Anda di halaman 1dari 2

M.K.

ENGINERING AKUAKULTUR NAMA : Restu Kandela


PRAKTIKUM KE-2 NIM : C14180094
HARI/TANGGAL : KAMIS/25 FEB 2021 KEL/PARALEL : 2/KAMIS

GPS & THEODOLITE

Global positioning system (GPS) telah dimanfaatkan secara luas untuk keperluan navigasi oleh
beberapa negara di dunia. Navigasi merupakan pengetahuan terkait posisi dan jarak dari suatu titik terhadap
titik lainnya. Navigasi diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pengukuran jarak dari dua tempat
yang berbeda, transportasi, dan penentuan posisi suatu tempat. GPS memiliki kemampuan untuk
memberikan informasi terkait posisi, kecepatan, dan koordinat. GPS dapat dibedakan menjadi dua jenis
berdasarkan tujuannya, yaitu GPS navigasi dan GPS pemetaan (geodetik). GPS bekerja berdasarkan prinsip
penginderaan jauh melalui sensor (Perkasa 2019).
Sumber tenaga pengambilan gambaran muka bumi dari penginderaan jauh adalah gelombang
elektromagnetik matahari (penginderaan jauh pasif) dan buatan (penginderaan jauh aktif). Tenaga
elektromagnetik tersebut mengenai permukaan bumi, kemudian dipantulkan kepada sensor. Jumlah tenaga
elektromagnetik yang mencapai bumi secara radiasi dipengaruhi oleh waktu, musim (posisi matahari), lokasi
dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak dibandingkan dengan pagi atau
sore hari. Tenaga elektromagnetik tidak dapat mencapai permukaan bumi secara utuh karena sebagiannya
mengalami hambatan oleh atmosfer. Hambatan ini disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer, seperti
debu, uap air, dan gas. Proses penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantulan, dan hamburan
(Sukandarrumidi et al. 2019). Sensor pada penginderaan jauh merupakan alat untuk melacak, mendeteksi,
dan merekam suatu objek dengan jangkauan tertentu menggunakan gelombang elektromagnetik dengan
berbagai spektrum. Setiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik.
Kemampuan sensor untuk merekam gambar terkecil disebut resolusi spasial. Semakin kecil obyek yang
dapat direkam oleh sensor, maka semakin baik kualitas sensor dan resolusi spasial dari sensor tersebut
(Sukandarrumidi et al. 2019).
GPS memiliki beberapa kelebihan dibandingkan alat-alat navigasi dan pemetaan lainnya, yaitu GPS
dapat digunakan tanpa bergantung waktu dan cuaca, ketinggian orbit GPS dapat meliput cakupan wilayah
yang luas, pengukuran GPS tidak dipengaruhi oleh kondisi topografi daratan, acuan GPS stabil terhadap
datum yang sama, ketelitian GPS mencapai milimeter, hemat biaya, dan kualitas hasil pemetaan yang tidak
dipengaruhi oleh kemampuan surveyor. GPS memiliki tiga segmen, yaitu satelit, pengontrol, dan penerima.
Satelit memiliki peran menerima dan menyimpan data yang ditransmisikan oleh stasiun-stasiun pengontrol,
menyimpan dan menjaga informasi waktu berketelitian tinggi dan memancarkan sinyal dan informasi secara
real time ke pesawat penerima (receiver) dari pengguna. Satelit GPS terdiri dari satelit-satelit yang
mengorbit mengelilingi bumi berjumlah 24 buah. Pengontrol memiliki peran mengendalikan dan mengontrol
satelit dari bumi baik untuk mengecek kesehatan satelit, penentuan dan prediksi orbit dan waktu, sinkronisasi
waktu antar satelit, dan mengirim data ke satelit. Stasiun kontrol ini berada pada beberapa tempat, yaitu
Pulau Ascension, Diego Garcia, Kwajalein, Hawai dan Colorado Springs. Penerima memiliki peran
menerima data dari satelit dan memrosesnya untuk menentukan posisi (posisi tiga dimensi), arah, jarak dan
waktu yang diperlukan oleh penerima. Penerima dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu tipe navigasi
dan tipe geodetik. Penerima yang termasuk tipe navigasi adalah Trimble Ensign, Trimble Pathfinder, Garmin,
dan Sony. Penerima yang termasuk tipe geodetik adalah Topcon (Perkasa 2019).
Penentuan posisi GPS dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu metode absolut (point positioning)
dan metode relatif (differential positioning). Metode absolut menggunakan satu penerima (receiver),
sedangkan metode relatif menggunakan lebih dari satu penerima (receiver). Beberapa istilah penting dalam
GPS adalah waypoint, mark, route, track, elevation, bearing, dan heading. Waypoint adalah Istilah yang
digunakan oleh GPS untuk suatu lokasi yang telah ditandai, terdiri dari koordinat lintang (latitude) dan bujur
(longitude). Mark berfungsi menandai suatu posisi tertentu pada GPS. Jika lokasi telah ditandai menjadi
waypoint, proses tersebut disebut marking. Route adalah kumpulan waypoint yang ingin seseorang tempuh
secara berurutan dan dimasukkan ke dalam GPS. Track adalah arah perjalanan yang sedang ditempuh dengan
GPS. Elevation adalah istilah pada GPS untuk menentukan ketinggian. Bearing adalah arah/posisi yang ingin
dituju.Heading adalah arah aktual yang sedang dijalankan (Perkasa 2019).
Theodolite merupakan alat navigasi dan pemetaan. Prinsip pemetaan theodolite adalah menentukan
sudut yang dibentuk antara dua titik pada saat pengukuran. Sudut yang terdapat pada theodolite adalah sudut
vertikal dan sudut horizontal. Sudut-sudut tersebut dapat diolah untuk memetakan wilayah. GPS dan
theodolite telah dimanfaatkan untuk perencanaan pembangunan unit usaha akuakultur. Berdasarkan
penelitian Tribhuwana (2018), pengukuran luas area menggunakan GPS dan theodolite tidak memiliki
perbedaan yang signifikan. Maka, pengukuran luas oleh theodolite masih dapat menyamai pengukuran luas
oleh GPS pada cakupan luasan tersebut, yaitu 0,21 hektar.

Daftar Pustaka
Perkasa P. 2019. Penggunaan global positioning system (gps) untuk dasar survey pada mahasiswa. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan BALANGA. 7(1) : 22-33.
Sukandarrumidi, Wintolo D, Rakhman AN. 2019. Pemetaan geologi: Penuntun praktis untuk geologist
pemula. Jogjakarta(ID) : Gadjah Mada University Press.
Tribhuwana A. 2018. Perbandingan pengukuran luas area antara theodolite dan global positioning system
(gps). LOGIKA. 12(3) : 58-64.

Anda mungkin juga menyukai