Anda di halaman 1dari 3

LAHAN BASAH RAWA / LAHAN GAMBUT

NUSA INDAH
KECAMATAN BATI-BATI
KABUPATEN TANAH LAUT
Andrew Yoelbie Kaharap - 1810711110005

Latar Belakang
Secara geografis indonesia membentang dari 6⁰ LU sampai 11⁰ LS dan 92⁰
sampai 142⁰ BT, terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil yang jumlahnya kurang lebih
17.504 pulau. Tiga perempat wilayahnya adalah laut (5,9 juta km²), dengan panjang garis
pantai 95.161 km, terpanjang kedua setelah Kanada (Lasabuda, 2013)
Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel, ahli Biologi
Jerman pada tahun 1869. Arti kata Olkos yang berarti rumah atau tempat tinggal dan
logos bersifat telaah dan studi. Jadi Ekologi didefinisikan sebagai “ilmu yang
mempelajari hubungan timbal – balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.
Yang dimaksud makhluk hidup adalah “kelompok” dari makhluk hidup itu sendiri
(Resosoedarmo, et al., 1990).
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Secara harfiah ekologi merupakan ilmu
yang mempelajari tentang organisme dalam tempat hidupnya, ekologi hanya
bersifat eksploratif dengan tidak melalukan percobaan, jadi hanya mempelajari
apa yang ada dan apa yang terjadi di alam. Ekologi itu sendiri terbagi men jadi
beberapa ekosistem diantaranya yaitu pantai, muara, tambak dan sungai. Sifat dari
masing-masing ekosistem itu dapat dilihat melalui farameter fisika, kimia dan
biologi dan dapat diketahui dengan melaksanakan suatu penelitian contohnya
adalah ekosistem air laut dibedakan atas lautan pantai, estuari, terumbu karang.
Ekostem pantai adalah daerah pantai tertentu termasuk komponen autotrof dan
komponen heterotrof.
Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah yang tanahnya jenuh
dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah itu sebagian
ada seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal,
digolongkan kedalam lahan basah ini diantaranya adalah rawa-rawa (termasuk
rawa bakau), paya dan gambut. Lahan basah digolongkan baik kedalam bioma
maupun ekosistem, lahan basah dibedakan dari perairan dan dari tataguna lahan
lainnya berdasarkan tingginya muka air dan juga tipe vegetasi yang tumbuh
diatasnya. Lahan basah dicirikan oleh muka air tanah yang relatif dangkal dekat
dengan permukaan tanah, pada waktu yang cukup lama sepanjang tahun untuk
menumbuhkan hidrofita yakni tetumbuhan yang khas tumbuh di wilayah basah.
Tujuan dan Kegunaan Praktik Lapang
Adapun Tujuan Dalam Praktik Lapang kali ini adalah mengetahui pemanfaatan
lahan basah, ancaman, serta cara penanggulangan ancaman tersebut.

Hasil Praktik
Hasil yang diperoleh dari praktik lapang kali ini adalah :
1. Lokasi : PT. Karimata Timur Jalan Ahmad Yani KM.34, Nusa Indah,
Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan.
Waktu : Sabtu, 30 November 209 Pukul 08.00 – 11.00 WITA.
2. Sketsa / Foto Lokasi Pabrik :

3. Jenis Lahan Basah : Rawa / Lahan Gambut


4. Ancaman Terhadap Lahan Basah di Lokasi
Praktik :
- Penurunan kualitas udara
- Limbah padat berupa kerapas udang
- Limbah cair sisa pencucian udang
5. Usaha Penanggulangan Ancaman
- Menutup limbah cair dan limbah padat
- Limbah padat dijadikan pakan ternak (bebek)
- Membuat kolam pengendapan limbah cair

Pembahasan
Peruhasaan PT. KARIMATA TIMUR memperoleh udang dari budidaya
dan penangkapan. Budidaya sendiri di distribusikan dari Kalimantan Timur,
sedangkan penangkapan di distribusikan dari Kalimantan Selatan. PT. Karimata
Timur juga perusahaan yang memanfaatkan hasil lahan basah seperti udang,
pemanfaatan hasil lahan basah guna menunjang kebutuhan manusia akan hasil
perikanan.
Praktik lapang Ekologi Lahan Basah yang dilaksakan di PT. Karimata
Timur yang bertempat di Jalan Ahmad Yani, Nusa Indah, Kecamatan Bati-bati
Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Dilaksanakan pada hari
Sabtu, 30 November 2019 Pukul 08.00-11.00 WITA, di sekitar pabrik terdapat
rawa-rawa yang membentang luas yang kurang di manfaatkan masyarakat sebagai
mata pencaharian yang ada di sekitar PT. Karimata Timur.
Ada beberapa ancaman yang terdapat pada lahan basah, salah satunya
yaitu penurunan kualitas udara. Penurunan kualitas udara terjadi karena polusi
yang dihasilkan oleh pabrik tersebut dan juga disesbabkan oleh aroma kurang
sedap yang terjadi karena hasil limbah udang padat maupun udang cair. Maka dari
itu penurunan kualitas udara dapat menyebabkan ancaman terhadap lahan basah
karena udara yang tidak sehat akan menimbulkan banyak bakteri atau mikroba
yang dapat menyebabkan kerusakan pada lahan basah.
Selanjutnya dampak yang juga dihasilkan oleh pabrik ini adalah limbah
padat dari kerapas udang. Jika pabrik tersebut tidak menangani limbah ini dengan
baik maka akan menimbulkan bau yang tidak sedap, dikarenakan limbah padat ini
akan menumpuk setiap harinya ditempat sampah pabrik tersebut.
Dampak yang ketiga yaitu pencemaran limbah cair dari sisa pencucian
udang. Limbah cair ini bisa menjadi ancaman bagi lahan basah karena akan
menurunkan kualitas pada air salah satunya pada rawa yang akan mengganggu
ekosistem kehidupan biota air.
Dari ketiga ancaman tersebut sebenarnya bisa diatasi agar tidak merusak
pencemaran pada lahan basah, yaitu dengan cara menutup limbah cair dan padat
agar tidak menimbulkan aroma yang tidak sedap dan limbah tidak tercemar. Dan
limbah padat bisa dijadikan sebagai pakan ternak agar dapat bermanfaat dengan
baik, lalu yang terakhir membuat kolam penampungan untuk limbah cair agar
limbah cair tidak merusak lahan basah tersebut.

Kesimpulan dan saran


a. Kesimpulan
Lahan basah adalah wilayah rawa, lahan gambut, dan air. Baik alami
maupun buatan, bersifat tetap atau sementara, berair landung (stagnant, static)
atau mengalir yang bersifat tawar, payau, atau asin mencakup wilayah air marin
yang di dalamnya pada waktu surut tidak lebih dari enam meter.
.
b. Saran
Sebaiknya di perairan yang sering terjadi pelanggaran khusunya di
perairan umum lebih diperhatikan lagi dan ditindak setegas-tegasnya agar
ekosistem perairan tidak mengalami kerusakan dan biota perairan tidak
mengalami kepunahan.

Anda mungkin juga menyukai