Anda di halaman 1dari 30

ISPS CODE SERI:

MANAJEMEN PELABUHAN

Drs. Eko Hariyadi Budiyanto, Ak.MM.Msc


Raja Oloan Saut Gurning, ST.Msc.CMarTech.GMRINA.MIMarEST
Penerbit : PT. Andhika Prasetya Ekawahana
ISPS CODE
Seri:
Manajemen Pelabuhan

Drs. Eko Hariyadi Budiyanto, Ak.MM.Msc


Raja Oloan Saut Gurning, ST.Msc.CMarTech.GMRINA.MIMarEST
Penerbit : PT. Andhika Prasetya Ekawahana
ISPS CODE
Seri - Manajemen Pelabuhan
Oleh :
- Drs. Eko Hariyadi Budiyanto, Ak, MM, Msc
- Raja Oloan Saut Gurning, ST. Msc. CMarTech. MIMarEST.

Hak Cipta @ 2015, pada penulis.

Hak cipta dilindungi Undang-Undang.


Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis,
termasuk memfotocopy, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya,
tanpa izin tertulis dari penulis.

Penerbit :
PT. Andhika Prasetya Ekawahana

ISBN: 978-979-17154-2-3
iii
iv
Halaman
PRAKATA ....................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................... v

ISPS CODE ....................................................... 1

I. PENDAHULUAN .................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................. 1
1.2. Sasaran .............................................. 1
1.3. Definisi .............................................. 2
1.4. Penerapan .............................................. 4
1.5. Tugas dan tanggungjawab Pemerintah ................... 4
1.6. Organisasi keamanan yang diakui atau
Recognized Security Organization (RSO) ................. 4

II. KEAMANAN KAPAL ................................................ 5


2.1. Penilaian keamanan kapal (Ship Security Assessment) .. 5
2.2. Rancangan keamanan kapal (Ship Security Plan) ........ 5
2.3. Perwira keamanan perusahaan (CSO), Perwira
keamanan kapal (SSO) ...................................... 6
2.4. Pelatihan (Training), praktek latihan (Drill), dan
pelaksanaan latihan (Exercise) ............................. 6

III. KEAMANAN FASILITAS PELABUHAN .............................. 6


3.1. Penilaian keamanan fasilitas pelabuhan (Port Facility
Security Assessment) ........................................ 6
3.2. Rancangan keamanan fasilitas pelabuhan (Port Facility
Security Security Plan) ...................................... 7
3.3. Perwira keamanan fasilitas pelabuhan (PFSO) ........... 7
3.4. Pelatihan (Training), praktek latihan (Drill), dan
pelaksanaan latihan (Exercise) ............................. 7

v
Halaman

IV. PROSEDUR PEMENUHAN ISPS CODE ............................ 8


4.1. Kajian ulang dan persetujuan penilaian keamanan kapal
dan fasilitas pelabuhan ...................................... 8
4.2. Verifikasi ..................................................... 9
4.3. Sertifikasi ..................................................... 10

V. PENJELASAN PETUNJUK IMPLEMENTASI/PENERAPAN


ISPS CODE ........................................................... 11
5.1. Keputusan dan peraturan-peraturan implementasi/
penerapan ISPS Code ........................................ 11
5.2. Komite keamanan pelabuhan (Port Security Committe) 12
5.3. Pengawasan ................................................. 12
5.4. Catatan (Record) ............................................ 12
5.5. Pernyataan keamanan atau Declaration of Security
(DoS) ........................................................... 13
5.6. Keamanan tingkat 1 ......................................... 15
5.7. Prosedur pemberitahuan kedatangan awal
terhadap keamanan kapal ................................. 18
5.8. Komunikasi kapal yang akan memasuki dan
meninggalkan pelabuhan ................................. 19

vi
ISPS CODE

ISPS CODE

Langkah-langkah khusus peningkatan keamanan pelayaran yang


dikenal dengan nama ISPS Code atau kode Internasional keamanan
kapal dan fasilitas pelabuhan

1. PENDAHULUAN 3. International Ship and Port Facility Security


Code (ISPS Code) terbagi atas 2 bagian:
- Bagian (Part) A, merupakan
1.1. LATAR BELAKANG Mandatory/kewajiban = seksi 1 s/d 19.
- Bagian (Part) B, merupakan
1. Meningkatnya kejahatan di laut dan
Guidance/Pedoman/Penjelasan = seksi
kegiatan terorisme, membuat negara-
1 s/d 19.
negara anggota IMO mengadakan
pertemuan pada tanggal 9 s/d 13 desember
1.2. SASARAN
2002 di London untuk melakukan
perubahan pada konvensi internasional 1. Membangun suatu kerangka kerja yang
mengenai keselamatan jiwa di laut atau melibatkan kerjasama antara Pemerintah
Safety Of Life At Sea (SOLAS) 1974. negra-negara penandatangan, badan-
badan pemerintah, pemerintah lokal dan
2. Perubahan/amandemen SOLAS 74 ini industri pelayran serta industri pelabuhan
dilakukan pada Bab V. Keselamatan untuk mengidentifikasi ancaman
Pelayaran (Safety Of Navigation) dan keamanan dan mengambil tindakan
penambahan pada Bab XI menjadi Bab XI-1 pencegahan terhadap peristiwa keamanan
mengenai langkah-langkah khusus yang berakibat kepada kapal atau fasilitas
peningkatan keselamatan pelayaran pelabuhan yang digunakan untuk
(special measures to enhance maritime perdagangan internasional.
safety) dan Bab XII-2 langkah-langkah
khusus peningkatan keamanan pelayaran 2. Menetapkan peran masing-masing dan
(special measures to enhance maritime tanggung jawab pemerintah
safety) yang dikenal dengan nama penandatangan, badan-badan pemerintah,
International Ship and Port Facility Security pemerintah lokal, industri pelayaran dan
Code (ISPS Code) atau kode internasional industri kepelabuhan, pada tingkat
keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan. nasional dan tingkat internasional untuk
menjamin keamanan maritim.

