Alat Keselamatan
Alat keselamatan atau sering disebut (safety device) merupakan unsur atau
perangkat yang paling penting untuk bisa menjamin keselamatan diri. Tanpa adanya
sebuah alat keselamatan maka akan sangat memungkinkan terjadinya banyak korban
yang berjatuhan pada saat kecelakaan kapal terjadi dan akan sulit dihindari. Para
awak kapal yang bertugas harus memastikan keberadaan alat keselamatan selalu di
tempat yang sesuai. Penumpang kapal harus bisa memahami bagaimana cara
menggunakan alat-alat keselamatan tersebut yang tersedia dengan baik dan benar.
Penumpang harus dapat segera bertindak dan mengenakan alat keselamatan jika
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Menurut Hendrawan (2019), safety equipment
atau perlengkapan keselamatan yaitu segala peralatan dan perlengkapan yang
digunakan untuk melindungi jiwa awak kapal maupun penumpang pada waktu dalam
keadaan darurat.
Penggunaan rompi keselamatan life ring buoy yaitu dengan cara melemparnya
kea rah individu yang terjatuh ke laut. Pelampung jenis ini memiliki fungsi yang
sama yakni guna mempermudah pemakainya mengapung dilaut hingga diselamatkan
oleh regu penyelamat. Throw bag yakni peralatan yang berbentuk seperti tas yang
didalamnya terdapat beberapa alat pengaman seperti alat bantu pernapasan yang
didesain khusus untuk didalam air. Sehingga tas ini dapat digunakan dalam kondisi
darurat didalam air tanpa mengalami efek kebocoran, tahan pada tekanan didalam air,
dan mempunyai volume yang luas. Water safety equipment tidak lepas dari perahu
karet atau safety boat yang bisa digunakan saat trjadi keadaan darurat seperti kapal
mengalami kecelakaan atau tenggelam. Selain itu perahu karet juga bisa digunakan
sebagai alat evakuasi ketika ada bencana banjir. Menurut Rachman et al (2019),
ketentuan life buoy yaitu Diameter luar 800 mm dan diameter dalam 400 mm, Dibuat
dari bahan apung yang menyatu, Dapat mengapung 24 jam di air tawar dengan beban
besi 14,5 kg, Tidak terbakar/meleleh setelah terkurung api selama 2 menit, Mampu
dilemparkan dari ketinggian 30 meter, Dilengkapi tali pegangan Dia 9,5 mm dengan
panjang tali 30 m atau 4 x Dia luar, Mempunyai berat tidak kurang dari 2,5 kg,
Dilengkapi dengan alat penantul cahaya/reflector; dan tidak boleh rusak oleh
pengaruh minyak.
Hal pertama yang dilakukan ketika kapal tenggelam yaitu jangan panik
selanjutnya mencari dimana letak pelampung berada agar penumpang tidak
tenggelam, dan biasanya pelampung terletak di bawah kursi penumpang. Cara
memakai pelampung yang benar dengan cara memasukan tangan kanan terlebih
dahulu lalu bagian punggung setelah itu masukan tangan kiri di bagian pelampung.
Kemudian masukan buckle satu persatu dari atas pastikan berbunyi klik sebagai tanda
bahwa pelampung sudah terpasang dengan benar lalu tarik tali pengencang yang ada
pada bagian bawah buckle agar pelampung tidak mudah lepas. Pastikan sandaran
kepala yang ada dipelampung berada di belakang penumpang ketika pelampung
digunakan, hal ini berfungsi ketika penumpang berada di tengah laut maka sandaran
tersebut digunakan untuk dibagian bawah kepala agar tidak mudah tenggelam.
Menurut Djauhari et al (2020), Semua tindakan ini dimaksudkan agar setiap orang
dalam keadaan bahaya atau darurat dapat menolong dirinya sendiri maupun orang
lain secara cepat dan tepat, baik pada waktu terjun ke laut maupun waktu bertahan
terapung di laut, untuk mencapai suatu keberhasilan yang maksimal didalam proses
penyelamatan di laut diperlukan kesiapsiagaan baik personil maupun awak kapal
yang dalam keadaan bahaya, serta perlengkapan dan alat-alat penolong di atas kapal.
Dalam proses penyelamatan ini, baik penolong maupun penolong harus benar-
benar mengetahui dan memahami cara menggunakan berbagai perangkat penyelamat
di kapal, persiapan dan tindakan yang harus dilakukan sebelum dan sesudah jatuh ke
laut, tindakan yang terlibat dalam berenang dan bertahan hidup. Tindakan saat
menaiki sekoci dan apa saja alat komunikasi di sekoci. Semua tindakan tersebut
dimaksudkan agar semua orang yang berada dalam bahaya/darurat dapat menolong
diri sendiri dan orang lain secara cepat dan spesifik, baik saat menyelam di laut, saat
membela diri, maupun saat berenang di laut, saat menolong dan saat menaiki kapal ke
sekoci/rakit sebelum bantuan datang. Menurut Prasetyo et al (2022), Bekerja di atas
kapal memiliki peluang resiko lebih besar dari orang yang berkerja di darat.
Diperlukan dukungan keterampilan dalam teknik penyelamatan diri saat terjadi
keadaan darurat di atas kapal. Teknik penyelamatan diri dibutuhkan sebagai upaya
keselamatan baik bagi diri sendiri,orang lain maupun lingkungan sekitar.
Daftar Pustaka:
Asri, P., L. Handoko. 2018. Penyelamatan Individu Salah Satu Upaya Penerapan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Kapal. Jurnal 7 Samudra Politeknik
Pelayaran Surabaya, 3(2): 60-70.
Sadjiono, I., Malisan, J. dan Wibowo, T. A. 2017. Kajian Tingkat Keselamatan Kapal
Tradisional Jakarta-Kepulauan Seribu. Meteor STIP Marunda, 10(2) : 1-10.