Anda di halaman 1dari 20

January

[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

I. GAS IDEAL

1.1 Pengertian Gas Ideal


Partikel-partikel gas dapat bergerak sangat bebas dan dapat mengisi
seluruh ruangan yang ditempatinya. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam
mempelajari sifat-sifat gas. Untuk menyederhanakan permasalahan ini
diambil pengertian tentang gas ideal.
2.1 Persamaan Umum Gas Ideal
Dalam pembahasan keadaan gas, ada tiga besaran yang saling
berhubungan. Besaran-besaran tersebut adalah tekanan (P), volume (V),
dan temperatur mutlak (T). Hubungan ketiga besaran ini telah dipelajari dan
diteliti oleh para ilmuwan. Untuk mengetahui bagaimana hubungan ketiga
variabel tersebut, mari kita pelajari beberapa hukum mengenai gas ideal.
a. Hukum Boyle
Seorang ilmuwan yang menyelidiki hubungan volume dengan tekanan
gas adalah Robert Boyle (1627 - 1691 ). Boyle telah menyelidiki hubungan
tekanan dan volume gas dalam wadah tertutup pada temperatur tetap.
Boyle menemukan bahwa : “hasil kali tekanan dan volume gas pada temperatur
tetap adalah konstan.
Hukum ini kemudian dikenal sebagai Hukum Boyle.
Secara matematis, Hukum Boyle dituliskan dalam bentuk :

Keterangan : P V = konstan atau P1 V1 = P2


P1 = tekanan gas awal (N/m2) V2
3
V1 = volume gas awal (m )
P2 = tekanan gas akhir
V2 = volume akhir
Dari persamaan Hukum Boyle tersebut, hubungan tekanan dan volume
pada temperatur tetap dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti
Gambar 1.1 berikut.

1
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

Gambar 1.1 Grafik hubungan tekanan dan volume pada temperatur tetap.
b. Hukum Charles
Berdasarkan penyelidikannya, Jacques Charles (1 747 - 1 823)
menemukan bahwa: volume gas berbanding lurus dengan temperatur
mudaknya, jika tekanan gas di dalam ruang tertutup dijaga konstan. Pernyataan
Charles ini dikenal sebagai Hukum Charles dan dituliskan dalam bentuk
persamaan :
𝐕 𝐕𝟏 𝐕𝟐
= 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐭𝐚𝐧 atau = 𝐓𝟐
𝐓 𝐓𝟏

Keterangan:
V1 = volume gas awal (m3)
V2 = volume gas akhir (m3)
T1 = temperatur mutlak awal (K)
T2 = temperatur mutlak akhir (K)
Hubungan temperatur dan volume menurut Hukum Charles tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk grafik, seperti Gambar 1.2 berikut.

Gambar 1.2 Grafik hubungan volume dan temperatur pada tekanan tetap.
Jika digambarkan sampai temperatur rendah, grafik akan memotong
sumbu di sekitar -273 °C atau 0 K. Ini menunjukkan bahwa semua gas jika
dapat didinginkan sampai volume -273 °C, maka volumenya akan nol.
Grafik ini dapat berlaku untuk semua jenis gas. Semua jenis gas tidak
dapat didinginkan lagi, hingga tempteraturnya kurang dari -273 °C. Ini berarti
temperatur -273 °C atau 0 K merupakan suhu terendah yang dapat dicapai
gas. Temperatur ini disebut temperatur nol mutlak. Nol mutlak merupakan
dasar bagi skala temperatur yang dikenal sebagai skala mutlak atau skala
Kelvin. Pada skala ini, temperatur dinyatakan dalam Kelvin (K).
c. Hukum Gay Lussac
Seorang ilmuwan bernama Joseph Gay Lussac, telah menyelidiki
hubungan tekanan dan temperatur gas pada volume tetap. Gay Lussac
menyatakan: Jika volume gas pada ruang tertutup dibuat tetap, maka tekanan
gas berbanding lurus dengan temperatur gas.

