, al)
Penulis : marleewatuliu@yahoo.com
ABSTRAK
Teluk Palu terletak di Sulawesi Tengah dan memiliki beberapa pelabuhan yang ramai
disinggahi oleh kapal-kapal salah satunya Pelabuhan Pantoloan. Dengan terjadinya gempa dan
tsunami tahun 2018 mengakibatkan adanya perubahan yang terjadi di alur pelayaran Pelabuhan
Pantoloan yang dapat mempengaruhi keamanan dalam pelayaran. Keamanan dalam pelayaran
merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang kelancaran transportasi laut serta mencegah
terjadinya kecelakaan di laut. Perubahan bentuk dasar laut yang terjadi pasca gempa dan tsunami
sangat mempengaruhi dalam perubahan yang terjadi pada Alur Pelayaran.
Penelitian ini menggunakan data hasil Survei yang dilakukan oleh Pushidrosal dalam hal ini
KRI Spica-934 di Teluk Palu pada tahun 2018 pasca terjadinya gempa dan tsunami. Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan Multibeam Echosounder EM 302 single head. Hasil pengolahan data
menggunakan Caris Hips and Sips menghasilkan data csar. Hasil data pengolahan dioverlaykan
dengan data Lembar Lukis Teliti (LLT) hasil survei tahun 2012 sebelum terjadinya gempa dan tsunami
tahun 2018. Setelah dilakukan overlay data hasil olahan dengan LLT tahun 2012 didapatkan bahwa
tidak adanya perubahan pada Alur Pelayaran Pelabuhan Pantoloan dan tidak ditemukan adanya
bahaya-bahaya navigasi yang dapat mempengaruhi keselamatan alur keluar masuk kapal di
Pelabuhan Pantoloan. Yang terjadi perubahan adalah pada pergeseran beberapa kontur kedalaman
setelah membandingkan data survei tahun 2018 dengan LLT tahun 2012.
Kata Kunci: Teluk Palu, Alur Pelayaran, Gempa dan Tsunami, Batimetri, Multibeam Echosounder
ABSTRACT
Palu Bay is located in Central Sulawesi and has several busy ports visited by ships, one of
which is Pantoloan Harbor. The earthquake and tsunami of 2018 resulted in changes in the shipping
route of the Pantoloan Port which could affect the security in shipping. Safety in shipping is a very
important factor to support smooth sea transportation and prevent accidents at sea. Changes in seabed
shape that occur after the earthquake and tsunami greatly affect the changes that occur in the shipping
lane.
This study uses survey data conducted by Pushidrosal, in this case, KRI Spica-934 in Palu Bay
in 2018 after the earthquake and tsunami. Data is collected using Multibeam Echosounder EM 302
single head. The results of data processing using Caris Hips and Sips produce csar data. The results
of the processing data were overlaid with the Research Sheet (LLT) data from the 2012 survey before
the earthquake and tsunami in 2018. After overlaying the processed data with the 2012 LLT it was found
that there was no change in the Pantoloan Port Sailing Channel and there were no dangers found.
navigation hazards that can affect the flow of ships in and out of Pantoloan Harbor. What has changed
is the shift in some depth contours after comparing the 2018 survey data with the 2012 LLT.
Keywords: Palu Bay, Shipping Channel, Earthquake and Tsunami, Bathymetry, Multibeam
Echosounder
40
PENDAHULUAN yang terjadi di Pelabuhan Pantoloan pasca
gempa dan tsunami tahun 2018.
Latar Belakang b. Bagaimana perubahan yang terjadi pada
dasar laut Alur masuk Pelabuhan
Palu merupakan kota yang terletak di Pantoloan pasca gempa dan tsunami 2018
Sulawesi Tengah, berbatasan dengan
dengan membandingkan data hasil olahan
Kabupaten Donggala di Sebelah Barat dan
dengan LLT tahun 2012.
