Anda di halaman 1dari 20

MODUL PELATIHAN MATERI ASURANSI

PENGANTAR ASURANSI PENGANGKUTAN


(MARINE CARGO)

Oleh : Yudha Agustama, S.Kom


A. PENDAHULUAN

Modul ini merupakan salah satu mata rantai yang terkait pemantapan materi
yang sebelumnya sudah disampaikan dalam in House Training materi marine
cargo.Diharapkan didapatkan kemantapan materi terkait penyampaian product
knowledge dan pemahaman secara menyeluruh.Modul ini akan menjabarkan
secara gamblang mulai dari pengertian, pengelompokan asuransi pengangkutan,
macam – macam jenis transaksi pengangkutan dan tentunya jenis – jenis kondisi
pertanggungan.

Cara terbaik untuk bisa menjelaskan pengertian asuransi pengangkutan (Marine


Cargo) adalah dengan memahami tentang esensi pengangkutan itu sendiri.Ini
bertujuan agar pembaca memahami secara mendasar apa itu asuransi
pengangkutan.

Modul asuransi pengangkutan ini akan mengantarkan pembaca memahami


secara menyeluruh mengenai asuransi pengangkutan. Pemahaman ini dapat
dijadikan acuan dalam hal mempertimbangkan penggunaan jasa asuransi
pengangkutan.

Asuransi pengangkutan akan melengkapi pemahaman apa yang diperoleh dari


kegiatan asuransi pengangkutan.kegiatan ini dapat menjadi awal untuk
memahami konsep nyata khususnya dalam praktek penutupan asuransi
sehingga diharapkan pembaca memiliki kompetensi yang cukup. Semua yang
terkait asuransi pengangkutan secara menyeluruh akan dikupas disini, sehingga
didapatkan hasil yang diharapkan oleh pembaca secara umum dan secara
khusus kepada stakeholder yang ingin mendalami asuransi pengangkutan
(Marine Cargo)

B. KOMPETENSI DASAR

Mengetahui Pengertian, jenis – jenis pengangkutan,resiko pengangkutan, jenis –


jenis transaksi pengangkutan serta kondisi pertanggungan tentunya.

C. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN


ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG

1. PENGERTIAN
Pengertian Asuransi Pengangkutan ( Marine Cargo ) adalah asuransi yang
memberikan proteksi atau jaminan terhadap tertanggung terhadap resiko
kerugian/kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atas
asset – asset yang dipertanggungkan selama pengangkutan sejak dari
gudang tertanggung sampe ke gudang tujuan atau tergantung perjanjian
transaksinya.

2. PENGELOMPOKAN ASURANSI PENGANGKUTAN


Pengelompokan asuransi pengangkutan pada dasarnya dibagi 3 kelompok
besar diantaranya :
a) Asuransi Pengangkutan laut ( Marine Cargo Insurance )
adalah asuransi yang memberikan proteksi atau jaminan terhadap
tertanggung terhadap resiko kerugian/kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atas asset – asset yang
dipertanggungkan sebagai akibat adanya bahaya –bahaya laut (
Maritime Perils) selama pengangkutan laut berlangsung.

 Pengelompokan asuransi pengangkutan laut


1) Pengangkutan barang ke luar negeri (Export)
2) Pengangkutan barang ke dalam negeri (Import)
3) Pengangkutan barang antar pulau (Inter - Insular)

 Bahaya – bahaya laut (Maritime Perils)


1) Perils on The Sea
Adalah peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian dilaut timbul
diatas laut sendiri ( tenggelam, kandas, tabrakan dan peledakan )
2) Perils of The Sea
Adalah peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian dilaut timbul
akibat sifat laut sendiri ( gelombang tinggi , badai, gempa bumi
dan cuaca buruk )
3) Extranous Perils
Adalah peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian dilaut timbul
akibat sifat laut sendiri ( gelombang tinggi , badai, gempa bumi dan
cuaca buruk )
Adalah peristiwa – peristiwa diluar Perils on The Sea dan Perils of The
Sea ( pencurian, perampokan, penguntilan dll )

b) Asuransi Pengangkutan Udara ( Air Cargo Insurance )


adalah asuransi yang memberikan proteksi atau jaminan terhadap
tertanggung terhadap resiko kerugian/kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atas asset – asset yang
dipertanggungkan sebagai akibat adanya bahaya –bahaya udara yang
accidental yang terjadi selama pengangkutan udara berlangsung.
 Bahaya – bahaya udara
( jatuh, meledak, bongkar muat )

c) Asuransi Pengangkutan Darat ( Land Transit Insurance )


adalah asuransi yang memberikan proteksi atau jaminan terhadap
tertanggung terhadap resiko kerugian/kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atas asset – asset yang
dipertanggungkan sebagai akibat adanya bahaya –bahaya darat yang
accidental yang terjadi selama pengangkutan darat berlangsung

 Bahaya – bahaya darat


Terguling, Terporosok, tergelincir seperti resiko dalam kendaraan
bermotor, bongkar muat dan bencana alam )

3. JENIS – JENIS KONDISI PERTANGGUNGAN

SKEMA KONDISI PERTANGGUNGAN

Pengangkutan Barang

Marine Cargo Air Cargo Land Transit


(Pengangkutan Laut) (Pengangkutan Udara) (Pengangkutan Laut)

I.C.C ‘A’ I.C.C ‘B’ I.C.C ‘C’ Domestik International Cover A Cover B
(Dalam Negeri) (DAI) (DAI)

Cover A Cover B Institute Air Cargo


(DAI) (DAI) (Clause)
Kondisi pertanggungan dalam pengangkutan asuransi pengangkutan laut (Marine
Cargo Insurance) terdiri atas :

1. Total Loss Only (TLO) ( 1) Total Loss of Goods 2. Total Loss of Goods Following
Total Loss of The Vessel )
Dalam pertanggungan polis ini dalam hal memberikan jaminan barang atau
objek yang dipertanggungkan mengalami rusak total, yang dalam hal ini :
a) Rusak atau musnah seluruhnya, hilang secara keseluruhan, tidak
berbentuk sama sekali
b) Hilangnya kepentingan atau hak atas barang yang dipertanggungkan
c) Apabila biaya pengembalian barang atau pemulihan yang
dipertanggungkan lebih besar dari harga barang tersebut ditempat tujuan
secara constructive dapat dikatakan mengalami kerugian Total Loss Only

2. Institute Cargo Clause “A” 1/1/82


a) Dalam pertanggungan polis ini memberikan jaminan “All Risk” kecuali dari
hal yang dikecualikan.
b) Memberikan jaminan atas bahaya – bahaya untuk kerugian umum dan
penyelamatan kapal (General Average & Salvage Charges)
Dalam jaminan “All Risk” secara terperinci dapat menjamin kerugian yang
disebabkan oleh :
1. Kebakaran atau Ledakan
2. Alat angkut terdampar, mendarat di pelabuhan darurat, terbalik
3. Terguling selama dalam perjalanan darat
4. Tabrakan dengan benda/kapal lain
5. Pembongkaran barang di pelabuhan darurat
6. Pembuangan barang kelaut
7. Gempa bumi, letusan gunung berapi, sambaran petir
8. Sapuan ombak
9. Kerusakan akibat terkena air laut, danau, sungai
10. Total Loss sewaktu bongkar – muat dari kapal atau pesawat
11. General Average
12. Biaya Penyelamatan
13. Biaya Angkut
14.Semua Insured Peril yang tidak disebutkan

3. Institute Cargo Clause “B” 1/1/82


Jaminannya seperti yang ada pada jaminan I.C.C. A hanya dikurangi diluar
jaminan yang tidak disebutkan itu tidak dijamin didalam polis.

4. Institute Cargo Clause “C” 1/1/82


Jaminannya seperti yang ada pada jaminan I.C.C. B dikurangi (Gempa bumi,
letusan gunung berapi, sambaran petir, Sapuan ombak, Kerusakan akibat
terkena air laut, danau, sungai itu tidak dijamin didalam polis.

Untuk lebih memahami terkait luas jaminan diatas, dibawah ini akan diberikan
Table perbandingan luas Jaminan : I.C. C “A”, I.C.C “B”, I.C.C “C”
TABEL PERBANDINGAN LUAS JAMINAN
I.CC “A” , I.C.C “B”, I.C.C “C”

Resiko yang dijamin I.C.C “A” I.C.C “B” I.C.C “C”


Kebakaran atau Ledakan Ya Ya Ya
Alat angkut terdampar, mendarat di pelabuhan Ya Ya Ya
darurat, terbalik
Terguling selama dalam perjalanan darat Ya Ya Ya
Tabrakan dengan benda/kapal lain Ya Ya Ya
Pembongkaran barang di pelabuhan darurat Ya Ya Ya
Pembuangan barang kelaut Ya Ya Ya
Gempa bumi, letusan gunung berapi, sambaran Ya Ya Tidak
petir
Sapuan ombak Ya Ya Tidak
Kerusakan akibat terkena air laut, danau, sungai Ya Ya Tidak
Total Loss sewaktu bongkar – muat dari kapal atau Ya Ya Ya
pesawat
General Average Ya Ya Ya
Biaya Penyelamatan Ya Ya Ya
Biaya Angkut Ya Ya Ya
Semua Insured Peril yang tidak disebutkan Ya Tidak Tidak