2
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

Pernyataan ini disebut Hukum Gay Lussac yang dituliskan dalam bentuk
𝐏 𝐏𝟏 𝐏𝟐
persamaan berikut : 𝐓 = 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐭𝐚𝐧 atau = 𝐓𝟐. Persamaan tersebut dapat
𝐓𝟏
dinyatakan dalam bentuk grafik seperti gambar 1.3 berikut ini.

Gambar 1.3 Grafik hubungan tekanan dan temperatur pada volume tetap
d. Hukum Boyle - Gay Lussac
Ketiga hukum keadaan gas yang telah kita pelajari, yaitu hukum Boyle,
hukum Charles, dan hukum Gay Lussac dapat digabungkan menjadi satu
persamaan. Hasil gabungan ketiga hukum tersebut dikenal sebagai hukum Boyle
- Gay Lussac. Hukum ini dinyatakan dalam bentuk persamaan :
𝐏𝐕 𝐏𝟏𝐕𝟏 𝐏𝟐𝐕𝟐
= 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐭𝐚𝐧 atau =
𝐓 𝐓𝟏 𝐓𝟐
Tekanan, volume, dan temperatur pada gas yang berbeda mempunyai
karakteristik yang berbeda, walaupun jumlah molekulnya sama. Untuk itu
diperlukan satu konstanta lagi yang dapat digunakan untuk semua jenis gas.
Konstanta tersebut adalah konstanta Boltzman (k). Jadi, dapat dituliskan dalam
bentuk persamaan berikut:
PV = NkT atau PV = nNAkT
Keterangan:
N = jumlah molekul gas
NA= bilangan Avogadro (6,02 x 1 023 molekul/mol)
n = jumlah mol gas
k = konstanta Boltzman (1,38 x 1 0-23 J/K)
Pada persamaan tersebut, N A k disebut dengan konstanta gas umum (R).
Jadi, persamaan gas tersebut dapat diubah menjadi :

PV = nRT
Keterangan:
R = konstanta gas umum
= 8,31 4 J/mol K
= 0,082 L atm/mol K
Persamaan inilah yang disebut dengan Persamaan Gas Ideal.

3
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

2.2 Pembuktian Rumus Gaya Optimum


Untuk dapat membuktikan rumus nilai optimum kita ambil kasus gaya
konservatif, dimana pada gaya konservatif berlaku 3 dimensi

4
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

Subtitusi persamaan 3 dan 5 ke persamaan 1

1.4 Perhitungan Gas Ideal


Turunan total

5
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

II. GAS NON-IDEAL (GAS NYATA)

Gas non-ideal adalah kebalikan dari gas ideal dan menjelaskan karakteristik
yang tidak dapat dijelaskan oleh hukum gas ideal. Untuk memahami perilaku gas
nyata, maka faktor-faktor berikut ini mesti diperhitungkan:
 efek kompresibilitas;
 kapasitas panas spesifik;
 gaya van der Waals;
 efek termodinamika tidak setimbang;
 disosiasi molekul
2.1 Persamaan keadaan Van der Waals
Untuk memperbaiki keadaan gas ideal pada suhu dan tekanan tertentu, maka
pada tahun 1873, fisiskawan belanda, Johanes diderik Van der Waals
mengusulkan persamaan keadaan gas yang dikenal dengan persamaan Van der
Waals. Ia memodifikasi persamaan gas ideal dengan cara menambahkan faktor
koreksi pada volume dan tekanan.
Volume memerlukan faktor koreksi karena partikel-partikel gas nyata
mempunyai volume yang tidak dapat diabaikan, sehuingga Van der Waals
mengurangi volume gas terukur dengan volume efektif total molekul-molekul gas
sebesar nb dengan tujuan untuk memperhitungkan ukuran partikel-partikel gas.
Videal = Veks – nb

Videal = volume gas`ideal


Veks = volume yang terukur pada waktu percobaan
n = jumlah mol gas
b = konstanta Van der Waals

