Anda di halaman 1dari 4

2.3.

1 GPS (Global Positioning System)


Global Positioning Syistem atau GPS merupakan sistem navigasi dengan
memanfaatkan satelit. Prinsip kerja dari GPS sendiri yakni menentukan jarak
antara keberadaan satelit GPS pada orbitnya di angkasa luar ke alat receiver GPS.
Receiver GPS mendapatkan sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit di bumi.
GPS dalam navigasi dapat berfungsi sebagai penentu arah dan posisi melalui
informasi yang diberikan. Selain itu GPS juga bisa memberi informasi mengenai
waktu dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Dalam navigasi laut khususnya
didunia penangkapan, GPS digunakan untuk mengetahui letak posisi dimana
daerah yang berpotensi sebagai daerah penangkapan ikan. Dengan mengetahui
daerah penangkapan yang potensial dari GPS, ikan yang didapatkan akan
melimpah.
Pada dasarnya GPS yang dipakai di kapal ada beberapa bagian menu yang
digunakan untuk mengoperasikan GPS. Bagian-bagian dari menu tersebut antara
lain: Waypoint, Route, Plotter, Alarm, Erase, Wass atau DGPS, Calculate,
Messages, Satellite, User Display, GPS Setup, Sys Setup, Io Setup, dan Td Setup.
Dari beberapa bagian-bagian menu tersebut mempunyai fungsi masing-masing.
Sistem GPS sendiri memakai bebrapa satelit yang ada di orbit bumi yang
memancarkan sinyalnya ke bumi kemudian diterima oleh alat penerima. GPS ini
memiliki tiga bagian penting yakni bagian kontrol, bagian angkasa, serta bagian
pengguna. Bagian kontrol berfungsi untuk pengontrolan. Bagian angkasa tersusun
atas satelit-satelit yang ada di orbit bumi, sedangkan bagian pengguna terdiri dari
alat navigasi yang dipakai (Hudiono et al., 2018).

2.3.2 Peta Laut


Peta laut adalah sarana bantu navigasi pelayaran atau navigasi laut yang
disusun dengan menyertakan kedalaman laut khususnya memperlihatkan
ancaman-ancaman navigasi, bentuk dasar laut, jenis-jenis bentuk keselamatan
navigasi dan detail topografi laut. Dalam berlayar peta laut sangat berperan dalam
menjamin keselamatan pelayaran karena merupakan alat pemandu navigasi utama.
Peta laut digunakan untuk perencanaan pelayaran di laut lepas, pantai, ataupun di
perairan umum. Pada kapal peta laut wajib tersedia karena melalui peta laut
tersebut dapat dipakai untuk merencanakan serta menampilkan rute pelayaran.
Selain itu peta laut juga bisa digunakan sebagai pemantau keberadaan seluruh
kegiatan pelayaran.
Peta laut dibagi menjadi tiga jenis yakni peta navigasi laut, peta batas laut,
serta peta kerekayasaan kelautan. Dalam peta laut terdapat simbol-simbol yang
digunakan untuk menyampaikan informasi geografis pada peta laut dengan
berbagai bentuk tergantung informasi apa yang dicantumkan. Jenis simbol peta
antara lain: nomor urut peta, cetakan, catatan hak cipta, judul peta, dan lain
sebagainya. Penomoran peta laut yang dibuat pada suatu peta digunakan untuk
mempermudah pemakai dan juga sebagai sistem penyimpanan peta. Bagian-
bagian informasi yang harus dicantuman pada peta laut ialah judul peta, nomor
peta, serta catatan kecil seperti catatan publikasi, hak cipta, catatan koreksi kecil,
sumber diagram data, dan lain-lain (Hastuti dan Bambang, 2018).

