Anda di halaman 1dari 6

VISI DAN MISI

INTERVENSI DAN PEMBAHASAN

1. In House Training Perumusan Visi Misi Ruangan Perawatan

Ketidaktersedianya arah strategi yang jelas dapat menjadi sebuah kelemahan


sebuah pelayanan kesehatan karena kondisi tersebut menempatkan pada posisi
persaingan yang kurang baik, kesenjangan kemampuan manajerial, lini produk
yang sempit dan akhirnya citra yang kurang baik. Penentuan arah strategi diawali
dari penentuan dan pengenalan jati diri yaitu terdiri dari perumusan visi misi,
keyakinan dasar,nilai dasar dan tujuan organisasi, mengingat di dalam lini
manajerial rumah sakit terdiri dari berbagai jenis ruang perawatan yang berarti
bahwa masing – masing ruangan memiliki karakteristik pelayanan yang berbeda,
sehingga harus memiliki tujuan khusus serta tersendiri. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pentingnya ada sebuah strategi yang dituangkan dalam jati diri visi misi
ruangan untuk mencapai keberlangsungan dan kualitas sistem pelayanan (Pearce
II, Robinson, Jr, 2016).
Adapun visi dan misi merupakan satu kesatuan, yang mana visi
merupakan apa yang akan dicapai dimasa depan dan tujuan masa depan.
Sedangkan misi merupakantujuan jangka Panjang organisasi untuk mewujudkan
misi (Druckerf peter dalam Hadna M.T, 2012). Misi merupakan hal yang penting
bagi setiap organisasi termasuk rumah sakit. Misi ruang perawatan merupakan
alasan keberadaan-nya, definisi perannya dalam masyarakat beserta tanggung
jawab yang melekat, yaitu dengan menetapkan layanan yang diberikan kepada
masyarakat (Rego, 2016).
Setelah mengetahui dan menegaskan misi, selanjutnya ruang perawatan
juga harus memiliki visi yang kuat dan mampu berbagi visi ini dengan seluruh
pemangku kepentingan ruang perawatan (Marscal, 2010). Visi ruangan adalah
gambaran keadaan ruangan di masa depan dalam menjalankan misinya. Secara
logika visi tersebut dapat diwujudkan dan sebaiknya menyiratkan harapan dan
kebanggaan jika dapat dicapai (Vellyana, 2019).
In House Training adalah pelatihan yang dilaksanakan atas permintaan
suatu kelompok tertentu, apakah itu lembaga profit ataupun nonprofi (Khaerani,
2016). Sedangkan (Ayuningtyas, 2017) menyatakan bahwa In House Training
(IHT) merupakan program yang diselenggarakan di sekolah atau tempat lain
menggunakan peralatan dan materi yang relevan dengan permasalahan yang
dihadapi, tujuannya adalah untuk mengembangkan kompetensi berupa skill,
knowledge, dan atittude. Umumnya pelatihan dalam bentuk in-house ini dilaksan
oleh Perusahaan / Institusi / Dinas dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di
tempatnya.
Pelatihan merupakan suatu proses belajar mengajar terhadap pengetahuan
dan keterampilan tertentu serta sikap agar peserta semakin terampil dan mampu
melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan standar
(Sormin, 2016).
Menurut Srimulyani (2017) tentang in house training untuk meningkatkan
kemampuan dalam menyusun RPP dengan menggunakan teknik IHT Training
dengan kegiatan pelatihan mencapai hasil rata-rata sangat baik dengan
menggunakan teknik workshop. Hal ini senada diungkapkan (Corinorita, 2017) In
house training merupakan program pelatihan yang diselenggarakan di tempat
sendiri, sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru, dalam menjalankan
pekerjaannya dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada. Berdasarkan
pemaparan-pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa IHT merupakan
program yang diselenggarakan di lingkungan sendiri menggunakan peralatan dan
materi yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, sebagai upaya untuk
meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Vellyana (2019)
tentang In House Training Perumusan Visi Misi Ruangan Perawatan Perinatal
Rsud Pringsewu dengan Metode IHT diantaranya meliputi pelaksanaannya
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi perumusan visi dan misi
hingga kepala ruang Perinatal, koordinator ruang, praktisi perawat dan petugas
kesehatan serta semua jalur kesehatan yang ada di Ruang Perinatal di Rumah
Sakit Umum Pringsewu. Hasil dari kegiatan tersebut mampu menjadikan visi dan
misi ruangan dengan baik. Keberadaan kegiatan ini mampu memberikan contoh
ke ruangan lain untuk menciptakan visi dan misi secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, A. E., Slameto, S., & Dwikurnaningsih, Y. (2017). Evaluasi