1
ISPS CODE

3. Menjamin secara dini dan keberhasilan 3. Port Facility Security Plan (PFSP) atau
mengumpulkan informasi dan Rancangan Keamanan Fasilitas Pelabuhan
pertukarannya yang berhubungan dengan adalah suatu rancangan yang dibangun
keamanan. untuk memastikan penerapannya
terhadap langkah/tindakan yang dirancang
4. Menyediakan suatu cara terhadap bangun untuk melindungi fasilitas
penilaian keamanan untuk itu pelabuhan dan kapal-kapal, manusia,
rancangannya harus ada dan tatacaranya muatannya, unit transportasi muatan dan
untuk menanggapinya terhadap perbekalan kapal didalam fasilitas
perubahan tingkat keamanan. pelabuhan dari resiko peristiwa/kejadian
5. Menjamin kepercayaan yang cukup keamanan.
terhadap langkah keamanan maritim dan 4. Ship Security Officer (SSO) atau Perwira
proposional pada tempatnya. Keamanan Kapal adalah personil diatas
kapal, yang bertanggung jawab terhadap
Nakhoda, yang ditunjuk oleh perusahaan
1.3. DEFINISI
sebagai penanggung jawab terhadap
1. Designated Authority (DA) adalah keamanan kapal, termasuk implementasi
Penyelenggara yang dikenal didalam dan pemeliharaan dari rancangan
Pemerintah yang mengadakan perjanjian keamanan kapal dan untuk berkoordinasi
sebagai yang bertanggung jawab untuk dengan petugas keamanan perusahaan
memastikan implementasi dari ketentuan- dan petugas keamanan fasilitas pelabuhan.
ketentuan pasal ini yang menyinggung
5. Company Security Officer (CSO) atau
tentang keamanan fasilitas pelabuhan dan
Petugas Keamanan Perusahaan adalah
hubungan kapal/pelabuhan dari sudut
personil yang ditugaskan oleh perusahaan
pandang fasilitas pelabuhan, dalam hal ini
untuk memastikan bahwa penilaian
Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
keamanan kapal telah dilaksanakan, bahwa
2. Ship Security Oplan (Ssp) atau Rancangan suatu rancangan keamanan kapal
Keamanan Kapal adalah suatu rancangan diperkuat, disampaikan untuk persetujuan,
yang dibuat untuk memastikan dan kemudian menerapkannya dan
penerapannya terhadap langkah/tindakan memeliharannya, dan untuk berhubungan
diatas kapal yang dirancang bangun untuk dengan petugas fasilitas pelabuhan dan
melindungi manusia diatas kapal, petugas keamanan kapal.
muatannya, unit transportasi muatan,
6. Port Facility Security Officer (PFSO) atau
perbekalan kapal atau kapalnya sendiri dari
Petugas Keamanan Fasilitas Pelabuhan
resiko peristiwa/kejadian keamanan.
adalah personil yang ditugaskan sebagai

2
ISPS CODE

penanggung jawab untuk 11. Ship to Ship Activity adalah setiap kegiatan
pengembangan,pengembangan, yang tidak berkaitan dengan fasilitas
penerapan, perubahan dan pemeliharaan pelabuhan yang meliputi pemindahan
dari rancangan keamanan fasilitas muatan dan atau orang dari sebuah kapal
pelabuhan dan untuk berhubungan ke kapal lain.
dengan petugas keamanan kapal dan
petugas keamanan perusahaan. 12. Ship/Port Interface atau Kapal/Pelabuhan
berinteraksi adalah interaksi yang terjadi
7. Security Level 1 atau Keamanan tingkat 1 ketika suatu kapal yang berlangsung dan
adalah tingkat dimana perlindungan segera terkena akibat oleh tindakan yang
minimum dari langkah keamanan yang melibatkan pergerakan manusia, barang-
tepat semestinya tetap dipelihara setiap barang atau perbekalan-perbekalan dari
saat. pelayanan pelabuhan ke atau dari kapal.

8. Secirity Level 2 atau Keamanan tingkat 2 13. Declaration of Security atau Maklumat
adalah tingkat dimana tambahan Keamanan maksudnya suatu persetujuan
perlindungan dari langkah keamanan yang yang dicapai antar suatu kapal dan bisa juga
tepat semestinya tetap dipelihara untuk suatu fasilitas pelabuhan atau kapal yang
jangka waktu tertentu sebagai hasil dari lainnya dengan yang mana ia berinteraksi,
peningkatan resiko dari peristiwa menetapkan langkah keamanan yang
keamanan. masing-masing akan menerapkannya.

9. Security Level 3 atau Keamanan tingkat 3 14. Recognized Security Organization atau
adalah tingkat untuk kelanjutan tindakan Organisasi keamanan yang diakui
perlindungan secara khusus yang maksudnya suatu Organisasi dengan
semestinya ditetapkan untuk jangka waktu keahlian yang tepat dalam bidang
terbatas ketika suatu peristiwa keamanan keamanan dan dengan pengetahuan yang
dimungkinkan atau nyata, meskipun bisa tepat dalam bidang operasional kapal dan
jadi tidak mungkin untuk dapat pelabuhan, yang dikuasakan untuk
menemukan/mengenali tujuan sasaran melaksanakan suatu penilaian, atau suatu
yang khusus. pemeriksaan atau suatu persetujuan atau
suatu kegiatan sertifikasi, dipersyaratkan
10. Mobile Offshore Drilling Unit atau Unit oleh bab ini atau bagian A dari Peraturan
Pengeboran Lepas Pantai yang berpindah- ISPS ini.
pindah adalah suatu unit pengeboran lepas
pantai yang digerakkan secara mekanis 15. Port Security Commitee (PSC) atau Komite
seperti ditegaskan didalam aturan IX/1, Keamanan Pelabuhan adalah organisasi
tidak dalam lokasinya. yang terdiri dari Adpel/Kanpel selaku

3
ISPS CODE

Koordinator, Kabid/Kasi Penjagaan dan Peraturan ini tidak diterapkan terhadap:


Penyelamatan selaku Koordinator 1. Kapal Perang dan kapal bantuannya.
Pelaksana dan Perwakilan Instansi terkait 2. K a p a l l a i n y a n g d i m i l i k i a t a u
selaku anggota. dioperasikan oleh pemerintah negara-
negara penandatangan dan digunakan
16. Port Security Officer (PSO) adalah pejabat hanya pada pelayanan non komersial
Kabid/Kasi Penjagaan dan Penyelamatan oleh pemerintah.
sebagai Koordinator Keamanan
Pelabuhan. 1.5. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
PEMERINTAH
17. Verifikasi adalah pemeriksaan/audit
1. Menetapkan Designated Authority (DA)
terhadap Rancangan Keamanan kapal
2. M e n u n j u k R e c o g n i z e d S e c u r i t y
(SSP), dan atau Rancangan Keamanan
Organization (RSO)
Fasilitas Pelabuhan (PFSP) serta semua 3. Menetapkan Tingkat keamanan (Security
ketentuan dan prosedur terkait dalam Level)
rancangan keamanan kapal dan pelabuhan 4. Pengesahan Port Facility Security
yang harus dipenuhi. Assessment (PFSA) dan Port Facility
Security Plan(PFSP)
5. Pengesahan Ship Security Plan (SSP)
1.4. PENERAPAN
6. Verifikasi dan sertifikasi
Penerapan ISPS Code sesuai Amandemen 7. Menetapkan persyaratan-persyaratan
SOLAS 74 dan Keputusan Menteri untuk Deklarasi Keamanan atau
Perhubungan No. KM.33 Tahun 2003 Declaration of Security (DoS)
pemberlakuan amandemen SOLAS 74 di 8. M e n y a m p a i k a n i n f o r m a s i k e p a d a
Indonesia mulai tanggal 1 Juli 2004 terhadap: Organisasi Maritim Internasional (IMO)
dan kepada industri-industri pelayaran dan
1. Kapal-kapal yang melakukan pelayaran pelabuhan
Internasional, dengan rincian sebagai 9. Pengawasan
berikut:
a. Kapal Penumpang termasuk kapal
1.6. ORGANISASI KEAMANAN YANG
penumpang berkecepatan tinggi DIAKUI ATAU RECOGNIZED
b. Kapal barang termasuk kapal barang SECURITY ORGANIZATION (RSO)
berkecepatan tinggi diatas 500 GT
c. Unit Pengeboran Minyak Lepas Pantai Tugas dan kewenangan RSO ditetapkan oleh
atau Mobile Offshore Drilling Unit Direktur Jenderal Perhubungan Laut
(MODU) berdasarkan ketentuan, kapasitas dan aplikasi
2. Pelabuhan/Fasilitas pelabuhan yang yang disampaikan oleh masing-masing calon
melayani kapal-kapal pelayaran RSO, tapi tidak melampaui dari batasan-
internasional. batasan dibawah ini:

4
ISPS CODE

1. Melaksanakan penilaian keamanan (SSA Elemen-elemen yang menjadi substansi dari


dan PFSA) hasil penilaian keamanan kapal sebagaimana
2. Pengembangan perencanaan keamanan dimaksud dalam ISPS Code Part A.8 dan Part
(SSP dan PFSP) B.8.3
3. Pengesahan penilaian dan perencanaan
keamanan kapal (SSP) Penilaian keamanan kapal (SSA) dapat
4. Verifikasi penerapan perencanaan dilaksanakan oleh:
keamanan kapal (SSP)
1. Company Security Officer (CSO) dan atau
5. Penerbitan sertifikat keamanan kapal
petugas yang ditunjuk oleh Company
internasional atau International Ship
2. Recognized Security Organization (RSO)
Security Certificate (ISSC)
yang telah ditetapkan oleh Direktur
Dalam menjalankan tugas dan kewenangannya Jenderal Perhubungan Laut
sebagaimana tersebut diatas, ketentuan
berikut ini harus dipatuhi oleh setiap RSO, 2.2. RANCANGAN KEAMANAN
yaitu: KAPAL (SHIP SECURITY PLAN)
1. Tidak dibenarkan untuk menyetujui suatu
hasil Penilaian Keamanan Kapal (SSA) dan Rancangan keamanan kapal merupakan
pengembangan Rancangan Keamanan rencana keamanan yang dikembangkan dari
Kapal (SSP) yang dilaksanakannya hasil penilaian keamanan untuk memastikan
2. D a l a m P e n g e m b a n g a n R a n c a n g a n bahwa penerapan langkah-langkah keamanan
Keamanan Fasilitas Pelabuhan (PFSP) diatas kapal yang dirancang dapat diterapkan
hanya sebatas memberikan asistensi jika untuk melindungi orang, muatan, peralatan
diperlukan angkut muatan, gudang perbekalan kapal dari
resiko suatu gangguan keamanan.
II. KEAMANAN KAPAL
Elemen-elemen yang menjadi substansi dari
rancangan keamanan kapal sebagaimana
2.1. PENILAIAN KEAMANAN KAPAL dimaksud dalam ISPS Code Part A.9 dan Part
(SHIP SECURITY ASSESSMENT) B.9.

Rancangan keamanan kapal (SSP) dapat


Penilaian Keamanan Kapal dilakukan untuk dilaksanakan oleh:
mengidentifikasi kelemahan/kekuarangan
yang mungkin terjadi pada bagian 1. Company Security Officer (CSO) dan atau
pengamanan(Security) kapal dan petugas yang ditunjuk oleh Company
kemungkinan untuk mengurangi atau mitigasi 2. Recognized Security Organization (RSO)
kelemahan/kekurangan dimaksud. yang telah ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Perhubungan Laut

5
ISPD CODE

2.3. PERWIRA KEAMANAN Setiap kapal yang telah memperoleh


PERUSAHAAN (CSO), PERWIRA persetujuan pemenuhan terhadap ISPS Code,
KEAMANAN KAPAL (SSO) diharuskan untuk memelihara tingkat
keamanan yang dimiliki dengan melaksanakan
1.PERWIRA KEAMANAN PERUSAHAAN (CSO)
Pelatihan (Training), Praktek Latihan (Drill) dan
Petugas Keamanan Perusahaan harus ditunjuk Pelaksanaan Latihan (Exercise) secara periodik
secara resmi oleh perusahaan untuk dan berkesinambungan dengan ketentuan
bertanggung jawab atas semua masalah sebagai berikut:
keamanan yang berhubungan dengan kapal-
kapal yang ditentukan oleh Perusahaan. Setiap 1. Pelatihan (Training) dilaksanakan oleh CSO
aspek dari permasalahan tersebut bisa dan SSO untuk seluruh Crew
dilimpahkan kepada Wakil atau Petugas 2. Praktek Latihan (Drill) dilaksanakan
Keamanan Perusahaan Pengganti (Alternate minimal 1 (satu) kali dalam kurun waktu 3
CSO). Tugas dan tanggung jawab CSO meliputi, (tiga) bulan
tetapi tidak terbatas sebagaimana yang 3. P e l a k s a n a a n l a t i h a n ( E x e r c i s e )
dimaksud dalam ISPS Code Part A 11.2. dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam
kurun waktu 18 (delapan belas) bulan.
Pihak pihak yang bertanggung jawab dan
2.TUGAS PERWIRA KEAMANAN KAPAL (SSO) terlibat langsung dalam pelaksanaan
SSO adalah perwira senior di atas kapal, Exercise adalah CSO dan pihak-pihak
diangkat dan ditunjuk oleh perusahaan, terkait jika dipandang perlu
memiliki pengetahuan tentang ISPS Code,
bertanggung jawab kepada nakhoda, sebagai III. KEAMANAN FASILITAS
penanggung jawab terhadap keamanan kapal, PELABUHAN
termasuk implementasi dan pemeliharaan dari
rancangan keamanan kapal dan berkoordinasi 3.1. PENILAIAN KEAMANAN
dengan petugas keamanan perusahaan dan FASILITAS PELABUHAN ( PORT
petugas keamanan fasilitas pelabuhan. Tugas FACILITY SECURITY
ASSESSMENT)
dan tanggung jawab SSO meliputi, tetapi tidak
terbatas sebagaimana yang dimaksud dalam Penilaian keamanan fasilitas pelabuhan
ISPS Code Part A.12.2. dilakukan untuk mengidentifikasi
kelemahan/kekurangan yang mungkin terjadi
pada bagian pengamanan (Security) fasilitas
2.4. PELATIHAN (TRAINING), pelabuhan dan kemungkinan untuk
PRAKTEK LATIHAN (DRILL), mengurangi atau mitigasi
DAN PELAKSANAAN LATIHAN
(EXERCISE) kelemahan/kekurangan yang dimaksud.
Penilaian keamanan fasilitas pelabuhan harus

