4.1. Pendahuluan
Pada bagian ini akan dibahas proses-proses thermodinamik yang sering rejadi pada
keadaan praktis. Proses-proses ini dapat dirinmgkas sebagai tanpa perpindahan panas atau
adiabatic, volume konstan atau isovolum atau isokhorik, tekanan konstan atau isobaric dan
suhu konstan atau isothermal. Untuk beberapa diaantaranya digunakan hukum
Thermodinamika pertama yang disederhanakan.
P P V
P1 1 P1 1
1 2
V1 = V2
P2 2 2
V1 = V2 V T1 T2 T T1 T2 T
Dalam proses volume tetap, usaha luar (W) akan sama dengan nol atau tidak ada usaha
luar. Hal ini disebabkan oleh volume-nya yang tetap, yang berarti V1 = V2, sehingga W = px V
= 0. Dan karena itu pula maka Q = U.
Untuk lebih jelasnya berikut formula-formula Q, W dan DU:
Usaha W= 0
Energi Dalam U = Q = m.cv.(T2 - T1)
4-1
Panas Q = U = m.cv.(T2 - T1)
Contoh soal.
1. Dari alat pengukur tekanan (manometer), diketahui tekanan botol angin yang berisi udara
= 21 Bar dan temperaturnya 500C. Jika Ketetapan Gas udara R = 290 J.(kgOK)-1,
hitunglah massa udara tersebut jika volume botol udara 0,45 m3. Setelah beberapa lama
ternyata temperaturnya turun hingga 250C. Berapa sekarang tekanannya dan berapa
panas yang hilang ke sekeliling botol udara tersebut.
Diketahui : P1 = 21 Bar
T1 = 50 0 C
R = 290 J ( Kg0K ) -1
V1 = 0,456 m3
T2 = 250
Ditanya : a. m udara =
b. P2 =
c. Qhilang =
Jawab:
a. Dianggap tekanan udara atmosfir = 1 Bar, maka:
tekanan absolut udara p = 21+1 = 22 Bar = 22x100 kN.m-2.
PV = m R T
m = PV / RT
m = 2200 x 0,45 / 0,290 x (50+273) kg
m = 10,56 kg.
Volume botol udara tetap, sehingga
p1/T1 = p2 /T2 atau p2 = P1 x T2/ T1
b. Tekanan sekarang P2 = P1 x T2/ T1
p2 = 2200 x (298) / (323) = 2030 kN/m2
= 20,3 Bar
c. Panas yang hilang ke sekelilingnya
Q =m x cv (T2-T1)
jika cv diambil = 0,720 kJ.(kg0K)-1, maka
Q = 10,56 x 0,720 x (50-25)
= 190 kJ
4-2
V1 V2
T1 T2
Contoh proses ini terjadi pada mesin uap, dimana uap yang berasal dari ketel dengan
bertekanan tinggi mendorong torak dimana tekanan uapnya selalu tetap. Proses ini dapat
dilihat dari diagram-diagram berikut :
P P V
p1 = 1 2 p1 = p2 1 2 V2 2
p2
V1
1
V1 V2 V T1 T2 T T1 T2 T
Diagram P-V Diagram P-T Diagram V-T
Untuk mencari jumlah panas, energi dalam dan Usaha dalam proses tekanan tetap, dapat
ditunjukkan dengan persamaan-persamaan berikut :
Usaha W = p (V2-V1)
Contoh
2. Didalam sebuah silinder udara bertekanan 15 Bar mendorong torak kearah bawah dengan
tekanan tetap dari volume semula 0,015 m3 hingga volumenya menjadi 0,040 m3. Jika
temperatur udara mula-mula 350C, berapa temperatur akhirnya ?. Hitung pula berapa
usaha luar yang dihasilkan dan massa udara jika panas jenis udara pada tekanan tetap
1,02 kJ.(kg0K)-1, dan R udara = 291 J.(kg0K)-1.
