Anda di halaman 1dari 34

Pengertian GPS

"Gambar GPS"

GPS adalah suatu alat penerima signal dari satelite untuk menentukan posisi sesuai
dengan posisi kapal itu berada. Ini saya sengaja saya simpan di bagian kedua
dikarenakan di dunia pelayaran sekarang ini semuanya sudah menggunakan gps untuk
melakukan sebuah pelayaran maka dari itu sobat harus tau apa itu gps, bagaimana
cara mengoperasikan gps dan bagaimana menggunakan tombol-tombol gps….
Untuk lebih lanjut (baca disini)

Yang Ketiga:

Pengertian AIS dan Cara mengoperasikan AIS


"Gambar AIS"

Ais adalah sebuah alat navigsi di atas kapal yang digunakan untuk mendeteksi kapal
yang ada di sekitar nya, dapat menentukan posisi dan haluan kapal sesuai dengan
GPS, dan lain sebagainya, untuk informasi selengkapnya klik (di sini)

Yang Ke Empat
Cara Mengoperasikan Radar

Pengertian radar adalah alat navigasi di kapal yang di gunakan untuk mendeteksi benda-benda
yang ada di sekitar kapal, baik itu berupa kayu yang besar, kapal ikan yang paling kecil, sampai
kapal moderen yang paling besar pun semuanya bisa di deteksi oleh radar.
- See more at: http://trikmudahbernavigasi.blogspot.com/p/blog-
page_11.html#sthash.r4ris2rQ.dpuf
PERALATAN NAVIGASI KAPAL

sebelum kita melihat apa saja alat navigasi kapal terlebih dahulu kita harus mengetahui
apa yang dimaksud dengan navigasi..??
jadi yang di maksud dengan navigasi ialah....
Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau
di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan peta, radar, arpa,
GMDSS, live saving equipment, dan buku buku publikasi serta teknik penggunaannya
haruslah dimiliki dan dipahami.
Sebelum kompas ditemukan, navigasi dilakukan dengan melihat posisi benda-benda
langit seperti matahari dan bintang-bintang dilangit, yang tentunya bermasalah kalau
langit sedang mendung. kapal kapal sekarang sudah canggig canggih baik dari system
elektronik yg terus bermunculan sehingga mempermudahkan kita dalam menentukan
posisi kapal. tapi alat alat tradisional yg di ajarkan Bpk. ML Palumian jgn di lupakan
karena suatu saat pasti kita harus mempergunakannya. banyak buku buku yg
terbit oleh Captain captain senior kita yg mengajarkan cara melayari kapal dgn baik.
salah satunya adalah perangakat navigasi, semua pelaut harus mengenal dan dapat
menggunakannya semaksimal mungkil agar tercapai keselamatan dalam rute
pelayarannya, apalagi adik adik kita yg masi taruna mereka wajib hukumnya. salah
satu alat alat tersebut sebagai berikut:

2. Kompas adalah alat penunjuk arah yang selalu menunjuk kearah Utara, dengan
melihat arah Utara-Selatan pada Kompas dan dengan membandingkannya dengan
arah Utara Peta kita sudah dapat mengorientasikan posisi pada peta
Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk
magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara
akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam
bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan
barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan
lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan
maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat
manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.

Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk
arah utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai
kompas. Kompas jam adalah kompas yang dilengkapi dengan jam matahari. Kompas
variasi adalah alat khusus berstruktur rapuh yang digunakan dengan cara mengamati
variasi pergerakan jarum. Girokompas digunakan untuk menentukan utara sejati.
Lokasi magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari masa ke masa. Penelitian terakhir
yang dilakukan oleh The Geological Survey of Canada melaporkan bahwa posisi
magnet ini bergerak kira-kira 40 km per tahun ke arah barat laut.
Berikut ini adalah arah mata angin yang dapat ditentukan kompas.

Utara (disingkat U atau N)


Barat (disingkat B atau W)
Timur (disingkat T atau E)
Selatan (disingkat S)
Barat laut (antara barat dan utara, disingkat NW)
Timur laut (antara timur dan utara, disingkat NE)
Barat daya (antara barat dan selatan, disingkat SW)
Tenggara (antara timur dan selatan, disingkat SE)

3. GPS Salah satu perlengkapan modern untuk navigasi adalah Global Positioning
Satelite/GPS adalah perangkat yang dapat mengetahui posisi koordinat bumi secara
tepat yang dapat secara langsung menerima sinyal dari satelit. Perangkat GPS modern
menggunakan peta sehingga merupakan perangkat modern dalam navigasi di darat,
kapal di laut, sungai dan danau serta pesawat udara
Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang
berfungsi dengan baik. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal
gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan
digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa
dengan GPS anatara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.

Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama
lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah
sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John
Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS).[1] Kumpulan satelit ini
diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem
ini sekitar US$750 juta per tahun,[2] termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan
pengembangan.
4. Radar sangat bermanfaat dalam navigasiKapal laut dan kapal terbang modern
sekarang dilengkapi dengan radar untuk mendeteksi kapal/pesawat lain, cuaca/ awan
yang dihadapi di depan sehingga bisa menghindar dari bahaya yang ada di depan
pesawat/kapal.
Radar (dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari radio detection and
ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah sistem yang digunakan
untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat
dan hujan. Istilah radar pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah
dari singkatan Inggris RDF (Radio Directon Finding). Gelombang radio kuat dikirim dan
sebuah penerima mendengar gema yang kembali. Dengan menganalisa sinyal yang
dipantulkan, pemantul gema dapat ditentukan lokasinya dan kadang-kadang ditentukan
jenisnya. Walaupun sinyal yang diterima kecil, tapi radio sinyal dapat dengan mudah
dideteksi dan diperkuat.

Gelombang radio radar dapat diproduksi dengan kekuatan yang diinginkan, dan
mendeteksi gelombang yang lemah, dan kemudian diamplifikasi( diperkuat ) beberapa
kali. Oleh karena itu radar digunakan untuk mendeteksi objek jarak jauh yang tidak
dapat dideteksi oleh suara atau cahaya. Penggunaan radar sangat luas, alat ini bisa
digunakan di bidang meteorologi, pengaturan lalu lintas udara, deteksi kecepatan oleh
polisi, dan terutama oleh militer.

6. Sonar (Singkatan dari bahasa Inggris: sound navigation and


ranging), merupakan istilah Amerika yang pertama kali digunakan semasa Perang
Dunia, yang berarti penjarakan dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang
menggunakan penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan
air lainnya. Sementara itu, Inggris punya sebutan lain untuk sonar, yakni ASDIC (Anti-
Submarine Detection Investigation Committee. Sonar merupakan sistem yang
menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk
mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarak
bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan
ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan
penyelaman, dan komunikasi di laut.

Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah
permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara
dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.

16. Echo sounder adalah teknik menggunakan pulsa suara diarahkan dari permukaan
atau dari kapal selam secara vertikal ke bawah untuk mengukur jarak ke bawah melalui
gelombang suara . Echo terdengar juga dapat merujuk kepada hydroacoustic "echo
sounder " didefinisikan sebagai suara aktif dalam air ( sonar ) , Jarak diukur dengan
mengalikan setengah waktu dari pulsa keluar sinyal untuk kembalinya dengan
kecepatan suara di dalam air , yang kira-kira 1,5 kilometer per detik . Echo terdengar
secara efektif aplikasi tujuan khusus dari sonar yang digunakan untuk menemukan
bottom.As serta bantuan untuk navigasi ( sebagian besar kapal yang lebih besar akan
memiliki setidaknya sounder kedalaman sederhana ) , echo terdengar umumnya
digunakan untuk memancing . Variasi elevasi sering mewakili tempat di mana ikan
berkumpul . Sekolah ikan juga akan mendaftar. Kebanyakan memetakan kedalaman
laut menggunakan speed suara rata-rata atau standar. Dimana akurasi yang lebih
besar diperlukan rata-rata dan bahkan standar musiman dapat diterapkan ke daerah
laut . Untuk kedalaman akurasi yang tinggi , biasanya terbatas pada tujuan khusus atau
survei ilmiah , sensor mungkin diturunkan untuk mengamati faktor-faktor ( suhu,
tekanan dan salinitas ) digunakan untuk menghitung kecepatan suara dan dengan
demikian menentukan kecepatan suara aktual dalam kolom air lokal

Dari rangkuman di atas seperti telegraf saat ini sudah tidak di gunakan lagi. dan
mengenai inmarsat masi ada inmarsat A dan M yg biasa di gunakan. biasanya di kapal
mengunakan 2 system inmarsat A dan C karena biaya dan cost serta system lebih
mudah. dalam pengiriman fax, email dan call. perangkat navigasi yg traditional pun
masi banyak yg belum termasuk, seperti topdal merka, dan ssebagainya.ini hanya
sebagian semoga bermanfaat buat calon pelaut atau pelautnya sendiri yg ingin
mengingat lagi alat alat navigasi di atas kapal.
B. Kompas magnet / Magnetic compass
Kompas magnet merupakan kompas utama sebagai alat untuk penentu arah kapal, kompas
dipasang di anjungan kapal atau di geladak kompas diatas anjungan. Kompas magnet harus
selalu dikoreksi, karena kemungkinanpengaruh logam sekitar magnet. Untuk kepentingan
pembacaan dimalam hari, rumah kompas dilengkapi lampu penerangan. Untuk kapal ukuran
tertentu, dipasang Gyro compass sebagai kompas tambahan.