6
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

Makin besar jumlah molekul persatuan volume, makin besar jumlah


tumbukan yang dialami oleh dinding wadah serta makin besar pula gaya tarik
menarik yang dialami oleh molekul-molekul gas yang hampir menumbuk dinding
wadah. Karena itu, faktor koreksi untuk tekanan adalah a(n2/V2) dimana
a=konstanta dan n=jumlah mol gas.
Dengan memasukkan kedua faktor koreksi tersebut ke dalam persamaan
gas ideal, maka diperoleh persamaan Van der Waals :

[P + (n2a/V2)] (V – nb) = nRT


P = tekanan absolut gas (atm)
V =volume spesifik gas (liter)
R = konstanta gas (0,082 L.atm/mol atau 8,314J/Kmol)
T =suhu /temperatur absolut gas (K)
n =jumlah mol gas
a,b =konstanta Van der Waals
Bila dibandingkan dengan persamaan gas ideal, persamaan Van der Waals
ini dapat digunakan pada gas nyata denga besaran suhu dan tekanan yang lebih
besar. Disamping itu juga persamaan Van der Waals juga dapat menjelaskan
penyimpangan gas nyata dari gas ideal. Namun walaupun demikian, persamaan
Van der Waals ini belum dapat secara sempurna menggambarkan sifat-sifat gas
sehingga digunakan persamaan lain yang dikenal persamaan Virial.

2.2 Perumusan persamaan


Persamaan van der Waals adalah :

dan derivasi diberikan dalam Pembenaran berikut. Persamaan ini sering ditulis
dalam istilah volume molar Vm = V/n sebagai :

Konstanta a dan b disebut koefisien van der Waals. Dari Justifikasi berikut,
a mewakili kekuatan interaksi yang menarik dan b dari interaksi sebaliknya antara
molekul. Keduanya adalah ciri khas masing-masing gas tapi tidak tergantung suhu
(Tabel 2.1). Meski a dan b tidak didefinisikan secara tepat sifat molekuler,
keduanya berkorelasi dengan sifat fisik seperti suhu kritis, tekanan uap, dan
entalpi penguapan yang mencerminkan kekuatan intermolekuler interaksi.

7
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

Tabel 2.1 Koefisien Van der Waals

2.3 Konstanta Kritis Terkait Dengan Koefisien Van Der Waals.


Untuk T <Tc, isoterm yang dihitung berosilasi, dan masing-masing melewati
minimum diikuti maksimal. Ekstrusi ini konvergen sebagai T → Tc dan bertepatan
pada T = Tc; dititik kritis kurva memiliki infleks datar (4). Dari sifat-sifat kurva,
kita Ketahuilah bahwa infleksion jenis ini terjadi saat kedua turunan pertama dan
kedua adalah nol. Oleh karena itu, kita dapat menemukan konstanta kritis dengan
menghitung derivatif ini dan menyetelnya sama dengan nol.

pada titik kritis Solusi dari kedua persamaan ini (dan menggunakan persamaan
menghitung pc dari Vc dan Tc) adalah :

Hubungan ini memberikan alternatif rute penentuan a dan b dari nilai konstanta
kritis. Mereka dapat diuji dengan mencatat bahwa faktor kompresi kritis, Zc,
diprediksi sama dengan :

untuk semua gas yang dijelaskan oleh persamaan van der Waals di dekat titik
3
kritis. Kita lihat dari Tabel 1.5 bahwa, meskipun Zc < 8= 0,375, kira-kira konstan
(pada 0,3) dan perbedaannya cukup kecil.

