Anda di halaman 1dari 15

Efektifitas Teknologi Akustik Bawah Air Untuk Perairan Indonesia

Terhadap Pelanggaran Kapal Selam Asing


Aphit Setiyatmoko1, Tasdik Mustika Alam2, Henry M Manik3
123
Politeknik Angkatan Laut Program Magister Terapan Prodi Strategi Operasi Laut, Jakarta Indonesia
e-mail: aphit.setiyatmoko@tnial.mil.id

Received: 10-07-2020, Accepted: 16-11-2020

Abstrak
Teknologi akustik bawah air merupakan gelombang suara yang digunakan untuk
mendeteksi keberadaan benda di air yang rata-rata digunakan untuk kepentingan data
rahasia untuk tujuan tertentu dan dimanfaatkan untuk kepentingan yang dianggap
mengamankan keadaan air laut di sekitarnya. Gelombang suara akan mengenai obyek
sebagai sasaran untuk diketahui posisi/letak di perairan dalam atau dangkal. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh efektivitas teknologi akustik terhadap potensi
pelanggaran kapal selam asing yang memasuki wilayah NKRI. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dan dilaksanakan di Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan
Laut (Pushidrosal). Sampel penelitian adalah personel Pushidrosal sebanyak 76 orang
yang memiliki kualifikasi Surveyor Hidrografi. Hipotesis penelitian adalah Terdapat
pengaruh positif dan signifikan secara simultan efektivitas teknologi akustik terhadap
potensi pelanggaran kapal selam asing. Pengumpulan data untuk variabel menggunakan
metode kuesioner (angket) dengan skala Likert. Keabsahan data diperoleh melalui uji
validitas dan reliabilitas. Pengujian persyaratan analisis menggunakan uji asumsi klasik
yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas dengan
menggunakan tool software SPSS 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara variabel Efektivitas terhadap variabel potensi
pelanggaran kapal selam dapat dijawab dengan melihat hasil dari t hitung > ttabel (1.763 >
1,666). Sehingga dapat membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara efektivitas terhadap potensi pelanggaran kapal selam sebesar 26,7%. Besarnya
pengaruh tersebut meskipun kecil namun menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kriteria
atau ukuran efektivitas mampu mempengaruhi potensi pelanggaran kapal selam dalam
waktu tertentu.
Kata kunci: efektivitas, teknologi akustik, pelanggaran kapal selam asing
Abstract
Underwater acoustic technology is sound waves that are used to detect the presence of
objects in the water which on average are used for confidential data purposes for certain
purposes and are used for purposes that are considered to safeguard the surrounding sea
water. Sound waves will hit the object as a target to determine the position / location in
deep or shallow water. This study aims to examine the effect of the effectiveness of acoustic
technology on potential violations of foreign submarines entering the Republic of Indonesia.
This research used quantitative methods and was carried out at the Indonesian Navy's
Center for Hydrography and Oceanography (Pushidrosal). The research sample was 76
Pushidrosal personnel who had the qualifications of the Hydrographic Surveyor. The
research hypothesis is that there is a positive and significant effect simultaneously the
effectiveness of acoustic technology on potential violations of foreign submarines.
Collecting data for variables using a questionnaire method (questionnaire) with a Likert
scale. The validity of the data was obtained through validity and reliability tests. Testing
requirements analysis using the classical assumption test which includes normality test,
multicollinearity test, and heteroscedasticity test using the SPSS 25 software tool. The

229│Jurnal Maritim Indonesia│Desember 2020, Volume 8 Nomor 2


results show that there is a positive and significant influence between the effectiveness
variable on the potential submarine violation variable. It can be answered by looking at the
results of tcount > t table (1.763> 1.666). So that it can prove that there is a positive and
significant influence between the effectiveness of potential submarine violations by 26.7%.
The magnitude of this influence, although small, shows that the factor that becomes the
criterion or measure of effectiveness is able to influence the potential for submarine
violations within a certain time.
Keywords: effectiveness, acoustic technology, foreign submarine breaches

Pendahuluan
ALKI I sebagai jalur yang padat tentunya mendeteksi keberadaan kapal selam asing
harus aman dari adanya ancaman terhadap tersebut di kedalaman wilayah perairan
laporan kapal selam asing yang masuk di ALKI I untuk menjaga dari ancaman bahaya
perairan Indonesia ALKI I bila keberadaan kapal selam asing yang
melaksanakan aktifitas latihan perang, memasuki perairan tersebut.
eksplorasi sumberdaya laut dan aktifitas Peralatan yang digunakan untuk
lainnya yang melanggar UU. Seiring dengan mendeteksi obyek di bawah laut dengan
perkembangan zaman untuk alutsista TNI teknologinya yaitu dengan menggunakan
saat ini sudah banyak yang memiliki gelombang akustik membutuhkan data
kemampuan dan spesifikasi modern dan hidro-oseanografi sangat penting untuk
canggih yang dioperasikan dan dikontrol diolah dan diteliti hasil olahannya tersebut
secara digital. agar dapat digunakan aplikasinya di
Selat Sunda dan Selat Malaka sebagai perangkat yang dipasang di dalam laut
perairan wilayah Indonesia ALKI I di bagian dengan kedalaman tertentu.
selatan dan utara merupakan choke point Penelitian ini untuk menganalisis
internasional perlu dijamin keamanannya pengaruh efektivitas teknologi akustik
terhadap adanya ancaman dari lingkupan terhadap potensi pelanggaran kapal selam
atas air dan dari bawah air. Ancaman yang asing. Metode penelitian yang digunakan
besar dari bawah air adalah masuknya adalah metode deskriptif kuantitatif. Data
kapal selam asing melalui perairan tersebut diperoleh dari kuesioner. Sumber data
tidak terdeteksi oleh perangkat IMSS yang diperoleh dari responden di Pushidrosal.
ada di darat. Hal ini akan memberikan Analisis data dilakukan dengan teknik
informasi yang kurang pasti terhadap kapal analisis interaktif, meliputi pengumpulan
yang akan berlayar di permukaan dan juga data, penyajian data, kondensasi data dan
bagi keamanan wilayah perairan Indonesia kesimpulan. Tujuan dari penelitian ini agar
khususnya di ALKI I. Oleh karena itu dapat memberikan kesimpulan tentang
perlunya adanya perangkat untuk pengaruh efektivitas teknologi akustik

