PENGANGKUTAN
LAUT
DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
Dasar hokum asuransi di Indonesia yaitu Kitab Undang-
undang Hukum Dagang (KUHD) .
Fungsi asuransi :
1. Memberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerugian
;gempa bumi;kebakaran;perang;pemogokan, kapal
tubrukan;tenggelam dll.
2. Memberikan dorongan perkembangan ekonomi .
Avarage Adjuster
Adjuster = orang atau kumpulan orang yang tugasnya mengadakan penelitian
atas claim, orang ini mengetahui dengan baik kondisi yang digunakan dalam
penutupan serta pengetahuan lain yang berkaitan erat dalam menentukan
besarnya claim.
Dalam asuransi kerugian ada 2 macam:
1. Loss Adjuster ; adjuster yang melakukan adjustment atas claim –claim non
marine (claim kebakaran)
2. Average Adjuster : melakukan adjustment khusus claim marine (kapal,
cargo).
DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
Perbedaan asuransi dengan gambling
Asuransi
c) Asuransi kerugian :
1. Asuransi pengangkutan –darat-laut dan udara
2. Asuransi kebakaran –halilintar, gempa bumi,bom
3. Asuransi varia –bermacam-macam asuransi kendaraan
bermotor
4. Asuransi tanggung gugat ;menjamin kerugian pihak ke3
yang diakibatkan oleh kepentingan tentang gangguan
selama berlakunya pertanggungan; tabrakan.
Jika harga barang diberitahukan (declare by the shipper) dan dicantumkan dalam
bill of lading,pemilik barang atas penggantian berdasarkan declare
value.Pemberitahuan dan pencantumana harga dalam bill of lading membawa
serta bahwa risiko yang dihadapi pengangkut lebih besar dan karenanya ia
menuntut tarif yang lebih tinggi (advalorem freight). Jika disepakati pembatasan
dapat dinaikkan, yang biasanya disertai dengan permintaan uang tambang yang
lebih tinggi.
22
DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
Kerugian akibat kelalaian sendiri (willful misconduct),berbagai
masalah akibat penerapan psl lV ayat 5, ini misalkan yang
mengangkut koli yang berharga (mobil,traktor,lokomotif dll) dan
peti kemas , melatar belakangi penyempurnaan The Haque Rules
ke Protocol 1968 (The Visby Rules) berlaku 1977.
Kekebalan pengangkut
Dalam psl lV (2) HR dirinci kerugian/kerusakan yang tidak dapat
dibebankan kepada pengangkut:
1. Tindakan,kelengahan atau kegagalan nakhoda,
pelaut,pandu atau orang –orangnya pengangkut dalam
hal navigasi atau dalam pengelolaan kapal. Kekebalan
yang diberikan dalam HR hanya menyangkut segi
angkutannya,kelengahan, kesalahan yang terkena klausa
ini terbatas pada keselamatan kapal saja dan bukanlah
pada pemuatan.
DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
2. Kebakaran ,kecuali disebabkan kesalahan atau tindakan
nyata dari pengangkut. Pengangkut dilindungi terhadap
kelengahan (negligence) dan jika kelengahan orang-orang
tsb adalah kegagalan untuk menerapkan due diligence,
kebakaran merupakan bahaya yang selalu dikecualikan
bagi kapal.
Double Insured
Psl 252 KUHD apabila suatu macam barang diasuransikan lebih
dari satu kali untuk risiko yang sama, sehingga jumlah
pertanggungannya lebih dari pada nilai barang sesungguhnya .
Contoh : harga barang Rp 10.000 diasuransikan kepada A
Rp.10.000 dan kepada B Rp.10.000 (ada dua penutupan) maka
polis yang berlaku adalah yang dibuat terdahulu.
