Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Litbang Vol. X, No.

2 Desember 2014: 114-122

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR PEMINDANGAN IKAN

THE UTILIZATION OF BOILED FISH WASTE WATER

Arieyanti Dwi Astuti


Kantor Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pati
E-mail: ariey_antik@yahoo.com

Naskah Masuk:18 September 2014 Naskah Revisi: 2 Oktober 2014 Naskah Diterima: 16 )otober 2014

ABSTRACT
The enhancement number of boiled fish production will always followed by the increase of waste
volume, especially wastewater that in the process will be dumped into the environment. Whereas, if
it used with technology development varieties, boiled fish wastewater potentially produce new
products. This is because the content of the materials in boiled fish wastewater that useful, such as
proteins, fats, salts, and others. That’s required an effort that is able to utilizing wastewater boiled
fish, as well as to create new products from utilization results of the wastewater. This review aims
to provide an overview about the use of wastewater boiled fish that has not been widely known and
applied to the community, especially in coastal area of Pati Regency which related to the boiled fish
industry. Boiled fish wastewater can be utilized as raw material for the manufacture of fish paste,
animal feed and organic liquid fertilizer.
Keywords: boiled fish wastewater, animal feed, utilization, fish paste, organic liquid fertilizer

ABSTRAK
Peningkatan jumlah produksi pemindangan ikan akan selalu diikuti dengan peningkatan volume
limbah, terutama limbah cair yang dalam prosesnya akan dibuang begitu saja ke lingkungan.
Padahal jika dimanfaatkan dengan berbagai pengembangan teknologi, limbah cair pemindangan
ikan ini berpotensi menghasilkan produk-produk baru. Hal ini dikarenakan adanya kandungan
bahan-bahan yang terdapat pada limbah cair pemindangan ikan yang bermanfaat, seperti protein,
lemak, garam, dan lain-lain. Untuk itulah diperlukan suatu upaya yang mampu memanfaatkan
limbah cair pemindangan ikan, sekaligus menciptakan produk-produk baru dari hasil pemanfaatan
limbah cair tersebut. Review ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pemanfaatan
limbah cair pemindangan ikan yang belum banyak diketahui dan diterapkan pada masyarakat,
terutama masyarakat di kawasan pesisir di Kabupaten Pati yang banyak berhubungan dengan
industri pemindangan ikan. Limbah cair pemindangan ikan dapat dimanfaatkan menjadi bahan
baku pembuatan petis ikan, pakan ternak dan pupuk cair organik.
Kata kunci: limbah cair pemindangan ikan, pakan ternak, pemanfaatan, petis ikan, pupuk organik
cair

