PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sekitar 62% wilayah negara Indonesia adalah lautan. Oleh karena itu,
perusahaan pembuat alat transportasi laut harus mematuhi standar yang telah
radio dan elektronik kapal. Hal ini terverifikasi dengan sertifikasi setelah
kapal mencakup life jacket, life buoy, life raft, life boat, dan peralatan
keselamatan lainnya.
Pembuat alat transportasi laut, atau biasa disebut kapal, harus teliti
barang yang dimuat, dan hukum laut. Kapal yang digunakan harus memenuhi
mengenal kapan, di mana, dan siapa yang akan terkena musibah. Oleh karena
itu, alat keselamatan di kapal harus siap digunakan kapan saja. Contoh
keadaan darurat di kapal meliputi kandas, kebakaran, orang jatuh dari kapal,
pencemaran di laut, dan sebagainya. Penggunaan alat keselamatan yang
memenuhi standar dimaksudkan untuk setiap orang yang naik di kapal dan
berada dalam situasi darurat atau bahaya agar dapat menyelamatkan orang
lain maupun diri sendiri dengan cepat dan tepat tanpa harus menjadi korban
saat proses penolongan. Oleh karena itu, tujuan standarisasi alat keselamatan
keselamatan, tetapi juga pengguna yang harus memiliki sertifikasi BST dan
sesuai SOLAS agar mampu menggunakan alat keselamatan dengan benar dan
Sekoci adalah salah satu bagian penting yang wajib ada dalam
dalam perlengkapan dan peralatan kapal, termasuk sekoci. Saat ini, sekoci
tidaklah dibuat dari bahan logam ataupun kayu yang cukup berat, yang perlu
peralatan khusus. Di era saat ini, sekoci dibuat dengan bahan sintetis yang
kuat dan ringan, serta tahan terhadap cuaca. Meskipun demikian, sekoci
dirawat. Hal ini sangat penting di kapal, karena kegagalan dalam mengatasi
(Kuncowati, 2016).
Saat sekoci penolong tidak didukung oleh ketersediaan spare part di kapal,
sering terjadi kerusakan pada sekoci dan dewi-dewi sekoci. Bagian David
Hom yang tidak berfungsi optimal ketika sekoci dioperasikan selama latihan
atau saat inspeksi dilakukan oleh Port State Control (PSC), dan kekurangan
spare part untuk bagian-bagian sekoci dan dewi-dewi sekoci yang ada di
penggunaan. Mereka juga harus memperhatikan spare part yang mudah rusak
dewi atau lambung kapal. xxx Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
B. Batasan Masalah
Keselamatan di Kapal
C. Rumusan Masalah
kapal?
b. Bagaimana upaya yang dilakukan saat dijumpai kendala dalam
D. Tujuan Penelitian
di kapal
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
tepat untuk menyelamatkan kru kapal agar siap digunakan dalam keadaan
2. Manfaat praktis
alat keselamatan
b) Manfaat bagi institusi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang menggabungkan
metode observasi,
dokumentasi, dan
wawancara secara
bahwa peralatan
penelitian menyatakan
bahwa perawatan sekoci
sumbangan relatif
efektif
sebesar 13,64%.
darurat nantinya
penulisan yang diambil dari berbagai sumber sastra yang tergabung dalam
diskusi karya ilmiah ini. Dengan demikian, diharapkan akan lebih banyak
kontribusi yang dapat diperoleh dari diskusi tersebut untuk menyempurnakan
penolong, sekoci dapat digunakan pada saat situasi darurat. Selain itu, tujuan
B. Landasan Teori
1) Pengecekan
atau riset yang bertujuan untuk mengecek kebenaran atau kondisi suatu
tergantung pada apa yang ingin kita periksa. Kita melakukannya secara
dengan standar atau peraturan yang berlaku. Hasil dari pengecekan dapat
proses yang penting dalam berbagai konteks, baik itu dalam bidang
interval waktu yang tetap atau teratur. Ini menunjukkan bahwa kegiatan,
peristiwa, atau proses tertentu terjadi dengan pola yang konsisten pada
secara berkala memiliki jadwal atau pola yang dapat diprediksi dan
berulang.