2.3.3 Kompas
Kompas merupakan alat bantu navigasi sebagai penunjuk arah kapal.
Sifat magnet dari kompas menyebabkan jarum yang ada selalu menunjuk ke arah
utara-selatan. Prinsip kerja dari kompas ialah jika batangan magnet berdiri bebas,
maka batangan magnet akan mengarah ke arah kutub-kutubnya. Dalam
bernavigasi kompas digunakan untuk membidik objek serta menunjukkan arah
sudutnya. Dengan menggunakan kompas dapat mempermudah pelayaran saat
menentukan arah tujuan, sehingga kemungkinan kapal akan tersesat bisa
terminimalisasi.
Kompas tersusun atas 7 bagian yaitu tutup dial, visir, garis sasaran bidik,
dial, jarum penunjuk, kaca pembesar, dan tempat jari. Visir yakni sebagai lubang
dimana terdapat kawat halus yang berfungsi untuk membidik objek atau sasaran.
Pada dial kompas permukaannya terdapat angka dan huruf. Jarum penunjuk pada
kompas selalu mengarah ke arah utara walaupun kita tidak berada di utara namun
jarum penunjuk mengarah ke utara magnetis. Kaca pembesar berfungsi untuk
memudahkan dalam membaca angka derajat kompas. Tempat jari pada kompas
dapat diatur dengan lubang tempat melihat dan tempat jari atau jempol untuk
pegangan (Rijal et al., 2019).
2.3.4 Radar
Radar ialah alat bantu navigasi pelayaran berupa gelombang
elektromagnetik yang berguna sebagai pendeteksi serta pengukur jarak dan objek
di sekitar kapal. Selain sebagai petunjuk disekeliling kapal, radar juga bisa
digunakan untuk pembaringan. Dengan hal tersebut radar dapat bermanfaat guna
mengetahui kedudukan kapal sehingga kapal bisa terhindar dari bahaya tubrukan
saat di laut. Pada saat cuaca sedang tidak baik seperti hujan badai, kabut, gelap,
dan lain sebagainya radar akan sangat diperlukan apalagi jika petunjuk pelayaran
atau rambu suar tidak bisa dilihat. Prinsip kerja dari radar ini mengukur jarak dari
sensor ke sasaran. Dimana jarak bisa diperoleh dengan mengukur waktu yang
diperlukan gelombang magnetik ketika proses penjalaran dimulai dari sensor ke
sasaran hingga kembali lagi pada sensor.
Radar tersusun atas beberapa komponen atau bagian utama yakni antena,
transmitter (pemancar sinyal), serta receiver (penerima sinyal). Komponen-
komponen tersebut dipisahkan oleh jarak yang bisa dibandingkan dengan jarak
sasaran. Sasaran atau objek bisa diketahui dengan pemantulan sinyal dari objek ke
pusat antena. Antena memiliki fungsi sebagai penyebar energi elektromagnetik
dari titik fokus kemudian dipantukan lewat permukaan dengan bentuk parabola.
Transmitter atau pemancar sinyal berguna sebagai pemancar gelombang magnetik
lewat antena. Sedangkan reveiver atau penerima sinyal memiliki fungsi sebagai
penerima kembali pantulan gelombang elektromagnetik dari sinyal sasaran yang
terdeteksi oleh radar lewat reflektor antena (Mulia et al., 2019).

Dapus:
Hastuti, D. S. dan B. K. Cahyono. (2018). The Updating of the Nautical Chart
Number 69 on Java Sea Area for Safety Navigation of Sailing. Journal of
Geospatial Information Science and Engineering, 1(2): 65-72.
Hudiono, M. Taufik, Koesmarjianto, dan H. Darmono. (2018). Sistem Komunikasi
Radio dan Laboratorium. POLINEMA PRESS.
Mulia, I., Y. Away, dan A. Rahman. (2019). Desain Purwarupa Peralatan
Pembatas Kecepatan Kendaraan Secara Adaptif Menggunakan Sensor
Radar HB100 Berbasis Mikrokontroler ATMega328P. Jurnal Online
Teknik Elektro, 4(3): 38-42.
Rijal, S., R. A. Barkey, M. Nursaputra, B. Ahmad, dan Abkar. (2019). Survey dan
pemetaan. Penerbit Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai