Sharing mengenai berbagai pengetahuan dunia kemaritiman mulai dari alamat perusahan pelayaran,
chan pelaut, dan berbagai artikel tentang ilmu pengetahuan pelaut / pelayaran
Beranda
Berikan 3 (tiga) contoh bahwa Nakhoda telah melakukan OVERRIDING AUTHORITY dan jelaskan
alasannya masing – masing !
Jawab :
Hal – hal yang bisa di OVERIDE adalah; Hal – hal yang menyangkut tentang keselamatan jiwa, Kapal dan
pencegahan pencemaran lingkungan.
Nakhoda menyimpang dari rute pelayaran yang telah ditentukan, karena alasan penyelamatan jiwa,
adanya crew yang sedang sakit parah dan perlu perawatan Dokter dengan segera.
Nakhoda menolak perintah Perusahaan, sehubungan dengan instruksi untuk membuang limbah dilaut,
guna pencegahan pencemaran lingkungan.
Nakhoda menyimpang / melanggar aturan yang telah ditetapkan dalam COL REG, guna menghindar dari
bahaya tubrukan.
Jelaskan keuntungan implementasi ISM Code bagi perusahaan Pelayaran, Pelaut (Khususnya Nakhoda)
Jawab :
Keuntungan Implementasi ISM Code bagi Perusahaan Pelayaran Peningkatan kesadaran akan
keselamatan dan keterampilan personil manajemen keselamatan. Pembentukan budaya keselamatan
yang mendorong peningkatan secara terus menerus dalam keselamatan dan perlindungan lingkungan.
Kepercayaan Klien yang lebih besar.
Meningkatkan ketahanan mental perusahaan. Premi Asuransi yang dibayar lebih kecil.
Keuntungan Implementasi ISM Code bagi Pelaut Kesadaran Nakhoda dan pelaut terhadap keselamatan
lebih terjamin. Nakhoda dan pelaut lainnya menjadi kepercaayan perusahaan Dengan system
keselamatan yang terkontrol, kapal menjadi sarana / tempat bekerja yang aman.
Jawab :
Batalnya DOC Perusahaan; Akan membatalkan SMC Kapal ISM Code Elemen 13.5, Semua Sertifikat
Managemen Keselamatan dan atau Sertifikat Management Keselamatan Sementara yang terkait HARUS
pula dicabut, jika Dokumen Pemenuhan Dicabut, Batalnya SMC kapal TIDAK Membatalkan DOC
Perusahaan.
“ Kapal harus dioperasikan oleh perusahaan yang telah diberikan Dokumen Pemenuhan, atau Dokumen
Pemenuhan Sementara ”. Dari ketentuan yang tertuang dalam Elemen: 13.1 tersebut diatas, dapat
disimpulkan:
“Batalnya SMC Kapal Tidak Membatalkan DOC Perusahaan” dikarenakan SMC kapal dikeluarkan atas
dasar Perusahaan telah memiliki DOC.
Sebutkan fungsi, tugas dan tanggung jawab PSC (PORT STATE CONTROL) dalam penerapan ISM Code !
Jawab :
Fungsi dari Port State Control Adalah sebagai Low Enforcements dari suatu Negara Pantai yang telah
meratifikasi Konvensi untuk mengawasi pelaksanaan ISM Code bagi kapal – kapal yang melintasi
perairannya dan atau singgah di pelabuhannya.
Tugas dan Tanggung Jawab dari Port State Control Menjamin bahwa kapal – kapal yang berada di
wilayah kekuasaan nya meratifikasi / menjalankan ISM Code dengan baik sesuai dengan ketentuan yang
telah digariskan dalam Safety Manual System (SMS) diatas kapal, dan ber HAK untuk menahan kapal
apabila dalam Audit / Pemeriksaan ditemukan penyimpangan mayor (MAJOR NON-CONFORMITY) yang
dapat menimbulkan bahaya / mengancam keselamatan JIWA dan KAPAL serta Pencegahan Pencemaran
Lingkungan.
Jelaskan hubungan antara Implementasi ISM Code dengan Konvensi – konvensi Internasional SOLAS
1974 Consolidated 2004, MARPOL 1973 ‘ 1978 Consolidated 2002, STCW 1978 Amandemen 1995
Jawab :
ISM Code adalah rosulusi IMO No. A.741 (18) yang disahkan pada 4 Nopember 1994 dan kemudian
dijadikan (Adopted) sebagai Bab IX dari SOLAS 1974
Hubungan antara ISM Code dengan MARPOL 1973 ‘ 1978 Consolidated 2002, Elemen 2 ISM Code;
Perusahaan harus menyusun suatu kebijakan tentang Keselamatan dan perlindungan lingkungan.
Elemen 4 ISM Code; Perusahaan harus menunjuk seorang atau lebih personil didarat yang memiliki
akses langsung dengan pucuk pimpinan managemen, yang bertugas memonitor aspek keselamatan dan
perlindungan lingkungan dalam pengoperasian setiap kapal. Elemen 5 ISM Code ; Nakhoda memiliki
Overriding Authority untuk membuat keputusan sehubungan dengan Keselamatan dan pencegahan
pencemaran dilaut, dan untuk meminta bantuan perusahaan bila diperlukan.
Hubungan antara ISM Code dgn STCW 95 ; Setiap kapal diawaki dengan pelaut-pelaut yang
berkualifikasi, berijazah dan sesuai dengan persyaratan-persyaratan Nasional dan Internasional.
Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur-prosedur untuk mengidentifikasikan setiap
pelatihan (Training) yg mungkin di syaratkan dalam rangka mendukung Safety Managemen Keselamatan
dan menjamin bahwa pelatihan yg dimaksud diberikan kepda semua personil yg terkait.
- DOCUMENT OF COMPLIANCE
- CONTINGENCY PLAN
- MANAGEMENT REVIEW
- OVERRIDING AUTHORITY
Jawab :
Pelaksanaan pengawasan oleh suatu Negara Pantai yang telah meratifikasi konvensi (Low enforcemen)
yang mempunyai kewenangan untuk memeriksa kapal berkenaan dengan pelaksanaan Kodefikasi
keselamatan pelayaran pada kapal kapal yang melintasi / singgah dipelabuhan suatu negara pantai.
Pelaksanaan pengawasan oleh suatu Negara Bendera yang telah meratifikasi konvensi (Low
enforcemen) yang mempunyai kewenangan untuk memeriksa kapal kapal yang berada dibawah atau
memakai bendera negara nya berkenaan dengan pelaksanaan Kodefikasi keselamatan pelayaran.
Berarti Dokumen Pemenuhan yaitu suatu dokumen yang diterbitkan untuk setiap perusahaan yang
memenuhi persyaratan Kodefikasi Management Keselamatan Internasional. Dokumen ini diterbitkan
oleh Pemerintah, atau oleh suatu organisasi yang diakui oleh Pemerintah, atau atas permintaan
pemerintah oleh suatu Pemerintah peserta lain.
Berarti Sertifikat Managemen Keselamatan, yaitu sertifikat yang harus dikeluarkan oleh pemerintah atau
suatu organisasi yang diakui oleh pemerintah untuk setiap kapal. Akan tetapi sebelum menerbitkan
sertifikat tersebut, Pemerintah atau Organisasi yang ditunjuk tadi harus memverivikasi perusahaan itu
dan managemen kapalnya apakah telah beroperasi sesuai dengan managemen keselamatan yang
berlaku.
Berarti Personil yang ditunjuk didarat yaitu; seseorang atau lebih personil didarat sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditunjuk yang memiliki akses langsung dengan pucuk pimpinan managemen yang
menjadi penghubung utama antara pihak kapal (Nakhoda) dengan pucuk pimpinan didarat, dan juga
mempunyai tanggung jawab untuk memonitor aspek keselamatan dan perlindungan lingkungan dalam
pengoperasian setiap kapal.
CONTINGENCY PLAN
Adalah suatu perencanaan yang dibuat mengenai tindakan – tindakan apa saja yang harus dan atau akan
dikerjakan sesuai procedur apabila menghadapi suatu keadaan darurat, berkaitan dengan kerusakan,
kebakaran dan muatan serta pencemaran lingkungan.
MANAGEMENT REVIEW
Adalah suatu tindakan yang disyaratkan dari kodefikasi Keselamatan Pelayaran tentang Evaluasi
Efesiensi dari system yang berjalan, dan bila perlu meninjau ulang system management keselamatan
yang telah disusun oleh perusahaan.
Overriding Authority
Adalah Hak Istimewa Nakhoda yang diberi wewenang penuh untuk mengambil suatu keputusan dengan
mengindahkan / mengabaikan semua peraturan yang ada yang berkaitan atau demi keselamatan jiwa
dan pencegahan pencemaran lingkungan.
Jika dijumpai ada awak kapal yang tidak memahami penerapan ISM Code, apakah kapal dapat ditahan di
suatu pelabuhan asing ? Jelaskan !
Jawab :
Latar belakang lahirnya ISM Code : Statistik menunjukkan 80% kecelakaan disebakan factor manusia.
Kecelakaan yang terjadi menyingkap kesalahan – kesalahan terjadi di sector management darat dan
kapal. Faktor lainnya penyebab terjadinya kecelakaan maritime disebabkan karena Konstruksi Kapal.
Apabila dijumpai ada awak kapal yang tidak memahami penerapan ISM Code, kapal bisa ditahan atau
tidak: Tergantung dari jumlah awak kapal yang ada diatas kapal, bilamana seluruh awak kapal tidak ada
yang memahami dan menerapkan persyaratan – persyaratan ISM Code, maka kapal dapat ditahan di
suatu pelabuhan asing.
Jawab :
Berarti suatu kapal yang mampu bertugas dalam operasi pemboran untuk eksplorasi dan eksploitasi
sumber alam dibawah dasar laut, seperti cairan, gas hidrokarbon, belerang atau garam.
Bulk Carrier (Kapal Pengangkut Curah)
Berarti suatu kapal yang umumnya dikonstruksi dengan deck tunggal, tangki samping atas dan tangki
samping (Hopper) dalam ruangan muatan, dan dimaksudkan terutama untuk mengangkut muatan
kering curahdan mencakup tipe – tipe seperti kapal pengangkut biji besi dan kapal pengangkut
kombinasi.
Jawab :
Apabila salah satu sertifikat keselamatan telah kadaluarsa kapal masih bisa memperoleh SMS, mengacu
pada ketentuan ISM Code Elemen 13.4
Validasi Dokumen Pemenuhan dikenai verifikasi tahunan dalam kurun waktu tiga bulan sebelum atau
sesudah tanggal jatuh tempo dokumen atau sertifikat yang terkait.
Dari ketentuan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa; dalam Verifikasi tahunan Perusahaan
mendapatkan Graces (Kelonggaran waktu) selama 3 (tiga bulan) sejak tanggal jatuh tempo; itu berarti
Dokumen Pemenuhan belum dicabut akan tetapi sudah kadaluarsa, dengan catatan dalam waktu yang
bersamaan untuk permohonan SMC kapalnya, Perusahaan juga mengajukan Verifikasi tahunan yang
sudah tertunda untuk perpanjangan Dokumen Pemenuhan nya.
Perusahaan pemilik kapal; Tidak bisa mendapatkan SMC (Safety Management Certificate) untuk kapal –
kapal nya apa bila perusahaan belum memiliki Dokumen Pemenuhan, hal ini disebabkan, sesuai dengan
peraturan 3 ayat 1 ISM Code “ Kapal harus dioperasikan oleh suatu perusahaan yang memiliki Dokumen
Pemenuhan” dengan kata lain sebelum kapal diberikan SMC, pihak perusahaan HARUS memenuhi
persyaratan Kodefikasi Manajement Keselamatan Internasional untuk mendapatkan suatu Dokumen
Pemenuhan (Document of Compliance)
a. Jelaskan apakah untuk mendapatkan SMC bagi suatu kapal, perusahaan pemilik kapal tersebut Harus
memiliki DOC, Kapankah kepada suatu perusahaan Pelayaran bisa diberikan “DOC Sementara”
Jelaskan.
Jawab :
Untuk mendapatkan SMC (Safety Management Certificate), sebuah perusahaan pelayaran harus
memiliki DOC (Document of Compliance) yang dikeluarkan oleh Pemerintah atau organisasi yang diakui
oleh pemerintah dimana perusahaan tadi telah memenuhi persyaratan Kodifikasi Managemen
Keselamatan Internasional.
Apabila :
Bilamana suatu perusahaan mengambil tanggung jawab untuk mengoperasikan suatu kapal yg mana
baru bagi perusahaan
Designated Person Ashore (DPA) merupakan salah satu unsur penting dalam manajemen keselamatan.
Terangkan tugas dan fungsi DPA tersebut !
Jawab:
Tugas-tugas DPA :
Penyambung antara Pucuk Pimpinan management didarat dengan Nakhoda diatas kapal,
Mengkoordinasi para nakhoda dalam keselamatan dan lingkungan, Menyusun SMS, Meninjau ulang dan
merevisi SMS, Mengaudit SMS, Mengevaluasi implementasi SMS.
Memonitor aspek keselamatan dan perlindungan lingkungan dalam pengoperasian setiap kapal,
Menetapkan awak kapal.
Jawab :
Pemeriksaan Tutup palka dan pintu – pintu kedap air di main deck.
Pemeriksaan Muatan On Deck (Jika ada), harus di ikat (Lashing) dengan baik Pemeriksaan peranginan
palka, pastikan bekerja dengan baik Pemberitahuan Kamar Mesin guna persiapan Mesin Induk, Mesin
Bantu, Mesin Jangkar.
Menyiapkan buku kepanduan bahari, daftar pasang surut, serta peta – peta yang akan digunakan,
Menyiapkan Passage Plan, Departure Check list Port Clearance pastikan sudah berada diatas kapal.
Melapor ke Port Control, dan atau Pilot Station bahwa kapal siap Berangkat.
Tuntutan ISM Code tentang penyiapan kapal yang mendekati pelabuhan tiba, Pengujian mesin kemudi,
peralatan Navigasi dan Komunikasi, Pemberitahuan ke Kamar Mesin guna persiapan Mesin Induk, mesin
Bantu dan Mesin Jangkar. Menyiapkan buku kepanduan bahari, daftar pasang surut, serta peta – peta
yang akan digunakan, Pemeriksaan Stabilitas kapal, Draft kapal dan Got Palka serta Got kamar mesin,
Memberikan informasi dan berkomunikasi dengan pelabuhan yang akan dituju, Arrival Checklist,
Penyiapan ruang palka untuk memuat, Got – got palka harus bersih dari kotoran, Periksa dan pastikan
kondisi Tank Top tidak bocor, Ventilasi palka harus bekerja dengan baik, Untuk muatan – muatan
tertentu dibuat peranginan tambahan, Periksa reach rod (Jalan untu mencapai / menjangkau Tangki)
dan pastikan bekerja dengan baik, Adakan pemisahan untuk muatan yang berbeda.
Permakanan awak kapal, Tuntutan ISM Code terhadap permakanan bahwa kepada seluruh ABK
diperlukan permakanan dengan kadar kalori 3500 kalori/ hari
Pemahaman Awak Kapal; yang berkaitan dengan ISM Code adalah seperti yang diatur dalam Elemen 6
ISM Code; tentang Sumber Daya dan Personil termasuk didalamnya pelatihan peralatan keselamatan
terhadap Awak Kapal secara periodic dan berkala dan Pembiasaan / Familiarization bagi awak kapal yang
baru naik kapal, dan atau yang baru dipindahkan
Jawab:
Dapat menjamin personil yang baru dan personil yang dipindahkan untuk tugas2 baru dapat mengenali
dengan baik tugas-tugas yang berhubungan dengan keselamatan dan perlindungan lingkungan.
Menjamin personel baru memiliki pengertian yg memadai dari perundang-perundangan yang terkait,
peratuan-peraturan dan pedoman-pedoman.
Tahapan pemberlakuan ISM Code Di Indonesia berdasarkan UU No: 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran
dan peraturan pelaksananya Keppres No: 65 tahun 1980 tentang ratifikasi SOLAS 1974 Resolusi IMO No:
A.741 (18), tentang ISM Code
Familiarisasi sangat diperlukan bagi awak kapal yang baru bertugas di suatu kapal. Jelaskan kaitannya hal
ini dengan ISM Code !
Jawab :
Dengan diadakannya Familiarization bagi setiap Awak Kapal yang baru naik diatas kapal, diharapkan :
Dapat menjamin personil yang baru dan personil yang dipindahkan untuk tugas-tugas baru dapat
mengenali dengan baik tugas2 yang berhubungan dengan keselamatan dan perlindungan lingkungan.
Menjamin personel baru memiliki pengertian yg memadai dari perundang2an yg terkait, peratuan2 dan
pedoman2.
Kaitannya hal ini dengan ISM Code; sesuai dengan ISM Code Elemen 6.3
“Perusahaan harus menyusun prosedur untuk memastikan agar personil yang baru atau personil yang
dipindahkan ke tugas baru yang berhubungan dengan keselamatan dan perlindungan lingkungan,
diberikan pembiasaan yang cukup terhadap tugas – tugasnya.
Instruksi yang penting harus disiapkan sebelum berlayar, harus dikenali, didokumentasi dan diberikan.”
a. Sebutkan pihak – pihak mana saja yang terlibat dalam implementasi ISM Code !
Jelaskan apakah pemberlakuan ISM Code akan mampu menjamin keselamatan pelayaran.
Jawab :
Pemerintah Negara Bendera Implementasi (Dalam fungsinya sebagai Flag State Low enforcement
(Dalam fungsinya sebagai Port State Control Pemerintah Negara tuan rumah Perusahaan dan Kapal
Managemen kapal Nakhoda dan ABK Pemberlakuan ISM Code tidak menjamin 100 % keselamatan
pelayaran agar terhindar dari kecelakaan, tetapi dapat mengurangi angka resiko kecelakaan yang akan
terjadi, dan dengan implementasi ISM Code akan dihasilkan pembelajaran yang mengarah keperbaikan
system secara terus menerus, dan menjadikan kapal sebagai tempat bekerja yang aman bagi pelaut.
Dalam melakukan Auditing di atas kapal, Auditor akan melakukan 3 (tiga) tahapan yaitu:
- Opening meeting
- Auditing
- Closing Meeting
Jelaskan apa saja yang dilakukan seorang Auditor pada tiap – tiap tahapan tersebut !
Jawab:
Opening meeting; Hal – hal yang dilakukan oleh seorang ouditor pada tahapan ini;
Audit harus dimulai dengan dengan rapat pembukaan dengan memperkenalkan tim Audit kepada
Managemen senior perusahaan, meringkas metode melakukan Audit, dan memastikan semua fasilitas
yang telah disepakati tersedia, menetapkan waktu dan tanggal rapat penutupan.
Auditing : pada tahapan ini Tim Audit melakukan Auditdengan observasi yang didokumentasikan. Tim
Audit harus dapat menilai system manajemen keselamatan berdasarkan dokumentasi yang
diperlihatkan oleh Nakhoda diatas kapal dan bukti objektif mengenai efektifitas
pengimplementasiannya.
Hasil Obsevasi digunakan untuk menentukan ada tidaknya ketidak sesuaian / penyimpangan yang perlu
dilaporkan dalam bentuk ketentuan Umum dan ketentuan Spesifik ISM Code.
Closing Meeting adalah Rapat penutupan Audit antara Tim Audit dengan managemen Senior dengan
mempresentasikan hasil Observasinya dengan cara sedemikian rupa guna memastikan bahwa hasil
Audit dimengerti dengan jelas.
a. Sebutkan salah satu contoh bahwa suatu “MAJOR NON-CONFORMITY” dari AUDIT,
Apakah kapal dapat ditahan disuatu pelabuhan asing, jika sebagian awak kapal tidak memahami dan
menerapkan persyaratan ISM Code ? Jelaskan !
