Anda di halaman 1dari 12

Kegiatan Belajar 1 : PENGERTIAN DAN SIFAT-SIFAT

THERMODINAMIKA

1.1. Pendahuluan

Bahwa Thermodinamika adalah cabang ilmu fisika yang harus dipelajari oleh Taruna/i
Meteorologi agar memiliki pengetahuan teori secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan
panas sebagai energi dan perubahan-perubahan panas, untuk menunjang fungsinya sebagai ahli
meteorologi, klimatologi dan Geofisika. Dalam buku ini gambaran secara menyeluruh dasar-dasar
panas dan perubahan-perubahannya, dimana pada akhirnya panas dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi / tenaga, seperti diketahui panas adalah salah satu bentuk dan/atau sumber energi.
Sejak ditemukan mesin uap, orang mulai menyadari bahwa ternyata panas memiliki tenaga yang
sangat besar dan dengan merubahnya menjadi tenaga mekanis, dapat dimanfaatkan untuk
membantu manusia dalam berbagai kebutuhan, terutama yang memerlukan tenaga besar. Air
yang tenaganya terbatas, setelah berubah menjadi uap, ternyata mempunyai tenaga yang sangat
luar biasa dan mampu menggerakkan benda-benda yang sangat berat. Sekarang, hampir semua
mesin yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sampai ke mesin-mesin ruang angkasa,
memanfaatkan panas.
Pada dasarnya, setiap perubahan panas memerlukan energi. Contohnya, untuk merubah
sejumlah air menjadi uap memerlukan sejumlah panas tertentu, yaitu pembakaran bahan bakar.
Sebaliknya, untuk merubah uap kembali menjadi air, diperlukan “energi” untuk menurunkan
temperatur uap. Prinsip inilah yang digunakan untuk membuat “mesin panas”, istilah untuk
membedakan mesin-mesin yang menggunakan panas dengan mesin-mesin yang tidak
menggunakan energi panas seperti kincir angin, turbin air, kapal layar, kereta kuda, dll. Jadi,
pelajaran Termodinamika adalah pelajaran mengenai proses-proses yang terjadi didalam mesin
panas, misalnya bagaimana suatu “zat” di proses didalam suatu sistem sehingga menghasilkan
energi, yang selanjutnya energi ini dirubah menjadi energi mekanis atau gerak.
Panas memang tidak berwujud dan tidak dapat dilihat, namun bisa dirasakan, bahkan diukur
tinggi dan besar/jumlahnya. Untuk mengetahui seluk beluk panas, pertama-tama kita harus bisa
membedakan secara jelas antara tinggi dan jumlah panas, dengan demikian akan lebih mudah
memahami proses-proses yang terjadi dan membuat perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
Tinggi atau derajad panas diukur berdasarkan temperatur atau suhu suatu benda atau zat. Ada
beberapa jenis standar yang digunakan untuk ukuran tinggi rendahnya panas, karena ditemukan
oleh beberapa ahli/ilmuwan secara hampir bersamaan dari beberapa negara berbeda.
Yang paling banyak digunakan adalah standar yang dibuat oleh Celcius, Fahrenheit dan
Reamur. Sesudah itu ditemukan ukuran temperatur mutlak / absolut oleh Kelvin dan Rankine.
Itulah sebabnya dalam menentukan tinggi rendahnya panas, untuk mengetahui standar mana
yang digunakan, dibelakang angka derajad panasnya dituliskan singkatan dari salah satu nama-
nama tersebut .