6
ISPS CODE

memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh keamanan fasilitas pelabuhan (PFSO) bersama
IMO sebagai mana y ang dipersyaratkan dalam PSC/PSO dan dapat diberikan asistansi oleh
ISPS Code Part A.15. recognized security organization (RSO) yang
telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Penilaian keamanan fasilitas pelabuhan (PFSA)
dapat dilaksanakan oleh Recognized Security 3.3. PERWIRA KEAMANAN
Organization (RSO) yang ditetapkan oleh FASILITAS PELABUHAN (PFSO)
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, dengan
mengembangkan methodology yang dapat Perwira keamanan fasilitas pelabuhan (PFSO)
dipertanggung jawabkan serta melakukan adalah seseorang yang ditunjuk sebagai
penilaian kritis terhadap aset yang penting penanggung jawab untuk pengembangan,
sesuai dengan ISPS Code Part B.15.7 dan implementasi, revisi, dan memelihara
melakukan penilaian ancaman sesuai ISPS Code rancangan keamanan fasilitas pelabuhan dan
Part B.15.11 untuk berkoordinasi dengan petugas
keamanan kapal dan petugas keamanan
3.2. RANCANGAN KEAMANAN perusahaan. Tugas dan tanggung jawab PFSO
FASILITAS PELABUHAN (PORT sebagaimana dimaksud dalam ISPS Code part
FACILITY SECURITY PLAN)
A.17 dan part B.17.

Rancangan keamanan fasilitas pelabuhan


merupakan rancangan keamanan yang
3.4. PELATIHAN (TRAINING),
PRAKTEK LATIHAN (DRILL)
dikembangkan dari hasil penilaian keamanan
DAN PELAKSANAAN LATIHAN
untuk memastikan bahwa penerapan langkah- (EXERCISE)
langkah keamanan fasilitas pelabuhan yang
dirancang dapat diterapkan untuk melindungi Setiap pelabuhan yang telah memperoleh
orang, muatan, peralatan angkut muatan dan persetujuan pemenuhan terhadap ISPS Code,
gudang perbekalan dari resiko suatu gangguan diharuskan untuk memelihara tingkat
keamanan. keamanan yang dimiliki dengan meleksanakan
pelatihan (Training), praktek latihan (drill) dan
Rancangan keamanan fasilitas pelabuhan pelaksanaan latihan (exercise) secara periodik
harus memuat penjelasan-penjelasan dan berkesinambungan dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ISPS Code part sebagai berikut :
A.16 dan Part B.16 serta menerangkan
substansi PFSP yang ada kaitan dengan tugas- 1. Pelatihan (Training) ISPS Code harus diikuti
tugas keamanan sesuai OSPS Code Part B. 16.8. oleh PFSO dan berkewajiban untuk
mensosialisasikan kepada pihak
Rancangan Keamanan fasilitas pelabuhan
manajemen dan seluruh karyawan.
(PFSP) dapat dilaksanakan oleh perwira

7
ISPS CODE

2. Praktek Latihan (Drill) dilaksanakan 1. Kaji ulang SSA dilakukan sesuai ISPS Code
minimal 1 (satu) kali dalm kurun waktu 3 part A.8
(tiga bulan. a. SSA yang dibuat oleh CSO maka kaji
Pihak-pihak yang bertanggung jawab ulang harus dilaksanakan oleh pihak
dalam pelaksanaan drill adalah PFSO. manajemen perusahaan pelayaran itu
Pelaksanaan drill disesuaiakan dengan sendiri dan RSO yang di beri
ketentuan dan prosedur yang tercantum kewenangan oleh Direktur Jenderal
dalam Rancangan keamanan Fasilitas Perhubungan Laut untuk
Pelabuhan (PFSP) melaksanakan kaji ulang.
3. P e l a k s a n a a n L a t i h a n ( E x e r c i s e ) b. Kaji ulang meliputi pemeriksaan
dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam penyusunan dokumen ship security
kurun waktu 18 (delapan belas) bulan. assessment, termasuk dilakukan
Pihak-pihak yang bertanggung jawab dan revisi/perbaikan jika dipandang perlu.
terlibat langsung dalam pelaksanaan 2. Kaji ulang dan persetujuan SSP dilakukan
exercise adalah PFSO dan PSC serta pihak- sesuai ISPS Code Part A.9.2
pihak terkait lainnya. a. SSP yang dibuat oleh CSO perlu
dilakukan kaji ulang sebelum diberikan
persetujuan(approved), kaji ulang
IV. PROSEDUR PEMENUHAN ISPS dilakukan oleh RSO yang ditunjuk atau
CODE oleh Contracting Government.
b. SSP yang dibuat oleh CSO dengan
4.1. KAJIAN ULANG DAN asistensi RSO, maka RSO tersebut
PERSETUJUAN PENILAIAN tidak boleh menyetujui SSP yang di
KEAMANAN KAPAL DAN asisteninya.
FASILITAS PELABUHAN 3. Kaji ulang PFSA dan PFSP:
a. Kewenangan kaji ulang sepenuhnya
Hasil penilaian keamanan kapal dan atau berada pada Direktorat penjagaan dan
fasilitas pelabuhan (SSA dan atau PFSA) dan penyelamatan, Direktur Jenderal
rancangan keamanan kapal dan atau fasilitas Perhubungan Laut.
pelabuhan (SSP dan atau PFSP) yang telah b. Dalam pelaksanaan kaji ulang PFSA,
selesai dilaksanakan/dibuat harus dikaji ulang pihak-pihak yang terlibat selain tim
(review) dalam rangka memastikan kebenaran teknis Direktorat Penjagaan dan
dan atau tindakan korektif yang diperlukan Penyelamatan adalah
guna persetujuan (approval) dari pihak yang manajemen/operator fasilitas
berwenang. pelabuhan, PFSO dan administrator
pelabuhan/kantor pelabuhan
Pelaksanaan kaji ulang tersebut diatur dengan setempat.
mekanisme sebagai berikut :