Diketahui : P = 15 Bar
V1 = 0,015 m3
V2 = 0,040 m3
T1 = 350 C
Cp= 1,02 KJ (kg0 )-1
R = 291 J (kg0K)-1
Ditanya : a. T1 = ? b. W = ?
4-3
Jawab:
a. Proses tekanan tetap, jadi V1/T1 = V2/T2
T2 = V1/V2 x T1
T2 = 308 x 0,040/0,015
= 308 x 8/3 = 8210K
= 548 0C
P ` P V
p1 1 p1 1 V2 2
p2
2 p2 2 V1 1
V1 V2 V T1= T2 T T1= T2 T
Diagram P-V Diagram P-T Diagram V-T
Untuk mencari jumlah panas, energi dalam dan Usaha dalam proses temperatur tetap, dapat
ditunjukkan dengan persamaan - persamaan berikut :
Energi Dalam U = 0
4-4
Usaha W = p1 v1 ln (v2.v1-1)
(Q = W , Panas = Usaha)
Contoh.
3. Pompa sepeda yang diameter silindernya 4 cm dan langkahnya 60 cm, digunakan dengan
sangat pelan hingga temperaturnya tetap. Perbandingan kompresi pompa adalah 20, dan
jika udara yang dihisap pompa tekanannya 1 Bar dan suhunya 300C, berapa tekanan
akhirnya dan berapa massa udara yang dipompa setiap langkah toraknya.
Hitung juga usaha luar yang dibutuhkan setiap langkahnya.
Diketahui : d = 4 cm = 4 x 10-2 m
L = 60 cm = 0,6 m
Perbandingan kompressi = 20
P = 1 Bar
T = 300 C
Ditanya :a. P2 = ? b. Wluar = ?
Jawab :
a. Volume langkah pompa = ¼ d2 x l
= 0,785 x0,0042 x 0,060 = 753,6x10-6 m3 = 753,6 cm3
V1 = 20 V2, sedangkan volume langkah torak adalah
V1 – V2 = 753,6 x 10-6 m3 sehingga
V1 – V1/20 = 19/20 V1 = vol. langkah, jadi
V1 = 20/19 x 753,6x10-6
= 793,1x10-6 m3 dengan demikian
V2 = 793,1x10-6 – 753,6x10-6
= 39,5x10-6 m3 = + 40 cm3
Jika R udara diambil 290 J/kg0K, maka m udara = PV/RT
m = 100 x793,1x10-6 : (0,29x303) = 902,5x10-6 kg
= 0,925 gram (untuk setiap langkah)
b. Usaha luar (W) = p1V1 ln V2.V1-1
= 100 x 793,1x10-6 x ln 1/20
= - 237591,5 x 10-6 KNM =
= - 237,6 x 10-3 KJ = - 237,6 Joule
(catatan : nilai negatif berarti usaha diberikan dari luar)
P P V
1 1 2
p1 p1 V2
p2 p2 V1
V1 V2 V T1 T2 T T1 T2 T
Diagram P-V Diagram P-T Diagram V-T
p1 V1 p 2 V2
dimana W =
γ 1
dan
p 2 V2 p1V1
U =
γ 1
Contoh
4. Pompa sepeda mempunyai diameter silinder 4 cm dan langkah 60 cm, digunakan dengan
sangat capat hingga tidak ada panas yang masuk maupun keluar. Perbandingan kompresi 20,
dan jika udara yang dihisap pompa tekanannya 1 Bar dan suhunya 300C, berapa tekanan
akhirnya dan usaha luar yang dibutuhkan setiap langkahnya.
Diketahui : d = 4 cm = 4 x 10-2 m
L = 60 cm = 0,6 m
Perbandingan kompressi = 20
4-6
P = 1 Bar
T = 300 C
Ditanya :a. P2 = ? b. Wluar = ?