1-1
Adapun nilai besar atau jumlah panas yang dikandung atau dimiliki suatu zat, diukur dengan
kalori. Tetapi ini adalah standar ukuran lama, sekarang, dengan diberlakukannya standar Satuan
Internasional (SI), satuan yang digunakan adalah Joule. Dari pelajaran fisika diketahui, 1 kalori
(atau kilo kalori) adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan air murni 1 gram (atau
1 kilogram) agar temperaturnya naik sebesar 10, yaitu dari 15,50C menjadi 16,50C.
Biasanya, suatu zat yang temperaturnya tinggi, jumlah panasnya, atau kalorinya, juga besar.
Tetapi hal ini tidak selamanya berlaku, karena masih ada beberapa kondisi yang mempengaruhi
nilai panas suatu zat. Panas selalu berubah atau dinamis. Jumlah panas inilah yang dicari dan
yang mempunyai hubungan erat dengan energi atau tenaga. Dengan mengetahui jumlah panas
suatu zat, melalui suatu sistem atau mekanisme tertentu, kita dapat memanfaatkan panas untuk
menggerakkan mesin sesuai kebutuhan.
Bukti bahwa panas adalah energi adalah ditemukannya persamaan antara panas dan energi.
Energi atau tenaga dinyatakan dengan kilogram meter (satuan lama) atau Newton meter atau
Joule (standar SI), sedangkan panas dinyatakan dengan kalori (satuan lama) atau Joule (standar
SI). Persamaan tersebut adalah :
1 kalori = 427 gm = 4,186 Joule
atau
1 kilo kalori = 427 kgm = 4,186 Joule
Jika persamaan tersebut diterapkan pada satuan waktu, dalam hal ini detik, maka diperoleh
persamaan antara panas dengan tenaga :
kalori gram Joule
1  427  4,186  4,186 watt
sekon sekon sekon
atau
kilokalori ki log ram.meter kilo. Joule
1  427  4,186 = 4,186 kW
sekon sekon sekon

Persamaan ini merupakan salah satu pernyataan Hukum Thermodinamika Pertama, dan
menjadi dasar dari hampir semua perhitungan dalam Thermodinamika. Walaupun terlihat
sederhana, namun dalam perkembangan selanjutnya akan menjadi sangat rumit dan luas. Karena
itu, disamping kita harus memahaminya secara mendasar, juga diperlukan keterampilan dalam
matematika serta pemahaman mengenai standar Satuan Internasional (SI).
Secara teoritis, berdasarkan persamaan diatas, jika kita memilki panas 1 kalori (atau 1 kkal)
per detik, maka kita mampu menghasil-kan tenaga sebesar 4186 Joule/detik atau watt (atau KW).
Tinggal bagaimana kita mewujudkannya dalam sebuah mesin yang nyata.
Untuk itu kita memerlukan berbagai sistem dengan proses-proses yang terjadi didalamnya,
dimana kita akan dapat menghitung jumlah panas yang ada, usaha yang dihasilkan serta kerugian
dan/atau kehilangan panas, efisiensi yang terjadi, dan lain-lain yang berkaitan.
Banyak jenis zat atau gas yang berpotensi menjadi sumber energi, yaitu jika dilakukan proses-
proses tertentu terhadap zat tersebut. Proses-proses dapat terjadi atau dilakukan didalam sistem,
1-2
sedemikian rupa, tergantung pada sifat / karakteristik zat yang digunakan, sehingga panas dapat
dirubah menjadi tenaga mekanis atau jenis tenaga lain.
Proses adalah perubahan dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Keadaan suatu zat atau
sistem dan perubahan-perubahannya dinyatakan melalui sifat atau kandungan atau properties zat
tersebut, seperti volume, tekanan, temperatur, dan lain-lain. Melalui proses-proses inilah akan
diketahui bagaimana hasil perubahan keadaannya dan berapa panas dan usaha / tenaga yang
dihasilkan. Selanjutnya, jika proses-proses tersebut dibuat sedemikian rupa, sehingga terjadi
secara berulang-ulang dan terus-menerus, akan dihasilkan tenaga yang dibutuhkan untuk
menggerakkan sesuatu.
Proses-proses yang berulang ini, disebut dengan siklus. Dengan pengertian lain, siklus
adalah proses-proses yang terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan, sehingga
kembali ke keadaan semula, dan yang selanjutnya terjadi proses-proses yang sama seperti
sebelumnya. Kalau proses-proses ini digambarkan dalam suatu diagram, dimana setiap proses
diwakili dengan garis-garis tertentu, maka garis-garis ini akan membentuk suatu bidang yang
tertutup. Dan tenaga yang dihasilkan akan tergantung pada luas bidang yang terjadi dari siklus ini.
Dan tergantung dari frekuensi siklus tersebut per satuan waktunya (misalnya per detik), maka kita
akan dapat menghitung tenaga atau powernya.