8
ISPS CODE

4.2. VERIFIKASI a. Ve r i f i k a s i f a s i l i t a s p e l a b u h a n
dilaksanakan ole 2 (dua) orang
Kapal atau fasilitas pelabuhan yang telah petugas Direktorat Penjagaan dan
memperoleh sertifikasi sementara, dapat Penyelamatan, Direktorat Jenderal
mengajukan permohonan verifikasi dengan Perhubungan Laut yang cakap dan
mekanisme sebagai berikut: berkompeten (profesional)

1. Verifikasi Kapal b. P i h a k - p i h a k y a n g t u r u t d a l a m
a. Verifikasi dilaksanakan oleh Petugas
pelaksanaan verifikasi adalah
dari Kementerian Perhubungan dan
Administrator Pelabuhan/Kepala
Direktorat Penjagaan dan
Kantor Pelabuhan setempat dan Port
Penyelamatan serta Recognized
Security Officer (PSO), Manajemen
Security Organization (RSO) yang
Fasilitas Pelabuhan serta PFSO dan
ditunjuk.
jajarannya.
b. Kapal yang diverifikasi oleh Petugas
dari Kementerian Perhubungan dan Hal-hal penting untuk diperiksa dan menjadi
Direktorat Penjagaan dan perhatian pada saat verifikasi awal,
Penyelamatan dilaksanakan oleh 2 intermediate dan renewal kapal adalah sebagai
(dua) petugas yang cakap dan berikut:
berkompeten (profesional).
c. Kapal yang diverifikasi oleh RSO, 1. Verifikasi Awal
dalam pelaksanaannya harus a. Penunjukan CSO dan SSO
b. Rekomendasi yang tertuang dalam
didampingi oleh seorang petugas dari
SSA
Kementerian Perhubungan dan
c. Internal Audit
petugas Direktorat Penjagaan dan d. Peralatan dan tanda-tanda minimum
Penyelamatan yang cakap dan yang harus dipenuhi:
berkompeten (profesional). - Automatic Identification System
d. P i h a k - p i h a k y a n g t u r u t d a l a m (AIS) sesuai Chapter V Reg.19
pelaksanaan verifikasi adalah - Ship Security Alert System (SSAS)
Nakhoda (Master), Company Security sesuai Chapter XI-2 Reg.6
Officer (CSO), Ship Security Officer - Identifikasi nomor IMO sesuai
(SSO), dan ABK (Crews) serta Agen Chapter XI-2 Reg.3
Pelayaran. - Identifikasi daerah terbatas
(restricted area)
2. Verifikasi Fasilitas Pelabuhan - Peralatan keamanan standart
Verifikasi fasiltas pelabuhan dilaksanakan e. Catatan-catatan (Record) sesuai ISPS
oleh Contracting Government sebagai Code Part A.10

9
ISPS CODE

2. Verifikasi Intermediate dan Renewal (training) dan praktek latihan (drill) yang
a. Penunjukan CSO dan SSO dilaksanakan
b. Internal Audit
c. Memastikan Fungsi Peralatan dan 4.3. SERTIFIKASI
tanda-tanda:
- Automatic Identification System 1. Sertifikasi kepada kapal adalah sebagai
(AIS) sesuai Chapter V Reg.19 berikut:
- Ship Security Alert System (SSAS) a. Sertifikasi sementara dengan masa
sesuai Chapter XI-2 Reg.6 berlaku 5 (lima) bulan diberikan untuk
- Identifikasi nomor IMO sesuai melengkapi/memenuhi semua
Chapter XI-2 Reg.3 ketentuan yang belum dan atau harus
- Identifikasi daerah terbatas dipenuhi.
(restricted area) b. Sertifikasi interim dengan masa
- Peralatan keamanan standart berlaku maksimal 6 (enam) bulan
d. Catatan-catatan (Record) sesuai ISPS
dengan ketentuan sebagaimana
Code Part A.10
dimaksud dalam ISPS Code Part A.19.4
c. Sertifikasi permanen dengan masa
Hal-hal penting untuk diperiksa dan menjadi
berlaku 5 (lima) tahun, kapal yang
perhatian pada saat verifikasi awal,
telah memenuhi semua ketentuan
intermediate dan renewal fasilitas pelabuhan
yang telah dipersyaratkan,
adalah sebagai berikut:
1. Verifikasi Awal sebagaimana dimaksud dalam ISPS
a. Penunjukan PFSO Code Part A 19.2 dan Part A.19.3
b. Rekomendasi yang tertuang dalam
PFSA 2. Pernyataan Pemenuhan Keamanan
c. Internal Audit Fasilitas Pelabuhan (SoCPF) adalah sebagai
d. P e r a l a t a n d a n Ta n d a - t a n d a berikut:
Minimum yang harus dipenuhi a. SoCPF Sementara dengan masa
sesuai PFSP berlaku 5 (lima) bulan, tenggang
e. Catatan-catatan atau dokumentasi waktu ini diberikan kepada pihak
dari kegiatan sosialisasi, pelatihan fasilitas pelabuhan untuk
(training) dan praktek latihan (drill) melengkapi/memenuhi semua
yang dilaksanakan ketentuan yang belum dan atau harus
dipenuhi
2. Verifikasi Intermediate dan Renewal b. SoCPF Permanen dengan masa
a. Penunjukan PFSO
berlaku 5 (lima) tahun, fasilitas
b. Internal Audit
c. Memastikan fungsi peralatan dan pelabuhan yang telah memenuhi
tanda-tanda semua ketentuan yang telah
d. Catatan-catatan atau dokumentasi dipersyaratkan, sebagaimana
dari kegiatan sosialisasi, pelatihan dimaksud dalam ISPS Code Part
B.16.62 dan Part B.16.63