1. Perils of the sea (KUHD psl 637) yaitu bahaya (perils) yang
disebabkan oleh lansung karena alam,atau suatu peristiwa
yang secara kebetulan terjadi atau bahaya yang tidak
menentu karena perbuatan alam, misalnya ; gempa bumi
angin topan,cuaca buruk,letusan gunung berapi, halilintar
dan banjir)
2. Perils on the sea yaitu bahaya yang disebabkan langsung oleh
perbuatan manusia,karena kelalaiannya, contoh kapal
tabrakan, menabrak dermaga, kebakaran, banjir dikapal
karena bocor dan pembajakan.
3. Port perils yaitu kecelakan yang terjadi dalam proses
pemuatan dan pembongkaran ,pemindahan muatan
,pencurian,penahanan atau penyitaan,pemogokan dan
sabotase dll.
DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
***Kepentingan dan bahaya yang diasuransikan
Asuransi diadakan untuk berjaga-jaga agar apabila bahaya itu
sungguh datang dan mengakibatkan kerugian,pemilik mendapat
ganti rugi.
container).
g) Strikes ialah asuransi tidak menjamin
kerugian/kerusakan huru hara,pertikaian
sipil,pemogokan, tindakan politis.
h) Unseaworthiness & Unfitnee Exclusioni
ialah asuransi tidak menjamin kerugian yang
disebabkan kapal tidak laik laut ,serta
kerugian/kerusakan adanya pelanggaran atas
implied warranty yang diketahui oleh
tertanggung.
i) War Exclution ialah asuransi tidak akan
menjamin kerugian/kerusakan, tanggung jawab
/biaya yang dikarenakan peperangan,revolusi,
pemberontakan, penahanan,penyitaan,ranjau,
torpedo,bom dll.
j) Malicious Acts Exclusion ialah asuransi tidak
menjamin kerugian atau kerusakan ,tanggung
DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
jawab, biaya yang disebabkan oleh perbuatan
Kelaiklautan kapal adalah kondisi kapal yang memenuhi
persyaratan keselamatan,pencegahan pencemaran,status hokum
kapal,pemuatan,stabilitas, kesejahteraan awak kapal dan kesehatan
penumpng serta manajemen keselamatan dan keamanan kapal
untuk berlayar dipelabuhan tertentu.
1. Kerugian yang diderita hanya oleh pemilik kapal atau pemilik barang,
dapat berbentuk:
a) Kerugian/kerusakan total (total loss) adalah kerusakan musnahnya
seluruh interest yang dipertanggungkan. Total loss dapat diikuti
dengan abandontment (pelepasan hak) ialah bila tertanggung telah
memperoleh ganti rugi dari penanggung atas interestnya yang
mengalami total loss,maka ia berkewajiban untuk melepaskan hak
atas interest, dengan menyerahkan sisa interestnya kepada
penanggung.
DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
2. Kerugian partial (partial loss/particular average)
P/A ialah kerugian/kerusakan yang diderita
akibat adanya kecelakaan laut dan biaya
kerusakan tersebut harus ditanggung oleh
pemilik barang sendiri .
Pengorbanan GA:
1. Muatan yang sengaja dibuang kelaut
2. Kerusakan barang yang dialihkan kekapal penolong
3. Kerusakan yang terjadi pada kapal dan muatan dalam usaha
memadamkan kebakaran
4. Kerusakan barang yang dibongkar karena terpaksa
5. Pengorbanan atas kapal dan barang yang sengaja untuk mengatasi
bahaya yang membahayakan kepentingan umum.
Kapal charter
Karena terbatas modal atau angkutan sedang booming,
untuk memenuhi kekurangan kapal,maka dengan cara
mencharter. Dalam perjanjian percharteran terdapat
kepentingan –kepentingan yang menjadi tanggung jawab
pemilik kapal dan ada juga kepentingan yang menjadi
tanggung jawab pihak yang mencharter. Sampai sejauh
mana kepentingan dan kewajiban melekat kepada
pemilik kapal serta sampai sejauh mana melekat pada
pihak pencharter tergantung kepada sifat kontrak
pencharter tersebut.
DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
Sebagai mana diketahui umumnya ada 3 macam charter:
Variasi dari Time charter dan voyage charter adalah Trip time
charter dan Trip voyage charter; dalam trip time charter kapal itu
disewa berdasarkan waktu, sedangkan voyage charter penyewaan
kapal dari satu pelabuhan pemuat ke pelabuhan pembongkaran
untuk satu trip saja,untuk besarnya sewa didasarkan kepada
banyaknya barang yang diangkut .
DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
3. Bare boat charter atau chater atau charte by Demised; berarti kapal
sepenuhnya oleh pemilik diserahkan kepada pihak pencharter untuk
digunakan tanpa campur tangan dari pemiliknya ,jadi kapal diserahkan
dalam keadaan kosong ,pengawasan atas kapal dipegang sepenuhnya
oleh pencharter. Crew dan nakhoda menjadi pegawai pencharter.
Pemilik tidak mengasuransikan kapalnya tapi diasuransikan oleh
pencharter.
Marine perils
Polis asuransi pengangkutan laut tidak bertujuan untuk
menutup semua kerugian yang diderita tertanggung,akan tetapi
hanya menjamin kerugian yang diakibatkan oleh kejadian yang
kebetulan datang dari luar (incidental cause). Dalam polis tidak
menyebut macam kerugian yang dapat diganti,tapi risiko –risiko
yang dijamin.Risiko yang dapat dijamin adalah risiko yang
dapat terjadi tapi belum pasti terjadi selama priode
pertanggungan.
DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
Dalam KUHD pasal 637 risiko yang ditanggung yang
dijamin adalah:angin topan,hujan lebat,pecahnya
kapal,terdampar,terguling,tubrukan,dipaksa ganti
haluan atau perjalalanan,pembuangan barang
kelaut,kebakaran,paksaan,banjir,perampasan,bajak
laut,perompak,penahanan atas perintah,perang,kealpaan
atau kecurangan nakhoda atau abk atau segala
malapetaka yang datang dari luar, yang bagaimanapun
juga kecuali apabila oleh ketentuan atau janji dalam
polisnya,penanggung dibebaskan tanggung jawabnya.
a) Akibat kandasnya,atau
b) Akibat tidak menyalanya lampu
Kalau kerusakan karena tidak menyalanya lampu sedang yang ditutup adalah
stranding(kandas),claim tidak akan dijamin oleh asuransi.
MIA 1906 pasal 55 unless the policy otherwise provides the insured is liable for
any loss proximately caused by a peril insured againt.
5. Policy Construction Policy atau builder’s Risk adalah polis yang menutup
pertanggungan kapal selama waktu pembangunan. Polis mulai berlaku pada
saat pembangunan dimulai dan berakhir setelah kapal diluncurkan kelaut.
Polis ini tidak termasuk time policy,karena lamanya pembangunan bukan
merupakan dasar yang menentukan.
Premi yang akan dibayar oleh tertanggung ini relative kecil bila
dibandingkan dengan jumlah pertanggungan maupun kemungkinan
claim yang akan diterima tertanggung. Premi ini biasanya dinyatakan
dengan presentase dari jumlah pertanggungan. Presentase tadi
kemudian disebut “Rate” (rate of premium).
Premi ini merupakan suatu hal yang sangat penting baik bagi
penanggung maupun bagi tertanggung dan bahkan dikatkan premi
inilaj yg menjadi salah satu pokok utama dalam perundingan antara
penanggung dengan tertanggung dalam penutupan asuransi.
Pembayaran premi
Dalam MIA 1906 pasal 52 “kecuali ada persetujuan
tersendiri,adalah tugas dari penanggung untuk mengeluarkan
polis dan memberikannya kepada tertanggung atau agennya, dan
penanggung tidak wajib untuk mengeluarkan polis kecuali premi
dibayar atau persetujuan mengenai pembayaran telah
dilakukan.(kewajiban penanggung mengeluarkan polis bersamaan
dengan kewajiban tertanggung untuk membayar premi).