Utara, Kabupaten Sigi di Sebelah Selatan, dan
c. Untuk mempelajari proses pengolahan
Kabupaten Parigi Moutong di Sebelah Timur. data batimetri multibeam echosounder
Kota Palu merupakan kota yang memiliki lima dengan menggunakan software Caris Hips
dimensi yang terdiri atas lembah, lautan, and Sips.
sungai, pegunungan, dan teluk. Kota Palu dan
sekitarnya, merupakan wilayah yang tercatat Batasan Masalah
memiliki sejarah tsunami yang banyak. Hal ini Area penelitian adalah sesuai dengan
disebabkan terdapat Sesar Palu-Koro yang PLI no 175 rencana 10 tahun 2012 Pelabuhan
memanjang dari Palu ke arah Selatan dan Pantoloan, dengan menggunakan data survei
Tenggara melalui Sulawesi Selatan bagian tahun 2018 dan diolah menggunakan software
utara menuju ke selatan Bone sampai di Laut Caris Hips and Sips selanjutnya dioverlaykan
Banda (Pratomo, 2013). Pada tanggal 28 dengan data LLT tahun 2012.
September 2018 pukul 18.02 WITA, terjadi
Manfaat Penelitian
gempa berkekuatan 7,4 skala richter
a. Memberikan informasi perubahan yang
mengguncang daerah Donggala, Palu, Sigi dan
terjadi pada Alur Pelayaran Pelabuhan
sekitarnya pada koordinat 0,18 LS dan 119,85
Pantoloan bagi masyarakat atau pelaut
BT dan jarak 26 kilometer dari Utara Donggala
dalam bernavigasi.
Sulawesi Tengah dengan kedalaman 10
b. Memberikan pengetahuan tentang proses
kilometer (Wahid & Ahmad, 2018). Selain
pengolahan data Multibeam Echosounder
korban jiwa, gempa dan tsunami menyebabkan
(MBES) dengan menggunakan Software
sarana dan prasarana rusak salah satunya Alur
Caris Hips and Sips.
Pelayaran.
Survei hidrografi merupakan proses
LANDASAN TEORI
penggambaran dasar perairan tersebut, sejak
pengukuran, pengolahan, hingga
Alur Pelayaran
visualisasinya matahari atasnya (Poerbandono
Alur pelayaran mempunyai fungsi
dan Djunarsjah, 2005). Multibeam
untuk memberi jalan kepada kapal untuk
echosounder (MBES) adalah alat yang dapat
memasuki wilayah pelabuhan dengan aman
digunakan untuk mengukur banyak titik
dan mudah. Fungsi lain dari alur pelayaran
kedalaman secara bersamaan yang didapat
adalah untuk menghilangkan kesulitan yang
dari suatu susunan tranduser (tranduser array)
akan timbul karena gerakan kapal dan
(Lekkerkerk, 2006).
gangguan alam. (Irawan, 2011).
Penelitian ini yaitu mengidentifikasi
Alur pelayaran di dalam pelabuhan
perubahan yang terjadi pada alur pelayaran
bertujuan sebagai penghubung antara daerah
Pelabuhan Pantoloan karena gempa dan
tempat kapal melempar sauh (kapal menunggu
tsunami. Data penelitian diperoleh dari data
biasanya di luar breakwater apabila ada)
sekunder MBES hasil survei yang dilakukan
dengan daerah perairan dekat dermaga
oleh KRI SPICA-934 di Teluk Palu Pasca
(biasanya di dalam breakwater, kolam
terjadinya gempa dan tsunami tahun 2018.
pelabuhan). Keberadaan alur pelayaran di
Perumusan Masalah pelabuhan salah satunya ditandai dengan
a. Bagaimana perubahan alur pelayaran yang adanya Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
terjadi di Teluk Palu dalam hal ini (SBNP), yang berfungsi sebagai penanda
Pelabuhan Pantoloan pasca gempa dan batas dari alur pelayaran.
tsunami dengan menggunakan data survei
Survei Batimetri
dari KRI SPICA-934 tahun 2018?