10
ISPS CODE

6. Surat Keputusan Direktur Jenderal


V. PENJELASAN PETUNJUK
IMPLEMENTASI/PENERAPAN Perhubungan Laut Nomor KL.93/2/1-04
ISPS CODE tanggal 14 Mei 2004 tentang Penunjukkan
Direktur Penjagaan dan Penyelamatan
sebagai Penanggungjawab Implementasi
5.1. KEPUTUSAN DAN PERATURAN- Koda Internasional tentang Pelaksanaan
PERATURAN IMPLEMENTASI/ Pengamanan Kapal dan Fasilitas
PENERAPAN ISPS CODE Pelabuhan-ISPS Code.
7. Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut
1. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor nomor KL.933/3/7DV-04 tanggal 30 juni
KM.33 Tahun 2003 tentang Pemberlakuan 2004, perihal pedoman pemberlakuan ISPS
Amandemen SOLAS 1974 tentang Code (Prosedur Dos)
Pengamanan kapal dan Fasilitas Pelabuhan 8. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
(International Ships and Port Facility nomor UM-480/12/3/DV-04 tanggal 01 juli
Security/ISPS Code) di wilayah Indonesia; 2004, perihal Petunjuk Pelaksanaan
Cukup jelas Perapan Keamanan Kapal dan
2. Keputusan Menteri Perhubungan KM.33 Pelabuhan/Fasilitas Pelabuhan
Tahun 2004 tentang Penunjukan Direktur (International Ships and Port Facility
Jenderal Perhubungan Laut sebagai Security Code-ISPS Code)
Designated Authority Pelaksanaan 9. Surat Direktur Jenderal Perhubungan laut
Pengamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan nomor UM-933/3/20/DV-04 tanggal 9 juli
(International Ships and Port Facility 2004, perihal pedoman pemberlakuan ISPS
Security/ISPS Code) Code (Penerapan pemberitahuan awal
3. Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut kedatangan kapal/pre- Arrival Notification
Nomor KL.993/17/15/DV-04 tanggal 3 of Ship Security)
Januari 2004 tentang Implementasi ISPS 10. Surat Direktur Jenderal perhubungan Laut
Code (Pengawasan oleh PSC/PSO) No. KL.933/7/8/DV-04 tanggal 27
4. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan September 2004 tentang persiapan
Laut KL.93/1/3-04 tanggal 12 Pebruari 2004 verifikasi pelabuhan/fasilitas pelabuhan
tentang Pedoman Penetapan Organisasi dan kapal.
yang diakui (RSO) 11. Mapel Direktur Jenderal Perhubungan Laut
5. Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. 327/phbl-04 tanggal 24 Desember 2004
Nomor UM-48/6/16-04 tanggal 19 Maret tentang penetapan penggunaan frequensi
2004, perihal pedoman langkah-langkah jaring Komunikasi untuk ISPS Code yaitu
tindak lanjut dalam rangka pelaksanaan pada freq. 156.675 MHZ (Chanel 73)
Keputusan Menteri Perhubungan nomor 12. Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut
KM.3 tahun 2004 (Pembentukan PSC) No. KL.933/1/12/DV-05 tanggal 4 Januari

11
ISPS CODE

2005 tentang Tindak lanjut hasil Verifikasi 5.3. PENGAWASAN


Penerapan ISPS Code pada kapal
13. Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Guna mempertahankan tingkat pengamanan
No. KL.933/2/1/DV-05 tanggal 7 April 2005 dalam rangka pemeliharaan dan penerapan
tentang Pemeliharaan dan Peningkatan ISPS Code perlu diambil langkah-langkah
Penerapan ISPS Code bagi pengawasan segabaimana dalam Surat
Pelabuhan/Fasilitas Pelabuhan yang telah Direktur Penjagaan dan Penyelamatan
memperoleh SoCPF nomor.KL.933/2/1/DV-05 tanggal 7 April 2005
14. Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut disamping tatacara yang termuat dalam PFSP
No. KL.933/1/16/-05 tanggal 26 juli 2005 atau SSP juga mengingatkan kewajiban kepada
tentang Pembenahan Penerapan ISPS para pimpinan/pengelola/operator pelabuhan
Code bagi Pelabuhan/Fasilitas Pelabuhan terhadap:
yang telah memperoleh SoCPF
- Pelaksanaan Drill setiap 3 (tiga) bulan sekali
- Exercise 18 (delapanbelas) bulan sekali
5.2. KOMITE KEAMANAN
PELABUHAN (PORT SECURITY Manajemen Fasilitas Pelabuhan dan atau
COMMITTE)
Perusahaan Pelayaran yang mengelola fasilitas
Dalam rangka Implementasi ISPS Code untuk dan termasuk aset-asetnya bertanggung jawab
melaksanakan KM.33-2003, Direktur Jenderal secara penuh terhadap implementasi ISPS
Perhubungan Laut sebagai Designated Code dengan melakukan evaluasi rutin
Authority memberi tugas kepada Kantor terhadap apa yang menjadi catatan penting
Syahbandar & Otoritas Pelabuhan (KSOP) sesuai laporan rutin Perwira yang ditunjuk
untuk membentuk Komite Keamanan
Pelabuhan (PSC) dan menunjuk Pejabat Tindak lanjut terhadap pelaksanaan
Bidang/Seksi Penjagaan dan Penyelamatan pengawasan dimaksud secara umum akan
sebagai Koordinator Keamanan Pelabuhan dilakukan Intermidate Verification setiap 2,5
(PSO) dengan susunan keanggotaan sesuai tahun dan Verifikasi Pembaharuan setiap 5
dengan surat DIRJENHUBLA NO. UM-48/6/16- tahun dari tanggal dikeluarkannya Sertifikat
04 tanggal 19 maret 2004. Keamanan Kapal (ISSC) atau Pernyataan
Tugas Komite Keamanan Pelabuhan selain Pemenuhan Keamanan Pelabuhan (SoCPF)
yang termuat dalam surat DIRJENHUBLA NO.
UM-48/6/16-04 tanggal 19 maret 2004 adalah: 5.4. CATATAN (RECORD)
- Mengadakan Pertemuan rutin bulanan
Komite Keamanan Pelabuhan untuk Penanganan dan Perlindungan Informasi
mengevaluasi sistem keamanan di wilayah Keamanan
kerjanya a. Informasi keamanan seperti catatan yang
- Menyusun secara lengkap diagram Jaring dinyatakan pada bagian A section 7.1 ISPS
Komunikasi dan Koordinasi Code disimpan dalam format kertas dan

12
ISPS CODE

harus terlindungi dari akses yang tidak sebagai kelengkapan untuk petugas Port State
berwenang. Penerima informasi sensitive Control (PSC). Dalam hal ini SSO harus
keamanan dianggap sebagai pemakai dan menyiapkan informasi ini terlebih dahulu
harus memenuhi prosedur penanganan sebelum memasuki pelabuhan, dan informasi
seperti yang digambarkan pada bagian itu harus disimpan di kapal untuk periode 10
A.1.3 ISPS Code pelabuhan terakhir atau minimum yang
b. Perwira Keamanan Kapal atau Pelabuhan ditentukan oleh pejabat admiistrasi antara lain.
yang ditunjuk harus bertanggung jawab 1. Informasi sesuai yang ada pada Continuous
mengarsipkan atau memusnakan catatan, Synopsis Record
dan memastikan bahwa catatan tsb 2. Lokasi kapal saat lapaoran dibuat
disimpan/ditaruh dengan baik selama 3. Perkiraan waktu tiba kapal dipelabuhan
4. Daftar Anak Buah Kapal
jangka waktu 5 tahun dan terlindung dari 5. Data Muatan di atas kapal
akses yang tidak berwenang 6. Daftar Penumpang

