Oleh :
Kenneth G.H (24415053)
Yeremia A.S (24405004)
I.
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Kalor adalah bentuk energi yang dapat berpindah dari zat yang
suhunya lebih tinggi ke zat yang suhunya lebih rendah jika kedua benda
bersentuhan. Dengan kata lain, kalor adalah bentuk energi yang menaikkan suhu
jika bentuk energi itu diberikan kepada benda tersebut. Kalor dapat dihasilkan dari
arus listrik, saat dua ujung kawat konduktor diberi beda potensial, maka elektronelektron bebas akan bergerak di sepanjang kawat konduktor tersebut. Elektron
akan menumbuk partikel konduktor selama terjadi beda potensial. Dengan
demikian dapat dianggap elektron berkecepatan rata-rata tetap. Dengan adanya
tumbukan tersebut, maka sebagian energi gerak elektron akan diberikan pada
partikel. Getaran partikel akan bertambah besar dan menghasilkan kalor.
Kalor sangat dibutuhkan dalam hidup kita sehari-hari. Salah satunya adalah
untuk water heater listrik. Dimana water heater menggunakan kalor yang
dihasilkan dari arus listrik untuk memanaskan air.
I.2. Tujuan Pembahasan
1. Memahami adanya kalor yang dihasilkan dari arus listrik
2. Menentukan harga tara kalor mekanik
I.3. Rumusan masalah
1. Bagaimana prinsip kerja water heater listrik?
2. Apakah ada hubungan antara besarnya arus listrik yang dibutuhkan dengan
besar kalor yang dihasilkan?
II.
DASAR TEORI
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk energi lainnya. Dari
berbagai bentuk energi, ternyata energi listriklah yang paling banyak digunakan oleh
manusia. Ini karena energi listrik mudah dimanfaatkan dibandingkan dengan bentuk
energi lainnya.
Menurut hukum Joule, besar kalor yang ditimbulkan arus listrik adalah :
Q = v.i.t
Dimana :
Q = Jumlah kalor yang dihasilkan (Joule)
v = Beda potensial (volt)
i = Kuat arus (ampere)
t = waktu lama arus mengalir (detik)
2.1 Teori Hukum Joule
Hukum joule menuliskan bagaimana tenaga diubah kedalam tenaga
termal,yang didalam suatu penghantar merupakan suatu proses yang tidak dapat
dibalik ( hanya berlangsung satu arah ). Arus listrik adalah aliran partikel-partikel
listrik bermuatan positif didalam suatu pengantar atau arus listrik adalah gerakan
atau aliran muatan listrik. Pergerakan muatan ini terjadi pada bahan yang disebut
konduktor. Konduktor bisa berupa logam , gas, atau larutan, sedangkan pembawa
muatan sendiri tergantung pada jenis konduktor yaitu pada logam, gas, dan arutan.
Untuk mengukur suatu benda secara tepat haruslah mempergunakan suatu
alat yang mempunyai sifat fisis yang dapat diukur, karena terjadi suatu perubahan
yang dapat diukur dengan berubahnya temparatur benda tersebut. Alat untuk
mengukur temperature disebut thermometer, yang bekerja atas perubahan fisis
yang bersamaan dengan perubahan temperatur, yaitu perubahan volume zat
air,perubahan tahanan listrik dari suatukawat penghantar, perubahan warna
filament lampu pijar.
Perubahan-perubahan ini semua bersamaan dan berbanding dengan
temperatur yang dapat diukur. Satu kalori didefenisikan sebagai banyaknya
panas/energi yang diperlukan untuk memanaskan satu gram air sehingga suhunya
naik satu derajat celcius.
Pada sebuah benda yang mempunyai suhu yang tidak sama untuk seluruh
bagian-bagiannya akan terjadi perpindahan kalor dari bagian yang bersuhu lebih
tinggi ke bagian benda yang bersuhu lebih rendah. Demikian juga bila sebuah
benda bersuhu lebih tinggi dari suhu lingkungannya. Benda tersebut akan
memancarkan energi sampai suhu benda sama dengan suhu lingkungannya. Bila
suhu sudah sama akan terjadi keseimbangan atau tidak ada lagi perpindahan kalor
atau energi.
Menurut azas black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda
kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang
bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti
sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis
dapat dirumuskan :
Q lepas = Q terima
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima
kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan
maka akan diperoleh
m1.c1.(t1 ta) = m2.c2.(ta-t2)
Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah
pada benda yang bersuhu tinggi digunakan (t1 ta) dan untuk benda yang bersuhu
rendah digunakan (ta-t2). Prinsip dari azas black adalah kestimbangan energi,
dimana energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, apabila ada energi
yang tidak ada / hilang, sebenarnya energi tersebut berganti menjadi produk lain.