Survei adalah kegiatan terpenting
b. Bagaimana hasil perubahan yang terjadi
dalam menghasilkan informasi hidrografi,
pada alur pelayaran Pelabuhan Pantoloan
seperti: penetuan posisi laut dan penggunaan
dengan melakukan pengolahan data
sistem referensi, pengukuran kedalaman,
batimetri menggunakan Caris Hips and
pengukuran arus, pengukuran sedimen,
Ship?
pengamatan pasut, pengukuran detil situasi dan
Tujuan Penelitian garis pantai atasnya (Poerbandono dan
a. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Djunarsjah, 2005). Batimetri adalah metode
mengetahui perubahan alur pelayaran atau teknik penentuan kedalaman laut atau
41
profil dasar laut dari hasil analisa data Seafloor Information System (SIS)
Kedalaman (International Hydrographic SIS merupakan sebuah software yang
Organization (IHO) S-44, 2008). dirancang untuk menjadi antarmuka dan sistem
pemrosesan data realtime untuk instrumen
Kalibrasi Multibeam Echosounder hidrografi yang diproduksi oleh Kongsberg
Sistem digital tidak menjanjikan Maritime. Perangkat SIS beroperasi di bawah
perolehan data yang berkualitas serta bebas sistem operasi Windows dan kompatibel
dari kesalahan pengukuran kedalaman dasar dengan hardware Hydrographic Work Station
laut yang diakibatkan oleh dinamika laut. (HWS). Hingga dua layar dapat digunakan
Kalibrasi merupakan jenis kegiatan untuk pada satu HWS dan SIS dapat juga
mengetahui besarnya kesalahan yang ada menampilkan tampilan geografis beberapa PC
dalam alat ukur yang bersangkutan. Kalibrasi jarak jauh dalam jaringan (Kongsberg, 2013).
diperlukan untuk menentukan kualitas alat-alat
ukur termasuk alat MBES dalam Perangkat Lunak Caris Hips and Sips
penggunaannya. Proses kalibrasi yang Kegiatan pengolahan data dengan
dilakukan meliputi proses kalibrasi offset static, Caris Hips and Sips merupakan rangkaian
uji keseimbangan kapal (roll, pitch, gyro) serta kegiatan setelah akuisisi data di lapangan
kecepatan rambat akustik (Mann, 1996). untuk membuat lembar lukis teliti sebagai bukti
Proses kalibrasi dilakukan untuk mendapatkan tertulis hasil pelaksanaan survei disuatu daerah
ketelitian survei batimetri yang baik dan dengan menggunakan MBES. Persiapan data
meminimalkan tingkat kesalahan. dan manajemen file yang rapi merupakan hal
yang penting karena membantu kelancaran
Reduksi Pasang Surut
proses pengolahan. Sebelum dilaksanakan
Pasang surut laut merupakan
pengolahan, data file yang harus disiapkan
fenomena perubahan naik turunnya permukan
adalah :
laut secara periodik yang disebabkan oleh
a. File raw data MBES (*.all)
pengaruh gravitasi benda–benda langit
b. File Konfigurasi Kapal (Vessel
terutama matahari dan bulan. Dalam survei
Configuration)
batimetri pengamatan pasang surut bertujuan
c. File Pasut (Tide file)
untuk menentukan bidang referensi kedalaman
d. File Sound Velocity Profile (ASVP file)
seperti duduk tengah (Mean Sea Level) dan
muka surutan (Chart Datum) serta untuk
METODE PENELITIAN
mereduksi kedalaman air laut yang sedang
Jenis Penelitian yang digunakan dalam
diukur terhadap bidang referensi vertikal.