Catatan dari kegiatan berikut ini berkenaan


5.5. PERNYATAAN KEAMANAN
dengan SSP dan atau PFSP harus disimpan. ATAU DECLARATION of
1. P e l a t i h a n , P r a k t e k L a t i h a n d a n
SECURITY (DoS)
Pelaksanaan Latihan
2. Ancaman Keamanan dan Peristiwa Pemberlakuan pernyataan keamanan atau
Keamanan Declaration of Security (DoS) dapat
3. Pelanggaran Keamanan dilaksanakan karena ketentuan dibawah ini:
4. Perubahan Tingkat Keamanan 1. Permintaan oleh Pihak Pelabuhan
5. Komunikasi Berkaitan Terhadap Keamanan Dasar pemberlakuan DoS dapat
Langsung di Kapal, seperti Ancaman dilaksanakan, jika salah satu dari kondisi-
Khusus Terhadap Kapal atau Fasilitas kondisi yang disyaratkan dalam Bagian
Pelabuhan, yang ada di Kapal sekarang A.5.2 telah menimpa/terjadi pada
atau telah ada pelabuhan.
6. Audit Kedalam dan Tinjauan Ulang dari Nakhoda/SSO/CSO menyampaikan
Kegiatan Keamanan permintaan pemberlakuan DoS kepad
7. Tinjauan Ulang secara Periodik pada
pihak yang berwenang di pelabuhan tujuan
Penilaian dan Perencanaan Keamanan
melalui prosedur dan kontak point yang
Kapal
tertuang dalam SSP.
8. Pemeliharaan, Kalibrasi dan Pengujian dari
2. Pemberitahuan oleh Pihak Fasilitas
suatu Peralatan Keamanan yang ada di atas
Pelabuhan
Kapal termasuk Pengujian dari Sistim Dasar pemberitahuan DoS dapat
Kesiagaan Keamanan Kapal dilaksanakan, jika:
a. Adanya aktifitas bongkar/muat barang-
Sebelum memasuki pelabuhan, informasi
barang yang berbahaya atau bahan
keamanan di bawah ini kemungkinan diminta
kimia berbahaya

13
ISPS CODE

b. D i t e r i m a n y a i n f o r m a s i / 1. Nakhoda atau SSO yang mewakili kapal


ancaman/gangguan keamanan yang 2. PFSO mewakili fasilitas pelabuhan
dapat membahayakan atau 3. Petugas Keamanan Pelabuhan atau Port
mengganggu aktifitas di fasilitas Security Officer (PSO) mewakili Komite
pelabuhan Keamanan Pelabuhan
PFSO menyampaikan permintaan
Pemberlakuan DoS harus diikuti dengan
pemberlakuan DoS kepada pihak yang
peningkatan langkah-langkah keamanan dan
berwenang di pelabuhan melalui prosedur dan
prosedur sebagaimana yang tertuang dalam
kontak point yang tertuang dalam PFSP
Rancangan Keamanan (SSP dan PFSP) dari
Pihak-pihak yang berwenang untuk memulai masing-masing pihak yang bersetuju
dan mengakhiri DoS adalah:

14
ISPS CODE

5.6. KEAMANAN TINGKAT 1 2. Sistim Pelaporan Peran Tugas dan


Tanggung Jawab pada Kondisi Keamanan
Peran dan sistem pelaporan serta peralatan Tingkat 1
yang digunakan pada kondisi keamanan
tingkat 1 seperti yang digambarkan dalam flow PSO/Deputy:
- Sebagai koordinator pelaksana sistim
chart dengan uraian sebagai berikut:
keamanan pada lini 1 s/d 3 pada level 1
1. Peralatan dan Chanel/Frekuensi menerima, mencatat dan
Komunikasi yang digunakan: membukukan laporan harian kegiatan
keamanan baik tertulis maupun melalui
a. Dari PFSO/Deputy, CSO/SSO/Deputy, alat Komunikasi yang tersedia dan
Komandan Kapal Patroli ke melaporkan ke Koordinator Port
PSO/Deputy dan sebaliknya Security Committe (Administrator
menggunakan Chanel 13/73 VHF Marine Pelabuhan Tg. Priok)
Radio Komunikasi atau dengan
menggunakan Telephon/HP sesuai PFSO/Deputy:
dengan Daftar Kontak yang tersedia - Sebagai koordinator pelaksana sistim
dalam Dokumen PFSP keamanan pada lini 1 pada level 1
menerima, mencatat dan
b. Dari Petugas Gabungan Keamanan membukukan laporan harian kegiatan
Pelabuhan mulai dari lini 1 s/d 3 ke PFSO keamanan baik tertulis maupun melalui
dan sebaliknya dengan menggunakan alat komunikasi yang tersedia
Chanel/Frequensi Radio Komunikasi
13/73 atau (yang disediakan Petugas Gabungan Keamanan Pelabuhan:
- Sebagai pelaksana sistim keamanan
perusahaan kepada petugas lapangan
pelabuhan pada lini 1 s/d 3 pada level 1
yang terkait)
disamping tuga-tugas rutin yang
c. Dari Petugas Keamanan Kapal Patroli tertuang dalam PFSP pada kondisi
ke SSO dan sebaliknya dengan keamanan level 1 juga mencatat,
menggunakan Chanel/Frequensi Radio membukukan dan membuat laporan
Komunikasi 12/13/16/73 kegiatan keamanan harian baik tertulis
maupun melalui alat komunikasi yang
d. Dari SSO ke CSO dengan menggunakan tersedia kepada PFSO dan PSO.
Telepon Satelit atau yang tersedia
diatas kapal masing-masing

15
ISPS CODE

16
ISPS CODE

17
ISPS CODE

Petugas Keamanan Kapal Patroli : 4. KSOP segera melakukan koordinasi


- Sebagai pelaksana sistim keamanan dengan PFSO bersangkutan dan
patroli laut pada level 1 disamping mengadakan persiapan untuk kedatangan
tugas-tugas rutin yang tertuang dalam kapal:
PFSP pada kondisi keamanan level 1
juga mencatat, membukukan dan
membuat laporan kegiatan keamanan
harian baik tertulis maupun melalui alat
komunikasi yang tersedia kepada PFSO
dan PSO.