Jawab :
Salah satu contoh ditemukannya “Major Non-Conformity” yang mengakibatkan kapal ditolak untuk
masuk pelabuhan disuatu Negara ; Sertifikat Master dan Officer Deck / Engine tidak memenuhi
persyaratan sesuai yang diminta oleh safe manning certificate untuk kapal tersebut. Sertificate kapal dan
document awak kapal ada yang Kadaluarsa Master dan Officer kapal tidak memahami SMS dan rencana
penerapan SMS dikapal. Apabila dijumpai ada awak kapal yang tidak memahami ISM Code, apakah kapal
ditahan disuatu pelabuhan asing: Tergantung dari jumlah awak kapal yang ada diatas kapal, bilamana
seluruh awak kapal tidak ada yang memahami dan menerapkan persyaratan – persyaratan ISM Code,
maka kapal dapat ditahan di suatu pelabuhan asing.
Sebutkan bukti objektif bahwa Perusahaan telah mengimplementasikan dan memelihara Sistem
Manajemen Keselamatan sesuai ISM Code !
Jawab :
Major Non-Comformity yang mengakibatka kapal dapat ditolak untuk masuk pelabuhan suatu Negara :
apabila ditemukan / diidentifikasi adanya penyimpangan yang mengancam keselamatan Orang / Kapal
dan kerusakan lingkungan secara serius yang minta segera diperbaiki sesuai dengan perlakuan standar
dalam ISM Code.
Bukti objektif bahwa perusahaan telah mengimplementasikan dan memelihara system Manajemen
Keselamatan yaitu dengan adanya :
Menyediakan sarana dan prasarana untuk keselamatan praktek-praktek kerja dalam pengoperasian
kapal dan keselamatan lingkungan kerja.
Secara terus menerus memperbaiki kemampuan manajemen keselamatan personil didarat dan di atas
kapal, termasuk persiapan untuk keadaan-keadaan darurat yg berhubungan dg keselamatan dan
perlindungan lingkungan kedua-duanya.
Tanggung jawab seorang Nakhoda kapal harus ditentukan dengan jelas dan didokumentasikan oleh
Perusahaan. Sebutkan syarat – syarat untuk menjadi Nakhoda kapal sesuai ISM Code, Sebutkan
tanggung jawab Nakhoda sesuai dengan ISM Code
Jawab :
Syarat – syarat untuk menjadi Nakhoda kapl sesuai ISM Code Memenuhi syarat untuk menjadi pimpinan
kapal Benar – benar memahami System Management Keselamatan Perusahaan Nakhoda mendapatkan
dukungan yang diperlukan, sehingga tugasnya dapat dilaksanakan dengan baik. memenuhi syarat, ber
Sertifikat, dan secara medis sehat sesuai persyaratan Nasional maupun Internasional. Tanggung jawab
Nakhoda sesuai dengan ISM Code
Implementasi Konvensi Internasional STCW 1978 Amandemen 1995 Ketentuan – ketentuan IALA
(International Association of Lighthouse Authority)
Jawab :
a. Sebutkan elemen – elemen dari ISM Code yang berkaitan dengan pelatihan –
Sebutkan bukti – bukti objektif yang dapat menyakinkan dalam Audit, bahwa awak kapal telah memiliki
keahlian yang diperlukan sesuai Standar Nasional dan Internasional.
Jawab :
Elemen – elemen dari ISM Code yang berkaitan dengan pelatihan bagi Awak Kapal:
Elemen 6 ISM Code; tentang Sumber Daya dan Personil termasuk didalamnya pelatihan peralatan
keselamatan terhadap Awak Kapal secara periodic dan berkala dan Pembiasaan / Familiarization bagi
awak kapal yang baru naik kapal, dan atau yang baru dipindahkan.
Elemen 7 ISM Code; Procedure untuk penyiapan rancangan dan Instruksi pengoperasian mengenai
keselamatan kapal dan pencegahan pencemaran(“Plans for Ship Board Operation”)
Perusahaan harus menyusun program untuk praktek dan latihan guna persiapan untuk tindakan darurat.