Efektifitas Teknologi Akustik …..│Aphit, Tasdik, Henry│230


terhadap potensi adanya pelanggaran kapal perambatannya di air laut. Dengan demikian,
selam asing yang memasuki wilayah NKRI. dalam Akustik Kelautan ini proses
pembentukan gelombang suara sifat-sifat
Bahan dan Metode
perambatannya, serta proses-proses
Teknologi Akustik
selanjutnya hanya dibatasi pada, medium air
Akustik bawah air merupakan suatu bidang
laut, bukan air secara keseluruhan seperti
ilmu yang mempelajari pemanfaatan
halnya pada Akustik Bawah Air (Underwater
gelombang akustik sebagai media propagasi
Acoustics). Teknologi akustik juga digunakan
di bawah air. Pemanfaatan teknologi ini
unruk penentuan posisi dan navigasi bagi
meliputi aplikasi penggunaan sonar di kapal
wahana bawah air, seperti pada kapal selam,
selam sebagai alat untuk mendeteksi obyek
Autonomous Underwate Vehicle (AUV), dan
di bawah laut, eksplorasi ataupun sebagai
bagi penyelam. Posisi ditentukan dengan
alat pertahanan di bidang militer dan alat
mengacu pada stasiun basis yang
pendeteksi bahaya (early warning system).
memancarkan pulsa akustik (ping), di mana
Pada sistem akustik bawah air, umumnya
pulsa ini mengaktifkan transponder dan
terdapat transducer yang berfungsi sebagai
setelah beberapa saat akan merespons
transmitter atau pemancar sinyal akustik
dengan ping lainnya, biasanya dengan
serta receiver atau penerima sinyal akustik.
frekuensi yang berbeda, yang kemudian
Sistem komunikasi akustik bawah air
diterima di stasiun basis. Jarak antara stasiun
merupakan media komunikasi yang sangat
basis ke transponder dapat ditentukan
kompleks. Hal ini dikarenakan media bawah
dengan selisih waktu pemancaran dan
air memiliki pantulan sinyal dari dasar serta
penerimaan dengan mengetahui atau
dari permukaan air (multipath), absorpsi
mengasumsikan kecepatan suara dalam air.
dengan segala masalah yang ditimbulkan
Apabila transponder ditempatkan pada dua
oleh kondisi fisik dari kanal. Propagasi akustik
atau lebih posisi maka posisi dalam ruang 3-
bawah air dapat bekerja dengan baik pada
dimensi dapat ditentukan dengan metode
frekuensi rendah yaitu 10-15 KHz dengan
triangulasi. Tentunya dengan semakin
kecepatan suara di air sebesar 1500 m/s.
banyak transponder yang digunakan semakin
Kanal akustik bawah air terbagai kedalam
akurat posisi yang diperoleh. Perkembangan
tiga bagian yaitu laut dalam (Deep Water),
terkini penentuan posisi bawah air antara lain
kedalaman sedang (Medium) serta laut
meliputi pemanfaatan Long Base Line
dangkal (Shallow Water).
System (LBL) serta integrasi GPS dan sistem
Akustik Kelautan yang dalam bahasa
navigasi inersia untuk meminimalkan jumlah
Inggrisnya disebut “Marine Acoustics”, adalah
transponder yang digunakan (Larsen 2000).
teori tentang Gelombang suara/akustik dan

231│Jurnal Maritim Indonesia│Desember 2020, Volume 8 Nomor 2


Diketahui bahwa suara merambat sangat dеngаn menggunakan split beam system,
baik dalam medium air dan dari kombinasi dараt јugа digunakan untuk menghitung
pengaruh suhu dan tekanan terhadap target strength, kecepatan jelajah serta arah
kecepatan suara dalam air, sehingga pergerakan dаrі ѕuаtu objek.
membentuk saluran suara (acoustic Akustik pasif merupakan ѕuаtu aksi
waveguide). Saluran suara ini dimanfaatkan mendengarkan gelombang suara уаng
dengan baik oleh kapal selam, paus dan datang dаrі berbagai objek pada kolom
mamalia laut lainnya untuk berkomunikasi perairan, bіаѕаnуа suara уаng diterima pada
jarak jauh, ribuan kilometer, dengan efektif frekuensi tertentu ataupun frekuensi уаng
(Abileah, et al. 1996). Selain itu, sifat suara ini spesifik untuk berbagai analisis. Pasif akustik
dapat dimanfaatkan dalam komunikasi antar dараt digunakan untuk mendengarkan
peralatan observasi laut (modem bawah air), ledakan bаwаh air (seismic), gempa bumi,
misalnya untuk keperluan deteksi dini letusan gunung berapi, suara уаng dihasilkan
tsunami, yakni antara seismometer yang di оlеh ikan dan hewan lainnya, aktivitas kapal-
pasang di dasar perairan pada kedalaman kapal ataupun ѕеbаgаі peralatan untuk
ratusan bahkan ribuan meter dengan mendeteksi kondisi dі bаwаh air (hidroakustik
pelampung permukaan, atau sebaliknya. untuk mendeteksi ikan)
Modem suara bawah air telah berkembang
Efektivitas
baik dengan laju pengiriman data tertinggi
Penetapan strategi suatu pekerjaan
dapat mencapai 38.400 baud (LinkQuest
secara tim ataupun organisasi selalu memiliki
2011).
ukuran tingkat keberhasilan yang telah
Akustik aktif memiliki arti уаіtu dараt
ditentukan. Tanpa adanya ukuran
mengukur jarak dаrі objek уаng dideteksi dan
keberhasilan, suatu tim baik secara individu
ukuran relatifnya dеngаn menghasilkan pulsa
atau organisasi akan mengalami kesulitan
suara dan mengukur waktu tempuh dаrі pulsa
dalam mengevaluasi sejauh mana individu
tеrѕеbut sejak dipancarkan ѕаmраі diterima
atau organisasi dalam suatu kegiatan operasi
kembali оlеh alat serta dihitung bеrара
tersebut dikatakan efektif.
amplitudo уаng kembali. Akustik aktif
Menurut Moeheriono menyatakan bahwa
memakai prinsip dasar SONAR untuk
efektivitas adalah suatu indikator dalam
pengukuran bаwаh air. Akustik aktif seperti
mengukur derajat kesesuaian berupa output
split-beam system dараt mendeteksi
(keluaran) yang dihasilkan guna mencapai
organisme уаng berukuran kecil (contohnya:
sesuatu sesuai keinginan (Jakarta: Rajawali
krill), dеngаn tаnра batasan ukuran. Posisi
Pers, 2014). Indikator mengenai efektivitas
dаrі ikan dараt dideteksi secara akurat
menjawab pertanyaan mengenai apakah

Efektifitas Teknologi Akustik …..│Aphit, Tasdik, Henry│232


yang kita lakukan itu sudah benar. bahwa efektivitas mengacu kepada
Selanjutnya dalam mengukur suatu kegiatan tercapainya tujuan atau sasaran yang telah
tersebut agar dapat dinilai efektif yaitu ditentukan. Sehingga dalam penelitian ini,
dengan pengukuran sebagai berikut: peneliti ingin melihat sampai sejauh mana
1) Mendefinisikan suatu outcome (hasil) efektivitas teknologi Remote Sensing
dari kegiatan yang ingin dicapai. terhadap operasi survei dan pemetaan
2) Ukur kinerja kegiatan yang berkaitan Pushidrosal. Tingkat efektivitas tersebut
dengan pencapaian hasil yang diinginkan. dibangun dengan parameter sebagai berikut:
3) Laporkan kepada decision maker (para 1) Akses data mudah;
pengambil keputusan) agar bisa 2) Waktu lebih cepat;
mengambil tindakan berdasarkan 3) Data yang diperoleh akurat;
informasi yang diberikan. 4) Pengolahan data mudah;
5) Ketelitian tinggi;
Sedangkan efektivitas menurut Gibson,
6) Data yang diperoleh dapat dianalisa;
Ivancevich, Donnelly dan Konopaske
dan
menyatakan bahwa sumber efektivitas
7) Biaya operasional lebih murah.
adalah hubungan langsung antara fungsi
manajemen (planning, organizating, leading Dalam penelitian ini diteliti mengenai
dan controlling) dengan organisasi. Dengan pengaruh efektivitas dan kemanfaatan
pelaksanaan tiap-tiap individu, kelompok dan teknologi akustik dalam penerapan terhadap
organisasi yang efektif maka akan adanya pelanggaran kapal selam asing yang
menghasilkan fungsi manajemen yang memasuki wilayah NKRI. Dengan bantuan
efektif. Efektivitas organisasi ini dapat diukur personil Pushidrosal untuk melaksanakan
atau berdasarkan kriteria dari misi dan tujuan penelitian terhadap besarnya pengaruh
dari organisasi, metode dan proses teknologi akustik dalam menunjang
pelaksanaan, pengaruh kesatuan yang keamanan wilayah NKRI dari potensi adanya
terpusat, dan kinerja standar organisasi. pelanggaran kapal selam asing.
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk
Hasil Dan Pembahasan
mencapai tujuan atau sasaran yang telah
Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL
ditentukan didalam setiap kegiatan ataupun
(Pushidrosal) dalam satuan kerja terkait yaitu
program. Dikatakan efektif apabila tercapai
Disveranautikas, Satuan Survei, Dishidro dan
tujuan ataupun sasaran seperti yang telah
Dispeta sebagai bagian yang berhubungan
ditentukan.
dengan objek penelitian yaitu pemanfaatan
Berdasarkan teori para ahli tersebut diatas
teknologi akustik untuk perairan Indonesia
tentang efektivitas maka dapat disimpulkan

233│Jurnal Maritim Indonesia│Desember 2020, Volume 8 Nomor 2


terhadap potensi adanya pelanggaran kapal Sunda yang berupa data salinitas,
selam asing. temperatur, kecepatan perambatan suara
Adanya potensi pelanggaran kapal selam dalam air maka akan didapatkan posisi
asing maka metode pengamanan yang penempatan sensor yang diharapkan mampu
dimaksud adalah dengan meningkatkan mendeteksi seluruh area perairan selat
kemampuan pengawasan bawah permukaan Sunda sehingga menghasilkan pengamanan
untuk mendeteksi kehadiran kapal selam yang optimal karena dapat dilakukan
asing pada choke point dalam hal ini perairan sepanjang waktu tanpa memerlukan
ALKI I. Mengingat kemampuan kehadiran kehadiran Kapal Perang Republik Indonesia
dan sistim pendeteksian kapal permukaan (KRI) yang membutuhkan dana operasional
yang terbatas serta adanya keterbatasan yang cukup besar.
anggaran militer saat ini yang sulit untuk
mampu membeli kapal selam guna
memperkuat kemampuan pengawasan
bawah permukaan, maka pendeteks'an kapal
selam asing di perairan ALKI I dapat
dilakukan dengan memasang peralatan
sensor akustik karena perairan ALKI I adalah
salah satu perairan yang sangat strategis dan
Gambar 1. Peta ALKI
diduga sebagai salah satu pintu utama Sumber: Dishidros 2011
masuknya kapal selam asing ke wilayah
Peraturan pemerintah ini menetapkan 3
perairan Indonesia khususnya Selat Sunda.
(tiga) Alur Laut Kepulauan Indonesia yang
Guna memonitor aktifitas kapal-kapal asing,
dapat dipergunakan untuk melaksanakan hak
terutama keberadaan kapal selam yang
lintas damai dan lintas transit, mencakup
melintas perairan indonesia, dibutuhkan
wilayah pelayaran:
suatu alat monitoring. Melalui pemanfaatan
1) ALKI-I. Melalui bagian Utara bercabang
teknologi akustik dengan mengunakan Sound
menuju Singapura dan menuju Laut Cina
Navigation and Ranging (SONAR) aktif,
Selatan.
dengan cara memasang tranduser di perairan
2) ALKI - II. Melalui Selat Lombok menuju
ALKI I yang dapat memancarkan dan
Laut Sulawesi.
menerima gelombang akustik terhadap
3) ALKI - III Di bagian Selatan bercabang
pantulan objek yang dicurigai sebagai kapal
tiga menjadi dan dibagian Utara bercabang
selam. Dengan memperhatikan kondisi
menuju Laut Sulawesi dan Samudra Pasifik.
oseanografi perairan ALKI I khususnya selat

Efektifitas Teknologi Akustik …..│Aphit, Tasdik, Henry│234


Untuk dapat melaksanakan deteksi bawah Berdasarkan tabel hasil uji normalitas
air digunakan suatu instrumen yang disebut dapat dilihat bahwa nilai asymp.sig memiliki
sonar. Sonar (Sound Navigation and Ranging) nilai 0,200 dan nilai ini lebih besar dari 0,05.
adalah sistem penginderaan bawah air dengan Sehingga dengan demikian dapat dikatakan
menggunakan gelombang suara (akustik). bahwa model regresi memiliki distribusi yang
Pada awal pengembangannya sistem sonar ini normal.
lebih banyak digunakan dalam bidang militer
Uji Multikolinieritas
terutama pada awal perang dunia II dimana
Pengujian Multikolineritas bertujuan untuk
peperangan bawah air mulai menjadi taktik
menguji apakah pada model regresi
utama pertempuran laut untuk menghancurkan
ditemukan adanya korelasi antar variabel
kekuatan lawan. Sonar dapat dipakai pada
bebas. Model regresi yang baik seharusnya
lunas kapal atas air maupun pada kapal selam
tidak terjadi korelasi antar variabel bebas.
untuk mendeteksi adanya kapal selam musuh
Jika dalam model regresi yang terbentuk
guna mendukung peperangan bawah air.
terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna
Uji Normalitas diantara variabel bebas maka model regresi
Uji normalitas untuk menguji apakah dalam tersebut dinyatakan mengandung gejala
sebuah model regresi, variabel dependent, multikolinier. Uji multikolinieritas dengan
variabel bebas, atau keduanya mempunyai melalui TOL (tolerance) dan variance inflation
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang factor (VIF) statistik menurut Suliyanto bahwa
baik adalah memiliki distribusi normal atau uji multikolinieritas dengan melihat TOL
mendekati normal. Untuk mendeketeksi model (tolerance) dan variance inflation factor (VIF)
regresi berdistribusi normal atau tidak dari masing-masing variabel bebas terhadap
digunakan uji kolmogorov-smirnov, dengan variabel terikat. Jika nilai VIF tidak lebih dari
ketentuan data berdistribusi normal jika nilai sig 10, maka model dinyatakan tidak terdapat
berada di atas 0,05. Hasil dari uji normalitas gejala multikolinieritas. Untuk hasil pengujian
dapat dilihat dari tabel dibawah ini. multikolinearitas, dapat dilihat dari tabel
berikut:

Sumber: Hasil olah peneliti


Sumber: Hasil olah peneliti

235│Jurnal Maritim Indonesia│Desember 2020, Volume 8 Nomor 2


Pengujian multikolinieritas didasarkan hanya diatas atau dibawah garis nol dan
pada ketentuan bahwa jika nilai tolerance sebaliknya. Berdasarkan hasil pengujian
harus berada diatas 0,1 dan nilai VIF memiliki heteroskedastisitas dengan menggunakan uji
nilai kurang dari 10. Pada tabel diatas terlihat scatterplot dapat dilihat bahwa data berada
nilai tolerance berada diatas 0,10 yaitu diatas dan dibawah garis nol. Sehingga dapat
bernilai 0,528 dan nilai VIF berada di bawah disimpulkan tidak terjadi masalah
10 yaitu 1,893. Sehingga dapat disimpulkan heteroskedastisitas dalam model regresi.
tidak terjadi masalah multikolinieritas dalam Seluruh uji asumsi klasik sudah terpenuhi
model regresi. sehingga analisis regresi dapat dilanjutkan
karena sudah didapat bahwa tidak terdapat
Uji Heterokedastisitas
pelanggaran asumsi klasik.
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi Analisis Regresi Linier Berganda
ketidaksamaan varians dari residual satu Mengenai analisis regresi yang digunakan
pengamatan ke pengamatan, atau yang lain. untuk menguji signifikansi konstanta pada
Bila varians dari residual dari suatu masing-masing variabel yang terdiri dari
pengamatan ke pengamatan lain tetap maka variabel efektivitas (X1) dan variabel sistem
disebut homokedastisitas, sedangkan jika akustik (X2) baik secara parsial maupun
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model secara bersamaan apakah ada pengaruh
regresi yang baik tidak terdapat masalah yang signifikan terhadap variabel potensi
heteroskedastisitas. Pengujian pelanggaran (Y). Hasil analisis regresi linear
heteroskedastisitas dilakukan dengan berganda variabel efektivitas (X1) dan
menggunakan uji scatter plot. Berikut hasil variabel sistem akustik (X2) terhadap variabel
pengujian heteroskedastisitas adalah potensi pelanggaran (Y) adalah sebagai
sebagai berikut: berikut:

Sumber: Hasil olah peneliti

Berdasarkan hasil pengolahan pada tabel


Sumber: Hasil olah peneliti
diatas dapat diperoleh model persamaan
Variabel dikatakan tidak memiliki masalah regresi linear berganda untuk memperkirakan
heteroskedastisitas jika data berkumpul

Efektifitas Teknologi Akustik …..│Aphit, Tasdik, Henry│236


variabel kesiapan yang dipengaruhi oleh linear berganda yang diperoleh dapat
Efektivitas dan kemampuan peralatan yaitu: digunakan, yaitu dengan beberapa pengujian
antara lain:
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2
a. Uji Simultan.
Y = 15,289 + 0,289 X1 + 0,537 X2
Uji simultan atau uji persamaan regresi

Dari persamaan tersebut dapat dianalisis linier merupakan pengujian secara

beberapa hal yaitu: bersama-sama yang dimaksudkan untuk

a. β0 merupakan konstanta regresi memperoleh kepastian bahwa model

dengan nilai 15,289 yang menyatakan persamaan regresi linear berganda yang

bahwa jika variabel bebas X1 dan X2 telah dihasilkan dari pengolahan secara

dianggap konstan maka variabel terikat Y umum dapat dipergunakan. Pengujian

naik sebesar 15,289 satuan artinya tingkat dilakukan dengan uji F dengan beberapa

kesiapan mampu menjelaskan secara prosedur hipotesis:


mutlak sebesar 15,289 tanpa ada H0 : β1 = β2 = 0 dan Ha : β1 = β2 ≠ 0
pengaruh Efektivitas dan system akustik. Dari pengolahan analisis regresi linear
b. β1 merupakan nilai koefisien regresi X1 didapat hasil nilai Fhitung sebagai berikut:
sebesar 0,289 yang artinya apabila ada
penambahan variabel X1 sebesar 1
satuan, maka akan menaikkan Y sebesar
0,289 satuan. Nilai β1 bertanda positif
bermakna bahwa Efektivitas yang baik
Sumber: Hasil olah peneliti
akan mendukung system akustik dan
sebaliknya. Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa
c. β2 merupakan nilai koefisien regresi X2 nilai Fhitung didapatkan sebesar 20,651
sebesar 0,537 yang artinya apabila ada dengan nilai p-value 0,000. Dari hasil
penambahan variabel X2 sebesar 1 perhitungan nilai F tersebut kemudian
satuan, maka akan menaikkan Y sebesar dilakukan perbandingan dengan nilai F
0,537 satuan. Nilai β2 bertanda positif tabel, dengan menggunakan taraf
bermakna bahwa sistem akustik yang baik signifikansi (α) =0,05, df1 (degree of
akan mendukung peningkatan freedom) pada derajat bebas pembilang =
pengamanan potensi pelanggaran kapal k = 2 (k adalah banyaknya variabel bebas)
selam asing. dan df2 pada derajat bebas penyebut = n
– k – 1 = 76 – 3 = 73 (n adalah banyak data)
Pengujian yang dilakukan untuk
diperoleh Ftabel sebesar 3,12. Dengan
meyakinkan bahwa model persamaan regresi

237│Jurnal Maritim Indonesia│Desember 2020, Volume 8 Nomor 2


ketentuan bila Fhitung lebih kecil dari tabel, diterima. Sehingga dari nilai thitung
maka H0 diterima, dan Ha ditolak. Tetapi Efektivitas (1,885) dan nilai thitung sistem
sebaliknya bila Fhitung lebih besar dari Ftabel akustik (2,944) yang lebih besar dari nilai
maka Ha diterima. Sehingga dari nilai ttabel (1,666) maka H0 ditolak dan Ha
Fhitung (20,651) yang lebih besar dari nilai diterima, hal ini dapat disimpulkan bahwa
Ftabel (3,12) maka H0 ditolak dan Ha dengan menggunakan uji-t mampu
diterima, hal ini dapat disimpulkan bahwa menunjukkan bahwa koefisien X1 dan X2
model persamaan regresinya berarti dan berarti dan dapat dipergunakan untuk
dapat dipergunakan untuk memprediksi menjelaskan Y.
adanya potensi pelanggaran kapal selam
Koefisien Determinasi
asing.
Koefisien determinasi digunakan untuk
b. Uji Individual mengetahui kemampuan dalam
Uji Individual atau uji persamaan menerangkan masing-masing variabel
koefisien regresi merupakan proses bebas, baik secara individual terhadap
pengujian secara sendiri-sendiri yang variabel terikat maupun secara keseluruhan.
dilakukan dengan menggunakan uji-t. Besarnya koefisien determinasi pada variabel
Proses uji-t tersebut dilakukan dengan X1 dan X2 secara individu berdasasarkan
hipotesis sebagai berikut: analisis regresi adalah sebagai berikut:
1. H0 : β1 = 0
Ha : β1 ≠ 0
2. H0 : β2 = 0
Ha : β2 ≠ 0

Diketahui bahwa nilai thitung Efektivitas


(X1) sebesar 1,763 dan thitung sistem
akustik (X2) sebesar 3,281. Dari hasil
Sumber: Hasil olah peneliti
perhitungan nilai t tersebut kemudian
dilakukan perbandingan dengan nilai t tabel, Berdasarkan tabel di atas secara individual
dengan menggunakan signifikansi alpha besarnya koefisien determinasi (R2) untuk
(α) sebesar 0,05 (5%), t tabel pada derajat variabel Efektivitas sebesar 0,267 yang
bebas = n – k – 1 = 73 diperoleh ttabel artinya variabel tersebut mampu memberikan
sebesar 1,666. Dengan ketentuan bila kontribusi sebesar 26,7% terhadap potensi
thitung lebih kecil dari tabel, maka H0 pelanggaran kapal selam, sedangkan untuk
diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya variabel sistem akustik sebesar 0,334 yang
bila thitung lebih besar dari ttabel maka Ha artinya variabel tersebut mampu memberikan

Efektifitas Teknologi Akustik …..│Aphit, Tasdik, Henry│238


kontribusi sebesar 33,4% terhadap potensi pengujian hipotesis secara parsial atau
pelanggaran kapal selam. individu, hipotesis tersebut adalah
Sedangkan nilai koefisien determinasi sebagai berikut:
yang dihasilkan dari pengolahan data secara 1. Hipotesis untuk variabel Efektivitas
keseluruhan dengan regresi linear berganda (X1).
adalah sebagai berikut: H0 = Tidak terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara variabel
efektivitas (X1) terhadap variabel
potensi pelanggaran kapal selam (Y).
H1 = Terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara variabel Efektivitas
Berdasarkan tabel diatas dihasilkan nilai (X1) terhadap variabel potensi
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,361. pelanggaran kapal selam (Y).
Sehingga dapat dikatakan bahwa Y dapat
Dengan ketentuan pengujian:
dijelaskan secara linear oleh X sebesar
Apabila t hitung > ttabel, maka H0 ditolak
36,1% dan masih ada 63,9% yang tidak dapat
dan H1 diterima. Apabila t hitung < ttabel,
dijelaskan secara linear oleh X, dan
maka H0 diterima dan H1 ditolak.
kemungkinan melalui X nonlinear atau dari
pengaruh variabel lain. Hal ini berarti bahwa Berdasarkan hasil analisis data
variabel bebas yang digunakan dalam dengan regresi linear berganda
penelitian ini pengaruhnya tidak terlalu besar menggunakan uji-t diperoleh bahwa
terhadap variabel terikat. thitung pada variabel Efektivitas (X1 =
1,763) > ttabel (1,666), sehingga
Hasil Pengujian Hipotesis
hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis
Uji hipotesis dilaksanakan untuk menguji
alternatif (H1) diterima. Berdasarkan
dugaan sementara terhadap rumusan
perhitungan ini dapat dibuktikan bahwa
masalah yang telah ditetapkan. Pengujian
variabel bebas (Efektivitas)
dilakukan secara empiris dengan analisis
berpengaruh positif dan signifikan
regresi linear berganda yang sudah
terhadap variabel terikat (potensi
dilaksanakan.
pelanggaran kapal selam).
a. Secara individu
Hipotesis kerja berdasarkan rumusan 2. Hipotesis untuk variabel
masalah yang ditetapkan adalah adanya kemampuan peralatan (X2)
pengaruh variabel bebas terhadap H0 = Tidak terdapat pengaruh positif
variabel terikat yang dilakukan dengan dan signifikan antara variabel sistem