Hingga saat ini Perusahaan asuransi belum mengenai rumus yang untuk
menentukan rate premi asuransi pengangkutan laut seperti halnya dalam
asuransi jiwa. Besarnya premi asuransi pengangkutan laut berdasarkan
pengalaman dimasa lalu, besarnya risiko yang dijamin, sifat dan macam
barang yang diasuransikan serta pertimbangan lain dari penanggung,
semakin besar risiko yang dijamin,semakin tinggi premi yang dimintakan.
a) Particular Average
b) Particular Charges
3. Risiko yang dijamin adalah perils of the sea dan perils on the sea
4. Collision Clause; syarat yang memberikan ganti rugi atas kerugian yang
dialami oleh kapal lain, akibat menabrak kapal lain.
6. Both to blame collision clause yaitu jika terjadi tubrukan antara dua
kapal, untuk menentukan siapa yang memikul kerugian yang timbul,
jika keduanya bersalah, maka untuk menentukan kerugian yang
menjadi beban masing –masing pihak harus ditentukan tingkat
kesalahan dengan prosentasi.
Kalau kapal disita oleh musuh walaupun secara fisik tidak bisa
digunakan pemiliknya, hal itu tidak dianggap sebagai ATL,
karena kapal masih tetap ada dan berguna, kemungkinan
dikembalikan, untuk claim hanya berhak constructive total
loss.
Contoh :
Kapal diasuransikan sebesar Rp.23.000.000.-dalam polis dinyatakan jumlah
pertanggunan akan diambil sebagai dasar menentukan constructive total loss ,
kapal tsb kandas dan tertanggung memberikan notice of abandonment,akan
tetapi asuransi menolak.
Akhirnya kapal yang bersangkutan dapat melepaskan dari kandas dan
diadakan perbaikan sementara, kapal tsb dapat dikembalikan kepemilik .
Jumlah biaya perbaikan (permanent repair) diperkirakan Rp.22.500,000.-
Nilai dari sisa kapal yang rusak sebelum diperbaiki (wreck) diperkirakan
hanya Rp.7.000.000.-
Nilai wreck ini tidak dapat diperhitungkan kepada biaya, akan tetapi karena
Rp 22.500.000.- masih lebih rendah dari pada Rp.23.000.000.- maka kapal yang
bersangkutan belum dapat diterima sebagai Constructive Total Loss.
Contoh:
Barang diasuransikan dalam polis perjalanan. Kapal pengangkut tsb
mengalami kerusakan yang hebat sehingga dianggap contructive total loss,
barang terpaksa dibongkar dipelabuhan darurat dalam keadaan rusak
,barang ybs akan dianggap sebagai CTL apabila biaya pembongkaran,
biaya penyimpanan,biaya perbaikan yang rusak, biaya pengepakan dan
biaya penerusan barang tsb dari pelabuhan darurat ke pelabuhan tujuan
terakhir melebihi dari nilai barang tersebut setelah tiba ditujuan..
Dari biaya penerusan barang tsb ke tujuan terakhir harus dikurangkan
biaya yang akan diterima dari pemilik kapal yang pertama ,kalau hal itu
memang ada. DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
Claim partial loss dapat sebesar total loss;
Walau pun ada syarat seperti diatas tidaklah berarti bahwa pemilik
barang akan secara otomatis mengajukan total loss kepada
asuransi setelah terbukti bahwa jumlah biaya dimaksud melebihi
dari jumlah pertangguan. Walaupun jumlah tsb melebihi jumlah
pertanggungan, bila tertanggung mau,maka dia dapat mengajukan
claim atas dasar partial loss atau kerusakan khusus . Dalam hal
demikian maka claim yang akan diperolehnya setinggi-tinginya
adalah sebesar jumlah pertanggungan.
(MIA 1906 pasal 61) ;apabila terjadi contrictive total loss,
tertanggung dapat menganggap kerugian tsb partial loss atau
dapat juga melepaskan haknya atas barang tsb adalah actual total
loss.
