Anda di halaman 1dari 9

ISSN XX-XX The 1st International Conference on engineering science

Perancangan Kapal Pembersih Eceng Gondok di


Sungai Rowo Tirto Probolinggo

Penulis 1). [Hanif Yuan Ardiansyah]


1
Jurusan Teknik Bangunan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Indonesia
email: hanifyuan@student.ppns.ac.id

Abstrak
Pada daratan berair, yang laju airnya yang tenang maka dapat dipastikan akan
terdapat permasalahan dengan tanaman air seperti eceng gondok. Karena habitat dari
eceng gondok ini terdapat pada sungai, rawa perairan dengan aliran air yang tenang.
Dengan terdapatnya eceng gondok ini nantinya dapat dipastikan bahwa ekosistem yang
terdapat pada perairan tersebut akan terganggu. Sebagai contoh yang saat ini ekosistem
sungai tergaggu akibat eceng gondok adalah sungai rowo tirto yang terdapat di Desa
Sumberkedawung Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo. Pendangkalan sungai ini
berpengaruh terhadap ekosistem ikan yang terdapat pada sungai tersebut yang sampai
sekarang mengalami penurunan populasi. Awal tahun 2009-2010 pemerintah kabupaten
Probolinggo berniat untuk menjadikan sungai ini tempat wisata dengan menyumbangkan
perahu kayu, namun kondisi sungai yang semakin dangkal membuat rencana itu tidak
terealisasi. Sebagai solusi perlu dikembangkan perancangan kapal enceng gondok untuk
sungai Rowo Tirto Probolinggo. Kapal ini memiliki teknologi pengeruk tanah dan geladak
pengangkut terdapat pada depan ruang akomodasi yang membuat mudah proses
pengerukan. Sarat dari kapal ini juga perlu diperhatikan bahwa kedalaman sungai ini,
tidak lebih dari 1,5 meter.

Kata Kunci: Enceng gondok, Pendangkalan, Sungai, Kapal


Abstract
On watery land, where the speed of the water is calm, it is certain that there will be
problems with aquatic plants such as water hyacinth. Because the habitat of this water
hyacinth is found in rivers, swampy waters with calm water flows. With the presence of this
water hyacinth, it can be ensured that the ecosystem in these waters will be disturbed. For
example, currently the river ecosystem is disrupted by water hyacinth is the Rowo Tirto River
in Sumberkedawung Village, Leces District, Probolinggo Regency. The silting of this river
affects the fish ecosystem in the river, which until now has decreased in population. In early
2009-2010, the Probolinggo district government intended to make this river a tourist spot by
donating wooden boats, but the condition of the river was getting shallower so that the plan
was not realized. As a solution, it is necessary to develop a water hyacinth ship design for the
Rowo Tirto Probolinggo river.. This ship has earth dredging technology and the transport
deck is located in front of the accommodation space which makes the dredging process easy.
Loads of this ship should also be noted that the depth of this river, not more than 1.5 meters.
Keywords: water hyacinth, silting, river, ship

1
The 1st International Conference on engineering science ISSN XX-XX

1. PENDAHULUAN

Geografis di Indonesia sebaian besar wilayahnya adalahperairan dengan total darat:


1.922.570 km², daratan non-air: 1.829.570 km², daratan berair: 93.000 km², lautan: 3.257.483
km². Dengan jumlah daratan berair yang sebesar 93.000 km² menandakan bahwa di Indosesia
memiliki sungai, rawa, danau, ataupun waduk yang cukup banyak. Permasalahan yang
kemudian muncul, adalah ketika terdapat daratan berair yang dimana laju aliran airnya yang
tenang atau bisa dibilang aliran airnya tidak deras maka dapat dipastikan akan terdapat
permasalahan dengan tanaman air seperti eceng gondok. Karena habitat dari eceng gondok ini
sendiri terdapat pada sungai, rawa ataupun perairan dengan aliran air yang tenang. Dengan
terdapatnya eceng gondok ini nantinya dapat dipastikan bahwa ekosistem yang terdapat pada
perairan tersebut akan terganggu (Khaikal & Romadhoni, 2019).