penulisan Tugas Akhir ini adalah menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan
Reduksi Kedalaman
komparatif. Metode penelitian kualitatif adalah
Reduksi kedalaman dimaksudkan
suatu metode penelitian tentang riset yang
untuk melakukan koreksi terhadap nilai
bersifat deskriptif dan cenderung
kedalaman yang terukur untuk kemudian
menggunakan analisis. Penelitian ini
direfrensikan terhadap bidang referensi
menggunakan pendekatan komparatif yaitu
kedalaman yang ditentukan dengan
suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
pengamatan pasang surut. Pasang surut
(pasut) bertujuan untuk mencatat atau
Teknik Pengumpulan Data
merekam gerakan vertikal permukaan air laut
Data pasang surut yang digunakan
yang terjadi secara periodik yang disebabkan
pada penelitian ini merupakan data primer yang
tarik-menarik antara bumi dengan benda-
diperoleh dari hasil pengamatan pasang surut
benda angkasa terutama bulan dan matahari
oleh Tim Oseanografi KRI SPICA-394
(Djunarsjah, 2005).
menggunakan Palem Pasut di Pelabuhan
Pantoloan.
Cepat Rambat Sound Velocity Profiler
Data SVP diperoleh dari sensor SVP
(SVP)
EM 302 yang sudah terkoreksi langsung
Kecepatan suara merupakan faktor
dengan data MBES menggunakan aplikasi SIS.
yang sangat penting dalam survei batimetri
Sehingga data SVP sudah terkoreksi langsung
karena perhitungan jarak atau kedalaman air
pada saat pengambilan data Batimetri. Alat
laut secara akurat sangat bergantung pada
yang digunakan adalah VELEPORT MINI SVS
kecepatan suara dan waktu untuk mengirim
dan pengambilan datanya di hari yang sama
dan menerima gelombang suara. Untuk
dengan pengambilan data batimetri yaitu
mengetahui profil kecepatan suara didalam air
sebagai koreksi kecepatan suara dalam air.
laut dapat menggunakan Conductivity
Instrumen ini memiliki beberapa sensor yang
Temperature and Depth (CTD) ataupun Sound
mampu merekam (recorded) parameter
Velocity Profiler (SVP) (Mike, 2008).
42
oseanografi seperti nilai konduktivitas, suhu Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
dan tekanan.
Pengambilan data batimetri dilakukan ANALISIS DAN PEMBAHASAN
menggunakan KRI Spica-934 dengan
instrument MBES EM 302 Single head deep a. Pengolahan Data Pasang Surut
water. Dalam penelitian ini membandingkan Data pasang surut didapat dari hasil
perubahan yang terjadi pada Alur pelayaran di pengamatan yang dilakukan oleh KRI Spica
Pelabuhan Pantoloan pasca gempa dan 934 di Dermaga Pelabuhan Pantoloan. Periode
tsunami 2018 dengan hasil survei tahun 2012 pengukuran pasut adalah selama pemeruman
dalam hal ini Lembar Lukis Teliti (LLT) yang berlangsung yang dilaksanakan pada stasiun
ada di Pushidrosal. Yang dilakukan pada pasut dermaga Pelabuhan Pantoloan dimulai
tanggal 7 sampai 10 Oktober 2018. tanggal 6 sampai dengan tanggal 10 Oktober
2018, waktu lokal (WITA/GMT+8) dengan
interval pengukuran 15 menit secara otomatis.
Nilai Duduk Tengah Sementara (DTS)
diperoleh dari data pengamatan pasut selama
3 (tiga) piantan mulai tanggal 6 s.d 10 Oktober
2018 adalah 135 cm di atas nol palem.
PENGOLAHAN
CARIS HIPS & SIPS
PERBEDAAN
OVERLAY DATA
ADA
45
Dari hasil overlay data yang dilakukan Dari hasil olahan yang sudah
dapat dilihat hasil perubahan alur yang terjadi dilaksanakan dapat dilakukan penelitian pada
di pelabuhan pantoloan sehingga dapat perubahan yang terjadi pada Pelabuhan
dilaksanakan identifikasi dalam perubahan alur Pantoloan dari hasil overlay data LLT dengan
pelayaran di pelabuhan pantoloan. data olahan mendapatkan beberapa area
terjadi perubahan bentuk kontur kedalaman
daerah tersebut.