1.2. Pengertian
Ini bertujuan untuk memberikan pengertian mengenai sifat-sifat atau kandungan atau
properties, yang “dimiliki” oleh setiap zat dan/atau sistem sekaligus dengan satuan-satuannya,
yang sangat diperlukan untuk mengetahui perbedaan jenis dan nilai-nilai properties yang menjadi
dasar semua formula dan perhitungan-perhitungan dalam Thermodinamika, sehingga setiap
perubahan panas dan hasil-hasilnya akan diketahui melalui perhitungan-perhitungan
Yang dimaksud dengan sifat-sifat (properties) atau kandungan dalam termodinamika adalah
besaran-besaran yang menjadi “milik” atau yang terkandung dalam suatu zat atau benda atau
suatu sistem. Nilai ini akan menggambarkan keadaan zat / benda / sistem tersebut. Termasuk
properti adalah, apakah keadaan zat / benda / sistem tersebut dalam bentuk padat, cair atau gas,
dan bagaimana jika keadaannya berubah (bentuknya). Pada tabel 1. diberikan jenis-jenis dan
satuan sifat-sifat / properti dimaksud .
Sifat-sifat dan besaran-besaran dalam Tabel 1 berlaku untuk semua materi cabang
pengetahuan fisika, yang walaupun tidak khusus untuk thermodinamika, tetapi sangat penting
untuk dipahami dengan lebih mendalam, lebih-lebih yang berkaitan dengan satuan-satuan. Sifat-
sifat tersebut diatas baru sebagian (belum semua), masih banyak lagi yang akan ditemui dalam
thermodinamika, misalnya energi dalam (internal energy), energi kinetik (kinetic energy) dan lain-
lain, yang akan dibahas dalam bab-bab selanjutnya.

1-3
Tabel 1

Properti Sim- Satuan Keterangan


2
Bol SI lain
Joule / kWH
Energi E -

J kg.m
 watt / HP Usaha per satuan waktu (s=sekon=detik)
Power/Tenaga P s s
(kW)
Massa M Kg lbs Besaran materi yang nilainya konstan

-2
Berat / Bobot G kg (Newton) lbs Massa yang menerima gravitasi = kg.m.s )

Gaya (Force) F Newton = kg Massa yang mendapat perce-patan;


-2
Kg.m.s
0 0 0
Temperatur T C F, R Derajad / tinggi rendahnya panas

0 0
Temp. Mutlak T K Rankine Suhu yang diukur dari Nol derajad mutlak

-2 2
Tekanan/pressure P bar / N.m kg/cm Gaya terhadap suatu luas / permukaan

Volume V M3 ft 3 Besarnya suatu benda dalam ukuran kubik

Volume Jenis V m 3 .kg-1 ft 3/lbs Volume pada bobot tertentu

Usaha W Joule = Nm kg.m Gaya yang bekerja pada suatu jarak atau
tekanan pada volume tertentu
Panas Q Joule cal. (kcal) Jumlah panas yang dikandung 1 kg zat

Jumlah Panas Q Joule cal. (kcal) Jumlah panas yang dikandung suatu zat

0 -1 0
Ketetapan Gas R J.(kg C) cal/kg. C Usaha yang dapat dilakukan zat pada
0
setiap perubahan panas 1 C (R=pV/T)
0 -1 0
Panas Jenis C J.(kg C) cal/kg. C Jumlah panas yang dibutuhkan oleh 1 kg
0
zat agar suhunya naik sebesar 1 C,
0 -1 0
 Tek. Tetap cp J.(kg C) cal/kg. C Panas jenis pada proses tekanan tetap
0 -1 0
 Temp. Tetap cv J.(kg C) cal/kg. C Panas jenis pada proses volume tetap

-1 0
Entalpi H J,kg cal/kg. C Panas yang dimiliki oleh 1 kg zat pada
temperatur tertentu, atau energi dalam +
Usaha
0 -1 0
Entropi S J.(kg C) cal/kg. C Perubahan jumlah panas 1 kg zat sewaktu
O
terjadi perubahan suhu sebesar 1 C pada

suhu tertentu ( H/T)