Berikut adalah dampak negatif dari terdapatnya eceng gondok, diantaranya adalah:
a.Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan atau hilangnya air melalui daun-daun tanaman),
karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertubuhannnya yang cepat.
b.Menurut jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya
tingkat kelarutan oksigen dalam air.
c.Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun kedasar perairan sehingga mempercepat
terjadinya proses pendangkalan.
d.Meningkatkan habitat bagi vector penyakit pada manusia.
e.Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
f. Menggangu lalu lintas (transportasi) air, khususnya kehidupan yang masih tergantung dari
sungai.

Pada penelitian ini merumuskan masalah mengenai bagaimana desain kapal pembersih eceng
gondok yang sesuai dengan kondisi geografis Sungai Rowo Tirto di Probolinggo. Menurut
Yuliana, E., dkk. (2015) Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan ukuran
utama kapal pembersih gulma setelah ukuran utama didapat kemudian merencanakan rancangan
sistem conveyor sebagai alat yang digunakan untuk membersihkan gulma. Selain itu penelitian
ini juga bertujuan untuk menghitung stabilitas,hidrostatik dan olah gerak kapal dari bentuk
lambung yang dirancang serta menghitung anggaran biaya pembuatan kapal Manfaat penelitian
ini ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten Probolinggo agar sungai rowo tirto dapat
digunakan sebagai tempat wisata dengan menyumbangkan perahu kayu.

2
ISSN XX-XX The 1st International Conference on engineering science

Kapal pembersih eceng gondok adalah kapal yang memiliki fungsi untuk membersihkan
tumbuhan gulma seperti enceng gondok, dengan sistem conveyor yang berada di haluan kapal
dan terdapat excavator yang terdapat dibelakang conveyor yang berfungsi untuk mengambil
eceng gondok yang terdapat pada sisi kapal, namun apabila terdapat penghalang yang
menghalangi laju kapal dapat diatasi dengan adanya excavator. Hal ini menjadikan kapal ini
berbeda dengan kapal pada umumnya dikarenakan tingkat stabilitas harus selalu di perhatikan.
Kapal ini selain daerah operasinya di sungai, dapat juga ditempatkan di waduk (Pardiana,S.,
dkk,2013).

2. METODE PENELITIAN

Rancangan kegiatan merupakan susunan atau urutan dalam sebuah kegiatan, langkah-
langkah harus dikerjakan sesuai dengan urutan yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini
dimulai dari pengumpulan data-data yang berkaitan dengan kondisi geografis Sungai Rowo
Tirto di Probolinggo yang bisa dicari di jurnal terdahulu melalui internet. kemudian data-data
tersebut akan menjadi acuan dalam proses perancangan kapal pembersih eceng gondok. Seperti
dalam penentuan ukuran utama kapal, pembuatan lines plan dan rencana umum, dan pembuatan
model 3D.

Ruang lingkup adalah hal yang membatasi sebuah pembahasan suatu penelitian. Didalam
penelitian perancangan kapal pembersih eceng gondok ini ditujukan untuk sungai rowo tirto di
Probolinggo. Selanjutya perancangan kapal pembersih eceng gondok ini juga dibuat dengan
menyesuaikan kondisi geografis di sungai rowo tirto di Probolinggo.

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah alat tulis, mistar, busur, roll meter,
waterpas, jangka sorong, benang kasur, kenur, pendulum, senter dan satu unit camera digital.
Alat-alat tersebut digunakan sebagai alat bantu pengukuran kapal di lapangan. Selain itu,
penelitian ini juga dibutuhkan satu buah unit laptop yang digunakan untuk melakukan
pengolahan data.

Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran dan informasi yang lebih jelas,
lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk melakukan penelitian
observasi. Oleh karena itu penulis menetapkan lokasi penelitian di Sungai Rowo Tirto

3
The 1st International Conference on engineering science ISSN XX-XX

Probolinggo Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2021 hingga bulan Desember
2021.
Menurut Ulber Silalahi (2009) pengumpulan data adalah satu proses mendapatkan data
empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu. Pengumpulan data
meliputi observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati kondisi geografis di Sungai
Rowo Tirto Probolinggo. Kemudian dilakukan wawancara, wawancara dilakukan oleh
peneliti kepada masyarakat setempat mengenai faktor iklim yang dapat merubah kondisi
geografis di Sungai Rowo Tirto Probolinggo, hal tersebut bertujuan sebagai data pelengkap
ukuran utama kapal yang dibutuhkan.