114
Pemanfaatan Limbah Cair……. Arieyanti Dwi A.

PENDAHULUAN dimana jika dilihat dari segi higienis,


kesegaran bahan baku, pengemasan dan
Potensi perikanan di Indonesia pemasaran banyak yang masih dilakukan
sangat besar mencapai 6,7 juta ton per secara manual. Selain itu, ketiadaan
tahun yang belum dimanfaatkan secara instalasi atau unit pengelolaan limbah
maksimal karena baru 59% dimanfaatkan baik limbah padat maupun limbah cair.
dari total kekayaan perikanan yang ada. Proses pengolahan ikan pindang
Pemanfaatan total produksi perikanan di akan memberikan hasil samping berupa
Indonesia sebagian besar dikonsumsi limbah, terutama limbah cair yang
dalam bentuk ikan segar sebesar 57,05%, dihasilkan dari proses pencucian dan
bentuk olahan tradisional sebesar perebusan ikan dalam jumlah yang tidak
30,19%, dan bentuk olahan modern sedikit. Umumnya pengusaha ikan
sebesar 10,90% serta olahan lainnya pindang tradisional tidak melakukan
sebesar 1,86% (Rahmania dalam Oktavia penanganan limbah sebelum membuang
dkk, 2012). Pemanfaatan dalam bentuk air limbah ke badan air penerima
olahan ikan tradisional antara lain berupa (sungai), yang pada akhirnya
ikan asin, ikan pindang dan produk mengakibatkan pencemaran air dan
fermentasi seperti terasi, petis dan menimbulkan bau busuk.
sebagainya. Salah satu produk olahan Limbah cair industri pemindangan
ikan yang banyak dihasilkan di ikan berpotensi mencemari lingkungan
Kabupaten Pati adalah ikan pindang. Ikan karena mengandung banyak bahan
pindang banyak dihasilkan di Kabupaten organik (Dislautkan Kab. Pati, 2013).
Pati selain Kota Pekalongan dan Seperti yang diungkapkan Gonzales
Kabupaten Rembang di wilayah Jawa dalam Oktavia dkk (2012), bahwa air
Tengah. Bahan baku yang digunakan limbah hasil buangan industri pengolahan
untuk industri ikan pindang antara lain: hasil laut mengandung berbagai macam
ikan layang, selar, kembung, tongkol, bahan organik seperti sisa daging, isi
bandeng dan lain-lain. Unit pengolahan perut, protein, lemak dan karbohidrat
pemindangan ikan mencapai 100 unit yang akan berpengaruh terhadap
atau sekitar 18,52% dari total unit karakteristik air limbah tersebut. Sejauh
pengolahan ikan di Kabupaten Pati. ini limbah cair dari proses pemindangan
Hasil produksi ikan pindang di ikan belum dimanfaatkan secara optimal.
Kabupaten Pati mencapai 43.000 ton Padahal jika dimanfaatkan dengan
pada tahun 2011, dimana jumlah ini berbagai pengembangan teknologi,
mengalami peningkatan signifikan dari limbah cair pemindangan ikan berpotensi
tahun 2010 yang hanya menghasilkan menghasilkan produk-produk baru. Hal
produksi ikan pindang sebesar 27.815 ton ini dikarenakan adanya kandungan
(Dislautkan Kab. Pati, 2013). Dengan
bahan-bahan yang terdapat pada limbah
konsumsi ikan pindang yang terus
mengalami peningkatan, pemerintah cair pemindangan ikan yang bermanfaat,
daerah masih belum bisa memberikan seperti protein, lemak, garam, dan lain-
perhatian secara maksimal terhadap para lain.
pengusaha ikan pindang. Sampai saat ini, Untuk itulah diperlukan suatu
pengolahan ikan pindang masih upaya yang mampu memanfaatkan
menggunakan pengolahan tradisional limbah cair pemindangan ikan sekaligus

115
Jurnal Litbang Vol. X, No. 2 Desember 2014: 114-122

menciptakan produk-produk baru hasil hasil meniriskan ikan. Limbah cair


pemanfaatan limbah cair tersebut. pemindangan ikan banyak mengandung
Diharapkan dengan pemanfaatan limbah protein dan lemak sehingga berpotensi
cair pemindangan ikan ini akan mampu meningkatkan kandungan BOD5 dan TSS
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Murniati, 2007). Hal yang sama juga
dengan adanya kesempatan kerja baru, diungkapkan dalam penelitian Suyasa
menjaga bahkan memperbaiki kualitas dalam Oktavia dkk (2012), yang
lingkungan secara berkelanjutan. Review menyatakan bahwa bahan organik
ini bertujuan untuk memberikan terlarut dan tersuspensi dapat menjadi
gambaran mengenai pemanfaatan limbah sangat tinggi pada air limbah proses
cair pemindangan ikan yang belum perikanan sehingga akan meningkatkan
banyak diketahui dan diterapkan pada BOD5 dan COD. Timbulnya bau busuk
masyarakat, terutama masyarakat di disebabkan oleh dekomposisi lanjut
kawasan pesisir di Kabupaten Pati yang protein dan juga dekomposisi bahan
banyak berhubungan dengan industri organik. Selain itu, kandungan minyak
pemindangan ikan. lemak di permukaan air akan
menghambat proses biologis dalam air
LIMBAH CAIR PEMINDANGAN sehingga dapat menghasilkan gas yang
IKAN berbau.
Salah satu sumber limbah cair Komponen yang terkandung dalam
pada pemindangan ikan berasal dari limbah cair pemindangan ikan disajikan
proses perebusan ikan dengan garam dan pada Tabel 1.

Tabel 1.
Hasil Pengujian Limbah Cair Pemindangan Ikan
Industri Pemindangan Ikan
Parameter Satuan
A B

pH 5,1 5,2

TSS mg/l 2210,85 1870,652

Sulfida mg/l 0,32 0,14

Amonia mg/l 16,128 9,303

BOD5 mg/l 639,235 460,12


COD mg/l 2037,28 1457,138
Minyak Lemak mg/l 13,44 6,275

Protein mg/l 1,685 0,42

Kadar Abu % 0,08 0,03

Kadar Garam % 3,52 1,35

Kadar Air % 93,495 95,088


Sumber: Hasil Pengujian, 2014.
Keterangan: industri A, industri dengan jumlah produksi 6-7 ton/hari
industri B, industri dengan jumlah produksi 2-3 ton/hari
116
Pemanfaatan Limbah Cair……. Arieyanti Dwi A.