239│Jurnal Maritim Indonesia│Desember 2020, Volume 8 Nomor 2


akustik (X2) terhadap variabel potensi dan sistem akustik (X2) terhadap variabel
pelanggaran kapal selam (Y). potensi pelanggaran kapal selam (Y)
H2 = Terdapat pengaruh positif dan H3= Terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara variabel sistem signifikan antara variabel Efektivitas (X1)
akustik (X2) terhadap variabel potensi dan sistem akustik (X2) terhadap variabel
pelanggaran kapal selam (Y). potensi pelanggaran kapal selam (Y).
Dengan ketentuan pengujian:
Dengan ketentuan pengujian:
Apabila t hitung > ttabel, maka H0 ditolak Apabila F hitung > F tabel, maka H0 ditolak
dan H2 diterima. Apabila t hitung < ttabel, dan H3 diterima.
maka H0 diterima dan H2 ditolak. Apabila F hitung < Ftabel, maka H0 diterima
dan H3 ditolak.
Berdasarkan hasil analisis data
dengan regresi linear berganda Berdasarkan hasil analisis data dengan
menggunakan uji-t diperoleh bahwa regresi linear berganda menggunakan uji
thitung pada variabel sistem akustik (X2 = F diperoleh bahwa F hitung pada variabel
3,281) > t tabel (1,666), sehingga Efektivitas (X1) dan sistem akustik (X2)
hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis (20,651) > F tabel (3,12), sehingga hipotesis
alternatif (H2) diterima. Berdasarkan nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif
perhitungan ini dapat dibuktikan bahwa (H3) diterima. Berdasarkan hasil
variabel bebas (sistem akustik) pengolahan data dapat dibuktikan bahwa
berpengaruh positif dan signifikan seluruh variabel bebas (Efektivitas dan
terhadap variabel terikat (potensi sistem akustik) berpengaruh positif dan
pelanggaran kapal selam). signifikan secara serentak dan simultan
terhadap variabel terikat (potensi
b. Secara simultan
pelanggaran kapal selam).
Hipotesis kerja berdasarkan rumusan
masalah yang ditetapkan adalah untuk Pembahasan
mengetahui adanya pengaruh beberapa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
variabel bebas apakah secara serentak
pengaruh efektivitas dan sistem akustik
dan simultan terdapat pengaruh yang bawah air terhadap potensi pelanggaran
signifikan terhadap variabel terikat dalam kapal selam asing. Berdasarkan data
penelitian, hipotesis tersebut adalah penelitian yang telah dianalisis maka dapat
sebagai berikut:
dilaksanakan pembahasan tentang hasil
H0= Tidak terdapat pengaruh positif dan penelitian yang dapat dijelaskan sebagai
signifikan antara variabel Efektivitas (X1) berikut:

Efektifitas Teknologi Akustik …..│Aphit, Tasdik, Henry│240


a. Pengaruh Efektivitas Kemampuan peralatan secara kualitas dalam
Sistem Akustik Bawah Air terhadap melaksanakan kegiatan pekerjaan dan
Potensi Pelanggaran Kapal Selam Asing. tugas sesuai dengan tujuan organisasi dan
fungsi utama peralatan, namun secara
Berdasarkan dari hasil penelitian yang
kuantitas menunjukkan bahwa
didapatkan terhadap personel di
kemampuan peralatan dalam mendukung
Pushidrosal, bahwa dari pengolahan data
adanya potensi pelanggaran kapal selam
deskriptif menunjukkan bahwa responden
asing belum sepenuhnya terdukung,
secara umum pada dasarnya mengerti dan
dengan tingkat skor kemampuan peralatan
memahami antara sasaran dan tujuan
berdasarkan dari hasil jawaban responden
pelaksanaan operasi survei dan pemetaan
sebesar 30% dari yang diharapkan.
dengan pencapaian keberhasilan
Hipotesis (H2) kedua yang menyatakan
organisasi sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang diharapkan organisasi, bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara variabel sistem akustik
dengan tingkat skor Efektivitas
terhadap variabel potensi pelanggaran
berdasarkan dari hasil jawaban responden
dapat dijawab dengan melihat hasil dari
sebesar 26,7% dari yang diharapkan.
thitung > ttabel (3,281 > 1,666). Hal ini berarti
Hipotesis (H1) pertama yang
bahwa (H2) diterima dan (H0) ditolak,
menyatakan bahwa terdapat pengaruh
sehingga dapat membuktikan bahwa
positif dan signifikan antara variabel
terdapat pengaruh yang positif dan
Efektivitas terhadap variabel potensi
signifikan antara kemampuan peralatan
pelanggaran kapal selam dapat dijawab
dengan melihat hasil dari thitung > ttabel terhadap potensi pelanggaran kapal selam
asing sebesar 30%
(1.763 > 1,666). Hal ini berarti bahwa (H1)
c. Pengaruh Efektivitas dan Kemampuan
diterima dan (H0) ditolak, sehingga dapat
Sistem Akustik Bawah Air terhadap
membuktikan bahwa terdapat pengaruh
Potensi Pelanggaran Kapal Selam Asing.
yang positif dan signifikan antara
Efektivitas terhadap potensi pelanggaran Berdasarkan dari hasil analisis data
kapal selam sebesar 26,7% untuk menjawab hipotesis (H3) ketiga,
yang menyatakan bahwa terdapat
b. Pengaruh Kemampuan Sistem Akustik
pengaruh positif dan signifikan antara
Bawah Air terhadap Potensi Pelanggaran
variabel efektivitas dan kemampuan
Kapal Selam Asing.
peralatan terhadap variabel kesiapan
Berdasarkan hasil penelitian dan
operasi survei dan pemetaan dapat dilihat
pengolahan data deskriptif menunjukkan
dari nilai Fhitung > Ftabel (20,651 > 3,12)
bahwa secara umum kemampuan

