Anda di halaman 1dari 21

0

GPS (Global Positioning System)

LAPORAN

diajukan guna menyelesaikan tugas Matakuliah Pemetaan Sumberdaya Lahan

Oleh

INE OKE DEFIL


NIM 151710201085
TEP A

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi saat ini di bidang pertanian sudah semakin maju.
Salah satu teknologi yang saat ini telah berkmbang adalah GPS (Global Positioning
System). GPS (Global Positioning System) merupakan sebuah alat navigasi atau
penentu posisi berbasis satelit. GPS di desain untuk memberikan informasi dan juga
posisi mengenai waktu, secara berkelanjutan di seluruh dunia tanpa tergantung pada
cuaca. Penentuan posisi dengan menggunakan GPS digambarkan dengan
menggunakan nilai koordinat X dan Y atau garis bujur dan garis lintang. GPS
digunakan digunakan untuk menentukan posisi pada permukaan bumi dengan
bantuan sinkronisasi sinyal satelit, menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal
gelombang mikro ke bumi. Sinyal selanjutnya akan diterima oleh alat penerima yang
ada di bumi, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan arah, dan waktu.
Pada praktikum yang telah dilakukan, pemakaian GPS bertujuan untuk
memberikan posisi atau informasi waktu sebuah bendungan yang berada di
Bondowoso. GPS digunakan untuk menentukan koordinat posisi dari bendungan dan
kemudian diterjemahkan dalam bentuk peta digital. Pendigitan GPS pada sebuah
bendungan dilakukan pada dua tempat, yaitu pada bendung dan bangunan ukur.
Setelah dilakukan kegiatan pendigitan dengan menggunakan GPS, maka letak dari
suatu bendungan tersebut sudah dapat diketahui.
Manfaat GPS untuk Teknik Pertanian di bidang irigasi yaitu untuk pemetaan
jaringan irigasi, dengan dilakukannya pemetaan dapat diketahui data tentang kondisi
dan informasi jaringan irigasi di suatu wilayah, dan hal ini dapat bermanfaat untuk
pengembangan di bidang pertanian terkait ketersediaan air irigasi. Sehingga GPS
akan mempermudah dalam mengetahui letak, jumlah, kondisi dari daerah dan
jaringan irigasi.
2

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi akurasi GPS
2. Mengetahui cara kerja dari GPS
3. Mengetahui peran serta pemakaian GPS untuk Teknik Pertanian di bidang
irigasi
4. Mengetahui informasi data jaringan irigasi di daerah Bondowoso
5. Mengetahui data informasi dari letak, kondisi, serta dimensi dari jaringan
irigasi yang ada di daerah Bondowoso.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui pemanfaatan dan penerapan GPS dalam masyarakat
2. Dapat mengetahui pemanfaatan dan penerapan GPS dalam bidang ilmu
3. Dapat mengetahui pemanfaatan serta penerapan teknologi GPS untuk Negara
4. Dapat mengetahui cara kerja dari GPS
5. Dapat mengetahui fakor faktor yang mempengaruhi akurasi GPS
6. Dapat mengetahui pemakaian GPS untuk Teknik Pertanian di bidang irigasi
7. Dapat membantu dalam pembuatan peta jaringan irigasi di daerah Bondowoso
dengan menentukan titik koordinat posisi X, Y, dan Z dari suatu bendungan.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi GPS (Global Positioning System)


Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi atau penentu
posisi berbasis satelit. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan informasi
mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa tergantung waktu dan juga
cuaca. Penentuan posisi GPS digambarkan dengan menggunakan nilai koordinat X
dan Y atau garis bujur dan garis lintang. Sistem ini digunakan untuk menentukan
posisi pada permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit, menggunakan
24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi. Sinyal ini diterima
oleh alat penerima yang ada di bumi, dan digunakan untuk menentukan posisi,
kecepatan, arah, dan waktu. Satelit GPS yang mengorbit bumi, dengan orbit dan
kedudukan yang tetap (koordinatnya pasti) seluruhnya berjumlah 24 buah dimana 21
buah aktif bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan. Satelit bertugas
untukmenerima dan menyimpan data yang ditransmisikan oleh stasiun stasiun
pengontrol, menyimpan dan menjaga informasi waktu berketelitian tinggi, dan
memancarkan sinyal dan informasi secara kontinyu ke pesawat penerima (receiver
dari pengguna. Pengontrol bertugas untuk mengendalikan dan mengontrol satelit dari
bumi baik untuk mengecek kesehatan satelit, penentuan dan prediksi orbit dan waktu,
sinkronisasi waktu antar satelit, dan mengirim data ke satelit. Penerima bertugas
menerima data dari satelit dan memprosesnya untuk menentukan posisi (posisi tiga
dimensi yaitu koordinat di bumi serta ketinggian Ada beberapa karakteristik yang
menjadikan GPS menarik untuk digunakan yaitu dapat digunakan setiap saat tanpa
tergantung waktu dan cuaca, posisi yang dihasilkan mengacu pada suatu datum
global, pengoperasian alat receiver relatif mudah, relatif tidak terpengaruh dengan
kondisi topografis, dan ketelitian yang dihasilkan cukup bagus (Suherman, 2014: 1).
4

2.2 Segmen GPS


Secara garis besar GPS dibagi menjadi tiga segmen yaitu, kontrol, angkasa, dan
pengguna.
a. Segmen Kontrol
Segmen kontrol merupakan otak dari GPS yang melakukan pemantauan
terhadap transmisi informasi navigasi dan setting yang dilakukan oleh satelit.
Segmen ini meliputi 5 stasiun pemantau dan stasiun upload yang terdistribusi
di seluruh dunia. Setiap satelit akan melewati stasiun pemantau dua kali dalam
satu hari.
b. Segmen Angkasa
Segmen angkasa merupakankonstelasi Navigation Satellite Timing And
Ranging (NAVSTAR) dari satelit- satelit yang memancarkan sinyal GPS.
Orbit satelit berada pada ketinggian sekitar 20.200 km di atas bumi dan
melakukan revolusi terhadap bumi setiap 12 jam.
c. Segmen Pengguna
Berbagai sektor menggunakan GPS untuk penentuan posisi, baik dari
kalangan sipil maupun militer. Aplikasinya meliputi pertanian, penerbangan,
pelayanan darurat, rekreasi, dan pemantauan kendaraan (Noviati et al. 2011: 4
5).

2.3 Manfaat dan Fungsi Penggunaan Global Positioning System (GPS)


Manfaat atau fungsi dari GPS meliputi:
a. GPS dapat membantu dalam pembuatan peta jaringan irigasi di daerah suatu
daerah dengan menentukan titik koordinat posisi X dan Y dari suatu
bendungan
b. GPS dapat digunakan untuk menandai semua lokasi yang pernah di kunjungi
atau waypoint dari suatu tempat. Orang dapat memperkirakan jarak lokasi
yang akan dituju dengan lokasi asal. Sehingga dapat memperkirakan jarak
5

pengguna ke tujuan, sampai estimasi lamanya perjalanan dengan kecepatan


actual yang sedang pengguna tempuh.
c. GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menentukan arah bom, atau
mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita dapat
menghindari kesalahan target, ataupunmenentukan pergerakan pasukan.
d. GPS banyak digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis
kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu navigasi, dengan
menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara,
sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
e. GPS digunakan untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga
diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan,
ataupun sebagai referensi pengukuran.
f. GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan
tanah. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya
gempa, baik pergerakan vulkanik maupun tektonik (Suherman, 2014: 2-3).

Dari beberapa penggunaan GPS , dapat dikategorikan menjadi:


1. Lokasi: digunakan untuk menentukan dimana lokasi suatu titik di permukaan
bumi berada.
2. Navigasi: membantu mencari lokasi suatu titik di bumi
3. Tracking: membantu untuk memonitoring pergerakan obyek dan membantu
memetakan posisi tertentu, dan perhitungan jaringan terdekat
4. Timing: dapat dijadikan dasar penentuan jam seluruh dunia, karena memakai
jam atom yang jauh lebih presisi disbanding dengan jam biasa
(Suherman, 2014: 2-3).
6

