2.3.3 Kompas
Kompas merupakan alat bantu navigasi sebagai penunjuk arah kapal.
Sifat magnet dari kompas menyebabkan jarum yang ada selalu menunjuk ke arah
utara-selatan. Prinsip kerja dari kompas ialah jika batangan magnet berdiri bebas,
maka batangan magnet akan mengarah ke arah kutub-kutubnya. Dalam
bernavigasi kompas digunakan untuk membidik objek serta menunjukkan arah
sudutnya. Dengan menggunakan kompas dapat mempermudah pelayaran saat
menentukan arah tujuan, sehingga kemungkinan kapal akan tersesat bisa
terminimalisasi.
Kompas tersusun atas 7 bagian yaitu tutup dial, visir, garis sasaran bidik,
dial, jarum penunjuk, kaca pembesar, dan tempat jari. Visir yakni sebagai lubang
dimana terdapat kawat halus yang berfungsi untuk membidik objek atau sasaran.
Pada dial kompas permukaannya terdapat angka dan huruf. Jarum penunjuk pada
kompas selalu mengarah ke arah utara walaupun kita tidak berada di utara namun
jarum penunjuk mengarah ke utara magnetis. Kaca pembesar berfungsi untuk
memudahkan dalam membaca angka derajat kompas. Tempat jari pada kompas
dapat diatur dengan lubang tempat melihat dan tempat jari atau jempol untuk
pegangan (Rijal et al., 2019).
2.3.4 Radar
Radar ialah alat bantu navigasi pelayaran berupa gelombang
elektromagnetik yang berguna sebagai pendeteksi serta pengukur jarak dan objek
di sekitar kapal. Selain sebagai petunjuk disekeliling kapal, radar juga bisa
digunakan untuk pembaringan. Dengan hal tersebut radar dapat bermanfaat guna
mengetahui kedudukan kapal sehingga kapal bisa terhindar dari bahaya tubrukan
saat di laut. Pada saat cuaca sedang tidak baik seperti hujan badai, kabut, gelap,
dan lain sebagainya radar akan sangat diperlukan apalagi jika petunjuk pelayaran
atau rambu suar tidak bisa dilihat. Prinsip kerja dari radar ini mengukur jarak dari
sensor ke sasaran. Dimana jarak bisa diperoleh dengan mengukur waktu yang
diperlukan gelombang magnetik ketika proses penjalaran dimulai dari sensor ke
sasaran hingga kembali lagi pada sensor.
Radar tersusun atas beberapa komponen atau bagian utama yakni antena,
transmitter (pemancar sinyal), serta receiver (penerima sinyal). Komponen-
komponen tersebut dipisahkan oleh jarak yang bisa dibandingkan dengan jarak
sasaran. Sasaran atau objek bisa diketahui dengan pemantulan sinyal dari objek ke
pusat antena. Antena memiliki fungsi sebagai penyebar energi elektromagnetik
dari titik fokus kemudian dipantukan lewat permukaan dengan bentuk parabola.
Transmitter atau pemancar sinyal berguna sebagai pemancar gelombang magnetik
lewat antena. Sedangkan reveiver atau penerima sinyal memiliki fungsi sebagai
penerima kembali pantulan gelombang elektromagnetik dari sinyal sasaran yang
terdeteksi oleh radar lewat reflektor antena (Mulia et al., 2019).
Dapus:
Hastuti, D. S. dan B. K. Cahyono. (2018). The Updating of the Nautical Chart
Number 69 on Java Sea Area for Safety Navigation of Sailing. Journal of
Geospatial Information Science and Engineering, 1(2): 65-72.
Hudiono, M. Taufik, Koesmarjianto, dan H. Darmono. (2018). Sistem Komunikasi
Radio dan Laboratorium. POLINEMA PRESS.
Mulia, I., Y. Away, dan A. Rahman. (2019). Desain Purwarupa Peralatan
Pembatas Kecepatan Kendaraan Secara Adaptif Menggunakan Sensor
Radar HB100 Berbasis Mikrokontroler ATMega328P. Jurnal Online
Teknik Elektro, 4(3): 38-42.
Rijal, S., R. A. Barkey, M. Nursaputra, B. Ahmad, dan Abkar. (2019). Survey dan
pemetaan. Penerbit Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.