8
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

Tabel 2.2 Konstanta Kritis gas

III. TEORI MOLEKUL GAS

Salah satu sifat gas ideal adalah molekul-molekulnya dapat bergerak


bebas (acak). Sekarang kita akan membahas pengaruh gerak molekul-molekul gas
terhadap sifat gas secara umum dengan Teori Kinetik Gas.
Beberapa konsep yang dibicarakan dalam teori kinetik gas antara lain
tekanan akibat gerak molekul gas, kecepatan molekul gas, dan energi kinetik
gas.
3.1 Tekanan Gas
Tekanan gas yang akan kita bahas adalah tekanan gas akibat gerak
molekul. Jika gas tersebut berada di dalam ruangan tertutup, molekulmolekulnya
akan menumbuk dinding ruangan dengan kecepatan tertentu.
Tekanan gas di dalam sebuah ruangan tertutup sama dengan tekanan gas
pada dindingnya akibat ditumbuk molekul gas. Gaya tumbukan yang
merupakan laju momentum terhadap dinding inilah yang memberikan
tekanan gas.
Walaupun arah kecepatan molekul tidak sama, namun besar
kecepatan (kelajuan) molekul gas ke semua arah dapat dianggap sama (vx =
vy = vz).
Maka, besar tekanan gas dinyatakan dengan rumus:
𝟏 𝐍𝐦𝐯 𝟐 𝟏
P= atau PV = 𝟑 Nmv2
𝟑 𝐕
𝐌
Mengingat bahwa Nm adalah massa gas (M) dan = ρ (massa jenis),
𝐕
maka tekanan dapat dicari dengan persamaan :
𝟏
PV = 𝟑 ρv2
Keterangan:
P = tekanan gas (N/m2)
N = jumlah molekul
m = massa satu molekul gas (kg)
v2 = rata-rata kuadrat kelajuan molekul (m/s)

9
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

ρ = massa jenis gas (kg/m3)


3.2 Energi Kinetik sebagai Fungsi Temperatur
Molekul gas yang bergerak mempunyai energi kinetik. Kita lihat
kembali persamaan tekanan sebagai fungsi rata-rata kuadrat kelajuan di
depan yang dinyatakan dengan persamaan :

𝟏
PV = 𝟑 Nmv2

Persamaan tersebut berlaku jika gas terdiri dari N buah molekul. Untuk satu buah
molekul, persamaan tersebut menjadi :

𝟏
PV = 𝟑 mv2

Persamaan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk lain sebagai berikut :

𝟐 𝟏
PV = 𝟑 (𝟐 Nmv2)

𝟏
Faktor Nmv2 adalah energi kinetik. Jadi, persamaan tersebut dapat ditulis
𝟐
dalam bentuk :

𝟐 𝟑
PV = 𝟑 Ek atau Ek = 𝟐 PV

Pada pembahasan di atas, kita telah mendapatkan persamaan PV = NkT


dan PV = nRT. Maka, persamaan energi kinetik translasi rata-rata molekul
gas dapat dicari dengan rumus :

𝟑 𝟑
Ek = 𝟐 NkT atau Ek = 𝟐 nRT

Keterangan:
Ek = energi kinetik translasi rata-rata gas (J)
k = tetapan Boltzman (1 ,38 x 1 0-23 J/K)
T = temperatur mudak gas (K)
n = jumlah mol gas

IV. PENGENALAN TERHADAP TEORI KUANTUM LAJU GAS

Kuantum adalah cabang dasar fisika yang menggantikan mekanika klasik


pada tataran atom dan subatom. Ilmu ini memberikan kerangka matematika untuk
berbagai cabang fisika dan kimia, termasuk fisika atom, fisika molekular, kimia
komputasi, kimia kuantum, fisika partikel, dan fisika nuklir. Jika partikelnya

10
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

merupakan dipol massa yang kaku, partikel tersebut akan memiliki tiga derajat
kebebasan translasi dan dua derajat kebebasan rotasi tambahan. Energi dari setiap
derajat kebebasan akan dijelaskan sesuai dengan distribusi chi-kuadrat dengan
satu derajat kebebasan, dan total energi akan didistribusikan menurut distribusi
chi-kuadrat dengan lima derajat kebebasan.