2.4 Kekurangan GPS (Global Positioning System)


Dalam penggunaannya GPS memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut.
1. Penggunaan GPS untuk mengetahui posisi yang mengandalkan setidaknya tiga
satelit yang tidak selamanya akurat.
2. Terkadang, dibutuhkan satu satelit untuk memperbaiki sinyal yang diterima dan
ketidakakuratan posisi yang ditunjukkan.
4. GPS dipengaruhi oleh posisi satelit yang berubah dan adanya proses sinyal yang
ditunda. Kecepatan sinyal GPS ini juga seringkali berubah karena dipengaruhi oleh
kondisi atmosfer yang ada. Selain itu, sinyal GPS juga mudah berinterferensi
dengan gelombang elektromagnetik lainnya (Agung, 2010: 2).

2.5 Faktor faktor yang Mempengaruhi Akurasi GPS


Faktor faktor yang mempengaruhi akurasi dari GPS adalah sebagai berikut.
a. Lokasi titik disekitar pengamatan
b. Interval waktu perekaman data (epoch)
c. Lama waktu pengamatan
d. Rentang waktu saat pengamatan
e. Koneksitas jaring
f. Pengaruh penambahan titik ikat (Gurandhi dan Rudianto, 2013: 2).

2.6 Sumber Kesalahan GPS


Secara umum, akurasi posisi GPS bergantung dari beberapa sumber kesalahan
yang ada. Terdapat beberapa sumber kesalahan yang mempengaruhi hasil
pengambilan data GPS, sebagai berikut:
a. Selective Availability
Selective availability (SA) merupakan kesalahan acak dari sinyal GPS yang
ditentukan oleh United State Department of Defenses (DoD) untuk
menurunkan kualitas akurasi posisi GPS. Pada saat SA dihilangkan, akurasi
posisi horizontal dari posisi autonomous berkisar antara 10 15 berubah
7

menjadi diatas 100 meter. Selective Availability telah dimatikan pada waktu
Mei 2000.
b. Obstruksi
Obstruksi adalah munculnya penghalang sinyal GPS yang diakibatkan oleh
awan, gedung, pepohonan, dll. Penerimaan sinyal GPS akan lebih baik pada
area terbuka dibandingkan dengan area yang tertutup. Jika receiver GPS
melakukan pemantauan terhadap empat satelit dan seketika kehilangan
pemntauan terhadap salah satu satelit dikarenakan terhalang oleh obstruksi,
maka pengguna harus menunggu sampai terhubung kembalidengan satelit
untuk dapat melakukan perekaman data posisi 3D.
c. Multipath
Kesalahan multipath terjadi pada saat sinyal GPS terpantul terlebih dahulu
pada sebuah objek sebelum mencapai antenna receiver GPS atau dapat
dikatakan bahwa sinyal satelit tiba di antenna receiver melalui dua atau lebih
lintasan yang berbeda. Hal ini biasa terjadi jikalau kita melakukanpengukuran
posisi di lokasi lokasi yang dekat dengan benda reflektif, seperti di samping
gedung tinggi. Langkah untuk mengatasinya yaitu, dengan menghindari
pengamatan dekat benda reflektif, memakai satelit yang benar benar baik,
melakukan pengukuran berulang ulang dan dirata rata hasilnya.
Kesalahan ini dapat terjadi tanpa ada peringatan terlebih dahulu. Nilai
kesalahan yang terjadi bisa sangat kecil akan tetapi bisa juga menyebabkan
penurunan akurasi hingga beberapa meter.
d. Dilution of Precision (DOP)
DOP merupakan sebuah indikator kualitas dari geomatri pada konstelasi
satelit. Perhitungan sebuah posisi bisa berbeda beda tergantung pada satelit
mana yang sedang digunakan. Perbedaan geometri satelit bisa memperbesar
atau bahkan memperkecil error pada GPS. Semakin besar sudut antara satelit
yang satu dengan yang lainnya maka akan memperkecil nilai DOP, dan
menghasilkan pengukuran yang lebih baik. Nilai yang tinggi pada DOP
8

berarti mengindikasikan geometri yang buruk pada satelit (Noviati et al. 2011:
6 7).