Berikut ini adalah kajian secara singkat beberapa properti yang sangat penting dan yang akan
sangat berkaitan dengan pembahasan selanjutnya.
1-4
1.2.1. M a s s a
Massa adalah besaran suatu benda atau zat, baik untuk yang berbentuk padat, cair maupun
gas. Besarnya sebanding dengan bentuk dan volumenya, satuannya gram (gr) atau kilogram
(kg). Nilai besarannya tetap, dimanapun lokasinya, termasuk di lokasi yang hampa udara
sekalipun. Nilainya hanya akan berubah jika zat tersebut bertambah atau berkurang. Berbeda
dengan berat atau bobot suatu benda yang yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari, yang
satuannya juga kilogram.
Berat atau bobot yang seharihari disebut dengan satuan gram atau kilogram, sebenarnya
adalah gaya (force), yang arah gayanya menuju pusat bumi sebagai akibat gravitasi. Nilai
berat atau bobot dapat berubah walaupun tidak ditambah atau dikurangi, atau jika dipindahkan
ke suatu lokasi lain yang mempunyai gravitasi berbeda. Sebelum sistem SI diberlakukan,
untuk membedakan massa dengan berat yang mempunyai satuan sama, pada satuan massa
ditambahkan dengan kata-kata massa, sehingga menjadi kg massa (misalnya 2 kg massa),
sedangkan untuk berat satuannya tetap kilogram, sedangkan untuk gaya satuannya kilogram
gaya.
Berat = massa x gravitasi atau
G = m kg x g m.s-2 (satuan kg.m.s-2)

Jadi, sebenarnya satuan berat adalah kg.m.s-2 , tetapi sehari-hari hanya disebut kg (kilogram)
saja. Kita tahu gravitasi adalah gaya tarik bumi terhadap semua benda disekeliling bumi, dan
besarnya gravitasi di bumi tidak sama di semua tempat. Itulah sebabnya, tanpa menambah
atau mengurangi benda tersebut, nilai berat atau bobot suatu benda dapat saja berbeda jika
berada di lokasi yang tidak sama, misalnya jika berada di daerah tropis dengan di daerah
kutub, karena nilai gravitasinya berbeda.

1.2.2. G A Y A
Gaya adalah suatu massa yang mendapat percepatan, kemanapun arahnya. Jika
percepatannya mengarah ke pusat bumi, yaitu akibat pengaruh gravitasi bumi, gaya ini disebut
berat atau bobot.
Jika arah gaya sembarang, maka:
F=mxa
Dimana :
F = gaya
m = massa dalam kilogram (kg)
a = percepatan dalam meter per sekon kuadrat (m.s-2)

1-5
Karena satuan gaya kg.m.s-2 dianggap tidak praktis, maka digunakan satuan Newton,
disingkat N, mengikuti nama penemu formula ini Isaac Newton. Jadi,
1 Newton = 1 kg.m.s-2.

Karena nilai berat atau G = m x g (dalam kg) sedangkan nilai gaya F = m x a (dalam
Newton), maka jika suatu benda dikatakan mempunyai berat 1 kg, berarti mempunyai gaya
sebesar g Newton, atau :
1 kg berat = g x Newton, dan jika g diambil 10 m.s-2, maka