46
c. Perubahan Pada Kontur 20
Dari hasil pengolahan data yang
dilakukan setelah dibandingkan dengan data
LLT tahun 2012, didapatkan bahwa setelah
terjadinya gempa dan tsunami terjadi
perubahan pada bentuk dasar laut di Alur
masuk Pelabuhan Pantoloan pada kontur 20
yaitu terjadi pergeseran mendekati garis pantai
sekitar 86.11 meter.
Gambar 4.23 Pergeseran Pada Kontur 50 m
47
di Pelabuhan Pantoloan tidak adanya
pergeseran pada posisi SBNP.
PENUTUP
Kesimpulan
a. Dengan menggunakan hasil data survei
yang dilakukan KRI SPICA-934 di Teluk
Palu pasca gempa dan tsunami tahun
2018, setelah melaksanakan pengolahan
data dan dilakukan overlay data hasil
Pergeseran yang terjadi yaitu olahan dengan LLT tahun 2012 didapatkan
mengarah ke Dermaga Pelabuhan Pantoloan bahwa tidak adanya perubahan pada Alur
dikarenakan arah keluar masuk alur pelayaran Pelayaran Pelabuhan Pantoloan dan tidak
tersebut. Setelah selesai dilakukan ditemukan adanya bahaya-bahaya
perbandingan data pada penelitian ini navigasi yang dapat mempengaruhi alur
didapatkan bahwa dengan terjadinya gempa keluar masuk kapal di Pelabuhan
dan tsunami tahun 2018 terdapat beberapa Pantoloan. Perubahan yang terjadi adalah
pergeseran pada kontur kedalaman yang pada pergeseran beberapa kontur
berada pada alur masuk pelayaran Pelabuhan kedalaman setelah membandingkan data
Pantoloan. Dengan adanya beberapa survey tahun 2018 dengan LLT tahun
pergeseran pada kontur kedalaman yang 2012.
terjadi di Alur masuk Pantoloan didapatkan b. Setelah dilakukannya pengolahan data dan
bahwa pergeseran kontur tersebut tidak membandingkan dengan data LLT
mempengaruhi pada saat bernavigasi kapal- sebelum terjadinya gempa dan tsunami
kapal yang akan memasuki Pelabuhan didapatkan ada beberapa pergeseran
Pantoloan. mendekati ke Dermaga Pantoloan yaitu
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) kontur kedalaman yang berada pada Alur
Berdasarkan referensi dari PLI No. 175 Pelayaran memasuki Pelabuhan
Rencana 10 tahun 2012, pada dermaga Pantoloan yaitu pada kontur 5, 10, 20, 30,
Pantoloan terdapat 4 (empat) buah SBNP, 100 dan 200. Dengan hasil yang dilakukan
setelah dilaksanakan pengecekan SBNP dapat disimpulkan bahwa perubahan
hanya terdapat 3 (tiga) buah SBNP dan 1 (satu) kontur yang terjadi tidak mempengaruhi
buah SBNP hilang. (Pushidrosal L. L., 2018). pada Alur Pelayaran Pantoloan
c. Dari hasil pengolahan dengan
menggunakan data survei batimetri
multibeam echosounder peneliti dapat
menuangkan tahap-tahap proses
pengolahan data survei batimetri di Teluk
Palu dengan menggunakan software Caris
Hips and Sips dengan hasil
membandingkan data LLT dengan data
olahan yang telah dilakukan sehingga
dapat melakukan identifikasi perubahan
pada Alur Pelayaran Pantoloan.