PENGECUALIAN RESIKO

1. Asuransi tidak menanggung :

a) Kerugian/kehilangan/kerusakan atau pengeluaran yang dapat dianggap


sebagai akibat perbuatan/kesalahan yang disengaja oleh Tertanggung.
b) Kebocoran biasa, penyusutan biasa dalam ukuran berat atau volume atau
sobek atau aus yang biasa atas barang yang dipertanggungkan.
c) Kerugian/kehilangan atau pengeluaran yang disebabkan oleh kurang
baiknya atau kurang sempurnanya pengepakan atau persiapan barang
yang dipertang-gungkan (khusus untuk klausula 4.3 “Pengepakan” berarti
pemuatan barang ke dalam container atau kereta angkut tapi hanya kalau
pemuatan tersebut dilak-sanakan sebelum berlakunya asuransi ini atau
oleh Tertanggung atau pegawai mereka).
d) Kerugian/kehilangan/kerusakan atau pengeluaran biaya yang disebabkan
oleh cacat atau perubahan sifat barang yang dipertanggungkan.
e) Kerugian/kehilangan/kerusakan atau pengeluaran atau yang hampir
bersamaan dengan itu disebabkan oleh suatu keterlambatan, walaupun
keterlambatan itu disebabkan oleh bahaya (risk) yang termasuk dalam
pertanggungan (kecuali untuk pengeluaran yang dapat dibayarkan
menurut pasal 2 diatas)
f) Kerugian/kehilangan/kerusakan atau pengeluaran yang disebabkan oleh
ketidak-mampuan membayar atau kebangkrutan pemilik, manager,
pencarter atau operator kapal laut.
g) Kerugian/kehilangan/kerusakan atau pengeluaran yang disebabkan oleh
peng-gunaan senjata untuk perang yang menggunakan bagian dan/atau
campuran atom atau nuklir atau reaksi semacamnya atau kekuatan atau
unsur yang mengandung radio aktif.
h) Pengrusakan atau Pemusnahan barang-barang yang dipertanggungkan
atau bagian darinya sebagai akibat oleh perbuatan kesenggajaan dari orang
atau orang-orang. (hanya berlaku bagi ICC ”B” dan ICC ”C” saja)

2. Asuransi ini tidak menanggung kerugian atau kerusakan yang ditimbulkan


oleh :

a) Ketidak-laikkan kapal atau alat angkut untuk berlayar, tidak sempurnanya


kapal atau alat angkut container atau lifvan untuk keselamatan
pengangkutan barang yang dipertanggungkan. Dimana Tertanggung atau
petugas mereka mengetahui ketidak-laikkan atau ketidak-sempurnaan
kapal untuk berlayar pada saat barang yang dipertanggungkan dimuat
kedalam kapal tersebut.
b) Perusahaan asuransi berhak menolak jaminan mengenai kelayakan atau
kesempurnaan kapal untuk mengangkut barang yang dipertanggungkan
ketempat tujuan kecuali kalau Tertanggung atau petugasnya mengetahui
adanya ketidak-laikkan atau ketidak sempurnaan kapal tersebut.

3. Asuransi ini tidak menanggung kerugian/kehilangan atau kerusakan yang


disebabkan oleh :

a) Perang, perang saudara, pemberontakan, huru hara atau kekacauan dan


akibatnya dalam masyarakat atau setiap tindakan permusuhan oleh atau
terhadap kekuatan militer.
b) Penangkapan, penahanan, penguasaan atau pembatasan (kecuali oleh
pembajakan), dan akibatnya atau setiap usaha untuk itu.
c) Rusak sebagai akibat terkena ranjau, torpedo, bom atau terkena alat
perang lainnya.

4. Asuransi ini tidak menanggung kerugian/kehilangan/kerusakan atau


pengeluaran :

a) Yang disebabkan oleh pemogokan, larangan bekerja bagi karyawan, atau


adanya orang-orang terlibat dalam gangguan perburuhan, kekacauan, atau
huru-hara dalam masyarakat.
b) Sebagai akibat dari pemogokan, larangan bekerja bagi karyawan, gangguan
dalam perburuhan, kekacauan atau huru-hara dalam masyarakat.
c) Yang disebabkan oleh teroris atau orang-orang yang bertindak dengan motif
politik.
PERLUASAN RESIKO

Asuransi ini dapat diberi perluasan dengan jaminan sebagai berikut :


1. Imaginary Profit
Perluasan resiko ini menjamin kerugian atas kehilangan keuntungan yang
diharapkan, seandainya barang tersebut tidak sampe ditempat
tujuan.Dapat pula termasuk bea masuk, bea masuk tambahan dan pajak
pertambahan nilai.Besaran Imaginary profit yang dapat diterapkan adalah
10% dari harga yang dipertanggungkan.dan dapat lebih besar dengan
maximal pembatasan sebesar 22.5% tetapi harus dengan catatan dan
persetujuan.Pembatasan ini dibuat agar untuk membatasi barang – barang
yang masuk kesuatu Negara.

2. Resiko Perang
Perluasan resiko ini menjamin kerugian atas kehilangan keuntungan yang
disebabkan oleh resiko perang
Tetapi harus menjadi perhatian juga, Negara – Negara yang dikecualikan
dalam perluasan ini.maka tujuan atau Negara tersebut tidak dapat dijamin
didalam polis.

3. Kerusuhan, Huru-Hara dan Pemogokan


Perluasan resiko ini menjamin kerugian atas kehilangan keuntungan yang
disebabkan oleh Kerusuhan, Huru – Hara dan Pemogokan.

4. Pencurian, Pembajakan atau Barang tidak sampe ditujuan


Perluasan resiko ini menjamin kerugian atas kehilangan keuntungan yang
disebabkan oleh adanya pencurian, pembajakan atau barang tidak sampe
ke tangan penerima.

5. Concealled Damage
Perluasan resiko ini menjamin kerugian atas kehilangan keuntungan atas
objek yang dipertanggungkan yang baru diketahui ketika packing dibuka,
jadi walaupun container tersebut terlihat tidak adanya kerusakan, namun
kerusakan terjadi pada objek yang dipertanggungkan yang disimpan
didalam container.

Perluasan ini ditunjukan untuk :


- Pengangkutan atas mesin-mesin saja
- Packing yang digunakan harus container

4. METODE TRANSAKSI PENJUALAN

Ada beberapa Jenis Transaksi penjualan yang dilakukan antara penjual


dan pembeli dalam suatu perdagangan, baik perdagangan didalam negeri
(Domestik), maupun perdagangan luar negeri. Tetapi dalam hal ini kami
ambil beberapa jenis transaksi yang terkait dengan penutupan asuransi
pada umumnya.
Jenis – jenis transaksi tersebut antara lain :

1. F.O.B ( Free On Board )


Dalam hal ini tanggung jawab penjual sampe barang tersebut diatas
kapal ( telah Loading ke dalam kapal ) dan siap dikirimkan kepada si
pembeli.

2. C & F ( Cost & Freight )


Dalam hal ini tanggung jawab penjual sampe barang tersebut diatas
kapal ( telah Loading ke dalam kapal ) dan siap dikirimkan kepada si
pembeli, harga barang tersebut sudah termasuk ongkos atau biaya
pengkapalan ke Negara si pembeli.

3. C.I.F ( Cost Insurance Freight )


Dalam hal ini tanggung jawab penjual sampe barang tersebut diatas
kapal ( telah Loading ke dalam kapal ) dan siap dikirimkan kepada si
pembeli, harga barang tersebut sudah termasuk biaya premi asuransi,
ongkos atau biaya pengkapalan ke Negara si pembeli.

KAITANNYA DENGAN PENUTUPAN ASURANSI PENGANGKUTAN

Kondisi transaksi F.O.B dan C & F maka si pembeli berhak


mengasuransikan objek pertanggungan tersebut di Negara si pembeli,
sedangkan
Kondisi C.I.F si pembeli tidak berhak mengasuransikan objek
pertanggungan dikarenakan penutupan asuransinya telah dilaksanakan
dinegara sipenjual.

5. FAKTOR PERTIMBANGAN PENUTUPAN MARINE CARGO

Dalam penutupan marine cargo ada beberapa pertimbngan yang dilakukan


oleh underwriter dalam memutuskan menerima menolak atau menerima
dengan syarat atas pelimpahan resiko tersebut :

Dalam menganalisa penutupan pengangkutan laut ada beberapa factor


yang dipertimbangkan antara lain :

1. Jarak Pengangkutan
2. Barang – barang yang diangkut sebagai objek pertanggungan.
3. Kapal pengangkut sebagai alat transportasi
4. Pengawasan, kemampuan keuangan, moral hazard tertanggung
termasuk didalamnya pengalaman klaim.
5. Luas Jaminan Asuransi ( Extent of Cover )
1. Jarak Pengangkutan
Metode pengangkutan/pengiriman (jalan raya, rail kereta, laut, udara
atau campuran /multi moda transportasi), Hazards of the transit,
masalah khusus di pelabuhan-pelabuhan atau tahapan lainnya dari
perjalanan itu.

2. Barang – barang yang diangkut sebagai objek pertanggungan.

a) Jenis Barang (Type of cargo)


Jenis barang dalam hal ini dibagi menjadi 4 macam diantaranya :
1. General Cargo
Yaitu jenis barang yang bersifat umum, barang-barang P& D
‘Proviand & Drank’ yang maknanya adalah ‘makanan dan
minuman’, mesin-mesin dll.
2. Bulk cargo
Yaitu jenis barang yang biasanya dalam bentuk curah, batu bara,
pasir,gula, pupuk, semen dll.
3. Spesial Cargo
Yaitu jenis barang- barang khusus sehingga dalam
pengepakannya atau sistem pemuatan dilakukan secara khusus
pula. (barang pecah belah, keramik, elektronik dll)
4. Dangerous Cargo
Yaitu jenis-jenis barang yang sangat berbahaya / explosive
(Bahan-bahan kimia, bensin, thiner)

b) Karakteristik Barang
1. Padat
2. Logam
3. Cair
4. Liquid
5. Gas
6. Powder
7. Smell ( Berbau Menyengat)
8. dll

c) Metode Pembungkusan Barang (Method of Packing)


Didalam setiap pengangkutan atau pengiriman barang maka packing
atau pembungkus adalah salah satu factor terpenting dan harus
layak serta pantas (Sufficient & Suitable Packing), walaupun ada
beberapa barang yang tidak dibungkus (Un-packing) missal
pengiriman motor, pengiriman kayu yang tidak diwajibkan untuk
dilakukan pembungkusan.