1 kg berat (gaya) = 10 N

1.2.3. Tekanan
Tekanan adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu bidang dengan luas tertentu.
Yang harus dipahami adalah, walaupun gaya ini bekerja pada suatu permukaan, bukan berarti
tekanan ini bekerja hanya terhadap suatu permukaan tertentu saja. Udara atmosfir yang bebas
juga mempunyai tekanan, sama dengan suatu zat yang berada dalam suatu ruangan.
Dalam hal ini, gaya bekerja ke semua arah, dimana dalam satu ruangan, besarnya gaya
sama, disemua titik dan lokasi dalam ruangan yang sama. Ini berarti, di udara bebaspun
mempunyai gaya yang sama di semua lokasi dan tempat. Jika terdapat perbedaan tekanan
antara satu lokasi dengan lokasi lain (bahkan antara satu titik dengan titik lain) dalam ruangan
yang sama, maka akan terjadi arus atau gerakan tekanan, dari lokasi yang tekanannya lebih
besar ke lokasi yang tekanannya rendah, sehingga akhirnya semua tekanan di semua titik
akan sama. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dikenal dengan timbulnya angin akibat
perbedaan tekanan di satu lokasi dengan lainnya.
Dulu satuan tekanan dihitung dengan kg.cm-2, tetapi sekarang dengan berlakunya standar
internasional (SI), satuan untuk tekanan adalah N.m-2 (Newton per meter kuadrat). Satuan ini
juga sering disebut Pascal (Pa). Sebenarnya satuan untuk tekanan sangat beragam,
tergantung penggunaan. Satuan yang paling kecil misalnya, adalah dyne, yang nilainya sama
dengan 1 gr.cm.s-2(satu gram centimeter per detik kuadrat). Sedangkan untuk udara luar /
bebas digunakan satuan atmosfir (atm), atau bar (singkatan dari barometer). Besarnya
tekanan yang diukur dengan satuan kg/cm2, sebenarnya nilainya hampir sama dengan 1
atmosfir atau sama dengan 1 bar, tepatnya 1 bar = 1,02 kg.cm2. Tekanan udara luar atau
udara atmosfir ini adalah tekanan rata-rata dimuka bumi.
Untuk tekanan gas atau zat didalam ruangan / tabung tertutup, yang mempunyai nilai
dibawah 1 bar, digunakan istilah tekanan vakum. Tekanan vakum biasanya diukur dalam
persen (%). Tekanan vakum 50% artinya tekanan tersebut besarnya = 50% x 1 bar = 0,5 bar,
tetapi tekanan vakum 90%, sama dengan 0,1 bar. Ukuran tekanan vakum ini digunakan untuk
mengukur tekanan didalam tabung atau ruangan yang “divakumkan”, atau dikosongkan

1-6
tekanannya, dimana jika sama sekali tidak ada tekanan, atau tekanannya = 0 bar, maka
dikatakan tekanan vakumnya adalah 100%.
Jenis pengukuran tekanan selanjutnya adalah yang disebut dengan tekanan manometer
(gauge - pressure), yaitu tekanan yang diperoleh dari hasil pembacaan alat pengukur
tekanan atau manometer. Seperti diketahui, alat pengukur suatu ruangan tertutup akan
menunjukkan angka nol jika tekanan didalam ruangan tersebut sama dengan tekanan udara
luar. Jika alat pengukur tekanan tersebut menunjukkan angka 5 bar, maka sebenarnya
tekanannya adalah 5 bar diatas tekanan udara luar. Tekanan udara luar itu sendiri adalah 1
bar diatas tekanan nol, jika dihitung dari sama sekali tidak ada tekanan. Dari sinilah kemudian
muncul pengertian tekanan nol mutlak (absolut).
Yang dimaksud dengan tekanan nol mutlak adalah, dimana tidak ada tekanan sama sekali
atau hampa udara, yang berarti, tekanannya 100% vakum. Dengan demikian, terdapat jenis
tekanan lain, yaitu tekanan absolut atau tekanan mutlak.
Adapun yang dimaksud dengan tekanan absolut, adalah, tekanan yang dihitung dari tekanan
nol mutlak. Jadi, sekarang,
Tekanan Absolut = Tekanan Manometer + Tekanan Atmosfir
Sebagai contoh, tekanan uap didalam sebagaimana terbaca di alat pengukur tekanannya
(manometer) adalah 12 bar. Jika tekanan atmosfir = 1 bar, maka tekanan uap absolut didalam
Ketel adalah 12 + 1 bar = 13 bar. Perhatikan sketsa dibawah ini:

Tekanan Mutlak Tekanan Manometer

Tek. Atmosfir = + 1 bar

Tekanan Vakum

Gambar 2-1
Dalam berbagai hitungan thermodinamika, satuan yang sering digunakan adalah kN.m-2.
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, 1 Newton = 1 kg.m.s-2 dimana jika diterapkan untuk
benda-benda atau zat-zat tertentu, percepatan ini sama dengan gravitasi bumi, biasa disingkat
g, yang besarnya lk. 9,81 m.s-2.
Karena 1 bar lk. = 1 kg.cm-2 , maka akan ternyata bahwa 1 bar = 98 kN.m-2, karena 1 bar
= 1x104 kg.cm-2 x 103 N.m-2. Untuk menyederhanakan hitungan, jika nilai g diambil 10 m.s-2 ,
maka:
kN
1 bar = 100 2
(atau kN.m-2)
m

1-7
Persamaan tersebut hanyalah untuk memudahkan kita dalam mengkonversikan beberapa
jenis tekanan seperti yang diuraikan diatas, bukan untuk perhitungan yang sesungguhnya,
yang nantinya akan sangat tergantung pada nilai dari masing-masing unsur yang terkait.

1.2.4. Temperatur

Seperti dijelaskan diatas, temperatur adalah ukuran tinggi rendahnya panas, atau derajat
yang dimiliki suatu benda/zat.
Disamping kalori yang menyatakan besar kecilnya panas, temperatur adalah properti sangat
penting dan mempunyai peran dominan dalam thermodinamika. Beberapa ahli dan ilmuwan
fisika dari berbagai negara dalam waktu hampir bersamaan membuat skala suhu, sehingga
sering menyulitkan. Celcius, Fahrenheit dan Reamur adalah yang paling sering digunakan.
Dengan adanya SI, dimana yang dipilih adalah satuan Celcius, memudahkan kita dalam
penggunaan, karena lebih sederhana. Seperti diketahui, menurut Celcius, es yang membeku
dan mulai mencair mempunyai temperatur 0O dan sewaktu air mendidih dan akan berubah
menjadi uap semua, mempunyai temperatur 100O. Selanjutnya temperatur diantara kedua
patokan tersebut dibagi menjadi 100 tingkat atau derajat. Inilah yang kemudian dikenal dengan
skala Celcius. Jadi, jika suatu benda dikatakan mempunyai temperatur 400C, berarti
temperaturnya sama dengan 40/100 x tingginya temperatur air mendidih.
Salah seorang pengguna ukuran ini, yaitu Kelvin, menemukan bahwa temperatur paling
rendah yang dapat dicapai di bumi ini adalah –273,160C, atau 273,16 derajad dibawah 00C.
Selanjutnya Kelvin membuat skala sendiri yang berbeda, tetapi juga ada persamaannya
dengan skala Celcius. Dengan ditemukannya temperatur paling rendah –273,160C oleh Kelvin,
temperatur ini disebut temperatur nol absolut, dan semua nilai temperatur dihitung dari dasar
ini, atau dari 00 Kelvin. Karena tidak ada temperatur dibawah 0OKelvin, maka temperatur ini
disebut nol derajat mutlak, yang sama dengan –273,160C. Adapun pembagian skala antara
derajad Celcius dan Kelvin tetap sama, walaupun angkanya berbeda. Kelihatannya hal ini
membingungkan, tetapi contoh berikut dapat lebih menjelaskan.
Sejumlah air yang mempunyai temperatur 300 C, dipanaskan hingga 500 C. Jadi ada
kenaikan sebesar 200. Sebelum dipanaskan suhu air 200C ini sama dengan 30 + 273 = 3030
Kelvin, sesudah dipanaskan menjadi 500 + 2730 = 3230 K, jadi selisih suhunya 20OK. Terlihat,
tinggi temperaturnya berbeda, 30OC dengan 323OK, tetapi selisih kedua suhu sama, yaitu 200.
Untuk memudahkan pengunaan, derajad celcius diberi kode huruf t (kecil) sedangkan untuk
derajat kelvin diberi kode huruf T (besar), sehingga,
T OC =/= T OK, tetapi
O O
t C = T K

1-8
1.2.5. Kalori (Panas)