241│Jurnal Maritim Indonesia│Desember 2020, Volume 8 Nomor 2


dengan signifikansi F < signifikansi 5% Kesimpulan Dan Saran
(0,000 < 0,05). Hal ini berarti bahwa (H3) Kesimpulan
diterima dan (H0) ditolak, sehingga Tidak terjadi masalah pada hasil pengujian
membuktikan bahwa terdapat pengaruh Normalitas, Multikolinieritas, dan
yang positif dan signifikan antara Heterokedastisitas pada variabel Efektivitas
efektivitas dan sistem akustik secara Teknologi akustik bawah air terhadap potensi
serentak dan simultan terhadap adanya pelanggaran kapal selam asing.
potensi pelanggaran kapal selam. Efektivitas Teknologi akustik mempunyai
Hasil penelitian dengan analisis regresi pengaruh yang signifikan dalam upaya
juga didapatkan nilai R2 atau koefisien pemantauan kapal selam asing yang
determinasi sebesar 0,257 dan 0,325. Hal memasuki wilayah NKRI.
ini berarti bahwa variabel efektivitas dan
Saran
sistem akustik mampu menjelaskan
Pentingnya pemanfaatan teknologi akustik
variabel potensi pelanggaran kapal asing
bawah air terhadap adanya potensi
sebesar masing-masing 25,7% dan
pelanggaran kapal selam asing yang
32,5%, masih ada 74,3% dan 67,5% yang
memasuki wilayah perairan Indonesia. Maka
dijelaskan oleh variabel di luar persamaan
aplikasi teknologi akustik bawah air ini sangat
model regresi linear berganda pada
diperlukan untuk membantu pemantauan
penelitian ini atau adanya pengaruh dari
kapal selam asing yang dilaporkan kepada
variabel lain. Dan dari hasil perhitungan
pemerintah.
didapat nilai standard error of the
estimation atau kesalahan estimasi Referensi
standar sebesar 6,185 yang berarti bahwa Abu Daud B. (2015). Ilmu Negara. Jakarta:
tingkat kesalahan model regresi ini lebih Bumi Aksara.
Asep Ma’mun, Henry M. Manik, Totok
kecil dari koefisien standar eror 8,461, hal
Hestirianoto dalam Jurnal Teknologi
ini menunjukkan bahwa model yang Perikanan dan Kelautan. Vol. 4. No. 2
November 2013: 173-183
dihasilkan cukup dekat dengan kenyataan
Burhan. (2005). Metodologi Penelitian
yang sesungguhnya. Hasil penelitian juga Kuantitatif, ed 2. Jakarta: Kencana
menyimpulkan bahwa efektivitas kegiatan Boer Mauna. (2005). Hukum Internasional
(pengertian, peranan, dan fungsi dalam
dan sistem akustik saling memperkuat era dinamika global). Bandung: Alumni.
sehingga apabila kedua variabel yang Chen, Lung-Chu. (2000). An Introduction
sama-sama tinggi maka kemampuan Contemporary International Law, A
Policy – Oriented Perspective, third
untuk mencegah potensi pelanggaran edition by Oxford.
kapal selam asing juga semakin tinggi Gibson, James L., John M. Ivancevich, dan
Jammes H. Donnelly,

Efektifitas Teknologi Akustik …..│Aphit, Tasdik, Henry│242


Jr.1996.Organisasi: Perilaku, struktur, Kresno Buntoro. (2010). Alur Laut Kepulauan
dan proses (terjemaahan). Jakarta: Indonesia (ALKI) Prospek dan Kendala.
Penerbit Binarupa manik. Jakarta: Seskoal.
Herbert Lionel Adolphus Hart. (1981). The Munir Fuady. (2013). Teori-Teori Besar
Doctrine of Sovereignity. (Grand Theory) Dalam Hukum. Jakarta:
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pand Kencana Prenadamedia Group.
ecta. Levina Yustitianingtyas. Vol 10 no O’Connell, D.P. (1962). The International Law
4 (2015). Pengamanan dan Penegakan of the Sea Volume I.
Hukum di Perairan Indonesia Sebagai Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian
Konsekuensi Penetapan Alur Laut untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Kepulauan Indonesia (ALKI). Pemula. Bandung: Alfabeta, hal 65.
Desember 2015, diakses pada tanggal Seskoal. (2020). Pedoman Penulisan Tesis
27 Januari 2019 pukul 01.00 WIB. Pendidikan Reguler Seskoal. Jakarta:
https://www.marinetraffic.com/en/ais/home/c Penulis.
enterx:115.2/centery:-3.7/zoom:5. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
(2020), diakses pada tanggal 19 Maret
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
2020 pukul 21.20 WIB. Bandung: Alfabeta.
John Austin. (1832). The Province of Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Jurisprudence Determined. Manajemen. Bandung: Alfabeta.

243│Jurnal Maritim Indonesia│Desember 2020, Volume 8 Nomor 2

Anda mungkin juga menyukai