Anda di halaman 1dari 6

4.4.2.

Alat Keselamatan

Alat keselamatan atau sering disebut (safety device) merupakan unsur atau
perangkat yang paling penting untuk bisa menjamin keselamatan diri. Tanpa adanya
sebuah alat keselamatan maka akan sangat memungkinkan terjadinya banyak korban
yang berjatuhan pada saat kecelakaan kapal terjadi dan akan sulit dihindari. Para
awak kapal yang bertugas harus memastikan keberadaan alat keselamatan selalu di
tempat yang sesuai. Penumpang kapal harus bisa memahami bagaimana cara
menggunakan alat-alat keselamatan tersebut yang tersedia dengan baik dan benar.
Penumpang harus dapat segera bertindak dan mengenakan alat keselamatan jika
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Menurut Hendrawan (2019), safety equipment
atau perlengkapan keselamatan yaitu segala peralatan dan perlengkapan yang
digunakan untuk melindungi jiwa awak kapal maupun penumpang pada waktu dalam
keadaan darurat.

Perlengkapan keselamatan atau safety equipment yaitu segala peralatan dan


perlengkapan yang di gunakan untuk melindungi jiwa awak kapal maupun
penumpang pada waktu dalam keadaan darurat. Seorang awak kapal harus
mengetahui macam-macam alat keselamatan serta cara menggunakannya dengan
benar. Dengan terciptanya keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik dan tepat
akan memberikan ketenangan dan kegairahan kerja yang dapat menunjang terjadinya
pertumbuhan dan perkembangan produksi dan produktivitas kerja bagi anak buah
kapal, serta dapat memberikan iklim yang baik dalam menimbulkan stabilitas sosial
dilingkungan masyarakat ketenagakerjaan. Menurut Suhartoyo (2018), Keselamatan
kerja di laut tidak saja bergantung dari kapalnya, awak maupun peralatannya, tetapi
terutama kesiapan dari peralatan-peralatan tersebut untuk dapat digunakan setiap saat,
baik sebelum berangkat maupun di dalam perjalanan.

Terbentuknya sebuah keselamatan dan keamanan pelayaran maka perlu


disediakan alat alat keselamatan yang sesuai dengan prosedur yang ditempatkan pada
kapal. Perlengkapan keselamatan pelayaran harus tersedia pada semua tipe kapal dan
harus sesuai dengan peraturan SOLAS (Safety Of Life At Sea). Keselamatan dan
keamanan di sektor maritim adalah sebuah kebijakan yang utama dan harus
mendapatkan prioritas pada pelayaran dalam menunjang kelancaran transportasi laut.
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki kedaulatan atas keseluruhan wilayah
laut lndonesia, sehingga laut memiliki peran cukup berarti baik bagi sarana pemersatu
bangsa dan wilayah Republik lndonesia, maupun laut sebagai aset bangsa yang tidak
ternilai serta masa depan Indonesia. Menurut Kadarisman (2017), penguasaan atas
laut tersebut, memiliki konsekuensi bahwa Pemerintah berkewajiban atas
penyelenggaraan pemerintahan di bidang penegakan hukum di laut, baik terhadap
ancaman pelanggaran, pemanfaatan perairan, serta menjaga dan menciptakan
keselamatan pelayaran secara optimal.

4.4.3. Pemakaian Alat Keselamatan

Penggunaan alat perlengkapan keselamatan kerja ini telah di standarisasi baik


secara nasional maupun internasional, sehingga wajb digunakan ketika akan
melaksanakan kegiatan kerja utamanya adalah kegiatan kerja di ruang mesin.
Terdapat beberapa perlengkapan keselamatan kerja, mulai dari pelindung kepala,
badan hingga kaki. Kondisi tersebut akan menciptakan sebuah kenyamanan kerja
pada lingkungan kerja dapat tercipta, dan kecelakaan karena faktor kelalaian dapat
diperkecil atau dihindari. Terjadinya sebuah kecelakaan di dunia maritim hingga
menyebabkan ribuan atau jutaan jiwa menghilang disebabkan oleh kesalahan yang
dilakukan oleh manusia itu sendiri atau human error. Menurut Savitri dan Hermanto
(2019), Keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang mutlak harus dipenuhi
agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan maksimal sesuai dengan tugas
tenaga kerja, dengan sikap yang hati-hati dan tidak ceroboh dalam bertindak akan
membuat pihak lain tidak mengalami kekhawatiran.