Suatu Packing atau pembungkus dikatakan layak atau pantas


(Sufficient & Suitable Packing) apabila packing tersebut dapat
menjaga barang – barang selama melakukan perjalanan agar tidak
terjadi kerusakan.
seperti diketahui Unsufficient Packing dikecualikan.
Packing dapat dikelompokan kedalam beberapa jenis :
1. Proffesional Packing Company
2. Manufacture
3. 1&2 in Container

Metode pembungkusan ini ada bermacam – macam disesuaikan


dengan kebutuhan terutama terkait karakteristik barang ayang akan
dipacking atau dibungkus.
 Pallet, Wood dll
 Carton, Box, Sack/Goni Bag atau karung Goni
 Drum

Dalam hal packing dengan menggunakan container ada beberapa hal


yang perlu diperhatikan, diantara lain :

1. F.C.L = Full Container Load


Dalam hal ini satu container diisi oleh barang – barang milik
pengirim saja, tidak disatukan dengan barang milik orang
lain.umumnya dilakukan sendiri oleh pemilik barang digudang
atau lokasi barang itu berada.
2. L.C.L = Less Container Load
Dalam hal ini satu container disi oleh barang –barang yang
dimiliki oleh berbagi pengirim, tidak dimiliki oleh satu pengirim
saja.biasanya ini metode pengiriman yang menggunakan pihak
ketiga dalam hal ini expedisi.
3. C.Y = Container Yard
Tempat melakukan pengepakan barang tersebut dilakukan
dilokasi pabrik atau gudang milik tertanggung
4. C.F.S = Container Freight Station
Tempat melakukan pengepakan barang tersebut dilakukan
distasiun khusus pengepakan kedalam container

Sistem pengiriman barang dapat dilakukan dengan :

1. C.Y – C.Y : Container Yard - Container Yard


Dalam hal ini sipengirim barang melakukan pengepakan kedalam
container dan mensegel container terebut. Kunci segel diserahkan
ke EMKL, dibawa kelokasi atau tempat si penerima dan penerima
akan membuka segel tersebut dilokasi penerima/gudang/tempat
yang disebutkan didalam polis.
2. C.Y – C.F.S : Container Yard - Container Freight Station
Pengepakan kedalam Container dilakukan ditempat sipengirim
barang, akan tetapi sipenerima barang tersebut harus mengambil
barang di Container Freight Station.dalam hal ini perlu
diperhatikan cara pengangkutan selanjutnya dari C.F.S menuju
lokasi sipenerima barang atau tujuan yang tercantum dipolis.
3. C.F.S – C.F.S : Container Freight Station - Container Freight
Station
Baik pengepakan barang atau pengambilan barang dilakukan di
Container Freight Station

d) Cara Pemuatan Barang


Cara pemuatan barang selama pengangkutan diantara lain : On Deck
atau Under Deck
Barang – barang yang diletakan diatas deck ( On Deck ) cenderung
lebih besar resikonya dibandingkan dengan barang – brang yang
diletakan dibawah deck ( Under Deck)
e) Harga Pertanggungan
Dalam hal ini melihat pada :
- Accumulation of Risk
Yaitu untuk mengetahui besaran akumulasi yang telah ada dan yang
mungkin akan ditanggung oleh perusahaan asuransi selama barang
berada diatas kapal.
- Maximum Liability
Yaitu untuk mengetahui seberapa besar maximum tanggung jawab
(Liability) yang dimiliki dalam pengiriman tersebut.

3. Kapal pengangkut sebagai alat transportasi


a. Konstruksi kapal, Tahun Pembuatan Kapal, GRT Kapal serta
klasifikasi Kapal.
Konstruksi kapal seperti yang kita ketahui ada empat jenis
konstruksi diantara lain :
- Besi Baja, - Fiber Glass, - Ferrocement, - Kayu
Dimana masing – masing kostruksi memiliki tingkat resiko yang
berbeda – beda, diaman kapal berkonstruksi kayu paling memiliki
tingkat resiko jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan konstruksi
besi baja.dan pada umumnya pada pengangkutan cargo konstruksi
kapal yang digunakan adalah konstruksi kapal berbahan besi baja
atau kayu.
Dan sesuai ketentuan Institute Classification Clause (ICC/1/01)
bahwa kapal yang mengangkut tersebut harus dapat bergerak sendiri
dan berkonstruksi besi atau baja

Tahun Pembuatan Kapal


Semakin tua tahun pembuatan kapal maka semakin besar tingkat
resikonya, nilai yang sudah tidak ekonomis lagi, terkait fisik tentunya
sudah banyak kondisi yang rawan rusak dimakan usia.Oleh karena
itu dibewri pembatasan waktu untuk kapal –kapal dalam asuransi
pengangkutan maximum 15tahun, boleh lebih dari 15tahun tapi
tidak boleh lebih dari 25 tahun dan kapal itu merupakan kapal linier
vessel.Sedangkan untuk kapal kayu maximal 15tahun.
b. Management ( Carrier Reputation)
Management sangat berpengaruh besar dalam operasional kapal
tersebut, baik terhadap kapal itu sendiri maupun terhadap cargo
yang akan diangkut nantinya dikapal.Docking report biasanya
menjadi acuan terhadap performa kapal tersebut, dengan semakin
baik performa kapal maka akan semakin kecil resiko terhadap
bahaya yang mengancam.