2.3 Panas atau Kalor
Panas, adalah transfer energi yang terjadi didalam dua temperature berbeda,
dalam konteks ini energi bisa dikatakan berpindah dari sistem ke lingkungan,
perpindahan ini dikarenakan didalam sistem terjadi reaksi yang menghasilkan
energi. Untuk mengukur tingkat kepanasan tersebut, manusia tidak dapat hanya
menggunakan anggota tubuh yang dimiliki dalam menentukan tingkat kepanasan,
ini disebabkan karena syaraf manusia untuk menanggapi rangsangan memiliki
batasan batasan, antara lain mudah terpengaruh keadaan lingkungan apabila
sudah terlalu lama terbiasa oleh keadaaan disitu. Selain itu, syarah juga tidak bisa
mengukur besar panas yang terlalu ekstrim, karena hal itu dapat merusak syarat
itu sendiri.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang
dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor, yaitu massa zat, jenis zat
(kalor jenis) dan perubahan suhu. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :
Q = m.c.(t2 t1)
Dimana :
1. Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
2. m adalah massa benda (kg)
3. c adalah kalor jenis (J/kgC)
4. (t2-t1) adalah perubahan suhu (C)
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kalor yang digunakan untuk
menaikkan suhu dan kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten),
persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q =
m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur
2.4 Kalorimeter
Kapasitas kalor adalah banyak nya energi yang harus dimasukkan kedalam
suatu sistem untuk meningkatkan suhu sistem tersebut sebesar 1K, sehingga
satuan dari kapasitas kalor adalah JK -1 . Sementara, untuk kalor jenis adalah
besarnya energi / kalor yang dignakan untuk menaikkan suhu suatu benda atau
sistem sebesar 1K untuk persatuan berat dari benda tersebut, sehingga kalor jenis
merupakan hasil pembagian antara kapasitas kalor dengan berat dari bahan atau
produk, satuan dari kalor jenis adalah JK -1 m -1. Apabila dituliskan, maka akan
didapat persamaan seperti berikut:
C = Q : t
= Q : (mt)
= mc
Dengan:
C = kapasitas kalor (JK -1 )
c = kalor jenis (kal/g) atau (J/Kg.K)
Q = kalor ( kalor atau Joule)
m = massa benda ( gram atau Kg).
t = perubahan suhu (K)
Perpindahan kalor/panas yang terjadi akan diserap oleh air di dalam tangki tersebut. Di
dalam tangki sendiri terdapat 3 elemen utama, yaitu :
- Heating element, berfungsi untuk memanaskan air, biasanya terbuat bahan kuningan
- Thermostat, berfungsi untuk menjaga kondisi air dalam tangki tetap panas pada suhu
tertentu
- Magnesium anode, berfungsi untukmenetralkan ion-ion positif dalam air sehingga
membantu mencegah karat pada elemen-elemen dalam tangki.
Penggunaan water heater listrik seringkali menimbulkan kekhawatiran timbulnya
masalah dari pemakaian alatnya. Momok yang kerap muncul adalah bahaya tersengat
aliran listrik. Namun Anda tidak perlu takut karena mayoritas water heater listrik sudah
dilengkapi dengan pengaman berupa anti kontak, sehingga secara otomatis akan memutus
aliran listrik jika terjadi kebocoran atau muncul masalah-masalah lain.
Tangki water heater listrik Masalah lain yang sering ditemui yaitu volume air yang
didapatkan sedikit serta panasnya tidak bisa bertahan lama. Permasalahan ini biasanya
muncul pada water heater listrik dengan sistem tangki. Untuk mengatasinya pastikan
aliran air yang keluar cukup kencang, sehingga volume air yang keluar dan masuk
kran berimbang.
Kelebihan :
- Praktis, karena tinggal disambungkan ke sumber listrik dan langsung bisa dipergunakan.
Kekurangan :
- Membutuhkan daya listrik cukup besar, minimal 350 W, bahkan bisa mencapai dua kali
lipat untuk kapasitas air yang besar.
- Apabila aliran listrik mati, water heater tidak dapat dipergunakan.
III.
ANALISA KASUS
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk
kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik
dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat
berubah menjadi energi listrik.
Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor
Yang dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan.
W=Q
Jadi semakin besar arus listrik maka semakin besar pula kalor yang dihasilkan
Dan semakin kecil arus listrik maka semakin kecil kalor yang dihasilkan
IV.
KESIMPULAN