Notice of abandonment
Pelepasan hak yang dilakukan tertanggung dengan
menyatakan kepada penanggung dalam bentuk “Notice of
abandonment” umumnya dibuat tertulis (KUHD psl 667)
dan MIA 1906 psl 62(2)) notice of abandonment dapat
diberikan secara tertulis atau dengan lisan,atau sebagian
tertulis.
DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
Kapan Notice of Abandonment diberikan?
Contoh :
Kapal yang diasuransikan ditahan musuh, dalam risiko penahanan di jamin
oleh polis.Pemilik mendengar kabar tsb langsung mengirim Notice of
Abandonment kepada penanggung. Sebelum ada jawaban dari penanggung
kapal tsb dilepas oleh musuh. Notice of abandonment yang diajukan tidak
mempunyai effect apa-apa. Kalau ada kerusakan /kerugian atas kapal tsb
harus dianggap sebagai Partial Loss;
DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
Kapal dengan type dan ukuran tertentu diasuransikandengan jumlah $17.000.-
karena kerusakan laut yang dideritanya kapal itu dibawa kepelabuhan H,oleh
pemiliknya di abandon, harga kapal dengan type dan ukuran yang sama 4
tahun sebelumnya adalah $20.000.- untuk perbaikan bagian yang rusak
diperkirakan biaya $10.500.-dan harga jual kapal setelah diperbaiki
diperkirakan $7.5000.-akan tetapi untuk membeli atau membuat kapal dengan
type dan ukuran yang sama akan lebih dari $10.500.-diputuskan oleh pihak
tertanggung hanya berhak mendapat penggantian partial loss bukan total loss.
Resume Abandonment
1. Atas dasar kondisi penutupan asuransi yang umum berlaku ,claim CTL
hanya dapat dilakukan apabila biaya perbaiakan dan penerusan barang
lebih besar dari jumlah pertanggungan barang tsb.
1. Pengorbanan (sacrifice);
2. Biaya yang harus dikeluarkan (expenditure).
4.Heavy weather :
a) kerugian akibat barang dibuang kelaut
b) biaya-biaya yang dikeluarkan di pelabuhan darurat.
2. Salvage charge berarti segala biaya yang dapat diperoleh pihak penolong (salvor) sesuai
hokum laut. Dalam hal ini tidak termasuk pengeluaran-pengeluaran untuk pertolongan
bersifat salvage yang dilakukan oleh tertanggung atau agennya , pengeluaran yang dilakukan
secara wajar.bisa dijamin sebagai biaya-biaya khusus (particular charges) atau kerugian dalam
General Avaage, tergantung pada keadaan untuk mana pengeluaran dilakukan.
Kalau risiko yang dialami adalah heavy weather biaya pencegahannya dapat diclaim dari
asuransi apabila polis menutup Marine Perils, akan tetapi jika polis hanya menutup risiko
perang maka biaya ini tidak dapat di claim.
1. Biaya dalam GA
2. Biaya salvage
3. Biaya pengemasan (sue & labour costs)
Contoh :
Dalam suatu voyage kapal beserta muatannya kandas dan terpaksa
ditarik kepelabuhan darurat. Untuk reparasi kapal, barang
terpaksa dibongkar dan setelah perbaikan dimuat kembali. Biaya-
biaya pembangkaran dan sewa gudang termasuk pada GA sebesar
Rp.1.000.000,- Salvage award bagi pihak kapal dan muatannya
Rp.12.000.000,- atas dasar data yang ada, diketahui bahwa :
a) Nilai kapal saat ditarik (selamat) Rp. 100.000.000.-
Nilai seluruh barang (freight pree
Paid ……………………………………………Rp. 200.000.000.-
Rp.300.000.000.-
Rp.275.000.000.= Rp.600.000.-
Jumlah yg harus dibayar Rp.400.000 + Rp.600.000= Rp
1.000.000.-
DR. HJ. ROBIHA YASIN TRISNO, SH. MM.
Dua Salvors Dalam Satu Accident