c. Operation System
Operating System juga sangat berpengaruh terhadap resiko yang
dihadapi oleh penanggung terkait penutupan asuransinya.ada 3 jenis
operation kapal diantaranya :
- Liner Service, - Trempher Vessel, - Industrial
Liner Vessel adalah kapal – kapal yang mempunyai rute pelayaran
yang tetap dan biasanya diumumkan pada media massa, sehingga
masyarakat dapat tahu terkait jadwal keberangkatan dan jadwal tiba
kapal tersebut persis seperti moda transportasi darat yang melalui
PO. Bus atau angkutan kereta api.
Trempher Vessel adalah kapal-kapal yang tidak mempunyai rute
pelayaran tetap dan tidak ada info terkait pelayaran tersebut dimedia
massa.
Industrial
Adalah kapal-kapal yang dipergunakan untuk mengangkut barang-
barang milik tertanggung saja.

d. Port Facilities
Port Facilities Dalam pengangkutan laut biasanya resiko dimulai
ketika berada di pelabuhan. Fasilitas pelabuhan tersebut ( pelabuhan
keberangkatan maupun pelabuhan tujuan ) apakah memadai atau
tidak, misalnya pengiriman menggunakan container, tetapi
pelabuhan tersebut tidak memiliki fasilitas crane untuk mengangkat
container tersebut.atau pelabuhan tersebut merupakan perairan
dangkal sehingga kapal – kapal besar tidak dapat bersandar dermaga.
Maka kapal tersebut harus melepaskan jangkarnya jauh dari
dermaga dan barang – barang/cargo tersebut harus menggunakan
tongkang atau kapal yang lebih kecil untuk dibawa kedermaga.

e. Freight Forwader
Freight Forwader adalah sebuah perusahaan yang bergerak didalam
bidang keagenan yang mengurusi pengiriman dan penerimaan
barang Export dan Import Freight Forwader biasanya juga disebut
dengan istilah Shipping Agent/Carrier.
Dua hal penting terkait Freight Forwader :
- Reputation – Right of Subrogation
Reputasi dari freight forwader sangat punya pengaruh penting
apakah baik dan berjalan lancer karena ini sangat erat kaitannya
dengan barang – barang/cargo yang akan dibawa.Demikian pula
dengan penyelesaian subrogasi apakah akan berjalan dengan baik.

4. Pengawasan, kemampuan keuangan, moral hazard tertanggung


termasuk didalamnya pengalaman klaim.
Dalam setiap penutupan asuransi latar belakang tertanggung sangat
penting sebagai bahan pertimbangan apakah resiko tersebut akan
ditutup atau tidak.Kemampuan keuangan menjadi salah satu faktornya
ini terkait kewajiban tertanggung untuk membayar sejumlah premi atas
resiko yang telah dialihkan ke pihak penanggung.Moral hazard atau
perilaku tertanggung juga menjadi pertimbangan berikutnya, salah satu
hal misalkan apakah tujuan tertanggung mengasuransikan barangnya
untuk melindungi assetnya atau memang sudah direncanakan untuk
mendapatkan keuntungan dari pihak asuransi.kemudian jika
tertanggung pernah mengasuransikan ditempat lain apakah pernah
mempunyai pengalaman klaim, ini juga bisa dijadikan pertimbangan
dalam penutupan asuransi.

5. Luas Jaminan Asuransi ( Extent of Cover )


Luas jaminan Asuransi ( Extent of Cover ) adalah faktor terpenting
dalam setiap penutupan, karena ini terkait besaran tanggung jawab
yang harus dilaksanakan oleh penanggung jika terjadi kerugian
termasuk didalamnya penerapan besaran deductible excess ( Resiko
sendiri ) yang harus dipikul oleh tertanggung.

6. KLAIM
Terkait tuntutan ganti rugi dalam penutupan asuransi pengangkutan laut
(Marine Cargo Insurance) harus memenuhi 2 syarat utama :
1. Kerugian dijamin didalam kondisi polis ( Term & Conditions )
2. Kerugian tersebut terjadi dalam jangka waktu pertanggungan (Period of
Cover )
1. Kerugian dijamin didalam kondisi polis ( Term & Conditions )
Tercover dalam jaminan sesuai yang tercantum dalam Term dan kondisi
polis, ini menegaskan bahwa penyebab timbulnya kerugian adalah
merupakan resiko yang dijamin didalam polis atau sebagai akibat
resiko-resiko yang dipertanggungkan, jika sebaliknya salah satu
penyebab terjadinya kerugian adalah resiko – resiko yang tidak dijamin
didalam polis dan salah satu dalam pengecualian polis ( Clause 4,5,6,7
I.C.C 1/1/82) maka kerugian/kerusakan yang terjadi tidak dijamin oleh
polis dan klaim ditolak.

2. Kerugian tersebut terjadi dalam jangka waktu pertanggungan (Period


of Cover )
Ini berarti kerusakan/kerugian itu harus terjadi pada waktu
pertanggungan masih berlaku, untuk itu perlu diketahui tanggal terjadi
kerusakan/kerugian tersebut (Date of loss) apakah masih dalam waktu
pertanggungan atau tidak.
Ketentuan mengenai berlakunya jangka waktu pertanggungan (Duration
Clause) tercantum dalam clause 8&9 dari I.C.C 1/1/82.