V. DISTRIBUSI ENERGI

5.1 Teori Statistik Maxell-Boltzmann


Statistika Maxwell-Boltzmann sering digambarkan sebagai statistika bagi
partikel klasik yang “terbedakan”. Sistem partikel klasik terbedakan merupakan
sistem partikel yang konfigurasinya berbeda ketika dua atau lebih partikel
dipertukarkan. Dengan kata lain, konfigurasi partikel A di dalam keadaan 1 dan
partikel B di dalam keadaan 2 berbeda dengan konfigurasi ketika partikel B
berada dalam keadaan 1 sedangkan partikel A dalam keadaan 2. Ketika gagasan di
atas diimplementasikan akan dihasilkan distribusi (Boltzmann) biasa bagi partikel
dalam berbagai tingkat energi. Fungsi distribusi ini menghasilkan hasil yang
kurang fisis untuk entropi, sebagaimana ditunjukkan dalam “paradoks Gibbs”.
Namun, masalah itu tidak muncul pada peninjauan statistik ketika semua partikel
dianggap tak terbedakan.

5.2 Distribusi Maxwel-Boltzmann


Distribusi kecepatan partikel gas telah dipelajari oleh Maxwell dan
Boltzmann, yang didefinisikan sebagai :

Fraksi partikel dengan kecepatan tertentu sangat bergantung pada


suhu. Pada suhu rendah atau suhu ruang, pola distribusi partikel gas
menunjukkan pola yang langsung, sedangkan pada suhu lebih tinggi
memiliki pola yang lebih lebar. Kurva dengan pola lebih lebar
menunjukkan bahwa jumlah partikel dengan energi kinetik tinggi relatif
lebih banyak. Partikel dengan energi kinetik relatif besar memungkinkan
terjadinya reaksi, yakni apabila energi kinetik melampaui energi aktivasi.
Energi aktivasi merupakan energi minimal yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya suatu reaksi. Kecepatan partikel pada titik maksimum dikenal
dengan kecepatan paling mungkin (cmp), yang didefinisikan sebagai:

11
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

Dalam perhitungan jarak bebas rata-rata dan densitas gas yang


diperhitungkan adalah kecepatan rata-rata, yang didefinisikan sebagai

Fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann digunakan untuk menghitung kecepatan


ratarata c (mean speed) molekul dalam gas. Perlu dipahami bahwa fraksi molekul
atau jumlah relatif molekul yang mempunyai kecepatan v sampai v+dv ditulis
sebagai ƒ(v)dv. Perkalian fraksi molekul dengan kecepatan ditulis vƒ(v)dv.
Kecepatan rata-rata c diperoleh dengan mengevaluasi integralnya,

Bentuk persamaan (12) merupakan bentuk kontinyu (fungsi kontinyu) dari


perhitungan ratarata diskrit. Dalam bentuk diskrit, rata-rata dari molekul-molekul
yang memiliki kecepatan vx1 , vx2, dan seterusnya dihitung melalui:

Bentuk diskrit tersebut perlu diubah ke dalam bentuk kontuinyu:

dimana dNvx = N . f(vx) dvx, sehingga:

atau dalam sistem tiga dimensi:

Dengan mengikuti persamaan ini, kecepatan kuadrat rata-rata juga dinyatakan:

Kecepatan partikel gas dapat dibagi ke dalam komponen-komponen


kecepatan yang tidak bergantung satu terhadap lainnya, sehingga probabilitas
F(vx, vy, vz)dvxdvydvz molekul akan mempunyai komponen-komponen
kecepatan dalam daerah vx sampai (vx + dvx), vy sampai (vy +dvy), dan vz
sampai (vz+ dvz), serta probabilitas tersebut merupakan hasil perkalian
probabilitas masing-masing komponennya (pada setiap sumbu x, y, dan z).
F(vx, vy, vz) dvxdvydvz = f(vx).f(vy).f(vz) dvxdvydvz.

12
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

5.3 Menghitung Cm, c dan Crms dari persamaan distribusi M-B


Sebelum membahas bagaimana mendapatkan nilai-nilai tersebut dari
distribusi M-B, terlebih dahulu kita mengerti bagaimana menghitung rata-rata.
Untuk itu kita mulai dengan contoh yang sederhana di bawah ini. (sepuluh
molekul dengan distribusi kecepatan).

No Jumlah molekul Kecepatan (s) m/s


1 1 200
2 2 300
3 3 400
4 2 500
5 1 600
6 1 800
Berapa kecepatan rata-rata c ?