Pada Tabel 1 disebutkan, bahwa produk olahan hasil perikanan, yang


terdapat 2 industri pemindangan ikan dibuat dari hasil ekstrak ikan melalui
yang diuji limbah cairnya yaitu industri proses perebusan dan selanjutnya
A untuk industri yang memproduksi 6-7 dipekatkan atau dikentalkan dengan
ton ikan pindang per hari dan industri B
penambahan bahan pembantu dan bahan
yang memproduki ikan pindang 2-3 ton
ikan per hari. Dari tabel 1 di atas, terlihat penyedap. Petis ikan yang terdapat di
bahwa kandungan parameter limbah cair Indonesia merupakan hasil penyaringan
pada industri A lebih tinggi dari industri dari proses perebusan (pemindangan)
B. Hal ini dimungkinkan karena jumlah ikan, atau limbah hasil perebusan
ikan yang diproduksi pada industri A (pemindangan) dari ikan yang tidak
lebih tinggi dari industri B. Semakin dipergunakan lagi namun mengandung
banyak jumlah ikan yang diproduksi zat gizi yang cukup tinggi. Hasil
maka semakin tinggi kandungan bahan penelitian Danitasari (2010), menyatakan
organik. Tingginya bahan organik
bahwa air rebusan ikan dari industri
menyebabkan kandungan beberapa
parameter pada industri A lebih tinggi pemindangan ikan tongkol dapat
dari industri B. dimanfaatkan sebagai bahan baku petis
ikan dan memiliki karakteristik rasa asin
PETIS IKAN dan bau amis tetapi masih memiliki nilai
gizi protein yang cukup tinggi. Hasil
Limbah perikanan khususnya
pengujian petis ikan tongkol disajikan
limbah cair, biasanya langsung dibuang
ke lingkungan dan dapat menyebabkan pada Tabel 2.
pencemaran serta menimbukan bau yang Kandungan protein pada petis ikan
mengganggu estetika lingkungan sebesar 6,70%. Nilai ini masih berada di
(Wijatmoko, 2004). Dengan kandungan bawah standar mutu menurut SNI 01-
yang dimiliki, limbah cair sisa 2346-2006 mengenai syarat mutu petis
pemindangan ikan masih mengandung udang yang mencantumkan bahwa
sejumlah zat gizi dan komponen lain kandungan protein pada petis minimal
yang terlarut selama perebusan ikan 10%. Hal ini dimungkinkan karena
(Tabel 1). Oleh karena itu, limbah bahan baku petis ikan tongkol yang
tersebut dapat dimanfaatkan kembali diperoleh adalah cairan rebusan ikan
untuk digunakan sebagai bahan baku yang dipanaskan kembali, dimana kadar
pembuatan petis ikan seperti pada protein dipengaruhi oleh lama
penelitian yang dilakukan Danitasari pemasakan. Pemberian gula dalam
(2010). proses pembuatan petis dapat
Petis ikan yang merupakan hasil mempengaruhi kandungan protein,
samping dari proses pemindangan ikan aktivitas air dan jumlah mikroba. Selama
proses pengolahan bahan pangan
dengan air garam mengakibatkan petis
termasuk petis dapat mengalami
ikan memiliki daya awet yang cukup
kerusakan protein karena adanya reaksi
tinggi, dimana garam dengan konsentrasi antara protein dengan gula pereduksi.
cukup tinggi berfungsi sebagai pengawet Kandungan karbohidrat pada petis ikan
atau penghambat pertumbuhan mikroba juga akan meningkat melebihi jumlah
pembusuk serta meningkatkan tekanan protein akibat pemberian gula. Semakin
osmotik medium (Winarno 1982 dalam banyak jumlah gula yang ditambahkan,
Danitasari, 2010). Petis adalah suatu kadar protein pada petis ikan semakin
117
Jurnal Litbang Vol. X, No. 2 Desember 2014: 114-122