Makna Duration Clause dalam clause I.C.C 1/1/82 menjadi penegas


bahwa jangka waktu pertanggungan mulai berlaku sejak barang
diangkat untuk diangkut dari gudang pengirim atau tempat yang
disebutkan didalam polis, dibawa kepelabuhan pengiriman sampe
dipelabuhan tujuan, diturunkan dan diserahkan kesalah satu gudang
apakah gudang alokasi, gudang distribusi atau gudang atau tempat
yang ditunjuk oleh tertanggung dan disebutkan didalam polis, dalam
batas waktu 60 hari setelah pembongkaran terakhir dipelabuhan tujuan
(Port of Discharge)

JENIS – JENIS KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT

Insured
Total Loss Actual Total Loss

100% loss due to perils against

Contructive Total Loss


( Loss + Salvage Charges )
Claim Damage
Particular Average Shortage

Partial Loss
General Average

Collosion Liabilities

Keterangan :
1. Total Loss
Suatu kerugian atau kerusakan dikatakan total loss apabila barang
tersebut hancur total, tidak berbentuk sama sekali, musnah
seluruhnya, kegunaannya hilang sama sekali.

Pengertian total loss ini dibagi menjadi dua macam diantaranya :


a) Actual Total Loss
Apabila kerugian atau kerusakan yang diderita barang tersebut
hancur total, tidak berbentuk sama sekali, musnah seluruhnya,
yang berarti bahwa kerugian tersebut 100% disebabkan oleh perils
yang dijamin.
b) Contructive Total Loss
Apabila biaya perbaikan atau pemulihan barang tersebut melebihi
harga barang tersebut dipasaran dimana barang tersebut berada,
maka secara kontruktif kerugian tersebut dikatakan kerugian
total.Harga barang dipasaran berarti nilai barang+Freight+Tax etc.

Dapat pula dikatakan Contructive Total Loss dalam hal


kerusakan/kerugian barang yang diderita ditambah dengan biaya
penyelamatan (Salvage Charges) lebih besar dari 100% nilai
barang tersebut dipasaran dimana barang tersebut berada.

2. Partial Loss
Adalah kerugian sebagian atau kerusakan/kerugian yang timbul
lebih kecil daripada nilai tersebut.

Klaim Partial Loss dibagi kedalam 2 Kelompok yaitu :


a) Particular Average (Kerugian Khusus Sebagian)
Adalah kerugian atau kerusakan sebagian atas barang – barang yang
disebabkan oleh sesuatu bahaya yang dijamin dalam polis (Accidental
Cause) yaitu kerugian yang diderita oleh orang – orang tertentu saja
secara khusus, tidak melibatkan seluruh pihak yang ada atau terlibat
dalam pengangkutan tersebut.

Pihak – Pihak yang terlibat dalam pengangkutan


- Pemilik Kapal ( Owner of the vessel )
- Pemilik uang Tambang ( Freight Forwarder )
- Pemilik Cargo

Jadi kerugian tersebut dapat dimasukan kedalam kelompok


Particular Average apabila kerusakan atau kerugian yang terjadi
hanya melibatkan salah satu pihak misalkan pemilik kapal atau
pemilik barang saja.

Particular Averege dibagi dua jenis :

1. Kekurangan ( Shortage)
Dalam hal ini, penyelesaiannya dilakukan berdasarkan Nilai
Pertanggungan dari selisih barang yang diserahkan.

2. Kerusakan ( Damage )
Dalam hal penyelesaian dapat dilakukan dalam 2 cara, diantaranya :
- Mengganti besaran kerugian atas barang – barang yang rusak
tersebut
- memperbaiki barang yang rusak tersebut dan mengembalikannya
ke posisi semula.
b) General Average (Kerugian Umum)
Adalah suatu kerugian yang dipikul bersama oleh pihak – pihak yang
terlibat atau mempunyai kepentingan dalam pengangkutan tersebut
sewaktu kejadian terjadi.
Jadi kerugian yang terjadi dipikul bersama antara : pemilik kapal,
pemilik cargo.

Dua macam kerugian dalam General Average yaitu


. Pengorbanan ( Sacrifice)
Apabila bagian dari kapal atau sebagian barang/cargo sengaja
dirusak atau dikorbankan untuk kepentingan penyelamatan yang
lain contoh :

1. Membuang barang kelaut (jettison)


2. Barang – barang yang rusak kena airsewaktu mematikan api yang
terjadi diatas kapal
3. Sengaja merusak bagian kapal dalam rangka usaha penyelamatan
4. Keruskan mesin dalam usaha Reflosting karena kapal kandas.

. Biaya – Biaya yang dikeluarkan (Ekpenditure)


Sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan penyelamatan
Contoh :
1. Biaya bongkar muat karena kapal kandas
2. Ongkos sewa gudang untuk menyimpan barang sewaktu
perbaikan kapal
3. Ongkos menarik kapal yang memuat barang dan dalam keadaan
bahaya.

Tidak semua pengorbanan dan biaya – biaya yang dikeluarkan untuk


kepentingan penyelamatan dapat dibebankan kepada kepentingan
lain yang ada diatas kapal, yang dapat dibebankan dan
dikontribusikan oleh kepentingan lain hanyalah kerugian sebagai
akibat tindakan dalam General Averege.