TOPDAL TUNDA DAN TOPDAL CHERNIKEEF


Bagian-bagian alat topdal tunda terdiri dari:
a. Pengapung atau sirip topdal (log fin)
b. Pemberat
c. Tali tunda dan roda pengatur
d. Alat penghitung yang disebut lonceng penghitung

Cara kerjanya
Jika kapal maju, maka pengapung (log fin) akan berbaling, balingan mana diteruskan ke roda
pengatur dengan perantaraan tali topdal dan selanjutnya ke lonceng dimana dapat dibaca jarak
yang ditempuh. Perlu diketahui bahwa topdal tunda ini dipasang di buritan kapal pada pagar
kapal.

Sedangkan prinsip kerja Topdal Chernikeef sebagai berikut:


Dalam bumbung dari baja yang keluar dari dasar kapal, dipasang satu balingan kecil yang
berputar pada waktu kapal berlayar. Balingan tersebut dihubungkan dengan poros yang tipis ke
pesawat register secara listrik dalam kamar peta. Dengan perantaraan pesawat register itu
kecepatan kapal dapat dibaca

Kelebihan topdal Chernikeff terhadap topdal tunda :


1. Dapat digunakan di kapal dengan kecepatan berapa saja
2. Kapal dalam keadaan berlabuh, dapat menunjukan kecepatan arus
3. Pitot tidak berfungsi pada kecepatan < 1 mil
4. Pembacaannya ada beberapa cara
5. Topdal Pitot Rol meter lebih panjang

Kerugian :
Ada mekanis (impeller) di dalam badan kapal yang bila terganggu menyebabkan penunjukan
tidak benar.

KOMPAS GASING/PEDOMAN GASING (GYRO COMPAS)

KOMPAS GASING/PEDOMAN GASING (GYRO COMPAS)

PEDOMAN GASING adalah : Sebuah pedoman yang merupakan alat penting di kapal yang
berguna untuk menentukan arah dan haluan kapal dan mengambil baringan suatu benda darat
guna penentuan posisi kapal di laut.
GYROSCOPE adalah : Sebuah benda yang berputar sangat cepat (6000 RPM) mengelilingi
sebuah poros dan dapat berputar bebes pada 3 buah arah yang saling tegak lurus satu sama
lainnya.

Membutuhkan bantuan? Silakan kirimkan surel ke info-id wikimedia.org [tutup]

Radar
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

ALTAIR Radar. Salah satu jenis radar jarak jauh yang digunakan untuk mendeteksi objek di luar
angkasa
Radar 36D6 (Tin Shield) Radar ini adalah jenis radar pertahanan udara untuk mendeteksi objek
terbang seperti pesawat atau peluru kendali.

Radar (yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging,
yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang
berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat
terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan).

Panjang gelombang yang dipancarkan radar bervariasi mulai dari milimeter hingga meter.
Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan
ditangkap oleh radar. Dengan menganalisis sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal
dapat ditentukan lokasinya dan melalui analisis lebih lanjut dari sinyal yang dipantulkan dapat
juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, namun radio sinyal
tersebut dapat dideteksi dan diperkuat oleh penerima radar.

Sejarah Singkat

U.S. Navy Relocatable Over-the-Horizon Radar station


U.S. Navy Relocatable Over-the-Horizon Radar station

OTH-B coverage from stations in Maine and Oregon.

Official coverage of the Jindalee Operational Radar Network.


Coverage of PAVE PAWS is shown in blue. This complements the coverage provided by the
BMEWS system in red. Both report back to Cheyenne Mountain Air Base in Colorado.

The PAVE PAWS Radar at Clear AFS, Alaska


A Radar screen for the PAVE PAWS at Cape Cod AFS, 1986.

Darwin Airport weather radar (WF44 Radar).