2.7 Cara Kerja Global Positioning System (GPS)


Setiap daerah di atas permukaan bumi ini minimal terjangkau oleh 3 4
satelit. Pada prakteknya, setiap GPS terbaru bisa menerima sampai dengan 12 chanel
satelit sekaligus. Kondisi langit yang cerah dan bebas dari halangan membuat GPS
dapat dengan mudah mnangkap sinyal yang dikirimkan oleh satelit. Semakin banyak
satelit yang diterima oleh GPS, maka akurasi yang diberikan juga akan semakin
tinggi.
Cara kerja GPS secara sederhana seperti berikut ini;
1. Konstelasi satelit GPS memancarkan sinyal posisi satelit tersebut.
2. Sinyal tersebut ditangkap oleh penerima sinyal GPS.
3. Dengan menghitung waktu tempuh sinyal dari 3 GPS, maka posisi akan
didapatkan (Anonim, Tanpa tahun: 3).

.
9

BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum Pemetaan Sumberdaya Lahan pada jaringan irigasi di Bondowoso
dengan menggunakan GPS dan android kompas dilakukan pada tanggal 8 Oktober
2016 pukul 07.00 12.45 WIB. Praktikum dilakukan di bendungan bendungan
yang terletak di Kabupaten Bondowoson. Praktikum pada tanggal 8 Oktober 2016
dilakukan pada beberapa bendungan meliputi Dam Taman Locare, Dam Polas, Dam
Sumber Polas, dan Dam Sumber Gundo yang terletak di Kejuron Kelabang,
Bondowoso.

3.2 Alat dan Bahan


Pada praktikum pemetaan Sumberdaya Lahan pada jaringan irigasi di Bondowoso
digunakan beberapa alat dan bahan meliputi.
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum penggunaan GPS pada jaringan irigasi yaitu:
1. GPS (Garmin)
2. Rollmeter
3. Kamera digital dan kamera handphone
4. Laptop dengan software sebagai berikut.
a. Map source
b. Map info professional 11.0
c. Easy google map downloader
d. Microsoft office word
e. Microsoft office excel
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum penggunaan GPS pada jaringan irigasi
adalah sebagai berikut.
10

1) Peta jaringan irigasi daerah bondowoso


2) Alat tulis
3) Data hasil pengukuran GPS
4) Data hasil pengukuran android
5) Data hasil pengukuran google maps
11

3.3 Prosedur Kerja


Pada praktikum penggunaan GPS dilakukan beberapa tahap sebagai berikut.

Mulai

PERSIAPAN
1. Persiapan alat dan bahan
2. Penelusuran lokasi bendung / DAM
3. Pendigitan dengan menggunakan GPS, Android
kompas, dan google maps
4. Pengukuran dimensi bendung / DAM
5. Pengambilan gambar hasil pengambilan titik
dan bagian-bagian bendungan

GPS Foto Hasil ANDROID


Koordinat X, Y, Pendigitan dan Koordinat X
Z dan hasil Foto Bagian-Bagian dan Y hasil
GPS Bendungan Screenshoot
Transfer data dengan
Map Source Konversi data
koordinat X dan Y
Peta RBI pada Excel
No. Indeks 1608-321
Bondowoso

Pembuatan peta dengan Input data hasil konversi pada


MapInfo Pro 11 form 01

Peta background RBI Form 01

Easy Google Maps


Downloader

Peta background satelit


Selesai

Gambar 3.1 Metoda Praktikum GPS


12

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


Pada praktikum Pemetaan Sumberdaya Lahan pada jaringan irigasi di Bondowoso
dengan menggunakan GPS, Android kompas, dan Google Maps, didapatkan data
nilai koordinat X dan Y sebagai berikut.
Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan GPS, Android, dan Google Maps yang telah
dikonversi
Hasil Pengukuran
GPS Android Google maps
X Y X Y X Y
-7,885278 113,796118 -7,883283 113,797352 -7,883288 113,797416
-7,885477 113,796037 -7,883283 113,797352 -7,883288 113,797416
-7,887366 113,799947 -7,884858 113,801382 -7,884845 113,801371
-7,886968 113,800098 -7,884858 113,801382 -7,884845 113,801371
-7,885920 113,800118 -7,883787 113,801597 -7,883818 113,801563
-7,883721 113,783113 -7,882252 113,782062 -7,881675 113,784403
-7,883720 113,783149 -7,882252 113,782062 -7,881675 113,784403