Penggunaan rompi keselamatan life ring buoy yaitu dengan cara melemparnya
kea rah individu yang terjatuh ke laut. Pelampung jenis ini memiliki fungsi yang
sama yakni guna mempermudah pemakainya mengapung dilaut hingga diselamatkan
oleh regu penyelamat. Throw bag yakni peralatan yang berbentuk seperti tas yang
didalamnya terdapat beberapa alat pengaman seperti alat bantu pernapasan yang
didesain khusus untuk didalam air. Sehingga tas ini dapat digunakan dalam kondisi
darurat didalam air tanpa mengalami efek kebocoran, tahan pada tekanan didalam air,
dan mempunyai volume yang luas. Water safety equipment tidak lepas dari perahu
karet atau safety boat yang bisa digunakan saat trjadi keadaan darurat seperti kapal
mengalami kecelakaan atau tenggelam. Selain itu perahu karet juga bisa digunakan
sebagai alat evakuasi ketika ada bencana banjir. Menurut Rachman et al (2019),
ketentuan life buoy yaitu Diameter luar 800 mm dan diameter dalam 400 mm, Dibuat
dari bahan apung yang menyatu, Dapat mengapung 24 jam di air tawar dengan beban
besi 14,5 kg, Tidak terbakar/meleleh setelah terkurung api selama 2 menit, Mampu
dilemparkan dari ketinggian 30 meter, Dilengkapi tali pegangan Dia 9,5 mm dengan
panjang tali 30 m atau 4 x Dia luar, Mempunyai berat tidak kurang dari 2,5 kg,
Dilengkapi dengan alat penantul cahaya/reflector; dan tidak boleh rusak oleh
pengaruh minyak.

Keselamatan dan keamanan dunia maritim di sini merupakan salah satu


kebijakan utama yang harus mendapatkan prioritas pada pelayaran dalam menunjang
kelancaran transportasi laut Indonesia yang memiliki identitas sebagai negara
kepulauan. Indonesia memiliki kedaulatan atas keseluruhan wilayah laut lndonesia,
sehingga laut memiliki peran berarti baik bagi sarana pemersatu bangsa dan wilayah
Republik lndonesia, mau pun laut sebagai asset bangsa yang tidak ternilai serta masa
depan Indonesia. Pentingya keselamatan kerja di sektor pelayaran ini memberikan
serta menunjukkan bahwa bahaya di sektor ini sangat banyak dan penuh dengan
resiko. Keselamatan dan peralatan untuk perlindungan diri di laut diatur dalam
Konvensi SOLAS 1974. Menurut Sadjiono et al (2017), yang menyatakan bahwa
untuk menjamin terciptanya keselamatan pelayaran maupun meminimalisir kerugian
akibat terjadinya kecelakaan maka perlu disediakan alat-alat keselamatan yang sesuai
dengan prosedur dan ditempatkan pada kapal. Perlengkapan keselamatan pelayaran
harus tersedia pada semua tipe kapal dan harus sesuai dengan peraturan SOLAS
(Safety of Life at Sea).

4.4.4. Taahapan Penyelamatan Diri

Tenggelamnya kapal merupakan salah satu bencana buatan manusia yang


tidak terduga dan disebabkan oleh berbagai faktor manusia seperti situasi
penyelamatan ketika kapal akan tenggelam, dalam situasi ini orang panik dan
berusaha menyelamatkan diri masing-masing dan dalam situasi ini disarankan untuk
tidak panik. Ketika situasi ini muncul, petugas segera menyiapkan kapal evakuasi dan
meminta bantuan evakuasi dari kapal lain di dekatnya. Bencana alam dan bencana
buatan manusia merupakan rangkaian peristiwa yang memiliki waktu dan tempat
yang tidak terduga. Bencana ini dapat terjadi di darat, di luar angkasa, atau di air dan
lautan yang luas. Menurut Asri dan Handoko (2018), Kecelakaan dapat terjadi pada
kapal baik dalam pelayaran maupun sedang melakukan kegiatan bongkar muat di
pelabuhan. Meskipun sudah dilakukan usaha kuat untuk menghindarinya namun
kadang bisa terjadi kecelakaan kalau teledor.. Manajemen harus memperhatikan
ketentuan yang di atur dalam Health and Safety work Act, 1974 untuk melindungi
pelaut, pelayar dan mencegah resiko-resiko dalam melakukan suatu aktivitas di atas
kapal terutama menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja.