Jawab:
a. Karena gerakan pompa dilakukan sangat cepat, disini terjadi proses adiabatis, atau tidak
terjadi perpindahan panas dari maupun ke pompa. Jika diangap V1 = 800x10-6 m3 dan
V2 = 40x10-6 m3 (lihat contoh soal 3 )
Proses adiabatis.
p1V1 = p2V2
V1
p2 = p1. ( ( ) = 100 x 201,4 = 6629 kN/m2
V2
p1 V1 p 2 V2
b. Usaha luar (W) = nilai diambil 1,4
γ 1
(100 x800) (6629 x 40)
Jadi W = x10 6
1,4 1
= 2,5 x (80000 – 265160) x 10-6
= - 462900 x 10-6 kNm
= - 462,9 Nm
= - 462,9 J
(catatan : nilai negatif berarti usaha diberikan dari luar)
γn γn
Q= xW = cv xW (T2 – T1) = Cn (T2-T1)
γ 1 n 1
n
U = cv (T2 – T1) = ( p1V1 - p2 V2)
n 1
p V p 2 V2
W = 1 1
n 1
4-7
Dalam proses politropis, panas jenis mempunyai nilai sendiri, yaitu cn, yang besarnya:
γn
cn = cv ( )
γ 1
Diagram untuk proses politropis:
P P V
1 1 2
p1 p1 V2
p2 2 V1
V1 V2 V T1 T2 T T1 T2 T
Diagram P-V Diagram P-T Diagram V-T
Catatan :
Untuk memudahkan perhitungan dalam proses politropis, jika diketahui temperatur masing-masing keadaan,
dapat juga digunakan rumus umum untuk Q dan U sebagai berikut :
Q = m x cp x (T2 – T1)
U = m x cv x (T2 – T1)
Contoh soal :
1,3
5. Satu kilogram gas mengembang sesuai formula pV = C dari tekanan 1 MN/m2 dan volume
0,003 m3 menjadi tekanan 0,1 MN/m2. Berapa panas yang diterima atau dibuang selama
proses ini, dan berapa panas jenis politropis dari gas ini (cn)
Diketahui : P1 = 1
V = 0,003 m3
P2 = 0,1
Ditanya : a. Q = ?
b. Cn = ?
Jawab:
a. Karena belum diketahui, diambil = 1,4 dan cv = 0,718 kJ/kg.0K.
p1v1n= p2v2n 1
v 2 = v 1n (p1 / p2)1/ n 19
1/1-3
v2 = v 1 (p1 / p2)
= 0,003 (1/0,1)1/1-3
= 0,003x5,87= 0,0176 m3
Q = (-n) / (-1)xW = (-n) / (-1) x (p1v1 - p2v2 ) / n-1
= ((1,4–1,3) / (1,4-1)) x (1x0,003 – 0,1x0,0176) / (1,3-1)
4-8
= 0,1 / 0,4 x 0,003 – 0,00176 / 0,4
= 0,00103 MJ = 1,03 kJ
b. cn = (-n / -1) x W
= 0,718 x (1,4–1,3) / (1,4–1)
= 0,718 x 0,1/0,3
= 0,239 kJ/kg.0K.
Politropis
Adiabatis
Proses isovolum
Seperti dijelaskan diatas, proses politropis adalah proses sebarang, yang berarti semua
proses adalah politropis. Yang membedakan masing-masing proses adalah indek
n
politropisnya, yaitu nilai n, dimana pada semua proses sebenarnya berlaku pv = C.
Keempat proses lainnya, mempunyai nilai n yang berbeda, yaitu:
Proses Temperatur tetap atau T=C n = 1
Proses adiabatis (Q=0) n =
Proses Tekanan tetap atau p=C n = 0
Proses Volume tetap atau v=C n = ~
4-9
Disamping itu, arah proses akan menentukan, apakah hasil panas (Q), dan usaha (W)
negatif atau positif. Pemberian nilai positif dan negatif hanyalah untuk membedakan apakah
sistem menerima atau menghasilkan panas dan usaha.
