Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable food) karenanya begitu
ikan tertangkap, maka proses penanganan dalam bentuk pengawetan harus segera dilakukan.
Selama pengolahan ikan, masih banyak bagian-bagian dari ikan, baik kepala, ekor maupun
bagian-bagian yang tidak termanfaatkan akan dibuang. Tidak mengherankan kalau sisa ikan
dalam bentuk buangan dan bentuk-bentuk lainnya berjumlah cukup banyak, apalagi kalau
ditambah dengan jenis-jenis ikan lainnya yang tertangkap tetapi tidak mempunyai nilai ekonomi
dan hanya menjadi tumpukan limbah (Resmawati, 2012). Dengan berkembangnya agroindustri
hasil perikanan selain membawa dampak positif yaitu sebagai penghasil devisa, memberikan
nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja, juga telah memberikan dampak negatif yaitu berupa
buangan limbah. Limbah hasil dari kegiatan tersebut dapat berupa limbah padat dan limbah cair
(Ibrahim, 2005).
Limbah ikan setiap harinya semakin bertambah karena tidak adanya pengolahan dari
limbah ikan tersebut. Adanya limbah ikan berupa jenis – jenis ikan yang rusak fisiknya, tidak
bernilai ekonomis, sisa – sisa olahan ikan, dan ikan dengan tingkat kesegaran yang sudah tidak
layak digunakan sebagai bahan pangan bagi manusia. Limbah ikan tersebut menimbulkan
masalah karena penanganan selama yang selama ini di biarkan membusuk, di tumpuk yang
semuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga dilakukan penanggulangan dari
limbah tersebut. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya dijadikan pupuk
organik yang mempunyai nilai tambah dengan teknologi aplikatif sehingga dapat diterapkan
secara memuaskan dalam merubah limbah ikan menjadi pupuk organik.
Limbah cair industri perikanan mengandung bahan organik yang tinggi. Tingkat
pencemaran limbah cair industri pengolahan perikanan sangat tergantung pada tipe proses
pengolahan dan spesies ikan yang diolah. Menurut River et al., (1998) jumlah debit air limbah
pada efluen umumnya berasal dari proses pengolahan dan pencucian. Setiap operasi pengolahan
ikan akan menghasilkan cairan dari pemotongan, pencucian, dan pengolahan produk. Cairan ini
mengandung darah dan potongan-potongan kecil ikan dan kulit, isi perut, kondensat dari operasi
pemasakan, dan air pendinginan dari kondensor.
Dampak yang ditimbulkan karena pembuangan limbah termasuk limbah cair
kelingkungan sangat penting sehingga setiap industri pengolahan yang berskala besar maupun
kecil harus mampu mengelola dan mengolah limbah. Oleh karena itu, teknologi pengolahan dan
peman&aatan limbah harus dikaji dan senantiasa dikembangkan agar limbah yang terbuang
bersi&at ramah lingkungan.'ebelum dibuang, air sisa pengolahan dan pencucian harus dikelola
sesuai bakumutu agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Demikian juga dengan air
limbah industri perikanan yang akan dimanfaatkan untuk bidang perikanan juga akan melewati
proses penanganan.
Tujuan
a. Mengkorelasikan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan
dengan kondisi lapangan.
b. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang kondisi yang sesungguhnya dalam
pengolahan hasil perikanan di pasar Banua lima.
c. Untuk mengetahui karakteristik pengelolaan limbah, kondisi pasar, sumber pengambilan
ikan, jenis ikan yang dijual, dan perihal kondisi tiap pedagang di pasar Banua lima.

Manfaat
a. Mengurangi pencemaran limbah padat yang dibuang sia-sia .
b. Menghasilkan pupuk organik yang menghasilkan nilai yang lebih tinggi.
c. Meningkatkan nilai guna dari limbah ikan.

Anda mungkin juga menyukai