1  200  2  300  3  400  2  500  1  600  1  800


c  440m / s
10

c dengan kata lain kita dapat menuliskan nilai c sebagai berikut :

c = ∑ si fi (s)

dimana si adalah kecepatan (200, 300, dan lain-lain) dan fi adalah distribusi
(fraksi) untuk tiap kecepatan. Jika kecepatan menggambarkan suatu fungsi
kontinu f(s), maka kita mengganti penjumlahan “∑” dengan integrasi.

c   s f ( s )ds
0

Secara umum, untuk beberapa sifat “x”, dapat diekspresikan sebagai :

x   x f ( x )dx (1.10)

f(x) adalah fungsi yang ternormalisasi, sehingga  f ( x) dx  1, tetapi jika bukan


fungsi normal, maka.

x
 x g( x )dx (1.11)
 g( x )dx

13
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

dimana g(x) merupakan distribusi yang tidak ternormalisasi. Untuk kasus ini
molekul g(x) akan menggambarkan sejumlah molekul dengan kecepatan antara x
dan x + dx, hanya sebagai gambaran f(x), fraksi molekul dengan kecepatan antara
x dan x + dx, dan  g ( x)dx  n total tetapi  f ( x)dx  1
Bagaimana menghitung Cm, c dan Crms 

Kita kembali ke persamaan M-B yaitu :

 3/ 2
 M  M
c   s 4s  e  Ms
2
2

/( 2 RT )
ds dengan mensubtitusi a  maka
0  2RT  2 RT

 3/ 2 
a 1
c   4   s 3 e as ds , dengan menggunakan integral s e
3  as 2
2
ds 
0   0 2a 2

maka akan diperoleh :


1/ 2
 8 RT 
c  4 a /  
1
 2  
3/ 2
(1.12)
2a  M 

dengan cara yang sama akan diperoleh pula : (buktikan sendiri !!!)
1/ 2 1/ 2
2 1/ 2  3RT   2 RT 
c   dan cm    (1.13)
 M   M 

14
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan pada makalah ini adalah :
1. Gas ideal adalah gas yang gaya tarik menarik antara molekul dan
volume fisiknya dapat diabaikan. Keterkaitan antara parameter volume
(V), tekanan (P), temperatur (T) dan jumlah partikel (n) dari gas ideal
terangkum dalam suatu persamaan, yaitu PV = nRT. Persamaan gas ideal
ini diturunkan dari hukum-hukum yang diperoleh pada kondisi
percobaan yang berbeda, yaitu hukum Boyle, hukum Charles dan Gay
Lussac.
2. Gas non-ideal adalah kebalikan dari gas ideal dan menjelaskan karakteristik
yang tidak dapat dijelaskan oleh hukum gas ideal. Untuk memahami perilaku
gas nyata, maka faktor-faktor berikut ini mesti diperhitungkan:
 efek kompresibilitas;
 kapasitas panas spesifik;
 Gaya van der Waals;
 efek termodinamika tidak setimbang;
 disosiasi molekul
3. Salah satu sifat gas ideal adalah molekul-molekulnya dapat bergerak
bebas (acak). Sekarang kita akan membahas pengaruh gerak molekulmolekul
gas terhadap sifat gas secara umum dengan Teori Kinetik Gas.
Beberapa konsep yang dibicarakan dalam teori kinetik gas antara lain
tekanan akibat gerak molekul gas, kecepatan molekul gas, dan energi kinetik
gas.
4. Kuantum adalah cabang dasar fisika yang menggantikan mekanika klasik pada
tataran atom dan subatom. Ilmu ini memberikan kerangka matematika untuk
berbagai cabang fisika dan kimia, termasuk fisika atom, fisika molekular,
kimia komputasi, kimia kuantum, fisika partikel, dan fisika nuklir.
5. Kecepatan suatu molekul tidak selalu sama, bisa berubah setiap saat. Perubahan
terjadi akibat tumbukan dengan sesama molekul. Tumbukan yang
menyebabkan pertukaran energi kinetik antara molekul tersebut dengan
molekul yang lain

15
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika, (diterjemahkan oleh : Kartahadiprojo Irma I),


edisi ke-2. Erlangga : Jakarta.

