TOPIK 3
ENERGI AIR DAN MIKROHIDRO
Oleh:
RIANA NURMALASARI
(140551807225)
Air adalah sumber energi yang dapat didaur ulang dan dapat dibedakan
menurut tenaga air (hydropower). Sumber energi air dapat digolongkan sebagai
bagian dari sumber energi matahari mengingat keberadaanya berasal dari proses
penguapan air laut melalui radiasi sinar matahari yang kemudian berakumulasi
menjadi gumpalan awan tebal yang mengandung uap air untuk kemudian berubah
menjadi hujan, ditampung melalui bendungan-bendungan sebagai sumber energi
air yang berpotensi tinggi.
Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian ESDM, potensi sumber
energi tenaga air di Indonesia tersebar sebanyak 15.600 MW (20,8%) di Sumatera,
4.200 MW (5,6%) di Jawa, Kalimantan 21.600 MW (28,8%), Sulawesi 10.200
MW (13,6%), Bali,NTT,NTB 620 MW (0,8%), Maluku 430 MW (0,6%) dan
Papua menyimpan potensi tenaga air sebesar 22.350 MW atau 29,8% dari potensi
nasional. Total keseluruhan potensi tenaga air yang dimiliki bangsa Indonesia
sebesar 75.000 MW dan yang termanfaatkan saat ini hanya 10.1% atau sebesar
7,572 MW.
A. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
Mikrohidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang
menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya, seperti saluran irigasi,
sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan
jumlah debit air. Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata
mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis, mikrohidro
memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan
generator.
B. Bagian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
Komponen pokok yang dibutuhkan dalam sebuah instalasi PLTMH terdiri
dari:
1. Komponen Sipil
a. Intake (Saluran Masuk)
Intake (saluran masuk) terdiri dari lubang intake (intake orifice)
dan pintu intake (intake gate). Lubang intake merupakan pintu masuk
a. Low head
b. Medium head
c. High head
D. Karakteristik dalam Pembangunan PLTMH
Menurut
Sewoyo
(2008)
dalam
membangun
PLTMH
harus
situasi detail skala 1:500 sampai 1:1000, dilengkapi dengan gambar potongan
memanjang rencana jalur pipa pesat.
3. Jarak Area Pemanfaatan
Pemanfaatan energi listrik dari PLTMH dapat dimanfaatkan secara
mandiri/terpisah atau diinterkoneksikan dengan jaringan listrik PLN. Semakin
dekat jarak area pemanfaatan, biaya pembangunan jaringan listrik semakin
murah, diupayakan jarak area pemanfaatan tidak lebih dari 2 KM. Karena
kehilangan daya cukup tinggi dan biaya jaringan listrik dapat mencapai 30%
atau lebih dari biaya total pengembangan PLTMH.
4. Infrastruktur
Pembangunan PLTMH sangat penting untuk dipertimbangkan, yaitu
adanya sarana (terutama jalan) yang sudah ada (existing), agar pembangunan
PLTMH menjadi murah dan mudah. Pengembangan PLTMH diawali dengan
kegiatan analisa debit andalan dan penetapan debit desain, serta penentuan
tinggi jatuh hidrolik total dari hasil pengukuran dan pemetaan. Berdasarkan
besaran debit desain dan tinggi jatuh dapat ditentukan tipe turbin, estimasi
daya terbangkit dan kapasitas generator. Selanjutnya diikuti proses desain
fasilitas sipil dan fasilitas elektrikal dan ditindaklanjuti dengan proses
pembangunan konstruksi, operasional dan pemeliharaan.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) memanfaatkan
debit aliran air dan tinggi jatuh efektif sebagai sumber pembangkitan.
Produksi energi listrik tahunan dirumuskan sebagai berikut (Trihono S dan
Suwignyo, 2008).
P = . w. g. Q. Hef .......................(1)
E = P. T. Ni..............................(2)
Dimana :
P
g
Q
Hef
T
Ni