Program Pelatihan In House Training (IHT) di Sekolah Dasar Swasta. Kelola:
Jurnal Manajemen Pendidikan. https://doi.org/10.24246/j.jk.2017.v4.i2.p171-183
Khaerani, N. C. (2016). Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Menyusun
RPP Melalui Kegiatan IHT (In House Training). Didaktikum: Jurnal Penelitian
Tindakan Kelas, Vol. 17. No. 1. (2016)
Sa’bani, F. (2017). Peningkatan Kompetensi Guru dalam Menyusun RPP
melalui Kegiatan Pelatihan pada MTs Muhammadiyah Wonosari. Jurnal
Pendidikan
Madrasah, Volume 2, Nomor 1, Mei 2017 Sormin, D. Y. (2016). Peningkatan
Kemampuan Guru Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi
Pelajaran Teori Musik Melalui Supervisi Akademik Teknik Workshop Disma Se-
Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Pendidikan dan
Kepengawasan, Vol 3 No. 2 Oktober 2016
Srimulyani, M. (2017). Meningkatkan Kompetensi Guru Dalam Menyusun
RPP/RPLBK Dengan Pendekatan Saintifik/Pendekatan BK Melalui Metode
Workshop Di Sekolah Binaan Kota Malang Tahun 2017. Prosiding
SENASGABUD, Edisi 1 Tahun 2017
Marchal, Bruno; et al. 2010. Turning around an Ailing District Hospital: A
realist Evaluation of Strategic Changes at Ho Municipal Hospital (Ghana). BMC
PublicHealth.

Vellyana, D. (2019). In House Training Perumusan Visi Misi Ruangan


Perawatan Perinatal Rsud Pringsewu. Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan.
https://doi.org/10.33023/jpm.v5i2.431
2. MERENCANAKAN PEMBUATAN VISI MISI RUANGAN
Penyusunan misi dan visi rumah sakit merupakan fase penting dalam
tindakan strategis sebuah organisasi. Hal ini sebagai hasil penafsiran terhadap
lingkungan yang berubah. Penafsiran-penafsiran yang dilakukan dengan
cerdas akan mendorong pemimpin untuk berpikir mengenai misi organisasi
dan keadaan organisasi yang dicita-citakan. Pemikiran ini merupakan dasar
untuk menetapkan strategi pengembangan lembaga. Lebih lanjut, pemimpin
memerlukan pernyataan misi dan visi sebagai isi komunikasi dalam
meningkatkan komitmen seluruh pihak terkait .
Pembuatan misi membutuhkan persiapan yang serius dan pelaksanaan
yang cermat. Pertemuan menyusun misi tidak hanya dilakukan sambil
berjalan, tetapi sebaiknya dilakukan dalam suatu kesempatan khusus. Dalam
melakukan perencanaan pembuatan misi visi ruangan harus mengacu pada visi
dan misi utama yaitu rumah sakitnya (Trisnantoro, 2005).
Misi merupakan hal yang penting bagi setiap organisasi termasuk rumah
sakit dan ruangan yang berada didalamnya. Dalam pembuatan misi harus
berupa pernyataan eksplisit mengenai tugas dan memuat tujuan khusus
mengapa sebuah organisasi didirikan (Speziale, 2015). Sedangkan penyusunan
visi, sebaiknya memperhitungkan jangkauan waktu serta merupakan sesuatu
yang nyata dan terukur (Trisnantoro, 2005). Menurut Swayne et al., (2006)
dalam Kurniasari, (2019) Ketika membuat visi harus menggunakan peta
berpikir strategis diantaranya :
1. Memiliki harapan yang jelas untuk masa depan misalnya kuantitas dan
kualitas layanan bertambah
2. Memiliki tantangan dan keunggulan
3. Bersifat inspirasional
4. Memberdayakan karyawan terlebih dahulu: mitra kerja
5. Mudah diingat dan memberikan panduan misalnya profesional, efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniasari, C. (2019). Perencanaan Strategi Berdasarkan Analisis Misi, Visi Dan


Swot Rs Di Bantul Yogyakarta. Surya Medika: Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan Dan Ilmu Kesehatan Masyarakat, 14(1), 39.
https://doi.org/10.32504/sm.v14i1.102
Speziale, G. (2015). Strategic Management of a Healthcare Organization:
Engagement, Behavioural Indicators, and Clinical Performance. European
Heart Journal Supplements.
Trisnantoro, L. (2005). Aspek strategis dalam Manajemen Rumah Sakit. Penerbit
Andi.

Anda mungkin juga menyukai