Pada praktikum ini dihasilkan data titik koordinat X dan Z dari beberapa
bendungan yang telah diamati dengan menggunakan alat berupa GPS, android
kompas, dan google maps. Pendigitan dilakukan pada bendung dan bangunan ukur
dari DAM. Berdasarkan data yang telah dihasilkan dari pengukuran nilai titik
koordinat X dan Y dapat diketahui bahwa setiap bendungan memiliki nilai
pengukuran yang berbeda. Pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai pengukuran X
dengan menggunakan GPS dan dengan menggunakan Android kompas memiliki nilai
yang berbeda. Pengukuran dengan menggunakan GPS memiliki nilai X yang lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai X yang dihasilkan dari pengukuran Android
kompas. Sedangkan nilai Y yang dihasilkan dari pengukuran GPS memiliki nilai
yang lebih rendah dibandingkan dengn nilai Y yang dihasilkan dari pengukuran
android kompas pada Dam Taman Locare, Dam Polas, dan Dam Sumber Polas.
13

Sedangkan pada Dam Sumber Gundo memiliki nilai pengukuran Y dari GPS yang
lebih besar dibandingkan dengan nilai Y hasil pengukuran android kompas.

-7.872
0 1 2 3 4 5 6 7

GPS
-7.887 Android
Google maps

-7.903

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Nilai Koordinat X dari GPS, Android, dan Google Maps

113.805

113.8

113.795
GPS
113.79 Andoid
Google maps
113.785

113.78
0 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Nilai Koordinat Y dari GPS, Android, dan Google Maps

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa rata rata nilai tertinggi
koordinat X yaitu dengan menggunakan GPS, sehingga hal ini menunjukkan bahwa
GPS memiliki keakuratan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Android dan
kompas. Sedangkan pada nilai koordinat Y, nilai tertinggi yaitu dari hasil pendigitan
dengan menggunakan GPS dan Android kompas. Nilai tertinggi GPS yaitu pada saat
dilakukan pendigitan di Dam Taman Locare, Dam Polas, dan Dam Sumber Polas.
Sedangkan nilai tertinggi Android pada saat pendigitan di Dam Sumber Gundo. Ini
14

artinya, pengukuran titik koordinat Y memiliki nilai akurasi yang tinggi dengan
menggunakan GPS pada saat pendigitan dilakukan di Dam Taman Locare, Dam
Polas, dan Dam Sumber Polas dan pengukuran nilai titik koordinat Y pada Dam
Sumber Gundo memiliki akurasi yang tinggi saat dilakukan pengukuran dengan
menggunakan Android kompas.
Berdasarkan data hasil pengamatan yang telah dilakukan cuaca terbaik yaitu
pada saaat pengukuran pada Dam Taman Locare, kondisi cuaca cerah. Hal ini
berbanding terbalik dengan hasil nilai akurasi yang didapatkan yaitu sebesar 5.9,
Dam Taman Locare memiliki nilai akurasi terendah. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah
satelit yang bekerja, pada Dam Taman Locare jumlah satelit yang bekerja sebanyak 7.
Sedangkan nilai ketelitian paling bagus yaitu pada saat pendigitan di Dam Sumber
Polas yaitu sebesar 4.
Pada Dam Sumber Polas memiliki nilai akurasi yang kuarng bagus, hal ini
karena letak dari Dam Sumber Polas yang tertutup rerimbunan pohon,sehingga saat
dilakukan pendigitan sinyal posisi satelit sulit untuk diterima oleh receiver. Kondisi
dari Dam Sumber Polas yang tertutup oleh pepohonan dan rerimbunan akan
menyulitkan receiver dalam menerima sinyal posisi dari Dam. Sehingga disini dapat
disimpulkan bahwa akurasi dari GPS dipengaruhi oleh obyek yang menutupi lokasi
tersebut. Suatu lokasi akan memiliki akurasi yang baik apabila dilakukan pendigitan
di tempat terbuka. Karena receiver akan mudah menerima sinyal satelitnya.
Tabel 4.2 Nilai Beda Koordinat Antara Nilai GPS dan Android