Jelasnya, jika suatu sistem menerima panas, maka dikatakan nilai Q positif, sebaliknya
jika panas meninggalkan sistem tersebut atau sistem kehilangan panas, nilai Q menjadi
negatif. Namun harus dimengerti bahwa jika Q mempunyai nilai positif panasnya juga negatif.
Hal ini hanya untuk membedakan arah dari panas tersebut.
Demikian juga halnya dengan usaha (W), jika suatu sistem menghasilkan usaha,
dikatakan nilai usahanya positif, sebaliknya jika sistem menerima usaha, maka nilai W menjadi
negatif. Sekali lagi, bukan usahanya negatif, tetapi arah terhadap sistem yang membuat usaha
tersebut menjadi negatif. Contoh yang jelas, mesin diesel menghasilkan usaha didalam
silinder yang kemudian akan memutar poros, karenan itu mesin diesel sebagai suatu sistem
yang menghasilkan usaha dengan nilai positif. Adapun kompresor udara, karena memerlukan
tenaga untuk menggerakkan piston didalam silindernya, memerlukan usaha dari motor listrik.
Maka, dikatakan kompresor mempunyai nilai usaha (W) negatif.
Perhatikan gambar 7 berikut:
Sistem
W diberikan W dihasilkan
(negatif) (positif)
4-10
Tabel – 1. PERSAMAAN KEADAAN
p1V1 p 2V 2 p1V1 p 2V 2
Usaha W p1 (v2-v1) 0 (p1.v1) ln v2/v1
1 n 1
n
Panas Jenis c cp cv ~ 0 c n cv ( )
1 n
A B (leher) C
Area masuk
Area keluar
Gambar ...
Nosel Divergen-Konvergen
4-13
γ γ
C= 2 R T1 T2 = 2 (p1 v1 p 2 v 2
γ 1 γ 1
ingat, pv = RT
Untuk proses adiabatis dimana pv = C maka,
γ 1
γ p γ
C = 2 p1 v1 1 2
γ 1 p1
Disamping formula-formula diatas, disetiap titik bidang potong nosel
berlaku persamaan aliran terus menerus (continuity of flow):
mv=AC
dimana:
m = massa yang mengalir dalam kg.s-1
v = volume jenis dalam m3.kg-1
A = luas bidang dititik potong dalam m3.
C = kecepatan aliran keluar dalam m.s-1.
Contoh soal.
6. Udara masuk ke nosel pada tekanan 3,5 MN/m2 dan suhu 500OC,
sedangkan tekanan keluar dari nosel 0,7 MN/m2. Jika jumlah
4-14
udara yang mengalir 1,3 kg per sekon dan ekspansinya dianggap
adiabatis, hitunglah:
a. luas bidang leher
b. luas bidang keluar
c. angka Mach pada sisi keluar.
Diketahui : P1 = 3,5
P2 = 0,7
T = 5000 C
m = 1,3 kg
= 1,4
R = 0,287 kJ.(kgOK)-1.
Ditanya : a. Luas bidang leher = ?
b. Luas bidang keluar = ?
c. angka mach pada sisi luar = ?
Jawab:
RT 0,287x773
a. v1 0,0634m 3 /kg
p1 3500
γ 1,4
2 γ 1 2 1,4 1
p1
Tekanan kritis = pt = γ 1 1,4 1
p1 0,528x3,5 1,85MN/m 2
(tekanan kritis di leher nosel)
Kecepatan di leher nosel:
4-15
γ 1
γ p γ
C t 2 p1 v 1 2 =
γ 1 p1
1
0, 4
1,4 1,85 1, 4
2x x3,5 x10 6 x 0,0634 1
0,4 3,5
= 508 m.s-1
C2 2x3,5x3,5x0,0634x0,37x10 6
= 0,674x10
6
= 820 m/s
4-16
1
p γ
V 2 V1 1
p2
1
3,5 1,4
0,0634x
0,7
0,2 m 3 /kg
mV2 1,3x0,2
A2 = 317 mm 2 luas bidang keluar
C2 820
c. Jumlah Mach ( Mach number ) = C2/C1 = 820/500
= 1,61
P = 140
V1 = 900 m/det
V2 = 300 m/det
= cp/cv = 1,006/0,717 = 1,4
R = cp–cv = 1,006–0,717 = 0,289 kJ.(kgOK)-1.