Bukti – bukti objektif yang dapat menyakinkan Auditor bahwa awak kapal telah memiliki keahlian yang
diperlukan sesuai dengan Standart Nasional dan Internasional, yaitu dengan memeriksa dokumentasi
tentang Sertifikasi awak kapal yang menyatakan bahawa awak kapal tersebut: Berkualifikasi, Berijazah,
Sehat sesuai dengan ketentuan Nasional dan Internasional.
a. Sebutkan 3 (tiga) Konvensi Internasional yang berkaitan dengan ISM Code ! Apakah pemberlakuan
ISM Code akan menjamin Keselamatan Pelayaran. Semua konvensi, kodefikasi, protocol perjanjian
Internasional diterima dan diratifikasi oleh Negara peserta. Jelaskan peran KLASIFIKASI dalam
pengimplementasiannya !
Jawab :
Setiap kapal diawaki denang pelaut-pelaut yg berkualifikasi, berijazah dan sesuai dg persyaratan-
persyaratan Nasional dan Internasional. Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur-
prosedur untuk mengidentifikasikan setiap pelatihan (Training) yg mungkin di syaratkan dalam rangka
mendukung Safety Managemen Keselamatan dan menjamin bahwa pelatihan yg dimaksud diberikan
kepda semua personil yg terkait. Konvensi SOLAS 1974
ISM Code adalah rosulusi IMO No. A.741 (18) yang disahkan pada 4 Nopember 1994 dan kemudian
dijadikan (Adopted) sebagai Bab IX dari SOLAS 1974 (3) Konvensi MARPOL 73/78
Perusahaan harus menyusun suatu kebijakan tentang Keselamatan dan perlindungan lingkungan.
Perusahaan harus menunjuk seorang atau lebih personil didarat yang memiliki akses langsung dengan
pucuk pimpinan managemen, yang bertugas memonitor aspek keselamatan dan perlindungan
lingkungan dalam pengoperasian setiap kapal.
Nakhoda memiliki Overriding Authority untuk membuat keputusan sehubungan dengan Keselamatan
dan pencegahan pencemaran dilaut, dan untuk meminta bantuan perusahaan bila diperlukan.
Pemberlakuan ISM Code tidak menjamin 100 % keselamatan pelayaran agar terhindar dari kecelakaan,
akan tetapi dapat mengurangi angka / resiko kecelakaan yang akan terjadi, dan dengan implementasi
ISM Code akan dihasilkan pembelajaran yang mengarah keperbaikan system secara terus menerus, dan
menjadikan kapal sebagai tempat bekerja yang aman bagi pelaut.
Peran KLASIFIKASI dalam pengimplementasian semua konvensi, kodefikasi, protocol perjanjian
Internasional adalah :
Sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam bentuk organisasi / Badan Hukum yang diberi
wewenang melaksanakan Penilaian / Taksiran (assessment) terhadap penerapan Kodifikasi keselamatan
Pelayaran (Di Indonesia BKI / Biro Klasifikasi Indonesia), yang mempunyai tugas Sertifikasi, Verifikasi, dan
pengawasan secara periodic terhadap perusahaan pelayaran dan kapal yang telah dan atau belum
melaksanakan Kodefikasi Keselamatan Pelayaran.
Itu berarti Klasifikasi TIDAK ada peranannya apabila tidak ditunjuk oleh pemerintah.
Terangkan hubungan implementasi ISM Code dengan issue strategis IMO (International Maritime
Organization) dewasa ini, yaitu:
Jawab :
ISM Code adalah rosulusi IMO No. A.741 (18) yang disahkan pada 4 Nopember 1994 dan kemudian
dijadikan (Adopted) sebagai Bab IX dari SOLAS 1974 tentang pengoperasian aman kapal – kapal.
Dengan Implementasi security managemen system yang ada dikapal, maka dimungkinkan pencegahan
terhadap, perampokan dan pencurian diatas kapal, yang mengancam terhadap keselamatan jiwa dan
pencegahan pencemaran lingkungan serta hilangnya alat alat keselamatan.
Hubungan Implementasi ISM Code dengan Environment Protection, Pada hakekatnya merupakan dasar
pemberlakuan bagi semua aspek dan aturan yang berkaitan dengan keselamatan maritime dan
pencegahan pencemaran lingkungan yang tertuang dalam Code 2
Sebutkan bukti – bukti objectif yang dapat menyakinkan Auditor pada waktu Audit, bahwa:
Para awak kapal telah memiliki keahlian yang sesuai dengan standar Nasional dan Internasional.