Teknik analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah data
kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka serta tidak dapat
disusun dalam kategori-kategori/struktur klasifikasi. Data bisa saja dikumpulkan dalam aneka
macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen, pita rekaman) dan biasanya diproses
terlebih dahulu sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau
alih-tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke
dalam teks yang diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau statistika
sebagai alat bantu analisis.

Kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verivikasi. Terjadi secara bersamaan
berarti reduksi data , penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verivikasi sebagai sesuatu yang
saling jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaksi pada saat sebelum, selama, dan
sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar yang membangun wawasan umum yang
disebut “analisis” (Ulber Silalahi, 2009). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
kualitatif mencakup transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data dan
triangulasi.

Operasional kajian meliputi uji stabiitas kapal. Stabilitas kapal dapat diartikan sebagai
kemampuan sebuah kapal untuk dapat kembali ke posisi semula (tegak) setelah menjadi miring
akibat bekerjanya gaya dari luar maupun gaya dari dalam kapal tersebut atau setelah mengalami
momen temporal (Yuliana, E., dkk, 2015). Selain itu dilakukan perhitungan hidrostatik.
Menurut Yuliana, E., dkk. (2015) Kurva hidrostatik adalah kurva yang menggambarkan sifat-

4
ISSN XX-XX The 1st International Conference on engineering science

sifat karakteristik badan kapal yang tercelup didalam air, atau dengan kata lain untuk
mengetahui sifat-sifat karene.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pedekatan Umum

Dengan keadaan sungai yang saat ini memiliki kondisi dimana kedalam air tidak lebih
dari 2 meter dan setiap tahun terus mengalami pendangkalan akibat dari tanah-tanah yang
terdapat pada sisi sungai mengalami lonsor dan juga populasi tanaman eceng gondok yang tidak
dapat dikontrol dengan baik merupakan alasan utama pendangkalan sungai. Apabila ingin
membuat sebuah kapal pada sungai tersebut maka sarat garis airnya harus kurang dari 2 meter.
Saat ini sudah terdapat kapal pembersih eceng gondok seperti pada Gambar 1, akan
tetapi dari kegunaannya hanya untuk membersihkan eceng gondok saja. Maka dari itu sebuah
inovasi kapal pembersih eceng gondok yang memiliki fungsi lebih dari sekedar membersihkan
eceng gondok sangat diperlukan.

Gambar 1. Kapal Pembersih Eceng Gondok

Pada kapal penilitian kali ini terdapat konveyor, excavator, dan juga drager. Dengan
adanya alat-alat tersebut akan membuat sebuah inovasi kapal pembersih eceng gondok yang
multifungsi. Bisa jadi kapal ini tidak hanya dapat membersihkan eceng gondok saja tetapi juga
dapat digunakan untuk keperluan pada daerah sungai ataupun danau yang penuh dengan
sampah.

3.2 Ukuran Utama Kapal

Berdasarkan dengan perencanaan ukuran utama yang dibutuhkan dan sesuai dengan
keadaan geografis yang terdapat pada sungai rawo tirto telah ditentukan dimensi utama kapal
yaitu :
Loa : 16.0 meter
B : 5.0 meter

5
The 1st International Conference on engineering science ISSN XX-XX

H : 2.4 meter
T : 1.5 meter
Dengan Loa dan B yang cukup besar untuk sekala kapal yang terdapat disungai
diharapkan dapat menampung eceng gondok dan lumpur yang cukup banyak dalam sekali
beroprasi. Sarat garis air hanya 1.5 meter dikarenakan kedalaman sungai yang tidak lebih dari 2
meter menjadi alasan utama agar kapal tidak tersangkut atau lambung kapal kapal bagian bawah
bergesekan dengan lumpur sungai.

3.3 Lines Plan

Berdasarkan bentuk kapal yang telah dibuat saat menentukan ukuran-ukuran utama
kapal bisa langsung diteruskan ke proses pembuatan lines plan. Bentuk kapal yang telah dibuat
seperti pada Gambar 2 dilengkapi data-data garisnya dengan membagi-membagi garis, seperti
membagi garis Section, Buttocks, dan Waterlines.
Bentuk linesplan kapal yang terdapat diaplikasi maxsurf seslanjutnya diexport kedalam
aplikasi AutoCAD untuk melengkapi keterangan-keterangan gambar sesuai dengan aturan-
aturan atau kaidah yang terdapat didalam gambar linesplan. Adapun cara untuk menexport
gambar linesplan yang terdapat dalam aplikasi maxsurf kedalam
AutoCAD adalah dengan cara klik window pilih satu persatu untuk diexport kedalam
AutoCAD, misalkan yang pertama pada windows plan klik file lalu klik Export pilih DXF and
IGES seperti pada Gambar 2. dibawah ini.

