosatrinoat.
Review Jurnal II

Judul Jurnal : Profil Asam Amino, Asam Lemak dan Komponen Volatil Ikan Gurame Segar
(Osphronemus gouramy) dan Kukus

Tahun : 2018

Penulis : Rusky Intan Pratama, Iis Rostini, dan Emma Rochima

Publikasi : J. Teknol. dan Industri Pangan

Lampiran : Pratama RI, Rostini I, Rochima E. 2018. Profil asam amino, asam lemak dan
komponen volatil ikan gurame segar (Osphronemus gouramy) dan kukus. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 21(2): 218-231.

Link : http://ithh.journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi/article/view/22842

DOI : https://doi.org/10.17844/jphpi.v21i2.22842

PENDAHULUAN

Ikan Gurame merupakan salah satu komoditas budidaya air tawar favorit di Indonesia.
Perubahan pada ikan secara fisik dan kimia terjadi pada ikan segar ataupun diolah. Pengolahan
tradisional yang dilakukan dapat mengubah cita rasa daging Ikan Gurame, salah satunya adalah
dikukus yaitu pembuatas pepes ikan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui profil asam amino,
asam lemak, dan volatil pada Ikan Gurame segar dan kukus.

BAHAN DAN METODE


Bahan: Utama yang digunakan ialah ikan gurame sebanyak 4Kg (rata-rata ukuran 400 g) yang
berasal dari Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat. Bahan lain yang digunakan ialah bahan-
bahan kimia untuk analisis profil asam amino.

Alat: Timbangan elektrik (Tanita ketelitian 0,1 g), plastik zip lock, aluminium foil, cling wrap,
coolbox, kertas label, kompor gas (Rinai), panci steamer, membran millipore 0,45 mikron,
syringe 100 µL, vial 1mL, neraca analitik, pipet 1mL,dan bahan lainnya.

Metode Penelitian: Sampel dibagi 2 kelompok dan dipersiapkan. Kelompok ikan segar difillet
dan dikemas, sedangkan kelompok ikan yang kukus dimasak terlebih dahulu selama 30 menit
dalam suhu 100oC. Data kuantitatif hasil analisis profil asam amino, asam lemak dan data hasil
analisis senyawa volatil dibahas secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Asam Amino: Hasil analisis menunjukkan bahwa ikan gurame segar dan kukus
mengandung asam amino yang relatif tinggi. Sampel ikan gurame kukus memiliki jumlah total
asam amino yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ikan segarnya. Jumlah asam amino
tertinggi pada sampel ikan gurame segar dan kukus ialah asam glutamat (3,12% dan 4,09%).

Profil Asam Lemak: Asam oleat pada sampel ikan segar dan kukus memiliki kuantitas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan asam lemak lainnya, yaitu secara berurutan sebesar 27,04%
dan 27,41%. Asam palmitat juga merupakan salah satu asam lemak yang memiliki kuantitas
tinggi pada Ikan Gurame (segar 21,87%, kukus 21,93%) setelah asam oleat. Keduanya juga
terkandung pada ikan gurame baik dalam keadaan segar dan kukus. Ikan gurame segar dan kukus
memiliki EPA sebesar 0,22% dan 0,17%, dan DHA sebesar 2,04% dan 1,62%.

Asam lemak EPA dan DHA yang terdapat pada Ikan Gurame sangat penting bagi manusia
sebagai pencegah penyakit jantung koroner. DHA sangat berhubungan dengan fungsi kognitif
manusia sementara EPA dan stearidonic acid efektif dalam mengatasi kondisi pembengkakan
tertentu. Asam lemak yang terkandung dalam komoditas perikanan merupakan salah satu sumber
utama dari timbulnya senyawasenyawa volatil yang berpengaruh terhadap aroma suatu
komoditas.

Komponen Flavor Volatil: Senyawa ester pada sampel segar teridentifikasi 2 yaitu oxalic acid,
2-ethylhexyl isohexyl ester dan oxalic acid, isobutyl nonyl ester. Kelompok senyawa ester yang
berada pada sampel ikan pada umumnya berasal dari proses esterifikasi asam dan alkohol yang
sebelumnya terbentuk dari hasil metabolisme lemak. Senyawa furan, 2-pentyl-furan yang
terdeteksi pada sampel ikan gurame kukus sebelumnya juga terdeteksi pada ikan silver carp
kukus dan black bream asap.

KESIMPULAN

Hasil analisis senyawa volatil menunjukkan bahwa sebagian besar kelompok senyawa yang
terdeteksi dan teridentifikasi pada sampel ikan gurame segar (17 senyawa) dan kukus (38
senyawa) berasal dari golongan hidrokarbon (alifatik dan siklik), aldehid, keton, alkohol, eter,
ester, dan golongan lainnya (senyawa yang mengandung nitrogen dan furan). Jenis asam lemak
yang terukur lebih tinggi pada kedua sampel ialah asam oleat dan asam palmitat. Hasil dari
reaksireaksi yang melibatkan asam lemak akan berpengaruh pada pembentukan sebagian
senyawa-senyawa volatil sampel ikan gurame. Jenis asam amino yang terukur lebih tinggi pada
kedua sampel adalah asam glutamat yang berperan pada karakteristik rasa umami.

Anda mungkin juga menyukai