Jenis –jenis kerugian yang termasuk kedalam kategori General


Averege telah diatur dalam KUHD pasal 669.

Persyaratan kerugian dapat dikatakan GENERAL AVERAGE


1. Timbulnya sebuah bahaya
2. Bahayanya dapat mengancam semua pihak
3. Pengorbanan harus dapat dipertanggung jawabkan dan wajar
4. Pengorbanan dilakukan untuk kepentingan semua pihak
5. Haruslah berhasil atas usaha penyelamatan yang sudah
dilakukan dengan adanya pengorbanan atau pengeluaran biaya.
6. Kerugian haruslah akibat langsung dari tindakan general average
KONTRIBUSI GENERAL AVERAGE

semua kepentingan yang selamat pada dasarnya wajib membayar


kontribusi dari adanya tindakan General Average untuk kerugian
yang terjadi dalam general average.dan pihak – pihak yang wajib
untuk membayar kontribusi diantara lain :

1. Pemilik Kapal
2. Pemilik Barang/cargo yang diatas kapal pada saat kejadian.
3. Freight (uang tambang) yang akan diterima

Sedangkan kepentingan yang tidak turut membayar kontribusi


antara lain :
1. Barang pribadi penumpang yang tidak tercacat dalam Bill of
Lading Pelayaran
2. Barang pribadi dari anak Crew kapal ( ABK dll )
3. Jiwa Manusia
4. Benda – benda pos yang diangkut oleh kapal bersangkutan

3. Collision Liability
Kerugian yang diakibatkan oleh tabrakan kapal dalam jaminan I.C.C
A. I.C.C B maupun C didalam point. 3 RISK COVERED Both to Blame
Collison Clause yang berbunyi dan dapat diartikan Asuransi ini
mengganti kerugian pada tertanggung atas bagian barang
tanggungan dibawah kontrak pengangkutan dengan klausula
“tabrakan dimana kedua pihak bersalah” dalam hubungan dengan
kerugian yang ditemukan kembali seperti tersebut didalam klausula
ini.
Dalam hal terjadinya klaim oleh pemilik kapal dalam klausula ini
tertanggung setuju untuk memberitahukan perusahaan asuransi
yang akan mempunyai hak atas biaya mereka sendiri dan membela
kepentingan tertanggung mengenai klaim.

PROSEDUR KLAIM

1. Dokumen Pendukung Klaim


Dalam hal tejadi kerugian maka tertanggung harus
menyampaikan dokumen – dokumen pendukung yang dijadikan
dasar pembuktian atas klaim yang terjadi maupun tentang syarat-
syarat yang terkait dalam pengangkutan.

Adapun dokumen – dokumen yang harus dilengkapi sebagai


pendukung dalam klaim asuransi pengangkutan antara lain :
a. Invoice / Faktur
b. Packing List
c. Bill Of Lading
dokumen pengangkutan barang yang di dalamnya memuat
informasi lengkap mengenai nama pengirim, nama kapal, data
muatan, pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar, rincian freight
dan cara pembayarannya, nama pemilik barang atau pemesan,
serta No. BL sebagai ID pengirimannya.

d. Surat Jalan
dokumen pengangkutan barang yang di dalamnya memuat
informasi lengkap mengenai nama pengirim, nama alat angkut
darat ( No. Pol ), data muatan pada pengangkutan darat.

e. AWB ( Air Way Bill )


dokumen pengangkutan barang yang di dalamnya memuat
informasi lengkap mengenai nama pengirim, nama atau tipe
pesawat, data muatan serta No. AWB sebagai ID pengiriman pada
pengangkutan melalui udara.

f. L/C ( Letter of Credit )


Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau
LOC, adalah sebuah mekanisme pembayaran internasional yang
memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu
berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirim
biasanya melalui bank yang ditunjuk sebagai penjamin atas
perjanjian yang sebelumnya sudah disepakati antara ekportir dan
importir.

g. Original Polis
Adalah dokumen perjanjian antara pemilik barang dengan pihak
asuransi terkait jaminan barang – barang yang mengalami
kerugian atau kerusakan.

h. Surat tuntutan Klaim dari tertanggung


Berisi pemberitahuan tertanggung bahwa terjadi kerugian atau
kerusakan terhadap kepentingan barang yang diasuransikan.

2. Penunjukan Surveyor / Loss Adjuster


Apabila kerugian atau kerusakan nilainya cukup besar dan
dianggap rumit, maka dalam proses klaim penanggung akan
menugaskan atau loss adjuster untuk melakukan survey dan
analisa atas klaim yang terjadi.

3. Validasi Klaim
Berdasarkan hasil analisa surveyor / loss adjuster yang ditunjuk
oleh penanggung terhadap dokumen pendukung klaim dan
laporan hasil survey kejadian.
- Klaim dinyatakan valid apabila dokumen pendukung lengkap
dan kebenaran kejadian sesuai dengan yang dijamin didalam
polis dan telah memenuhi syarat – syarat pertanggungan.
- Apabila kliam tidak valid maka tuntutan ditolak dan tidak
dapat diproses / Unclaimable

Anda mungkin juga menyukai