Kalori adalah jumlah panas yang dimiliki oleh suatu zat atau benda yang dapat
dipindahkan, baik diberikan kepada zat lain, atau sebaliknya yang diterima oleh zat itu dari
benda atau zat lain. Ini adalah pengertian umum, tetapi apa yang disebut sebagai 1 (satu)
kalori, atau satu kilo kalori ?
Standar kalori dibuat berdasarkan referensi hasil percobaan yang dilakukan terhadap air
murni, yang jika air tersebut berjumlah 1 gram (atau 1 kilogram), dan temperaturnya dinaikkan
sebesar 10C, yaitu dari dari 15,50C menjadi 16,50 C, maka dikatakan, air tersebut memerlukan
panas sebesar 1 (satu) kalori (atau 1 kilokalori).
Karena untuk menaikkan temperatur air sebesar 10C memerlukan panas sebesar satu
kalori, maka jika memanaskan 1 kg air yang tadinya mempunyai temperatur 200C sampai
mulai mendidih (1000C), maka dibutuhkan panas sebesar 1 x (100-20) kilokalori = 80 kilo
kalori. Pengertian lain dari standar kalori adalah, karena untuk menaikkan temperatur 1 kg air
sebesar 10C adalah 1 kkal, maka

panas jenis air murni = 1 kkal.(kg.OC)-1 atau 1 kal.(gr.OC)-1

Ini juga berarti, air 1 kg yang mempunyai temperatur 600C dianggap memiliki kandungan
panas sebesar 60 kilokalori. Kandungan panas inilah yang kemudian biasa disebut entalpi.
Disini akan timbul keraguan pengertian antara istilah kalori dengan entalpi. Keduanya
berarti jumlah panas, dimana sebenarnya kalori mempunyai dua arti. Kalori bisa berarti satuan
panas, juga berarti jumlah panas. Untuk memudahkan pemahaman, selanjutnya kalori
hanya digunakan untuk satuan panas, sedangkan jumlah panas, yang dimiliki oleh suatu
benda, dan bisa dipindahkan, disebut entalpi.
Dengan digunakannya satuan SI, dimana untuk panas (dan juga usaha) dipakai satuan
Joule (J), maka satuan kalori selanjutnya juga tidak dipakai lagi, diganti Joule (J). Yang harus
diingat, walaupun satuan kalori diganti Joule, tidak berarti nilai 1 kalori sama dengan 1 Joule.
Masalah ini akan dibahas lebih lanjut dalam bab-bab selanjutnya (Bab III – Panas).

Properties lain, seperti entalpi, entropi dll., akan dibahas dalam bab-bab selanjutnya sesuai
dengan penggunaannya.

1.2.6. USAHA ( WORK )


Usaha adalah gaya yang diberikan kepada suatu benda, sedemikian rupa sehingga benda
tersebut bergerak atau berpindah tempat dan diukur berdasarkan besarnya gaya dikalikan
jarak yang ditempuh benda yang menerima gaya tersebut. Dengan demikian maka:

1-9
Usaha (W) = Gaya x jarak W = F (N) x l (m)
Dimana W = usaha atau work 2-2

F = gaya dalam Newton (N)


l = jarak dalam meter (m)

Disamping gaya x jarak, Usaha juga diformulasikan bukan hanya dalam bentuk linear, tetapi
juga kubik.
Dalam praktek, yang menerima usaha adalah benda yang mempunyai volume. Oleh
karenanya, usaha juga diformulasikan:

Usaha = Tekanan x volume W = p x V.


2-

Satuannya sama, yaitu Newton meter.


Satuan Newton meter atau Nm untuk usaha ini disamakan dengan Joule, dengan demikian
disamping Nm, satuan usaha juga Joule atau disingkat J. Sama seperti yang lain, nilai Joule
juga dapat menggunakan nilai-nilai perkalian (kilo, mega, dll) atau pembagian (mili, micro, dll),
sesuai nilai yang diperoleh. Dengan demikian:

1 Nm = 1 Joule, atau 1 kNm = 1 kJ


atau 1 MNm = 1 MJ.