Saran
a. Perlu adanya dilakukan update pada PLI
nomor 175 untuk memberikan informasi
terbaru pasca terjadinya gempa dan
tsunami tahun 2018 di Palu.
b. Dengan melihat hasil data yang
Gambar 4.28 Posisi Refrensi SBNP Pantoloan didapatkan perlu dilakukannya survei di
pesisir-pesisir pantai secara menyeluruh
Dengan melihat hasil data-data di Teluk Palu sehingga dapat
pengolahan dan data pengamatan yang sudah memberikan informasi terbaru pada
dilakukan dapat dilihat bahwa gempa dan bentuk garis pantai apabila adanya
tsunami yang terjadi pada tahun 2018 di Palu perubahan bentuk garis pantai setelah
tidak ditemukan adanya perubahan pada Alur terjadinya gempa dan tsunami dan
Pelayaran Pelabuhan Pantoloan. Dengan dilakukan validasi dengan menggunakan
adanya refrensi SBNP pada PLI dengan hasil data citra satelit.
pengamatan tim survei, pada SBNP yang ada
48
DAFTAR PUSTAKA Mann, R. a. (1996). Field Procedures
(Pushidrosal), D. (n.d.). 2012. for the Calibration of Shallow Water Multibeam
A.Balasubramanian, P. (2017, Juli 23). Echosounding System. . Canada: Canadian
bala1957/seawater-and-its-properties. Hydrograpic.
Retrieved juni 11, 2018, from In.Slideshare: Manual On Hydrography (Publication
de Moustier, C. (1988). State of the Art M-13). (2005). Monaco: International
in Swath Bathymetry Survey Systems.” Hydrographic Bureau.
International Hydrographic Review., Volume 65 Manual Publication Number 4 (M-4).
(2), pp. 25-54. (2008). International Hydrographic
de Moustier, C. (1998). Bottom Organization (IHO).
Detection Methods,, Coastal Multibeam Mike. (2008). Profil kecepatan suara
Training Course Notes.Ocean Mapping Group, dalam air laut.
Department of Geodesy and Geomatics Peta Laut Indonesia. (2012).
Engineering, University of New Brunswick, pp. Poerbandono dan Djunarsjah. (2005).
6. Survei Hidrografi dan Rekayasa.
Djunarsjah, E. (2005). Diktat Survei Poerbandono dan Djunarsjah, E.
Hidrografi II Pemeruman. ITB: Bandung. (2005). Survei Hidrografi. Bandung:
E.C. Bouwmeester and A.W. Heemink. PT. Refika Aditama, ITB.
(1993). Optimal Line Spacing In Hydrographic Pratomo, R. A. (2013). Permodelan
Survey. Monaco: IHO in International Tsunami dan Implikasinya Terhadap Mitigasi
Hydrographic Review, LXX(l). Bencana di Kota Palu.
Haryanto. (2010). Koreksi Pasang Pushidrosal. (2012).
Surut. Pushidrosal, L. L. (2018). Sarana
IN.TEC. (2014). geophysical- Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP). Palu.
geotechnical-and-hydrographic-survey. Rawi, S. (1985). Teori Pasang Surut.
Retrieved Juli 2, 2018, from IN.TEC: soeprapto. (2001).
http://www.intecmes.com/2014/services/geoph Vrignaud, C. (2014). OSV190 Project :
ysical-geotechnical-and-hydrographic-survey/ theoretical training – Part 4 – Multibeams
International Hydrographic Qualification. SHOM.
Organization (IHO). (2008). Special Publication www.noaateacheratsea.com. (2010).
S44 5th Edition. Yantarto, D. (2006). Pengantar
International Hydrographic Manajemen Survei.
Organization (IHO) S-44. (2008). S-44.
International Hydrographic Organization (IHO).
Irawan, N. (2011). Survei Hidrografi
Untuk Monitoring Alur Pelayaran.
Jaya. (2011). Sound Velocity Profiler
(SVP) .
Kongsberg. (2006).
http://digilib.itb.ac.id. Retrieved Juni 11, 2018,
from http://digilib.itb.ac.id:
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/622/jbptitbpp-
gdl-dennykurni-31083-3-2008ta-2.pdf
Kongsberg. (2013). In S. I. System.
Norway: Kongsberg Maritime AS.
KRI Spica-934. (2018).
L-3. (2000). Retrieved Juni 11, 2018,
from http://etd.repository.ugm.ac.id
Lekkerkerk, H.-j. R. (2006). offshore
Surveing: Acquisition and Processing Volume
Two. Netherland: Fugro.
49