Atkins, P.W. 2006. Physical Chemistry, 8th Ed. Oxford University Press : New
York

Atkins, P. dan Julio, D.P. 2010. Phisical Chemistry : Ninth Edition. W.H.,
Freeman and Company : New York.

Antonio, V., Pucci, M., Cozzolino, V., Zhu, J. dan Pigna, M. 2009.
Sorption/Desorption of Arsenat on/from Mg-Al Layered Double
Hydroxides : Influence of Phosphate, J. Coll. and Interf. Sci., 333, 63-70.

Bird, T. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. PT Gramedia : Jakarta.

Castellan, G.W. 1983. Physical Chemistry, 3th Ed. Addison-Wesley Publishing


Company : Singapore.

Dogra, S.K. 2009. Kimia Fisik dan Soal-soal. UI Press : Jakarta.

Mortimer, R. G. 2008. Physical Chemistry (Edisi ke-3). Elsevier : London.

Moore, W.J. 1972. Physical Chemistry. Printice-Hall Inc : New Jersey.

Oxtoby, D.W. 2008. Principles of Modern Chemistry, Sixth Edition. Thomson


Brooks/Cole, a part of The Thomson Corporation : USA.

16
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

CONTOH SOAL :
1. Jelaskan perbedaan antara gas ideal dan non-ideal ?
Jawab :
Gas ideal adalah gas yang mematuhi persamaan gas umum dari PV = nRT dan
hukum gas lainnya di semua suhu dan tekanan. Gas nyata tidak mematuhi
persamaan gas umum dan hukum gas lainnya di semua kondisi suhu dan
tekanan

2. Sebutkan sifat-sifat gas ideal ?


Jawab :
 Gas ideal terdiri dari partikel-partikel yang disebut molekul-molekul
dalam jumlah besar. Molekul ini dapat berupa atom maupun
kelompok atom.
 Ukuran partikel gas dapat diabaikan terhadap ukuran wadah.
 Setiap partikel gas selalu bergerak dengan arah sembarang
(acak). Artinya, semua molekul bergerak ke segala arah dengan
pelbagai kelajuan.
 Partikel gas terdistribusi merata pada seluruh ruangan dalam
wadah.
 Partikel gas memenuhi hukum newton tentang gerak.
 Setiap tumbukan yang terjadi (baik tumbukan antar molekul
maupun tumbukan molekul dengan dinding) adalah tumbukan
lenting sempurna dan terjadi pada waktu yang sangat singkat.

3. Suatu gas dalam ruang tertutup dengan volum V dan suhu 27 oC mempunyai
tekanan 1,5 . 105 Pa. Jika kemudian gas ditekan perlahan-lahan hingga
volumnya menjadi ¼ V, berapakah tekanan gas sekarang?
Penyelesaian :
Diketahui :
T1 = (27 + 273)K = 300 K
V1 = V
V2 = ¼ V
P1 = 1 ,5 . 105 Pa (proses isotermik ditekan perlahan-lahan)
Ditanya: P2 = ...?
Jawab:
P1 . V1 = P2 . V2
5
1 ,5 . 10 . V = P2 . ¼ V
P2 = 5. 105 Pa

17
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

4. Suatu gas ideal sebanyak 4 liter memiliki tekanan 1,5 atmosfer dan suhu 27 oC.
Tentukan tekanan gas tersebut jika suhunya 47 oC dan volumenya 3,2 liter!
Penyelesaian:
Diketahui:
V1 = 4 liter
V2 = 3,2 liter
P1 = 1 ,5 atm
T1 = 27 oC = 27 + 273 = 300 K
T2 = 47 oC = 47 + 273 = 320 K
Ditanya: P2 = ... ?
Jawab:
P1.V1 P2.V2
=
𝑇1 𝑇2
1,5 x 4 P2.3,2
=
300 320
1,5 x 4 x 320
P2 =
320 x 3,2
= 2 atm
5. Hitunglah tekanan suatu sistem gas yang terdiri dari 1 mol gas CO2 dalam
volume 0,5 L pada 50°C.
a. Dengan menggunakan persamaan gas ideal!
b. Dengan menggunakan persamaan Van der Waals!
Jawab:

Berdasarkan percobaan tekanan dari 1 mol gas CO2 dalam wadah


bervolume 5 L adalah 41,2 atm. Dari kedua hasil perhitungan d
membandingkannya dengan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa harga
yang didapat dari perhitungan menggunakan persamaan van der Waals lebih
mendekati hasil percobaan dibandingkan dengan persamaan gas ideal.

18
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

6. Apa yang dimaksud teori kinetik gas ?


Jawab :
Teori Kinetik (atau teori kinetik pada gas) berupaya menjelaskan sifat-sifat
makroscopik gas, seperti tekanan, suhu, atau volume, dengan
memperhatikan komposisi molekular mereka dan gerakannya. Intinya, teori
ini menyatakan bahwa tekanan tidaklah disebabkan oleh gerakan vibrasi di
antara molekul-molekul, seperti yang diduga Isaac Newton, melainkan
disebabkan oleh tumbukan antarmolekul yang bergerak pada kecepatan
yang berbeda-beda.

7. Suatu gas dalam ruang tertutup dengan suhu 57 oC. Berapakah energi
kinetik rata-rata molekul gas tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
n = 1 mol
k = 1 ,38 x 1 0-23 J/K
T = (57 + 273) K = 330 K
Ditanya: Ek = ...?
Jawab:
3
Ek = 2 k . T
3
= 2 . 1,38 x 10-23 . 330
= 6,21 x 10-21 Joule

8. Di dalam ruang tertutup terdapat gas yang tekanannya 3,2 x 1 05 N/m2. Jika
massa jenis gas tersebut adalah 6 kg/m3, berapakah kecepatan efektif tiap
partikel gas tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
P = 3,2 x 1 05 N/m2 ; ρ = 6 kg/m3
Ditanya: Ek = … ?
Jawab:

19
January
[SIFAT FISIKA GAS DAN TEORI MOLEKULER GAS] 1, 2017

9. Tuliskan persamaan Distribusi Maxwell-Boltzmann untuk laju (kecepatan)


molekular ?
Jawab :
Distribusi Maxwell-Boltzmann untuk laju (kecepatan) molekular dituliskan
sebagai berikut :
3
 M  2  Ms2 /( 2 RT )
f(s) = 4s 2   e
 2RT 

e  Ms /(2 RT )  e  ms /(2 KT ) merupakan faktor distribusi Boltzmann, sedangkan


2 2

4s 2 merupakan “faktor degenerasi” (Jumlah kombinasi Vx, Vy, Vz yang


3/ 2
menghasilkan kecepatan yang sama), dan  M  sebagai faktor
 
 2RT 
normalisasi. Catatan bahwa f(s) adalah fraksi kecepatan molekul antara s
dan s + ds dan dituliskan sebagai :
  3/ 2
 M 
s0 f (s) ds  0 4s  2RT  e  Ms ds  1
2
2 /( 2 RT )

10. Bagaimana menghitung Cm, c dan Crms berdasarkan persamaan Maxwell-


Boltzmann ?
Jawab :
 3/ 2
 M  M
c   s 4s  e  Ms
2
2

/( 2 RT )
ds dengan mensubtitusi a 
0  2RT  2 RT
maka
 3/ 2 
a 1
c   4   s e
3  as 2
s 3 e as ds , dengan menggunakan integral ds 
2

0   0 2a 2
maka akan diperoleh :
1/ 2
 8 RT 
c  4 a /  
1
  
3/ 2

 M 
2
2a
dengan cara yang sama akan diperoleh pula :
1/ 2 1/ 2
2 1/ 2  3RT   2 RT 
c   dan cm   
 M   M 

20

Anda mungkin juga menyukai