Seorang ahli fisika Inggris bernama James Clerk Maxwell mengembangkan dasar-dasar teori
tentang elektromagnetik pada tahun 1865. Setahun kemudian, seorang ahli fisika asal Jerman
bernama Heinrich Rudolf Hertz berhasil membuktikan teori Maxwell mengenai gelombang
elektromagnetik dengan menemukan gelombang elektromagnetik itu sendiri.

Pendeteksian keberadaan suatu benda dengan menggunakan gelombang elektromagnetik pertama


kali diterapkan oleh Christian Hülsmeyer pada tahun 1904. Bentuk nyata dari pendeteksian itu
dilakukan dengan memperlihatkan kebolehan gelombang elektromagnetik dalam mendeteksi
kehadiran suatu kapal pada cuaca yang berkabut tebal. Namun di kala itu, pendeteksian belum
sampai pada kemampuan mengetahui jarak kapal tersebut.

Pada tahun 1921, Albert Wallace Hull menemukan magnetron sebagai tabung pemancar
sinyal/transmitter yang efisien. Kemudian transmitter berhasil ditempatkan pada kapal kayu dan
pesawat terbang untuk pertama kalinya secara berturut-turut oleh A. H. Taylor dan L. C. Young
pada tahun 1922 dan L. A. Hyland dari Laboratorium Riset kelautan Amerika Serikat pada tahun
1930.
Istilah radar sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah dari
singkatan Inggris RDF (Radio Directon Finding), namun perkembangan radar itu sendiri sudah
mulai banyak dikembangkan sebelum Perang Dunia II oleh ilmuwan dari Amerika, Jerman,
Prancis dan Inggris. Dari sekian banyak ilmuwan, yang paling berperan penting dalam
pengembangan radar adalah Robert Watson-Watt asal Skotlandia, yang mulai melakukan
penelitiannya mengenai cikal bakal radar pada tahun 1915. Pada tahun 1920-an, ia bergabung
dengan bagian radio National Physical Laboratory. Di tempat ini, ia mempelajari dan
mengembangkan peralatan navigasi dan juga menara radio. Watson-Watt menjadi salah satu
orang yang ditunjuk dan diberikan kebebasan penuh oleh Kementrian Udara dan Kementrian
Produksi Pesawat Terbang untuk mengembangkan radar. Watson-Watt kemudian menciptakan
radar yang dapat mendeteksi pesawat terbang yang sedang mendekat dari jarak 40 mil (sekitar
64 km). Dua tahun berikutnya, Inggris memiliki jaringan stasiun radar yang berfungsi untuk
melindungi pantainya.

Pada awalnya, radar memiliki kekurangan, yakni gelombang elektromagnetik yang


dipancarkannya terpancar di dalam gelombang yang tidak terputus-putus. Hal ini menyebabkan
radar mampu mendeteksi kehadiran suatu benda, namun tidak pada lokasi yang tepat. Terobosan
pun akhirnya terjadi pada tahun 1936 dengan pengembangan radar berdenyut (pulsed). Dengan
radar ini, sinyal diputus secara berirama sehingga memungkinkan untuk mengukur antara gema
untuk mengetahui kecepatan dan arah yang tepat mengenai target.

Sementara itu, terobosan yang paling signifikan terjadi pada tahun 1939 dengan ditemukannya
pemancar gelombang mikro berkekuatan tinggi . Keunggulan dari pemancar ini adalah
ketepatannya dalam mendeteksi keberadaan sasaran, tidak peduli dalam keadaan cuaca apapun.
Keunggulan lainnya adalah bahwa gelombang ini dapat ditangkap menggunakan antena yang
lebih kecil, sehingga radar dapat dipasang di pesawat terbang dan benda-benda lainnya. Hal ini
yang pada akhirnya membuat Inggris menjadi lebih unggul dibandingkan negara-negara lainnya
di dunia. Pada tahun-tahun berikutnya, sistem radar berkembang lebih pesat lagi, baik dalam hal
tingkat resolusi dan portabilitas yang lebih tinggi, maupun dalam hal peningkatan kemampuan
sistem radar itu sendiri sebagai pertahanan militer.

Prinsip Kerja
Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target. Ukuran jarak tersebut didapat dengan
cara mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang elektromagnetik selama penjalarannya mulai
dari sensor ke target dan kembali lagi ke sensor.