Ditanya : a. T2 = ? b. P2 = ? c. E = ?
2 2
C 2 C1 γ
Jawab : a. Untuk aliran adiabatis, R(T1 T2 )
2 γ 1
sehingga,
4-17
300 2 900 2 1,4
0,289 x (273 T2 )
2 1,4 1
36 x104
Jadi T2 = 273 +
3,5 x0,289 x103
= 273 + 356 = 629OK = 356OC.
Jadi, kenaikan temperatur = 356 – 0 = 356 O K.
γ 1,4
T γ 1 629 04,
P2 P1 2 140x
T1 273
b. Selanjutnya, 140x2,33,5
KN
2590 2
m
Jadi, kenaikan tekanan 2,59 – 0,14 = 2,45 MN/m2.
4.9. Rangkuman
Proses atau perubahan keadaan yang terjadi jika selama
proses berlangsung volumenya tetap, disebut proses volume
tetap atau proses isovolume. Contoh proses ini adalah
yang terjadi didalam tabung atau botol udara, dimana
tekanan udara dari kompresor akan menanikkan tekanan
dan temperatur udara didalam tabung, tetapi volume
tabungnya tetap.
Proses atau perubahan keadaan yang berlangsung dalam
kondisi tekanan tetap, dan seperti halnya dengan proses
4-18
volume tetap, maka persamaan p1v1/T1= p2v2/T2 juga berlaku,
namun disini p1= p2, sehingga persamaannya menjadi:
V1 V2
T1 T2
Contoh proses ini terjadi pada mesin uap, dimana uap yang
berasal dari ketel dengan bertekanan tinggi mendorong
torak dimana tekanan uapnya selalu tetap
Jika selama proses berlangsung dari keadaan 1 ke keadaan
2 temperaturnya tetap, seperti halnya dengan proses volume
dan tekanan tetap, maka persamaan p1v1 / T1 = p2v2 / T2
juga berlaku, tetapi disini T1= T2, sehingga persamaannya
menjadi :
p1v1= p2v2
Proses adiabatis adalah perubahan keadaan dari keadaan 1
ke keadaan 2, yang selama berlangsung tidak ada panas
(Q) yang masuk maupun yang keluar, atau Q = 0.
Walaupun demikian, persamaan
p1V1 p 2 V2
T1 T2
tetap berlaku, tetapi karena Q = 0, maka persamaannya antara
masing-masing keadaan menjadi :
p1v1= p2v2
Proses politropis adalah suatu proses sembarang dari keadaan 1
ke keadaan 2, Tidak banyak perbedaan dengan proses adiabatis,
hanya jika pada proses adiabatis indek prosesnya , pada proses
politropis indek prosesnya n. Persamaan p1v1/T1= p2v2/T2 tetap
berlaku, tetapi untuk mendapatkan persamaan antara masing-
masing properti, maka persamaan yang berlaku disini menjadi :
4-19
n 1
T2 V p
p1v1n= p2v2n dan ( 1 ) n 1 ( 2 ) n
T1 V2 p1
4-20
2. Suatu gas ideal yang pada awalnya berada pada 4,00 atm
dan 350 K dibiarkan berekspensi secara adiabatic menjadi
1,50 kali volume awalnya. Tentukan tekanan dan suhu akhir
jika gas adalah
a. Monoatomik
b. Diatomik dengan CV =
4-22