Gambar 2. Rencana Garis

Sisi luar lambung kapal berbentuk lengkung, dimana pada beberapa kasus terdapat tekukan,
lengkungan dan penggambaran lambung kapal pada sebidang kertas gambar yang dinamakan
rencana garis .

6
ISSN XX-XX The 1st International Conference on engineering science

3.4 Analisis Tahanan Kapal

Analisis dari tahanan kapal ini digunakan untuk melihat seberapa besar daya yang
diperlukan pada setiap kecepatan kapal, sehingga antara daya kapal dan kecepatan kapal

Gambar 3. Kebutuhan Daya M/E Kapal

Gambar 4. Bentuk Aliran Gelombang

3.5 Rencana Umum Kapal

Apabila semua kaidah dan aturan-aturan yang harus terpenuhi dalam kapal telah
ditentukan, maka tahap Selanjutnya adalah proses pembuatan rencana umum. Adapun hasil dari
rencana umum Kapal Pembersih Eceng Gondok Rowo Tirto seperti pada Gambar 5. dibawah
ini.

7
The 1st International Conference on engineering science ISSN XX-XX

Gambar 5. Rencana Umum

3.6 Pembuatan 3 Dimensi

Setelah linesplan dan rencana umum dari kapal pembersih eceng gondok rowo tirto ini
telah selesai maka selanjutnya adalah proses pembuatan gambar 3 dimensi dari kapal ini. Untuk
proses pembuatan 3 Dimensi ini dilakukan melalui aplikasi AutoCAD. Adapun hasil akhir 3
dimensi kapal pembersih eceng gondok ini seperti pada Gambar 6. Dibawah ini.

Gambar 6. 3D Model

8
ISSN XX-XX The 1st International Conference on engineering science

4. SIMPULAN

Perancangan kapal pembersih eceng gondok ini ditujukan pada permasalahan yang ada di
sungai rowo tirto di Probolinggo yaitu pertumbuhan eceng gondok yang sangat banyak dan
kedalaman sungai yang dangkal, akibatnya sungai tersebut mengalami permasalahan pada
ekosistem sungai. Perancangan kapal ini dilengkapi dengan conveyor dan excavator yang
berfungsi untuk mengangkat eceng gondok dari sungai dan mengeruk tanah di dasar sungai.
Penelitian ini dapat dibuat kepada pemerintah setempat kemudian sungai rowo tirto di
Probolinggo dapat dimanfaatkan sebagai wisata dengan menyumbangkan perahu kayu serta
ekosistem yang ada disungai berjalan dengan sempurna.

Perancangan kapal pembersih eceng gondok ini juga dapat dibuat pada sungai-sungai yang
lain, dengan patokan rancangan kapal harus menyesuaikan kondisi geografis sungai yang akan
diteliti. Dalam penelitian selanjutnya juga dapat ditambahkan inovasi atau variasi yang
berfungsi dalam memecahkan masalah yang ada.

5. REFERENSI

Yuliana, E., Santosa, A.W.B. and Kiryanto, K., 2015. STUDI PERANCANGAN KAPAL
PEMBERSIH GULMA DENGAN SISTEM CONVEYOR DI KAWASAN OBYEK
WISATA RAWA JOMBOR KLATEN. Jurnal Teknik Perkapalan, 3(1).

Ulber, S. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT.Refika Aditama.

Khaikal, K., & Romadhoni, R. (2019, December). Desain Kapal Pembersih Eceng Gondok di
Perairan Bengkalis. In Seminar Nasional Industri dan Teknologi (pp. 348-355).

Pardiana, S., Budiarto, U., & Kiryanto, K. (2013). STUDI PERANCANGAN KAPAL
PEMBERSIH GULMA AIR DENGAN SISTEM CONVEYOR DI KAWASAN OBYEK
WISATA WADUK CENGKLIK DI KABUPATEN BOYOLALI. Jurnal Teknik Perkapalan,
1(1).

Anda mungkin juga menyukai