Berdasarkan Jumlah Antennanya

 Monostatic Radar : Monostatic radar adalah jenis radar yang hanya memiliki sebuah
antenna yang digunakan untuk memancarkan maupun menerima sinyal. Radar ini
memiliki suatu bagian yang disebut duplexer untuk memisahkan antara penerima dan
pemancar. Radar monostatic biasanya menggunakan bentuk gelombang (Waveform)
Namun dapat juga menggunakan CW. Untuk desain radar monostatic CW digunakan
suatu alat yang disebut circulator untuk memisahkan antara gelombang yang
dipancarkan dan diterima. Radar jenis ini mendominasi jenis-jenis radar yang ada saat
ini.

 Bistatic/Multistatic Radar : Bistatic radar merupakan suatu jenis sistem radar yang
komponennya terdiri dari pemancar sinyal (transmitter) dan satu atau lebih penerima
sinyal (receiver), di mana kedua komponen tersebut terpisah. Kedua komponen itu
dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibandingkan dengan jarak target/objek. Objek
dapat dideteksi berdasarkan sinyal yang dipantulkan oleh objek tersebut ke pusat
antena. Berdasarkan pemancarnya radar Bi/Multistatic dapat dibagi lebih lanjut menjadi
dua macam yaitu :

1. Radar Bi-Static Kooperatif : Yaitu radar Bi-static yang pemancarnya sudah terintegrasi
dengan unit radarnya, Contoh dari radar ini cukup banyak, diantaranya adalah radar
OTH (Over The Horizon) seperti Jindalee dan radar Struna-1MU buatan Rusia.
2. Radar Bi-Static Non-Kooperatif : Yaitu Radar Bi-static yang pemancarnya tidak
terintegrasi dengan unit radarnya, misalnya adalah Silent Sentry buatan Lockheed
martin yang memanfaatkan pemancar seperti Stasiun Televisi atau Radio.

3. GPS atau Global Positioning System dalam pengertian sederhana adalah salah satu sistem
yang akan membantu kita untuk mengetahui posisi kita berada saat ini. GPS bekerja
dengan menstransmisikan sinyal dari satelit ke perangkat GPS (handphone atau
Blackberry yang dilengkapi teknologi GPS misalnya). Untuk memperoleh detil posisi
yang seakurat mungkin, GPS sebaiknya digunakan di ruang terbuka Penggunaan GPS di
dalam ruangan, hutan ataupun di tempat yang banyak gedung-gedung tinggi, akan
membuat GPS bekerja kurang akurat.
4. Informasi GPS ditransmisikan oleh beberapa satelit (tiga satelit misalnya) sehingga GPS
receiver mampu mengkalkulasi dan menampilkan seakurat mungkin posisi, kecepatan
dan informasi waktu kepada pengguna GPS.
5. Teknologi GPS pertama kali digunakan oleh United States Departement of Defense
(DOD) untuk kebutuhan militer. Sistem GPS mulai digunakan sejak tahun 1980, namun
pemakaian secara umum oleh publik baru sekira tahun 1990-an.

Keistimewaan GPS adalah mampu bekerja dalam berbagai kondisi cuaca, siang atau malam.
Keakuratan sebuah perangkat GPS bisa mencapai 15 meter, bahkan model terbaru yang
dilengkapi teknologi Wide Area Augmentation System (WAAS) keakuratannya sampai 3 meter

. 2.2.4 Echosounder

2.2.4.1 Definisi Echosounder

Sebuah echosounder ilmiah adalah perangkat yang menggunakan teknologi SONAR untuk
pengukuran bawah air fisik dan biologis komponen-perangkat ini juga dikenal sebagai SONAR
ilmiah. Aplikasi termasuk batimetri, klasifikasi substrat, studi vegetasi air, ikan, dan plankton,
dan diferensiasi massa air.

Echosounder merupakan salah satu teknik pendeteksian bawah air. Dalam aplikasinya,
Echosounder menggunakan instrument yang dapat menghasilkan beam (pancaran gelombang
suara) yang disebut dengan transduser. Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air
dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya
sampai echo kembali dari dasar air.

2.2.4.2 Bagian-Bagian Echosounder

 Time Base

Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk mengaktifkan pemancaran pulsa yang
akan dipancarkan oleh transmitter melalui transducer. Suatu perintah dari time base akan
memberikan saat kapan pembentuk pulsa bekerja pada unit transmitter dan receiver.

 Transmiter
Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan. Suatucperintah dari kotak
pemicu pulsa pada recorder akan memberitahukan kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa
dibangkitkan oleh oscillator kemudian diperkuat oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut
disalurkan ke transducer

 Transducer

Fungsi utama dari transducer adalah mengubah energi listrik menjadi energi suara ketika suara
akan dipancarkan ke medium dan mengubah energi suara menjadi energi listrik ketika echo
diterima dari suatu target. Selain itu fungsi lain dari transducer adalah memusatkan energi suara
yang akan dipantulkan sebagai beam.