menurun. Penambahan gula juga dapat diolah sehingga aktivitas mikroba dapat
secara efektif digunakan sebagai terhambat yang pada akhirnya dapat
pengawet karena sifatnya yang dapat memperpanjang masa simpan makanan
menarik air dari bahan pangan yang dengan aktivitas air yang lebih rendah.
Tabel 2.
Karakteristik Petis Ikan Tongkol
Parameter Satuan Petis Ikan
Kadar air % 12,5
Kadar abu % 7,69
Kadar protein % 6,7
Kadar lemak % 0,2
Kadar karbohidrat % 72,9
pH 5,32
Aktivitas air Aw 0,62
Mikrobiologi CFU/ml 1,2 x 106
Cemaran logam:
- Hg Ppb Tidak Terdeteksi
- Pb Ppb Tidak Terdeteksi
- Fe Ppm 39,52
Kadar garam % 9,44
Kadar histamin ppm 11,88
Viskositas cp 150000
Sumber: Danitasari, 2010.

Hal yang sama juga diungkapkan industri tersebut diolah dengan teknologi
oleh Astawan dalam Isnaeni (2014), fish juice menjadi sejenis kecap yang
bahwa air rebusan ikan pindang juga dikenal dengan nama petis ikan untuk
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dijual kembali. Bahkan dalam 3 bulan,
pembuatan petis ikan. Kompoisi gizi industri tersebut mampu menghasilkan
pada petis sangat bervariasi tergantung 10 ton petis ikan dari pemanfaatan air
dari bahan baku yang digunakan dan cara limbah olahan ikan (Noel, 2013).
pembuatannya. Secara umum, petis ikan
dengan bahan baku air rebusan ikan PAKAN TERNAK
pindang mempunyai kandungan unsur
gizi energi 151 kkal, air 56%, protein Limbah cair industri pemindangan
20%, lemak 0,2%, karbohidrat 24%, ikan banyak mengandung bahan-bahan
kalsium 37 mg/l, fosfor 36 mgl, besi 2,8 organik seperti sisa daging, isi perut
mg/l. ikan, protein, lemak dan karbohidrat
Pemanfaatan air limbah perikanan yang dapat dengan cepat membusuk
juga sudah dilakukan oleh industri (Gonzales dalam Oktavia dkk, 2012).
dengan skala yang lebih besar seperti Bau tidak sedap merupakan bentuk
pada industri perikanan PT. Delta Pasific pencemaran lingkungan akibat
Indotuna di Kota Bitung, Manado. pembuangan limbah cair pemindangan
Limbah cair hasil olahan ikan dari ikan dimungkinkan karena pembusukan

118
Pemanfaatan Limbah Cair……. Arieyanti Dwi A.

protein. Menurut Kementerian akan digunakan sebagai koagulan dalam


Lingkungan Hidup dalam Murniati proses koagulasi protein dari limbah cair
(2007), limbah cair pengolahan industri pemindangan ikan. Kitosan
pemindangan ikan mengandung nilai gizi dapat digunakan untuk pengolahan
yang cukup tinggi yang dapat limbah seperti industri pengolahan
dimanfaatkan untuk pangan dan pakan pangan dan untuk memisahkan protein
dengan cara membuat produk protein dari limbah. Padatan yang diperoleh
konsentrat. dapat dimanfaatkan sebagi sumber
Pemanfaatan limbah cair protein dalam makanan ternak (Bough
pemindangan ikan menjadi pakan ternak dan Lande dalam Murniati, 2007).
memerlukan limbah perikanan lain Komposisi beberapa kandungan nutrisi
seperti kulit rajungan, udang sebagai bahan baku pakan menurut Deptan
bahan baku kitosan. Kitosan inilah yang (1996) disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3.
Komposisi Beberapa Kandungan Nutrisi Bahan Baku Pakan
Kandungan Nutrisi Ukuran (% berat)
Protein min 35%
Lemak maks 5%
Serat Kasar maks 3%
Kadar Air 10-12%
Kadar Abu maks 20%
Sumber: Deptan, 1996.