Hal pertama yang dilakukan ketika kapal tenggelam yaitu jangan panik
selanjutnya mencari dimana letak pelampung berada agar penumpang tidak
tenggelam, dan biasanya pelampung terletak di bawah kursi penumpang. Cara
memakai pelampung yang benar dengan cara memasukan tangan kanan terlebih
dahulu lalu bagian punggung setelah itu masukan tangan kiri di bagian pelampung.
Kemudian masukan buckle satu persatu dari atas pastikan berbunyi klik sebagai tanda
bahwa pelampung sudah terpasang dengan benar lalu tarik tali pengencang yang ada
pada bagian bawah buckle agar pelampung tidak mudah lepas. Pastikan sandaran
kepala yang ada dipelampung berada di belakang penumpang ketika pelampung
digunakan, hal ini berfungsi ketika penumpang berada di tengah laut maka sandaran
tersebut digunakan untuk dibagian bawah kepala agar tidak mudah tenggelam.
Menurut Djauhari et al (2020), Semua tindakan ini dimaksudkan agar setiap orang
dalam keadaan bahaya atau darurat dapat menolong dirinya sendiri maupun orang
lain secara cepat dan tepat, baik pada waktu terjun ke laut maupun waktu bertahan
terapung di laut, untuk mencapai suatu keberhasilan yang maksimal didalam proses
penyelamatan di laut diperlukan kesiapsiagaan baik personil maupun awak kapal
yang dalam keadaan bahaya, serta perlengkapan dan alat-alat penolong di atas kapal.

Dalam proses penyelamatan ini, baik penolong maupun penolong harus benar-
benar mengetahui dan memahami cara menggunakan berbagai perangkat penyelamat
di kapal, persiapan dan tindakan yang harus dilakukan sebelum dan sesudah jatuh ke
laut, tindakan yang terlibat dalam berenang dan bertahan hidup. Tindakan saat
menaiki sekoci dan apa saja alat komunikasi di sekoci. Semua tindakan tersebut
dimaksudkan agar semua orang yang berada dalam bahaya/darurat dapat menolong
diri sendiri dan orang lain secara cepat dan spesifik, baik saat menyelam di laut, saat
membela diri, maupun saat berenang di laut, saat menolong dan saat menaiki kapal ke
sekoci/rakit sebelum bantuan datang. Menurut Prasetyo et al (2022), Bekerja di atas
kapal memiliki peluang resiko lebih besar dari orang yang berkerja di darat.
Diperlukan dukungan keterampilan dalam teknik penyelamatan diri saat terjadi
keadaan darurat di atas kapal. Teknik penyelamatan diri dibutuhkan sebagai upaya
keselamatan baik bagi diri sendiri,orang lain maupun lingkungan sekitar.
Daftar Pustaka:

Asri, P., L. Handoko. 2018. Penyelamatan Individu Salah Satu Upaya Penerapan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Kapal. Jurnal 7 Samudra Politeknik
Pelayaran Surabaya, 3(2): 60-70.

Djauhari, M. R., A. Djamaan, M. Muhayyang. 2020. Peranan Latihan Penurunan


Sekoci Penolong Dalam Menunjang Keselamatan Jiwa Di Laut Pada Mt.
Edricko 8. Jurnal Karya Ilmiah Taruna Andromeda, 4(1): 123-136.

Hendrawan, A. 2019. Analisa Indikator Keselamatan Pelayaran Pada Kapal


Niaga. Saintara: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Maritim, 3(2): 53-59.

Kadarisman, M. 2017. Kebijakan Keselamatan Dan Keamanan Maritim Dalam


Menunjang Sistem Transportasi Laut. Jurnal Manajemen Transportasi Dan
Logistik. 4(2) : 177-192.

Prsetyo, S., Y. Komalasari,F. Masito. 2022. Pelatihan Teknik Penyelamatan Diri di


Perairan dalam Menunjang Keselamatan Pelayaran. Jurnal Inovasi
Pengabdian dalam Penerbangan, 2(2): 86-93.

Rachman, T., Juswan, M. Z. M. Alie, C. Paotonan, H. Umar, A. Y. Baeda. 2019.


Diseminasi Perangkat Keselamatan Pelayaran Moda Waterway Sungai Tallo
Makassar bagi Masyarakat Pulau Lakkang. Jurnal Tepat, 2(1): 52-62.

Sadjiono, I., Malisan, J. dan Wibowo, T. A. 2017. Kajian Tingkat Keselamatan Kapal
Tradisional Jakarta-Kepulauan Seribu. Meteor STIP Marunda, 10(2) : 1-10.

Savitri, E. D. dan A. W. Hermanto. 2019. Optimalisasi Penggunaan Alat Keselamatan


Kerja Terhadap Tenaga Kerja Bongkar Muat Guna Menunjang Proses
Bongkar Muat di Pelabuhan Semen Indonesia Tuban. Jurnal Dinamika
Bahari, 9(2): 2325-2335.

Suhartoyo, 2018. Perlindungan Dan Keselamatan Kerja Dikapal: Suatu Tinjauan


Normatif. Jurnal Adminitrative Law & Governance, 1(3): 306-325.

Anda mungkin juga menyukai