Pulsa ditransmisikan secara bersamaan oleh keempat kuadran tetapi sinyal diterima oleh masing-
masing kuadran dan diproses secara terpisah. Keempat kuadran diberi label a – d. Sudut θ pada
satu bidang dibedakan oleh perbedaan fase (a – b) dan (c – d), jumlah sinyal (a + c)
dibandingkan dengan jumlah sinyal (b + d). Sudut φ di dalam bidang tegak lurus terhadap yang
pertama adalah sama dibedakan oleh perbedaan fase antara (a + b) dan (c + d). Kedua sudut
tersebut mendefinisikan arah target yang spesifik (MacLennan dan Simmonds, 2005).

Kesulitan yang dihadapi untuk mengeliminir faktor beam pattern dapat diatasi dengan
menggunakan split beam method. Metode ini menggunakan receiving transducer yang dibagi
menjadi 4 kuadran. Pemancaran gelombang suara dilakukan dengan full beam yang merupakan
penggabungan dari keempat kuadran dalam pemancaran secara simultan. Selanjutnya, sinyal
yang memancar kembali dari target diterima oleh masing-masing kuadran secara terpisah, output
dari masing-masing kuadran kemudian digabungkan lagi untuk membentuk suatu full beam
dengan 2 set split beam. Target tunggal diisolasi dengan menggunakan output dari full beam
sedangkan posisi sudut target dihitung dari kedua set split beam.

Transducer dengan sistem akustik split beam ini pada prinsipnya terdiri dari empat kuadran yaitu
Fore, Aft, Port dan Starboard transducer. Transducer split beam memiliki beam yang sangat
tajam (100) dan mempunyai kemampuan menentukan posisi target dalam bentuk beam suara
dengan baik yaitu dengan mengukur beda fase dari sinyal echo yang diterima oleh kedua belah
transducer (Simrad, 1993).

 Reciever

Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder sebagai pencatat hasil
echo. Sinyal listrik lemah yang dihasilkan oleh transducer setelah echo diterima harus diperkuat
beberapa ribu kali sebelum disalurkan ke recorder. Selama penerimaan berlangsung keempat
bagian transducer menerima echo dari target, dimana target yang terdeteksi oleh transducer
terletak dari pusat beam suara dan echo dari target akan dikembalikan dan diterima oleh keempat
bagian transducer pada waktu yang bersamaan

Split beam echosounder modern memiliki fungsi Time Varied Gain (TVG) di dalam sistem
perolehan data akustik. TVG berfungsi secara otomatis untuk mengeliminir pengaruh attenuasi
yang disebabkan oleh geometrical sphreading dan absorpsi suara ketika merambat di dalam air.
 Recorder

Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo dan juga berperan sebagai
pengatur kerja transmitter dan mengukur waktu antara pemancaran pulsa suara dan penerimaan
echo atau recorder memberikan sinyal kepada transmitter untuk menghasilkan pulsa dan pada
saat yang sama recorder juga mengirimkan sinyal ke receiver untuk menurunkan sensitifitasnya
(FAO, 1983).

2.2.3 RDF

2.2.3.1 Pengertian RDF

RDF (Radio Direction Finder) adalah pesawat radio pencari arah yang dioperasikan melalui
penerimaan gelombang elektromagnetik oleh pemancar yang dipancarkan oleh stasiun pemancar.

2.2.3.2 Prinsip Kerja RDF

Antena pesawat Radio Direction Finder (RDF) akan menerima gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan oleh stasion pemancar. Oleh karena antena itu merupakan suatu penghantar yang
baik maka gelombang elektromagnetik dari pemancar yang diterima oleh antena akan
membangkitkan arus gelombang yang getarannya sama dengan getaran gelombang
elektromagnetik dari pemancar.

Bila bidang bingkai antena searah dengan arah datangnya isyarat dari pemancar maka tegangan
yang dijangkitkan dalam antena akan maksimum dan bila bidang bingkai antena diputar 90 o tidak
searah lagi dengan arah datangnya isyarat maka tidak ada tegangan yang terjangkit dalam
antenna dan isyarat tidak akan terdengar isyarat yang diterima oleh antenna diteruskan ke kotak
penerima dan arah pemancar akan berada pada suara yang terkeras. Karena petunjuk arah
dihubungkan dengan antena maka arah datangnya isyarat dapat dibaca pada indikatornya.