tugas tersebut dengan jadwal atau frekuensi yang teratur, mungkin setiap
ini bisa berupa harian, mingguan, bulanan, tahunan, atau dalam interval
3) Keselamatan di kapal
Keselamatan jiwa di laut tidak semata-mata tergantung pada kapal,
awak kapal, dan peralatan, akan tetapi terutama pada kesiapan peralatan
darurat..
ditempatkan di air dengan cepat dan aman dalam kondisi trim yang
4) Sekoci Penolong
baik yang kokoh maupun yang dapat dipompa udara, yang dirancang
kapal yang lebih besar untuk digunakan oleh penumpang dan awak kapal
mengalami kondisi darurat. Sekoci ini merupakan kapal yang lebih kecil
Menurut bab III SOLAS, terdapat berbagai macam jenis sekoci dan
a) Jenis Sekoci
angin kencang, dan cuaca buruk. Selain itu, jenis sekoci ini
kapal.
manfaat saat cuaca buruk atau hujan, dan risiko air masuk ke
tertutup.
pennya.
jam.
mengelilingi sekoci.
persyaratan.
air.
pada sekoci.
c) Persyaratan Sekoci
merupakan persyaratan.
dijadwalkan.
diantaranya :
1) Tenaga Penggerak
Menggunakan motor
2) Kontruksi Sekoci
Kayu
Sintesis fiberglass
pengecekan ialah :
tiba tiba
berikut:
a) Tiap minggu
Melakukan pemeliharaan dan inspeksi terhadap alat penggerak
memverifikasi kinerjanya.
b) Tiap 3 bulan
manifold
c) Tiap 6 bulan
Melakukan pengecekan lub oil mesin dan gear box, pipa, cek
dan jika latihan tidak dapat dilaksanakan, alasan untuk hal tersebut
station) harus terdiri dari tujuh atau lebih tiupan pendek diikuti oleh
dipersiapkan untuk situasi darurat dengan pengikatan yang kuat dan aman di
dalam sekoci. Pengikatan ini harus dipastikan tidak mengganggu alat pengangkat
atau menghambat akses bagi penumpang. Semua perlengkapan yang ada dalam
sekoci harus ringan dan mudah diatur untuk memudahkan penggunaan dalam
latihan atau keadaan darurat, serta agar sekoci tidak terlalu berat.
atas Kapal
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1) Metode Kualitatif
pendekatan studi kasus, di mana fokus penelitian ditujukan pada aspek khusus
insiden yang terjadi saat menggunakan sekoci penolong dalam situasi darurat
objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini penting agar data dapat
diolah dan disajikan dengan akurat sesuai dengan gambaran dan perspektif
yang sebenarnya.
2) Teknik pengumpulan data
observasi. Namun demikian, tidak ada satu teknik pun yang dianggap
teknik pengumpulan data agar saling melengkapi satu sama lain demi
B. Lokasi Penelitian
1) Waktu Penelitian
atas kapal selama sekitar 12 bulan. Tujuan dari praktek ini adalah
2) Tempat Penelitian
menyelesaikan Pendidikan.
1) Metode Wawancara
SOLAS?
2) Metode Observasi
teori yang relevan. Tujuan metode ini adalah untuk menguraikan dengan detail
pada metode pengumpulan data dan analisis yang digunakan, yang melibatkan
pengumpulan data yang relevan, akurat, dan identifikasi data yang ada. Data
yang terkumpul kemudian dianalisis untuk mencapai gambaran yang lebih jelas
maupun hasil akhirnya. Tidak semua sekoci di atas kapal memiliki kualitas
yang memadai untuk digunakan dalam keadaan darurat, oleh karena itu,
penting untuk memahami penyebab dan tindakan yang harus diambil oleh
nahkoda atau perwira senior di atas kapal guna mencegah masalah ini. Analisis
data mengenai permasalahan yang terjadi akan dibahas lebih lanjut pada bagian
selanjutnya.
SEMARANG).
Semarang.
RAMADHANI, N. (2023). OPTIMALISASI PERAWATAN SEKOCI
PELAYARAN JAKARTA).
Jusuf, E., Tiong, P., Baharuddin, S. M., & Soemaryo, P. (2022). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Pradina Pustaka.
Prahendratno, A., Pangarso, A., Siswanto, A., Setiawan, Z., Sepriano, S., Munizu, M., ...
& Solehati, A. (2023). MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA: Kumpulan Teori &
Contoh Penerapannya. PT Sonpedia Publishing Indonesia.