NAMA GPS GARMIN ANDROID


NO D
BENDUNGAN X Y X Y
1 TAMAN LOCARE 808334 9127350 808471.6 9127571.5 260.775
2 POLAS 808755 9127116 808915.2 9127394.2 321.025
3 SUMBER POLAS 808775 9127276 808939.7 9127512.6 288.273
4 SUMBERGUNDO 806900 9127532 806785 9127696.9 200.995
15

Koordinat X Koordinat Y
810000 9127800
nilai Koordinat X

nilai Koordinat Y
809000 9127600
808000 9127400
807000 9127200
GPS Garmin GPS Garmin
806000 9127000
805000 Android 9126800 Android
1 2 3 4 1 2 3 4
DAM DAM

Gambar 4.3 Nilai Beda Koordinat X Gambar 4.4 Nilai Beda Koordinat Y
Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai D tertinggi yaitu nilai D pada Dam
Polas dan nilai D terendah yaitu pada Dam Sumbergundo. Besarnya nilai D
menunjukkan bahwa nilai akurasinya semakin rendah dan nilai D yang semakin
rendah menunjukkan bahwa nilai akurasi dari pengukurn semakin bagus. Nilai D
diperoleh dari akar kuadrat selisih koordinat X dan koordinat Y. Sedangkan nilai beda
koordinat terendah yaitu pada Dam Sumbergundo, hal ini karena jumlah satelit yang
bekerja pada saat dilakukan pendigitan jumlah satelit yang bekerja dan tersebar cukup
banyak, sehingga nilai akurasi yang didapatkan semkin baik dan nilai bedanya akan
semakin rendah.
Rumus nilai D dapat ditunjukkan seperti berikut.

= X 2 + Y 2
Keterangan:
D = Nilai perbedaan koordinat X dan Y
x2 = Selisih nilai koordinat X
y2 = Selisih nilai kordinat Y
Nilai beda koordinat yang besar dari Dam Polas, hal ini mungkin dipengaruhi oleh
jumlah satelit yang bekerja danjuga penyebaran satelit. Semakin banyak jumlah
satelit maka nilai akurasinya juga akan semakin tinggi.
16

DAFTAR PUSTAKA

Agung, T. 2010. GPS (Global Positioning System).


https://tedyagungc.files.wordpress.com/2010/09/gps-global-positioning-
system1.pdf [14 Oktober 2016].

Anonim. Tanpa tahun. Global Positioning System. http://eprints.polsri.ac.id /1117/3/


BAB%20II.pdf [14 Oktober 2016].

Gurandhi. M. F. dan Ridianto. B. 2013., Evaluasi Spesifikasi Teknik Pada Survei


GPS. http://lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2014/05/Bambang-
Farizi.pdf [14 Oktober 2016].

Noviati, Respati, Basuki, Surasa, Halimah, Widyawati, Supriyatna, Susatyo,


Sehusman, Sulistiyowati, Hanifah, dan Subehi. 2011. Updating Peta Lahan
Baku Sawah Menggunakan GPS. http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/
tinymcpuk/gambar/file/Materi_Buku_GPS_Getac.pdf [14 Oktober 2016].

Suherman, O. P. 2014. Pengertian dan Manfaat Global Positioning System.


http://ilmuti.org/wp-content/uploads/2014/04/okkypratiwi-Pengertiandan
ManfaatGlobalPositioningSystemGPS.pdf [14 Oktober 2016].
17

LAMPIRAN 1. DAM TAMAN LOCARE

Gambar 1. Gambar GPS, Android, dan foto bendung pada Dam Taman Locare
18

LAMPIRAN 2. DAM POLAS

Gambar 2. Gambar GPS, Android, dan foto bendung pada Dam Polas
19

LAMPIRAN 3. DAM SUMBER POLAS

Gambar 3. Gambar GPS, Android, dan foto bendung pada Dam Sumber Polas
20

LAMPIRAN 4. DAM SUMBERGUNDO

Gambar 4. Gambar GPS, Android, dan foto bendung pada Dam Sumber Gundo

Anda mungkin juga menyukai