Pada sistem dua bingkai, bingkai yang satu mengarah ke haluan dan buritan sedangkan yang lain
ke sisi iri dan kanan pada kapal. Ujung masing-masing bingkai dihubungkan pada dua buah
kumparan yang terpisahkan dan berkedudukan tegak lurus satu sama lain di dalam pesawat
penerima. Bila pemancar berada antara dua bingkai itu maka kedua bingkai itu akan
menghasilkan tegangan yang menimbulkan medan magnit. Tiap medan magnit akan
menggambarkan sebagai vektor, jumlah vektor itulah menunjukkan arah tempat di mana
pemancar berada.
2.2.3.2 Pengoperasian RDF

Menghidupkan atau mematikan dan mengoperasikan atau menggunakan

pesawat R.D.F pada prinsipnya sama dengan peralatan radio lainnya.

Cara menghidupkan :

 Hubungkan pesawat dengan jala-jala listrik agar pesawat mendapat tenaga dengan
menempatkan switch pada kedudukan ON.
 Tunggu beberapa menit sampai pesawat mendapat panas yang cukup dan kemudian
tempatkan power switch pada keduudkan yang dikehendaki menurut jumlah voltage yang
masuk.
 Tombol-tombol diatur pada kedudukan yang diperlukan untuk mendapat arah stasionnya.

Menggunakan pesawat R.D.F

Sebelum mengoperasikan/menggunakan pesawat R.D.F harus hafal namanama tombol serta


kegunaannya. Hal ini adalah untuk memudahkan dalam mengoperasikannya.

 Letakkan power switch pada kedudukan 1,2,3 menurut jumlah voltage yang masuk.
 Letakkan sistem switch pada kedudukan receiver.
 Tempatkan band switch pada band yang dikehendaki kalau untuk radio beacon tempatkan
pada band 1 dan kalau untuk broad cast tempatkan pada band 2.
 Letakan wave form switch menurut mode isyarat yang dikehendaki

(lihat kegunaan masing-masing kedudukan).

 Carilah frekuensi gelombang radio yang akan dibaring dengan menggunakan tombol
tuning.
o Tombol auto frekuensi gain dan receiver frekuensi diatur sampai mendapatkan
volume suara yang baik.
o Apabila diagram angka delapan yang terlihat pada tabir terlampau pendek, maka
tombil radius diatur pelan-pelan sampai panjang yang dikehendaki.
o Dalam mendapatkan diagram angka delapan diusahakan sampai dapat membentuk
satu garis lurus dengan menggunakan tombol fine control.

Cara mematikan :

Untuk mematikan RDF setelah digunakan maka tombol-tombol seperti AF gain, RF gain radius
ditempatkan pada kedudukan minimum.
SONAR (Sound Navigation And Ranging)

Jumat, 16 November 2012

Istilah SONAR merupakan singkatan dari Sound Navigation And Ranging. Sonar adalah suatu
metode yang memanfaatkan perambatan suara didalam air untuk mengetahui keberadaan
obyek yang berada dibawah permukaan kawasan perairan. Secara garis besar sitem kerja
sebuah peralatan sonar adalah mengeluarkan sumber bunyi yang akan menyebar didalam air.
Bunyi ini akan dipantulkan oleh obyek didalam air dan diterima kembali oleh sistem sonar
tersebut. Berdasarkan penghitungan kecepatan perambatan suara didalam air maka letak
obyek didalam air tersebut dapat diketahui jaraknya dari sumber suara. Pada peralatan sonar
yang lebih canggih, bentuk fisik ataupun bahan pembentuk obyek itu dapat diketahui juga.

Lalu, sejak kapan sonar sudah digunakan orang?

Leonardo da Vinci, pembuat lukisan Monalisa yang terkenal itu, pernah membuat catatan
harian yang menyatakan seperti ini : "Dengan menempatkan ujung pipa yang panjang didalam
laut dan ujung lainnya di telinga Anda, maka Anda dapat mendengarkan kapal-kapal laut di
kejauhan". Catatan ini dibuat pada tahun 1490. Berdasarkan catatan ini dapat dipastikan bahwa
pada tahun tersebut sonar sudar dikenal orang. Penggunaan sonar seperti ini disebut dengan
Sonar Pasif (Passive Sonar). Karena kita hanya menangkap bunyi yang dihasilkan oleh suatu
obyek dibawah permukaan air, bukan merupakan pantulan bunyi yang kita buat seperti pada
peralatan sonar jaman sekarang.