Selanjutnya adalah tenaga atau Power (disingkat P), yang diformulasikan sebagai usaha per
satuan waktu, atau jumlah usaha yang dapat dilakukan per satuan waktu tertentu, dalam hal
ini adalah sekon disingkat s. Jadi :

Tenaga = Usaha per waktu P = W(J) per detik (s)


-1
(satuan P = J.s )
Satuan J/s (atau kJ/s) ini disamakan dengan watt (atau kW), jadi,
1 watt = 1 J.s-1 = 1 Nm.s-1, atau
-1 -1
1 kW = 1 kJ.s = 1 kNm.s
Energi juga dapat diformulasikan sebagai usaha (W) yang dilakukan, juga diukur dengan
satuan usaha (J), dan ini berarti energi sama dengan usaha. Satuan lain untuk energi adalah
watt-jam atau kilowatt-jam (kWH), yang berarti terdapat sejumlah energi dalam kilowatt yang
digunakan atau diperoleh secara terus menerus selama satu jam.

1-10
Energi = tenaga x waktu
1 k WH = 1000 watt x 3600 detik = 1000 J/s x 3600 s
= 3.600.000 J
= 3.600 kJ
= 3.6 MJ

1.3. Rangkuman
Thermodinamika adalah cabang ilmu fisika yang berkaitan dengan panas sebagai energi
dan perubahan-perubahan panas. Panas memiliki tenaga yang sangat besar dan dengan
merubahnya menjadi tenaga mekanis, dapat dimanfaatkan untuk membantu manusia dalam
berbagai kebutuhan, terutama yang memerlukan tenaga besar. Sekarang, hampir semua
mesin yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sampai ke mesin-mesin ruang angkasa,
memanfaatkan panas.
Suatu zat yang temperaturnya tinggi, jumlah panasnya, atau kalorinya, juga besar. Tetapi
hal ini tidak selamanya berlaku, karena masih ada beberapa kondisi yang mempengaruhi nilai
panas suatu zat. Panas selalu berubah atau dinamis. Jumlah panas inilah yang dicari dan yang
mempunyai hubungan erat dengan energi atau tenaga. Dengan mengetahui jumlah panas
suatu zat, melalui suatu sistem atau mekanisme tertentu, kita dapat memanfaatkan panas
untuk menggerakkan mesin sesuai kebutuhan.
Temperatur, tekanan mutlak atau absolut. Ini perlu ditekankan bahwa dalam semua
perhitungan Termodinamika, semua nilai harus menggunakan nilai mutlak. Jadi, walaupun
dalam soal diketahui dalam nilai – nilai yang bukan nilai mutlak, nilai-nilai tersebut harus
dirubah dulu menjadi nilai mutlak, baru dimasukkan dalam formula yang terkait dan dihitung
hasilnya.
 Untuk temperatur, suhu dalam Celsius harus durubah menjadi nilai Kelvin karena derajad
kelvin adalah temperatur mutlak.
 Untuk tekanan, baik tekanan vakum, tekanan manometer, dll, harus dirubah dulu menjadi
tekanan mutlak.
 Untuk volume dan massa nilainya tetap karena nilai tersebut adalah mutlak, karena walau
volume nol, atau massanya nol, berarti zat atau bendanya memang tidak ada, dan jelas ini
tidak bisa dihitung.

1.4. Soal dan Latihan


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan termodinamika ?
2. Jelaskan ruang alingkup dan peranannya
3. Apa yang dimaksud dengan suhu vacuum, Jelaskan ?

1-11
4. Untuk menaikkan suhu suatu objek, haruskah kita menambahkan panas ? Jika kita
menambahkan panas pada suatu objek apakah suhunya pasti naik. Jelaskan
5. Mengapa memasak makanan menjadi lebih cepat dengan pressure coocer ( panic
bertekanan ) dari pada panic air mendidih yang terbuka ?

1.5. Daftar Pustaka


1. M.W. Zemansky and R.H Dittman,terbitan ke-6, diterjemahkan oleh The Houw Liong, “
Kalor dan Termodinamika “, Penerbit ITB, Bandung, 1986.
2. Nainggolan S.Werlin, “ Teori , soal dan Penyelesaian “ Penerbit Armico Bandung,
cetakan ke-4, 1978
3. Sears & Zemansky, Hugh. D. Young, Roger A. Freedman, TR. Sandin, A. Lewis Ford,
alih bahasa, Endang Julianti, “ Fisika Universitas “ Edisi-10, Jakarta, Erlangga , 2002.

1-12

Anda mungkin juga menyukai