Pelaksanaan perawatan kapal beserta peralatannya telah sesuai degan ketentuan SMS perusahaan.
Jawab :
adalah bahwa setiap ABK memiliki COC ( Certificate Of Competence) yaitu sertifikate kemampuan /
akademis dan memiliki COP (Certificate Of Proficiency) yaitu sertifikat ketrampilan profesi sesuai STCW
1995.
Bahwa pihak kapal telah melaksanakan tugas dan kewajibannya berkenaan dengan Kodefikasi
Managemen Keselamatan pelayaran sesuai dengan SMS, dan ter dokumentasi dengan baik untuk semua
kegiatan berkaitan dengan SMS di atas kapal. Yaitu : Chek list, Log Book, Cargo Log Book, Oil Record
Book, Part I,II, dll
Bila kapal disewa “telanjang” (Bareboat Charter) maka siapakah yang disebut : Company, Charterer, Ship
Owner, Jelaskan !
Jawab :
Company
Adalah Perusahan Pelayaran yang men charter kapal dalam status Bareboat Charter, maka perusahaan
pelayaran tadi dibebani tanggung jawab atas Verfikasi dan Implementasi ISM Code pada kapal yang di
charter nya.
Charter
Adalah perusahaan penyewa kapal dan apabila statusnya adalah Bareboat Charter maka pihak pen
charter dibebani mengenai verifikasi dan implementasi ISM Code pada kapal yang dicharternya.
Ship’s Owner
Adalah tetap Pemilik Kapal dan tidak dibebani atas tanggung jawab tentang Implementasi ISM Code.
Jelaskan kaitan ISM Code, dengan : Kecakapan pelaut yang baik (Good Seamanship) Kemampuan awak
kapal
Jawab :
Kaitannya ISM Code dengan Kecakapan Pelaut yang Baik:
Perusahaan Harus menyusun prosudur untuk memastikan agar personil baru atau personil yang
dipindahkan ketugas baruyang berhubungan dengan keselamatan dan perlindungan lingkungan
diberikan pembiasaan (Familiarization)
Perusahaan harus memastikan bahwa setiap kapal diawaki oleh pelaut – pelaut yang memenuhi syarat,
ber sertifikat dan secara medis fit, sesuai persyaratan nasional maupun Internasional.
THE SAFETY MANAGEMENT CERTIFICATE (SMC) SHOULD BE ISSUED TO A SHIP FOR A PERIOD WHICH
SHOULD NOT BE EXCEED FIVE YEARS BY THE ADMINISTRATION OR AN ORGANIZED BY THE
ADMINISTRATION.
Jawab :
Sertifikat Managemen Keselamatan harus diterbitkan bagi suatu kapal untuk periode tidak lebih dari
lima tahun oleh pemerintah atau suatu organisasi yang ditunjuk dan atau diakui oleh pemerintah.
Jawab :
Maksud dari “Statement” tersebut adalah:
Tipe kapal baru yang akan ditambahkan kedalam Dokumen Pemenuhan yang ada.
Jawab :
Sebelum melakukan pekerjaan kita harus membuat perencanaan tentang pekerjaan yang akan
dilaksanakan, kemudian bekerjalah sesuai dengan yang telah direncanakan, setelah itu semua kegiatan
didokumentasi dan di check apakah hasil yang didapat sudah sesuai dengan yang diharapkan.
Berbagi
2 komentar:
Hal hal apa saja yang dapat menjadi dasar seorang DPA mundur dari perusahaan tsb
Balas
Bareboat Charter tdk hanya mewajibkan Charterer mengimplementasikan sendiri ISM Code pada kapal
yg dicharter, tapi juga menyediakan satu set crew (termasuk kelancaran dan pemenuhan hak dan
kewajiban crew saat sign on/sign off) yg sesuai dengan Kompetensi dan Profisiensi nya sesuai Safe
Manning dan Specific Charterers Operation krn yg akan dijadikan panduan adalah SMS/Safety
Management System mereka (Charterers) sendiri.
Balas
Beranda
Author
Bhayu Dewanto