5.7. PROSEDUR PEMBERITAHUAN


KEDATANGAN AWAL
TERHADAP KEAMANAN KAPAL

1. Setiap kapal yang akan memasuki


pelabuhan/fasilitas pelabuhan di indonesia
diharuskan untuk melakukan
pemberitahuan lebih awal kedatangannya
kepada Kantor Syahbandar & Otoritas
Pelabuhan (KSOP) sebagai Port Security
Committe

2. Pemberitahuan dilakukan selama 24 jam


sebelum kapal tiba di Pelabuhan/Fasilitas
Pelabuhan tujuan

3. Pemberitahuan kedatangan kapal dapat


dilakukan oleh Pemilik/Agen/CSO/Nakhoda
dengan terlebih dahulu mengisi format
pemberitauan sebagaimana terlampir
dibawah ini di Fax atau disampaikan secara
langsung ke kantor KSOP

18
ISPS CODE

B. Komunikasi Kapal yang meninggalkan


5.8. KOMUNIKASI KAPAL YANG
AKAN MEMASUKI DAN Pelabuhan
MENINGGALKAN PELABUHAN - Bagi kapal-kapal yang meninggalkan
Pelabuhan harus sesegera mungkin
A. Komunikasi kapal yang akan memasuki
menghidupkan perangkat radio dan
Pelabuhan
memberitahukan kepada Stasiun
1. Setiap Kapal yang akan memasuki
Radio Pantai tentang
Pelabuhan diwajibkan untuk mengirim
keberangkatannya dan tujuan
Master Cable yang dialamakan ke
Pelabuhan berikutnya.
Kantor Syahbandar & Otoritas
Pelabuhan (KSOP) setempat melalui C. Frekwensi-frekwensi yang digunakan
Stasiun Radio Pantai terdekat. dalam komunikasi kapal memasuki dan
2. Berita Master Cable tersebut harus
meninggalkan Pelabuhan adalah
memuat informasi tentang: Nama
frekwensi-frekwensi yang dijaga
kapal, Call Sign, Jumlah ABK, Jumlah
dengar oleh Stasiun Radio Pantai yang
Penumpang jika ada, Jenis Muatan,
akan dihubungi dan sesuai dalam List
Pelabuhan Asal dan dugaan waktu
Of Coast Station (List IV ITU)
tiba.
3. Berita sudah harus diterima oleh
Stasiun Radio Pantai paling lambat 24
jam sebelum Kapal tiba di Pelabuhan,
sedangkan untuk Kapal berlayar
kurang dari 24 jam harus mengirimkan
berita tersebut sesegera mungkin
sesudah meninggalkan Pelabuhan
asal.
4. Berita tersebut tidak di pungut biaya.
5. Setiap Kapal yang sudah sandar di
dermaga pelabuhan wajib mematikan
semua perangkat radio komunikasi,
dan sebelumnya memberitahukan ke
S tasiun Rad io Pantai se be lum
perangkat radio dimatikan.

19
ISPS CODE

1. Bila kapal mendapat Ancaman maka 3. Pada area A1 komunikasi dapat dilakukan
Nakhoda seger a mengirim SSAS melalui oleh PFSC dengan Kapal tersebut dapat
Satelit secara otomatis diterima oleh menggunakan VHF Ch. 16, up Ch. 73
stasiun bumi kemudian disalurkan melalui 4. Unutk koordinasi antar security (PFSC,
provider internet, untuk selanjutnya dapat PFSO, CSO) di pelabuhan dapat
diakses ke amsing-masing alamat yang menggunakan telephone umum, Hp, HT.
dituju. Ch.73
2. Komunikasi Kapal dengan SROP dapat
menggunakan peralatan GMDSS VHF radio
Telephoni Ch. 16, MF, HF untuk panggilan,
dilanjutkan dengan up Ch. 73 atau Working
Freq.

20
ISPS CODE

21
ISPS CODE

22
Langkah-langkah khusus peningkatan keamanan pelayaran dikenal
dengan nama International Ship and Port Facility Security Code (ISPS
Code) atau kode internasional keamanan kapal dan fasilitas
pelabuhan. Dilatar belakangi meningkatnya kejahatan di laut dan

ISPS CODE kegiatan terorisme, membuat negara-negara anggota IMO


mengadakan pertemuan pada tanggal 9 s/d 13 desember 2002 di
London untuk melakukan perubahan pada konvensi internasional
mengenai keselamatan jiwa di laut atau Safety Of Life At Sea
(SOLAS) 1974.

Drs. Eko Hariyadi Budiyanto, Ak.MM.Msc

Email: ehaydi@yahoo.com , ehaydi@pp3.co.id


Pengalaman Profesional/Organisasi:
- Bussiness Development Manager Astra International Group 1998
- Treasurer of Student Council “World Maritime University, Sweden 2003”
- Pengurus IAI Jawa Timur Tahun 2003 - 2007
- Ketua Serikat Pegawai Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak, 2005
- Dosen Pascasarjana UPN “Veteran” Jatim
- Port Facility Security Officer Berlian Terminal, 2005 - 2007
- Manager Komersial PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia, 2007
- Senior Manager Pelayanan Terminal, 2011
- General Manager PT. Pelindo III Cabang Tanjung Perak, 2013 - 2015
- Komisaris PT Terminal Petikemas Surabaya, 2012 - 2016
Karya Ilmiah:
- Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Toyota Rent a Car di Surabaya
- Penerapan Pengendalian Intern Dalam Pengelolaan Data Persediaan Secara Elektonik (EDP)
pada Parts Division, PT Toyota Astra Motor, Jakarta
- Implementasi Activity Based Coasting di Pelabuhan
- Buku Manajemen Bisnis Pelabuhan (APE Publishing ISBN 4512345678906)

Raja Oloan Saut Gurning, ST.Msc.CMarTech.GMRINA.MIMarEST

Email: sautg@its.ac.id, sautgurning1@yahoo.com


Pengalaman Profesional/Organisasi:
- Tenaga Ahli Kepelabuhanan di Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)
- Anggota Tim Asistensi Penyusunan Draft-Akademik Undang-Undang Kepelabuhanan
di Pansus Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Indonesia
- Ketua Penyelenggara Kursus Marine Surveyor ITS
- Anggota Tim Tinjauan Akademis RUU Pelayaran ITS
- Kepala Pusat Pengembangan Industri Penunjang Maritim, FTK-ITS
- Mengikuti Pendidikan S-3 (phD) Bidang Logistik Maritim dan Manajemen di Australia Maritime
College, AMC, Tasmania Australia
- The Royal Institute of Naval Architects (RINA)
- International Maritime Lecturer Association (IMLA)
- Institute of Marine Engineering Science and Technology (IMarEST)
Karya Ilmiah:
- Identifikasi Biaya Tinggi di Wilayah Operasi Jasa Pelabuhan (Asosiasi Pekerja Pelabuhan Indonesia)
- Pengukuran Tingkat Kompetisi Pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Makassar
- Analisa Pelayanan Jasa dan Sistem Kepelabuhan Indonesia Berdasarkan Undang-Undang
Persaingan Usaha
- Reorientasi Pemasaran Jasa Pelabuhan Indonesia
- Information System Design for People Shipping in Indonesia
- Buku Manajemen Bisnis Pelabuhan (APE Publishing ISBN 4512345678906)

Anda mungkin juga menyukai