1. TUJUAN
Untuk menjamin bahwa setiap personil di kapal harus mengetahui tindakan apa yang perlu
dilakukan dalam melaksanakan kesiapsiagaan dalam pencegahan dan penanganan
persebaran COVID-19 khususnya di kapal guna menyelamatkan kapal, awak kapal,
rauatan dan lingkungan.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku bagi semua personil di kapal dan pada saat kapal berada dilaut
maupun di dermaga.
Pedoman ini disusun berdasarkan rekomendasi WHO sehubungan dengan adanya kasus
COVID-19 yang bermula dari Wuhan, China hingga berkembang ke seluruh dunia.
Pedoman ini diadopsi dari pedoman sementara WHO serta akan diperbaharui sesuai
dengan perkembangan kondisi terkini.
3. KEBIJAKAN PERUSAHAAN
Sehubungan dengan lonjakan penyebaran Virus Corona, COVID-19 di Indonesia yang
semakin meluas maka PT. Bahari Nusantara menghimbau kepada seluruh armada agar:
1. Nahkoda melakukan monitoring ketat dan melarang awak kapal untuk meninggalkan
kapal saat kapal berada di terminal maupun berada di tempat labuh.
2. Dalam kondisi darurat dan awak kapal harus turun ke darat maka wajib mendapatkan
persetujuan Nahkoda atau DP A perusahaan serta terminal setempat, dan aktifitas
selama berada di darat harus dibatasi sedemikian rupa untuk menghindari keramaian.
3. Penjagaan Gangway bagi semua visitor termasuk anak buah kapal yang baru join atau
naik ke kapal wajib melaksanakan pemeriksaan menggunakan thermometer infra red,
bagi visitor dengan suhu badan melebihi 37°C tidak diperkenankan naik ke kapal serta
melapor kepada terminal setempat untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan di darat.
4. Menyediakan hand sanitizer atau sabun di area gangway, semua personil yang
diijinkan naik ke kapal agar mencuci tangan, untuk sementara waktu hindari kontak
melalui salaman atau sentuhan fisik lainnya.
5. Pemenuhan kebutuhan bahan makanan dan kebutuhan operasional lainnya agar
dikonsumsikan oleh orang yang berkompeten dengan kapal PT. Bahari Nusantara atau
Agen untuk di suplay ke kapal sehingga abk tidak perlu turun meninggalkan kapal.
6. Melaksanakan pemeriksaan rutin suhu tubuh semua awak kapak minimal sekali setiap
hari dan melapor ke management darat serta terminal bila ditemukan indikasi demam
untuk dilakukan pemeriksaan lanjut.
7. Bagi awak kapal yang meiliki gejala demam disertai batuk atau sesak napas, wajib
menggunakan masker dan membatasi interaksi jarak dekat dengan abk lain sambil
menunggupemeriksaan lanjutan saat kapal tiba di pelabuhan tujuan.
PT. Bahari Nusantara
8 COPY TERKENDALI Dilarang mengcopy/menyebarluaskan tanpa izin Direktur
N
8. Agar seluruh awak kapal menjaga kebersihan diri setiap selesai melaksanakan kegiatan
operasional diatas kapal.
4. TANGGUNG JAWAB
Nakhoda merupakan pimpinan tertinggi diatas kapal pada saat setiap keadaan darurat dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan prosedur yang ada guna menjamin keselamatan
dari kapal, awak kapal, muatan dan lingkungan.
Nakhoda wajib melakukan pemeriksaan rutin harian terhadap kondisi kesehatan seluruh
awak kapal, diantaranya pemeriksaan suhu tubuh, ada atau tidaknya gejala batuk, nyeri
dada, ISP A, serta keluhan lainnya. Hasil pemeriksaan rutin harian tersebut agar dicatatkan
dalam logbook kesehatan kapal, dan melaporkannya ke Operasi Marine dan/atau agen
setempat ketika kapal berada di jetty.
Logbook ini diperlukan untuk memonitor kondisi kesehatan awak kapal pada saat kapal
berlayar sehingga Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dapat mengeluarkan surat rujukan
ke rumah sakit setempat apabila terdapat awak kapal dalam kondisi sakit pada saat kapal
berada di jetty/anchorage. Sebagai informasi, terdapat case dimana terdapat awak kapal
yang sakit (tidak memiliki gejala COVID-19) dan memerlukan pemeriksaan/pengobatan di
rumah sakit namun ditolak oleh pihak rumah sakit dikarenakan awak kapal yang sakit
tersebut tidak memiliki surat rujukan dari KKP setempat.
Apabila terdapat awak kapal yang sakit agar dapat melaporkan ke pihak Operasi Marine
dan/atau agen setempat sebelum kapal tiba agar dapat dilaporkan ke KKP setempat untuk
mendapatka pemeriksaan awal oleh pihak KKP dan mendapatkan surat rujukan ke rumah
sakit setempat (clearance untuk keperuan administrasi rumah sakit).
5. PROSEDUR OPERASIONAL
Berdasarkan bukti yang ada, penyebaran COVID-19 dari manusia ke manusia dapat terjadi
terutama melalui kontak dekat dan droplet atau tetesan dari seseorang yang telah terinfeksi
COVID-19, misalnya, batuk dan bersin, yang terpercik di benda dan permukaan di sekitar
orang tersebut bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi
adalah mereka yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 dengan menyentuh
benda-benda atau permukaan yang kemudian menyentuh mata, hidung atau mulutnya.
Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan pelayanan kesehatan yang
diperlakukan saat ini.
Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif meliputi:
• Melakukan kebersihan tangan dengan mencuci tangan sesering mungkin
menggunakan sabun atau hand sanitizer jika tangan tidak terlihat kotor.
• Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut.
• Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut degan lengan atas
bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah.
• Pakailah masker medis jika memiliki gejala pemapasan dan melakukan kebersihan
tangan setelah membuang masker.
• Menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala gangguan
pemapasan.
PT.BAHARI NUSANTARA BN-363
Revisi o PROSEDUR MANAJEMEN KESELAMATAN KAPAL UNTUK
MENCEGAH PENYEBARAN VIRUS CORONA, COVID-19 Hal. 4/6
01-04-2020
• Melakukan pembersihan, sterilisasi dan pemberian disinfektan pada area-area yang
berpotensi terkontaminasi COVID-19 pada awak kapal yang lainnya. Termasuk
membersihkan permukaan-permukaan lingkungan dengan air dan deterjen serta
memakai disinfektan yang biasa digunakan (seperti hipoklorit 0,5% atau etanol 70%)
merupakan prosedur yang efektif dan memadai.
COPYTERKENDALI
Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam
ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam
pengawasan, probabel atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan
hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Kontak erat dikategorikan menjadi 2,
yaitu:
1. Kontak erat risiko rendah
Bila kontak dengan kasus pasien dalam pengawasan.
2. Kontak erat resiko tinggi
Bila kontak dengan kasus konfirmasi atau probabel.
8. LAMPIRAN :
PT. BAHARI NUSANTARA BN-363-1
Revisi o FORM NOTIFIKAS1 PELAKU PERJALANAN DARI PELABUHAN TERJANGKIT Hal. 1 / 1
01-04-2020
FORMULIR NOTIF1KASI
PELAKU PERJALANAN DARI PELABUHAN TERJANGKIT
Kantor Kesehatan Pelabuhan
Tanggal
Diketahui
Dibuat oleh,
PT. Bahari Nusantara
( ) ( )
Dikrang mengcapv/menyebarluaskan tanpa izin Direktur
BN COPYTERKENDALI