Penelitian tentang perambatan suara didalam air yang merupakan prinsip dasar sonar
dilanjutkan Daniel Colloden. Pada tahun 1822 beliau menggunakan sebuah lonceng bawah air
untuk menghitung kecepatan perambatan suara didalam air. Percobaan ini dilakukan di Danau
Geneva, Swiss. Lalu penelitian selanjutnya dilakukan juga oleh Lewis Nixon. Pada percobaannya
di tahun 1906, Lewis sudah menggunakan sistem sonar aktif. Penelitiannya ini sebenarnya
bertujuan untuk mengukur puncak sebuah gunung es. Pada tahun-tahun berikutnya penelitian
tentang sonar semakin berkembang maju. Terutama untuk tujuan kepentingan pihak militer.
Terlebih ketika kapal selam mulai banyak digunakan dalam pertempuran di laut. Di bidang
militer, peralatan sonar yang berfungsi sebagai pendeteksi keberadaan sebuah kapal selam
dibuat oleh Paul Langevin pada tahun 1915.

Pada masa perang dunia pertama, pendeteksian keberadaan kapal selam musuh dapat
diketahui dengan penempatan 12 Hydrophone (alat ini bekerja seperti microphone) yang
diletakkan memanjang pada bagian bawah kapal laut. Ini bertujuan untuk menangkap sinyal
suara yang berasal dari kapal selam. Pada masa itu orang belum menaruh perhatian
penggunaan sonar pada bidang lain selain untuk kepentingan militer.

Pada saat perang dunia kedua berkecamuk, perkembangan peralatan sonar sudah semakin
maju. Bahkan sonar juga mulai dipasang pada torpedo. Sistem sonar dapat menuntun torpedo
ini meluncur kearah kapal musuh sebagai obyek tembak. Dan hasilnya jauh lebih akurat
dibanding torpedo yang tidak dilengkapi dengan sistem sonar. Pada waktu itu, kemajuan ini
benar-benar merupakan penemuan yang hebat.

Penggunaan teknologi sonar untuk kepentingan sipil mulai terlihat perkembangannya pada era
1970an. Pada waktu itu mulai diadakan pembuatan sistem sonar yang disebut Analog Echo
Integrator, dan Echo Counter. Peralatan ini sangat berguna untuk menentukan stok persediaan
ikan di suatu kawasan perairan. Tidak lama kemudian beberapa negara seperti Amerika,
Jepang, Norwegia, dan Jerman mulai mengembangkan peralatan Digital Echo Integrator Dual
Beam Acoustyc System, Quasy Ideal Beam System, dan Split Beam Acoustic System yang
semakin bisa keakuratan data bagi banyak penelitian sumber daya kelautan yang makin giat
dilakukan oleh banyak negara. Penelitian sumberdaya kelautan ini misalnya bertujuan untuk
menganalisa dampak lingkungan dalam exploitasi sumber laut, pemetaan dasar laut (Sea Bed
Maping), menentukan lokasi pembangunan jaringan pipa atau kabel di dasar laut, menentukan
lokasi pembuatan bangunan fisik ditengah laut, pencarian sumber-sumber mineral,
mengindentifikasikan jenis lapisan didasar laut, pengukuran kedalam suatu kawasan perairan,
dan banyak lagi.

Bagaimana penggunaan teknologi sonar di Indonesia? Seperti pada awal sejarah penggunaan
sonar, di Indonesia pun sistem sonar digunakan pertama kali di bidang militer. Itu terjadi sejak
pemerintahan Presiden Soekarno banyak membeli kapal-kapal perang beberapa negara seperti
Amerika, Rusia, Italia dan Belanda pada tahun 1960an.

Kabarnya sampai sekarang belum ada usaha-usaha yang serius dari pemerintah atau swasta di
Indonesia yang mau melakukan penelitian untuk mengembangkan teknologi ini. Sangat
disayangkan bila kabar ini memang benar. Sebab seperti kita ketahui, laut di Indonesia memiliki
2/3 luas yang lebih besar dibanding luas daratannya. Kawasan laut seluas ini seharusnya bisa
dikelola dengan cara-cara yang profesional. Salah satunya adalah mengembangkan teknologi
secara mandiri untuk menunjang tugas-tugas pengelolaan kawasan perairan kita, baik untuk
kepentingan di bidang sipil maupun militer (pertahanan). Sehingga kita bisa segera melepaskan
ketergantungan pada teknologi dari negara-negara maju.

Anda mungkin juga menyukai