Dengan mengetahui komposisi penggumpalan protein dalam limbah cair


kandungan nutrisi bahan baku pakan pemindangan ikan dengan adanya
pada Tabel 3 dan karakteristik limbah penambahan kitosan sebagai koagulan
cair pemindangan ikan, diharapkan yang dapat meningkatkan gugus NH3+
limbah cair pemindangan dapat dalam larutan.
memenuhi nutrisi sebagai bahan baku Kadar protein, kadar lemak, kadar
pakan. serat, kadar air dan kadar abu pada
Penelitian Murniati (2007) limbah cair pemindangan ikan setelah
menyebutkan bahwa setelah dilakukan dikoagulasi menggunakan 1000 mg/l
proses koagulasi dengan pH 7 dan kitosan dengan pH 7 sudah memenuhi
jumlah kitosan 1000 mg/l, kadar protein standar kadar protein, kadar lemak, kadar
yang diperoleh sebesar 50,56%; kadar serat, kadar air dan kadar abu untuk
lemak 4,25%; kadar serat 2,95%; kadar dapat digunakan sebagai bahan baku
air 10,35% dan kadar abu 6,13%. Kadar pakan ternak yang diijinkan pemerintah
protein ini jauh meningkat dari kadar seperti pada Tabel 3 dimana kadar
protein limbah cair pemindangan ikan protein minimal 35%, kadar lemak
sebelum dilakukan koagulasi yaitu maksimal 5%, kadar serat maksimal 3%,
sebesar 12,38%. Peningkatan kadar kadar air 10-12%, dan kadar abu
protein ini disebabkan adanya maksimal 20%.

119
Jurnal Litbang Vol. X, No. 2 Desember 2014: 114-122

PUPUK CAIR ORGANIK Dwicaksono dkk (2013) dalam


penelitiannya melakukan penambahan
Penggunaan pupuk kimia di aktivator (EM4) sebanyak 25 ml/l ke
bidang pertanian secara terus-menerus, dalam limbah cair perikanan. Dari hasil
tanpa disadari akan merugikan petani. penelitian diketahui bahwa rata-rata
Hal ini dikarenakan pemakaian pupuk pengujian yang dihasilkan dari variasi
kimia dalam jangka panjang dapat dengan penambahan 25 ml/l EM4 pada
merusak sifat fisik, kimia dan biologi limbah cair industri perikanan
tanah sehingga kemampuan tanah untuk mempunyai kandungan C-organik 4,5%;
mendukung ketersediaan air, hara dan kandungan N-total 0,0037%; kandungan
kehidupan mikroorganisme menurun. P-total 4-6% dan kandungan K-total
Pemanfaaatan limbah cair perikanan bisa 0,0032%. Nilai ini masih belum
menjadi salah satu alternatif bahan baku memenuhi standar pupuk organik cair
pembuatan pupuk cair organik. Pada menurut Peraturan Menteri Pertanian No
dasarnya, limbah cair perikanan tidak 70 tahun 2011 seperti yang tersaji pada
bisa langsung dimanfaatkan sebagai Tabel 4.
pupuk cair karena kandungan organiknya Namun penelitian ini telah
berupa lemak dan protein tidak dapat membuktikan bahwa penambahan
diserap langsung oleh tanaman. konsentrasi EM4 sebanyak 25 ml/l pada
Kandungan organik tersebut perlu limbah cair perikanan, mempunyai nilai
dipecah atau didegradasi menjadi rata-rata parameter yang lebih tinggi dari
senyawa-senyawa organik yang lebih limbah cair perikanan yang tidak diberi
sederhana sehingga dapat diserap oleh tamahan EM4. Hal ini disebabkan
tanaman. Limbah cair industri perikanan adanya perbedaan komposisi bahan yang
mengandung banyak protein dan lemak, dicampurkan sehingga mempengaruhi
sehingga mengakibatkan nilai nitrat dan kandungan nutrisi organik di dalamnya.
amonia yang cukup tinggi, menurut Penambahan cairan EM4 berfungsi
Ditjen Perikanan Budidaya dalam sebagai bioaktivator yang mampu
Waryanti dkk (2013), limbah ikan dapat merombak senyawa organik dan
dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk kandungan NPK di dalam limbah cair
organik lengkap. industri perikanan.

120
Pemanfaatan Limbah Cair……. Arieyanti Dwi A.

Tabel 4.
Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Cair Organik
Standar
Parameter Satuan
Mutu
C-organik % min 6
Bahan ikutan (plastik, kaca, kerikil) % maks 2
Logam berat
- As ppm maks 2,5
- Hg ppm maks 0,25
- Pb ppm maks 12,5
- Cd ppm maks 0,5
pH 4-9
Hara makro
-N % 3-6
- P2O5 % 3-6
- K2O % 3-6
Mikroba kontaminan
- E. Coli MPN/ml maks 102
- Salmonella sp MPN/ml maks 102
Hara mikro
- Fe total ppm 90-900
- Fe tersedia ppm 5-50
- Mn ppm 250-5000
- Cu ppm 250-5000
- Zn ppm 250-5000
-B ppm 125-2500
- Co ppm 5-20
- Mo ppm 2-10
Unsur lain
- La ppm 0
- Ce ppm 0
Sumber: Peraturan Menteri Pertanian No 70 tahun 2011.

KESIMPULAN produk baru akan sangat membantu


dalam peningkatan kesejahteraan
Meningkatnya industri pengolahan masyarakat dan tentu saja akan
perikanan mengakibatkan peningkatan meringankan beban lingkungan dalam
jumlah limbah yang dihasilkan dalam mengatasi limbah cair perikanan yang
volume besar terutama limbah cair baik selama ini berpotensi mencemari
dari proses pencucian maupun dari lingkungan karena langsung dibuang ke
proses produksinya. Pemanfaatan limbah lingkungan. Limbah cair pemindangan
cair perikanan menjadi berbagai produk- ikan ini dapat dimanfaatkan menjadi

121
Jurnal Litbang Vol. X, No. 2 Desember 2014: 114-122

bahan baku pembuatan peti ikan, pakan Magister Teknik Kimia. Medan:
ternak dan pupuk cair organik. Universitas Sumatera Utara.
Noel, F. 2013. Limbah PT. Indotuna Jadi
DAFTAR PUSTAKA
Petis Ikan. Tribun Manado, 12
Danitasari, S. M. 2010. Karakterisasi September
Petis Ikan dari Limbah Cair Hasil http://manado.tribunnews.com/201
Perebusan Ikan Tongkol 3/09/12/limbah-pt-indotuna-jadi-
(Euthynnus affinis). Skripsi. petis-ikan, diakses tanggal 11
Fakultas Perikanan dan Ilmu Nopember 2014).
Kelautan. Bogor : Institut Oktavia, D. A. dkk. 2012. Pengolahan
Pertanian Bogor. Limbah Cair Perikanan
Departemen Pertanian. 1996. Standar Menggunakan Konsorsium
Nasional Indonesia No. 01-2715- Mikroba Indigenous Proteolitik
1996 tentang Pemanfaatan dan Lipolitik. Agrointek, 6(2): 65-
Limbah Pemindangan Ikan dan 71.
Pengalengan Ikan Untuk dijadikan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70
Bahan Pakan Ternak. Jakarta. Tahun/Permentan/SR. 140/10
Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 tentang Pupuk
Kabupaten Pati. 2013. Daftar Organik, Pupuk Hayati dan
Pengolah Ikan Se-Kabupaten Pati Pembenah Tanah.
Tahun 2013. Pati. Waryanti, A., Sudarno., E. Sutrisno.
Dwicaksono, M. R. B., B. Suharto., L. D. 2013. Studi Pengaruh
Susanawati. 2013. Pengaruh Penambahan Sabut Kelapa pada
Penambahan Effective Pembuatan Pupuk Cair dari
Microorganisms pada Limbah Limbah Air Cucian Ikan terhadap
Cair Industri Perikanan Terhadap Kualitas Unsur Hara Makro
Kualitas Pupuk Cair Organik. (CNPK).
Jurnal Sumberdaya Alam & Wijatmoko, A. 2004. Pemanfaatan
Lingkungan. Asam-asam Organik (Asam Cuka,
Isnaeni, A. N., F. Swastawati., L. Jeruk Nipis (Citrus auratifolia)
Rianingsih. 2014. Pengaruh dan Belimbing Wuluh (Avverhoa
Penambahan Tepung yang blimbi) Untuk Mengurangi Bau
Berbeda Terhadap Kualitas Produk Amis Petis Ikan Ikan Layang
Petis Dari Cairan Sisa Pengukusan (Decaptterus sp). Skripsi. Bogor:
Bandeng (Chanos chanos Forsk) Institut Pertanian Bogor.
Presto. Jurnal Pengolahan dan
BIODATA PENULIS
Bioteknologi Hasil Perikanan,
3(3): 40-46. Arieyanti Dwi Astuti, lahir 24 Agustus
Murniati, D. 2007. Pemanfaatan Kitosan 1984 di kota Pati Jawa Tengah. Sarjana
Sebagai Koagulan Untuk (S1) dari Universitas Diponegoro
Memperoleh Kembali Protein (UNDIP) Semarang Jurusan Teknik
Yang Dihasilkan Dari Limbah Lingkungan Tahun 2007. Saat ini bekerja
Cair Industri Pemindangan Ikan. sebagai peneliti di Kantor Penelitian dan
Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Pengembangan Kabupaten Pati.

122

Anda mungkin juga menyukai